SKRIPSI
Disusun oleh:
MUAZIN
11102053
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2006
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Stadion No. 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalaliga.ac.id E-mail: administrasiia stain.salatiua.ac.id
PENGESAHAN
PANITIA MUNAQASYAH
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telepon (0298) 323706, 323433,
faks. 3234333 Kode Pos 50721
NOTA PEMBIMBING
Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Muazin
NIM : 11102053
Program Studi : PendidikanAgama Islam
Judul : KONSEP WAHDATUL WUJUD MENURUT ABDURRAUF
SINGKEL DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
TAUHID
Untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing
M O T T O
“HAMAMAYU HAYUNING B A W A N A ”
(FEGtf'EMCBJKHjWr
y (Bapaf^dan i6u yang tercinta serta HeCuargaku yang teCaH mendo ’afign
dan meme6eriHan perHatian 6ai£ moriC maupun materiiC daCarn
pem6uatan sHripsi ini
3 J
J V lj J j —<^Jl(^JLP j a^L^aJl j la-bj^* lSL>j < * * j t £ j i I j J - aujl*J->
Segala puji bagi Allah dengan semua pujian yang mampu memenuhi
kiranya terlimpah kepada al Musthafa. Sang Rasul yang terjaga dan mulia, serta
berlimpah pula kepada keluarga, para sahabat dan pengikut yang setia.
Berkat rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, skripsi ini
inilah penulis mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak demi
tingkat sarjana (SI) pada Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, maka penulis
Secara keseluruhan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan
petunjuk dari bapak pembimbing serta bapak/ibu dosen lainnya, oleh karena itu
Halaman
HALAM JUDUL
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSJCMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................ 7
C. Penegasan Istilah......................................................... 7
F. Metode Penelitian........................................................ 9
Abdurrauf Singkel.................. 15
2. AlHallaj.................................................................. 30
3. Ibnu ‘Arabi.............................................................. 32
4. Abdurrauf Singkel................................................... 35
B. Unsur-unsur Pendidikan................................................ 47
a) Anak Didik/Siswa................................................... 47
b) Pendidik/Guru......................................................... 49
c) Materi...................................................................... 56
d) Metode..................................................................... 60
e) Lembaga/Lingkungan.................................. 69
BAB V : Penutup................................................................................ 76
A. Kesimpulan................................................................... 76
B. Saran............................................................................ 78
C. Penutup......................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
KONSEP WAHDATUL WUJUD
MENURUT ABDURRAUF SINGKEL
DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN TAUHID
Salah satu cara masuknya agama Islam ke daerah Aceh yaitu dengan saluran
tasawuf.1 Ini sesuai dengan argumen yang mengatakan bahwa Islam pertama
kali masuk kenusantara adalah Islam yang dibawa kaum sufi, tegasnya Islam
penduduk pribumi telah menganut agama Hindu dan Budha. Dalam ajaran
dahulunya memeluk agama Hindu dan Budha. Salah seorang tokoh penyebar
Barns. Pada waktu itu merupakan daerah kekuasaan Aceh Damssalam, yang
yang besar dalam khasanah keilmuan Islam, salah satunya yaitu mengenai
1
2
berbagai risalah dan syair-syair tasawuf, melalui risalah dan syair tersebut
(wujudiyah), dalam ajaran ini menganggap imanensi Tuhan dalam alam secara
mutlak.
Sani (1637-1641) ajaran wahdatul wujud ini mendapat kritikan yang tajam
dari seorang sufi besar sekaligus tokoh penganut tarekat Rifa’iyah, beliau
segala sesuatu)/
3 Abdul Hadi, Hamzah Fansuri Risalah Tasawuf dan Puisi-Puisinya, Mizan, Bandung,
1995, him. 17
3
pengikutnya yang dilakukan oleh ar Raniri dan tindakan ini didukung penuh
lama dan meluas di kalangan masyarakat Aceh. Untuk itu perlu adanya
positif, namun telah diartikan negatif oleh Ibn Taimiyyah (w.1328). Qunawi
dengan panteisme.*
berpendapat bahwa seluruh kosmos ini adalah Tuhan. Semua yang ada dalam
keseluruhannya adalah Tuhan dan Tuhan ialah semua yang ada dalam
adalah bagian dari Tuhan, diumpamakan: manusia, lampu, pohon, meja, kursi,
rokok, yang intinya semua yang dapat di panca indra adalah semuanya bagian
dari Tuhan. Karena Tuhan adalah kosmos ini dalam keseluruhannya dan
karena benda-benda adalah bagian dari Tuhan. Maka Tuhan adalah dalam
panteisme hanya ada satu, namun dalam pandangan paham ini Tuhan
hanya ada satu, dan tak berubah. Alam panca indra yang dilihat berubah ini,4
4 Ibid, him. 51
4
dan yang mana bagian dari Tuhan, adalah ilusi atau khayal belaka, jadi yang
namun dalam kontek Aceh saat itu maka dari tulisannya dapat dianggap
tentang paham wahdatul wujud Abdurrauf masih remaja dan untuk menambah
ilmu agamanya, beliau hijrah ke tanah Arab selama 19 tahun disana beliau
menuntut ilmu dari berbagai bidang ilmu, baik ilmu lahir (fiqh, hadits, tafsir,
*
dll) maupun ilmu batin (tasawuf).
diantara para tokoh sufi ortodoks dengan para penganut ajaran wujudiyah.
mengambil sikap tidak cenderung kapada salah satu pihak yang bertikai,
melainkan berdiri di tengah-tengah sebagai juru damai dan tindakan ini tidak
lepas dari guru intelektualnya al Kurani yang dikenal sebagai seorang juru 5
damai yang lebih suka mendamaikan dua sudut pandang yang bertentangan
atas doktrin wujudiyah agar dapat diterima para ulama sufi dan para fuqaha’.
lebih moderat.
dikaitkan dengan pendidikan tauhid dapat diambil beberapa faktor yang perlu
keimanan merupakan fundamen yang paling utama dalam Islam. Iman Dalam
seluruh proses pendidikan pada khususnya dan pada umumnya dalam proses
ajaran yang kesemuanya itu bepusat pada iman, salah satu contoh ajaran Islam
sebagia khalifah fil ardhi, maka perlu ada pandangan hidup untuk mengatur
yang dapat menjadikan antar hubungan dapat berjalan sesuai aturan Allah,
4
maka Allah membuat aturan yang berhubungan dengan semua aktivitas
hubungan, baik itu hubungan dengan Tuhan (hablun min Allah) hubungan
dengan manusia (hablun min al nas) maupun hubungan dengan alam (hablun
tauhid.
D. Tujuan Penelitian
tujuan yang ingin di capai, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah:
F. Metode Penelitian
penulis teliti.
1. Sumber Data
i
Karena sifat penelitian ini literer maka datanya bersumber dari
literer. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah buku Menyoal
2. Metode komparatif
kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur keija. Dapat juga
pemikiraan yang lain entah dekat dengannya atau justru sangat berbeda.
G. Sistematika Penulisan
13 Suharsini Arikunta, Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta, 1989, him. 197
11
BAB I : Pendahuluann
B. Rumusan Masalah
C. Penegasan Istilah
D. Tujuan Penelitian
F. Metode Penelitian
Singkel
2. AlHallaj
3. Ibnu ‘Arabi
4. Abdurrauf Singkel
B. Unsur-unsur Pendidikan
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan
BAB II
dari Fansnr tepatnya di daerah Singkel yaitu daerah sebelah barat laut Aceh.
lahir pada tahun 1615. Nenek moyang Abdurrauf Singkel berasal dari Persia
yang datang ke Sultanan Samudra Pasai pada akhir abad ke-13. Kemudian
mereka menetap di Fansur (Barus), sebuah kota pelabuhan tua yang penting
yang paling menarik di periode ini adalah bahwa kesultanan diperintah oleh
empat sultanah berturut-turut hingga akhir abad 17. Salah satu Sultanah
1 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad
XVIIDan XVIII, Mizan, Bandung, 1994, him. 190
2 Ibid, him. 211
14
utamanya adalah rekonsiliasi antara syariat dan tasawuf, atau antara yang
wahdatul wujud di atas, pada saat itu Aceh mulai dari abad 16-18
semasa masih kecil sudah mulai belajar agama di daerah kelahirannya, baik
dari ayahnya sendiri, yang merupakan seorang yang alim yang juga
Karena pada waktu itu negeri itu adalah pusat Islam yang penting
dan merupakan titik penghubung antara Melayu dengan muslim dari Asia
Barat dan Asia Selatan. Hingga pada sekitar tahun 1642, ia mengembara
Abdurrauf mengetahui tentang ajaran Fansuri dan Syams al Din serta fatwa
5 Soekama Karya, et al, Ensiklopedi Mini Sejarah Dan Kebudayan Islam, Logos
Wacana Ilmu, Jakarta 1966, him. 190
6 Azyumardi Azra, loc. cit, him. 190
7 Ibid, him. 191
16
sekitar pada tahun 1642. Ketika beliau di tanah Arab dalam tulisannya beliau
menyebutkan beberapa daftar guru yang pemah beliau jadikan guru, tidak
kurang dari 15 orang guru, dari mereka dia mempelajari berbagai cabang
disiplin Islam, dan 27 ulama terkenal lainnya yang dengan mereka dia
bukannya pengetahuan tentang mistis atau spiritual. Dengan kata lain bagi
Din dan beliau juga mendapat jabatan sebagai Qadhi Malik al ‘A dil, sebagai
1. Mir ’ah at Tullab fi Tashil Ma ’rifah al Ahkam asy Syar ’iyyahli al Malik
Abdurauf)
11. Tanbih al Masyi al Mansub ila Tariq al Qusyasyi (Pedoman bagi Orang
12. ‘Umdah al Muhtajin ila Suluk Maslak al Mufaidin (Pijakan bagi Orang-
kepada Allah)
25. Faidah yang tersebut di dalamnya kaifiyah mengucap zikir la ilaha ilia
Allah
terang-terangan)
33. Syatariyyah (Tentang ajaran dan tata cara Zikir Tarikat Syatariyah)
Di bidang Tafsir:
Di bidang Hadis:
Imam Nawawi)
muslim awam, mengenai ilmu-ilmu dhahir, tetapi juga di kalangan elit yaitu
dan tasawuf.11
BAB III
adalah keimanan kapada Allah sebagai Tuhan pencipta segala sesuatu. Dan
di sini sikap seorang hamba dalam beriman dengan Allah bagaikan seorang
yang jelas, karena hamba hanya dapat melakukan segala apa-apa yang
mengusung ajaran bahwa Tuhan itu dapat didekati oleh hamba sedekat
luas. Sikap yang berubah dari kaum muslimin itu berpangkal dari tidak
1 Nazri Adlany, et al, Al Quran Terjemah Indonesia, PT Sari agung, Jakarta, 2001,
him. 1039
22
agama Islam pada waktu itu. Ajaran cinta kepada Allah mulai menuntut hak
dipandang sebagai Dia yang terlampau jauh tak terhampiri, kalau dengan
tenggelam dalam Allah dan segala yang lain di luar Allah lenyap, bahkan
mengenai kesadaran pribadinya, sehingga tak ada sesuatu yang lain kecuali
Dia.23
Islam pada masa itu, yang dalam kepustakaan Islam sering disebut “Sufi”.
Pada abad ketiga H timbul dalam Islam sebuah ajaran tentang persatuan
Konsep persatuan antara hamba dan Tuhan itu mendapat label-label berbeda
kaum muslimin yaitu paham al Ittihad (Abu Yazid al Bustami), al Hulul (al
Hallaj) dan wahdatul wujud (Ibn ‘Arabi). Paham bersatunya hamba dan
Tuhan ini sering disamakan dengan paham pantheisme, yang mana paham
yang ada dalam keseluruhannya ialah Tuhan dan Tuhan ialah semua yang
(serupa dengan alam) dan tanpa menekankan aspek transenden Tuhan akan
menyusun hal barn dan utuh. Setiap bagian (sila) merupakan bagian yang
mutlak, apabila dihilangkan satu bagian (sila) saja, maka hilanglah juga
wedang kopi itu merupakan minuman yang terdiri dari tiga elemen, yaitu air
(jarang; jawa), gula dan kopi, kalau ketiganya disatukan maka akan menjadi
dipisahkn akan tetap dinamai wedang kopi? maka walau sudah bersatu disini
manusia masuk dalam diri Tuhan, laksana Arya Sena masuk dalam tubuh
masuk (nitis) dalam diri manusia, seperti halnya Dewa Wisnu nitis (masuk)
Dewa Ruci diterangkan: “mungguh pamoring kawula lan gusti iku, koyo
dene paesan karo sing ngilo, wayangan kang ono sajroning pangilon, iyo
iku jenenge kawulo” artinya: “yakni kesatuan manusia dengan Tuhan, ibarat
6 Purwadi, et at, Ensiklopedi Kebudayaan Jawa, Bina Media, Yogyakarta, 2005, him.
304
25
dan Tuhan bersatu keduanya tetap berbeda, Tuhan ya Tuhan dan manusia
Qumis yang terdapat di daerah timur laut Persia pada tahun 874 M dan
kehidupan sederhana.
1 loc. cit
8 Hamka, Tasauf Perkembangan Dan Pemurniannya, PT Pustaka Panjimas, Jakarta,
1983, him. 93
9 Departemen Agama RI, “Abu Yazid Al Bustami’, Ensiklopedi Islam jilid 1, Jakarta,
1987/1988, him. 54
26
tetap ada dan demikan juga makhluk lain tetap ada, tetapi ia tidak sadar
lagi tentang wujud mereka bahkan juga tentang wujud dirinya sendiri. Di
ketika itulah ia sampai kepada al baqa ’ atau kelanjutan wujud dalam diri
Tuhan.
aspek moral dan fana’ dalam aspek jasmani. Fana’ dalam aspek moral
sifat-sifat yang tercela, sedangkan fana’ dalam apek jasmani yaitu, pada
akan kefana’annya itu sendiri lantaran telah merasa lebur menyatu dalam
wujud Allah.11
menyaksikan kecuali hakikat yang satu yaitu Allah. Bahkan dia tidak
lagi melihat dirinya sendiri karena dirinya terlebur dalam Dia yang
“7a membuat aku gila pada diriku sehingga aku mati, kemuman
ia membuat aku gila pada-Nya, dan akupun hidup......aku
berkata: gila pada diriku adalah kehancuran dan gila padaMu
adalah kelanjutan hidup. ” 14
Menurut Ahmad Sultoni (2005: 92) bahwa minimal ada tiga hal
wujud, sebenamya ada dua wujud yang berbeda. Karena itu, bisa terjadi
pertukaran peranan antara sang sufi dan Tuhan, atau antara sang
pencinta dan Yang Dicintai. Identitas sang sufi hilang dan yang
disadarinya hanyalah satu wujud, yaitu wujud Tuhan. Tingkat ittihad ini
adalah sama, tetapi apabila dilihat dari sudut yang berbeda menimbulkan
13 Abdul Aziz Dahlan, et al, Tasawuf Filosofis, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam
Pemikiran Dan Peradaban jilid 4, PT Ichtiar Bam Van Hoeve, Jakarta, 2002, him. 1 5 8 - 1 5 9
16 Departemen Agama RI, “fa n a ’” op. cit, him. 264
29
uthi
> ' ' '
<dl!
dari mulut Abu Yazid, tetapi tidak berarti bahwa ia mengaku sebagai
pun demikain Abu Yazid tidak mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan.
Itu adalah kata-kata Tuhan yang diucapkan lewat lidah Abu Yazid.1718
kepada Fiqh dengan kekuatan intelektual yang luar biasa. Tidak seperti
Ittihad, beliau tetap berpegang pada hukum Islam secara ketat. Seperti
udara, maka janganlah kamu tertipu, sebelum kamu lihat bagaimana dia
hukum syara’ Islam (fiqh). Menurut Abu Yazid seorang wali harus tetap
manusia, bahwa ada dua wujud yang berbeda, yakni Khaliq dan
dirinya dengan jalan fana’, maka akan tinggallah di dalam dirinya sifat-
disebut al Hulul.
ana al Haq, bukanlah al Hallaj yang mengucapkan kata itu, tetapi roh
3. Ibn al ‘Arabi
Ayahnya, Ali ibn Muhammad, salah seorang yang alim dalam bidang
wujud makhluk dengan Tuhan, paham ini menekankan bahwa tidak ada
wujud yang sejati, kecuali hanya Allah Yang Maha Mutlak. Kemutlakan
Dalam paham ini nasut yang ada dalam hulul dirobah oleh Ibn
Khalq dan Haq merupakan dua aspek bagi tiap sesuatu. Aspek yang
sebelah luar disebut khalq, sedangkan aspek sebelah dalam disebut haq.
Menurut faham ini tiap-tiap yang ada mempunyai dua apek. Aspek luar
(haq, jawhar) mempunyai sifat ketuhanan. Dengan kata lain dalam tiap-
tiap yang berwujud itu terdapat sifat ketuhanan atau haq dan sifat-sifat
90
kemakhlukan atau khalq.
diri-Nya maka Ia melihat alam karena pada setiap benda alam terdapat
aspek al Haq.2930*
bayangan, wujud alam tak mungkin wujud tanpa wujud Tuhan. Atau
dengan kata lain, wujud alam tergantung kepada wujud Tuhan. Sebagai
T9
bayangan, wujud alam bersatu dengan wujud Tuhan.
tasybih, Tuhan adalah identik, atau lebih tepat serupa dan satu, dengan
Tuhan sama sekali berbeda dengan alam karena Dia adalah Zat Mutlak
yang tidak terbatas di luar alam nisbi yang terbatas. Gagasan ini
dan bukan Dia). Dalam pandangan ini Tuhan adalah transenden dan
sekaligus imanen.
adalah prinsip al Jam ’ baina al ‘adad, yang secara paralel terwujud pula
dalam kesatuan ontologis antara Yang Tersembunyi {al Batin) dan Yang
Tampak {al Zahir), antara Yang Satu {al Wahid) dan Yang Banyak {al
Kasir).*
34
4. Abdurrauf Singkel
antara Tuhan dengan manusia (hablun min Allah). Hal pertama Yang
yang haras dilakukan oleh umat Islam adalah menyatakan bahwa tidak
ada Tuhan yang wajib di sembah kecuali Allah {la illaha illallah).36
Allah sangat penting dalam agama Islam, maka orang yang tidak
bersaksi bahwa Tuhan yang wajib disembah itu hanya Allah, dapat
t li AJ°£ Uj
kafir. Namun bagi seorang sufi, tauhid tidak hanya sebagai pembeda
antara muslim dengan non muslim, namun lebih dari itu tauhid
adalah aku mengaitkan Allah dengan sifat Esa, bukan Uaku menjadikan
Allah Esa", karena Keesaan Allah itu telah melekat pada Zat-Nya
(ajaran tasawufnya).
...i3 S £ - a 'y iT ji
rusaknya langit dan bumi dikarenakan hanya adanya satu Tuhan yaitu
Allah s.w.t.
untuk segala sesuatu selain al Haq (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha
mungkin). Oleh karena itulah alam ini dikatakan sebagai sesuatu selain
al Haq (Allah).42
adalah Allah {la ilaha ilia Allah), tidak ada wujud selain wujud Allah.
Dengan kata lain, wujud dalam pengertian hakiki hanya milik al Haq,
Apakah alam identik dengan Tuhan? atau apakah alam tidak mempunyai
42 Ibid, him. 46
43 Oman Fathurrahman, loc. cit.
40
bayangan. Oleh karena itu, wujud hakiki yang sebenamya adalah sumber
tidak masuk akal jika Sang Pencipta menciptakan zat-Nya sendiri secara
bahwa:
‘ainihi (segala puji Allah, Tuhan zat-Nya sendiri). Satu lagi argumen
44 Ibid, him. 4 6 - 4 7
45 Ibid, him. 48
46 Nazri Adlany, et al, op. cit, him. 256
41
yang dikemukakan Abdurrauf adalah, jika alam dalah Zat Allah sendiri,
telah mengatakan dalam al Quran: “Idza arada syai ’in an yaqula lahu
selaulu seiring dengan kehendak Allah. Hal ini menjadi bukti bahwa
manusia, alam atau al khalq tidak identik dengan Allah, secara mutlak.
Dalam hal ini Abdurauf mengutip sebuah hadis qudsi, di mana Allah
berfiman:
demikian, meskipun alam bukan zat Allah secara mutlak, namun ia juga
tidak berbeda dengan-Nya secara mutlak pula, karena alam bukan wujud
Masyi, baik tentang hubungan ontologis antara Tuhan dan alam, maupun
Zat Yang Esa, tidak ada sesuatu pun yang menyertai-Nya (la syarika
lahu), meskipun Ia selalu menyertai segala sesuatu (al Muhit). Dalam hal
hadis: “Z)a« Dia bersama kamu dimana saja kamu berada” dan untuk
hakiki, tapi wujud bayangan, yakni bayangan dari wujud hakiki. Dengan
demikian jelas bahwa Tuhan lain dari alam atau alam lain dari Tuhan.
tidak langsung tampak pada manusia, dan secara relatif paling sempuma
BAB IV
Pendidikan dalam bahasa Arab berasal dari kata keija “rabbet” yang
merupakan kata keija dari “tarbiyah” yang memiliki beberapa arti antara
kedewasaan.3
dan rohaninya.
antara pendidik dan subyek-didik untuk mencapai tujuan baik dengan cara
ajaran Islam dan dicapai melalui dengan jalan yang digariskan oleh agama
yang mempunyai ciri perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan ajaran
Islam.3
3 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, CV. Remaja Karya,
Bandung, 1988, him. 11
4 Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan Dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan,
Rake Sarasin, Yogyakarta, 1993, him. 4
5 Zakiah Darajat, et al, Ilmu Pendidikan Islam, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
1982/1983, him. 27
47
melainkan Allah, la ilaha Illallah”, kalimat tauhid ini adalah poros utama
dalam Islam.6 Keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak
perbuatan-Nya.7
tertumpu pada kalimat tauhid la ilaha illallah, kalau pondasinya kuat maka
unsur tersebut mempunyai keterikatan yang erat sehingga antara unsur satu
6 Amatullah Armstrong, Kunci Memasuki Dimia Tasawuf, Mizan, Bandung, 1996, him.
293
7 Muhammad Yusuf Musa, Islam Suatu Kajian Komprehensif, Rajawali Pers, Jakarta,
1988, him. 45
48
a) Anak Didik/Siswa
8 Nazri Adlany, et al, Al Quran Terjemah Indonesia, PT Sari Agung, Jakarta, 2001,
h im .1254
9 Ibid, him. 798
49
beragama tauhid maka hal itu telah mengingkari fitrahnya yang telah
yang menghajatkan pendidikan. Dalam arti ini anak didik disebut sejenis
di dalam diri anak didik ada suatu daya yang dapat tumbuh dan
edukatif.101112
Dalam hal ini anak didik adalah setiap orang yang menerima
kegiatan pendidikan.
b) Pendidik/Guru
atau pendidik (murabbi) dapat meniru dan sesuai dengan perilaku, sifat
Dan seorang guru itu haruslah yang beragama sama dengan anak
murid, supaya nantinya dalam proses belajar mengajar seorang guru bisa
- ~ i a a anax aiaik.*14
1J Ibid, mm j i
14 Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan Dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan,
Rake Sarasin, Yogyakarta,1993, him. 63
51
dan ketaqwaan mereka sejak dini supaya selaras dengan tujuan fitrahnya
muka bumi.
• Berilmu
bidang keilmuan.
• Sehat Jasmani
16 Ibid, him. 3 9 - 4 0
53
• Berkelakuan Baik
diri anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi
guru berakhlak mulia pula. Guru yang tidak berakhlak mulia tidak
yaitu:
□ Mencintai Jabatannya
perempuan yang cantik atau anak yang pandai daripada yang lain.178
Hal itu jelas tidak baik. Oleh karena itu guru harus
ini tidak berwibawa. Sebaliknya, ada juga guru yang sesaat ketika
Guru yang gembira memiliki sifat humor, suka tertawa dan suka
akan bingung dan tidak tahu apa yang dibolehkan dan apa yang
56
penting.
10) Bijaksana
14) Pemaaf
16) Berkepribadian
sendiri)
c) Materi19
19 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, him. 82 - 83
58
rububiyahnya).AK>
oleh hamba, ini merupakan urusan dien yang paling besar, landasan yang
paling pokok dari landasan dari semua amal. Sebagaimana hadis Nabi
Muhammad SAW:
merupakan bagian dari iman kepada Allah dan terbina atas landasan
Tauhid Ulluhiyah.
Yang Agung, Mulia lagi Indah yang tidak ada sekutu bagi-Nya2*4
□ Tauhid Rububiyyah
kebajikan. Inilah tarbiyah yang sangat bermanfaat untuk hati dan ruh
ini.256
□ Tauhid Ulluhiyah
Allah saja.x'
ini adalah salah satu sifat yang mencakup segala sifat kesempumaan,
tempat kembali
d) Metode
tentang apa itu iman? apa itu shalat? apa itu puasa? dan lainya.
pihak atau lebih melalui Tanya jawab mengenai suatu topik, dan
sebenamya sama dengan diskusi bebas, tetapi ada orang (di sini
tertentu.
mengetahui kesimpulannya.
pendidikan..
maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat, secara otomatis akan
berfirman:
dalam kalbu
hidup tentang kondisi psikis ahli neraka dan surga. Dengan imajinasi
yang salah.
67
mengajukan pertanyaan.
karya seni yang indah, ia juga suatu cara Tuhan mendidik umat agar
s.a.w
Allah
68
meriimpa
ajaran Islam.
1j Ij jIjj U ^JLa
yaitu:
bukan sebaliknya
d. Metode Teladan
anak memang senang meniru, tidak saja yang baik yang jelekpun
ditiru.
guru agar tidak dianggap seorang guru yang ’'jarkonF bisa mengajar
tapi tidak dapat melaksanakan apa yang diajarkan, guru yang baik
adalah guru yang dapat memberi suritauladan yang baik bagi anak
didiknya.
e. Metode Pembiasaan
menjauhi larangan/kejahatan.
e) Lembaga/lingkungan
atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-
kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia
keluarga orang tua dapat mendidik dari dini tentang keiman (aqidah)
31 Zuhairini, et al, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakata, 1994, him. 177
j2 Sahih Bukhari, juz I - II, Dar Al Kitab Al Ilmiyah, Beirut, Libanon, 1992, him. 421
73
terdekatnya dan selalu bertemu tiap hari, dan kalau orang yang
kehidupan sehari-hari.
dahulu
siswa-siswi.
75
mengeijakan sesuatu.
murid untuk menjadi manusia yang baik. Oleh sebab itu mereka harus3
berhasil dengan baik bila hanya dibebankan kepada guru agama saja
2. Masjid, mushalla
3. Alat-alat salat
6. Dan sebagainya.
pendidikan adalah:
34
Ibid, him. 77
77
alat.35
35 Ibid, him. 78
77
alat.35
35 Ibid, him. 78
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan alam, seperti pohon dan biji yang menjadi bibitnya, meskipun
kelihatannya dua benda, yakni pohon dan biji, namun pada hakikatnya
wahdatul wujud secara garis besar bermuara pada dua konsep yang
79
emanasi (pancaran) dari wujud Tuhan, namun ia berbeda dari Tuhan itu
alam semesta dari perilaku maupun sifat-Nya. Sebagai anak didik yang
sunah Rasulullah. Karena anak didik adalah cikal bakal yang kelak akan
B. Saran-saran
ragam baik wama kulit, ras, adat, daerah, kota, golongan, kolompok, aliran
latar belakang dan sebagainya maka hendaknya setiap manusia dapat menjadi
pendapat, ide, dari seseorang dan jangan cepat begitu saja menanggapi
menganggap bahwa pendapat dirinya yang paling benar, karena dalam dunia
ini tidak ada kebenaran yang hakiki kecuali kebenaran dari Allah s.w.t.
C. Penutup
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, tiada daya dan kekuatan
junjungan umat Islam Nabi Muhamad s.a.w. Dengan hidayah Allah skripsi ini
dapat penulis susun sampai selesai. Dan penulis menyadari sebagai manusia
yang tidak luput dari sifat pelupa dan kesalahan maka apabila dalam penulisan
skripsi ini banyak kesalahan dan kekeliruan penulis mohon untuk dibenarkan.
Ahimya penulis berharap semoga karya kecil ini bermanfaat bagi diri
©
DEPARTEMEN a g a m a
SEKOLAH TINGG1 AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
J1. Tentara Pelajar 02 T elp .(0 2 98) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 F ax323433 Salatiga 5 0 7 2 1
W ebsite : w w w .stainsalatiga.ac.id E-mail : administra 3 i@ stain 3 alatiga.ac.id
Assalamualaikum w.w.
Dalam rangka penulisan Skripsi M ahasiswa Program Sarjana (S .l) . Saudara ditunjuk sebagai
D osen Pembimbing / A sisten Pem bim bing Skripsi mahasiswa :
Nama MU AZIN
NIM 11102053
Jurusan TARBIYAH
Judul Skripsi KONSEP WAHDATUL WUJUD MENURUT ABDURRAUF
SINGKEL DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN .
TAUHID
Wassalamualaikum w.w.
a.n. Ketua,