Anda di halaman 1dari 36

Oleh : drg.Supriady.

Standar Pencegahan & Pengendalian Infeksi


Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Proses penghancuran semua
Sterilisasi mikroorganisme termasuk spora melalui
cara fisika atau kimia

Kondisi bebas dari semua mikroorganisme


Steril termasuk spora melalui cara fisika atau
kimia

Menghilangkan MO patogen dan kotoran


Dekontaminasi dari suatu benda sehingga aman untuk
pengelolaan selanjutnya

Proses inaktivasi mikroorganisme melalui


Desinfeksi
sistem thermal (panas) atau kimia

Desinfektan yang digunakan pada


Antiseptik permukaan kulit dan membran mukosa
utk menurunkan jumlah mikroorgasnisme
Alat Pelindung Diri (APD)

Alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dan mulut


dari luka atau penyakit yg diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya ditempat kerja, baik yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik
dan lainnya
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Kacamata pelindung
4. Baju Pelindung
• Penularan penyakit infeksi yang terjadi
dari pasien ke operator atau
Infeksi sebaliknya, perpindahan
mikroorganisme juga dapat berpindah
dari alat ke pasien, dari alat ke
Silang operator ataupun sebaliknya.
demikianlah infeksi itu berpindah dari
host yang terjangkit ke host yang
rentan

• Infeksi silang yang terjadi di


fasilitas kesehatan, yaitu
Infeksi Puskesmas / Rumah Sakit /
Klinik
Nosokomial
SIKLUS PENULARAN PENYAKIT

Jalan
masuk

Bentuk
Host rentan
Penyebaran Agen Infeksi
(bakteri, virus,Jamur)

Jalan keluar Reservoir


PENYAKIT YANG BERESIKO
PENULARAN DI POLI GIGI
• HIV / AIDS
• HEPATITIS
• TB PARU
• HERPES
• SARS
• FLU BURUNG
• FLU BABI
Problem ODHA dalam praktek
kedokteran gigi
CARA PENULARAN
 Penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak
steril
 Pemakaian Alat Tusuk yang
tidak steril dan tercemar
virus HIV untuk menembus
kulit
 Melakukan hubungan seks
yang tidak aman
 Tranfusi darah
 Ibu yang mengidap HIV
menularkan kepada anaknya
melalui persalinan dan ASI
Proses perjalanan Virus
Melakukan kekebalan
kekebalan tubuh dan sel darah putih dirusak perlahan-lahan, tanpa
Tindakan mulai tampak kekebalan
ada gejala berarti. Orang tetap tampak sehat
beresiko rusak rusak penuh
3 bulan 6 bulan 3-8 tahun

ANTIBODI KELUAR

TAK BERGEJALA

GEJALA AWAL

AIDS PENUH
PEMASTIAN
HIV MASUK

Gejala-gejala yang menunjukkan


MASA bahwa kekebalan tubuh sudah rusak, mis.
JENDELA TBC, infeksi jamur di mulut, kanker kulit
Kalau ditest hasil test darah Kaposi Sarkoma, radang paru PCP,
masih bisa negatif pembengkakan kelenjar getah bening,
berat badan tubuh turun > 10 kg, diare,
Infeksi otak, herpes, dll.
Perkembangan dari HIV
menjadi AIDS
TERINFEKSI

PERIODE PERIODE
JENDELA HIV
AIDS

3 – 6 Bulan 5 -10 Tahun 1 - 2Tahun


A. Besar
9 Orang
Pidie DAERAH TEMUAN KASUS ACEH
9 org
Pidie 20 KAB/KOTA PER Maret 2012
Jaya
Sabang 4 org
2 Org Bireuen Lsmw Aceh Utara
5 Org 6 org 12 org
A. Timur Langsa
8 org 10 org

Banda Aceh
5 Org

Aceh Jaya A. Tamiang


1 Org 11 org

A. Barat ABDYA
3 org A. Tengah 1 org
3 org

A. Tenggara
10 org

Bener Meriah Gayo Lues


3 orang 2 orang

Simeulue A. Selatan
6 org 2 org
Silahkan cek data masing2
• HEPATITIS
• TB PARU
• HERPES
• SARS
• FLU BURUNG
• FLU BABI
4 model penyebaran infeksi silang
dari satu orang ke orang yg lain
1. Penularan melalui kontak langsung dengan
mikroorganisme pada sumber infeksi, contoh mulut
pasien.
2. Penularan melalui kontak tidak langsung dengan
permukaan benda mati, misalnya instrumen, alat
dan permukaan terkontaminasi.
3. Penularan melalui droplet yaitu percikan saliva yang
mengandung mikroorganisme.
4. Penularan melalui udara yang terkontaminasi
mikroorganisme, misalnya aerosol.
Kontaminasi silang yang kemungkinan dapat terjadi
di tempat pelayanan kesehatan gigi

1. Pasien ke tenaga pelayanan kesehatan gigi


• Infeksi ini dapat berasal dari penularan melalui kontak
langsung, tidak langsung, penyebaran droplet dan melalui
udara yang terkontaminasi mikroorganisme.
2. Tenaga pelayanan kesehatan gigi ke pasien
• Infeksi dapat berasal dari tenaga pelayanan kesehatan gigi
yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
3. Pasien ke pasien
• Infeksi dapat berasal dari kontak tidak langsung pada
peralatan kedokteran gigi yang tidak dilakukan sterilisasi
dengan sempurna dan permukaan peralatan dental unit yang
terkontaminasi yang paling sering di sentuh tenaga pelayanan
kesehatan gigi.
Kontaminasi silang yang kemungkinan dapat terjadi
di tempat pelayanan kesehatan gigi

4. Tempat pelayanan kesehatan gigi ke komunitas masyarakat,


termasuk didalamnya keluarga dari tenaga pelayanan
kesehatan gigi.
• Infeksi dapat berasal dari kontak tidak langsung karena tidak
menggunakan APD misalnya melalui baju, handphone, dll
yang terkontaminasi.
• Limbah medis (cair dan padat) yang tidak dikelola sesuai
aturan yang benar, untuk itu perlu memiliki instalasi
pengelolaan limbah medis.
5. Komunitas ke Pasien
• Infeksi dapat berasal dari sumber air yang digunakan di
tempat pelayanan kesehatan gigi.
Tata Laksana Penanganan Pasien
a) Berkumur antiseptik sebelum diperiksa.
b) Pemberian antiseptik pada daerah operasi untuk tindakan
invasif.
c) Penggunaan suction sekali pakai yang berdaya hisap tinggi
d) Penggunaan gelas kumur disposable (sekali pakai).
e) Jumlah alat diagnosa set yang tersedia minimal ½ jumlah rata-
rata jumlah kunjungan pasien per hari.
f) Perjelas area yang dikhususkan bagi bahan dan alat yang telah
disterilkan dari bahan dan alat yang belum dibersihkan.
Tata Laksana Penanganan Pasien

g) Buat SOP untuk pemrosesan instrumen: mulai dari penerimaan instrumen


terkontaminasi, pembersihan, sterilisasi/disinfeksi tingkat tinggi dan
penyimpanan,
h) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk perawatan sebelum
memulai suatu perawatan.
i) Penempatan posisi pasien dengan benar sehingga memudahkan kerja
operator dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja.
j) Dianjurkan pemakaian isolator karet (rubberdam) untuk mencegah
terjadinya percikan dari mulut pasien dan mereduksi kontak yang tidak
perlu antara tangan dan mukosa pasien.
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Terhadap
Tenaga Pelayanan Kesehatan Gigi

1.Vaksinasi/Imunisasi
2.Kebersihan tangan
3.Alat Pelindung Diri
4.Pencegahan Kecelakaan Kerja
PENANGANAN INSTRUMEN DAN ALAT
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI

1. Pembatasan Kontaminasi :
– Peralatan kritis
– Peralatan semi kritis
– Peralatan non kritis
2. Penentuan zona
3. Pembersihan instrumen
4. Dekontaminasi
5. Sterilisasi
6. Disinfeksi Tingkat Tinggi
7. Penatalaksanaan Dental Unit
Pembatasan Kontaminasi

semua instrumen bedah, periodontal scaller,


Peralatan scalpel, bur diamond,
kritis bur tulang, dll.

instrumen
Peralatan
diagnosa, kondensor, sendok cetak,
semi kritis handpiece dll

Peralatan tensimeter, occipital calipers, radiograph


non kritis cone dll
Penentuan zona
Pembersihan instrumen
• Seluruh instrumen yang digunakan dalam proses perawatan harus
dibersihkan/digosok menggunakan sabun dan air.
• Larutan deterjen harus disiapkan setiap hari, dan diganti lebih sering jika
nampak kotor.
• Operator harus selalu menggunakan sarung tangan khusus , celemek
masker dan kacamata ketika membersihkan instrumen.
• Gunakan selalu sikat yang berbulu lunak untuk menggosok instrumen dan
alat lainnya untuk menghilangkan seluruh materi organik (darah dan
saliva) dan kotoran lainnya.
• Dilakukan dibawah permukaan air untuk menghindari terjadi cipratan.
• Penanganan bagi alat-alat yang memiliki engsel (misalnya forceps) dan
lekukan (misalnya bone file) harus ditangani secara khusus.
• Setelah dibersihkan, dikeringkan dengan handuk bersih.
Dekontaminasi

• Dekontaminasi dilakukan dengan


menggunakan bahan disinfektan.
• Salah satu yang biasa dipakai terutama di
negara berkembang seperti Indonesia adalah
larutan klorin 0,5% (untuk instrumen).
• Larutan klorin bersifat sangat korosif terhadap
logam, sehingga konsentrasi dan waktu yang
dianjurkan selama 10 menit harus ditaati
secara ketat.
Cara Membuat Larutan Klorin 0.5%
Sterilisasi

• Apabila menggunakan panci tekan, instrumen diletakkan pada wadah di


atas permukaan air. Pertahankan temperatur sampai 121°C (250°F)
dengan tekanan 15 pound selama 20 menit untuk instrumen yang tidak
dibungkus dan 30 menit untuk instrumen yang dibungkus.
• Bila menggunakan autoklaf digunakan temperature 121°C, tekanan 15psi
(pressure per square inch) selama 30 menit.
• Metode sterilisasi panas kering dilakukan dengan menggunakan oven
dengan panas yang tinggi,adapun temperatur dan waktunya adalah sesuai
petunjuk pabrik.
Panci Tekan

Autoklaf
Tempat-tempat yang harus mendapat
perhatian pada dental unit:

a) Meja instrument, harus bersih dan diulas dengan alkohol 70%


b) Handpiece harus bersih dan diberi pelumas sesudah
digunakan
c) Three way syringe
d) Penghisap saliva.
e) Penghisap darah (vacuum tip)
f) Spittoon cuspidor bowl
Spittoon bowl, disiram dengan lisol kemudian disiram dengan air
bersih lalu disikat dengan deterjen dan dibilas kembali.
g) Pegangan lampu harus bersih dan diulas dengan alkohol 70%
Pada dental chair :

a) Sandaran kepala/head rest bersih.


b) Sandaran tangan/arm rest bersih.
c) Tempat duduk bersih.
d) Tempat menaruh kaki/foot rest bersih.
Apabila akan melakukan tindakan :

1) Lapisi dengan plastik (wrapping)


(a) Engsel-engsel di dental unit
(b) Pegangan lampu
(c) Meja
(d) Pegangan kursi
(e) Sandaran kepala
2) Desinfeksi permukaan: siapkan larutan klorin 0,05%,
semprotkan kesemua permukaan, tunggu sampai 10 menit.
3) Lap dengan handuk kering.
Sterilisasi Di RS, Puskesmas
dan Praktik Swasta
a) Dekontaminasi: perendaman alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
b) Pencucian dengan menyikat alat di dalam baskom (alat terendam dalam
air).
c) Dibilas dengan air mengalir.
d) Disterilkan dan didesinfeksi, dengan cara salah satu dibawah ini:
1. Direbus, yaitu mensterilkan alat dalam air mendidih selama 15 sampai
20 menit, misalnya alat dari logam, kaca.
2. Dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ºC
3. Dengan panas kering pada suhu 180ºC selama 1 jam atau 160ºC
selama 2 jam
4. Disinfeksi dengan bahan kimia (misalnya larutan klorin 0,5%) untuk
bahan yang cepat rusak bila terkena panas misalnya sarung tangan
karet (utility gloves).
e) Disimpan di bak instrumen tertutup
Cara sterilisasi di UKGS/lapangan :

a) Dekontaminasi: perendaman alat bekas pakai dalam


larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
b) Pencucian: dengan menyikat alat di dalam baskom
(alat terendam dalam air).
c) Dibilas dengan air mengalir.
d) Disterilkan menggunakan panci tekan dan sejumlah
alat (non kritis) didisinfeksi dengan alkohol 70%.
e) Disimpan di bak instrumen tertutup.
Penyimpanan alat
saat melakukan UKGS

Wadah-wadah dalam
upaya pengendalian
infeksi di UKGS
STERILISASI HANDPIECE

1. Setelah perawatan pasien jangan lepaskan


handpiece dari tempatnya. Bersihkan handpiece dari
semua kotoran yang terlihat. Putar handpiece
selama 20-30 detik untuk membersihkan saluran
airnya. Arahkan handpiece ke dalam wadah atau
bahan yang dapat menyerap air.
2. Lepaskan handpiece dari kabelnya dan bersihkan
permukaan luar secara menyeluruh dengan air atau
desinfektan, bilas dan keringkan. Jangan direndam
kecuali yang direkomendasikan oleh pabrik.
3. Bersihkan/semprotkan pelumas ke dalam handpiece
sesuai rekomendasi pabrik.
STERILISASI HANDPIECE

4. Bersihkan residu pelumas dari permukaan luar. Untuk


handpiece yang menggunakan serat optik, pastikan untuk
tidak meninggalkan residu pelumas pada kontak serat
optiknya. Kemas handpiece menggunakan kantong, tas atau
kontainer.
5. Ikuti petunjuk pabrik untuk sterilisasinya.
6. Jika petunjuk pabrik mengharuskan pemberian pelumas
setelah sterilisasi maka tangani handpiece secara aseptik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai