Berdasarkan hasil autoanamnesis dan aloanamnesis terhadap pasien dan
keluarganya didapatkan pasien dengan keluhan perilaku normoaktif, terlalu banyak bicara, bicara kacau, sulit tidur malam hari disertai mood hipotimik pada saat pasien diantar ke IGD. Saat ini pasien sudah tenang dan kooperatif terhadap pemeriksa. Pasien mengaku telah melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum semua obat dengan harapan ia akan sembuh. Pasien minum semua obat setelah mendengar suara bisikan yang muncul dalam hatinya dan menyuruh pasien untuk meminum obat untuk menenangkan pikirannya. Pasien juga tidak mau mandi, pasien sering menyendiri dan menangis, merasa putus asa, dan tidak bekerja sudah ± 9 bulan. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan mood hipotimik, perilaku normoaktif, waham kejar (+), thought of insertion (+), thought of echo (+), halusinasi auditorik (+). Kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun 2012 dan sering kambuh karena pasien tidak patuh dalam meminum obat. Oleh karena itu pasien ini didiagnosis gangguan depresi pasca skizofrenia karena memenuhi kriteria diagnostik berdasarkan PPDGJ III. Pasien ini mendapatkan terapi Risperidon 2 mg 2x1, Clozapin 5 mg 1x1, Elizac 20 mg 1x1. Haloperidol, clozapin sebagai antipsikotik, sedangkan elizac merupakan anti-depressan yang berperan mengatasi gejala depresi mayor dan minor.
1 BAB V KESIMPULAN
Gangguan depresi pasca skizofrenia merupakan episode depresi yang
muncul setelah penyakit skizofrenia terlewati, dimana beberapa gejala alam perasaan khas skizofrenia yang berada dibawah kadar normal masih ada. Seseorang yang mengalami depresi pasca skizofrenia dapat mengalami gejala- gejala depresi dan juga gejala-gejala skizofrenia dalam kadar yang lebih rendah. Tiga per empat dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia 16 sampai 25 tahun pada laki-laki. Pada kaum perempuan, skizofrenia biasanya mulai diidap pada usia 25 hingga 30 tahun. Simptom dari depresi pasca skizofrenia adalah pasien mengalami sebuah episode depresi, baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang yang menyusul gangguan skizofrenia yang telah tertangani setelah 1 tahun berlalu. Gejala skizofrenia dan depresi hadir selama jangka waktu dua minggu atau lebih lama. Gangguan depresi pasca skizofrenia diyakini merupakan interaksi dari tiga factor (biogenik-psikogenik-sosiogenik) maka pengobatan gangguan depresi juga diarahkan pada ketiga faktor tersebut yaitu somatoterapi, psikoterapi, dan sosioterapi Sasaran utama somatoterapi adalah tubuh manusia dengan harapan pasien akan sembuh melalui reaksi holistik. Somatoterapi yang umum dilakukan adalah psikofarmaka dan ECT (Electroconvulsive Therapy). Psikofarmaka atau disebut obat neuroleptika/antipsikotika dibedakan menjadi dua golongan tipikal (konvensional) dan golongan atipikal (generasi kedua).