Anda di halaman 1dari 15

Pedoman Organisasi

Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan


Jl. Dr. A. Rivai, Painan 25611
Phone : (0756) 21428-21518, Fax. 0756- 21398

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………… 1


Daftar Isi ……………………………………………………………………………. 2
BAB I Pendahuluan…….. ………………………………………………………… 3
BAB II Gamabaran Umum RS …………………………………………………… 5
BAB III Struktur Organisasi Komite PPI………………………………………… 6
BAB IV Uraian Jabatan……………………………………………………………. 7

1. Direktur (Penasehat)………………………………………………….. 7
2. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi………………………. 7
3. IPCO………………………………………………………………………... 9
4. IPCN………………………………………………………………………… 9
5. IPCN-Link…………………………………………………………………… 11
BAB V Tata Hubungan Kerja………………………………………………………. 12
BAB VI Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil………………………………. 15
BAB VII Pelaporan…………………………………………………………………… 16

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memilik peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajad
kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar yang suda ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan,tenanga kesehatan dan pengunjung di
rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau infeksi rumah sakit yaitu,infeksi
yang terjadi karena perawatan atau berkunjung ke rumah sakit angka infeksi terus meningkat
(Al Varado,2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat
inap di rumah sakit seluruh dunia.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit perlu diterapkan pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI) yaitu kegiatan yang meliputi
perencanaa,pelaksanaan,pembinaan dan pelatihan serta evaluasi.
Pencegahan dan Pengendalian infeksi di rumah sakit sangat perlu karena
menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit,dimana akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit
infeksi baru (new emerging,emerging diseasses dan re emerging diseasses).
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan
datangnya,sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
pengedaliannya mutu pelayanan rumah sakit,dimana akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit
infeksi baru (new emerging,emerging diseasses dan re emerging diseasses).
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dan penyakit infeksi sulit diperkirakan
datangnya,sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta
pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadii di rumah sakit tidak
saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang
sesuai dengan prosedur yang berlaku.

B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
melalui pencegahan atau pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya,yang dilaksanakan oleh semua instalasi/unit di rumah sakit dan fasilitas

3
pelayanan kesehatan lainnya meliputi kualitas pelayanan,management resiko,clinic
governance serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Khusus
 Menggerakkan segala sumber daya yang ada di pelayanan rumah sakit secara efektif
dan efisien dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi.
 Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
infeksi.

C. KEBIJAKAN
1. Rumah sakit harus melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
2. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai dengan Pedoman Manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan pendoman PPI lainnya yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
3. Direktur RSUD Dr. Muhammad Zein Painanmembentuk Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi dan Tim Pencegahan Infeksi yang berlangsung berada di bawah
koordinasi direktur.
4. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas,fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai
dengan Pedomana Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
5. RSUD Dr. Muhammad Zein Painanwajib memiliki IPCN (Invection Prevention and
Control) purna waktu.

D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik Kedokteran
(Lembaga Negara RI Tahun 2004 nomor 116,Tambahan Lembaran Negara Ri No 4431)
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentan Standar Pelayanan
Minimal Di Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2008
tentang Standar Kesehatan & Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2001
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
6. Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengendalian Lingkungan
Hidup
7. Pendoman Pencegahan dan Pengendlian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya,Kesiapan Menghadapi Emerging Infectious Disease,2009
8. Pedoman Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber
Daya Terbatas,2004

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RS

A. Visi
Penyedia pelayanan kesehatan terpilih.

B. Misi
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

C. Motto
Care for life

D. Nilai Inti
1. Keselamatan
2. Sopan santun
3. Tulus
4. Profesional
5. Selalu melakukan perbaikan terus-menerus.

5
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR RS

KOMITE PPI

Ketua/IPCO

Sekretaris

Dokter Obgyn
Ruang Ruangan
Kabid Dokter Bedah Ruangan Ruangan Ruangan Ruangan VIP Kelas I,
Umum an
Pelayanan Radiolgi Kesling Gizi II, MR
Dokter Patologi UGD
Klinik
Kasi Ruangan Ruangan Ruangan Ruangan Ruangan
Keperawat Ruangan Fisioterapi Farmasi HD
Ruangan ICU KB
an CSSD
Linen
Ruangan Ruangan Ruangan Ruangan
Ruangan
Admission Ruangan Ruangan Laboratorium K3RS Poliklinik
OK
MR Bedah

Ruangan Ruangan
Paru Perinatologi

Ruangan
Neuro

6
BAB IV
URAIAN JABATAN

1. Direktur (Penasehat)
Tugas Penasehat
a. Membentuk Komite PPIRS dengan surat keputusan
b. Menetapkan kebijakan dan SPO PPI yang dibuat oleh Komite PPIRS dengan surat
keputusan Direksi.
c. Mengadakan perbaikan / perubahan kebijakan PPI rumah sakit bila diperlukan.
d. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan upaya PPI rumah sakit.
e. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
f. Melakukan tindakan berupa peringatan sampai dengan penutupan sementara suatu
Departemen / Unit Pelayanan / Instalasi yang dinyatakan membahayakan / menjadi
sumber bahaya penularan bagi RSUD Dr. M. Zein Painan.
g. Mengadakan evaluasi kebijakan PPI rumah sakit berdasarkan rekomendasi / saran dari
Komite PPI.
h. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotik yang rasional dan disinfektan di
rumah sakit berdasarkan rekomendasi / saran dari Komite PPI.

Wewenang :
a. Melakukan penilaian kinerja Komite PPIRS
b. Menetapkan sumber dana pembiayaan pemeriksaan laboratorium jika terjadi KLB,
,HIV,Hepatitis B dan C dan TB pada pegawai.
c. Menetapkan sumber dana pembiayaan pemeriksaan laboratorium jika terjadi KLB,
,HIV,Hepatitis B dan C untuk pasien yang terinfeksi di RS.
d. Menetapkan sumber daya pembiayaan pengobatan bagi pegawai jika hasil laboratorium
dinyatakan positif ,HIV,Hepatitis B dan C dan TB.
e. Menutup suatu ruangan jika KLB

2. KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT


(KOMITE PPIRS )
Kriteria Anggota Komite PPIRS:
a. Mempunyai minat dalam PPI di RS.
b. Mempunyai wawasan tentang konsep PPI rumah sakit
c. Minimal telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI

Tugas danTanggung Jawab Komite PPIRS :


a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPI rumah sakit kepada Direktur Utama.
b. Menyusun program kerja Komite PPI.
c. Menbuat kebijakan dan SPO PPI di Rumah Sakit ke Direktur Utama.
d. Membuat perbaikan Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis PPI di RS.
e. Melaksanakan sosialisasi kebijakan dan SPO PPI rumah sakit agar dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh petugas kesehatan.
f. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan PPI bagi petugas kesehatan di lingkungan rumah sakit MPH.
g. Bekerjasama dengan IPCN Link bagian dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
infeksi nosokomial,serta menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada
kejadian luar biasa ( KLB ).
h. Menberi konsultasi petugas kesehatan rumah sakit dalam pencegahan pengendalian
infeksi di rumah sakit.
i. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Direktur dalam hal pengadaan alat dan bahan
yang sesuai dengan prinsip PPI di rumah sakit, aman bagi pengguna.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan dan prosedur.
k. Berperan serta dalam menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 )
l. Berperan serta dalam menyusun kebijakan patient safety.
m. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan
bahan keselamatan,renovasi bangunan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan
linen sesuai dengan prinsip PPI.
n. Membuat rekomendasi peringatan sampai dengan penutupan sementara suatu bagian /
Unit Pelayanan / Instalasi yang dinyatakan membahayakan / menjadi sumber bahaya
penularan di rumah sakit , bila diperlukan.
o. Bekerjasama dengan Tim, IPCN melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
menyimpang dari standar prosedur / monitoring survailans proses.
p. Memberikan usulan rekomendasi kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan menyebar-luaskan data
resistensi antibiotika.
q. Mengumpulkan data dan merangkum laporan keadaan infeksi rumah sakit dari IPCN.
r. Menerima laporan tentang KLB / tersangka infeksi rumah sakit dari IPCN atau IPCN Link
bagian, melakukan investigasi dan merekomendasikan suatu keputusan serta membuat
laporan kepada Direktur Utama.
s. Berkordinasi dengan seluruh bagian / Unit terkait dalam hal pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit.

Wewenang :
a. Menetapkan KLB atau tidak
b. Menutup sementara suatu ruangan jika terjadi KLB
c. Membuka kembali suatu ruangan setelah dinyatakan aman.
3. IPCO (INFECTION PREVENTION AND CONTROL OFFICER)
a. IPCO/ Infection Prevention and Control Officer adalah Petugas Penanggung Jawab PPI di
Unit Kerja
b. Tugas IPCO/ Infection Prevention and Control Officer terdiri dari :
1) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.

8
2) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi antibiotika.
4) Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
menditeksi serta menyelidiki KLB.
5) Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan dengan
prosedur terapi.
6) Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7) Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.
4. IPCN ( INFECTION PREVENTION CONTROL NURSE )
Kriteria IPCN :
a. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan atau Kesehatan Masyarakat.
b. Memiliki Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan PPI minimal tingkat dasar.
c. Memiliki komitmen dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
d. Memiliki pengalaman bekerja minimal 5 tahun.
e. Memiliki kemampuan kepemimpinan, inovatif,percaya diri, suka menolong, rasional dan
berwibawa.
f. Bekerja purna waktu.

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN


a. Sebagai pelaksana PPI antar bagian untuk mendeteksi, mencegah dan mengendalikan
infeksi di RSUD Dr. M.Zein Painan.
b. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di unit-unit
perawatan.
c. Memberikan penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang
pencegahan dan pengendalian infeksi.
d. Melaksanakan surveilans infeksi, pola kuman,kejadian luka tusuk jarum.
e. Melakukan investigasi terhadap KLB,melaporkan ke komite PPIRS dan bersama-sama
mengatasi KLB yang terjadi.
f. Mengaudit PPI yang termasuk terhadap limbah, laundry, Gizi, kelengkapan fasilitas dengan
daftar tilik.
g. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
h. Bersama Komite PPIRS melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI.
i. Bersama komite PPIRS menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi PPI yang
diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit
j. Bersama komite PPIRS mendesain dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di RS
MPH.
k. Melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di RS MPH
l. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
m. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO tentang PPI dan, kewaspadaan isolasi.
n. Memonitor kesehatan lingkungan

9
o. Turut memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
p. Membuat laporan surveilans dan melaksanakan ke komite PPIRS.
q. Bersama Komite PPIRS, memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip PPI.
r. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPI RS kepada Komite PPIRS.

Wewenang :
1. Membuat rekomendasi kepada bagian / bidang pelaksanaan PPI
2. Menutup sementara suatu ruangan jika terjadi KLB.
3. Membuka kembali suatu ruangan setelah dinyatakan aman

5. IPCN – LINK ( INFECTION PREVENTION CONTROL NURSE – LINK )


Kriteria IPCN-LINK :
1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan
2. Memiliki komitmen di bidang pengendalian infeksi.
3. Memiliki kemampuan sebagai pembimbing dan role model.

Tugas IPCN – LINK :


IPCN – LINK sebagai perawat pelaksana harian / penghubung, bertugas :
a. Mengisi dan mengumpulkan formolir surveilans setiap pasien di unit rawat inap masing-
masing dengan arahan IPCN,kemudian menyerahkannya kepada IPCN setiap bulan
maksimum tanggal 5.
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pengendalian infeksi
pada setiap personil ruangan di unit rawatnya maing-masing.
c. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan atau adanya infeksi rumah sakit
pada pasien.
d. Berkordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi atau potensial KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila
belum paham.
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan Standar isolasi.
f. Bekerja dalam Tim PPI di bagian.

10
BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam pelaksanaannya Tim PPI berkoordinasi dengan bagian-bagian lain di RSUD Dr. Muhammad
Zein Painan. Koordinasi tersebut dapat terlihat dalam bagan tata hubungan kerja di bawah ini :

11
1. GIZI
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian gizi terkait dengan penerapan universal
precaution.

2. KOMITE MEDIS
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan komite medis terkait dengan rekomendasi hasil
pemetaan kuman dan penggunaan antimikroba yang rasional.

3. K3RS
Tim PPI memilik ihubungan kerja dengan tim kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit
terkait dengan penerapan universal precaution dan pajanan terhadap staf rumah sakit.

4. KESEHATAN LINGKUNGAN
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian kesehatan lingkungan terkait dengan
manajemen limbah

5. KEPERAWATAN
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian keperawatan terkait dengan survailens pasien
rawat inap ,kewaspadaan isolasi dan penerapan universal precaution.

6. LABORATORIUM
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan laboratorium terkait dengan penerapan universal
precaution dan manajemen limbah.

7. FARMASI
Tim PPI memilikihubungankerjadenganfarmasiterkaitdenganpenggunaanantimikroba.

8. RADIOLOGI
Tim PPI memiliki hubungan kerjadengan radiologi terkait dengan penerapan universal
precaution.

9. CSSD

12
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan CSSD terkait dengan universal precaution dan
manajemen linen.

10. LAUNDRY
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan laundry terkait dengan penerapan universal
precaution dan manajemen linen.

11. IGD
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan IGD terkait dengan penerapan universal precaution.

12. OK
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan kamar OK terkait dengan pemeriksaan berkala untuk
sterilisasi kamar bedah ,metode sterilisasi dan desinfeks ikamar OK.

13. ICU
Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan perawatan intensif terkait dengan surveilens pasien
di ruang intensif , kewaspadaan isolasi , penerapan universal precaution.

BAB VI
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Untuk mempesiapkan keanggotaan PPI diperlukan kegiatan menyediakan dan


mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas. Perencanaan sumber daya manusia
menjadi sangat penting dalam proses menyiapkan petugas yang terlibat dalam Komite PPI. Tujuan dari
perencanaan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan (visi) organisasi tersebut.
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di Komite PPI adalah sebagai berikut:

13
Nama Jabatan Pengertian Kualifikasi Jabatan
Ketua Komite PPI  Seorang tenaga profesional yang  Sehat jasmani dan rohani
 Pendidikan minimal dokter atau ahli
bertanggung jawab dalam
menjalankan program dan yang mempunyai minat dalam PPI
 Memiliki sertifikat pelatihan PPI
menentukan sikap pencegahan  Memiliki kemampuan leadership
dan pengendalian infeksi.
 Secara operasional bertanggung
jawab kepada Direktur RS
Sekretaris  Seorang tenaga keperawatan  Perawat minimal D3
 Memiliki sertifikat pelatihan PPI dasar
yang bertugas menjalankan
kegiatan PPI. dan IPCN
 Secara operasional bertanggung  Memilik komitmen di bidang

jawab kepada ketua komite PPI. pencegahan dan pengedalian infeksi


 Memiliki kemampuan leadership
Tim PPI  Dokter atau perawat minimal D3  Sehat jasmani dan rohani
 Secara operasional bertanggung  Berkomitmen tinggi terhadap rumah
jawab kepada Komite PPI sakit
 Mempunyai ijasah sesuai pendidikan
masing-masing
 Pernah mengikuti pelatihan PPI
baik internal maupun eksternal

BAB VII
PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan suatu system atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja komite pencegahan dan pengendalian
infeksi di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.

B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi
1.Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada direktur rumah sakit
2..Laporan Tahunan

14
Laporan yang dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada direktur rumah sakit.
3.Laporan KLB
Laporan yang dibuat oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
dalam bentuk tertulis bila ada KLB (kejadian luar biasa) dan diserahkan kepada direktur
rumah sakit.

15

Anda mungkin juga menyukai