Anda di halaman 1dari 9

`LAPORAN TUGAS PROYEK MATEMATIKA PEMINATAN

PENERAPAN TURUNAN DALAM BERBAGAI BIDANG

NAMA NIS BIDANG


LITA NIARTI 4507 FISIKA
INTAN RAHMAWATI 4498 KIMIA
MIRANTI 4531 EKONOMI
M. WADJIE MU’TAZ 4548 AGROTEKNOLOGI
NURHANIS NABILA 4560 TEKNIK MESIN

GURU PEMBIMBING: Drs. MUCHLIS, M.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU
TAHUN AJARAN 2017/2018
PENERAPAN TURUNAN DALAM BERBAGAI BIDANG

1. Dalam Bidang Fisika


Turunan sangat berguna dalam bidang fisika. Seperti Newton yang
menemukan hukum gerak kedua Newton dengan menggunakan Turunan. Di
fisika, turunan dari perpindahan benda terhadap waktu adalah kecepatan
benda, dan turunan dari kecepatan terhadap waktu adalah percepatan.
Hukum gerak kedua Newton menyatakan bahwa turunan dari momentum
suatu benda sama dengan gaya yang diberikan kepada benda. Banyak
proses fisika yang dapat dideskripsikan dengan turunan, disebut
sebagai persamaan diferensial. Fisika secara spesifik mempelajari
perubahan kuantitas terhadap waktu, dan konsep "turunan waktu" laju
perubahan terhadap perubahan waktu, sangatlah penting sebagai definisi
yang tepat pada beberapa konsep penting.

• kecepatan adalah turunan posisi benda terhadap waktu.


• percepatan adalah turunan dari kecepatan benda terhadap waktu,
ataupun turunan kedua posisi benda terhadap waktu.

Turunan parsial itu adalah suatu proses melakukan differensial dari suatu
fungsi yang hanya melibatkan satu macam variabel dari keseluruhan
variabel yang berkontribusi terhadap perubahan fungsi tersebut. Berikut ini
adalah contoh turunan parsial yang menggunakan 3 variabel. Contoh rumus
jarak yang ditempuh oleh benda yaitu: y = ½gx2 + v0x + y0 dimana y0
menyatakan jarak awal dari titik 0. Apabila rumus ini diturunkan menjadi turunan
yang pertama y’ = dy/dx maka akan menjadi y= gx + v0, dimana v0 menyatakan
kecepatan awal. Rumus ini masih bisa diturunkan menjadi turunan yang kedua
yaitu d2y/dx2, menjadi y = g (konstan), sehingga menjadi rumus percepatan,
dimana jika suatu benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu di atas permukaan
bumi. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa dengan turunan parsial, kita dapat
membuktikan rumus-rumus dari turunan sebelumnya. Seperti rumus diatas dari
rumus jarak, hingga dapat rumus percepatan. Rumus-rumus itu didapat hanya
dari satu rumus saja. Dengan demikian turunan parsial dibilang sebagai
hubungan yang mengaitkan suatu fungsi dengan turunan-turunannya melalui
variabel-variabel yang dimaksud. Contoh, Hukum kedua Newton yang
menggambarkan hubungan antara percepatan dengan posisi dapat dimulai
dengan persamaan diferensial biasa: F (t) = m.

Contoh Soal:

Posisi partikel ditunjukkan oleh persamaan s=f(t) = t3-6t2+9t (t dalam detik


dan s dalam meter. Tentukan:

a. Kecepatan pada waktu t?


b. Kecepatan setelah 2 detik?
c. Kapan partikel berhenti?
d. Kapan partikel bergerak maju?
Jawab:
Diketahui: s=f(t) = t3-6t2+9t
Ditanya:
a. V(t)=...?
b. V(2)=...?
c. V(t)=0...?
d. V(t)>0
Penyelesaian:
a. Fungsi kecepatan adalah turunan dari fungsi posisi.
s=f(t) = t3-6t2+9t
V(t)= 3t2-12t+9

b. Kecepatan setelah 2 detik bermakna sebagai kecepatan sesaat pada t=2


V(t)= 3t2-12t+9
V(2)= 3(2)2-12(2)+9
= 12-24+9 = -3 𝑚⁄𝑠

c. Partikel berhenti jika V(t)=0


V(t)= 3t2-12t+9
↔ 3t2-12t+9
↔3(t2-4t+3)
↔3(t-1)(t-3)=0
↔t1= 1 dan t2= 3
∴ partikel berhenti pada t1= 1 sekon dan t2= 3 sekon
d. Partikel bergerak maju (dalam arah positif) jika V(t) > 0
3t2-12t+9=
=3(t-1)(t-3)>0
=(t-1)(t-3)
t=1 V t=3
∴ Partikel bergerak maju jika t<1 sekon atau t>3 sekon

2. Dalam Bidang Kimia


Salah satu aplikasi diferensial dalam ilmu kimia, yaitu laju reaksi. Dalam riset
operasi, turunan menentukan cara paling efisien dalam memindahkan bahan dan
desain pabrik. Dengan menerapkan teori permainan, turunan dapat memberikan
strategi yang paling baik untuk perusahaan yang sedang bersaing.
Laju reaksi memiliki kemampuan untuk meramalkan kecepatan campuran
reaksi mendekati keseimbangan. Untuk menghitung laju reaksi dalam orde reaksi
dapat dgunakan secara praktis persamaan diferensial. Hukum laju reaksi adalah
persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi semua
spesies yang ada, termasuk produknya.
Sistematika laju reaksi:
 Untuk reaksi: A= -d(A)/dt B= d(B)/dt
 Untuk reaksi: Aa + bB → cC + Dd
Dengan a, b, c, d adalah koefisien (konstanta) reaksi. Dan unsur/ senyawa
(Variabel)
1 𝑑(𝐴) 1 𝑑(𝐴) 1 𝑑(𝐶) 1 𝑑(𝐷)
 V= - 𝑎 ∗ 𝑑𝑡
=-𝑏∗ 𝑑𝑡
=𝑐∗ 𝑑𝑡
=-𝑑∗ 𝑑𝑡

Contoh Soal:
Laju pembentukan NO(g) dalam reaksi: 2NOBr(g) → 2NO(g) + Br2(g)
adalah 1,6 x 10-4 ms-1, berapakah laju reaksi dan laju konsumsi NOBr?

Jawab:
Diketahui:
Reaksi: 2NOBr(g) → 2NO(g) + Br2(g)
Konstanta NOBR = 2
Konstanta NO = 2
v NO = 1,6 x 10-4 ms-1
Ditanya:
V =....?
Laju Pembentukan NOBR =....?
Jawab:
𝑑(𝑁𝑂)
a) Sehingga v [NO] = +2. Jadi, laju reaksi dengan 𝑑𝑡
= 1,6 x 10-4 ms-1 maka:

V = 1/2 x (1,6 x 10-4 ms-1) = 8,0 x 10-5 ms-1

b) Karena v [NOBr]= -2 , maka laju pembentukan NOBr adalah:


𝑑(𝑁𝑂𝐵𝑅)
𝑑𝑡
= -2 x (8,0 x 10-5 ms-1) = 1,6 x 10-4 ms-1:

sehingga laju konsumsinya adalah 1,6 x 10-4 ms-1

3. Dalam Bidang Ekonomi


Turunan membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi yang
berhubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang
bersangkutan. Dengan turunan, dapat pula disidik kedudukan-kedudukan khusus
dari fungsi. Berdasarkan manfaat-manfaat inilah konsep turunan menjadi salah
satu alat analisis yang sangat penting dalam ekonomi. Teori turunan amat lazim
diterapkan dalam konsep nilai marjinal. Dalam kaitannya dengan konsep nilai
marjinal akan dibahas penerapan turunan dalam pembentukan fungsi atau
perhitungan nilai marjinal dari berbagai variabel ekonomi.

Pada bidang ekonomi fungsi turunan dipakai untuk mencari biaya marjinal,
yaitu dengan cara menurunkannya dari persamaan biaya total. Misal C(x) adalah
biaya total yang dikelurkan sebuah perusahaan untuk menghasilkan x satuan
barang tertentu. Fungsi C disebut sebagai fungsi biaya. Di dalam kalkulus istilah
marjinal artinya turunan pertama dari biaya total.

Contoh soal :

1. Perusahaan menaksir biaya memproduksi x unit barang adalah C(x) = 10.000


+ 5x + 0,01x2
a. Tuliskan biaya marjinalnya!
b. Berapakah biaya marjinalnya untuk 500 unit?

Jawab :
a. Dik : fungsi C(x) = 10.000 + 5x + 0,01x2
Karena biaya marjinal adalah turunan pertama dari biaya total, maka C’(x)
adalah biaya marjinalnya.
C(x) = 10.000 + 5x + 0,01x2
C’(x) = 5 + 2 . 0,01x
C’(x) = 5 + 0,02x

b. C’(x) =.....? untuk x = 500 unit


C’(x) = 5 + 0,02x
C’(500) = 5 + 0.02(500)
= 15/unit

2. Fungsi produksi suatu perusahaan yang menggunakan suatu bahan baku


variabel adalah Q(x) =1/3X3 + 10X2 – 35X . Jika harga input x sama dengan
harga outputnya, berapa jumlah output yang harus diproduksi agar
keuntungan produsen maksimum?

Jawab :
Q(x) =1/3X3 + 10X2 – 35X
MP = Q’(x)
Q’(x) = -X2 + 20X - 35
Syarat keuntungannya maksimum, maka MP = Px/ pQ
px = pQ atau px/pQ = 1, maka
-x2 + 20x −35=1........x -1
X2 -20x + 35 = -1
X2 – 20x + 35 + 1 = 0
X2 – 20x + 36 = 0
(x - 18)(x - 2) = 0
X1 = 18 atau x2 = 2
Persamaan curam kurva produksi marjinalnya:
m = Q’’(x)
m = -2x 20
Untuk x1 =18 , maka m = -16 (kurva menurun)
Untuk X2 = 2 , maka m = 14 (kurva menaik)
Karena keuntungan maksimum terjadi bila kurva menurun, maka
jumlah input yang digunakan adalah x = 18.
Jumlah output yang diproduksi:

Q(x) = 1/3X3 + 10X2 – 35X


Q (18) = 1/3(18)3 + 10(18)2 – 35(18)
Q (18) = 1/3(5832) + 10(324) – 630
= -1944 + 3240 - 630
= 636 unit

4. Dalam Bidang Agroteknologi


Turunan sering digunakan untuk mencari titik ekstremum dari sebuah fungsi.
Persamaan yang melibatkan turunan disebut persamaan diferensial dan sangat
penting dalam mendeskripsikan fenomena alam.
Contoh Soal:
Pak Joko adalah seorang petani kebun karet di suatu daerah Tanjung
Batu. Ia membeli 100 gulungan kawat untuk memagari kebunnya yang
berbentuk persegi panjang, yang diketahui 1 gulung kawat adalah 10m.
Berapa luas kebun Pak Joko?

Jawab:
Diketahui:
1 gulung kawat = 10m
100 gulung kawat × 10 = 1000m
Ditanya:
Luas tanah Pak Joko:...?
Penyelesaian:
k= 2(p+l)
Maka:
1000m = 2(p+l)
1000𝑚
2
= (𝑝 + 𝑙) = (p+l)

500𝑚 = (𝑝 + 𝑙)
𝑝 = 500m – l
l = 500 – p
Misal:
p=x
l = 500 – x
Luas = p×l
L = x(500 – x)
= 500x – x2
L’ = 500 – 2x
500 – 2x = 0
– 2x = - 500
−500
x=
−2

x = 250 m

p = x = 250m
l = (500 – x)
= 500m – 250m
= 250m
Luas = p × l
= 250m × 250m
= 62.500m2
Jadi, luas kebun karet Pak Joko adalah 62.500m2

5. Dalam Bidang Teknik Mesin


Differential equations (persamaan diferensial) merupakan kebutuhan dasar
yang penting dalam matematika teknik karena banyak hukum fisika dan
hubungannya muncul secara matematis dalam bentuk persamaan differensial.
Jika ingin menyelesaikan sebuah permasalahan teknik (engineering) biasanya
sebuah hukum alam, pertama kali harus formulasikan masalah sebagai ekspresi
matematika dalam bentuk variabel, fungsi, persamaan dan lainnya. Ekspresi ini
dikenal sebagai model matematika dari masalah yang diberikan. Proses
membangun sebuah model, menyelesaikannya dalam bentuk matematika dan
menampilkan hasilnya dalam bentuk fisik atau bentuk lain disebut sebagai
pemodelan matematika atau modeling. Sebuah persamaan diferensial biasa
(ODEs) adalah sebuah persamaan yang mengandung satu atau beberapa
turunan dari sebuah fungsi yang tidak diketahui yang biasa disebut y(x).
Persamaan nya mungkin mengandung nilai y itu sendiri, fungsi yang diketahui
dari x (atau t) dan konstanta.

Contoh Soal:
Sebuah benda dibuat menggunakan mesin bubut otomatis dimana
panjang benda panjang benda yang akan dibubut dinyatakan dengan
S = 2t3 + 3t2+ t + 2
Tentukan besar kecepatan otomatis mesin bubut dan tentukan panjang
benda yang akan dibubut dalam waktu t = 5 sekon
Jawab:
Diketahui:
S = 2t3 + 3t2+ t + 2
t = 5 sekon
Ditanya:
V=...?
S=...?
Penyelesaian:
a) S = 2t3 + 3t2+ t + 2
V= 6t2 + 6t + 1
= 6(5)2 + 6(5) + 1
= 6(25) + 6(5) + 1
= 150 + 30 + 1
= 181 𝑚⁄ 2
𝑠
b) S = 2t3 + 3t2+ t + 2
S = 2(5)3 + 3(5)2+ 5 + 2
= 2(125) + 3(25) + 7
= 250 + 75 + 7
= 332 m
∴ kecepatan otomatis mesin bubut adalah 181 𝑚/𝑠2 dan panjang benda yang
akan dibubut adalah 332 m.

Anda mungkin juga menyukai