1
B. BATASAN MASALAH
2
2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan
perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak sekolah
dengan pihak perusahaan.
3
BAB II PROFILE COMPANY
Kantor Diseki PTPN XIII pada awal oprasinya ( Maret s/d juli
1996 ) menetapi Kantor Eks. LO PTP 7. Karena gedung tersebut akan di
robphkan maka kantor direksi berpinah sementara waktu ke Kantor PT.
POS Indonesia selama tahun 1996 s/d 1998. Kemudian setelah
pembangunan gunung Kantor Direksi PTPN XIII pindah kejalan sultan
Abdurrachman No. 11 Pontianak. Kalimantan Barat.
Visi dan Misi merupakan suatu acuan untuk mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan, untuk itu dalam mendirikan suatu perusahaan baik
manufaktur maupun jasa harus mempunyai visi dan misi yang jelas
4
A.VISI
B. MISI
5
BAB III LANDASAN TEORI
Percobaan I
gr sampel
A. Alat
3. Tabung erlenmenyer
5. Gelas ukur 25 ml
B. Bahan
1. Contoh minyak
2. Alkohol 96%
5. Hexsan (selsol)
6
BAB IV PROSEDUR ANALISIS (SOP)
3. Menyiapkan KOH 0,1 N dalam alkohol, dan dilarutan Asam Oxsalt 0,1 N.
4. Normalisasi KOH
A. Alat
B. Bahan
1. CPO
2. N-Heksan/selsol
C. Prosedur analisa
7
2. Meambah contoh minyak ± 45 ºC di atas dapur pemanas kemudian kocok
hingga merata
A. Alat
2. Kertas Saring
6. Tangaki Pengaduk
8. Oven
B. Bahan
1. N – Heksan (Selsol)
C. Prosedur analisa
hingga rata
8
diketahui beratnya
7. Keringkan goach filter dalam oven selama 1 jam dengan suhu 105ºC atau
selama 15 menit dengan suhu 130ºC
A. Alat
1. Dapur Penguap
2. Neraca Analitik
3. Erlenmeyer
4. Buret 50 ml
B.Bahan
1. Alcohol 96%
2. Indicator PP 1%
3. Larutan KOH 0,1%
4. Minyak inti sawit
C. Prosedur analisa
9
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menganalisa Alb inti sawit sama seperti analisa ALB minyak sawit
A. Alat
B. Bahan
1. Inti sawit
C.Prosedur ANALISA
A. Alat
1. Neraca2 desimal
2. Landasan
3. baki
B. Bahan
1. Inti sawit
10
C. Prosedur analisa
1.2.1.Analisa MPD
A. Alat
1. Timbangan kapasitas 2 kg
2. Timbagan duduk kapasitas 10 kg
3. Cawan porselin
4. Soxhlet ekstrasi
5. Oven
6. Tungku pemanas
7. Washing bottle& plaks
8. Timble & kertas saring
9. Pelarut selsol
10. Pisau
11. baki
B. Bahan
C. Prosedur analisa
11
9. Menimbang biji bersih dan daging dikeringkan menggunakan oven
10. Menimbang daging luar disayat-sayat kemudian dicampur dengan daging
buah yang dikupas dengan pisau dengan 1:1 dan ditimbang
11. Menimbang cawan kosong
12. Ambil daging buah yang sudah dicampur sekitar 10 gram masukn kedalam
13. Masukan cawan+sampel kedalam oven bersuhu 105 ºC selama 3 jam
14. Menimbang cawa+sampel yang telah diove
15. Menimbang plaks kosong
16. Membungkus daging buah dengan kertas saring kemudian masukan
kedalam timble dan tutup dengan kapas
17. Masukan kedalam soxhlet ekstrasi
18. Timbang pleks kosong
19. Mengisi plaks dengan pelarut selsol sebanyak 200 ml
20. Menekstrasi sampel daging buah yang telah dioven selama 4-6 jam
21. Mengeringkan pelarut selsol sisa hasil ekstrasi sambil dihembus dengan
washing bottle sampai minyak dalam plaks nampak jernih
22. Menimbang minyak+plaks
K = (L+M)xNxP)x 100%
O
12
R= Potensi randemen inti thd TBS(%)
A. Alat
1. Cawan penguap
3. Oven
4. Desikator
5. Soxlet ekstraksi
6. Batang pengaduk
7. Kapas
8. Kertas timble
9. Beaker glass
B. Bahan
1. Drab akhir
2. N-Heksan/sensol
C. Prosedur Analisa
13
4. Memasukkan kedalam oven dengan suhu 150 °C selama 180 menit (3 jam
atau dengan suhu 130º C selama 60 menit (1 jam)
7. Mengeringkan sisa heksan yang ada dalam flaks kemudian di oven sampai
kering
2.4.2. Biji
A. Alat
1. Cawan penguap
3. Oven
4. Desikator
5. Soxlet ekstraksi
6. Kapas
7. Kertas kering
8. Kertas timble
9. Baki
B.Bahan
1. Biji
2. N-Heksan/shelsol
14
C. Prosedur Analisa
2. Mengambil dari biji setiap 2 jam, dan campuran sambal di aduk - aduk
4. Memasukkan biji kedalam oven dengan suhu 105 °C selama 180 menit (3
jam atau dengan suhu 130º C selama 60 menit (1 jam)
7. Mengeringkan sisa heksan yang ada dalam flaks kemudian di oven sampai
kering
2.4.1. Analisa Ph
A. Alat
1. kertas lakmus/kertas pH
2. beaker glass
B. Bahan
1. Air
C. Prosedur Analisa
15
3. Menunggu selama satu menit
Catatan :
Persamaan warna pada kertaas lakmus dengan skala pH menunjukkan kadar Ph.
A. Alat
1. TDS meter
3. Beaker glass
B.Bahan
1. AIR
2. TDS meter
3. Aquadest
C. Prosedur Analisa
5. Menunggu 3 – 5 menit.
16
CATATAN :
Angka yang terlihat dalam TDS meter menunjukkan kandungan solid dalam air
A. Alat
1. Beaker glass
3. Botol tetes
4. Gelas
B. Bahan
1.
2. Air
5. Kalsium hardnes
C. Prosedur Analisa
17
3. Memasukkan spatula total hardnes indicator, dan homogenkan (sampai
akan berwarna merah atau ungu )
A.Alat
2. Botol tetes
3. Gelas ukur
B. Bahan
4. Air
6. Indikator PP
C. Prosedur analisa
10. Menitrasi dengan alklinty titran atau TS3 sampai tak berwarna. Catat ml
volume titrasi sebagai hitungan P alklinity (titrasi pertama)
18
12. Menitrasi dan dilanjutkan kembali dengan alkalinity titran atau TA3 di
atas sampai larutan berwarna orange.catat ml volume titrasi sebagai
perhitungan M ( total) alkalinity (titrasi kedua)
Catatan :
A. Alat
1. Beaker glass
3. Botol tetes
4. Gelas ukur
B. Bahan
1. Air
2. Clorida titran
3. Porassium cromate
C. Prosedur Analisa
19
3. Sampel akan berwarna kuning maka titrasi dengan chloride titran sampai
berubah warna orange atau orange kecoklatan
Catatan
n : jumlah tetesan x 10
A. Alat
2. Botol tetes
3. Gelas ukur
B. Bahan
1. Air
3. Sodium citrate
A. Prosdur Analisa
Catatan : warna yang sama antara contoh air dan disk menunjukan kadar silika
(angka dalam disk)
20
Catatan : khusus untuk air boyler angka dalam disk x
1. TUJUAN
2.DASAR TEORI
21
lambat ke tanah melalui mikroorganisme sehingga efektif dalam mendaur
ulang unsur hara (Kamtoyo, 2004).
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang mencapai 230 kg dari setiap
ton TBS yang diolah. Jumlah ini sangat besar dan menggunung di pabrik-
pabrik kelapa sawit
2.1Tandan Kosong
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah Limbah Pabrik Kelapa
Sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS
menghasilkan 230 kg tandan kosong kelapa sawit. Pengolahan dan pemanfaatan
TKKS oleh pabrik kelapa sawit masih sangat terbatas. Alternatif lain dengan
menimbun (open dumping) untuk dijadikan mulsa di perkebunan kelapa sawit
atau diolah menjadi kompos (Wisda, 2013).
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) merupakan hasil sampingan dari
pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai
pupuk, bahan baku pembuatan matras dan media untuk pertumbuhan jamur dan
tanaman (Iriani, 2009).
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah terbesar yang dihasilkan
oleh perkebunan kelapa sawit. Jumlah tandan kosong mencapai 30-35 % dari
berat tandan buah segar setiap pemanenan. Namun hingga saat ini, pemanfaatan
limbah tandan kosong kelapa sawit belum digunakan secara optimal (Hambali,
dkk, 2007).
Di pabrik minyak kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit hanya dibakar
dan sekarang telah dilarang karena adanya kekhawatiran pencemaran lingkungan,
atau dibuang sehingga menimbulkan keluhan/masalah karena dapat menurunkan
kemampuan menyerap air. Di samping itu, tandan kosong kelapa sawit yang
membususk di tempat akan menarik kedatangan jenis kumbang tertentu yang
22
berpotensi merusak pohon kelapa sawit hasil peremajaan di lahan sekitar tempat
pembuangan (Roliadi dan Fatriasari, 2011).
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang
dihasilkan pabrik/industri pengolahan minyak kelapa sawit. Produksi Indonesia
minyak kelapa sawit kasar Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun. Secara
bersamaan dihasilkan pula limbah TKKS dengan
potensi sekitar 2,5 juta ton per tahun
2.2.Oil Losses
Oil losses adalah kandungan minyak yang msih tersisa pda suatu produk
atau limbah dari proses produksi CPO, contohnya kandungan minyak pada
tandan kosong , fibre, dab sludge. Istilah dari losses yaitu kehilangan ,
pada setiap proses produksi yang terjadi pada proses produksi yang terjadi
pada setiap pabrik selalu terjadi kehilangan (losses). Hal ini merupakan hal
yang yang lazim yang terjadi dan tidk bisa dicegah, tetapi tentu saja perlu
dipikirkan bagaimana meminimalkan losses tersebut.
Adapun titik losses pada pabrik kelapa sawit antara lain oil in heavy phase pada
separator , oil dalam fibre cyclone,press USB, oil in wet nut dan oil dalam tandan
kosong pada empty buch press. Untuk dapat meminimalkan losses tersebut maka
diperlukan analisa yang baik dan teliti untuk dapat mengetahui dan megantisipasi
agar tidak terjadi losses dalam ukuran yang berlebihan. Di pabrik ini telah
diperlukan batasan yang menjadi parameter terhadap losses yangb terjadi itu
masih Dlam katagori standar/normal. Penyebab oil losses pada tandan kosong
yaitu tingkat kematangan buah dan metode perebusan buah, tekanan alat press
(empty bunch press), kelalaian operator, dan efisiensi alat
23
2.3.Heksan/Pelarut
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14
(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks–
merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran –ana
berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan
atom-atom karbon tersebut.Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering
digunakan sebagai pelarut organik yang inert.Heksana juga umum terdapat pada
bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil.
Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak
larut dalam air.
Kegunaan
Dalam industri, heksana digunakan dalam formulasi lem untuk sepatuk kulit, dan
pengatapan.Heksana juga digunakan untuk mengekstrak minyak masak dari biji-
bijian, untuk pembersihan dan penghilang gemuk, dan produksi tekstil.
24
Penggunaan laboratorium khas heksana ialah untuk mengekstrak kontaminan
minyak dan lemak dari air dan tanah untuk analisis. Karena heksana tidak dapat
dideprotonasikan dengan mudah, maka ia digunakan di laboratorium untuk reaksi-
reaksi yang melibatkan basa sangat kuat, seperti pembuatan organolitium,
misalnya Butillitium secara khas disuplai sebagai larutan heksana.
Sokletasi atau Ekstraksi Soxhlet adalah metode ekstraksi untuk bahan yang
tahan pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam
sebuah kantung ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas
yang bekerja kontinu (Voigt 1995).
25
memisahkan senyawa dari substansi yang larut. Keuntungan dari sistem ini
adalah bahwa bukan bagian yang banyak pelarut yang hangat melewati sampel,
hanya satu batch pelarut didaur ulang. Metode ini tidak dapat digunakan untuk
senyawa termolabil sebagai pemanasan berkepanjangan dapat menyebabkan
degradasi senyawa (Nikhal 2010).
Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi
pada ekstraksi padat cair, syarat syarat harus dipenuhi.
26
kecil. Bila hal itu terjadi tidak dapat dipastikan bahwa bahan ekstraksi cukup
permeabel untuk pelarut.
Laju alir
Kecepatan alir perut sedapat mungkin harus lebih besar dibanding dengan
laju alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera di angkut keluar
dari permukaan bahan padat.
Suhu
Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi
Waktu
27
b. Sampel yang dicincang halus dimasukkan ke dalam timbel
sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya saluran
– saluran pada penambahan pelarut.
3.1 Alat
1. cawan
2. neraca
3. oven
4. selang keluar
28
5. selang masuk
6. kertas kering
7. hot plate
9. sifon
10. pipa f
12.kondesor
13.erlenmenyer
3.2 Bahan
2. hexsan
5.Menimbang lagi cawan yang sudah diisi sampel dan mencatat hasilnya
29
9. Mengekstraksi sampel menggunakan larutan heksan selama 5 jam
4. Data pengamatan
8 Februari 2019
12 Februari 2019
30
URAIAN BERAT MASSA (gr)
15 Februari 2019
31
URAIAN BERAT MASSA (gr)
32
5.PEMBAHASAN
Oil Losses adalah suatu analisa kehilangan minyak atau kandungan yang
masih tersisa pada suatu bahan sisa dari hasil proses produksi. Oil Losses dapat
dilihat dari persentase Oil Wet Bassis yang dapat diketahui dengan metode
ekstrasi sokhlet. Hal ini merupakan hal yang lazimyang terjadi dan tidak bisa
dicegah, akan tetapi tentu saja perlu dipikirkan bagaimana meminimalkan oil
losses tersebut sangat diperlukan analisa yang baik dan teliti untuk dapat
mengetahui dan mengantisipasi agar tidak terjadi oil losses dalam ukuran yang
berlebihan.
Berdasarkan hasil pencobaan analisa oil losses dengan metode ekstrasi sokhlet
yang telah dilakukan pada tanggal 8 Februari 2018 dengan waktu 5 jam yaitu
0,48%. Dari data yang didapat pada percobaan dengan waktu 5 jam pada hari
yang berbeda yaitu pada tanggal 12 Februari 2018 sebesar 0,36%, tanggal 15
Februari 2018 sebesar 0,46%.
Dari data tersebut dapat kita ukur seberapa banyak hilangnya minyak yang
terdapat pada tandan kosong. Selain itu juga dapat digunakan untuk memantau
tingkat kematangan TBS hingga mengetahuihilangnya minyak yang terjadi karena
cara perebusan.
Proses yang dilakukan pada analisa ini adalah Ekstrasi, yang bertujuan sebagai
proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari campurannya dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
33
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
PTPN XIII didirikan pada tanggal 01 Juni 1991 dengan ijin mendirikan bagungan
IMB dari Bupati KDH Tk.II Paser Nomer 647/036/bangunan tahun 1992 Tanggal
02 Mei1992. PTPN XIII terletak di Desa Samuntai, Kecamatan Long Ikis,
Kabupaten paser, Kalimantan Timur.Produk yang dihasilkan di Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) PTPN XIII adalah berupa minyak Kelap Sawit mentah atau crude
palm oil (CPO) dan inti kelapa sawit (karnel). Proses pengolahan kelapa sawit
terdiri dari beberapa stasiun antara lain Stasiun loading ramp (penerimaan buah),
Stasiun Sterilizer (perebusan), Stasiun Stasiun threshing (penebah), Stasiun press
(kempa), Stasiun klarifikasi (pengolahan minyak), dan Stasiun karnel (pengolahan
biji). Produk-produk kemudian akan dikirim ke Tanah Merah. PTPN XIII
memiliki Laboratorium untuk mengalisa seluruh kualitas, baik CPO dan Karnel
ataupun proses control pengolahan Kelapa Sawit.
B. SARAN
Adapun saran dalam praktikum ini sebaiknya praktekan dengan teliti
dalam mentitrasi karena sangat mempengaruhi hasil yang didapat.
34
DAFTAR PUSTAKA
Bailey , A.E. 1979 industrial oil and fat produksi. Edisi IV . John Wiley and
Sons,Toronto
https://www.mesinpks.com/sekilas-rangkuman-proses-pengolahan-pabrik-
kelapa-sawit/
35
JURNAL KEGIATAN DI PTPN XIII PKS SAMUNTAI BULAN KE-1
NIS : 2017.2157
NIS : 2017.2019
NIS : 2017.2135
NIS : 2017.2157
36
2019
37
2019
25 SELASA, 05 FEBUARI
2019
LIBUR
38
JURNAL KEGIATAN DI PTPN XIII PKS SAMUNTAI BULAN KE-2
NIS : 2017.2157
NIS : 2017.2019
NAMA : MARNI
NIS : 2017.2135
39
9 SENIN,18 Februari 2019 Memisahkan daging dari brondolan
40
26 SABTU,09 Maret 2019 Membuat larutan KOH
41
JURNAL KEGIATAN DI PTPN XIII PKS SAMUNTAI BULAN KE-3
NIS : 2017.2157
NIS : 2017.2019
NAMA : MARNI
NIS : 2017.2135
42
7 RABU,20 Maret 2019 Menguji kadar minyak dalam berondolan
43
25 RABU, 10 April 2019 MEMBUAT LAPORAB PRAKTIKUM
44
Gambar 1.1. Sand Trap Tank
45
Gambar 1.2.Ripple Mill
46
Gambar 1.4.CST
47
Gambar 1.6.Lori
Gambar 1.7.Sparator
48
Gambar 1.8.Sludge Sprator
49
Gambar 1.9.Stasiun P erebusan
50
Gambar 2.1. Inclined conveyor
51
Gambar 2.2.Cawan Porselin
52
Gambar 2.3.Fruite Elevator
53