Anda di halaman 1dari 1

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat produk adalah uji tarik

atau tensile testing. Produk hasil pengecoran dibentuk sampel sesuai dengan standar
ASTM B557M. Nilai ultimate tensile strength (UTS) dan error dari sampel
pengecoran konvensional CVC1 dan CVC2 adalah 246,2±11,3 MPa dan 254,1±2,1
MPa. Hasil UTS dari hasil pengecoran semi-solid sedikit lebih tinggi dari hasil
coran konvensional yaitu SSM1 sebesar 268±6,3 MPa dan SSM2 sebesar 262,6±9,7
MPa. Perbedaan nilai UTS dapat dipengaruhi oleh kehalusan butir yang dihasilkan.
Hasil coran semi-solid memiliki butir yang lebih halus dibandingkan hasil coran
konvensional. Selain nilai UTS, didapatkan nilai elongasi dari masing-masing hasil
coran. Hasil coran semi-solid menghasilkan nilai elongasi sedikit lebih tinggi dari
hasil coran konvensional. Hasil pengujian uji tarik dapat dilihat pada Gambar X.

Gambar X. Hasil Pengujian Uji Tarik (a) UTS (b) Elongasi

Dalam penelitian ini diamati nilai casting yield pada masing-masing jenis
pengecoran. Casting yield adalah perbandingan massa aktual coran dengan massa
logam yang dituang ke dalam cetakan. Nilai casting yield hasil coran semi-solid
jauh lebih tinggi dibandingkan hasil coran konvensional. Hal tersebut terjadi karena
dalam pengecoran semi-solid tidak menggunakan riser sehingga meningkatkan
nilai casting yield. Hasil nilai casting yield dapat dilihat pada Gambar Y.

Gambar Y. Casting Yield pada Hasil Coran Konvensional dan Semi-Solid

Anda mungkin juga menyukai