FARIDA ABD. RASUL G 701 17 090 FADRIANI G 701 17 165 SAHRAINI G 701 17 070 GRATSELA DENALIA BESA G 701 17 135 HASNI ADELIA G 701 17 203 SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA) TAKSONOMI Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh ) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Scrophulariales Famili : Acanthaceae Genus : Andrographis Spesies : Andrographis paniculata Nees SINONIM Justicia paniculata Burm., Justicia latebrosa Russ. NAMA DAERAH
Sambilata (Melayu). Ki peural, Ki pait, Takila, Bidara,
Sadilata, Sambilata, Sambiloto (Jawa Tengah). Ki Oray (Sunda), Ampadu tanah (Sumatera Barat), Pepaitan (Madura) . MORFOLOGI TANAMAN AKAR
Akar tanaman sambiloto adalah akar tunggang dan berwarna
putih kecoklatan. Sambiloto mempunyai batang berkayu dan bentuknya bulat atau segiempat. Batang sambiloto berwarna hijau dan monopodial atau memiliki banyak cabang. Batangnya tak berambut dan tebalnya sekitar 2-6 mm, batang bagian atasa sering kali sudutnya berusuk. DAUN Daun sambiloto adalah daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun kecil-kecil mempunyai panjang kurang lebih 2-7 cm dengan lebar sekitar 1,5 - 3 cm. Pertulangan daun sambiloto yaitu menyirip. Daun sambiloto ini rapuh dan tipis dan tidak memiliki rambut. Tangkai daunnya pendek. Bunga Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Bunga tanaman sambiloto adalah bunga majemuk/rasemosa yang bercabang membentuk malai dan tumbuhnya dari ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu dengan pangkal dan ujung lancip. Daun mahkotanya berwarna putih sampai kehijauan . Mempunyai benang sari dua dan putiknya pendek. Kelopak bunga sambiloto terdiri dari 5 helai daun kelopak, berambut, dan panjangnya sekitar 3 mm-4 mm. BUAH DAN BIJI Buah sambiloto berbentuk jorong dengan pangkal dan ujung buahnya tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Panjang buahnya kurang lebih 2 cm dengan lebar 4 mm, dan kadang-kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping. Permukaan luar kulit buah sambiloto berwarna hijau tua hingga hijau kecoklatan dan bagian permukaan dalamnya putih atau putih kelabu. Bijinya agak keras berbentuk gepeng dan panjangnya 1,5 cm sampai 3 mm dan lebarnya sekitar 2 mm. Permukaan luar biji berwarna coklat muda bertonjol-tonjol.
HABITAT
Sambiloto dapat tumbuh secara alami dari dataran pantai sampai
dataran tinggi dengan iklim serta kondisi jenis tanah yang beragam. Tanaman sambiloto dapat tumbuh pada semua jenis tanah, mulai dari jenis tanah yang subur, mengandung banyak humus. Tata udara dan pengairan yang baik. Sambiloto pada umumnya tumbuh di alam yang ternaungi di bawah tegakan hutan. Habitat dari tanaman sambiloto adalah di tempat yang terbuka seperti di ladang, pinggir jalan, tebing saluran atau sungai, semak belukar, di bawah tegakan pohon jatih atau bamboo. Sambiloto dapat tumbuh secara alami pada daerah yang memiliki iklim A (sangat basah), B (basah), dan C (agak basah) berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson. Sambiloto dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 180 – 861 meter di atas permukaan laut, dengan suhu mencapai 20,32oC – 26,93oC, kelembaban udara antara 78% – 87%, dan curah hujan berkisar 2053,2 mm/tahun sampai 3555,6 mm/tahun. KANDUNGAN KIMIA Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung beberapa senyawa, yaitu Senyawa diterpene, lactone, dan flavonoid. Empat senyawa lakton yang ditemukan di dalam daun sambiloto, yaitu deoxyandrographolide, andrographolide, neoandrographolide dan 14- deoxy-11, 12-didehydroandrographolide. Senyawa flavonoid banyak ditemukan pada bagian akar, tetapi juga dapat ditemukan pada bagian daun. Bagian akar dari tanaman sambiloto, mengandung senyawa flavonoid berupa polymethoxyflavone andrographine, panicoline, alkane, keton, aldehid, kalium, kalsium, natrium, asam kersik, monometilwithin, dan apigenin-7,4-dimetil eter. Bagian batang dan daun dari tanaman sambiloto mengandung senyawa alkane, keton dan aldehid. Kandungan dari sambiloto yang digunakan untuk pengobatan antara lain lactone, diterpenoids, diterpene glycosides, flavonoids, dan flavonoid glycosides. Sambiloto memiliki fungsi sebagai antipiretik, obat panas dalam, analgesik, antiinflamasi, antiracun, antibakteri, dapat mengkondensasi sitoplasma pada sel tumor, mengatasi infeksi serta merangsang fagositosis. Sambiloto akan terasa pahit ketika dikonsumsi, hal tersebut diduga berasal dari senyawa andrographolide yang terkandung oleh tanaman sambiloto. Awalnya diduga bahwa senyawa yang menimbulkan rasa pahit adalah senyawa lactone andrographolide. Namun lebih lanjut diketahui senyawa yang menimbulkan rasa pahit yakni senyawa andrographolide dan kalmeghin. Senyawa bioaktif dalam sambiloto yang berperan sebagai antikanker adalah andrographolide. Selain senyawa andrographolide, sambiloto juga mengandung senyawa flavonoid yang merupakan senyawa polifenol golongan antioksidan. Yang dapat menghambat proses terjadinya oksidasi yang dipicu oleh radikal bebas. Andrographolide merupakan senyawa yang masuk ke dalam grup trihidoksilakton memiliki rumus molekul C20H20O5. Senyawa andrographolide memiliki efek antikanker yang baik pada kanker payudara, usus besar, epidermoid, lambung, serviks, liver, leukemia, mieloma, limfosit darah perifer dan kanker prostat. Andrographolide merupakan senyawa yang akan mudah larut di dalam larutan metanol, etanol, piridin, asam asetat dan aseton, namun akan sedikit sukar larut dalam eter dan air. KHASIAT Antiradang (antiinflamasi) Antiinfeksi sehingga bisa digunakan sebagai antibiotik untuk melawan virus. Merangsang daya tahan sel (fagositosis) darah putih sehingga efektif untuk mengobati infeksi. Antibakteri bakteriotatis pada Staphylococeus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus
vulgans, dan Shigella dysenteriae.
Mampu melawan bakteri Salmonella dan Escherichia coli pada penderita tifoid dan disentri. Penghambat reaksi imunitas (imunosupresi) dan penghilang rasa nyeri (analgesik), pereda
demam (antipiretik), penghilang panas dalam, dan penghilang bengkak.
Antiracun (detoksikasi). Menghambat pertumbuhan trofosit placenta. Bersifat kholeretis (meningkatkan sekresi empedu dalam hati). Mampu mencegah penggumpalan darah (trombolisis). Mempunyai efek antihistamin (antibatuk). Menurunkan kadar glukosa dalam darah. Berfungsi sebagai hepatoprotektor (Pelindung sel hati dari zat yang bersifat toksin). Membantu tubuh mengeluarkan air dan garam sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Menghancurkan inti sel kanker. Berperan dalam kondensasi sitoplasma sel tumor. Daftar Pustaka Ulya Days., (2018), “Kandungan Kimia Sambiloto (Andrographis paniculata).” http://ulyadays.com/sambiloto/, diakses tanggal 17 Februari 2018. Asy Har., (2017), “Sambiloto (Andrographis paniculata Burm. f. Nees).” https://asyharstf08.wordpress.com/sambiloto-andrographis-pan iculata-burm-f-nees/ , diakses 16 Februari 2018. Ivan Prapanza E.P & Lukito Adi Marianto, (2014), “Khasiat dan Manfaat Sambiloto”, Penerbit PT. Agromedia Pustaka, Jakarta. A Nugroho., (2016), “Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap Daya Bunuh Bakteri Leptospira sp.”( https://media.neliti.com/.../179273-ID-pengaruh-ekstrak-daun-s ambiloto-androgra.pd ., diakses 17 Februari 2017. THANK YOU