1348 3198 1 PB PDF
1348 3198 1 PB PDF
Abstract: The volume of traffic traveling on roads Siliwangi have increased from year to year. This
is due to the development of this area. To overcome the problem of traffic congestion on these
roads is required prior knowledge about traffic characteristics and model of the relationship
between these characteristics. This study aims to analyze the model of the relationship between the
characteristic volume (V), speed (S) and density (D) traffic, in accordance with existing conditions.
Survey data includes traffic volumes and speeds with the manual count method, being analytical
models include models Greenshield, Greenberg, and Underwood. The results showed that the
relationship model that is suitable for VSD Siliwangi road is to follow the model of Underwood with r
= 0859, with the model of Us = 68.20 x exp(-D/-15.05).
Abstrak: Volume perjalanan lalu lintas pada ruas jalan Siliwangi mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Hal ini disebabkan perkembangan daerah ini. Untuk mengatasi masalah kemacetan
lalulintas pada ruas jalan ini terlebih dahulu diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik lalu
lintas dan model hubungan antar karakteristik tersebut. Kajian ini bertujuan menganalisis model
hubungan antar karakteristik volume (V), kecepatan (S) dan kepadatan (D) lalu lintas, sesuai
dengan kondisi yang ada. Survai data meliputi volume dan kecepatan lalu lintas dengan metode
manual count, sedang analisis model meliputi model Greenshield, Greenberg, dan Underwood.
Hasil analisis menunjukkan bahwa model hubungan V-S-D yang sesuai untuk ruas jalan Siliwangi
adalah mengikuti model Greenberg dengan nilai r = 0.773, dengan model Us = 68.20 x exp(-D/-
15.05).
Hubungan Antara Kecepatan, Volume dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Semarang – Eko Nugroho Julianto 151
Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan Tabel 1. Daftar satuan mobil penumpang
152 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Julii 2010, hal: 151 – 160
lintas di jalan. Kecepatan dapat didefinisikan
sebagai gerak dari kendaraan dalam jarak per
satuan waktu.
Dalam pergerakan arus lalu-lintas, tiap
kendaraan berjalan pada kecepatan yang
berbeda. Dengan demikian pada arus lalu-lintas
tidak dikenal karakteristik kecepatan tunggal
akan tetapi lebih sebagai distribusi dari
kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi
tersebut, jumlah rata-rata atau nilai tipikal dapat
digunakan untuk mengetahui karakteristik dari
Gambar 1. Hubungan antara Arus, Kecepatan, dan
arus lalu-lintas. Dalam perhitungannya
Kerapatan
kecepatan rata-rata dibedakan menjadi dua,
Pada gambar tersebut dapat
yaitu:
diterangkan bahwa:
1. Time Mean Speed (TMS), yang didefinisikan
1. Pada kondisi kerapatan mendekati harga nol,
sebagai kecepatan rata-rata dari seluruh
arus lalu lintas juga mendekati harga nol,
kendaraan yang melewati suatu titik dari
dengan asumsi seakan-akan tidak terdapat
jalan selama periode tertentu.
kendaraan bergerak. Sedangkan
2. Space Mean Speed (SMS), yakni kecepatan
kecepatannya akan mendekati kecepatan
rata-rata dari seluruh kendaraan yang
rata-rata pada kondisi arus bebas.
menempati penggalan jalan selama periode
2. Apabila kerapatan naik dari angka nol, maka
waktu tertentu.
arus juga naik. Pada suatu kerapatan
panjang jalan atau lajur, secara umum dapat 3. Pada kondisi kerapatan mencapai kondisi
diekspresikan dalam kendaraan per mil (vpm) maksimum atau disebut kerapatan kondisi
atau kendaraan per mil per lane (vpmpl). jam (kerapatan jenuh) kecepatan perjalanan
Kerapatan sulit diukur secara langsung di akan mendekati nilai nol, demikian puia arus
lapangan, melainkan dihitung dari nilai lalu lintas akan mendekati harga nol karena
kecepatan dan arus sebagai hubungan: tidak memungkinkan kendaraan untuk dapat
Hubungan Antara Kecepatan, Volume dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Semarang – Eko Nugroho Julianto 153
Hubungan Volume, Kecepatan dan menunjukkan kondisi stabil dan lengan bawah
Kepadatan
menunjukkan kondisi arus padat.
Aliran lalu lintas pada suatu ruas jalan
raya terdapat 3 (tiga) variabel utama yang
Hubungan Kecepatan - Kepadatan
digunakan untuk mengetahui karakteristik arus
Kecepatan akan menurun apabila
lalu lintas, yaitu :
kepadatan bertambah. Kecepatan arus bebas
1. Volume (flow), yaitu jumlah kendaraan yang
akan terjadi apabila kepadatan sama dengan
melewati suatu titik tinjau tertentu pada suatu
nol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol
ruas jalan per satuan waktu tertentu.
maka akan terjadi kemacetan (jam density).
2. Kecepatan (speed), yaitu jarak yang dapat
Hubungan keduanya ditunjukkan pada gambar
ditempuh suatu kendaraan pada ruas jalan
berikut ini.
per satuan waktu.
3. Kepadatan (density), yaitu jumlah kendaraan
per satuan panjang jalan tertentu.
Variabel-variabel tersebut memiliki
hubungan antara satu dengan lainnya.
Hubungan antara volume, kecepatan dan
kepadatan dapat digambarkan secara grafis
dengan menggunakan persamaan matermatis. Gambar 3. Hubungan Kecepatan – Kepadatan
Hubungan mendasar antara volume dan Volume maksimum terjadi (Vm) terjadi
volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah
ruangnya akan berkurang sampai kepadatan mencapai titik ini volume akan menurun
kritis (volume maksimum) tercapai. Hubungan walaupun kepadatan bertambah sampai terjadi
keduanya ditunjukkan pada gambar berikut ini. kemacetan di titik Dj. Hubungan keduanya
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
154 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Julii 2010, hal: 151 – 160
Model Hubungan Volume, Kecepatan dan Persamaan tersebut merupakan persamaan
Kepadatan
parabolik V = f ( D )
Model Greenshield
Hubungan antara volume dan
Model ini adalah model yang paling
kecepatan didapat dengan mengubah
awal dalam upaya mengamati perilaku lalu
persamaan ( 1 ) menjadi D = V / U s yang
lintas. Greenshield yang melakukan studi pada
jalan-jalan di luar kota Ohio, dimana kondisi lalu kemudian disubstitusikan pada persamaan ( 2 ),
Memperhatikan rumus di atas, pada untuk model Greenshield dapat dihitung dengan
Hubungan Antara Kecepatan, Volume dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Semarang – Eko Nugroho Julianto 155
pada aliran lalu-lintas pada terowongan, dan kemudian disubstitusikan pada persamaan ( 10
menyimpulkan bahwa model non linier lebih ) sehingga diperoleh :
tepat di gunakan yakni fungsi eksponensial. V = U m × D × ln( D j / D ) ........................... ( 12 )
Rumus dasar dari Greenberg adalah:
Hubungan antara volume dan
bU s
D = c .e ................................................... ( 9 ) kecepatan didapat dengan mengubah
dengan c dan b merupakan nilai konstanta. V
persamaan ( 1 ) menjadi D= yang
Dengan menggunakan analogi aliran Us
fluida dia mengkombinasikan persamaan gerak kemudian disubstitusikan pada persamaan ( 10
dan kontinuitas untuk satu kesatuan dimensi ), maka akan diperoleh :
gerak dan menurunkan persamaan:
(
V = U s × D j × exp − U s / U m ) ................... ( 13 )
U s = U m × ln( D j / D ) ............................... ( 10 )
Volume maksimum (Vm) untuk model
Pada model Greenberg ini diperlukan Greenberg dapat dihitung dengan
pengetahuan tentang parameter-parameter menggunakan persamaan ( 5 ) diatas. Untuk
kecepatan optimum dan kerapatan kondisi jam.
menentukan konstanta Dm dan U m , maka
Sama dengan model Greenshield, kerapatan
persamaan ( 12 ) dan ( 13 ) harus dideferensir
kondisi jam sangat sulit diamati di lapangan dan
masing-masing terhadap kepadatan dan
estimasi terhadap kecepatan optimum lebih sulit
kecepatan.
diperkirakan dari pada kecepatan bebas rata-
Kepadatan saat volume maksimum (Dm)
rata.
untuk model Greenberg dapat dihitung dengan
Estimasi kasar untuk menentukan
menggunakan persamaan :
kecepatan optimum kurang lebih setengah dari
D = Dm = ( D j / e ) .................................... ( 14 )
kecepatan rencana. Ketidakuntungan lain dari
model ini adalah kecepatan bebas rata-rata Kecepatan saat volume maksimum
tidak bisa dihitung. Persamaan ( 10 ) tersebut ( U m ) untuk model Greenberg dapat dihitung
diatas dapat ditulis kedalam bentuk persamaan dengan menggunakan persamaan :
matematika lain yaitu: U s = U m = U m .......................................... ( 15 )
U s = U m ⋅ ln D j − U m ⋅ ln D ....................... ( 11 ) Apabila persamaan ( 14 ) dan ( 15 )
Memperhatikan rumus di atas, pada disubstitusikan pada persamaan ( 5 ), maka
dasarnya merupakan suatu persamaan linier, Y volume maksimum dapat dihitung dengan
= a + bX, dimana dianggap bahwa Um.ln Dj persamaan sebagai berikut.
merupakan konstanta a dan –Um = b sedangkan Vm = D m × U m
US dan ln D masing-masing merupakan variabel = ( D j / e ) × U m .................................. ( 16 )
Y dan X. = (D j ×U m ) / e
Hubungan antara volume dan
kepadatan didapat dengan mengubah
Model Underwood
persamaan ( 1 ) menjadi U s = V / D yang
Underwood mengemukakan suatu
hipotesis bahwa hubungan antara kecepatan
156 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Julii 2010, hal: 151 – 160
dan kepadatan adalah merupakan hubungan menit yang diperoleh dari hasil survei dikalikan
eksponensial dengan bentuk persamaan dengan faktor ekuivalensi smp untuk tiap jenis
sebagai berikut : kendaraan (tabel 1) dan kemudian
Hubungan Antara Kecepatan, Volume dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Semarang – Eko Nugroho Julianto 157
menggunakan persamaan Least Square dan kepadatan berbentuk logaritmik, dengan
diperoleh : persamaan sebagai berikut :
a = 60,873 → Uf = a = 60.873 km/jam Us = Um × ln( Dj / D )
b = –2.565 → Dj = Uf/b = 23,734 smp/jam untuk mendapatkan nilai konstanta Um
maka persamaan regresinya adalah dan Dj maka persamaannya diubah menjadi
Us = 60 ,873 − ( −2 ,565 ) × D persamaan linier Us = Um x ln Dj – Um x ln D
Koefisien Korelasi ( r ) : dengan asumsi: y = a + bx, dimana : y = Us; a =
158 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Julii 2010, hal: 151 – 160
perhitunggan menggunakan persamaan sebagai V = Uf × D × exp( −D / Dm )
berikut : V = 68 ,20 × Us × ln( −D / − 15.05 )
Vmaks = ( Um × Dj ) / exp(1 ) = 389 ,043 smp/jam
Perhitungan Volume Maksimum
hubungan antara kecepatan dan kepadatan Vmaks = ( Dm × Uf ) / exp(1 ) = 377 ,705 smp/jam
adalah eksponensial dengan bentuk persamaan Hubungan volume, kecepatan dan
sebagai berikut : kepadatan dengan menggunakan ketiga model
Us = Uf × exp( −D / Dm ) dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6 dan
Hubungan Antara Kecepatan, Volume dan Kepadan Lalu Lintas Ruas Jalan Siliwangi Semarang – Eko Nugroho Julianto 159
kecepatan dan kerapatan, sedangkan
lainnya ditentukan oleh faktor lain.
3. Hubungan antara volume dan kecepatan
merupakan fungsi eksponensial.
4. Hubungan antara volume dan kepadatan
berdasarkan pada hasil analisis merupakan
fungsi eksponensial.
Saran
Untuk mendapatkan model yang tepat
Gambar 7. Kurva Hubungan Volume (V) dan
Kepadatan (D) berdasarkan model Greenshields, diterapkan untuk melihat karakteristik arus lalu
Greenberg dan Underwoods lintas pada ruas jalan Semarang - Boja, maka
disarankan:
PENUTUP
1. Perlu dicari faktor-faktor lain yang
Kesimpulan
mempengaruhi kecepatan, kerapatan, dan
1. Dari ketiga model tersebut di atas dapat
arus lalu lintas dari jalan Siliwangi.
diketahui bahwa arus lalu lintas jalan
2. Perlu dilakukan penelitian kembali dengan
Siliwangi didapat hubungan yang paling erat
jumlah dan waktu pengambilan sampel yang
antara kecepatan dan kerapatan
cukup.
menggunakan model Underwood dengan
nilai r = 0.879, dengan model Us = 68.20 x
DAFTAR PUSTAKA
exp(-D/-15.05), sedangkan volume tertinggi
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 1997.
didapat dengan menggunakan model Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga,
Underwood sebesar 377,705 smp/jam. Departemen Pekerjaan Umum.
2. Dengan r = 0.859 atau D = 0.737, berarti Morlock, E. K.. 1991. Pengantar Teknik dan
model sebesar 73,70 % prosen dapat Perencanaan Transportasi. Jakarta:
Erlangga.
dipercaya menggambarkan hubungan antara
160 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Julii 2010, hal: 151 – 160