Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KUALITAS WEBSITE KASKUS DENGAN

MENGGUNAKAN METODE WEBQUAL DAN SKALA


LIKERT

JURNAL INI DISUSUN OLEH


IRVAN SETIAWAN
NPM 13116602

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
DEPOK / 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bertukar pikiran adalah salah satu kegiatan manusia yang setiap hari selalu
dilakukan. Bertukar pikiran bisa mengenai apa saja, dan juga kegiatan ini dapat
dilakukan di mana saja, dan kapan saja, tak terkecuali di Internet. Kegiatan
bertukar pikiran yang sering dilakukan oleh orang Indonesia inilah yang
memberikan ide kepada Andrew Darwis untuk membuat sebuah website
bernama Kaskus, sebagai situs bertukar pikiran berbasis forum.
Ledakan informasi melalui internet yang didampingi dengan globalisasi
besar-besaran di mulai setidaknya pada awal tahun 2000. Informasi yang
sebelumnya sulit untuk di dapatkan dan dijamin kebenaran dan keakuratannya,
setelah adanya internet informasi tersebut sangat mudah diakses dan di
dapatkan. Informasi yang dapat diakses tidak dalam beberapa bidang saja,
melainkan semua bidang, termasuk informasi mengenai harga suatu barang atau
jasa atas merk tertentu.
Produk yang sering digunakan saat mengakses internet oleh masyarakat
Indonesia saat itu salah satunya adalah website forum bernama Kaskus. Kaskus
kerap digunakan oleh masyarakat Indonesia karena menyediakan fasilitas
berupa forum bagi para penggunanya untuk mengeluarkan pikirannya dalam
bidang apapun.
Keberadaan Kaskus ini tentunya disambut baik oleh seluruh pengguna
internet di tanah air. Hal ini disebabkan oleh semakin dimudahkannya
pertukaran pikiran atau informasi dengan adanya website tersebut. Website ini
tidak hanya digunakan untuk memberikan informasi dari tanah air, tetapi juga
memberikan informasi dari negeri lain.
Kaskus tidak memiliki batas dalam penggunaannya, semua pengguna dapat
membuat sebuah thread untuk memulai sebuah topik pembicaraan baru.
Website ini masih kerap digunakan oleh para pengguna internet hingga
sekarang, tetapi sejak tahun 2010 berangsur-angsur pengakses Kaskus kian
berkurang.
Kaskus bukanlah satu-satunya tempat untuk bertukar pikiran atau informasi
di internet bagi orang Indonesia saat ini. Sosial media adalah tempat lain untuk
melakukan kegiatan tersebut, tetapi tidak mungkin keberadaan sosial media
yang kerap digunakan oleh semua pengguna internet sekarang adalah satu-
satunya alasan dari berkurangnya penggunaan Kaskus. Penelitian ini dilakukan
untuk mencari alasan lain dari masalah tersebut dengan melihat kualitas website
Kaskus saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Wesbsite berbasis forum Kaskus adalah website forum terbesar yang pernah
ada di Indonesia. Website ini pada tahun 2000-an sangatlah sering dipakai oleh
para pengguna internet, tetapi memasuki tahun 2010 para pengguna Kaskus
berangsur-angsur berkurang. Penelitian ini dilakukan demi mengetahui apakah
kualitas website Kaskus saat ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi masalah itu.

1.3 Tujuan Penelitian

Menganalisis dan menilai kualitas website Kaskus saat ini.

1.4 Manfaat Penelitian


Untuk mencegah turunnya kualitas dari suatu website dan mempertahankan
pengguna website.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Website

Web adalah kumpulan informasi mentah yang saling berintegrasi untuk


menampilkan informasi berupa dokumen yang terbentuk oleh teks, gambar,
multimedia, dan lainnya pada jaringan internet (Sibero, 2013). Halaman-halaman
dokumen yang berisi informasi itulah yang disebut dengan website. Website yang
tidak memiliki informasi belum dapat disebut website, oleh karena itu informasi
berperan penting dalam terbentuknya suatu website.

2.1.1 Website Usability

Website usability merupakan pengukuran terhadap website berdasarkan


reaksi pengguna saat berinteraksi dengan sistem yang ada pada website. Standart
Internasional (ISO 9241-11) menilai jika usability dapat dinilai melalui efektivitas,
efisiensi, dan kepuasan pengguna. Neilson (2012) berpendapat jika usability suatu
website dapat dinilai dari :

a. Learnability; menilai reaksi pengguna saat mempelajari website saat


pertama kali menggunakannya.
b. Efficiency; menilai kecepatan pengguna saat menggunakan website.
c. Memorability; menilai bagaimana pengguna menjelaskan karakteristik
website berdasarkan pengalamannya saat berinteraksi dengan website.
d. Errors; menilai jumlah kesalahan yang ada pada website saat
pengguna sedang menggunakannya.
e. Satisfaction; menilai kepuasan pengguna saat atau setelah menggunakan
website.
2.2 Usability (Kegunaan)

Usability adalah penjabaran kualitatif sebuah fungsi yang menentukan


kemudahan user dalam menggunakan antarmuka suatu tampilan komputer
(Nielsen, 2012). Pengaksesan website selalu melalui tampilan antarmuka pengguna
atau biasa disebut User Interface (UI) yang dalam pembentukannya akan selalu
berkaitan dengan usability. Website dapat dikatakan berhasil jika tampilan yang ada
padanya bersifat usable yaitu dapat dijalankan secara efektif, efisien, dan
memuaskan.

Efektivitas suatu tampilan dinilai berdasarkan keakuratan dan kelengkapan


hasil yang didapatkan oleh pengguna setelah mencapai tujuannya. Efisiensi suatu
tampilan dinilai berdasarkan kecepatan pengguna dalam berinteraksi dengan
tampilan untuk mencapai tujuannya. Kepuasan suatu tampilan dinilai dari respon
pengguna saat berinteraksi dengan tampilan hingga mencapai tujuannya. Tampilan
yang memperoleh nilai maksimal terhadap tiga faktor tersebut merupakan tampilan
yang bersifat usable.

2.3 Webqual
Webqual adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur kualitas
suatu website berdasarkan pandangan pengguna terakhir (Zeithaml, 1990).
Webqual memiliki dasar suatu konsep yaitu QFD (Quality Function Deployment)
yaitu suatu proses pengembangan dan implementasi produk kepada pelanggan.
Webqual telah mengalami banyak perubahan dalam klasifikasi indicator
penilaiannya, saat ini webqual memiliki tiga area kategori pengukuran menurut
Barnes dan Vidgen, yaitu:
1. Information Quality (Kualitas Informasi)
Kategori ini mengukur kualitas informasi yang ada pada website berdasarkan
indikator yang telah ditentukan. Informasi yang diukur adalah kepantasan
penggunaan informasi terhadap tujuan website. Indikator-indikator yang digunakan
yaitu:
 Akurat; informasi adalah jelas dan bebas dari kesalahan.
 Efektif; informasi yang diberikan adalah informasi terbaru dan
terjamin faktanya.
 Relevan; informasi sesuai dengan topik masalah.
2. Service Interaction Quality (Kualitas Pelayanan)
Kategori ini mengukur mutu layanan yang dirasakan oleh pengguna ketika
menggunakan website lebih lanjut. Nilai ukur terhadap kategori ini adalah
kepercayaan dan empati pengguna terhadap website yang dapat diukur dengan
indikator-indikator seperti:
 Reputasi website adalah baik.
 Pengguna merasa aman dalam menggunakan website.
 Pengguna merasa aman mencantumkan informasi pribadi.
 Website memberikan ruang dan kemudahan untuk berkomunikasi
dengan pengguna.
 Pengguna membeli atau mempercayakan barang miliknya melalui
website.

3. Usability (Kualitas Kegunaan; Kemudahan)


Kategori ini mengukur kualitas website berdasarkan tampilan, perancangan,
kemudahan pengunaan, dan navigasi. Indikator-indikator yang digunakan adalah:
 Pengguna merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian website.
 Interaksi antara tampilan website dengan pengguna jelas dan mudah
dipahami.
 Pengguna merasa mudah untuk bernavigasi dalam website.
 Pengguna merasa website mudah untuk digunakan.
 Website memiliki tampilan yang menarik.
 Website menciptakan pengalaman positif bagi pengguna.

2.4 Skala Likert


Skala Likert merupakan skala yang sering digunakan untuk menarik data
berupa sikap dan pendapat dalam penelitian, riset, atau survei. Skala likert sering
digunakan untuk melakukan perhitungan hasil kuisoner untuk mengukur tanggapan
baik dan negatif terhadap suatu topik. Penggunaan skala likert pada pembuatan
kuisoner berlaku pada penentuan nilai suatu kuisoner dan perhitungan datanya,
pada penentuan nilai skala likert membagi 5 bagian nilai, yaitu :
1. Nilai (1), untuk jawaban sangat tidak suka.
2. Nilai (2), untuk jawaban tidak suka.
3. Nilai (3), untuk jawaban netral.
4. Nilai (4), untuk jawaban suka.
5. Nilai (5), untuk jawaban sangat suka.
Pengolahan nilai yang telah didapat akan menggunakan rumus,
Total skor :
𝑇 × 𝑃𝑛
𝑇 = Total nilai yang didapat.
𝑃𝑛 = Pilihan nilai dari skala likert.
Misalkan diketahui terdapat 10 responden yang setelah dinilai total skornya adalah
247.

Interpretasi Skor Perhitungan, sebelum mendapatkan hasil interpretasi terlebih


dahulu harus diketahui skor tertinggi (X), dan skor terendah (Y), berikut rumusnya:
X = nilai skala likert terkecil (1 × 100; sangat tidak suka).
Y = nilai skala likert terbesar (5 × 100; sangat suka).
Misalkan terdapat 1100 responden, maka diperoleh nilai X = 500, dan Y = 100.

Rumus index %, merupakan rumus yang digunakan untuk menilai interpretasi


responden terhadap cita rasa topik (website Kaskus). Berikut rumusnya:
1. Cari interval terlebih dahulu, berikut rumus interval :

100 100
𝐈 = 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐬𝐤𝐚𝐥𝐚 𝒍𝒊𝒌𝒆𝒓𝒕 ; 𝐈 = = 𝟐𝟎
5

Maka interval yang dapat adalah 20%, lalu jika diinterpretasi maka:
 Angka 0% – 19,99% = sangat tidak setuju atau buruk atau kurang
sekali.
 Angka 20% – 39,99% = tidak setuju atau kurang baik.
 Angka 40% – 59,99% = cukup atau netral.
 Angka 60% – 79,99% = setuju atau baik atau suka.
 Angka 80% – 100% = Sangat setuju atau baik atau suka.

Penyelesaian akhir,

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 247 247


; = = 49,4
𝑌×100 5×100 500

Maka index yang didapatkan adalah 49,4%, yang berarti berada pada
kategori cukup atau netral.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian (metode, thinkaloud, webqual)


Penelitian usabilitas ini dilakukan terhadap website Kaskus dengan metode
webqual dan skala likert.

3.2 Data (kalimat direvisi biar ga ngulang)


Data yang digunakan untuk penelitian didapatkan dengan menggunakan
kuesioner dengan indikator webqual. Metode webqual dipilih karena membahas
tiga area indikator yaitu information quality, service interaction quality, dan
usability. Menilai kualitas suatu website dengan menggunakan metode webqual
merupakan cara penilaian dengan menggunakan sudut pandang pengguna akhir
(konsumen). Data yang telah diperoleh dari kuesioner ini tidak langsung menjadi
nilai akhir, karena setelah itu data akan hitung dengan menggunakan rumus skala
likert untuk menentukan kualitas berdasarkan kepuasan pengguna.

3.3 Teknik Analisis


Teknik analisis yang dilakukan pada penelitian ini merupakan teknik
analisis deskriptif kuantitatif. Penarikan data dilakukan dengan memberikan
kuesioner kepada para pengguna. Pertanyaan yang ada pada kuesioner merupakan
pertanyaan berdasarkan tiga area indikator webqual, yang antara lain adalah :
1. Saya merasa informasi yang saya dapatkan dari Kaskus dapat dipercaya.
2. Saat saya mencari informasi, saya mencarinya di Kaskus.
3. Informasi yang saya dapat dari Kaskus, sesuai dengan topik pembicaraan.
4. Saya merasa aman saat menggunakan Kaskus.
5. Saya merasa percaya untuk mencantumkan informasi pribadi saya di profile
akun Kaskus.
6. Saya merasa mudah menghubungi moderator Kaskus.
7. Saya tidak menemui masalah saat mengakses Kaskus.
8. Saya merasa website Kaskus mudah dipelajari.
9. Saya merasa tampilan Kaskus unik.
10. Saya merasa desain tampilan yang ada pada Kaskus membantu saya
bernavigasi.
11. Saya merasa mudah untuk bernavigasi di website Kaskus.
12. Saya merasa fasilitas (berupa subforum) yang diberikan oleh Kaskus
membantu memenuhi kebutuhan saya.
13. Saya merasa website Kaskus lebih nyaman dipakai daripada website forum
lainnya.
14. Saya tidak puas dengan informasi yang disediakan pada forum Kaskus.
15. Saya tidak ingin mengakses Kaskus lagi
Pertanyaan-pertanyaan diatas akan dijawab dengan lima bagian nilai yang terbagi
menjadi sangat tidak puas hingga sangat puas. Jumlah jawaban kuesioner akan
dihitung untuk mendapat kesimpulan.
BAB 4
HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan berdasarkan jawaban dua
puluh responden yang telah menjawab kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut.

Area Penilaian Index

Information Quality 63.5 %

Service Interaction Quality 57.0 %

Usability 73.7 %
Tabel 1. Index Penilaian
Index pada tabel 1 didapatkan dengan menghitung menggunakan rumus yang telah
dijelaskan sebelumnya. Index yang telah didapatkan ini jika dimasukkan ke dalam
interval penilaian data, dapat disimpulkan jika responden cukup puas pada kualitas
informasi dan usabilitas pada website, tetapi kualitas pelayanan yang diberikan oleh
website masih berada pada batas wajar.

4.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang telah diolah tadi dapat ditarik kesimpulan jika pada
area usabilitas dan kualitas informasi website Kaskus telah cukup memuaskan
penggunanya, tetapi jika kita lihat secara lebih detail, index pada keduanya
menunjukkan perbedaan yang cukup besar yaitu 10%. Perbedaan ini tidak dapat
dianggap remeh, karena perbedaan antar interval saja sebesar 20% yang berarti
walaupun sudah masuk dalam interval cukup memuaskan, antara bagian usability
dan information quality kualitas keduanya masih belum dapat disetarakan.
Area service interaction quality hanya memiliki index 57.0% yang berarti
area ini masih dapat dikatakan tidak baik dan tidak bagus, yang berarti jika kita lihat
penelitian yang dilakukan oleh Budi Setiawan Santoso dan Muhammad Fauzi
Anwar pada penelitian “Analisis Kualitas Website Menggunakan Metode Webqual
dan Importance-Performance Analysis (IPA) pada Website Kaskus” hasilnya masih
sama. Penelitian yang dilakukan oleh Budi dan Fauzi menyimpukan jika Kaskus
masih memiliki kekurangan pada area kualitas informasi dan layanannya, pada
penelitian yang telah saya lakukanpun hasilnya masihlah sama.
BAB 5
KESIMPULAN & SARAN

Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode webqual dan


skala likert pada website Kaskus ini menyimpulkan jika Kaskus masih belum sesuai
dengan harapan pengguna. Kualitas usabilitas atau kegunaan dan kualitas informasi
pada Kaskus memang sudah cukup memuaskan penggunanya, tetapi masih terdapat
perbedaan yang cukup besar antara kualitas usabilitas dan kualitas informasinya.
Kualitas layanan-pun masih menjadi masalah dalam kualitas website, hal ini
disebabkan oleh hasil yang didapat oleh penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
hasil yang didapat oleh penelitian terdahulu (Budi dan Fauzi), yaitu kualitas layanan
masih berada di angka wajar (tidak buruk dan tidak baik).
Kualitas Kaskus yang masih belum sesuai dengan ekspektasi pengguna ini
diperkirakan adalah salah satu faktor pendukung dari berkurangnya pengguna
Kaskus saat ini. Pihak Kaskus harus melihat website berbasis forum atau penyedia
informasi lain untuk mempertimbangkan desain kualitas yang ada pada Kaskus.
Penelitian yang telah saya lakukan serta penelitian yang dilakukan oleh Budi dan
Fauzi menunjukkan jika Kaskus masih harus mengatasi masalah kurangnya kualitas
informasi dan layanan.
Penelitian ini masih belum maksimal karena masih belum terdapat solusi
untuk mengatasi masalah yang ada pada website Kaskus, oleh karena jika penelitian
ini akan diteruskan, diharapkan untuk membuat solusi seperti perubahan
penampilan, penyaringan informasi, atau yang lainnya demi memecahkan masalah
yang ada pada website Kaskus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Budi Setiawan Santoso dan Muhammad Fauzi Anwar. Analisis Kualitas


Website Menggunakan Metode Webqual dan Importance-Performance
Analysis (IPA) pada Website Kaskus.
2. Indri Astuti, Wisnu Ananta Kusuma, Firman Adriansyah. Analisis Usability
Homepage Situs Web Perpustakaan Nasional RI menggunakan Metode
Think-Aloud.
3. Amirin, M. Tatang. 2010. Skala Likert: Penggunaan dan Analisis Datanya.
4. Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Alfabeta,
Bandung
5. Sejarah KASKUS. https://bantuan.kaskus.co.id/hc/id/articles/214603738-
Sejarah-KASKUS. Diakses tanggal 7 Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai