Sainesia Edisi 01 - 2019 Final Lite5
Sainesia Edisi 01 - 2019 Final Lite5
(MULAI) HIDUP
BERDAMPINGAN
DENGAN BENCANA
Mangrove
Sang Penjaga Masyarakat
Pesisir Indonesia
Konservasi Ex Situ
Sakura Bukan Lagi
Hanya Milik Jepang
Transformasi
Tak Boleh Setengah Hati
Majalah Sainesia versi PDF
dapat diunduh di http://lipi.go.id/
Dari Redaksi
S
alah satu tugas kebangsaan LIPI sebagai lembaga ilmu pengetahuan terbesar
di Indonesia adalah membangun masyarakat yang rasional. Terlebih kalau
dikaitkan dengan kondisi Indonesia yang secara geografis memiliki alam
yang sangat menantang untuk dipelajari, dijaga, dilindungi, dieksplorasi
namun sekaligus juga diwaspadai.
Bagaimana mungkin kita bisa bersikap tidak peduli terhadap alam kita padahal kita
dikelilingi oleh titik-titik rawan bencana alam. Indonesia memiliki banyak gunung berapi
aktif, daerah rawan gempa, rawan longsor, daerah pantai yang rawan tsunami dan
sebagainya.
Berkaitan dengan “kekayaan” yang Indonesia miliki di atas, LIPI dan jajaran
ilmuwan di dalamnya selalu berusaha menjadi garda depan dalam berbagai aktivitas
penelitian, konservasi, pengembangan teknologi dan program edukasi bagi seluruh
masyarakat. Semua kegiatan tersebut diharapkan dapat membangun masyarakat yang
berpengetahuan layak untuk paham dan sadar akan kondisi alam Indonesia, sehingga
dapat hidup selaras berdampingan dengan alam tanpa merusaknya.
It is not the LIPI optimis masyarakat kita bisa merespons alam dengan lebih baik, karena jika
merunut pada sejarah, bangsa kita punya pengetahuan, bakat, dan sikap yang baik serta
strongest of rasional terhadap alam dan pergerakannya. Perlu disadari bahwa pergerakan alam yang
the species that menimbulkan bencana buat manusia, juga adalah pergerakan yang sama sehingga bumi
memiliki minyak, emas, serta kekayaan alam lainnya. Karenanya hidup berdampingan
survives, nor the
dengan alam adalah “keahlian” yang harus kita kuasai.
most intelligent Berbicara mengenai perubahan, saat ini LIPI sedang melakukan transformasi.
that survives. It Menjadi lebih baik adalah tujuan dari transformasi ini. LIPI diharapkan dapat menjadi
lembaga penelitian yang mengglobal dan memasyarakat. Mengglobal artinya LIPI harus
is the one that is menjadi wajah Indonesia di kancah penelitian dunia dengan temuan kebaruan dan karya
most adaptable to penelitian yang memenuhi standar dan norma komunitas ilmiah global. Memasyarakat
artinya LIPI harus menjadi wadah yang “dekat, hangat dan terbuka” bagi semua kalangan
change”
masyarakat Indonesia, dan hasil-hasil penelitian LIPI menjadi solusi nyata bagi berbagai
permasalahan di masyarakat.
(Charles Darwin, Dokter dan
ahli biologi dari Inggris Perubahan memang tidak selalu mudah diterima, dan sangat mungkin menimbulkan
1809-1882) reaksi, namun hal ini adalah hal yang wajar terjadi. Sewajarnya juga perubahan disikapi
dengan semangat untuk maju, menjadi lebih baik, dan untuk tetap tumbuh. Karena di
setiap perubahan terdapat sebuah kesempatan.
Dukungan dari seluruh sivitas LIPI dan masyarakat luas amat dibutuhkan dalam
perubahan ini. Semoga kontribusi LIPI dalam pengembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia semakin besar manfaatnya bagi Bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Salam Sainesia,
Nur Tri Aries Suestiningtyas
SAINESIA
SAINESIA Edisi
Edisi 01/
01/ 2019
2019 II 11
Daftar Isi
04. Cerita Utama
(Mulai) Hidup Berdampingan
dengan Bencana
12. Profile
Eko Yulianto: “Tugas Kebangsaan
LIPI Adalah Membangun
Masyarakat Rasional”
22. Inovasi
LIPI WISELAND, Teknologi
Nirkabel Pemantau dan
h.04
Pendeteksi Gerakan Tanah
26. Milenial dan Sains
Menuju PIRN 2019 di Banyuwangi
(MULAI) HIDUP
BERDAMPINGAN
DENGAN BENCANA
Mangrove
h.16
Sang Penjaga Masyarakat
Pesisir Indonesia
Foto Cover:
h.12
Konservasi Ex Situ
Sakura Bukan Lagi
Hanya Milik Jepang
Transformasi
Lokasi:
Kebun Raya Cibodas LIPI
Tak Boleh Setengah Hati
Majalah Sainesia versi PDF
dapat diunduh di http://lipi.go.id/
h.40
h.36
Chief Editor:
Plt. Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI
Mila Kencana, M.A.
Managing Editor:
Dwie Irmawaty Gultom, Ph.D.
h.44
Editor:
Yudie Aprianto, Rahayu Widyawati, Ciptanti Putri, Vetti Rina
Article Contributor:
Iwan Setiawan, Nasrullah, Dr. Dyah Rachmawati
Sugiyanto, Nanang Suryana, Ayi Doni Darussalam,
Sofi Mursidawati, Dian Din Yati, Suzan Lesmana,
Esti Baina, Sandy Wisnu Aji
Photo Contributor:
Irwan Citrajaya, Ayu Warsito, Trisno Utomo, Ayi Doni
Darussalam, Dyah Arum K, Suzan Lesmana
Graphic Designer:
Dyah Arum Kusumastuti, S.Sn, Adit Aribirawa
Majalah Sainesia versi PDF dapat diunduh di http://lipi.go.id/
h.48 Email: sainesia@mail.lipi.go.id
S
epertinya gambaran tersebut
Pergerakan alam yang menimbulkan bencana buat manusia, juga adalah pergerakan
yang sama sehingga bumi memiliki minyak, emas, serta kekayaan lainnya. Kalau mau
bumi terus ada dan kaya, kita harus dapat hidup berdampingan dan siap dengan bencana.
Mulai dari rumah yang ramah bencana, mata pencarian dan sikap hidup yang tidak merusak
bumi, hingga ikut aktif menjaga dan mengembangkan bumi.” —Eko Yulianto
Bumi beserta unsur alamnya telah ada terlebih dahulu, sebelum manusia. Selain
itu, alam juga telah bergerak, tumbuh, dan berkembang dengan caranya sendiri.
Manusia, yang kemudian terlahir dan hidup di bumi, hendaknya menyesuaikan diri.
bencana yang dipengaruhi cuaca. (Seperti) sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan bumi dan letusan gunung berapi yang
longsor, kekeringan, puting beliung, dataran rendah yang sebagian didominasi mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.
kebakaran hutan dan lahan, dan cuaca oleh rawa-rawa. Fakta ini harus diyakini Sekitar 90% dari gempa bumi dan 81% dari
ekstrem,” jelasnya. agar masyarakat Indonesia harus siap gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang
Dari sudut pandang ilmu Geologi, menghadapi segala kemungkinan bencana. Cincin Api ini.
Indonesia disebut-sebut sebagai ‘supermarket Posisi Indonesia dikenal berada di Ring Hal ini dibuktikan dari data Indeks
bencana’. Kepala Badan Meteorologi of Fire yaitu daerah ‘tapal kuda’ sepanjang Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita 40.000 km yang sering mengalami gempa menunjukkan bahwa ancaman tsunami
Karnawati, menyampaikan bahwa kondisi
tersebut menyebabkan aktivitas pihaknya
dalam mengamati gempa bumi di Indonesia
terbilang cukup sibuk. Pengamatan gempa
bermagnitude 5 atau lebih berpusat di Pusat
Gempa Nasional BMKG. Sementara untuk
gempa bumi dengan magnitude di bawah 5 DI DALAM RUANGAN DI LUAR RUANGAN
terpusat di Stasiun Geofisika.
“Terdapat 33 Stasiun Geofisika dengan
165 sensor seismograf dan 285 accele
rometer di seluruh wilayah Indonesia,”
ungkapnya. Segera Keluar Jangan Gunakan Lift Menjauhlah dari Menjauhlah dari
Ruangan Tebing /Lereng Bangunan
Indonesia memang menjadi pertemuan
empat lempeng tektonik yaitu lempeng
Benua Asia, Benua Australia, lempeng
Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
COURTESY: DIOLAH DARI DATA BNPB
Mangrove, Penjaga
Masyarakat Pesisir Indonesia
Saat gempa bermagnitudo 7,5 menggetarkan Kabupaten Donggala, Sulawesi
Tengah, Kelurahan Kabonga Besar yang terpaut 100 meter dari garis pantai
lolos dari hantaman tsunami. Seorang warga menyebut hutan banggo di
belakang rumahnya yang berjasa membentengi kampung mereka. Banggo
S
adalah sebutan orang Kabonga Besar untuk mangrove.
etelah sekitar empat bulan gempa dan Dari aspek pemanfaatan sebagai mata pencarian,
tsunami meluluhlantakkan Kota Palu hutan mangrove adalah penyangga mata pencarian
dan membinasakan ribuan jiwa manusia, masyarakat pesisir dengan memanen udang, belut,
hutan m angrove telah menyelamatkan kerang, kepiting, siput laut, dan beragam spesies
jiwa dan harta benda warga Kelurahan udang dari ekosistem mangrove. Meski demikian,
Kabonga Besar yang getol merawat hutan mangrove Indonesia telah kehilangan 52 persen mangrove
selama 20 tahun terakhir. Di area poros Palu-Donggala (sekitar 1,8 juta hektare) dalam tiga puluh tahun
itu ada kawasan hutan mangrove Gonenggati. terakhir akibat ancaman “revolusi biru” yaitu
Sekitar 3,49 juta hektare ekosistem mangrove konversi menjadi tambak udang di Sumatra,
berada di garis pantai 95 ribu kilometer di Sulawesi, dan Jawa Timur; penebangan dan konversi
Indonesia. Angka tersebut menjadikan negara lahan untuk pertanian atau tambak garam di Jawa
dengan lebih dari 17 ribu pulau ini berkontribusi dan Sulawesi, serta degradasi akibat tumpahan
pada 23 persen keseluruhan ekosistem mangrove minyak dan polusi di Kalimantan Timur. Misalnya
dunia dan menyimpan 3,14 miliar metrik ton karbon di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan,
yang berarti sepertiga dari total stok karbon pesisir Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara.
global. Ada 202 jenis mangrove di Indonesia, Akibat revolusi biru yang dimulai pada tahun 80-an,
meliputi 89 jenis pohon, lima jenis palma, 19 jenis tidak kurang dari 2.500 hektare lahan mangrove
pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan di kabupaten yang berjarak sekitar 42 kilometer
satu jenis paku. dari Bandara Kualanamu, Me dan, ini lenyap dan
Dengan tinggi pohon mencapai 50 meter, hutan menyebabkan angin kencang dan gelombang
mangrove di Indonesia memainkan peran penting pasang kerap melanda desa Sei Nagalawan. Padahal
dalam mitigasi perubahan iklim nasional dan global, pada era 70-an, desa ini merupakan bagian dari
terutama menyediakan pertahanan penting melawan sabuk hijau mangrove yang memanjang di pesisir
INDONESIA
erosi kawasan pesisir dan mengurangi dampak timur Sumatra Utara. Kini, melalui upaya mandiri
terjangan badai dan energi gelombang besar. masyarakat desa yang dimulai pada 2004 silam, desa
TELAH
Hutan mangrove dengan ketebalan minimal 100
tersebut memiliki sekitar 5 hektare hutan mangrove KEHILANGAN
meter ke arah darat, dapat mengurangi ketinggian yang tumbuh subur dan mengembalikan berbagai 52 PERSEN
gelombang dari 13 sampai 16 persen. Peneliti tsunami jenis ikan dan burung yang sempat hilang. MANGROVE
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sebagai institusi ilmu pengetahuan, pada 2019
RI, Abdul Muhari, mengatakan bahwa dari survei ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
DALAM TIGA
yang dilakukannya terdapat beberapa kawasan telah meluncurkan indeks kesehatan mangrove dan PULUH TAHUN
permukiman yang selamat dari tsunami karena lamun di Indonesia yang dapat mendukung program TERAKHIR
terlindung tanaman atau vegetasi pesisir pantai yang konservasi ekosistem laut. LIPI juga bekerja sama
rapat sehingga cukup efektif me ngurangi energi dengan Pemerintah Kota Surabaya terkait pusat
gelombang tsunami. observasi, kajian, dan penelitian di Kebun Raya
Mangrove Surabaya, sebuah area hutan mangrove Secara ekologis, hutan mangrove berperan
FOTO: ICON0.COM
Hutan Mangrove yang dilalui
jembatan kayu seluas lebih dari 100 hektare di wilayah Pantai sebagai aktivitas memijah dan mencari makan
Gunung Anyar, Surabaya. berbagai macam biota, menahan abrasi dan
LIPI bahkan bekerja sama dengan pemerintah peredam gelombang air laut, melindungi pantai
kabupaten untuk mengelola buah mangrove menjadi dari badai, menstabilkan sedimen pantai, menyerap
bahan pangan sebagai bagian dari program penerap kandungan CO2 yang berlebih di udara, serta
an teknologi tepat guna dengan memanfaatkan mengendalikan banjir.
sumber daya alam bagi peningkat an pendapatan Hutan mangrove juga memiliki potensi ekonomi,
masyarakat pesisir. Secara fisik, sistem perakaran seperti buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
mangrove yang khas memberikan perlindungan bagi pangan (keripik, sirup, dodol, manisan, agar-agar),
lamun dan terumbu karang dari bahaya sedimentasi. sebagai area memijah ikan, udang, dan kepiting
Akar mangrove berfungsi menyaring materi-materi sehingga nelayan tidak perlu melaut terlalu jauh.
berukuran besar yang terbawa oleh aliran sungai Penanaman jenis mangrove Rhizopora sp dan Avicenna
dan masuk ke laut sehingga mencegah penumpukan sp pada area tambah juga dapat mening katkan
dan penimbunan di permukaan karang dan lamun. produktivitas tambak. Dengan pengetahu an ini,
Batang-batangnya dapat digunakan seabgai bahan diharapkan masyarakat dapat mengetahui manfaat
bangunan. Daunnya bisa digunakan sebagai atap, tanaman mangrove dan menjaga serta melindungi
dan niranya diolah menjadi gula. kawasan mangrove di sekitarnya. (Nasrullah/CP)
Eko Yulianto:
Sejarah Tsunami dan Bencana di Dunia, namun berdampak luas. Semakin parah karena
kita tidak menyadari sedang menjadi
berlangsung santai dengan materi cukup renyah korban. Jenis tsunami tersebut saya namai
“tsunami Informasi,” urai peneliti di
untuk dikunyah, bahkan sangat meriah lantaran Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga
pembahasan me ngaitkannya dengan novel Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit
Geoteknologi LIPI) di Bandung tersebut.
populer, kitab kuno, hingga lagu-lagu yang Lebih jauh, dirinya menjelaskan bahwa
dinyanyikan oleh beliau. tsunami Informasi adalah ketika kita masuk
dan tergulung oleh serangan informasi
I
dari berbagai penjuru, sementara kita
a membuka kelas dengan pertanyaan, tidak dibekali kemampuan rasional untuk
“Bencana alam, sebut saja begitu, mengatasi serangan informasi tersebut.
terjadi karena ulah Tuhan, ulah alam, “Misalnya ketika saya mengunjungi
atau keduanya?” Lulusan S1 Teknik sebuah daerah bencana gempa. Mereka
Geologi ITB ini mengaku selalu menyalahkan pemerintah karena me
merangsang murid-muridnya untuk aktif; masang tiang-tiang yang sebetulnya
bukan secara fisik saja, tapi justru pemikiran. tiang GPS sebagai ‘mata gempa’ yang
Eko Yulianto dilahirkan di Sragen pada menurut sebagian masyarakat di sana
5 Juli 1971. Ia meneruskan pendidikan pemasangannya memicu gempa yang
S2 di ITB juga dengan mengambil fokus mereka alami,” kata Eko, memberi contoh.
Teknik Geologi. Sedangkan pendidikan Ketidakmampuan alam pikir dalam
FOTO: DOK. PRIBADI EKO YULIANTO
tahun yang lalu. Jika kemudian di masa terjadi adalah masyarakat tradisional. berdesain panggung, dan sebagainya.
sekarang terjadi dan memakan banyak “Mereka punya kearifan lokal yang amun itu semua ditinggalkan, lantas
N
korban manusia, jelas hal itu tidak bisa sedemikian rupa. Kalau diikuti, bisa meniru bangunan Kolonial yang
disalahkan kepada alam. Tetapi, pada menyelamatkan. Ada lho, masyarakat yang menggunakan bata dan tembok.
kemampuan masyarakat zaman sekarang selamat karena mengikuti pergerakan Padahal bangunan Belanda itu ketebalan
untuk membaca dan memahami alam binatang yang menuju perbukitan sebelum temboknya sangat kuat. Masyarakat
sehingga bisa hidup berdampingan tanpa bencana terjadi,” tuturnya. kita sekadar meniru tapi tidak tebal.
harus menjadi korban dari pergerakan Indonesia punya bermacam jenis “Selain itu, banyak saya temui bangunan
alam. “Kalau alam bisa ngomong, dia akan rumah adat yang tahan gempa, karena Belanda menguatkan tembok justru
bilang, ‘sejak jutaan tahun saya sudah terbuat dari kayu dan bambu, atau rumah dengan melapisi bagian dalamnya dengan
bergerak dan berkembang dengan cara anyaman bambu.”
seperti ini. mengapa kalau ada korban Namun, karena adanya tsunami
terkait materi atau manusia, lalu saya yang BANYAK DAERAH informasi, masyarakat, pemerintah,
disalahkan?’“ ujar Eko retorik. “Padahal RAWAN BENCANA, bahkan kalangan akademisi dibuat bingung
karena gerakan alam yang sama, kita bisa SERING KALI KETIKA dengan simpang-siurnya informasi. Ditam
menikmati minyak, emas, batu bara, serta bah dengan adanya ponsel serta media
BENCANA TERJADI
hasil tambang lain.” sosial yang membuat semua orang bisa
Sebagai peneliti yang kerap berkeliling YANG SELAMAT memproduksi informasi yang belum tentu
ke berbagai penjuru, Eko juga menuturkan ADALAH MASYARAKAT benar tersebarluaskan.
bahwa pada banyak daerah rawan bencana TRADISIONAL Oleh karena itu, peneliti yang hobi
sering kali yang selamat ketika bencana membaca dan menulis ini menekankan
melalui hal yang sederhana dan dalam 1 kilo meter, Eko menyatakan bahwa
sikap keseharian. Misalnya saja mengenai proyek tersebut berpotensi rawan
“JIKA MERUNUT
kebiasaan berlalu lintas dengan disiplin bencana. Namun, pembangun an terus
PADA SEJARAH, dan taat pada rambu dan peraturan serta berjalan, dengan alasan akan dibangun
KITA PUNYA saling menghormati satu sama lain. dengan kuat dan tahan bencana.
PENGETAHUAN, “Saya pernah mundur sebagai “Itu pola pikir kurang memikirkan
pembimbing seorang mahasiswa yang orang lain. Bandara bisa saja kuat, namun
BAKAT, DAN SIKAP
karena masa studinya sudah kelamaan lalu kehadiran bandara akan memancing
YANG BAIK. UNTUK saya diminta meluluskannya oleh pihak perumahan, pusat industri, masyarakat
ITU, HARUSNYA KE kampus. Jadi ia lulus bukan karena punya datang untuk tinggal, bertransaksi, dan
DEPAN KITA JUGA kapasitas, tapi dianggap sudah kelamaan sebagainya. Bagaimana mengatur mereka?
BISA JADI BANGSA kuliah. Ini jelas tidak bisa dibenarkan,” Ini yang tidak dipikirkan.”
kisahnya. Jika diikuti, memang terasa sekali
YANG LEBIH BAIK.” Sebagai peneliti, Eko memang dikenal masalah bangsa ini cukup besar dan luas.
bersuara keras dan bersikap tegas. Dia Namun, Eko menyatakan optimis bahwa
pentingnya memperbaiki dunia pendidikan tidak khawatir jika karena sikapnya kita semua bisa melewati dan memperbaiki
untuk mengatasi tsunami informasi ini. tersebut membuatnya sering ditegur. bahkan membangun masa depan yang
Namun, bukan berarti pendidikan secara “Saya tidak peduli.” lebih baik.
lembaga saja yang bertanggung jawab, Seperti ketika ia bersikap kontra ketika “Jika merunut pada sejarah, kita punya
tapi semua kalangan, termasuk LIPI. diminta masukan mengenai pembangun pengetahuan, bakat, dan sikap yang baik.
Untuk itu, menurutnya tugas an bandara di Kulonprogo. Karena jarak Untuk itu, harusnya, ke depan kita juga bisa
membangun masyarakat dijalankan dengan garis pantai yang kurang dari jadi bangsa yang lebih baik.” (Iwan Setiawan/CP)
S FOTO:ADE SETIAWAN
ebagai lembaga riset utama
dan terbesar di Indonesia,
salah satu tugas kebangsaan
LIPI adalah melindungi dan
mengembangkan kekayaan
hayati Indonesia. Konservasi merupakan
kegiatan garda depan LIPI yang tidak
hanya melindungi kekayaan hayati khas
Indonesia, tetapi juga mengembangkan
berbagai kekayaan hayati yang sebelumnya
tidak ada di Indonesia. Tanaman Sakura
adalah salah satu yang dikembangkan
dengan cara konservasi Ex situ, yaitu usaha
pelestarian flora dan fauna yang dilakukan
di luar habitat aslinya.
Di edisi ini, Sainesia akan memaparkan
konservasi Sakura di Kebun Raya Cibodas
dan Rafflesia di Kebun Raya Bogor. Kedua
tanaman ini selalu menarik perhatian
masyarakat Indonesia karena Sakura yang
selama ini hanya bisa dilihat di Jepang kini
Prunus cerasoides di Kebun Raya Cibodas sampai 7 hari tergantung keadaan cuaca. daunnya terlebih dahulu sehingga manakala
belum maksimal seperti di Jepang yang Apabila sedang banyak turun hujan, berbunga kuntum-kuntum bunga lebih jelas
dikenal sebagai negara berjulukan Negeri kuntum bunga biasanya mudah gugur. terlihat. Setelah masa berbunga selesai,
Sakura. Hal itu sangat dipengaruhi oleh Waktu kemunculan bunga Sakura sangat maka tumbuhlah tunas-tunas baru. Tetapi
faktor iklim, sehingga bunganya tidak dipengaruhi keadaan iklim, kadang-kadang kadang keluarnya bunga juga diiringi oleh
tampil secara serempak seperti di Jepang. berbunga di awal bulan atau kadang di keluarnya tunas muda, sehingga kuntum-
Durasi mekar bunga Prunus cerasoides akhir bulan. Karakteristik Prunus cerasoides kuntum bunga tampak bercampur dengan
di Kebun Raya Cibodas berkisar antara 3 sebelum berbunga biasanya menggugurkan tunas-tunas muda. (Nanang Suryana/YA)
I
ndonesia memiliki sekitar 13 jenis
Rafflesia dari 30 jenis yang ada di
dunia. Pusat habitat Rafflesia berada
di Sumatra dengan titik sebaran
yang sangat sempit dengan jumlah
populasi yang tidak banyak. Kelangkaan
melekat pada semua jenis Rafflesia karena
sifat hidupnya secara biologis bergantung
penuh pada tumbuhan inangnya yaitu Te
trastigma spp. serta kondisi habitat yang
spesifik. Ketergantungan yang spesifik ini
mempersempit penyebaran secara alami
sehingga semua jenis Rafflesia dikenal se
bagai tumbuhan endemik dan langka.
Ketergantungan ini pula yang membuatnya
sulit untuk ditumbuhkan di luar habitatnya.
Kegiatan konservasi dan penelitian
tumbuhan langka khususnya Rafflesia di
Symposium on Indonesian Giant Flowers telah menyusun Strategi dan Rencana Aksi Proses pemahaman publik terkait
di Bengkulu pada 2015 dan pasca Konservasi Rafflesia (SRAK) sampai dengan Rafflesia juga terus dilakukan oleh Kebun
ditandatanganinya Deklarasi Bengkulu tahun 2025. Selain itu, Peraturan Menteri Raya Bogor. Upaya kedepan diharapkan
oleh perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. mendapatkan dukungan baik di bidang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 106/Menlhk/Setjen/KUM.1/12/2018 Tentang riset maupun non-riset. Mengingat luasnya
Kementerian Dalam Negeri, sejumlah Jenis- jenis Flora dan Fauna Indonesia wilayah Indonesia, sementara habitat
universitas, lembaga riset, LSM, dan yang Dilindungi sudah pula memasukkan Rafflesia di Indonesia belum seluruhnya
swasta. FORAMOR-Indonesia merupakan semua jenis Rafflesia Indonesia sebagai terpetakan dan terdokumentasi serta
forum tumbuhan pertama di Indonesia tumbuhan yang dilindungi. Hal ini menyusul cepatnya laju ancaman kepunahan,
yang mewadahi peran multi-stakeholder keberhasilan Kebun Raya Bogor dalam sangat diperlukan kerja sama yang lebih
dalam upaya konservasi Rafflesia. melakukan konservasi ex-situ Rafflesia baik lagi dengan berbagai pihak dalam
Bersama dengan Pemerintah Provinsi patma dan ditemukannya beberapa spesies upaya konservasi Rafflesia di Indonesia.
Bengkulu, Universitas Bengkulu dan KLHK baru Rafflesia dalam sepuluh tahun terakhir. (Ayi Doni Darussalam, Sofi Mursidawati/YA)
B
erdasarkan data dari Badan
DOK.LIPI
Nasional Penanggulangan
Bencana, selama tahun
2018 kemarin, telah terjadi
473 kali bencana tanah
longsor di seluruh Indonesia. Sebagian
besar terjadi di Pulau Jawa, khususnya Jawa
Tengah (150 lokasi), Jawa Barat (119 lokasi),
dan Jawa Timur (89 lokasi). Selanjutnya,
Pulau Sumatra dan Pulau Sulawesi sebagai
wilayah yang memiliki jumlah kejadian
tanah longsor yang cukup banyak.
Gerakan massa tanah (soil mass
movement) yang lebih dikenal dengan
longsoran sebenarnya merupakan
proses alamiah yang menjadi bagian dari
Dr. Adrin Tohari
perubahan dinamik suatu bentang alam.
Namun, longsoran baru dikategorikan teknologi mitigasi tanah longsor. Hal inilah
sebagai bencana apabila longsoran yang mendasari Dr. Adrin Tohari, atau akrab
tersebut terjadi di daerah yang dihuni oleh disapa Dr. Adrin, seorang peneliti di Pusat
manusia. Bencana alam tanah longsor yang Penelitian Geoteknologi - Lembaga Ilmu
banyak terjadi di Indonesia merupakan Pengetahuan Indonesia (LIPI), meneliti dan
salah satu jenis gerakan massa tanah yang mengembangkan instrumentasi pemantau
terjadi pada lereng-lereng alam. gerakan tanah atau tanah longsor.
Bencana tanah longsor sering kali Bekerja sama dengan Pusat Penelitian
terjadi dan belum dapat diprediksi dengan Fisika LIPI, Dr. Adrin mengembangkan
tepat. Untuk itu, upaya pengurangan sebuah sistem pemantauan gerakan tanah
risiko bencana alam sangat penting untuk berbasis jejaring sensor nirkabel untuk
dilakukan dengan tepat dan efektif. mendeteksi gerakan tanah. Perangkat
Upaya pengurangan risiko bencana antara sistem yang bernama LIPI WISELAND atau
lain dapat dilakukan dengan edukasi Wireless Sensor Network for Landslide
masyarakat, pembangunan sistem Monitoring, mampu memantau pergerakan
pemantauan waktu nyata, dan penerapan dari tanah dengan menggunakan jaringan
di seluruh Indonesia.
DOK.LIPI
pergerakan lereng dengan memantau
perubahan besaran retakan di permukaan
lereng, sensor kadar air dan tekanan air
pori tanah, alat takar hujan serta sistem
peringatan berupa lampu rotary dan
sirine,” ujar peneliti yang menyelesaikan
pendidikan master dan doktornya di bidang
Geoteknik di Okayama University, Jepang.
Teknologi ini dapat digunakan untuk
memantau bahaya gerakan tanah dalam
maupun dangkal, baik pada lereng alami,
potongan maupun timbunan. “Jenis-jenis
sensor yang dipasang di lokasi potensi
longsor akan bergantung pada jenis tanah
Skematik longsor. Untuk tanah longsor dangkal tipe
LIPI WISELAND luncuran, jenis sensor yang digunakan
adalah alat takar hujan, sensor kadar
sensor nirkabel berbasis Xbee-Pro dengan belum terintegrasi satu sama lainnya. Baru air, wire extensometer atau tiltmeter.
kemampuan jangkauan komunikasi pada tahun 2015, Dr. Adrin mencetuskan Sedangkan untuk longsoran dalam, jenis
maksimum sejauh 1.5 – 3.2 km, sehingga ide untuk mengintegrasikan semua sensor sensor yang digunakan adalah sensor
setiap modul sensor terhubung satu pemantauan pergerakan lereng dan sensor tekanan air tanah, wire extensometer dan
dengan yang lain dan terhubung langsung modul untuk memantau kondisi hidrologi tiltmeter,” Dr. Adrin menjelaskan.
dengan gateway yang dapat memberikan lereng dalam suatu sistem pemantauan Secara ringkas, Dr. Adrin menjelaskan
gambaran atau deteksi longsoran tanah. gerakan tanah berbasis jeja ring sensor bahwa sistem kerja LIPI WISELAND terbagi
LIPI WISELAND akan merekam dan nirkabel. Kemudian, penelitian mulai fokus dalam beberapa proses tahapan. Langkah
mengirimkan data perubahan kondisi untuk mengintegrasikan sebuah sistem pertama yang dilakukan adalah de ngan
hidrologi dan pergerakan lereng di daerah yang terpadu agar semua sensor bisa memasang sejumlah sensor di daerah
potensi tanah longsor secara real-time. mengirimkan data atau pesan ke gateway, rawan longsor. Sensor tiltmeter yang untuk
lalu mengirimkan data ke server. mengukur kemiringan lereng, jika lereng
Skematik LIPI WISELAND “Secara umum, LIPI WISELAND tanah bergerak maka sudut kemiringan
Dr. Adrin menjelaskan tujuan dari terdiri dari gateway yang berfungsi untuk akan berubah. Untuk memantau keretakan
pengembangan LIPI WISELAND adalah menerima, menyimpan dan mengirikan data di permukaan lereng dipasang wire
untuk menyediakan teknologi pemantauan hasil pemantauan ke server, tiltmeter yang extensometer. Jika muncul keretakan, maka
gerakan tanah yang lebih efektif dan berfungsi untuk mendeteksi pergerakan wire extensometer akan tertarik sehingga
andal dalam memantau dan memberikan lereng berdasarkan pengukuran perubahan laju perubahan retakan akan terpantau.
peringatan dini dari ancaman berbagai jenis kemiringan lereng, kabel extensometer Selain itu, dipasang juga modul sensor yang
gerakan tanah (longsor) di daerah yang luas. akan terhubung dengan sensor yang akan
DOK.LIPI
Pemasangan
Alat pemantau gerakan tanah WISELAND mengukur perubahan kadar air dan tinggi
mulanya telah dikembangkan oleh Pusat muka air tanah di dalam lereng.
Penelitian Fisika LIPI pada tahun 2009. Ketika hujan lebat, maka sensor-sensor
Tapi saat itu penelitian hanya fokus kadar air dan tekanan air tanah akan mere
pada pengembangan jenis sensor untuk kam kenaikan kondisi kadar air tanah atau
mengukur pergerak an lereng, yaitu kenaikan muka air tanah di dalam lereng
extensometer untuk mengukur pergerakan dan mengirimkannya ke gateway. Ketika
kaki lereng dan tiltmeter untuk mengukur kenaikan ini mendekati nilai ambang batas,
kemiringan lereng. Kedua alat tersebut maka peringatan dini terhadap potensi
masih terhubung dengan kabel sehingga tanah longsor dapat diberikan kepada
cukup sulit dalam hal pemasangan, masyarakat oleh Badan Penanggulangan
terutama di daerah terpencil, dan dirasa Bencana Daerah (BPBD) atau instansi yang
kurang efektif karena kedua alat tersebut berwenang untuk melakukan evakuasi dini.
DOK.LIPI
perubahan kemiringan lereng ke gateway.
Apabila nilai pergerakan lereng atau
perubahan kemiringan lereng mendekati
nilai ambang batas, maka peringatan
awas bahaya tanah longsor akan diberikan
kepada masyarakat untuk segera menjauhi
daerah risiko longsor tersebut.
pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” sekolah. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia semakin
apresiatif terhadap kegiatan penelitian remaja. Popularitas
—Soekarno (Bung Karno) penelitian remaja di Indonesia semakin meningkat dengan
semakin berkembangnya pembinaan-pembinaan maupun
kompetisi-kompetisi ilmiah di Indonesia baik yang dilakukan
oleh instansi pemerintah maupun industri kreatif.
Prolog
Dewasa ini keberadaan remaja sebagai bonus demografi LIPI dan PIRN
Indonesia menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga
bangsa dalam memenangkan persaingan global. Kaum muda pemerintah non-kementerian yang melaksanakan tugas di bidang
yang lebih popular dengan istilah generasi millenial ini makin ilmu pengetahuan dan penelitian telah melakukan pembinaan
hari makin mendapatkan pengakuan bahwa mereka mempunyai remaja yang terus menerus dikembangkan melalui perbaikan layan
energi dan ide-ide untuk mengubah dunia. Ucapan sang an dan inovasi. Bentuk kepedulian dan tanggung jawab pemerin
Proklamator, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan tah terhadap pengembangan kesadaran ilmiah di masyarakat
dunia” masih terasa relevan meski untuk konteks zaman now Indonesia, dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembang
sekalipun. Eksistensi mereka semakin menunjukkan hasil an zaman. Langkah pertama yang paling efektif dalam rangkaian
ngah Kejuruan (SMK)/sederajat, Sekolah Menengah Pertama pembelajaran di kelas, pengumpulan data lapangan, penyusunan
(SMP)/se derajat, dan siswa Sekolah Dasar(SD)/sederajat dari karya tulis ilmiah, hingga simulasi presentasi karya tulis ilmiah.
seluruh Indonesia beserta guru pembimbing tingkat SMA-SMK/ Selain itu para peserta juga mendapatkan pelatihan robotik serta
sederajat dari seluruh Indonesia. Materi pelatihan terbagi dalam pembuatan olahan susu sapi.
tiga bidang yaitu Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Pada acara tersebut, Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf
Sosial dan Kemanusiaan serta Ilmu Pengetahuan Teknik (Teknik Widyatmoko, mengapresiasi kepada LIPI yang menjadikan
Rekayasa) dan khusus tingkat SD ada materi merakit robot yang Banyuwangi sebagai tuan rumah PIRN untuk tahun ini. “Selain
disampaikan oleh para peneliti LIPI. itu kegiatan ini juga sangat membantu para siswa dan guru untuk
Pelatihan ini melibatkan komunikasi dan interaksi kedua menjadi tuan rumah yang baik saat penyelenggaraan PIRN,”
belah pihak. Selain mendapatkan teori, peserta juga melakukan jelasnya. Sementara Kepala Bagian Humas dan Informasi Publik
penelitian lapangan yang disesuaikan dengan karakteristik sumber LIPI, Dwie Irmawaty Gultom menjelaskan keikutsertaan siswa SD
daya alam maupun lingkungan sosial di daerah Banyuwangi. dalam PIRN adalah sejarah yang ditorehkan Banyuwangi.
Kegiatan penelitian dibagi menjadi beberapa titik dan objek yang Selain pembinaan ilmiah, para guru juga mendapat materi
sesuai dengan tema penelitian peserta. Proses penelitian dapat pengenalan konsep belajar di era milenial yang membuat peserta
berupa interaksi dengan masyarakat sekitar, pengamatan kondisi menjadi semangat, terhibur dan tidak bosan. “Hal ini agar materi
dan geografis alam, kondisi lingkungan sosial masyarakat maupun sains yang diberikan menjadi terasa asyik dan seru karena dikemas
proses pembuatan alat yang dapat mempermudah kehidupan. dengan konsep edutainment yang disukai para siswa,” jelas Irma.
Sebagai pemanasan atau kegiatan pendahuluan, pemerintah Yel-yel penyemangat pun ditelurkan secara spontan pada kegiatan
daerah Kabupaten Banyuwangi bersama LIPI menginisiasi kali ini yang diikuti dan diucapkan sangat antusias oleh siswa-siswi
kegiatan pembinaan ilmiah kepada siswa SD hingga SMA dan SD se-Banyuwangi, “Generasi Sains Banyuwangi! Cerdas, Kreatif,
guru di kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur selama lima hari dari Inovatif! Jenggirat tangi! Yes! Jenggirat tangi! Yes!” semangat dan
tanggal 22 sampai dengan 26 Februari 2019. Para pelajar dan guru selamat Banyuwangi, sampai berjumpa di PIRN XVIII 23-30 Juni 2019!
mendapatkan pembinaan ilmiah dari peneliti-peneliti LIPI melalui (Suzan Lesmana/YA)
Krakatau:
Laboratorium Suksesi
Hutan Tropis
“Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula
goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian
datang badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan
seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir
ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, Pulau Jawa
terpisah menjadi dua, menciptakan Pulau Sumatra.”
Catatan dalam naskah Jawa kuno, Pustaka Raja Parwa, yang diperkirakan ditulis pada awal abad ke-5 M.
A
hli Geologi Belanda, api yaitu Danan dan Perbuwatan. kaldera bawah laut selebar 7 kilometer dan
Berend George Escher, Keduanya menyatu dengan Pulau Rakata kedalaman 250 meter. Pada tahun 1927, di
menyimpulkan bahwa menghasilkan nama baru, yaitu Pulau tengah kaldera Krakatau, muncul gunung
Gunung Batuwara yang Rakata (Krakatau baru) yang meletus api yang diberi nama Anak Krakatau yang
disebut tersebut adalah pada 26-27 Agustus 1883 dengan kekuatan masih aktif dan terus tumbuh hingga
Gunung Krakatau Purba. Letusan gunung magnitude 6 skala volcanic explosivity saat ini telah mencapai ketinggian 300-an
purba tersebut lalu menyisakan tiga pulau index menimbulkan tsunami yang meter di atas permukaan laut. Tsunami
yaitu Rakata, Panjang, dan Sertung. menyapu ratusan kampung di Banten yang melanda pesisir Banten dan Lampung
Sampai 1800-an, di tengah ketiga dan Lampung lalu menewaskan 36.417 pada 22 Desember 2018 lalu diduga akibat
pulau tersebut muncul dua pulau gunung orang. Letusan tersebut juga menyisakan runtuhnya 2/3 bagian gunung ini.
Berada di jalur gempa paling aktif di menyebar dan menutupi ujung barat mempelajari awal mula pembentukan
dunia, Pacific Ring of Fire, letusan Gunung Jawa dan selatan Sumatra hingga ratusan ekosistem pulau dan komunitas hutan tropik.
Krakatau pada Agustus 1883 silam telah kilometer dan menyebabkan kegelapan. Suksesi (proses perubahan ekosistem dalam
membangunkan dunia. Sebanyak 36 Erupsi ini juga memengaruhi iklim dan kurun waktu tertentu ke arah lingkungan yang
ribu orang meninggal karena luka bakar menurunkan s uhu dunia. lebih teratur dan stabil) di wilayah Krakatau
dari letusan gunung api serta terjangan Meski demikian, letusan demi letusan terlihat dan terdokumentasikan dengan
tsunami yang mencapai 35 meter. yang menghancurkan tersebut adalah baik. Jenis tumbuhan seperti kelompok
Bongkahan terumbu karang seberat 600 awal dari sebuah kehidupan yang telah lumut dan paku-pakuan membentuk padang
ton terangkat sampai ke permukaan. mengantarkan gugusan pulau-pulau kecil rumput hingga puluhan tahun. Pepohonan
Materi yang dikeluarkan oleh Krakatau tersebut sebagai tempat ideal untuk mulai tumbuh membentuk semak belukar
di padang ilalang (Imerata cylindrica) dan yang ditumbuhi tanaman seperti keben dalam proses suksesi ada penggantian
glagah (Saccharum spontaneum) yang lalu (Barringtonia asiatica), ketapang (Terminalia dari kelompok rerumputan ke kelompok
membentuk vegetasi pantai. Kehadiran catappa), cemara laut (Casuarina), dan pepohonan seperti Ficus (bangsa ara),
burung dan kelelawar pemakan buah yang katang-katang (Ipomoea pescaprae). Begitu kedoya (Dysocylium gaudichaydianum),
membawa biji dari berbagai tumbuhan juga jenis rerumputan, harendong, alang- cangcaratan (Neonauclea calycina), dll. Balai
membuat vegetasi di wilayah ini semakin alang, dan gelagah. Profesor botani dari Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)
berkembang. Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu Lampung mencatat setidak nya ada 257
Penelitian Anak Krakatau pada 1927 Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. jenis tumbuhan berbiji, 206 jamur, 61 paku-
menyatakan, ada daratan permanen Tukirin Partomihardjo, mengatakan b ahwa pakuan, dan 13 lumut p erak. Sedangkan
BALAI KONSERVASI fauna di Krakatau terdiri dari tikus, keinginan untuk menikmati keindangan
SUMBER DAYA ALAM kelelawar, reptile (biawak dan ular), dan 40 panorama alam yang tersajikan juga
LAMPUNG MENCATAT jenis burung seperti alap-alap m
acan, bubut dibarengi
dengan rasa ingin tahu untuk
alang-alang, dan burung madu s riganti. tidak melupakan sejarah dan fakta
SETIDAKNYA ADA 257
Keindahan alam yang ada di Gunung bahwa Indonesia berada di negeri rawan
JENIS TUMBUHAN Anak Krakatau, dan gunung api lainnya bencana sehingga setiap masyarakat
BERBIJI, 206 JAMUR, 61 di Nusantara, telah mengundang tetap selalu sadar dan menjaga budaya
PAKU-PAKUAN, DAN 13 rasa ingin tahu para wisatawan untuk kesiapsiagaannya t erhadap bencana.
LUMUT PERAK. mendatanginya. Namun, sudah seharusnya (Nasrullah/RW)
Transformasi
Tak Boleh Setengah Hati
Instansi pemerintahan terus berbenah. Reformasi birokrasi
menjadi konsep yang mengakselerasi perbaikan pelayanan
publik berbagai instansi pemerintah. Di dalam ‘Birokrasi’,
sesungguhnya mengandung makna bahwa negara hadir
dalam proses tata kelola, mengatur dan menjamin hajat hidup
orang banyak. Birokrasi sebagai penentu dalam pengelolaan
kebijakan dan pelayanan publik.
D
alam proses pembenahan tata tersebut dapat dilihat dalam pemetaan
kelola organisasi, dibutuhkan reformasi birokrasi LIPI 2015-2019. Peta
serangkaian upaya dan strategi tersebut dikembangkan dari
persiapan manajerial. agenda penyempurnaan dan peningkatan
Instansi pemerintah tidak kualitas Reformasi Birokrasi Nasional
bisa menghindari perubahan dalam era (RBN) sesuai dengan amanat Rencana
reformasi birokrasi. Salah satu bentuknya Pembangunan jangka Menengah Nasional
adalah reorganisasi, yaitu penataan (RPJMN) 2015-2019.
ulang struktur organisasi dalam tulisan ini Reorganisasi LIPI sendiri dianggap
berfokus pada instansi pemerintah. sebagai langkah strategis yang meliputi
Reorganisasi belakangan ini menjadi pembenahan manajemen internal, dan
kata yang cukup terdengar familiar, percepatan peningkatan kapasitas dan
khususnya di lingkungan instansi kompetensi sumber daya manusia.
pemerintah. Reorganisasi atau menata Pembenahan manajemen internal LIPI juga
ulang sebuah organisasi tidaklah dilakukan melalui perekrutan diaspora
mudah. Butuh rencana yang terstruktur, secara masif.
pertimbangan yang matang, dan tentu saja Reorganisasi di LIPI adalah langkah yang
dukungan banyak pihak. fundamental bagi masa depan organisasi.
Salah satu instansi pemerintah yang Sebagai lembaga penelitian pemerintah
melakukan reorganisasi adalah Lembaga Ilmu yang pertama, terbesar, dan terlengkap,
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tantangan LIPI dituntut untuk harus mampu bersaing
proses reorganisasi yang dilakukan mulai di tingkat global. Era revolusi industri 4.0
dirasakan sejak awal 2019 lalu. dan society 5.0 juga menuntut LIPI u ntuk
Sebenarnya, kebijakan mereorganisasi mengambil kebijakan-kebijakan strate
sistem kepegawaian di internal LIPI sudah gis yang berorientasi pada kualitas hasil
dicanangkan sejak empat tahun lalu. Hal penelitian. Kualitas hasil penelitian tersebut
Kanker serviks atau kanker mulut rahim merupakan salah satu dari dua besar kanker yang menyebabkan
kematian tertinggi pada kaum wanita di samping kanker payudara. Kanker ini disebabkan oleh
Human Papillomavirus (HPV) dan ditularkan melalui hubungan seksual atau mekanisme lain yang
memungkinkan terjadinya mucosal contact dan infeksi HPV.
T
ercatat hampir 50 persen dari kecokelatan), serta sakit atau rasa nyeri urine, dapat digunakan juga oleh pria, serta
wanita dan pria yang aktif secara di bagian panggul pada saat atau setelah dikembangkan dari sumberdaya lokal yang
seksual pernah terinfeksi HPV terjadinya hubungan intim. menggunakan tipe HPV prevalensi tinggi di
selama hidupnya dan diketahui Salah satu teknik yang dapat dilakukan Indonesia.
terdapat lebih dari 100 tipe HPV yang adalah metode Pap Smear. Namun, metode
terindetifikasi. Dari 100 tipe ini, ada sekitar ini memiliki kekurangan yaitu hanya dapat Rangkaian CERVIX-Kit Diagnostik
13 tipe yang menyebabkan condyloma mendeteksi pasca terjadinya kanker serviks CERVIX-Kit Diagnostik menggunakan
(kutil kelamin) dan 12 tipe menyebabkan serta hanya dapat dilakukan oleh ahli patologi teknik yang berbasis PCR (Polymerase Chain
kanker serviks. Kanker serviks merupakan dengan tingkat subyektivitas yang tinggi. Reaction) yang dapat menggunakan sampel
silent killer, karena tidak ada gejala yang Untuk itu, salah satu tim peneliti yang ada klinis yang berasal dari berbagai sumber
khas pada awal terjadinya infeksi dari di Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI dengan di antaranya dengan urine yang tidak
virus HPV, serta dapat menginfeksi kaum pincipal investigator Dr. Sukma Nuswantara menimbulkan trauma bagi pasien diban
pria. Adapun gejala-gejala kanker serviks mencoba membuat terobosan baru dengan dingkan dengan sampel apusan serviks,
pada stadium lanjut antara lain terjadi CERVIX-Kit Diagnostik. Keunggulan dari alat jaringan, dan darah. Karena berbasis
nya pendarahan yang tidak teratur pada ini antara lain dapat mendeteksi infeksi HPV materi genetik lokal, maka CERVIX-Kit
rahim wanita (juga bagi wanita yang lebih dini berdasarkan tipe yang menjadi Diagnostik diharapkan dapat memberikan
sudah menopause), keputihan yang berair target deteksi, sampel yang digunakan dapat hasil yang cepat, sensitif, dan lebih akurat
dan bercampur darah (bisa dengan bau berasal dari berbagai sumber yaitu apusan dibandingkan produk komersial lainnya
yang menyengat, berwarna keruh atau serviks, jaringan, darah, cairan biologis, serta yang diimpor dari luar negeri. (Esti Baina/YA)
melakukan sebuah penelitian,” kata penggemar fokus pada penelitian remaja), Pak Toto (juri LKIR
novel karangan Ika Natasha ini. dan Pembimbing saat ASPC), pihak sekolah SMA
Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa akar Negeri 1 Surakarta, dan tentunya orang tua mereka.
pohon Sengon yang masuk ke dalam tanah akan Untuk masalah pembiayaan riset, memang
merespons jika ada pergerakan tanah yang meng ada kendala. Namun Zahwa menyesuaikan dan
arah ke longsor. Pergerakan inilah yang menjadi bertahap. “Kami tidak ingin biaya jadi kendala,
dasar deteksi. LS-D diikat pada batang pohon, bila namun bagaimana tetap ada karya walau dana
pohon Sengon miring 10 derajat maka alat ini akan terbatas.”
mengirimkan sinyal ke radio pemancar. Sinyal diterus “Konsentrasi penelitian saya pastinya ingin
kan ke radio milik warga pada gelombang 89,6 FM memberikan inovasi kemudahan merespons
lalu otomatis alarm akan berbunyi seperti sirene se bencana untuk masyarakat desa, yang efisien dan
bagai peringatan akan terjadi tanah longsor. efektif, di antara banyak keterbatasan,” tutup
Zahwa. (Iwan/RW)
SAINESIA Edisi 01/ 2019 I 41
riset anak bangsa
L
sekolahnya yang berkebutuhan khusus
agu tersebut cukup dikenal menuju titik kumpul yang terletak di halaman
oleh kalangan siswa di sekolah. “Tim evakuasi yang mengevakuasi.
tingkat sekolah dasar dan Kan itu kelasnya di atas (lantai 2), jadi dia
menengah yang sudah turunnya dituntun. Ada anggota Tim Siaga
pernah mendapatkan Bencana yang khusus ke kelasnya untuk
pendampingan program pendidikan bantu evakuasi,” ujar Shafiyah.
pengurangan risiko bencana di Indonesia. Mereka bertiga adalah siswa kelas
Lagu singkat tersebut kerap dinyanyikan 8 yang menjadi bagian dari 15 orang
mengetahui tentang bencana, titik kumpul manusia dengan pelatihan guru dan siswa, satu sekolah menengah atas, dan satu
di sekolah, serta menghindari potensi risiko seperti pelatihan pertolongan pertama, perguruan tinggi. Slamet mengungkapkan,
yang lebih parah. penyadaran risiko bencana, dan lokakarya dengan hadirnya pendampingan yang
Hal serupa ditemukan di kaki Gunung yang terkait dengan kajian bencana di dimulai sekitar 2017 lalu tersebut, terjadi
Merbabu, Jawa Tengah. Slamet, salah sekolah misalnya mengetahui aspek-aspek perubahan pengetahuan dan keterampilan
satu pendamping sejumlah sekolah, bahaya, kerentanan, risiko, kapasitas, dan terkait kebencanaan, baik dari individu
bercerita tentang program pendampingan assessment atau kajian di sekolah terkait.” murid, guru, dan masyarakat. “Contohnya,
kesiapsiagaan dari Palang Merah Sekolah juga, lanjut ia, menetapkan dulu sebelum ada program pendampingan
Indonesia. “Kami melakukan penguatan bersama tentang sistem peringatan dini ini ketika terjadi erupsi Merapi, guru-guru
kebijakan terkait dengan sekolah seperti yang di sekolah. “Early Warning System panik. Sekolah tidak punya stok masker.
terbentuknya tim siaga bencana, alokasi (EWS) atau sistem peringatan dini bisa Sekarang sejak ada program, sekolah
anggaran untuk kegiatan penanggulangan berbentuk bel sekolah atau kentongan,” sudah punya stok masker dan nomor-
bencana, dan dukungan sosialisasi di ujar pria yang juga tercatat sebagai nomor penting seperti BPBD dan BMKG,”
dalam sekolah, termasuk penyusunan SOP sukarelawan di Palang Merah Indonesia jelas ia.
dan Rencana Aksi terkait pengurangan Kabupaten Boyolali dan mengkoordinir Direktur Pemberdayaan Masyarakat
risiko bencana,” ucap ia. “Selain itu kita pendamping an untuk tiga sekolah Badan Nasional Penanggulangan Bencana
juga membangun kapasitas sumber daya dasar, tiga sekolah menengah pertama, (BNPB), Lilik Kurniawan, mencatat 60-70
persen mayoritas korban bencana yang
ada di Indonesia adalah perempuan,
60-70 PERSEN MAYORITAS KORBAN BENCANA anak-anak, dan lansia. Hasil kajian BNPB
YANG ADA DI INDONESIA ADALAH PEREMPUAN, dan Kementerian Pendidikan RI pun
ANAK-ANAK, DAN LANSIA menunjukkan hasil 70 persen sekolah
yang ada di Indonesia, berada di wilayah
K
awasan karst di Indonesia memiliki potensi ancaman (geologi, geomorfologi, dengan dua kolom membuat tampilan tidak
luas mencapai 154.000 km2 dari hidrologi, dan speleologi). Selain itu, aspek membosankan.
Aceh hingga Papua dengan hayati yang ada di permukaan dan di bawah Buku Sejarah Alam Gunung Sewu
keunikan bentang alam dan ekosistem, permukaan, tinjauan tentang kehidupan merupakan sintesis dari semua aspek
baik di permukaan maupun di bawah masyarakat, budaya, dan sejarah kehidupan kehidupan makhluk hidup dan interaksinya
permukaan. Karst terbentuk dari batu masa lalu juga diuraikan dalam buku ini. dengan alam sekitar. Pembahasan mengenai
gamping yang mengalami proses pelarutan. Buku ini terdiri dari sembilan bab yang aspek-aspek tersebut disajikan dengan
Buku ini memberikan gambaran sejarah dimulai dari mengenal secara umum alam bahasa yang mudah dipahami, didukung
alam Gunung Sewu berdasarkan hasil-hasil Gunung Sewu, kilasan sejarah hunian dan gambar-gambar yang menarik, mulai dari
penelitian dari Pusat Penelitian Biologi budaya, vegetasi yang tersisa, penguhuni keindahan bentang alam karst, kehidupan
(P2B-LIPI) yang telah berlangsung selama 12 gua karst, upaya yang perlindungan masyarakat, hingga flora dan fauna gua yang
tahun. Mulai tahun 2004 hingga sekarang, dan pengelolaan kawasan karst. Jumlah ada di Gunung Sewu. Sebagai bentuk fungsi
kegiatan inventarisasi keanekaragaman pengunjung wisatawan kawasan di sekitar ekosistem, Gunung Sewu juga dapat menjadi
hayati karst dan gua di Gunung Sewu tetap karst seperti: Luweng Jomblang & Gua sumber air bersih dan menjaga keseimbangan
berjalan. Karst Gunung Sewu memiliki Kalisuci, Gua Pindul, Gua Jlamprong, ekosistem. Dengan demikian, hal ini dapat
luas 1.300 km2 berupa bentang alam yang Gua Gesing & Gua Sinden dan beberapa berdampak, baik langsung maupun tidak bagi
menakjubkan, terdapat banyak gua serta tempat lain pun di bahas secara gamblang masyarakat sekitarnya. (Sandy Wisnu Aji/YA).
P
emahaman tentang konsep gender Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi) Terdapat enam belas judul artikel
dalam pembangunan iptek harus LIPI, Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, atau tulisan dalam buku ini dapat dibaca
dimiliki oleh berbagai pelaku iptek, Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat terpisah. Namun, setiap artikel mengan
termasuk peneliti, pengambil keputusan, Guna (sekarang Pusat Penelitian Teknologi dung isu-isu gender, tantangan, dan upaya-
akademisi, dan pihak swasta. Pencapaian Tepat Guna) LIPI, Loka Bersih LIPI, Pusat upaya dalam mewujudkan kesetaraan dan
kesetaraan dan keadilan antara Inovasi LIPI, BPPT, Kementerian keadilan gender di sektor iptek, terutama
perempuan dan laki-laki dalam Riset, Teknologi, dan Pendidikan di sektor teknologi informasi dan
iptek adalah persoalan hak asasi Tinggi, serta institusi lainnya. komunikasi (TIK), industri manufaktur,
dan merupakan modal besar Pembahasan buku ini meliputi sektor energi terbarukan, teknologi tepat
dalam pembangunan bangsa penelitian dan kajian gender guna (TTG), masalah lingkungan hidup,
dan negara saat ini. Terciptanya dalam iptek dilakukan lintas dan penduduk migran. Diharapkan buku
kesetaraan dan keadilan gender disiplin dan lintas pusat penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap
adalah salah satu persyaratan di LIPI yang pada prinsipnya kemajuan iptek yang responsif gender di
tercapainya kondisi aman dalam bertujuan untuk meningkatkan Indonesia. (Sandy Wisnu Aji/YA).