MIKROBIOLOGI
“ PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MIKROORGANISME ”
Oleh :
KELOMPOK 4
KELAS E
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme”
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ------------------------------------------------------ ------------ I
Daftar Isi ------------------------------------------------------------- ----------- II
Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang ----------------------------------------------------- ------------ 4
B.Rumusan Masalah -------------------------------------------------- ------------ 4
C.Tujuan --------------------------------------------------------------- ------------ 4
Bab II Pembahasan
A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme ------------------ ------------ 5
B. Jenis, Komposisi, dan Fungsi dari Media Pertumbuhan ------------------------------------------ 14
C. Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme ------------------------------------------------------- 18
D. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme ------------------------------------------------------------- 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi
besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri.
Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan.
Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka
mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu
organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi,
bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih
diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni
yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin
banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu
sendiri.Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air. Bahan-bahan yang
terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan
memperoleh energi, adalah bahan makanan. Tuntutan berebagai mikroorganisme yang
menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-
beda. Oleh karena itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk
mikroorganisme.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme?
2. Bagaimana pembagian jenis, komposisi, dan fungsi dari media pertumbuhan?
3. Bagaimana pengukuran pertumbuhan mikroorganisme?
4. Bagaimana gambaran kurva pertumbuhan mikroorganisme?
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep
pertumbuhan dan perkembangan mikiroorganisme khususnya pada sel eukariotik dan
prokariotik, mengetahui cara pengukuran pertumbuhan serta gambaran kurva pertumbuhan
mikroorganisme
4
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pertumbuhan Bakteri
5
Pada organisme uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah
sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau
suatu biakan. Pada organisme yang membentuk soenositik (aselular), selama
pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel.
Pada mikroorganime, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan
populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-kadang
karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.
Pertumbuhan dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur pada kondisi
konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan. Misalnya,
pertambahan jumlah massa sel sebanyak dua kali dalam keadaan kesetimbangan akan
mengakibatkan penambahan jumlah komponen sel seperti air, protein, ARN dan ADN
sebanyak dua kali pula.
1. Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya dan
mulai bertambah sedikit demi sedikit.
2. Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling
cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam
fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.
3. Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama
dengan jumlah bakteri yang mengalami kematian.
4. Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin
banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak. Fase kematian ditandai
dengan cepat merananya koloni dan jumlah bakteri yang mati senantiasa
6
bertambah. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa minggu bergantung pada
spesies dan keadaan medium serta faktor-faktor lingkungan. Kalau keadaan ini
dibiarkan terus menerus, besar kemungkinan bakteri tidak dapat dihidupkan
kembali dalam medium baru. Cara menghitung jumlah bakteri untuk membuat
grafik pertumbuhan, yaitu dengan metode penuangan, penghitungan dengan
mikroskop dengan menggunakan haemocytometer, dan dengan menggunakan
turbidometer.
7
protein sel sepanjang tahap log tetap konstan. Didalam sebuah biak
statik juga terjadi perubahan-perubahan sel sepanjang pertumbuhan
eksponensial, karena lingkungan juga terus berubah, konsentrasi substrat
semakin berkurang, kerapatan sel bertambah, dan produk-produk metabolisme
tertimbun. Karena kecepatan pembelahan diri relatif konstan, maka tahap log
ini paling cocok untuk menetapkan kecepatan pembelahan diri (dan kecepatan
pertumbuhan).
c) Tahap stasioner. Tahap stasioner dimulai kalau sel-sel sudah tidak tumbuh
lagi. Kecepatan pertumbuhan tergantung dari kadar substrat, menurunnya
kecepatan pertumbuhan sudah terjadi ketika kadar substrat berkurang sebelum
substrat habis terpakai. Massa bakteri yang dicapai pada tahap stasioner
dinamakan hasil atau keuntungan. Massa bakteri ini tergantung dari jenis dan
jumlah nutrient yang digunakan dan kondisi baik.
d) Tahap kematian. Tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam
larutan biak normal msih kurang diteliti. Jumlah sel hidup dapat berkurang
secara eksponensial. Ada kemungkinan bahwa sel-sel dihancurkan oleh
pengaruh enzim asal sel sendiri (otolisis).
8
b) Pertumbuhan dalam turbidostat. Sistem ini didasarkan pada kerapatan
bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang dipertahankan konstan. Alat
pengukur kekeruhan mengatur pemasokan larutan nutrient melalui sitem
penghubung. Di dalam bejana biak semua nutient terdapat dalam jumlah
berlebihan, dan bakteri tumbuh dengan kecepatan pertumbuhan maksimum.
Pengoperasian turbodistat teknis lebih mahal daripada kemostat.
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C,
dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C,
dengan suhu optimum 25° – 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40° – 75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C
4. Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam
sumber air panas bersuhu 93° – 500°C.
b) Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
c) Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya
merusak sel mikro organisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat
digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau
zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa
9
spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.
d) Zat kimia
Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri
e) Nutrisi
Semakin banyak nutrisi maka semakin meningkat pertumbuhan dari bakteri dalam
hal melakukan pembelahan.
10
Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase, yaitu:
Pada proses terjadinya pembelahan biner, biasanya dapat terjadi melalui tiga fase,
yakni sebagai berikut :
a. Fase pertama, yakni bagian-bagian dari sitoplasma akan terbelah oleh bagian-
bagian sekat yang mengalami pertumbuhan secara tegak lurus.
b. Fase kedua, yakni proses tumbuhnya bagian-bagian dari sekat akan diikuti oleh
bagian-bagian dinding yang melintang.
c. Fase ketiga, yakni akan terbentuk dua bagian sel baru yang mempunyai sifat
identik dengan indukannya.
11
berada pada fase G terlalu lama, dikatakan berada pada fase G atau “quiescent”.
Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak
lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G dapat
memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G . Sel tersebut dapat
masuk kembali ke fase G oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan
sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
b) Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-
masing guna proses mitosis pada fase M.
c) Fasa Mitosis (M)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel
(baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah
dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa
jenjang fase, yaitu:
Interfase
Ciriciri interfase:
o Selaput/membran nukleus membatasi nukleus
o Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
o Dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal
o Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentrosom
o Kromosom yang diduplikasikan selama fase S, tidak bisa dilihat secara
individual karena belum terkondensasi.
Profase
Penebalan kromosom
Ciriciri profase:
o Kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi
kroSeratserat kmosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop
cahaya.
o Nukleolus lenyap
12
o Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrsom
dan mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom.
o Sentrosomsentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong
oleh mikrotubulus yang memanjang di antaranya.
Prometafase
Kromatid pindah ke ekuator
Ciriciri prometafase:
o Selaput nukleus tar-fragmentasi
o Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat
memasuki wilayah nukleus.
o Kromosom menjadi semakin terkondensasi
o Masingmasing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini
memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang struktur
protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer.
o Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor menjadi mikrotubulus
kinetokor.
o Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang
berasal dari kutub gelendong yang bersebrangan
Metafase
Kromosom berbaris di bidang tengah sel
Ciriciri metafase:
o Merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung
sekitar 20 menit.
o Sentrosom kini berada pada kutubkutub sel yang bersebrangan.
o Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada
di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromer-
sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
o Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang bersebrangan.
Anafase
Kromosom tertarik ke kutub yang berbeda
Ciriciri anafase:
13
o Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, sering kali berlangsung
hanya beberapa menit.
o Anafase di mulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan
kedua kromatin saudara dari setiap pasangan memisah secara tibatiba.
Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh.
o Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-
ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek.
Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
o Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
o Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang
sama dan lengkap.
Telofase
Membran inti dan sitoplasma terbentuk kembali dan sel mulai membelah
Ciriciri telofase:
o Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
o Selaput nukleus muncul dari fragmenfragmen selaput nukleus sel induk
dan bagianbagian lain dari sistem endomembran.
o Nukleolus muncul kembali.
o Kromosom menjadi kurang terkondensasi
o Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi nukleus yang identik secara
genetik, sekarang sudah selesai.
14
membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini
juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
c) Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
15
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll
d) Media untuk peremajaan kultur . Media umum atau spesifik yang digunakan
untuk peremajaan kultur. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
e) Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk mengetahui
kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk
menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose
Broth, Arginine Agar
f) Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,
misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di
sekeliling koloni.
16
a. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
b. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
c. Vitamin-vitamin.
3) Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik
ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/ kontaminan.
a) Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta dan daging sapi.
Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
complex).
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
17
3. Fungsi Media Pertumbuhan
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi.
Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang
atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).
C. Pengukuran Pertumbuhan
Mengukur pertumbuhan mikroorganisme merupakan salah satu tahap dalam identifikasi
mikroorganisme. Misalnya pada penelitian saya mengenai identifikasi jenis bakteri udara
dalam ruangan, tahap pengukuran pertumbuhan mikroorganisme mengharuskan saya untuk
bekerja ekstra hati-hati dan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan
hasil yang diperoleh dari tahap ini sangat mempengaruhi tahap-tahap identifikasi
selanjutnya.
Pada dasarnya, pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan melihat konsentrasi sel
(jumlah sel per satuan isi kultur atau CFU) dan densitas sel (berat kering sel-sel
mikroorganisme per satuan isi kultur). Selanjutnya, terdapat 2 macam cara pengukuran
jumlah mikroorganisme, yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran
jumlah mikroorganisme secara langsung adalah menghitung jumlah mikroorganisme secara
keseluruhan. Artinya, kita menghitung mikroorganisme yang hidup dan mati. Pengukuran
jumlah mikroorganisme secara tidak langsung adalah menghitung jumlah mikroorganisme
yang hidup saja.
18
pengukuran ini hanya ditujukan untuk mikroorganisme dengan populasi yang
banyak (lebih besar dari 106 CFU/mL). Oleh sebab itu, pengukuran dengan
volume dan jumlah yang kecil akan menyulitkan kita dalam membedakan antara
sel hidup dengan sel yang sudah mati. Kita juga akan sulit menghitung sel
mikroorganisme yang aktif bergerak (motil) seperti Pseudomonas.
19
tumbuh berdekatan dan menjadi menyatu menjadi satu koloni pada waktu
pertumbuhan statisnya.
Pemilihan metode pengukuran ini dapat dipengaruhi oleh ketersedian alat pada suatu
laboratorium dan dan peneliti. Oleh sebab itu, sebagai peneliti, kita jangan terpaku oleh
20
satu metode saja. Kita perlu mempertimbangkan metode-metode lain yang sesuai
dengan ketersedian alat dan dana dengan tidak mengesampingkan kualitas dari tujuan
akhir penelitian itu sendiri.
D. Kurva Pertumbuhan
Dalam proses Bioteknologi, salah satu hal yang paling penting adalah memahami kurva
pertumbuhan mikroorganisme. Apabila dalam waktu-waktu tertentu jumlah sel
mikroorganisme (contohnya: bakteri) dihitung dan dibuat grafik hubungan antara waktu dan
jumlah sel, maka akan didapatkan kurva pertumbuhannya. Pada dasarnya, kurva
pertumbuhan mikroorganisme dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Fase Lag (Adaptasi), Fase
Eksponensial (Logaritme), Fase Stasioner, dan Fase Kematian. Kurva ini terjadi pada
populasi sel dan tidak terjadi pada sel secara individu.
21
Hal ini disebabkan karena kemungkinan kultur sel rusak saat penyimpanan dengan
waktu yang lama. Adanya pemanasan, radiasi, atau bahan kimia toksik juga sangat
mempengaruhi, sehingga sel perlu waktu untuk memperbaiki kerusakan ini.
Fase lag juga terjadi saat pemindahaan kultur sel ke media yang kaya ke media yang
miskin nutrisi. Saat di media kaya nutrisi, tersedia enzim untuk proses biosintesis
penting. Sehingga saat dipindahkan ke media miskin nutrisi yang tidak tersedia enzim
sintesis, maka butuh waktu untuk mensintesis enzim baru.
2. Fase Eksponensial (Fase Log)
Selama fase eksponensial berlangsung, sel menduplikasi diri tergantung dari
kemampuan sel dan faktor pertumbuhan. Pada fase inilah metabolit primer (misal
enzim, karbohidrat, lipid), dan komponen sel lainnya dihasilkan yang disebut mid-
eksponential.
Angka pertumbuhan eksponensial tergantung dari kondisi lingkungan (suhu dan
komposisi kultur media) sesuai dengan karakter genetik mikroorganisme tersebut.
Secara umum, prokariot tumbuh lebih cepat darai eukariot, sedangkan eukariot kecil
lebih cepat tumbuh dari eukariot besar.
3. Fase Stasioner
Pada kultur batch seperti tabung, pertumbuhan eksponensial sangat terbatas.
Pertumbuhan sel terbatasi oleh berkurangnya nutrisi penting dan limbah produk
terakumulasi sehingga menghambat pertumbuhan. Pada fase ini, tidak ada peningkatan
maupun pengurangan jumlah sel. Oleh karena itu, kalau dilihat dari kurva-nya terlihat
datar.
Pada beberapa mikroorganisme pertumbuhan lambat terjadi pada fase ini, tertapi tidak
terjadi peningkatan jumlah sel. Hal ini dikarenakan beberapa sel tumbuh tetapi sel
lainnya mulai mati, keduanya berlangsung seimbang (kecepatan pertumbuhan =
kecepatan kematian). Fenomena ini disebut cryptic growth. Metabolit sekunder juga
disintesis pada fase stasioner ini.
4. Fase Kematian
Pada fase ini banyak sel yang mati atau mengalami lisis. Kecepatan kematian lebih
tinggi daripada kecepatan pertumbuhan. Sehingga menyebabkan jumlah sel turun. Hal
ini dikarenakan konsentrasi nutrien yang sangat rendah (habis) dan konsentrasi produk
limbah yang sangat tinggi.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur
organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah,
pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi
pertumbuhan populasi mikroba.
2. Pada proses terjadinya pembelahan biner, biasanya dapat terjadi melalui tiga fase, yakni
sebagai berikut :
Fase pertama, yakni bagian-bagian dari sitoplasma akan terbelah oleh bagian-
bagian sekat yang mengalami pertumbuhan secara tegak lurus.
Fase kedua, yakni proses tumbuhnya bagian-bagian dari sekat akan diikuti oleh
bagian-bagian dinding yang melintang.
Fase ketiga, yakni akan terbentuk dua bagian sel baru yang mempunyai sifat
identik dengan indukannya.
3. Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi.
Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang
atau suhu dingin.
4. Terdapat 2 macam cara pengukuran jumlah mikroorganisme, yaitu pengukuran secara
langsung dan tidak langsung. Pengukuran jumlah mikroorganisme secara langsung
adalah menghitung jumlah mikroorganisme secara keseluruhan. Artinya, kita menghitung
mikroorganisme yang hidup dan mati. Pengukuran jumlah mikroorganisme secara tidak
langsung adalah menghitung jumlah mikroorganisme yang hidup saja.
5. Pada dasarnya, kurva pertumbuhan mikroorganisme dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Fase
Lag (Adaptasi), Fase Eksponensial (Logaritme), Fase Stasioner, dan Fase Kematian.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25