Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM

PEMBANGUNAN NASIONAL
Dosen pembimbing :
Dr. Ir. H. Darmawi, M.T, M.T

Disusun oleh : kelompok 5

1. Muhammad fakhri Kurniatama A.R


2. Muhammad haikal fatrin
3. Meiky ilham nugroho
4. Muhammad khalid
5. Putri indah yanti
6. Ran Odi Sando
7. Rofi Kurniawan
8. Thomas Ferdiyanto

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Penerapan Pancasila dalam Paradigma Pembangunan
Nasional Indonesia

LATAR BELAKANG
Semua negara di dunia mengusahakan setiap warga negaranya memahami
benar tentang dasar negaranya, sehingga kewarganegaraan menjadi efektif, (yaitu tahu
dan mentaati semua hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka dalam hidup
bermasyarakat bangsa dan bernegara) bahkan diharapkan mereka yang memperoleh
pendidikan tinggi, sebagai calon-calon pemimpin bangsa, mampu
mengidentifikasi-menganalisis-membuat kesimpulan serta solusi atas berbagai
permaalahan yang muncul dalam hidup bermasyarakat bangsa dan bernegara.
Pemahaman itu diupayakan melalui pendidikan, apakah melalui sekolah-sekolah, atau
pendidikan di luar sekolah, atau melalui kedua jalur itu. Lebih jauh lagi, melalui
pendidikan kewarganegaraan dapat ditumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan negara
di kalangan para pesertanya. karean itulah pendidikan kewarganegaraan akan menjadi
identitas nasional yang akan menjadi ciri suatu bangsa dan menjadi suatu kebanggaan
pada setiap warga negara itu sendiri .

Sebagai bangsa negara merdeka, negara Republik Indonesia mempunyai


nilai filosofis ideologisdan konstitusional sebagai asas normatif fundamental serta
sumber motivasi dan cita – cita nasional. Nilai fundamental ini adalah pandangan
hidup bansa dan filsafat negara yang tertuang dalam pembukaan Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian nilai tersebut yang kita
kenal dengan pancasila. Pancasila pada hakekatnya menjamin kesatuan bangsa,
kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Pancasila juga mengakui dan menjamin
kebhinekaan kita sebagai rakyat indonesia dalam mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara sekaligus melaksanakan pembangunan nasional sebagai upaya
berkelanjutan mencapai tujuan nasional negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai
dasar negara Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di wujudkan
melalui pelaksanaan penyelenggaran negara yang berkedaulatan rakyat dan
demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Penyelenggaran negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional
dalam segala aspek kehidupan bangsa oleh penyelenggara negara bersama segenap
rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengertian Paradigma Pembangunan
Istilah Paradigma pada awalnya berkembang dalam ilmu pengetahuan
terutama dalam kaitannya dalam filsafat ilmu pengetahuan. Secara harfiah (etimologis)
istilah mengandung arti model, pola atau contoh. Dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia, paradigma diartikan sebagai seperangkat unsur bahasa yang sebagian
bersifat tetap dan yang sebagian berubah-ubah. Paradigma juga diartikan sebagai
suatu gugusan sistem pemikiran. Secara terminologis tokoh yang mengembangkan
istilah paradigma adalah Thomas S. Khun. Menurut pendapatnya, paradigma tidak
lain merupakan asumsi – asumsi teoritis yang umum ( merupakan suatu sumber nilai )
yang merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu
pengetahuan tersebut. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya
di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum,
sosial dan ekonomi.

Istilah pembangunan menunjukan adanya pertumbuhan, perluasan ekspansi


yang bertalian dengan keadaan yang harus digali dan dibangun agar dicapai kemajuan
dimasa yang akan datang. Didalam proses pembangunan terdapat perubahan yang
terus menerus diarahkan untuk menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang
diciptakan. Dengan kata lain, pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang
direncanakan dan mencakup semua aspek kehidupan untuk ,mewujudkan tujuan hidup.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum paradigma
pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan sistem berfikir sebagai
upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita
kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik.

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir,


kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan,
tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.

Kita tentunya tahu rumusan Pembukaan Undang – Undang dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 alenia IV. Dalam rumusan tersebut dinyatakan
bahwa tujuan negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia; memajukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian,
paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam
kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila
secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek
pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas
pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi nasional.

Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia.


Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia
yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
· susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
· sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
· kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk
tuhan.

Berdasarkan hal itu, Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan


kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,
berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Dalam pelaksanaanya, pembangunan nasional mengacu pada kepribadian bangsa dan
nilai – nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju serta kokoh kekuatan moral dan etikanya. Oleh
sebab itu, untuk mencapai semua itu bangsa dan negara Indonesia harus menjadikan
pancasila sebagai paradigma pembangunan.

Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Pembangunan

Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation. Secara harfiah


reformasi memiliki makna suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau
menata kembali hal – hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau
bentuk semula sesuai dengan nilai – nilai ide yang diciptakan rakyat.

Gerakan reformasi biasanya dilandasi oleh nilai – nilai dasar yang terkandung
dalam ideologi nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, gerakan reformasi yang
sedang dijalankan di Indonesia tentu saja tidak boleh menyimpang dari nilai – nilai
fundamental negara yang terkandung dalam pancasila.

Dengan kata lain, gerakan reformasi di Indonesia harus tetap diletakkan dalam
kerangka perspektif pancasila sebagai landasan dan cita – cita Ideologi. Hal ini
dikarenakan, tanpa ada suatu dasar nilai yang jelas, maka suatu gerakan reformasi
akan mengarah pada suatu disintegrasi, anarkisme, brutalisme, serta pada akhirnya
menuju kehancuran bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, gerakan reformasi
yang berlangsung di Indonesia harus merupakan gerakan reformasi yang
berperspektif pancasila, yaitu:

 Reformasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.


 Reformasi yang berkemanusiaan yang adil dan beradab.
 Semangat reformasi harus berdasarkan pada nilai persatuan.
 Semangat dan jiwa reformasi harus berakar pada asas kerakyatan.
 Visi dasar gerakan reformasi harus jelas.

Pancasila Sebagai Paradigma pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


( Iptek )

Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek mengandung pengertian


bahwa pancasila memberikan dasar nilai bagi pembangunan Iptek demi kesejahteran
manusia. Dengan kata lain, dalam pengembangan Iptek, pancasila harus dijadikan
sumber nilai, kerangka berfikir serta dasar moralitas. Adapun hakekat pancasila
sebagai paradigma pembangunan Iptek adalah sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Memberikan dasar atau landasan bahwa pembangunan Iptek tidak hanya
memikirkan apa yang ditemukan atau diciptakan, tetapi juga harus
mempertimbangkan maksud dan akibat bagi manusia dan lingkungannya. Pengolahan
diimbangi dengan melestarikan. Sila ini menempatkan manusia dialam semesta bukan
sebagai pusatnya, melainkan sebagai bagian sistematik dari alam yang diolahnya.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradap


Memberikan landasan bahwa pembngunan Iptek harus bersifat beradap dan
diabadikan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu,
pembangunan Iptek harus didasarkan kepada tujuan dasarnya untuk mewujudkan
kesejahteraan manusia serta peningkatan harkat dan martabat manusia.

3. Sila persatuan Indonesia


Memberikan arahan bahwa pembangunan iptek hendaknya dapat
mengembangkan nasionalisme, kebesaran bangsa dan keluhuran bangsa sebagai
bagian umat manusia.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
Mendasari pembangunan iptek secara demokratis. Artinya, setiap ilmuwan
harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan Iptek. Selain itu dalam
pembangunan Iptek, setiap ilmuwan harus menghormati dan menghargai kebebasan
orang lain dan harus ,memiliki sikap terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji
ulang maupun dibandingkan dengan teori lainnya.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Mengkomplementasikan pembangunan iptek haruslah menjaga keseimbngan
keadilan dalam kehidupan kemabusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam
hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan
manusia lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia
dengan alam lingkungannya.

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan IPOLEKSOSBUDHANKAM

a) Pancasila sebagai Paradigma perkembangan Bidang Ideologi


Perkembangan ideologi di Negara kita, harus selalu diartikan sebagai
pengembangan Pancasila sebagai ideologi nasional. Dalam hal ini pancasila harus
dipandang ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda – tanda perkembangan
dan perubahan zaman. Dalam perkembangan ideologi pancasila, harus senantiasa di
perhatikan:

1) Kedudukan pancasila sebagai ideologi terbuka, yang berarti pancasila


merupakan bentuk ideologi yang idealis,relistis, dan fleksibel yang selalu terbuka
terhadap upaya – upaya pembangunan dirinya tanpa harus kehilangan jati dirinya
sebagai dasar negara Republik Indonesia.

2) Wawasan kebangsaan Indonesia ( nasionalisme ), yang berarti bansa


Indonesia bukan bangsa yang berdasarkan kepada ajaran agama tertentuserta tidak
pula memisahkan ajaran agama dalam proses penyelenggaran negara, tetapi bangsa
indonesia telah membangun suatu wawasan kebangsaan atau nasionalismebercirikan
kepribadian bansa indonesia sendiri, yaitu kebangsaan yang bebas dalam arti merdeka,
berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

b) Pancasila Sebagai Paradigma pembangunan Bidang Politik

Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara


dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang
santun dan bermoral.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa
Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin
diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila. Pemahaman untuk
implementasinya dapat dilihat secara berurutan-terbalik:
1. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya,
agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari;
2. Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam pengambilan
keputusan;
3. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan
konsep mempertahankan persatuan;
4. Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang
adil dan beradab;
5. Tidak dapat tidak; nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Proses pembangunan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa
ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila,
sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara seperti memfitnah,
memprovokasi, dan menghasut rakyat harus segera di akhiri. Selain itu, perwujudan
pancasila dalam pengembangan kehidupan politik dapat dilakukan dengan cara:

1. Mewujudkan tujuan negara demi peningkatan harkat dan martabat manusia


indonesia.
2. Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek dalam kehidupan politik, bukan
hanya sebagai objek politik penguasa semata
3. Sistem politik negara harus mendasarkan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan,
sehingga sistem politik negara harus mampu menciptakan sistem yang menjamin
perwujudan hak asai manusia.
4. Para penyelenggara negara dan para politisi senantiasa memegang budi pekerti
ke,manusiaan serta memegang teguh cita-cita moral rakyat Indonesia.

c) Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi


Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila
Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada
pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk
pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi
atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.
Perwujudan pancasila sebagai paradigma dan moralitas dalam pembangunan bidang
ekonomi dapat dilakukan dengan cara:
1) Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk
mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas kemanusiaan dan ketuhanan
2) Menghindari pengembangan ekonomi yang mengarah pada sistem monopoli
dan persaingan bebas
3) Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan yang
ditujukan untuk mencapai kesejahteraan rakyat secara luas.

d) Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial budaya

Pembangunan sosial budaya termasuk salah satu aspek pembangunan yang


penting dan senantiasa terus ditingkatkan kualitasnya. Apabila dicermati,
sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai puncak-puncak
kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan – kebudayaan di
daerah:
1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan
sosial dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap
warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan,
maupun golongannya;
3) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu
bangsa yang berdaulat;
4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah.
Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan
kepentingan perorangan;
5) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
Seperti halnya dalam pembangunan aspek yang lainnya, pancasila kembali
menjadi dasar moralitas utama untuk menyelenggarakan proses pembangunan dalam
aspek ini, yang dapat diwujudkan dengan cara:
1) Senantiasa berdasarkan kepada sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai
budaya yang dimiliki oleh masyarakat indonesia
2) Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan derajat kemerdekaan manusia
dan kebebasan spiritual
3) Menciptakan sistem sosial budaya yang beradap melaui pendekatan
kemanusian secara universal.

e) Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang pertahanan dan


keamanan

Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dapat terwujud salah satunya dengan
adanya sistem pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, pembangunan
dalam bidang pertahanan dan keamanan mutlak dilakukan dengan senantiasa
berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
pembangunan bidang ini dapat dilakukan dengan cara:
1) Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan kepada tujuan demi
tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
2) Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada tujuan demi
tercapainya kepentingan seluruh warga negara indonesia
3) Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak asai manusia,
persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan
4) Pertahanan dan keamanan negara harus dipruntukan demi terwujudnya
keadilan dalam kehidupan masyarakat.

f) Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum


Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa
tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga
rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan
pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta (sishankamrata).
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi,
yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:
1) Adanya perlindungan terhadap HAM,
2) Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar , dan
3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga
mendasar.
Dalam kaitannya dengan ‘Pancasila sebagai paradigma pengembangan
hukum’, hukum (baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk
tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila dalam Pancasila. Dengan
demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau
penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk
hukum merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan
merupakan perwujuan aspirasi rakyat).
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama


Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan
predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional.
Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari
beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih
dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita. Paradigma toleransi antar umat
beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif Piagam Madinah
pada intinya adalah seperti berikut:
1) Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu
komunitas (ummatan wahidah).
2) Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas
Islam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip:
 Bertetangga yang baik
 Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
 Membela mereka yang teraniaya
 Saling menasehati
 Menghormati kebebasan beragama.
Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:
1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi
yang didasarkan atas suku dan agama;
2) Pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam
menyelesaikan masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh
bersama. Dalam “Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama” (Ronald Robertson,
ed.) misalnya, mengatakan bahwa hubungan agama dan politik muncul sebagai
masalah, hanya pada bangsa-bangsa yang memiliki heterogenitas di bidang agama.
Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan
kondisi kesetabilan politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai
nilai-nilai tertinggi (ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan
mulai dan semakin jauh dari kompromi.
Dalam beberapa tahap dan kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak
semula bercirikan majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba
untuk membina kerunan antar masayarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan
sosial budaya seperti “Pela” di Maluku, “Mapalus” di Sulawesi Utara, “Rumah
Bentang” di Kalimantan Tengah dan “Marga” di Tapanuli, Sumatera Utara,
merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragama dalam masyarakat.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di
Indonesia yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan
dialog Vertikal. Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi
dialog untuk mencapai saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan
pengakuan akan sifat dasar manusia yang indeterminis dan interdependen.
Identitas indeterminis adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa
posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan
sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal budi, yang kreatif,
yang berbudaya.

Implementasi Pancasila sebagai Paradigma Kehidupam Kampus


Menurut kami, implementasi pancasila sebagai paradigma kehidupan kampus
adalah seperti contoh-contoh paradigma pancasila diatas kehidupan kampus tidak jauh
berbeda dengan kehidupan tatanan Negara. Jadi, kampus juga harus memerlukan
tatanan pumbangunan seperti tatanan Negara yaitu politik, ekonomi, budaya, hukum
dan antar umat beragama.
Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
maka sebagai makhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan suatu hasil
kreativitas rohani manusia.
Unsur jiwa manusia meliputi aspek akal, rasa,dan kehendak. Sebagai
mahasiswa yang mempunyai rasa intelektual yang besar kita dapat memanfaatkan
fasilitas kampus untuk mencapai tujuan bersama.
Pembangunan yang merupakan realisasi praksis dalam Kampus untuk
mencapai tujuan seluruh mahsiswa harus mendasarkan pada hakikat manusia sebagai
subyek pelaksana sekaligus tujuan pembangunan. Oleh karena itu hakikat manusia
merupakan sumber nilai bagi pembangunan pengembangan kampus itu sendiri.

KESIMPULAN
Hakekat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung
pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan pada
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dalam hidup berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat, pancasila harus mewarnai gerak langkah, sikap dan
perilaku kita. Sebagai landasan hidup pancasila harus dipahami secara mendalam,
menyeluruh, dan kontekstual negara Republik Indonesia mempunyai nilai filosofis
ideologis dan konstitusional sebagai asas normatif fundamental serta sumber motivasi
dan cita – cita nasional. Nilai fundamental ini adalah pandangan hidup bansa dan
filsafat negara yang tertuang dalam pembukaan Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian nilai tersebut yang kita kenal dengan
pancasila. Pancasila pada hakekatnya menjamin kesatuan bangsa, kemerdekaan dan
kedaulatan nasional.

Anda mungkin juga menyukai