Anda di halaman 1dari 18

Rohmatul Laili [161540100003]

IKTERIK DAN MUNTAH Noor Syafaatin Udhma


Rose Ayu Dikal S.
Ria Rahmawati Atika S.
[161540100010]
[161540100012]
[161540100018]
IKTERUS
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat
tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi
pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih
tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah
eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek. Keadaan
bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama
pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning
ini. Yang sering terjadi adalah karena belum matangnya fungsi hati bayi
untuk memproses eritrosit ( sel darah merah).
DEFINISI IKTERUS
Ikterus atau Hiperbilirubinemia pada BBL adalah meningginya kadar bilirubin
didalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh
lainnya berwarna kuning
Ikterus neonatorum adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar
bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai
adanya ikterus yang bersifat patologis (Alimun,H,A : 2005).
Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa akibat penumukan
bilirubin, sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin
serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila
kadar bilirubin tidak dikendalika (Mansjoer : 2000).
MACAM–MACAM EKTERUS NEONATORUM
1. Ikterus Fisiologis
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu
pertama > 2mg/Dl
2. Ikterus Patologis
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Peningkatan kadar bilirubin total serum 0,5
mg/dL/jam.
3. Kern ikterus
Kern Ikterus adalah ikterus berat dengan disertai gumpalan bilirubin pada ganglia
basalis
4. Ikterus hemolitik
 Disebabkan inkompatibilitas rhesus, golongan darah ABO, golongan darah lain
kelainan eritrosit congenital.
Atau defisiensi enzim G-6-PD.
5. Ikterus obstruktif
Dikarenakan sumbatan penyaluran empedu baik dalam hati maupun diluiar hati.
Akibatnya kadar bilirubin direk atau indirek meningkat.
Kadar bilirubin direk diatas 1 mg % harus curiga adanya obstruksi penyaluran
empedu.
Penanganannya adalah tindakan operatif.
PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO
Prahepatik (ikterus hemolitik)
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses
hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik).
Pascahepatik (obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi
akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian
sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine.
Hepatoseluler (ikterus hepatik)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka
secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga
bilirubin direct meningkat dalam aliran darah.
FAKTOR RISIKO UNTUK TIMBULNYA IKTERUS
NEONATORUM
Faktor Maternal :
•Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
•Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
•Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
•ASI
Faktor Perinatal :
•Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
•Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
Faktor Neonatus :
•Prematuritas
Faktor genetik :
•Polisitemia
•Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
•Rendahnya asupan ASI
•Hipoglikemia
•Hipoalbuminemia
TANDA DAN GEJALA
Fisiologis :
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir, tidak
mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi kern ikterus. Ikterus
fisiologis ini memiliki tanda-tanda berikut:
•Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.
•Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan
12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.
•Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari.
•Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
•Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
•Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
Patologis :
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis
memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
•Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
•Kadar bilirubin inderect melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi
12,5 mg% pada neonatus cukup bulan.
•Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.
•Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
•Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%
•Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
PENANGANAN
Ikterus fisiologis
Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
Jelaskan pentingnya hal-hal
Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-
abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke
puskesmas. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari.
Hiperbilirubinemia sedang
Berikan ASI secara adekuat
Lakukan pencegahan hipotermi
Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari
Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah
parah serta mengeluarkan feses bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul

Hiperbilirubenemia berat
Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya
Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat
Lakukan pencegahan hipotermi
Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.
MACAM-MACAM TERAPI
1. Terapi sinar (fototerapi)
2. Terapi Transfusi
3. Terapi Obat-obatan
4. Menyusui Bayi dengan ASI
5. Terapi Sinar Matahari
MUNTAH
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung yang terjadi
setelah agak lma makanan masuk lambung, disertai kontraksi lambung dan
abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami
muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang
menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan
disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama
proses persalinan.
PENYEBAB MUNTAH
a. Kelainan congenital
b. Pada saluran pencernaan iritasi lambung athresia esopaghus hiresehprung tekanan intra
cranial yang tinggi
c. Infeksi pada saluran pencernaan
d. Cara memberi makan yang salah
e. Keracunan

. komplikasi
a. Dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh atau elektrolit
b. Ketosisi karena tidak makan dan minum
c. Asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi
syok bahkan sampai kejang
d. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruotur esafagus, aspirasi
yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.
4. Patofisiologi
Suatu keadaan dimana anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya keluar,
kadang-kadang sampai seluruh isinya dikeluarkan.pada bayi sering timbul pada
minggu-minggu pertama
5. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran
suatu keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia
esophagus dan lain-lain.
6. Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah
* Muntah hijau (gangguan pada empedu)
* Muntah proyektil (menyemprot)
* Muntah persisten
* Muntah bercampur darah
* Muntah disertai penurunan berat badan
SIFAT MUNTAH
Keluarkan cairan terus menerus, hal ini kemungkinan disebabkan oleh obstruksi
eshopagus
 Muntah proyektil hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis pylorus (suatu
kelemahan pada katup di bawah ujung lambung dengan usus 12 jari yang tidak
mau membuka).
Muntah hijau kekuning-kuninan kemungkinan adanya tekanan intra ampula vateri.
Muntah segera setelah lahir mentap, kemungkinan adanya tekanan intra cranial;
yang tinggi atau abstruksi pada usus.
THANK YOUUUUU

Anda mungkin juga menyukai