PEMBIMBING
dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ (K)
OLEH
Nurul Imaniar
2013730081
D. Riwayat Pramorbid
a. Masa Prenatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami gangguan kehamilan dan
gangguan emosional yang berarti. Ibu pasien juga tidak mengkonsumsi
obat secara sembarangan dan tidak meminum alkohol. Pasien lahir
pervaginam cukup bulan tanpa trauma jalan lahir dan kelainan bawaan.
Pasien merupakan anak yang di inginkan.
b. Masa Kanak-kanan Dini (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibunya, diberi ASI hingga usia 2 tahun. Menurut
keterangan ibu pasien, pasien tumbuh dan berkembang seperti anak yang
lain sesuai dengan seusianya. Pasien tidak pernah kejang, trauma ataupun
penyakit lainnya.
c. Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-7 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, tumbuh kembang baik dan normal seperti
anak seusianya. Pasien menunjukkan penilaian yang cukup baik, selain itu
pasien juga mudah bergaul dengan sesamanya.
d. Masa Kanak Akhir dan Pubertas (11-18 tahun)
Pasien tumbuh sebagai remaja pada umumnya. Tidak ada kesulitan dalam
bergaul dengan teman seusianya dan memiliki cukup teman. Pasien
memiliki hubungan yang baik dengan kakak, adik maupun teman
sebayanya. Pasien bergaul dengan teman di sekitar rumah dan sekolahnya.
Pasien juga bermain dengan teman sebayanya. Tidak ada kesulitan untuk
bermain dengan anak seusianya namun pasien. Dalam Perkembangan
motorik dan kognitif pasien tidak ada gangguan. Pasien tidak mengalami
kesulitan dalam hal keterampilan intelektual maupun motorik.
e. Masa Dewasa
Riwayat pekerjaan : pasien pernah ikut bekerja Pada ± 2015 pasien
bekerja sebagai accounting disalah satu PT yang menangani keberangkatan
perjalanan dinas, lalu berhenti dan bekerja sekarang membantu ibu pasien
sebagai pedagang kue pancong.
Riwayat pendidikan : pasien Pendidikan terakhir D3 dengan jurusan
informatika dan Sempat melanjutkan pendidikan S1 mengikuti masa
perkuliahan sampai semester 5 di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta namun
terhambat karena pasien kuliah sambil kerja.
Riwayat Agama : pasien beragama Islam, sebelum sakit pasien rajin
shalat 5 waktu nsmun saat sakit pasien menjadi malas untuk shalat 5
waktu dan mengaji jika disuruh saja.
Aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarang: pasien tinggal dengan
orangtua dan adik-adiknya, hubungan dengan keluarga baik namun pasien
pernah tiba-tiba marah Pasien tinggal dengan orangtua dan adik-adiknya,
hubungan dengan keluarga baik, namun pasien pernah tiba-tiba marah dan
memaksa menyuruh seluruh anggota keluarganya untuk pindah dan pergi
dari rumah yang ditinggalinya saat ini.
Sebelum sakit pasien memiliki aktivitas yang baik seperti bekerja sambil
kuliah.Namun sejak sakit, pasien menjadi murung di rumah dan tidak
cukup melakukan aktivitas, saat ini pasien belum menikah dan tidak
memiliki pacar.
Riwayat pelanggaran hukum : pasien tidak pernah terlibat dalam
masalah hukum .
E. Riwayat Keluarga
• Pasien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
• Dan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien.
D. Gangguan Persepsi
- Halusinasi : ada, halusinasi auditorik (pasien mendengar suara
bisikan yang menyuruh pasien untuk pergi!, bunuh diri!) ,Visual; ada
(pasien pernah melihat benda seperti sedang membicarainya.)
- Ilusi : tidak ada
- Depersonalisasi : tidak ada
- Derealisasi : tidak ada
F. Isi Pikir
- Waham : ada, waham dikendalikan (pasien yakin ada yang
menyuruhnya untuk pindah rumah), Waham kejaran: ada, (pasien yakin
bahwa tetangganya selalu mengikuti dan akan mencelakainya), Waham
rujukan: ada, (pasien jika melihat seseorang didepan rumahnya sedang
berdiri, berkumpul pasien yakin bahwa orang tsb akan mencelakainya).
- Preokupasi : tidak ada
- Obsesi : tidak ada
- Ide referensi : tidak ada
- Fobia : tidak ada
H. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan saat berperilaku dan pasien duduk di
samping pemeriksa.
I. Daya Nilai
Baik, pasien mengetahui apa yang harus dilakukan jika menemukan dompet di
jalan
J. Tilikan
Tilikan derajat 1 pasien menyangkal dirinya sedang sakit
Koordinasi : dbn
Sensorik : dbn
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA DAN FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah laki-laki berusia 33
tahun, suku Jawa, agama islam, pendidikan terakhir D-3, belum menikah dan
pedagang kue. Pasien dibawa oleh orang tuanya tanggal 19 April 2018 dengan
keluhan utama pasien suka mengamuk dan marah-marah dirumah sejak ± 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien suka mengamuk dan marah-marah
kepada semua orang dirumah pasien, yaitu bapak, ibu, dan keluarganya bahwa
pasien menginginkan keluarga segera pindah dari rumah, karena pasien sejak kecil
sering melihat keluarganya disakiti oleh tetangganya.
Pasien merasa saat melihat TV, pohon, maupun benda lainnya pasien merasa
bahwa tetangganya sedang membicarainya dan merasa pasien selalu diikuti oleh
tetangganya. pasien merasa selalu mendengar bisikan bisikan yang ingin
menyuruh pasien seperti, pergi!, keluar!, pindah!
Sejak sekitar bulan Juni 2016, sebelumnya pasien sudah merasa bahwa
tetangganya selalu mengikuti dan adanya bisikan bisikan bahkan sempat terdapat
bisikan dari tetangganya yang menyuruh ‘bunuh diri!’ lalu pasien pun dibawa
oleh ibu dan kakaknya ke RSJ dan dirawat selama 2 minggu lalu membaik.
Setelah keluar dari RSJ pasien mulai enggan untuk meminum obat, pasien merasa
dirinya sehat dan bisa beraktivitas tanpa harus meminum obat.
Lalu sebelumnya sejak ± 2015 pasien kuliah dan sambil bekerja di salah satu
perusahaan, pasien merasa bahwa perusahaan selalu menuntut dan memberi
pasien pekerjaan yang terlalu berat, selama ± 2 tahun pasien bekerja akhirnya
pasien memutuskan untuk berhenti bekerja dan saat ini kuliahnya pun tidak
dilanjuti oleh pasien tetapi saat ini pasien berdagang kue dengan ibunya, saat
berjualan pun pasien masih merasa bahwa tetangganya masih mengikuti seperti
mahluk halus yang akan mengikutinya kemana pun ia pergi.
VIII. Penatalaksanaan
Farmakoterapi :
Risperidon 3 x 2 mg
Psikoterapi :
-Psikoedukasi : Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang dialami oleh pasien, kemungkinan yang mungkin terjadi, rencana
tatalaksana, pilihan pengobatan dan efek samping yang mungkin terjadi juga
pemeriksa menjelaskan mengenai pentingnya minum obat dan kontrol yang
teratur ke dokter.
-Psikoterapi suportif : Pasien harus didekati secara baik dengan penuh
empati, membangun hubungan yang nyaman dengan pasien. Lalu, menjelaskan
kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya
IX. Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Malam