Anda di halaman 1dari 16

1

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1. Identitas Klien

Inisial : Nn. WA

Umur : 35 Tahun

Alamat : Dsn.Krajan RT.002 RW.001 Ds. Wonosari

Tgl Pengkajian : 02 Juni 2021


Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Infoment : Status pasien dan komunikasi dengan pasien

3.2 Alasan Masuk

Keluarga mengatakan, klien awalnya menolak untuk di lamar seseorang


dan mulai sejak itu, klien jadi murung, pemalu dan tiba-tiba sering bicara
dan ngomong sendiri

3.3 Faktor Predisposisi

Keluarga mengatakan kakaknya juga ada yang sakit seperti ini, akan tetapi
sudah sembuh. Klien menderita penyakit ini sejak tahun 2009.

3.4 Fisik

Pemeriksaan tanda-tanda vital


TD : 130/80 mmHg
N : 80x/m
S : 36,4oC
RR : 20x/m
Tidak ada keluhan fisik.
3.5 Psikososial
Genogram;

Keterangan :

: laki – laki : kawin

: Perempuan
: meninggal dunia
: klien

: adik kakek klien yang nomor 3 yang menderita gangguan jiwa

: saudara laki-laki klien yang menderita skizofrenia hebefrenik

: tinggal serumah dengan klien

: tinggal serumah dengan klien

3.6 Hubungan Sosial

Klien mengganggap bahwa keluarganya adalah orang yang sangat berarti


dalam hidupnya. Klien tidak pernah mengikuti kegiatan di
kelompok/masyarakat.

3.6.1 Spritual

a. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama Islam


b. Kegiatan Ibadah : Klien tidak mau melakukan sholat 5 waktu

3.6.2 Status Mental

1. Penampilan
Penjelasan : Klien tampak kurang rapi dalam berpakaian, kuku agak
panjang dan kotor
2. Pembicaraan
Penjelasan : Pada saat wawancara klien tidak mampu memulai
pembicaraan, klien masih berbicara dan tertawa sendiri saat di ajak
berbicara.
3. Aktivitas Motorik
Penjelasan : tidak ada masalah
4. Suasana perasaan
Penjelasan : Klien sedih dan merasa tidak berguna, tidak mau bekerja
lagi.
5. Afek
Penjelasan : afek wajah tidak fokus
6. Interaksi selama wawancara
Penjelasan : Klien kooperatif saat wawancara akan tetapi sering tidak
focus dan tiba-tiba bicara sendiri
7. Persepsi
Penjelasan : Klien mengatakan bahwa ia mendengar ada suara-suara
8. Proses Pikir
Penjelasan : Klien tidak mampu menjawab semua yang ditanyakan
dengan baik dan benar, sering kali tiba-tiba mengelak atau
menghindar.
9. Isi pikir
Penjelasan : Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak
mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham. Klien tidak
mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.
10. Tingkat kesadaran
Penjelasan : Klien tidak mengalami gangguan orientasi, klien
mengenali waktu, orang dan tempat.

11. Memori Penjelasan : Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan
yang baru terjadi.
12. Tingkat konsentrasi berhitung
Penjelasan : Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan
sederhana tanpa bantuan orang lain.
13. Kemampuan penilaian
Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk
(mampu melakukan penilaian)
14. Daya tarik diri
Penjelasan : Klien mampu memilih dan mengambil keputusan yang
sederhana ketika diberikan sedikit bantuan.

3.6.3 Mekanisme Koping

Klien mampu berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

3.6.4 Masalah Psikososial dan Lingkungan

Klien mengatakan suka tinggal di lingkungan rumahnya

3.6.5 Pengetahuan Kurang Tentang Gangguan Jiwa

Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya dan obat
yang dikonsumsinya.

3.6.6 Aspek Medik

Terapi medis yang diberikan :


a. Clozapine 1x1/2

3.7 Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan


1. Menarik Diri Menarik diri
Ds
 Keluarga mengatakan Ketika ada yang
datang mencari, klien tidak mau
menemui
 Keluarga mengatakan klien tidak mau
keluar rumah
Do
 Klien tidak fokus
 Klien menghindar
 Ketika di wawancarai klien tiba-tiba
pergi

 Ketika di panggil klien tidak mau


menyapa
2. Ds Gangguan Persepsi
 Keluarga mengatakan bahwa klien sering Sensorik : Halusinasi
ngomong dan tertawa sendiri tanpa sebab Pendengaran
 Klien kadang mendengarkan suara-
suara tanpa wajah
Do
 Klien bicara sendiri dan tiba-tiba tertawa
 Pandangan tidak focus
 Klien tiba-tiba pergi saat pembicaraan
belum selesai
Daftar Masalah
1. Gangguan sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran
2. Menarik diri

Pohon masalah

Melukai diri sendiri , orang lain Gangguan kebersihan diri


dan lingkungan

Halusinasi dengar
(Core Problem)

Menarik diri

Harga diri

3.7.1 Diagnosa Keperawatan


a. Menarik diri
b. Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi Pendengaran
3.7.2 Prioritas Diagnosa Keperawatan
a. Menarik diri
b. Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi Pendengaran

3.8 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Intervensi
1 Menarik Diri 1. Bina hubungan saling percaya antar perawat
Ds dan klien
 Keluarga mengatakan 2. Bersikap empati, menepati janji dengan datang
Ketika ada yang datang tepat waktu untuk menemui klien
mencari, klien tidak mau 3. Anjurkan klien untuk berkenalan dengan
menemui orang lain atau petugas Kesehatan
 Keluarga mengatakan 4. Mulai melakukan hubungan interpersonal
klien tidak mau keluar (antara perawat dan klien) dengan cara :
rumah mendekati klien, duduk berhadapan,
Do mempertahankan kontak mata, diam, aktif,
 Klien tidak fokus menunggu respon verbal, dan berinteraksi
 Klien menghindar secara bertahap.
 Ketika di wawancarai 5. Libatkan klien dalam kegiatan atau aktivitas
klien tiba-tiba pergi sehari-hari
6. Libatkan klien dalam terapi aktifitas
 Ketika di panggil klien
kelompok, sosialisasi: bermain dan menyanyi.
tidak mau menyapa
2. Gangguan Persepsi SP 1:
Sensorik : Halusinasi 1. Identifikasi isi, waktu terjadi, situasi
Pendengaran pencetus, dan respon terhadap halusinasi
Ds 2. Jelaskan dan latih Teknik menghardik
 Keluarga mengatakan
SP 2 :
klien bicara sendiri Kontrol Halusinasi klien dengan minum
 Keluarga mengatakan obat secara teratur
klien sering tertawa SP 3 :
sendiri Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
Do bercakap – cakap dengan orang lain
 Klien tidak focus SP 4 :
 Klien bicara sendiri Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
Klien sering tertawa sendiri melakukan kegiatan terjadwal
3.9 Implementasi dan Evaluasi

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP)


Keperawatan
Kamis, 1. Membina hubungan saling S : klien memperkenalkan diri
03/06/2021
percaya antar perawat dan klien : O:
memperkenalkan diri,  klien menghindar
menyebutkan nama dan tujuan  klien meninggalkan
datang, memanggil nama klien petugas saat wawancara
sambil tersenyum, mendengarkan belum selesai
respon verbal dan  klien tidak focus
memperhatikan respon  klien bicara sendiri
nonverbal.  klien tertawa sendiri
2. Bersikap empati, menepati janji
A: halusinasi dengar
dengan datang tepat waktu untuk
P: Pertemuan selanjutnya,
menemui klien: melakukan
dengan topik memperkenalkan
kontak mata dua kali setiap
diri dan mengajarkan cara
pertemuan 15 - 20 menit,
mengontrol halusinasi dengan
memberi support agar klien
cara menghardik
bersedia mengungkapkan
perasaannya bila ada sesuatu
yang dipikirkan.
3. Menganjurkan klien untuk
berkenalan dengan petugas
dengan cara : memperkenalkan
diri, berjabat tangan, saling
menyebut nama, kontak mata,
berhadapan.
Jumat, 1. Menepati janji dengan datang S : Klien mau berjabat tangan
04/06/2021
tepat waktu untuk menemui O:
klien: melakukan kontak mata  Klien tidak fokus
dua kali setiap pertemuan 15 -  Klien mau mengikuti
20 menit, memberi support wawancara
agar klien bersedia  Klien bicara sendiri
mengungkapkan perasaannya  Klien tertawa sendiri
bila ada sesuatu yang A : Halusinasi dengar dan
dipikirkan. menarik diri
2. Menganjurkan klien untuk P : pertemuan selanjutnya
berkenalan dengan petugas dengan topik mengontrol
dengan cara : memperkenalkan halusinasi, mengulang cara
diri, berjabat tangan, saling menghardik halusinasi
menyebut nama, kontak mata,
berhadapan.
3. Mengajari klien cara
mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
Rabu, 1. Bersikap empati, menepati janji S : Senang dan mau berkenalan
09/06/2021
dengan datang tepat waktu dengan petugas
untuk menemui klien O:
2. Menganjurkan klien untuk  Klien mau berjabat
berkenalan dengan petugas tangan
dengan cara : memperkenalkan  Klien mau mengikuti
diri, berjabat tangan, saling wawancara sampai
menyebut nama, kontak mata, selesai
berhadapan.  Klien mampu
3. Memulai melakukan hubungan mengulangi waktu
interpersonal dan mengajari minum obat
klien cara mengontrol A : halusinasi dengar
halusinasi dengan cara P : pertemuan selanjutnya
menghardik dengan topik cara mengontrol
halusinasi dengan minum obat
teratur
Kamis, 1. Menganjurkan klien S : Klien mampu mengingat nama
10/06/2021
untuk berkenalan dengan petugas
petugas dan O:
menyebutkan nama
 klien mampu menyebutkan nama
petugas
petugas
2. Mengajarkan cara
mengontrol halusinasi  klien mau mengikuti wawancara
yang ketiga yaitu sampai selesai
bercakap-cakap dengan
 klien mengikuti apa yang
orang lain
disarankan petugas

A : Halusinasi dengar

P : Pertemuan selanjutnya dengan


cara berinteraksi atau sosialisasi
dengan lingan dan cara mengontrol
halusinasi yang ketiga

Sabtu, 1. Melibatkan klien dalam S: klien mampu menyebutkan nama


12/06/2021
kegiatan atau aktivitas petugas
O:
sehari-hari
2. Melibatkan klien dalam  Klien mau keluar rumah

terapi aktifitas kelompok,  Keluarga mengatakan klien mau

sosialisasi diminta tolong untuk belanja dan

3. Mengajarkan klien cara klien melakukan dengan benar


A: Halusinasi dengar
mengontrol halusinasi
P : Masalah teratasi
cara keempat yaitu
melakukan aktivitas
sehari-hari
BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini akan diuraikan sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan secara teoritis yang telah diaplikasikan terhadap klien W. Proses terjadinya
halusinasi dengar pada klien W. sejalan dengan fase-fase atau tahap-tahap dalam teori
halusinasi, yaitu dimulai dengan klien sering menyendiri, melamun, pemikiran internal
menjadi lebih menonjol seperti gambaran suara dan sensasi, klien berada pada tingkat
listening disusul dengan halusinasi lebih menonjol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak
berdaya pada halusinasi, dimana halusinasi memberikan kesenangan dan rasa aman
sementara, dan akhirnya halusinasi berubah menjadi mengancam.
Adapun tindakan keperawatan pada klien halusinasi dengar salah satunya adalah
tidak menyangkal dan tidak mendukung. Setelah diaplikasikan pada klien W ternyata
teori tersebut dapat diterima oleh klien. Klien dapat menerima realita bahwa suara-suara
tersebut hanya didengar oleh klien, sedangkan orang lain tidak mendengar. Dalam teori
tindakan halusinasi dengar harus dilakukan kontak yang sering dan singkat dengan tujuan
untuk memutuskan stimulus interna, setelah diaplikasikan pada klien W, ternyata kontak
sering dan singkat setiap 20 menit setiap kunjungan dan hasilnya lebih baik. Disamping
melalui kontak yang sering dan singkat, didukung juga oleh kegiatan yang dilakukan
secara rutin dirumah dengan melibatkan keluarga dalam pembuatan jadwal kegiatan
sehari-hari.
Pada klien dengan halusinasi dengar, muncul masalah menarik diri. Tetapi dengan
tindakan yang selalu mengingatkan klien atau membuat jadwal kegiatan yang teratur
membantu klien untuk bisa bersosialisasi dengan bertahap.
Dari dua diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien W. Masalah yang
dapat terselesaikan yaitu masalah tentang menarik diri.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas, maka penulis dapat disimpulkan


bahwa:
1. Pengkajian dilakukan secara langsung pada klien dan juga dengan menjadikan
status klien sebagai sumber informasi yang dapat mendukung data-data
pengkajian. Selama proses pengkajian, perawat mengunakan komunikasi
terapeutik serta membina hubungan saling percaya antara perawat-klien.
2. Diagnosa keperawatan yang diagnosa keperawatan utama pada klien
dengan menarik diri dan halusinasi dengar.

3. Perencanaan dan implementasi keperawatan disesuaikan dengan strategi


pertemuan pada pasien halusinasi dengar.

4. Evaluasi diperoleh bahwa terjadi peningkatan kemampuan klien dalam


mengendalikan halusinasi dan mampu bersosialisasi.

5.2 Saran
1) Diharapkan pada keluarga sering membimbing pasien selama pasien
pengobatan karena dengan seringnya keluarga membimbing, maka pasien
merasa berarti dan dibutuhkan dan keluarga harus memperhatikan obat
dikonsumsi serta membawa pasien kontrol secara teratur ke Puskesmas.
2) Hendaknya dilakukan Terapi aktifitas kelompok (TAK) secara rutin dan teratur
karena merupakan suatu terapi yang dapat mempercepat proses penyembuhan.
(dapat memutuskan stimulus internal klien dengan memberikan stimulus
eksternal).
3) Bagi mahasiswa/mahasiwi agar lebih memperdalam ilmu pengetahuan
khusus tentang keperawatan jiwa
DAFTAR PUSTAKA

Jalil, A. (2015). Faktor Yang Mempengaruh Penurunan Kemampuan Pasien


Skizofrenia Dalam Melakukan Perawatan Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal
KeperawatanJiwa,3(2),70-77.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/3933
Kemenkes RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta: Kemenkes RI.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/08/persebaran-
prevalensi-skizofreniapsikosis-di-indonesia#
Kumpulan Kuliah : Mata Ajaran Keperawatan Jiwa Dalam Konteks Keluarga.
Disajikan di Fakultas Ilmu Keperawatan -Universitas Indonesia, Jakarta:
tidak dipublikasikan, 1997.

Madalise, S., Bidjuni, H., & Wowiling, F. (2015). Pengaruh Pemberian


Pendidikan Kesehatan Pada Pasien Gangguan Jiwa (Defisit Perawatan Diri)
Terhadap Pelaksanaan Adl (Activity Of Dayli Living) Kebersihan Gigi Dan
Mulut Di Rsj Prof. Dr. V. L Ratumbuysang Ruang Katrili. Jurnal
Keperawatan,3 https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8142
Pardede, J. A., Sirait, D., Riandi, R., Emanuel, P., & Laia, R. (2016). Ekspresi
Emosi Keluarga Dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia. Idea
NursingJournal,7(3),53-61.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6446
Pardede, J. A., Keliat, B. A., & Yulia, I. (2015). Kepatuhan dan Komitmen Klien
Skizofrenia Meningkat Setelah Diberikan Acceptance And Commitment
Therapy dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 18(3), 157-166 Doi: 10.7454/jki.v18i3.419
Putra, R. S., & Hardiana, S. (2019). Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien
Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri. In Prosiding Seminar Nasional
(pp. 152-156). http://prosiding.stikesmitraadiguna.ac.id/index.php/
PSNMA/article/view/21
Rawlins, R.P, dan Heacock, P.E. (1993). Clinical Mannual of Psychiatric
Nursing. St. Louis: Mosby Year Book.

Stuart, G.W, dan Sundeen, S.J. (1991). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing, 4 th ed. St. Louis: Mosby Year Book.
Sutria, E. (2020). Intervention Of Nurse Deficit Self Care In The Skizofrenia
Patient: Systematic Review. Journal Of Nursing Practice, 3(2), 244-252.
DOI:https://doi.org/10.30994/jnp.v3i2.94

Yanti, R. D., & Putri, V. S. (2021). Pengaruh Penerapan Standar Komunikasi


Defisit Perawatan Diri terhadap Kemandirian Merawat Diri pada Pasien
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Delta Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 10(1), 31-38. DOI:
10.36565/jab.v10i1.266

Anda mungkin juga menyukai