Anda di halaman 1dari 28

‫َان ال َّر ِحي ِْم‬

ِ ‫الر ْحم‬ ِ ‫ِب ْس ِم ه‬


َّ ‫ّللا‬

LAPORAN KASUS

HERPES ZOSTER

Pembimbing : dr. Dindin Budhi Rahayu,Sp.KK

Oleh : Andre Bastiazeno


2013730007
Identitas pasien
• Nama : Ny. PS

• Usia : 63 tahun

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

• Status : Menikah

• Alamat : Mekarsari, Cianjur, Jawa Barat

• Tanggal pemeriksaan : 17 september 2018


Anamnesis

autoanamnesa dilakukan tanggal 17 September 2018

KELUHAN UTAMA :
Muncul bintik-bintik kemerahan dan beberapa bekas luka yang mengering disertai rasa nyeri, perih
dan panas di kulit daerah pinggang kiri sampai bokong kanan sejak 7 hari SMRS.
Anamnesis
• Seorang perempuan berusia 63 tahun datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Sayang
Cianjur dengan keluhan muncul bintik-bintik kemerahan dan beberapa bekas luka yang
mengering yang disertai rasa nyeri, perih dan panas di kulit daerah pinggang kiri sampai
bokong kiri sejak 7 hari SMRS. Sebelumnya os mengatakan 14 hari yang lalu ada ± 6 bintik
kemerahan di pinggang kiri, 20 hari yang lalu bintik kemerahan hanya ada 1 bintik.
• Bekas luka tersebut awalnya berisi cairan jernih yang lama kelamaan menjadi keruh
keabuan dan lalu pecah.
• Cepat lelah dan nyeri-nyeri otot.
• Gatal, perih, panas dan nyeri pada bintik-bintik kemerahan tersebut.
• Keluhan gatal dirasakan saat pasien sedang beristirahat, sedangkan panas, nyeri, perih
dirasakan pasien setiap saat terutama saat tersentuh.
• Os mengatakan demam naik turun, tetapi tidak begitu dirasakan oleh os.
• Tidak pernah menggaruk-garuk kulitnya saat gatal.

• Belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya, tetapi pernah terkena sakit
cacar air ketika usianya 11 tahun.

• Keluarga os di rumah dan tetangga sekitar rumah tidak ada yang mengalami hal yang
sama.

• Menyangkal menderita penyakit seperti TB Paru dan DM.

• Menyangkal terkena gigitan serangga atau alergi terhadap gigitan serangga

• OS sering mengkonsumsi obat amlodipin 5 mg, sebelumnya os sudah berobat ke


puskesmas dan diberikan obat parasetamol dan amoxicillin.

• Tidak terpapar bahan kimia sebelumnya.

• Tidak ada alergi obat, makanan ataupun udara.


Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

• Kesadaran : Composmentis

• Tekanan Darah : 130/80 mmHg

• Suhu : 37,0 0C

• Nadi : 88 x/menit
Pemeriksaan Fisik Status Generalis

Kepala Normocephal, simetris, rambut berwarna hitam-putih, distribusi rata dan tidak
mudah dicabut, kulit kepala dalam batas normal.
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

Hidung Deviasi septum (-), sekret (-/-),


Telinga Normotia, serumen (-/-), darah (-/-).
Mulut Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)
Leher Tidak terdapat pembesaran KGB, kulit leher dalam batas normal.
Thoraks Simetris, suara napas vesikuler (+/+), ronchi basah (-/-), wheezing (-/-). Bunyi
Jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Tampak datar, abdomen supel, BU (+), terdapat kelainan kulit di daerah sias
sinistra sejajar vertebra L4-S2.
Ekstremitas Akral hangat, sianosis (-/-), edema (-/-), kulit ekstremitas dalam batas normal.
Status dermatologikus
Distribusi Regional unilateral

A/R Pinggang kiri setinggi persarafan L4-S2.

Lesi Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens, batas tegas,


timbul, ukuran terkecil 0,5 x 0,3 x 0,3 cm ukuran terbesar 1,5
x 0,6 x 0,5 cm kering.

Efloresensi Makula eritema, vesikel eritema berkelompok, krusta.


Gambaran lesi pada pasien
Resume
Seorang perempuan, 63 tahun datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Sayang Cianjur dengan keluhan muncul bintik kemerahan awalnya 1 titik pada daerah sias
sinistra sejak 20 hari SMRS, 14 hari SMRS bintik tersebut bertambah menjadi 6 bintik
kemerahan, lalu 7 hari SMRS os mengakatan bintik-bintik kemerahan semakin membanyak
dan terdapat beberapa luka kering disertai gatal, nyeri, perih dan panas. Keluhan gatal
dirasakan saat pasien sedang beristirahat, sedangkan panas, nyeri, perih dirasakan pasien
setiap saat terutama saat tersentuh. Bekas luka tersebut awalnya berisi cairan jernih yang
lama kelamaan menjadi keruh keabuan dan lalu pecah. Os juga mengeluhkan cepat lelah
dan nyeri-nyeri otot. Os mengatakan demam naik turun, tetapi tidak begitu dirasakan oleh
os. Os pernah terkena sakit cacar air ketika berusia 11 tahun.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Status generalis : Dalam batas normal
Status dermatologikus :

Distibusi : Regional unilateral


A/R : Pinggang kiri setinggi persarafan L4-S2
Lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens, batas tegas, timbul,
ukuran terkecil 0,5 x 0,3 x 0,3 cm ukuran terbesar 1,5 x 0,6 x 0,5 cm kering.
Efloresensi : Makula eritema, vesikel eritema berkelompok, krusta.
DIAGNOSA BANDING
• Herpes Zoster
• Herpes Simpleks
• Impetigo Vesikobulosa

DIAGNOSIS KERJA
• Herpes Zoster
Anjuran pemeriksaan penunjang
• Dilakukan pemeriksaan Tzanck Smear
Terapi
Non medikamentosa
• Menerangkan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.

• Menyarankan agar pasien tidak sering keluar rumah karena penyakit tersebut
merupakan penyakit menular.
• Memberikan informasi agar pasien beristirahat yang cukup serta meningkatkan
asupan makanan.
• Memberikan informasi agar lesi tidak digaruk dan memakai baju yang longgar.

• Memberikan informasi bahwa lesi boleh dibersihkan dengan air, tapi jangan digosok
agar gelembung tidak pecah.
• Kontrol jika habis obat.
Terapi

Topikal Sistemik

• Bedak Salisil 2% • Acyclovir 5 x 800 mg


sehari selama 7 hari.
• Asam mefenamat 3x
500 mg
PROGNOSIS
Quo ad Vitam

Ad Bonam

Quo ad Functionam

Ad Bonam

Quo ad Sanationam

Ad Bonam
Herpes zoster Anamnesis

herpes zoster dapat menyerang semua Seorang perempuan berusia 63 tahun.


golongan usia.
2/3 kasus dilaporkan usia >50 tahun dari 10%
usia < 20 tahun.

Eritema dalam waktu singkat menjadi vesikel Awal keluhan hanya berupa bintik-bintik merah
herpetiformis dengan dasar eritematus dan kecil. Semakin lama semakin membesar
edema terbatas pada kulit yang terinervasi membentuk gelembung yang berisi cairan
saraf sensoris yang terasa nyeri. Vesikel jernih disertai rasa gatal, nyeri dan panas
tersebut berisi cairan yang jernih kemudian sesuai dengan dermatomal.
menjadi keruh dapat menjadi pustul dan
krusta.

gejala prodromal dapat berupa gejala sistemik Sebelum muncul keluhan pada kulit terdapat
dan gejala lokal. Gejala sistemik seperti gejala prodromal yakni demam, lemas, pusing,
demam, malaise, dan nyeri kepala. Gejala nyeri otot.
lokal berupa nyeri otot atau tulang, gatal,
pegal, dan nyeri atau neuralgia pada daerah
dermatom yang terkena.
Herpes zoster Anamnesis

penyakit ini merupakan reaktivasi dari Pernah terkena sakit cacar saat usia
virus setelah infeksi primernya dalam 11 tahun
bentuk varisela.

virus varicella akan masuk ke Akhir-akhir ini pasien kelelahan


gangglion sensoris dan disana akan
menetap sebagai infeksi laten. Pada
suatu saat apabila ada pemicu seperti
imunosupresi, trauma, tumor. Maka
virus akan teraktivasi.
Berdasarkan pemeriksaan fisik
Herpes zoster Pemeriksaan fisik

eritema dalam waktu singkat menjadi adanya efloresensi Makula eritema,


vesikel herpetiformis dengan dasar vesikel eritema berkelompok, bula
eritematous dan edema terbatas eritema.
pada kulit yang terinervasi saraf
sensoris yang terasa nyeri. Vesikel
tersebut berisi cairan yang jernih,
kemudian menjadi keruh dan dapat
menjadi pustul dan krusta.
Rencana pemeriksaan penunjang
• Tzanck smear akan didapatkan multinucleated giant cell
Analisa tatalaksana
Non medika mentosa
• Menerangkan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita pasein.

• Menyarankan agar pasien tidak sering keluar rumah karena penyakit tersebut
merupakan penyakit menular.
• Memberikan informasi agar pasien beristirahat yang cukup serta meningkatkan
asupan makanan.
• Memberikan informasi agar lesi tidak digarul dan memakai baju yang longgar.

• Memberikan informasi bahwa lesi boleh dibersihkan dengan air, tapi jangan digosok
agar gelembung tidak pecah.
• Kontrol jika habis obat.
Analisa tatalaksana
medikamentosa
1.Topikal
Bedak
• Efek pemberian bedak adalah mendinginkan, anti inflamasi ringan karena ada
sedikit efek vasokontriksi, anti pruritus lemah, mengurangi pergeseran pada kulit
yang berlipat, sebagai proteksi mekanis. Yang diharapkan dari bedak terutama
adalah efek fisis. Bahan dasarnya adalah talkum venetum. Biasanya bedak
dicampur dengan seng oksida, sebab zat ini bersifat mengabsorpsi air dan sebum,
astringen, antiseptik lemah dan antipruritus lemah.
• Indikasi : dematosis yang kering dan superfisial dan untuk mempertahankan
vesikel atau bula agar tidak pecah misalnya pada herpes zoster.
• Kontraindikasi : dermatitis yang basah terutama bila disertai infeksi sekunder.
2. Sistemik
1. Antiviral

Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster dan pasien dengan defisiensi
imunitas Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya
misalnya valasiklofir.

Dosis asiklovir yang dianjurkan 5x 800 mg sehari dierikan selama 7 hari

Dosis valasiklovir 3x1000 mg sehari

Indikasi : untuk mengobati herpes zoster, herpes simpleks virus.

Kontraindikasi : hipersensitivitas pada asiklovir, valasiklofir, atau


komponen lain dari formula.
2. Analgetik

Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh virus
herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat atau golongan
acetaminofen.

Dosis asam mefenamat 1500 mg/hari diberikan sebanyak tiga kali atau dapat juga
diberikan seperlunya jika nyeri muncul.

Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma.

Kontraindikasi : pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat, pasien yang


dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rinitis, penderita tukak lambung.
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad Bonam karena tidak ada gejala atau tanda yang mengarah
kepada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
pasien masih dalam batas normal.

Quo ad Functionam : Ad Bonam karena tidak menimbulkan lesi yang tidak


mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.

Quo ad sanationam : Ad Bonam karena dengan menghilangkan faktor


predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntas dan sembuh.
Daftar pustaka
1. Straus S, et all. Varicella and Herpes Zoster. In: Freedberg I, Eisen A, Wolff K, Austen F, Goldsmith L, Katz S (eds).
Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine. 6th ed New York: McGraw-Hill Professional; 2003. p. 221
2. Handoko P. Penyakit Virus. Dalam: Djuanda A, hamzah M, Aisah S (editor). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
Kelima Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013. Hal.110-112
3. Tseng H, et all. Herpes Zoster Vaccine in Older Adults and the Risk of Subsequent Herpes Zoster Disease. JAMA.
2011; 305(2): 160-166
4. Oxman MN: Imunization to reduce the frequency and severity of herpes zoster and its complications. Neurology.
1995. 45: 541
5. Lubis R. Varicella dan Herpes Zoster. Medan: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara; 2008. Hal. 1-13
6. Brooks G, Butel J, Morse S. Herpesvirus. 22nd ed New York: McGraw-Hill; 2001. p. 81-111
7. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick.
Dermatology in General Medicine. 7 thed. New York : McGraw Hill Company.2008.p. 1885-1898.
8. Marks James G Jr, Miller Jeffrey. Herpes Zoster. In: J Lookingbill and Marks’ Principles of Dermatology. 4th ed.
Philadelphia : Elseiver Saunders. 2006 .p.145-148.
9. Habif P.Thomas. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral Infection. In : Clinical Dermatology. 5 thed. United States
of America : Elseiver Saunders. 2010.p. 479 – 490
10.Habif, T.P. Viral Infection. In : Skin Disease Diagnosis and Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Elseiver Saunders.
2011 .p. 235 -239
11.Andrews. Viral Diseases. Diseases of the Skin. Clinical Dermatology. 9th Edition. Philadelphia: WB Saunders
Company, 2000; 486-491.
12.Hamzah, Mochtar. Dermato-terapi. Edisi ke enam. Jakarta : Ilmi Penyakit Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2013; 344
13.Wilmana PF. Antivirus dan Interferon. Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke-4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 1995; 617.
‫ب ْالعَالَ ِمي ِْن‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِ ه ِ‬
‫لِل َر ه ِ‬

Anda mungkin juga menyukai