I. PENDAHULUAN
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata untuk mengevaluasi pembinaan konselor
dengan mengikut sertakan remaja sebagai salah satu syarat keberhasilan PKPR. Dengan
mengevaluasi pembinaan konselor sebaya ini maka remaja yang telah menjadi kader kesehatan
remaja yang lazim disebut pendidik sebaya, beberapa keuntungan diperoleh yaitu pendidik
sebaya ini akan berperan sebagai agen pengubah sebayanya untuk berperilaku sehat, sebagai
agen promotor keberadaan PKPR, dan sebagai kelompok yang siap membantu dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya yang berminat, berbakat dan
sering menjadi tempat “curhat” bagi teman yang membutuhkannya dapat diberikan pelatihan
Remaja umur 15-19 tahun lebih suka berdikusi/ curhat mengenai masalah kesehatan
reproduksi kepada teman sebayanya, seperti yang ditunjukkan SDKI 2012, dimana sebesar
57,1% laki-laki dan 57,6% perempuan berdikusi/ curhat mengenai kesehatan reproduksi dengan
temannya. Sementara itu, remaja umur 15-19 tahun menyukai bila sumber informasi kesehatan
reproduksinya diperolah dari teman sebaya ( 33,3% laki-laki dan 19,9% perempuan ), guru
( 29,6% laki-laki dan 31,2% perempuan ), ibu ( 12,7% laki-laki dan 40% perempuan ), dan
Tujuan Umum :
konselor sebaya.
Tujuan Khusus :
Kegiatan pokok : Pembinaan konselor remajadi tingkat SLTP dan SLTA di wilayah
Rincian kegiatan :
VI. SASARAN.
Petugas membuat pencatatan, pelaporan, dan evaluasi hasil kegiatan yang disampaikan
kepada atasan sebagai pertanggungjawaban, yang kemudian akan dimonitoring oleh atasan
anak, dan tidak tabu dalam memberikan edukasi tentang sex pada anak karena hal
ini akan berakibat para remaja akan mencari informasi dari luar yang belum tentu
kebenarannya sehingga membuat para remaja salah mengerti tentang sex yang sehat
X. SUMBER DANA.
Biaya yang digunakan bersumber dari DAK Non Fisik 2018 dan BOK 2018.