i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Reduksi Bijih Besi yang berjudul " Desulphurization of Hot Metal, Heat
Exchange, Injection Technology". Adapun makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam proses pembuatan makalah Reduksi Bijih Besi ini.
Penulis mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini
nantinya.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Tujuan ...........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 2
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
mesin produksi yang sebagian besar terbuat dari logam, terutama baja, yang
karakteristik tertentu. Urutan pembuatan baja yang sangat penting dimulai dari
reduksi bijih besi atau dapat disebut juga dengan iron making.
Reduksi bijih besi merupakan suatu rangkaian proses penting dalam alur
pembuatan baja untuk dapat menghasilkan produk baja yang berkualitas dimulai
dengan memurnikan dan meningkatkan kadar dari bijh besi yang didapat dari
alam. Pemilihan teknologi yang tepat akan sangat berpengaruh dalam kualitas dari
hasil pemurnian bijih besi yang berupa logam cair. Salah satu dari teknologi yang
paling efisien pada saat ini untuk reduksi bijih besi adalah teknologi Blast
Furnace.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh sulfur
2
di dalam blast furnace, perpindahan panas, dan teknologi injeksi dari blast
furnace.
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari Bab I yaitu pendahuluan yang
penulisan. Bab II yaitu tinjauan pustaka yang berisi tinjauan pustaka yang
berhubungan dengan topik makalah yang tersedia. Bab III yaitu kesimpulan dari
isi makalah. Setelah isi dari makalah, terdapat daftar pustaka yang memuat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sulfur yang diinginkan agar didapat produk dengan kualitas yang tinggi.
Contoh dari sulphur balance pada blast furnace dapat dilihat pada tabel
2.1
Sulfur masuk kedalam hot metal dari material yang masuk kedalam
blast furnace, yaitu dengan bentuk utama iron sulphide dengan reaksi :
Dimana :
LS dan LSo adalah nilai nyata dan teoritis dari rasio distribusi sulfur
Menurut [2] :
Lg LSo = 8,45 lg B + 2000/T- 0,68 + (fs / Pco).....................................(18.16)
Dimana:
T : Temperatur sistem metal-slag
Fs : aktivitas sulfur pada hot metal
Pco : tekanan parsial dari CO
B : indeks basisitas slag :
Rasio distribusi sulfur, baik nyata maupun secara teoritis dari dua
blast furnace dapat dilihat pada tabel 18.2
7
Gambar 2.1 Pengaruh Basisitas Slag Gambar 2.2 Viskositas pada Slag
danTemperatur pada LS Akhir (CaO/SiO2 = 1,23)
(CaO/SiO2 = 1,27)
Gambar 2.3 Basisitas Slag pada Lokasi Yang Berbeda di Blast Furnace
CaC2 = Ca + 2C............................................................................(18.20)
Ca + S = CaS..................................................................................(18.21)
CaC2 + S = CaS + 2C.........................................................................(18.22)
1. Pemanasan material
2. Dekomposisi hidrat dan karbonat
3. Reduksi bijih
4. Peleburan logam dan terak.
12
total panas yang ditransfer dari gas ke material/bahan dalam satuan waktu).
Dalam blast furnace laju maksimum pertukaran panas terjadi di tuyeres atau
dibagian bawa, dan minimum dalam shaft yang mana terdapat pada bagian
reverse zone. Dengan demikian perbedaan suhu gas-material/bahan (besi,
terak) adalah 400-500 oC di tuyeres; terbesar berikutnya adalah di bagaian
atas blast furnace (sekitar 120-200 oC) dan minimum di shaft (10-30 oC).
CH3 + OH CH3OH
CH3OH + O H2O + HCHO
HCHO CO + H2
Akhirnya CO dan molekul hidrogen terbentuk. Produk akhir dari
oksidasi lebih lanjut pada temperatur tinggi adalah CO2 dan uap air.
Analisis kesetimbangan konstanta untuk reaksi – reaksi tersebut beserta
data pada tabel 20.3 yang menunjukkan bahwa metana terdekomposisi
sempurna pada temperatur diatas 1100⁰C.
Tabel 2.3 Komposisi Campuran Gas dari Reaksi Cracking Metana
Untuk memastikan operasi yang efisien pada laju PC injection yang tinggi,
terdapat hal yang harus diperhatikan:
1. Ketentuan laju pemanfaatan PC yang tinggi
24
Batu bara dengan Low Sulphur dan low ash dapat medorong efisiensi
yang tinggi pada operasi blast furnace dengan PCI. Kandungan sifat fisik dari
abu batubara mempunyai peran yang penting dalam mengoptimalisasikan
desain dari alat tuyere. Efek mempercepat volatile matters pada derajat
conversion PC adalah mengetahui volatile degas dan untuk meyalakan
batubara. Proses ini membutuhkan tambahan energi. Penggunaan campuran
tingi dan rendah VM pada batubara adalah untuk mengukur intensitas PC
conversion. Batubara dengan kandungan VM yang rendah lebih baik
dugunakan pada saat pembakaran dibandingan dengan kandungan VM yang
tinggi. Hal ini dapat dijelaskan pada permukaan struktur batubara. Batubara A
pada gamabr 3 mengandung 31,5% VM. Batubara B mempunyai kandungan
26
Gambar 6. Efek injeksi ICM pada rasio burden dan lapisan kokas
28
2.3.7. Co-Injection
Terdapat dua jenis injeksi yang digunakan pada furnace sebagai
gas pereduksi. Biasanya padatan dan gas. Laju kokas yang rendah tercatat
pada 281kg/tHM pada US Steel Gary Works No.13 BF yang dicapai
dengan Co-injeksi PC 190kg/tHM, 35 kg/tHM oli, dan 7,5 kg/tHM NG.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA