3
MEMPROSES ENTRI JURNAL
KODE: M.692000.007.02
Objektif:
Unit kompetensi ini berhubungan dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam memproses entri jurnal. Berikut ini elemen
kompetensi Unit 3, yaitu:
1. Memeriksa dokumen sumber dan dokumen pendukung
2. Mencatat dokumen sumber ke dalam jurnal
3. Mengarsipkan dokumen Sumber dan Pendukung
Transaksi internal
Transaksi internal merupakan sebuah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan,
yaitu transaksi yang hanya melibatkan bagian internal perusahaan. Misalnya,
memo dari pimpinan kepada seseorang pegawai, penerimaan dan pengeluaran kas.
Bukti Internal dibuat dan juga dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Bukti
internal dibuat juga semua semua transaksi yang berhubungan dengan perubahan
posisi keuangan, contahnya : penghapusan piutang.
Transaksi Eksternal
Transaksi eksternal merupakan sebuah transaksi yang melibatkan pihak luar
perusahaan, dapat dengan orang pribadi atau perusahaan/organisasi. Sebagai
contoh : Transaksi penjualan, pembelian, pembayaran hutang piutang dan lain-
lain.
Bukti Transaksi
Dalam setiap transaksi dibutuhkan bukti transaksi agar transaksi yang terjadi
memiliki bukti yang sah. Bukti transaksi ialah sebuah bukti yang tertulis atas
setiap kegiatan transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan atau sebuah bisnis.
Bukti tersebut dipakai sebagai sumber pencatatan yang merupakan sumber
dokumen sumber dalam proses siklus akuntansi. Bukti transaksi atau bukti
akuntansi dokumen-dokumen dasar transaksi (baik yang dibuat sendiri maupun
yang berasal dari pihak luar) yang digunakan sebagai sumber pencatatan atau
penyusunan laporan keuangan oleh suatu unit usaha.
Jenis-jenis bukti
Berdasarkan jenisnya, bukti transaksi bisa dibedakan menjadi bukti transaksi
internal dan bukti transaksi eksternal.
a. Bukti transaksi internal
Bukti transaksi internal merupakan bukti pencatatan setiap transaksi yang
terjadi di dalam perusahaan tersebut. Bentuk bukti transaksi internal antara
lain :
Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang
secara kas atau tunai. Berikut adalah contoh bukti kas masuk :
b. Kuitansi
Kwitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh
penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang
tersebut. Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan
diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal
disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang. Berikut adalah contoh
gambar kwitansi sebagai berikut :
c. Faktur Penjualan
Faktur Penjualan adalah tanda bukti telah terjadinya penjualan secara kredit.
Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Gambar
faktur pembelian bisa dilihat di bawah ini :
d. Nota Kontan
Nota kontan adalah bukti atas pembelian yang dilakukan secara tunai. Nota
kontan dibuat oleh pedagang/penjual dan diberikakn kepada pembeli. Nota kontan
biasanya dibuat rangkap dua, lembar pertama diserahkan kepada pembeli dan
lembar kedua diarsip oleh penjual. Contoh nota kontan adalah sbb:
e. Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganan/
konsumen, yang disebabkan oleh pengembalian barang/ retur barang. Barang
yang telah dibeli biasanya dikembalikan karena rusak atau tidak sesuai dengan
pesanan dan penjual setuju barang akan diterima kembali, dan akan mengurangi
harga pembelian barang. Contoh nota debet adalah sebagai berikut:
f. Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan
pembeli/konsumen. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan, kepada
pelanggan/pembeli karena barang yang dijual tidak cocok atau rusak, dan
penjual setuju untuk menerima kembali barang tersebut. Contoh nota kredit
adalah sebagai berikut :
Otorisasi adalah persetujuan dari pejabat atau pihak yang berewenang atas
transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Otorisasi adalah verifikasi dan
validasi oleh pihak yang berwenang bahwa aktivitas atau transaksi sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Prosedur otorisasi merupakan
pengendalian yang memastikan bahwa karyawan perusahaan hanya memproses
transaksi yang sah dalam ruang lingkup otoritas yang telah ditentukan.
2. Otorisasi khusus
Otorisasi khusus dilakukan terhadap transaksi individual. Manajemen seringkali
tidak dapat menyusun kebijakan umum otorisasi untuk beberapa transaksi.
Sebagai gantinya, lebih disukai untuk membuat otorisasi berdasarkan kasus demi
kasus.
Misalnya adalah otorisasi transaksi penjualan oleh manajeer penjualan atas mobil
perusahaan yang telah dipakai. Orang atau kelompok yang menjamin otorisasi
khusus atau umum untuk transaksi seharusnya memegang posisi yang sepadan
dengan sifat dan besarnya transaksi. Kebijakan otorisasi tersebut harus dibuat oleh
manajemen puncak. Misalnya, kebijakan umum adalah bahwa setiap perolehan
aktifa modal melebihi jumlah tertentu harus diotorisasi oleh dewan komisaris.
2.2 Dokumen sumber dicatat ke dalam jurnal secara akurat dan sesuai
dengan standar yang ditetapkan perusahaan
Jurnal umum bisa dibedakan menjadi jurnal umum dan jurnal khusus.
a. Jurnal Umum
Apabila transaksi perusahaan masih sedikit, jurnal umum dengan dua kolom,
debet dan kredit, sudah cukup sebagai pencatatan pertama akuntansi. Jurnal
umum merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis
transaksi yang terjadi, dan apabila perusahaan menggunakan jurnal khusus
maka jurnal umum digunakan mencatat transaksi yang tidak dapat dicatatkan
ke dalam salah satu jurnal khusus. Bentuk Jurnal Umum sebgai berikut ;
b. Jurnal khusus
Jurnal khusus merupakan modifikasi dari jurnal umum. Jurnal khusus dipakai
hanya untuk mencatat transaksi-transaksi khusus yang terjadi pada perusahaan.
Transaksi khusus yang dimaksud adalah transaksi yang banyak dan sering terjadi
serta bersifat sama dan berulang. Jurnal khusus terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
c. Langkah-langkah Menjurnal
Kolom tanggal, diisi sebagai berikut:
Tahun terjadinya transaksi, ditulis di bagian atas pada setiap halaman.
Bulan terjadinya transaksi, ditulis di bawah tahun pada setiap hlaman,
Tanggal terjadinya transaksi, ditulis pada baris pertama yang digunakan
untuk mencatat setiap transaksi.
Kolom akun/keterangan, diisi sebagai berikut:
o Akun yang harus di debet, ditulis rapat ke garis kolom tanggal.
o Akun yang harus di kredit, ditulis di bawah akun yang di debet, penulisannya
agak ke sebelah kanan.
o Penjelasan singkat tentang transaksi. Penjelasan ini dapat ditulis di bawah
setiap ayat jurnal. Untuk setiap transaksi yang sifatnya sudah jelas,
penjelasannya ini biasanya ditiadakan.
Kolom ref., diisi dengan kode akun yang bersangkutan. Lajur ini digunakan
apabila jumlah debet dan kredit sudah dibukukan pada buku besar yang
bersangkutan.
Kolom debet, diisi dengan jumlah hasil analisis transaksi yang harus dibukukan
pada sisi kiri. Kata debet sering disingkat Dr. yang diambil dari bahasa Latin
“Debere”.
Kolom kredit, diisi dengan jumlah hasil analisis transaksi yang harus dibukukan
pada sisi kanan. Kata debet sering disingkat Cr. yang diambil dari bahasa Latin
“Credere”.
ELEMEN 3
MENGARSIPKAN DOKUMEN SUMBER DAN PENDUKUNG
3.1 Dokumen Sumber dan pendukung disimpan secara tepat waktu dan
sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan
Bukti transaksi merupakan dokumen atau arsip yang penting bagi perusahaan.
Oleh karena itu, penyimpanannya harus tertib agar mudah dicari apabila
dibutuhkan dan tidak mudah rusak. Bukti transaksi (dokumen) terbagi dua yaitu
dokumen sumber dan dokumen pendukung. Dokumen sumber (source documents)
adalah dokumen yang menjadi alat bukti utama dalam transaksi keuangan yang
dipakai sebagai pencatatan ke dalam catatan akuntansi. Sedangkan dokumen
pendukung (corrorating documents) adalah dokumen yang membuktikan validitas
terjadinya transaksi.
Berikut ini jenis transaksi beserta dokumen sumber dan pendukungnya.
Tabel 3.5
Dokumen sumber dan pendukung
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Penjualan Tunai Form Penjualan Tunai Pita Register Kas
Penjualan Kredit Faktur Penjualan Surat Order
Pengiriman
Laporan Pengiriman
Barang
Surat Muat
Retur Penjualan Memo Kredit Lap. Pengiriman Barang
b. Pemusnahan Dokumen
Dokumen sumber merupakan dokumen arsip vital. Menurut UU No.8 tahun 1997,
arsip keuangan memiliki masa retensi 10 tahun. Arsip keuangan terdiri dari
catatan-catatan berupa neraca tahunan, perhitungan rugi laba, rekening, jurnal
transaksi harian, bukti pembukuan, dan data pendukung. Jenis arsip lainnya
memiliki retensi sesuai dengan kepentingan instansi pencipta dan nilai gunanya.
Daftar Pustaka
Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., and Kieso, Donald E. 2015. Accounting
Principles. 12th Edition. John Willey. USA