Anda di halaman 1dari 42

Bedah anak

Pembimbing :
dr. Saleh Setiawan, Sp.B
Penentuan waktu operasi elektif

 Umur yang optimal

 Keadaan anak yang optimal


Bibir sumbing

Umur >
10
minggu

RULE Cleft lip (bibir sumbing)


OF adalah kelainan bawaan
TEN yang terjadi oleh karena
Leukosit
Hb > tidak adanya penyatuan
<
10.000
10% (fusi) secara normal dari
bibir pada proses
embrional yang dapat
terjadi sebagian atau
sempurna.
Palato schiziz

Cleft palate atau palatoschisis


merupakan kelainan kongenital
pada wajah dimana atap/langitan
dari mulut yaitu palatum tidak
berkembang secara normal selama
masa kehamilan,mengakibatkan
terbukanya (cleft) palatum yang
tidak menyatu sampai ke daerah
cavitas nasalis, sehingga terdapat
hubungan antara rongga hidung
dan mulut.
 Waktu optimum untuk operasi perlu
dipikirkan untuk mendapatkan bentuk
palalate yang baik dan bila bilateral
untuk mencegah protrusi dari
prolabium yang berlebihan.

 Palatoplasty dikerjakan sebelum anak


mulai belajar berbicara, sekitar 11-12
bulan. Maksudnya agar proses
berbicara tidak terganggu dan belum
ada atrofi dari m. levator dan tensor
palatini. Hasil baik bila anak bicara
baik.
Hernia umbilikal
 Defek dinding abdomen persis di pusat
umbilikus, berupa herniasi atau tonjolan
rongga peritoneal yang masih tertutup fasia
dan kulit. Omentum dan usus dapat masuk ke
dalam kantong hernia, khususnya bila bayi
menangis.

 Umumnya dapat menutup spontan setelah


bayi berumur 2-3 tahun.

 Pemasangan plester dengan cara yang tepat


dapat mempercepat penutupan tersebut.
Apabila lubangnya terlalu besar dan setelah 2
tahun tetap menonjol, baru diperlukan
tindakan herniorrhaphy.
Hernia Inguinalis

Herniotomi dipersiapkan sedini mungkin karena ditakutkan


terjadi inkarserasi (ketidakmampuan untuk mengurangi isi
usus).
Hypospadia

Biasanya operasi dilakukan dalam 2


fase.
1. Kordektomi, pada umur 1 tahun
untuk meluruskan bentuk penis.
2. Uretroplasti, dikerjakan pada
umur 2 tahun dan paling lambat 5
tahun. Pada umur ini penis sudah
cuku panjang dan anak belum
bersekolah.
Hydrocele

 Hidrokel adalah kantung yang


berisi cairan yang mengelilingi
testis (buah zakar) yang
menyebabkan pembengkakan
skrotum. Skrotum merupakan kulit
yang melapisi testis. Hidrokel
umum dijumpai pada anak-anak
yang baru lahir, yaitu sekitar 10%.
Namun sebagian besar hidrokel
akan menghilang pada tahun
pertama kehidupan.

Diobservasi sampai umur 2 tahun, bila pada umur itu belum menghilang dilakukan pembedahan
Gangguan penurunan testis

Dapat berupa arrest atau ektopia testis. Operasi dilakukan waktu anak berumur 2,6 tahun
sesuai dengan pematangan jaringan testis, kalau sudah terlambat fungsi spermatogenesis
testis tak akan kembali. Sebab sesudah 2,6 tahun tidak ada perkembangan lagi. Anak yang
dioperasi setelah 2,6 tahun sel-sel spermatogenesis akan terganggu, sedang fungsi hormonal
testis tidak terganggu.
Cairan intravena dan nutrisi
parenteral
Cairan intravena dan nutrisi parenteral

 Perhitungan kebutuhan cairan dan elektrolit maintenance setiap hari


untuk bayi dan anak:
 100 cc /kg/24 jam untuk berat badan 10 kg pertama
 50 cc /kg/24 jam untuk berat badan 10 kg kedua
 20 cc /kg/24 jam untuk berat badan ke tiga dan berikutnya.

 Kebutuhan elektrolit yang penting sehari-hari untuk maintenance


 natrium 3 mEq/kg bb/24 jam
 Klor 3 mEq / kg bb/24 jam
 kalium 2 mEq / kg bb/24 jam
Perkiraan deficit cairan

• 5 % berat badan : bibir kering, mata cekung


• 10% berat badan : turgor kulit berkurang, mata cekung
• 20 % berat badan : terdapat tanda-tanda presyok dan
syok

Rehidrasi tercapai bila produksi urine mencapai 1-2


cc/kgBB/jam.
Komposisi cairan elektrolit tubuh

Na+ K+ Cl-
Cairan 20-80 5-20 100-150
Lambung
Empedu 120-40 5-15 80-120
Ileostomi 45-135 3-15 20-115
Diare 10-90 10-80 10-110
Macam larutan dan kandungan elektrolit

Na+ Cl- K+ Lactate Ca++


NaCl 0,9% 154 154 - - -
NaCl 0,45% 77 77 - - -
dengan
Dextrose
2,5%
NaCl 38 38 - - -
0,225%
dengan
Dextrose 5%
RL 130 108,7 4 28 2,7
Aminofusin 30 10 25 - 10
Paed
Tutofusin 40 35 5 -
Paed
Nutrisi parenteral

Indikasi nutrisi parentral penuh


• reseksi usus ekstensif
• Ileus berkepanjangan
• Fistula usus
• Malabsorpsi dengan diare berkepanjangan

Indikasi nutrisi parentral parsial


• neonatus, bayi dan anak-anak pasca bedah yang masih di puasakan
sampai hari ke 5 atau lebih.
Kebutuhan kalori

Prematur dan BBLR • 120 kalori/kgBB

BB 10 kg • 100 kalori/kgBB

BB 10-20 kg • 1000 kalori + 50 kalori/kgBB

BB >20 kg • 1500 kalori + 20 kalori/kgBB

Kebutuhan kalori naik 12% dari perhitungan


untuk kenaikan suhu tubuh 1ºC
Jumlah Kalori dalam Larutan
Dextrose 5%
• 200 kal/l

Dextrose 10%
• 400 kal/l

Aminofusin 600 (50 gr protein/L)


• 600 kal/l

Intralipid 20% (200 gr lemak/L)


• 2000 kal/l
protein

BB Kebutuhan Protein
sampai 10 kg 2,5-3 gr/kg
10-15 kg 2,0-2,5 gr/kg
15-30 kg 1,5-2,0 gr/kg
30 kg 1,0-1,5 gr/kg

• Larutan albumin 2% dengan dosis: 4 cc/kg/24 jam


• Larutan plasma dengan dosis 20 cc/kg/24 jam, 2x/minggu
• Darah penuh dengan indikasi 20 cc/kg dapat diselang 2-4 hari sekali
• Packed red blood cells dengan indikasi: 10 cc/kg/24 jam
Infeksi bedah
Infeksi bedah

Etiologi Eksogen

Endogen

Jenis Bedah bersih


Bedah berpotensi kontaminasi
Bedah berkontaminasi nyata
Muntah : aspek bedah saluran
cerna
Muntah : aspek bedah saluran
cerna
Muntah yang perlu pemeriksaan lebih lanjut antara lain adalah
• Muntah hijau ( bercampur empedu)
• Proyektil
• Persisten
• Bercampur darah
• Disertai penurunan berat badan yang berlebihan

Gejala dan tanda lain yang menimbulkan kecurigaan adanya kelainan bedah
• Gangguan evakuasi atau kelainan mekonium.
• Distensi abdominal
• Serangan rasa sakit
Stenosis pilorik hipertrofik
Etiologi

 Etiologi secara pasti belum diketahui menurut teori disebabkan kegagalan


perkembangan atau proses degenerasi ganglion dan serabut saraf. Terjadi
pada 300-900 kelahiran dan wanita : pria = 1: 4
Gejala dan tanda

 Muntah proyektil, mulai umur 2-3 minggu


 Kegagalan pertumbuhan dan kehilangan berat badan
 Obstipasi
 Pada pemeriksaan fisik kontour dan peristaltik lambung terlihat di abdomen
bagian atas dan teraba tumor di daerah epigastrium atau hipokondrium kanan
 Bayi rewel dengan kesan lapar dan selalu ingin minum setelah muntah
 Pada stadium lanjut bayi dalam keadaan dehidrasi malnutrisi-hipokalemi
serta hipoalbuminemia
Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan barium-meal jika pada


palpasi tidak teraba tumor. Dan akan
terlihat saluran pilorus kecil dan
memanjang disebut sebagian string-sign.

Pada fluoroskopi tampak pengosongan


lambung terlambat. Lambung tampak
membesar dan jelas terlihat gambaran
peristaltis
TATALAKSANA

TERAPI PEMBEDAHAN
 lambung di bilas dengan NaCl untuk  Dilakukan pembedahan setelah
mengeluarkan sisa barium bila bayi persiapan prabedah tercapai yang

dilakukan pemeriksaan barium- umumnya memakan waktu 24-48 jam

meal  Pembedahan yang dilakukan


piloromiotomi
 Koreksi keadaan dehidrasi,
 Setelah pembedahan bayi masih
hipokalemi dan hipoalbuminemia
sekali-kali muntah dan sembuh
sempurna setelah 2-3 hari
ATRESIA DUODENUM
ATRESIA DUODENUM

Terjadi pada bayi antara 5000 sampai 10.000 kelahiran, penderita down sindrom lebih
Sering, keterlambatan diagnosis dan tindakan mengakibatkan bayi aspirasi, dehidrasi dan
hipokalemi karena muntah-muntah.

Patofisiologi
 Diperkirakan karena oklusi vaskuler di daerah duodenum dalam perkembangan fetal
 Atresia dan juga stenosis doudenal sering disebabkan oleh kelainan perkembangan pankreas
yang mengelilingi duodenum sehingga tidak tumbuh normal dan terjadilah stenosis atau
atresia
 Manifestasi klinik berupa obstruksi usus letak tinggi beberapa jam setelah lahir bayi muntah
hijau
 Keterlambatan diagnosis dan tindakan menyebabkan bayi mengalami aspirasi dehidrasi
hiponatremi hipokalemi karena muntah
JENIS – JENIS ATRESIA DUODENUM

TIPE II :
TIPE I : TIPE III :
hilangnya segmen
Tipe ini memiliki Pemisahan komplit
proksimal duodenum
lumen difragma yang dari duodenum
dan melekat dengan
terdiri dari lapisan proksimal dengan
segmen distalnya
mukosa dan duodenum distal yang
melalui fibrous cord.
submukosa. (92%) collapsed. (7%)
(1%)
Diagnosis
• Kehamilan dengan penyulit polihidramnion dan bayi dengan down sindrom harus di curigai
menderita atresia duodenal
• Beberapa jam setelah lahir bayi akan untah. Muntah berupa proyektil, berwarna hijau bila
letak atresi di distal ampula vateri
• Abdomen kembung sedikit terbatas di bagian atas dan kempes kembali setelah bayi
muntah

Pemeriksaan Pra bedah dan Terapi


• Pemeriksaan foto polos abdomen bayi dalam posisi tegak akan terlihat gambaran double
bubble
• Tindakan dekompresi dengan pemasangan sonde lambung dan dilakukan pengisapan cairan
dan udara tindakan ini untuk mencegah aspirasi dan muntah

Pembedahan
•Anastomosis duodeno-dudenostomi ujung ke ujung merupakan tindakan terpilih atau anas
tomosis duodeno-yeyunostomi.
MALROTASI DAN VOLVULUS
MALROTASI DAN VOLVULUS
75 % penderita dengan gejala dan tanda obstruksi total saluran cerna dalam masa
neonatal karena volvulus, setiap nenonatus dengan muntah hijau dan tanda-tanda
obstruksi saluran cerna letak tinggi harus dicari kemungkinan malrotasi dan volvulus,
karena kelainan ini dapat menyebabkan iskemia dan nekrosis seluruh usus halus.

Etiologi

Dalam minggu ke 10 sekum dan usus halus kembali ke abdomen dan rotasi ke
kuadran kanan bawah, usus halus rotasi dengan aksis arteri mesentrika superior dan
terfiksasi pada dinding posterior abdomen. Setiap berhenti akan timbul pita (ladd’s
band) yang menyilang duodenum dari sekum yang tidak berotasi sempurna dan
menyebabkan mesentrium usus halus tidak terfiksasi pada dinding post abdmen
sehingga usus bebas bergerak menyebabkan terjadinya volvulus
Diagnosis
• Muntah hijau dan lebih sering tidak disertai kembung abdomen
• Udara yang telah berada di usus distal duodenum akan keluar atau diabsorpsi
• Gejala gangguan pasase saluran cerna setinggi duodenum terjadi segera setelah terjadi malrotasi

Radiologi
• Pemeriksaan foto polos abdomen dengan posisi tegak terlihat gambaran doubel bubble seperti pada atresia
duodenal tetapi dengan disertai gambaran gelembung udara kecil yang minim pada bagian distal
• Pemeriksaan barium enema terlihat sekum terletak antara kuadran kanan atas di bawah hepar

Terapi
• Pembedahan berupa pemotongan pita yang menyilang duodenum, pembebasan duodenum dan selanjutnya
duodenum diletakan vertikal di sebelah kanan. Sekum dan kolon di letakan di sebelah kiri. Apendiktomi selalu di
kerjakan pada prosedur ini
• Untuk neonatus atau bayi yang datang dengan malrotasi tanpa volvulus sempurna dapat dilakukan pembedahan
seperti di atas.
ATRESIA USUS HALUS
ATRESIA USUS HALUS
Merupakan satu penyebab obstruksi pada neonatus dan terjadi antara 1500-2000 kelahiran.

Patofisiologi
Disebabkan oleh oklusi pembuluh darah mesentrium misalnya akibat volvulus atau invaginasi sewaktu
kehidupan intrauterin. Bagian usus yang tidak mendapatkan aliran darah akan nekrosis. Karena keadaanya
steril maka bagian yang nekrosis ini tidak berkembang ke proses peritonitis tetapi diabsorpsi dan
selanjutnya terjadi atresia atau stenosis.

Diagnosis
• Riwayat hidramnion dalam kehamilan
• Pada atresia usus letak tinggi, akan terjadi muntah yang lebih cepat, distensi abdomen lebih terbatas di
bagian atas dan menghilang setelah bayi muntah
• Adanya pasase mekonium bukan indikasi tidak adanya atresia usus.
RADIOLOGI
Foto polos abdomen dengan posisi tegak membantu penegakan diagnosis
 Atresia duodenum : terlihat dua gelembung udara dengan garis-garis permukaan udara cairan di
dalamnya
 Atresia yeyunum : terlihat tiga atau beberapa gelembung udara di dalamnya
 Atresia ileum : seluruh abdomen penuh dengan gelembung udara yang tersebar rata kecuali sedikit
di bagian bawah

Foto barium-enema : untuk memebedakan perlu pemeriksaan barium enema pada atresia ileum akan
terlihat mikro kolon

Foto barium-meal : tidak membantu diagnosis dan tidak perlu dilakukan karena akan menyebabkan
aspirasi
TERAPI
Prabedah :
• Hentikan pemberian cairan peroral
•Membantu pernafasan mencegah aspirasi
•Cairan dan elektrolit untuk maintenance dan rehidrasi jika ada dehidrasi
• Antibiotik

Pembedahan
Pada dasarnya tindakan bertujuan menciptakan kontinuitas lumen usus. Bagian
ujung usus yang membesar direseksi dan dianastomosiskan dengan ujung usus
bagian distal dari ujung ke ujung.
Terdapat absensi ganglion
HIRSCHsprung Meissner dan ganglion Auerbach
neonatus
dalam lapisan dinding usus, mulai dari sfingter ani ke arah
proksimal

Peristalsis tidak usus bersangkutan


Tidak terdapatnya mempunyai daya tidak ikut dalam
Usus tidak
ganglion Meissner dorong, tidak proses evakuasi
bekerja normal
dan Auerbach propulsif, feses atau pun
sehingga usus udara
Pemeriksaan
Diagnosis Terapi
radiologik
gejala obstruksi usus foto polos abdomen:
konservatif dengan
Terlihat tanda-tanda
pemasangan sonde
obstruksi usus letak
tanda-tanda lambung
rendah
keterlambatan
evakuasi mekonium

enema barium:
distensi abdomen Terlihat lumen
rektosigmoid kecil,
bagian proksimalnya Kolostomi
terlihat daerah
muntah hijau transisi dan kemudian
melebar

Anda mungkin juga menyukai