Anda di halaman 1dari 38

GIZI PADA USIA SEKOLAH DAN REMAJA

ERLINDAWATI, SKM, MPHM


SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI
DINAS KESEHATAN ACEH

DISAMPAIKAN PADA:
ORIENTASI UKS PKPR TK. PROVINSI
BANDA ACEH, 6 NOVEMBER 2018
PARADIGMA PERBAIKAN GIZI
• Masalah gizi adalah MASALAH KEADILAN
karena merupakan dampak dari kegagalan
seseorang / negara untuk memenuhi haknya /
warga;
• perubahan cara pandang dari upaya untuk
menangani anak-anak kelaparan menjadi
pembangunan ekonomi dengan fokus pada
pemenuhan hak azasi manusia dan keadilan;
• transformasi pendekatan penanganan
masalah gizi yang semula dilakukan oleh
masing-masing pemangku kepentingan
berubah menjadi pendekatan yang
memungkinkan para pemangku kepentingan
untuk bekerja bersama melalui platform multi
stakeholders dengan menggunakan prinsip-
prinsip kerja yang transparan,
• perhatian pada upaya kedepan, yaitu
penanganan gizi untuk pertumbuhan
ekonomi. 3
MASALAH GIZI PADA SIKLUS KEHIDUPAN
Tumbuh
kembang otak Risiko PTM
AKB terhambat Kualitas
Hidup ??
Meninggal

Kejar Tumbuh
BBLR tak adekuat

BALITA KEP
Gizi janin tak (PENDEK)
optimal

WUS RISIKO KEK

GANGGUAN
PERTUMBUHAN
AUS dan REMAJA
BUMIL KEK penyakit

Risti
Asupan gizi, USIA PRODUKTIF

USIA LANJUT
AKI
INDIKATOR KESEHATAN USIA SEKOLAH
DAN REMAJA
TARGET
DOKUMEN INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
Perpres no 2/ Persentase Puskesmas yang melaksanakan 30% 40% 50% 55% 60%
2015 penjaringan kesehatan untuk peserta didik
RPJMN 2015-2019 kelas I, VII, dan X
Kepmenkes No. Persentase Puskesmas yang melaksanakan 50% 55% 60% 65% 70%
HK.02.02/Menkes/ penjaringan kesehatan untuk peserta didik
52/2015 Renstra kelas I
Kemenkes 2015- Persentase Puskesmas yang melaksanakan 30% 40% 50% 55% 60%
2019 penjaringan kesehatan untuk peserta didik
kelas VII, dan X
Persentase Puskesmas yang 25% 30% 35% 40% 45%
menyelenggarakan kegiatan kesehatan
remaja
Persentase remaja puteri yang mendapat 10% 15% 20% 25% 30%
Tablet Tambah Darah (TTD)
Menurunnya prevalensi merokok pada pada 5,4%
usia ≤ 18 tahun
Permenkes No. Persentase Peserta Didik kelas I dan VII 100%
43/2016 tentang Mendapatkan penjaringan kesehatan
SPM Kesehatan 5
Masalah pada Usia Sekolah dan Remaja
Masalah Gizi Usia Sekolah dan Remaja
SEPULUH FAKTOR RESIKO TERTINGGI
Sepuluh Faktor Resiko Utama dengan Beban yang
8
DALYs share
ditimbulkan
Pola makanan yang tidak baik/beresiko 10.7%
Tekanan darah tinggi 10.0%
Merokok 8.3%
Pencemaran udara dalam rumah tangga 5.9%
Kadar Glukosa Darah Puasa tinggi 4.7%
Aktifitas fisik yang tidak memadai 3.1%
Pekerjaan yang beresiko tinggi 2.9%
Index massa tubuh 2.8%
Kekurangan zat besi 2.4%
Penyalah gunaan obat 2.1%
Sumber International Health Metric Evaluation, 2010
PERILAKU MAKAN ANAK
• Tidak sarapan pagi
• Makan tidak teratur

• Senang jajan

• Memilih makanan tertentu berdasarkan kesukaan dan “trend”


 tidak beragam

• Menghindari makanan tertentu  body image


Proporsi Frekuensi Konsumsi Produk Mie
pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

39.6 39.3
≥ 1 kali per
35.6
34.5 hari
3 - 6 kali per
minggu
1 - 2 kali per
minggu
15.4 15
< 3 kali per
9.1
bulan
1 dari 10 penduduk 7.9
Indonesia makan Tidak Pernah
produk mie ≥ 1 kali 1.6 2
dalam sehari
10 - 14 tahun 15 - 19 tahun

Riskesdas, 2013
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH
Proporsi (%) faktor risiko perilaku PTM pada Prevalensi Kurang Makan buah dan sayur
anak sekolah usia 13-15 tahun di Indonesia berdasarkan kelompok umur
120
95.5
Laki-laki 95.3
Perempuan
100 95.7 95.8
95
94.7
80
94.5

60
51 49.6 94
93.8
93.7
93.6
40 93.5
93.5 93.4
93.3

20
93

1.3 0.3
0
Kurang konsumsi kurang aktifitas fisik konsumsi minuman 92.5
sayur dan buah beralkohol

92
10-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75+
Riskesdas 2007
Besaran Masalah Anemia Pada Perempuan
BBLR
Pengetahuan <2500 gr : 7,3% Stunting : 37,2 %
Gizi <48 cm : 20,2 % Wasting : 12,1 %
Gizi kurang : 19,6%

Memilih
Pendidikan
Mengolah
Menyajikan
Anemia pada remaja :
Anemia pada bumil :
26,4 % (usia 5-14 thn)
37,1 %
18,4% (usia 15-24 thn)

Sumber : SDKI,2012 dan Riskesdas 2013


Prevalensi Stunting Berdasarkan Umur Menikah

50.0

45.0 42.8

40.0 38.1
34.5
35.0
Prevalence of stunting (%)

30.0

25.0

20.0

15.0

10.0

5.0

0.0
15 - 19 tahun 20 - 24 tahun 25 - 29 tahun
Age of first marriage

Sumber Data : Riskesdas 2010


ANEMIA

Merupakan suatu kondisi tubuh dimana kadar


hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari
normal (WHO, 2011).
DAMPAK ANEMIA

KELOMPOK REMAJA DAN WUS


1. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga
mudah terkena infeksi
2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan
berpikir karena kurangnya oksigen ke sel
otot dan sel otak.
3. Menurunnya prestasi belajar dan
produktivitas kerja/kinerja.
4. Dampak anemia pada rematri dan WUS
akan terbawa hingga dia menjadi ibu
hamil anemia
IBU HAMIL DENGAN ANEMIA BERAT BERISIKO
• Mengalami keguguran, perdarahan pada saat persalinan bahkan
kematian
• Melahirkan bayi dengan berat badan rendah maupun lahir prematur
• Sesuai rekomendasi WHO tahun 2011, upaya penanggulangan
anemia pada rematri dan WUS difokuskan pada kegiatan promosi
dan pencegahan, yaitu peningkatan konsumsi makanan kaya zat
besi, suplementasi TTD, serta peningkatan fortifikasi bahan pangan
dengan zat besi dan asam folat.
Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri

Kegiatan : Dilaksanakan
Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri 12-18 tahun minimal 1x
(SMP/MTs dan SMA/SMK/MA) untuk pencegahan anemia seminggu

Sekolah/Madrasah Wali kelas/guru Wali Kelas/Guru mencatat


Sekolah Wali kelas/Guru
menentukan jadwal melaksanakan peserta didik putri yang
menginformasika berpesan agar peserta
pelaksanaan pemberian tablet tidak hadir/masuk, dan
n kegiatan pada didik mengkonsumsi
pemberian TTD tambah darah bagi memberikan TTD tersebut
orang tua/wali makanan bergizi tinggi
(setelah sarapan remaja putri setelah ketika peserta didik
pada saat MOS zat besi dan vitamin C
bersama) sarapan bersama tersebut masuk

Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)


1 tablet/minggu
(SE Nomor HK.03.03/V/0595/2016
ditetapkan tanggal 20 Juni 2016) DICATAT
Spesifikasi Teknis Tablet Tambah Darah
• Setiap tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu
hamil sekurangnya mengandung :
– Zat besi setara dengan 60 mg besi elemental (dalam
bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro
Gluconat); dan
– Asam Folat 0,400 mg.
• Spesifikasi Produk
– warna : Merah tua
– bentuk : Bulat atau lonjong
– Tablet salut gula
• Kemasan
– Sachet, Blister, strip
– Botol dengan dimensi yang proporsional dengan isi tablet.
Hindari mengonsumsi TTD bersamaan
dengan:
 Teh dan kopi  mengandung senyawa fitat dan tanin
yang dapat mengikat zat besi menjadi senyawa yang
kompleks sehingga tidak dapat diserap.
 Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat
menghambat penyerapan zat besi  Susu hewani
umumnya mengandung kalsium dalam jumlah yang
tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat besi
di mukosa usus.
 Obat sakit maag  berfungsi melapisi permukaan
lambung sehingga penyerapan zat besi terhambat.
Penyerapan zat besi akan semakin terhambat jika
menggunakan obat maag yang mengandung kalsium.
KIAT PEMBERIAN TTD PADA REMATRI
• TTD program diberikan kepada rematri usia 12-18 thn
di sekolah dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu
sepanjang tahun.
• PemberianTTD pada rematri di sekolah 
menentukan hari minum TTD bersama setiap
minggunya sesuai kesepakatan di masing-masing
sekolah.
• Saat libur sekolah TTD diberikan sebelum libur sekolah.
• TTD tidak diberikan pada peserta didik perempuan
(rematri) yang menderita penyakit, seperti thalasemia,
hemosiderosis, atau atas indikasi dokter lainnya.
PENCATATAN
• Dilakukan oleh tim pelaksana UKS di sekolah
(guru UKS) sesuai dengan tugas tambahan.
• Pemberian TTD dicatat pada Kartu
Suplementasi Gizi dan Buku Rapor
Kesehatanku.
REMAJA HARUS SADAR TINGGI AKAN BADAN

• Rata-rata tinggi anak Indonesia lebih pendek


dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih pendek
12,5cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8cm pada
perempuan.
• Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek,
diantaranya penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi
kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme
tubuh.
• Pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu
prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama
yaitu menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat,
cerdas, dan berkualitas.
Rata-rata tinggi badan anak umur 5-18
tahun dibanding rujukan WHO

Riskesdas : 2007, 2010, 2013


IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT
BADAN
• Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang
dinyatakan normal, kurus atau gemuk.

• Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus


berikut:

Berat Badan (Kg)


IMT = -------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

25
REMAJA KURUS ATAU KURANG ENERGI
KRONIS (KEK)
• Remaja yang kurus atau kurang energi kronis
disebabkan karena kurang asupan zat gizi, baik
karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial
seperti misalnya penampilan.
• Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko berbagai
penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang
berdampak buruk di kesehatan.
• KEK sebenarnya dapat dicegah dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
MENGUKUR LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)

• Sasaran pengukuran LiLA adalah Wanita Usia Subur (WUS)


umur 15-45 tahun dan ibu hamil.
• Alat: pita LiLA sepanjang 36 cm dengan ketelitian 0,1 cm.
• Berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapun
serta otot lengan tidak tegang.
• Jika seorang lebih banyak beraktivitas dengan tangan kanan
maka yang diukur lengan kiri, dan sebaliknya.
• Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan
responden sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal
bahu dan siku).
• Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
• Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau
longgar.
• Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita
LiLA (ke arah angka yang lebih besar).
KEGEMUKAN ATAU OBESITAS
• Obesitas meningkatkan risiko penyakit tidak
menular seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler,
diabetes mellitus, kanker, osteoporosis dan lain-lain
yang berimplikasi pada penurunan produktifitas dan
usia harapan hidup.
• Pada prinsipnya, obesitas remaja dapat dicegah
dengan mengatur pola dan porsi makan dan minum,
perbanyak konsumsi buah dan sayur, banyak
melakukan aktivitas fisik, hindari stres dan cukup
tidur.
PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CATIN

Anamnesis (wawancara
oleh tenaga kesehatan)
Catin perlu
mendapatkan
pemeriksaan Pemeriksaan fisik
kesehatan untuk (termasuk status gizi)
menentukan status
kesehatan agar dapat
merencanakan dan Pemeriksaan penunjang
mempersiapkan (laboratorium)
kehamilan yang
sehat dan aman.
Status imunisasi Tetanus
Toxoid /TT (status T)
PEMERIKSAAN FISIK (TERMASUK STATUS GIZI)

Berat
Denyut badan
nadi (BB)

Seluruh Frekuensi
tubuh nafas
Pemeriksaan Tanda- Pemeriksaan Tinggi
tanda badan
Fisik anemia Status Gizi (TB)

Suhu Tekanan Lingkar


tubuh darah Lengan
Atas
(LiLA)
PEMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM)

Pemeriksaan dalam kondisi


Pemeriksaan Darah
tertentu/atas saran dokter

• Hemoglobin (Hb) • Gula darah


• Golongan darah • HIV
• IMS (sifilis)
• Hepatitis
• TORCH
• Malaria (daerah endemis)
• Talasemia
• Pemeriksaan lainnya sesuai dengan
indikasi
STATUS IMUNISASI TETANUS TOXOID /TT (STATUS T)

• Catin perempuan perlu mendapat imunisasi TT untuk mencegah dan melindungi thdp
penyakt tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi
ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus.
• Setiap WUS (15-49 tahun) diharapkan sudah mendapat 5 kali imunisasi TT lengkap.
• Jika status TT belum lengkap, maka catin perempuan harus melengkapi status
Imunisasi TT nya di Puskesmas.

Pemberian Interval (selang waktu Tahapan


Imunisasi pemberian minimal) Masa Perlindungan
Status imunisasi TT TT 1 - Langkah awal pembentukan
dapat ditentukan dengan kekebalan tubuh terhadap
melakukan skrining penyakit Tetanus
imunisasi TT pada
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
catin perempuan
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 Tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 > 25 tahun*)
*) Masa perlindungan > 25 tahun: apabila telah mendapatkan imunisasi TT lengkap
mulai dari TT 1 sampai TT 5
PERMENKES NO. 61 TAHUN 2017 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2018
• Dana BOK Puskesmas,
Kabupaten/Kota dan Provinsi
diarahkan untuk
meningkatkan kinerja tenaga
kesehatan dalam upaya
kesehatan masyarakat
melalui kegiatan promotif
dan preventif untuk
mendukung pelayanan
kesehatan di luar gedung
dalam rangka pelaksanaan
Program Indonesia Sehat
dengan pendekatan keluarga
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1. Upaya Kesehatan Ibu
2. Upaya Kesehatan Neonatus dan Bayi
3. Upaya Kesehatan Anak Balita dan Pra Sekolah
4. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
5. Imunisasi
6. Upaya Kesehatan Usia Reproduksi
7. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
8. Upaya Kesehatan Lingkungan
9. Upaya Promosi Kesehatan
10. Upaya Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung (antara lain: TB,
HIV/AIDS, IMS, Hepatitis, Diare, Tipoid, ISPA/Pneumonia, Kusta, Frambusia, dll)
11. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (antara
lain : Malaria, DBD, Chikungunya, Japanese Enchephalitis, Zika, Filariasis,
Schistosomiasis, kecacingan, Rabies, Anthrax, Flu Burung, Leptospirosis, Pes, penyakit
zoonosa lainnya, dll.)
12. Pengendalian Vektor
13. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
14. Surveilans dan Respon KLB
Upaya Kesehatan Anak Usia
Sekolah dan Remaja
JENIS JENIS KEGIATAN
PELAYANAN
Pelayanan 1. Pembinaan usia sekolah, UKS/dokter kecil
kesehatan 2.Penjaringan peserta didik (kelas 1, 7, 10)
anak usia 3.Pemeriksaan berkala peserta didik
sekolah, institusi 4.Pemberian TTD untuk remaja putri
dan non 5.Bulan imunisasi anak sekolah
institusi 6.Pembinaan kesehatan di
panti/LKSA/karang taruna/remaja di
tempat ibadah
TERIMA KASIH

10 Pesan Umum Gizi Seimbang


1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yg mengandung protein tinggi
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yg cukup & pertahankan berat badan normal 38

Anda mungkin juga menyukai