01
RUMAH SAKIT TK.IV IM.07.01
1.1 Sasaran
Kepala Rumah Sakit Pengambil Kebijakan di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lainnya tanpa kecuali.
BAB II
KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM
2.1 Kebijakan
1. Surat Perintah Kepala Rumkit Tk IV IM 07.01 Nomor : 31/PPI.SK/I/2022
tanggal 04 Januari 2022 tentang Komite Dalam Rangka Peningkatan Mutu
Pelayanan Rumkit TK IV IM 07.01.
2. Semua rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus
melaksanakan dan pengendalian infeksi (PPI).
3. Pelaksanaan PPI yang dimaksud sesuai dengan Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya dan pedoman PPI lainnya yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan RI.
4. Karumkit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya membentuk KOMITE
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang langsung berada
dibawah koordinasi Ketua KOMITE dan KOMITE PPI mempunyai tugas,
fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya.
5. Untuk lancarnya kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, maka
setiap rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya wajib memiliki
IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) purna waktu.
3.2. MISI
1. Memprioritaskan pelayanan yang terfokus kepada pelayanan pasien.
3.3. Motto
5S
SENYUM
SALAM
SAPA
SOPAN
SANTUN
KEPALA RS TK IV IM 07.01
dr Ade Susanti
SEKRETARIS
Nursafitri, Amd.Kep
4.5. KSM
a. Melakukan pelayanan dengan standar pelayanan medik Bedah dan Non
bedah yang sudah ditetapkan oleh PPIRS Dalam membuat laporan tertulis
untuk Monev Sterilisasi tiap bulan.
b. Melakukan pelayanan kepada pasien baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap
sesuai jadwal yang sudah disepakati.
c. Mencatat semua kegiatan pelayanan yang dilakukan terhadap pasien dalam
berkas Rekam Medik pasien.
d. Menerima konsul atau mengkonsulkan kasus yang perlu pemeriksaan atau
penanganan lebih lanjut.
e. Bersedia dihubungi sewaktu-waktu atau datang ke rumah sakit apabila ada
keadaan pasien yang memerlukan pertolongannya.
f. Bersedia dijadwal piket baik on site ataupun on call.
g. Terlibat dalam semua kegiatan yang berkoordinasi dengan Komite PPIRS
untuk peningkatan pelayanan medik
4. Uraian Tugas Instalasi
a. Membantu pelaksanaan program kegiatan yang dibuat oleh Komite PPIRS.
b. Melakukan pencatatan Audit dan monev dalam kegiatan PPIRS untuk
diserahkan ke IPCN
a. Rumah Sakit harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu, dengan ratio 1
(satu) IPCN untuk tiap 100 – 150 tempat tidur
b. Satu orang IPCO membawahi setiap 5 (lima) orang IPCN
c. Dalam bekerjanya seorang IPCN dapat dibantu oleh IPCLN dari setiap unit.
KOMITE PPI Rumah Sakit TK IV IM 07.01. untuk saat ini memiliki pola
ketenagaan dan kualifikasi personil sebagai berikut:
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Kebutuhan Nyata Kekurangan
2. Pelatihan / Eks House Training PPI Komite PPI Anggota PPI memahami
Dasar tentang PPI
3. Pelatihan / Eks House Training Petugas Semua petugas sterilisasi
Sterilisasi Sterilisasi sudah mengikuti pelatihan
dan bersertifikat
4. Pelatihan Eks House Training Ipcn IPCN Meningkatkan kompentensi/
Lanjutan pemahaman tentang tugas
dan tanggung jawab ipcn
5. Pelatihan Eks House Training Ipcd dokter Meningkatkan kompentensi/
pemahaman tentang tugas
dan tanggung jawab dokter
PPI
6. Pengadaan sarana sosialisasi PPI Seluruh PPI tersosialisasi melalui
(Poster, banner, spanduk, liflet) lingkungan RS poster, banner dll
diseluruh lingkungan Rumah Sakit
D Penggunaan Obat Antibiotika secara Rasional
1. Monitoring pemakaian antibiotika Petugas PPRA Pemakaian antibiotika
terlaksana secara rasional
E Kesehatan karyawan
1. Pemeriksaan karyawan diruang OK,ISOLASI,GI Nakes di area beresiko
berisiko ZI,ICU,IGD,Lau mempunyai kekebalan hep B
ndry,Kamar
Jenazah,
Laboratorium,C
nd,
Nicu,Tukang,
Cleaning
Service.
2. Penatalaksanaan kesehatan Seluruh unit Kebijakan dan SPO
karyawan akibat pajanan penanganan pascapajanan
E Audit
Audit implementasi kewaspadaan Seluruh unit Kepatuhan baik bila
isolasi mencapai angka > 85 %
3. Pengunjung
Pengunjung pasien yang datang ke Rumah Sakit diberikan edukasi tentang
PPI dengan harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi di Rumah Sakit terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan
dijauhi ketika mengunjungi pasien-pasien dengan penyakit menular,
immunocompromised, maupun tentang upaya lain yang berhubungan
dengan PPI.
N
Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
o
1 Pelaksanaan Surveilans
Rekap Laporan: Koordinasi dengan
a. Laporan Bulanan setiap ruang rawat
b. Laporan Triwulan Januari s/d Desember 2022 inap, rawat jalan,
c. Laporan Tahunan Maret,Juni,September,Desember ICU.
2022
Desember 2022
2 Melakukan Investigasi Koordinasi dengan
outbreak setiap ruang rawat
Rekap Laporan: Desember 2022 inap, rawat jalan,
a. Laporan Tahunan UGD, K3RS dan
TIM PPI
3 Membuat Infection
Control Risk Assesment Koordinasi dengan
(ICRA) PMKP IPSRS,
Rekap Laporan: K3RS
Desember 2022
a. Laporan tahunan
Desember 2022
5 Monitoring Manajemen Koordinasi dengan
laundry dan linen setiap ruang rawat
Rekap Laporan: inap, rawat jalan
a. Laporan Bulanan Januari s/d Desember 2022 dan manajemen
b. Laporan Triwulan Maret,Juni,September,Desember laundri dan linen.
2022
c. Laporan Tahunan Desember 2022
6 Monitoring Peralatan
kadaluwarsa, single-use
Koordinasi dengan
menjadi re-use
setiap ruang rawat
Rekap Laporan:
inap, rawat jalan
a. Laporan Bulanan Januari s/d Desember 2022
dan kamar bedah
b. Laporan Triwulan Maret,Juni,September,Desember
2022
c. Laporan Tahunan Desember 2022
7 Monitoring
Koordinasi dengan
Pembuangan sampah
setiap ruang rawat
infeksi & cairan tubuh
inap, rawat jalan
Rekap Laporan: Januari s/d Desember 2022
dan sanitasi
a. Laporan Bulanan Maret,Juni,September,Desember
lingkungan
b. Laporan Triwulan 2022
c. Laporan Tahunan Desember 2022
8 Monitoring Penanganan
pembuangan darah dan Koordinasi dengan
komponen darah setiap ruang rawat
Rekap Laporan: Januari s/d Desember 2022 inap, rawat jalan
a. Laporan Bulanan Maret,Juni,September,Desember dan kamar bedah,
b. Laporan Triwulan 2022 sanitasi lingkungan
c. Laporan Tahunan Desember 2022
9 Monitoring Area kamar Koordinasi dengan
mayat dan post mortem setiap ruang rawat
Rekap Laporan: Januari s/d Desember 2022 inap, rawat jalan ,
a. Laporan Bulanan Maret,Juni,September,Desember ICU, UGD, Kamar
b. Laporan Triwulan 2022 Bedah, Kamar
c. Laporan Tahunan Desember 2022 jenazah
10 Monitoring Koordinasi dengan
Pembuangan benda setiap ruang rawat
tajam dan jarum inap, rawat jalan ,
Rekap Laporan: Januari s/d Desember 2022 ICU, UGD, Kamar
a. Laporan Bulanan Maret,Juni,September,Desember Bedah, IPSRS
b. Laporan Triwulan 2022
c. Laporan Tahunan Desember 2022
11 Monitoring Pencatatan Koordinasi dengan
dan pelaporan tertusuk setiap ruang rawat
jarum inap, rawat jalan,
Rekap Laporan: Januari s/d Desember 2022 UGD
a. Laporan Bulanan Maret,Juni,September,Desember K3RS, Komite PPI,
b. Laporan Triwulan 2022 PMKP
c. Laporan Tahunan Desember 2022
13 Monitoring kepatuhan Koordinasi dengan
Hand hygiene setiap ruang rawat
Rekap Laporan: Januari s/d Desember 2022 inap, rawat jalan,
a. Laporan Bulanan Maret,Juni,September,Desember UGD, ICU, Kamar
b. Laporan Triwulan 2022 Bedah, Komite PPI
c. Laporan Tahunan Desember 2022
14 Pendidikan dan Januari s/d Desember 2022 Koordinasi dengan
Pelatihan Instalasi
a. Kursus Dasar Pendidikan
Pencegahan
pengendalian Infeksi
b. Kursus Lanjutan
Pencegahan dan
pengendalian Infeksi
c. Pelaksanaan
sosialisasi kursus
dasar dan lanjutan
PPI
d. Pelaksanaan
sosialisasi atau
orientasi
pengendalian HAIs
pada pasien,
pengunjung,
karyawan dan staf
15 Program Pelayanan Juli dan Desember 2022 Koordinasi dengan
Kesehatan PMKP dan K3RS
Staf/Pegawai
Bab VI
Pengkajian risiko
6.1. Pengertian
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah
risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang
dialami pasien selama di Rumah Sakit. Sementara risiko non medis ada yang berupa
risiko bagi organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang
berhubungan langsung dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem
informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaianorganisasi.
Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol finansial yang
efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan
akuntansi yang baik (Bury PCT, 2007).
Menurut Dwipraharso(2004)risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal(umumnya bersifat foreseeable but
unavoidable, calculated, controllable).
2. Risiko ‘bermakna’ tetapi harus diambil karena ‘the only way’ (unavoidable).
3. Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak
bertanggung jawab secara hukum
6.2. Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko
1. Meningkatkan peran Rumah Sakit dan manajemen dalam mencegah
error dengan cara mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya,
prosedur dan sistem pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan
lingkungan. Hal tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical practice
guidelines, clinical pathway dll.
2. Meningkatkanperan staf RumahSakit agar terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit untuk mampu
mengenali, mengidentifikasi dan menganalisis kejadian medical error dan
melakukan upaya yang adekuat untuk mengatasi error yang sudah terlanjur
terjadi.
3. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang
bekerja dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh
kinerja manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral,
finansial, ,teknis dan oprasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara
pihak manajemen dengan pihak praktisi.
6.3. Manajemen Risiko
Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of Healthcare
Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh Rumah
Sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera
atau kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi Rumah Sakit.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu.
7.1. Pengertian
a. Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk
endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
b. Antiseptik adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme.
c. Autoclave adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk sterilisasi
dengan menggunakan uap yang bertekanan.
d. Bioburden adalah jumalah mikroorganisme pada benda yang
terkontaminasi.
e. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi
sampai sterilisasi.
f. Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui sistem termal
( panas) atau kimia.
g. Indikator Kimia adalah suatau alat berbentuk strip atau tape yag menandai
terjadi pemaparan sterilan pada objek yang disterilkan telah tercapai.
h. Indikator Mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain – lain
pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal.
i. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
7.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan bahan guna
menekan kejadian infeksi di rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
Sebagai panduan dalam memberikan pelayanan unit stertlisasi di
rumah sakit.
Untuk mengadakan pengawasan dan kontrol mutu terhadap hasil
sterilisasi.
Sebagai sebuah panduan kerja bagi tenaga pelaksana memberikan
pelayanan unit sterilisasi
7.3. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
A. PERENCANAAN
Menyusun kebutuhan barang di pelayanan sterilisasi dalam rangka
memenuhi kegiatan secara periodik dengan melampirkan daftar stok akhir
serta jumlah barang yang dibutuhkan.
B. PENGADAAN
Adalah proses pengadaan alat sesuai rencana kebutuhan untuk kebutuhan
untuk mencapai tujuan pelayanan Unit Kamar Operasi dan Instalasi yang
terkait.
b. Barang steril adalah semua peralatan baik alat tenun, instrumen maupun
alat kesehatan lainnya yang sudah dilakukan proses sterilisasi di Unit Kamar
Operasi dan Instalasi yang terkait
8.1. Pengertian
kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Penyelenggaraan kesehatan
lingkungan ini diselenggarakan melalui upaya penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah satu tempat dan fasilitas umum
tersebut adalah rumah sakit
Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit menggunakan berbagai bahan dan
fasilitas atau peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Interaksi rumah sakit dengan manusia dan lingkungan hidup di rumah sakit dapat
menyebabkan masalah Kesehatan lingkungan yang ditandai dengan indicator
menurunnya kualitas media kesehatan lingkungan di rumah sakit, seperti media air,
udara, pangan, sarana dan bangunan serta vektor dan binatang pembawa penyakit.
Akibatnya, kualitas lingkungan rumah sakit tidak memenuhi standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang telah ditentukan.
8.3. Sasaran
1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
2. Pimpinan/pengelola rumah sakit;
3. Tenaga kesehatan rumah sakit;
4. Pemangku kepentingan/pembuat kebijakan; dan
5. Organisasi profesi atau asosiasi rumah sakit.
mandiri
BAB IX
MANAJEMEN LINEN/LAUNDRY
10.1. Pengertian
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis
padat dan non medis.
3. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun, dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
4. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit, seperti incenerator, dapur,
perlengkapan generator, anestesi, dan pembuatan obat sitotoksik.
5. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain
Catatan : Jika lebih dari satu kelompok resiko akan terkena dampak, pilih kelompok
resiko yang lebih tinggi
Sedang
Sangat tinggi
Keterangan: Jika lebih dari satu kelompok resiko akan terkena dampak, pilih kelompok
resiko yang lebih tinggi
12.4. REKOMENDASI KOMITE PPI KEPADA PENANGGUNGJAWAB
KONSTRUKSI BANGUNAN
Selama proses Kontruksi Setelah Proses Kontruksi Selesai
Kelas III 1. Mengisolasi sistem HVAC di area 1. Pembatas area kerja harus
kerja untuk mencegah kontaminasi tetap dipasang sampai
sistem saluran. proyek selesai diperiksa oleh
2. Siapkan pembatas area kerja atau komite K3,KPPI dan
terapkan metode kontrol kubus dilakukan pembersihan oleh
(menutup area kerja dengan plastik
dan menyegel dengan vakum petugas kebersihan.
Hepa untuk menyedot debu 2. Lakukan pembongkaran
keluar)sebelum kontruksi bahan-bahan pembatas area
bangunan. kerja dengan hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran
kotoran dan puing-puing
3. Menjaga tekanan udara negatif
konstruksi.
dalam tempat kerja dengan
3. Vacuum area kerja dengan
menggunakan unit penyaringan
penyaringan HEPA filter
udara HEPA.
4. Lakukan pengepelan basah
4. Letakkan limbah konstruksi dalam
dengan
wadah yang tertutup rapat sebelum
pembersihan/desinfektan
dibuang.
5. Setelah pekerjaan selesai
5. Tutup wadah atau gerobak
rapikan kembali sistem
transportasi limbah.
HVAC.
Kelas IV 1. Mengisolasi sistem HVAC diarea 1. Pembatas area kerja harus
kerja untuk mencegah kontaminasi tetap dipasang sampai
sistem saluran . proyek selesai diperiksa oleh
2. Siapkan pembatas area kerja atau Komite K3,KPPI, dan
terapkan metode kontrol kubus dilakukan pembersihan oleh
(menutup area kerja dengan plastik petugas kebersihan.
dan menyegel vakum HEPA untuk 2. Lakukan pembongkaran
menyedot debu keluar)sebelum bahan-bahan pembatas area
konstruksi dimulai. kerja dengan hati-hati untuk
3. Menjaga tekanan udara negative meminimalkan penyebaran
dalam tempat kerja dengan kotoran dan puing-puing
menggunakan unit penyaringan konstruksi.
udara HEPA. 3. Letakkan limbah konstruksi
4. Menyegel lubang, pipa dan dalam wadah yang tertutup
saluran. rapat sebelum sebelum
5. Membuat anteroom dan dibuang.
mewajibkan semua personil untuk 4. Tutup wadah atau gerobak
melewati ruangan ini sehingga transportasi limbah.
mereka dapat disedot 5. Vakum area kerja dengan
menggunakan vacum cleaner vakum HEPA.
HEPA sebelum meninggalkan 6. Lakukan pengepelan basah
tempat kerja atau mereka bisa dengan
memakai pakaian kerja yang lepas pembersih/disinfektan
setiap kali mereka meninggalkan 7. Setelah pekerjaan selesai
tempat kerja. rapikan kembali sistem
6. Semua personil memasuki tempat HVAC.
kerja diwajibkan untuk memakai
penutup sepatu ,sepatu harus
diganti setiap hari keluar dari area
kerja.
Melakukan identifikasi area dengan aktifitas khusus, misalnya kamar pasie, ruang obat-
obatan, dll
Melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan ventilasi, pipa air dan kemungkinan
pemadaman listrik akibat konstruksi
Apakah perencanaan memungkinkan jumlah kamar isolasi/tekanan udara negatif yang cukup?
Apakah perencanaan memungkinkan jumlah dan jenis washtafel untuk cuci tangan?
Apakah PPI setuju dengan rencana relatif terhadap bersih dan kotor kamar utilitas?
Misalnya: Arus lalu lintas, rumah tangga, pembuangan puing (bagaimana dan Kapan)
12.5. FORM KESEPAKATAN PENGENDALIAN INFEKSI KARENA DAMPAK
RENOVASI DAN KONSTRUKSI BANGUNAN (INFECTION CONTROL
COSTRUCTION PERMIT)
SUPERVISOR
KELOMPOK RESIKO
YES NO AKTIVITAS KONSTRUKSI YES NO
KONTROL INFEKSI
SELAMA SETELAH
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KELAS I 1. Lakukan pekerjaan 1. Bersihkan lingkungan kerja
konstruksi dengan
metode debu minimal.
2. Segera menggantikan
plafon yang digunakan
untuk pemeriksaan
visual
KELAS II 1. Menyediakan saran 1. Bersihkan permukaan kerja dengan
aktif untuk mencegah pembersihan/desinfektan.
penyebaran debu ke 2. Letakkan limbah konstruksi dalam
udara. wadah yang tertutup rapat sebelum
2. Memberikan kabut air dibuang lakukan pengepelan basah
pada permukaan kerja dan/atau vacum dengan HEPA filter
untuk mengendalikan sebelum meninggalkan area kerja.
debu saat memotong. 3. Setelah pekerjaan selesai rapikan
3. Menyegel pintu yang kembali sistem HVAC.
tidak terpakai dengan
lakban.
4. Menutup ventilasi
udara.
5. Letakkan dust
mat(keset debu)
dipintu masuk dan
keluar area kerja.
6. Menutup system HVAC
(heating ventilation air
conditioning) dari area
kerja.
KELAS III 1. Mengisolasi sistem 1. Pembatas area kerja harus tetap
HVAC di area kerja dipasang sampai proyek selesai
untuk mencegah diperiksa oleh komite K3,KPPI dan
kontaminasi sistem dilakukan pembersihan oleh petugas
saluran. kebersihan.
2. Siapkan pembatas
area kerja atau
2. Lakukan pembongkaran bahan-bahan
terapkan metode
pembatas area kerja dengan hati-hati
kontrol kubus
untuk meminimalkan penyebaran
(menutup area kerja
kotoran dan puing-puing konstruksi.
dengan plastik dan
3. Vacuum area kerja dengan
menyegel dengan
Tanggal penyaringan HEPA filter
vakum Hepa untuk
4. Lakukan pengepelan basah dengan
menyedot debu
pembersihan/desinfektan.
keluar)sebelum
5. Setelah pekerjaan selesai rapikan
kontruksi bangunan.
3. Menjaga tekanan kembali sistem HVAC.
udara negatif dalam
tempat kerja dengan
menggunakan unit
penyaringan udara
HEPA.
4. Letakkan limbah
konstruksi dalam
wadah yang tertutup
rapat sebelum
dibuang.
Paraf
5. Tutup wadah atau
gerobak transportasi
limbah.
Tgl Tgl
Tanggal :
( )
Formulir pemantauan selama renovasi / konstruksi bangunan
Lokasi renovasi :
Tanggal pemantauan :
Kelas III
no kegiatan ya tidak na Keterangan
Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran
Siapkan pembatas area kerja atau terapkan
metode kontrol kubus (menutup area kerja dengan
plastik dan menyegel dengan vakum HEPA untuk
menyedot debu keluar ) sebelum kontruksi dimulai
Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja
dengan menggunakan unit penyaringan udara
HEPA
Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
tertutup rapat sebelum dibuang.
Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah
Kelas IV
no kegiatan ya tidak na Keterangan
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran
2 Siapkan pembatas area kerja atau terapkan
metode kontrol kubus ( menutup area kerja
dengan plastik dan menyegel dengan vakum
HEPA untuk menyedot debu keluar ) sebelum
kontruksi dimulai
( )
Cheklist Post - Renovasi
Tanggal/Jam Survey
Lokasi Renovasi
Koordinator Proyek
A.Penyelesaian proyek
1) Pembersihan debu dari udara dengan sistem penyedotan
pipa/vacum
2) Pembersihan zona konstruksi sebelum memindahkan barrier
konstruksi
3) Pemeriksaan jamur dan lumut. Bila ditemukan lakukan
pembersihan
4) Verivikasi parameter ventilasi pada area baru sesuai
kebutuhan
5) Jangan menerima apabila terdapat kekurangan ventilasi
terutama didaerah perawatan khusus
6) Bersihkan atau ganti filter sesuai prosedur penyedot debu
7) Pindahkan barrier dan bersihkan daerah dari semua debu
yang dihasilkan selama pekerjaan / proyek.
8) Pastikan bahwa keseimbangan tekanan udara di kamar
operasi dan lingkungan sekitarnya dapat dicapai sebelum
ruangan digunakan.
9) Kondisi ruangan sesuai indikasi terutama dikamar operasi
dan lingkungan sekitarnya, pastikan bahwa spesifikasi
teknis sesuai yang disyaratkan.
B. Apakah system berikut ini diuji dan berfungsi baik
1) Alarm kebakaran- lepaskan penutup detektor & lakukan
pengujian dari panel kontrol
2) Sprinkler / peyemprot air – terhubung kesaluran utama dan
bertekanan cukup
3) Listrik _ Pengujian switch / tombol dan pengontrolan
4) Sumber air buka, dan cek suhu
5) Gas medis
6) Limbah _ hilangkan sumbatan
7) Pemasangan filter, menghilangkan penyumbatan, uji
keseimbangan tekanan
C. Lingkungan
1) Bersihkan puing puing, peralatan, perlengkapan dan bahan
bahan bangunan.
2) Vacuum dan bersihkan permukaan disemua area konstruksi
untuk menghilangkan kuman
D. Isolation barriers
1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa atau di
beri uap air sebelum dibongkar
2) Pelindung harus dipindahkan dengan hati hati untuk
meminimalkan penyebaran kotoran dan puing puing
E. Pengendalian infeksi
Tinjauan indikasi untuk melakukan kultur lingkungan
Periksa daerah konstruksi setelah pembersihan akhir dan
menyetujui penggunaanya
F. Keamanan kebakaran
Tersedianya peralatan pemadam kebakaran
G. Keselamatan jiwa
1) Pintu keluar & rute ke UGD di buat kembali
2) Penempatan tanda pintu keluar dengan tepat
( )
BAB XIII
PENULARAN INFEKSI
13.1. Pengertian
Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit
tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit
atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang
terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan; baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau
binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan.
13.2. Cara-cara penularan penyakit
1. Media Langsung dari Orang ke Orang (Permukaan Kulit)
2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut
sebagaia irborne disease.
3. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut
sebagaia irborne disease.
4. Penyakit Imunosuppresed
13.3. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI
AIRBORNE (UDARA)
1. Tempatkan pasien di ruang isolasi bertekanannegatif
2. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan berikan
maskerbedah
3. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atautindakan
4. Batasi jumlahpengunjung
5. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentantidak
diperbolehkan masuk ruangan pasien
6. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian
AlatPelindung Diri (APD) maskerbedah
7. Berikan edukasi tentang Etika Batuk danBersin
8. Google (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan kemungkinan
timbulaerosol
9. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara:
10. Ganti korden pasien dengan korden yangbersih
11. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan yang
kontak dengan petugas dan pasien
12. Bersihkan exhaust fan
13. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabilatidak
terkontamionasi dengan cairan tubuhpasien
14. Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan Negatif
setelah pelaksanaan selesai
Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
4. Dimensi Mutu
Tingkat kinerja atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab
untuk mempertahankan tingkat kinerja atau kondisi tersebut.
Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik.
Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau
mutu.