Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
Model asuhan keperawatan yang diimplementasikan mahasiswa praktik
manajemen di ruang Irna Sedap Malam adalah model Primer. Aplikasi pelaksanaan
dilakukan mulai tanggal 22 Juli 2019 sampai 18 Agustus 2019 dengan mengelola
ruang 1 (Kelas 3) sejumlah 10 bed pasien. Jadwal terbagi 2 shif yaitu pagi dan sore
hanya diminggu pertama penerapan MAKP dengan peran secara bergantian sebagai
Kepala Ruangan setiap 3 hari sekali, Perawat Penanggung Jawab (PJ) dan Perawat
Pelaksana / Perawat Assosiate bergantian setiap hari. Selama melakukan aplikasi
keperawatan mahasiswa mengelola sabanyak 38 pasien. Ketika pasien pulang
mahasiswa memberikan kuisioner tentang kepuasan pelayanan sealama dirawat di
ruang Irna Sedap Malam. Hasil dari kepuasan keluarga ataupun pasien dengan
pelayanan di ruang 1 menunjukkan sebanyak 0 responden menyatakan tidak puas, 50
% responden meyatakan puas setelah sebelumnya 70 % dan 50 % responden
menyatakan sangat puas setelah sebelumnya 30 % dengan pemanfaatan aplikasi
pelayanan asuhan keperawatan model Primer.
2. PENERIMAAN PASIEN BARU
Saat aplikasi manajemen keperawatan, penerimaan pasien baru dilakukan ketika
pasien mulai masuk ruang Irna Sedap Malam. Pertama dicocokkan identitas pasien
dengan gelang identitas yang dipakai kemudaian dilakukan orientasi ruangan terhadap
pasien dan keluarga serta bed mana yang akan ditempati oleh pasien. Perawat yang
menerima pasien lalu melakukan operan dengan perawat yang mengantar pasien
untuk pindah ruangan / transfer pasien ke ruang Sedap Malam.
3. DISCHARGE PLANNING
Discharge planning dilaksanakan ketikan pasien mulai masuk ruangan sampai pasien
dinyatakan boleh pulang oleh dokter yang merawat. Pada hari pertama diberikan
informasi atau edukasi tentang penyakit yang diderita oleh pasien serta perkiraan lama
rawat di Rumah sakit. Pada hari saat perawatan diberikan HE tentang proses
pengobatan penyakit yang dijalani, pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
pencegahan terjadinya kekambuhan dirumah dan harus dibawa kemana ketika ada
kekambuhan. Ketika pasien diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat, pasien
diberikan aturan minum obat yang benar, diit dirumah serta jadwal kontrol.
4. SENTRALISASI OBAT
Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan kepada semua pasien yang dirawat diruang
ruang 1 kelas 3. Obat dipisahkan dipisahkan antara obat oral, obat injeksi maupun
cairan infus serta perlengkapan medis yang lain. Sentralisasi obat dilaksanakan ketika
pasien baru masuk ruangan yang didahului dengan pemberian informasi atau edukasi
tentang sentralisai obat oleh perawat yang sedang jaga. Perawat memberikan
informasi kepada keluarga pasien setiap selesai mengambil obat dari apotik keluarga
harus menyerahkan kepada perawat yang sedang berjaga untuk dilakukan sentralisasi
obat di ruangan.
5. TIMBANG TERIMA
Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian antar shif dengan menggunakan
format catatan perkembangan pasien terintregasi model SOAP. Pada saat pelaksanaan
timbang terima diawali dengan membacakan kondisi terkini pasien oleh perawat yang
jaga kepada perawat yang akan shif berikutnya diruang ners station kemudian
dilakukan validasi data ke bed pasien langsung guna untuk mengetahui apakah
terdapat data yang belum didokumentasikan. Setelah validasi data selesai kemudian
dilakukan penambahan informasi yang belum dicatat di format catatan perkembangan
pasien terintregasi. Setelah semua selesai ditutup dengan berdoa diruang ners station.
6. SUPERVISI
Dalam pelaksanaan aplikasi manajemen keperawatan sudah beberapa kali dilakukan
supervisi oleh mahasiswa yang berperan sebagai kepala ruangan. Supervisi dilakukan
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan SOP suatu
tindakan. Pelaksanaan supervisi harus memenuhi kaidah 3F yaitu fair, feed back dan
follow up. Agar tidak terjadi perbedaan persepsi setelah dilaksanakan supervisi. Dalam
pelaksanaan supervisi masih terdapat kendala yaitu SOP yang akan digunakan dalam
suatu tindakan sangat bervariasi sehingga mahasiswa sedikit kesulitan SOP mana
yang akan digunakan sehingga berdampak hasil supervisi kurang maksimal.
7. RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan tidak dilakukan selama aplikasi manajemen keperawatan karena
tidak ditemukan pasien yang memenuhi kriteria untuk dapat di rondekan. Sehingga,
Ronde Keperawatan diganti dengan Case Conference (Konferensi Kasus). Case
Conference merupakan kegiatan pendukung atau pelengkap dalam Tim keperawatan
untuk membahas permasalahan asuhan keperawatan dalam suatu pertemuan, yang
dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terlaksanakannya permasalahan asuhan keperawatan tersebut.
8. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Pendokumentasian keperawatan menggunakan status pasien bayangan dengan format
catatan perkembangan pasien terintegrasi model SOAP. Selama proses pelaksanaan
pendokumentasian keperawatan mahsiswa sedikit mengalami kesulitan karena belum
terbiasa melengkapi status pasien secara langsung dengan format SOAP. Selain itu
terkadang status pasien bayangan kurang lengkap pengisiannya dengan alasan jumlah
pasien yang terlalu banyak yang membutuhkan tindakan asuhan keperawatan
sehingga belum sempat melengkapi keseluruhan status bayangan pasien.
B. SARAN
1. Peningkatan mutu dan jenjang pendidikan tenaga pelaksana MAKP khususnya tenaga
keperawatan untuk dapat melaksanakan model asuhan keperawatan profesional
Primer.
2. Peningkatan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan untuk mempercepat keberhasilan asuhan keperawatan.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan
model asuhan keperawatan profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies. (1989). Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
SOP dan data IRNA SEDAP MALAM. Terlampir.

Anda mungkin juga menyukai