Anda di halaman 1dari 53

BAB 1

A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pada cara globalisasi saat ini dunia pendidikan di tuntut lebih


profesional dalam penerapan ilmu sehingga tercipta sumber daya manusia yang
cerdas, berkualitas serta mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing.

Menyikapi kebijaksanaan tersebut PTPN XIII menawarkan kepada


setiap program studi untuk melakukan PKL sebagai salah satu siswa untuk
menyelesaikan tugas akhir.

Praktek kerja lapangan ( PKL ) juga di lakukan untuk mengurangi


kesenjangan yang terjadi antara dunia usaha dan parguruan tinggi. Salah satu
penyebabnya adalah mahasiswa banyak menghabiskan waktunya di ruang
sekolahan yang banyak menekan hal-hal teoritis.

Praktek kerja lapangan pada dasarnya merupakan:

a. Perwujudan dari program pendekatan dunia pendidikan dan dunia kerja;

b. Pendekatan interdisipliner dan kompetitip ilmu-ilmu pengetahuan


teknologi;

c. Lintas Program Studi

d. Memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

e. Merangsang aktifitas siswa dalam proses pengumpulan informasi,


analisa, situasi, perumusan masalah serta serta evaluasi program kerja.

1
B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah selama saya melakukan prakerin di PTPN XIII, Materi


yang di berikan pembimbing cukup banyak, Namun semua materi tidak dapat
sepenuhnya di bahas karena ada kebatasan waktu dan pengetahuan, Oleh sebab
itu dalam laporan pelaksanaan prakerin ini saya hanya akan membahas tentang
menganalisa buah kelapa sawit

C.TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTEK INDUSTRI

a. Tujuan praktek kerja industri

Secara umum praktek kerja industri bertujuan untuk memberi gambaran


kepada siswa/siswi pada saat bekerja, baik itu di suatu perusahaan ataupun di
suatu lembaga instalasi

1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada


masing-masing siswa/siswi.
2. Melatih keterampilan yang di miliki siswa/siswi sehingga dapat bekerja
dengan baik
3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik
serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Menambah kreatifitas siswa/siswi agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirinya.
5. Memberikan motifikasi sehingga siswa/siswi bersemangat dalam meraih cita-
citanya mereka
6. Melatih siswa/siswi agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang mereka kerjakan selama praktek kerja industri

b. Manfaat praktek kerja industri

Adanya manfaat praktek kerja industri antara lain:

1. Menambah wawasan pada siswa/siswi

2
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan
perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak sekolah
dengan pihak perusahaan.

3
BAB II PROFILE COMPANY

A. Sejarah PT Perkebunan Nusantara XIII

PTP Nusantara XIII (PERSERO) di singkat PTPN XIII adalah


perusahaan Bada Usaha Milik Negara (BUMN) di dirikan pada tanggal 11
Maret 1996 berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 18 tahun 1996 dan
akte notaris Hukum Kamil, SH No. 46 tanggal 1 Maret 1996 dan telah di
sahkan oleh Mentri Kehakiman R.I MELALUI KEPUTUSAN No. C2-
8341.IIT. 96 Tanggal 1996 serta tambahan berita Negara R.I no.81.

Kantor Diseki PTPN XIII pada awal oprasinya ( Maret s/d juli
1996 ) menetapi Kantor Eks. LO PTP 7. Karena gedung tersebut akan di
robphkan maka kantor direksi berpinah sementara waktu ke Kantor PT.
POS Indonesia selama tahun 1996 s/d 1998. Kemudian setelah
pembangunan gunung Kantor Direksi PTPN XIII pindah kejalan sultan
Abdurrachman No. 11 Pontianak. Kalimantan Barat.

PTPN XIII merupakan penggabungan dari proyek pembangunan 8


Eks PTP yaitu VI, VII, XII, XIII, XVII,-V, XXIX yang semuanya
berlokasi di pulau Kalimantan,

PTPN XIII bergerak di bidang usaha agroindustri Komunitas


utama yang di kelola PTPN XIII yaitu kelapa sawit dan Karet. Arah
pengembangan Kelapa Sawit di lakukan melalui usaha harizontal dan
vertical. Pengembangan horizontal melalu perluasan terutama terutama
kebun plasma mengikat luas wilayah Kalimantan dengan ikli, tropis
sepanjang tahun masih terbuka untuk memperluas area perkebunan.

1.1.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi merupakan suatu acuan untuk mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan, untuk itu dalam mendirikan suatu perusahaan baik
manufaktur maupun jasa harus mempunyai visi dan misi yang jelas

Visi merupakan cita – cita pendiri atau pemimpin perusahaan dan


juga merupakan tujuan jangka panjang yang akan di capai oleh perusahaan
tersebut sedangkan misi merupakan konsepsi dasar tentang keberadaan suatu
perusahaan.

4
A.VISI

Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan agrobisnis yang


sehat, produktitumbuhan dan berkembang bersama masyarakat
secara berkelanjutan.

B. MISI

1. Mencapai produktivitas kelapa sawit 5,2 ton CPO/HA dan karet


1,27 Ton kk/Ha dengan kualitas baik sehingga menghasilkan
Gross Profit Margrin (GPM) minimal 20⁒ pada tahun 2020.

2. Memiliki SDM yang berintregritas dan profesional dengan land to


man rasio 12:1

3. Meraih potensi melalui tanaman ulan dengan kualitas standart

4. Membangun kemitraan bisnis yang saling menguntungkan

5. Optimalisasi asset untuk memberi nilai tambah terbaik

6. Melaksanaklan tata kelola perusahaan dengan prinsip

5
BAB III LANDASAN TEORI

A. ANALISIS RUTIN LABORATORIUM

Percobaan I

a. (%) ALB = Normalitas KOH x ml Titrasi KOH x Berat Ekuivalen (256)

gr sampel

1.1.1.Kadar asam lemak bebas (ALB)

A. Alat

1. Dapur listrik ( hot plate )

2. Neraca analitik 4 desimal

3. Tabung erlenmenyer

4. Buret 25 ml skala 0,05

5. Gelas ukur 25 ml

B. Bahan

1. Contoh minyak

2. Alkohol 96%

3. indikator phenol phetalin (PP)

4.Larutan KOH 0,1 N

5. Hexsan (selsol)

6
BAB IV PROSEDUR ANALISIS (SOP)

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Indikator phenol dan phetalin 1% dalam alkohol. Timang 1 gram C20H14O4


Indikator. PP dilarutkan kedalam alkohol hingga volume 100 ml dengan
memakai gel.as ukur

3. Menyiapkan KOH 0,1 N dalam alkohol, dan dilarutan Asam Oxsalt 0,1 N.

4. Normalisasi KOH

5. Menimbang dungan teliti contoh minyak + 5 gram memakai neraca


analitik 4 desimal ke dalam erlemenyer yang diketahui berat kosongnya.

6. Diukur 10 ml dan tambahkan 3 -5 tetes indikator PP 1% dan netralkan


dengan larutan KOH hingga warna merah jambu

7. Ditempatkan alkohol netral tersebut ke dalam erlenmenyer yang berisi


contohmiyak dan titrasi dengan larutan KOH dari warna kuning menjadi
warnah merah kuning.

1.1.2.Analisa kadar air crude palm oil (CPO)

A. Alat

1. Cawan penguap (evavonting dish)


2. Neraca analitis 4 desimal
3. Oven
4. Desikator atau pendingin

B. Bahan

1. CPO

2. N-Heksan/selsol

C. Prosedur analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan

7
2. Meambah contoh minyak ± 45 ºC di atas dapur pemanas kemudian kocok
hingga merata

3. Menimbang dengan teliti 10 ± 15 gram contoh minyak kedalam cawan


penguapyang diketahui berat kosongnya

4. Memasukkan cawan penguap yang telah berisi minyak kedalam oven


130ºc selama 30 menit dengan suhu 105ºC Selama 3 jam (180 menit)
ulang berapa kali untuk mendapat konstan

1..1.3.Analisa kadar kotoran

A. Alat

1. Goch filter porselen

2. Kertas Saring

3. Washing Bottle plastic

4. Filtering flask (Erlenmeyer isap)

5. Gelas Beaker 100 ml

6. Tangaki Pengaduk

7. Neraca Analitik 4 Desimal

8. Oven

B. Bahan

1. N – Heksan (Selsol)

C. Prosedur analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mmenaskan contoh minyak ± 45º C di atas dapur pemanas (hot plate)


kemudian kocok

hingga rata

3. Menimbang contoh dengan teliti 10 – 15 gram ke dalam beaker gelas 150


ml yang sudah

8
diketahui beratnya

4. Mencampurkan N – Heksan dalam contoh minyak

5. Menepatkan kertas saring ke dalam Goech filter porselen (sebelumnya


keras saring

Di keringkan terlebihdahulu) selanjutnya dimasukan ke dalam goach filter


setelah itu di

Masukan ke dalam Erlenmeyer hisap yang sudah di operasikan lalu contoh


dituangkan ke

dalamgoach filter lalu dibilas dengan N – Heksan sampai bersih

6. Masukan goach filter yang sudah bersih ke dalam oven

7. Keringkan goach filter dalam oven selama 1 jam dengan suhu 105ºC atau
selama 15 menit dengan suhu 130ºC

8. Setelah kering timbang beratnya

1.1.Mutu minyak sawit

1.2.1.Analisa asama lemak bebas inti sawit (ALB)

A. Alat

1. Dapur Penguap

2. Neraca Analitik

3. Erlenmeyer

4. Buret 50 ml

B.Bahan

1. Alcohol 96%
2. Indicator PP 1%
3. Larutan KOH 0,1%
4. Minyak inti sawit

C. Prosedur analisa

9
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menganalisa Alb inti sawit sama seperti analisa ALB minyak sawit

1.2.2.Analisa kadar air inti sawit

A. Alat

1. Timbangan elektrik 4 desimal


2. Blender inti
3. Oven
4. Cawan penguap

B. Bahan

1. Inti sawit

C.Prosedur ANALISA

1. Menyiapka alat dan bahan


2. Mangambil sampel inti sawit yang bersih secara acak
3. Memblender sampel tersebut sampai halus
4. Menimbang sampel inti sawit yang sudah halus sebanyak 10-15 gram
kedalam cawan penguap yang sudah di ketahu berat kosongnya memakai
timbangan elektik 4 desimal
5. Memasukan kedalanm oven dengan suhu 130 ºC selama 1 jam/dengan
suhu 105 ºC selama 3 jam
6. Timbang hingga berat konstan

1.2.3.Analisa kadar kotoran inti sawit

A. Alat

1. Neraca2 desimal
2. Landasan
3. baki

B. Bahan

1. Inti sawit

10
C. Prosedur analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Menimbang sampel inti sawit sebanyak 1 kg memakai timbangan neraca 2
desimal kemudian pilih sevara manual
3. Menimbang masing-masing sampel yang sudah dipilih sesuai kualitasnya
4. Mencatat hasil timbangan

2.2 Material pasing ti digester

1.2.1.Analisa MPD

A. Alat

1. Timbangan kapasitas 2 kg
2. Timbagan duduk kapasitas 10 kg
3. Cawan porselin
4. Soxhlet ekstrasi
5. Oven
6. Tungku pemanas
7. Washing bottle& plaks
8. Timble & kertas saring
9. Pelarut selsol
10. Pisau
11. baki

B. Bahan

1. Brondolan buah sawit

C. Prosedur analisa

1. Mengambil sampel dari penebah


2. Menimbang sampel sekitar 1000 gram
3. Memisahkan antara brondolan normal, brondolan abnormal,dan sampah
4. Setelah itu timbang brondolan normal, brondolan abnormal,dan sampah
yang telah di pilih
5. Menghitung persentase brondolanormal, brondolan abnormal,dan sampah
6. Mengangambil daging buah dari brondolan dengan cara dipijat dengan
tangan
7. Menimbang biji kotor kemudian dikupas dengan pisau
8. Menimbang semuadaging buah

11
9. Menimbang biji bersih dan daging dikeringkan menggunakan oven
10. Menimbang daging luar disayat-sayat kemudian dicampur dengan daging
buah yang dikupas dengan pisau dengan 1:1 dan ditimbang
11. Menimbang cawan kosong
12. Ambil daging buah yang sudah dicampur sekitar 10 gram masukn kedalam
13. Masukan cawan+sampel kedalam oven bersuhu 105 ºC selama 3 jam
14. Menimbang cawa+sampel yang telah diove
15. Menimbang plaks kosong
16. Membungkus daging buah dengan kertas saring kemudian masukan
kedalam timble dan tutup dengan kapas
17. Masukan kedalam soxhlet ekstrasi
18. Timbang pleks kosong
19. Mengisi plaks dengan pelarut selsol sebanyak 200 ml
20. Menekstrasi sampel daging buah yang telah dioven selama 4-6 jam
21. Mengeringkan pelarut selsol sisa hasil ekstrasi sambil dihembus dengan
washing bottle sampai minyak dalam plaks nampak jernih
22. Menimbang minyak+plaks

Hitung kadar air dengan rumus :zatmenguatx100


berat
Hitung kadar minyak denganrumus :minyak hasil ekstrasix 100
sampel
Hitunga inti terhadap biji dengan rumus :berat intix 100
berat biji setelah oven
Di hitung potensi terhadap biji dengan rumus seperti pada persamaan

K = (L+M)xNxP)x 100%
O

K = Potensi randemen CPO (%)


L = Berat daging buah brondolan normal dari sampel awal gram
M =Berlat buah abnormal dari sampel awal gr
N = Kadar minyak dalam daging buah (%)
O = Berat sampel awal (gr)
P = Persetase brondolan trhd TBS = 65

Hitungan potensial randemen inti : Q=HxR


Q= Potensi randemen inti (%)
H= Potensi randemen inti thd biji (%)

12
R= Potensi randemen inti thd TBS(%)

2.3.Losses minyak sawit

2.3.1 Drab Akhir

A. Alat

1. Cawan penguap

2. Neraca elektrik 4 desimal

3. Oven

4. Desikator

5. Soxlet ekstraksi

6. Batang pengaduk

7. Kapas

8. Kertas timble

9. Beaker glass

B. Bahan

1. Drab akhir

2. N-Heksan/sensol

C. Prosedur Analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mencampurkan semua sampel drab akhir yang telah dikumpulkan dan


aduk hingga homogen

3. Menimbang contoh sebanyak kurang lebih 20 gr, masukan kedalam cawan


penguap yang sebelumnya diktahui berat kosongnya

13
4. Memasukkan kedalam oven dengan suhu 150 °C selama 180 menit (3 jam
atau dengan suhu 130º C selama 60 menit (1 jam)

5. Mendinginkan desikator dan timbang beratnya

6. Memasukkan drab kering ke dalam kertas sarng, selanjutnya dimasukan


dalam timble, lalu ditutup dengan kapas. Timbang berat kosong flaks
extraksion kemudian di isi denga pelarut N-Heksan atau selsol sebanyak
200 ml lalu sampel losses drab di extraksi selama 6 jam

7. Mengeringkan sisa heksan yang ada dalam flaks kemudian di oven sampai
kering

8. Mendinginkan dalam desikator ± 60 menit

9. Menimbang flaks untuk mendapat berat minyak, ulangi sampai mendapat


berat konstan

2.4.2. Biji

A. Alat

1. Cawan penguap

2. Neraca elektrik 4 desimal

3. Oven

4. Desikator

5. Soxlet ekstraksi

6. Kapas

7. Kertas kering

8. Kertas timble

9. Baki

B.Bahan

1. Biji

2. N-Heksan/shelsol

14
C. Prosedur Analisa

1. Meniapkan alat dan bahan

2. Mengambil dari biji setiap 2 jam, dan campuran sambal di aduk - aduk

3. Menimbang contoh sebanyak ± 10 gram

4. Memasukkan biji kedalam oven dengan suhu 105 °C selama 180 menit (3
jam atau dengan suhu 130º C selama 60 menit (1 jam)

5. Mendinginkan desikator dan timbang beratnya

6. Memasukkan biji kedalam kertas saring, selanjutnya masukkan kedalam


kertas timble, lalu ditutup dengan kapas. Timbang berat kosong flaks
ekstraksion kemudian diisi dengan pelarut N-Heksan/selsol sebanyal 200
ml. lalu contoh losses biji di ekstraksi selama 3 jam

7. Mengeringkan sisa heksan yang ada dalam flaks kemudian di oven sampai
kering

8. Mendinginkan dalam desikator ± 60 menit

9. Menimbang flaks untuk mendapat berat minyak, ulangi sampai mendapat


berat konstan

2.4.Teknik analisa air

2.4.1. Analisa Ph

A. Alat

1. kertas lakmus/kertas pH
2. beaker glass

B. Bahan

1. Air

C. Prosedur Analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukkan kertas pH ke dalam sampel air

15
3. Menunggu selama satu menit

4. Menyesuaikan kertas lakmus dengan skala yang ada pada kertas pH

Catatan :

Persamaan warna pada kertaas lakmus dengan skala pH menunjukkan kadar Ph.

2.5.2. Analisa total disolid solid (TDS)

A. Alat

1. TDS meter

2. Washing bottle (botol semprot)

3. Beaker glass

B.Bahan

1. AIR

2. TDS meter

3. Aquadest

C. Prosedur Analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menstandartsasikan TDS meter dengan larutan TDS

3. MembilasTDS meter dengan aquades

4. Memasukan TDS meter kedalam sampel air

5. Menunggu 3 – 5 menit.

16
CATATAN :

Angka yang terlihat dalam TDS meter menunjukkan kandungan solid dalam air

2.5.3 Analisa Hardnes

A. Alat

1. Beaker glass

2. Titration jar 20/40 ml

3. Botol tetes

4. Gelas

B. Bahan

1.

2. Air

3. Hardness titran (TH3)

4. Total hardnes – indicator dan buffer

5. Kalsium hardnes

C. Prosedur Analisa

1. Mengambil sampel 10 ml, dimasukkan kedalam titration 20/40 ml atau


tabungerlemenyer

2. Menambahkan 3 tetes toal hardnes buffer dan diomogenkan

17
3. Memasukkan spatula total hardnes indicator, dan homogenkan (sampai
akan berwarna merah atau ungu )

4. Menitrasi dengan herdnes titran sampai berwarna biru

Catatan : jumlah tetesan x 2

Total herness – kalsium herness.

5.4. Analisa Alkalinity

A.Alat

1. Titration 20/40 ml atau erlemeyer

2. Botol tetes

3. Gelas ukur

B. Bahan

4. Air

5. Alkalinity titran (TA3)

6. Indikator PP

7. Indicator metil orange (MO)

C. Prosedur analisa

8. Mengambil sampel 10 ml, masukkan dalam titration 20/40 ml

9. Menambahkan indicator PP 5 tetes warna larutan akan berubah menjadi


merah atau merah muda dan di aduk

10. Menitrasi dengan alklinty titran atau TS3 sampai tak berwarna. Catat ml
volume titrasi sebagai hitungan P alklinity (titrasi pertama)

11. Menambahkan kembali sampel diatas dengan 4 tetes indicator metil


orange atau 4,5 indikator sampai warna biru atau abu abu

18
12. Menitrasi dan dilanjutkan kembali dengan alkalinity titran atau TA3 di
atas sampai larutan berwarna orange.catat ml volume titrasi sebagai
perhitungan M ( total) alkalinity (titrasi kedua)

Catatan :

P = alkalinity (jumlah tetesan x 10)

M = total alkalinity (jumlah tetesan x29)

H = alkalinity (2P-M total)

2.5.5. Analisa Clorid

A. Alat

1. Beaker glass

2. Titration jar 20/40 ml

3. Botol tetes

4. Gelas ukur

B. Bahan

1. Air

2. Clorida titran

3. Porassium cromate

C. Prosedur Analisa

1. Mengambil contoh 10 ml, dimasukkan kedalam titration jar 20/40 ml

2. Menambahkan 2 tetes potassium crometer indicator, lalu dihomogenkan

19
3. Sampel akan berwarna kuning maka titrasi dengan chloride titran sampai
berubah warna orange atau orange kecoklatan

Catatan

n : jumlah tetesan x 10

2.5.6. Analisa sulfite

A. Alat

1. Titration jar 20/40 ml

2. Botol tetes

3. Gelas ukur

B. Bahan

1. Air

2. Acid molydate silika

3. Sodium citrate

A. Prosdur Analisa

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyiapkan sampel air 10 ml

3. Menambahkan 24 tetes atau 1 ml larutan silika kemudian di homogenkan

4. Mendiamkan kurang lebih 10 menit, lihat di lavidon

5. Menyamakan warna anata larutan silica dengan warna pada disk

Catatan : warna yang sama antara contoh air dan disk menunjukan kadar silika
(angka dalam disk)

20
Catatan : khusus untuk air boyler angka dalam disk x

ANALISA KEHILANGANMINYAK (OIL LOSSES)

PADA TANDAN KOSONG

1. TUJUAN

Untuk menganalisa kehilangan minyak pada tandan kosong dengan metode


ekstraksi sokhlet menggunakan pelarut heksan dengan waktu 5 jam di pabrik
kelapa sawit PTPN XIII Desa Samuntai.

2.DASAR TEORI

 Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang


dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi
Indonesia minyak kelapa sawit kasar Indonesia mencapai 6 juta ton per
tahun. Secara bersamaan dihasilkan pula limbah TKKS dengan potensi
sekitar 2,5 juta ton per tahun (Anonim, 1999).
 Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil
(CPO) menghasilkan biomassa produk samping yang jumlahnya sangat
besar Tandan kososng kelapa sawit merupakan limbah padat yang
dihasilkan dari proses sterilizer (perebusan) dan stipper (pemisahan
brondolan). Kompos yang dihasilkan dari tandan kosong kelapa sawit
tersebut merupakan sumber pupuk organik dan memiliki kandungan unsur
yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman.
 Pemanfaatan tandan kosong lebih banyak dilakukan sebagai mulsa dengan
menebarkan langsung ke areal perkebunan.Dimana mulsa tersebut dapat
meningkatkan produksi tanaman dengan melepaskan unsur hara secara

21
lambat ke tanah melalui mikroorganisme sehingga efektif dalam mendaur
ulang unsur hara (Kamtoyo, 2004).
 Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mencapai 230 kg dari setiap
ton TBS yang diolah. Jumlah ini sangat besar dan menggunung di pabrik-
pabrik kelapa sawit

2.1Tandan Kosong
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah Limbah Pabrik Kelapa
Sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS
menghasilkan 230 kg tandan kosong kelapa sawit. Pengolahan dan pemanfaatan
TKKS oleh pabrik kelapa sawit masih sangat terbatas. Alternatif lain dengan
menimbun (open dumping) untuk dijadikan mulsa di perkebunan kelapa sawit
atau diolah menjadi kompos (Wisda, 2013).
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) merupakan hasil sampingan dari
pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai
pupuk, bahan baku pembuatan matras dan media untuk pertumbuhan jamur dan
tanaman (Iriani, 2009).
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah terbesar yang dihasilkan
oleh perkebunan kelapa sawit. Jumlah tandan kosong mencapai 30-35 % dari
berat tandan buah segar setiap pemanenan. Namun hingga saat ini, pemanfaatan
limbah tandan kosong kelapa sawit belum digunakan secara optimal (Hambali,
dkk, 2007).
Di pabrik minyak kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit hanya dibakar
dan sekarang telah dilarang karena adanya kekhawatiran pencemaran lingkungan,
atau dibuang sehingga menimbulkan keluhan/masalah karena dapat menurunkan
kemampuan menyerap air. Di samping itu, tandan kosong kelapa sawit yang
membususk di tempat akan menarik kedatangan jenis kumbang tertentu yang

22
berpotensi merusak pohon kelapa sawit hasil peremajaan di lahan sekitar tempat
pembuangan (Roliadi dan Fatriasari, 2011).
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang
dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi Indonesia
minyak kelapa sawit kasar Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun. Secara
bersamaan dihasilkan pula limbah TKKS dengan
potensi sekitar 2,5 juta ton per tahun

2.2.Oil Losses
Oil losses adalah kandungan minyak yang msih tersisa pda suatu produk
atau limbah dari proses produksi CPO, contohnya kandungan minyak pada
tandan kosong , fibre, dab sludge. Istilah dari losses yaitu kehilangan ,
pada setiap proses produksi yang terjadi pada proses produksi yang terjadi
pada setiap pabrik selalu terjadi kehilangan (losses). Hal ini merupakan hal
yang yang lazim yang terjadi dan tidk bisa dicegah, tetapi tentu saja perlu
dipikirkan bagaimana meminimalkan losses tersebut.

Adapun titik losses pada pabrik kelapa sawit antara lain oil in heavy phase pada
separator , oil dalam fibre cyclone,press USB, oil in wet nut dan oil dalam tandan
kosong pada empty buch press. Untuk dapat meminimalkan losses tersebut maka
diperlukan analisa yang baik dan teliti untuk dapat mengetahui dan megantisipasi
agar tidak terjadi losses dalam ukuran yang berlebihan. Di pabrik ini telah
diperlukan batasan yang menjadi parameter terhadap losses yangb terjadi itu
masih Dlam katagori standar/normal. Penyebab oil losses pada tandan kosong
yaitu tingkat kematangan buah dan metode perebusan buah, tekanan alat press
(empty bunch press), kelalaian operator, dan efisiensi alat

23
2.3.Heksan/Pelarut

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14
(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks–
merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran –ana
berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan
atom-atom karbon tersebut.Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering
digunakan sebagai pelarut organik yang inert.Heksana juga umum terdapat pada
bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil.

Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak
larut dalam air.

N Heksana merupakan jenis pelarut non polar.


Karakteristik n – heksan :

1. Nama lain : caproyl hydride, hexyl hydride


2. Berat molekul : 86,17 kg/mol
3. Warna : berwarna
4. Melting point : – 94 oC
5. Boiling point : 69 ( P = 1 atm)
6. Spesific gravity : 0,659
7. Kelarutan dalam 100 bagian air : 0,014 ( 15 oC )

Kegunaan

Dalam industri, heksana digunakan dalam formulasi lem untuk sepatuk kulit, dan
pengatapan.Heksana juga digunakan untuk mengekstrak minyak masak dari biji-
bijian, untuk pembersihan dan penghilang gemuk, dan produksi tekstil.

24
Penggunaan laboratorium khas heksana ialah untuk mengekstrak kontaminan
minyak dan lemak dari air dan tanah untuk analisis. Karena heksana tidak dapat
dideprotonasikan dengan mudah, maka ia digunakan di laboratorium untuk reaksi-
reaksi yang melibatkan basa sangat kuat, seperti pembuatan organolitium,
misalnya Butillitium secara khas disuplai sebagai larutan heksana.

Dalam banyak aplikasi (terutama farmasi), kegunaan n-heksana ialah dihapus


karena toksisitas jangka panjang, dan sering digantikan oleh n-heptana, yang tidak
akan membentuk metabolit beracun (heksana–2,5–dion).

2.4.METODE EKSTRAKSI SOKHET

Sokletasi atau Ekstraksi Soxhlet adalah metode ekstraksi untuk bahan yang
tahan pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam
sebuah kantung ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas
yang bekerja kontinu (Voigt 1995).

Ekstraktor Soxhlet merupakan peralatan laboratorium yang ditemukan pada tahun


1879 oleh Franz von Soxhlet. Ekstraktor ini awalnya hanya dirancang untuk
mengekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, penggunaan ekstraktor Soxhlet
tidak terbatas pada ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan
di mana senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam suatu
pelarut, dan pengotornya tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan
memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat
digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi larut.

Ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan jika senyawa yang diinginkan memiliki


kelarutan terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor yang tidak larut dalam
pelarut. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang tinggi dalam
pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk

25
memisahkan senyawa dari substansi yang larut. Keuntungan dari sistem ini
adalah bahwa bukan bagian yang banyak pelarut yang hangat melewati sampel,
hanya satu batch pelarut didaur ulang. Metode ini tidak dapat digunakan untuk
senyawa termolabil sebagai pemanasan berkepanjangan dapat menyebabkan
degradasi senyawa (Nikhal 2010).

2.4.1 Syarat syarat dalam metode sokhlet

Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi
pada ekstraksi padat cair, syarat syarat harus dipenuhi.

 Luas permukaan sampel

Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa


padat dan fasa cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas
mungkin. Ini dapat dicapai dengan memperrkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam
hal itu lintasan lintasan kapiler, yang harus dilewati dengan cara difusi, menjadi
lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Pada ekstrak terkurung dalam sel
- sel seringkali perlu dibentuk kontak langsung dengan pelarut melalui dinding sel
yan dipecahkan . pemecahan dapat dilakukan misalnya dengan menekan atau
menggerus bahan ekstraksi. Ukuran partikel yang diperoleh tidak menjadi terlalu

26
kecil. Bila hal itu terjadi tidak dapat dipastikan bahwa bahan ekstraksi cukup
permeabel untuk pelarut.

 Laju alir

Kecepatan alir perut sedapat mungkin harus lebih besar dibanding dengan
laju alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera di angkut keluar
dari permukaan bahan padat.

Tergantung pada jenis ekstraktor ynag digunakan, hal tersebut dapat


dicapai baik dengan pengadukan secara turbulen, atau dengan pmbelian laju alir
pelarut yang tinggi.

 Suhu

Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi

 Waktu

Waktu dalam ekstraksi sangat mempengaruhi hasil ekstraksi.Semakin


lama waktu pada ekstraksi maka semakin banyak ekstrak yang diperoleh.

2.4.2 Hal – Hal yang di perhatikan dala, ekstraksi sokhlet

Dalam pelaksanaanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara


lain :

a. Tinggi sampel hendaknya di bawah pipa samping tetapi di atas


sifon. Hal ini dimaksud agar tidak menghalangi uap pelarut
yangmasuk kedalam pendingin, dan mencegah keluarnya serbuk
dari sampel. Tinggi sampel hendaknya dibawah sifon agar bahan
tersebut dapat selalu terendam dengan pelarut.

27
b. Sampel yang dicincang halus dimasukkan ke dalam timbel
sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya saluran
– saluran pada penambahan pelarut.

c. Untuk mencegah terjadinya percikan – percikan sampel hendaknya


ditutup dengan kertas saring.

d. Jumlah pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa sehingga


labu penampung terisi cairan minimal sepertiganya.

e. Setelah hal – hal di atas dilaksanakan, ekstraksi dapat dihentikan


apabila :

1. Cairan yang tersirkulasi sudah tidak berwana lagi ( bagi suatu


sampel yang diekstraksi mula – mula memberikan cairan yang
berwarna)

2. Cairan yang tidak memberikan rasa yang sesuai dengan rasa


substransi yang di ekstraksi.

3. Memberikan reaksi yang negative bila dilakukan reaksi


identifikasi.

3.alat dan bahan

3.1 Alat

1. cawan

2. neraca

3. oven

4. selang keluar

28
5. selang masuk

6. kertas kering

7. hot plate

8. labu alas bulat

9. sifon

10. pipa f

11. timbal kondesor

12.kondesor

13.erlenmenyer

3.2 Bahan

1. tandan kosong yang sudah di suir suir halus

2. hexsan

3.4 Prosedur kerja

1. Menyiapkan tandan kosong yang sudah di ambil brondolnya

2. Memilah – milah brondolan yang masih ada pada tandan kosong

3. Mengupas bagian kulit dan serabut dari berondolan

4. Menimbang cawan kosong mencatat hasilnya

5.Menimbang lagi cawan yang sudah diisi sampel dan mencatat hasilnya

6. Mengoven sampel selama 3 jam

7. Mengeluarkan dari dalam oven dan mendinginkan terlebih dahulu

8. Menimbang erlenmenyer kosong, kemudian isi dengan heksan

29
9. Mengekstraksi sampel menggunakan larutan heksan selama 5 jam

10. Mengeringkan sampel setelah di ekstraksi di dalam oven

11. Setelah itu didinginkan

12. Menimbang kembali sampel setelah proses pengeringan

13. Mencatat hasilnya

4. Data pengamatan

Tabel 5.1 data pengmatan

8 Februari 2019

URAIAN BERAT MASSA (gr)

Contoh + Cawan Basah 74,62

Cawan Kosong 62,01

Contoh Basah 9,61

Contoh + Cawan Kering 63,61

Zat Menguap 5,62

Berat Plaks + Minyak 107,61

Berat Plaks 107,13

Berat Minyak 0,45

12 Februari 2019

30
URAIAN BERAT MASSA (gr)

Contoh + Cawan Basah 71,43

Cawan Kosong 62,01

Contoh Basah 11,42

Contoh + Cawan Kering 62,33

Zat Menguap 6,31

Berat Plaks + MinyakBerat Plaks 103,42

Berat Plaks 103,09

Berat Minyak 0,35

15 Februari 2019

31
URAIAN BERAT MASSA (gr)

Contoh + Cawan Basah 71,12

Cawan Kosong 62,05

Contoh Basah 11,14

Contoh + Cawan Kering 62,61

Zat Menguap 4,65

Berat Plaks + MinyakBerat Plaks 94,87

Berat Flaks 93,45

Berat Minyak 0,41

Tabel 5.2 Data Hasil Pencobaan

NO KADAR AIR (gr) KADAR MINYAK (gr)

1. 08 Februari 2019 31,34 0,43

2. 12 Februari 2019 33,26 0,32

3. 15 Februari 2019 63,50 0,39

RATA-RATA 49,24 0,41

32
5.PEMBAHASAN

Oil Losses adalah suatu analisa kehilangan minyak atau kandungan yang
masih tersisa pada suatu bahan sisa dari hasil proses produksi. Oil Losses dapat
dilihat dari persentase Oil Wet Bassis yang dapat diketahui dengan metode
ekstrasi sokhlet. Hal ini merupakan hal yang lazimyang terjadi dan tidak bisa
dicegah, akan tetapi tentu saja perlu dipikirkan bagaimana meminimalkan oil
losses tersebut sangat diperlukan analisa yang baik dan teliti untuk dapat
mengetahui dan mengantisipasi agar tidak terjadi oil losses dalam ukuran yang
berlebihan.

Berdasarkan hasil pencobaan analisa oil losses dengan metode ekstrasi sokhlet
yang telah dilakukan pada tanggal 8 Februari 2018 dengan waktu 5 jam yaitu
0,48%. Dari data yang didapat pada percobaan dengan waktu 5 jam pada hari
yang berbeda yaitu pada tanggal 12 Februari 2018 sebesar 0,36%, tanggal 15
Februari 2018 sebesar 0,46%.

Dari data tersebut dapat kita ukur seberapa banyak hilangnya minyak yang
terdapat pada tandan kosong. Selain itu juga dapat digunakan untuk memantau
tingkat kematangan TBS hingga mengetahuihilangnya minyak yang terjadi karena
cara perebusan.

Proses yang dilakukan pada analisa ini adalah Ekstrasi, yang bertujuan sebagai
proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari campurannya dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.

33
BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

PTPN XIII didirikan pada tanggal 01 Juni 1991 dengan ijin mendirikan bagungan
IMB dari Bupati KDH Tk.II Paser Nomer 647/036/bangunan tahun 1992 Tanggal
02 Mei1992. PTPN XIII terletak di Desa Samuntai, Kecamatan Long Ikis,
Kabupaten paser, Kalimantan Timur.Produk yang dihasilkan di Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) PTPN XIII adalah berupa minyak Kelap Sawit mentah atau crude
palm oil (CPO) dan inti kelapa sawit (karnel). Proses pengolahan kelapa sawit
terdiri dari beberapa stasiun antara lain Stasiun loading ramp (penerimaan buah),
Stasiun Sterilizer (perebusan), Stasiun Stasiun threshing (penebah), Stasiun press
(kempa), Stasiun klarifikasi (pengolahan minyak), dan Stasiun karnel (pengolahan
biji). Produk-produk kemudian akan dikirim ke Tanah Merah. PTPN XIII
memiliki Laboratorium untuk mengalisa seluruh kualitas, baik CPO dan Karnel
ataupun proses control pengolahan Kelapa Sawit.

B. SARAN
Adapun saran dalam praktikum ini sebaiknya praktekan dengan teliti
dalam mentitrasi karena sangat mempengaruhi hasil yang didapat.

34
DAFTAR PUSTAKA

Bailey , A.E. 1979 industrial oil and fat produksi. Edisi IV . John Wiley and
Sons,Toronto

https://www.mesinpks.com/sekilas-rangkuman-proses-pengolahan-pabrik-
kelapa-sawit/

35
JURNAL KEGIATAN DI PTPN XIII PKS SAMUNTAI BULAN KE-1

NAMA : YULIANA RIZKI

NIS : 2017.2157

NAMA : HENI SAWITRI

NIS : 2017.2019

NAMA : MARNI 2017.2135

NIS : 2017.2135

KELAS : XI APL (ANALISIS PENGJIAN LABORATORIUM)

NIS : 2017.2157

NO HARI/TANGGAL JENIS KEGIATAN KET

1 SELASA, 08JANUARI Perkenalan lingkungan pabrik


2019

2 RABU, 09 JANUARI Membuat larutan


2019

3 KAMIS, 10 JANUARI Membuat Nomalitas


2019

4 JUM’AT, 11 JANUARI Cara Menghitung Normalitas

36
2019

5 SABTU, 12 JANUARI Perkenalan stasiun Klarifikasi


2019

6 SENIN, 14 JANUARI Meganalisa ALB (Asam Lemak Bebas)


2019

7 SELASA, 15 JANUARI Membuat Normalitas


2019

8 RABU, 16 JANUARI Menganalisa RO


2019

9 KAMIS, 17 JANUARI Persentase Pengertian Asam Lemak Bebas


2019

10 JUM’AT, 18 JANUARI Menganalisa Kadar Air Minyak CPO


2019

11 SABTU, 19 JANUARI Menganalisa ALB


2019

12 SENIN, 21 JANUARI Menganalisa Kadar Kotoran Inti


2019

13 SELASA, 22 JANUARI Menganalisa Kadar Kotoran


2019

14 RABU, 23 JANUARI Menganalisa ALB


2019

15 KAMIS, 24 JANUARI Persentase Kadar Air


2019

16 JUM’AT, 25 JANUARI Menganalisa Normalitas


2019

17 SABTU, 26 JANUARI Menganalisa Kadar Minyak


2019

18 SENIN, 28 JANUARI Menghitung minyak dari losses

37
2019

19 SELASA, 29 JANUARI Membuat KOH


2019

20 RABU, 30 JANUARI Analisa kadar air


2019

21 KAMIS, 31 JANUARI Persentae MPD (Material Pasing To Digester)


2019

22 JUM’AT, 01 FEBRUARI Menganalisa Losis Minyak Sawit


2019

23 SABTU, 02 FEBRUARI Membuat Normalitas


2019

24 SENIN, 04 FEBRUARI Menganalisa ALB


2019

25 SELASA, 05 FEBUARI
2019
LIBUR

26 RABU, 06 FEBUARI Analisa losses inti


2019

27 KAMIS, 07 FEBUARI Menganalisa material pasing to digester


2019 (MPD)

38
JURNAL KEGIATAN DI PTPN XIII PKS SAMUNTAI BULAN KE-2

NAMA : YULIANA RIZKI

NIS : 2017.2157

NAMA : HENI SAWITRI

NIS : 2017.2019

NAMA : MARNI

NIS : 2017.2135

KELAS : XI APL (ANALISIS PENGJIAN LABORATORIUM)

NO HARI/TANGGAL JENIS KEGIATAN KET

1 JUM’AT,08 Februari 2019 Menganalisa mutu inti minyak sawit

2 SABTU, 09 Februari 2019 Menganalisa Kadar Asam Lemak Bebas(ALB)

3 SENIN, 11 Februari 2019 Menganalisa Losses minyak sawit

4 SELASA, 12 Februari 2019 Menganalisa kadar air

5 RABU, 13 Februari 2019 Menganalisa kadar kotoran

6 KAMIS, 14 Februari 2019 Menganalisa tangki pengiriman

7 JUM’AT,15 Februari 2019 Pembuatan larutan KOH

8 SABTU,16 Februari 2019 Menganalisa Normalitas

39
9 SENIN,18 Februari 2019 Memisahkan daging dari brondolan

10 SELASA,19 Februari 2019 Menghitung minyak dari losses

11 RABU, 20 Februari 2019 Uji kadar CPO / Asam Lemak Bebas

12 KAMIS, 21 Februari 2019 Menganalisa kadar kotoran inti CPO produksi

13 JUM’AT,22 Februari 2019 Melakukan pemisahan cangkang dari Light


Tenera Dust Seruting (LTDS)

14 SABTU, 23 Februari 2019 Menganalisa minyak RO atau CPO dalam


senter pius

15 SENIN, 24 Februari 2019 Menganalisa ALB inti produksi

16 SELASA,25 Februari 2019 Menguji kadar minyak dalam brondol

17 RABU, 26Februari 2019 Menganalisa kadar inti buah sawit

18 KAMIS, 27Februari 2019 Memisahkan Ripple Mill dari cangkang

19 JUM’AT,28Februari 2019 Menganalisa material pasing to digester


(MPD)

20 SABTU,01 Maret 2019 Menganalisa mutu inti minyak sawit

21 SENIN,02 Maret 2019 Menganalisa Kadar Asam Lemak Bebas


(ALB)

22 SELASA,04 Maret 2019 Menganalisa Losses minyak sawit

23 RABU,06 Maret 2019 Menganalisa kadar air

24 KAMIS,07 Maret 2019 LIBUR

25 JUM’AT,08 Maret 2019 Menganalisa minyak pengiriman

40
26 SABTU,09 Maret 2019 Membuat larutan KOH

27 SENIN, 11 Maret 2019 Menganalisa Normalitas

28 SELASA 12 Maret 2019 Memisahkan daging dari brondolan

41
JURNAL KEGIATAN DI PTPN XIII PKS SAMUNTAI BULAN KE-3

NAMA : YULIANA RIZKI

NIS : 2017.2157

NAMA : HENI SAWITRI

NIS : 2017.2019

NAMA : MARNI

NIS : 2017.2135

KELAS : XI APL (ANALISIS PENGJIAN LABORATORIUM)

NO HARI/TANGGAL JENIS KEGIATAN KET

1 RABU, 13 Maret 2019 Menghitung minyak dari losses

2 KAMIS, 14 Maret 2019 LIBUR

3 JUM’AT, 15Maret Menganalisa kadar kotoran inti CPO produksi


2019

4 SABTU,16 Maret 2019 Melakukan pemisahan cangkang dari Light Tenera


Dust Seruting (LTDS)

5 SENIN,18 Maret 2019 Menganalisa minyak RO atau CPO dalam senter


pius

6 SELASA,19 Maret Menganalisa ALB inti produksi


2019

42
7 RABU,20 Maret 2019 Menguji kadar minyak dalam berondolan

8 KAMIS,21 Maret 2019 Menganalisa kadar air inti sawit

9 JUM’AT,22 Maret Memisahlan Ripple Mill dari cangkang


2019

10 SABTU, 23 Maret Menganalisa mutu inti minyak sawit


2019

11 SENIN, 25 Maret 2019 Menganalisa Kadar Asam lemak Bebas (ALB)

12 SELASA, 26 Maret Menganalisa Losses minyak sawit


2019

13 RABU,27 Maret 2019 Menganalisa losses minyak inti

14 KAMIS,28 Maret 2019 Menganalisa minyak tangki timbun

15 JUM’AT,29Maret 2019 Menganalisa minyak pengiriman

16 SABTU,30Maret 2019 Pembuatan larutan KOH

17 SENIN,01 April 2019 Menganalisa Normalitas

18 SELASA,02April 2019 Memisahkan daging dari brondolan

19 RABU,03 April 2019 LIBUR

20 KAMIS,04 April 2019 Menganalisa ALB

21 JUM’AT05 April 2019 Menganalisa kadar air

22 SABTU,06 April 2019 Membuat normalitas

23 SENIN, 08 April 2019 Menganalisa ALB

24 SELASA,09 April 2019 Menganalisa Minyak Tangki Timbun

43
25 RABU, 10 April 2019 MEMBUAT LAPORAB PRAKTIKUM

26 KAMIS, 11 April 2019 MEMBUAT LAPORAN PRAKTIKUM

27 JUM’AT, 12 April MEMBUAT LAPORAN PRAKTIKUM


2019

28 SABTU,13 April 2019 Menganalisa kadar kotoran

44
Gambar 1.1. Sand Trap Tank

45
Gambar 1.2.Ripple Mill

Gambar 1.3. Loading Ramp

46
Gambar 1.4.CST

Gambar 1.5.Auto Feeder

47
Gambar 1.6.Lori

Gambar 1.7.Sparator

48
Gambar 1.8.Sludge Sprator

49
Gambar 1.9.Stasiun P erebusan

50
Gambar 2.1. Inclined conveyor

51
Gambar 2.2.Cawan Porselin

52
Gambar 2.3.Fruite Elevator

53

Anda mungkin juga menyukai