DasarPembebanan PDF
DasarPembebanan PDF
TINJAUAN PUSTAKA
4
AECbytes.com mereview beberapa keunggulan dari Tekla Structures, beberapa
diantanya adalah :
a) Modeling : Tekla structures adalah sebuah software modeling dengan konsep
BIM 3 dimensi dimana seluruh obyek struktur direpresentasikan lengkap dengan
segala informasinya. Modeling dengan banyak jenis profil, bentuk dan sambungan
dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat, menggurangi error.
Icon bar pada Tekla Structures dalam pemodelan struktur baja sebagai berikut:
b) Detailing : Dengan database yang lengkap, sistem interaksi yang muktahir dan
user friendly, Tekla Structures merupakan pemimpin di bidang detailing baja dan
beton. Sambungan dan profil yang paling rumit dapat dibuat dengan mudah dan
cepat sehingga mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat model.
5
Gambar 2.4 Detailing dengan Tekla Structures
6
Gambar 2.6 Drawing dengan Tekla Structures
7
Gambar 2.8 Scheduling dengan Tekla Structures
8
yang terlibat di proyek infrastruktur utama di seluruh dunia. Burns mengatakan
bahwa Tekla Structures menyediakan para Structure Engineer kemampuan untuk
menghasilkan model 3D dengan analisa properties yang komprehensif. Kualitas
pendokumentasiannya pun handal dan mempuyai grade yang tinggi. Penggunaan
data untuk keperluan lebih lanjut mempermudah pembuatan estimasi biaya dan
memfasilitasi scheduling tahapan konstruksi. Manajemen informasi 3D
meningkatkan komunikasi bagi keseluruan tim. Tekla Structures mempercepat
pembuatan shop drawing, meningkatkan ketelitian dalam pengecekan
ketidakserasian dan hasil pada struktur yang lebih solid atau kompleks dengan
permasalahan di lapangan yang lebih sedikit.
2. 5 Pembebanan
Dalam perancangan suatu bangunan tentunya ada umur rencana bangunan,
dimana selama umur rencananya struktur harus dapat menerima berbagai macam
kondisi pembebanan yang mungkin terjadi.
Kesalahan dalam mengaplikasikan dan menganalisi beban menggunakan
software analisa struktur merupakan salat satu penyebab utama kegagalan struktur.
Mengingat hal tersebut, sebelum melakukan analisis dan desain struktur perlu
adanya gambaran yang jelas mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada
struktur beserta karakteristiknya.
Beban – beban yang bekerja pada struktur bangunan dapat berupa
kombinasi dari beberapa beban yang terjadi secara bersamaan. Untuk memastikan
bahwa suatu struktur bangunan dapat bertahan selama umur rencananya, maka
pada proses perancangan dari struktur perlu ditinjau beberapa kombinasi
pembebanan yang mungkin terjadi.
9
2. 5. 1 Beban Statik
Jenis-jenis beban statis menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983 adalah sebagai berikut :
a) Beban Mati (Dead Load / D)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap.
Tabel 2.1 Beban mati pada struktur
10
Beban terbagi rata per m2 bidang datar yang berasal dari beban air hujan
sebesar (40 – 0,8α) kg/m2 α sudut kemiringan atap dalam derajat, dengan
ketentuan bahwa beban tidak perlu diambil lebih besar dari 20kg/m2, dan
tidak perlu ditinjau jika kemiringan atapnya lebih dari 50°
Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau pemadam kebakaran
dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg
2. 5. 2 Beban Dinamik
a) Beban Gempa (Earthquake Load / E)
Beban Gempa adalah beban dinamik dengan arah bolak – balik yang tidak
bersifat terus – menerus bekerja pada struktur bangunan atau dapat dikatakan
merupakan beban sementara yang bekerja pada struktur bangunan. Dalam Tugas
Akhir ini beban gempa akan dianalisis menggunakan analisis respon spektrum
yang datanya terdapat dalam situs puskim.pu.go.id seperti pada Gambar 2. 10 dan
Tabel 2. 3 berikut:
Sumber: Puskim.pu.go.id
Gambar 2.10 Spektra percepatan
11
Tabel 2.3 Desain Spektra Denpasar kelas situs tanah (D)
Sumber: Puskim.pu.go.id
12
pada struktur, tetapi pengaruhnya tetap diperhitungkan dalam analisa. Kombinasi
pembebanan ini disebabkan oleh bekerjanya beban mati, beban hidup dan beban
gempa. Nilai – nilai beban tersebut diatas dikalikan dengan suatu faktor
magnifikasi yang disebut faktor beban, tujuannya agar struktur dan komponennya
memenuhi syarat kekuatan dan layak dipakai terhadap berbagai kombinasi beban.
Faktor beban memberikan nilai kuat perlu bagi perencanaan pembebanan
pada struktur. Nilai faktor beban yang akan digunakan dalam Tugas Akhir
mengacu pada SNI 03 – 1729 – 2002 ( Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung) seperti berikut:
1) 1,4D (2-1)
2) 1,2D + 1,6 L + 0,5 (La atau H) (2-2)
3) 1,2D + 1,6 (La atau H) + ( L γ L atau 0,8W) (2-3)
4) 1,2D + 1,3 W + L γ L + 0,5 (La atau H) (2-4)
5) 1,2D ± 1,0E + L γ L (2-5)
6) 0,9D ± (1,3W atau 1,0E) (2-6)
13
Tabel 2.4 Faktor reduksi kekuatan
2. 6 Analisis Struktur
Analisis struktur yang dimaksud adalah mencari respons struktur terhadap
pembebanan yang diberikan, yaitu berupa momen, gaya geser, gaya aksial atau
gaya-gaya reaksi perletakan, maupun deformasi (lendutan) struktur itu sendiri.
2. 7 Desain Struktur
Desain struktur adalah opsi tambahan (bisa dipakai, bisa juga tidak) yang
dikembangkan untuk mengevaluasi penampang struktur apakah telah memenuhi
syarat-syarat perencanaan terhadap respons struktur tersebut. Opsi tersebut
sebenarnya adalah tambahan saja, bisa juga disebut sebagai post-processing dari
bagian analisis. Karena syarat-syarat perencanaan ditetapkan berdasarkan standar
yang mungkin pada tiap-tiap negara bisa berbeda maka hasilnya tidak universal
seperti halnya analisis struktur. Jadi ketika memakainya perlu dilihat dulu apakah
14
standar yang digunakan pada program tersebut sesuai dengan standar lokal yang
berlaku.
(2-8)
(2-8a)
Keterangan :
Fr = 70 – 100 mPa
3. Penampang Langsing
Untuk pelat sayap yang memenuhi λr ≤ λ, kuat lentur nominal penampang
adalah,
(2-9)
(2-11)
,
2,3 (2-11a)
,
15
3. Bentang Panjang
Untuk komponen struktur yang memenuhi Lr ≤ L , kuat nominal komponen
struktur terhadap lentur adalah
(2-12)
. (2-12a)
dengan,
5 (2-13a)
. .
1,10 / 1,37 (2-14)
atau,
0,6. . (2-14b)
,
dengan,
.
1,10 (2-14c)
16
Kuat Geser Nominal,
, . . .
(2-15a)
atau,
0,6. . (2-15b)
,
dengan,
.
1,5 (2-15c)
. (2-16)
(2-17)
Kc adalah faktor panjang tekuk yang besarnya tercantum pada SNI 03-
1729-2002
17
2. 7. 4 Desain Elemen Struktur Dengan Kombinasi Geser Dan Lentur
0,625 1,375 (2-18)
Ø Ø
1 (2-19)
Ø Ø Ø
Untuk 0,2
Ø
1 (2-20)
Ø Ø Ø
2. 8 Sambungan
Sambungan terdiri dari komponen sambungan (pelat pengisi, pelat buhul,
pelat pendukung, dan pelat penyambung) dan alat pengencang (baut dan las).
Sambungan tipe tumpu adalah sambungan yang dibuat dengan
menggunakan baut yang dikencangkan dengan tangan, atau baut mutu tinggi yang
dikencangkan untuk menimbulkan gaya tarik minimum yang disyaratkan, yang
kuat rencananya disalurkan oleh gaya geser pada baut dan tumpuan pada bagian-
bagian yang disambungkan.
Sambungan tipe friksi adalah sambungan yang dibuat dengan
menggunakan baut mutu tinggi yang dikencangkan untuk menimbulkan tarikan
baut minimum yang disyaratkan sedemikian rupa sehingga gaya-gaya geser
rencana disalurkan melalui jepitan yang bekerja dalam bidang kontak dan gesekan
yang ditimbulkan antara bidang-bidang kontak. Sambungan berdasarkan
komponen penyambungnya dapat diklasifikasikan sebagai sambungan momen,
sambungan geser sederhan, dan sambungan pelat tumpu (base plate)
2. 8. 1 Sambungan Momen
Sambungan momen memindahkan momen yang dibawa oleh sayap-sayap
balok yang didukung kepada komponen struktur pendukung. Sambungan momen
diasumsikan menjadi gaya tarik dan gaya geser sedikit. Berikut jenis sambungan
momen:
18
1. End Plate
Sambungan momen plat ujung (End Plate) terdiri dari plat yang di las pada
ujung balok dan di baut pada saat pengerjaan di lapangan ke kolom. Sambungan
momen plat ujung dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan ujung luarnya yaitu
rata (flush), atau diperluas (extended).
a) Flush End Plate
19
profil yang disambung, baik pada posisi atas, bawah maupun kedua-duanya. Posisi
ini memungkinkan pemasangan baut pada elevasi yang lebih tinggi dari sayap
profil, sehingga lengan gaya dari momen tahanan yang ada bisa lebih besar dari
lengan momen beban pada pelat sayap profil.
Berdasarkan referensi dari penelitian sebelumnya menunjukan sambungan
momen extended end plate mempunyai kinerja yang lebih baik jika dibandingkan
dengan sambungan momen flush end plate, akibatnya secara dimensi dan nilai
ekonomis biasanya sambungan momen extended end plate akan menghasilkan
dimensi dan formasi baut yang lebih ekonomis serta ketebalan pelat ujung yang
dibutuhkan juga lebih tipis jika dibandingkan sambungan momen flush end plate.
Sambungan momen flush end plate juga tidak jarang digunakan jika keadaan
geometri sambungan momen extended end plate menggangu elemen yang lain.
20
2. End Plate
21
juga dengan metode pembuatan quenching-tempering. Baut A325 dan A490 biasa
digunakan untuk semua jenis struktur. Berikut adalah kekuatan baut dari berbagai
gaya yang bekerja pada sambungan:
1. Kuat Tarik Satu Baut
∅ ∅ 0,75 (2-21)
keterangan:
Øf = 0,75
fub : tegangan tarik putus baut
Ab : luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
∅ (2-24)
1 2 2 (2-25)
Keterangan:
n adalah jumlah baut
m adalah jumlah bidang geser
untuk baut mutu tinggi:
f1 = 807 MPa, f2 = 621 MPa,
r2 =1,9 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
r2 =1,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
22
4. Jarak Tepi Minimum
Menurut SNI 03 – 1729 – 2002, jarak tepi minimum sebagai berikut:
23