ABSTRAK
Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa buang air besar di sungai lebih
praktis, hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
ODF. Padahal perilaku pembuangan tinja secara sembarangan akan memberikan
efek buruk bagi kesehatan seperti penyakit cacingan, hepatits A, scabies, trachoma,
hepatitis E dan malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan, pendidikan, taraf ekonomi dan kepemilikan jamban dengan perilaku
OD di Desa Tinggarbuntut.
Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan populasi berjumlah
1400 kepala keluarga Desa Tinggarbuntut dan besar sampel yang diambil sebanyak
65 kepala keluarga. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pengetahuan,
pendidikan, taraf ekonomi dan kepemilikan jamban sedangkan variabel terikatnya
adalah perilaku open defecation. Analisis data pada penelitian ini melalui dua uji
statistik yakni menggunakan uji statistik chi square dan odds ratio.
Menggunakan pendekatan cross sectional dari hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, taraf ekonomi dan
kepemilikan jamban dengan perilaku open defecation namun tidak ditemukan
hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku open defecation di
Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto.
ii
ABSTRACT
Most people still think that defecating in the river is more practical, this could be
due to a lack of public knowledge about ODF. The open defecation behavior will
have adverse effects upon health such as intestinal worm infections, hepatitis A,
scabies, trachoma, hepatitis E and malnutrition. This study aims to determine the
relationship between knowledge, education, economic level, and latrine ownership
with OD behavior in Tinggarbuntut Village.
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ..................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii
HALAMAN PRASYARAT ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii
v
5. Pengetahuan responden ........................................................... 42
6. Pendidikan responden .............................................................. 43
7. Taraf ekonomi responden ........................................................ 43
8. Kepemilikan jamban responden .............................................. 43
9. Open defecation responden ..................................................... 44
C. Hasil Uji Statistik .......................................................................... 44
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Open Defecation di
Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ............................. 45
2. Hubungan Pendidikan Dengan Perilaku Open Defecation di
Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ............................. 46
3. Hubungan Taraf Ekonomi Dengan Perilaku Open Defecation
di Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ......................... 48
4. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Perilaku Open
Defecation di Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ...... 49
vi
E. Hubungan Antara Kepemilikan Jamban Dengan Perilaku OD
(Open Defecation) .......................................................................... 59
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Definisi operasional....................................................................... 33
Tabel V.1 Jenis Kelamin Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten
Mojokerto ..................................................................................... 40
Tabel V.2 Usia Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ... 40
Tabel V.3 Jumlah Anggota Keluarga Responden di Desa Tinggarbuntut
Kabupaten Mojokerto ................................................................... 41
Tabel V.4 Pekerjaan Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten
Mojokerto ..................................................................................... 41
Tabel V.5 Pengetahuan Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten
Mojokerto ..................................................................................... 41
Tabel V.6 Pendidikan Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten
Mojokerto ..................................................................................... 42
Tabel V.7 Taraf Ekonomi Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten
Mojokerto ..................................................................................... 42
Tabel V.8 Kepemilikan Jamban Responden di Desa Tinggarbuntut
Kabupaten Mojokerto ................................................................... 43
Tabel V.9 Open Defecation Responden di Desa Tinggarbuntut Kabupaten
Mojokerto ..................................................................................... 43
Tabel V.10 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Open Defecation di
Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto .................................. 44
Tabel V.11 Hubungan Pendidikan Dengan Perilaku Open Defecation di Desa
Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ........................................... 46
Tabel V.12 Hubungan Taraf Ekonomi Masyarakat Dengan Perilaku Open
Defecation di Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ........... 47
Tabel V.13 Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Perilaku Open
Defecation di Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto ........... 48
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Bagan transmisi penyakit dari tinja manusia ............................ 13
Gambar III.1 Kerangka konseptual ............................................................... 25
Gambar IV.1 Alur prosedur penelitian .......................................................... 35
Gambar V.1 Gambaran umum Desa Tinggarbuntut Kabupaten Mojokerto 39
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Open Defecation Free atau bebas dari BAB sembarangan yang sering juga
Defecation Free adalah suatu kondisi individu dalam komunitas yang tidak
sembarangan ini akan memberikan efek buruk bagi kesehatan (Sukma, 2018)
Open Defecation Free (ODF) adalah salah satu kondisi suatu masyarakat
daerah pedesaan, terutama yang dilalui sungai masih banyak yang berperilaku
tidak sehat dengan buang air besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat-
kalau sudah terbiasa BAB di sungai yang kakinya terendam air, merasa dingin,
melihat pemandangan dan terasa nyaman lalu harus berpindah BAB (Buang
1
2
Air Besar) di WC dengan ruang yang sempit, kurangnya ventilasi dan gelap
terbuka” yang biasanya terletak di kebun, di sungai dan parit sawah. Dengan
melakukan buang air besar di tempat terbuka hal ini akan menimbulkan
pembuangan tinja secara sembarangan ini akan memberikan efek buruk bagi
dan malnutrisi.
lebih praktis. Selain itu factor tingkat pendidikan dan kondisi geografis desa
memiliki jamban bukan jaminan bahwa masyarakat sudah tidak buang air besar
sembarangan, masih ada masyarakat yang belum terbiasa dan belum merasa
nyaman bila b uang air besar sembarang tempat serta menganggap BAB di
Berdasarkan data WHO pada 2015, 892 juta orang masih melakukan
buang air besar sembarangan. Sembilan dari sepuluh orang (812 juta) tinggal
di daerah pedesaan, dan sebagian besar tinggal di dua wilayah saja. Hampir dua
pertiga (558 juta) tinggal di Asia Tengah dan Asia Selatan, dengan seperempat
lainnya (220 juta) di Afrika. Asia Tengah dan Asia Selatan telah mengalami
penurunan tingkat open defecation dari 53% menjadi 30%, sedangkan Afrika
telah mencapai penurunan dari 32% menjadi 23%, Oceania turun dari 13
menjadi 12%. Dua wilayah yang tercatat mengalami peningkatan jumlah open
defecation, yaitu meningkat dari 204 juta menjadi 220 juta di Afrika dan dari 1
juta menjadi 1,3 juta di Oceania. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penduduk
yang OD sebesar 36,4% Sedangkan akses sanitasi dasar sebesar 55,5%. United
Papua menjadi salah satu provinsi dengan open defecation terbanyak yaitu
sebesar 37,6% dan masih terdapat perilaku buang air besar sembarangan di
provinsi lainnya seperti Nusa Tenggara Barat (18,7%), Jawa Tengah (14%),
Berdasarkan data yang diperoleh oleh Puskesmas Bangsal, total dari 17 desa
dengan total jumlah KK yaitu 12.973 KK, terdapat 944 KK yang tidak
jumlah KK terbanyak yang tidak memiliki jamban yaitu sebesar 120 KK dari
total 546 KK, dimana 21,98% KK Desa Tinggarbuntut yang tidak memiliki
4
B. RUMUSAN MASALAH
Tinggarbuntut?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
di Desa Tinggarbuntut
2. Tujuan Khusus
Tinggarbuntut
5
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Puskesmas
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
salah satu contoh perilaku yang tidak sehat. Buang Air Besar
kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak semak, sungai, pantai atau area
2. Pengertian Tinja
tinja dan urin karena kedua bahan buangan ini dapat menjadi sumber
tinja rata rata seberat 100 - 200 gram per hari, namun berat tinja yang
perorang/ hari dan perkiraan berat basah tinja manusia tanpa air seni adalah
7
8
zat padat terdiri dari 30% bakteri mati, 10 – 20% lemak, 10 – 20%
lainnya dalam jumlah besar dengan rata-rata 50 juta per gram (Amalina,
2014).
(imunitas, status gizi, status kesehatan, usia dan jenis kelamin) dan
bahwa 90% kematian akibat diare pada anak karena sanitasi yang buruk,
OD dan tidak mempunyai jamban berisiko 1,32 kali anaknya terkena diare
akut dan 1,43 kali terjadi kematian pada anak usia dibawah lima
berrisiko 17,25 kali pada bayi dan balita. Penelitian berkaitan dengan
4. Sanitasi
a. Pengertian Sanitasi
terhadap air bersih dan air minum yang aman dan akses terhadap
(WBG, 2018).
11
d. Beban penyakit
melalui teori 4F yaitu Fluids, Fields, Flies dan Fingers, siklus ini dimulai
dari kontaminasi oleh tinja manusia melalui pencemaran air dan tanah,
dari kuman penyakit), cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber
ke inang baru yang potensial, cara masuk ke inang baru dan penjamu yang
dari orang ke orang atau melalui perantara seperti makanan, air atau
13
berkembang biak dan memperbanyak diri pada media atau habitat sebagai
salah satu cara penularan maka patogen akan masuk dan menginfeksi
1) Orang
milyar orang atau 17 % penduduk dunia masih buang air besar di area
Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger
area terbuka sebesar 24,7 % dan buang air besar dilubang tanah
merasa terpenjara oleh siang hari karena mereka hanya dapat pergi
dari rumah untuk buang air besar pada periode gelap baikdipagi buta
2) Tempat
Berdasarkan data WHO orang yang buang air besar diarea terbuka
3) Waktu
menurun hal ini dapat dilihat dari data berikut pada tahun 1990
pada tahun 1990 (39%), 2000 (31%) dan 2008 (26%). Berdasarkan
besar diarea terbuka sebesar 47% (2006) dan sebesar 36,4 % (2010)
(Sukma, 2018).
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
2. Tingkatan Pengetahuan
16
tingkatan yakni:
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata
kerja bahwa untuk mengukur orang tahu tentang apa yang telah
menyatakan dansebagainya.
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil atau sebenarnya.
katakerja.
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
(Mulyatiningsih, 2011).
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat
tersebut di atas.
a) Umur
b) Pengalaman
C. Pendidikan
bahkan menjadi peran paling utama dalam kemajuan hidup manusia. Kemajuan
suatu bangsa dipengaruhi oleh kondisi sumber daya manusianya, karena pada
yang menempati bangsa itu sendiri. Hal inilah sangat tergantung dari
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
secara jelas dapat terlihat didalam proses belajar, yaitu ketika pendidik
mengajarkan nilai-nilai, ilmu, dan keterampilan pada peserta didik dan peserta
secara menyeluruh dengan mengubah perilaku dan sikap peserta didik dari
(Darmiyati, 2010).
Pada anak usia pra sekolah pendidikan karakter paling efektif dilakukan
oleh keluarga. Oleh karena itu, penting bagi keluarga yang memiliki anak usia
di bawah lima tahun untuk memberi lingkungan belajar yang terbaik di rumah.
anak usia sekolah (6-12 tahun) sudah mulai memasuki lingkungan di luar
baru karena akan memiliki interaksi yang lebih dengan orang lain yaitu teman
dan gurunya. Pada masa ini anak akan lebih percaya dengan perkataan gurunya
2011).
20
mencari jati diri untuk membentuk karakter permanen. Pendidikan pada usia
sebab itu, perlu ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara sekolah dan
pada usia remaja lebih kompleks daripada tugas-tugas pada usia anak-anak.
Sesuai dengan karakteristik mental usia remaja yang sedang dalam tahap
pencarian jati diri, tugas pendidik adalah menciptakan lingkungan yang sebaik-
Karakter pada orang dewasa sudah terbentuk sejak anak-anak dan remaja.
tema pendidikan karakter dalam forum seminar, diskusi, media masa, film,
21
pengalaman hidup orang lain, dsb. Banyak pengalaman orang - orang yang
pada permasalahan hidup dan belajar dari kehidupan orang lain yang sedang
afektif. Bloom (1964) membuat lima tahap belajar ranah afektif yaitu
internalisasi. Pada usia anak-anak, belajar afektif dapat dilakukan sampai tahap
ke tiga yaitu tahap penghargaan. Pada usia remaja, belajar afektif dapat maju
satu tahap lagi yaitu ke ranah pengorganisasian. Sedangkan pada usia dewasa,
belajar afektif sampai pada tahap internalisasi. Proses belajar ranah afektif yang
2011).
nilai-nilai yang baik seperti apa yang telah diterima pada tahap
memilih nilai yang baik-baik saja jika suatu saat dihadapkan pada
menjadi filsafat hidup sehingga orang tidak akan terpengaruh oleh faktor
D. Taraf Ekonomi
Taraf ekonomi adalah suatu kondisi ekonomi keluarga yang dapat diukur
kondisi rumah yang sehat, seperti pengadaan jamban sehat, tempat sampah,
yang lebih tinggi dan taraf ekonomi yang lebih baik, lebih banyak yang
pembuatan jamban yang sesuai dengan syarat jamban sehat memerlukan biaya
yang mahal, akibat dari jamban yang tidak ada atau buruk, warga lalu memilih
buang air besar sembarangan. Pembiayaan atau bantuan dana untuk pembuatan
jamban yang sehat dapat menjadi salah satu solusi mengurangi perilaku open
E. Kepemilikan Jamban
Menurut penelitian Astuti pada tahun 2013 ada hubungan yang signifikan
ketersediaan jamban dengan perilaku buang air besar terbuka. Orang yang
karena mereka tidak memiliki toilet di rumah. Toilet adalah bangunan yang
24
dalam septic tank yang kemudian diserap ke dalam tanah atau dikelola dengan
cara tertentu, sehingga tidak menimbulkan bau dan mencemari sumber air di
pencemaran air salah satunya adalah membuat jarak antara lubang dengan bak
diminimalisir.
Septick tidak mencemari air permukaan dan air tanah, jarak ke sumber air
sekitar 10 meter. 2). Saat leher angsa berbentuk, air isolasi selalu menutupi
lubang tempat jongkok. Dan 3). Jika tidak ada leher angsa, harus dilengkapi
dengan penutup lubang jongkok untuk mencegah lalat atau serangga / binatang
lain.
BAB III
A. Kerangka Konsep
Faktor Internal
Pengetahuan
Pendidikan
Sikap
Pekerjaan
Pendapatan
(Taraf Ekonomi) Perilaku
Open Defecation
Faktor Eksternal
Budaya
Lingkungan
Kepemilikan
jamban
Keterangan:
: yang diteliti
25
26
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni faktor perilaku (behaviour causer) dan
faktor dari luar perilaku (non behaviour causer). Selanjutnya perilaku itu
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain,
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku buang air besar
(BAB) yang dapat dibagi menjadi faktor internal, faktor eksternal, dan
kepemilikan jamban.
media cetak. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang
melalui upaya pengajaran, yang diteliti disini adalah pendidikan formal, yang
dapat membuat individu enggan membuat jamban. Sikap dan pekerjaan juga
dapat menjadi faktor individu tidak memiliki jamban atau tidak ingin BAB di
BAB, budaya lingkungan sekitar, seperti kebiasaan penduduk sekitar dan turun
lingkungan yang dekat sungai sehingga mudah mencari alternatif jamban dapat
satu keluarga sudah memiliki jamban maka perilaku BAB sembarangan dapat
berkurang. Faktor sikap, pekerjaan, budaya, dan lingkungan saat ini tidak
B. Hipotesis Penelitian
di Desa Tinggarbuntut.
di Desa Tinggarbuntut.
di Desa Tinggarbuntut.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
29
30
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
2. Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi
tersebut.
a. Besarnya sampel
Keterangan:
n : sampel
2
𝑍1− 𝑎 : standar deviasi normal untuk 1,64 (confidence interval 90%)
2
31
(2,6896)(0,25)(1400)
n=
(0,01)(1399) + (2,6896)(0,25)
941,36
n=
14,6624
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
open defecation.
32
E. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
2. Pendidikan
negara. Dibagi dalam 2 kategori yaitu (1) rendah (tidak tamat SD - SMP),
3. Taraf ekonomi
Minimum Regional. Dibagi menjadi: (1) rendah (< Rp. 3.800.000,00), dan
4. Kepemilikan jamban
Dibagi dalam 2 kategori yaitu (1) di luar jamban, dan (2) di jamban.
F. Prosedur Penelitian
Populasi warga
Sampel
Pemberian kuesioner
Data
Analisis
Kesimpulan
1. Kuesioner
1. Data Primer
2. Data Sekunder
laporan yang sudah ada, data ini diperoleh dari bagian kesehatan
lingkungan.
G. Analisis Data
Analisis data statistik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
a. Analisis univariat
kepemilikan jamban.
b. Analisis bivariat
dan statistik dapat dilihat dari hasil uji statistik. Analisis kekuatan
asosiasi antara dua variabel dilihat dengan Odds Ratio (OR). Besar
2. Hipotesis Statistik
HASIL PENELITIAN
40
41
B. Karasteristik Responden
Karasteristik mengenai responden penelitian dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
2. Usia responden
sebesar 55,4%.
42
4. Pekerjaan responden
5. Pengetahuan responden
6. Pendidikan responden
responden berada pada taraf ekonomi yang tergolong tinggi yaitu sebanyak
55,4%.
Pada tabel V.8 dibawah ini, diketahui bahwa sebagian besar responden
variabel. Analisis ini melalui uji statistik Chi-Square yaitu menguji hubungan
Hubungan bermakna atau tidak antara kedua variabel secara persentase dan
statistik dapat dilihat dari hasil uji statistik. Analisis kekuatan asosiasi antara
dua variabel dilihat dengan Odds Ratio (OR). Besar kecilnya nilai OR
menunjukan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang diuji. Nilai
risiko perilaku OD. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan
OR.
sebesar 0,000 (< 0,05) maka H0 ditolak, sehingga dapat diartikan terdapat
47
mempunyai risiko 7,986 kali lebih besar untuk melakukan open defecation
sebesar 0,722 (> 0,05) maka H0 diterima, sehingga dapat diartikan tidak
tinggi.
hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Hal ini dapat dilihat dari
telah memiliki kebiasaan buang air besar di jamban. Sedangkan dari 100%
sebesar 0,000 (< 0,05) maka H0 ditolak, sehingga dapat diartikan terdapat
Hal ini dipertegas dengan hasil perhitungan Odds Ratio (OR) untuk taraf
yang berada pada taraf ekonomi tergolong rendah mempunyai risiko 8,171
dengan taraf ekonomi yang tinggi. Dimana dari 100% responden dengan
sawah/kebun.
Open defecation
Kepemilikan Chi- Odds Ratio
Jamban Diluar Total
Di jamban square (OR)
jamban
Tidak Memiliki 24 (80,0%) 6 (20,0%) 30 (100%)
Memiliki 8 (22,9%) 27 (77,1%) 35 (100%) 0,000 13,500
Total 32 (49,2%) 33 (50,8%) 65 (100%)
Sumber : Hasil survei 2019
sebesar 0,000 (< 0,05) maka H0 ditolak, sehingga dapat diartikan terdapat
risiko 13,500 kali lebih besar untuk melakukan open defecation daripada
PEMBAHASAN
Perilaku BAB (Buang Air Besar) di area terbuka seperti sungai ataupun
kebun, memang telah menjadi kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat.
(rekontaminasi) pada sumber air dan makanan yang disantap di rumah secara
langsung maupun tidak langsung (Sholikhah, 2014). Lebih lanjut Aina dkk (2013)
terkait sanitasi oleh salah satu anggota masyarakat, maka akan mempengaruhi
A. Karakteristik Responden
52
53
2. Usia responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden berusia <
48 tahun (50,8%).
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Lebih lanjut
anggota keluarga dengan jumlah ≥ 4 orang yaitu sebesar 55,4%. Hasil ini
4. Pekerjaan responden
5. Pengetahuan responden
6. Pendidikan responden
hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2007).
seseorang maka akan semakin sadar dan peduli terhadap kebersihan diri
dan lingkungannya.
perilaku BABS.
dkk (2011) adalah akan meningkatkan risiko diare dan kematian pada
balita.
56
yang buruk, diketahui 74,2% responden memiliki kebiasaan buang air besar di
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (<
0,05) maka H0 ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan
57
tergolong buruk mengenai personal hygiene mempunyai risiko 7,986 kali lebih
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukma dkk (2018) yang
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
buang air besar sembarangan yaitu pengetahuan tentang buang air besar di
jamban.
diketahui 51,9% responden memiliki kebiasaan buang air besar di luar jamban.
Dari hasil penelitian didapatkan p-value sebesar 0,722 bahwa tidak ada
karena masih banyak faktor lainnya yang membuat seseorang melakukan open
bangsa bahkan menjadi peran paling utama dalam kemajuan hidup manusia.
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p-value sebesar 0,722 (> 0,05)
Kabupaten Mojokerto.
Hasil ini sama dengan penelitian Wirawan dkk (2017) yang menyebut
Akan tetapi hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Giri et al. (2014)
tinggi, diketahui 52,6% responden telah memiliki kebiasaan buang air besar di
pandang dan pola asuh terhadap pemanfaatan jamban. Untuk itu pentingnya
(ODF).
yang rendah, diketahui 75,9% responden memiliki kebiasaan buang air besar
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (<
0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan
mempunyai risiko 8,171 kali lebih besar untuk melakukan open defecation
tingkat pendapatan dengan perilaku buang air besar keluarga (Sari, 2016).
masyarakat yang pada umumnya berada pada tingkat ekonomi tinggi akan
defecation)
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (<
0,05) maka H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan
jamban di rumah mereka mempunyai risiko 13,500 kali lebih besar untuk
rumah.
septic tank dengan status ODF (Sukma, 2018). Ketersediaan jamban yang
bahwa masyarakat sudah tidak buang air besar sembarangan, masih ada
masyarakat yang belum terbiasa dan belum merasa nyaman bila buang air
Pada hasil penelitian masih ditemukan dari 100% responden yang tidak
menggunakan septic tank akan menimbulkan bau yang tidak enak di sekitar
rumah, sehingga mereka lebih memilih bila kotoran dari jamban langsung
disalurkan ke sungai dan bisa terbuang jauh dari lingkungan rumah mereka.
62
Maka untuk mengubah perilaku masyarakat agar tidak buang air besar
A. Kesimpulan
baik (52,3%).
tinggi (68,5%).
(53,8%).
(50,8%)
Kabupaten Mojokerto.
63
64
Kabupaten Mojokerto.
Mojokerto.
Mojokerto.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari salah
masyarakat untuk berperilaku buang air besar yang baik. Serta jika
65
DAFTAR PUSTAKA
Aina, R.A.F, Ibrohim dan Suarsin, E. 2013. Hubungan Antara Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Timbulnya Penyakit Skabies di Wilayah
Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Naskah Publikasi. Malang :
Universitas Negeri Malang
Amalina F. 2014. Perilaku BAB di Sungai Pada Warga di Kelurahan Sekayu
Semarang. Jurnal Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Anggoro. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban di
Kawasan Perkebunan Kopi. Jurnal Pustaka Kesehatan. 2016; 3(1).
Apriyanti, L., Widjanarko, B., Laksono, B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan jamban keluarga di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 14 No. 1 Januari 2019
Arif Sumantri (2011) Metode Penelitian Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta:
Kencana 2011
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Astuti DF. 2013. Factors associated with the practice of open defecation in the
Sukamaju Village Rancakalong Sub-District of Sumedang District. Thesis.
Semarang: School of Public Health Diponegoro University.
Bloom, B.S., Krathwohl, D.R., Masia B.B. 1964. Taxonomy of Educational
Objectives Book 2. Affective Domain. London : Longmans Green & Co. Ltd
Darmiyati, Zuhdan dan Muhsinatun. 2010. Pengembangan model pendidikan
karakter terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar.
ejurnal Cakrawala Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Fajar NA, dkk. 2010. Pengaruh MetODe Pemicuan terhadap Perubahan Perilaku
Stop BABS di Desa Senuro Timur Kabupaten Ogan Ilir. Prosiding Seminar
Nasional, Palembang, hal : 1642-1651
Febriani W, Samino, Sari N. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS): Studi pada Program STBM
di Desa Sumbersari Metro Selatan. Jurnal Dunia Kesmas. 2016; 5(3).
Giri, G.B.S.J., Purnama, M.A., Wiratma, I.P.B. 2014. Hubungan beberapa faktor
internal dengan perilaku Open Defecation (OD) di Dusun Kandangan
Kecamatan Tarik Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 6 (2):
27-34 p. 27-34
Hamzah, B. 2014. Gambaran Pemanfaatan Sarana Air Bersih dan Jamban Keluarga
yang dilakukakn Melalui Proyek PAB-PLP. Universitas Sumatera Utara.
(Diakses 11 September 2019)
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta.
Kurniawati, L.D., Windraswara, R. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku kepala keluarga dalam pemanfaatan jamban di Pemukiman Kampung
67
LAMPIRAN 1
Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya :
Nama / NPM :
1. Dianita ariani, S.Ked / 17710030
2. Sakina Lumbessy., S.Ked / 17710117
3. Khusnul Abidin, S.Ked / 17710139
4. Qurrota A’yun Firdaus, S.Ked / 17710148
Mojokerto, 2019
Tim Peneliti
70
Mojokerto,…………………2019
Responden,
( )
71
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
No. Kuesioner :
Tanggal :
6. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak sekolah/ tidak tamat SD
b. Tamat sd / SMP
c. Tamat SMA / Perguruan tinggi
7. Pekerjaan
a. Petani
b. Pedagang
c. Buruh
d. Wiraswasta
e. PNS
2. Jamban adalah sarana pokok yang harus dimiliki oleh setiap keluarga
a. Benar
b. Salah
4. Jarak penampungan tinja dari sumber air bersih adalah ≥10 meter
a. Benar
b. Salah
8. Dampak jika tidak BAB pada tempatnya adalah terjadinya penularan penyakit
a. Benar
b. Salah
9. Penyakit apa yang dapat ditularkan melalui tinja adalah cacingan, diare, polio
dan hepatitis A
a. Benar
b. Salah
III. EKONOMI
LAMPIRAN 4
OUTPUT
Frequency Table
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 33 50.8 50.8 50.8
Perempuan 32 49.2 49.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 48 tahun 33 50.8 50.8 50.8
≥ 48 tahun 32 49.2 49.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Petani 13 20.0 20.0 20.0
Pedagang 10 15.4 15.4 35.4
Buruh 21 32.3 32.3 67.7
Wiraswasta 17 26.2 26.2 93.8
PNS 4 6.2 6.2 100.0
Total 65 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 31 47.7 47.7 47.7
Baik 34 52.3 52.3 100.0
Total 65 100.0 100.0
75
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 27 41.5 41.5 41.5
Baik 38 58.5 58.5 100.0
Total 65 100.0 100.0
Taraf_Ekonomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 44.6 44.6 44.6
Tinggi 36 55.4 55.4 100.0
Total 65 100.0 100.0
Kepemilikan_Jamban
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak memiliki 30 46.2 46.2 46.2
Memiliki 35 53.8 53.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
Open defecation
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Di luar jamban 32 49.2 49.2 49.2
Di jamban 33 50.8 50.8 100.0
Total 65 100.0 100.0
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Open
65 100.0% 0 .0% 65 100.0%
defecation
Pendidikan * Open defecation 65 100.0% 0 .0% 65 100.0%
Taraf_Ekonomi * Open
65 100.0% 0 .0% 65 100.0%
defecation
Kepemilikan_Jamban * Open
65 100.0% 0 .0% 65 100.0%
defecation
76
Crosstab
Open defecation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.776a 1 .000
Continuity Correctionb 12.928 1 .000
Likelihood Ratio 15.392 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.548 1 .000
N of Valid Casesb 65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.26.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Open defecation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .127a 1 .722
Continuity Correctionb .011 1 .917
Likelihood Ratio .127 1 .722
Fisher's Exact Test .804 .458
Linear-by-Linear Association .125 1 .724
N of Valid Casesb 65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Open defecation
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.858a 1 .000
Continuity Correctionb 12.996 1 .000
Likelihood Ratio 15.499 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.629 1 .000
N of Valid Casesb 65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.28.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Open defecation
Di luar
jamban Di jamban Total
Kepemilikan_Jamban Tidak memiliki Count 24 6 30
% within
80.0% 20.0% 100.0%
Kepemilikan_Jamban
Memiliki Count 8 27 35
% within
22.9% 77.1% 100.0%
Kepemilikan_Jamban
Total Count 32 33 65
% within
49.2% 50.8% 100.0%
Kepemilikan_Jamban
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 21.104a 1 .000
Continuity Correctionb 18.880 1 .000
Likelihood Ratio 22.441 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.779 1 .000
N of Valid Casesb 65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI
81