Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
“ PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MIKROORGANISME ”

Oleh :

KELOMPOK 4

SULTANTRI TALANDA G 701 17 007


SINDI ARISKA G 701 17 230
TUTY ALAWIAH ALIAS G 701 17 115
PUTRI ZULVANI G 701 17 179

KELAS E

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme”

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi
isinya, oleh karena itu tugas saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca dan dosen pembimbing, sehingga penyusunan
selanjutnya dapat lebih sempurna.

Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.

Palu, 03 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ------------------------------------------------------ ------------ I
Daftar Isi ------------------------------------------------------------- ----------- II

Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang ----------------------------------------------------- ------------ 4
B.Rumusan Masalah -------------------------------------------------- ------------ 4
C.Tujuan --------------------------------------------------------------- ------------ 4

Bab II Pembahasan
A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme ------------------ ------------ 5
B. Jenis, Komposisi, dan Fungsi dari Media Pertumbuhan ------------------------------------------ 14
C. Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme ------------------------------------------------------- 18
D. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme ------------------------------------------------------------- 21

Bab III Penutup


A.Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------------- 23
B.Saran ----------------------------------------------------------------------------------------------- 23

Daftar Pustaka--------------------------------------------------------- ----------------------------- 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi
besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri.
Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan.
Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka
mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu
organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi,
bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih
diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni
yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin
banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu
sendiri.Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air. Bahan-bahan yang
terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan
memperoleh energi, adalah bahan makanan. Tuntutan berebagai mikroorganisme yang
menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-
beda. Oleh karena itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk
mikroorganisme.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme?
2. Bagaimana pembagian jenis, komposisi, dan fungsi dari media pertumbuhan?
3. Bagaimana pengukuran pertumbuhan mikroorganisme?
4. Bagaimana gambaran kurva pertumbuhan mikroorganisme?

C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep
pertumbuhan dan perkembangan mikiroorganisme khususnya pada sel eukariotik dan
prokariotik, mengetahui cara pengukuran pertumbuhan serta gambaran kurva pertumbuhan
mikroorganisme

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme Prokariotik

1) Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total


massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan suatu proses
kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme
yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi
pertumbuhan populasi mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase
kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum
pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat
kimia toksik, panas atau radiasi.
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi
serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk
juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan
peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula
terhadap kurva pertumbuhannya.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori,
yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat
mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air,
sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Pada organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar.

5
Pada organisme uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah
sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau
suatu biakan. Pada organisme yang membentuk soenositik (aselular), selama
pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi pembelahan sel.
Pada mikroorganime, pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan
populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-kadang
karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.
Pertumbuhan dalam keadaan kesetimbangan bila terjadi secara teratur pada kondisi
konstan, sehingga jumlah pertambahan komponen kimia juga konstan. Misalnya,
pertambahan jumlah massa sel sebanyak dua kali dalam keadaan kesetimbangan akan
mengakibatkan penambahan jumlah komponen sel seperti air, protein, ARN dan ADN
sebanyak dua kali pula.

a. Fase-fase Pertumbuhan Bakteri


Bakteri yang diinokulasikan dalam medium yang sesuai dan pada keadaan yang
optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang sangat tinggi
dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel
terbanyak yang dapat diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat
mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan ini disebabkan
oleh pembelahan sel secara aseksual.
Fase pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut :

1. Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya dan
mulai bertambah sedikit demi sedikit.
2. Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling
cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam
fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.
3. Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak sama
dengan jumlah bakteri yang mengalami kematian.
4. Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati semakin
banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak. Fase kematian ditandai
dengan cepat merananya koloni dan jumlah bakteri yang mati senantiasa

6
bertambah. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa minggu bergantung pada
spesies dan keadaan medium serta faktor-faktor lingkungan. Kalau keadaan ini
dibiarkan terus menerus, besar kemungkinan bakteri tidak dapat dihidupkan
kembali dalam medium baru. Cara menghitung jumlah bakteri untuk membuat
grafik pertumbuhan, yaitu dengan metode penuangan, penghitungan dengan
mikroskop dengan menggunakan haemocytometer, dan dengan menggunakan
turbidometer.

b. Pertumbuhan Bakteri dalam Biak Statik


Jika bakteri ditanam dalam suatu larutan biak, maka bakteri akan terus tumbuh
sampai salah satu faktor mencapai minimum dan pertumbuhan manjadi terbatas.
Kalalu sepanjang peristiwa ini tidak diadakan penambahan nutrient atau penyaluran
keluar produk-produk metabolisme, maka pertumbuhan dalam lingkungan hidup
seperti ini disebut kultur statik. Pertumbuhan biak bakteri dengan mudah dapat
dinyatakan secara grafik dengan logaritme jumlah sel hidup terhadap waktu. Suatu
kurva pertumbuhan khas mempunyai bentuk sigmoid dan dapat dibedakan dalam
beberapa tahap pertumbuhan yang muncul secara teratur, sangat atau kurang
menonjol: tahap ancang-ancang (lag phase), tahap eksponensial (logaritmik), tahap
stasioner dan tahap menuju kematian.
a) Tahap ancang-ancang. Tahap ancang-ancang mencakup interval waktu antara
saat penanaman dan saat tercapainya kecepatan pembelahan maksimum.
Lamanya tahap ancang-ancang ini terutama tergantung dari biak awal, umur
bahan yang ditanam, dan juga dari sifat larutan biak. Kalau bahan yang sel-sel
harus terlebih dahulu menyesuaikan diri terhadap kondisi pertumbuhan baru,
yaitu mengenai sintesis RNA, ribosom dan enzim. Kalau sumber energi dan
sumber karbon dalam larutan biak baru berbeda daripada yang ada di biak
awal, maka adaptasi terhadap kondisi baru kerap kali memerlukan sintetis
baru enzim-enzim., yang ketika berada di biak awal tidak diperlukan sehingga
tidak dibentuk.
b) Tahap eksponensial. Tahap pertumbuhan eksponensial atau logaritmik terciri
oleh kecepatan pembelahan maksimum yang konstan. Kecepatan pembelahan
diri sepanjang tahap log bersifat spesifik untuk tiap jenis bakteri dan
tergantung lingkungan. Pada banyak jenis bakteri ukuran sel dan kandungan

7
protein sel sepanjang tahap log tetap konstan. Didalam sebuah biak
statik juga terjadi perubahan-perubahan sel sepanjang pertumbuhan
eksponensial, karena lingkungan juga terus berubah, konsentrasi substrat
semakin berkurang, kerapatan sel bertambah, dan produk-produk metabolisme
tertimbun. Karena kecepatan pembelahan diri relatif konstan, maka tahap log
ini paling cocok untuk menetapkan kecepatan pembelahan diri (dan kecepatan
pertumbuhan).
c) Tahap stasioner. Tahap stasioner dimulai kalau sel-sel sudah tidak tumbuh
lagi. Kecepatan pertumbuhan tergantung dari kadar substrat, menurunnya
kecepatan pertumbuhan sudah terjadi ketika kadar substrat berkurang sebelum
substrat habis terpakai. Massa bakteri yang dicapai pada tahap stasioner
dinamakan hasil atau keuntungan. Massa bakteri ini tergantung dari jenis dan
jumlah nutrient yang digunakan dan kondisi baik.
d) Tahap kematian. Tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam
larutan biak normal msih kurang diteliti. Jumlah sel hidup dapat berkurang
secara eksponensial. Ada kemungkinan bahwa sel-sel dihancurkan oleh
pengaruh enzim asal sel sendiri (otolisis).

c. Pertumbuhan Bakteri dalam Biak Sinambung


Dengan memindahkan sel-sel berulang-ulang dan sering kedalam larutan biak baru,
dapat diciptakan kondisi yang mirip. Sasaran ini juga dapat dicapai secara lebih
sederhana, dengan menambahkan terus-menerus larutan biak baru pada populasi
bakteri yang sedang tumbuh dan dengan memindahkan suspensi bakteri dalam
jumlah sama. Prosedur ini menjadi dasar biak sinambung yang dilakukan dalam
kemostat turbidostat.
a) Pertumbuhan dalam kemostat. Kemostat terdiri dari bejana biak, yang
dimasuki larutan biak dari bejana persediaan dengan kecepatan aliran tetap.
Oleh aerasi dan pengadukan mekanik diusahakan agar didalam bejana biak
terdapat pemasokan O2 secara optimum, dan supaya selekas mungkin
terjadi distribusi merata dari nutrient yang dialirkan masuk sebagai larutan
biak. Jumlah larutan biak yang dimasukkan kedalam bejana biak, sama
dengan jumlah suspensi bakteri yang dikeluarkan.

8
b) Pertumbuhan dalam turbidostat. Sistem ini didasarkan pada kerapatan
bakteri tertentu atau kekeruhan tertentu yang dipertahankan konstan. Alat
pengukur kekeruhan mengatur pemasokan larutan nutrient melalui sitem
penghubung. Di dalam bejana biak semua nutient terdapat dalam jumlah
berlebihan, dan bakteri tumbuh dengan kecepatan pertumbuhan maksimum.
Pengoperasian turbodistat teknis lebih mahal daripada kemostat.

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri


a) Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C,
dengan suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C,
dengan suhu optimum 25° – 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40° – 75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C
4. Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam
sumber air panas bersuhu 93° – 500°C.

b) Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

c) Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya
merusak sel mikro organisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat
digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau
zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa

9
spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.

d) Zat kimia
Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri

e) Nutrisi
Semakin banyak nutrisi maka semakin meningkat pertumbuhan dari bakteri dalam
hal melakukan pembelahan.

3) Perkembangan Bakteri / Reproduksi Bakteri


Reproduksi bakteri terjadi secara pembelahan biner. Perbanyakan sel dengan cara ini,
kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah, bervariasi tergantung dari spesies
dan kondisi pertumbuhan. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah
pembelahan biner melintang. Pembelahan biner melintang adalah suatu proses
reproduksi aseksual; setelah pembentukan dinding sel melintang, maka satu sel
tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak. Dijelaskan bahwa
sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel
membelah diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang
dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu
generasi. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan
20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari. Bila
bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi
ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan.
Kemudian akan memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga
akan diperoleh kurva pertumbuhan. Bakteri biasanya melakukan pembiakan secara
aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika faktor-faktor luar
menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio.

10
Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase, yaitu:

Pada proses terjadinya pembelahan biner, biasanya dapat terjadi melalui tiga fase,
yakni sebagai berikut :

a. Fase pertama, yakni bagian-bagian dari sitoplasma akan terbelah oleh bagian-
bagian sekat yang mengalami pertumbuhan secara tegak lurus.
b. Fase kedua, yakni proses tumbuhnya bagian-bagian dari sekat akan diikuti oleh
bagian-bagian dinding yang melintang.
c. Fase ketiga, yakni akan terbentuk dua bagian sel baru yang mempunyai sifat
identik dengan indukannya.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroorganisme Eukariotik


Pada sel eukariota, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional yaitu interfase dan
mitosis.
1) Interfase
Interfase adalah fase dimana sel tumbuh dan bersiap untuk membelah. Ada yang
menyebutkan bahwa interfase adalah fase istirahat atau jeda panjang antar satu mitosis
dengan yang lain. Fase ini terbagi menjadi tiga fase, yaitu G1, S dan G2:
a) Fase G (gap)
Fase G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada
fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G1 sekitar 2 jam, sedangkan
interval fase G2 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang

11
berada pada fase G terlalu lama, dikatakan berada pada fase G atau “quiescent”.
Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak
lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G dapat
memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G . Sel tersebut dapat
masuk kembali ke fase G oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan
sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
b) Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia
membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi
kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-
masing guna proses mitosis pada fase M.
c) Fasa Mitosis (M)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel
(baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah
dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa
jenjang fase, yaitu:
 Interfase
Ciriciri interfase:
o Selaput/membran nukleus membatasi nukleus
o Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
o Dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal
o Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentrosom
o Kromosom yang diduplikasikan selama fase S, tidak bisa dilihat secara
individual karena belum terkondensasi.
 Profase
Penebalan kromosom
Ciriciri profase:
o Kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi
kroSeratserat kmosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop
cahaya.
o Nukleolus lenyap

12
o Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrsom
dan mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom.
o Sentrosomsentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong
oleh mikrotubulus yang memanjang di antaranya.
 Prometafase
Kromatid pindah ke ekuator
Ciriciri prometafase:
o Selaput nukleus tar-fragmentasi
o Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat
memasuki wilayah nukleus.
o Kromosom menjadi semakin terkondensasi
o Masingmasing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini
memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang struktur
protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer.
o Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor menjadi mikrotubulus
kinetokor.
o Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang
berasal dari kutub gelendong yang bersebrangan
 Metafase
Kromosom berbaris di bidang tengah sel
Ciriciri metafase:
o Merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung
sekitar 20 menit.
o Sentrosom kini berada pada kutubkutub sel yang bersebrangan.
o Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada
di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromer-
sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
o Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang bersebrangan.
 Anafase
Kromosom tertarik ke kutub yang berbeda
Ciriciri anafase:

13
o Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, sering kali berlangsung
hanya beberapa menit.
o Anafase di mulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan
kedua kromatin saudara dari setiap pasangan memisah secara tibatiba.
Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh.
o Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-
ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek.
Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
o Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
o Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang
sama dan lengkap.
 Telofase
Membran inti dan sitoplasma terbentuk kembali dan sel mulai membelah
Ciriciri telofase:
o Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
o Selaput nukleus muncul dari fragmenfragmen selaput nukleus sel induk
dan bagianbagian lain dari sistem endomembran.
o Nukleolus muncul kembali.
o Kromosom menjadi kurang terkondensasi
o Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi nukleus yang identik secara
genetik, sekarang sudah selesai.

B. Jenis, Komposisi dan Fungsi Media Pertumbuhan


1. Jenis-jenis Media Pertumbuhan
1) Medium berdasarkan sifat fisik
a) Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat..
b) Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri
yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan

14
membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini
juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
c) Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

2) Medium berdasarkan komposisi


a) Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b) Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan
ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara
detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c) Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3) Medium berdasarkan tujuan


a) Media untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
b) Media selektif/penghambat. Media yang selain mengandung nutrisi juga
ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan
mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya
adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli
resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth
yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
c) Media diperkaya (enrichment) Media diperkaya adalah media yang mengandung
komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks
seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk
mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya

15
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll
d) Media untuk peremajaan kultur . Media umum atau spesifik yang digunakan
untuk peremajaan kultur. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk
menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
e) Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk mengetahui
kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk
menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose
Broth, Arginine Agar
f) Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari
campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial,
misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di
sekeliling koloni.

2. Komposisi Media Pertumbuhan


1) Bahan dasar
a. air (H2O) sebagai pelarut
b. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC. -
gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam
amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
c. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.
2) Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu
berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur
pelikan/trace element.

16
a. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
b. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
c. Vitamin-vitamin.
3) Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik
ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba nontarget/ kontaminan.
a) Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
 Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse
untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan
kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
 Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
 Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak,
limpa, plasenta dan daging sapi.
 Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
complex).
 Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan
asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dll.
Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

17
3. Fungsi Media Pertumbuhan
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
 Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi.
 Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
 Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang
atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).

C. Pengukuran Pertumbuhan
Mengukur pertumbuhan mikroorganisme merupakan salah satu tahap dalam identifikasi
mikroorganisme. Misalnya pada penelitian saya mengenai identifikasi jenis bakteri udara
dalam ruangan, tahap pengukuran pertumbuhan mikroorganisme mengharuskan saya untuk
bekerja ekstra hati-hati dan dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan
hasil yang diperoleh dari tahap ini sangat mempengaruhi tahap-tahap identifikasi
selanjutnya.
Pada dasarnya, pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan melihat konsentrasi sel
(jumlah sel per satuan isi kultur atau CFU) dan densitas sel (berat kering sel-sel
mikroorganisme per satuan isi kultur). Selanjutnya, terdapat 2 macam cara pengukuran
jumlah mikroorganisme, yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran
jumlah mikroorganisme secara langsung adalah menghitung jumlah mikroorganisme secara
keseluruhan. Artinya, kita menghitung mikroorganisme yang hidup dan mati. Pengukuran
jumlah mikroorganisme secara tidak langsung adalah menghitung jumlah mikroorganisme
yang hidup saja.

1. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung


1) Pengukuran menggunakan counting chamber
Pada pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung Petroff-Hausser,
sedangkan untuk mikroorganisme eukariot menggunakan hemositometer.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah mudah, murah, dan cepat, serta bisa
memperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme. Namun,

18
pengukuran ini hanya ditujukan untuk mikroorganisme dengan populasi yang
banyak (lebih besar dari 106 CFU/mL). Oleh sebab itu, pengukuran dengan
volume dan jumlah yang kecil akan menyulitkan kita dalam membedakan antara
sel hidup dengan sel yang sudah mati. Kita juga akan sulit menghitung sel
mikroorganisme yang aktif bergerak (motil) seperti Pseudomonas.

2) Pengukuran menggunakan electronic counter


Pada pengukuran ini, suspense mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil
(orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada kedua sisi
orifice mengukur tahanan listrik (ditadai dengan naiknya tekanan) pada saat bakteri
melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode ini adalah hasil
bisa diperleh dengan lebih cepat dan akurat, serta dapat menghitung sel dengan
ukuran besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak bisa digunakan untuk
menghitung bakteri karena ada gangguan debris, filament, dan sebagainya serta
tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati.

3) Pengukuran menggunakan colony counter


Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme menggunakan colony counter
merupakan penghitungan langsung jumlah sel (dalam hal ini koloni) yang tampak
(visible cell/colony). Pengukuran menggunakan metode ini didasarkan pada
pernyataan setiap sel mikroorganisme yang tumbuh akan membelah yang pada
akhirnya akan membentuk sebuah koloni. Oleh sebab itu, satuan perhitungan yang
dipakai adalah colony forming unit (CFU). Untuk melakukan perhitungan dengan
metode ini, dilakukan seri pengenceran sample pada media padat. Pengukuran
dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 sampai 30-300.
Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan sensitive karena menggu
nakan colony counter sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk menghitung
mikroorganisme pada sample makanan,air ataupun tanah.Kerugiannya adalah
harus digunakan media yang sesuai dan penghitungannya yang kurang akurat
karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu. Oleh sebab itu, dalam
menggunakan metode, sangat penting untuk merekam jejak pertumbuhan
mikroorganisme setiap hari atau sesuai dengan waktu partumbuhan
mikroorganisme, Hal ini bertujuna untuk menghindari mikroorganisme yang

19
tumbuh berdekatan dan menjadi menyatu menjadi satu koloni pada waktu
pertumbuhan statisnya.

4) Pengukuran menggunakan teknik filtrasi membrane (membrane filtration


technique)
Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu system filter membrane dengan
bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada media
yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah dapat
menghitung sel hidup dan system penghitungannya langsung. Namun, metode ini
membutuhkan biaya yang besar dalam penggunaannya.

2. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara tidak langsung


1) Pengukuran kekeruhan menggunakan spektrofotometer (kekeruhan)
Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media tersebut
menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer
atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic (optical density atau
OD) antara media blank (media control, yang tidak ditumbuhi bakteri) dengan
media dengan pertumbuhan bakteri.

2) Pengukuran aktivitas metabolic


Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolic tertentu
seperti asam atau CO2 dapat menggambarkan jumlah mikroorganisme yang
terdapat di dalam media.

3) Pengukuran berat sel kering


Metode ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen. Miselium
fungi dipisahkan dari media dan dihitung sebagai berat kotor. Selanjutnya,
miselium tersebut dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator) dan
ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan. Berat konstan yang
diperoleh ini disebut dengan berat sel kering.

Pemilihan metode pengukuran ini dapat dipengaruhi oleh ketersedian alat pada suatu
laboratorium dan dan peneliti. Oleh sebab itu, sebagai peneliti, kita jangan terpaku oleh

20
satu metode saja. Kita perlu mempertimbangkan metode-metode lain yang sesuai
dengan ketersedian alat dan dana dengan tidak mengesampingkan kualitas dari tujuan
akhir penelitian itu sendiri.

D. Kurva Pertumbuhan
Dalam proses Bioteknologi, salah satu hal yang paling penting adalah memahami kurva
pertumbuhan mikroorganisme. Apabila dalam waktu-waktu tertentu jumlah sel
mikroorganisme (contohnya: bakteri) dihitung dan dibuat grafik hubungan antara waktu dan
jumlah sel, maka akan didapatkan kurva pertumbuhannya. Pada dasarnya, kurva
pertumbuhan mikroorganisme dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Fase Lag (Adaptasi), Fase
Eksponensial (Logaritme), Fase Stasioner, dan Fase Kematian. Kurva ini terjadi pada
populasi sel dan tidak terjadi pada sel secara individu.

Berikut adalah jenis-jenis kurva pertumbuhan mikroorganisme:

1. Fase Lag (Fase Adaptasi)


Populasi mikroba yang diinokulasi ke medium baru, biasanya pertumbuhan dimulai
setelah periode waktu tertentu yang disebut fase lag. Fase ini bisa berjalan cepat atau
lama tergantung pada kondisi pertumbuhan.
Jika inokulum sel baru dipindahkan ke media yang sama dengan kondisi pertumbuhan
yang sama, maka fase lag tidak akan terjadi, jadi dimulai langsung dengan pertumbuhan
eksponensial. Jika inokulum dari stok lama meskipun dipindah ke media dengan
kondisi yang sama fase lag tetap terjadi.

21
Hal ini disebabkan karena kemungkinan kultur sel rusak saat penyimpanan dengan
waktu yang lama. Adanya pemanasan, radiasi, atau bahan kimia toksik juga sangat
mempengaruhi, sehingga sel perlu waktu untuk memperbaiki kerusakan ini.
Fase lag juga terjadi saat pemindahaan kultur sel ke media yang kaya ke media yang
miskin nutrisi. Saat di media kaya nutrisi, tersedia enzim untuk proses biosintesis
penting. Sehingga saat dipindahkan ke media miskin nutrisi yang tidak tersedia enzim
sintesis, maka butuh waktu untuk mensintesis enzim baru.
2. Fase Eksponensial (Fase Log)
Selama fase eksponensial berlangsung, sel menduplikasi diri tergantung dari
kemampuan sel dan faktor pertumbuhan. Pada fase inilah metabolit primer (misal
enzim, karbohidrat, lipid), dan komponen sel lainnya dihasilkan yang disebut mid-
eksponential.
Angka pertumbuhan eksponensial tergantung dari kondisi lingkungan (suhu dan
komposisi kultur media) sesuai dengan karakter genetik mikroorganisme tersebut.
Secara umum, prokariot tumbuh lebih cepat darai eukariot, sedangkan eukariot kecil
lebih cepat tumbuh dari eukariot besar.
3. Fase Stasioner
Pada kultur batch seperti tabung, pertumbuhan eksponensial sangat terbatas.
Pertumbuhan sel terbatasi oleh berkurangnya nutrisi penting dan limbah produk
terakumulasi sehingga menghambat pertumbuhan. Pada fase ini, tidak ada peningkatan
maupun pengurangan jumlah sel. Oleh karena itu, kalau dilihat dari kurva-nya terlihat
datar.
Pada beberapa mikroorganisme pertumbuhan lambat terjadi pada fase ini, tertapi tidak
terjadi peningkatan jumlah sel. Hal ini dikarenakan beberapa sel tumbuh tetapi sel
lainnya mulai mati, keduanya berlangsung seimbang (kecepatan pertumbuhan =
kecepatan kematian). Fenomena ini disebut cryptic growth. Metabolit sekunder juga
disintesis pada fase stasioner ini.
4. Fase Kematian
Pada fase ini banyak sel yang mati atau mengalami lisis. Kecepatan kematian lebih
tinggi daripada kecepatan pertumbuhan. Sehingga menyebabkan jumlah sel turun. Hal
ini dikarenakan konsentrasi nutrien yang sangat rendah (habis) dan konsentrasi produk
limbah yang sangat tinggi.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur
organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah,
pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi
pertumbuhan populasi mikroba.
2. Pada proses terjadinya pembelahan biner, biasanya dapat terjadi melalui tiga fase, yakni
sebagai berikut :
 Fase pertama, yakni bagian-bagian dari sitoplasma akan terbelah oleh bagian-
bagian sekat yang mengalami pertumbuhan secara tegak lurus.
 Fase kedua, yakni proses tumbuhnya bagian-bagian dari sekat akan diikuti oleh
bagian-bagian dinding yang melintang.
 Fase ketiga, yakni akan terbentuk dua bagian sel baru yang mempunyai sifat
identik dengan indukannya.
3. Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
 Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat
nutrisi.
 Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
 Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang
atau suhu dingin.
4. Terdapat 2 macam cara pengukuran jumlah mikroorganisme, yaitu pengukuran secara
langsung dan tidak langsung. Pengukuran jumlah mikroorganisme secara langsung
adalah menghitung jumlah mikroorganisme secara keseluruhan. Artinya, kita menghitung
mikroorganisme yang hidup dan mati. Pengukuran jumlah mikroorganisme secara tidak
langsung adalah menghitung jumlah mikroorganisme yang hidup saja.
5. Pada dasarnya, kurva pertumbuhan mikroorganisme dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Fase
Lag (Adaptasi), Fase Eksponensial (Logaritme), Fase Stasioner, dan Fase Kematian.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pondoki Ilmu. 2011. Pertumbuhan Bakteri.


https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/pertumbuhan-bakteri/. 03 April 2019

Biologi Sel. 2012. Siklus dan Pembelahan Sel (Lengkap). https://www.biologi-


sel.com/2012/06/siklus-dan-pembelahan-sel.html 03 Aplril 2019

Home Ipa. 2015. Jelaskan macam-macam media pertumbuhan


mikroba?.http://updatetugassekolah.blogspot.com/2015/02/jelaskan-macam-macam-media-
pertumbuhan.html. 03 April 2019

Course Hero. 2019. Fungsi fungsi medium adalah sebagai berikut 1


media.https://www.coursehero.com/file/poaeb8/Fungsi-fungsi-medium-adalah-sebagai-berikut-1-
Media-basal-dapat-mendukung/ . 03 April 2019

Home Ipa. 2015.Bagaimana cara pembuatan media pertumbuhan


mikroba?.http://updatetugassekolah.blogspot.com/2015/02/bagaimana-cara-pembeuatan-
media.html. 03 April 2019

Jak Belajar. 2019. Cara Mengukur Pertumbuhan


Mikrooganisme.https://www.jakbelajar.com/2017/10/cara-mengukur-pertumbuhan-
mikrooganisme.html. 03 April 2019

Kimiafi. 2017. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme. https://www.kimiafi.com/2017/04/kurva-


pertumbuhan-mikroorganisme.html. 03 April 2019

24
25

Anda mungkin juga menyukai