DAFTAR ISI
Diagnosis Komunitas dan Interfensi ………..……....………. 1
Dr. dr. Titiek Hidayati, M.Kes
DAFTAR ISI
Metode dan Media Promosi Kesehatan …..……....………. 220
dr. Denny Anggoro Prakoso, M.Sc
Komunitas
Diagnosis Komunitas
Indikator
POSITIVE HEALTH
A person who is healthy physically, mentally and socially (and spiritually) is
said to be in a state of “Positive Health”, i.e. Highest standard of health.
Definisi sehat adalah seorang yang sehat secara Fisik, Mental dan Sosial
(termasuk Spiritual) sehingga kita bisa menggunakan diagnosis
BIOPSIKOSOSIAL.
1
Sehat didefinisikan oleh WHO sebagai “A state of complete physical, mental and social
well-being of an individual and not merely an absence of disease or infirmity.” (infirmity =
weakness, feebleness, opposite of firmness). Yang di Indonesia-in “Suatu keadaan
lengkap fisik, mental dan sosial yang sehat pada seorang Individu dan tidak
adanya penyakit dan kelemahan”.
Sehat tidak hanya sebuah tujuan itu sendiri tapi sarana untuk mencapai tujuan lain
yaitu kehidupan produktif secara sosial dan ekonomi. Kalo orang sakit kan gak
bisa kerja, bisa pun gak maksimal gitu, tapi tenang kalo aku cinta ke kamu bisa
maksimal kok :*
Kesehatan adalah tiga dimensi (fisik, mental dan sosial). Yang termasuk dimensi
Non-medis adalah dimensi spiritual, emosional, kejuruan dan politik.
Seseorang dikatakan sehat secara fisik, ketika semua organ dan sistem
dalam tubuh yang berfungsi sempurna pada kapasitas optimal.
Tanda-tanda sehat secara fisik : kulit yang baik, kulit yang bersih, mata
cerah (kayak mata kamu), rambut berkilau, postur yang baik, badan yang
kokoh, napas nyaman, nafsu makan yang baik, tidur nyenyak, lancar kegiatan
rutin usus – kandung kemih dan gerakan tubuh terkoordinasi.
Semua sistem berfungsi normal, semua indera khusus utuh, suhu istirahat,
denyut nadi, laju pernapasan dan tekanan darah dalam kisaran normal untuk
usia dan jenis kelamin individu.
2
Seseorang dikatakan sehat secara mental, ketika dia sedang mengalami
keadaan seimbang yang sempurna dengan dunia sekitarnya, memiliki
hubungan yang harmonis dengan orang lain, kecerdasan, memori, kapasitas
belajar, penilaian yang normal, tidak memiliki konflik internal apapun,
sportif menerima suatu kritik, dapat mengkontrol diri yang baik secara
emosional, memecahkan masalah secara cerdas, memiliki percaya diri, dapat
menyesuaikan diri dengan orang lain, dan merasa puas dengan apa yang dia
miliki (bersyukur atas kekurangan dan kelebihannya).
Pribadi yang ceria (kayak film india susah seneng joget-joget) dan tenang.
Kesehatan mental individu dapat dinilai dari perilaku, dan sikap.
3
Community Medicine adalah cabang ilmu kedokteran, yang berkaitan dengan
studi tentang preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif dan layanan evaluatif untuk
masyarakat luas, melalui sistem pelayanan kesehatan yang terorganisir yang
komprehensif.
Sama seperti ilmu anatomi manusia dengan struktur tubuh. Demikian juga
ilmu anatomi sosial dengan struktur masyarakat. Terdiri dari total penduduk,
usia mereka dan kebijaksanaan distribusi gender (sex wise distribution),
klasifikasi sosial-ekonomi, jenis perumahan, pekerjaan, industri, tempat
ibadah, sekolah, dll. Studi tentang anatomi sosial memberikan latar belakang
informasi dalam memahami fenomena kesehatan dan penyakit di masyarakat.
4
Sama seperti ilmu fisiologi manusia dengan fungsi tubuh. Demikian juga ilmu
fisiologi sosial dengan fungsi masyarakat. Berbagai aspek fisiologi manusia
dan aspek-aspek terkait fisiologi sosial yang mengikuti.
Sama seperti ilmu patologi manusia dengan studi struktur abnormal dari
organ tubuh. Ilmu patologi sosial juga merupakan studi kecacatan atau
kerusakan di masyarakat seperti pemogokan, lock-out, pencurian,
pembunuhan, perampokan, pelecehan seksual, kenakalan remaja, dll. Sama
seperti sejauh mana ilmu patologi mempelajari post-mortem, Patologi sosial
juga mempelajari sejauh mana postmortem sosial di masyarakat dipelajari,
yang terdiri dari morbiditas dan mortalitas (penyakit dan kematian) survei.
Survei tersebut juga membantu kita untuk memahami faktor-faktor sosial
yang bertanggung jawab atas prevalensi penyakit di masyarakat (penjelasan
dibawah ilmu Sosiologi)
Sama seperti terapi medis (pengobatan) terdiri dari pemberian obat, demikian
juga terapi sosial terdiri dari adopsi tindakan sosial dan politik di masyarakat.
5
Fisiologi Manusia Fisiologi Sosial
Pernafasan / Udara, ventilasi, rumah
Respiration
Pencernaan / Nutrisi dan Kesehatan
Digestion
Pembuangan / Pembuangan sampah, Limbah kotoran,
Excretion mayat/ bangkai dll.
Perkembang-biakan Family Planning Service / KB
/ Reproduction
Pertumbuhan / Demografi dan dinamika populasi
Growth
Fungsi Koordinasi Adat, kebiasaan, tradisi, kepercayaan, kultural,
dll.
Ada dua area pekerjaan untuk dokter, yaitu kedokteran Komunitas (CM) dan
kedokteran rumah sakit. Dengan munculnya penyakit tidak menular seperti
hipertensi, diabetes, kanker, kecelakaan, dll. Dikarenakan etiologi yang
multifaktorial. Jadi langkah-langkah seperti diagnosis dini, identifikasi faktor
risiko, membatasi pengembangan kecacatan dan rehabilitasi orang cacat
dimasukkan ke subjek. Dengan demikian ruang lingkup diperluas dari
Hyangiene untuk pencegahan dan social medicine, menjadi Kedokteran
Masyarakat (CM).
6
Community and hospital medicine
Features Community Medicine Hospital Medicine
1. Service Area Menyediakan layanan Menggambarkan pasien
kesehatan untuk masyarakat dari sakit berdasaran area
berdasar area geografis tangkapan (catchment
area).
2. Operational Aktif dan Pasif (seperti: Hanya Pasif (seperti:
Strategy antara penyedia layanan dan tanggung jawab RS pada
konsumen sama-sama pasien yang datang untuk
bergerak) berobat)
3. Organizationa Terdiri dari Community Terdiri dari (loose
l frame work health Centers, Primary conglomeration) primary,
Health Centers dan Sub- secondary, dan tertiary
Centers care hospital
4. Nature of Comprehensive (preventive, Curative care untuk
Care promorive, curative dan membebaskan pasien dari
rehabilitatif) suatu penyakit (mengobati)
5. Intersectoral Diluar dari departemen Secara virtual tidak ada
coordinator kesehatan dan departemen koordinasi intersektoral
lain yang terkait kesehatan
6. Program Promosi dan berpartisipasi Memiliki keterbatasan
participation aktif pada pelaksanaan cakupan pada partisipasi
program kesehatan nasional pelaksanaan program
kesehatan nasional
7. Cost-benefits Tinggi cost-benefit ratios Rendah cost-benefit ratios
analysis dengan cara melibatkan dengan cara melibatkan
minimal pengeluaran dan maksimal pengeluaran dan
mendapatkan hasil yang mendapatkan hasil yang
maksimal minimal
7
1. Adanya keterbatasan sumber daya untuk pelayanan kesehatan di negara
berkembang
2. Masih banyak masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani
3. Pengelola kesehatan harus lebih memfokuskan pada masalah kesehatan yang
prioritas serta mengidentifikasi kelompok masyarakat yang sangat
membutuhkan pelayanan kesehatan
4. Untuk memaksimalkan sumber daya yang terbatas agar mendapatkan hasil
yang diharapkan, perlu dilakukan diagnosis komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang memiliki paling tidak satu kesamaan
sifat (misal wilayah, pekerjaan, suku, kondisi perumahan, dll). Sebagian dari
anggota masyarakat yang memiliki kesamaan sifat atau kesamaan minat.
Suatu komunitas adalah satu satuan kelompok orang yang dapat berfungsi baik
karena adanya keterkaitan di antara bagian atau subsistemnya. Terdapat delapan
subsistem serta sejumlah sifat inti dari suatu komunitas.
Delapan subsistem
a. Lingkungan fisik e. Pelayanan kesehatan dan sosial
b. Tingkat pendidikan f. Sarana komunikasi
c. Sarana transportasi g. Sosial ekonomi
d. Situasi politik h. Rekreasi
8
Diagnosis Klinis Diagnosis Komunitas
1. Dibuat oleh Dokter (Physician) 1. Dibuat berdasar Epidemiologis
2. Terfokus pada kasus individu 2. Terfokus mendefinisikan populasi
3. Terfokus hanya pada orang sakit 3. Fokus pada orang sakit dan sehat
4. Dokter memeriksa pasien 4. Epidemiologist melakukan survei
5. Diagnosis datang berdasarkan 5. Diagnosis datang berdasarkan riwayat
tanda-tanda dan gejala alami penyakit
6. Melibatkan pemeriksaan 6. Melibatkan penyelidikan epidemiologi
laboratorium 7. Epidemiologist memutuskan rencana
7. Dokter menentukan pengobatan aksi
8. Pengobatan adalah tujuan utama 8. Prevensi dan promosi merupakan tujuan
9. Melibatkan Follow-up kasus utama.
10. Dokter menggunakan 9. Melibatkan evaluasi program
kemajuan teknologi 10. Epidemiologist menggunaan nilai
statistik
9
Tujuan Umum: Mampu memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep
epidemiologi terapan untuk melakukan diagnosis komunitas di suatu wilayah
kerja tertentu, sehingga teridentifikasi permasalahan yang mendasar dan solusi
pemecahan permasalahan disusun secara sistematis dan terstruktur secara utuh
dan benar
Tujuan Khusus :
1. Komunikasi dengan stake holder 7. Mendapatkan informasi
dan community members untuk epidemiologik untuk berbagai kejadian
kerjasama dan partisipasi dalam yang ada di komunitas, termasuk
mengatasi permasalahan kesehatan masalah gizi dan gangguan yang
keluarga sebagai unit terkecil dan berkaitan dengan kesehatan
masyarakat atau komunitas sebagai 8. Menganalisis data yang dihasilkan
sasaran dari survey komunitas
2. Menyusun format yang sesuai untuk 9. Membicarakan hasil interpretasi data
pengumpulan data komunitas dengan penduduk dan menyusun upaya
3. Menseleksi tes-tes penyaringan yang pemecahan masalah yang sesuai
valid dan acceptable dan applicable 10. Menilai hasil pemecahan masalah
4. Mengetahui kebutuhan dan masalah kesehatan di komunitas
yang dirasakan masyarakat mengenai 11. Menyusun laporan diagnosis
kesehatan komunitas disajikan dalam forum
5. Menseleksi sampel yang dapat terbuka
mewakili komunitas dalam wilayahnya
6. Menyelenggarakan pengumpulan
data di komunitas untuk mendapatkan
berbagai informasi yang relevan dengan
pembuatan diagnosis komunitas
10
No Parameter Individu Komunitas
1. Informasi Bagaimana riwayat alamiah Bagaimana proses perjlnan
yang penyakit yang lebih spesifik, penyakit dan peran faktor
penting perkembangan, prognosis, risiko status gizi, lingkungan,
terapi, status gizi, individu perilaku dimana keluarga,
yang menjadi komunitas dan masyarakat
perhatian/sasarannya yang menjadi
perhatian/sasarannya
2. Langkah- Anamnesa, pemeriksaan Analisis situasi, identifikasi
langkah fisik, pemeriksaan masalah, penyebab masalah,
kegiatan penunjang, pemeriksaan prioritas masalah, alternatif
diagnostik, pengobatan, pemecahan masalah,
perawatan dan monitoring penyusunan program kerja,
serta follow up, problem pelaksanaan, pengawasan
solving yang bersifat dan monitoring, serta
individual evaluasi. Problem solving
yang bersifat komunitas
3. Sasaran Individual Keluarga unit terkecil,
kegiatan komunitas dan masyarakat
11
1. Data primer, data sekunder
2. Teridentifikasinya masalah kesehatan
3. Penentuan prioritas masalah
4. Kerangka akar penyebab masalah dan instrumentasi (identifikasi
penyebab)
5. Survei ke masyarakat (identifikasi FR, dan prioritas)
6. Penentuan prioritas penyebab masalah
7. Penentuan alternatif pemecahan masalah
8. Penyusunan POA
12
SIFAT INDIKATOR :
- Absah Variabel tersebut mampu mengukur kondisi yang memang ingin
diukur
- Terpercaya dan Obyektif Hasil yang diperoleh harus sama jika dilakukan
orang lain pada situasi yang sama
- Sensitif Variabel tersebut harus peka terhadap perubahan dari situasi yang
dinilai
- Spesifik Variabel tersebut hanya menggambarkan perubahan dari situasi yang
dinilai saja
- Mampu laksana Data yang diperlukan untuk menilai variabel tersebut harus
mampu diperoleh
- Relevan Variabel tersebut harus dapat memberikan sumbangan pemahaman
dari situasi yang dipelajari
KLASIFIKASI INDIKATOR :
- Indikator kematian - Indikator kesehatan mental dan
- Indikator kesakitan sosial
- Indikator kecacatan - Indikator lingkungan
- Indikator nutrisi - Indikator sosio-ekonomi
- Indikator pelayanan kesehatan - Indikator kebijakan kesehatan
- Angka pemanfaatan layanan kesehatan - Indikator kualitas hidup
- Indikator lain
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
KEMATIAN KESAKITAN KECACATAN
- Angka kematian - Angka kesakitan - Angka kecacatan
* Merupakan ukuran (Data kesakitan sangat - Jumlah hari harus
tradisional untuk menilai dibutuhkan, namun sering tinggal di rumah
status kesehatan sulit untuk diperoleh) - Jumlah hari tinggal
* Digunakan secara luas - Angka insidens dan di tempat tidur
karena tersedia datanya prevalens - Angka absensi
- Angka kematian kasar - Angka kesakitan sekolah/kerja
- Angka kematian berdasar pelaporan - Angka harapan
spesifik: umur / jenis - Angka kunjungan: hidup bebas dari
penyakit rawat jalan klinik atau kecacatan
- Angka harapan hidup puskesmas
- Angka kematian bayi - Angka rawat inap
- Angka kematian ibu - Lama rawat di rumah
- Angka kematian sakit
proporsional
- Case Fatality rate
13
Merupakan contoh indikator kesehatan positif, aspeknya adalah:
✓ Ukuran antropometris
✓ Tinggi badan anak kelas 1 SD
✓ Prevalensi berat badan lahir rendah
✓ Hasil survei klinis: Anemia, Hipotiroid, kekurangan Vit A
Indikator kesehatan sosial dan mental, data yang valid jarang tersedia. Pada
umumnya dipakai ukuran tidak langsung. Macam macamnya adalah:
Angka bunuh diri
Angka kecelakaan lalu lintas
Penyalah gunaan alkohol dan obat-obatan
14
Menggambarkan kualitas lingkungan
✓ Tingkat pencemaran
✓ Proporsi keluarga yang mendapatkan akses air bersih
✓ Kepadatan vector
15
Gambar diaatas adalah skema diagnosis komunitas
16
Merupakan metode yang paling efektif untuk mengidentifikasi masalah, penyebab
masalah serta mengajukan solusi sebagai alternatif pemecahan masalah.
Ketentuan pelaksanaan Brainstorming:
a. Pelaksanaannya tidak ada kritikan
b. Bebas berpendapat, merupakan upaya kebebasan mengeluarkan ide tanpa
proses editing terlebih dahulu, sehingga kadang kala keluar ide yang tidak
logis, dan kurang berbobot
c. Dapatkan mutu
d. Menemukan ide yang cemerlang, dengan adanya berbagai ide yang
dilontarkan, maka tim peneliti atau analisis dapat menseleksi untuk
dikembangkan atau dilaksanakan
e. Menyatukan ide silang, yaitu menggunakan ide orang lain dalam rangka
membangun gagasan ide baru, sehingga tercipta ide yang terbaik
17
Adalah metode yang menggambarkan alur tahapan dalam suatu proses dengan
menggunakan beberapa simbol sederhana dan logis yang mencerminkan berbagai
kegiatan dan keputusan sehingga menentukan bagaimana proses itu terjadi.
Beberapa langkah dalam menyusun flow chart ini adalah sebagai berikut:
a. Tentukan topik gambar
b. Daftar berbagai langkah yang terlibat dalam proses kegiatan, dengan
menggunakan metode pengamatan, brainstorming atau diskusi dengan
yang memahami tahapan kegiatan tersebut, sehingga diperoleh informasi
sarana input, proses dan output. Prinsip dalam penyusunan flow chart
adalah memahami aspek 4W + 1H
✓ Adalah suatu format untuk menandai atau mencatat data yang diamati
secara langsung atau kegiatan yang diinginkan
✓ Biasanya daftar tilik berupa tabel atau daftar isian
✓ Berguna untuk format diskusi, penelitian penyebab utama, mengukur
hasil dan sebagai alat monitoring secara periodik atau terus menerus
18
Mempertimbangkan keputusan untuk estimasi dampak dan konsekuen dari
pilihan kebijakan yang diambil atau sesuai dengan kebutuhan yang akan datang
atau meramal masalah sosial dan masa depan organisasi.
Empat langkah untuk menerapkan metode Delphi :
• Issue dan pertanyaan yang diajukan kepada para ahli untuk diformulasi
• Pertanyaan atas issue ini disampaikan kepada partisipasi yang
memberikan respon tanpa diketahui namanya
• Memungkinkan respon berasal dari opini para ahli atau gabungan
• Respon mendeteksi suatu konsensus atau tetap kalau opini yang
divergent
19
Faktor-faktor pearl adalah salah satu faktor-faktor penentu prioritas
P : Kesesuaian (appropriateenes)
E : Secara ekonomis murah ( economic feasibility)
A : Dapat diterima (Acceptability)
R : Tersedianya sumber ( Resources availability)
L : Legalitas terjamin : Legality
Teknik Penentuan Penyebab Masalah
• FGD
• Indepht Interview
• Fishbone Diagram
• Statistik
SWOT : suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor kunci yang digunakan
dalam memecahkan permasalahan terhadap kelemahan atau hambatan yang
ditemukan.etod
• Desain Studi
• Populasi dan Sampel
• Pengumpulan Data, data sekunder, data primer
• Identifikasi Masalah
• Penentuan Prioritas
• Alternatif Pemecahan Masalah
• Prioritas Pemecahan Masalah
• Aksi Pemecahan Masalah
• Jadwal Kegiatan (POA)
PENDEKATAN LINGKUNGAN
20
• Dinding rumah berasal dari bambu permanen merupakan faktor risiko
memburuknya status kesehatan keluarga.
• Faktor kesehatan lingkungan lain: DAM dan pengairan persawahan
penduduk
• Faktor perilaku punya korelasi dengan tingkat pendidikan dan
pendapatan keluarga
• Data ini diperoleh melalui pengamatan langsung, yaitu data kuantitatif
dan observasi
• Data observasi ditemukan:
kandang ternak pada sisi atau belakang rumah
21
Tabel ini memaparkan: penduduk Desa Campurejo berpendidikan rendah. Hal ini merupakan
faktor predisposisi terhadap perilaku hidup tak sehat, sehingga mempengaruhi kesehatan
22
Berdasarkan tabel di atas, dari 20 sampel yang diwawancara, hanya 1 sampel yang hilang
(isian kuesioner sebagian tak lengkap). Jadi sampel studi ini ada 19 .
23
• Wawancara mendalam yang didapatkan dari wawancar Kepala desa,
Bidan desa, Ketua PKK, SKD, Kader
• Observasi Lapangan
DENTIFIKASI MASALAH
24
Berdasarkan Analisis Situasi maka teridentifikasi permasalahannya :
1. Analisis Epidemiologi
2. Analisis Lingkungan
3. Analisis Perilaku
4. Analisis Content
5. Pendekatan Statistik
25
• Amat sangat mudah menyelesaikannya diberi nilai 5
• Sangat mudah menyelesaikannya diberi nilai 4
• Cukup mudah menyelesaikannya diberi nilai 3
• Sangat sulit menyelesaikannya diberi nilai 2
• Amat sangat sulit menyelesaikannya diberi nilai 1
26
• Adanya kegiatan posyandu
• Adanya kegiatan pengajian para ibu
• Merupakan program prioritas pemerintah
27
Berdasarkan SWOT dan MCUA alternatif pemecahan masalah didapatkan:
1. Peningkatan pelayanan berbasis keluarga termasuk motivator keluarga
adalah prioritas pertama
2. Penciptaan lingkungan yang aseptif adalah prioritas kedua
3. Peningkatan edukasi keluarga adalah prioritas ketiga
28
Secara umum pelaksanaan tahapan pertama, kedua, ketiga tidak menemui
hambatan atau permasalahan.
29
o Mengembangkan cakupan kampanye pembentukan konseling keluarga
o Pelatihan motivator keluarga
o Pembentukan kelompok konseling keluarga tiap rujukan tetangga
o Penerbitan regulasi
o Evaluasi dengan pendekatan system
Alhamdulillah.
30
LATIHAN SOAL
1. Manakah yang bukan teknik menentukan prioritas …
a. MCUA (multiple criteria utility assesment)
b. Metode delphi
c. Metode Delbecq
d. Metode Hanlon
e. Metode CEA
Jawaban e semua
31
Pengantar Epidemiologi
Titiek Hidayati Dr. dr. M. Kes.
Sejarah Epidemiologi
Definisi Epidemiologi
Ahli Epidemiologi
Tujuan Epidemiologi
Pembagian
Epidemiologi
Assalamu’alaikum teman-teman! Alhamdulillah ga kerasa udah sampe di blok 23
aja ni. Udah pada move on dari blok kemarin kan? Hari ini kita sambut blok 23
ditemani gerimis dan kuliah pengantar dari PJ blok kita tentang per-Epidemiology
ni. Bismillah dulu yuk sebelum mulai baca materi
A. Sejarah Epidemiologi
Hippocrates (2000 th lalu) : Faktor lingkungan dapat mempengaruhi
kejadian penyakit.
John Snow ( 1848-1849 dan 1853-1854) : Mencatat adanya asosiasi
sumber air minum dan kematian karena kholera.
Dokter Titiek cerita kalau eyang John Snow ini menganalisis masalah
penyakit kolera dengan mempergunakan pendekatan epidemiologi
dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Eyang John Snow
dianggap sebagai The Father of Epidemiology. Ia mengemukakan
hipotesis bahwa penyebab yang sesungguhnya dari banyaknya kasus
cholera dan kematian yang menimpa warga itu adalah karena air minum
yang terkontaminasi tinja (feses). Eyang Snow mempublikasikan teorinya
untuk pertama kali dalam sebuah esai On the Mode of Communication of
Cholera pada tahun 1849.
Abad 19/20 : pendekatan epidemiologi untuk membuktikan hub kausal
antara penyakit dengan faktor-faktor penyebabnya.
B. Definisi Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari 3 kata :
Epi = upon (pada)
Demos = people (masyarakat)
Ology = science (ilmu)
Epidemiology = Ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan
faktor penyebab (determinan) suatu masalah kesehatan (penyakit)
yang menimpa sekelompok penduduk/masyarakat. Epidemiologi
adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan
keadaan kesehatan pada populasi, serta penerapannya untuk
pengendalian masalah-masalah kesehatan (CDC, 2002; Last 2001, Gordis
2000).
C. Ahli Epidemiologi
Adalah seorang profesional yang berusaha untuk mempelajari dan
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit
atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi tertentu,
memiliki pengalaman dalam hal populasi dan metode epidemiologi dan
memiliki pengetahuan tentang kesehatan masyarakat dan inferensi kausal
dalam kesehatan (Porta M, Last J, Greenland S. A Dictionary of
Epidemiology, 2008).
Seorang ahli epidemiologi harus menguasai banyak ilmu, antara lain:
1) Kesehatan masyarakat (Public health)
Menekankan pada pencegahan penyakit
2) Kedokteran klinis (Clinical medicine)
M enekankan pada klasifikasi penyakit dan
3) Diagnosis (pembilang/numerator)
4) Patofisiologi (Pathophysiology)
Untuk memahami mekanisme biologis dasar dalam penyakit (riwayat
penyakit alami, PAP/Perjalanan Alamiah Penyakit)
5) Biostatistika (Biostatistics)
Untuk mengukur frekuensi penyakit dan hubungan dengan sebelumnya/
nenek moyangnya (penyebut/ denuminator, pengujian hipotesis).
6) Ilmu sosial (Social sciences)
Untuk memahami konteks sosial pada penyakit yang terjadi dan
menyajikan hal tersebut (faktor penentu sosial dari fenomena kesehatan).
D. Tujuan Epidemiologi
Ada beberapa tujuan dari mempelajari ilmu epidemiologi ini, diantaranya :
1) Untuk meneliti sifat/ sejauh mana fenomena kesehatan di masyarakat/
mengidentifikasi prioritas.
2) Untuk mempelajari riwayat alamiah dan prognosis dalam masalah
kesehatan.
3) Untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko.
4) Untuk merekomendasikan/ membantu dalam penerapan/ mengevaluasi
intervensi terbaik (tindakan pencegahan dan terapeutik).
5) Untuk memberikan landasan bagi kebijakan publik.
Menurut Jenisnya.
1) Epidemiologi diskriptif : identifikasi hubungan-hubungan suatu
penyakit kaitannya dengan :
a. Waktu
Kapan kasus tersebut terjadi? Kapan terjadi penurunan dan
peningkatan?
b. Tempat
Dimana terjadinya? Mengapa pravelensi terbesar ada di daerah
A?
c. Orang
Siapa yang terjangkit atau terinfeksi? Mengapa hasil terapinya
berbeda antar individu?
2) Epidemiologi analitik :
Bertujuan untuk:
Identifikasi hubungan-hubungan antara suatu penyakit dengan
kemungkinan faktor-faktor etiologis, genetis dan lingkungan.
Menguji lebih lanjut hipotesis tentang etiologi suatu penyakit
3) Epidemiologi eksperimen :
Bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas suatu intervensi kesehatan
dan atau program-program pencegahan dan pengobatan.
2) Studi observasional :
Terdiri dari berbagai studi diantaranya,
a. Studi ekologi
b. Studi cross-sectional
c. Studi case control
d. Studi cohort
Menurut Isinya
Clinical epidemiology
Pharmaco-epidemiology
Molecular epidemiology
Environmental epidemiology
Occupational epidemiology
Nutrition epidemiology
Genetic epidemiology
dll
F. Molecular Cancer Epidemiology
Konsep Molecular Cancer Epidemiology menurut Weinstein & Perera,
1982 : “Metode laboratorium yang canggih digunakan sebagai kombinasi
dengan epidemiologi analitik untuk identifikasi biokimia atau level molekuler
dari suatu spesifik eksogen, dan atau host yang berperan sebagai penyebab
kanker pada manusia.” (Advanced laboratory methods are used in combination with
analytic epidemiology to identify at the biochemical or molecular level specific exogenous
and/or host factors that play a role in human cancer causation).
1. Pengertian
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan yaitu epidemiologi yang
mengkaji distribusi serta determinan peristiwa morbiditas (kesakitan)
dan mortalitas (kematian) yang terjadi dalam pelayanan kebidanan.
2. Tujuan
Tujuan epidemiologi kebidanan adalah untuk mengenal faktor risiko
terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas (42
hari setelah berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan
mempelajari cara penanggulangan nya.
3. Manfaat
a. Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam
pelayanan kebidanan.
b. Untuk pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan
sumber daya kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan)
khususnya yang berkaitan dengan pelayanan kebidanan.
- Postulat Koch
Suatu agen :
◦ Harus dijumpai pada setiap kasus penyakit
◦ Dapat diisolasi dan ditanam dalam media
◦ Menyebabkan penyakit pada orang sehat
◦ Dapat diisolasi dan ditanam lagi
◦ Tidak dijumpai pada penyakit lain
MODEL EKOLOGI
- FAKTOR LINGKUNGAN
Lingkungan : keseluruhan kondisi luar yang mempengaruhi kehidupan
dan perkembangan organisme penyebab penyakit dan penyebab penyakit
yang lain.
Komponen lingkungan terdiri atas :
1. Lingkungan fisik terdiri atas semua benda mati dan semua sifat yang
dimiliki.
2. Lingkungan biologis tersusun atas benda-benda hidup atau
organisme, yaitu:
a. Flora : sebagai sumber makanan dan penyebab penyakit.
b. Fauna: sebagai sumber makanan, penampung (reservoir) dan
perantara(vektor) penyebab penyakit.
3. Lingkungan sosial-ekonomi
a. Wilayah pemukiman
b. Pembangunan ekonomi
c. Gangguan sosial
1. Model Roda
Model roda ini
menjelaskan faktor-faktor
penyakit yang diturunkan atau
penyakit yang tidak menular
atau penyakit kongenital.
Faktor yang paling utama
adalah faktor genetik yang
ada dalam diri setiap manusia.
Selama dia hidup, dia akan
berinteraksi dengan
lingkungan, ada lingkungan
biologis, sosial dan fisik.
Jadi jika dia memiliki resiko penyakit tetapi tidak didukung oleh
lingkungannya, misalnya lingkungan sehat dan gaya hidupnya sehat, maka dia
akan tetap sehat dan begitupun sebaliknya.
2. Model jaring-jaring
J. KAUSALITAS
Kausalitas adalah sesuatu yang konstan, unik dan memiliki kemampuan
menduga secarasempurna. Contoh : Dalam sistem yang stabil sepenuhnya,
XY, memanipulasi atau merubah X akan menimbulkan akibat perubahan Y.
Seperti pada bagan di atas, studi epidemiologi itu ada 2 bagian utama
sesuai dengan carastudinya, yaitu epidemiologi deskriptif dan studi analitik.
Epidemiologi deskriptif mempelajari pada populasi dan individunya langsung dan
tidak melakukan perbandingan antar kelompok, tentunya cara studinya akan
berbeda dengan studi analitik yang melakukan studi dengan metode
membandingkan.
Epidemiologi deskriptif dengan subjek suatu populasi, dapat
menggunakan penelitian dengan studi korelasi untuk melihat hubungan dan
keeratannya. Sementara pada subjek penelitian individu, dapat menggunakan
desain penelitian case report, case series, dan cross-sectional. Pada studi analitik,
melakukan penelitian dengan membandingkan dan bahkan perlakuan pada
subyek penelitian, ada 2 macam yaitu studi observasional dan eksperimental.
Untuk studi observasional, desain penelitiannya sama dengan individu
ditambah dengan desain penelitian case control dan cohort. Sementara pada
penelitian eksperimental bisa menggunakan desain penelitian RCT (Randomized
Clinical Trial) sebagai level penelitian tertinggidan eksperimental semu.
Nah algortima disamping sesuai yang udah editor jelasin tadi, kita lihat
apakah peneliti memberikan perlakuan untuk subjeknya ? ada paparan nggak ?
kalo ada berarti menggunakan penelitian eksperimental yang nanti subjeknya
harus dibagikan dalam kelompok yang dipilih secara random (acak), jika tidak
maka penelitian tersebut adalah penelitian deskriptif, dan jika ya, maka inilah yang
dinamakan RCT, tapi kalau tidak secara random pembagiannya, maka
penelitiannya eksperimental non RCT. Terus kalau penelitiannya tidak diberikan
perlakuan, maka masuk didalam penelitian observasional yang membandingkan
antar kelompok. Jika ya, maka termasuk kedalam penelitian analitik yang desain
penelitiannya bisa dipilih antara cohort, case-control atau cross sectional sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan.
Soal
1. Seorang profesional yang berusaha untuk mempelajari dan mengendalikan
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit atau kejadian
yang berhubungan dengan kesehatan pada populasi tertentu, memiliki
pengalaman dalam hal populasi dan metode epidemiologi dan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan masyarakat dan inferensi kausal dalam
kesehatan, disebut apakah orang tersebut?
b. ahli epidemologi.
c. Ahli studi
d. Ahli bidang sains
e. Ahli kedokteran
f. Ahli etiologi
2. Model ini biasanya menjelaskan mengenai penyakit yang tidak menular
dengan berbagai komplikasinya. Contoh kasusnya adalah seseorang yang
mengalami Diabetes Millitus, memiliki banyak komplikasi ke sistem organ
lainnya, seperti nefropati diabetikum, retinopati diabetikum dan lain-lain.
Munculnya komplikasi ini karena adanya gaya hidup yang tidak sehat dan
menyebabkan memperparahnya DM ini. Model apakah yang dimaksud?
a. Model lingkaran
b. Model segitiga
c. Model jaring-jaring.
d. Model persegi
e. Model heksagonal
Jangan lupa berdoa dulu ya guys, biar ilmunya berkah..
Masalah kesehatan di Indonesia ini masih sangat kompleks. Bisa dilihat dari
data Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih
tinggi, njuk dari data usia harapan hidup yang rendah. Nah makanya penting
banget untuk mengumpulkan berbagai data buat mencerminkan apa aja sih
masalah kesehatan yang harus kita koreksi.
56
1) Catatan dan laporan peristiwa kehidupan (vital record)
Kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi dan legitimasi,
*pokmen semua peristiwa kehidupan. Nah di negara maju sumber data ini
uda biasa digunakan.
2) Catatan dan laporan penyakit
Laporan penyakit hanya diwajibkan pada pelayanan kesehatan yang
berbentuk institusi seperti Rumah Sakit dan Puskesmas, bidan dan dokter
praktek sama sekali belum melaporkan penyakit yang dilayani.
3) Catatan dan laporan instansi khusus
Perusahaan asuransi, TNI, Kepolisian.
4) Hasil survei khusus
Survei kesehatan rumah tangga (SKRT).
5) Hasil sensus penduduk
Dulu nyebutnya bukan sensus penduduk tapi cacah jiwa. Lebih banyak
pengumpulan data kependudukan, data masalah kesehatan kurang banyak
ditemukan.
57
b) Survei prevalen penyakit
Data yang dikumpulkan semua peristiwa penyakit, baik kasus baru
maupun lama.
Lebih lengkap dan dapat menggambarkan keadaan kesehatan
masyarakat.
Kebenaran data yang diperoleh diragukan, apalagi penyakit yang sudah
lama.
58
Screening dilakukan karena sering yang dibutuhkan hanya data masalah
tertentu saja. Ada 5 tahap:
a) Tahap menetapkan macam masalah kesehatan yang ingin diketahui.
b) Tahap menetapkan cara pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam
menemukan masalah kesehatan (jenis pemeriksaan=test)
c) Tahap menetapkan kelompok masyarakat yang akan dikumpulkan datanya.
d) Tahap melakukan penyaringan.
e) Tahap mempertajam penyaringan.
f) Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut.
59
Pencarian kasus secara aktif ini ada 2 macam:
(1) Cara telusur ke belakang(backward tracing)
▪ Tujuanya untuk mencari sumber penularan.
▪ Dengan cara dikumpulkan orang-orang yang pernah
berhubungan dengan penderita sebelum penderita jatuh
sakit, memanfaatkan pengetahuan tentang reservoir
penyakit, masa inkubasi penyakit, cara penularan penyakit,
riwayat alamiah penyakit.
60
Soal
1. Laporan penyakit hanya diwajibkan pada pelayanan kesehatan yang
berbentuk institusi seperti Rumah Sakit dan Puskesmas, bidan dan dokter
praktek sama sekali belum melaporkan penyakit yang dilayani. Merupakan
salah satu macam sumber data...
a. Sumber data
b. Catatan dan laporan penyakit.
c. Catatan dan laporan instansi
d. Peristiwa kehidupan
e. Hasil sensus penduduk
61
DR. dr. Titiek Hidayati, M.Kes
Baiklah, kali ini kita bakal belajar tentang gimana sih ngitung
insidensi,prevalensi apa bedanya dan sebangsanya, tenangno pikirmu, iki gampang
hyuk ncus~
Gambar diatas nerangin kita bagaimana penyakit itu bisa terjadi, menurut teori
blum ada 4 yaitu genetic, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Selain itu orang sehat menjadi sakit juga bisa dikarenakan :
➢ Agen: virulensi
➢ Host: perilaku (seperti cara berpakaian dan pola makan), pelayanan
kesehatan yang didapat.
➢ Lingkungan: tingkat lingkungan, faktor vektor
➢ Genetik
Nah kalo proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut, proporsi juga digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam
200
populasi ni kalo contoh di atas adalah adalah proporsi laki-laki di populasi jadi .
400
Kalo Rate itu adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko kejadian tersebut misal rate kanker servix di kecamatannya maka
80
ratenya adalah 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 ,konstantanya tergantung populasi dan
200
penyebaran penyakitnya lebih jelasnya baca materi beliau yak.
Selain rate ,proporsi dan ratio ada juga yang namanya frekuensi atau jumlah
kejadian penyakit pada populasi beresiko dan pola (pattern) atau angka kejadian yang
dihubungkan dengan waktu,tempat dan karakteristik.
Decubitus
• % pasien yang dirawat inap > 2 minggu
• % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus
• % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di ICU/ICCU
• % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di Bagian
Penyakit Dalam
• % pasien rawat inap > 2 minggu yang mengalami dekubitus di Bagian
Bedah
Pengukuran Morbiditas
Skema di atas menjelaskan hubungan antara prevalensi dan insidensi, tak terangin
satu-satu dulu hyak
➢ Angka Insidensi yaitu jumlah kasus baru pada suatu periode waktu
tertentu. Jadi misal nih ada kasus diare di kampung A, yang diitung tu yang
kasus baru aja, yang dulu-dulu pernah diare ngga diperhitungkan, iya yang
dulu-dulu, iyo mantanmu kui rasah digubris men keno diare.
Nah insidensi ada dua yaitu cumulative insidensi (kasus baru
diakumulasikan pada waktu tertentu) dan insidensi density (dimana kasus
baru yang muncul pada populasi yang berubah terus menerus.
Dirumuskan kasus baru per jumlah populasi yang berisiko.
➢ Angka prevalensi yaitu jumlah kasus baru dan lama dari suatu penyakit
pada periode waktu tertentu. Ada dua macam angka prevalensi yaitu point
prevalence (Prevalensi yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada
Juli 2000)) dan periode prevalence (Prevalensi yang ditentukan pada
periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000)).
Baik coba liat kolamnya lagi hyuk, jadi tak misalin air hujan adalah kasus penyakit
ya, jadi insidensi merupakan rintik hujan yang baru masuk ke kolam, sedangkan
prevalensi adalah air hujan yang tertampung baik dari hujan yang telah lalu maupun
hujan yang baru saja terjadi. Nah di kolam tersebut ada air yang menguap ke atas
dan mengurangi jumlah air yang ada di kolam itu adalah pasien-pasien yang
recovery atau sembuh, ada juga yang meninggal gitu.
Rumus insidensi
Jadi Insidensi ini sangat penting dalam menilik kejadian penyakit, tadi udah aku
jelasin ya bahwa insidensi merupakan kemunculan kasus baru, nah perubahan pada
insidensi berarti terjadi perubahan pula pada faktor penyebabnya atau etiologinya,
gini gini, jadi perubahan etiologi tu bisa karena memang secara alamiah atau ada
intervensi dari eksternal, misal ya insidensi DBD di Bantul itu mengalami
penurunan setelah diberikan fogging atau PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),
jadi karena ada intervensi insidensinya menurun, jadi insidensi berhubungan banget
dengan etiology. Makin besar angka insidensi berarti makin besar masalah penyakit
tsb. Oiya numerator dan denumerator tu cuma nama lain pembilang dan penyebut
dalam study epidemiologi.
Manfaat Insidensi
1. Gambaran masalah penyakit tertentu.
2. Angka beberapa periode dapat digunakan untuk memperkirakan
kecenderungan dan fluktuasi penyakit.
3. Pemantauan evaluasi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit.
4. Perbandingan angka insidensi antar wilayah dan antar waktu
Rumus Prevalensi
Prevalensi ini diperngaruhi oleh insidensi dan durasi waktu, kalo ada
perubahan di prevalensi ini juga bakal mempengaruhi insidensi dan outcomenya.
Prevalensi ini akan bertambah apabila insidensi bertambah dan akan berkurang
apabila ada kasus kematian atau penyembuhan (liat kolam tadi ya). Manfaat dari
prevalensi sendiri adalah untuk mengetahui tingkat keganasan penyakitnya dan
durasi penyakit.
Definisi ganas di sini tu apakah penyakit itu bikin cepet mati apa nggak.
Semakin tinggi prevalensi suatu penyakit, berarti penyakitnya nggak ganas. Masih
inget kolam tadi? Nah kalo misal penyakitnya ganas, pasiennya banyak yang mati,
maka angka prevalensinya bakal berkurang gampangannya gitu. Semakin rendah
durasi penyakit semakin rendah angka prevalensi.
Perbandingan antara Insidensi dengan Prevalensi
Coba perhatiin gambar di atas deh, jadi kalo ditanya insidensi penyakit di tabel
tahun 1992 ada berapa? Inget definisi insidensi kan? Nah tinggal liat aja onsetnya ,
pengertian onsetkan waktu dimulainya berkembangnya penyakit berarti kalo tahun
1992 ada 5 kejadian penyakit yang muncul.
Attack Rate (A R)
• Pembilang (X) = Jumlah kasus penyakit sejak ditemukannya kasus
penyakit pertama sampai dengan berakhirnya masa inkubasi kasus terakhir
penyakit tersebut dalam kelompok masyarakat terancam di wilayah tertentu.
• Penyebut (Y) = Jumlah penduduk yang terancam di wilayah dan pada
periode waktu yang sama.
• Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000
• Manfaat:
1. Untuk mengetahui kecepatan dan jangkauan penyebaran suatu
penyakit di suatu wilayah pada suatu wabah.
2. Untuk mengetahui keberhasilan upaya pencegahan dan
penanggulangan wabah.
• Interpretasi: Bila Attack Rate suatu penyakit tinggi, berarti kecepatan dan
jangkauan penyebaran penyakit tinggi.
• Annual insidensi: (x: baru / terdiagnosis saja), dan Y hanya kasus
yang terjadi tahun 2008 saja. *fyi annual itu artinya tahunan ya, jadi kalo ada
pertanyaan annual insidensi sama aja kayak insidensi selama tahun tersebut.
8
• Pada skema di atas didapatkan annual insidensi = , nah x atau angka 8
196
nya ini didapetin dari jumlah yang baru terdiagnosis pada tahun 2008 karena
insidensi itu hanya kasus baru/yang baru terdiagnosis (yang ada lambang D) aja
yang dihitung, yaitu baris 2,5,6,8,9,10,11,12. Sedangkan Y hanya kasus yang
terjadi di tahun 2008 maka angka 196 didapetin dari jumlah populasi yaitu 200
dikurangin kasus lama (yang gakada lambang D) yaitu baris 1,3,4,7.
• Prevalensi : contoh untuk prevalensi bulan Juli, maka x: kasus lama dan
baru tetapi yang sudah sembuh/ tidak sakit tidak dihitung. Dan Y : jumlah
populasi yang ada di bulan Juli (yang mati sebelum Juli tidak dihitung)
• Masih mengacu pada skema yang diatas lagi ya. Jadi untuk prevalensi bulan
7
Juli=198 , nah nilai x didapatkan dari kasus lama+baru, yaitu baris 2,3,4,6,8,9,11.
Tapi yang udah sembuh dan meninggal tidak dihitung. Sedangkan nilai Y
didapatkan dari jumlah populasi yaitu 200 dikurangin yang meninggal sebelum
bulan Juli, yaitu baris 1,12.
Insidensi dan Prevalensi
• Liat skema yang kejadian malaria lagi ya guys. Jadi period prevalence bulan
7
Januari-Maret= , nah nilai x ini didapat dari semua kasus baik yang baru
200
ataupun lama yang terjadi pada bulan Januari-Maret, walaupun yang
dilurusan angka 7 pas bulan Maret udah sembuh tapi itu tetep dihitung ya.
Sedangkan nilai Y didapetin dari jumlah populasinya yaitu 200
12
• Untuk annual prevalensi= 200 , ini didapetin dari jumlah kasus yang terjadi
selama tahun 2008 yaitu 12 dibagi jumlah populasinya yaitu 200
• Hayo pada tau gak jawaban dari soal di atas? jadi cara ngitung attack rate
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
kayak yang di gambar itu rumusnya tapi simpelnya 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
52
maka tinggal masukin aja deh angkanya jadi attack rate=200=0,26
Numerator-=Pembilang (X)
Denominator= Penyebut (Y)
MORTALITAS
Angka mortalitas menunjukkan insidensi kematian dalam suatu populasi
selama periode waktu tertentu. Empat macam pengukuran kematian:
1. Angka kematian kasar (Crude Mortality Rate) paling sering
digunakan tetapi sangat kurang kegunaannya karena kurang lengkap
datanya, kita tidak tau meninggalnya disebabkan karena apa, umur yang
paling banyak meninggal berapa, jenis kelamin apa dll jadinya gak spesifik.
2. Angka kematian sebab spesifik
3. Angka kematian umur spesifik
4. Angka kematian proporsi
Indikator Lain:
• Kematian pasien di RS, 30 hari pasca bedah emergency (semua usia)
• Kematian pasien di RS, 30 hari pasca bedah elektif (semua usia)
• Kematian di RS, 30 hari pasca bedah emergency pada pasien dengan hip
fracture (usia 65+)
• Kematian pasien di RS, 30 hari setelah masuk akibat heart attack (usia+50)
Angka Kematian pada Tindakan Bedah Congenital Heart Defect berdasarkan Jenis
Prosedur & Kelompok Umur
PEMBAHASAN
1. CFR (Case Fatality Rate):
Jumlah kematian penyakit x
= ------------------------------------ x 100%
Jumlah kasus penyakit x
1
= ----
32
UKP
Jenis
UKM
Puskesmas
Nah diatas kan sudah disebutkan mengapa primer, nah peran nya pelayanan
kesehatan primer apa aja sih ? ini nih….
JENIS FASKES TINGKAT PERTAMA
- Puskesmas
- Praktik dokter
- Praktik dokter gigi
- Klinik pratama
- RS Tipe D Pratama
Faskes tingkat pertama seperti yang disebutkan diatas. Namun karena masalah
distribusi faskes dan tenaga kesehatan yang tidak merata, maka untuk
meningkatkan akses pelayanan, bagi Bidan dan Perawat dimungkinkan jadi
jejaring pelayanan kesehatan TINGKAT PERTAMA namun TIDAK menjadi
PPK I. Pelayanan yang diberikan mengacu pada kompetensi dan kewenangan
sesuai ketentuan.
PUSKESMAS
DEFINISI PUSKESMAS
Fasyankes yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
TUJUAN PUSKESMAS
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat;
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
PRINSIP PENYELENGGARAAN
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian masyarakat
4. Pemerataan
5. Teknologi tepat guna
6. Keterpaduan dan kesinambungan
TUGAS PUSKESMAS
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat.
FUNGSI PUSKESMAS
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di
wilayah kerjanya
REGISTRASI PUSKESMAS
• Setiap Puskesmas yang telah memiliki izin wajib melakukan registrasi.
• Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri setelah memperoleh
rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi.
• Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam jangka waktu
paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin Puskesmas ditetapkan.
ALUR REGISTRASI
ORGANISASI PUSKESMAS
• Puskesmas merupakan UPT Dinkes Kab/Kota
• Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan kategori,
upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas.
• Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas
2. Kasubag TU
3. Penanggungjawab UKM dan Perkesmas
4. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
5. Penanggungjawab jaringan pelayanan dan jejaring fasyankes
UPAYA PUSKESMAS
- UKM Tingkat Pertama
• UKM Essensial
• UKM Pengembangan
- UKP Tingkat Pertama
AZAS KETERPADUAN
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
- Keterpaduan lintas program - Lokakarya minibulanan
- Keterpaduan lintas sectoral - Lokakarya mini tribulanan
AZAS RUJUKAN
- Rujukan medis/upaya kesehatan perseorangan
Rujukan kasus, bahan pemeriksaan, ilmu pengetahuan
- Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Rujukan sarana dan logistik, rujukan tenaga, rujukan operasional
MANAJEMEN PUSKESMAS
• Pedoman manajemen Puskesmas diatur dalam Permenkes nomor 44 tahun
2016
• Agar puskesmas mampu menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal
• Agar puskesmas mampu melaksanakan upaya kesehatan UKM dan UKP
tingkat pertama secara terpadu dan berkesinambungan yang efektif dan
efisien.
• Menyusun rencana kegiatan 5 tahunan, dirinci ke dalam rencana tahunan
• Rencana mengacu kepada kebijakan pembangunan kesehatan
kabupaten/kota, disusun berdasarkan hasil analisis situasi (evidence based)
• Melakukan penggerakan dan pelaksanaan kegiatan
• Melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti upaya perbaikan dan
peningkatan (corrective action)
UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS
A. Upaya Kesehatan Wajib (program basic six): program minimal yang wajib
dilaksanakan tiap puskesmas
1. Upaya Promosi Kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan.
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan, Pemberantasan penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan.
2. Ketidak percayaan
3. Petugas datang terlambat
Menkes: Tenaga Medis di Indonesia Tak Merata
Rasio dokter dengan pasien di Indonesia, satu berbanding 2.538
penduduk. (website : sinarharapan.co)
Menurut Nafsiah, dari data Kementerian Kesehatan sampai 20 Maret 2014,
terdapat 95.976 dokter yang teregistrasi dan bekerja pada sektor kesehatan di
Indonesia, baik pemerintah maupun swasta.
"Dengan demikian rasio jumlah dokter terhadap penduduk di Indonesia yang sampai saat ini
berjumlah 243,6 juta adalah satu dokter untuk 2.538 penduduk. Rasio ini lebih tinggi dari
dari rasio dokter ideal menurut WHO, yaitu satu dokter untuk 2.500 penduduk,"ujarnya.
Nahh sebanyak ini teori mulu nih, kapan realisasinya kak ? kapan kamu realisasikan
hubungan kita ? kapan kapan aja ya daripada realisasinya kayak film Logan dibawah ini
Kita akan kasih kamu kamu penyegaran dengan gambar nih.
Puskesmas alakadarnya
Gak layak banget ya puskesmasnya, antrian bejubel tapi kipas anginnya cuma 1~
PUSKESMAS MODERN
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Pengobatan
Posyandu
Posbindu
LATIHAN SOAL
108
sumber daya yang semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas
merupakan perangkat manajemen yang penting.
Proses manajemen dan perencanaan ialah langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menyusun suatu rencana. Untuk bidang kesehatan langkah-
langkah yang sering dipergunakan yaitu mengikuti prinsip lingkaran
pemecahan masalah (problem solving cycle).
Sebagai langkah pertama menetapkan prioritas masalah (problem
priority), kita harus menemukan masalah yakni kesenjangan antara apa yang
ditemukan (what is) dengan apa yang semestinya dilakukan (what should be).
Intinya masalah itu kenyataan tidak sejalan dengan harapan :”
a. Jenis data
Pada teori Blum terdapat 4 jenis data :
109
- Perilaku (behaviour)
Perilaku dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain
yang melekat pada dirinya.
- Lingkungan (environment)
Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga
kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik, bio, dan sosial.
- Keturunan (heredity)
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit
keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronehial.
110
- Pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan antara lain: bentuk pemerintahan,
peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran pendapatan
dan belanja kesehatan serta mekanisme dan proses pengambilan
keputusan, semua penting terutama untuk menentukan prioritas jalan
keluar
- Kependudukan
Yang diperlukan diantaranya jumlah, penyebaran, angka pertambahan
serta angka kelahiran penduduk.
- Pendidikan
Pendidikan serta fasilitas pendidikan yang tersedia.
Pekerjaan dan mata pencaharian
Keadaan sosial budaya
Kesehatan
Angka kematian, usia harapan hidup, angka kesakitan
c. Sumber data
Ada 3 jenis data:
Sumber data primer: hasil pemeriksaan atau wawancara langsung
dengan masyarakat.
Sumber data sekunder: laporan bulanan Puskesmas dan kantor
kecamatan. Biasanya yang paling tinggi adalah ISPA dan hipertensi.
Data sekunder merupakan data yang paling akurat ya.
Sumber data tersier: hasil publikasi badan-badan resmi seperti kantor
dinas statistik, dinas kesehatan.
Contoh: jika kita ingin mengumpulkan data tentang 10 besar penyakit di
Puskesmas terkait tingkat kematian (mortalitas) dan tingkat kesakitan
(morbiditas). Cara pengumpulan datanya kalai primer misalnya
menggunakan kuesioner yang diberikan langsung ke masyarakat. Kalau
yang sekunder misalnya mengambil laporan dari Puskesmas, berupa
laporan bulanan, mingguan, atau dalam 24 jam tapi biasanya adanya
hanya laporan tahunan. Kalau penyakit campak (morbili) biasanya akan
dilaporkam dalam 24 jam.
111
d. Jumlah responden
Jika mungkin mencakup seluruh penduduk, jika tidak mungkin gunakan
sampel. Sampel yang dipilih pun harus ditentukan jumlahnya supaya bisa
representatif.
112
Kekurangannya: adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup
tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang ada
perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.
Accidental sampling
Pengambilan dan pemilihin sampel berdasarkan “kebetulan”. Misal
kita meneliti tentang ulkus diabetik, maka kita langsung mengambil
pasien-pasien yang datang ke kita yang juga menderita ulkus diabetik.
Purposive sampling
Pengambilan dan pemilihin sampel berdasarkan tujuan. Misal bila kita
meneliti tentang infeksi nosocomial maka kita memilih kelompok
yang angka kejadian nosokomialnya tinggi.
Total sampling
Pengambilan seluruh populasi sebagai sampel. Ini yang paling bagos.
Kalo masih belum jelas lihat amygdala blok metopen yaa
113
4. MEMILIH PRIORITAS MASALAH
Hasil penyajian data akan menampilkan berbagai masalah, tidak mesti
diselesaikan semua karena:
a. antar masalah mungkin ada keterkaitan---yang perlu diselesaikan adalah
masalah pokok
b. karena kemampuan yang dimiliki oleh organisasi semua bersifat terbatas
---kondisi ini perlu memilih prioritas masalah.
114
Contoh Kasus:
Kamu nih tetiba diangkat jadi kepala Puskesmas kecamatan Sukahitut. Kamu
dengan sangat percaya diri ingin sekali meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di kecamatan Sukahitut. Nah, kamu lalu menganalisis data untuk
memprioritaskan masalah yang ingin kamu tuntaskan di kecamatan tersebut
dengan data sebagai berikut:
115
Berikut ini adalah contoh pemakaian tabelnya ya..
Lalu seluruhnya dijumlahkan di tabel paling ujung kanan, dan masalah dengan
total terbesar kita jadikan prioritas masalah.
Nah, kita dah dapet nih prioritas masalahnya, terus ngapain?
116
MENETAPKAN PRIORITAS JALAN KELUAR
(SOLUTION PRIORITY)
117
Usahakan untuk satu penyebab masalah tersusun satu kegiatan
penyelesaian masalah—hasilnya adalah tersusunnya alternatif cara
penyelesaian masalah
118
masalah, makin cepat masalah teratasi, makin sensitif jalan keluar
tersebut
2. Efisiensi jalan keluar
Tetapkan nilai efisiensi untuk setiap alternatif jalan keluar
Angka 1 paling tidak efisien, angka 5 paling efisien
Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya/cost yang diperlukan utk
melaksanakan jalan keluar, makin besar biaya makin tdk efisien
Hitung P utk tiap alternatif jalan keluar
1 A 432 3 8
2 B 324 4 6
3 C 545 2 50
119
MARI MENDEKATI YUDIS IUM
120
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Oke guys, kali ini kita akan belajar tentang Posyandu. Posyandu itu salah satu
UKBM dari Puskesmas guys, jadi tiap kecamatan itu harus ada Posyandu. Kenapa
sih harus ada posyandu? Yuk, kita baca materi ini dengan serius! Baca do’a dulu
ya guys..
Sasaran Pembelajaran
Posyandu
1. Jenis
2. Klasifikasi
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Pelayanan
6. Revitalisasi
APA ITU POSYANDU???
Definisi Posyandu
Sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program
lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti
halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
PEMBERDAYAAN (EMPOWERMENT)
Pemberdayaan secara umum merupakan suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan masyarakat dalam rangka
mengenal, mengatasi, memelihara, melindungi, serta meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri. Melalui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan diharapkan
masayarakat mampu mengatasi sendiri masalah kesehatan mereka secara mandiri
juga mencakup kemampuan untuk memelihara dan melindungi diri baik individual,
kelompok atau masyarakat dari ancaman kesehatan.
Mengatasi sendiri masalah kesehatan di sini termasuk supaya masyarakat
tau kapan mengenali penyakit yang bisa mereka atasi sendiri dengan home
treatment dan mana yang harus dibawa ke dokter, contohnya seperti penyakit
ringan (flu, diare pada anak). Lalu diharapkan juga masyarakat mampu mengenali
dan tau apa yang harus dilakukan dengan keadaan sekitarnya, misal kalo di desa
mereka terjadi wabah demam berdarah, nah mereka tau apa yang harus mereka
lakukan.
KEGIATAN WAJIB POSYANDU
1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2. KB (Keluarga berencana)
Salah satu tujuannya untuk menurunkan AKI (Angka kematian Ibu)
dan AKB (Angka Kematian Bayi).
3. Imunisasi
KB ini yang berwenang bukan kader,
tapi Puskesmas. Jadi Posyandu pasti
selalu berkolaborasi dengan
Puskesmas untuk imunisasi ini.
4. Gizi
Di Indonesia masih banyak kasus
KEK (kurang energy kronis), kurang
gizi, dll, sehingga sampai sekarang gizi
masih menjadi isu yang harus
diselesaikan. Ibu-ibu jaman sekarang mah hampir tiap hari ngasih
makanannya makanan instan kaya pro**ina contohnya. So, ini jadi
tugas kita untuk memberikan edukasi yang benar ke ibu-ibu dan
bapak-bapaknya juga, biar kalo ibunya lupa bapaknya ngingetin gitu
haha.
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
SASARAN
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang
ada di Posyandu, terutama:
1. Bayi dan anak balita
2. Bumil, bufas, busui
3. Pasangan usia subur
4. Pengasuh anak
5. Lansia
6. Dll
REVITALISASI POSYANDU
1. Merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak
dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan
anak.
2. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan
meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan
kemampuan kader, manajemen, dan fungsi posyandu (Depdagri,
1999).
Sasaran Revitalisasi Posyandu
1. Seluruh posyandu, tapi biasanya karena revitalisasi ini yang melakukan
adalah puskesmas atau kecamatan so dananya terbatas, sumber daya
terbatas. Akhirnya dipilih yang lebih prioritas.
2. Perhatian utamanya pada:
a. Posyandu yang sudah tidak aktif/ rendah stratanya (pratama dan
madya) sesuai kebutuhan,
b. Posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya
tergolong miskin, serta
c. Adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat
setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu.
(Depkes RI, 1999).
Program Posyandu
Gambar diatas merupakan buku atau modul yang digunakan untuk kader
kesehatan dari puskesmas untuk mengembangkan posyandunya, jadi ga hanya
memperbanyak kader tapi perlu juga pelatihan dasar untuk kadernya.
Nah dari gambar diatas menjelaskan bahwa peran kader dalam posyandu
sangat penting dimulai dari pendaftaran, melakukan pengukuran, pencatatan hasil
pengukuran, pemberian penyuluhan dan konseling serta pemberian terapi yang
sesuai seperti pemberian makanan tambahan pada balita.
Dengan segitu banyaknya tugas kader, kader tuh kadang ga diberi gaji, ya
kalo diberi gaji juga paling berapa puluh ribu gitu, tapi di sini kadernya pada ga
ngeluh karna emang mereka ingin berjuang supaya masyarakatnya sehat.
➢ Setelah hari buka Posyandu (H+1)
Pada tahap ini ialah pembuatan laporan, di sini puskesmas melakukan
intervensi untuk pembuatan diagram dari hasil yang sudah didapatkan. Hasilnya
dilaporkan di pertemuan oleh masyarakat dengan bidang kesehatan dan hasil yang
didapat serta hasil yang direkomendasikan disosialisasikan ke masyarakat. Jika
terdapat balita atau ibu yang bermasalah maka dikunjungi oleh pihak puskesmas
beserta kadernya.
Nah untuk wilayah yang isinya hoorang kayahh agak susah untuk didirikan
posyandu yang metodenya klasik seperti di atas itu, nah puskesmas perlu membuat
strategi untuk pembuatan posyandu yang sesuai oleh masyarakat tersebut, maka
dari itu perlu banget dari kepala puskesmas membuat posyandu yang lebih kreatif.
Kapan kader melakukan penilaian masalah ?
Kegiatan buka posyandu atau pelayanan 5 langkah kegiatan karena pada
saat itu biasanya ditemukan sejumlah masalah posyandu.
Kegiatan evaluasi bulanan bersama petugas sektor atau puskesmas untuk
merencanakan kegiatan posyandu berikutnya.
Bahan-bahan yang bisa dipergunakan untuk melihat masalah yaitu :
- Data KMS / SIP dan catatan kegiatan posyandu lainnya
- SKDN
- SIP / buku catatan lain
- Buku bantu kader
Gambar diatas untuk merupakan peningkatan tekonologi untuk memudahkan
para kader untuk memasukan data yang diambil diposyandu dan juga untuk
memantau perkembangannya lebih gampang, namun disini para kader kan ibu-
ibu jadi belum tentu para kader mengerti, nah di sini perlu banget peningkatan
kemampuan kader.
Program pengembangan posyandu
1. PAUD
POSYANDU LANSIA
Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat di mana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk
pelayanan UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif
dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Usia lanjut > 60 tahun
Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan di samping
meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga di mana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu
Lansia
Pemeriksaan ADL
Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik IMT
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal DM
Pemeriksaan adanya proteinuria sebagai deteksi awal penyakit ginjal.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
Penyuluhan Kesehatan.
Media/alat yang digunakan
Buku registrasi 1 buah
Kartu status kesehatan lansia
Lembar indeks katz tingkat kemandirian lansia
Kartu menuju sehat lansia
Spignomanometer 3 buah
Stetoskop 3 buah
Alat timbang badan 1 buah
Alat pengukur tinggi badan 1 buah
Senter 1 buah
FYI : biasanya nih di posyandu lansia inikan banyak lansia yang membutuhkan
obat yang dikonsumsi setiap hari gitu nah tapi di posyandu ini lansia hanya
diberikan obat nya itu untuk 3 hari aja dan kalo mau pengobatan lanjutan bisa
diobati ke puskesmas gitu, karna di posyandu ini yang memberikan obat ini
bukan dokter melainkan bidan, padahal kan bidan ga tau patofisiologi
penyakitnya seperti apa…. Yaa itulah Indonesia ☺
Pada gambar disamping ini merupakan salah satu
kegiatan lansia dengan membuat suatu keterampilan,
nah dengan kegiatan tersebut maka dapat Membuat
lansia bahagia, jika lansia bahagia maka dapat
meningkatkan quality of lifenya.
What is disaster? Apa sih sebenarnya disaster atau bencana? Apa yang
kalian bayangkan ketika mendengar kata disaster? Lari, panik, massive,
korban, musibah, dan sebagainya. Definisi disaster masing-masing agensi
memiliki definisi sendiri-sendiri.
140
1. Indonesia terletak di antara 4 lempeng tektonik (lempeng Eurasia,
Philipina, Pasifik, IndoAustralia) yang berpotensi menimbulkan 5 gempa
bumi setiap harinya dan berkekuatan lebih dari 5 SR.
Ring of fire
141
fenomena alam yang dapat berpotensi menyebabkan korban jiwa atau
kerusakan benda / lingkungan. Contoh: gunung sebagai hazard karena dapat
membahayakan binatang tersebut
142
Suatu kejadian yang memiliki potensi untuk mempengaruhi makhluk hidup
atau lingkungan mereka. Merupakan aktualisasi dari bahaya. Contoh: gempa
bumi di Jogja.
Terdapat dua macam event:
• Event primer kita langsung merasakan dampaknya
Contoh: letusan gunung Merapi
• Event sekunder walaupun daerah kejadian jau, tapi kita tetap
merasakan dampaknya.
Contoh: letusan gunung Kelud, di Jogja terkena dampak hujan abu.
143
Mengapa kita perlu mempelajari berbagai macam event yang terjadi ?
Yang perlu dipahami adalah jenis-jenis bencana dan akibatnya. Misal
apabila terjadi bencana gempa bumi, karena kita kedokteran kita harus tahu
penyakit apa aja yang bakal terjadi. Jadi suatu saat bila kita diminta sebagai tim
bencana, kita harus mengetahui seberapa besar bencananya, bencananya apa, dan
kita bisa memperkirakan penyakit yang terjadi kira-kira apa, sehingga kita bisa
paham perlengkapan apa yang harus dibawa.
Kalau di UGM ada praktikum logistik atau bencana, mahasiswa diberi tugas
membuat perencanaan bila pergi ke daerah bencana, tujuannya agar mengetahui
apa saja yang harus dibawa. Setiap jenis bencana memiliki jenis penyakit yang
berbeda.
Berikut contohnya:
144
• Karakteristik umum :Hujan abu, arus pyroclastic, aliran lumpur atau
puing. Lahar, gas, dan tsunami
• Dampak yang khas Korban: luka bakar, asfiksia, keracunan gas,
conjuntivitis, air terkontaminasi bahan kimia
• Dampak yang khas Kerusakan fisik: semua yang berada diatas atau sekitar
jalur longsor akan mengalami kerusakan. Pecahan batu akan menghalangi
jalan, jalur komunikasi atau aliran air. Dampak tidak langsung yang muncul
mungkin rusaknya hasil pertanian, hutan, banjir, dan berkurangnya nilai
property.
Korban: kefatalan terjadi karena longsornya lereng, runtuhan puing
atau banjir lumpur dapat menyebabkan ribuan korban meninggal
145
Dampak yang khas
• Kerusakan fisik: rusak atau hancurnya struktur dan infrastruktur,
kebakaran, rusaknya bendungan, tanah longsor, dan banjir mungkin saja
terjadi.
• Persediaan air: masalah yang sering muncul biasanya karena rusaknya
sistem air, polusi sumur yang terbuka, dan perubahan air.
• Jumlah korban: cenderung banyak, khususnya dekat episenter atau wilayah
dengan tingkat populasi tinggi, atau bangunan yang rapuh.
• Korban: meninggal, wabah penyakit menular, penyakit akibat persediaan air
bersih atau rusaknya sistem sanitasi, penyakit yang berhubungan dengan
banyaknya mayat, penyakit yang berhubungan dengan paparan dengan
insekta, kesehatan jiwa.
146
Kerusakan fisik oleh struktur yang dihasilkan dari energi yang dilepaskan
selama peristiwa, seperti oleh manusia, bangunan, lingkungan.
147
Hilangnya fungsi makhluk hidup dan system penting untuk fungsi sosial.
Contoh:
• Jembatan yana rusak menyebabkan gangguan pada alat
transportasi
• Rumah sakit collapsed menyebabkan terganggunya pelayanan
• Terkontaminasinya sumur menyebabkan kerusakan air minum
148
NEEDS
Dalam satu kejadian pasti ada
kebutuhan. Kerusakan srtuktural
memerlukan kebutuhan untuk
pembangunan kembali. Fungsional
damage memerlukan kebutuhan untuk
mengembalikan fungsinya lagi.
149
wilayah setempat segera
melakukan respon terhadap
peristiwa yang terjadi. Ini dia
contoh dari respon local:
150
Kejadian atau serangkaian keadaan yang menganggu masyarakat,
melebihi kemampuan untuk mengatasinya tanpa bantuan dari luar.
Contoh : puskesmas di atas tadi kan biasanya 100 orang/ hari. Terus ada KLB
jadi 1000 orang, dan mungkin puskesmas tidak sanggup menanganinya. Sehingga
ini disebut bencana. Sehingga butuh bantuan dari luar. Karena respon lokalnya
tidak memadai.
Bencana menurut UU 24/2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia,
yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Selain itu DISASTER juga
mengakibatkan death, injured, kerusakan infrastruktur, dan IDPs (pengungsi).
Apabila terjadi bencana di suatu daerah, langkah pertama yang perlu kita
lakukan adalah menghubungi pihak yang ada di lokasi bencana, apakah masih
diperlukan tenaga kesehatan dan bantuan medis di sana? Kalau sudah cukup ya
gak perlu kesana, lagian Kepmenkes juga sudah membagi Indonesia menjadi 9
regional untuk mempermudah penanganan bencana. Jadi apabila terjadi bencana
yang dilakukan pertama adalah assessment dulu, bila di sana butuh bantuan
barulah kita tenaga medis berangkat ke lokasi.
151
152
Jadi, dulu Indonesia disebut sebagai Indonesia Supermarket Bencana, saking
banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia. Tapi sekarang disebutnya
Emergency Lab, karna kalau supermarket kan kita hanya menjual bencana dan
silahkan orang luar buat meneliti, nah kalo Laboratorium, kita juga meneliti
bencana yang terjadi di negara kita, dan orang luar juga dipersilahkan buat
mengamatinya, jadi kitanya juga pinter.
1) Ancaman (Hazard)
2) Kapasitas (Capacity)
3) Kerentanan (Vulnerability)
4) Risiko (Risk)
Dari empat komponen di atas, yang berperan paling penting dalam menyebabkan
bencana adalah ancaman dan kerentanan. Kok bisa? Misalnya ni kayak gambar
di awal tadi, ada gunung yang berperan sebagai hazard/ancaman, dan ada
lingkungan sekitar dan binatang sebagai kerentanan/vulnerability. Nah kalau
binatang ini tidak tau kalau ada ancaman yang membahayakan dirinya dan dia gak
lari, pasti dia akan kena dampak bahaya. Saya jelasin satu-satu deh…
153
Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan, keluarga dan
masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah, mengurangi, siap siaga,
menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan
bencana.
Dari ilustrasi di atas bisa kita definisikan begini, jadi si Tikus akan mengambil
keju, namun ada bahaya di tempat keju tersebut. Bila tikus melewati daerah
kerentanan, maka akan terkena dampak bahaya. Untuk mengurangi dampak
bahaya, tikus itu meningkatkan kapasitasnya dengan memakai helm. Nah, jadi
kalau ingin risikonya rendah, maka kapasitasnya harus tinggi, dan
sebaliknya.
154
Gambar di bawah ini adalah siklus bencana. Bencana dibagi menjadi tiga, yaitu
pra bencana, bencana, dan pasca bencana. Ada 4 fase dalam penanganan
bencana, pertama mitigasi, kedua kesiapan, yaitu dengan memberikan
peringatan dini dan penilaian risiko terhadap bencana. Ketiga tanggap darurat,
yang dilakukan adalah pengaplikasian pengalaman yang sudah dipelajari (rencana
operasional dan rencana pemulihan). Keempat setelah bencana selesai (post
bencana) itu atau disebut pemulihan.
Apabila pergi ke suatu daerah bencana yang kita pikirkan selama ini adalah medical
support, karena sebagai tenaga medis kita ingin memberikan pertolongan ke
korban. Padahal ada satu yang penting, yaitu manajemen. Nah manajemen
bencana itu apa sih? Nih mimin jelasin ya…
155
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi (UU 24/2007).
Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana diantaranya :
1) Pencegahan (prevention)
2) Mitigasi (mitigation)
3) Kesiapan (preparedness)
4) Peringatan Dini (early warning)
5) Tanggap Darurat (response)
6) Bantuan Darurat (relief)
7) Pemulihan (recovery)
8) Rehablitasi (rehabilitation)
9) Rekonstruksi (reconstruction)
156
Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan
akan segera terjadi. Hal penting dalam pemberian peringatan dini adalah:
harus segera, tegas, tidak membingungkan, bersifat resmi, dan
menjangkau masyarakat.
157
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, pelindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
a) Pengiriman Tim Reaksi Cepat : Tim SAR, Tim Pelayanan Medis
b) Pemberian Bantuan Darurat : Pangan, Sandang dan Tempat
penampungan air bersih
c) Dukungan Peralatan dan Logistik : Alat transportasi (udara, laut dan
darat), Alat-alat
d) Obat-obatan
2.
Bantuan darurat bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.
159
B
A
Hilangnya fungsi makhluk hidup dan system penting untuk fungsi social, contoh
Jembatan yana rusak menyebabkan gangguan pada alat transportasi. Merupakan
suatu hal yang dibutuhkan bencana, disebut juga dengan...
a. Hazard
b. Event
c. Structural Damage
d. Fungtional Damage.
e. Emergency
160
Secara bahasa, epidemiologi berasal dari kata epi-demos-logos. Epi berarti
pada, demos berarti masyarakat, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi, dan faktor penyebab
(determinan) suatu masalah kesehatan (penyakit) yang menimpa sekelompok
penduduk/masyarakat.
Nah, jika angka epidemik dapat dihitung maka angka resiko (efek terhadap
kesehatan karena paparan) dapat dihitung pula. Inilah mengapa ilmu epidemiologi
dapat berguna atau bertujuan untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan.
Konsep dari epidemiologi penyebaran penyakit adalah adanya berbagai faktor
yang dapat menimbulkan suatu penyakit (multiple causation of disease). Suatu
161
penyakit tidak timbul hanya karena satu sebab, melainkan sebagai akibat dari
serangkaian proses yang ditimbulkan oleh berbagai faktor baik faktor genetik
maupun faktor lingkungan (host dan agent).
162
PENGGUNAAN
1. Ratio 𝑥
Rumus umum: 𝑦
- x dan y saling berbeda (pembilang tidak
merupakan bagian dari penyebut)
- Contoh: sex ratio
- Ket: x adalah kelompok laki-laki dan y adalah
kelompok perempuan
- Kelompok laki-laki digunakan sebagai
pembilang karena jumlahnya lebih sedikit di
dunia (yang lebih beresiko menjadi pembilang)
2. Proporsi - x merupakan bagian dari y
- Contoh: proporsi penduduk berusia produktif
di Kab. Gunung Kidul
- Apabila ada 100 orang yang terdiri dari 80 laki-
laki dan 20 perempuan, maka proporsi laki laki
adalah 80/100 dan proporsi perempuan adalah
20/100
3. Rate - x menyatakan kejadian suatu peristiwa pada
suatu periode waktu
- y populasi yang beresiko untuk terkena suatu
peristiwa pada suatu periode waktu
- Contoh: Incidence rate, Prevalens rate, CFR, CDR
- Apabila ada 100 orang yang terdiri dari 80 laki-
laki dan 20 perempuan, dimana 30 diantaranya
menderita ca mammae dan 10 menderita ca
prostat maka angka insidensi ca mammae
adalah 30/100 (100 adalah jumlah yang
beresiko terkena ca mammae) dan angka
insidensi ca prostat adalah 10/80 (yang
beresiko terkena ca prostat hanya laki laki)
Rumus umum:
𝒙
xk
𝒚
163
164
Pembilang (x) = jumlah kasus baru penyakit tertentu di suatu
wilayah dalam periode waktu tertentu.
Penyebut (y) = populasi yang beresiko terkena penyakit pada
wilayah dan periode waktu yang sama
Konstanta (k) = 10, 100, 1000, 100.000
Manfaat:
- Untuk mengetahui potret masalah penyakit tertentu
- Angka beberapa periode dapat digunakan untuk memperkirakan
kecenderungan dan fluktuasi penyakit
- Untuk pemantauan evaluasi upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit
- Untuk perbandingan angka insidensi antar wilayah dan antar
waktu
Interprestasi:
Makin besar angka insidensi berarti makin besar masalah penyakit
tersebut
165
ANGKA PREVALENSI (PREVALEN RATE/PR)
Pembilang (x) = jumlah kasus
lama dan baru penyakit tertentu
di wilayah tertentu pada periode
tertentu.
Manfaat:
Untuk mengetahui tingkat keganasan dan durasi penyakit
Interprestasi:
- Semakin tinggi prevalensi suatu penyakit, berarti penyakit tidak ganas
- Semakin rendah durasi penyakit semakin rendah angka prevalensi
166
Hubungan IR dan PR dimisalkan seperti sebuah tangki air. Jika banyak
air yang masuk ke tangki (banyak kasus baru suatu penyakit/IR) sementara
lubang air pada tangki tersebut kecil (durasi penyakit lama, yang meninggal atau
yang sembuh sedikit) maka jumlah air dalam tangki (kasus lama dan baru/PR)
akan terus bertambah. Hal seperti ini terjadi seperti pada kasus seperti DM yang
merupakan penyakit kronis. Sementara jika air yang masuk ke tangki sedikit, dan
lubang pada tangki besar, maka jumlah air dalam tangki akan cepat berkurang.
Hal ini terjadi pada kasus keganasan misalnya. Oleh karena itu dapat dirumuskan
bahwa:
PR = IR x D
Manfaat:
- Untuk mengetahui kecepatan dan jangkauan penyebaran suatu penyakit di
suatu wilayah pada suatu wabah
- Untuk mengetahui keberhasilan upaya pencegahan dan penanggulangan
wabah
167
Interprestasi:
Bila Attack Rate suatu penyakit tinggi, berarti kecepatan dan jangkauan
penyebaran penyakit tinggi
168
Pembilang (x) = jumlah kematian karena penyakit tertentu di suatu
wilayah pada periode waktu tertentu
Penyebut (y) = jumlah kasus penyakit yang sama pada wilayah dan
periode waktu yang sama.
Konstanta (k) =10, 100, 1000, 100.000
Manfaat:
- Untuk mengetahui tingkat keganasan suatu penyakit
- Untuk mengetahui efektifitas upaya-upaya penaggulangan suatu penyakit
tertentu
Interprestasi:
CFR suatu penyakit tinggi menunjukkan bahwa penyakit
tersebut ganas dan atau upaya penanggulangan kurang efektif
169
Pembilang (x) = jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun di wilayah
tertentu selama 1 tahun
Penyebut (y) = jumlah lahir hidup di wilayah dan periode waktu
yang sama
Konstanta (k) = 10, 100, 1000, 100.000
Manfaat:
- Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi
- Tingkat pelayanan ante-natal
- Status gizi ibu hamil
- Tingkat keberhasilan program KIA & KB
- Kondisi lingkungan & sosial ekonomi
Interprestasi:
Bila IMR di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah
tersebut rendah
170
Pembilang (x) = jumlah kematian penduduk pada suatu wilayah
dalam waktu satu tahun
Penyebut (y) = jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
dalam tahun yang sama
Konstanta (k) = 10, 100, 1000, 100.000
Manfaat:
- Petunjuk umum status kesehatan masyarakat.
- Menggambarkan kondisi/tingkat permsalahan penyakit dalam masyarakat.
- Menggambarkan kondisi lingkungan fisik dan biologik.
- Berguna untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk.
Interprestasi:
Angka CDR yang tinggi disuatu wilayah menunjukkan bahwa keadaan
status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologik masyarakat di
wilayah tersebut masih rendah.
Pembilang (x) = jumlah kematian anak balita (1-4 tahun) pada suatu
wilayah dan periode waktu tertentu
Penyebut (y) = jumlah penduduk usia 1-4 tahun pada pertengahan
tahun pada tahun yang sama
Konstanta (k) = 10, 100, 1000, 100.000
Manfaat:
- Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita
- Untuk mengetahui tingkat pelayanan KIA/Posyandu
- Untuk Mengetahui Keberhasilan Program KIA/Posyandu
- Untuk menilai kondisi sanitasi lingkunganPetunjuk umum status
kesehatan masyarakat.
171
Interprestasi:
Angka kematian anak balita tinggi mencerminkan kondisi perinatal yang
tidak sehat dialami oleh para ibu atau merupakan akibat dari faktor
lingkungan yang buruk pada awal usia anak.
172
Manfaat :
- Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama
kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh :
- Keadan sosial ekonomi-keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang
kehamilan.
- Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran.
- Tersedianya dan penggunan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan prenatal dan obstetri.
• Pembilang (X) : Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari selama
satu tahun dalam wilayah dan tahun tertentu.
• Penyebut (Y) : Jumlah kelahirah hidup dalam wilayah dan tahun yang
sama.
• Konstanta (K) : SDA.
• Manfaat : Untuk mengetahui tingkat pelayanan kesehatan ibu,
anak termsuk antenatal care, Imunisasi TT, Pertolongan persalinan, Post
natal ibu hamil.
• Interpretasi : Semakin tinggi angka kematian nonatal, berarti semakin
rendah tingkat pelayanan kesehatan ibu anak.
173
• Pembilang ( X) : Jumlah kematian karena sutu penyakit pada penduduk
golongan umur tertentu di suatu wilayah pada periode waktu tertentu.
• Penyebut (Y) : Jumlah penduduk golongan umur yang sama di
wilayah dan periode waktu yang sama
• Konstanta (K) : SDA
• Manfaat : Untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurut
golongan umur dan menurut penyebabnya.
• Interpretasi : Tingginya Angka ASDRdan CSDR menggambarkan
bahwa pola kematian suatu penyakit menurut golongan umur meningkat.
174
1. Menggambarkan besar permasalahan kesehatan yang disebabkan
paparan
Risiko yang semakin besar semakin menggambarkan adanya hubungan
kausalitas. Sebagai contoh risiko terkena hipertensi pada orang yang
merokok 4x, riwayat keturunan 3x, pada orang yang olahraga 2x. Maka,
yang paling berisiko untuk terkena hipertensi adalah orang yang
merokok, yang artinya orang yang merokok mempunyai risiko 4x lebih
besar terkena hipertensi daripada orang yang tidak merokok.
2. Menentukan prioritas tindakan
Seperti contoh sebelumnya, risiko terkena hipertensi pada orang yang
merokok 4x, riwayat keturunan 3x, pada orang yang olahraga 2x. Maka
yang perlu diprioritaskan untuk menanggulangi hipertensi adalah
merokok. Semoga yang merokok segera berhenti merokok, aamiin.
3. Memperkirakan sejauh mana sebuah asosiasi mencerminkan
hubungan sebab akibat
Risiko yang semakin besar semakin menggambarkan adanya hubungan
sebab akibat
175
1. Kohort
2. Case Control
3. Cross Sectional
176
Jika ingin menghitung risiko sakit dengan menggunakan desain kohort,
maka mulailah dari orang yang sehat, dan penyakit akan dilihat dimasa yang akan
datang. Sebagai contoh: menghitung risiko hipertensi karena konsumsi garam
berlebih. Maka pertama yang harus dilakukan adalah menemukan orang yang
tidak hipertensi, kemudian diukur tekanan darahnya. Selanjutnya pisahkan orang
yang mengkonsumsi garam berlebih (terpapar) dengan orang yang tidak
mengkonsumsi garam berlebih (tidak terpapar). Ikuti sepanjang waktu sesuai
teori. Amati apakah sakit atau tidak.
Pertanyaan untuk Devi : Jika diakhir penelitian terdapat orang yang sakit, maka orang
yang sakit tersebut tergolong baru atau lama?
Jawaban : Penyakit tersebut tergolong penyakit baru. Karena
pada penelitian diawali dari orang yang sehat. Sehingga sinonim dari desain
kohort adalah desain insidensi/ desain longitudinal (membutuhkan waktu
yang lama) / desain prospektif (berpikir kedepan).
177
Case control merupakan desain penelitian observasional analitik yang
membuktikan sebab akibat dimana peneliti memulai dari menemukan
akibatnya, sedangkan penyebabnya dicari dimasa lampau. Sinonim dari desain ini
adalah desain retrospektif (berpikir kebelakang), desain insidensi (kasus baru).
Kasus pada case control harus menggunakan kasus baru, karena harus
mengingat kejadian dimasa lalu :”
Didalam case control risiko yang dihitung disebut odds ratio. Odds ratio
adala probabilitas terjadinya suatu peristiwa dibandingkan dengan probabilitas
tidak terjadinya suatu peristiwa.
178
Cross sectional adalah desain analitik observasional dimana dalam
pembuktian sebab akibat dilihat dalam waktu yang bersamaan. Desain ini
disebut juga desain prevalensi (kasus baru dan lama) / desain potong
lintang/ desain lintas bagian. Pada umumnya digunakan pada penyakit-
penyakit yang kronis atau penelitian yang ada hubungannya dengan
karakteristik atau ciri individu, seperti umur, jenis kelamin, dll. Desain ini
merupakan desain yang paling rendah derajatnya karena tidak dapat menjawab
mana yang mendahului. Risiko yang dihitung harus disamakan dengan desain
kohort, karena tidak akan mungkin paparan dengan penyakit terjadi diwaktu yang
bersamaan, didunia ini pasti berlaku sebab mendahului akibat. Penghitungan
risiko pada desain cross sectional menggunakan ratio prevalens.
179
Ratio prevalens adalah prevalensi terpapar dibandingkan dengan
prevalensi tidak terpapar. Rumusnya sama dengan relative ratio.
Materi dibawah ini tidak begitu dijelaskan oleh Pak Agung, editor mencoba
jelaskan semoga mengeti.
180
Absolut risk dari table diatas = insiden pada perokok - insiden tidak perokok
181
Atribut risk karena paparan rokok dengan kejadian stroke 64%, yang
berarti bila tidak merokok risiko stroke dapat diturunkan 64% dapat
digunakan untuk menentukan prioritas tindakan.
182
183
Risk ratio rokok terhadap stroke 41,4%, berarti bila paparan rokok dihilangkan
maka insidensi stroke dalam populasi akan berkurang 41,4%
Ayam atau telur, mana yang duluan ada? Ayam berasal dari telur, tapi
telur juga berasal dari ayam. Jadi muter-muter gini. Kalau boleh bercanda,
jawabannya adalah tergantung yang mana disebut duluan. Tapi, para ilmuwan
sudah berhasil mengungkap teka-teki ini.
Menurut hasil riset tim ilmuwan dari Sheffield dan Warwick University di
Inggris, ayam lebih duluan ada daripada telur.
184
Penjelasan singkatnya begini, bahan pembentuk cangkang telur adalah
protein yang hanya dapat ditemukan di indung telur ayam. Jadi, telur ada hanya
jika diproses di dalam tubuh ayam. Pasti pada penasaran gimana para ilmuwan
tersebut berhasil mengungkap teka-teki ini.
Yang perlu digarisbawahi dalam penemuan ini adalah bahwa telur tidak
dapat diproduksi tanpa OC-17 yang terdapat dalam indung telur ayam. Jadi, ini
berarti bahwa ayam pastilah lebih dulu dibandingkan telur. Teka-teki ayam dan
telur pun terpecahkan. – SainsMe
The truth about your heart. Your heart will fix itself. It’s your mind you need to
worry about. Your mind where you locked the memories, your mind where you
have kept pieces of the ones that hurt you, that still cut through you like shards
of glass. Your mind will keep you up at night, make you cry, destroy you over
and over again. You need to convince your mind that it has to let go because
your heart already knows how to heal. — Nikita Gill :”
185
SOAL LATIHAN
1. Menyajikan angka kejadian penyakit pada saat terjadi wabah paling tepat
menggunakan apa?
a. Crude Death Rate
b. Attack Rate
c. Prevalence Rate
d. Incidence Rate
e. Case Fatality Rate
2. Dalam pelayanan kesehatan, angka kejadian HIV paling tepat disajikan
menggunakan apa?
a. Crude Death Rate
b. Attack Rate
c. Prevalence Rate
d. Incidence Rate
e. Case Fatality Rate
3. Ukuran frekuensi penyakit akan lebih memberikan informasi apabila disajikan
menggunakan apa?
a. Rate, Ratio, Proporsi d. Narasi
b. Tabel e. Semi Tabuler
c. Grafik
4. Untuk mengetahui jumlah kasus baru dan kasus lama suatu penyait di suatu
wilayah, apa angka yang paling tepat digunakan?
a. Prevalence Rate
b. Incidence Rate
c. Attack Rate
d. Infant Mortality Rate
e. Bukan salah satu di atas
5. Perbandingan insidensi penyakit pada kelompok terpapar dan insidensi
penyakit pada kelompok tidak terpapar disebut apa?
a. Relative Risk atau Rasio Relatif (RR)
b. Odds Ratio (OR)
c. Prevalence Rate
d. Attack Rate
e. Case Fatality Rate
bcaaa
186
Trisno Agung Wibowo, SKM. M. Kes
Pokok Bahasan :
Jadi ini beberapa poin utama yang akan kita bahas di materi ini:
a. Pengertian Skrining.
b. Tujuan skrining.
c. Manfaat skrining dalam kesehatan masyarakat.
d. Macam-macam skrining di dalam kesehatan masyarakat.
e. Kriteria skrining di masyarakat.
f. Tes skrining :
• Sensitivisitas
• Spesivisitas
• positive predictive value
• negative predictive value
• efisiensi
Pengertian Screening
Gold Standart ?
Daerah
Indemis
Kecepatan
Kewaspadaan Dini
Manfaat Screening
a. Penemuan dini penderita agar segera memperoleh pengobatan (early detection
and prompt treatment
b. Mencegah meluasnya penyakit di masyarakat. Sehingga dapat memutuskan
mata rantai penyakit
c. Mendidik masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin. Jika bergejala
segera mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
d. Menggiatkan kewaspadaan dini petugas kesehatan. Kalau d masyarakat banyak
orang bergejaa sakit yang sama, maka petugas kesehatan harus waspada.
Paham?
e. Mendapatkan keterangan-keterangan epidemiologi suatu penyakit atau
gangguan penyakit dalam masyarakat.
Macam-Macam Screening
Menurut Beaglehole dkk, 1997 dan Maunser dan Bahn, 1997 terdapat 4 macam
skining :
a. Mass Screening (skrining Masal)
Penyaringan yang dilakukan pada seluruh populasi. Biasanya dikerjakan saat
terjadi wabah (kasus penyakit yang banyak terjadi pada suatu daerah yang
membuat masyarakat resah dan menimbulkan banyak kematian.). Mass
screening tidak memandang usia.
b. Multiple Screening (Skrining Ganda)
Dilakukan dengan menggunakan berbagai alat uji skrining pada saat yang
bersamaan. Misal pemeriksaan Hb dengan cyanmet Hb dan Hb sahli atau
pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan test pack dan USG. Tujuan agar
hasilnya lebih valid.
c. Prescripvite Screening (Skrining Preskriptif)
Dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi individu-individu sehat terhadap
suatu penyakit yang dapat dicegah lebih lanjut. Orang yang sehat tetap di
screening untuk lebih waspada. Misal: sadari, pemeriksaan IVA/papsmear
rutin
d. Oportunistik Screening
Skrining yang dilakukan terbatas pada penderita yang berkonsultasi kepada
seorang praktis kesehatan untuk berbagai tujuan. Skrinning ini dilakukan
untuk penderita yang memiliki gejala dan tujuannya untuk menegakkan
diagnosis. Misal papsmear pada pasien yang mengalami keputihan bewarna
kuning kehijauan dan berbau. Sehingga dokter harus melakukan pemeriksaan
papsmear untuk mengetahui apakah disebabkan karena keganasan atau
infeksi.
Kriteria Skrining?
Jadi, apa saja ya kriteria/syarat skrining? Menurut Maunser dan Bahn (1997),
terdapat 10 Kriteria yang harus dipenuhi dalam program skrining, yakni :
1. Penyakit atau keadaan yang dicari haruslah merupakan masalah
kesehatan yang penting.
Kalau kita nanti ingin mengadakan skrining maka kita harus memastikan kalau
keadaan/penyakit yang akan kita skrining ini penting untuk diteliti. Seumpama
kita mau buat skrining panu, apakah skrining ini penting? dibutuhkan?
Mamatikan? Nggak kan ya, yasudah ndak perlu dibuat skrining panunya. Akan
lebih baik kalau skrining Diabetes Melitus (DM), kenapa? Ya karena DM penyakit
kronis yang belum bisa disembuhkan, pengelolaan yang baik dan cepat maka
prognosis juga lebih baik.
2. Tersedia obat yang potensial dan disepakati untuk pengobatan
penderita yang ditemukan.
Jangan sampai ketika kita mengadakan skrining, kita tidak memiliki obatnya.
Kenapa? Karena itu sama aja kita membuat luka baru di luka lama #uhyeah.
#maribernyanyibersama. Bapak agung memiliki pengalaman di sebuah daerah,
ada yang meminta beliau (petinggi daerah) untuk membuat skrining kanker leher
rahim. Lalu beliau menannyakan mengapa skrining tersebut perlu dilakukan?
Jawabannya adalah karena tetangga yang meminta ini terkena kanker leher rahim
dan mengatakan bahwa terdapat banyak orang yang terkena juga di daerah tempat
tinggalnya (tanpa menyebut angka pasti yang bersumber valid). Lalu pak agung
pun bertanya kembali “kalau nanti kita laksanakan skrining, dan ditemukan yang
sakit, apa kita mau menyediakan obatnya? Mahal lho”. Lalu yang memintapun
menjawab “Wah nah itu pak, saya juga gak tahu”. Maka sebelum membuat
skrining pastikan kalau kita nanti memiliki dan mampu memberikan
pengobatannya.
3. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti dan pengobatan.
4. Penyakit atau keadaan yang dideteksi harus mempunyai gejala dini.
Pak agung menceritakan kalau ada mahasiswa yang ingin melakukan skrining
HIV di Purwokerto. Padahal HIV ini tidak memiliki gejala dini, namun
mahasiswa tetap ingin melakukan skrining tersebut. Setelah dilakukan skrining
pada 177 wanita tanpa sandal, ternyata tidak ada satupun yang memiliki hasil
positif HIV, tapi yang darahnya positif (gold standar) HIV ada 11 orang. Dari
hasil tersebut hanya bisa didapatkan hitung prevalensi saja.
5. Tersedia alat uji skrining yang sesuai.
6. Uji skrining harus dapat diterima oleh populasi sasaran.
Contohnya skrining kanker leher rahim, pasti akan ada tahap dimana diambil
usapan vagina (pap smear). Nah, apakah semua orang mau dilihat vaginanya oleh
orang lain? Vagina? Apa? Saya lihat sendiri aja sulit, kok anda mau lihat-lihat, saya
lihat aja harus pake spion wkwk. Paling tidak ya kalau mau melakukan skrining
kanker leher rahim maka yang melakukan adalah tenaga kesehatan perempuan,
karena hal tersebut akan lebih nyaman untuk pasien. Di tempat yang nyaman
juga.
7. Perjalanan alamiah penyakit atau keadaan yang akan dideteksi harus
benar-benar diketahui.
8. Harus ada kebijakan yang sudah disepakati dari mereka yang diobati
sebagai penderita.
Jadi sebelum skrining harus dijelaskan dulu penyakitnya, katakana kalau
seumpama nanti positif, jangan sampai pasien lari. Buat kesepakatan dengan
pasien. Lalu baru lakukan skrining.
9. Biaya skrining secara ekonomis harus seimbang dengan risiko biaya
untuk perawatan medis secara keseluruhan.
Tujuan skrining ini kan mencegah, nah pastikan kalau biaya mencegah ini lebih
murah dibandingkan dengan mengobati.
10. Harus dimungkinkan untuk diadakan follow up dan kemungkinan
untuk pencarian/penemuan penderita secara berkesinambungan.
Tes Skrining ?
Yeay selesai~~ Alhamdulillah. Jelas atau tidak? Jelas tidak~ Paham? Hampa~~
☺ Semoga ilmunya bermanfaat ya ☺ kalau masih hampa bisa dibaca-baca lagi.
Kalau perlu surat rekomendasi untuk sekolah statistika/ epidemiologi bisa minta
ke bapak agung tercinta <3.
1. Berikut merupakan jenis-jenis skrining, kecuali?
a. Mass screening
b. Opportunistic screening
c. Descriptive screening
d. Multiple screening
e. Prescriptive screening
2. Kemampuan untuk mendeteksi yang benar-benar sakit ( + ) dari semua
hasil skrining yang positif, disebut?
a. Sensitivitas
b. Spesifisitas
c. PPV
d. NPV
e. Efisiensi
Jawaban: C-C
Dept. Epidemiologi, Kedokteran masyarakat dan Keluarga
Mitigasi Dampak
Upaya
Pencegahan
Pemerintah
Upaya
Intervensi Disaster Pre-Post
Bencana
4. Korban Massal
Korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak dengan penyebab yang
sama dan perlu mendapatkan pertolongan kesehatan segera dengan
menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari-
hari.
5. Bencana
Suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak atau tidak terencana atau secara
perlahan, tetapi berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola
kehidupan normal atau kerusakan ekosistem, sehingga diperlukan tindakan
darurat dan luar biasa untuk menolong dan menyelarnatkan korban yaitu
manusia beserta lingkungannya.
6. Pengungsi (Refugees)
Setiap orang yang berada di luar negara tempatnya berasal dan yang diluar
kemauannya atau tidak mungkin kembali ke negaranya atau menggunakan
perlindungan bagi dirinya sendiri karena:
a. Ketakutan mendasar bahwa dia akan dituntut karena alasan ras, agama,
kebangsaan, keanggotaan pada kelompok sosial tertentu atau pendapat
politik; Ancarnan terhadap nyawa atau keamanannya sebagai akibat
pertikaian bersenjata dan bentuk-bentuk lain dari kekerasan yang meluas
yang sangat mengganggu keamanan masyarakat umum (UNHCR, 1995)
8. Disaster Management
Tubuh dari kebijakan dan keputusan administratif dan kegiatan operasional
yang berkaitan dengan berbagai tahap bencana di semua tingkatan
9. Mitigasi Bencana
Langkah-langkah yang diambil sebelum bencana bertujuan untuk mengurangi
atau menghilangkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
14. Mitigation
Pengukuran diambil sebelum bencana bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
B. MACAM BENCANA
Bencana alam baik yang berupa tanah longsor, gempa burni, letusan gunung
api, tsunami, banjir. Bencana karena ulah rnanusia seperti kerusuhan sosial
maupun politik, kecelakaan transportasi (pesawat terbang, kapal laut, kereta
api, mobil), kecelakaan industri kecelakaan akibat salah pengeboran minyak
dan kejadian luar biasa akibat wabah penyakit menular. Bencana yang
menurut waktu dapat tirnbul secara mendadak (akut) & timbul secara
pertahan-lahan (slow onset disaster atau creeping disaster)
1. Tirnbul Secara Mendadak (Akut) yang ditandai dengan jatuhnya
korban manusia, rusaknya rumah serta bangunan penting lainnya,
rusaknya saluran air bersih dan air kotor, terputusnya aliran listrik,
saluran telepon, jalan-jalan raya dan sistem saluran lingkungan
mengakibatkan ribuan orang harus mengungsi ke wilayah lain.
2. Timbul Secara Pertahan-Lahan (Slow Onset Disaster Atau
Creeping Disaster), misalnya perubahan kehidupan masyarakat akibat
menurunnya kemampuan memperoleh kebutuhan pangan atau
kebutuhan hidup pokok lainnya, atau akibat kekeringan yang
berkepanjangan, kebakaran hutan misalnya di Kalimantan dengan akibat
asap (Haze) yang menimbulkan masalah kesehatan dan lain-lain.
C. MASALAH KESEHATAN YANG UMUM TERJADI PADA SEMUA
KEJADIAN DISASTER
1. Adanya reaksi sosial
Pola perilaku ini memiliki dua implikasi besar bagi mereka membuat
keputusan tentang program bantuan. Pertama, pola perilaku dan tuntutan
untuk bantuan dapat dibatasi dan dimodifikasi dengan menjaga informasi
tentang populasi dan dengan mendapatkan informasi yang diperlukan
sebelum memulai program bantuan diperpanjang.
Kedua, populasi itu sendiri dapat memberikan sebagian
penyelamatan dan pertolongan pertama, mengantar yang terluka ke
rumah sakit jika mereka dapat diakses, membangun penampungan
sementara, dan melaksanakan tugas-tugas penting lainnya. Sumber daya
tambahan karena itu harus sejalan menuju titik temu sehingga dapat
memenuhi kebutuhan korban yang tidak terpenuhi.
2. Communicable Disease (Penyakit Menular)
Disaster tidak selalu menghasilkan outbreak penyakit infeksi,
meskipun kondisi bencana secara potensial dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya transmisi penyakit. Risiko terjadinya outbreak
dipengaruhi oleh banyak hal seperti kontaminasi feces pada makanan dan
air, densitas dan perpindahan populasi, terbatasnya makanan dan air,
tidak adanya pelayanan sanitasi dan program kesehatan masyarakat post
disaster, kurangnya upaya pengendalian vector dan upaya imunisasi
untuk penyakit menular.
3. Population Displacements
Adanya pengungsian penduduk menimbulkan kemungkinan peningkatan
morbiditas dan mortalitas.
4. Climatic Exposure
Bahaya kesehatan akibat paparan unsur-unsur kecil salju, bahkan setelah
bencana di negara-negara dingin. Selama populasinya kering, cukup baik
berpakaian, dan mampu untuk menemukan penahan angin, kematian
dari paparan tidak akan muncul untuk menjadi risiko utama. Kebutuhan
untuk menyediakan tempat penampungan darurat karena sangat
bervariasi dengan kondisi lokal, mungkin diperlukan karena alasan lain.
6. Kesehatan Mental
Di negara berkembang, problem kesehatan mental seperti anxietas,
neurosis dan depresi dilaporkan secara bermakna meningkat selama masa
rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga membutuhkan penanganan serius.
D. KESEHATAN MENTAL
Pada korban bencana sangat sering ditemukan pasien dengan POST
TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) yang onset dan derajat
keparahan berbeda-beda (Tapi semenjak deket kamu derajat tubuh aku naik
#eh).
Bencana alam, teror dan kecelakaan merupakan salah bentuk stresor trauma
yang dapat memicu terjadinya gangguan psikiatri / mental di masyarakat.
Pada bencana alam, 30%-50% korbannya akan mengalami distress psikologis
ringan yang akan segera membaik sendiri, 20% akan mengalami gangguan
psikiatri sedang yang memerlukan penanganan dasar dan 4% mengalami
gangguan psikiatri berat yang memerlukan penanganan lebih intensif dan
terintegrasi dengan melibatkan tenaga ahli (WHO, 2005).
Peristiwa teror di gedung WTC ManggaDua 11 September 2001 di USA
mengakibatkan 17% penduduk kota New York mengalami gangguan stres
pasca trauma yang membutuhkan bantuan untuk penanganan pada 2 bulan
pertama setelah kejadian. Enam bulan setelah peristiwa 11 September 2001
kasus PTSD turun menjadi 5,8% (Silver et al, 2002). Tsunami yang terjadi di
beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan pada tahun 2004
menyebabkan timbulnya gangguan psikiatri antara lain Posttraumatic Stress
Disorder (PTSD), ansietas dan depresi. Dampak tsunami 2004 di Srilangka
menyebabkan kejadian PTSD pada anak sebesar 14-39%, sementara itu
penelitian pasca tsunami pada orang dewasa di Thailand mendapatkan
kejadian PTSD 7-12%, gejala ansietas 37% dan gejala depresi 30%
Tabel. Result of Bivariate Analysis of factors which deal with occurence of PTSD
at eartquack victim Bantul Regency, 2006.
Variable OR 95% CI P-Value
Male 0,134 0,041 – 0,435 <0,05
Age >60 years 5,19 1,67 – 16 <0,05
Marital 0,266 0,095 – 0,741 0,000
Patient personality 0,118 0,037 - 0,383 <0,05
Emotional Personality 6.667 2,775 – 19,536 <0,05
Tolerance Personality 0,368 0,118 – 1,144 <0,05
Severe House Damage 2,035 0,603 – 6,862 <0,05
Physical Handycap 0,643 0,064 – 6,468 <0,05
Secondary disaster mungkin saja terjadi setelah terjadi gempa bumi misalnya
terjadinya tsunami, kebakaran, gempa berulang dll. Permasalahan
kesehatan pasca gempa harus diwaspadai misalnya KLB atau outbreak
penyakit menular misal diare akibat makanan bantuan untuk pengungsi,
KLB campak ataupun penyakit tidak menular misal outbreak penyakit
tetanus seperti yang terjadi pasca tsunami Aceh dan gempa Yogya 2006.
Oleh karena itu program imunisasi masal juga perlu mendapat perhatian.
Ndak Cuma kamu yang butuh perhatian.
2. Angin Puyuh
Umumnya jenis bencana angin puyuh (bukan telur puyuh jajanan SD,
bukan) atau siklon bila tidak disertai secondary disaster hanya menimbulkan
jumlah korban kematian dan injury yang sedikit. Sistem peringatan dini
sebelum bencana akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
3. Banjir
Banjir bandang akan menimbulkan banyak korban kematian namun bagi
korban yang hidup hanya menimbulkan sedikit injury ditubuhnya.
Kematian umumnya akibat tenggelam terutama dialami oleh penduduk
yang lemah (Seperti aku yang lemah tanpa kamu... nasi) misalnya anak-
anak dan Lansia.
4. Nuclear (PR)
f. Health Care
Penyakit ISPA, malaria, tiphus dan diare merupakan penyakit yang sering
terjadi, oleh karena itu kebutuhan medis (jenis obat dan material) perlu
dinilai secara cepat untuk antisipasi outbreak penyakit yang sering terjadi
didaerah bencana.
g. Control Of Communicable Diseases and Epidemics
Selama fase emergensi penyaki yang paling sering menyebabkan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi adalah campak, diare, ISPA,
malaria, kolera, shigellosis desentriae, meningitis dan thypoid
j. Coordination
Koordinasi yang baik antar organisasi atau lembaga merupakan kunci
perencanaan penanganan disaster yang efektif. (Jangan kayak ustad X
yang digugat cerai karena ketauan poligami 7tn... koordinasinya kurang
sip makanya ketauan..).
2. Fase Post Emergensi
Fase post emergensi atau fase konsolidasi dimulai ketika angka kematian
kasar (crude mortality rate (CMR) menurun yaitu dibawah 1 per 10.000 per
hari atau mendekati CMR saat populasi stabil (sekitar 0,5 kematian per
10.000/ hari).
1. Skrining Kesehatan
3. Surveillance
Pada fase ini, pengumpulan data tidak lagi dilakukan harian, namun
sudah dilakukan mingguan atau harian.
7. Koordinasi
Standarisasi program dan protokol yang sudah terlaksana saat fase
emergensi tetap perlu dilanjutkan pada fase post emergensi dengan
dilakukan revisi bila diperlukan. Badan koordinasi harus melakukan
supervisi saat pergantian program oleh antar agensi atau lembaga donor.
I. SISTEM ORGANISASI MANAJEMEN DISASTER DI INDONESIA
Ada beberapa tingkat pengorganisasian manajemen disaster di Indonesia
diantaranya :
1. Tingkat Pusat
a) Penanggung jawab kesehatan dalam penanggulangan bencana di
tingkat pusat adalah Menteri Kesehatan dibantu oleh seluruh
Pejabat Eselon I di bawah koordinasi Ketua Badan Koordinasi
Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB) yaitu
Wakil Presiden.
b) Pelaksanaan tugas penanggulangan bencana di lingkungan Depkes
dikoordinir oleh sekretaris Jenderal dalam hal ini Kepala Pusat
Penanggulangan Krisis (PPK).
2. Tingkat Propinsi
a) Penanggung jawab kesehatan dalam penanggulangan bencana di
Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Bila diperlukan
dapat meminta bantuan kepada Depkes. Dalam melaksanakan tugas
di bawah koordinasi Satuan Koordinasi Pelaksanaan
Penanggulangan Bencana (SATKORLAK PB) yang diketuai
Gubemur.
b) Pelaksanaan tugas penanggulangan bencana di lingkungan Dinkes
Provinsi dikoordinir oleh unit yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
Kesehatan dengan Surat Keputusan.
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a) Penanggung jawab kesehatan dalam penanggulangan bencana di
Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Bila diperlukan dapat meminta bantuan kepada
Propinsi dalam melaksanakan tugas di bawah koordinasi Satuan
Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATLAK PB) yang
diketuai Bupati/Walikota.
b) Pelaksanaan tugas penanggulangan bencana di lingkungan Dinkes
Kabupaten/Kota dikoordinir oleh unit yang ditunjuk oleh Kepala
Dinas Kesehatan dengan Surat Keputusan.
4. Di lokasi kejadian
a) Penanggung jawab pelayanan kesehatan penanggulangan bencana di
lokasi kejadian adalah Kadinkes Kabupaten/Kota.
b) Pelaksanan tugas pelayanan kesehatan dalam penanggulangan
bencana di lokasi kejadian adalah Kepala Puskesmas.
J. KEBIJAKAN PEMERINTAH RI MENGENAI PENANGGULANGAN
BENCANA BIDANG KESEHATAN
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahan RI dalam penanggulangan
bencana bidang kesehatan di Indonesia sesuai Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 145/MENKES/SK/I/2007 tentang pedoman
penanggulangan bencana bidang kesehatan. Kebijakan tersebut adalah :
✓ Dalam penanggulangan bencana bidang kesehatan, pada prinsipnya tidak
dibentuk sarana prasarana secara khusus, tetapi menggunakan sarana dan
prasarana yang telah ada, hanya intensitas kerjanya ditingkatkan dengan
memberdayakan semua sumber daya Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Provinsi serta masyarakat dan unsur swasta sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
“Friends like underwear, who can make us comfort. Good friends is like
condom, who can protect us. And Best Friend is like Viagra, who can cheer up
us when we’re down.” – Lily, 2017
1. Apa saja yang masuk dalam kriteria Medical Attention?
a. Ambulatory
b. Supplies
c. Water
d. Transportation
Jawaban a semua
Family Medicine and Public Health Department
FKIK UMY
2017
220
• Peran “Five-star Doctor” (WHO, 2000) dalam suatu sistem kesehatan
yang merespon kebutuhan masyarakat:
Pasien Keluarga
221
Masyarakat
Pencegahan merupakan tujuan yang utama. Masih pada inget kan pencegahan itu
ada primer (health promotion and specific protection), sekunder (early detection
and prompt treatment) sama tersier (rehabilitation dan disability limitation).
Pencegahan yang terbaik adalah pencegahan primer karena mencegah sebelum
terjadinya masalah kesehatan., yang salah satunya adalah dengan promosi
kesehatan.
222
Promosi kesehatan adalah upaya untuk membuat seseorang (individu, keluarga
atau masyarakat) dari tidak tahu menjadi tahu, kalo sudah tahu menjadi mau, dan
kalo sudah mau menjadi mampu.
223
Merupakan faktor terbesar ke-2 yang mempengaruhi derajat kesehatan setelah
lingkungan. Perilaku manusia terdiri dari 3 kawasan (domain) yaitu :
1. Pengetahuan (Cognitive)
2. Sikap (Affective)
3. Tindakan (Psychomotor)
Karena perilaku melekat pada setiap orang dan memiliki peranan yang begitu
penting dalam menciptakan derajat kesehatan MAKA mengubah perilaku hidup
yang tidak sehat menjadi sehat adalah pilihan yang harus diusahakan sepanjang
masa.
224
a. (tatap muka langsung, misal kunjungan
rumah, FGD, pertemuan balai desa/posyandu)
b. (dengan menggunakan media)
225
G ambar diatas bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih metode saat
akan melakukan promosi kesehatan. Percent retention adalah
persenan/jumlah yang diterima, sedangkan level of involvement adalah
tingkat keterlibatan. Dapat diliat di atas semakin kita melibatkan sasaran di dalam
promosi kesehatan, maka jumlah yang diterima semakin banyak. Ini berarti
semakin kita melibatkan sasaran dalam promosi kesehatan maka pemahaman dari
sasaran akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan yang tidak melibatkan
sasaran. Misal metodenya hanya membaca, maka yang masuk hanya 10 % tanpa
banyak keterlibatan, tetapi misal kita melakukan simulasi/demonstrasi seperti
mengajarkan ibu-ibu bagaimana membuat larutan gula garam untuk pasien diare,
kalo kita hanya menyuruh membaca pasti nanti banyak persepsi yang salah tetapi
jika kita melakukan bersama-sama akan melibatkan sasaran secara langsung
sehingga pemahaman akan semakin besar dan meminimalisir persepsi yang salah.
226
Dalam komunikasi agar menjadikan sebuah komunikasi yang baik kita
membutuhkan media.
• Semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang
ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, media
elektronika, atau media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah perilaku ke arah positif
dalam kesehatan (Soekidjo, 2005)
227
Pemilihan media juga penting dalam promosi kesehatan. Misal ingin melakukan
penyuluhan tentang DBD dan anda ingin mengenalkan tentang nyamuk aedes
aegypti. Yang satu cuma dijelasin pake kata-kata, nyamuk aedes agypty kecil,
warna hitam putih blablabla, yang satu lagi ngeliatin gambarnya aja, dan yang
lainnya lagi nunjukin nyamuknya langsung, kira-kira mana hayo yang lebih mudah
dipahami? tentunya yang bawa nyamuknya langsung dong ya. oleh sebab itu
penting untuk kita tahu tentang kerucut Edgar Dale ini. Jadi semakin
benda/sesuatu yang kita tunjukan itu mendekati aslinya maka semakin besar pula
penagkapan pemahaman dari sasaran kita☺
228
➢ : modul, buku bacaan/rujukan, leaflet, majalah,
buletin, tabloid
➢ : Poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi,
slide dan film, dll.
229
• Media lipat dirancang agar sesuai dengan selembar kertas (misal A4)
• Bentuk serupa dengan leaflet (ada GAMBAR dan TULISAN)
• Jenis pesan : memperingatkan sesuatu (siaga flu burung), memberi
informasi (jenis layanan rumah rumah sakit), untuk melakukan
sesuatu : 3M)
230
• Buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30
halaman bolak-balik
• Pesan yang disampaikan lebih banyak
• Kebutuhan menyediakan referensi (bahan bacaan)
Yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat dilihat dan didengar,
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contoh
televisi, radio, Film, Kaset, CD, VCD, DVD, Slide show, CD interactive,
dll
• Kelebihan : • Kelemahan :
-Sudah dikenal masyarakat -Biaya lebih tinggi
-Melibatkan semua panca indra -Sediki rumit
-Lebih mudah dipahami -Memerlukan energi listrik
-Lebih menarik karena ada gambar -Diperlukan alat canggih dalam
dan suara proses reproduksi
-Bertatap muka penyajian dapat -Perlu persiapan yang matang
dikendalikan -Peralatan yang selalu berkembang
-Jangkauan relatif lebar dan luas dan berubah
-Sebagai alat diskusi dapat diulang- -Perlu ketrampilan penyimpanan
ulang -Perlu ketrampilan dalam
pengoperasian
231
Yaitu suatu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis. Contoh papan
reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar.
• Kelebihan : • Kelemahan :
-Sebagai informasi umum dan -Biaya lebih tinggi
hiburan -Sedikit lebih rumit
-Melibatkan semua panca indra -Ada yang memrlukan listrik
-Lebih menarik karena ada dan alat canggih
suara dan gambar -Perlu persiapan yang matang
-Adanya tatap muka -Perlatan yang selalu
-Penyajian dapat dikendalikan berkembang dan berubah
-Jangkauan relatif lebih luas -Perlu ketrampilan
penyimpanan
232
• Langkah 6 Uji Coba Media
o Selalu beranggapan bahwa khalayak sasaran belum tentu
menangkap pesan yang disampaiakan
o Mendapat masukan dan memperbaiki media sebelum diproduksi
• Langkah 7 Revisi & Produksi
o Setelah perbaikan kemudian diproduksi
o Bisa di fotocopy atau percetakan
Hayoo pada bisa pake software yang mana? Minesweeper bukan termasuk
software buat bikin poster.
233
Yuw kita bahas satu satu~
Kelebihan:
➢ Murah dan tidak memerlukan persiapan yang rumit.
➢ Ceramah sesuai waktu yang ada
➢ Waktu terbatas tonjolkan hal penting
➢ Pembicara mudah menguasai kelas (suasana kondusif)
➢ Kelas dapat diatur lebih sederhana
Kekurangan:
➢ Lupa hal – hal yang penting.
➢ Peserta memiliki daya tangkap yang sama
➢ Tidak mudah mengetahui apakah peserta memahami ceramah.
➢ Kurang melibatkan kreativitas dan partisipasi peserta.
➢ Menimbulkan verbalisme (komunikasi satu arah )
➢ Informasi usang, atau kurang pandai mengelola informasi.
234
Pelaksanaan Ceramah:
➢ Membuka Ceramah
o Salam, perkenalan diri dll.
o Pencairan, jelaskan tujuan
o Jelaskan garis besar materi ceramah.
o Gunakan apersepsi (bila perlu), dengan memancing / bertanya
pengalaman masa,
o lalu peserta berkenaan dengan materi yang akan di sampaikan.
➢ Menyajikan Materi:
- Prinsip isi ceramah 5 W 1 H :
1. What (apa)
2. Who (siapa)
3. Where (dimana)
4. When (kapan)
5. Why (Mengapa)
6. How (bagaimana)
o Penyajian disampaikan secara sistematis agar mudah diikuti peserta
o Gunakan waktu tepat guna, jaga minat dan konsentrasi peserta,
selama penyajian berlangsung.
o Berikan kesempatan agar peserta terlibat untuk berfikir, bertanya,
menjawab,diskusi, mengamati peragaan/ media, kombinasikan
dengan metode lain.
o Berikan reiforcement verbal ataupun non-verbal (anggukan dan
senyuman) atas jawaban dari pertanyaan yang diberikan
o Usahakan suasana yang segar- menggairahkan, dengan humor
seperlunya.
➢ Menutup Ceramah
1. Kesimpulan
2. Salam perpisahan
➢ Catatan
o Penampilan : busana, aksesoris, dandanan yang sesuai.
o Gunakan Bahasa/kata–kata yang sederhana mudah difahami,
intonasi tidak monoton.
235
Metode tanya jawab ialah cara penyuluhan dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab terutama dari penyuluh kepada para peserta, walaupun dapat
sebaliknya.
Kelebihan
➢ Memusatkan perhatian peserta
➢ Merangsang peserta untuk melatih dan mengembangkan daya pikir
termasuk daya ingat.
➢ Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
➢ Metode ini dpt mengetahui kemampuan berfikir peserta dan ke
sistematisannya dalam mengemukakan pendapatnya
➢ Dapat digunakan untuk mengetahui penguasaan materi yang telah
dipelajari peserta,sehingga dapat dijadikan bahan introspeksi penyuluh.
➢ Sebagai pendorong dan pembuka jalan untuk mengadakan penelusuran
kepada berbagai sumber belajar.
Kekurangan
➢ Peserta sering merasa takut, apalagi kalau penyuluh tidak dapat
menciptakan suasana akrab.
➢ Tak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir
dan mudah dipahami peserta.
➢ Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila peserta tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai beberapa orang.
➢ Penyuluh masih tetap mendominasi proses belajar mengajar. Ingin
jawaban peserta selalu sesuai dengan kemauannya.
➢ Bila jumlah peserta banyak, tidak cukup waktu untuk bertanya pada
tiap peserta. Sering sebagian kecil peserta yang menguasai / senang
berbicara memborong jawaban.
236
➢ Pertanyaan ingatan : apa, siapa, dimana, kapan dll
Misalnya: Sebutkan apa saja bahan makanan sumber vitamin A!
➢ Pertanyaan pemahaman : Uraikan, bandingkan, cari perbedaan dll
Misalnya: Dari kebersihannya, apa bedanya ASI dan susu botol?
➢ Peranyaan penerapan: terapkan, berapa banyak, gunakan,yang mana
Misalnya: Berdasarkan kadar kolesterolnya, bahan makanan apa saja
yangmenggandung kadar kolesterol rendah?
➢ Pertanyaan analisis : mengapa, berikan kesimpulan, apa motifnya dll
Misalnya: Mengapa kolesterol dalam darah dapat menjadi penyebab
timbulnya penyumbatan pembuluh darah?
➢ Pertanyaan sintesis : Perkirakan, kembangkan, rencanakan, apa yang
akan terjadi dll.
Misalnya: Apa yang akan terjadi terhadap anak yang dilahirkan bila ibu
kekurangan yodium selama kehamilannya?
➢ Pertanyaan evaluasi : apa pendapatmu, mana yang lebih baik , apakah
anda setuju.dll
Misalnya: Dari dua gambar penampang pembuluh darah ini, gambar
pembuluh darah mana yang mengalami penyempitan? Mengapa?
2. Pemusatan (focusing)
Contoh :
Sayuran apa yang mengandung vitamin A? (bisa dijawab macam-
macam)Sebutkan yang paling tinggi kandungan vitamin A –nya? (satu
diantara berbagai jenis sayuran)
237
Sumber vitamin A yang paling baik bagi tubuh manusia adalah dari
hewani, mana yang lebih baik, daun katuk atau hati ayam?
4. Mengadakan Pelacakan
Klarifikasi:
o menjelaskan lebih lanjut.
o Meminta peserta tsb memberikan alasan
o Meminta pandangan dgn peserta lainnya.
o Meminta ketepatan jawaban dari para peserta.
o Meminta jawaban yang lebih relevan, spesifik.
o Meminta contoh dari jawaban yang spesifik tsb.
o Meminta jawaban yang lebih kompleks.
238
Metode demonstrasi ialah cara penyajian materi penyuluhan dengan
meragakan atau mempertunjukan kepada peserta suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari. Baik sebenarnya atau tiruan yang
sering disertai dengan penjelasan lisan.
Kelebihan:
➢ Membuat pelajaran atau informasi yang disampaikan lebih konkret
➢ proses pengajaran akan lebih menarik.
➢ Peserta di rangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dan kenyataandan mencoba melakukan sendiri.
➢ Dapat disajikan untuk materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang
sesuai denganmetode lain.
Kelemahan:
➢ Memerlukan keterampilan khusus.
➢ memerlukan fasilitas: peralatan, tempat, dan biaya yang memadai.
➢ Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang kadang perlu
waktu yang lama.
➢ Pertimbangkan jumlah peserta, agar tiap peserta dapat melihat dengan
jelas.
➢ Tuliskan pokok–pokok yang akan didemonstrasikan, yang dapat dibaca
peserta.
➢ Sebelumnya dicoba/dilatih lebih dahulu agar mahir, untuk mengetahui
kekurangannya.
239
➢ Periksa kesiapan peralatan, pengaturan tempat, garis besar langkah, dan
pokok –pokok yang akan didemonstrasikan.
➢ Siapkan peserta, barangkali ada yang akan mereka catat.
➢ Mulai demonstrasi dengan menarik perhatikan peserta.
➢ Ikuti prosedur yang telah ditetapkan.
➢ Sekali-kali perhatikan peserta peserta, apakah dapat mengikuti dengan
baik.
➢ Ciptakan suasana humoris, agar tidak tegang.
➢ Beri kesempatan peserta untuk bertanya, membandingkan dengan
pengalaman lainnya, atau mencoba dengan bimbingan fasilator.
240
Latihan Soal
1. Menurut teori Bloom, faktor terbesar kedua yang memengaruhi derajat
kesehatan adalah...
A. Perilaku
B. Lingkungan
C. Genetik
D. Pelayanan kesehatan
E. Keturunan
241
HOME VISIT, HOME CARE &
SISTEM RUJUKAN DI INDONESIA
Dosen : dr. Denny Anggoro
Assalamuayakum Medallion, kembali lagi nih dengan materi home visit, home
care. Tapi disini kita juga akan belajar mengenai sistem rujukan loh. Semangat yah
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang dasar-dasar, tahapan dan prosedur Home
visit-Home Care dan Proses Rujukan
242
HOME VISIT/HOME CARE
243
ALASAN HOME VISIT/HOME CARE
1. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien
- memperoleh data yang lengkap tentang pasien :
- kondisi rumah, kondisi keluarga, kondisi lingkungan, interaksi
sosial,dsb
2. Memberikan pertolongan
- keadaan kesehatan pasien tidak memungkinkan
- sebagai tindak lanjut pelayanan rawat inap yang dilakukan rumah
sakit
244
TATA CARA HOME VISIT – HOME CARE
Berdasarkan Pelaksana :
1. Dokter
2. Tenaga kesehatan lain yang terlatih
Berdasarkan Inisiatif
1. Dokter
2. Pasien/keluarga
KEGIATAN VISIT
Data minimal :
a. Identitas pasien
b. Data rumah
c. Lingkungan
d. Pemukiman pasien
e. Struktur keluarga
f. Fungsi keluarga
g. Interaksi keluarga
245
B. ATAS INISIATIF DOKTER
1. Mempersiapkan jadwal kunjungan
2. Menyampaikan jadwal kunjungan kepada pasien
3. Mempersiapkan keperluan kunjungan
4. Melakukan kunjungan dan pertolongan kedokteran
5. Mengisi rekam medis
6. Menyusun rencana tindak lanjut
246
RUJUKAN (REFERRAL)
ILUSTRASI KASUS
Dikelola sendiri atau Dirujuk/Dikonsultasi?
Kasus 1 :
Pasien laki-laki, 23 thn, kecelakaan lalu lintas, pasien sadar penuh,amnesia (-) ada
vulnus excoriasi di wajah, di kepala terdapat hematom frontal, mual/muntah (-),
dan gangguan saraf (-)
Jawab :
Vulnus excoriasi luka lecet
Vulnus ekssoriasi atau luka lecet
Vulnus scisum atau luka sayat
Vulnus laseratum atau luka robek
Vulnus punctum atau luka tusuk
Vulnus morsum atau luka karena gigitan binatang
Vulnus combotio atau luka bakar
Maka kasus ini termasuk cedera kepala ringan kompetensi dokter umum :
kelola sendiri jangan di rujuk (kompetensi 4 : Ditangani sampai tuntas)
247
Kasus 2 :
Pasien perempuan, 25 tahun, dengan nyeri perut kanan bawah, nyeri mendadak,
disertai mual, muntah, badan agak demam. Pasien pernah mengalami gejala usus
buntu sebelumnya, tetapi menolak untuk dioperasi.
Jawab :
Gejala curiga appendicitis kronis eksaserbasi akut (dulu perah di dx Appendicitis
lalu kambuh lagi, kronis eksaserbasi akut biasanya gejala dan sakitnya lebih parah
daripada gejala tempo dulu) --< tidak dapat dikelola sendiri RUJUK
appendectomi
Kasus 3 :
Pasien laki-laki, 15 tahun, datang dgn keluhan kuku jari kaki terkena “standar
motor”. Darah keluar, dan kuku sebagian mudah digoyangkan terlihat akan lepas.
Jawab :
Dikelola sendiri
Lakukan binail ekstraksi (dianatesi local dulu kemungkinan jaringan sekitar kuku,
kenapa lebih baik kukunya diambil? Karena kemungkinan jaringan sekitar kuku
sudah nekrosis, kuku sudah tidak akan tumbuh lagi alias mati, jutsru keberadaan
kuku ini menambah infeksi dan jika bergerak dapat menambah cidera.
Kasus 4 :
Terdapat 10 orang warga yang mengalami keracunan setelah makan jamur yang
didapat dari hajatan. Kondisi pasien sedang, CM, VS normal, tetapi masih mual
dan muntah.
Jawab :
Dikelola sendiri karena level ini masih bisa dikelola sendiri
Kasus 5 :
Ada seorang bapak, 40 th, datang dengan perdarahan kedua tangan yang
memancar setelah kejatuhan kaca ketika sedang membersihkan rumahnya setelah
gempa?
Jawab :
Tangani kegawatdaruratan terlebih dahulu dengan klem arteri Baru di rujuk
248
Jangan langsung dirujuk karena perdarahan arteri akan terus memancar dan
pasien bisa kehabisan darah saat diperjalanan.
Bagaimana cara klem arteri?
Padang manset pada bagian lengan (proksimal) dengan tekanan 160 mmHg,
fungsi anset ini untuk menghentikan penradarahan dari arah proksimal. Lalu cari
arterinya lalu diklem.
Menurut EBM tahun 2004 dari divisi emergency dan trauma, sudah tidak
diperbolehkan karena akan menyebabkan nekrosis jaringan. Namun, penggunaan
disini hanya sementara untuk menghentikan perdarahan agar mudah mencari
arteri yang menjadi sumber perdarahan.
DEFINISI
a. Konsultasi :
Upaya memintakan bantuan profesional penanganan kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang dokter ke dokter lain yang lebih ahli.
b. Rujukan :
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan suatu kasus
penyakit dan ataupun masalah kesehatan secara timbal balik, yang dapat
dilakukan secara vertikal (berbeda stratanya) atau secara horisontal(sama
stratanya).
249
JENIS RUJUKAN
A. Rujukan Medis
B. Rujukan Kesehatan
1. RUJUKAN MEDIS
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pada rujukan medis adalah
masalah kedokteran. Tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan atau
memulihkan status kesehatan pasien
Rujukan Medis terbagi menjadi :
1. Rujukan pasien(transfer of patient)
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penatalaksanaan pasien dari
satu strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak
lanjut yang diperlukan
2. Rujukan ilmu pengetahuan(transfer of knowledge)
Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan lain yang lebih ahli dari satu
strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu untuk pelaksanaan bimbingan dan diskusi
atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan latihan. Misal
penanganan Kejang demam
2. RUJUKAN KESEHATAN
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab adalah untuk masalah kesehatan
masyarakat. Rujukan kesehatan terdiri atas :
1. Rujukan tenaga
Pengiriman dokter atau tenaga kesehatan dari satu strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang
ditemukan, atau sebaliknya, untuk memperoleh pendidikan dan latihan.
Misal Pelatihan penanganan dan pelaporan KLB Diare/Demam
Berdarah
2. Rujukan sarana
Pengiriman pelbagai peralatan medis dan ataupun non medis dari satu
strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan
250
kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak
lanjut yang diperlukan. Misal pengiriman Alat Deteksi Dini Leptospirosis
(Leptotec)
3. Rujukan operasional
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat dari satu strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya,
untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. Misal Tim
Penanggulangan Bencana.
252
4. Sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogyanya dokter yang
dimintakan konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yang
sesuai.
2. COLLATERAL REFERRAL
Menyerahkan wewenang & tanggung jawab untuk satu masalah
kedokteran khusus, misal : penyakit glaukoma kronik pada dokter
spesialis mata, penanganan masalah lain masih tetap oleh dokter yang
merujuk, misal ISPA masih dengan dokter yang merujuk
3. CROSS REFERRAL
Menyerahkan wewenang & tanggung jawab penanganan penderita
selamanya, misal : pindah ke daerah lain, pasca PTT.
4. SPLIT REFERRAL
Menyerahkan wewenang & tanggung jawab sepenuhnya, selama
pelimpahan tersebut dokter yang merujuk tidak ikut campur (rujukan
terpecah). Misal Kasus Usus buntu dengan Diabetes. Yaitu rujukan ke
Bedah dan ke Penyakit Dalam.
253
Sistem Rujukan Jenjang Pelayanan Kesehatan Indonesia
254
Skema Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Indonesia
ARAH RUJUKAN
a. Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan.
Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau
subspesialistik;
Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan.
b. Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan.
perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap
255
PEMBINAAN SISTEM RUJUKAN
1. Regionalisasi : pembagian wilayah pelaksanaan system rujukan.
2. Screening : penyaringan terhadap penderita yang akan disalurkan dalam
system rujukan.
3. Kemampuan unit kesehatan dan petugas : peningkatan keterampilan
256
4. Alur rujukan menjadi terbalik.
TRANSPORTASI RUJUKAN
Sarana untuk memindahkan/mentransfer pasien dari satu pusat pelayanan ke
pusat pelayanan lain
Ada 3 macam sarana :
1. Darat
2. Udara
3. Laut
257
Darat (Modern)
Remote Area
258
Air Ambulance
259
FENOMENA DALAM RUJUKAN
Ada udang di balik bakwan. Mungkin itu sebuah kalimat yang tepat
untuk menungkapkan realita di balik sistem rujukan yang ada. Berbagai fasilitas
kesehatan berlomba menggemukkan aset dengan mencari pasien sebanyak
banyaknya. Tak ayal, fasilitas fasilitas kesehatan primer yang sebenarnya mampu
menangani pasien dengan senang hati merujuk kepada fasilitas kesehatan
sekunder karena ada udang di balik bakwan. Simbiosis mutualisme.
Namun, realita dari sudut pandang pasien pun banyak terjadi. Pasien
dengan memohon mohon datang ke fasilitas kesehatan primer hanya untuk
memperoleh surat rujukan supaya ia dapat bertemu dengan dokter favoritnya di
fasilitas kesehatan sekunder.
Terus aku kudu piye?
260
SOAL LATIHAN
261
c. Rujukan vertikal
d. Rujukan horizontal
e. Rujukan balik
5. Seorang dokter wanita yang praktek swasta menerima pasien anak 10 tahun
yang dibawa oleh kedua orang tuanya untuk sirkumsisi. Karena dokter
tersebut merasa tidak mampu kemudian mengirim pasien tersebut ke dokter
bedah umum yang tidak jauh dari tempatnya. Termasuk kegiatan mankah
yang sudah dilakukan dokter tersebut?
a. Konsultasi vertikal
b. Konsultasi horizontal
c. Rujukan vertikal
d. Rujukan horizontal
e. Rujukan balik
262
BLUM’S THEORY AND HEALTH
DETERMINANT
dr. Muhammad Khotibuddin, MPH
263
2006 di Oakland, California karena cardiac arrhythmia di usia 90 tahun.
Blum mendapatkan gelar sarjana dalam bidang ilmu kimia dari Berkeley pada
tahun 1937 dan mendapatkan gelar dokter dari University of California, San
Francisco, pada 1942. Gelar masternya dalam bidang kesehatan masyarakat
(public health) dari Harvard University, Boston, pada 1948. Pada tahun 1944-
1945, Blum menjadi assistant physician di Johns Hopkins University, kemudian
pada tahun 1946-1947 mendapat beasiswa di Stanford University. Blum menjadi
pekerja kesehatan untuk Contra Costa County sejak 1950 sampai 1966, ketika dia
bergabung dengan Berkeley full-time faculty.
265
ANALISA DERAJAT STAT US KESEHATAN
MORTALITAS
266
- Angka kematian menurut penyebab (CSDR)
CSDR berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang
menjadi penyebab utama angka kematian.
MORBIDITAS
- Incidence rate
IR merupakan jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi
dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, dalam masa waktu tertentu
pula. Untuk penyakit akut maka indikator yang baik digunakan adalah
angka incidence.
- Prevalence rate
PR merupakan jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau
mmenderita penyakit tertentu dalam suatu kelompok penduduk tertentu
dalam suatu masa tertentu. Untuk penyakit kronis, penggunaan angka
incidence maupun prevalence penting utk mengambarkan keadaan
penyakit.
- Case fatality rate
267
STATUS KESEHATAN INDONESIA (2007)
Pada grafik yang ditunjukkan sebelumnya tentang angka kematian bayi dan
angka kematian ibu, dapat dilihat adanya penurunan angka kematian bayi dan ibu
(lihat di halaman sebelumnya ya). Penurunan angka kematian bayi dan ibu ini
ternyata berhubungan dengan beberapa aspek dari Teori Blum.
Dari bagan diatas diketahui bahwa aspek genetik belum menunjukkan ada
hubungan, namun dari segi pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku ada
hubungannya.
Di bawah ini akan kita temui beberapa grafik. Yang kita perhatikan sebagai
tolak ukur adalah DKI Jakarta sebagai ibukota karena menjadi gambaran umum
Indonesia, kemudian daerah timur Indonesia yaitu NTT dan Papua Barat, serta
DIY yang merupakan kota pendidikan.
268
Grafik di atas menunjukkan angka kematian bayi per 1000 kelahiran di
Indonesia adalah sebesar 34 bayi. DIY merupakan provinsi dengan angka
kematian bayi terendah di Indonesia karena hanya sebesar 19 bayi. DKI Jakarta
masih ada di bawah angka kematian bayi Indonesia. Sedangkan di daerah timur,
yaitu NTT dan Papua Barat memiliki nilai angka kematian bayi di atas rata – rata.
269
Grafik tersebut menunjukkan cakupan K1 atau kunjungan pertama ibu hamil
di Indonesia adalah 95,26%. DIY dan DKI Jakarta cakupan K1 nya melebihi
tingkat rata – rata. Sedangkan NTT dan PapuaBarat cakupan pelayanan ibu hamil
pada kunjungan pertamanya di bawah rata – rata.
270
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan di DIY dan DKI memiliki nilai diatas rata-rata. Sementara, di
NTT dan Papua Barat memiliki nilai yang rendah di bawah nilai rata – rata.
ASPEK PERILAKU
- PSP masyarakat tentang pelayanan kesehatan
- PSP tentang pola pencarian pelayanan kesehatan
- PSP tentang penanganan penyakit
- Peran serta masyarakat atau ukbm
- PSP masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak
271
ANALISIS LINGKUNGAN
272
273
BIOLOGI, SOSIAL, BUDAYA, DLL
- Analisis lingkungan biologi mengambarkan vektor penyakit, ternak
dan sebagainya
- Gotong royong
- Arisan
- Dsb dengan bidang kesehatan
274
Sedih nggak sih lihat gambar di atas? Tugas kita banyak guys. Mari ciptakan
lapangan kerja yang baik untuk membantu meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat Indonesia.
275
Provinsi AKB (34) Pelayanan Kesehatan
276
Grafik tersebut menunjukkan peningkatan usia harapan hidup sebanding dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
277
Grafik di atas menunjukkan peningkatan angka korupsi berbanding lurus dengan
peningkatan angka kematian anak.
HEALTH 2010
278
Status kesehatan seseorang atau sebuah komunitas ditentukan oleh berbagai hal.
Status kesehatan juga menjadi awal disusunnya berbagai tujuan dan target
program kesehatan. Silakan pelajari diagram di atas dengan baik!
279
Kuliah ini diawali dengan pertanyaan dari dr. Ekorini, kira kira apa saja yang
menentukan kesehatan seseorang?
Dan kita pun menjawab macem-macem… diantaranya…
- Lingkungan - Social
- Perilaku - Ekonomi
- Fasilitas pelayanan kesehatan - Politik
- Genetik - Dsb……
Ternyata ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Tapi
intinya adalah ada di diagram dibawah ini:
280
Berbagai faktor tersebut dapat pula dilihar dari gambar diatas, memang ada
banyak ya tems… Menurut Dalgreen dan Whitehead (1991) sedikitnya ada 4
faktor terbesar yakni pertama dari dalamdiri seseorang sebagai individu,
kesehatan dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin (penyakit diantara laki dan
perempuan beda ya). Lalu ada faktor gaya hidup dan perilaku individu
contohnya merokok, konsumsi alcohol dan napza, kebiasaan cuci tangan. Lebih
besar lagi ada faktor komunitas dan sosial, contohnya merokok, membuang
sampah, penggunaan jamban, penggunaan pestisida. Hal ini sangat berpengaruh
misal ketika kita sudah sering bersih-bersih rumah tapi ternyata tetangga kita
punya banyak genangan air tempat sarang nyamuk. Kan sama aja Dan terakhir
adalah faktor kondisi sosioekonomi, kultural, dan lingkungan.
281
• Pendidikan.
Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah memiliki predisposisi
lebih besar untuk mengalami penyakit.
• Lingkungan pekerjaan.
Misalkan pada lingkungan dengan stress tinggi, atau rekan kerja yang pada
merokok semua, maka kerentanan akan penyakit tertentu akan meningkat.
• Pengangguran.
• Air dan sanitasi
• Pelayanan kesehatan. Contoh: cara mencapai tempat fasilitas pelayanan
kesehatan, pembiayaan kesehatan.
• Kondisi rumah.
Namun diantara sekian banyak faktor tersebut, pada materi kali ini kita akan
fokus dari faktor sosialnya aja ya sesuai judul.
282
Dari bagan di atas dijabarkan beberapa determinan atau faktor-faktor yang bisa
mempengaruhi kesehatan, mulai dari yang paling kecil dari individunya sendiri
ada faktor biologis dan perilaku. kemudian dari lingkungan disekitar ia tinggal
yang bisa mempengaruhi adalah lingkungan fisik (rumahnya, kebersihannya,
tempat ia kerja, dan lain lain yang fisik), dan lingkungan sosial ekonominya
(ketika sebelum era JKN banyak sekali motto yang mengatakan kalau orang
miskin ga boleh sakit. Namun semenjak 1 Januari 2014 dengan konsep Universal
Coverage sekarang siapapun boleh sakit termasuk orang menengah kebawah
karena sudah dijamin pemerintah dalam JKN dengan PBI), dan ada lagi faktor
kebijakan pemerintah (pemerataan JKN), dan bagaimana akses ke pelayanan
kesehatan. Semua faktor ini harus saling terpadu dengan baik sehingga dapat
menghasilkan individu-individu sehat secara harmonis.
Determinan sosial dari kesehatan adalah keadaan saat seseorang lahir, tumbuh
besar, hidup, bekerja dan menua dan juga sistem yang diberlakukan untuk
menangani penyakit orang tersebut. Determinan di atas sebenarnya dibentuk oleh
faktor lain yang lebih luas yaitu
• kebijakan sosial: contohnya dengan pengadaan JKN
• ekonomi: sistem pembiayaan JKN yakni dengan pembagian 4 kategori yakni
kelompok migrasi dari ASKES atau kata lainnya PNS dimana pembiayaan
dilakukan dengan persentase sebanyak 2% dari gaji+3% dari pemerintah
dengan coverage suami, istri, dan tiga orang anak. Kelompok 2 yakni
kelompok swasta dimana pembiayaan dilakukan dengan 1% dari gaji+4% dari
instansi tempat bekerja dengan coverage suami, istri, dan tiga orang anak.
Kelompok 3 yakni pekerja mandiri dengan coveragenya perjiwa. Kelompok
terakhir adalah PBI yang full dibayar pemerintah.
• politik.
283
• Karena kondisi sosial di mana orang hidup,memiliki dampak yang
dramatis pada kesehatan mereka.
• Untuk memperbaiki kondisi kesehatan penduduk dunia dan
meningkatkan ekuitas (persamaan, keseimbangan) dalam kesehatan, strategi
tindakan baru yang mengatasi faktor-faktor sosial yang mempengaruhi
kesehatan diperlukan.
• Apa dan bagaimana insidensi kemiskinan pada bidang kesehatan pada penduduk
wilayah Anda atau negara anda
• Sampai sejauh mana kejadian tersebut berubah dari waktu ke waktu?
• Apa kelompok penduduk yang paling rentan? Terhadap faktor-faktor apa mereka lebih
rentan?
• Mengingat semua gradien/perbedaan sosial dan tidak hanya kesenjangan antara mereka
yang di atas dan orang-orang di bawah dalam skala distribusi, faktor apa yang
berpengaruh pada kelompok sosial yang berbeda?
284
• Apakah Anda melihat perbedaan di negara atau daerahAnda sendiri, ketika
mempertimbangkan geografis daerah, kondisi tenaga kerja, usia, jenis kelamin atau etnis
kelompok yang berbeda, tingkat pendidikan, dll?
• Bagaimana kesenjangan ini berdampak pada cara untuk mengatasi kebijakan kesehatan
masyarakat?
285
Seharusnya sehat adalah hak asasi manusia, semua orang mendapatkan hak yang
sama untuk sehat, tidak ada perbedaan perlakuan dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diterima seseorang.
286
Angka kematian bayi (risiko bayi meninggal antara kelahiran dan usia satu
tahun) adalah 2 per 1000 kelahiran hidup di Islandia dan >120 per 1000
kelahiran hidup di Mozambik;
Risiko seumur hidup dari kematian ibu selama atau segera setelah kehamilan
hanya 1 di 17.400 di Swedia tetapi 1 di 8 di Afghanistan.
Di Bolivia, bayi yang dilahirkan dari ibu tanpa memiliki pendidikan yang
mumpuni mempunyai angka kematian bayi >100 per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan ibu dengan pendidikan minimal sekunder (SMP kali ya) memiliki
angka kematian bayi <40 per 1000
Di Australia, angka harapan hidup cenderung lebih rendah pada masyrakat
indigenous/pribumi (59,4 untuk laki-laki dan 64,8 untuk perempuan)
dibandingkan kelompok non-pribumi atau pendatang (76,6 untuk laki-laki dan
82,0 untuk perempuan)
Di Calton tetangganya Glasgow, angka harapan hidup saat lahir pada laki-laki
yakni 54 tahun, 28 tahun lebih rendah dibandingkan angka harapan hidup laki-
laki di Lenzie yang jaraknya hanya terpaut beberapa kilometre aja.
Prevalensi disabilitas (cacat) jangka panjang yang diderita oleh laki-laki eropa
berusia >80 tahun pada orang berpendidikan rendah terdapat 58% sedangkan
pada orang yang berpendidikan tinggi 40,2%.
287
Dari tiga miliar orang yang hidup di daerah perkotaan, diperkirakan satu
miliar hidup di daerah kumuh.
Bisa dilihat disamping ya, air dan
sanitasi yang tidak memadai di
perkampungan kumuh dapat
berdampak pada kesehatan.
288
WHO menganggap lalu lintas menjadi salah satu bahaya kesehatan
terburuk yang dihadapi kota miskin, dan memprediksi bahwa kecelakaan
di jalan pada tahun 2020 akan menjadi penyebab utama kematian ketiga.
Dokter Ekorini cerita pengalaman beliau dimana saat berjaga di IGD
RSUD Muntilan dimana beliau mendapat seorang pasien death of
accident. Kejadiannya karena naik seperti dibawah ini dan paling
belakang dengan hanya pegangan satu tangan di mobil. Pasien
menggunakan topi saat itu dan ketika terhempas angin, refleks tangan
pasien mengambil topinya. Bisa dibayangkan, pasien langsung terjatuh
terlempar dari mobil. Alhasil, akhirnya pasien dibawa ke RS namun naas
di perjalanan pasien menghembuskan napas terakhir. Intinya, kalau naik
kendaraan hati-hati ya tems, jangan lupa safety-nya seperti helm, safety
belt, dsb karena namanya siapa yang tau meskipun cuma pergi ke
indongampr*t depan, kecelakaan selalu mengintai kita. Waspadalah
waspadalah waspadalah…
289
Di Quito, Ekuador, angka kematian
bayi 30 kali lebih tinggi di daerah
kumuh dari pada di lingkungan kaya
(berkecukupan).
290
Pada tahun 2002, hampir 11 juta Ketidakseimbangan pendapatan
anak meninggal sebelum meningkat di negara-negara yang
mencapai ulang tahun kelima - menyumbang >80% populasi dunia.
98% dari kematian ini berada di
negara-negara berkembang.
291
Gambar diatas menjelaskan tentang kerangka analisis penentu sosial dalam
kesehatan. Faktor yang berpengaruh yaitu Globalisasi dan Sistem Kesehatan yang
yang dapat mempengaruhi hal-hal meliputi:
1. Sosioekonomi dan konteks politik: budaya, agama, sistem sosial, hak
asasi manusia, sistem edukasi dan tenaga kerja.
2. Faktor struktural: masukan, edukasi, gender, etik dan penuaan.
3. Faktor perantara (intermediet): kehidupan, kondisi pekerjaan dan
kesehatan yang berhubungan dengan perilaku.
4. Proses biologi: kesehatan fisik dan mental.
Alhamdulillah…
292
SELANGKAH LEBIH MAJU MENUJU YUDISIUM SATU AAMIIN
1. Berikut merupakan faktor sosioekonomi, kultural, dan lingkungan dalam
kesehatan kecuali…
a. Produksi agricultural dan sandang
b. Pendidikan
c. Pengangguran
d. Air dan sanitasi
e. Produksi agribisnis
Jawaban: E-E-E
293