Anda di halaman 1dari 18

Diagnosis dan Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum

Vera
(Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam UI)
Staf Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Kristen Maranatha

Abstract
Signs and symptoms associated with physiologic changes of the cardiovascular system
in women during the last trimester of pregnancy, may obscure the diagnosis of heart disease
during that time. Therefore, it is difficult to diagnose congestive heart disease in pregnant
women. We report one patient with peripartum cardiomyopathy, which is a very rare heart
disease in pregnant women. Recognizing that peripartum cardiomyopathy may occur in
pregnant women without any history of heart disease is of clinical importance, since it allows
early diagnosis and treatment directed toward the congestive state.

Keywords : peripartum cardiomyopathy, congestive heart failure, pregnancy

Pendahuluan 1. Gejala dan tanda gagal jan-


Penyakit jantung dapat tung pada wanita hamil se-
ditemukan pada 1%-4% dari ring sulit dibedakan dengan
kehamilan, dan biasanya dise- perubahan fisiologis akibat
babkan oleh penyakit jantung kehamilan itu sendiri. Pada
kongenital atau penyakit katup bulan-bulan akhir kehamil-
jantung yang telah dipunyai an, kelelahan, sesak nafas,
penderita sebelum hamil. Peru- dan kaki bengkak dapat
ditemukan pada wanita nor-
bahan fisiologis pada wanita
mal yang tidak mengalami
hamil menyebabkan memberat-
gagal jantung. (Brown CS,
nya kerja jantung sehingga Bertolet BD, 1998)
kelainan jantung yang semula 2. Dokter enggan melakukan
asimtomatik dapat menimbul- pemeriksaan foto toraks pa-
kan gejala gagal jantung pada da wanita hamil sehubungan
saat penderita tersebut hamil, dengan resiko sinar X terha-
terutama pada trimester ketiga. dap janin. Padahal resiko
(Danzell JD, 1998) sinar X terhadap janin hanya
Diagnosis penyakit jan- besar pada kehamilan tri-
tung pada wanita hamil sering mester pertama, maka foto
mengalami keterlambatan. Hal toraks dapat dilakukan pada
ini disebabkan karena:

37
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
wanita hamil trimester ke- setelah melahirkan, tidak ada
dua atau ketiga dengan pe- faktor lain yang menyebabkan
lindung khusus sinar X pada gagal jantung, tidak ada riwayat
abdomen. Lagipula sejauh penyakit jantung sebelumnya,
ini, tidak ada wanita hamil adanya disfungsi sistolik ven-
dengan kelainan jantung trikel kiri yang ditunjukkan oleh
yang mengalami perburukan ekokardiografi. (Pearson GD, et
fungsi jantung pada keha- al., 2000)
milan trimester pertama. Faktor resiko kardiomio-
Biasanya mereka mengalami pati peripartum adalah multi-
gejala gagal jantung pada paritas, usia ibu yang tua,
kehamilan trimester dua atau kehamilan ganda, pre-eklamp-
tiga. (Morley CA, Lim BA, sia, hipertensi gestasional, dan
1995) ras Afrika-Amerika. Sampai saat
Oleh karena itu, diperlukan ini, etiologi pastinya belum
kewaspadaan yang tinggi dan ditemukan, diperkirakan karena
skrining pasien-pasien yang miokarditis, respon imun abnor-
mempunyai resiko tinggi dalam mal terhadap kehamilan, respon
rangka deteksi dini penyakit maladaptif terhadap stress he-
modinamik saat hamil, aktivasi
jantung pada wanita hamil.
sitokin akibat stress, dan terapi
Di antara penyebab pe-
tokolitik yang berkepanjangan.
nyakit jantung yang timbul pada (Brown CS, Bertolet BD, 1998)
wanita hamil, jarang sekali Gejala kardiomiopati pe-
didapatkan kardiomiopati peri- ripartum meliputi: mudah lelah,
partum sebagai penyebabnya. nyeri dada, batuk, berdebar-
Insidensi kardiomiopati peripar- debar, sesak nafas (paroxysmal
tum di Amerika Serikat hanya- nocturnal dyspnea dan ortopnea),
lah 1 di antara 15000 kehamilan. batuk, hemoptisis. Pada peme-
Meskipun demikian, kardiomio- riksaan fisik, ditemukan tekan-
pati peripartum dapat mengan- an darah yang tinggi atau nor-
cam nyawa, sehingga para mal, distensi vena leher, pem-
klinisi harus dapat mendeteksi- besaran jantung, gallop, aritmia
nya sedini mungkin. (Bokhari jantung, ronki basah halus pada
SW, Reid CL, 2003) paru, hepatomegali, asites, ede-
Yang dimaksud dengan ma kaki. Pada pemeriksaan
EKG, dapat ditemukan sinus
kardiomiopati peripartum ada-
takikardi atau aritmia atrium,
lah gagal jantung yang timbul
gelombang T terbalik, gelom-
pada bulan-bulan terakhir ke-
hamilan sampai dengan 5 bulan

38
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera
bang Q, perubahan ST-T non- Empat minggu sebelum
spesifik, hipertrofi ventrikel kiri. masuk RS, yakni pada usia
Pada foto toraks, dapat ditemu- kehamilan 8 bulan, penderita
kan kardiomegali, kongesti vena merasa sesak nafas yang tidak
pulmonal, dan infiltrat pada ke- tergantung pada cuaca maupun
dua basal paru. Pada peme- emosi. Sesak nafas terutama di-
riksaan ekokardiografi, dapat rasakan bila beraktivitas. Pen-
ditemukan dilatasi ventrikel derita merasa lebih enak bila
dengan gangguan fungsi sistolik tidur dengan bantal tinggi.
secara keseluruhan. (Brown CS, Selama tidur, penderita sering
Bertolet BD, 1998 ; Lampert MB, tiba-tiba terbangun karena sesak
Lang RM, 1995) nafas dan leher seperti tercekik.
Penatalaksanaan kardio- Selain sesak nafas, kedua kaki
miopati peripartum sama de- penderita membengkak, namun
ngan penatalaksanaan gagal jan- tidak nyeri. Penderita tidak
tung pada umumnya yang me- kejang dan berat badan tidak
liputi: restriksi cairan, diet bertambah secara drastis pada
rendah garam, diuretik, vaso- waktu hamil tua. Waktu kontrol
dilator, digitalis, penyekat β- ke ahli kandungan, diketahui
adrenergik. Bedanya, pemberian tekanan darah penderita me-
obat pada penderita kardiomio- ningkat di atas normal, yakni
pati peripartum perlu memper- paling tinggi 150/90 mmHg.
hatikan faktor keamanan obat Penderita diberi obat untuk
terhadap janin dan ekskresi obat menurunkan tensinya oleh dok-
atau metabolitnya ke dalam air ter tersebut berupa pil (pen-
susu ibu (ASI) pada ibu yang derita tidak tahu apa namanya
menyusui. (Bokhari SW, Reid karena tanpa bungkus), dimi-
CL, 2003 ; Pearson GD, et al. num tiga kali sehari secara
2000) teratur.
Empat hari sebelum ma-
suk RS, sesak nafas makin
Ilustrasi Kasus bertambah sampai penderita ti-
Ny N, 30 tahun, suku dak dapat bangun dari tempat
Betawi, datang ke Instalasi tidur. Sesak nafas disertai de-
Gawat Darurat (IGD) RS Per- ngan bunyi mengi dan batuk
sahabatan pada tanggal 3 Ok- berdahak putih kental, serta de-
mam tidak terlalu tinggi. Buang
tober 2004 dengan keluhan
air kecil berkurang, warna ku-
utama sesak nafas sejak empat
ning jernih. Kedua kaki pende-
minggu sebelum masuk RS.

39
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
rita makin bengkak. Oleh karena ibu rumah tangga, sudah
itu, penderita disarankan untuk menikah, dikaruniai satu orang
menjalani operasi sesar dua hari anak, anak tertua berusia 5
kemudian. Penderita melahirkan tahun, suami penderita bekerja
dua bayi kembar, semuanya sebagai pega-wai swasta. Biaya
hidup dan tanpa kelainan ba- berobat di-tanggung oleh
waan. Penderita dirawat di keluarga.
rumah sakit bersalin selama dua Pada pemeriksaan fisik di
hari oleh ahli kandungan, na- IGD RSP, didapatkan keadaan
mun tidak ada perbaikan, se- umum tampak sakit berat, ge-
hingga dirujuk ke RSP. lisah, tekanan darah : 150/110
Pada riwayat penyakit mmHg, frekuensi nafas: 30x/
dahulu, ditemukan bahwa pen- menit, frekuensi nadi: 120x/
derita pernah sakit seperti ini menit, suhu : 38 0C, tinggi
saat hamil anak pertama (lima badan 160 cm, berat badan 58
tahun yang lalu), dirawat di kg. Konjungtiva palpebra tidak
rumah sakit bersalin, dikatakan pucat, sklera tidak ikterik.
hipertensi dan sakit jantung, Tekanan vena jugularis 5+0 cm
minum obat teratur sampai de- H2O, tidak ada pembesaran ke-
ngan tiga bulan setelah melahir- lenjar getah bening leher,
kan. Setelah itu, penderita dika- kelenjar tiroid dalam batas nor-
takan tidak perlu kontrol lagi mal. Pada pemeriksaan jantung,
karena fungsi jantungnya sudah ditemukan iktus cordis yang
membaik. Penderita mengguna- kuat angkat dan melebar, konfi-
kan KB suntik selama tiga tahun, gurasi cor membesar, bunyi
kemudian lepas karena ingin jantung I-II normal, ada gallop,
mempunyai anak lagi. Selama namun tanpa murmur. Pada
rentang waktu antara kehamilan pemeriksaan paru, didapatkan
pertama dan kedua, penderita pergerakan dada simetris statis
tidak pernah tekanan darah dinamis, sonor, bunyi nafas
tinggi, tidak sesak nafas meski- bronkovesikuler, wheezing, ronki
pun bekerja berat, dan kaki tidak basah halus di basal kedua paru,
membengkak. ronki basah kasar di apeks paru.
Pada riwayat penyakit Abdomen datar, lemas, tidak
keluarga, tidak ada anggota ke- nyeri tekan, lien tak teraba,
luarga penderita yang mende- hepar teraba 2 jari di bawah
rita sakit jantung, kencing ma- arkus kosta kanan, konsistensi
nis, maupun tekanan darah lunak, tepi tumpul, tidak nyeri
tinggi. Pasien adalah seorang tekan, fundus uteri teraba tiga

40
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera
jari di bawah pusat, bising usus baring setengah duduk, O2
normal. Akral hangat, terdapat masker 6 L/menit, infus deks-
pitting edema pada kedua trosa 5% emergency, diet jantung
ekstremitas inferior, tidak siano- 1500 kalori rendah garam II,
sis. pasang kateter, furosemid 1 x 40
Hasil laboratorium me- mg iv, KSR 3x1, captopril 2 x
nunjukkan Hb 12,9, Ht 39,5, 12,5 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg,
leukosit 16300, trombosit isosorbid dinitrat 3 x 5 mg,
210.000, ureum 26, kreatinin 1,2, seftriakson 1 x 2 gram iv.
SGOT 38, SGPT 16, Na+ 124, K+ Pada hari kedua perawat-
3,2, glukosa darah sewaktu 123 an, keadaan pasien relatif sama
mg/dL. Kadar albumin dan dengan hari pertama, namun
globulin 2,9 gr/dL dan 4,3 tekanan darah sudah turun
gr/dL. Hasil analisa gas darah menjadi 120/80 mmHg. Pasien
menunjukkan pH 7,346, pCO2 dikonsulkan ke bagian obsgin.
35 mmHg, pO2 83,3 mm Hg, Dari hasil konsultasi dengan
HCO3 19,2, saturasi O2 95,7%. bagian obsgin, diputuskan un-
Pemeriksaan urin rutin tidak tuk rawat bersama. Penatalak-
ada kelainan. EKG menun- sanaan dari obsgin meliputi:
jukkan sinus takikardi, normo- pompa ASI, asupan cairan 1500-
aksis, depresi segmen ST di V1- 2000 mL/hari, ganti balut luka
V6, pembesaran ventrikel kiri operasi tiap hari, N-asetil-
dan kanan. Hasil foto toraks sistein 3 x 600 mg, vitamin C 2
menunjukkan CTR > 50%, in- x 400 mg iv.
filtrat, dan kranialisasi. Pada hari ketiga perawat-
Berdasarkan anamnesis, an, timbul demam tinggi. Dipi-
pemeriksaan fisik, pemeriksaan kirkan adanya sepsis e.c pneu-
penunjang, ditegakkan daftar monia, maka seftriakson diganti
masalah sebagai berikut: pe- dengan kombinasi seftazidim 2 x
nyakit jantung kongestif kelas IV 1 gram dan gentamisin 2 x 80
e.c. penyakit jantung peri- mg. Ditambahkan juga digoksin
partum, pneumonia, pasca-sectio 1 x 0,25 mg dan dosis furosemid
caesarea dua hari atas indikasi dinaikkan menjadi 2 x 40 mg iv
preeklampsia dan edema paru, karena pasien masih nampak
hiponatremia dan hipokalemia. sesak. Terapi lainnya dilanjut-
Rencana diagnostik meliputi: kan. Balans cairan –1250 cc.
ekokardiografi dan kultur spu- Pada hari keempat pe-
tum. Sedangkan rencana terapi rawatan, pasien merasa sesak
meliputi: rawat di ICCU, tirah berkurang dan sudah tidak

41
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
febris, sehingga dipindahkan tidurnya tanpa bantuan orang
dari ICCU ke bangsal. Balans lain. Terapi masih tetap sama.
cairan –1000 cc. Kadar koles- Pada hari kedelapan pe-
terol total 263 mg/dL, kadar rawatan, pasien sudah bisa ber-
trigliserida 266 mg/dL, HDL 30, diri di sisi tempat tidurnya tan-
LDL 180. Daftar masalah pada pa merasa sesak. Luka operasi
saat itu berupa: penyakit jan- dalam keadaan kering dan baik,
tung kongestif kelas III e.c tidak ada tanda-tanda infeksi.
penyakit jantung peripartum, Daftar masalah pada saat ini
pneumonia, pasca-sectio caesarea meliputi: penyakit jantung ko-
atas indikasi preeklampsia, ngestif kelas II e.c kardiomiopati
dislipidemia. Diberikan simvas- peripartum, pneumonia (perba-
tatin 1 x 10 mg, terapi lainnya ikan), pasca-sectio caesarea atas
dilanjutkan. indikasi pre-eklampsia, dislipi-
Pada hari kelima pe- demia. KSR dan digoksin dihen-
rawatan, pasien sudah bisa lepas tikan, furosemid injeksi diganti
dari oksigen masker dan beralih menjadi furosemid tablet 1 x 40
ke oksigen kanul nasal. Ronki mg, terapi lainnya diteruskan.
dan wheezing pada paru meng- Pada hari kesembilan pe-
hilang. Gallop menghilang. Ede- rawatan, pasien sudah bisa
ma kaki sudah sangat minimal. berjalan ke kamar mandi. Daftar
Balans cairan –1100 cc. Oleh masalah pada saat itu berupa :
karena itu, dosis furosemid penyakit jantung kongestif kelas
diturunkan menjadi 1 x 40 mg II e.c kardiomiopati peripartum,
iv. Terapi lainnya diteruskan. pasca-sectio caesarea atas indikasi
Direncanakan mobilisasi berta- preeklampsia, dislipidemia. Pa-
hap dan pelepasan kateter. Ha- sien diizinkan pulang.
sil ekokardiografi menunjukkan
gambaran sesuai dengan kardio- Pembahasan
miopati postpartum, yakni: Pada pasien ini, sesak
hipokinetik global otot jantung, nafas dirasakan bertambah bila
gangguan fungsi sistolik, fraksi beraktivitas. Hal ini menun-
ejeksi 22%. ukkan adanya dyspnea d’effort.
Pada hari keenam pe- Selain itu, pasien juga merasa
rawatan, pasien sudah bisa tidur lebih enak bila tidur dengan
telentang dan lepas dari oksigen
bantal tinggi, yang menunjuk-
kanul nasal. Edema kaki sudah
kan adanya orthopnea. Selama
hilang. Balans cairan –700 cc.
Penderita bisa duduk di tempat tidur, pasien sering terbangun
tiba-tiba karena merasa sesak

42
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera
nafas (paroxysmal nocturnal (Arafeh J, Sayed Y, 2004) Pe-
dyspnea). Bersamaan dengan itu, ningkatan volume plasma ter-
kedua tungkai pasien pun sebut menyebabkan peningkat-
membengkak. Dyspnea d’effort, an beban kerja jantung. Oleh
ortopnea, paroxysmal nocturnal sebab itu, biasanya pasien hamil
dyspnea, edema tungkai, yang dengan kelainan jantung mulai
merupakan gejala dan tanda mengalami gejala gagal jantung
kongestif pada saat kehamil-
klasik dari gagal jantung ko-
annya memasuki minggu ke-32.
ngestif, biasanya ditemukan
(Danzell JD, 1998)
pula pada wanita normal yang Secara fisiologis, terjadi
hamil tua. (Brown CS, Bertolet penurunan tekanan sistolik dan
BD, 1998) Oleh karena itu, sulit diastolik selama kehamilan.
bagi kita untuk mengetahui (Bokhari SW, Reid CL, 2003)
apakah sesak nafas yang dira- Namun pada pasien ini, malah
sakan sejak empat minggu ter- terjadi peningkatan tekanan da-
sebut timbul karena perubahan rah sejak kehamilan 32 minggu.
fisiologis kehamilan atau karena Oleh karena itu, ahli kandungan
kardiomiopati peripartum. Kar- menganggap bahwa pasien
diomiopati peripartum itu sen- menderita pre-eklampsia, yang
diri biasanya timbul setelah biasanya timbul pada usia keha-
melahirkan sampai dengan lima milan lebih dari 7 bulan dan
bulan postpartum. Hanya 9% ditandai oleh hipertensi, edema,
proteinuria. Pada pasien ini, ha-
saja yang muncul pada saat satu
nya ada hipertensi, kaki edema
bulan antepartum. (Lampert
yang timbul akibat gagal
MB, Lang RM, 1995) jantung kongestif, namun tidak
Gejala dan tanda gagal ada pro-teinuria, sehingga
jantung kongestif pada pasien kenaikan te-kanan darah yang
ini muncul sejak usia kehamilan terjadi bukan merupakan bagian
menginjak 32 minggu. Hal ini dari pre-eklampsia. Sehubungan
terjadi, karena secara fisiologis, dengan banyaknya prevalensi
volume plasma wanita hamil pre-eklampsia dibandingkan
meningkat sejak usia kehamilan dengan kardiomiopati
6 minggu dan memuncak pada peripartum, ahli kandungan
usia kehamilan 32 minggu. tidak begitu mem-perhatikan
(Bokhari SW, Reid CL, 2003) ketidakcocokan data terhadap
Volume plasma wanita hamil diagnosis. Pasien dike-lola
meningkat sebanyak 1600 mL sebagai pre-eklampsia se-hingga
pada kehamilan tunggal dan
2000 mL pada kehamilan ganda.

43
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
mendapat terapi yang se-suai karena sebagian ahli kandungan
dengan pre-eklampsia saja dan kurang mempunyai kewaspada-
tidak dikonsulkan pada ahli an tinggi terhadap penyakit
penyakit dalam, padahal pe- jantung ketika menemui wanita
ningkatan tekanan darah pada hamil dengan keluhan sesak
pasien ini merupakan salah satu nafas. Sebagian besar pasien
petanda dari kardiomiopati peri- meninggal karena edema paru
partum yang memerlukan pe- yang timbul secara tiba-tiba
nanganan lebih agresif daripada pada penderita stenosis katup
pre-eklampsia. mitral, endokarditis infektif, hi-
Ahli kandungan baru pertensi pulmonal, dan kardio-
mencurigai adanya gagal jan- miopati peripartum. (Morley
tung kongestif akibat kelainan CA, Lim BA, 1995)
lokal jantung setelah pasien Hal yang sama juga ter-
masih tetap merasa sesak nafas jadi pada pasien ini. Pasien ini
setelah melahirkan. Bila sesak baru dirujuk ke RSP untuk di-
nafas tersebut diakibatkan oleh konsulkan pada ahli penyakit
proses fisiologis kehamilan tri- dalam setelah pasien merasa se-
mester akhir, seharusnya sesak sak nafas hebat yang memer-
sudah menghilang seiring lukan ICU. Padahal seharusnya
dengan berakhirnya kehamilan. ahli kandungan sudah meng-
Meskipun gagal jantung konges- konsultasikan pasien pada ahli
tif dapat dipicu oleh tekanan penyakit dalam dini, yakni sejak
darah yang tingi pada pre- trimester satu, mengingat ada-
eklampsia, biasanya edema paru nya riwayat sakit jantung pada
hanya terjadi bila tekanan darah kehamilan sebelumnya dan ada-
sangat tinggi. Sedangkan tekan- nya resiko kardiomiopati peri-
an darah pasien ini tidak terlalu partum pada pasien ini (keha-
tinggi. milan ganda).
Menurut Morley et al, Pada saat tiba di RSP,
keterlambatan diagnosis penya- pasien tampak gelisah karena
kit jantung pada wanita hamil sesak nafas dan ditemukan
dapat berakibat fatal. Konsultasi tanda-tanda gagal jantung ko-
kardiologi pada wanita hamil ngestif berupa peningkatan
dengan penyakit jantung biasa- tekanan vena jugularis, ronki
nya dilakukan oleh ahli kan- basah halus di kedua basal paru,
dungan saat pasien dirawat di adanya gallop dan pembesaran
ICU, yakni saat berada dalam konfigurasi jantung, hepatome-
kondisi kritis. Hal ini terjadi gali, serta pitting edema pada

44
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera
ekstremitas inferior. Tekanan ditemukan semua keluhan ter-
darah pada pasien ini tidak sebut pada saat anamnesis,
terlalu tinggi dan pasien tidak kecuali hemoptisis. Sedangkan
mempunyai riwayat hipertensi tanda kardiomiopati peripartum
sebelum hamil, sehingga perlu meliputi: tekanan darah yang
dicari kelainan jantung yang tinggi atau normal, distensi
menyebabkan pasien ini menga- vena leher, pembesaran jantung,
lami gagal jantung kongestif gallop, aritmia jantung, ronki
kelas IV. Oleh karena itu, dila- basah halus pada paru, hepa-
kukan pemeriksaan EKG dan tomegali, asites, edema kaki.
foto toraks pada pasien ini. (Brown CS, Bertolet BD, 1998 ;
Dari EKG, ditemukan Lampert MB, Lang RM, 1995)
sinus takikardi, normoaksis, de- Pada pemeriksaan fisik pasien
presi segmen ST-T di V1-V6, ini, ditemukan semua tanda ter-
pembesaran ventrikel kiri dan sebut, kecuali aritmia jantung
kanan. Sedangkan dari foto dan asites. Pada pemeriksaan
toraks, ditemukan kranialisasi EKG peripartum kardiomiopati,
dan kardiomegali. Kedua hasil biasanya ditemukan sinus taki-
ini sesuai dengan gambaran kardia, kelainan non-spesifk seg-
gagal jantung kongestif. Sehu- men ST-T, hipertrofi ventrikel
bungan dengan fakta bahwa kiri. Pada foto toraks, ditemu-
78% kardiomiopati peripartum kan kardiomegali, efusi pleura
terjadi pada bulan ke-0 sampai minimal, kongesti vena pul-
dengan bulan ke-4 setelah mela- monal, dan infiltrat di kedua
hirkan, dan pasien tidak mem- basal paru. (Lampert MB, Lang
punyai kelainan jantung sebe- RM, 1995) Pada pasien ini,
lum hamil, kardiomiopati peri- hampir semua kriteria diagnos-
partum dipertimbangkan seba- tik kardiomiopati peripartum
gai penyebab gagal jantung terpenuhi. Untuk memastikan-
kongestif pada pasien tersebut. nya, dilakukan ekokardiografi.
(Lampert MB, Lang RM, 1995) Setelah keadaan umum
Gejala kardiomiopati pe- penderita relatif stabil, dilaku-
ripartum meliputi: mudah lelah, kan ekokardiografi. Hasil eko-
nyeri dada, batuk, berdebar- kardiografi menunjukkan hipo-
debar, sesak nafas (paroxysmal kinetik global otot jantung,
nocturnal dyspnea dan ortopnea), gangguan fungsi sistolik ven-
batuk, hemoptisis. (Brown CS, trikel kiri, fraksi ejeksi 22%.
Bertolet BD, 1998 ; Lampert MB, Gambaran ini sesuai dengan
Lang RM, 1995) Pada pasien ini, kardiomiopati peripartum yang

45
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
ditandai dengan disfungsi ven- Penanganan kardiomio-
trikel kiri. (Pearson GD, et al., pati peripartum terutama ditu-
2000) jukan untuk mengatasi gagal
Penanganan bersama an- jantung kongestif yang timbul
tara ahli penyakit dalam dan pada masa antepartum, intra-
ahli kandungan sejak trimester partum, dan postpartum. Pena-
pertama pada semua wanita nganan gagal jantung kongestif
hamil dengan riwayat penyakit pada kehamilan pada prin-
sipnya sama dengan penangan-
jantung, mutlak diperlukan da-
an gagal jantung kongestif seca-
lam rangka menurunkan mor-
ra umum, yakni dengan cara
talitas dan morbiditas akibat mengurangi preload, memper-
perburukan fungsi jantung pa- baiki kontraktilitas jantung, dan
sien selama kehamilan. Melalui mengurangi afterload. Hanya
kerjasama tersebut pada masa bedanya, pemberian obat untuk
antepartum, diharapkan usia mengatasi gagal jantung konges-
kehamilan optimal untuk mela- tif pada masa kehamilan harus
hirkan, tempat dan cara mela- memperhatikan keamanan obat
hirkan yang terbaik, tindakan terhadap janin.
spesifik yang berkaitan dengan Pengurangan preload di-
kelainan jantung (misalnya: mo- mulai dengan diet rendah ga-
nitor invasif, profilaksis endo- ram (konsumsi natrium kurang
karditis subakut bakterial, terapi dari 4 gram) dan restriksi cairan
gagal jantung) dapat diren- (kurang dari 2 L). Bila tidak
canakan secara matang sebelum berhasil, diuretik dan preparat
nitrat dosis rendah dapat di-
pasien memasuki proses persa-
berikan untuk menurunkan
linan. Selama masa antepartum,
preload. (Brown CS, Bertolet BD,
evaluasi fungsi jantung harus
1998 ; Lampert MB., Lang RM,
dilakukan secara berkala dan
1995) Sebagai diuretik pada ma-
setiap penyulit (misalnya: pre-
sa kehamilan, furosemid lebih
eklampsia, infeksi, anemia, hi-
dianjurkan daripada tiazid,
pertiroidisme) harus ditangani
karena tiazid dapat mengakibat-
secara agresif. (Arafeh J, Sayed
kan trombositopenia, hipoglike-
Y, 2004) Sayangnya, pasien ini mia, anemia hemolitik, bradikar-
tampaknya hanya ditangani oleh
di pada janin. (Qasqas SA, et al,
ahli kandungan sehingga per- 2004)
burukan fungsi jantung tidak Meskipun penghambat
terdeteksi secara dini dan timbul ACE merupakan pilihan utama
edema paru menjelang proses
persalinan.

46
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera
untuk menurunkan afterload, karena penggunaan atenolol
penghambat ACE hanya boleh jangka lama berkaitan dengan
diberikan setelah bayi lahir. prematuritas dan bayi berat
Sebagai gantinya, selama keha- badan lahir rendah. (Lydakis C,
milan, dapat diberikan amlodi- et al, 1999)
pin 5-10 mg (1x1) atau kom- Berdasarkan hasil pene-
binasi hidralazin 25-100 mg litian DIG (Digoxin Investiga-
(4x1) dan nitrogliserin kerja tors Group), pemberian digok-
panjang untuk mencapai tekan- sin pada gagal jantung kongestif
an darah sistolik 110-100 mmHg. tanpa disertai fibrilasi atrium
(Brown CS, Bertolet BD, 1998 ; hanya menyebabkan penurunan
Lampert MB, Lang RM, 1995) angka opname sebanyak 28%,
Hasil penelitian CIBIS-I bukan angka mortalitas. (The
(Cardiac Insufficiency Bisopro- Digitalis Investigation Group,
lol Study) menemukan bahwa 1997) Oleh karena itu, digoksin
pemberian bisoprolol dapat me- tidak rutin diberikan pada setiap
nurunkan angka opname pada penderita gagal jantung ko-
penderita gagal jantung sebesar ngestif. Digoksin hanya dibe-
34% karena bisoprolol bersifat rikan pada penderita gagal
sebagai penyekat 1-adrenergik jantung kongestif yang kurang
yang selektif. (CIBIS Investiga- responsif terhadap kombinasi
tors and Committees, 1994) penghambat ACE dan penyekat
Sedangkan hasil penelitian 1-adrenergik. Digoksin 0,25 mg
CIBIS-II menemukan bahwa per hari cukup aman untuk
pemberian bisoprolol pada pa- wanita hamil dan menyusui,
sien gagal jantung kongestif namun kadarnya dalam serum
kelas III-IV yang mempunyai harus dipantau secara berkala
fraksi ejeksi ≤ 35% dapat supaya tetap berada dalam
mengurangi angka kematian. kisaran 1-2 ng/dL. (Brown CS.,
(CIBIS Investigators and Bertolet BD., 1998) Intoksikasi
Committees, 1999) Maka berda- digoksin biasanya terjadi bila
sarkan kedua hasil penelitian di ada gangguan elektrolit, hipo-
atas, bisoprolol diindikasikan tiroidisme, penggunaan obat
untuk mengatasi gagal jantung jantung lainnya (amiodaron,
kongestif. Meskipun sama-sama verapamil, spironolakton, kui-
bersifat penyekat 1-adrenergik nidin). (Danzell JD, 1998 ;
selektif, pemberian metoprolol Morley CA, Lim BA, 1995.)
lebih dianjurkan daripada Secara fisiologis, kontrak-
atenolol pada masa antepartum, si uterus pada masa intrapartum

47
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
menyebabkan peningkatan te- tersebut, sehingga akhirnya
kanan darah, denyut jantung, timbul edema paru yang dapat
curah jantung, serta konsumsi mengancam nyawa. (Arafeh,
oksigen. Nyeri selama masa Sayed Y, 2004) Demikian pula
intrapartum dapat mengakibat- halnya yang terjadi pada pasien
kan tekanan darah dan denyut ini. Pasien mengalami edema
jantung makin meningkat lagi. paru hebat dua hari postpartum,
Oleh karena itu, pengendalian yang ditandai dengan membe-
nyeri sangat penting. (Arafeh J, ratnya keluhan sesak nafas.
Sayed Y, 2004) Penderita kar- Diagnosis pneumonia pa-
diomiopati peripartum yang da pasien ini ditegakkan berda-
stabil dapat menjalani induksi sarkan adanya demam, batuk
persalinan, sedangkan penderita produktif, ronki basah kasar pa-
yang mengalami dekompensasi da pemeriksaan paru, dan ada-
kordis akut harus menjalani nya infiltrat pada foto toraks.
sectio caesarea. (Heider Al, et al, Semula pneumonia pada pasien
1999) Selama intrapartum, ini dipikirkan didapatkan dari
penderita harus dimonitor de- masyarakat (community-acquired
ngan kateter arteri pulmonal pneumonia). Hal ini dapat mem-
secara ketat karena sewaktu- perberat sesak nafas pasien.
waktu dapat terjadi dekompen- Oleh karena itu, perlu segera
sasi kordis akut. Anestesi epidu- diperiksa analisis gas darah,
ral merupakan pilihan utama pemberian oksigen masker, dan
karena anestesi epidural mem- pemberian mukolitik beserta
punyai efek simpatektomi yang antibiotika sefalosporin generasi
dapat menurunkan afterload 3, yakni: seftriakson.
pada penderita kardiomiopati Pada perkembangan se-
peripartum. Anestesi umum lanjutnya, pasien mengalami
hanya dilakukan pada pasien sepsis. Dipikirkan karena pneu-
dengan dekompensasi kordis monia (hospital-acquired pneumo-
akut atau gawat janin. (George nia), sehingga antibiotika digan-
LM, et al, 1997)
ti dengan seftazidim dan genta-
Secara fisiologis, pada
misin yang dapat membunuh
masa postpartum, 1000 ml darah
kuman gram negatif. Beberapa
kembali ke sirkulasi maternal
dari uterus dan ekstremitas hari setelah pemberian antibio-
bawah. Gagal jantung kiri dapat tika, terjadi perbaikan klinis.
terjadi akibat fluktuasi jumlah Pasien sudah tidak demam,
darah dalam sirkulasi maternal batuk sudah berhenti, dan tidak
ada tanda-tanda sepsis.

48
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera
Penatalaksanaan gagal dianjurkan untuk mengandung
jantung kongestif akibat kar- lagi karena cadangan kemam-
diomiopati peripartum pada puan kontraktilitas jantung su-
pasien ini telah sesuai dengan dah terganggu, sehingga gagal
pedoman NHLBI, yakni: res- jantung kongestif kemungkinan
triksi garam dan air, furosemid, besar akan terulang kembali
penyekat ACE, penyekat 1- pada kehamilan selanjutnya.
adrenergik selektif, vasodilator, (Lampert MB, Lang RM, 1995)
dan bila perlu, digoksin. Pada pasien ini, telah diberikan
(Pearson GD, et al, 2000) Mes- edukasi tentang pentingnya ste-
kipun demikian, pasien tidak rilisasi untuk mencegah keha-
diberi antikoagulan, yang sebe- milan berikutnya.
narnya diindikasikan pada
pasien kardiomiopati peripar-
tum dengan fraksi ejeksi ≤ 35%, Daftar Pustaka
dalam rangka mencegah resiko Arafeh J, Sayed Y. 2004. Cardiac
tromboemboli. Hal ini terjadi disease in pregnancy.
karena dikhawatirkan pasien NeoReviews. 5(6): 232-8.
Bokhari SW, Reid CL. 2003. Heart
mengalami perdarahan yang disease in pregnancy. In:
merembes dari luka operasi Crawford MH, editor. Current
(sectio caesarea). diagnosis and treatment in
Prognosis penderita kar- cardiology. 2nd edition. New
diomiopati peripartum sangat York: McGraw Hill : 500-1.
Brown CS, Bertolet BD. 1998. Peripartum
beragam, tergantung pada
cardiomyopathy: A comprehensive
pulihnya fungsi jantung dalam review. Am J Obstet
waktu 6 bulan postpartum. 50% Gynecol;178:409-14.
dari penderita kardiomiopati CIBIS Investigators and Committees.
peripartum dapat sembuh sem- 1994. A randomized trial of -
purna. Mortalitas akibat pe- blockade in heart failure: the
cardiac insufficiency bisoprolol
ripartum kardiomiopati diper- study (CIBIS). Circulation. 90:
kirakan sebesar 25%. Kematian 1765-73.
biasanya disebabkan oleh gagal CIBIS Investigators and Committees.
jantung kongestif progresif, 1999. The cardiac insufficiency
aritmia, atau tromboemboli. bisoprolol study II (CIBIS-II): a
randomized trial. Lancet; 353: 9-
(Bokhari SW, Reid CL, 2003 ; 13.
Lampert MB, Lang RM, 1995) Danzell JD. 1998. Pregnancy and pre-
Meskipun fraksi ejeksi sudah existing heart disease. J La State
kembali normal, penderita kar- Med Soc. 150(2):97.
diomiopati peripartum tidak Heider Al, Kuller JA, Strauss RA et al.
1999. Peripartum
cardiomyopathy: a review of the

49
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005
literature. bstet Gynecol Pearson GD, Veille JC, Rahimtoola S, et
Surv.54:526-31. al. 2000. Peripartum cardio-
George LM, Gatt SP, Lowe S. 1997. myopathy: National Heart, Lung,
Peripartum cardiomyopathy: four and Blood Institute, and Office of
case histories and commentary on Rare Disease (National Institutes
anaesthetic management. Anaesth of Health) Workshop recommen-
Intens Care. 25:292-6. dations and review. JAMA. 283
Lampert MB, Lang RM. 1995. (9):1183.
Curriculum in cardiology: Qasqas SA, McPherson C, Frishman W,
Peripar-tum cardiomyopathy. Am Elkayam U. 2004. Cardiovascular
Heart J;130:860-70. pharmacotherapeutic considera-
Lonn E, McKelvie R. 2000. Drug tions during pregnancy and
treatment in heart failure. BMJ. lactation. Cardiology in Review.
320:1188-92. 12(5):240-61.
Lydakis C, Lip G, Beevers M, et al. The Digitalis Investigation Group. 1997.
1999. Atenolol and fetal growth in The effect of digoxin on mortality
pregnancies complicated by and morbidity in patients with
hypertension. Am J Hypertens heart failure. N Engl J Med. 336:
12:541-7. 525-533
Morley CA, Lim BA. 1995. Lesson of the
Week: The risks of delay in
diagnosis of breathlessness in
pregnancy. BMJ. 311:1083-1084

50
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera

LAMPIRAN

Guide to Cardiovascular Drug Use in Pregnancy and With Nursing

Drug Use in Pregnancy Use during Lactation Class


Doxazosin Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
risks C
excretion in milk unknown
Clonidine Weigh benefits vs Breastfeed with caution,
C
risks drug excreted in breast milk
Methyldopa Weigh benefits vs Breastfeed with caution,
B
risks drug excreted in breast milk
ACE- During 2nd and 3rd Breastfeeding not recommended, C (1st)
inhibitors trimester, it may excretion in milk unknown
cause fetal / neonatal D (2nd &
injury 3rd)

Atenolol Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,


C
risks excretion in milk unknown
Bisoprolol Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks excretion in milk unknown
Carvedilol Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks excretion in milk unknown
Amlodipin Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks excretion in milk unknown
Nifedipin Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks drug excreted in breast milk
Diltiazem Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks drug excreted in breast milk
Verapamil Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks drug excreted in breast milk
Low-dose Weigh benefits vs Breastfeed with caution,
D
Aspirin risks drug excreted in breast milk
Furosemide Weigh benefits vs Breastfeeding not recommended,
C
risks drug excreted in breast milk
Clopidogrel Use only if clearly Breastfeeding not recommended,
B
needed excretion in milk unknown
Enoxaparin Use only if clearly Breastfeeding not recommended,
B
needed excretion in milk unknown
Heparin Weigh benefits vs Not excreted in breast milk C
risks

51
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

Guide to Cardiovascular Drug Use in Pregnancy and With Nursing


Drug Use in Pregnancy Use during Lactation Class
Spironolactone Weigh benefits vs Breastfeeding not
D
risks recommended, drug
excreted in breast milk
HCT Use only if clearly Breastfeed with caution,
B
needed drug excreted in breast milk
Digoxin Weigh benefits vs Breastfeed with caution,
C
risks drug excreted in breast milk
Dobutamine Use only if clearly Breastfeeding not
B
needed recommended, excretion in
milk unknown
Dopamine Weigh benefits vs Breastfeeding not
C
risks recommended, excretion in
milk unknown
Isosorbide Weigh benefits vs Breastfeeding not
C
dinitrate risks recommended, excretion in
milk unknown
Nitroglycerine Weigh benefits vs Breastfeeding not
C
risks recommended, excretion in
milk unknown
Nitroprusside Weigh benefits vs Breastfeeding not
C
risks recommended, excretion in
milk unknown
B= Either animal reproduction studies have not demonstrated fetal risk or else they have
not shown an adverse effect. However, there are no controlled studies of pregnant
women in the first trimester to confirm these findings and no evidence of risk in the
later trimesters.
C= Either animal studies have revealed adverse effects (teratogenic or embryocidal) but
there are no confirmatory studies in women, or studies in both animals and women
are not available. Because of the potential risk to the fetus, drugs should be given
only if justified by potentially greater benefit.
D= Evidence of human fetal risk is available. Despite the risk, benefits from use in
pregnant women could be justifiable in selected circumstances (eg if the drug is
needed in the life-threatening situation and/or no other safer acceptable drugs are
effective.
Qasqas SA, McPherson C, Frishman W, Elkayam U. Cardiovascular pharmacotherapeutic
considerations during pregnancy and lactation. Cardiology in Review. 2004;12(5):240-61.

52
Diagnosis dan Penatalaksanaan
Kardiomiopati Peripartum
Vera

53
JKM.
Vol. 4, No. 2, Februari 2005

54

Anda mungkin juga menyukai