Anda di halaman 1dari 9

KONSEP STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF DAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK

Mata Kuliah : EPIDEMIOLOGI

Dosen Pembimbing :

Gumiarti SST.,MPH

Disusun Oleh :

Nur Atikah

P17331181020

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN JEMBER

JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. Studi epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif
Suatu metode studi epidemiologi yg dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif,
menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan
menentukan frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdsarkan atribut &
variabel menurut segitiga epidemiologi (orang, Tempat, dan Waktu)
Langkah – langkah

Untuk mencapai suatu tujuannya, epidemiologi harus melalui siklus ilmiah yaitu:

1. Menelaah fakta dan hipotesis yang telah ada.

2. Memformulasikan hipotesis yang baru atau lebih spesifik.

3. Mengumpulkan fakta-fakta baru untuk menguji hipotesis yang telah


dikemukakan.

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.

1. Memilih masalah yg akan diteliti


2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, berdasarkan masalah tersebut
dilakukan studi pendahuluan untuk menghimpun informasi dan teori-teori sebagai
dasar menyusun kerangka konsep penelitian
3. Membuat asumsi atau anggapan-anggapan yg menjadi dasar perumusan hipotesa
penelitian
4. Merumuskan hipotesa penelitian
5. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data
6. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data
7. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yg akan digunakan
8. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data untuk menguji hipotesis
9. Melakukan pengolahan data analisis data (menguji hipotesis)
10. Menarik kesimpulan atau generalisasi
11. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian
Jenis-jenis studi epidemiologi deskriptif
1.Studi ekologis (correlation study) merupakan:
a. Penelitian atau penelaahan
hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek.
b. untuk melihat hubungan antara gejala satu dg gejala lainya, atau variabel satu dg
variabel lainnya.
c. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dg variabel lain tsb diusahakan dg
mengidentifikasi variabel yg ada pd suatu obyek, kemudian diidentifikasi pula
variabel yg sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya
2. Laporan kasus dan kasus seri
Laporan atau studi kasus dilakukan dg cara meneliti suatu permasalahan
melalui suatu kasus yg terdiri dari unit tunggal sedangkan kasus seri merupakan suatu
studi yg terdiri lebih dari satu atau beberapa laporan kasus. Unit tunggal disini dpt
berarti satu orang, sekelompok penduduk yg terkena suatu masalah, mis: keracunan,
atau suatu kelompok masyarakat disuatu daerah.
3. Studi kros-seksional
suatu studi epidemiologi deskriptif yg meneliti sekaligus dlm satu waktu antara satu
pajanan dan sebuah penyakit atau suatu masalah kesehatan tanpa arah atau waktu yg
jelas apakah arahnya ke depan (prospektif) atau kebelakang (retrospektif).
Keuntungan dan kerugian epidemiologi deskriptif
Keuntungan dari penelitian deskriptif
1. Mudah dilakukan dan memerlukan biaya lebih sedikit dibanding dengan studi
epidemiologi yang lain
2. Dapat membuat gambaran tentang pola penyakit dan kecenderungan terjadinya
penyakit berdasarkan orang, tempat dan waktu
3. Dapat membuat informasi tentang faktor risiko, seperti: seks, umur, geografis
untuk membandingkan terhadap prevalensi
4. Merupakan informasi dasar keperawatan perencanaan pelajaran, evaluasi program
pelatihan kesehatan pada masyarakat
Kerugian:
1. Tidak dapat digunakan untuk tes etiologi penyakit karena tidak ada kontrol group
pembanding
2. Tidak dapat menentukan adanya asosiasi atau hubungan antara faktor risiko
dengan masyarakat kesehatan atau penyakit.
Aplikasi epidemiologi deskriptif
a. Survei Rumah Tangga (household Survey)
Adalah suatu survei deskriptif yang ditujukan kepada rumah tangga, biasanya
survei dilakukan dengan wawancara kepada kepala keluarga, mis: SKRT (Survei
kesehatan Rumah Tangga) SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
b. Survei Morbiditas (Morbidity Survei)
Adalah survei deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kejadian dan
distribusi penyakit didalam masyarakat atau populasi. Survei ini juga bisa digunakan
untuk mengetahui terjadinya (incidence) suatu penyakit maupun prevalensi
(prevallence)
c. Studi Perbandingan (Comparative Study)
Penelitian dengan menggunakan metode studi perbandinagn dilakukan dengan
cara membandingkan persamaan dan perbedaan sebagai fenomena untuk mencari
faktor-faktor apa, situasi yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa tertentu.
d. Studi Orediksi (Prediction Study)
Digunakan untuk memperkirakan tentang kemungkinan munculnya suatu
gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul dan diketahui sebelumnya, mis:
memperkirakan kemungkinan keberhasilan menurunkan angka kematian bayi
berdasarkan pd besarnya cakupan imunisasi
B. Studi Epidemiologi Analitik
Studi epidemiologi analitik
Studi analitik merupakan studi epidemiologi yang menitikberatkan pada
pencarian hubungan sebab (faktor-faktor resiko) – akibat (kejadian penyakit).  Studi
epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian
jawaban tentang penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal), besarnya
masalah/ kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan
(distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab akibat anatara faktor resiko
dan penyakit.
Ada 2 jenis studi epidemiologi analitik beserta langkah - langkahnya:
1. Observasional
Dilakukan dengan cara mengamati perjalanan suatu peristiwa,
membuat catatan siapa yang terpapar dan yang tidak terpapar suatu faktor
risiko (exposure), dan siapa yang mengalami dan yang tidak mengalami sakit
(out come) yang diteliti, jadi hanya dilakukan pengamatan terhadap subyek
penelitian tanpa memberikan perlakuan atau intervensi. Terdiri dari Studi
Kasus Control (case control), studi potong lintang (cross sectional) dan studi
Kohort.

A. Studi potong lintang (Cross sectional)

                Rancangan cross sectional adalah suatu rancangan epidemiologi yang mempelajari


hubungan penyakit dan faktor penyebab yang mempengaruhi penyakit tersebut dengan
mengamati status faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut secara serentak pada individu
atau kelompok pada satu waktu.

Langkah – langkah penelitian cross sectional : 

1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan


faktor efek
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor
resiko dan efek sekaligus   berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu
(pengumpulan data)
4. Melakukan analisi korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran)

Kelebihan rancangan cross sectional :


a. Mudah dilaksanakan.
b. Sederhana.
c. Ekonomis dalam hal waktu.
d. Hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
e. Dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel
resiko maupun efek
Kekurangan rancangan cross sectional :
a. Diperlukan subjek penelitian yang besar.
b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
c. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
d. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan efek paling lemah bila dibandingan dengan
dua rancangan epidemiologi yang lain
B. Kasus kontrol (case control)
            Rancangan Kasus Kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status penyebab penyakitnya.          
Langkah-langkah penelitian case control :
a. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek.
b. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel).
c. Identifikasi kasus.
d. Pemilihan subjek sebagai kontrol.
e. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor resiko.
f. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara variabel-variabel objek
penelitian dengan variabel-variabel kontrol
Kelebihan rancangan penelitian case control :
a. Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa latennya
panjang
b. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
c. Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit
d. Subjek penelitian sedikit
e. Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat
f. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian lebih
tajam dibanding dengan hasil rancangan cross sectional
Kekurangan rancangan penelitian case control :
a. Sulit menentukan kontrol yang tepat
b. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh
c. Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding
d. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen
e. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak dapat dikendalikan
C. Kohort
             Rancangan Kohort adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
antara penyebab dari suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan membandingkan
kelompok terpajan dan  kelompok yang tidak terpajan berdasar status penyakitnya.

Langkah – langkah pelaksanaan penelitian kohort :

 Identifikasi faktor-faktor resiko dan efek


a. Menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel)
b. Pemilihan subjek dengan faktor risiko positif dari subjek dengan efek negatif
c. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
d. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,
selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok
e. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek positif
dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun
kelompok kontrol

Kelebihan Rancangan kohort :


a. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden perjalanan penyakit atau efek
yang diteliti.
b. Desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan antara faktor resiko dengan
efek secara temporal.
c. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus
d. Baik untuk evaluasi pemajan yang jarang.
e. Dapat meneliti multipel efek dari satu pemajan.
f. Dapat menetapkan hubungan temporal.
g. Mendapat incidence rate
h. Biasnya lebih kecil

Kekurangan rancangan kohort :


a. Memerlukan waktu yang lama.
b. Sarana dan biaya yang mahal.
c. Rumit.
d. Kurang efisien untuk kasus yang jarang.
e. Terancam Drop Out dan akan mengganggu analisis.
f. Menimbulkan masalah etika.
g. Hanya dapat mengamati satu faktor penyebab
2. Eksperimental
Studi eksperimen dilakukan dengan cara membagi subyek penelitian dalam
kelompok yang mendapat perlakuan atau intervensi (kelompok perlakuan atau
eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan atau intervensi (kelompok
kontrol) terhadap subyek penelitian. Terdiri dari  Eksperimen dengan kontrol random
(Randomized Controlled Trial /RCT) dan Eksperimen Semu (kuasi).
A.Rancangan eksperimen murni
            Eksperimen murni adalah suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan
memanipulasi sujek penelitian dengan kontrol secara ketat.
Penelitian eksperimen mempunyai ciri :
a. Ada perlakuan
b. Ada randominasi
c. Semua variabel terkontrol
B.Quasi Eksperimen (eksperimen semu)
            Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam mengontrol
situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu dan atau
penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari
berbagai tingkat faktor penelitian.
Ciri dari quasi eksperimen :
Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek penelitian secara tidak acak untuk
mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Hal ini disebabkan karena
ketika pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis,
atau tidak praktis menggunakan randominasi.

 Kelebihan Studi Eksperimental
a. Memungkinkan untuk dilakukan randomisasi dan melakukanpenilaian penelitian
dengan double blind.
b. Dengan teknik randomisasi, peneliti bisa mengalokasikan sampel penelitian kedalam
dua atau lebih kelompok berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti lalu
diikuti ke depan.
c. Bisa meminimalisir faktor perancu yang dapat menyebabkan bias dalam hasil
penelitian.    
   Kekurangan Studi Eksperimental
a. Berkaitan dengan masalah etika, waktu dan masalah pengorganisasian penelitian
(Najmah, 2015).
b. Tidak dapat dilakukan langsung oleh manusia
c. Prinsip double blind sulit di terapkan untuk penelitian yang bukan obat
Aplikasi epidemiologi analitik
a. Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan Berat Badan
Bayi Lahir (BBL) denagn menggunakan rancanagn atau pendekatan cross sectional.
b. Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi (kekurangan gizi) pada balita
dengan prilaku pemberian makanan oleh ibu.
c. Penelitian ingin membuktikan adanya hubungan antara cancer (Ca) paru (efek)
dengan merokok (risiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.

Anda mungkin juga menyukai