Anda di halaman 1dari 12

Ikterus

Oleh Anisa Renata dan Mika Melawati


Istilah ikterus diambil dari jaundice berasal dari Bahasa Perancis
yakni jaune yang artinya kuning.
Ikterus adalah kondisi dimana bilirubin dalam darah mengalami
Pengertian peningkatan yang mencapai kadar tertentu dan menimbulkan efek
Ikterus patologis pada neonatus yang ditandai dengan pewarnaan kuning
pada sklera mata, kulit, membran mukosa dan cairan tubuh serta
kelainan bawaan juga dapat menyebabkan ikterus.
Ikterus fisiologis, ikterus yang timbul pada hari ke dua
dan hari ke tiga yang tidak mempunyai dasar patologik,
kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan
Klasifikasi atau yang mempunyai potensi menjadi kern ikterus dan
tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Ikterus
Ikterus fisiologis ini juga dapat dikarenakan organ hati
bayi belum matang atau disebabkan kadar penguraian
sel darah merah yang cepat.
Klasifikasi  Ikterus Patologis, Ikterus patologis adalah ikterus yang
mempunyai dasar patologi atau kadar bilirubinnya mencapai
Ikterus suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia
 Prahepatik (Ikterus hemolitik) ini disebabkan karena produksi
bilirubin yang meningkat pada proses hemolosis sel darah merah.
 Pascahepatik (obstruktif) Ini karena adanya obstruksi pada saluran
empedu yang mengakibatkan bilirubin konjugasi akan kembali
Faktor lagi ke dalam sel hati dan masuk kedalam aliran darah, kemudian
sebagian masuk dalam ginjal dan di ekskresikan dalam urine,
penyebab sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera
Ikterus berwarna kuning kehijauan serta gatal.
 Hepatoseluler (Ikterus hepatik) konjugasi bilirubin terjadi pada sel
hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis
akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin
direct meningkat dalam aliran darah.
 Ras atau kelompok etnik tertentu
 Komplikasi kehamilan ( DM, inkompatibilitas, ABO, dan Rh)
 Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik
Faktor resiko  Trauma lahir (sefalhematon, ekimosis)
timbulnya  Infeksi

Ikterus pada  Prematuritas

neonatus  Polistemia
 Rendahnya asupan ASI
 Hipoglikemia
1. Ikterus Fisiologi
 Timbul pada hari ke-2 dan ke-3 setelah bayi lahir
 Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10mg% pada neonatus
cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan
Tanda dan  Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg%
Gejala perhari
 Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
 Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
 Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
Ikterus Patologis
 Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
 Kadar bilirubin indirect melebihi 10mg% pada neonatus cukup
Tanda dan bulan atau melebihi 12,5mg% pada neonatus kurang bulan
 Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% perhari
Gejala
 Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
 Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%
 Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
 Pengawasan ANC yang baik

Pencegahan  Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan


seperti sulfanamida dll
Ikterus  Pemberian ASI sedini mungkin
 Berikan inform consent pada keluarga untuk segera merujuk
bayinya
Pendampingan  Selama persiapan merujuk, pastikan Ibu memberikan ASI secara
Bidan saat adekuat
rujukan  Lakukan pencegahan hipotermia
 Bila memungkinkan ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml
 Terapi Sinar
 Terapi tranfusi
Bentuk Terapi  Terapi obat-obatan
Ikterus  Menyusui bayi dengan ASI
 Terapi sinar matahari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai