Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini kita harus dapat mengikuti perkembangan

zaman yang semakin lama tekhnologi semakain modern dan canggih. Setiap

bidang dituntut untuk mengembangkan IPTEK, tak terkecuali bidang

pendidikan. Di bidang pendidikan, pemerintah berulang kali mengubah

kurikulum pendidikan mulai dari kurikulum 1994 diubah menjadi kurikulum

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) kemudian tidak lama lagi diubah menjadi

kurikulum 2004 lalu pada tahun 2006 berubah menjadi kurikulum berbasis

kompetensi yang disingkat KBK kemudian ganti lagi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2007.

Perubahan kurikulum tersebut dilakukan pemerintah untuk mencari

cara atau sistem pendidikan yang terbaik di Indonesia, tak terlepas juga

metode-metode yang diterapkan. Melihat usaha dari pemerintah tersebut,

maka rasanya akan percuma jika tidak diimbangi dengan usaha tenaga

pendidik untuk lebih berinovasi dalam cara mengajar agar pendidikan di

Indonesia lebih maju dan berkembang. Salah satunya yaitu dengan cara

pengembangan metode-metode mengajar ataupun mengembangkan media

atau alat-alat untuk mendukung pengajaran.

1
2

Mengikuti perkembangan teknologi maka banyak pendidik yang

mengembangkan media pembelajaran misalnya Media Interaktif yang

dikembangkan dengan inovasi dan kreatifitas yang begitu menarik untuk

dipelajari. Selain mengembangkan media-media atau perangkat

pembelajaran. Pemerintah juga berupaya untuk terus meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia agar bisa bersaing di dunia internasional.

Salah satu upaya pemerintah untuk mempersiapkan warganya agar

dapat bersaing dalam kancah internasional adalah dengan diadakannya

sekolah-sekolah yang bertaraf internasional yang biasa disebut Sekolah

Bertaraf Internasional (SBI). Hal ini merupakan implementasi dari UU No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat (3) yang

berbunyi, “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan

sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidkan,

untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf

Internasioanal” (Dharma, 2007).

Di SBI menggunakan KTSP sebagai kurikulum nasional yang

dipadukan dengan Cambridge International Examination (CIE) sebagai

acuan kurikulum intenasional dan kurikulim ini biasa disebut dengan

kurikulum adaptif dan adoptif. KTSP yang dikembangkan sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah,

sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Melalui

penerapan KTSP mulai tahun ajaran 2006/2007 tersebut, maka sekolah

memiliki wewenang luas dalam menyusun kurikulumnya sendiri, termasuk


3

mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum Cambridge yang diyakini telah

memiliki reputasi mutu yang diakui secara Internasional tetapi tetap mengacu

pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sesuai dengan standar isi

dan standar kompetensi lulusan hal itu diungkapkan oleh Mulyasa (2007).

Dalam pembelajaran sehari-hari SBI menggunakan bahasa Inggris

dalam penyampaian materi tentang Kimia, namun sekolah-sekolah SBI masih

menggunakan media pembelajaran yang belum menggunakan bahasa

Inggris . Dimana dalam sekolah bertaraf Internasional, media dengan bahasa

Inggris merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi.

Pendidikan di Indonesia membutuhkan banyak inovasi-inovasi

baru, terutama pendidikan pada mata pelajaran kimia. Berdasarkan hasil

angket pada penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA bertaraf

Internasional (SBI) di Sidoarjo bahwa 52 % siswa mengatakan mata pelajaran

kimia itu sulit. Menurut definisinya Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang

mempelajari interaksi antara zat-zat kimia yang tersusun atas atom atau

subpartikelnya; proton, electron dan neutron.(www.wikipwdia.com;diakses

tanggal 17 Desember 2009). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa

mata pelajaran kimia merupakan perpaduan antara mata pelajaran yang

memuat hafalan dan perhitungan yang dikombinasikan. Sehingga menurut

pelajar- pelajar di SMA kimia itu tidak mudah untuk dipahami.

Menurut siswa di SMA Negeri di Sidoarjo menyatakan bahwa

pelajaran kimia adalah pelajaran yang relatif sulit. Banyak materi-materi pada

pelajaran kimia sulit untuk dipahami salah satunya adalah materi Hukum-
4

hukum dasar Kimia. Materi hukum-hukum dasar kimia merupakan materi

yang paling sulit yang dinyatakan oleh 38 % siswa kelas X di SMA N 1

Sidoarjo memilih materi ini sebagai materi yang membutuhkan pemahaman

lebih karena harus memadukan antara hafalan teori dan perhitungan yang

sangat membingungkan bagi mereka. Selain itu materi Hukum-hukum dasar

Kimia merupakan pondasi bagi siswa untuk bisa belajar kimia untuk materi-

materi selanjutnya. Oleh karena itu harus disampaikan dengan benar dan

dapat dipahami oleh siswa. Untuk dapat menyampaikan materi kimia dengan

jelas khususnya pada materi pokok hukum-hukum dasar Kimia maka

dibutuhkan suatu media ppenunjang pembelajaran yang inovatif dan

interaktif. Mengingat materi ini merupakan hukum dasar yang harus dipahami

siswa baik konsep maupun rumus perhitungannya.

Bagi siswa-siswa SMA di sekolah bertaraf Internasional,

pembelajaran kimia sudah diajarkan dengan metode Dwi bahasa (Bilingual).

Menurut mereka, penyampaian materi kimia dengan metode bilingual bukan

menjadi hambatan bagi mereka untuk memahami materi kimia yang

disampaikan, namun untuk memahami materi tersebut yang disampaikan

dibutuhkan suatu penunjang pembelajaran diantaranya metode atau cara

mengajar yang tepat, dan media atau bahan ajar yang inovatif. Sampai saat ini

tenaga pengajar atau guru sudah berupaya untuk meningkatkan mutu

pengajarannya dengan berbagai cara, agar bisa menyesuaikan diri dalam

mengajar di sekolah bertaraf Internasional (SBI ). Salah satunya dengan cara

belajar berkomunikasi, dan mengajar dengan bahasa Inggris. Selain itu guru
5

juga perlu menyiapkan media atau bahan ajar agar pembelajarannya lebih

sempurna.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, diharapkan agar siswa

senang belajar kimia, mudah memahami materi-materinya dan mencapai

standar yang ditetapkan untuk perkembangan Sekolah Bertaraf Internasional.

Dari uraian di atas maka peneliti ingin mengembangkan media

interaktif yang menggunakan bahasa Inggris untuk mewujudkan harapan-

harapan yang diinginkan. Media yang akan dikembangkan harus

memperhatikan kriteria- kriteria kelayakan yang meliputi kriteria kesesuaian

materi, kriteria bahasa, kriteria penyajian dan respon siswa agar bisa menarik

semangat belajar dan memotivasi siswa untuk gemar membaca di Sekolah

Bertaraf Internasional (SBI). Oleh karena itu, peneliti mengambil judul

“Pengembangan Media interaktif pada Materi Pokok Hukum-hukum

Dasar Kimia untuk Sekolah Bartaraf Internasional (SBI)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan


diselesaikan dalam penelitian ini adalah “Apakah Drama Musikal pada
materi pokok Tata Nama Senyawa Kimia Anorganik yang telah
dikembangkan untuk siswa SMA layak untuk digunakan sebagai penunjang
pembelajaran di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)?”
Permasalahan umum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Apakah Drama Musikal pada materi pokok Tata Nama Senyawa Kimia
Anorganik yang telah dikembangkan telah memenuhi kriteria materi,
bahasa, dan penyajian?
6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kelayakan Drama Musikal pada materi pokok

Tata Nama Senyawa Kimia Anorganik yang telah dikembangkan sebagai

penunjang pembelajaran di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Tujuan umum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bahwa Media Interaktif pada materi pokok Hukum-

hukum dasar kimia yang telah dikembangkan telah memenuhi kriteria

materi, bahasa, dan penyajian.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Terwujudnya Media Drama Musikal pada materi pokok Hukum-hukum

Dasar Kimia untuk Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

2. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas belajar

mengajar mata pelajaran kimia di SMA Berstaraf Internasional

3. Dapat memberikan informasi ilmu Kimia bagi siswa khususnya untuk

materi Tata Nama Senyawa Kimia Anorganik pada Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa

yang digunakan.
7

4. Dapat memotivasi siswa untuk berani berbicara serta mempelajari materi

Tata Nama Senyawa Kimia Anorganik dengan menggunakan bahasa

Inggris sebagai bahasa yang digunakan.

5. Dapat dijadikan sebagai media penunjang pembelajaran dan acuan materi

bagi guru dalam mengajar kimia dengan menggunakan bahasa Inggris

pada Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

E. Definisi Operasional, Asumsi dan Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perbedaan penafsiran antara peneliti dan

pembaca, berikut ini diberikan batasan istilah-istilah.

1. Definisi Operasional

Dibawah ini akan dijelaskan definisi operasional agar tidak terjadi

salah pengertian terhadap maksud penelitian ini, definisi operasional

sebagai berikut :

a. Pengembangan Media Interaktif

Penyusunan Media Interaktif untuk siswa SMA kelas X

menggunakan pengembangan perangkat 4-D yang dimulai dengan

tahap define (analisis konsep dan spesifikasi indikator pembelajaran),

design (penulisan, pengadopsian, pembuatan Media Interaktif), develop

(telaah, validasi dan revisi), serta disseminate (penyebaran), namun

pada pengembangan perangkat tersebut hanya sebatas develop saja dan

disseminate tidak dilakukan pada Media Interaktif ini.

b. Drama Musikal
8

Drama musikal merupakan drama yang dikemas dengan lagu-

lagu. Drama musical ini bercerita tentang unsur-unsur kimia anorganik

yang akan membentuk senyawa-senyawa. Dalam drama musical ini

siswa diajak untuk bermain peran sebagai unsure-unsur yang memiliki

nama dan sifat yang berbeda, kemudian siswa saling berpasangan

seolah-olah seperti unsur yang berikatan membentuk senyawa. Skenario

yang digunakan dalam bahasa inggris dan telah ditulis dan ditetapkan

oleh guru.

c. Tata Nama Senyawa Kimia Anorganik

Hukum-hukum Dasar Kimia merupakan salah satu materi pokok

didalam pembelajaran kimia di SMA kelas X semester 1. Dalam kimia

memiliki beberapa hukum dasar yaitu:

1) Hukum Kekekalan Massa ( Law of conservation of mass or

Lavoisier’s Law)

2) Hukum Perbandingan Tetap (Law of definite Proportions or

Proust’s Law)

3) Hukum Kelipatan Berganda (Law of multiple proportions or

Dalton’s Law)

4) Hukum penggabungan volume (Law of combining volume)

5) Hipotesis Avogadro (Avogadro’s Hypothesis)

d. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)


9

Sekolah bertaraf Internasional (SBI) merupakan sekolah yang

proses pembelajarannya menggunakan kurikulum yang berlaku pada

sekolah ini. Kurikulum tersebut merupakan kurikulum adopsi dan

adaptasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

kurikulum Cambridge (Andayani, T, 2008).

e. Kelayakan

Media interaktif telah memenuhi penilaian tiga kriteria

kelayakan yaitu kriteria materi, kriteria bahasa, kriteria penyajian media

interaktif. Media Interaktif ini dikatakan layak jika tiga kriteria di atas

telah memenuhi persentase ≥ 61%. Berikut ini akan diuraikan masing-

masing komponen kelayakan:

1) Kriteria materi adalah kriteria yang meliputi kesesuaian dengan

kurikulum yang digunakan (kurikulum adaptif), relevan dengan

indikator belajar yang telah dirumuskan, benar ditinjau dari segi

keilmuan, memperhatikan keterkaitan sains, teknologi, dan

masyarakat, serta sistematis sesuai dengan struktur keilmuan.

2) Kriteria Bahasa adalah kriteria kelayakan suatu Media Interaktif

yang meliputi keterbacaan bahasa atau bahasa yang digunakan

sesuai dengan usia siswa, menggunakan bahasa yang baik, istilah

yang digunakan tepat dan mudah dipahami, menggunakan istilah

dan simbol secara tepat dan benar.

3) Kritreria penyajian buku adalah kriteria yang meliputi

membangkitkan motivasi atau minat siswa untuk belajar dengan


10

ilustrasi yang menarik dan memperjelas konsep sesuai dengan taraf

berfikir dan kemampuan membaca siswa, mendorong siswa terlibat

aktif dalam pembelajaran.

2. Asumsi

Untuk memperlancar pelaksanaan penelitian sehingga lebih jelas,

terbatas dan terarah, maka dalam penelitian ini perlu dikemukakan asumsi

bahwa responden (dosen kimia, dosen ahli bahasa Inggris, guru Kimia, dan

siswa) mengisi angket dengan objektif.

3. Batasan Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang menyangkut sekolah siswa

dan indikator hasil belajar untuk mata pelajaran kimia di SMA, maka

permasalahan tersebut perlu diberi batasan sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilakukan untuk pengembangan Media Interaktif yang

dinilai oleh 3 dosen Kimia, 1 dosen ahli bahasa Inggris, 3 guru Kimia,

dan diujicobakan terbatas dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa

kelas X di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

b. Penelitian ini terbatas sampai pada tahap pengembangan (develop).

c. Pengembangan Media Interaktif yaitu membuat sebuah buku dalam

bentuk teks yang dilengkapi dengan program interaktif. Program

interaktif berarti membuat media menggunakan aplikasi Microsoft

PowerPoint yang disisipkan visualisasi materi dengan flash dan video


11

untuk memperjelas materi yang ada di buku yang kurang jelas jika

penjelasannya hanya berupa tulisan. Program interaktif ini akan

dikemas dalam CD.

BAB II
12

KAJIAN PUSTAKA

A. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Ketertinggalan di berbagai bidang di era globalisasi dibandingkan di

negara-negara tetangga rupanya menyebabkan pemerintah terdorong untuk

memacu diri memiliki standar Internasional, termasuk di sektor pendidikan.

Dorongan itu bahkan dicantumkan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “Pemerintah dan/atau pemerintah

daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada

semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan

yang bertaraf Internasional (Dharma, 2007).

SBI sebagai salah satu upaya agar lulusan sekolah menengah atas

(SMA) diharapkan mampu menjawab tantangan pasar global. Artinya

berbicara aktif dalam bahasa asing (bahasa Inggris), negosiasi dan kerja

secara tim. Tujuan dilaksanakannya SBI adalah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan output pendidikan (Dharma, 2007).

Kurikulum yang akan diberikan kepada Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) adalah SNP (Standar Nasional Pendidikan) dan X. SNP

adalah Standar Nasional Pendidikan sedangkan hanya disebutkan sebagai

penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman, melalui

adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan baik dari dalam negeri

maupun luar negeri yang diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui

secara Internasional seperti Cambridge, dan IB (Internasional

12
13

Baccalaureate). Kurikulum 2006 (KTSP) berlaku baik Sekolah Standar

Nasional (SSN), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), piloting kurikulum

berbasis kompetensi, dan sekolah yang telah siap.

Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) membuat 4 rumusan

model pembinaan SBI tersebut yaitu: 1) model sekolah baru (newly

developed); 2) model pengembangan pada sekolah yang telah ada (exsisting

school); 3) model terpadu; dan 4) model kemitraan. Padahal kalau dilihat

sebenarnya hanya ada dua model yaitu; model sekolah baru dan model

sekolah yang telah ada. Dua lainnya hanyalah teknis pelaksanaanya saja. Dari

dua model tersebut Dikdasmen sebenarnya hanya melakukan satu model

rintisan yaitu model pengembangan pada sekolah yang telah ada (exsisting

school) dan tidak memiliki atau berusaha untuk membuat model sekolah baru

(Dharma, 2007).

Hampir semua daerah otonom sedang mengusahakan penyelenggaraan


SBI sedangkan pusat tidak lepas tangan untuk merancang sekolah yang
bertaraf Internasional. Ada sekitar 100 sekolah SBI se- Indonesia dan di
Jawa Timur terdapat sekitar 12 dan di Jakarta ada 8 sekolah. Materi dan
pembelajaran pada sekolah ini menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar dalam pembelajaran dan banyak menggunakan referensi
dari Cambridge. Masing-masing sekolah berbeda dalam hal materi
rujukannya (Gemari, 2005).

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, kompetensi sekolah/daerah,

karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan

karakteristik peserta didik. KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah


14

dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk

mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah

kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang

dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun

penyelenggara khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum dibuat

oleh pemerintah pusat secara sentralistik dan diberlakukan bagi seluruh anak

bangsa di Indonesia (Mulyasa, 2007: 4)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah

kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun

ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah

sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta

Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai

dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan

tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan


15

pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu

pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi

peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi

merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban

belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat

satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan

kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi

untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi

lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah

disepakati.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan

SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan

dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya

diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas

Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain

melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila
16

perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite

sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai

dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan

masyarakat.

C. Kurikulum Cambridge

Kurikulum yang berlaku pada Sekolah Bertaraf Internasional

merupakan kurikulum adopsi dan adaptasi dari kurikulum tingkat satuan

pendidikan dan kurikulum Chambridge.

Kurikulum Cambridge merupakan kurikulum yang berasal dari

Universitas Cambridge. Kurikulum Cambridge yang diadopsi oleh SBI di

Indonesia adalah Cambridge International Examination (CIE). Tujuan

kurikulum Cambridge adalah to be the preffered international provider of

assessment service in the world through hardnessing potential, lasting

partnerships, high quality, charitable status and innovation

(www.cie.org.uk).

Kurikulum Cambridge terbagi atas empat macam kualifikasi, yaitu

CambridgeIGCSE (International General Certificate of Secondary

Education) dan Cambridge International A level. Pada kurikulum nasional,

siswa lebih banyak menghafal, sedangkan pada Cambidge siswa juga

mengerti prosesnya. Sekolah-sekolah yang menggunakan standar

Internasional seperti Cambridge adalah sekolah-sekolah yang mempersiapkan

siswa-siswi mereka agar dapat melanjutkan ke luar negeri. Melalui kurikulum

tersebut siswa dipersiapkan untuk belajar ke luar negeri melalui ujian


17

Cambridge. Karena nilai ujian Cambridge telah diakui oleh beberapa negara

sehingga dapat memudahkan siswa untuk diterima di luar negeri.

D. Media Interaktif

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Media adalah perantara

atau penghantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman,2003:6).

Asosiasi teknologi komunikasi dan pendidikan (Association of Education and

Comunication Technolog/ AECT) di Amerika misalnya membatasi media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan

pesan atau informasi.

Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.

Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru

untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan

abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat

audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam

bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran

menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

Media memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-

beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan


18

pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan

sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut.

Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang

dipelajari, maka obyeknya yang dibawa ke peserta didik. Obyek

dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk

gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal

yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para

peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena: (a) obyek

terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu

lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu

kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung

berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka

semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

peserta didik dengan lingkungannya.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

konkrit sampai dengan abstrak.

Terdapat berbagai jenis media belajar, antara lain:


19

1. Media Visual: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

2. Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya

3. Projected still media: slide, over head projektor (OHP), in focus dan

sejenisnya.

4. Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),

komputer dan sejenisnya.

Media mulai berkembang menjadi Media Interaktif. Kata Media

Interaktif didefinisikan oleh Misrha, Sanjaya (2004:243) sebagai berikut:

“The term ‘interactive multimedia’ is a catch-all phrase to


describe the new wave of computer software that primarily
deals with the provision of information. The ‘multimedia’
component is characterized by the presence of text, pictures,
sound, animation and video; some or all of which are
organized into some coherent program. The ‘interactive’
component refers to the process of empowering the user to
control the environment usually by a computer”
Adapun definisi lain dari media interaktif juga diungkapkan oleh

Elaine and Andy (2002:2) sebagai berikut:

Interactive media is the integration of digital media including


combinations of electronic text, graphics, moving images, and
sound, into a structured digital computerised environment that
allows people to interact with the data for appropriate
purposes the digital environment can include the Internet,
telecoms and interactive digital television.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang

bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media

bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang

disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya

bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media

yang bersifat interaktif.


20

E. Buku Ajar

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah

pikiran dari pengarangnya. Buku dalam proses belajar mengajar adalah salah

satu sumber yang berisi materi yang disesuaikan dengan kurikulum suatu

bidang studi atau sub bidang studi. Buku Ajar (Buku Ajar) merupakan

sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasarkan

bidang ilmu tertentu (Depdiknas, 2006a). Fungsi Buku Ajar bagi guru antara

lain adalah menghemat waktu dalam mengajar, mengubah peran guru dari

seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, dan meningkatkan proses

pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Sedangkan fungsi Buku

Ajar bagi siswa antara lain yaitu sebagai teman belajar siswa selain guru

dimanapun dan kapanpun berada, membantu siswa mengembangkan potensi

belajar secara mandiri dan bisa memahami isi materi lebih jelas karena dapat

dibaca berulang-ulang, selain itu Buku Ajar bisa juga digunakan untuk

berlatih mengerjakan soal karena Buku Ajar juga dilengkapi dengan latihan

soal dan contoh-contoh.

Sebagaimana tersebut pada bagian sebelumnya bahwa Buku Ajar

merupakan salah satu jenis buku pendidikan. Buku Ajar adalah buku yang

berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang

disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu,

orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan.

Rumusan senada juga disampaikan oleh A.J. Loveridge (terjemahan

Hasan Amin) “buku ajar adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah
21

diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang

memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara

sistematis untuk diasimilasikan”.

Chambliss dan Calfee (1998) menjelaskannya secara lebih rinci bahwa

“buku ajar adalah alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari hal-hal

yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar dirinya). Buku Ajar

memiliki kekuatan yang luar biasa besar terhadap perubahan otak siswa.

Buku Ajar dapat mempengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu”.

Sementara itu Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004: 3)

menyebutkan bahwa:

Buku Ajar atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang


dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran
tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan
menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang
ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus
dikuasai oleh pembacanya (dalam hal ini siswa).
Pusat Perbukuan (2006: 1) menyimpulkan bahwa:
Buku Ajar adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada
jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional),
berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku Ajar merupakan
buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasa
dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan
digunakan sebagai penunjang program pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005

menjelaskan bahwa:

Buku Ajar (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk


digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam
rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
22

Dari kelima rumusan itu kiranya dapat diketahui indikator atau ciri

penanda Buku Ajar sebagai berikut. Buku Ajar merupakan buku sekolah yang

ditujukan bagis siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Buku Ajar berisi

bahan yang telah terseleksi. Buku Ajar selalu berkaitan dengan bidang studi

atau mata pelajaran tertentu Buku Ajar biasanya disusun oleh para pakar di

bidangnya Buku Ajar ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. Buku Ajar

biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran. Buku Ajar disusun secara

sistematis mengikuti strategi pembelajaran tertentu. Buku Ajar untuk

diasmilasikan dalam pembelajaran. Buku Ajar disusun untuk menunjang

program pembelajaran.

Secara teknis Geene dan Pety (dalam Tarigan, 1986: 21) menyodorkan

sepuluh kategori yang harus dipenuhi Buku Ajar yang berkualitas. Sepuluh

kategori tersebut sebagai berikut.

1. Buku Ajar haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya.

2. Buku Ajar haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa yang

memakainya.

3. Buku Ajar haruslah memuat ilustrasi yang menarik siswa yang

memanfaatkannya.

4. Buku Ajar seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik

sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.

5. Isi Buku Ajar haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran

lainnya, lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan terencana

sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.


23

6. Buku Ajar haruslah dapat menstimuli, merangsang aktivitas-aktivitas

pribadi para siswa yang mempergunaknnya.

7. Buku Ajar haruslah dengan sadar dan tegas menghindar dari konsep-

konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak embuat bingung

siswa yang memakainya.

8. Buku Ajar haruslah mempunyai sudut pandang atau ”point of view” yang

jelas dan tegas sehingga ada akhirnya juga menjadi sudut pandang para

pemakainya yang setia.

9. Buku Ajar haruslah mamu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-

nilai anak dan orang dewasa.

10. Buku Ajar haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para

pemakainya.

Sepuluh kategori yang disodorkan Geene dan Petty tersebut pada

dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketiga ciri Buku Ajar yang

disampaikan sebelumnya. Dikatakan demikian, karena butir-butir kategori

tersebut bisa dimasukkan ke dalam tiga ciri Buku Ajar.

Sebagai kelengkapan kategori tersebut, Schorling dan Batchelder

(1956) memberikan empat ciri buku ajar yang baik, yaitu:

1. Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai Buku

Ajar yang baik.

2. Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan

kebutuhan masyarakat;

3. Cukup banyak memuat teks bacaan, bahan drill dan latihan/tugas; dan
24

4. Memuat ilustrasi yang membantu siswa belajar.

F. Hukum-hukum Dasar Kimia

Hukum-hukum dasar kimia merupakan salah satu materi dasar yang


FAKTA
HARAPAN
harus disampaikan kepada siswa SMA karena materi52%
ini dari
adalah dasar SMA
yang kelas X di
Sebanyak 25 siswa
Siswa senang belajar kimia khususnya pada
sekolah SBI mengalami kesulitan dalam
harus dikuasai
materi Hukum-hukum siswa SMA sebelum belajar materi
dasar Kimia kimia yang
mata pelajaran lebih dalam.
Kimia
Dapat memahami konsep-konsepnya Harapan
Sebanyak 38% siswa mengalami kesulitan
karena materi Hukum-hukum dasardari
ini adalah pondasi kimia termasuk dalam materi pokok kemudian
pada materi Hukum-hukum dasar kimia.
pelajaran kimia sehingga ketuntasan belajar
Sebanyak 100 % siswa tersebut menginginkan
berhubungan
siswa dapat tercapai terutamadengan materi perhitungan kimia (Stoikiometri). Dalam kimia
di Sekolah
materi Hukum-hukum dasar kimia
SMA bertaraf Internasional.
memiliki beberapa hukum dasar yaitu: diajarkan dengan bantuan media seperti CD
interaktif
1. Hukum Kekekalan Massa ( Law of conservation of mass or Lavoisier’s
Pendukung pembelajaran dengan media interaktif
Law) Menggunakan
(Buku dan CD interaktif)
Sadiman; media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk2. menyalurkan
Hukum Perbandingan Media Interaktif
pesan dariTetap (Law of definite Proportions or Proust’s
pengirim ke penerima sehingga dapat Menghilangkan rasa stress ketika belajar
merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta
minat siswa sedemikian Law)rupa sehingga proses Mendasari Membangkitkan semangat belajar siswa
belajar terjadi. Melatih siswa belajar mandiri
Chambliss dan3. Calfee Hukum
(1998)Kelipatan Membuat
Berganda (Law of multiple
menjelaskannya siswa dapat
proportions belajar secara
or Dalton’s
secara lebih rinci bahwa “buku ajar adalah alat interaktif
bantu siswa untuk memahami dan belajar dari
Law)
hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia
Menghasilkan
(di luar dirinya).
Elaine and Andy4.(2002:2) Hukum penggabungan
Interactive media is thevolume (Law of combining volume)
Media Interaktif barbahasa Inggris
integration of digital media including
combinations 5. of electronic text, graphics, moving (Kombinasi buku teks dan CD interaktif)
Hipotesis Avogadro (Avogadro’s Hypothesis)
images, and sound, into a structured digital
computerised environment that allows people to menggunakan
interact with the data for appropriate purposes Pengembangan 4-D Models
the digital environment can include the Internet,
telecoms and interactive digital television Terdiri atas
Pendefinisian (Define)

Kelayakan Media Interaktif barbahasa Inggris Perancangan (Design)


(Kombinasi buku teks dan CD interaktif) Menentukan
ditunjukkanG.oleh:
Kerangka Konseptual Pengembangan (Develop)
Validasi dari dosen kimia, guru kimia, dan
dosen ahli bahasa Inggris meliputi kriteria Penyebaran (Disseminate)
materi, kebahasaan dan penyajian masing-
masing ≥ 61 %
Siswa merespon positif dengan menghasilkan Media Interaktif barbahasa Inggris
dikembangkannya media interaktif ini dilihat (Kombinasi buku teks dan CD interaktif)
dari hasil angket respon siswa. yang telah layak untuk digunakan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian


25

BAB III

METODE PENELITIAN
26

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang

mengembangkan Media Interaktif pada materi pokok Hukum-hukum Dasar

Kimia yang berisi kompetensi dasar; ringkasan materi berupa teks, gambar;

uji pemahaman; dan tes akhir di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Penelitian pengembangan ini, mengacu pada model 4-D (four-D Models)

yang dikemukakan oleh Thiagarajan (dalam Ibrahim, 2001). Penelitian ini

terdiri atas tiga tahap yaitu, tahap pendefinisian (Define), tahap perancangan

(Design), dan tahap pengembangan (Develop).

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah Media Interaktif yang dikembangkan

yaitu Media Interaktif pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia

sebagai penunjang pembelajaran bilingual di Sekolah Bertaraf Internasional

(SBI).

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah 3 orang dosen kimia, 1

orang dosen bahasa Inggris, 2 orang guru kimia dan 12 orang siswa kelas X

di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yaitu SMA Negeri 1 Sidoarjo.

D. Rancangan Penelitian 26
27

Desain penelitian pengembangan Media Interaktif pada materi pokok

Hukum-hukum dasarAnalisis
KimiaUjung Depan
untuk Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ini
D
mengacu pada model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (four-D
E

Analisis Siswa F
model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974)
I
dalam Ibrahim (2001) yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pendefinisian
N
E
Analisis Tugas
(Define), tahap perancangan (Design),Analisis
tahap Konsep
pengembangan (Develop), dan

tahap penyebaran (Disseminate).

Penelitian hanya terbatasPembelajaran


Analisis Indikator sampai pada tahap pengembangan
D
(Develop), karena penelitian hanya untuk ujicoba kelayakan. Proses
Draft ES

pengembanganDesign Awal Media


perangkat Interaktif
ini meliputi empat tahapan yaituI pendefinisian,
I

GN
perancangan, dan pengembangan. Rancangan dalam penelitian ini dapat
Telaah
disajikan seperti diagram alur berikut:

Dosen Kimia Dosen bahasa Inggris

Draft E
Revisi
II
V

L
Validasi Uji Coba Terbatas
OP

Dosen Kimia Dosen bahasa Guru Kimia Siswa


Inggris

Analisis data

Laporan

Gambar 3.1
Diagram Pengembangan Media Interaktif
28
29

Deskripsi dari masing-masing tahap pada rancangan di atas sebagai

berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap pendefinisian ini adalah menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Terdapat 5 langkah pokok di

dalam tahap ini, yaitu: 1) Analisis ujung depan, 2) Analisis siswa, 3)

Analisis tugas, 4) Analisis konsep, 5) Analisis indikator pembelajaran

a. Analisis ujung depan

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di dalam analisis

ujung depan adalah kurikulum yang berlaku, GBPP, teori belajar

yang relevan, tantangan dan tuntutan masa depan. Pada analisis

ujung depan ini memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan

dalam pengembangan bahan pembelajaran. Berdasarkan pada

masalah ini, dibuatlah alternatif pembelajaran yang relevan.

b. Analisis siswa

Analisis siswa dilakukan mengetahui karakteristik siswa

meliputi : usia, pengatahuan awal, dan tingkat perkembangan

kognitif siswa. Berdasarkan hal tersebut karaktersistik yang dimiliki

siswa adalah :

1) Siswa kelas X (usia rata-rata 16 tahun).

2) Siswa sudah memperoleh pelajaran tentang Hukum-hukum

Dasar Kimia.
30

3) Perkembangan kognitifnya apabila ditinjau dari tingkat

perkembangan Piaget sudah mencapai tingkat operasi formal

yaitu siswa sudah mampu berfikir abstrak.

c. Analisis tugas

Analisis tugas adalah analisis prosedural yang dilakukan

dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas untuk

mencapai kompetensi dasar.

d. Analisis konsep

Analisis konsep merupakan suatu kegiatan yang

mengidentifikasi konsep–konsep utama materi pokok Hukum-hukum

Dasar Kimia yang akan diajarkan dan secara sistematis untuk

mengungkapkan skema pemikiran maupun kerangka pemikiran

seseorang akan sesuatu hal dalam bentuk peta konsep sesuai dengan

kurikulum yang berlaku di sekolah bertaraf Internasional. Analisis

konsep pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia meliputi:

1) Hukum Kekekalan Massa ( Law of conservation of mass or

Lavoisier’s Law)

2) Hukum Perbandingan Tetap (Law of definite Proportions or

Proust’s Law)

3) Hukum Kelipatan Berganda (Law of multiple proportions or

Dalton’s Law)

4) Hukum penggabungan volume (Law of combining volume)

5) Hipotesis Avogadro (Avogadro’s Hypothesis)


31

e. Perumusan Indikator Hasil Belajar

Pada tahap ini dirumuskan indikator-indikator pembelajaran

materi pokok sistem koloid yang terdapat dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan berdasarkan analisis tugas dan analisis konsep

tersebut di atas. Setelah menggunakan Media Interaktif ini, siswa

diharapkan mampu:

1) Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum

dan sesudah reaksi tidak berubah (tetap).

2) Membuktikan kebenaran hukum Proust melalui beberapa contoh

soal yang diberikan.

3) Menggunakan teori atom Dalton untuk menjelaskan hukum

Lavoisier dan hukum Proust.

4) Membuktikan berlakunya hukum Dalton pada beberapa

senyawa yang diberikan.

5) Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum

perbandingan volum (hukum Gay Lussac).

6) Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum

hukum Avogadro (Avogado’s Hypothesis)

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap ini bertujuan untuk merancang media interaktif pada materi

pokok Hukum-hukum Dasar Kimia. Pada tahap ini dilakukan

penyusunan tes dan desain awal media interaktif. Penyusunan tes

didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah disusun pada tahap


32

pendefinisian. Pada penyusunan desain awal media interaktif dibuat

ringkasan materi, tamplate, dan konsep-konsep lain yang berikutnya

diolah menjadi media interaktif.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini ialah menyempurnakan Media Interaktif yang

telah dibuat agar lebih baik melalui revisi berdasarkan saran-saran para

ahli. Tahap ini meliputi :

a. Telaah

Telaah dilakukan oleh tiga orang dosen Kimia dan satu dosen

bahasa Inggris. Tujuan telaah ini adalah untuk memperbaiki media

interaktif yang telah dibuat.

b. Revisi

Hasil telaah dari para dosen dianalisis dan digunakan untuk

merevisi draf I sehingga menghasilkan draf II.

c. Validasi Media Interaktif

Media Interaktif yang telah direvisi dan menghasilkan draf II,

kemudian divalidasi oleh 3 dosen kimia, dosen bahasa Inggris dan 2

guru kimia. Dalam menilai validator diminta untuk memberi

penilaian atas media interaktif yang dikembangkan dengan mengisi

lembar instrumen penilaian.

d. Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas draf II dilakukan oleh 12 orang siswa SMA

kelas X yang sudah pernah belajar Hukum-hukum Dasar Kimia di


33

SMA Negeri 1 Sidoarjo. Hasil uji coba terbatas ini adalah penilaian

atau respon siswa terhadap media pembelajaran kimia yaitu media

interaktif yang dikembangkan dengan cara mengisi angket respon

siswa yang telah disediakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3

macam, antara lain:

1. Lembar Validasi untuk Ahli Materi (Dosen Kimia dan Guru Kimia)

Lembar validasi merupakan lembar yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang pendapat dan masukan dosen dan guru

kimia terhadap kelayakan media interaktif yang telah dihasilkan. Kriteria

yang berhubungan dengan kelayakan media interaktif yaitu kesesuaian

dengan komponen materi dan penyajian.

2. Lembar Validasi untuk Ahli Bahasa (Dosen Bahasa Inggris)

Instrumen ini diisi oleh dosen bahasa Inggis untuk mengetahui

apakah keterbacaan bahasa atau bahasa yang digunakan sesuai dengan

usia siswa, apakah bahasa inggris yang digunakan sederhana dan sesuai

grammar, apakah istilah yang digunakan tepat dan mudah dipahami.

3. Lembar angket

Lembar angket merupakan lembar yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang pendapat dan tanggapan siswa terhadap

kelayakan media interaktif yang telah dihasilkan berdasarkan kesesuian

dengan komponen materi, kebahasaan, dan penyajian.


34

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3

macam, antara lain:

1. Lembar Validasi untuk Ahli Materi (Dosen Kimia dan Guru Kimia)

Lembar validasi merupakan lembar yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang pendapat dan masukan dosen dan guru kimia

terhadap kelayakan media interaktif yang telah dihasilkan. Langkah-

langkah yang dilakukan antara lain menyiapkan lembar validasi dengan

persetujuan dosen pembimbing, menggandakan lembar validasi, kemudian

membagikan lembar validasi kepada 3 orang ahli materi dan 2 orang guru

kimia beserta media interaktif yang telah dikembangkan, sehingga dapat

diperoleh data tentang pendapat dari para dosen dan guru kimia terhadap

media interaktif yang telah dikembangkan tersebut.

2. Lembar validasi untuk ahli bahasa (dosen bahasa Inggris)

Lembar validasi untuk ahli bahasa digunakan untuk

mengumpulkan data tentang pendapat dan masukan oleh ahli bahasa

terhadap kelayakan media interaktif yang telah dihasilkan dari segi

kebahasaan. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menyiapkan

lembar validasi dengan persetujuan dosen pembimbing, kemudian

membagikan lembar validasi kepada seorang ahli bahasa beserta media

interaktif yang telah dikembangkan, sehingga dapat diperoleh data tentang

pendapat dari ahli bahasa terhadap media interaktif yang telah

dikembangkan tersebut.
35

3. Lembar angket

Lembar angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang

pendapat siswa terhadap kelayakan media interaktif yang telah dihasilkan.

Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menyiapkan lembar angket

dengan persetujuan dosen pembimbing, menggadakan lembar angket,

kemudian membagikan lembar angket kepada 12 siswa kelas X di SMA

Negeri 1 Sidoarjo beserta Media Interaktif yang telah dikembangkan,

serta meminta siswa untuk mengisi lembar angket tersebut sehingga dapat

diperoleh data tentang pendapat siswa terhadap media interaktif yang telah

dikembangkan tersebut.

G. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Data Validasi Dosen dan Guru Kimia

Data hasil validasi dosen kimia dan guru kimia terhadap media

interaktif yang dikembangkan dianalisis dengan menggunakan

deskriptif kuantitatif. Analisis ini dilakukan terhadap setiap aspek

(point) pada setiap kriteria yang berhubungan dengan kesesuaian

komponen buku, materi, dan cara penyajian.


36

Persentase dari data angket ini diperoleh berdasarkan

perhitungan skala Likert seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skala Likert


Penilaian Nilai Skala
Sangat Kurang 0

Kurang 1

Cukup 2

Baik 3

Sangat baik 4
(Dimodifikasi dari Riduwan, 2003)

Rumus yang digunakan dalam perhitungan hasil validasi dari

masing-masing kriteria yaitu kesesuaian dengan materi, bahasa dan

penyajian, untuk memperoleh persentasenya adalah:

P (%) =
∑Skor total semua validator untuk ma sin g − ma sin g kriteria
× 100 %
Skor kriteria

skor tertinggi × jumlah aspek dalam kriteria tsb × jumlah


Skor kriteria =
reviewer

Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui

kelayakan media interaktif yang dikembangkan dengan menggunakan

interpretasi skor. Tabel interpretasi skor yang menunjukkan besar

persentase penilaian validasi terhadap media interaktif oleh validator

adalah sebagai berikut:


37

Tabel 3.2 Interpretasi skor


Persentase Kategori
0% - 20% Sangat kurang

21% - 40% Kurang

41% - 60% Cukup

61% - 80% Baik/layak

81% - 100% Sangat baik/sangat layak


(Riduwan, 2003)

Berdasarkan kriteria tersebut, media interaktif pada materi

pokok Hukum-hukum Dasar Kimia dalam penelitian ini dikatakan

layak apabila persentasenya ≥ 61% untuk kriteria kesesuaian dengan

materi, dan penyajian.

2. Analisis Data Validasi Dosen Bahasa Inggris

Data hasil validasi dosen bahasa Inggris terhadap Media

Interaktif yang dikembangkan juga dianalisis dengan menggunakan

deskriptif kuantitatif. Analisis ini dilakukan terhadap setiap aspek

(point) pada kriteria kebahasaan. Data yang diperoleh dapat dihitung

persentasenya dengan rumus yang sama seperti analisis data validasi

untuk dosen dan guru kimia.

Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui

kelayakan media interaktif yang dikembangkan dengan menggunakan

interpretasi skor seperti tertera pada Tabel 3.2 berdasarkan kriteria

tersebut, media interaktif dikembangkan dalam penelitian ini dikatakan

layak apabila persentasenya ≥ 61%.


38

3. Analisis Data Angket Siswa

Penilaian siswa pada ujicoba terbatas berdasarkan kesesuaian

komponen buku, materi, dan cara penyajian. Data hasil penilaian siswa

dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Data yang

diperoleh dapat dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus:

Jumlah total siswa yang menjawab ya


P (%) = × 100 %
Jumlah Seluruh Siswa x ∑ item kriteria

Hasil analisis lembar penilaian siswa digunakan untuk

mengetahui kelayakan media interaktif dengan menggunakan

interpretasi skor seperti pada tabel 3.2. Berdasarkan kriteria tersebut,

media interaktif pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia dalam

penelitian ini layak digunakan di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

jika persentasenya ≥ 61%. Hasil dari angket respon siswa ini digunakan

untuk tolok ukur kebutuhan siswa akan media penunjang pembelajaran,

bukan merupakan penentu kelayakan yang mutlak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


39

A. Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan

tahap-tahap dalam rancangan penelitian yaitu tahap pendefinisian (define),

tahap perancangan (design), dan tahap pengembangan (develop).

1. Tahap Pendefinisian (Define)

a. Analisis Ujung Depan

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di dalam analisis

ujung depan adalah kurikulum yang berlaku yaitu KTSP dan adaptif

dengan kurikulum Cambridge, GBPP, teori belajar yang relevan,

tantangan dan tuntutan masa depan. Pada analisis ujung depan ini

memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan

bahan pembelajaran. Di era sekarang pembelajaran di SMA khususnya

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) harus megikuti dan senantiasa

mengembangkan metode dan Media pembelajaran yang canggih, up to

date, dan relavan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pada masalah

ini, dibuatlah alternatif pembelajaran yang relevan yaitu salah satunya

dengan pengembangan media pembelajaran, oleh karena itu penulis

mengembangkan media interaktif pada materi pokok Hukum-hukum

Dasar Kimia untuk Sekolah Bertaraf Internasional.

b. Analisis Siswa

Pada tahap ini, peneliti39


menelaah tentang karakteristik siswa

selaku pengguna media meliputi usia, pengetahuan awal, keterampilan


40

psikomotorik. dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Berdasarkan

hal tersebut karaktersistik yang dimiliki siswa adalah :

1) Siswa kelas X (usia rata-rata 16 tahun).

2) Siswa sudah memperoleh pelajaran tentang Hukum-hukum Dasar

Kimia.

3) Perkembangan kognitifnya apabila ditinjau dari tingkat

perkembangan Piaget sudah mencapai tingkat operasi formal yaitu

siswa sudah mampu berfikir abstrak.

c. Analisis Tugas

Menjelaskan tentang macam-macam hukum dasar kimia

Analisis tugas dilakukan dengan menganalisis prosedur

penyelesaian tugas
Menjelaskan pada
satu materi
per satu pokok atomdasar
hukum-hukum ion, kimia
dan molekul yang
mulai dari hukum kekekalan massa (hukum Laavoisier)
harus diselesaikan siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan merinci

kegiatan (tugas) yang diselesaikan selama ujicoba terbatas.


Kemudian dilanjutkan dengan hukum perbandingan
tetap (hukum Proust)

Menjelaskan hukum perbandingan berganda, hukum penggabungan


volume dan hipotesis Avogadro beserta hubunganya melalui buku ajar

Prosedur penyelesaian tugas pada materi pokok Hukum-hukum


Menayangkan media interaktif dalam CD melalui LCD untuk
dasarmemperjelas
Kimia adalahisisebagai
buku dengan
berikut:visualisasi dan animasi

Belajar mandiri melalui media yang telah disediakan, setelah itu


mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku

Gambar 4.1
Prosedur penyelesaian tugas pada materi pokok Hukum-hukum dasar Kimia
41

Chem istry Concep

Hav e

F u n d am en tal L aw
d. Analisis Konsep

Analisis konsep dilakukan dengan cara mengidentifikasi

bagaimana konsep-konsep dalam materi pokok hukum-hukum dasar

kimia dan menyusunnya secara sistematis. Hasil dari analisis konsep

berupa peta konsep sebagai berikut:

Gambar 4.2
The
Peta Konsep pada materi pokok Hukum-hukum dasar Kimia
42

e. Perumusan Indikator Hasil Belajar

Perumusan indikator hasil belajar dilakukan untuk

mengkonversikan hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi

indicator tujuan khusus, selanjutnya menjadi dasar untuk penyusunan


43

media. Indikator hasil belajar ini disusun berdasarkan panduan yang

terdapat dalam silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu:

1) Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum

dan sesudah reaksi tidak berubah (tetap).

2) Membuktikan kebenaran hukum Proust melalui beberapa contoh

soal yang diberikan.

3) Menggunakan teori atom Dalton untuk menjelaskan hukum

Lavoisier dan hukum Proust.

4) Membuktikan berlakunya hukum Dalton pada beberapa senyawa

yang diberikan.

5) Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum

perbandingan volum (hukum Gay Lussac).

6) Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum

Avogadro (Avogado’s Hypothesis)

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap media interaktif.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Penyusunan materi dan Soal-soal


44

Materi dan soal-saol pada media Interaktif ini meliputi materi

yang akan digunakan untuk buku teks dan CD interaktif. Materi disusun

dengan berbahasa Inggris (untuk Buku teks) dan juga dilengkapi

dengan bahasa Indonesia (untuk CD interaktif), namun untuk soal-soal

semuanya disusun dengan berbahasa Inggris. Hal ini diharapkan agar

siswa-siswi di Sekolah bertaraf Internasional terlatih untuk memahami

dan menyelesaikan soal dengan bahasa Inggris.

Penyusunan Materi dan soal-soal untuk buku teks dilakukan

dengan penyusunan sendiri dengan bantuan pemodifikasian dari buku-

buku terbitan dan teks book yang berbahasa Inggris dan juga materi dari

Internet, hal ini dilakukan karena meminimalisasi kesalahan penataan

bahasa Inggris jika penyusunan dilakukan semua oleh penulis.

CD interaktif disusun sebagai media penunjang dari buku teks.

Penyusunan materi dan soal untuk CD interaktif dilakukan dengan

langkah yang sama dengan penyusunan materi dan soal pada buku teks,

hanya saja materi pada CD interaktif lebih ringkas dan juga dilengkapi

dengan visualisasi dan animasi materi dari Flash dan Video yang

dipadukan dengan media Powerpoint. Selain itu materi pada CD

pembelajaran juga dilengkapi dengan meteri dan contoh soal berbahasa

Indonesia.

Visualisasi dan animasi serta materi berbahasa Indonesia

diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan membantu siswa dalam

memahami materi pokok hukum-hukum dasar kimia.


45

b. Penataan dan pengetikan materi Media interaktif pada Microsoft Office

word dan PowerPoint

Setelah materi dan soal-soal terkumpul dan tersusun, langkah

berikutnya yaitu penataan dan pengetikan semua materi dan soal-soal

untuk buku teks dalam microsoft word, kemudian untuk materi dan

soal-soal untuk CD interaktif disusun dengan menggunakan microsoft

powerpoint.

c. Pembuatan Desain Media Interaktif

Pembuatan desain media interaktif meliputi pembuatan desain

utuk buku teks dan CD interaktif. Pembutan desain untuk buku teks

dibuat dengan menggunakan program Adobe Page Maker 7.0. Program

ini memang digunakan untuk pendesainan buku, majalah dan lain-lain.

Materi dan soal-soal yang sudah disusun dalam microsoft word

kemudian didesain tata aturan dan tampilannya dalam Adobe Page

Maker 7.0 agar didapatkan hasil yang lebih indah dan menarik.

Pembuatan desain untuk CD inhteraktif dilakukan dengan

program microsoft pewerpoint. Materi yang sudah tersusun di tata

tampilannya dari slide ke slide lain agar tampak lebih indah.

Setelah penataan slide kemudian disisipkan materi dalam

bentuk flash dan video untuk animasi dan visualisasi agar lebih

mempermudah siswa. Setelah desain tertata kemudian diberikan

tombol-tombol hyperlink untuk mempermudah dalam pengoperasian

CD interktif ini.
46

Hasil dari tahap ini adalah Draft I (Desain awal) berupa buku

ajat dan CD interaktif dalam package for CD.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Telaah dan Hasil Revisi Media Interaktif

Telaah dilakukan untuk memperoleh masukan dari beberapa

orang dosen ahli materi, ahli buku, ahli media dan ahli bahasa Inggris

terhadap media interaktif yang dikembangkan. Kemudian merevisi

media interaktif berdasarkan hasil masukan dari para ahli tersebut.

Telaah media dilakukan oleh beberapa dosen kimia yaitu Drs.

Achmad Lutfi,M.Pd., Dian Novita,ST., M.Pd., Mitarlis, S.Pd., M.Si.

dan Bertha Yonata, S.Pd., M.Pd. Selain itu telaah juga dilakukan oleh

Dosen ahli bahasa Inggris yaitu Henny Dwi Iswati,SS., M.Pd. (Dosen

Biologi dan pengajar TOEFL di Pusat Bahasa Unesa).

Kegiatan telaah dilakukan terhadap draft I (desain awal)

yang meliputi kesesuaian materi yang digunakan dengan standart

kompetensi, kompetensi dasar dan indikator-indikator pembelajaran

pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia. Kemudian kesesuaian

dalam menggunakan bahasa Inggris dengan tepat dan benar, karena

media interaktif ini menggunakan bahasa Inggris, dan juga penyajian

dan tampilan beserta animasi yang digunakan dalam media interaktif

ini.
47

Beberapa saran yang diperoleh dari masing-masing dosen sebagai

berikut:

1) Drs. Achmad Lutfi, M.Pd

Media yang telah dikembangkan berupa buku teks dan CD

interaktif perlu pembenahan yaitu

a) Penambahan petunjuk penggunaan pada CD interaktif agar

pembaca tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan CD

interaktif.

Revisi:

Gambar 4.3 Petunjuk penggunaan pada CD Interaktif

b) CD interaktif yang menggunakan program microsoft powerpoint

sehingga hyperlink ditata dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan

ketika pengguna mengoperasikan CD interaktif ini

Revisi: CD Interaktif disimpan dalam package for CD untuk

menyimpan link-link agar tidak terjadi error dalam penggunaan

CD interaktif .

c) Untuk penyimpanan CD interaktif dipublish dalam ”package for

CD” sehingga semua link terbawa dan untuk file yang tidak
48

diperlukan dalam folder tersebut di hidden agar tidak

membingungkan pengguna.

Revisi: Yang ditampilkan hanya file ”Start Interactive Media”

dan ”Instruction for CD”.

2) Bertha Yonatha, S.Pd., M.Pd.

a) Pemilihan judul pada Media Interaktif yaitu Fundamental

Chemical Law kemudian diubah menjadi The Fundamental of

Chemistry.

Revisi: Judul media interaktif diubah menjadi ” The Fundamental

Law of Chemistry”

b) Pada buku ada ilmuwan kimia pencetus hukum-hukum dasar

kimia agar diberikan dengan singkat dan jelas, khususnya untuk

Antoine Lavoisier diminta untuk menceritakan tentang Lavoisier

yang mematahkan teori folingshton.

Revisi: Pada menu ”did you know?” ada pengetahuan tentang

Antoine Lavoisier dijelaskan dengan singkat jelas dan rinci mulai

dari eksperimen yang mematahkan teori folingshton sampai

terbunuhnya Lavoisier karena adanya revolusi Prancis.

c) Penyamaan semua ilustrasi gambar reaksi-reaksi kimia dengan

ornamen yang konsisten.

H H
Gambar 4.4 Gambar reaksi yang lain

+ O O
H H
H
O
H
49

Gambar 4.5 Gambar sebelum Gambar 4.6 Gambar sesudah

d) Pada sub materi Kinetical thoery of gas from Avogadro, diminta

agar menjelaskan juga tentang hubungan antara energi kinetik,

energi potensial dan terbentuknya gas ideal.

Revisi: pada submateri ditambahkan penjelasan sebagai berikut

Kinetical Theory of gas from Avogadro

The kinetic theory provides a basis for


deriving a number of the classical statement
about gases. Avogadro’s hypothesis, mentioned
earlier, was that equal volumes of gases at the
same temperature and pressure contain the
same number of molecules. In these
circumstances the same speed of a large gas
causes the same kinetic energy in the
circumstances. In kinetical energy same
circumstances will cause the occurrence of
collisions and the collision took place in a
perfectly elastic. Because of perfect elastic
Gambar 4.7.occurs,
collision Revisi (penambahan
the gas penjelasan state Kinetical
in this tentang has no
Theory of
potential energy. gasall
And from
theAvogadro)
information above
describes the characteristics of an ideal gas
kinetic theory.
3) Dian Novita, ST., M.Pd.

a) Penggunaan jenis huruf, dan penggunaan kata-kata harus

konsisten agar tidak membingungkan pembaca

Revisi: Jenis huruf yang digunakan sama yaitu ”Baskerville

Old Face” ukuran 13 untuk teks atau tulisan biasa. Untuk Judul
50

digunakan bantuan menu ”Word Art” dengan type huruf yang

sama tetapi ukuran 16.

b) Penulisan indeks pada senyawa-senyawa kimia harus diperhatikan

Revisi: Penulisan indeks untuk senyawa-senyawa kimia ditulis

turun ke bawah/subscript.

2H2 + O2H2 +2H


2  O22O
Sebelum telaah Sesudah revisi
Gambar 4.8 Penulisan reaksi-reaksi kimia pada Media

H2 + Cl2
H2 2HCl
+ Cl 2 
c) Pada Bagian belakang buku terdapat Sistem Periodik Unsur yang

salah penataannya harus diperbaiki.

3H2 + N3H
2 2+ 2NH
N2 
3

Gambar 4.9 Bagian Belakang buku sebelum ditelaah


51

Gambar 4.10 Bagian belakang buku setelah direvisi

d) Pada CD interaktif khususnya pada cover pembuka, pemilihan

background terlalu gelap dan tulisan terpotong, harus diganti

dengan background yang lebih terang dan cerah

Sebelum ditelaah

Sesudah direvisi
Gambar 4.11 Cover pembuka pada CD Interaktif
52

4) Mitarlis, S.Pd., M.Si.

a) Pemilihan kata Bird Eyes View pada peta konsep diganti dengan

Concept Mappin.

Revisi: Menu peta konsep judulnya diganti dengan kata

”Concept Mapping”

b) Pada menu Introduction diminta agar memperjelas pengertian

ilmu kimia, dan pemberian pengantar pada bagan Contributions

of chemistry to society.

Revisi: pada menu introductrion direvisi dengan penambahan

kata sebagai berikut


What is chemistry?
Chemistry is the scientific study of interaction of
chemical substances that are constituted of atoms or
the subatomic particles: protons, electrons and
neutrons. It is also concerned with how different kinds
of matter react with one another and what changes
occur when they react. Chemists are interested to know
what substance make up all the things in our
environment, whether they are elements, mixtures or
compounds, and whether things that exist in nature,
such as sugar or the enzymes in our bodies, can be
synthesised in the laboratory.
Importance of Chemistry
Chemistry is at the core of every technology.
Technological progress and the well being of many
industries, including those in the electronics,
agriculture, automobile, and aerospace sectors, depend
on the chemical industries. Besides boosting economic
growth and raising our standard of living, chemistry also
helps to improve health and protect the earth.

Gambar 4.12 Hasil revisi pada menu Introduction


53

c) Pada menu Inquiry Activity harus memperhatikan reaksi-reaksi

apa yang akan terjadi pada eksperimen itu agar tidak

membahayakan siswa ketika praktikum.

Revisi: Pengontrolan volume dari HCl yang direaksikan dengan

Marble harus proportional agar tidak terjadi letupan pada

erlenmayer yang disumbat.

d) Contoh soal dan Latihan harus diperhatikan reaksi-reaksi dari

senyawa-senyawanya, reaksi harus logis.

Practice 1.1

24 grams of carbon solid is reacted with oxygen


to produce carbon dioxydes of 48 grams. How
much oxygen will be produced?

Sebelum ditelaah

Practice 1.1

24 grams of Sulfur powder is reacted with


oxygen to produce sulfur dioxydes of 48 grams.
How many grams of oxygen have been

Sesudah direvisi
e) Pada sub chapter The Law of Combining Volume terdapat

eksperimen yang dilakukan oleh Gay-Lussac terdapat reaksi yang

dinyatakan dengan kata-kata volume of, istilah ini harus diganti

dengan kata atau penulisan lain yang lebih tepat.

1 Volume 1
of +
Gambar 4.13 Penulisan reaksi pada eksperimen Gay-Lussac sebelum ditelaah
C
H ydrgen
54

H2 (g)
Gambar 4.14 Penulisan reaksi pada eksperimen Gay-Lussac sesudah direvisi

5) Henny Dwi Iswati, SS., M.Pd.


+
Selain telaah materi dan penyajian media interaktif, media

yang dikembangkan juga harus ditelaah oleh ahli bahasa Inggris

khusus untu sains Inggris, karena media ini disajikan dengan

menggunakan bahasa Inggris. Banyak sekali masukan yang

diberikan oleh penelaah tentang aturan penulisan dengan bahasa

Inggris khusus untuk ilmu sains.

Revisi: Pembanaran kata-kata atau istilah yang salah sesua dengan

masukan dari dosen ahli bahasa Inggris.

b. Validasi Media Interaktif

Validasi terhadap media interaktif dilakukan oleh 3 orang dosen

kimia, 3 orang guru kimia di sekolah bertaraf internasional tepatnya

SMA N 1 Sidoarjo dan 1 orang dosen ahli bahasa Inggris . Validasi

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan media interaktif

yang dikembangkan sesuai dengan kriteria materi, kebahasaan dan

penyajian media interaktif. Di bawah ini adalah tabel daftar nama

validator terhadap media interaktif yang dikembangkan.


55

Tabel 4.1. Daftar nama Validator

No Nama Instansi
1. Drs. Achmad Lutfi, M.Pd. Dosen jurusan Kimia FMIPA Unesa
2. Dian Novita, ST, M.Pd. Dosen jurusan Kimia FMIPA Unesa
3. Mitarlis, S.Pd., M.Pd. Dosen jurusan Kimia FMIPA Unesa
4. Ni Made Djuwati, S.Pd. Guru mata pelajaran Kimia
5. Dra. Hj. Musfiningsih Guru mata pelajaran Kimia
6. Naniek Narwati, S.Pd. Guru mata pelajaran Kimia
7. Henny Dwi Iswaty,SS., M.Pd. Dosen jurusan Biologi/TOEFL Unesa

Data hasil dari validasi dosen dan guru tersebut kemudian

dianalisis secara deskriptif kuantitatif yaitu memberi penilaian tentang

kelayakan media interaktif dengan persentase.

c. Uji Coba Terbatas terhadap Siswa

Uji coba terbatas dilakukan terhadap media interaktif dengan

tujuan untuk mengetahui respon dan ketertarikan siswa terhadap media

interaktif ini dengan angket respon siswa. Uji coba terbatas ini

dilakukan terhadap 12 orang siswa kelas X.6 di SMA Negeri 1 Sidoarjo

(Salah satu sekolah bertaraf Internasional di Jawa Timur). Pemilihan

siswa dilakukan secara acak dengan bantuan guru pelajaran kimia di

kelas tersebut, siswa dipilih secara merata baik dari segi nilai kimia dan

jenis kelaminnya.

Adapun urutan tata cara uji coba terbatas sebagai berikut:

1) Pengurusan surat izin penelitian ke sekolah yang bersangkutan

(SMA Negeri 1 Sidoarjo).

2) Pemilihan 12 orang siswa dari kelas X.6 dengan bantuan guru

kimia dikelas tesebut, dengan pertimbangan 12 siswa dipilih oleh


56

guru kimia berdasarkan nilai kimia mereka. 4 anak kelas bawah, 4

anak kelas menengah dan 4 anak kelas atas, pemilihan ini

dilakukan agar merata.

3) Pelaksanaan pengambilan data angket respon siswa dimulai dengan

penjelasan oleh guru/fasilitator/peneliti terhadap tujuan

pengambilan data tersebut.

4) Pembagian media interaktif kepada siswa yeng terdiri dari buku

teks dan CD Interaktif.

5) Penjelasan tentang materi yang dibahas dalam Media interaktif

tersebut yaitu Hukum-hukum dasar kimia.

6) Siswa belajar mandiri dengan menggunakan media interaktif

tersebut dan setelah itu mengerjakan latihan soal yang ada di media

tersebut.

7) Fasilitaor membagikan angket respon kepada siswa, kemudian

siswa mengisi angket respon tersebut untuk mengetahui respon dan

dan ketertarikan siswa terhadap media interaktif yang telah

dikembangkan.

Data hasil dari angket respon siswa tersebut kemudian dianalisis

secara deskriptif kuantitatif yaitu mengetahui respon dan ketertarikan

siswa terhadap media interaktif dengan persentase tetapi bukan penentu

kelayakan yang mutlak.

Berikut ini merupakan daftar nama siswa SMA N 1 Sidoarjo

kelas X.6 yang mengikuti uji coba terbatas terhadap media interaktif
57

berbahasa Inggris pada materi pokok hukum-hukum dasar Kimia

beserta nilai kimia pada hasil evaluasi bab sebelumnya

Tabel 4.2 Daftar nama Siswa peserta uji coba terbatas

Jenis Nilai Kimia


No. Nama Kelas
Kelamin Bab sebelumnya
1 Lintang Delia P X.6 Perempuan 95
2 Erviana Rachmawati X.6 Perempuan 91
3 Zein Amarta X.6 Laki-laki 90
4 Nisyadea Bachara Putri X.6 Perempuan 88
5 Rahmania Triannisa X.6 Perempuan 86
6 Yuanita A.C X.6 Perempuan 84
7 Novita Sih Wilujeng X.6 Perempuan 83
8 Farsya Kusfahrisya X.6 Laki-Laki 83
9 Andiny Nurma Irianty X.6 Perempuan 78
10 Angga Bagus Prakoso X.6 Laki-laki 76
11 Lutfianna F.D X.6 Perempuan 75
12 Mazaya Tindri Wardhani X.6 Perempuan 75

B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil dari analisis validasi oleh dosen dan guru kimia, dosen ahli

bahasa inggris dan uji coba terbatas terhadap siswa sebagai berikut:

1. Analisis data validasi (penilaian) dosen dan guru kimia

Hasil dari validasi dosen dan guru kimia, dianalisis secara


deskriptif kuantitatif. Berikut adalah hasil dari validasi dosen dan guru
kimia:
Tabel 4.3 Hasil validasi dosen dan guru kimia

Kelayakan
No. Indikator/ Aspek Tiap aspek Kriteria
(%)
Materi pokok memenuhi standar kompetensi
a. 91,7 Sangat Layak
dan kompetensi dasar yang hendak dicapai
b. Relevan dengan indikator hasil belajar yang 79,2 Layak
58

telah dirumuskan
Memperhatikan keterkaitan sains dan
c. 66,7 Layak
teknologi
Kegiatan/ eksperimen / percobaan sesuai
d. dengan materi dan kompetensi dasar yang 79,2 Layak
dikembangkan
Keterkaitan CD interaktif sebagai penunjang
e. 79,2 Layak
buku ajar
Kelayakan Materi pada Media Interaktif 79,2 Layak
Tujuan pembelajaran atau indikator telah
dirumuskan dan ditampilkan dengan jelas
a. 87,5 Sangat Layak
dan sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan
Penyajian materi dapat mengaktifkan siswa
melalui aktivitas mental (berfikir,
mengajukan pertanyaan, menjawab
b. 79,2 Layak
pertanyaan), maupun aktivitas fisik
(melakukan kegiatan / eksperimen /
percobaan)
Kelayakan
No. Indikator/ Aspek Tiap aspek Kriteria
(%)
Materi yang tersaji membantu siswa untuk
c. 75,0 Layak
mengembangkan life skill
Materi disajikan secara sistematis (dari hal-
d. hal yang mudah ke yang sulit dan hal-hal 70,8 Layak
yang sederhana ke yang kompleks)
Materi yang disajikan dapat menuntun siswa
e. untuk melakukan refleksi, seperti menyusun 75,0 Layak
rangkuman sendiri)
Penyajian materi memungkinan siswa untuk
f. bekerja sama/ berinteraksi dengan teman/ 83,3 Layak
guru/ sumber-sumber belajar lain
Istilah, rumus, dan symbol dinyatakan
g. dengan jelas yaitu dicetak miring/ tebal/ 87,5 Sangat Layak
digaris bawahi/ diberi kotak
Tata letak teks, gambar, tabel, dan grafik
h. 79,2 Layak
disajikan secara serasi
59

Penyajian materi menumbuhkan rasa ingin


i. tahu dan mendorong perkembangan 70,8 Layak
kreativitas siswa
Ilustrasi yang digunakan jelas, relevan, dan
j. 70,8 Layak
akurat (mendukung konsep)
k. Gambar/ tabel menarik 70,8 Layak
Kriteria Penyajian Media Interaktif 77,3 Layak

Hasil analisis penilaian dosen dan guru kimia dapat dijelaskan

secara risnci sebagai berikut:

a. Kelayakan Materi pada Media Interaktif

Berdasarkan tabel 4.3, media intaraktif berbahasa inggris

pada materi pokok hukum-hukum dasar Kimia, telah memenuhi

kelayakan kriteria kesesuaian materi pada media interaktif dengan

persentase sebesar 79,2 %. Menurut tabel 3.2 interpretasi skor yang

dimodifikasi dari Riduwan (2003) persentase tersebut dalam kategori

baik/layak. Hal ini menunjukkan bahwa media yang telah

dikembangkan telah memenuhi kriteria kesesuaian materi dengan

standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran

secara relevan. Selain itu media interaktif juga telah memenuhi

kriteria kesesuain kegiatan eksperimen terhadap indicator dan

kesesuain CD interaktif sebagai penunjang buku teks pada media

interaktif yang dikembangkan sehingga dapat membantu siswa untuk

lebih memahami materi hukum-hukum dasar kimia.

b. Kelayakan Penyajian Media Interaktif


60

Berdasarkan tabel 4.3, media intaraktif berbahasa inggris

pada materi pokok hukum-hukum dasar Kimia, telah memenuhi

kelayakan kriteria penyajian pada media interaktif dengan persentase

sebesar 77,3 %. Menurut tabel 3.2 interpretasi skor yang

dimodifikasi dari Riduwan (2003) persentase tersebut dalam kategori

baik/layak. Hal ini menunjukkan bahwa media yang telah

dikembangkan telah memenuhi kriteria penyajian materi sehingga

dapat mengaktifkan siswa melalui aktivitas mental (berfikir,

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan), maupun aktivitas

fisik (melakukan kegiatan/ eksperimen/ percobaan), Materi disajikan

secara sistematis (dari hal-hal yang mudah ke yang sulit dan hal-hal

yang sederhana ke yang kompleks), materi yang disajikan dapat

menuntun siswa untuk melakukan refleksi, seperti menyusun

rangkuman sendiri),dan juga materi tersajikan secara sistematis.

Selain itu tata letak teks, gambar, tabel pada media

interaktif tersaji secara serasi sehingga menumbuhkan rasa ingin

tahu dan mendorong perkembangan kreativitas siswa dengan adanya

ilustrasi yang menarik dan menunjang konsep pada media interaktif.

2. Analisis data validasi (penilaian) dosen ahli bahasa Inggris

Media interaktif ini disusun untuk SMA bertaraf Internasonal

sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Oleh karena itu

media interaktif ini juga harus memenuhi kriteria tata bahasa Inggris
61

yang benar, untuk itu media interaktif ini divalidasi oleh ahli bahasa

Inggris yaitu dosen ahli bahasa Inggris yang juga paham terhadap bahasa

Inggris yang digunakan dalam ilmu sains.

Hasil dari validasi dosen ahli bahasa Inggris dianalisis secara

deskriptif kuantitatif. Berikut adalah hasil dari validasi dosen ahli bahasa

Inggris:

Tabel 4.4 Hasil Validasi dosen ahli bahasa Inggris

Kelayakan
No. Indikator/ Aspek Tiap Aspek Kriteria
(%)
Ketepatan bahasa atau menggunakan ejaan
a. 100 Sangat Layak
dan tata bahasa Inggris yang benar
Keterbacaan bahasa atau bahasa yang
b. 100 Sangat Layak
digunakan sesuai dengan usia siswa
Keruntutan bahasa atau ketertautan antar
c. 100 Sangat Layak
bab, sub-bab, paragraf dan kalimat
d. Menggunakan istilah dan symbol yang baku 100 Sangat Layak
Menggunakan istilah dan symbol yang
e. 100 Sangat Layak
sesuai dan benar
Total Penilaian Dosen Ahli Bahasa Inggris
terhadap kriteria kebahasaan pada Media 100 Sangat Layak
Interaktif

Berdasarkan tabel 4.4, media intaraktif berbahasa inggris pada

materi pokok hukum-hukum dasar Kimia, telah memenuhi kelayakan

kriteria kebahasaan dengan persentase sebesar 100 %. Menurut tabel 3.2

interpretasi skor yang dimodifikasi dari Riduwan (2003) persentase

tersebut dalam kategori sangat baik/ sangat layak. Hal ini menunjukkan
62

bahwa media yang telah dikembangkan telah menggunakan ejaan dan

tata bahasa Inggris yang benar dan sesuai dengan usia siswa.

Selain itu media yang dikembangkan telah menggunakan istilah

dan symbol yang sesuai dan benar. Dan penggunaan bahasa Inggris pada

media Interaktif antar bab, sub-bab, paragraf dan kalimat tersusun secara

runtut dan tertaut.

Berdasarkan hasil analisis validasi media interaktif oleh semua

validator, maka media Interaktif yang dikembangkan inti dapat dikatakan

layak untuk pembelajaran di sekolah bertaraf Internasional, karena telah

memenuhi 3 kriteria kelayakan yaitu kriteria materi, kriteria kebahasaan

dan kriteria penyajian media.

3. Analisis data uji coba terbatas terhadap siswa

Hasil dari uji coba terbatas digunakan untuk mengetahui respon

siswa terhadap media interaktif yang telah dikembangkan, kemudian

hasil respon tersebut dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk

mengetahui ketertarikan siswa terhadap media interaktif ini dengan

melihat berapa persentase siswa yang menjawab ”ya” pada tiap aspek.

Hasil analisis data terhadap respon siswa sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil data uji coba terbatas terhadap siswa

Persentase
siswa
No. Pertanyaan/Indikator/ Aspek Kriteria
menjawab
”ya”
1. Apakah Media interaktif ini membantu Anda 100 Sangat Layak
63

mengaitkan materi pokok Hukum-hukum Dasar


Kimia dengan kehidupan sehari-hari?
Apakah Media interaktif ini membuat Anda
2. termotivasi untuk bertanya, baik kepada teman 91,7 Sangat Layak
atau guru?
Persentase
siswa
No. Pertanyaan/Indikator/ Aspek Kriteria
menjawab
”ya”
Apakah model, gambar, atau contoh soal yang ada
3. dalam Media interaktif ini dapat membantu Anda 100 Sangat Layak
mempelajari materi ini?
Apakah materi dalam Media interaktif ini
4. 100 Sangat Layak
terangkai secara sistematis?
Apakah dalam Media interaktif ini materi
5. 91,7 Sangat Layak
tersajikan dengan jelas menurut Anda?
Sangat
Kriteria Materi pada Media Interaktif 96,7
Layak
Apakah bahasa yang digunakan dalam Media
1. 100 Sangat Layak
interaktif ini mudah dipahami?
Apakah istilah-istilah yang terdapat dalam Media
2. 100 Sangat Layak
interaktif ini mudah dipahami?
Kriteria Kebahasaan 100 Sangat Layak
Apakah Media interaktif ini dapat membangkitkan
1. 100 Sangat Layak
motivasi Anda untuk belajar?
Apakah cara penyajian Media interaktif ini sesuai
2. 91,7 Sangat Layak
dengan taraf berfikir Anda?
Apakah dengan Media interaktif ini dapat
3. membuat Anda lebih aktif dalam mengikuti 91,7 Sangat Layak
kegiatan pembelajaran?
Apakah Media interaktif ini menarik dan
4. 100 Sangat Layak
menyenangkan?
Apakah ilustrasi dalam Media interaktif ini
5. relevan dengan materi pokok Hukum-hukum 100 Sangat Layak
Dasar Kimia?
Apakah ilustrasi dalam Media interaktif ini mudah
6. 100 Sangat Layak
dipahami dan dapat memperjelas konsep?
64

Persentase
siswa
No. Pertanyaan/Indikator/ Aspek Kriteria
menjawab
”ya”
Apakah dengan adanya Media interaktif yang
dilengkapi dengan CD interaktif (berisi
powerpoint viewer dengan visualisasi flash dan
7. 100 Sangat Layak
video) untuk memperjelas materi, dapat
membantu Anda untuk lebih memahami materi
Pokok Hukum-hukum Dasar Kimia?
Kriteria Penyajian Media Interaktif 97,6 Sangat layak
Total Respon ketertarikan siswa terhadap Media Sangat
97,6
Interaktif Layak

Hasil analisis penilaian dosen dan guru kimia dapat dijelaskan secara

rinci sebagai berikut:

a. Kriteria Kesesuaian Materi Menurut Respon Siswa

Berdasarkan tabel 4.6, media intaraktif berbahasa inggris pada

materi pokok hukum-hukum dasar Kimia, mendapat respon positif

dari siswa dengan persentase siswa menjawab “ya” sebesar 96,7 %

dan hanya 3,3 % menjawab “tidak” . Menurut tabel 3.2 interpretasi

skor yang dimodifikasi dari Riduwan (2003) persentase tersebut dalam

kategori sangat baik/ sangat layak. Menurut siswa media interaktif

yang dikembangkan dapat membantu mengaitkan materi pokok

hukum-hukum dasar kimia dengan kehidupan sehari-hari, dapat

memotivasi siswa untuk bertanya. Kemudian siswa menyatakan juga

bahwa materi sudah tersusun secara sistematis dan tersajikan dengan

jelas.
65

b. Kriteria Kebahasaan Menurut Respon Siswa

Berdasarkan tabel 4.6, siswa menyatakan bahwa media

intaraktif berbahasa inggris pada materi pokok hukum-hukum dasar

Kimia, telah menggunakan ejaan, tata bahasa Inggris, istilah-istilah,

yang benar, sesuai dengan usia siswa, dan mudah dipahami.

Pernyataan di atas didukung dengan 100 % siswa menjawab “ya” pada

angket respon siswa yang disebarkan, ini menunjukkan bahwa siswa

merespon positif terhadap media interaktif yang dikembangkan sesuai

dengan kriteria kebahasaan.

c. Kriteria Penyajian Menurut Respon Siswa

Berdasarkan tabel 4.6, siswa menyatakan bahwa media

intaraktif berbahasa inggris pada materi pokok hukum-hukum dasar

Kimia yang dikembangkan tersaji secara serasi sehingga

menumbuhkan rasa ingin tahu dan mendorong perkembangan

kreativitas siswa dengan adanya ilustrasi yang menarik dan

menunjang konsep pada media interaktif. Selain itu media interaktif

yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi untuk belajar

karena adanya perpaduan antara buku teks berbahasa Inggris yang

dilengkapi dengan CD interaktif yang berisi penjelasan materi lebih

lanjut dengan visualisasi video dan flah yang dipadukan dengan

program powerpoint. Dengan adanya CD interaktif ini dapat

membantu siswa untuk memperjelas materi karena juga disediakan

materi berbahasa Indonesia. Pernyataan Pernyataan di atas didukung


66

dengan 97,6 % siswa menjawab “ya” pada angket respon siswa yang

disebarkan, ini menunjukkan bahwa siswa merespon positif terhadap

media interaktif yang dikembangkan sesuai dengan kriteria penyajian.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa siswa merespon

positif (tertarik) terhadap media interaktif berbahasa inggris pada

materi pokok hukum-hukum dasar Kimia yang dikembangkan, hal ini

didukung dengan hasil angket respon siswa secara total dengan

persentase sebesar 97,6 % siswa menjawab “ya”, yang artinya bahwa

97,6 % siswa tertarik terhadap media yang dikembangkan.

Selain memberikan angket respon siswa beruapa pertanyaan

objektif, dalam angket respon siswa juga disediakan kolom komentar

umum dan saran untuk menampung aspirasi dari siswa. Berikut ini

merupakan rangkuman dari komentar dan saran dari peserta uji coba

terhadap media interaktif yang dikembangkan yaitu:

1) Media interaktif seperti ini akan dapat memacu minat dan semangat

siswa untuk belajar, daya imajinasi akan terpacu bila melihat hal-

hal yang menarik visual kita.

2) Model media pembelajaran kimia yang dikembangkan sudah

memenuhi kriteria agar siswa lebih semangat belajar serta isinya

lengkap dan menarik.

3) Media pembelajaran ini sudah cukup kreatif dan tidak

membosankan untuk dipelajari walaupun dalam bahasa Inggris,


67

karena jarang buku berbahasa Inggris yang menyenangkan dan

bahasanya mudah dipahami.

4) Media pembelajaran ini terdiri dari banyak gambar-gambar yang

menarik sehingga lebih memotivasi siswa untuk belajar.

5) Sarannya mohon dikembangkan media seperti ini pada materi-

materi berikutnya khususnya untuk SBI dan pendidikan di

Indonesia pada umumnya.

6) Mohon dikembangkan lagi media yang lebih singkat (to the point).
68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Media Interaktif pada meteri pokok hukum-hukum dasar Kimia yang

dikembangkan layak digunakan untuk media pembelajaran disekolah

bertaraf Internasional karena telah memenuhi kriteria kesesuaian materi,

kriteria kebahasaan dan kriteria penyajian media dengan persentase

masing-masing sebesar 79,2 %, 100 %, dan 77,3 %.

2. Siswa merespon positif terhadap media interaktif yang dikembangkan

dilihat dari hasil angket respon siswa yang menunjukkan ketertarikan

siswa terhadap media interaktif untuk kriteria materi, kebahasaan, dan

penyajian dengan persentase total sebesar 97,6 % .

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media

interaktif pada materi pokok hukum-hukum dasart Kimia untuk sekolah

bertaraf Internasioanal yang dikembangkan telah layak digunakan untuk

pembelajaran karena telah memenuhi kriteria kesesuaian materi, kebahasaan,

dan penyajian.

B. Saran

1. Pengembangan media interaktif berbahasa Inggris pada materi pokok

hukum-hukum dasart Kimia pada penelitian ini, hanya dilakukan sampai

tahap pengembangan (develop), oleh karena itu perlu dilakukan lebih

69
69

lanjut pada tahap penyebaran (disseminate) khususnya bisa digunakan

pada pembelajaran metode kooperatif.

2. Media interaktif berbahasa Inggris ini juga bisa digunakan sebagai media

pembelajaran di sekolah non SBI untuk latihan pembelajaran berbahasa

Inggris.

3. Media interaktif pada penelitian ini hanya memiliki satu paket evaluasi

yang tercantum pada buku teks, oleh karena ini guru pendamping bisa

berinovasi untuk membuat paket soal evaluasi lain agar berbeda setiap

tahun, dengan catatan masih memperhatikan indikator yang tertera di buku

ini.
70

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Tyas. 2008. “Pengembangan Media Interaktif Pada Materi Pokok


Sistem Koloid Sebagai Media Pembelajaran Di Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI)”. Skripsi S-1 yang tidak dipublikasikan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Beni, Maroe. 2008. Perkembangan Multimedia dan CD
Interaktif .http://maroebeni.wordpress.com/perkembangan-multimedia-dan-
cd-interaktif. Diakses tanggal 15 September 2009.
Brown, Theodore L. 1986. General Chemistry Second Edition. OHIO: Charles E.
Merril Publishing Company Columbus.
Chang, Raymond. 2008. General Chemistry The Essential Concepts Fifth Edition.
New York: Mc Graw.Hill International Edition.
Dharma, Satria. 2007. Sekolah Bertaraf Internasional: Quo Vadiz?
http://www.Sekolah Bertaraf Internasional.Quo Vadiz?.com.Satria
Dharma.weblogs.htm. Tanggal 24 Agustus 2009.
Effendi. 2007. A-Level Chemistry for Senior High School Students Volume 1B.
Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang (UM). Effendi.
2007. A-Level Chemistry for Senior High School Students Volume 1B.
Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang (UM).
England, Elaine and Finney, Andy. 2002. Interactive Media-What’s that? What’s
Involved?. England: ATSF White Paper—Interactive Media UK. Diakses
tanggal 15 Desember 2009.
Ibrahim, Muslimin. 2001. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menurut Jerold E. Kemp dan Thiagarajan. Surabaya: Faculty of
Mathematics and Science State University of Surabaya.
Jong, Morris S.Y. 2008. Harnessing Computer Games in Education. The Chinese
University of Hong Kong: Journal of Distance Education Technologies,
6(1), 1-9, January-March 2008. Diakses tanggal 25 Oktober 2009.
Justiana, Sandri dan Muchtaridi. 2009. Chemistry for Senior High School. Jakarta:
Yudistira.
Leong, Oon Hock and Yee, Nam Siong. 2007. Chemistry Expression an Inquiry
Approach N Level Science (Chemistry). Singapura: EPB Pan Pacific.
Mardiana. 2009. “Pengembangan media permainan Bantumi chemistry berbasis
computer Pada materi pokok atom, ion, dan molekul”. Skripsi S-1 yang
tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
.
71

Mishra, Sanjaya, dan Sharma, Ramesh. 2004. Interactive Multimedia in


Education and Training. Indira Gandhi National Open University, India:
Idea Group Publishing, ISBN 1-59140-393-6. Diakses tanggal 13 Desember
2009.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Petrucci, Ralph H, dkk. 2007. General Chemistry Principles & Modern
Aplications. New Jersey: Pearson Prantice Hall.
Ratcliff, Brian. 2004. As Level and A Level Chemistry. Campridge: Cambridge
University Press.
Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Salimah, Lahifatus. 2008. “Pengembangan Media Interaktif kimia interaktif
Beorientasi Contextual Teaching And Laerning (CTL) Pada Materi Pokok
Reaksi Redoks Sebagai Penunjang Pembelajaran Bilingual Di SMA
Khadijah Surabaya”. Skripsi S-1 yang tidak dipublikasikan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Phibeta.
Sunardi. 2007. Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2.
Bandung: Yrama Widya.
Universitas Negeri Surabaya. 2006. Panduan Penulisan Skripsi dan Penilaian
Skripsi. Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Kimia SMA/MA.
Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
. 2006. Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA.

Anda mungkin juga menyukai