Manajemen Logistik
Manajemen Logistik
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
PERBEKALAN/LOGISTIK
2.2.1 Planing
2.2.2 Organizing
2.2.3 Actuating
2.2.4 controling
2.3.1Pengorganisasian (Organizing)
2.3.2Manajemen (Management)
2.3.3Kepegawaian (Personalia)
3.8.2 Pengendalian operasional, menggunakan informasi yang adadalam daftar dan laporan
seperti :
BAB 4 PERGUDANGAN
4.4.5Penyerahan Barang
4.6.5 Buku Induk Barang Inventaris dan Buku Golongan Barang Inventaris
5.1 Pengertian
7.1 Pengertian
7.4 Outsourcing
7.7.3 Negosiasi
7.9.1 Truk
BAB 8 PENUTUP
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
REFERENSI
BAB 1 PENDAHULUAN
4.4.5Penyerahan Barang
Penyerahan barang bertujuan untuk menjamin pengeluaran barang sesuai dengan
permintaan pemakaiannya (user) baik jenis maupun jumlahnya.
Ø Nota permintaan barang di cocokan dengan status persediaan
Ø Transaksi pengeluaran barang
Ø Barang siap di kirim
5.1 Pengertian
Persediaan adalah kumpulan stok barang (material mentah, komponen, barang setengah jadi,
dan barang jadi), yang menunggu untuk diproses, dipindahkan atau digunakan pada titik ranai
penyediaan barang (supply chain). (Ghani 2004:121)
Persediaan : barang yg disimpan yg akan digunakan untuk k memenuhi tujuan tertentu.
5.2 Hubungan Manajemen Logistik dan Persediaan
Manajemen persediaan berkaitan erat dengan manajemen logistik, karena dalam manajemen
logistik terdapat manajemen persediaan yg berfungsi sebg studi yg digunakan utk mengendalikan
persediaan yg pada akhirnya akan menjadi salah satu faktor pendukung dari manajemen logistik.
5.2.1 Beberapa kebijakan dalam manajemen persediaan
Ø Penerimaan barang harus disertai PO dan DO dari supplier.
Ø Informasi PO dan Internal Order harus ada pada Store keeper saat menerima barang.
Ø Harus ada Surat Tanda Terima Barang (RR) sebagai bukti barang yang diterima.
Ø (RR) dibuat oleh Store Keeper dan disetujui oleh Manager terkait.
Ø Jumlah barang yg diterima harus sesuai dengan
(RR).
Ø Jika jumlah yang tertera dalam RR lebih tinggi dari jumlah yang tertera didalam PO store keeper
harus menolak.
Ø Jika jumlah yang tertera dalam RR lebih rendah dari jumlah barang yang tertera dalam PO,
Departemen terkait yang mengajukan PR harus dikomunikasikan.
Ø RR tidak dapat dikeluarkan oleh Bagian Pergudangan sebelum verifikasi oleh pihak-pihak internal
yang berkompeten.
Ø Tembusan RR (rangkap 4) harus dikirimkan ke Finance, untuk diverifikasi dengan PO dan Invoice,
untuk proses pencatatan dan pembayaran.
Ø RR dapat dibuat lebih dari satu untuk satu nomor PO yang pengirimannya dilakukan bertahap.
Ø Proses penerimaan barang harus mengikuti aspek-aspek pengawasan internal yang digambarkan
dalam SOP.
5.2.2 Kebijakan Pengeluaran Persediaan
Ø Barang persediaan akan disimpan dan dikeluarkan sesuai FIFO (First In First Out).
Ø Pengeluaran persediaan ke lokasi user tanpa melalui gudang tidak diperbolehkan.
Ø Jika ada pengembalian barang dari lapangan Asisten Gudang harus menghitung jumlah barang
yang dikembalikan dan membuat Nota Pengembalian Barang.
5.3 Manajemen Persediaan
Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk
5.3.1 Jenis-jenis Persediaan
7.1 Pengertian
SCM adalah Pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan
menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, hingga ke pelanggan
7.2 Pentingnya Pembelian (Purchasing)
Pembelian memberikan peluang besar dan merupakan sesuatu yang vital dalam konsep
Supply Chain Management, karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan
pembelian.
7.2.1 Tujuan Fungsi Pembelian
Tujuan kegiatan pembelian adalah:
Ø Membantu mengidentifikasi produk barang dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.
Ø Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik
bagi produk barang dan jasa tersebut.
7.2.2 Fokus Pembelia
Pembelian terjadi di lingkungan operasi produk barang maupun jasa.
Ø Dalam lingkungan operasi produk barang, fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen
pembelian yang secara formal memegang wewenang untuk melaksanakan kontrak atas nama
perusahaan.
Ø Dalam lingkungan jasa, peranan pembelian agak tidak begitu penting, contoh di organisasi
hukum maupun kesehatan, item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor, perabotan dan
peralatan, mobil serta perlengkapan.
7.3 Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya :
7.3.1 Alasan untuk membuat
Ø Biaya produksi yang lebih rendah
Ø Pemasok kurang cocok
Ø Memastikan pemasok yang memadai
Ø Pemanfaatan tenaga kerja berlebih
Ø Memperoleh kualitas yang diinginkan
Ø Menghilangkan kolusi pemasok
Ø Memperoleh item yang unik
Ø Mempertahankan bakat yang ada
Ø Menjaga rancangan dan kualitas yang memadai
Ø Mempertahankan dan meningkatkan ukuran perusahaan
7.3.2 Alasan untuk membeli
Ø Biaya perolehan lebih rendah
Ø Menjaga komitmen pemasok
Ø Mendapatkan keahlian teknis dan manajemen
Ø Kapasitas tidak memadai
Ø Mengurangi biaya persediaan
Ø Memastikan ada sumber daya alternative
Ø Kapasitas diperusahaan tidak cukup
Ø Pertukaran
Ø Item terlindungi karena hak paten
Ø Membebaskan manajemen menangani bisnis utama
7.4 Outsourcing
Ø Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep
spesialisasi
Ø Dengan outsourcing tidak ada tangible product. Sumber daya ditransfer ke perusahaan
pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan.
7.5 Strategi Pasokan
7.5.1 Banyak Pemasok (Many Supplier)
Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan
membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing
secara agresif.
7.5.2 Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok
yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas
dari perusahaan dan konsumen akhir.
7.5.3 Integrasi Vertikal (Vertical Integration)
Mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang atau jasa yang sebelummhya
dibeli
7.5.4 Jaringan Keiretsu (Keiretsu Network)
Pemasok menjadi bagian dari sebuah koalisi perusahaan. Mis : mendukung secara finansial
pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman
7.5.5 Perusahaan Maya (Virtual Company)
Mengandalkan berbagai jenis hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat
diperlukan.
Mis : Pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusi.
7.6 Komponen SCM
7.6.1 Upstream supply chain
adalah hubungan perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya. Aktivitas yang
utama adalah pengadaan
7.6.2 Internal supplay chain
Merupakan proses inhouse yang digunakan dalam mentrasformasikan masukan dari para
penyalur kedalam keluaran organisasi
7.6.3 Downstream supplay chain
Aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir.
7.7 Pemilihan Vendor (penjual)
Agar hubungan perusahaan dengan vendor tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses
yaitu:
Ø Evaluasi Penjual
Ø Pengembangan Penjual
Ø Negosiasi
7.7.1 Evaluasi Penjual
Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan penentuan kemungkinan
penjual tersebut menjadi pemasok yang baik. Kemudian menentukan beberapa alternative untuk
diberi penilaian, setelah dianalisa maka bisa menentukan mana yang dipilih.
7.7.2 Pengembangan Penjual
Pengembangan dimulai dari pelatihan sampai membantu rekayasa dan produksi juga
format transfer informasi elektronik. Hal ini dilakukan setelah ada kepastian akan menggunakan
jasa penjual tertentu.
7.7.3 Negosiasi
Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu:
Ø Model harga berdasarkan biaya, yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli.
Ø Model berdasarkan harga pasar, harga didasarkan pada publikasi atau indeks.
Ø Perebutan tender, terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan
tidak ada pasar yang mendekati sempurna.
7.8 Kriteria Supplier
Kriteria atau usaha yang harus dilakukan dalam
pemilihan supplier :
Ø Supplier yang dapat menyediakan mutu produk yang sempurna
Ø Ketersediaan produk
Ø Keandalan terhadap waktu penyerahan
Ø Biaya produksi, seperti biaya pemeliharaan, penyimpanan, transportasi, dan biaya lain yang
berhubungan dengan produk
7.9 Sistem Distribusi
7.9.1 Truk
penggunaan truk lebih kepada fleksibilitas, dengan mendapatkan kualitas, menekan biaya,
dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis
pemborosan atau dengan konsep JIT (Just In Time) sehingga banyak perusahaan menerapkan
penggunaan mode transportasi ini untuk urusan distribusi.
7.9.2 Kereta Api
kelebihannya adalah karena mode transportasi ini mempunyai jalan sendiri sehingga waktu
atau jadwalnya lebih tepat daripada truk, akan tetapi dengan tumbuhnya konsep JIT, maka kereta
api telah dianggap merugikan karena proses produksi dalam ukuran kecil mengharuskan
pengiriman yang berkala dan dalam jumlah sedikit.
7.9.3 Pesawat Udara
dengan perkembangan pergerakan nasional dan internasional maka moda transportasi ini
dapat diandalkan dan cepat. Didukung pula berminculannya perusahaan pengangkutan seperti
Fedex, UPS dan Purolator.
7.9.4 Kapal laut
sistem distribusi dengan menggunakan mode transportasi ini penting apabila biaya
pengangkutan lebih penting daripada kecepatan.
7.10 Alternatif biaya pengiriman
Semakin lama produk ada dalam transit akan semakin banyak uang yang harus
diinvestasikan. Tetapi pengiriman yang lebih cepat biasanya lebih mahal daripada pengiriman
yang lambat. Oleh Karena itu perlu dipertimbangkan alternative biaya pengiriman agar tujuan
efktifitas dan efisiensi tercapai.
BAB 8
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu
untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Oleh karena itu penentuan lokasi
sangat mempengaruhi logistik. Lokasi dipengaruhi oleh:
· Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, bahan
bakar, dan daerah produksi.
· Biaya pergudangan dan lokasi penempatan gudang
· Biaya untuk melakukan dekonsolidasi.
· Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi
· Peluang untuk menggunakan berbagai modal transportasi termasuk biaya dan waktu yang
diperlukan.
Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat untuk menghantarkan kebutuhan
barang kepada konsumen pada harga yang murah, waktu yang tepat dan kualitas yang baik.
Dengan penegelolaan manajemen logistic dan penelolaan manajemen persediaan yang baik
maka tujuan perusahaan bisa tercapai dengan cepat dan tepat. Untuk itu berbagai tantangan harus
benar-benar bisa ditangani oleh suatu perusahaan. Kegiatan ini harus didukung dengan pelayanan
yang baik dan bisa memberikan kepuasan pelanggan agar setiap produk yang dihasilkan bisa
memberikan manfaat yang tepat kepada pelanggan.
8.2 Saran
Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana mendapatkan
keuntungan yang tinggi dan membuat setiap pelanggan merasa puas terhadap setiap produknya.
Maka dari itu untuk mencapai tujuan itu diperlukan planning yang matang baik itu bagaimana
mengelola SDA,SDM,manajemen logistic,manajemen persediaan dan pelayanan
pelanggannya,maupun structure organisasinya. Semua aspek itu harus bisa dijalankan dengan
prosedur yang sudah diterapkan sebagai strategi suatu perusahaan itu. Sehingga apa yang
menjadi tujuan utama sebuah perusahaan bisa tercapai dengan baik.