Penulis : Jakpariyanto
Universitas Sriwijaya
PENDAHULUAN
Dewasa ini dunia industri telah mencapai perkembangan yang sangatlah pesat.
Pada zaman yang sedang kita jalani sekarang ini telah masuk kepada Revolusi Industri 4.0
"perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi suatu barang atau
produk". Proses permesinan adalah salah satu bagian dalam dunia industri , sebagai alat
yang digunakan untuk mengurangi volume benda kerja melalui penyayatan pada perputaran
benda silindris atau yang kita kenal sebagai mesin bubut sangat dibutuhkan dalam proses
permesinan. permintaan pasar mengenai kebutuhan akan komponen penyusun mesin yang
berbentuk pola yang diinginkan. Ketepatan dan keakuratan ukuran sayatan sangatlah
menentukan hasil dari tingkat standar ISO yang trlah disepakati bersama didunia
internasional.
Mesin bubut konvensional pada proses pemakanan benda kerja dilakukan dengan
gerak translasi sejajar dimana pahat bubutlah sebagai mata potongnya.Mesin bubut
konvesional ini merupakan salah satu jenis dari mesin perkakas yang biasa digunakan
didalam industri.Pada Jenis pembubutan bermacam-macam sehingga menghasilkan produk
yang bermacam-macam juga seperti baut,sambungan pipa,kunci rachet,bearing dan drat tirus
.Pengoperasian mesin ini mudah tapi buruk dalam efisiensi waktu
Maka dari itu pengoperasian yang mudah pada mesin ini harus dimaksimalkan dengan
cara menunjuk operator yang sudah profesional agar pembuangan waktu yang banyak dalam
pengoperasiannya dapat diminimalisir
PEMBAHASAN
Mesin bubut konvensional termasuk mesin perkakas yang digunakan dalam dunia
industri untuk menyayat benda yang diputar dimana pengoperasian mesin bubut konvensional
dilakukan secara manual. Prinsip kerja mesin bubut adalah, material benda kerja berputar &
tercekam pada alat pencekam, dan alat potong / pahat bergerak memotong material benda
kerja hingga menjadi bentukan sesuai dengan tuntutan gambar kerja. Secara umum bubut
sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.Gerakan putar dari benda disebut gerak potong
relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Proses bubut sendiri menurut
buku General Machinist Theory (2011) merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
untuk mendapatkan bentuk dan ukuran dengan menggerakan pahat baik sejajar maupun tegak
lurus sumbu putar dari benda kerja. Diindustri sendiri mesin bubut konvensional masih sering
digunakan untuk membuat berbagai orderdil-orderdil yang sangat dibutuhkan didalam dunia
permesinan, mesin ini masih dipergunakan didalam permesinan meskipun pada zaman
sekarang karena permintaan akan kebutuhan-kebutuhan yang menggunakan menggunakan
mesin bubut konvensional masih tinggi dan juga mesin ini memiliki kelebihan-kelebihan
yang tidak dimiliki oleh mesin modern,didalam industri sendiri penggunaan mesin ini bisa
digunakan dalam skala besar dan menggunakan satu pengoperasi pada setiap mesinnya, untuk
mengopersikannya dimesin bubut konvensional ini terdapat berbagai handle-handle yang
memiliki fungsi yang berbeda-beda juga,berikut beberapa handle-hendle mesin bubut
konvensional beserta fungsinya
Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin atau untuk
mengetahui peredaran oli pada mesin.
Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle mesin.
Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas kecepatan
putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch ) pada ulir.
Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan proses
pembubutan ulir
.Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak penampung
pendingin ke kran pendingin.
Saklar pompa oli : sebagai saklar nyalanya pada pompa oli.
Saklar motor mesin : sebagai saklar nyalanya motor listrik mesin.
Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan mendadak.
Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada eretan arah
melintang.
Spindle mesin : sebagai penggerak chuck ( penjepit benda kerja ) saat diputar.
Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.
Kran Pendingin : sebagai tempat keluarnya pendingin ke bagian benda kerja saat
dilakukan proses pembubutan.
Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat benda
kerja atau arah maju-mudur.
Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.
Tuas otomatis arah memanjang : sebagai tuas saklar
Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat benda
kerja atau arah kanan-kiri.
Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan tirus.
Mesin bubut jenis ini bisa dikatakan konvensional dikarnakan mesin bubut ini belum
menggunakan perintah-perintah kode yang biasa digunakan pada mesin bubut Computer
Numerical Control alias mesin ini masih menggunakan keterampilan manusia secara murni
dengan mengkontrolnya menggunakan handle-handle yang telah tersedia,selain itu
penggunaan alat potong berupa mata pahat menjadikan mesin ini jauh dari kata modern
walaupun putaran benda kerja pada mesin ini bisa dilakukan secara otomatis tapi secara
konsep cara kerjanya tetap konvensional.
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas yang menggunakan pahat
sebagai alat potong. Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan
pada proses pembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat membuat benda
kerja dengan berbagai bentuk sesuai sesuai tuntutan pekerjaan,kemampuan pahat bubut
dalam melakukan pemotongan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya material
yang digunakan,geometris pahat bubut dan sudut potong pahat bubut. Pahat bubut adalah
penyayat yang digunakan pada mesin bubut. benda kerja bergerak berputar, disayat dengan
pahat yang dapat digerakkan kekiri, kekanan,atau kedepan sesuai dengan gerakkan
penyayatan yang diperlukan (wikipedia,2012).Berdasarkan prinsip kerja mesin bubut
konvesional yang melakukan sayatan pada benda kerja , pahat bubut dapat dikatakan sangat
vital bagi mesin bubut konvensional, tanpa pahat bubut mesin bubut konvensional tidak dapat
membuat sayatan pada benda kerja sehingga benda yang diinginkan tidak dapat
tercipta.Namun pada saat melakukan penyayatan pahat bubut perlu adanya penyesuaian
untuk bisa dapat menyayat sesuai pola yang diinginkan sehingga pahat bubut memiliki
beberapa jenis. Jenis pahat bubut itu bermacam-macam tergantung dari fungsinya. Hal ini
berarti bahwa 1 macam bentuk pahat bubut prinsipnya tidak boleh dipakai untuk berbagai
macam pengerjaan.Misalnya pahat bubut rata digunakan untuk membubut permukaan
memanjang benda kerja atau digunakan untuk memotong atau membuat ulir, dan lain-lain.
Operator wajib tahu apa saja jenis pahat bubut yang digunakan dalam proses pembubutan.
Karena setiap teknik dasar pembubutan membutuhkan jenis pahat yang berbeda-beda.pahat
yang berbeda-beda dalam teknik pembubutan ini akan menutut operator mesin bubut
konvensional untuk memiliki macam-macam bentuk pahat bubut dan hal ini dapat
mempersulit operator jika pahat bubut yang akan dipergunakan tidak sesuai dengan yang
diinginkan, sehingga disini operator dapat membentuk sendiri pahat bubut yang akan
digunakan dengan cara mengasah/ membentuk bahan pahat dari logam yang memiliki sifat
keras,Sifat paling utama yang dibutuhkan oleh alat potong adalah keras. Agar dapat
memotong/ menyayat bahan benda kerja/ material dengan baik, alat potong harus memilki
sifat lebih keras dari benda kerja/ row material. Pemotongan/ penyayatan dengan alat potong
keras, selain dapat melakukan pemotongan dengan baik juga alat potong tidak lentur/ stabil.
Tingkat kekerasan material benda kerja maupun alat potong yang ada sekarang ini sudah
cukup bervariasi, sehingga kita tinggal memilih material alat potong yang kita butuhkan
disesuaikan dengan bahan benda kerja (row material) yang akan dikerjakan.Sifat yang kedua
adalah ulet,Sifat ulet sangat diperlukan pada suatu alat potong, terutama untuk mengatasi/
menetralisir adanya beban kejut dan getaran yang mungkin muncul sewaktu pemotongan/
penyayatan terjadi. Sifat ulet ini menyebabkan pahat mampu untuk mengalami pelenturan
atau defleksi yang bersifat elastis. Meskipun dapat melentur pahat diharapkan tetap stabil dan
kokoh, defleksi hanya diperlukan untuk mengurangi efek dari beban kejut.selain itu bahan
pahat juga harus memiliki sifat tahan panas, Setiap alat potong pada saat digunakan untuk
melakukan pemotongan/ penyayatan akan timbul panas, hal ini tarjadi karena adanya gesekan
akibat pemotongan). Besarnya panas yang ditimbulkan secara dominan tergantung dari
kecepatan potong (cutting speed), kecepatan pemakanan (feed), kedalaman pemakanan (depth
of cut), putaran mesin (Revolution per menit – Rpm), jenis bahan benda kerja yang dikerjakan
dan penggunaan air pendingin. Dan sifat terakhir yang harus dimiliki bahan pahat bubut
adalah tahan aus,Penampang ujung pahat bubut yang kecil dan runcing, mudah sekali untuk
mengalami keausan. Sifat ini tidak bias terlepas/ erat kaitanya dengan sifat yang lain yaitu
kekerasan, keuletan dan tahan panas, akan tetapi merupakan hal yang berdiri sendiri.jika
semua sifat bahan tersebut dapat terpenuhi maka pahat bubut dapat dibuat.
KESIMPULAN/SARAN
Setelah penulis membaca dan menganalisa beberapa jurnal tentang teknik mesin, penulis
dapat menyimpulkan bahwa mesin bubut konvensional salah satu jenis mesin perkakas yang
digunakan diindustri, dimana mesin ini masih dioperasikan menggunakan tangan/tidak
menggunakan perintah dengan kode-kode komputerisasi, pada saat proses pembubutan terjadi
proses penyayatan pada benda kerja nah untuk melakukan penyayatan tersebut mesin bubut
menggunakan pahat sebagai mata potongnnya, didalam proses pembubutan juga terdapat
berbagai teknik pembubutan yang dilakukan untuk menciptakan pola benda kerja seesuai
dengan yang diinginkan seperti pembubutan boring, pembubutan facing, pembubutan drilling
dan pembubutan ulir.Kelebihan pada mesin bubut ada beberapa namun yang paling menonjol
adalah pengopersiannya yang relatif mudah sehingga operator hanya perlu untuk menguasai
skill membubutnya saja tapi mesin bubut juga memiliki kekurangan yang cukup berpengaruh
dalam manajemen waktu seeorang operator mesin bubut dikarnakan pada saat penyetelan
mesin bubut diperlukan waktu yang relatif lama.
Salah satu kekurangan yang sangat mempengaruhi manajemen waktu pada saat
pengoperasiannya adalah efisiensi waktu terutama pada saat penyetelah sehingga penulis
menyarankan agar mesin bubut konvensional ini dioperasikan oleh operator yang sudah
terbiasa dan ahli dalam pengoperasian mesin bubut agar proses penyetelan dapat dilakukan
lebih cepat tetapi tetap hasil yang maksimal yang menghasilkan benda kerja sesuai dengan
yang diinginkan