Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “Sdr. N.A.


DENGAN HEPATITIS A DI RUANG INTERNE PRIA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

OLEH:

WASIT TEGUH PRAPTONO, S.Kep.


NIM. 07 1101 117

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2009
PERYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Klien “Sdr. N.A” dengan Hepatitis A
di Ruang Interne Pria RDS dr. Soebandi Jember.

Jember, 22 Oktober 2009

Pembimbing Akademik

Dwi Ismail, S.Kep.,Ners.,SPd

Pembimbing Klinik

Chaterina Dimasani, S.Kep.,Ners.


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIENDENGAN HEPATITIS AKUT
DI RUANG INTERNE PRIA RSD dr. SOEBANDI JEMBER

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jatingan hati yang dapat
disebabkan oleh virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-
bahan kimia (Hadi, 1999).

2. Etiologi
1. Virus: HAV, HBV, non A dan B
2. Alkohol
3. Obat-obatan

3. Tanda dan Gejala


a. Masa inkubasi:
Virus A (HAV) : 15-45 hari
Virus B (HVB) : 40-180 hari
Virus non A dan non B : 15-150 hari
b. Fase pre ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi
berlangsung sekitar 2-7 hari; anoreksia, nousea, vomitus, nyeri ulu hati,
pegal-pegal terutama dipinggang dan bahu, malaise, lekas capek terutama
sore hari, febris sampai dengan 390 C berlangsung selama 2-5 hari, pusing,
nyeri sendi, gatal-gatal (mencolok pada hepatitis B).
c. Fase ikterik
Urine berwarna seperti the pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
tubuh disertai bradikardi. Ikterus pada kulit dan sclera yang terus
meningkat pada minggu pertama, kemudian menetap baru berkurang
setelah 10-14 hari, kadang-kadang diserta gatal-gatal pada seluruh tubuh,
rasa lesu dan capai dirasakan selama 1-2 minggu.
d. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, sakit ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya
masa ikterik. Warna urine tampak normal,pasien mulai merasa segar
kembali, namun lemas dan lekas capai.

4. Penatalaksanaan
a. Istirahat total
b. Diet TKTP rendah lemak
c. Suportif; vitamin dan anti emetik.

B. FOKUS PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, malaise, demam, nyeri persendian
b. Riwayat penyakit sekarang
Mulai timbulnya keluhan, obat-obatan yang pernah atau sedang dipakai,
upaya klien yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, kebiasaan
mengkonsumsi obat-obatan tertentu, alkolisme.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah keluarga yang tinggal serumah mempunyai penyakit yang sama
e. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Klien berada atau bertempat tinggal di lingkungan yang padat, sanitasi
yang jelek, atau kost-kostan.
f. Pola nutrisi dan dan metabolisme
Nafsu makan menurun atau tidak ada nafsu makan, mual, muntah, nyeri ulu
hati.
g. Pola aktivitas
Malaise, mudah capai, mialgia, nyeri persendian.
h. Pola eliminasi
Urine berwarna gelap seperti the pekat, diare, fese seperti dempul.

2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, lesu, tidak bersemangat, kesadaran kompas mentis
sampai dengan koma, tanda-tanda vital demam, takikardi/bradikardi
b. Kepala
Ikterus di sclera mata dan wajah
c. Abdomen
Nyeri tekan kuadran kanan atas, kembung, pembesaran hati, ascites.
d. Ekstremitas dan kulit
Kaji adanya edema dan ikterus, bekas garukan.

3. Pemeriksaan penunjang
a. Urine lengkap: hiperbillirubinuria
b. Fungsi hati: peningkatan billirubin (direk, indirek, total)
c. HBs Ag, anti HBs Ag, HBe Ag
d. USG abdomen
e. Laparaskopi
f. Biopsy hati
C. PATHWAY
Virus, Alkoholisme, Obat-obatan

Reaksi Ag+Ab Inflamasi di Hati Peregangan kapsula hati

Kerusakan sel parenkim Hepatomegali


MK: Hipertermi

Gangguan metabolisme
KH, lemak, protein

Glikogenesis ↓ Glikoneognesis ↑ MK: Nyeri Mendesak gaster

Glikogen dalam hati ↓


Perasaan penuh
Hipoglikemi pada perut

MK: Keletihan

Kerusakan sel parenkim Gangguan konjugasi

obstruksi
Anoreksia
Gangguan Kerusakan sel
ekskresi empedu ekskresi
Retensi
billirubin

Regurgitasi pada duktuli empedu


intra hepatik

Billirubin
direk ↑

Larut
dalam air Ikterus Garam
empedu
dalam darah ↑
Billirubinuria

MK: Pruritus Mual-muntah

MK: Risiko MK: Risiko MK: Nutrisi


gangguan integritas kurang volume kurang dari
kulit cairan kebutuhan
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia sekunder
terhadap mual dan muntah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hati sekunder terhadap proses
inflamasi
3. Hipertermi berhubungan dengan invasi agent
4. Keletihan berhubungan dengan penurunan cadangan kalori sekunder terhadap
gangguan metabolisme, penurunan asupan.
5. Pruritus berhubungan dengan akumulasi garam empedu dalam jaringan
6. Risiko terhadap kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi garam empedu dalam jaringan.
7. Risiko terhadap kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan
yang berlebihan sekunder terhadap muntah, demam.

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Diagnosis keperawatan; Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
a. Tujuan:
Nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
b. Kriteria evaluasi:
Mempertahankan berat badab yang sesuai, adanya peningkatan asupan
sesuai kalori yang dibutuhkan.
c. Intervensi:
1) Awasi pemasukan diet atau jumlah kalori. Berikan makanan sedikit
dalam frekuensi dan tawarkan makanan pagi yang paling besar.
Rasional: makan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia,
anoreksia paling buruk pada siang hari.
2) Berikan perawatan mulut sebelum makan
Rasional: memberikan perasaan nyaman dan meningkatkan nafsu
makan.
3) Anjurkan makan pada posisi tegak
Rasional: menurunkan rasa penuh dan meningkatkan pemasukan.
4) Hindari minum 1 jam sebelum makan
Rasional: menghindari rasa kenyang dan meningkatkan pemasukan.
5) Kolaborasi pemberian antasida, anti emetic, vitamin.
Rasional: menurunkan rasa mual, dan meningkatkan nafsu makan.

2. Diagnosis keperawatan; Risiko terhadap kerusakan integritas jaringan kulit


berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi garam empedu
dalam jaringan.
a. Tujuan:
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
b. Kriteria evaluasi:
Kulit utuh, bebas ekskoriasi, adanya penurunan pruritus
c. Intervensi:
1) Gunakan air mandi dingin, hindari sabun alkali, berikan minyak kalamin
sesuai indikasi
Rasional: mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilangan
rasa gatal.
2) Anjurkan menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk bila tak
terkontrol . pertahankan kuku jari terpotong pendek pada pasien koma
atau selama jam tidur. Anjurkan melepas pakaian ketat, berikan katun
lembut.
Rasional: menurunkan potensial cidera kulit
3) Berikan masase pada waktu tidur.
Rasional: bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan
iritasi kulit.
4) Hindari komentar tentang penampilan pasien.
Rasional: meminimalkan stress psikologik sehubungan dengan
perubahan kulit.
5) Kolaborasi pemberian obat anti pruritus (antihistamin)
Rasional: menurunkan rasa gatal.

3. Diagnosis keperawatan; Risiko terhadap kurang volume cairan tubuh


berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan sekunder terhadap muntah,
demam.
a. Tujuan:
Volume cairan tubuh dipertahankan adekuat
b. Kriteria evaluasi:
Tanda vital stabil, nadi perifer kuat, turgor kulit baik, haluaran urine
normal, CRT adekuat
c. Intervensi:
1) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan berat badan harian, catat
adanya kehilangan cairan melalui usus.
Rasional: memberikan informasi tentang kebutuhan penggantian atau
efek terapi.
2) Kaji tanda vital, nadi perifer, CRT, turgor kulit, dan membrane mukosa
Rasional: indikasi status volume sirkulasi atau perifer.
3) Kompres dingin bila suhu >380 C.
Rasional: menurunkan demam dengan cara konduksi.
4) Kolaborasi pemberian infuse dan anti emetic, antipiretik
Rasional: mengganti cairan yang hilang, klien yang mengalami muntah
biasanya tidak mungkin pemberian rehidrasi per-oral. Antiemetic
menurunkan rasa mual, antipiretik menurunkan demam.
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tanggal/jam MRS : 14 Oktober 2009
Ruang : Ruang Interne Pria
No. Regester : 26 78 19
Diagnosa Medik : Suspect Hepatitis A, selulitis
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2009

2. Indentitas Klien
Sdr N.A. umur 12 tahun, laki-laki, agama Islam, Suku Madura, pendidikan
SD belum lulus, belum kawin, Jenggawah, nama ayah Tn. S, pekerjaan tani,
nama ibu Ny. S, alamat Tempurejo.

3. Keluhan Utama
Nyeri pada perut kanan atas.

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien mengatakan pada pertengahan puasa yang lalu badan kekuningan dan
kira-kira sejak 2 minggu yang lalu klien mengeluh mual dan muntah, badan
kuning semua. kemudian klien dirawat di Puskesmas dan diberikan obat serta
dipasang infus, setelah 5 hari klien dibawa pulang karena kuningnya sudah
mulai berkurang dan infusnya macet serta bengkak. setelah 3 hari dirumah klien
bertambah kuning, mual, dan muntah serta tangan bekas yang diinfus semakin
membengkak sehingga klien dibawa ke RSD dr. Soebandi Jember. saat ini klien
mengatakan nyeri pada perut kanan atas terutama saat ditekan, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, skala nyeri 3-4, nyeri dirasakan terus menerus. klien juga
mengeluhnyeri pada tangan kirinya (bekas dipasang infus). Upaya yang telah
dilakukan adalah dengan minum jamu temulawak.

5. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien Mengatakan sebelum puasa klien sakit tipus.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan, hipertensi,
kencing manis, sakit paru, hepatitis, dan penyakit menular lainnya.

Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Hubungan Perkawinan
: Perempuan : Hubungan keturunan
: Klien : Serumah

7. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit


Klien berada di lingkungan pondok pesantran , makan dan tidur bersama-sama
dengan santri yang lain.

8. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
Ibu klien mengatakan saat ini anaknya sakit kuning, bila keluarganya ada
yang sakit berobat ke petugas kesehatan (bidan/perawat), Puskesmas, dan
diobati sendiri.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya makan nasi tim, makan 3 kali
sehari habis ¾ porsi, klien makan dengan kerupuk, lauk dari rumah sakit
jarang di makan. klien mengatakan perutnya terasa penuh, nyeri, mual dan
muntah.. minum habis 700-1000 cc sehari.

c. Pola eliminasi
klien mengatakan buang air besar terakhir 4 hari yang lalu, buang air kecil
5-6 kali sehari warna kuning pekat seperti teh.

d. Pola aktivitas
Selama sakit klien hanya tiduran diatas tempat tidur, miring-miring dan
duduk, tangan kiri tidak dapat untuk memegang karena bengkak dan yeri.
semua kebutuhan sehari-hari dibantu orang tua dan perawat.

e. Pola istirahat-tidur
Selama dirawat di rumah sakit klien tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-
2 jam sehari. bila tidur klien tidak mudah terbangun dan setelah bangun
klien merasa badan lebih segar.

f. Pola kognitif dan persepsi sensori


klien dapat menceritakan riwayat penyakitnya dengan jelas, tidak ada ilusi
dan halusinasi, klien dapat merasakan manis, pahit, panas, dingin, dapat
mendengar dengan baik dapat mencium bau wangi dan busuk.

g. Pola konsep diri


Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya, tidak malu dengan penyakitnya,
klien ingin cepat sembuh dan segera pulang ke rumahnya, klien dapat
mengenal dirinya sendiri dan orang lain, klien sebagai seorang anak
aktivitas sehari-hari bermain-main dengan teman-temannya, saat ini klien
tidak dapat berkumpul dan bermain bersama teman-temannya.

h. Pola hubungan-peran
Sebagai anak klien sangat disayang oleh orang tuanya, sehingga ibu dan
ayahnya selalu menunggu selama sakit.

i. Pola fungsi seksual-seksualitas


Klien belum pernah mengalami mimpi basah

j. Pola mekanisme akoping


saat dirawat lukanya klien berteriak-teriak dan selalu memanggil-manggil
ayahnya.

k. Pola nilai dan kepercayaan


Klien percaya adanya tuhan, dan klien sudah menjalankan sholat 5 waktu
dan puasa, klien selama ini menuntut ilmu agama di pondik pesantren.

l. Status mental dan psikologi


Klien menangis bila ditinggal orang tua, klien selalu menangis bila dirawat
lukanya karena klien merasa takut.

m. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis, GCS 4-5-6, berat
badan sebelum sakit tidak dapat dikaji, tinggi badan 145 cm, berat badan
saat ini 39 Kg, berat bada ideal 40,5 Kg. Tanda-tanda vital; tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 37,60 C, RR 20 x/menit. Kepala;
bentuk simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut, sklera mata ikterus,
konjungtiva merah muda, hidung bersih bentu sesuai anatomis, telinga
simetris, mulut bersih, gigi tidak ada karies, wajah tampak ikterus. Leher;
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan distensi vena yugularis. torak
(dada); bentuk normal, gerakan nafas simetris, ekspansi dada optimal,
fremitus vokal normal, perkusi sonor, suara napas vesikuler tidak ada suara
napas tambahan, iktus kordis tidak tampak, iktus kordis di ICS 5 mid
klavikula kiri, S1-S2 tunggal. Abdomen; bentuk flat, bising usus ada,
peristaltik 7 x/menit, hepar teraba 3 jari dibawah arkus kosta kanan, nyeri
tekan di RUQ, perkusi timpani. Tulang belakang; bentuk normal sesuai
anatomis, ekstremitas; tangan kiri terdapat tanda-tanda tumor, kalor, dolor,
nyeri, terdapat luka insisi panjang 2 cm pada punggung tangan, ada pus,
nyeri tekan. Genetalia dan anus tidak dikaji, neurologis tidak dikaji.

n. Pemeriksaan diagnostik
1) Laboratorium; tanggal 14 Oktober 2009, Darah; Hb 11,1 gr%, LED
125/-, lekosit 26.000 cmm, hapusan darah tepi -/-/-/90/6/4%,
hematokrit 36,4%, trombosit 300.000 cmm, billirubin direk 23,44,
billirubin total 41,80, SGOT 58, SGPT 47, albumin 3,3, serum
kreatinin 0,5, BUN 10, urea 20, asam urat 2,0. Urine; warna kuning
keruh, pH 6,5, BJ 1,015, protein +1, reduksi normal, urobilin +3,
bilirubin +3, eritrosit 0-2, lekosit 5-10, epitel squamos 5-10, kristal
urat amorf (+), bakteri (+). Serologi; HBs Ag (-), anti HCV-ab (-),
GDA 159,
2) Radiologi; tanggal 16 Oktober 2009 torak foto dalam batas normal,
USG hipoekoik, hepatitis.
3) Laboratorium tanggal 17 Oktober 2009, LFT; bilirubin direk 14,68,
bilirubun total 23,8, SGOT 116, SGPT 106.

o. Terapi
Oral; Estasor 2x1, Bio Curlive 1x1, Lansoprazole 1-0-0, Questran 3x1,
Stimuni 3x1 HP Pro 1x1. Parenteral; Infus Aminofusin 500 cc, Dextrose
10% 500 cc, PZ 500 cc, injeksi Cedantron 3x1 ampul, injeksi sefotaksim
3x1 gram, injeksi Antrain 3x1 ampul (K/P). Lain-lain; Incisi (tanggal
17 Oktober 2009), rawat luka 1 x/hari.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
a. Analisa data 1
1) Data
a) Subyektif
Klien mengatakan nyeri perut kanan atas
b) Obyektif
Nyeri tekan di RUQ, hepar teraba 3 jari bawah arkus kosta kanan,
laboratorium; tanggal 14 Oktober 2009; billirubin direk 23,44,
billirubin total 41,80, SGOT 58, SGPT 47. Laboratorium tanggal
17 Oktober 2009; bilirubin direk 14,68, bilirubun total 23,8,
SGOT 116, SGPT 106. USG liver hipoekoik, ikterus di seluruh
tubuh.
2) Masalah keperawatan
Nyeri akut abdomen
3) Kemungkinan penyebab
Proses inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
b. Analisa data 2
1) Data
a) Subyektif
Klien mengatakan perutnya terasa penuh, nyeri, mual dan muntah.
Ibu klien mengatakan anaknya jarang mau makan dengan lauk dari
rumah sakit, klien makan dengan kerupuk.
b) Obyektif
Klien tampak muntah, klien makan 3 x/hari habis ¾ porsi, berat
badan ideal 40,5 Kg, berat badan saat ini 39 Kg
2) Masalah keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3) Kemungkinan penyebab
Anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
c. Analisa data 3
1) Data
a) Subyektif
Klien mengatakan selama sakit hanya tiduran dan duduk diatas
tempat tidur.
b) Obyektif
Klien bedrest total, semua kebutuhan ADL dibantu orang tua dan
perawat.
2) Masalah keperawatan
Kerusakan mobilitas fisik.
3) Kemungkinan penyebab
Pembatasan aktivitas sekunder terhadap prosedur perawatan.
d. Analisa data 4
1) Data
a) subyektif
Klien mengatakan buang air besar terakhir 4 hari yang lalu.
b) Obyektif
Klien bedrest total.
2) Masalah keperawatan
Konstipasi
3) Kemungkinan penyebab
Imobilitas
e. Analisa data 5
1) Data
a. subyektif
Klien mengatakan tangan kirinya bengkak dan nyeri.
b. Obyektif
Tangan kiri terdapat tanda-tanda tumor, kalor, dolor, nyeri, terdapat
luka insisi panjang 2 cm pada punggung tangan, ada pus, nyeri
tekan
2) Masalah keperawatan
PK: Sepsis
3) Kemungkinan penyebab
-

2. Diagnosa keperawatan
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap hepatitis.
c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan aktivitas
sekunder terhadap prosedur perawatan.
d. Konstipasi berhubungan dengan imobilitas.
e. PK: Sepsis

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
a. Tujuan:
Nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam waktu 5 hari
b. Kriteria hasil
berat bada tidak turun, porsi diet dihabiskan, tidak mual dan muntah.
c. Intervensi
1) Awasi masukan diet atau jumlah kalori, berikan makanan porsi kecil
tapi sering.
Rasional; mengetahui masukan kalori dan menentukan tindakan
selanjutnya, memberikan porsi besar menimbulkan rasa mual.
2) Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional; memberikan rasa nyaman dan meningkatkan nafsu makan.
3) Anjurkan makan dalam posisi duduk dan hindari minum 1 jam sebelum
makan.
Rasional; menurunkan sensasi penuh, rasa kenyang dan meningkatkan
pemasukan.
4) Jelaskan pada klien dan orang tuanya tentang diet yang harus dimakan.
Rasional; TKTP meningkatkan daya tahan tubuh dan lemak dapat
merangsang rasa mual dan meningkatkan beban hati.
5) Timbang berat badan tiap hari.
Rasional; penurunan berat badan menunjukkan kurangnya masukan
nutrisi.
6) Laksanakan hasil kolaborasi; infus comafusin 500 cc, PZ 500 cc,
dekstrosa 500 cc, cendantron 3x1 ampul, lansoprazole 1x1 ampul.
Rasional; memenuhi kebutuhan nutrisi, dan menurunkan rasa mual.

2. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses


inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
a. Tujuan
Nyeri klien hilang dalam waktu 7 hari.
b. Kriteria hasil
klien menyatakan nyeri hilang, klien tampak rileks, ikterus menurun,
billirubin total < 10, SGOT/SGPT < 50, tidak ada hepatomegali.
c. Intervensi
1) Jelaskan pada ibu klien tentang penyebab nyeri dan perawatan yang
dilakukan.
Rasional; pengetahuan meningkat akan meningkatkan kerja sama klien-
keluarga-perawat.
2) Pertahankan klien tetap bedrest total.
Rasional; istirahatkan menurunkan metabolisme dan menurunkan
beban hepar.
3) observasi tanda-tanda nyeri non verbal dan verbal.
Rasional; nyeri dapat ditandai dengan perubahan ekspresi (tegang),
sikap yang sangat hati-hati, mempertahankan pada posisi tertentu.
4) Observasi tanda-tanda ikterus dan cek laboratorium LFT bila perlu.
Rasional; penurunan ikterus dan penurunan kadar blirubin,
SGOT/SGPT menunjukkan adanya penurunan proses inflamasi pada
hati.
5) Laksanakan hasil kolaborasi; injeksi antrain 1 ampul k/p, estazor 2x1
tablet, bio curlive 1x1 tablet, questran 3x1 sachet, stimuno 3x1 tablet,
HP Pro 1x1 kapsul.
Rasional; menurunkan rasa nyeri dan memperbaiki fungsi hati.

3. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis


a. Tujuan
Tidak terjadi sepsis selama perawatan.
b. Kriteria hasil
Tidak demam, suhu 36-37,50, tidak ada tanda-tanda radang, tidak nyeri,
luka membaik, tidak ada pus.
c. Intervensi
1) Jelaskan pada klien dan orang tuanya tentang pentingnya perawatan
luka.
Rasional; meningkatkan kerja sama dan partisipasi klien dan keluarga
terhadap perawatan.
2) Lakukan perawatan luka minimal 1 kali sehari.
Rasional; mencegah perluasan infeksi dan mengeluarkan pus dari luka.
3) Observasi suhu tiap 6 jam.
Rasional; perluasan infeksi dan sepsis ditunjukkan dengan peningkatan
suhu tubuh.
4) Observasi tanda-tanda radang.
Rasional; radang menunjukkan tanda awal dari proses terjadinya infeksi
5) Laksanakan hasil kolaborasi; injeksi sefotaksim 3x1 gram.
Rasional; sebagai antibiotik berfungsi membunuh mikroorganisme
patogen.

I. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tanggal 19 Oktober 2009
a. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
Jam 12.00
1) Memberikan diet TKTP rendah lemak
Respon; klien mau makan dan menghabiskan ¾ porsi.
2) Menjelaskan pada klien dan orang tuanya tentang kebutuhan nutrisi
untuk kesembuhan sakitnya.
Respon; klien mengatakan perutnya masih terasa sakit dan mual, tidak
muntah.
b. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses
inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
Jam 13.00
1) Menjelaskan pada klien dan orang tuanya tentang penyebab nyeri.
Respon; klien dan orang tuanya dapat menjelaskan kembali tentang
penyebab nyerinya.
2) Menganjurkan pada klien untuk tetap bedrest total.
Respon; klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, klien
mengatakan perut kanan atas nyeri, ikterus seluruh tubuh.
1) Memberikan obat oral stimuno 1 tablet, questran 1 sachet.
c. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis
Jam 12.00
1) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,40 C
2) Mengobservasi tanda-tanda radang
Respon; kulit sekitar luka tampak merah, bengkak, dan nyeri. Klien
mengatakan nyeri pada tangan kiri.
2. Tanggal 20 Oktober 2009
a. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
Jam 07.00
1) Memberikan diet TKTP rendah lemak dan menganjurkan makan dalam
posisi duduk atau setengah duduk.
Respon; klien mau makan dengan posisi duduk disuapi ibunya dan
menghabiskan ¾ porsi.
Jam 08.00
2) Menganjurkan kepada klien bila mau makan 1 jam sebelumnya tidak
minum.
3) Mengganti cairan comafusin hepar 20 tetes/menit.
4) Memberikan injeksi cendantron 1 ampul i.v., obat oral lansoprazole 1
tablet, HP Pro 1 kapsul, bio curlive 1 tablet.
Respon; klien mengatakan perutnya masih nyeri dan mual.
b. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses
inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
Jam 07.00
1) Menganjurkan pada klien untuk tetap bedrest total.
Respon; klien mengangguk dan mengatakan “ya”
2) Memberikan obat oral HP Pro 1 kapsul, bio curlive 1 tablet, stimuno 1
tablet, questran 1 sachet
Jam 09.00
3) Mengobservasi tanda-tanda verbal dan non verbal nyeri.
Respon; klien mengatakan perut kanan atas terasa sakit, klien tampak
memegangi perutnya, wajah tampak tegang, dan klien tampak sangat
berhati-hati saat berpindah posisi. ikterus masih tampak jelas diseluruh
tubuh.
Jam 12.00
4) Memberikan obat oral stimuno 1 tablet, questran 1 sachet.
c. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis
Jam 08.00
1) Injeksi sefotaksim 1 gram i.v
Respon; tidak ada tanda-tanda alergi.
2) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,50 C
Jam 10.00
3) Menjelaskan pada klien dan orang tuanya tentang pentingnya perawatan
luka rutin untuk mencegah penyebaran infeksi.
Respon; ibu klien dapat menjelaskan kembali tentang tujuan perawatan
luka, klien menangis saat akan dilakukan perawatan luka.
4) Mengobservasi tanda-tanda radang
Respon; kulit sekitar luka tampak merah, bengkak, dan nyeri. Klien
mengatakan nyeri pada tangan kiri.
5) Melakukan perawatan luka.
Respon; klien mengatakan nyeri pada luka, klien menangis, luka berbau,
ada pus.
Jam 12.30
6) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,50 C

3. Tanggal 21 Oktober 2009


a. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
Jam 08.00
1) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien mau makan dan menghabiskan ¾ porsi, klien mengatakan
mualnya sudah mulai berkurang dan mulai kemarin sudah tidak muntah.
2) Mengganti cairan infus dekstrose 10% 20 tetes/menit.
3) Memberikan injeksi cendantron 1 ampul i.v, obat oral lansoprazole 1
tablet.
Jam 11.00
4) Mengingatkan kembali pada klien untuk tidak minum dulu sebelum
makan
Respon; klien menjawab dengan mengangguk.
Jam 12.00
5) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk.
Respon; klien makan habis ¾ porsi, klien mengatakan masih mual tetapi
sudah berkurang.
b. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses
inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
Jam 08.00
1) Memberikan obat oral HP Pro 1 kapsul, bio curlive 1 tablet, stimuno 1
tablet, questran 1 sachet
Jam 09.00
2) Menganjurkan pada klien untuk tetap bedrest total.
Respon; klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, klien
mengatakan perut kanan atas nyeri, ikterus seluruh tubuh.
3) Mengobservasi tanda-tanda verbal dan non verbal nyeri.
Respon; klien tampak bergurau dengan ayahnya dan tertawa, klien
mengatakan nyeri sudah berkurang, tampak lebih rileks, ikterus masih
ada.
4) Melakukan palpasi hepar.
Respon; hepar teraba 2 jari bawah arkus kosta kanan.
Jam 12.00
5) Memberikan obat oral stimuno 1 tablet, questran 1 sachet.
c. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis
Jam 08.00
1) Memberikan injeksi sefotaksim 1 gram i.v.
Respon; tidak ada respon alergi.
Jam 09.00
1) Memberitahu klien bahwa lukanya akan dirawat.
Respon; klien menolak untuk dirawat lukanya dan menangis.
2) Menjelaskan kembali tentang tujuan perawatan luka
3) Melakukan perawatan luka
Respon; klien menangis, terdapat pus, kulit sekitar luka tampak merah,
bengkak, dan nyeri. Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
Jam 12.00
4) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,30 C

4. Tanggal 22 Oktober 2009


a. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
Jam 08.00
1) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien menghabiskan 1 porsi, klien mengatakan tidak mual dan
muntah
2) Memberikan injeksi cendantron 1 ampul i.v, obat oral lansoprazole 1
tablet.
Respon; klien mengatakan tidak mual dan muntah, infus flebitis
3) Melepas i.v kateter (infus).
Jam 11.00
4) Memasang iv kateter (infus) kembali.
Respon; klien menangis, infus disambung dengan cairan comafusin 20
tetes/menit
Jam 12.00
5) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien menghabiskan 1 porsi, klien mengatakan tidak mual dan
muntah.
b. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses
inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
Jam 08.00
1) Memberikan obat oral HP Pro 1 kapsul, bio curlive 1 tablet, stimuno 1
tablet, questran 1 sachet
2) Memberikan injeksi antrain 1 ampul iv
Respon; klien mengatakan nyeri pada tempat yang disuntik, perut kanan
atas masih terasa nyeri.
Jam 11.00
3) Menganjurkan pada klien untuk tetap bedrest total.
Respon; klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, klien
mengatakan perut kanan atas nyeri, ikterus seluruh tubuh, klien tampak
lebih rileks.
Jam 12.00
4) Memberikan obat oral stimuno 1 tablet, questran 1 sachet.
c. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis
Jam 08.00
1) Memberikan injeksi sefotaksim 1 gram i.v.
Respon; tidak ada tanda-tanda alergi.
Jam 09.00
2) Melakukan perawatan luka
Respon; klien menangis, terdapat pus, kulit sekitar luka tampak merah,
bengkak, dan nyeri. Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
Jam 12.00
3) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,20 C
4) Mengobservasi tanda-tanda radang
Respon; kulit sekitar luka tampak merah, bengkak berkurang, dan nyeri.
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
5. Tanggal 23 Oktober 2009
a. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
Jam 08.00
1) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien menghabiskan 1 porsi, klien mengatakan tidak mual dan
muntah
2) Memberikan injeksi cendantron 1 ampul i.v, obat oral lansoprazole 1
tablet.
Jam 12.00
3) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien menghabiskan 1 porsi, klien mengatakan tidak mual dan
muntah
b. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses
inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
Jam 08.00
1) Memberikan obat oral HP Pro 1 kapsul, bio curlive 1 tablet, stimuno 1
tablet, questran 1 sachet
Jam 11.00
2) Menganjurkan pada klien untuk tetap bedrest total.
Respon; klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, klien
mengatakan perut kanan atas nyeri tetapi sudah berkurang, ikterus
menurun, klien tampak rileks.
Jam 12.00
3) Memberikan obat oral stimuno 1 tablet, questran 1 sachet.
c. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis
Jam 08.00
1) Memberikan injeksi sefotaksim 1 gram i.v.
Respon; tidak ada tanda-tanda alergi.
Jam 09.00
2) Melakukan perawatan luka
Respon; klien menangis, terdapat pus berkurang, kulit sekitar luka
tampak merah dan bengkak menurun, nyeri.
Jam 12.00
3) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,00 C
4) Mengobservasi tanda-tanda radang
Respon; kulit sekitar luka tampak merah dan bengkak berkurang, nyeri.
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.

6. Tanggal 24 Oktober 2009


a. Diagnosa keperawatan: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia sekunder terhadap mual dan muntah.
Jam 08.00
1) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien menghabiskan 1 porsi, klien mengatakan tidak mual dan
muntah
2) Memberikan injeksi cendantron 1 ampul i.v, obat oral lansoprazole 1
tablet.
Jam 12.00
3) Memberikan diet TKTP rendah lemak, mengatur posisi duduk
Respon; klien menghabiskan 1 porsi, klien mengatakan tidak mual dan
muntah.
b. Diagnosa keperawatan: Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses
inflamasi sekunder terhadap hepatitis.
Jam 08.00
1) Memberikan obat oral HP Pro 1 kapsul, bio curlive 1 tablet, stimuno 1
tablet, questran 1 sachet.
Jam 11.00
2) Menganjurkan pada klien untuk tetap bedrest total.
Respon; klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, klien
mengatakan nyeri perut kanan atas berkurang, ikterus berkurang, klien
tampak lebih rileks.
Jam 12.00
3) Memberikan obat oral stimuno 1 tablet, questran 1 sachet.
c. Diagnosa keperawatan: PK: Sepsis
Jam 08.00
1) Memberikan injeksi sefotaksim 1 gram i.v.
Respon; tidak ada tanda-tanda alergi.
Jam 09.00
2) Melakukan perawatan luka
Respon; klien menangis, pus minimal, kulit sekitar luka tampak merah
dan bengkak berkurang, nyeri. Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
Jam 12.00
3) Mengukur suhu tubuh; suhu 37,00 C
4) Mengobservasi tanda-tanda radang
Respon; kulit sekitar luka tampak merah dan bengkak berkurang, nyeri.
J. EVALUASI
1. Tanggal 19 Oktober 2009
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan perutnya masih terasa sakit dan mual, tidak muntah.
2) Obyektif (O)
Klien mau makan dan menghabiskan ¾ porsi
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-6
b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap hepatitis.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan perut kanan atas nyeri
2) Obyektif (O)
Klien dan orang tuanya dapat menjelaskan kembali tentang penyebab
nyerinya, klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk,
ikterus seluruh tubuh.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 2-5
c. PK: Sepsis
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
2) Obyektif (O)
Suhu 37,40 C, kulit sekitar luka tampak merah, bengkak, dan nyeri
3) Analisis (A)
Masalah Keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-5

2. Tanggal 20 Oktober 2009


a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
1) Subyektif (S)
klien mengatakan perutnya masih nyeri dan mual.
2) Obyektif (O)
klien mau makan dengan posisi duduk disuapi ibunya dan
menghabiskan ¾ porsi.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-6
b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap hepatitis.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan perut kanan atas terasa sakit.
2) Obyektif (O)
Klien tampak memegangi perutnya, wajah tampak tegang, dan klien
tampak sangat berhati-hati saat berpindah posisi. ikterus masih tampak
jelas diseluruh tubuh.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-5
c. PK: Sepsis
1) Subyektif (S)
Ibu klien dapat menjelaskan kembali tentang tujuan perawatan luka,
klien menangis saat akan dilakukan perawatan luka, klien mengatakan
nyeri pada luka. Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
2) Obyektif (O)
Suhu 37,50 C klien menangis, luka berbau, ada pus, kulit sekitar luka
tampak merah, bengkak, dan nyeri.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana 1-5

3. Tanggal 21 Oktober 2009


a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan mualnya sudah mulai berkurang dan mulai kemarin
sudah tidak muntah.
2) Obyektif (O)
Klien mau makan dan menghabiskan ¾ porsi,
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-6
b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap hepatitis.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri pada perut kanan atas sudah berkurang
2) Obyektif (O)
Klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, ikterus seluruh
tubuh, hepar teraba 2 jari bawah arkus kosta kanan, klien tampak
bergurau dengan ayahnya dan tertawa, tampak lebih rileks, ikterus
masih ada.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan teratasi sebagian.
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana 1-5
c. PK: Sepsis
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
2) Obyektif (O)
Suhu 37,30 C, klien menangis saat dirawat lukanya, terdapat pus, kulit
sekitar luka tampak merah, bengkak, dan nyeri.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana 1-5

4. Tanggal 22 Oktober 2009


a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan tidak mual dan muntah
2) Obyektif (O)
Klien menghabiskan 1 porsi
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan teratasi sebagian.
4) Planning (P)
Pertahankan rencana no. 1-6

b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder


terhadap hepatitis.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan perut kanan atas masih terasa nyeri.
2) Obyektif (O)
Klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, ikterus seluruh
tubuh, klien tampak lebih rileks.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan teratasi sebagian
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-5
c. PK: Sepsis
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
2) Obyektif (O)
Kulit sekitar luka tampak merah, bengkak berkurang, dan nyeri klien
menangis saat dirawat luka, terdapat pus, suhu 37,20 C
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-5
5. Tanggal 23 Oktober 2009
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan tidak mual dan muntah
2) Obyektif (O)
Klien menghabiskan 1 porsi
3) Analisis (A)
Tujuan tercapai
4) Planning (P)
Pertahankan rencana 1-6
b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap hepatitis.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan perut kanan atas nyeri tetapi sudah berkurang.
2) Obyektif (O)
Klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, ikterus
menurun, klien tampak rileks.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan teratasi sebagian.
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-5.
c. PK: Sepsis
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri
2) Obyektif (O)
Klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, ikterus
menurun, klien tampak rileks klien menangis, terdapat pus berkurang,
kulit sekitar luka tampak merah dan bengkak menurun, nyeri, suhu
37,00 C
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana no. 1-5

6. Tanggal 24 Oktober 2009


a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
sekunder terhadap mual dan muntah.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan tidak mual dan muntah
2) Obyektif (O)
Klien menghabiskan 1 porsi
3) Analisis (A)
Tujuan tercapai
4) Planning (P)
Hentikan rencana 1-6
b. Nyeri akut abdomen berhubungan dengan proses inflamasi sekunder
terhadap hepatitis.
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri perut kanan atas berkurang,.
2) Obyektif (O)
Klien tampak berbaring dengan posisi setengah duduk, ikterus
berkurang, klien tampak lebih rileks
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tercapai sebagian
4) Planning (P)
Lanjutkan rencana 1-5
c. PK: Sepsis
1) Subyektif (S)
Klien mengatakan nyeri pada tangan kiri.
2) Obyektif (O)
Kulit sekitar luka tampak merah dan bengkak berkurang, nyeri, klien
menangis saat dirawat lukanya, pus minimal.
3) Analisis (A)
Masalah keperawatan tetap
4) Planning (P)
Pertahankan rencana
DAFTAR PUSTAKA

Dengoes, M.E., Moorhouse, M.F, Geissler, A.C. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan;
Pedoman Untuk Perencanan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Jakarta: EGC

Sujono, H. (1999). Gastroenterologi, Bandung; Alumni

Smeltzer, Suzanne (2001) Keperawatan Medikal-Bedah Burner dan Suddart, Jakarta;


EGC

Anda mungkin juga menyukai