Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIKALAPA
JL P. KALIMANTAN NO. 39 SUBANG TELP. (0260) 4240665,
KODE POS 41214
Email : puskesmascikalapa@yahoo.co.id

KERANGKA ACUAN KOLABORASI TB-DM


PUSKESMAS CIKALAPA
TAHUN 2018

A. Pendahuluan
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycobacterrium tuberkulosis, sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru-paru
dan dapat juga menyerang organ tubuh lain nya oleh karena itu perlu diupayakan
penanggulangan dan pemberantasan penyakit TB lebih dini.
Program TB adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama salah satunya meliputi upaya kesehatan
esensial. (Pemenkes no 67 tahun 2016).
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit gangguan metabolik menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya.
Diabetes Melitus merupakan faktor risiko penting untuk perkembangan TB aktif
(Stevenson et al. 2007; Jeon & Murray 2008; Dooley & Chaisson 2009; Ruslami et al.,
2010). Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan akan
melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan penderitanya memiliki
kemungkinan 3 kali lebih tinggi untuk menderita TB aktif. Hasil pengobatan TB pada
penderita TB dengan komorbid DM akan lebih banyak mengalami kegagalan
dibandingkan dengan yang tidak memiliki komorbid DM. Hal ini terjadi akibat adanya
penundaan konversi dari kultur dahak, risiko kematian selama pengobatan TB dan risiko
relaps paska pengobatan yang lebih tinggi pada penderita TB dengan komorbid DM.
Hampir 90% pasien TB-DM adalah penyandang DM tipe 2. (Baker et al. 2011)
Kolaborasi TB-DM sangatlah penting untuk mengukur pencapaian dan tolak ukur
keberhasilan dalam program TB untuk memperlancar proses Kolaborasi TB-DM
tersebut diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral serta sektor terkait
dan partipasi aktif masyarakat secara luas.dalam upaya mendukung terwujudnya
Puskesmas yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
upaya mendukung terwujudnya Puskesmas yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan tata nilai Puskesmas cikalapa EDUN (efektif, dinamis,
unggul dan nyaman).

B. Latar Belakang
Wilayah kerja UPTD Puskesmas UPTD Cikalapa meliputi 4 Desa dengan luas
3756.208 Ha dengan jumlah penduduk 44843 berdasarkan data penduduk tahun 2017.
Jumlah Penemuan Suspek TB tahun 2017 sebanyak 100% dan jumlah penemuan
TB Paru BTA Positif tahun 2017 sebanyak 95% penderita TB. Jumlah penemuan
suspek dan TB Paru BTA positif tahun 2017 melebihi target. Adapun data kesembuhan
pasien TB tahun 2016 sebanyak 90%,cakupan penemuan semua kasus TB 116%,
angka keberhasilan pengobtan pasein TB 94,5%, penemuan kasus TB resisten obat
50%.
Berdasarkan data diatas Penyusunan kerangka acuan Kolaborasi TB-HIV tahun 2018
disusun sesuai RPK dan RUK tahun 2018.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program pengendalian penyakit TB
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada program TB
b. Mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam pengendalian
penyakit TB

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Kolaborasi TB-DM Langkah – Lankah
A. Penemuan TB pada DM
Penjaringan pasien TB pada penyandang
DM terdiri dari:
a. Segera setelah penegakan diagnosis DM
b. Setiap kunjungan penyandang DM ke
fasyankes
Penemuan terduga TB pada penyandang
DM yaitu dengan melakukan: a. Menemukan
gejala dan tanda pada penyandang DM,
antara lain: Batuk, terutama batuk
berdahak ≥ 2 minggu
Demam hilang timbul, tidak tinggi
(subfebris)
Keringat malam tanpa disertai aktivitas
Penurunan berat badan
TB Ekstra paru antara lain; Pembesaran
Kelenjar Getah Bening (KGB)
 Sesak, nyeri saat menarik napas, atau
rasa berat di satu sisi dada
b. Pemeriksaan foto toraks mencari
abnormalitas paru. Indikasi pemeriksaan
foto toraks ulang ditentukan oleh klinisi.
Bila terdapat salah satu gejala TB dan atau
foto toraks mendukung TB maka
penyandang DM dilakukan penegakan
diagnosis TB (sesuai alur diagnosis TB
dewasa). Bila dinyatakan TB, penyandang
DM dirujuk ke poli DOTS untuk
penatalaksaaan selanjutnya.
Penapisan TB pada penyandang DM
selanjutnya dilakukan pada setiap kunjungan
berikutnya dengan mencari gejala dan tanda
TB (tanpa foto toraks).

B. Penemuan DM pada TB
Penapisan DM pada pasien TB adalah
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa
(puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori minimal 8 jam) atau pemeriksaan
glukosa plasma 2 jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75
gram pada semua pasien TB. Pemeriksaan
glukosa dengan menggunakan metode
ensimatik dengan spesimen darah vena.
Penapisan DM pada pasien TB adalah
dengan memeriksa Gula Darah Plasma
Puasa (GDP) yaitu kondisi tidak ada asupan
kalori minimal 8 jam atau pemeriksaan
glukosa plasma sewaktu (GDS) atau 2 jam
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
dengan beban 75 gram pada semua pasien
TB dengan spesimen darah vena.
Penegakkan Diagnosis DM dengan kriteria :
a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126
mg/dl, atau
b. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥
200 mg/dl dengan keluhan klasik,
Pasien DM yang terdapat riwayat kontak
TB dewasa aktif dan/atau gejala sugestif
TB Lakukan pemeriksaan uji tuberkulin,
foto toraks dan sputum atau spesimen
lain yang relevan untuk pemeriksaan
Xpert MTB/Rif TB Bukan TB Hasil positif
Hasil negatif Tatalaksana TB dan DM
(keluhan klasik DM: Poliuria, polidipsi,
polifagi, penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya), atau
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥
200 mg/dl 2 jam setelah TTGO dengan
beban 75 gram, atau

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas ket
Pokok program Program Sektoral
terkait terkait
1. Kolaborasi TB- -Petugas TB Bidan desa Kader dan
membuat Tokoh
DM
catatan dan masyarakat
laporan kegiatan
setiap bulan nya

F. Sasaran
1. Penderita TB
2. Data hasil penemuan kasus TB

G. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kolaborasi
TB-DM
1

H. Monitoring, Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua pelaksanaan kegiatan selesai
pada minggu ke-3 setiap bulan, dibuat oleh petugas P2TB dalam bentuk buku laporan
evaluasi kegiatan programTB, mulai jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan
masalah, prioritas masalah dan penyebab masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat
rencana tindak lanjut. Buku laporan evaluasi kegiatan program TB disampaikan kepada
Kepala Puskesmas untuk diketahui dan ditandatangani.

I. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi

Pencatatan kegiatan programmeliputi jumlah sasaran,cakupan yang telah dicapai,


sebagai data penunjang dan dicatat dalam buku register kegiatan untuk digunakan
dalam pembuatan laporan kegiatan. Pelaporan dibuat dalam format laporan yang telah
disepakati/ditetapkan oleh Seksi Dalkit Dinas Kesehatan Kabupaten, berdasarkan hasil
rekap cakupan kegiatan yang diperoleh,laporan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas untuk diketahui dan ditandatangani, dan kemudian disampaikan Ke Bagian
Seksi Dalkit Dinas Kasehatan Kabupaten setiap Triwulan.

Anda mungkin juga menyukai