Pembimbing :
dr. Saleh Setiawan, Sp.B
Penentuan waktu operasi elektif
Umur >
10
minggu
Diobservasi sampai umur 2 tahun, bila pada umur itu belum menghilang dilakukan pembedahan
Gangguan penurunan testis
Dapat berupa arrest atau ektopia testis. Operasi dilakukan waktu anak berumur 2,6 tahun
sesuai dengan pematangan jaringan testis, kalau sudah terlambat fungsi spermatogenesis
testis tak akan kembali. Sebab sesudah 2,6 tahun tidak ada perkembangan lagi. Anak yang
dioperasi setelah 2,6 tahun sel-sel spermatogenesis akan terganggu, sedang fungsi hormonal
testis tidak terganggu.
Cairan intravena dan nutrisi
parenteral
Cairan intravena dan nutrisi parenteral
Na+ K+ Cl-
Cairan 20-80 5-20 100-150
Lambung
Empedu 120-40 5-15 80-120
Ileostomi 45-135 3-15 20-115
Diare 10-90 10-80 10-110
Macam larutan dan kandungan elektrolit
BB 10 kg • 100 kalori/kgBB
Dextrose 10%
• 400 kal/l
BB Kebutuhan Protein
sampai 10 kg 2,5-3 gr/kg
10-15 kg 2,0-2,5 gr/kg
15-30 kg 1,5-2,0 gr/kg
30 kg 1,0-1,5 gr/kg
Etiologi Eksogen
Endogen
Gejala dan tanda lain yang menimbulkan kecurigaan adanya kelainan bedah
• Gangguan evakuasi atau kelainan mekonium.
• Distensi abdominal
• Serangan rasa sakit
Stenosis pilorik hipertrofik
Etiologi
TERAPI PEMBEDAHAN
lambung di bilas dengan NaCl untuk Dilakukan pembedahan setelah
mengeluarkan sisa barium bila bayi persiapan prabedah tercapai yang
Terjadi pada bayi antara 5000 sampai 10.000 kelahiran, penderita down sindrom lebih
Sering, keterlambatan diagnosis dan tindakan mengakibatkan bayi aspirasi, dehidrasi dan
hipokalemi karena muntah-muntah.
Patofisiologi
Diperkirakan karena oklusi vaskuler di daerah duodenum dalam perkembangan fetal
Atresia dan juga stenosis doudenal sering disebabkan oleh kelainan perkembangan pankreas
yang mengelilingi duodenum sehingga tidak tumbuh normal dan terjadilah stenosis atau
atresia
Manifestasi klinik berupa obstruksi usus letak tinggi beberapa jam setelah lahir bayi muntah
hijau
Keterlambatan diagnosis dan tindakan menyebabkan bayi mengalami aspirasi dehidrasi
hiponatremi hipokalemi karena muntah
JENIS – JENIS ATRESIA DUODENUM
TIPE II :
TIPE I : TIPE III :
hilangnya segmen
Tipe ini memiliki Pemisahan komplit
proksimal duodenum
lumen difragma yang dari duodenum
dan melekat dengan
terdiri dari lapisan proksimal dengan
segmen distalnya
mukosa dan duodenum distal yang
melalui fibrous cord.
submukosa. (92%) collapsed. (7%)
(1%)
Diagnosis
• Kehamilan dengan penyulit polihidramnion dan bayi dengan down sindrom harus di curigai
menderita atresia duodenal
• Beberapa jam setelah lahir bayi akan untah. Muntah berupa proyektil, berwarna hijau bila
letak atresi di distal ampula vateri
• Abdomen kembung sedikit terbatas di bagian atas dan kempes kembali setelah bayi
muntah
Pembedahan
•Anastomosis duodeno-dudenostomi ujung ke ujung merupakan tindakan terpilih atau anas
tomosis duodeno-yeyunostomi.
MALROTASI DAN VOLVULUS
MALROTASI DAN VOLVULUS
75 % penderita dengan gejala dan tanda obstruksi total saluran cerna dalam masa
neonatal karena volvulus, setiap nenonatus dengan muntah hijau dan tanda-tanda
obstruksi saluran cerna letak tinggi harus dicari kemungkinan malrotasi dan volvulus,
karena kelainan ini dapat menyebabkan iskemia dan nekrosis seluruh usus halus.
Etiologi
Dalam minggu ke 10 sekum dan usus halus kembali ke abdomen dan rotasi ke
kuadran kanan bawah, usus halus rotasi dengan aksis arteri mesentrika superior dan
terfiksasi pada dinding posterior abdomen. Setiap berhenti akan timbul pita (ladd’s
band) yang menyilang duodenum dari sekum yang tidak berotasi sempurna dan
menyebabkan mesentrium usus halus tidak terfiksasi pada dinding post abdmen
sehingga usus bebas bergerak menyebabkan terjadinya volvulus
Diagnosis
• Muntah hijau dan lebih sering tidak disertai kembung abdomen
• Udara yang telah berada di usus distal duodenum akan keluar atau diabsorpsi
• Gejala gangguan pasase saluran cerna setinggi duodenum terjadi segera setelah terjadi malrotasi
Radiologi
• Pemeriksaan foto polos abdomen dengan posisi tegak terlihat gambaran doubel bubble seperti pada atresia
duodenal tetapi dengan disertai gambaran gelembung udara kecil yang minim pada bagian distal
• Pemeriksaan barium enema terlihat sekum terletak antara kuadran kanan atas di bawah hepar
Terapi
• Pembedahan berupa pemotongan pita yang menyilang duodenum, pembebasan duodenum dan selanjutnya
duodenum diletakan vertikal di sebelah kanan. Sekum dan kolon di letakan di sebelah kiri. Apendiktomi selalu di
kerjakan pada prosedur ini
• Untuk neonatus atau bayi yang datang dengan malrotasi tanpa volvulus sempurna dapat dilakukan pembedahan
seperti di atas.
ATRESIA USUS HALUS
ATRESIA USUS HALUS
Merupakan satu penyebab obstruksi pada neonatus dan terjadi antara 1500-2000 kelahiran.
Patofisiologi
Disebabkan oleh oklusi pembuluh darah mesentrium misalnya akibat volvulus atau invaginasi sewaktu
kehidupan intrauterin. Bagian usus yang tidak mendapatkan aliran darah akan nekrosis. Karena keadaanya
steril maka bagian yang nekrosis ini tidak berkembang ke proses peritonitis tetapi diabsorpsi dan
selanjutnya terjadi atresia atau stenosis.
Diagnosis
• Riwayat hidramnion dalam kehamilan
• Pada atresia usus letak tinggi, akan terjadi muntah yang lebih cepat, distensi abdomen lebih terbatas di
bagian atas dan menghilang setelah bayi muntah
• Adanya pasase mekonium bukan indikasi tidak adanya atresia usus.
RADIOLOGI
Foto polos abdomen dengan posisi tegak membantu penegakan diagnosis
Atresia duodenum : terlihat dua gelembung udara dengan garis-garis permukaan udara cairan di
dalamnya
Atresia yeyunum : terlihat tiga atau beberapa gelembung udara di dalamnya
Atresia ileum : seluruh abdomen penuh dengan gelembung udara yang tersebar rata kecuali sedikit
di bagian bawah
Foto barium-enema : untuk memebedakan perlu pemeriksaan barium enema pada atresia ileum akan
terlihat mikro kolon
Foto barium-meal : tidak membantu diagnosis dan tidak perlu dilakukan karena akan menyebabkan
aspirasi
TERAPI
Prabedah :
• Hentikan pemberian cairan peroral
•Membantu pernafasan mencegah aspirasi
•Cairan dan elektrolit untuk maintenance dan rehidrasi jika ada dehidrasi
• Antibiotik
Pembedahan
Pada dasarnya tindakan bertujuan menciptakan kontinuitas lumen usus. Bagian
ujung usus yang membesar direseksi dan dianastomosiskan dengan ujung usus
bagian distal dari ujung ke ujung.
Terdapat absensi ganglion
HIRSCHsprung Meissner dan ganglion Auerbach
neonatus
dalam lapisan dinding usus, mulai dari sfingter ani ke arah
proksimal
enema barium:
distensi abdomen Terlihat lumen
rektosigmoid kecil,
bagian proksimalnya Kolostomi
terlihat daerah
muntah hijau transisi dan kemudian
melebar