Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil autoanamnesis dan aloanamnesis terhadap pasien dan


keluarganya didapatkan pasien dengan keluhan perilaku normoaktif, terlalu
banyak bicara, bicara kacau, sulit tidur malam hari disertai mood hipotimik pada
saat pasien diantar ke IGD. Saat ini pasien sudah tenang dan kooperatif terhadap
pemeriksa. Pasien mengaku telah melakukan percobaan bunuh diri dengan
meminum semua obat dengan harapan ia akan sembuh. Pasien minum semua obat
setelah mendengar suara bisikan yang muncul dalam hatinya dan menyuruh
pasien untuk meminum obat untuk menenangkan pikirannya. Pasien juga tidak
mau mandi, pasien sering menyendiri dan menangis, merasa putus asa, dan tidak
bekerja sudah ± 9 bulan.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan mood
hipotimik, perilaku normoaktif, waham kejar (+), thought of insertion (+), thought
of echo (+), halusinasi auditorik (+). Kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun
2012 dan sering kambuh karena pasien tidak patuh dalam meminum obat. Oleh
karena itu pasien ini didiagnosis gangguan depresi pasca skizofrenia karena
memenuhi kriteria diagnostik berdasarkan PPDGJ III.
Pasien ini mendapatkan terapi Risperidon 2 mg 2x1, Clozapin 5 mg 1x1,
Elizac 20 mg 1x1. Haloperidol, clozapin sebagai antipsikotik, sedangkan elizac
merupakan anti-depressan yang berperan mengatasi gejala depresi mayor dan
minor.

1
BAB V
KESIMPULAN

Gangguan depresi pasca skizofrenia merupakan episode depresi yang


muncul setelah penyakit skizofrenia terlewati, dimana beberapa gejala alam
perasaan khas skizofrenia yang berada dibawah kadar normal masih ada.
Seseorang yang mengalami depresi pasca skizofrenia dapat mengalami gejala-
gejala depresi dan juga gejala-gejala skizofrenia dalam kadar yang lebih rendah.
Tiga per empat dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia
16 sampai 25 tahun pada laki-laki. Pada kaum perempuan, skizofrenia biasanya
mulai diidap pada usia 25 hingga 30 tahun.
Simptom dari depresi pasca skizofrenia adalah pasien mengalami sebuah
episode depresi, baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang yang menyusul
gangguan skizofrenia yang telah tertangani setelah 1 tahun berlalu. Gejala
skizofrenia dan depresi hadir selama jangka waktu dua minggu atau lebih lama.
Gangguan depresi pasca skizofrenia diyakini merupakan interaksi dari tiga
factor (biogenik-psikogenik-sosiogenik) maka pengobatan gangguan depresi juga
diarahkan pada ketiga faktor tersebut yaitu somatoterapi, psikoterapi, dan
sosioterapi
Sasaran utama somatoterapi adalah tubuh manusia dengan harapan pasien
akan sembuh melalui reaksi holistik. Somatoterapi yang umum dilakukan adalah
psikofarmaka dan ECT (Electroconvulsive Therapy). Psikofarmaka atau disebut
obat neuroleptika/antipsikotika dibedakan menjadi dua golongan tipikal
(konvensional) dan golongan atipikal (generasi kedua).

Anda mungkin juga menyukai