BAB 3
TINJAUAN KASUS
Inisial : Nn. WA
Umur : 35 Tahun
Keluarga mengatakan kakaknya juga ada yang sakit seperti ini, akan tetapi
sudah sembuh. Klien menderita penyakit ini sejak tahun 2009.
3.4 Fisik
Keterangan :
: Perempuan
: meninggal dunia
: klien
3.6.1 Spritual
1. Penampilan
Penjelasan : Klien tampak kurang rapi dalam berpakaian, kuku agak
panjang dan kotor
2. Pembicaraan
Penjelasan : Pada saat wawancara klien tidak mampu memulai
pembicaraan, klien masih berbicara dan tertawa sendiri saat di ajak
berbicara.
3. Aktivitas Motorik
Penjelasan : tidak ada masalah
4. Suasana perasaan
Penjelasan : Klien sedih dan merasa tidak berguna, tidak mau bekerja
lagi.
5. Afek
Penjelasan : afek wajah tidak fokus
6. Interaksi selama wawancara
Penjelasan : Klien kooperatif saat wawancara akan tetapi sering tidak
focus dan tiba-tiba bicara sendiri
7. Persepsi
Penjelasan : Klien mengatakan bahwa ia mendengar ada suara-suara
8. Proses Pikir
Penjelasan : Klien tidak mampu menjawab semua yang ditanyakan
dengan baik dan benar, sering kali tiba-tiba mengelak atau
menghindar.
9. Isi pikir
Penjelasan : Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak
mengalami gangguan isi pikir dan tidak ada waham. Klien tidak
mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.
10. Tingkat kesadaran
Penjelasan : Klien tidak mengalami gangguan orientasi, klien
mengenali waktu, orang dan tempat.
11. Memori Penjelasan : Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan
yang baru terjadi.
12. Tingkat konsentrasi berhitung
Penjelasan : Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan
sederhana tanpa bantuan orang lain.
13. Kemampuan penilaian
Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk
(mampu melakukan penilaian)
14. Daya tarik diri
Penjelasan : Klien mampu memilih dan mengambil keputusan yang
sederhana ketika diberikan sedikit bantuan.
Klien tidak mengetahui tentang gangguan jiwa yang di alaminya dan obat
yang dikonsumsinya.
Pohon masalah
Halusinasi dengar
(Core Problem)
Menarik diri
Harga diri
No Diagnosa Intervensi
1 Menarik Diri 1. Bina hubungan saling percaya antar perawat
Ds dan klien
Keluarga mengatakan 2. Bersikap empati, menepati janji dengan datang
Ketika ada yang datang tepat waktu untuk menemui klien
mencari, klien tidak mau 3. Anjurkan klien untuk berkenalan dengan
menemui orang lain atau petugas Kesehatan
Keluarga mengatakan 4. Mulai melakukan hubungan interpersonal
klien tidak mau keluar (antara perawat dan klien) dengan cara :
rumah mendekati klien, duduk berhadapan,
Do mempertahankan kontak mata, diam, aktif,
Klien tidak fokus menunggu respon verbal, dan berinteraksi
Klien menghindar secara bertahap.
Ketika di wawancarai 5. Libatkan klien dalam kegiatan atau aktivitas
klien tiba-tiba pergi sehari-hari
6. Libatkan klien dalam terapi aktifitas
Ketika di panggil klien
kelompok, sosialisasi: bermain dan menyanyi.
tidak mau menyapa
2. Gangguan Persepsi SP 1:
Sensorik : Halusinasi 1. Identifikasi isi, waktu terjadi, situasi
Pendengaran pencetus, dan respon terhadap halusinasi
Ds 2. Jelaskan dan latih Teknik menghardik
Keluarga mengatakan
SP 2 :
klien bicara sendiri Kontrol Halusinasi klien dengan minum
Keluarga mengatakan obat secara teratur
klien sering tertawa SP 3 :
sendiri Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
Do bercakap – cakap dengan orang lain
Klien tidak focus SP 4 :
Klien bicara sendiri Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
Klien sering tertawa sendiri melakukan kegiatan terjadwal
3.9 Implementasi dan Evaluasi
A : Halusinasi dengar
Dalam bab pembahasan ini akan diuraikan sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan secara teoritis yang telah diaplikasikan terhadap klien W. Proses terjadinya
halusinasi dengar pada klien W. sejalan dengan fase-fase atau tahap-tahap dalam teori
halusinasi, yaitu dimulai dengan klien sering menyendiri, melamun, pemikiran internal
menjadi lebih menonjol seperti gambaran suara dan sensasi, klien berada pada tingkat
listening disusul dengan halusinasi lebih menonjol. Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak
berdaya pada halusinasi, dimana halusinasi memberikan kesenangan dan rasa aman
sementara, dan akhirnya halusinasi berubah menjadi mengancam.
Adapun tindakan keperawatan pada klien halusinasi dengar salah satunya adalah
tidak menyangkal dan tidak mendukung. Setelah diaplikasikan pada klien W ternyata
teori tersebut dapat diterima oleh klien. Klien dapat menerima realita bahwa suara-suara
tersebut hanya didengar oleh klien, sedangkan orang lain tidak mendengar. Dalam teori
tindakan halusinasi dengar harus dilakukan kontak yang sering dan singkat dengan tujuan
untuk memutuskan stimulus interna, setelah diaplikasikan pada klien W, ternyata kontak
sering dan singkat setiap 20 menit setiap kunjungan dan hasilnya lebih baik. Disamping
melalui kontak yang sering dan singkat, didukung juga oleh kegiatan yang dilakukan
secara rutin dirumah dengan melibatkan keluarga dalam pembuatan jadwal kegiatan
sehari-hari.
Pada klien dengan halusinasi dengar, muncul masalah menarik diri. Tetapi dengan
tindakan yang selalu mengingatkan klien atau membuat jadwal kegiatan yang teratur
membantu klien untuk bisa bersosialisasi dengan bertahap.
Dari dua diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien W. Masalah yang
dapat terselesaikan yaitu masalah tentang menarik diri.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1) Diharapkan pada keluarga sering membimbing pasien selama pasien
pengobatan karena dengan seringnya keluarga membimbing, maka pasien
merasa berarti dan dibutuhkan dan keluarga harus memperhatikan obat
dikonsumsi serta membawa pasien kontrol secara teratur ke Puskesmas.
2) Hendaknya dilakukan Terapi aktifitas kelompok (TAK) secara rutin dan teratur
karena merupakan suatu terapi yang dapat mempercepat proses penyembuhan.
(dapat memutuskan stimulus internal klien dengan memberikan stimulus
eksternal).
3) Bagi mahasiswa/mahasiwi agar lebih memperdalam ilmu pengetahuan
khusus tentang keperawatan jiwa
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G.W, dan Sundeen, S.J. (1991). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing, 4 th ed. St. Louis: Mosby Year Book.
Sutria, E. (2020). Intervention Of Nurse Deficit Self Care In The Skizofrenia
Patient: Systematic Review. Journal Of Nursing Practice, 3(2), 244-252.
DOI:https://doi.org/10.30994/jnp.v3i2.94