Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “ Sistem Integumen Kulit” ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong atau
memotivasi pembuatan makalah ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Kiswati, SST, M.KES sebagai dosen pembimbing mata kuliah.

Makalah ini disajikan secara sistematis dan kami sebagai penulis berusaha untuk
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan supaya mudah di mengerti oleh semua
mahasiswi. Selain itu,untuk mempermudah dalam memahami makalah ini disusun atas beberapa
info tambahan dari berbagai buku dan internet.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini,masih jauh
dari sempurna. Oleh karena Itu kami sebagai penulis Mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan laporan ini.Saran dan kritik dari ibu sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jember,1 Agustus 2019

penyusun

1|Page
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................................... 2
Lembar pengesahan .................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 4
Manfaat ......................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Sistem Integumen ...................................................................................................... 6
Komponen Integumen .................................................................................................................. 6
Fungsi Integumen ......................................................................................................................... 7
Lapisan kulit ................................................................................................................................. 8
Warna kulit ................................................................................................................................... 10
Derivat kulit ................................................................................................................................. 11
Peran kulit dalam termoregulasi .................................................................................................. 17
2.8 Sistem Integumen Pada Ibu Hamil..........................................................................................17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................................................................. 20
Saran ............................................................................................................................................ 20
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 21

2|Page
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “ Sistem Integumen Kulit”


yang disusun oleh:

Ajeng Eka Mulyani (P17331181012)


Nur Atikah (P17331181020)
Noura Fakhirah (P17331183042)

Telah diperiksa oleh Dosen Penanggung Jawab dan dinyatakan diterima.

Jember, 1 Agustus 2019

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Kiswati, SST, M.KES

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling
luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung
tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme
serta menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-
merahan atau suhu kulit meningkat.
Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit misanya karna
stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan pada kulit wajah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


2.1. Pengertian Sistem Integumen?
2.2 Bagaimana Komponen integument?
2.3 Apa Fungsi integument?
2.4 Bagaimana Lapisan Kulit?
2.5 Bagaimana Warna kulit ?
2.6 Bagaimana Derivat kulit?
2.7 Bagaimana Peran kulit dalam termoregulasi?
2.8 Sistem Integumen Pada Ibu Hamil

1.3 TUJUAN
2.1. Agar Mahasiswi Mengetahui Pengertian Sistem Integumen
2.2 Agar Mahasiswi Mengetahui Bagaimana Komponen integument
2.3 Agar Mahasiswi Mengetahui Apa Fungsi integument
2.4 Agar Mahasiswi Mengetahui Bagaimana Lapisan Kulit
2.5 Agar Mahasiswi Mengetahui Bagaimana Warna kulit
2.6 Agar Mahasiswi Mengetahui Bagaimana Derivat kulit
4|Page
2.7 Agar Mahasiswi Mengetahui Bagaimana Peran kulit dalam termoregulasi
2.8 Sistem Integumen Pada Ibu Hamil

1. 4 MANFAAT
1.4.1 Bagi pendidikan Kebidanan Kampus 1
Diharapkan hasil makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan khususnya program studi
kebidanan dan menjadi bahan referensi untuk makalah di masa mendatang.

1.4.2 Bagi mahasiswa Kebidanan Kampus 1


Mahasiswa dapat mengskrining secara komprehensif, menditeksi masalah pada dokumentasi
kebidanan dan memberikan pendidikan dokumentasi.

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Integumen


Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir).

 Secara makroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :


1. Epidermis
2. Dermis
3. Lemak subkutan

Epidermis dibagi manjadi 2 lapisan utama :


1. Lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk (Stratum kornrum atau lapisan tanduk)
2. Lapisan dalam (Stratum malfigi)

Asal sel- sel permukaan bertanduk setelah mengalami proses di referensiasi

 Stratum malfigi di bagi menjadi :


1. Lapisan sel basal (Stratum germinativum)
2. Stratum spinosum
3. Stratum granulosum
 Terletak tepat dibawah stratum korneum
 Mempunyai fungsi penting dalam pembentukan ikatan kimia stratum korneum

2.2 . Komponen integument

1. Kulit adalah organ terbesar tubuh, beratnya lebih 4,5 kg dan menuti area seluas 18 kaki
persegi (1,67m) pada laki laki dengan BB 75 kg
a. Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel
b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah, lapisan ini mengikat epidermis
dengan struktur yang ada di bawahnya
2. Kuku jari tangan dan kuku jari kaki, adalah salah satu bentuk spesialisasi kulit yang
hanya di temukan pada manusia dan primate lainnya
3. Rambut adalah spesialisasi kulit yang menjadikarakteristik pada mamalia saja
4. Kelenjar kulit pada manusia meliputi : Kelenjar sabesa, kelenjar keringan dan kelenjar
mamae
6|Page
2.3 Fungsi integument

 Fungsi Utama:
1. Sebagai pelindung (proteksi)
2. Sebagai eksteroreseptor
3. Sebagai alat ekskresi
4. Sebagai alat osmoregulasi / homeostasis
5. Sebagai alat thermoregulasi
6. Sebagai alat pernafasan / respirasi

 Fungsi lain :
1. Perlindungan

Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme penarikan dan kehilangan cairan, dan dari
zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melain yang terdapat pada kulit memberikan
perlindungan terhadap sinar ultraviolet matahari

2. Pengaturan suhu tubuh

Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit berfungsi untuk mempertahankan dan
mengatur suhu tubuh

3. Ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam
tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga
menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi
kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan
keasaman kulit pd pH 5-6,5

4. Metobolisme

Dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultra violet, proses
sintesis vit D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang, di bulai dari
sebuah molekul precursor (dehidrokolestrol-7) yang di temukan di kulit

5. Komunikasi
a. Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor
kasus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan
dan nyeri
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan reflex vascular yang penting dalam
komunikasi

7|Page
2.4 Lapisan Kulit

1. Epidermis
adalah bagian luar kulit, tersusun dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami
keratinisasi, jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah, dan sel-sel nya sangat rapat.
Bagian yang paling tebal dapat di temukan pada telapak tangan dan telapak kaku yang
mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan kulit :

 Stratum basalis (germinativum)


Adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di
bawahnya, dermis pembelahan sel yang cepat berlangsung lapisan ini, dan sel baru di
dorong masuk kelaisan berikutnya.
 Stratum spinosum
Adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian karena sel-sel tersebut disatukan
oleh tonjolan meyerupai spina. Spina adalah bagian penghubung intraseluler yang do
sebut desmosome.

 Sreatum granulosum terdiri dari 3 atau 5 lapisan atau barisan sel dengan granula-granula
keratohialin yag merupakan precursor pembentukan keratin.
 Keratin adalah, protein keras dan resilen anti air serta melindungi permukaan kulit
yang terbuka

8|Page
 Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur
rendah, Berlawanan dengan keratin yanga da pada kuku dan rambut
 Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nucleus sel berdisintegrasi,
menyebabkan kematian sel

 Sratum lusidum
Adalah lapisan jernih dan tembs cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati
atau hamper mati dengan ketebalan emapat- tujuh lapisan sel

 Stratun korneum
Adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat
terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit. (epidermis tipis
yang melapisi seluruh tubuh, kecuali pada telapak tangan kaki, tersusun hanya dari
lapisan basalis dan korneum).
 Permukaan terbuka dari sratum korneum mengalami proses pergantian ulang yang
konstan atau deskuamasi.
 Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi melalui pembelahan
sel di lapisan basalis, sel tersebut bergerak keatas, kearah permukaan mengalami
keratinisasi, dan kemudian mati. Dengan demikian seluruh permukaan tubuh
terbuka di tutup oleh lembaran sel epidermis mati.
 Keseluruhan lapisan epidermis akan di ganti dari dasar ke atas setiap 15-30 hari.

2. Dermis

Dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar atau lamina, membrane
ini terdiri dari 2 lapisan jaringan ikat yaitu :
a. Lapisan papilar, adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblast sel mast, dan
makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi pada
epidermis atasnya.
 Papila dernatal

9|Page
Serupa jari yang mengandung reseptor sensorik taktil dan pembuluh darah, menonjo ke
dalam lapisan epidermis
 Pada telapak tangan dan kaki papilanya sangat banyak dan tinggi, sekitar 65.000 / inci
persegi (10.400cm)
 Pola tonjolan dan giratan pada telapak tangan dan telapak kaki pada setiap orang sangat
unik dan mencerminkan pangaturan papilla dermalguna guratan tangan untuk
mempermudah genggaman melalui peningkatan friksi.

b. Lapisan retikuler
Trerletak lebih dalam dari lapisan papilar, tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat,
kolagen dan serat elastic. Dengan bertambahnya usia diteriorasi normal pada simpul
kolagen dan serat elastic mengakibatkan pengeriputan kulit

3. Lapisan integument hypodermis

Mengikat kulit secara longgar dengan organ yang terdapat dibawahnya, lapisan ini
mengandung jumlah sel lemak yang beragam, tergantung pada area tubuh dan nutrisi
iiindividu, dan banyak pembuluh darah dan ujung saraf.

2.5 Warna kulit

1. Melanosit,

terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen melanin, yang memberi


warna kulit dari cokelat sampai hitam

10 | P a g e
a. pada rentang yang terbatas, melanin melindungi kulit dari sinar ultraviolet
matahari yang merusak. Peningkatan produksi melani(tanning) berlangsung bilsa
sepanjang sinar matahari

b. Jumlah melanosit ±1.000/mm2 – 2.000/mm2 tidak bervariasi antar ras, tetapi


perbedaan genetic, besarnya jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen yang lebih
melebar mengakibat perbedaan ras

c. putting susu, areola dan area sirkumal, skrotum, penis, labia mayora adalah
tempat terjadinya pigmentasi yang besar, telapak tagan dan kaki sedikit pigmennya.

2. Darah,

dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan
dan menghasilkan pewarnaan merah muda. Lebih jelas terlihat pada kulit orang kulit
putih.

3. Jumlah pigmen kuning,

karotin hanya ditemukan pada stratum korneum. Sel lemak dermis dan
hipodermis yang menyebabkan perbedaan pewarnaan kulit

2.6 Derivat kulit :

Kuku, rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea adalah derivate epidermis :

A. Kuku
Kuku jari tangan dan kaki adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan
epidermis ke dalam dermis
1. Kuku, adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas dasar kuku
yang nutrisnya disuplai dari pembuluh darah
2. Badan kuku, tumbuh dari akar kuku yang tertanam di kulit, pertumbuhannya ±0,5
mm/mgg
3. Kutikel(eponikium) adalah lipatan epidermis berlekuk yang munutup akar kuku.
Hiponikium adalah stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
11 | P a g e
4. Lunula(bulan sabit), adalah area keputihan berbentuk melengkung dekat kutikel

B. Rambut atau pili


Hampis seluruh permukaan tubuh manusia terdapat rambut. Rambut terdiri atas dua
jenis rambut vellus dan rambut terminasi.
- Rambut villus (rambut kecil, tidak berwarna dan hampir samat)
- Rambut terminasi, Rambut kasar dan dapat dilihat, terdapat di kepala alis dan
bulu mata. Pada masa pubertas rambut terminasi akan menggantikan posisi rambut
vellus di ketiak dan pada pubertas laki – laki ditandai dengan rambut di muka.
1. Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir lewat
pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.
a. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya. Kemudian
membentuk bulbus rambut ini kemudian diinvaginasi suatu massa yang
tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darrah dan saraf yang disebut
papilla dermal yang memberikan nutrisi untuk partum buhan rambut
b. Sel-sel bulbus rambut yang terletak tepat di atas papilla disebut matriks
germinal rambut dan analog dengan sel-sel stratum basalis pada epidermis,
setelah medapatkan nutrisi dari pembuluh darah papilla, sel-sel matriks
germinal membelah dan terdorong ke permukaan kulit untuk menjadi rambut
yang terkeratiisasu penuh.
2. Rambut terdiri dari :
 Akar, bagian yang tertanam dalam folikel
 Batang, bagian diiatas permukaan kulit
Akar batang rambut tersusun dari 3 lapisan epitelum :
a. Kutikel, adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang
bersisik
b. Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, mmembentuk
bagian utama batang rambut, bagia ini mengandung jumlah pigmen
beragam yang menetukan warna rambut.
c. Sebuah medulla atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga
lapisan sel. Pertumbuhan medulla buruk bahkan tidak terjadi, terutama
pada rambut pirang.
12 | P a g e
3. Otot arektor pili, adalah pipa tipis otot polos yang berhubungan dengan folikel
rambut, kontraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut berdiri (merinding)
dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea. Setiap folikel rambut
mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.
4. Pertumbuhan rambut bersifat siklik (siklus)
a. ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase istirahat, jika rambut
telah mencapai prtumbuhan maksimal.
1. Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berubah menjadi massa
terkeratinisasi menyerupai pentungan yang tetap dan melekat pada folikel
2. Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari bagian bawah
massa yang lama sehingga rambut lama jadi rontok
3. Pada saat tertentu, 90% rambut kepala sedang tumbuh dengan aktif, sedang
10% istirahat
b. Rambut dikulit kepala tumbuh dalam masa 2-6 tahun, kemudian masuk masa
istirahat 3 bulan sbelum rontok
c. Rambut ditubuh tumbuh sepanjang 0,05 inci/mgg, rambut kepala tumbuh
1inci/7mgg
d. Kebotakan adalah deteriorasi (menjadi buruk) folikel yang progresif, lebih
banyak pada laki-laki karna genetik, hormone

C. Kelenjar pada kulit

Kelenjar pada Kulit


 Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak
 Kelenjar keringat terbagi atas :
 Kelenjar Ekrin
 Kelenjar apokrin

13 | P a g e
a). Kelenjar Ekrin
 Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di
permukaan kulit.
 Sekret encer ± 1,5 lt/24 jam
 Udara panas dan kering, ± 6 lt/24 jam

 Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor paanas dan
saraf simpatis
 Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh

14 | P a g e
 Sekresinya disebut keringat / sudor
 Secara histologis tergolong tipe tubuler bergelung dan mirokrin
 Berfungsi sebagai alat ekskresi membantu ginjal, thermoregulasi
 Pada Carnivora sudah sangat tereduksi, pada Cetacea, Sirenia, beberapa
Insectivora tidak ada.

b). Kelenjar Apokrin

 Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental


 Banyak terdapat pada axila, areola mamae, pubis, dan saluran telinga luar
 Fungsi belum jelas

c.) Kelenjar Seruminosa


 Terdapat pada telinga luar, dimana kelenjar keringat berubah menjadi
kelenjar ceruminose

15 | P a g e
 Bekerjasama dengan kelenjar sebasea (lemak) untuk menghasilkan serumen
(kotoran telinga)

d.) Kelenjar Mamae


Pada mamalia terdapat kelenjar susu.
- Secara histologis berbentuk tubuler majemuk dan sekresinya termasuk
kelenjar apokrin.
- Muara kelenjar susu biasanya berhubungan dengan pangkal rambut.
- Kelenjar susu pada mammalia umumnya berkelompok pada daerah
tertentu yang disebut kelenjar mammae (breast) yang memperlihatkan
adanya puting susu(teat/nipple).
- Kelenjar susu berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi :
1. axillar : Galeophithecus
2. thoracal : Manusia / Kera
3. abdominal : Ungulata
4. inguinal : Cetacea
- Pada manusia terdapat anomali yang menggambarkan keadaan primitif
dengan adanya puting-puting ekstra seperti :
- hyperthelia : banyak sekali puting susu
- hypermatisme : kebanyakan mammae

e.) Kelenjar Sebasea (Kelenjar Minyak)

 Sekresinya disebut sebolina


 Secara histologis tergolong tipe alveolar/aciner bergelung dan holokrin
berfungsi sebagi proteksi
 Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki
 Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut
 Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi
 Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif

16 | P a g e
 Kelenjar yang tidak umum pada mamalia :
1. Kelenjar bau (scant gland), pada cecurut, terdapat pada sekitar anus,
berperaan dalam kehidupan kelamin
2. Kelenjar meiboom, terdapat pada kelopak mata kelenjar lakrimal, pada
kelopak mata

2.7 Peran kulit dalam termoregulasi

Panas tubuh di hasilakan dari aktifitas metabolic dan pergerakan otot. Panas seperti ini harus di
keluarkan, atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal, pada lingkungan bersuhu dinin panas
harus di pertahankan, atau suhu akan turun dari normal

a. Pengeluaran panas di kulit, melalui proses :


 Evaporasi, air yang di sekresi oleh kelenjar keringat
 Perspirasi tak kasat mata, difusi molekul air lewat kulit

b. Retensi panas
Proses ini terjadi pada jaringan aiposa dalam lapisan subkutan. Lemak merupakan
insulator panas dan derajat insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa.
c. Pembuluh darah dalam papila dermal dikendalikan sistem saraf
Terdapat dua kemungkinan yang terjadi yaitu:
- Pembuluh darah berdilatasi aliran darah meningkat ke permukaan kulit
Konduksi panas pada eksterior.
- Pembuluh darah berkonstriksi aliran darah menurun ke permukaan kulit dalam
mempertahankan panas tubuh sentral.

2.8 Sistem Integumen Pada Ibu Hamil


Perubahan keseimbangan hormobal dan mekanisme peregangan bertanggung jawab
terhadap derajat perubahan sistem integumen selama kehamilan

1. Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior

17 | P a g e
 Linea nigra

garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis sampai ke ujung atas fundus
pada garis tengah

 Striae gravidarum

Striae merefleksikan perusakan jaringan penyambung di bawah kulit


(collagen).Depresi lapisan yang jelas terjadi pada area-area dengan peregangan
maksimal (seperti abdomen, paha dan mamae).

 Angiomas

Istilah yang ditujukan pada bentuk vaskularisasi seperti jaring laba-


laba.Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti bintang atau bercabang-
cabang

18 | P a g e
 Epulis

Berwarna kemerahan, berbentuk nodul dan mudah


berdarah.Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya berlanjut sesuai
dengan perkembangan kehamilan.

2. Perubahan Fisiologis Sistem Integumen Pada Ibu Hamil


Trimerster I
Perubahan keseimbangan hormon dan peregagangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa kehamilan.
o Linea alba
o Angioma
o Epulis
Trimester II
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae-gravidarum livide atau alba, areola
mammae, papila mammae, linea nigra, pipih
(chloasma gravidarum).
Trimester III
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.

19 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
 Struktur lapisan kulit di bagi 3, yaitu : Epidermis (meliputi : Stratum korneum, Stratum
lusidum, Stratum granulosum, Stratum geminativum, Stratum spinosum), Dermis (meliputi :
Stratum papilare, dan Stratum retikulare) dan Hypodermis
 Derivat integumen pada hewan di bedakan kedalam beberapa bagian, yaitu : rambut, bulu,
kuku, sisik, dan tanduk
 Kelenjar- kelenjar pada kuliat di bedakan dalam : kelenjar lendir ( mucus), kelenjar bau,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar glandula mamae.

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat mengambil manfaat dan ilmu
tentang sistem integumen. Penulis menyadari bahwa materi yang penulis jelaskan masih
terdapat banyak kekurangan. Sehingga untuk mengetahui lebih luas tentang materi sistem
integumen, pembaca dapat memperoleh dari berbagai sumber lainnya, seperti buku, jurnal
ataupun internet.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://elissamaharani.blogspot.com/2014/11/sistem-integumen.html

https://www.biologimu.com/2015/01/sistem-integumen.html

https://dhearatnasari.blogspot.com/2013/06/integumen-kulit_2.html

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai