PENDAHULUAN
1
jutanya adalah kematian perinatal dini. Dari angka tersebut, kira-kira separuhnya berkaitan
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Sutomo, 2003).
2
BAB II
2.1 ANALISIS
Dr. Eva seorang dokter Puskesmas Anggrek. Di wilayah kerja dr. Eva
merupakan daerah terpencil dimana masyarakatnya hanya mengandalkan hutan sebagai
sumber mata pencahariannya, mayoritas penduduk hanya menamatkan Sekolah Dasar.
Terlebih lagi anak perempuan disana banyak yang menikah dini dengan alasan untuk
meringankan beban orang tua. Masih banyak dijumpai kasus BBLR di Wilayah
Puskesmas Anggrek. Berdasarkan data laporan Tahunan Puskesmas Anggrek diperoleh
data BBLR sebagai berikut.
Ibu hamil enggan memeriksakan kehamilannya, padahal banyak dijumpai ibu hamil
dengan kondisi anemia dan status gizi kurang. Diperparah dengan kurang aktifnya
Posyandu yang tidak konsisten dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Hanya
50% dari ibu hamil yang melakukan ANC dan 40% K4.
Apa yang harus dilakukan dr. Eva untuk mengatasi hal tersebut.
1. INPUT
a. Masalah sosial ekonomi masyarakat rendah
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang paling menentukan
kuantitas maupun kualitas dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan
dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut penghasilan yang
dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin. Begitu pula
dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka
3
sesuaikan dengan pendapatan keluarga. Tingkat ekonomi yang
rendah sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Ekonomi
yang rendah sering menyebabkan tingkat pendidikan yang rendah
sehingga orang yang berpendidikan rendah akan memiliki
pengetahuan yang rendah pula. Sehingga tidak salah jika masih
banyak masyarakat di desa tersebut yang belum mengetahui secara
baik mengenai informasi dan penanggulangan BBLR
4
2. PROSES
a. Kurang aktifnya kader Posyandu
Peran serta atau keikutsertaan kader Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) melalui berbagai organisasi Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan
pembangunan kesehatan masyarakat desa harus dapat terorganisisr
dan terencana dengan tepat dan jelas. Beberapa hal yang dapat atau
perlu dipersiapkan oleh kader seharusnya sudah dimengerti dan
dipahami sejak awal oleh kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Karena disadari atau tidak keberadaan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) adalah sebuah usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Upaya kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
yang telah ada dan yang telah berjalan selama ini mampu lebih
ditingkatkan dan dilestarikan. Kurang aktifnya para kader untuk
dapat berperan di masyarakat mengakibatkan semakin
meningkatnya permasalah kesehatan di masyarakat seperti keadaan
BBLR.
3. LINGKUNGAN
a. Banyaknya masyarakat yang memilih menikah dini
6
kondisi badannya serta kesehatannya sudahmulai menurun sehingga
dapat mempengaruhi janin inta uterin dan dapatmenyebabkan
BBLR.
7
2.2 PEMBAHASAN
BBLR adalah bayi lahir dengan berat lahir kurang daro 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan ( <
37 minggu ) atau bayi cukup bulan. Berat bayi yang ditimbang dilakukan dalam
1 jam setelah lahir.
8
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
b. Ibu
1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
c. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan
3) Perkawinan yang tidak sah
d. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
e. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah
dini.
f. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi,
terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
𝑀 ×𝐼 ×𝑉
No. Alternatif Penyelesaian Masalah M I V C 𝑃=
𝐶
Pelatihan dan pemberian motivasi kepada
1. para kader dan nakes yang ada di setiap 5 4 4 3 26,7
posyandu
2. Penyuluhan untuk ibu hamil 4 3 3 3 12
3. Perbaikan ekonomi masyarakat 5 4 2 5 8
4. Pemberian fortifikasi untuk ibu hamil 5 4 2 5 8
5. Penambahan fasilitas posyandu 4 3 3 4 9
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai P paling tinggi adalah pelatihan dan pemberian
motivasi kepada para kader dan nakes yang ada di setiap posyandu. Pelatihan dan pemberian
motivasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keaktifan para kader atau nakes
dalam melakukan pelayanan kesehatan di setiap posyandu di wilayah Puskesmas Anggrek.
Pelatihan dan pemberian motivasi ini dianggap sebagai langkah awal dan utama dalam
perbaikan masalah gizi buruk yang terjadi pada bayi yang baru lahir (BBLR).
11
3.2 Rencana Program (Plan of Action)
No Kegiat Sasar Targ Rincian Lokasi Tenaga Jadw Kebutu Tujuan Indikator
an an et Kegiata Pelaksan Pelaksan al han
n aan a pelaksa
naan
1. Pelatih Para Para Membe Di balai Dokter Setia LCD Untuk Simulasi
an dan kader kade rikan desa puskesma p dan mening yang
pembe atau r pelatiha setempat s, bidan bula Proyekt katkan dilakukan
rian tenag atau n di n or (jika pengeta berjalan
motiva a tena berupa puskesma (dila ada) huan dengan baik,
si keseh ga materi s, atau kuka dan selain itu
kepada atan kese tentang dapat n Kertas kemam hasil follow
ara hata pntingn juga berk manila puan up tiap
kader n ya tenaga ala, untuk dalam minggu atau
atau yang peningk kesehatan dan melaku melaku bulan yang
nakes ada atan lain yang berg kan kan bagus.
di di kesehat memang antia simulas pelayan
setiap setia an berkomp n di i an
posyan ppos masyar eten dan setia setelah kesehat
du yand akat mengerti p pember an
u di sekitar tentang posy ian terutam
wila terutam materi andu materi a ANC
yah a yang yang oleh
Pusk kesehat akan ada para
esma an ibu dibawaka di kader
s dan n wila atau
Ang anak. yah nakes
grek Selain Pusk di
itu esma setiap
membe s posyan
rikan Ang di
motivas grek wilayah
12
i ke Puskes
para mas
kader Anggre
sebagai k
pemacu
para
kader
atau
nakesn
untuk
aktif
dalam
melaku
kan
pelayan
an di
setiap
posyan
du
Diberik
an juga
suatu
simulas
i
kepada
para
kader
atau
nakes
yang
bersang
kutan,si
13
mulasi
ini
berupa
penerap
an dari
materi
yang
diberik
an
2. Follow Para Para Rincian Di setiap Pengawa Peng Pengaw Menget Checklist
-up kader kade kegiata posyand s yang awas as di ahui yang
atau r n u di ditunjuk an setiap perkem diberikan
tenag atau berupa wilayah oleh dilak posyan bangan mendapat
a tena memon Puskesm Puskesm ukan du pelayan paling sedikit
keseh ga itor as as tiap an di 7 nilai 2 dari
atan kese perkem Anggrek Anggrek. hari Checkli setiap 10 list yang
hata bangan Pengawa di st di posyan disediakan.
n dari s ini setia setiap du,terut
yang penerap adalah ppos posyan ama Skor
ada an yang seorang yand du kunjun penilaian :
di telah tenaga u, gan 0, 1, dan 2
setia dilakuk kesehatan nam Alat ANC
ppos an di yang un tulis
yand setiap berpengal peng
u di posyan aman, isian
wila du dokter chec
yah dengan atau klist
Pusk menggu bidan dilak
esma nakan ukan
s checkli akhir
Ang st yang ming
grek gu
14
berisi atau
scoring akhir
bula
n,ter
gant
ung
kebij
akan
pusk
esma
s
3. Evalua Para Para Evaluas Di Dokter Seta Data Menget Menurunnya
si akhir kader kade i ini Puskesm puskesma hun dari ahui angka
setel setiap
atau r dilakuk as s anggrek keberha kejadian
ah posyan
tenag atau an Anggrek kegi du, silan BBLR
a tena dengan atan balai kegiata sebesar 30%
dimu pengob
keseh ga cara n yang dalam
lai atan,
atan kese melihat bidan sudah setahun
hata angka dan dilaksa
lain-
n kejadia nakan Indikator
lain
yang n keberhasilan
ada BBLR, evaluasi ini
di angka Dokter akan berubah
setia kunjun yang tiap
ppos gan bertuga tahunnya,
yand ANC s dengan besar
u di dan K4 mengec peurunan
wila ek data angka
yah tersebut kejadian
Pusk BBLR yang
esma lebih banyak,
s jika kegiatan
yang telah
15
Ang dilakukan
grek selama
setahun
berhasil.
16
BAB IV
SARAN DAN KESIMPULAN
B. Saran
Hasil penelitian ini sangat bermakna bagi keberhasilan pelaksanaan perawatan metode
kanguru bagi bayi BBLR sehingga peneliti memberikan saran, antara lain :
1. Bagi profesi
a. Perawat harus senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang PMK dan selalu
menerapkan PMK bagi BBLR di instansi tempat kerja sedini mungkin dengan
melihat kestabilan kondisi bayi agar semakin memperkaya wawasan dan
pengalaman perawat dalam merawat BBLR dengan metode kanguru.
b. Perawat harus melakukan PMK sesuai protap yang berlaku untuk mendapatkan
efek PMK yang lebih baik.
c. Perawat maupun dokter harus memberikan pendidikan kesehatan pada ibu/orang
tua bayi dengan BBLR maupun ibu hamil yang beresiko melahirkan bayi BBLR
agar mempunyai pemahaman lebih baik mengenai PMK dan perawatan bayi
BBLR.
d. Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan acuan bagi perawat untuk
melakukan penelitian lebih lanjut sehingga didapatkan pengetahuan yang lebih
banyak mengenai manfaat PMK bagi BBLR.
17
6) Meniadakan kamar bayi di ruang perawatan bayi level I agar bayi
BBLR yang sehat tidak terpisah dengan ibunya sehingga PMK dapat
dilakukan secara termitten.
7) Memisahkan kamar perawatan ibu yang memiliki bayi BBLR dengan
ibu yang melahirkan bayi aterm/bukan BBLR.
4.1. KESIMPULAN
Rendahnya satus gizi ibu hamil dan meningkatnya angka persentase bayi BBLR di wilayah
kerja Puskesmas Anggrek disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
18
DAFTAR PUSTAKA
Arief dan Kristiyanasari. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika
19