Jared Diamond ialah profesor geograi di UCLA. Anugerah yang pernah dia dapatkan antara lain
National Medal of Science, Tyler Prize for Environmental Achievement, Cosmos Prize (Jepang),
Fellowship dari MacArthur Foundation, dan Lewis Thomas Prize honoring the Scientist as Poet
yang diberikan oleh Rockefeller University. Buku-bukunya yang terdahulu antara lain
2007),
(terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan KPG dengan judul
(terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan KPG, 2014),
Jared
(terjemahan bahasa Indonesia berjudul
http://facebook.com/indonesiapustaka
diterbitkan KPG, 2013)
Jared
diamond
http://facebook.com/indonesiapustaka
The World
until Yesterday
(DUN IA H I NGGA KEMARI N)
A p a y a n g D a p a t K it a Pe la ja r i d a r i M a s y a r a k a t T r a d is io n a l?
http://facebook.com/indonesiapustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/
http://facebook.com/indonesiapustaka
A p a y a n g D a p a t K it a Pe la ja r i d a r i M a s y a r a k a t T r a d is io n a l?
Jared
diamond
http://facebook.com/indonesiapustaka
J akarta:
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Dunia Hingga Kemarin
Jared Diamond
KPG 591500989
Judul asli
The World until Yesterday
Copyright © Jared Diamond, 2012. All rights reserved
Penerjemah
Damaring Tyas Wulandari Palar
Penyunting
Andya Primanda
Penataletak
Dadang Kusmana
Perancang sampul
Boy Bayu Anggara
DIAMOND, Jared
The World until Yesterday
Jakarta; KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2015
x + 604 hlm.; 15 cm x 23 cm
ISBN: 978-979-91-0875-3
http://facebook.com/indonesiapustaka
Pembukaan: Di banDara 1
Di Bandara
ber diri tanpa m e la kukan apa-apa selain hadir di sana. Para pem eriksa
bagasi sibuk m e m erik sa bawaan penum pang dengan sinar X, pegawai
m askapai m e labeli koper, dan portir m eletakkan koper-koper di atas
sabuk berjalan yang m em bawa koper-koper itu pergi, m oga-m oga
sam pai ke pe sawat yang benar. Di sepanjang dinding di seberang gerai
check-in, terdapat toko-toko yang m enjual surat kabar dan hidangan
cepat saji. Benda-benda lain di sekitar saya adalah jam dinding biasa,
2 ● DI BANDARA
telepon, ATM, tangga berjalan ke lantai atas, dan tentu saja pesawat-
pesawat di landas pacu yang bisa terlihat dari jendela-jendela term inal.
Para petugas m askapai m enggerakkan jari-jem ari m ereka di atas
papan ketik kom puter dan m enatap ke layar, terkadang m encetak
resi kartu kredit di term inal kartu kredit. Kerum unan orang di situ
m e nunjuk kan cam puran um um rasa hum or, ke sa baran, kegusaran,
antre dengan sabar, dan tegur sapa dengan te m an. Sewaktu saya
m encapai ujung antrean, saya m enunjukkan selem bar kertas (berkas
penerbangan saya) kepada seseorang yang be lum pernah saya lihat
sebelum nya dan m ungkin tidak akan pernah saya jum pai lagi (seorang
petugas check-in). Dia lantas m enyerahkan ke pada saya sehelai kertas
yang m em beri saya izin untuk terbang ra tusan kilom eter m enuju
tem pat yang belum pernah saya kunjungi, yang penduduknya tidak
m engenal saya nam un tidak akan berke be rat an bila saya datang
berkunjung.
Bagi para pelancong dari AS, Eropa, atau Asia, ciri pertam a yang
akan m ereka anggap berbeda dari pem andangan yang tam pak bia sa
saja itu adalah bahwa sem ua orang dalam aula itu selain saya dan se-
ge lin tir wisatawan lain m erupakan orang Papua. Perbedaan-per be da an
lain yang akan disadari oleh pelancong dari luar negeri adalah bahwa
ben dera nasional yang dipajang di atas gerai check-in adalah bendera
hitam, merah, dan emas milik negara Papua Nugini, menampilkan
burung cendrawasih dan rasi bintang Layang-layang; sim bol m as kapai
di gerai bukan m ilik Am erican Airlines atau British Airways m e lainkan
Air Niugini; dan nama-nama tujuan terbang di layar terdengar eksotik:
Wapenam anda, Goroka, Kikori, Kundiawa, dan Wewak.
Bandara tem pat saya check-in pagi itu adalah bandara Port
Moresby, ibukota Papua Nugini. Bagi orang yang mengetahui sejarah
Papua—termasuk saya, yang pertama kali datang ke Papua Nugini
pada 1964 ketika negara tersebut m asih berada di bawah pem erintahan
Australia—pem andangan itu akrab, m em ukau, sekaligus m engharukan.
Dalam benak, saya m em bandingkan pem andangan itu dengan foto-
http://facebook.com/indonesiapustaka
foto yang diam bil oleh orang-orang Australia pertam a yang m em asuki
dan "m e nem ukan" Dataran Tinggi Papua pada 1931, yang dipadati satu
juta pen duduk desa-desa Papua yang kala itu m asih m enggunakan
peralatan batu. Dalam foto-foto itu, para penduduk Dataran Tinggi,
yang telah hidup beribu-ribu tahun relatif terisolasi dengan penge-
tahuan ter ba tas m engenai dunia luar, m enatap orang-orang Eropa
per tam a yang m ereka lihat (Gam bar 30 , 31) dengan ketakutan. Saya
PEMANDANGAN DI BANDARA ● 3
m elain kan juga sem ua teknologi m odern, m ulai dari arloji, telepon, dan
kartu kredit sam pai kom puter, tangga berjalan, dan pesawat terbang.
Secara lebih m endasar, di Dataran Tinggi Papua pada 1931 tidak ada
tulisan, logam , uang, sekolah, dan pem erintahan terpusat. Seandainya
tidak pernah terjadi dalam kurun waktu belum lam a ini, kita m ungkin
ber tanya-tanya: bisakah m asyarakat tanpa tulisan benar-benar m e-
nguasai tulisan dalam waktu satu generasi?
4 ● DI BANDARA
Sem ua perbedaan antara kerum unan 20 0 6 dan 1931 itu bisa di-
rangkum dengan m engatakan bahwa, dalam 75 tahun terakhir,
populasi Da taran Tinggi Papua telah m elesat m elalui perubahan-per-
ubahan yang butuh waktu ribuan tahun untuk berlangsung di sebagian
besar tem pat lain di dunia. Bagi orang-orang Dataran Tinggi, per ubah -
an itu bahkan lebih cepat lagi: sejumlah teman saya dari Papua Nugini
m en ceritakan kepada saya bahwa m ereka m asih m em buat beliung batu
terakhir dan am bil bagian dalam perang-perang suku tradisional ter ak-
hir, hanya satu dasawarsa sebelum bertem u saya. Kini, warga negara-
negara industri m enganggap wajar saja ciri-ciri pem andangan 20 0 6
yang saya sebutkan: logam , tulisan, m esin, pesawat terbang, po lisi dan
pem erintah, orang-orang kelebihan berat badan, berjum pa orang asing
tanpa rasa takut, populasi yang heterogen, dan lain sebagainya. Namun
se m ua ciri m asyarakat m anusia m odern itu relatif baru dalam seja rah
m a nusia. Selam a nyaris 6.0 0 0 .0 0 0 tahun sejak garis keturunan evolu-
sio ner proto-m anusia dan proto-sim panse saling m em isah, sem ua m a-
sya ra kat m anusia tidak m em iliki logam dan segala hal lainnya itu. Ciri-
ciri m odern itu baru m uncul dalam 11.0 0 0 tahun terakhir, di beberapa
daerah saja di dunia.
Dengan dem ikian, Papua * dalam beberapa segi m erupakan jendela
bagi dunia m anusia seperti adanya sam pai kem arin, bila diukur dengan
skala waktu 6.0 0 0 .0 0 0 tahun evolusi m anusia. (Saya m enekankan
"da lam beberapa segi"—tentu saja Dataran Tinggi Papua pada 1931
bu kan lah dunia kem arin dulu yang belum pernah berubah.) Sem ua
perubahan yang tiba di Dataran Tinggi selam a 75 tahun terakhir juga
telah terjadi pada m asyarakat-m asyarakat lain di seluruh dunia, nam un
* Peristilahan yang digunakan bagi Papua sungguh m em bingungkan. Sepanjang buku ini,
saya m enggunakan istilah "Papua" untuk m engacu kepada pulau Papua, pulau terbesar
ke dua di dunia setelah Tanah Hijau, yang terletak dekat khatulistiwa di sebelah utara
Australia (halam an 26). Saya m engacu kepada penduduk asli pulau itu yang beraneka-
ragam sebagai "orang-orang Papua". Sebagai akibat kecelakaan sejarah kolonial abad
http://facebook.com/indonesiapustaka
ke-19, pulau itu sekarang terbagi secara politis di antara dua negara. Bagian tim ur pulau
tersebut, beserta banyak pulau kecil di sekitarnya, m em bentuk negara m erdeka Papua
Nugini, yang awalnya merupakan koloni Jerman di timur laut dan koloni Britania di
tenggara, serta diperintah oleh Australia sam pai kem erdekaannya pada 1975. Orang-
orang Australia menyebut bekas koloni Jerman sebagai Nugini sementara bekas koloni
Britania sebagai Papua. Paroan barat pulau tersebut, tadinya bagian dari Hindia Belanda,
sejak 1969 m erupakan provinsi Indonesia (dahulu Irian J aya, kem udian diganti nam anya
m enjadi provinsi Papua dan Papua Barat). Kerja lapangan saya di Papua berlangsung
nyaris sam a lam anya di kedua belahan po litis pulau tersebut.
MENGAPA MEMPELAJARI MASYARAKAT-MASYARAKAT TRADISIONAL? ● 7
** Yang saya m aksudkan dengan istilah m asyarakat "tradisional" dan "berskala kecil",
yang akan saya gunakan sepanjang buku ini, adalah m asyarakat m asa lalu m aupun m a-
sa kini yang hidup dalam kepadatan populasi rendah, berkisar dari beberapa lusin
sam pai beberapa ribu orang, bertahan hidup dengan berburu-m engum pul atau dengan
ber cocok-tanam atau m enggem bala, dan berubah secara terbatas akibat kontak dengan
m asyarakat-m asyarakat industrial yang besar dan terwesternisasi. Pada kenyataannya,
se m ua m asyarakat tradisional sem acam itu yang m asih ada sekarang telah berubah se-
tidaknya sebagian akibat kontak dengan m asyarakat industrial, dan sebagai gantinya da-
http://facebook.com/indonesiapustaka
jadi tradisional jauh lebih lam a daripada m enjadi m odern. Kini, para
pem baca buku ini m enganggap wajar saja m a kanan hasil pertanian
yang dibeli di toko, bukannya m akanan dari alam yang diburu dan
dikum pulkan setiap hari, peralatan logam bukannya peralatan kayu,
batu, dan tulang, pem erintahan negara dan pengadilan hukum dan
polisi dan tentara yang terkait dengannya, serta baca-tulis. Namun
segala hal yang kelihatannya m erupakan kebutuhan dasar itu relatif
MENGAPA MEMPELAJARI MASYARAKAT-MASYARAKAT TRADISIONAL? ● 9
baru, dan m iliaran orang di seluruh dunia saat ini m asih hidup dalam
cara-cara yang sebagian tradisional.
Di dalam m asyarakat-m asyarakat industrial yang m odern pun
m asih tertanam berbagai ranah di m ana banyak m ekanism e tradisio-
nal m asih beroperasi. Di banyak daerah perdesaan Dunia Pertam a,
misalnya lembah Montana tempat saya beserta istri dan anak-anak
saya berlibur m usim panas setiap tahun, banyak persengketaan m asih
dipe cahkan m elalui m ekanism e-m ekanism e inform al tradisional, bu-
kan m elalui pengadilan. Geng-geng perkotaan di kota-kota besar ti-
dak m em anggil polisi untuk m enyelesaikan perselisihan m ereka, m e-
lain kan m engandalkan m etode-m etode tradisional berupa negosiasi,
kom pensasi, intim idasi, dan perang. Tem an-tem an saya yang berasal
dari Eropa dan tum buh besar di desa-desa kecil Eropa pada 1950 -an
m enggam barkan m asa kanak-kanak seperti yang ada di desa Pa pua
tradisional: sem ua orang di desa saling m engenal, sem ua orang ta hu
apa yang orang lain lakukan dan m engem ukakan opini m ereka m e-
nge nai hal itu, orang-orang m enikahi pasangan yang terlahir hanya
satu atau dua kilom eter jauhnya, orang-orang tinggal seum ur hidup di
dalam atau di dekat desa kecuali para pem uda yang am bil bagian da-
lam Perang Dunia, dan persengketaan dalam desa harus diselesaikan
de ngan cara yang m em ulihkan hubungan atau m enjadikannya bisa
dito leransi, sebab m ereka akan hidup dekat orang yang bersengketa
dengannya seum ur hidup. Dengan kata lain, dunia kem arin tidak
dihapus dan digantikan oleh dunia hari ini yang baru: banyak hal dari
dunia kem arin m asih bersam a kita. Itulah satu alasan lain kita ingin
m em aham i dunia kem arin.
Seperti yang akan kita lihat dalam bab-bab buku ini, m asyarakat-
m a sya rakat tradisional jauh lebih beragam dalam banyak praktik bu-
daya daripada m asyarakat-m asyarakat industrial m odern. Dalam
kisaran keanekaragam an itu, banyak norm a budaya m a syarakat ne-
gara m odern yang jauh sekali perbedaannya dengan norm a-norm a
tra disional dan terletak lebih dekat ke ekstrem -ekstrem kisaran ke-
http://facebook.com/indonesiapustaka
N e gara
Masyarakat tradisional lebih bervariasi dalam hal organisasi dibanding
m asyarakat dengan pem erintahan negara.*** Sebagai titik awal un tuk
m em bantu kita m em aham i ciri-ciri yang tidak kita akrabi di m a sya-
ra kat tradisional, m ari kita ingat-ingat lagi ciri-ciri yang kita akrabi di
negara-bangsa tem pat kita hidup sekarang.
Kebanyakan bangsa m odern m em iliki populasi ratusan ribu atau
ju taan orang, berkisar sam pai lebih dari satu m iliar di India dan Tiong-
kok, dua negara m odern berpenduduk paling banyak. Bahkan negara-
bangsa m odern berdaulat yang paling kecil, negara-negara pulau
Nauru dan Tuvalu di pasiik, berpenduduk lebih daripada 10.000 jiwa.
http://facebook.com/indonesiapustaka
*** Sepanjang buku ini, saya akan m enggunakan kata "state" ("negara") bukan hanya
dengan m ak na nya yang biasa yaitu "kondisi" (m isalnya, "he was reduced to a state of
poverty "), m e lain kan juga dengan m akna politis teknisnya, yaitu m asyarakat besar
dengan pem erintahan biro kratik tersentralisasi, seperti yang dideskripsikan di bawah.
12 ● DI BANDARA
tong m ungil di dalam kota Rom a, tem pat asal sem ua kebutuhan yang
Vatikan im por.) Pada m asa lalu pun, negara-negara m em iliki populasi
yang berkisar dari puluhan ribu sam pai jutaan orang. Populasi yang
besar itu sudah cukup untuk m em beritahu kita bagaim ana ne ga-
ra m encukupi kebutuhan m akannya, bagaim ana negara harus dior-
ganisasi, dan m engapa negara sam pai ada. Sem ua negara m en cu-
kupi m a kan warganya terutam a m elalui produksi m akanan (pertanian
dan penggem balaan), bukan berburu dan m engum pulkan. Kita bisa
m em per oleh lebih banyak m akanan dengan bercocok-tanam atau
m em elihara ter nak dalam sehektar kebun, ladang, atau padang
penggem balaan yang telah kita isi dengan spesies-spesies tum buhan
dan hewan yang paling berm anfaat bagi kita, daripada berburu dan
m engum pulkan spesies hewan dan tum buhan liar apa pun (yang
sebagian besar tidak bisa dim a kan) yang kebetulan hidup dalam se-
hektar hutan. Oleh karena alas an itu saja, tidak ada m asyarakat pem -
buru-pengum pul yang per nah m am pu m em enuhi kebutuhan m akan
populasi yang cukup pa dat untuk m endukung pem erintahan negara.
Di negara m ana pun, ha nya sekian persen populasi—sam pai serendah
2% di m asyarakat-m a sya rakat m odern dengan pertanian yang sangat
term ekanisasi—yang m enum buhkan pangan. Anggota-anggota lain
populasi sibuk m e la ku kan berbagai hal lain (m isalnya m em erintah atau
m em produksi barang atau berdagang), tidak m enum buhkan pangan
sendiri, dan sebagai gan tinya bertahan hidup dari kelebihan pangan
yang dihasilkan oleh para petani.
Populasi besar negara juga m em astikan bahwa sebagian besar
orang dalam suatu negara tak saling kenal. Mustahil bagi warga ne-
gara Tuvalu yang kecil sekalipun untuk m engenal ke-10 .0 0 0 rekan s e-
ne gara nya, dan bagi ke-1,4 m iliar warga negara Tiongkok tantangan itu
bahkan le bih m ustahil lagi. Oleh karena itu negara m em erlukan polisi,
hukum , dan kode m oralitas untuk m em astikan bahwa perjum paan
terus-m e ne rus yang tak terhindarkan antara orang-orang asing tidak
secara rutin berubah m enjadi perkelahian. Kebutuhan akan polisi dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
hukum dan perintah m oral untuk berlaku ram ah terhadap orang asing
itu tidak hadir dalam m asyarakat kecil, di m ana sem ua orang saling
m engenal.
Terakhir, begitu suatu m asyarakat m elebihi 10 .0 0 0 orang, m us ta-
hil m encapai, m elaksanakan, dan m engelola keputusan dengan m e-
ngum pulkan sem ua warga untuk berdiskusi tatap m uka, di m ana se tiap
orang m enyam paikan pikirannya m asing-m asing. Populasi besar tidak
NEGARA ● 13
bisa berfungsi tanpa para pem im pin yang m engam bil keputusan, ekse-
ku tif yang m elaksanakan keputusan, serta birokrasi yang m engelola
keputusan dan hukum. Malang bagi Anda yang berpaham anarkis dan
berm im pi hidup tanpa pem erintahan negara, itulah alasan-alasan
m engapa m im pi Anda tidak realistik: Anda harus m encari kum pulan
atau suku kecil yang bersedia m enerim a Anda, di m ana tidak ada
seorang pun yang asing, dan di m ana raja, presiden, m aupun birokrat
tidak dibutuhkan.
Akan kita lihat sebentar lagi bahwa sejum lah m asyarakat tra-
disional m e m iliki populasi yang cukup besar untuk m em butuhkan
birokrat serbaguna. Tapi negara-negara m em iliki populasi yang lebih
be sar lagi dan m em butuhkan birokrat-birokrat terspesialisasi dan
terdiferensiasi secara vertikal m aupun horisontal. Bagi kita, warga ne-
gara, para birokrat itu m engesalkan: lagi-lagi sayangnya, m ereka di-
butuhkan. Negara memiliki sedemikian banyak hukum dan warga
negara se hingga satu tipe birokrat saja tidak dapat m elaksanakan
sem ua hu kum sang raja: harus ada penarik pajak tersendiri, juga
pem eriksa kendaraan berm otor, polisi, hakim , pem eriksa kebersihan
restoran, dan lain sebagainya. Dalam satu lem baga negara yang
m engandung hanya satu jenis birokrat sem acam itu pun, kita terbiasa
dengan fakta bahwa ada banyak pejabat dalam tiap jenis, tersusun
dalam hierarki dengan tingkat berbeda-beda: lem baga pajak m em iliki
petugas pajak yang secara langsung m engaudit laporan pajak Anda,
dan bekerja di bawah penyelia, orang yang Anda protes bila Anda
tidak setuju dengan laporan sang agen, dan si penyelia sendiri bekerja
di bawah m anajer kantor, yang bekerja di bawah m anajer distrik atau
negara bagian, yang bekerja di bawah kom isioner pendapatan dalam
negeri bagi seluruh Am erika Serikat. (Pada kenyataannya hierarki
itu bahkan lebih rum it lagi: saya tidak sertakan beberapa tingkatan
lain demi mempersingkatnya.) Novel Franz Kafka, Das Schloss (Puri),
menjabarkan birokrasi khayalan semacam itu, yang terilhami oleh
birokrasi sungguhan di Kekaisaran Habsburg, tempat Kafka menjadi
http://facebook.com/indonesiapustaka
warga negara. Bila saya baca sebelum tidur, tulisan Kafka mengenai
perasaan frustrasi yang dihadapi protagonisnya kala ber urusan dengan
birokrasi puri khayalan itu dijamin membuat saya ber mimpi buruk,
namun Anda pembaca sekalian pasti punya mimpi buruk dan perasaan
frustrasi Anda sendiri, buah dari berurusan dengan birokrasi betulan.
Itulah harga yang kita bayar untuk hidup di bawah pemerintahan
14 ● DI BANDARA
negara: tak pernah ada pendamba utopia yang pernah menemukan cara
menjalankan bangsa tanpa setidaknya sejumlah birokrat.
Satu lagi ciri yang terlalu kita akrabi dari negara adalah bahwa,
bah kan di negara-negara dem okrasi Skandinavia yang paling egaliter,
warga negara tidaklah setara secara politis, ekonom is, m aupun sosial.
Tak pelak, negara m ana pun pastilah m em iliki segelintir pem im pin
politik yang m em berikan perintah dan m em buat hukum , serta banyak
orang biasa yang m em atuhi perintah dan hukum tersebut. Warga ne-
gara m em iliki peran ekonom i berbeda-beda (sebagai petani, pesuruh,
pengacara, politikus, penjaga toko, dsb) dan sejum lah peran tersebut
digaji lebih tinggi daripada peran yang lain. Sejum lah warga negara m e-
nikm ati status sosial yang lebih tinggi daripada warga negara lainnya.
Se m ua upaya idealistik untuk m em inim alisasi ketidaksetaraan di dalam
negara—misalnya perumusan gambaran ideal komunis oleh Karl Marx,
“Dari m asing-m asing sesuai kem am puannya, bagi m asing-m asing se-
suai kebutuhannya”—telah gagal.
Negara tidak bisa ada sebelum ada produksi makanan (baru di-
mulai sekitar 9000 SM), dan negara belum juga ada sebelum pro-
duksi m akanan telah beroperasi selam a beberapa ribu tahun se-
hingga terbentuklah populasi yang besar, padat, dan m em butuhkan
pemerintahan negara. Negara pertama muncul di Bulan Sabit Subur
pada sekitar 3400 SM, dan negara-negara lain lantas bermunculan
di Tiongkok, Meksiko, Andes, Madagaskar, dan daerah-daerah lain
selam a beberapa ribu tahun berikutnya, sam pai hari ini peta dunia
m enunjukkan kese lu ruh an daratan di planet ini kecuali Antartika
terbagi-bagi m enjadi ber bagai negara. Bahkan di Antartika pun terjadi
klaim teritorial yang ber tum pang-tindih sebagian oleh tujuh negara.
pengum pul nom aden, dan sejum lah petani kebun, secara tradisional
hidup dengan kepadatan populasi rendah dalam kelom pok-kelom pok
ke cil sem acam itu. Anggota-anggota kawanan cukup sedikit jum lahnya
se hingga setiap orang saling m engenal dengan baik, keputusan
kelom pok dapat tercapai m elalui diskusi tatap m uka, dan tidak ada
kepem im pinan politik form al ataupun spesialisasi ekonom i yang
tegas. Seorang ilm uwan sosial akan m endeskripsikan kawanan sebagai
TIPE-TIPE MASYARAKAT TRADISIONAL ● 17
jadi kelom pok-kelom pok sedarah yang disebut klan, yang m ungkin
bertukar pasangan nikah dengan klan lain. Populasi suku yang le bih
tinggi daripada populasi kawanan karenanya m em butuhkan lebih ba-
nyak m akanan untuk m enyokong lebih banyak orang di area yang
kecil, m aka suku biasanya m erupakan petani atau penggem bala atau-
pun keduanya sekaligus, nam un segelintir di antaranya m erupakan
pem buru-pengum pul di lingkungan yang am at produktif (m isalnya
18 ● DI BANDARA
lam kerum itan organisasi, disebut kedatuan, yang terdiri atas ribuan
orang. Populasi sebesar itu, dan spesialisasi ekonom i yang m u lai m un-
cul dalam kedatuan, m em butuhkan produktivitas m a kan an yang
tinggi dan kem am puan m enghasilkan serta m enyim pan ke le bih an
pangan untuk m em beri m akan para spesialis yang tidak m enghasilkan
pangan, m isalnya para datu beserta kerabat m ereka dan para biro krat.
Oleh karena itu, kedatuan telah m em bangun desa-de sa dan dusun-
TIPE-TIPE MASYARAKAT TRADISIONAL ● 19
Dengan dem ikian, bila ilm uwan sosial yang punya m e sin waktu
bisa mengamati dunia kapan pun sebelum sekitar 9000 SM, mereka
akan m endapati sem ua orang di sem ua tem pat bertahan hidup se-
bagai pem buru-pengum pul, hidup dalam kawanan dan barangkali
sebagian sudah ada yang hidup sebagai suku, tanpa peralatan logam ,
tulisan, pem erintahan tersentralisasi, ataupun spesialisasi ekonom i.
Bila para ilm uwan sosial itu bisa m undur ke periode 140 0 -an, ketika
eks pansi orang-orang Eropa ke benua-benua lain baru saja dim ulai,
m ereka akan m endapati Australia sebagai satu-satunya benua yang m a-
sih sepenuhnya dihuni oleh pem buru-pengum pul, yang sebagian besar
m asih hidup dalam kawanan dan barangkali sebagai beberapa suku.
Sem entara itu, negara sudah hadir di sebagian besar Erasia, Afrika
utara, pulau-pulau terbesar di Indonesia barat, sebagian besar Andes,
dan beberapa bagian Meksiko dan Afrika Barat. Tapi masih ada ba-
nyak kawanan, suku, dan kedatuan di Am erika Selatan di luar Andes, di
seluruh Amerika Utara, Papua, Artika, dan pulau-pulau di Pasiik. Kini,
seluruh dunia terkecuali Antartika terbagi-bagi setidaknya secara no-
m inal m enjadi berbagai negara, walaupun pem erintahan negara tetap
tidak efektif di beberapa bagian dunia. Wilayah-wilayah dengan m a-
sya rakat di luar kontrol efektif negara dalam jum lah terbanyak sam pai
abad ke-20 adalah Papua dan Am azon.
Kesinam bungan dalam peningkatan ukuran populasi, organisasi
politik, dan intensitas produksi m akanan yang m em bentang dari
kawanan sam pai negara disejajari oleh kecenderungan-kecenderungan
lain seperti pem akaian peralatan logam , kecanggihan teknologi,
spesialisasi ekonom i dan ketidaksetaraan individu, serta tulisan, plus
perubahan dalam pepe rangan dan agam a yang akan saya bahas dalam
Bab 3 dan 4 serta dalam Bab 9. (Ingatlah lagi: perkem bangan dari
kawanan sam pai negara tidak lah terjadi di sem ua tem pat, ataupun
tidak dapat balik, tidak juga linier.) Kecenderungan-kecenderungan
itu, terutam a populasi besar dan sentralisasi politik serta teknologi
dan persenjataan yang lebih baik m ilik negara dibandingkan dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka
Pe n d e katan , p e n ye bab, d an s u m be r
Dalam bagian sebelum nya, kita m em bahas perbedaan-perbedaan
di an tara m asyarakat-m asyarakat tradisional yang kita bisa kaitkan
secara sis tem atik dengan perbedaan dalam hal ukuran populasi dan
kepadatan populasi, cara m em peroleh m akanan, dan lingkungan.
Meskipun kecenderungan-kecenderungan umum yang kita bahas
m em ang ada, keliru kiranya bila kita bayangkan bahwa segala sesuatu
m engenai suatu m asya rakat dapat diprediksi dari kondisi-kondisi
m aterial. Sebagai contoh, coba pikirkan tentang perbedaan-perbedaan
budaya dan politik antara orang-orang Prancis dan J erm an, yang tidak
terkait secara jelas de ngan perbedaan-perbedaan antara lingkungan
Prancis dan J erm an, yang ba gaim anapun juga terhitung sedikit
m enurut standar variasi lingkungan di seluruh dunia.
Cendekiawan m engam bil berbagai pendekatan berbeda untuk m e-
m a ham i perbedaan di antara m asyarakat. Setiap pendekatan berguna
untuk m em aham i sejum lah perbedaan di antara sejum lah m asyarakat,
nam un tidak sesuai untuk m em aham i fenom ena-fenom ena lain. Salah
http://facebook.com/indonesiapustaka
m eskipun secara alam iah m ereka ragu-ragu, dan duduk tidak m elawan
sewaktu m ereka m encekiknya.
Tidak ada cendekiawan yang telah m engklaim bahwa adat m en-
cekik janda oleh orang-orang Kaulong ada m anfaatnya bagi m asyarakat
Kaulong ataupun kepentingan genetik jangka panjang (anum erta) sang
janda yang dicekik ataupun kerabat-kerabatnya. Tidak ada ahli ling-
kungan yang telah m engenali ciri apa pun pada lingkungan Kaulong
PENDEKATAN, PENYEBAB, DAN SUMBER ● 25
Bu ku ke cil m e n ge n ai s u bje k be s ar
Pokok bahasan buku ini berpotensi m encakup sem ua aspek kebu-
dayaan m anusia, dari sem ua m asyarakat di seluruh dunia, selam a
setidaknya 11.0 0 0 tahun terakhir. Tapi, lingkup itu akan m em butuhkan
buku setebal 2.397 halam an yang tidak akan dibaca seorang pun.
J adi, untuk alasan praktis, saya telah m em ilih sejum lah topik dan
m asyarakat untuk dibahas, guna m enghasilkan buku dengan pan jang
yang layak baca. Dengan itu, saya harap untuk m erangsang para pem -
baca saya agar m em pelajari topik-topik dan m asyarakat-m a sya ra kat
yang tidak saya cakup, dengan m enengok buku-buku luar biasa lain
yang banyak tersedia (banyak di antaranya saya kutip di bagian Bacaan
Le bih Lanjut buku saya ini).
Soal pilihan topik, saya m em ilih sem bilan bidang untuk dibahas da-
lam 11 bab, guna m enggam barkan keanekaragam an cara yang bisa kita
http://facebook.com/indonesiapustaka
kuan ter ha dap orang lanjut usia, bahasa dan m ultilingualism e, serta
gaya hidup yang m endukung kesehatan—m elibatkan area-area di m ana
se jum lah praktik tradisional dapat m enawarkan kepada kita m odel bagi
keputusan-keputusan pribadi kita, nam un juga bisa m enawarkan m o-
del bagi kebijakan yang bisa diadopsi m asyarakat kita sebagai suatu
ke satuan. Satu topik—resolusi persengketaan secara dam ai—bisa le bih
berguna dalam m enyarankan kebijakan bagi m asyarakat kita se ba gai
suatu kesatuan daripada m em andu kehidupan pribadi kita. Ber kenaan
dengan sem ua topik ini, kita harus paham bahwa tidaklah m udah untuk
m em injam atau m engadaptasi praktik-praktik dari suatu m asyarakat ke
masyarakat lainnya. Misalnya, bahkan bila Anda mengagumi praktik-
praktik perawatan anak tertentu dari suatu m a sya rakat tradisional, bisa
jadi sulit bagi Anda untuk m engadopsi praktik tersebut dalam m erawat
anak-anak Anda sendiri bila sem ua orangtua lain di se kitar Anda
m erawat anak dengan cara-cara yang dijalankan oleh se bagian besar
orangtua m odern.
Berkenaan dengan topik m engenai agam a, saya tidak m engha rap-
kan individu pem baca atau m asyarakat untuk m em eluk agam a tribal
ter tentu sebagai akibat diskusi saya m engenai agam a di Bab 9. Tapi,
sebagian besar orang dalam hidupnya m elalui fase atau fase-fase di
m ana kita m encari-cari pem ecahan bagi pertanyaan-pertanyaan kita
sendiri m engenai agam a. Dalam fase hidup sem acam itu, m ungkin ada
m anfaatnya bagi pem baca bila dia m erenungkan kisaran luas m akna
agam a bagi berbagai m asyarakat sepanjang sejarah um at m anusia.
Terakhir, dua bab m engenai peperangan m enggam barkan suatu area
di m ana, saya percaya, m em aham i praktik-praktik tradisional dapat
m em bantu kita m enghargai sejum lah faedah yang telah didatangkan
oleh pem erintah negara, dibandingkan dengan m asyarakat tradisional.
(J angan langsung bereaksi dengan m arah-m arah berlebihan karena
terpikirkan soal Hiroshim a atau peperangan parit dan m enutup benak
Anda terhadap diskusi m engenai "faedah" peperangan negara; pokok
bahasan ini jauh lebih rum it daripada seperti yang terlihat awalnya.)
http://facebook.com/indonesiapustaka
Tentu saja, pem ilihan topik ini tidak m engikutkan banyak pokok
bahasan yang paling sentral bagi penelitian-penelitian sosial m engenai
m anusia—m isalnya seni, kognisi, perilaku kooperatif, m a sakan, tarian,
hubungan antar jenis kelam in, sistem kekerabatan, per debatan penga-
ruh bahasa terhadap persepsi dan pikiran (hipotesis Sapir-Whorf),
sastra, pernikahan, m usik, praktik seksual, dan lain seba gainya. Se-
bagai pem belaan diri, saya ulangi lagi bahwa buku ini tidak dim ak -
30 ● DI BANDARA
Pap u a d an p u lau -p u lau te tan ggan ya. 1 = Dani. 2 = Fayu. 3 = Daribi. 4 = Enga.
5 = Fore. 6 = Tsembaga Maring. 7 = Hinihon. 8 = Kepulauan Mailu. 9 = Kepulauan
http://facebook.com/indonesiapustaka
Trobriand. 10 = Kaulong.
Au s tralia. 11 = Ngarinyin. 12 = Yolngu. 13 = Sandbeach. 14 = Yuwaaliyaay. 15 =
Kunai. 16 = Pitjantjatjara. 17 = Wiil and Minong.
Eras ia. 18 = Agta. 19 = Ainu. 20 = Kepulauan Andam an. 21 = Kirghiz. 22 =
Nganasan.
BUKU KECIL MENGENAI SUBJEK BESAR ● 31
sud kan sebagai pem bahasan kom prehensif m asyarakat m anu sia, m e-
lainkan m em bahas beberapa topik yang dipilih berdasarkan alasan-
alasan yang dibahas di atas, dan bahwa ada buku-buku yang sangat
bagus yang m em bahas topik-topik lain itu dari perspektif kerangka
kerja lain.
Soal m asyarakat-m asyarakat yang saya pilih, dalam buku yang
pendek tidaklah m ungkin m engam bil contoh dari sem ua m asyarakat
m a nusia tradisional berskala kecil di seluruh dunia. Saya m em utuskan
untuk berkonsentrasi ke kawanan dan suku yang terdiri atas petani
berskala kecil dan pem buru-pengum pul, dan m enyertakan lebih sedikit
kedatuan, lebih sedikit lagi negara-negara yang baru m uncul—karena
m asyarakat kawanan dan suku lebih berbeda dengan m asyarakat
m odern kita, sehingga dapat m engajari kita lebih banyak dari per-
bedaan itu. Saya berulang-ulang m engutip contoh-contoh dari bebe-
rapa lusin m a syarakat tradisional sem acam itu di seluruh dunia
(Gam bar 1—12). De ngan cara dem ikian, saya berharap pem baca bisa
m em bangun gam baran yang lebih lengkap dan berwarna m engenai
beberapa lusin m asyarakat ter sebut, dan bisa m elihat betapa aspek-
aspek berbeda m asyarakat ter nyata saling bertautan: m isalnya,
bagaim ana suatu m asyarakat m e m an dang cara m erawat anak, usia
lanjut, bahaya, dan penyelesaian persengke taan.
Sejum lah pem baca m ungkin m erasa ada terlalu banyak con toh
yang saya ambil dari pulau Papua dan pulau-pulau Pasiik di seki-
tarnya. Salah satu alasannya adalah karena itulah area yang paling
saya kenal, dan di m ana saya m enghabiskan paling banyak waktu.
Namun alasan lainnya adalah karena Papua memang menyumbangkan
persentase kenaekaragam an budaya m anusia yang besar sekali. Seribu
dari kira-kira 7.0 0 0 bahasa di dunia ditem ukan hanya di Papua. Di
pulau tersebut pula terdapat paling banyak m asyarakat yang bahkan
pada zam an m odern m asih berada di luar kontrol pem erintah negara
atau baru belum lam a ini dipengaruhi oleh pem erintah negara. Po-
pulasinya m enjalankan berm acam -m acam gaya hidup tradisional, m u-
http://facebook.com/indonesiapustaka
lai dari pem buru-pengum pul nom aden, pengarung laut, dan petani
sagu dataran rendah sam pai ke petani m enetap di Dataran Tinggi,
terdiri atas kelom pok-kelom pok yang berkisar dari beberapa lusin sam -
pai 20 0 .0 0 0 jiwa. Terlepas dari itu, saya secara ekstensif m em bahas
hasil-hasil pengam atan para cendekiawan lain m engenai m asyarakat-
m asyarakat dari sem ua benua yang berpenghuni.
SUSUNAN BUKU INI ● 33
Agar tidak m enciutkan niat calon pem baca untuk m em baca buku
ini gara-gara panjang dan harganya, saya tidak sertakan catatan kaki
dan referensi bagi pernyataan-pernyataan individual yang disisipkan
ke dalam naskah. Saya kum pulkan referensi dalam bagian Ba caan
Lebih Lanjut yang disusun per bab. Beberapa penggalan bagian ter-
sebut m enyediakan referensi bagi keseluruhan buku ini, sem entara
re ferensi bagi Kata Pem buka ini dicetak di ujung naskah. Penggalan-
penggalan yang m enyediakan referensi bagi Bab 1– 11 dan Kata Penutup
tidak dicetak, m elainkan dipajang di situs Web yang bebas diakses,
http:/ / www.jareddiam ondbooks.com . Walaupun jauh lebih panjang
daripada yang diinginkan kebanyakan pem baca, bagian Bacaan Lebih
Lanjut tetap saja bukan daftar acuan yang lengkap bagi setiap bab.
Saya m em ilih karya-karya terbaru yang m enawarkan daftar acuan bagi
m ateri bab tersebut kepada pem baca dengan m inat tertentu, ditam bah
beberapa penelitian klasik yang bisa pem baca nikm ati.
Su s u n an bu ku in i
Buku ini m engandung 11 bab yang dikelom pokkan m enjadi lim a
bagian, plus kata penutup. Bagian 1, yang terdiri atas Bab 1 sem ata
wayang, m em bangun latar bagi topik-topik yang akan dipentaskan
dalam bab-bab berikutnya, dengan m enjelaskan bagaim ana m asya-
rakat-m a sya rakat tradisional m em bagi ruang—entah itu dengan per-
batasan jelas yang m em isahkan wilayah-wilayah yang sepenuhnya
eksklusif, seperti pada negara-negara m odern, atau dengan tatanan
yang lebih cair di m ana kelom pok-kelom pok yang bertetangga
m enikm ati hak tim bal-balik untuk m enggunakan wilayah pangkal
satu sama lain demi tujuan-tujuan tertentu. Namun tak pernah ada
kebebasan penuh bagi siapa pun untuk bepergian ke m ana saja,
sehingga m asyarakat tradisional cen derung m em andang orang-orang
lain sebagai terbagi ke dalam tiga m acam : orang-orang yang dikenal
dan m erupakan tem an, orang-orang yang dikenal dan m erupakan
m usuh, dan orang-orang asing tak dikenal yang harus dianggap sebagai
http://facebook.com/indonesiapustaka
terjadi secara acak atau gara-gara nasib sial: secara tradisional segala
sesuatu dipandang sebagai terjadi karena suatu alasan, sehingga kita
harus tetap waspada terhadap hal-hal yang bisa m enjadi penyebabnya
dan berhati-hati. Bab 8 kem udian m enjabarkan jenis-jenis bahaya
yang m erupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan tradisional,
dan beraneka ragam cara orang m enanggapi bahaya-bahaya tersebut.
36 ● DI BANDARA
Am erika, atau penduduk desa Papua dan Afrika, yang tum buh besar
dalam m a syarakat tradisional dan kem udian pindah ke Barat saat
rem aja atau de wasa. Saya persem bahkan buku ini bagi salah seorang
teman saya yang mengalami itu, Meg Taylor (Dame Meg Taylor), yang
tum buh di Dataran Tinggi Papua Papua dan m enghabiskan bertahun-
tahun di Am erika Serikat sebagai Duta Besar bagi negaranya dan Wakil
Pre siden Grup Bank Dunia. Halam an 468 secara ringkas m erangkum
pengalaman-pengalaman Meg.
Masyarakat-masyarakat tradisional mewakili ribuan percobaan
alam selam a beribu-ribu tahun dalam penataan kehidupan m a nusia.
Kita tidak dapat m engulangi percobaan-percobaan itu de ngan m e ran-
cang-ulang ribuan m asyarakat sekarang lalu m enanti ber puluh-puluh
tahun dan m engam ati hasilnya; kita harus belajar dari m asyarakat-
m asya rakat yang telah m enjalankan percobaan-percobaan itu. Sewaktu
kita m em pelajari tentang ciri-ciri kehidupan tradisional, se ba gian
di antaranya m erupakan ciri yang untungnya telah kita singkir kan,
dan yang m em buat kita sem akin m enghargai m asyarakat kita sendiri.
Ciri-ciri lain adalah yang m ungkin m em buat kita iri, atau kita sesali
karena telah lenyap, atau kita pertanyakan m engenai bisa-tidak nya
kita gunakan atau sesuaikan secara selektif. Misalnya, kita tentunya iri
akan ketiadaan penyakit-penyakit tidak m enular yang terkait dengan
gaya hidup terwesternisasi di kalangan m asyarakat tradsional. Se waktu
kita m em pelajari m engenai penyelesaian sengketa, perawatan anak,
perlakuan terhadap orang lanjut usia, kewaspadaan akan bahaya, dan
m ultilingualism e yang um um pada m asyarakat tradisional, kita juga
m ungkin m em utuskan bahwa kita ingin dan bisa m erengkuh se jum lah
ciri tradisional itu.
Setidak-tidaknya, saya berharap Anda akan m enjadi berm inat se-
perti saya terhadap aneka cara m asyarakat-m asyarakat lain m engor-
ganisasi hidup. Bukan hanya sekadar berm inat, Anda m ungkin m e-
m utuskan bahwa sejum lah cara yang sangat berm anfaat bagi m e reka
barangkali juga berm anfaat bagi Anda sebagai individu, dan bagi kita
http://facebook.com/indonesiapustaka
sebagai m asyarakat.
BAG IAN SATU
MEMBANGUN L ATAR
DENGAN MEMBAGI
RUANG
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 1
Batas
Di sebagian besar dunia sekarang, warga banyak negara dapat m elang-
lang de ngan bebas. Kita tidak m enghadapi batasan untuk m elanglang
di da lam negara kita sendiri. Untuk m enyeberangi perbatasan ke ne-
gara lain, kita boleh datang tanpa bilang-bilang dulu dan cukup m e-
nun juk kan paspor kita (Gam bar 34), atau m em peroleh visa dulu
nam un ke m udian boleh m elanglang tanpa dibatasi di dalam negara itu.
Kita tidak perlu m inta izin untuk m elanglang di jalanan atau di tanah
m ilik rakyat. Hukum sejum lah negara bahkan m enjam in akses ke
sejumlah tanah milik pribadi. Misalnya, di Swedia, pemilik tanah boleh
m enutup ladang dan kebunnya untuk um um , tapi hutannya tidak bo leh
http://facebook.com/indonesiapustaka
ditutup. Kita m enjum pai ribuan orang asing setiap hari dan tidak m e-
m usingkannya. Sem ua hak ini kita terim a begitu saja, tanpa m e renung-
kan bahwa hak tersebut tidak terpikirkan nyaris di sem ua tem pat di
dunia sepanjang sejarah m anusia, dan keadaannya m asih seperti itu
di beberapa bagian dunia saat ini. Saya akan beri ilustrasi kondisi-kon-
disi tradisional akses tanah berdasarkan pengalam an-pengalam an
saya bertandang ke satu desa di pegunungan Papua. Kondisi-kondisi
42 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
bah wa saya hanya butuh dua orang untuk tinggal di kemah bersama
saya. Mereka lantas menggeleng-geleng dan bersikeras bahwa daerah
itu berbahaya, dan bahwa kemah saya harus dilindungi oleh ba nyak laki-
laki bersenjata. Situasinya mengerikan benar bagi seorang pengamat bu-
rung! Bila ada banyak orang, mereka pastilah membuat keributan, terus-
menerus mengobrol, dan membuat burung-burung menjauh ke ta kutan.
Saya bertanya, mengapa saya perlu kelompok pendamping se besar itu,
BATAS ● 43
dan apanya yang sedemikian berbahaya di hutan yang cantik dan terlihat
damai?
Mereka cepat menjawab: di dasar sisi jauh punggung bukit (sisi
selatannya) ada desa-desa orang jahat yang disebut sebagai orang-
orang sungai, m u suh orang-orang pegunungan tem an-tem an saya.
Orang-orang sungai m em bunuh ba nyak orang pegunungan terutam a
dengan racun dan tenung, bukan m e lalui pertarungan terbuka dengan
senjata. Namun kakek buyut salah seorangg pemuda pegunungan
dipanah sam pai tewas sewaktu dia tidur di pondok kebunnya yang
terletak agak jauh dari desa pegunungan itu. Laki-laki paling tua yang
hadir dalam percakapan kam i itu ingat, sewaktu anak-anak, m elihat
jenazah sang kakek-buyut yang m asih ditancapi anak-anak panah
dibawa kem bali ke desa, dan dia pun ingat orang-orang m enangisi
jenazah itu, juga ingat akan rasa takutnya sen diri.
Kalau begitu, saya bertanya-tanya, apakah kita punya "hak" untuk
ber kem ah di bukit itu? Orang-orang pegunungan m enjawab bahwa
garis punggung bukit itu sendiri m em bentuk perbatasan antara wilayah
m ereka di lereng utara dan wilayah orang-orang sungai yang jahat di
lereng selatan. Namun orang-orang sungai mengklaim sebagian tanah
orang-orang pegunungan di sebelah utara punggung bukit. Ingatkah
saya akan pon dok yang ditinggalkan dan kebun yang tum buh liar tepat
di ba wah garis punggung bukit? tem an-tem an saya bertanya. Pondok
dan kebun itu dibuat oleh orang-orang sungai yang jahat, sebagai
cara m enegaskan klaim m ereka atas tanah di sisi utara m aupun di sisi
selatan punggung bukit.
Dari pengalam an-pengalam an tak m enyenangkan sebelum nya
gara-gara dikira m enerobos wilayah orang di Papua, saya sadar bahwa
saya harus m enanggapi situasi itu dengan serius. Bagaim anapun
juga, ter lepas dari penilaian saya sendiri m engenai bahaya itu, orang-
orang pegunungan tidak m au m em biarkan saya berkem ah di bukit
itu tanpa pengawalan banyak orang. Mereka bersikeras saya disertai
oleh 12 laki-laki, dan saya m enanggapi dengan usulan 7 laki-laki. Ka-
http://facebook.com/indonesiapustaka
m i akhirnya "berkom prom i" antara 12 dan 7: nam un ketika kam p ka-
m i telah berdiri, saya hitung ada kira-kira 20 laki-laki ikut tinggal di
kam p, sem uanya dipersenjatai dengan busur dan anak panah, belum
lagi kaum perem puan yang datang untuk m em asak dan m encarikan
air serta kayu bakar. Selain itu, saya dilarang m eninggalkan jalur m e -
nuju hutan yang terlihat cantik di lereng selatan yang landai. Hutan itu
jelas-jelas m ilik orang-orang sungai, dan akan tim bul m asalah besar,
44 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
dan m ereka m engobrol keras-keras: bukan apa yang kita duga dari
kelom pok yang m e nyerbu diam -diam .
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kata laki-laki gunung pen-
dam ping saya untuk m enenangkan; sem uanya baik-baik saja. Kam i
orang-orang gu nung (kata dia) m engakui hak orang-orang sungai
untuk m enuruni jalur setapak kam i dengan dam ai m enuju desa kam i,
dan dari situ ber ja lan ke pesisir guna berniaga. Orang-orang sungai
tidak boleh m e ninggalkan jalur setapak untuk m engum pulkan m akan-
an atau m enebang kayu, nam un sekadar m enyusuri jalur setapak tidak
apa-apa. Terlebih lagi, dua laki-laki sungai bahkan telah m enikahi pe-
rem puan gunung dan pindah ke desa gunung. Dengan kata lain, tidak
ada perm usuhan m ur ni di antara kedua kelom pok itu, m elainkan gen-
catan senjata yang te gang. Ada hal yang dibolehkan dan ada hal yang
dilarang berdasarkan ke se pa kat an bersam a, sem entara sejum lah
hal lain (m isalnya kepem ilikan tanah di pondok dan kebun yang
ditinggalkan) m asih diperdebatkan de ngan sengit.
Dua hari kem udian, saya belum m endengar lagi suara orang-orang
su ngai di dekat-dekat kam i. Saya m asih belum pernah m elihat satu
pun orang sungai dan sam a sekali tidak tahu seperti apa penam pilan
dan pakaian mereka. Namun desa mereka cukup dekat sehingga satu
kali terdengar oleh saya genderang ditabuh di desa m ereka dari daerah
aliran su ngai selatan ketika pada waktu bersam aan sam ar-sam ar
terdengar suara-suara teriakan di desa gunung jauh di bawah, di daerah
aliran su ngai utara. Sewaktu saya dan laki-laki gunung pem andu saya
berjalan kem bali ke arah situs kam p kam i, kam i saling m elem par canda
konyol ten tang apa yang akan kam i lakukan terhadap orang sungai bila
kami tangkap salah satunya di situ. Mendadak, sewaktu kami berbelok
di jalur setapak dan ham pir m em asuki kam p kam i, pem andu saya
berhenti ber canda, m engangkat tangannya ke m ulut, dan m em beri
peringatan ke pada saya dengan berbisik, “Ssst! Orang-orang sungai!”
Di kam p kam i, ada sekelom pok orang gunung pendam ping yang
kam i kenali, sedang berbicara dengan enam orang yang belum pernah
http://facebook.com/indonesiapustaka
saya lihat: tiga laki-laki, dua perem puan, dan satu anak. Akhirnya
di sanalah saya lihat orang-orang sungai yang mengerkan! Mereka
bukanlah m onster-m onster berbahaya yang telah secara tidak sadar
saya bayangkan, m elainkan orang-orang Papua yang terlihat nor-
m al, tidak berbeda dari orang-orang gunung yang m erupakan tuan
ru m ah saya. Anak dan kedua perem puan sungai itu sam a sekali tidak
terlihat m engancam . Ketiga laki-laki sungai m em bawa busur dan anak
46 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
m ereka m engizinkan akses bagi orang luar hanya untuk berjalan lewat
dan per nikahan cam pur yang jarang terjadi.
Masyarakat-masyarakat lain yang mendekati ekstrem berupa wila-
yah eksklusif itu antara lain Dani (Gam bar 1) dari Lem bah Baliem di
Dataran Tinggi Papua sebelah barat, Iñupiat (satu kelom pok Inuit) * di
Alaska barat laut, Ainu di J epang utara, Yolngu (kelom pok Aborigin
di Arnhem Land di Australia Barat Laut), Indian Shoshone di Lem bah
Owens California, dan Indian Yanom am o di Brazil dan Venezuela.
Misalnya, orang Dani mengairi dan menggemburkan tanah yang di-
pisahkan oleh lahan tak bertuan tanpa kebun dari kebun-kebun m ilik
kelom pok Dani di sebelahnya. Setiap kelom pok m em bangun jejeran
m enara pengawas dari kayu yang tingginya bisa m encapai 9 m eter di
wilayahnya di sebelah lahan tak bertuan, dengan pela taran di puncak
yang cukup besar untuk diduduki satu orang (Gambar 13). Nyaris
sepanjang hari, para laki-laki bergantian m engawasi dari m asing-
m asing m enara, sem entara para pendam pingnya duduk di dasar
m enara untuk m elindungi m enara dan sang pengawas, yang m e -
m indai daerah itu guna m engawasi apakah ada m usuh yang diam -
diam m endekat dan m em berikan peringatan seandainya ada serangan
kejutan.
Sebagai contoh lain, orang Iñupiat dari Alaska (Gam bar 9) terdiri
atas 10 ke lom pok dengan wilayah yang sam a-sam a eksklusif. Orang-
orang dari satu wilayah yang kedapatan m enerobos wilayah lain biasa
dibunuh, kecuali kalau m ereka terbukti berkerabat dengan pem ilik
wilayah yang m e nangkap m ereka saat m enerobos. Dua penyebab
paling um um pe ne ro bosan wilayah adalah pem buru yang m elintasi
batas sewaktu se dang asyik m engejar rusa kutub, dan pem buru
anjing laut yang ber buru di bongkah es yang patah dan hanyut m en-
jauhi daratan. Bila yang terakhirlah yang terjadi, bila es lantas
hanyut kem bali ke pesisir dan para pem buru itu m endarat di wilayah
kelom pok lain, m ereka dibu nuh. Bagi kita yang bukan orang Iñupiat,
itu tam paknya sangat ke jam dan tidak adil: para pem buru m alang itu
http://facebook.com/indonesiapustaka
* Orang-orang Artika Am erika Utara m enyebut diri m ereka sendiri Inuit, dan istilah
itulah yang digunakan dalam buku ini. Istilah awam yang lebih diakrabi adalah Eskim o.
48 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
m engam bang kem bali ke pesisir, m ereka tidak punya niat m enerobos
m elainkan hanya tidak sengaja ter bawa secara pasif oleh arus laut—
nam un m ereka m alahan dibunuh te pat ketika m ereka selam at dari
tenggelam atau hanyut ke laut. Tapi be gitulah aturan kehidupan
Iñupiat. Terlepas dari itu, eksklusivitas wilayah Iñupiat tidaklah sem -
purna: orang luar terkadang diberi izin m engunjungi suatu wilayah
untuk tujuan spesiik lain semisal pekan dagang musim panas,
atau singgah ke suatu wilayah untuk alasan spesiik lain, misalnya
berkunjung atau m enyerang kelom pok jauh yang hidup di seberang
wilayah yang disinggahi.
Sewaktu kita kum pulkan contoh-contoh m asyarakat (seperti orang-
orang gunung tem an saya, Dani, dan Iñupiat) yang m endekati eks-
trem berupa wilayah yang saling dipertahankan secara eksklusif, kita
tem ukan bahwa hasil itu m uncul dari kom binasi em pat kondisi. Per-
tam a-tam a, wilayah yang dipertahankan m em iliki populasi yang cu-
kup besar dan padat sehingga sebagian orang bisa ditugaskan untuk
m enghabiskan waktu berpatroli di perbatasan, sehingga populasi tidak
harus m engandalkan setiap orang untuk sesekali m engawasi kalau-
kalau ada penerobos sam bil tetap m encari m akanan seperti biasa. Ke-
dua, wilayah eksklusif m em butuhkan lingkungan yang produktif, stabil,
dan bisa diperkirakan, di m ana pem ilik wilayah biasanya dapat m e-
nem u kan sebagian besar atau sem ua sum ber daya yang dibutuh kan,
sehingga jarang atau tak pernah perlu pergi ke luar wila yah. Ketiga,
wilayah itu harus m engandung sejum lah sum ber daya tetap yang
berharga atau pem anfaatan m odal yang pantas diper ta han kan bahkan
sam pai m ati, m isalnya ladang yang produktif, kebun pohon buah,
bendungan tam bak ikan, atau parit irigasi yang m em bu tuh kan banyak
upaya untuk pem bangunan dan perawatannya. Terakhir, ke anggotaan
kelom pok harus cukup konstan, dan kelom pok-kelom pok yang ber te-
tangga harus cukup berbeda, dengan sedikit m igrasi di antara kelom -
pok-kelom pok itu—kekecualian utam a berupa perpindahan orang-
orang m uda yang belum m enikah (lebih sering perem puan daripada
http://facebook.com/indonesiapustaka
laki-laki) m eninggalkan kelom pok tem pat m ereka lahir guna m e nikahi
anggota kelom pok lain.
Kita bisa am ati bagaim ana keem pat kondisi itu dipenuhi oleh ke-
lom pok-kelom pok yang baru saja saya sebutkan sebagai m endekati
ekstrem berupa wilayah eksklusif dan perbatasan yang dipertahankan.
Tem an-tem an saya dari pegunungan Papua m em iliki investasi cukup
besar dalam kebun sepanjang tahun, babi, dan hutan m ereka, yang
WILAYAH YANG SALING TIDAK BOLEH DIMASUKI ● 49
orang dan bertem pat tinggal dalam daerah seluas 77.0 0 0 kilom eter
persegi, terbagi m enjadi suku-suku yang m asing-m asing beranggotakan
antara 7.0 0 0 dan 42.0 0 0 orang, setiap suku terbagi-bagi lagi m enjadi
sub-suku prim er, sekunder, dan tersier, terus sam pai ke desa-desa
dengan 50 sam pai 70 0 orang dan dipisahkan oleh jarak 8 sam pai 30
kilom eter. Se m akin kecil dan rendah suatu satuan dalam hierarki,
sem akin sedikit terjadi perselisihan m engenai perbatasan dan berbagai
50 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
m asalah lain, sem akin kuat tekanan dari kerabat dan tem an terhadap
pihak-pihak yang berselisih agar segera berdam ai tanpa kekerasan, dan
kalaupun terjadi pertarungan, lingkupnya semakin terbatas. Misalnya,
orang-orang Nuer bisa bertindak apa saja terhadap suku-suku Dinka
yang bertetangga dengan m ereka: secara rutin m ereka m enjarah harta
orang Dinka, m en curi ternak Dinka, m em bunuhi laki-laki Dinka, dan
m enculik sejum lah perem puan dan anak-anak Dinka sebagai tahanan
dan membunuh yang lainnya. Namun kekejian orang-orang Nuer
terhadap suku-suku Nuer lain hanya terdiri atas penjarahan ternak
sesekali, pem bunuhan be berapa laki-laki saja, dan tidak ada pem -
bunuhan atau penculikan ter hadap perem puan dan anak-anak.
"bebas untuk sem ua" di m ana setiap orang bisa m elakukan apa pun
di m ana pun. Tetap saja setiap kelom pok m em iliki daerah inti yang
spesiik. Satu lagi perbedaan masyarakat non-eksklusif dengan ma-
sya ra kat eksklusif adalah kelom pok-kelom pok tetangga m enerim a
izin untuk m engunjungi wilayah non-eksklusif secara lebih sering dan
untuk lebih banyak alasan berbeda—terutam a untuk m em peroleh
m akanan dan air pada m usim -m usim tertentu atau pada tahun-tahun
tertentu. Se jalan dengan itu, kita bisa dengan m udah m em peroleh
izin untuk m engun jungi wilayah tetangga kita ketika kita yang
berkebutuhan, sehingga tatanan itu m enjadi pertukaran berdasarkan
asas tim bal-balik dan saling m enguntungkan.
Contoh kepem ilikan lahan non-eksklusif yang telah dijabarkan
se cara terperinci adalah para pem buru-pengum pul !Kung (Gam bar
6) dari daerah Nyae Nyae di Gurun Kalahari. Ketika dipelajari pada
1950 -an, m e reka terdiri atas 19 kawanan, m asing-m asing terdiri atas
8 sam pai 42 orang, m asing-m asing kawanan dengan "wilayah" m ereka
sendiri (istilahnya n!ore) dengan luas antara 250 dan 650 kilom eter
persegi. Namun perbatasan antara n!ore satu dengan lainnya tidaklah
jelas: ketika para ahli antropologi dan inform an !Kung berjalan
bersam a-sam a dari kam p para inform an m enuju n!ore berikutnya, para
infor m an m enjadi sem akin tidak yakin, atau sem akin sering berdebat,
m engenai di n!ore m ana m e reka sekarang berada, sem akin jauh m ereka
dari pusat n!ore m ereka sen diri. Tidak ada m enara pengawas atau jalan
setapak yang m e nandai perbatasan n!ore.
N!ore !Kung dihuni secara non-eksklusif sebab penggunaan ber-
sam a sum ber daya n!ore bersifat perlu sekaligus m em ungkinkan.
Penggunaan bersam a sum ber daya dibutuhkan karena air langka
di Gurun Kalahari, dan setiap kawanan perlu m enghabiskan seba-
gian besar waktunya di dekat sumber air. Namun ada variasi yang tak
bisa diper kira kan dalam hal curah hujan dari tahun ke tahun. Banyak
sum ber air di daerah itu m engering saat m usim kem arau. Hanya 2
sum ber air yang tidak pernah kering selam a periode yang dipelajari; 3
http://facebook.com/indonesiapustaka
lagi biasanya ada sepanjang tahun nam un kering pada beberapa tahun;
5 lagi hanya kadang-kadang ada waktu m usim kem arau; sem entara 50
ber sifat m usim an dan selalu m engering pada waktu-waktu tertentu da-
lam setahun. Oleh karena itu pada m usim kem arau, sam pai 20 0 orang
dari berbagai kawanan berkum pul di sum ber air perm anen dengan se-
izin para pem iliknya, yang sebagai gantinya diizinkan berkunjung dan
m enggunakan sum ber daya yang sedang berlim pah di n!ore-n!ore
52 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
lain. Dengan dem ikian, pertim bangan m engenai air m eng ha rus kan
!Kung m em iliki wilayah non-eksklusif: tidak ada gunanya m engklaim
penggunaan eksklusif suatu daerah bila daerah itu bisa ke habisan air
sehingga m enjadi tidak berguna. Sebaliknya, kelim pahan m usim an
luar biasa sejum lah sum ber daya m em ungkinkan non-eksklusivitas:
tidak ada gunanya m enyinggung sekutu yang berpotensi ber m anfaat
dengan cara m encegah m ereka m em asuki wilayah kita sewaktu wilayah
tersebut sedang m em produksi jauh lebih banyak m a kanan daripada
yang kita bisa m akan sendiri. Itu terutam a benar adanya bagi m akanan
pokok berupa kacang m ongongo (Schinziophyton rautanenii) yang
secara m u sim an tersedia dalam jum lah besar, dan juga berlaku bagi
tanam an pangan m usim an berupa kacang liar dan m elon.
Seharusnya, siapa pun dari kawanan mana pun di daerah Nyae
Nyae boleh berburu di mana pun, termasuk di luar n!ore kawanannya
sendiri. Tapi, bila kita m em bunuh hewan di luar n!ore kita, kita harus
m em berikan sebagian dagingnya sebagai hadiah bila kita ke m u dian
berjum pa dengan anggota kawanan yang m em iliki n!ore tersebut.
Namun kebebasan akses untuk berburu itu tidak berlaku bagi para
pem buru !Kung dari daerah-daerah yang lebih jauh. Secara le bih
um um , kawanan-kawanan !Kung yang bertetangga dapat dengan m u-
dah m em peroleh izin untuk saling m enggunakan n!ore dem i tujuan-
tujuan lain, m isalnya m engam bil air, kacang-kacangan, polong-po-
longan, dan m elon—nam un pertam a-tam a m ereka harus m em inta izin,
dan m ereka m enjadi berkewajiban untuk m em balas budi nantinya de-
ngan m engizinkan kawanan tuan rum ah untuk berkunjung ke n!ore
kawanan pengunjung. Perkelahian bisa pecah bila m ereka tidak m e-
m in ta izin. Kawanan-kawanan yang lebih jauh harus sangat berhati-
hati dalam m em inta izin, dan harus m em batasi lam a kunjungan m e-
reka serta jum lah orang yang berkunjung. Orang luar yang tidak punya
hu bungan yang diakui, entah itu hubungan darah atau pernikahan, de-
ngan para pem ilik n!ore tidak bisa berkunjung sam a sekali. Dengan de-
m ikian, wilayah non-eksklusif jelas bukan berarti bebas untuk sem ua.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Hak untuk m enggunakan lahan dan sum ber daya, entah itu secara
eks klusif ataupun tidak, m enyiratkan konsep kepem ilikan. Siapa yang
m e m iliki n!ore kawanan !Kung? J awabannya: k’ausi kawanan tersebut,
yaitu kelom pok inti yang terdiri atas sekelom pok orang tua atau se-
orang tua yang m erupakan keturunan orang-orang yang telah pa ling
lama menghuni daerah tersebut. Namun komposisi kawanan bersifat
cair dan berubah dari hari ke hari, karena orang-orang se ring pergi
PENGGUNAAN LAHAN NON-EKSKLUSIF ● 53
per kirakan, serta kem ungkinan kecil m enum puk cadangan m akanan.
Kepadatan populasi m anusia di Great Basin hanya sekitar satu orang
per 40 kilom eter persegi. Shoshone Great Basin hidup dalam keluarga-
keluarga terpisah nyaris sepanjang tahun, berkum pul di m usim dingin
m en jadi kam p-kam p yang terdiri atas 5 atau 10 keluarga di dekat m ata
air dan daerah penghasil kacang pinus, serta sekali-sekali berkum pul
m enjadi kelom pok-kelom pok yang lebih besar yang terdiri atas sam pai
54 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
suatu kisaran, dari wilayah berbatas jelas yang dijaga patroli, diper-
tahan kan, dan dijaga dari orang luar dengan ancam an kem atian; dae-
rah pangkalan yang tidak jelas tanpa perbatasan tegas dan yang da-
pat dim anfaatkan oleh orang luar m elalui perjanjian bersam a; sam -
pai daerah pangkalan yang dijaga terpisah sem ata m elalui saling
m enghindar yang inform al. Tidak ada m asyarakat tradisional yang
m enenggang akses relatif terbuka yang dinikm ati oleh orang-orang
KAWAN, LAWAN, DAN ORANG ASING ● 55
ne gosiasi dem i ganti rugi, pada m asa-m asa dam ai yang disebabkan oleh
pergeseran aliansi, dan pertukaran pengantin perem puan (atau terka-
dang pengantin laki-laki) selam a gencatan senjata sem acam itu. Salah
satu contohnya adalah kedua laki-laki desa sungai yang pindah ke desa
tem an-tem an saya di gunung karena pernikahan.
Kategori yang tersisa adalah "orang asing": individu-individu tak
dikenal yang m erupakan anggota kawanan-kawanan jauh yang hanya
56 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
dengan saya sudah selesai, Yabu akan kem bali ke desanya dengan pe-
sawat terbang ke bandara di kota J im dan kem udian pulang ke desa-
nya dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, sewaktu J im m e ninggalkan
perkem ahan kam i dan m engucap kan selam at tinggal kepada Yabu dan
saya, J im m elakukan hal yang tam pak sepe nuhnya wajar bagi saya: dia
m engundang Yabu untuk m am pir dan m engunjunginya sewaktu Yabu
pulang m elalui kota J im .
Beberapa hari setelah J im pergi, saya bertanya kepada Yabu apakah
dia berencana m engunjungi J im dalam perjalanannya pulang. Yabu
bereaksi dengan terkejut dan agak tersinggung gara-gara saran saya
yang buang-buang waktu itu: “Mengunjungi dia? Buat apa? Kalau dia
punya tawaran kerja berupah buat aku, aku akan kunjungi dia. Tapi
dia tidak punya kerjaan buatku. Untuk apa aku m am pir ke kotanya dan
m en cari dia hanya dem i ‘perkawanan’!” (Percakapan ini berlangsung
dalam lingua franca Papua Nugini, Tok Pisin; ungkapan Tok Pisin
yang saya terjem ahkan di sini sebagai "hanya dem i perkawanan" adalah
"bilong pren nating".) Saya terkesim a m enyadari bahwa sebelum nya
saya m em buat asum si keliru m engenai hal-hal yang sepertinya uni-
versal bagi m anusia sehingga tidak terpikir sedikit pun oleh saya untuk
m em per ta nyakannya.
Sewajarnya, baru sadarnya saya itu tidak perlu dibesar-besarkan.
Tentu saja, anggota-anggota m asyarakat berskala kecil m enyenangi
se ba gian orang lebih daripada orang-orang lain dalam m asyarakat
m ereka sendiri. Seiring sem akin besar atau terpaparnya m asyarakat
ber skala kecil kepada pengaruh-pengaruh luar yang non-tradisional,
pem ikiran-pem ikiran tradisional berubah, term asuk pandangan m e-
ngenai perkawanan. Terlepas dari itu, saya pikir perbedaan antara
kon sep perkawanan dalam m asyarakat berskala besar (terungkapkan
dalam undangan J im ) dan berskala kecil (terungkapkan dalam reaksi
Yabu) secara rata-rata m erupakan hal nyata. Itu bukan hanya sekadar
perbedaan tanggapan Yabu terhadap orang Eropa dan terhadap orang
Papua. Seperti yang diterangkan kepada saya oleh seorang ka wan
http://facebook.com/indonesiapustaka
Papua yang akrab dengan cara-cara Barat sekaligus cara-cara tra di-
sional Papua, “Di Papua kam i tidak m ain datang m engunjungi orang
tanpa tujuan. Bila kita baru bertem u dan m enghabiskan waktu se-
m inggu bersam a seseorang, bukan berarti kita lantas punya hubungan
atau perkawanan dengan orang itu.” Kontras dengan itu, sedem ikian
ba nyak nya pilihan dalam m asyarakat terwesternisasi berskala besar,
dan seringnya perpindahan geograis kita, memberi kita lingkup yang
60 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
Ko n tak p e rtam a
Bagi m asyarakat-m asyarakat tradisional berskala kecil, pem bagian du-
nia m enjadi kawan dari kelom pok sendiri m aupun kelom pok tetangga,
lawan yang bertetangga, dan orang asing dari tem pat yang lebih jauh
m enyebabkan pengetahuan m ereka tentang dunia bersifat sangat lokal.
Orang-orang m engetahui daerah atau teritori inti m ereka sendiri, dan
m ereka tahu banyak m engenai lingkungan lingkar terdekat di teritori
te tangga berkat kunjungan berdasarkan hak penggunaan tim bal-balik
atau selam a gencatan senjata yang terjadi berselang-seling de ngan per-
musuhan. Namun kecil kemungkinan mereka mengetahui lingkungan
lingkar berikutnya (yang kedua) berupa teritori-teritori di dekat teritori
m ereka sendiri; ketika sedang terjadi perm usuhan dengan orang-orang
di lingkar pertama, mereka tidak bisa menyeberangi lingkar pertama
kala perang guna mencapai lingkar kedua; dan ketika mereka berdamai
de ngan orang-orang di lingkar pertama, orang-orang tersebut mungkin
jus tru sedang bermusuhan dengan tetangga-tetangga di lingkar kedua,
se hingga lagi-lagi mereka tidak bisa mengunjungi tetangga-tetangga itu.
Bahkan berkelana ke teritori-teritori tetangga langsung m ereka
(lingkar pertam a) pada m asa yang dianggap dam ai dapat m enda tang-
kan bahaya. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa tetangga-te-
tangga itu baru saja m em ulai perang dengan sekutu lain kelom pok
m e reka, sehingga m ereka pun dianggap sebagai m usuh. Tuan ru-
m ah dan kerabat m ereka di m asyarakat tetangga itu pun m enjadi
tidak bersedia atau tidak mampu melindungi mereka. Misalnya, Karl
Heider, Jan Broekhuijse, dan Peter Matthiessen menjabarkan suatu
insiden yang terjadi pada 25 Agustus 1961, di antara orang-orang Dani
Dugum di Lem bah Baliem . Orang-orang Dani terbagi m enjadi be -
berapa lusin konfederasi, di m ana dua di antaranya, Aliansi Gutelu
dan Aliansi Widaia, bertarung m em perebutkan wilayah Dugum . Di de -
http://facebook.com/indonesiapustaka
terbagi-bagi oleh garis-garis batas pe rang yang bila dilintasi sam a saja
dengan bunuh diri. Orang-orang Pigm i Aka, yang diberi daftar berisi
nam a sam pai 70 tem pat dan ditanyai tem pat m ana saja yang pernah
m ereka kunjungi, tahu hanya separo dari tem pat-tem pat yang terletak
dalam radius 30 kilom eter dan hanya seperem pat dari tem pat-tem pat
yang terletak dalam radius 60 m il. Se benarnya, sewaktu saya tinggal di
Inggris pada 1950 -an dan 1960 -an, banyak orang Inggris yang hidup
di perdesaan dan sepanjang hayat tak pernah keluar dari desa m ereka
atau wilayah sekitarnya, kecuali barangkali pergi ke luar negeri sebagai
prajurit sem asa Perang Dunia I atau II.
Dengan dem ikian, di dalam m asyarakat tradisional berskala kecil,
pengetahuan m engenai dunia di luar tetangga lingkar pertam a atau
lingkar kedua tidak ada atau hanya diperoleh dari orang lain. Misal-
nya, tidak ada penduduk lem bah-lem bah pegunungan yang ber populasi
padat di tengah Papua yang pernah m elihat atau bahkan m en dengar
soal laut, yang terletak dalam jarak hanya 80 sam pai 190 kilom eter.
Dalam perdagangan, penduduk Dataran Tinggi Papua m em ang per-
nah m enerim a cangkang hewan laut dan (setelah tibanya orang-orang
Eropa di pesisir) beberapa kapak baja, yang m ereka hargai sangat
tinggi. Namun cangkang dan kapak itu diperdagangkan dari satu ke-
lom pok ke kelom pok lain, dan dioper-oper m elalui banyak tangan se-
waktu m enem puh perjalanan dari pesisir ke Dataran Tinggi. Seperti
per m ainan telepon anak-anak, berupa anak-anak duduk m em bentuk
barisan atau lingkaran, satu anak m em bisikkan sesuatu ke anak di se-
be lahnya, dan apa yang didengar anak terakhir benar-benar berbeda
daripada apa yang dikatakan anak pertam a, sem ua pengetahuan
m engenai lingkungan dan orang-orang yang m em asok cangkang
dan kapak itu telah lenyap sewaktu benda-benda tersebut m encapai
Dataran Tinggi.
Bagi banyak m asyarakat berskala kecil, keterbatasan-keterbatasan
tradisional m engenai pengetahuan akan dunia itu berakhir secara
tiba-tiba oleh apa yang disebut kontak pertam a, ketika kedatangan
http://facebook.com/indonesiapustaka
luar dari kelom pok-kelom pok tetangga m ereka yang telah m engalam i
kontak dengan dunia luar. ("Mengalami kontak" yang saya maksudkan
di sini adalah orang-orang luar yang datang dari jauh, m isalnya orang-
orang Eropa dan Indonesia; tentu saja kelom pok-kelom pok yang
"belum m engalam i kontak" itu telah m engalam i kontak dengan orang-
orang Papua atau Indian Am erika Selatan lain selam a ribuan tahun.)
Misalnya, sewaktu saya berada di pegunungan Papua barat pada 1990-
an, tuan-tuan rum ah saya, yang m engalam i kontak pertam a kali dengan
orang-orang Belanda beberapa dasa warsa sebelum nya, m enceritakan
kepada saya tentang satu kelom pok di sebelah utara m ereka yang
belum m engalam i kontak, dalam pengertian bahwa m ereka belum
pernah dikunjungi oleh misionaris atau orang luar lainnya. (Misionaris
biasanya bersikap hati-hati dengan m engirim kan utusan dari kelom pok
tetangga yang telah m engalam i kontak guna m e na nyakan apakah
m ereka m au m enerim a seorang m isionaris, bukan m enem patkan
diri dalam posisi berbahaya dengan datang tanpa pengum um an.)
Namun orang-orang gunung yang "belum mengalami kontak" itu pas-
tilah telah m engetahui tentang orang-orang Eropa dan orang-orang
Indonesia dari kelom pok-kelom pok tetangga yang "telah m engalam i
kontak" dan m em ang punya kontak dengan kelom pok-kelom pok yang
belum m engalam i kontak. Sebagai tam bahan, kelom pok yang belum
m engalam i kontak telah selam a bertahun-tahun m elihat pesawat
terbang di atas m ereka, m isalnya pesawat yang saya tum pangi sewaktu
tiba di desa tetangga-tetangga m e reka yang telah m engalam i kontak.
Oleh karena itu, kelom pok-kelom pok ter akhir yang belum m engalam i
kontak di dunia sebenarnya tahu bahwa dunia luar itu ada.
Terdapat perbedaan kondisi ketika orang-orang Eropa m ulai m e-
nyebar ke seluruh dunia sejak 1492 M dan "menemukan" orang-orang
jauh sebelum ada pesawat yang bisa terbang di atas kepala m ereka dan
m em buat m ereka m enyadari soal keberadaan dunia luar. Kelak akan
ter bukti bahwa kontak-kontak pertam a berskala besar yang terakhir
ter jadi dalam sejarah dunia adalah yang berlangsung di Dataran Tinggi
http://facebook.com/indonesiapustaka
Papua, di m ana sejak 1930 -an sam pai 1950 -an patroli oleh pem erintah
Australia dan Belanda, serta ekspedisi-ekspedisi peninjauan oleh ten-
tara, perjalanan-perjalanan penjajakan oleh para penam bang, dan
ekspedisi-ekspedisi biologi "m enem ukan" sejuta penduduk Da tar an
Tinggi yang keberadaannya belum diketahui oleh dunia luar dan se-
ba lik nya—walaupun orang-orang Eropa ketika itu telah m engun jungi
dan m endiam i pesisir Papua selam a 40 0 tahun. Sam pai 1930 -an,
KONTAK PERTAMA ● 65
di wajah orang-orang Papua yang difoto pada saat kontak pertam a itu
m enyam paikan syok kontak per tam a secara lebih baik daripada yang
bisa dilakukan kata-kata m anapun (Gam bar 30 , 31).
Keunggulan buku pertam a dan ketiga yang saya sebutkan tadi
ada lah keduanya m em bahas tentang kesan-kesan yang ditim bulkan
oleh kontak pertam a pada orang-orang Papua dan orang-orang Eropa
yang terlibat. Kedua penulis m ewawancarai orang-orang Papua yang
66 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
per tanyaan yang m ereka ajukan kepada diri sendiri m encakup: Apa-
kah makhluk-makhluk ini manusia? Mengapa mereka datang ke
sini? Mereka mau apa? Sering kali, orang-orang Papua menganggap
orang-orang kulit putih sebagai "orang-orang langit": m anusia seperti
orang-orang Papua juga, tapi konon m enghuni langit, yang berniaga,
ber kasih-sayang, dan berperang dengan orang-orang Papua nam un
hidup abadi, yang m erupakan roh atau arwah nenek m oyang, dan
PERDAGANGAN DAN PEDAGANG ● 67
negara ber pen duduk paling padat di Eropa, hanya m enyokong 497 jiwa
per kilom eter persegi.
Hunian yang luar biasa itu dim iliki oleh para pedagang jarak jauh
Siassi yang terkenal, yang m enjelajah dalam sam pan-sam pan m ereka
sam pai 480 kilom eter jauhnya m elalui lautan yang ganas, m em bawa
babi, an jing, kuali, m anik-m anik, obsidian, dan berbagai barang
lain. Mereka memberikan layanan kepada masyarakat-masyarakat
yang m ereka kunjungi, berupa pasokan barang-barang kebutuhan
dan m ewah itu. Seraya ber buat baik bagi orang-orang lain, m ereka
juga m enjadi m akm ur, m en da patkan sebagian m akanan m ereka
sen diri dan m enjadi luar biasa kaya m e nurut standar Papua, yang
m engukur kekayaan dengan patokan jum lah babi. Satu kali pelayaran
dapat m enghasilkan keuntungan 90 0 %, dengan cara m enukar setiap
ekor babi di perhentian pertam a (Pu lau Um boi) dengan 10 bungkus
sagu, m enukar 10 bungkus sagu itu di perhentian kedua (Desa Sio,
daratan utam a Papua) dengan 10 0 kuali, dan m enukar 10 0 kuali itu
di per hentian berikutnya di Britania Baru dengan 10 ekor babi, yang
dibawa pulang ke Malai dan disantap dalam jamuan upacara. Secara
tradisional, tidak ada pertukaran uang tunai, sebab sem ua m asyarakat
itu tidak m em iliki uang tunai. Sam pan bertiang dua m ilik Siassi, yang
bisa m encapai panjang 18 m eter dan kedalam an badan 1,5 m eter,
serta berdaya angkut kira-kira dua ton, m e ru pa kan adikarya teknologi
perahu layar kayu (Gam bar 32).
Bukti arkeologis m enunjukkan bahwa nenek m oyang kita pada
Zam an Es telah berdagang sejak puluhan ribu tahun lalu. Situs-situs
Cro-Magnon di pedalaman Eropa Kala Pleistosen mengandung ambar
Laut Baltik dan cangkang kerang Laut Tengah yang diangkut ribuan
kilom eter ke daratan pedalam an, ditam bah obsidian, batu api, jasper,
dan bebatuan keras lain yang sangat cocok untuk pem buatan per-
kakas batu dan diangkut ratusan kilom eter jauhnya dari situs-situs
per tam bangan aslinya. Hanya segelintir m asyarakat tradisional m o-
dern yang dilaporkan sebagai m asyarakat yang secara garis besar
http://facebook.com/indonesiapustaka
berswasem bada dan hanya sedikit berdagang atau bahkan tidak sam a
sekali, termasuk orang-orang Nganasan penggembala rusa kutub
di Siberia dan orang-orang Indian Siriono di Bolivia seperti yang
dipelajari oleh Allan Holm berg. Kebanayakan m asyarakat tradisional,
seperti sem ua m a syarakat m aju, m engim por sebagian barang. Se-
perti yang kita akan lihat, m asyarakat-m asyarakat tradisional yang
sebe narnya bisa berswasem bada pun biasanya m em ilih untuk tidak
PERDAGANGAN DAN PEDAGANG ● 69
Eko n o m i p as ar
Kejutan pertam a bagi para penduduk Dataran Tinggi adalah m e nem u-
kan bahwa m etode paling utam a kita dalam m em peroleh suatu ben-
da bukanlah m elalui barter, m elainkan m em bayarnya dengan uang
(Gam bar 33). Tidak seperti kebanyakan barang yang dipertukarkan
da lam perdagangan tradisional, uang tidak punya nilai intrinsik, tidak
juga dianggap benda m ewah yang cantik seperti perhiasan kita atau
m angkuk dagangan Siassi, yang bernilai untuk dipertukarkan atau
disim pan dan dikagum i sebagai sim bol status. Satu-satunya kegu-
naan uang adalah untuk dibelanjakan dan ditukar dengan benda-
benda lain. Selain itu, tak seperti m angkuk dagang Siassi, yang boleh
dibuat oleh siapapun yang m enghuni desa-desa tertentu asalkan m e-
m iliki ketram pilan yang m en cukupi, uang diterbitkan hanya oleh
pem erintah: bila seorang warga negara Dunia Pertam a yang m e m iliki
ketram pilan yang dibutuhkan plus alat percetakan, m encoba m em an-
faatkan ketram pilannya untuk m e ner bitkan uang sendiri, dia akan
dipenjarakan sebagai pem alsu uang.
Metode barter tradisional yang sebelumnya umum, dua orang
m em pertukarkan barang-barang yang diinginkan satu sam a lain tan-
pa langkah perantara berupa m em bayar uang kepada pihak ketiga,
kini lebih jarang ditem ukan di antara m asyarakat m odern. Sebalik-
nya, se jum lah m asyarakat tradisional m enggunakan objek-objek ber-
nilai m anasuka dalam cara yang terkadang nyaris m enyam ai cara pe-
m an faatan uang. Contohnya antara lain penggunaan cangkang kerang
m u tiara bibir em as oleh orang-orang Kaulong di Britania Baru, dan
cakram-cakram batu besar oleh penduduk Pulau Yap di Mikronesia.
Para penduduk Dataran Tinggi Papua m enggunakan cangkang bilalu,
se m entara orang-orang di Selat Vitiaz m enggunakan m angkuk kayu
ber ukir, sebagai alat pertukaran, term asuk m em bayar sebagian m as
kawin dengan tarif tertentu: sekian cangkang atau m angkuk, plus
barang-barang lain, untuk satu pengantin perempuan. Namun benda-
ben da itu tetap berbeda dengan uang, sebab m ereka hanya digunakan
http://facebook.com/indonesiapustaka
dalam sem ua variasi sang pem beli dan sang penjual biasanya hanya
m e m iliki sedikit hubungan pribadi yang berlangsung di luar transaksi,
atau malah tidak sama sekali. Mereka mungkin sebelumnya tidak per-
nah m elihat atau berurusan dengan satu sam a lain, m ereka m ungkin ti-
dak akan pernah saling berurusan lagi, dan hal yang m ereka pedulikan
paling-paling adalah barang-barang yang dipertukarkan (belanjaan dan
uang), bukan soal hubungan m ereka. Bahkan dalam kasus-kasus di
72 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
kan benda-benda yang cara pem buatannya dipaham i salah satu pihak
nam un tidak dipaham i oleh pihak yang lain (m isalnya, sam pan dari
batang pohon yang canggih untuk berlayar di laut). Namun mereka
juga banyak m em perdagangkan benda-benda yang sam a-sam a tersedia
bagi kedua pihak, dan m ereka m elangsungkan perdagangan itu guna
m em pertahankan hubungan dem i alasan-alasan politik dan sosial.
74 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
satu kelom pok m engundang kelom pok tetangganya. Pem berian hadiah
tim bal-balik ala Yanom am o berbeda dari adat Andam an dalam hal
hadiah kedua, yang harus berupa barang yang berbeda jenisnya dari
hadiah pertam a, diberikan pada jam uan berikutnya. Setiap hadiah
Yanom am o diingat lam a sesudahnya. Selang waktu antara hadiah per-
tam a dan kedua berarti bahwa kewajiban yang terkum pul berperan
sebagai alasan terus-m enerus bagi desa-desa yang bertetangga untuk
BENTUK-BENTUK TRADISIONAL PERDAGANGAN ● 75
“Di antara sem ua kesalahpaham an keliru dan absurd yang sedem ikian
m erusak diskusi ekonom i dan sosial, barangkali yang paling parah
adalah pe m ikiran... bahwa penafsiran m engenai m anfaat, atau kegu-
naan, dari segi kelestarian biologis atau isik memiliki arti penting yang
besar pada tingkat manusia.” Misalnya, mobil BMW tak diragukan lagi
m erupakan kem ewahan dan sim bol status, nam un tetap bisa digunakan
untuk pergi ke pasar, dan citra yang ditam pilkannya m ungkin penting
bagi pem iliknya guna m em peroleh uang dengan m elancarkan bisnis
atau m erayu calon pasangan. Itu juga berlaku bagi m angkuk kayu
berukir yang cantik buatan orang-orang Siassi, yang digunakan untuk
m enam pung sayur-m ayur dalam jam uan nam un juga m erupakan
sim bol status yang wajib ada ketika m em beli istri di wilayah Selat
Vitiaz. Sedangkan babi sejauh ini m e ru pa kan sim bol status paling
berharga di Papua. Ini m engilham i ucapan Thom as Harding, “Soal
babi, kita juga bisa katakan bahwa hal paling tidak penting yang bisa
dilakukan seseorang terhadapnya adalah sem ata-m ata m enyantapnya.”
“BARAN G
“KEBU TU H AN ” “ABU -ABU ”
MEW AH ”
“BARAN G
“KEBU TU H AN ” “ABU -ABU ”
MEW AH ”
Ke p u lau an obsidian, talas sagu, noken, kuali, m angkuk, gigi babi dan
Sias s i busur dan anak babi, anjing, anjing, cat,
( Pap u a) panah, sam pan tikar oker, m anik-
m anik, sirih,
tem bakau
“BARAN G
“KEBU TU H AN ” “ABU -ABU ”
MEW AH ”
Terlepas dari segala kritik itu, bila kita disodori daftar yang berisi
59 barang dagangan, tetap lebih baik bila kita m enggolong-go longkan
m ereka daripada m enum pukkan m ereka m enjadi satu da lam daftar
yang berantakan. Oleh karena itu Tabe l 1.1. m em berikan contoh-
contoh barang-barang dagangan dalam 13 m asyarakat berskala kecil,
dibagi-bagi m enjadi em pat kategori: barang-barang yang ber m an faat
langsung untuk m em pertahankan hidup, m em peroleh m akanan, dan
kebutuhan sehari-hari, dibagi lagi m enjadi bahan m entah versus pro-
duk jadi; benda-benda m ewah atau hiasan yang tidak berm anfaat lang-
sung bagi kelangsungan hidup; dan kategori antara bagi barang-barang
yang berkegunaan m aterial nam un juga m enjadi lam bang status yang
m e naik kan nilai barang jauh di atas nilai m aterial benda dengan ke-
http://facebook.com/indonesiapustaka
gunaan sam a nam un bukan m erupakan lam bang status (m isalnya jaket
kasm ir bila dibandingkan dengan jaket sintetis m urah dengan ukuran
dan kehangatan yang serupa).
Tabel 1.1 m enunjukkan bahwa jenis-jenis tertentu bahan-bahan
m en tah berguna telah diperdagangkan oleh banyak m asyarakat di se-
lu ruh dunia: terutam a batu, dan yang lebih baru lagi logam , untuk
m em buat perkakas dan senjata; ditam bah garam , m akanan, kayu,
80 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
kulit dan bulu hewan, ter untuk m enam bal kebocoran, dan tanah liat
untuk m em buat kuali. Produk-produk jadi berguna yang um um di-
per dagangkan antara lain perkakas dan senjata jadi, keranjang dan
m acam -m acam wadah lain, serat untuk anyam an, tas dan jala dan
tali, kain dan pakaian, serta m akanan olahan seperti roti, sagu, dan
pemmican (daging awetan). Daftar panjang barang-barang m ewah
dan hiasan, terkadang diperdagangkan sebagai bahan m entah, tapi
lebih sering lagi berupa produk jadi, berisi antara lain bulu burung;
cangkang m oluska dan kura-kura, baik sebagai bahan m entah m aupun
dibuat m enjadi kalung dan gelang; am ber; gigi anjing, babi, dan hiu;
gading gajah dan walrus; m anik-m a nik; cat dan bahan cat, m isalnya
oker m erah dan oksida m angan hitam ; m inyak pohon; serta stim ulan
seperti tembakau, alkohol, dan sirih. Misalnya, pada 2.000 tahun
silam para pedagang spesialis jarak jauh dari Asia sudah m em bawa
bulu cendrawasih dari Papua ke Tiongkok, dan bulu-bulu itu dari sana
diperdagangkan sam pai sejauh Persia dan Turki. Terakhir, barang-
barang dagangan yang berguna sekaligus m e wah antara lain babi,
teripang, rem pah-rem pah, dan berbagai m akanan bergengsi lainnya
(versi tradisional kaviar bagi orang m odern); serta produk-produk
jadi yang cantik nam un juga berguna sem isal ge ra bah, busur dan anak
panah berukiran, serta tas, pakaian, dan tikar ber hiasan.
Tabel 1.1 dan pem bahasan sebelum nya tidak m enyertakan dua ka-
te gori hal penting lainnya yang m ungkin ditawarkan oleh seseorang ke-
pada orang lain nam un yang biasanya tidak kita hitung sebagai barang
da gangan: tenaga kerja dan pasangan nikah. Orang-orang pigm i di hu-
tan hujan Afrika terkadang bekerja untuk para petani Bantu tetangga
mereka, demikian pula orang-orang Negrito di hutan Agta yang bekerja
untuk para petani Filipina, serta sejak baru-baru ini sebagian orang
!Kung terkadang bekerja untuk para penggem bala Bantu. Itu ada lah
bagian besar tatanan quid pro quo yang m engatur bahwa kelom pok-
kelom pok pelanja itu m enerim a besi plus hasil kebun atau susu dari
tetangga-tetangga m ereka yang m em produksi m akanan, se ba gai ba-
http://facebook.com/indonesiapustaka
Siap a be rd agan g ap a?
Contoh-contoh barang-barang yang diperdagangkan ini menggam bar-
kan suatu pola yang kita, orang-orang modern, terima sebagai suatu
http://facebook.com/indonesiapustaka
lain para pem buru bison di padang rum put dan para petani Pueblo di
AS Barat daya, para pemburu Semang dan petani Melayu di Malaysia
Barat, dan berbagai hubungan pem buru-pengum pul di India, juga para
Pigm i pem buru di Afrika dan petani Bantu, serta orang-orang Agta
pem buru dan para petani Fillipina seperti yang sudah saya jabarkan.
Ada hubungan-hubungan dagang serupa antara penggem bala dan pe-
tani di banyak bagian Asia dan Afrika, serta antara penggem bala dan
pem buru-pengum pul di Afrika.
Perdagangan tradisional, seperti perdagangan m odern, kerap
kali juga m elibatkan ketram pilan yang tidak tersebar secara m erata.
Satu contohnya adalah m onopoli lokal atas gerabah dan sam pan laut
yang dinikmati oleh para penghuni Pulau Mailu di lepas pantai Papua
tenggara, yang dipelajari oleh ahli etnograi Bronislaw Malinowski.
Meskipun gerabah awalnya juga diproduksi oleh para penduduk
daratan utama Papua di dekat situ, orang-orang Mailu meraih mono-
poli ekspor karena m enem ukan cara m em produksi m assal kuali-kuali
yang lebih halus, tipis, dan bergaya baku. Kuali-kuali sem acam itu
menguntungkan para pembuat kuali Mailu maupun para pelanggan
pengguna kuali m ereka. Kuali yang tipis m em ungkinkan pem buat kuali
m enghasilkan lebih banyak kuali dari tanah liat berjum lah tertentu,
m e ngeringkan kuali dengan lebih cepat, dan m engurangi risiko ke-
rusakan sewaktu kuali sedang dibakar. Sedangkan bagi pelanggan
pengguna kuali, mereka lebih menyukai kuali Mailu yang tipis karena
m em butuhkan lebih sedikit bahan bakar sewaktu dipakai m em asak,
dan isi kuali pun m endidih lebih cepat. Secara serupa, pen duduk
Pulau Mailu memperoleh monopoli dalam pembuatan dan peng-
operasian sam pan laut jarak jauh, yang lebih rum it dan m em butuh-
kan lebih banyak ketram pilan dalam pem buatannya diban dingkan
sam pan sederhana yang m em buat penduduk daratan utam a hanya
dapat m elakukan perjalanan pendek di perairan pesisir yang lebih
aman. Monopoli produksi yang sebanding dengan itu dinikmati se-
ribu tahun lalu oleh para pem buat porselin dan kertas dari Tiongkok,
http://facebook.com/indonesiapustaka
sam pai rahasia-rahasia produksi m ereka bocor atau ditiru. Dalam za-
m an m odern yang penuh m ata-m ata industri dan penyebaran pe nge -
ta huan, sulit untuk m em pertahankan m onopoli dalam waktu lam a.
Tapi, Am erika Serikat untuk waktu singkat (em pat tahun) m e nik m ati
m onopoli pem buatan bom atom (yang tidak kam i ekspor), dan Am erika
Serikat dan Eropa kini m endom inasi pasar dunia dalam pem buatan
pesawat jet kom ersial yang sangat besar (kalau yang ini, kam i ekspor).
84 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
m iliki fungsi sosial dan politik, selain ekonom i: bukan hanya un tuk
m em peroleh barang-barang itu sem ata, m elainkan juga untuk "m en-
ciptakan" perdagangan dem i tujuan-tujuan sosial dan politik. Barang-
kali tujuan yang paling utam a adalah m em perkuat persekutuan atau
ikatan yang bisa dimintai tolong bila dibutuhkan. Mitra-mitra dagang
di antara orang-orang Inuit Alaska barat laut m em iliki kewajiban untuk
s aling m endukung bila dibutuhkan: seandainya di wilayah kita terjadi
86 ● KAWAN, LAWAN, ORANG ASING, DAN SAUDAGAR
BAG IAN
PERANG
DUA
DAMAI DAN
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 2
Ke ce lakaan
Suatu petang m enjelang akhir m usim kem arau, m obil yang dikendarai
seorang laki-laki bernama Malo secara tidak sengaja menabrak dan
m enewaskan seorang anak sekolah, Billy, di satu jalan di Papua
Nugini. Billy sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah dalam
m inibus um um (bukan bis sekolah khusus), dan pam annya Genjim p
sedang menunggu di seberang jalan untuk menjemputnya. Malo, supir
perusahaan kecil setem pat, sedang m em bawa pu lang staf kantor yang
pulang kerja dan sedang berkendara ke arah yang berlawanan dengan
m inibus yang m engangkut Billy. Ketika Billy m e lom pat turun dari
m inibus, dia m elihat Pam an Genjim p dan m ulai ber lari m enyeberangi
http://facebook.com/indonesiapustaka
jalan untuk m endekatinya. Tapi ketika m e nye be rangi jalan, Billy bukan
berjalan di depan m inibus, yang akan m em buatnya bisa terlihat dari
mobil Malo dan para pengemudi lain. Billy malah berlari di belakang
minibus sehingga tidak terlihat, dan baru tampak oleh Malo sewaktu
Billy melesat ke tengah jalan. Malo tidak bisa menginjak rem tepat pada
waktunya, dan m oncong m obilnya m enghantam kepala Billy sam pai
anak itu terlem par ke udara. Pam an Genjim p langsung m em bawa
92 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
U p acara
http://facebook.com/indonesiapustaka
Billy duduk diam di belakang sang ayah yang sedang berbicara. Be be-
ra pa pam an Billy yang lain berdiri dan m enegaskan, “Kalian tidak akan
punya m asalah dengan kam i, kam i puas dengan tanggapan kalian dan
kom pensasi yang diberikan.” Sem ua orang—rekan-rekan kerjaku dan
aku, serta seluruh keluarga Billy—m enangis.”
Serah-terim a m akanan dilakukan oleh Gideon dan rekan-rekannya
untuk "bilang maaf", diiringi kata-kata “Makanan ini untuk membantu
BAGAIMANA JIKA...? ● 97
kalian pada m asa sulit ini.” Setelah pem bicaraan, keluarga dan pelayat
pun ber sam a-sam a m enyantap hidangan sederhana berupa ubi
(makanan pokok tradisional Nugini) dan sayur-mayur lain. Banyak
yang berjabat tangan pada akhir upacara. Saya bertanya kepada Gideon
apakah ada yang saling berpelukan, dan apakah m isalnya dia dan sang
ayah berpelukan seraya menangis. Namun jawaban Gideon adalah
“Tidak, upacara itu ter stuktur, dan sangat resm i.” Tetap saja, sulit
bagi saya m em bayangkan di AS ataupun m asyarakat Barat lainnya
ada pertem uan rekonsiliasi sem acam itu, di m ana keluarga anak yang
tewas dan orang-orang yang tidak sengaja m enewaskan anak itu, yang
tadinya asing satu sam a lain, du duk dan m enangis bersam a-sam a
serta berbagi m akanan hanya be berapa hari setelah anak tersebut
tewas. J ustru keluarga si anak akan m erencanakan tuntutan hukum
pidana, dan keluarga pelaku yang tidak sengaja akan berkonsultasi
dengan pengacara dan agen asuransi guna bersiap-siap m em bela diri
dari tuntutan hukum itu plus kem ungkinan hukum an yang m ungkin
dijatuhkan.
Bagaim an a jika...?
Seperti yang disepakati ayah dan kerabat Billy, Malo tidak sengaja me-
newaskan Billy. Saya bertanya kepada Malo dan Gideon, apa yang akan
terjadi seandainya Malo betul-betul membunuh Billy secara sengaja,
atau seandainya Malo setidak-tidaknya bersikap tidak peduli.
Malo dan Gideon menjawab bahwa, bila seperti itu kejadiannya,
m a salah itu m asih tetap dapat diselesaikan m elalui proses kom pensasi
yang sam a. Hanya saja hasilnya lebih tidak pasti, situasinya lebih ber-
ba haya, dan uang kom pensasi yang dim inta akan lebih besar. Ada
risiko lebih besar bahwa kerabat-kerabat Billy ogah m enanti hasil nego-
siasi kom pensasi, atau akan m enolak pem bayaran dan m alah m elak-
sanakan yang disebut pem bunuhan bayar nyawa; sebagus-bagusnya
dengan membunuh Malo sendiri, kalau tidak ya salah seorang keluarga
dekatnya bila mereka tidak berhasil membunuh Malo, kalau tidak ya
http://facebook.com/indonesiapustaka
anggota klannya yang berkerabat lebih jauh dengan Malo bila mereka
tidak bisa m em bunuh anggota keluarga dekatnya. Tapi, jika kerabat-
kera bat Billy ternyata m au m enunggu hasil proses kom pensasi,
mereka akan menuntut kompensasi yang jauh lebih tinggi. Malo
m em perkirakan untuk saya bahwa kom pensasi yang dim inta (bila betul
dia bertanggung jawab atas tewasnya Billy) kira-kira berupa lim a ekor
babi, plus 10 .0 0 0 kina (setara dengan kira-kira $ 3.0 0 0 ), plus sejum lah
98 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
term asuk pam annya Genjim p, yang sebenarnya ada di tem pat ke-
jadian perkara, tidak menyalahkan cara Malo menyetir, polisi tetap saja
mengklaim bahwa Malo mengebut. Selama berbulan-bulan Malo tetap
di desanya, kecuali ketika dia pergi ke kota untuk berbicara dengan
polisi. Itu karena Malo masih takut akan pembalasan dendam oleh
pem uda-pem uda dataran rendah yang berkepala panas. Rekan-rekan
KOMPENSASI DI PAPUA ● 99
Ko m p e n s as i d i Pap u a
http://facebook.com/indonesiapustaka
Proses kom pensasi tradisional, yang digam barkan oleh cerita Billy dan
Malo, bertujuan memecahkan perselisihan secara damai dan cepat,
re konsiliasi em osional antara kedua pihak, dan pem ulihan hubung-
an m ereka sebelum nya. Itu terdengar sederhana, wajar, dan m em ikat
bagi kita, sam pai kita renungkan betapa m endasar perbedaan nya
de ngan tujuan-tujuan sistem peradilan negara kita. Papua se cara
100 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
atau real estat yang kam i ributkan, dan saya tidak lagi berhubungan
atau bahkan m endengar soal m ereka setelah perselisihan kam i
diselesaikan atau diakhiri.
Bagi orang-orang Papua, unsur kunci dalam m em ulihkan hubungan
yang rusak adalah m engakui dan m enghorm ati perasaan satu sam a
lain, sehingga kedua pihak itu dapat m em buang jauh-jauh am arah
m ereka sebisa m ungkin dalam kondisi tersebut, dan m elanjutkan
102 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
H u bu n gan s e u m u r h id u p
Dalam masyarakat tradisional Nugini, karena jejaring hubungan
sosial cenderung lebih penting dan bertahan lebih lam a daripada da-
lam m asyarakat negara Barat, konsekuensi perselisihan rawan m e-
nyebar ke pihak-pihak lain yang tidak terlibat langsung, dalam ting-
kat yang sulit dipaham i orang-orang Barat. Bagi kam i orang-orang
Barat, rasanya absurd bahwa rusaknya kebun m ilik anggota salah satu
klan gara-gara babi yang dim iliki anggota klan lain bisa m em icu pe-
rang antara dua klan; bagi penduduk Dataran Tinggi Papua, akibat
itu tidaklah m engejutkan. Orang-orang Papua cenderung sepanjang
hayat m em pertahankan hubungan-hubungan penting yang m ereka
per oleh sejak lahir. Hubungan-hubungan itu m em beri setiap orang
Papua dukungan dari banyak orang lain, nam un juga m endatangkan
ke wa jiban bagi banyak orang lain. Tentu saja kam i orang-orang Barat
m odern juga punya hubungan sosial yang bertahan lam a, nam un
kam i m em peroleh dan m em utuskan hubungan sepanjang hayat kam i
http://facebook.com/indonesiapustaka
secara jauh lebih sering daripada orang-orang Papua, dan kam i hidup
dalam m a sya rakat yang m em berikan penghargaan kepada individu-
individu yang berupaya m aju. Oleh karena itu, dalam perselisihan
di Nugini, pihak-pihak yang menerima atau membayar kompensasi
bukan hanya yang terlibat langsung, misalnya Malo dan orangtua
Billy, nam un juga orang-orang yang berkerabat lebih jauh dari kedua
pihak: anggota-anggota klan Billy, yang dikhawatirkan m elakukan
104 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
yang belum dim akan dari anak lain itu sebagai balasannya. Perm ainan
itu berlangsung sebanyak lim a putaran, seiring dibelahnya potongan
pisang yang tersisa m enjadi per delapanan yang sam a besar, kem udian
perenam belasan yang sam a besar, sam pai akhirnya setiap anak
m em akan cuilan terakhir yang m e ru pa kan sepertigapuluhdua dari
pisang awal, m em berikan seper tiga puluhdua yang satu lagi ke anak
lain untuk dim akan, dan m enerim a serta m elahap sepertigapuluhdua
terakhir dari pisang lain dari anak yang lain lagi. Keseluruhan ritual
perm ainan itu m erupakan bagian latihan bagi anak-anak Papua agar
belajar berbagi, bukan untuk m en cari keuntungan dem i diri sendiri.
Satu lagi contoh bagaim ana m asyarakat tradisional Papua tidak m e-
nekankan keuntungan individu adalah seorang rem aja pekerja keras
dan ambisius bernama Mafuk yang bekerja untuk saya selama beberapa
bulan. Sewaktu saya m em bayarkan gaji kepadanya dan m enanyainya
apa yang hendak dia lakukan dengan uang itu, dia m enjawab bahwa
dia akan m em beli m esin jahit yang akan dia gunakan untuk m em -
betulkan pa kaian orang-orang yang robek. Dia akan m em inta bayaran
jahit dari m ereka, sehingga dia bisa m em peroleh kem bali dan m eli-
pat gandakan inves tasi awalnya, dan m ulai m engum pulkan uang un-
tuk meningkatkan taraf hidupnya. Namun kerabat-kerabat Mafuk
m ur ka akibat apa yang m ereka anggap sebagai keegoisannya. Wajar
saja kalau dalam m a sya ra kat yang anggotanya tak banyak berpindah
tempat itu, orang-orang pemilik pakaian yang Mafuk akan perbaiki
adalah orang-orang yang telah dia kenal, sebagian besar di an taranya
merupakan kerabat dekat atau jauhnya. Mafuk melanggar norma-
norma masyarakat Nugini karena berupaya memajukan dirinya
dengan m engam bil uang dari m ereka. J ustru dia diharapkan untuk
m em perbaiki pakaian m ereka secara gratis, dan sebagai balasannya
m ereka akan m enyokongnya dengan cara-cara lain sepanjang hidup-
nya, m isalnya turut m enyum bangkan m as kawin yang m enjadi
kewajibannya saat dia m enikah. Serupa dengan itu, para penam bang
em as di Gabon yang tidak berbagi em as dan uang dengan tem an dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
kerabat yang cem buru pun m enjadi sasaran tukang tenung yang
dipercaya ber tanggungjawab m enyebabkan korban-korban m ereka
terserang dem am ber darah Ebola yang biasanya m em atikan.
Ketika para m isionaris Barat yang pernah tinggal di Papua ber-
sam a anak-anak m ereka yang m asih kecil kem bali ke Australia atau
Am erika Serikat, atau ketika m ereka m engirim kan anak-anak m ereka
kem bali ke Australia atau Am erika Serikat untuk m em asuki sekolah
106 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
kem udian selam a beberapa hari, kem udian m em aksa orang itu
hidup agak jauh di dalam hutan, tanpa pertukaran dagang dan sosial
yang norm al. Sanksi ter berat di kalangan Piraha adalah pengucilan
sepenuhnya. Misalnya, seorang remaja Piraha bernama Tukaaga
m em bunuh seorang Indian Apurina bernam a J oaquim yang hidup
di dekat m ereka, sehingga m e nye babkan Piraha berisiko diserang
sebagai balasan. Tukaaga ke m udian dipaksa hidup terpisah dari
108 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
sem ua desa Piraha lain, dan se bulan kem udian dia ditem ukan m ati
secara m isterius, konon karena ter serang selesm a, nam un barangkali
sebenarnya dibunuh oleh orang Piraha lain yang m erasa terancam
akibat kelakuan Tukaaga.
Contoh keem pat saya adalah orang-orang Fore, kelom pok Dataran
Tinggi Papua. Saya tinggal dan bekerja bersam a m ereka pada 1960 -
an. Mereka hidup dengan kepadatan populasi yang jauh lebih tinggi,
sehingga tam pak lebih agresif daripada orang-orang !Kung, Siriono,
atau Piraha. Orang-orang Fore dipelajari antara 1951 dan 1953 oleh
sepasang suam i-istri ahli antropologi, Ronald dan Catherine Berndt,
pada m asa ketika pertarungan m asih um um terjadi di daerah ter-
sebut. Tanpa kewenangan pusat atau m ekanism e form al untuk ber-
urusan dengan pelanggaran, perselisihan di dalam suatu klan atau se-
ke turunan di antara orang-orang Fore dipecahkan secara m andiri.
Misalnya, tanggung jawab mempertahankan milik seseorang dari
pencurian ada di tangan sang pemilik. Meskipun pencurian dianggap
hina m enurut standar m asyarakat, terserah pem ilik untuk m em inta
kom pen sasi berupa babi ataupun hal lain. Besarnya kom pensasi tidak
dibakukan sesuai nilai barang yang dicuri, m elainkan bergantung ke pa-
da kekuatan relatif si pelanggar dan korbannya, dendam m asa lalu, dan
bagaim ana kerabat si pencuri m em andangnya dan apakah m ereka ber-
ke m ungkinan m endukungnya.
Perselisihan Fore berkem ungkinan m enyeret-nyeret orang-orang
lain selain dua orang yang awalnya berselisih. Dalam kasus cekcok an-
tara suam i dan istri, kerabat keduanya akan m enjadi terlibat nam un
mereka sendiri pun bisa mengalami konlik kepentingan. Meskipun se-
orang laki-laki yang m erupakan anggota klan yang sam a dengan sang
suam i m ungkin m endukung sesam a anggota klannya (sang suam i)
dalam cekcok dengan sang istri, dia m ungkin m alah m endukung sang
istri m e lawan sang suam i karena dia ikut m enyum bangkan m as kawin
untuk m em per oleh sang istri dem i klan m ereka. Oleh karena itu
perselisihan di antara orang-orang seketurunan biasanya m endapat
http://facebook.com/indonesiapustaka
Tapi kita perlu pahami bahwa seorang datu Nuer tidak punya
kewenangan m em erintah, m engam bil keputusan bila terjadi per-
selisihan, atau m enetapkan penyelesaian. Sang datu hanyalah pe-
rantara yang dim anfaatkan jika dan hanya jika kedua pihak ingin m en-
ca pai penyelesaian atau kem bali ke kondisi sebelum nya. Sang datu
m em inta usul dari satu pihak, yang biasanya ditolak pihak yang satu
lagi. Pada akhirnya, sang datu m endesak satu pihak un tuk m enerim a
110 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
tawaran pihak yang satu lagi, dan pihak pertam a pun m ela kukannya
tanpa m enyem bunyikan keengganan m ereka, dan ber sikeras bahwa
m ereka m elakukan itu hanya untuk m enghorm ati sang datu. Dengan
kata lain, sang datu m enyediakan cara yang tidak m en datangkan
m alu untuk m enerim a kom prom i yang dibutuhkan dem i ke baikan
m asyarakat. Suatu sengketa tidak bisa ditenggang di dalam satu desa,
dan sulit dipertahankan untuk waktu lam a di antara desa-desa yang
berdekatan. Namun semakin jauh jarak antara dua garis keturunan
yang terlibat, sem akin sulit m enyelesaikan sengketa itu (karena se-
m akin kecil niat untuk m em ulihkan hubungan norm al), dan sem akin
besar kem ungkinan pem bunuhan awal m eningkat m enjadi kekerasan
lebih lanjut.
Datu kulit-macan Nuer juga mungkin dimanfaatkan untuk me-
ne ngahi perselisihan yang lebih ringan, m isalnya gara-gara pencurian
ter nak, ada yang m ain gebuk, atau keluarga pengantin perem puan
yang setelah perceraian tidak m engem balikan sapi yang m erupakan
m as ka win yang m ereka terim a di saat pernikahan. Tapi, per se lisih-
an Nuer bukanlah masalah menentukan siapa yang benar dan salah.
J ika m isalnya perselisihan itu adalah m engenai pencurian ter nak, si
m aling tidak m em bantah pencurian itu, m elainkan dengan bangga
m em benarkannya dengan m enyebut-nyebut m asalah yang belum se-
le sai: pencurian ternak sebelum nya oleh si pem ilik ternak yang seka-
rang atau kerabatnya, atau utang (m isalnya sebagai kom pensasi atas
per se lingkuhan, cedera, berhubungan seks dengan gadis yang be lum
m e nikah, perceraian, m as kawin yang belum lunas atau belum di-
kem balikan, atau kem atian seorang istri saat m elahirkan yang dianggap
sebagai tanggung jawab si suami). Seperti juga kompensasi Nuer
tidak m e libatkan benar atau salah, pihak yang m enjadi korban tidak
akan ber hasil m em inta kom pensasi kecuali dia siap m enggunakan
kekerasan, dan kecuali ditakutkan bahwa dia dan kerabat-kerabatnya
akan m engam uk bila tidak dikom pensasi. Seperti juga dengan orang-
orang Fore, dasar penyelesaian perselisihan orang-orang Nuer bersifat
http://facebook.com/indonesiapustaka
Ke w e n an gan n e gara
Sekarang m ari bandingkan sistem -sistem pem ecahan m asalah bukan-
negara itu dengan sistem -sistem negara. Sebagaim ana berbagai sistem
bukan-negara yang kita bahas m em iliki kesam aan ciri sekaligus
perbedaan di segi lain, sistem -sistem negara juga m em iliki ke sam aan
di antara keanekaragam an. Sebagian besar kom entar saya m engenai
pem ecahan perselisihan akan didasarkan kepada sistem yang paling
saya akrabi, yaitu sistem Am erika Serikat, nam un saya akan sebutkan
sejum lah perbedaan dalam sistem -sistem negara lain.
Pem ecahan perselisihan oleh negara dan pem ecahan perselisihan
oleh bukan-negara m em iliki dua prosedur alternatif: m ekanism e-
m ekan ism e untuk m encapai persetujuan bersam a antara pihak-pihak
http://facebook.com/indonesiapustaka
yang berselisih, dan kem udian (bila m ekanism e-m ekanism e itu gagal)
m ekanism e-m ekanism e untuk m encapai pem ecahan yang diributkan.
Da lam m asyarakat bukan-negara, kebalikan proses kom pensasi untuk
m en capai persetujuan bersam a adalah peningkatan kekerasan (Bab 3,
4). Masyarakat-masyarakat bukan negara tidak memiliki mekanisme
ne gara yang terpusat dan form al guna m encegah orang-orang yang ti-
dak puas m encapai tujuan m ereka dengan m enggunakan kekerasan.
112 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
Dengan dem ikian, tujuan peradilan negara yang paling utam a ada-
lah m em elihara stabilitas m asyarakat dengan m enyediakan alter natif
wajib bagi peradilan yang dilakukan sendiri. Seluruh tujuan lain per-
adilan negara hanyalah sekunder dibandingkan tujuan utam a itu. Yang
paling utam a, negara hanya punya kepentingan kecil, atau bahkan tidak
berkepentingan sam a sekali, terhadap tujuan paling utam a peradilan
m asyarakat bukan-ne gara berskala kecil: m em ulihkan hubungan
114 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
Satu lagi paralel antara pem ecahan perselisihan di negara dan bu-
kan-negara m elibatkan perselisihan internasional antar-negara (kon-
tras dengan perselisihan antara sesam a warga dari negara yang sam a).
Meskipun sebagian perselisihan internasional kini diselesaikan oleh
Mahkamah Internasional melalui persetujuan dari pemerintahan-pe-
m e rintahan yang terlibat, yang lain ditangani dengan apa yang pada
da sarnya m erupakan pendekatan tradisional yang bekerja pada skala
besar: negosiasi langsung atau negosiasi berperantara di antara pihak-
pihak yang terlibat, dengan kesadaran bahwa kegagalan bernegosiasi
da pat m em icu m ekanism e alternatif yang tidak diinginkan, yaitu pe-
rang. Contoh bagus adalah perselisihan tahun 1938 antara J erm an di
bawah Hitler dan Cekoslowakia m engenai wilayah perbatasan Ceko,
Sudetenland, yang m ayoritas penduduknya beretnis J erm an. Per-
selisihan itu diselesaikan m elalui m ediasi Britania dan Prancis (yang
m e nekan sekutu m ereka, Ceko, untuk m enyudahi perselisihan); dan
serangkaian krisis Eropa dalam tahun-tahun sebelum Perang Dunia I,
yang m asing-m asing diselesaikan untuk sem entara m elalui negosiasi
sam pai krisis 1914 yang dipicu oleh pem bunuhan Erzherzog Franz
Ferdinand betul-betul berbuntut perang.
Itulah beberapa kesam aan antara penyelesaian perselisihan dalam
bukan-negara dan peradilan perdata negara. Sedangkan m engenai per-
be daannya, yang paling dasar adalah bila suatu kasus perdata akhirnya
m e lewati tahap negosiasi dan m asuk ke pengadilan, m aka kepedulian
utam a negara saat pengadilan bukanlah m engenyahkan perasaan yang
tidak enak, m em ulihkan hubungan baik, ataupun m endorong pihak-
pihak yang terlibat agar saling m em aham i perasaan—bah kan m es-
kipun pihak-pihak yang terlibat itu m erupakan kakak-adik, suam i-istri
yang sedang cekcok, orangtua dan anak, atau tetangga yang sam a-
sam a m em iliki investasi em osional besar terhadap satu sam a lain dan
m ungkin harus berurusan dengan satu sam a lain sepanjang hayat m e-
reka. Tentu saja, dalam banyak atau bahkan sebagian besar kasus da-
lam m asyarakat negara berpenduduk banyak, yang terdiri atas jutaan
http://facebook.com/indonesiapustaka
warga negara yang asing terhadap satu sam a lain, orang-orang yang
terlibat tidak punya hubungan apa-apa sebelum nya, tidak m erasa akan
punya hubungan apa-apa di m asa depan, dan dipertem ukan sekali
putus oleh peristiwa yang m enyebabkan kasus itu: seorang pelanggan
dan seorang pedagang, dua pengem udi yang terlibat dalam kecelakaan
lalu lintas, seorang penjahat dan korbannya, dan seterusnya. Tetap saja
peristiwa penyebab dan proses hukum selanjutnya m eninggalkan jejak
118 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
perasaan pada kedua orang asing itu, dan negara tidak atau hanya se-
dikit m em bantu m eredakan perasaan-perasaan itu.
Dalam sidang, kepentingan pertam a negara adalah m e nentukan
benar atau salah (Gam bar 16). Bila kasus itu m elibatkan kon trak, betul-
kah pihak tergugat m elanggar kontrak, atau tidak? Bila kasus itu m eli-
batkan kerugian, betulkah pihak tergugat teledor sehingga kerugian
terjadi, atau betulkah ter gugat setidak-tidaknya m enyebabkan kerugian
itu? Perhatikan perbedaan antara pertanyaan pertam a yang diajukan
oleh negara dan kasus Malo dan Billy. Kerabat-kerabat Billy setuju
bahwa Malo tidak teledor, namun mereka tetap meminta kompensasi,
dan atasan Malo dengan segera setuju untuk membayar kompensasi—
sebab tujuan kedua pihak ada lah m em antapkan kem bali hubungan
sebelum nya (dalam kasus ini, non-hubungan sebelum nya), bukan
m endebatkan benar atau salah. Ciri pencapaian perdam aian ala Papia
ini juga berlaku pada banyak masyarakat tradisional lain. Misalnya,
dalam kata-kata Hakim Agung Robert Yazzie dari Bangsa Navajo, salah
satu dari dua m asyarakat Pribum i Am erika berpenduduk paling banyak
di Am erika Utara, “Pe ne tapan hukum ala Barat adalah penyelidikan
m engenai apa yang terjadi dan siapa yang m elakukannya; pencapaian
perdamaian ala Navajo adalah tentang akibat peristiwa yang terjadi.
Siapa yang terluka? Apa pe ra saan m ereka m engenai hal itu? Apa yang
dapat dilakukan untuk m em per baiki akibat buruk itu?”
Begitu negara telah m enuntaskan langkah pertam a yaitu m e nen-
tu kan apakah tergugat m em ang berkem ungkinan bersalah secara hu-
kum dalam suatu perselisihan perdata, negara kem udian m eneruskan
ke langkah kedua, yaitu m enghitung kerusakan yang disebabkan oleh
si ter gugat bila tergugat didapati m elanggar kontrak, teledor, atau ber-
tanggungjawab. Tujuan perhitungan itu dijabarkan sebagai "m em buat
penggugat kem bali utuh"—dengan kata lain, sebisa m ungkin, m e -
ngem balikan si penggugat ke kondisinya seharusnya seandainya saja
tidak ada pelanggaran atau keteledoran itu. Misalnya, anggaplah se-
orang pen jual m enandatangani kontrak untuk m enjual ke si pem beli
http://facebook.com/indonesiapustaka
tim bul dem i m em buat kontrak baru, plus ditam bah barangkali bunga
atas kegunaan yang hilang dari $ 30 0 , sehingga m em ulihkan sang pem -
beli (setidaknya secara nom inal) ke posisi tem pat dia seharusnya ber-
ada seandainya si penjual tidak m elanggar kontrak tersebut. Serupa
dengan itu, dalam kasus gugatan, pengadilan akan m encoba m eng-
hitung kerugian, walaupun cedera isik atau emosional terhadap sese-
orang lebih sulit dihitung daripada kerusakan terhadap barang. (Saya
ingat tem an saya, seorang pengacara, yang m em bela seorang pe-
m ilik perahu m otor yang baling-balingnya m em utuskan kaki seorang
perenang lanjut usia, dan yang berargum en kepada juri bahwa nilai
kaki yang putus itu tidak besar karena usia si korban sudah tua dan
harapan hidupnya tidak akan lam a lagi bahkan sebelum kecelakaan itu
terjadi.)
Sekilas, perhitungan kerugian oleh negara tam paknya m irip de ngan
kom pensasi yang dinegosiasikan di antara orang-orang Papua atau
Nuer. Namun bukan artinya keduanya memang mirip. Walaupun kom-
pensasi ter standardisasi bagi sebagian pelanggaran oleh orang Papua
dan Nuer (misalnya, 40 sampai 50 ekor sapi di Nuer bagi pembunuhan)
dapat dipa ham i sebagai kerugian, dalam kasus-kasus lain kom pensasi
bukan-negara dihitung sebagai berapa pun jum lah yang disepakati
pihak-pihak yang berselisih sebagai dasar bagi m ereka untuk m enying-
kirkan pera saan-perasaan yang tersakiti dan m engem balikan hubung-
an m ereka: m isalnya, babi dan barang-barang lain yang tem an-tem an
saya di Desa Goti setuju untuk bayarkan kepada klan-klan yang telah
m em bunuh ayah tem an saya dari Goti, Pius.
adilan cenderung m em akan banyak waktu, sering kali sam pai lim a
tahun, karena kasus-kasus krim inal lebih dipentingkan daripada
kasus-kasus perdata, dan hakim m ungkin dipindahtugaskan dari peng-
adilan perdata ke pengadilan pidana guna m engadili kasus-kasus kri-
minal. Misalnya, pada waktu saya menyusun paragraf ini, tidak ada
ka sus perdata yang sedang disidangkan di Riverside County, tepat di
sebelah tim ur kota tem pat tinggal saya Los Angeles, karena ada ba-
120 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
nyak nya kasus krim inal yang belum diselesaikan. Itu berarti lim a tahun
tanpa pem ecahan apa-apa, hidup terom bang-am bing dan tersiksa se-
cara em osional, dibandingkan dengan lim a hari yang dibutuhkan un-
tuk m enyelesaikan kasus tewasnya Billy secara tidak sengaja dalam ke-
celakaan yang melibatkan Malo. (Tapi, perang antar klan yang mung-
kin terjadi seandainya kasus Malo dan Billy gagal diselesaikan melalui
negosiasi bisa berlangsung jauh lebih lam a daripada lim a tahun.)
Klaim cacat kedua dari peradilan perdata negara di AS adalah, da-
lam kebanyakan kasus, pengadilan gagal m ewajibkan pihak yang kalah
untuk m em bayar biaya pengacara pihak yang m enang, kecuali hal itu
diperinci sejak awal dalam kontrak yang diperselisihkan. Kegagalan
itu, seperti yang sering kali diperdebatkan, m enciptakan asim etri yang
berat sebelah ke pihak yang lebih kaya (entah itu penggugat atau pun
tergugat), dan m em berikan tekanan kepada penggugat yang kalah
kaya untuk m enyetujui ganti rugi yang lebih sedikit daripada ke ru-
gian yang sesungguhnya, dan kepada tergugat yang kalah kaya untuk
m em bayar klaim yang tidak m asuk akal. Itu karena pihak yang lebih
kaya m engancam akan m enyebabkan proses hukum yang m enguras
banyak uang, m enggunakan taktik m enunda-nunda, dan terus-m e-
nerus m engajukan m osi sehingga pihak yang satu lagi tergerus secara
inansial. Tidak logis kalau tujuan peradilan perdata adalah mem-
buat pihak yang dirugikan kem bali utuh, nam un yang kalah tidak
diwajibkan m em bayar biaya pengacara pihak yang dim enangkan di
AS. Kontras dengan itu, sistem hukum di Britania dan beberapa negara
lain m ewajibkan pihak yang dikalahkan untuk m em bayar setidaknya
sebagian biaya dan ongkos yang dikeluarkan pihak pem enang.
Cacat terakhir sistem peradilan negara adalah yang paling m en -
dasar: bahwa peradilan berurusan dengan kerugian, nam un pem a-
dam an em osi dan rekonsiliasi hanya nom or dua atau tidak relevan.
Bagi per selisihan perdata yang m engadu orang-orang yang saling
asing dan tidak akan pernah berjum pa lagi (m isalnya, dua orang yang
m o bilnya saling bertabrakan), dalam beberapa kasus ada yang dapat
http://facebook.com/indonesiapustaka
m em bunuh seorang kerabat dekat pihak yang lain. Yang lebih bagus
daripada tidak adanya pertukaran em osi sam a sekali adalah pertukaran
yang betul-betul terjadi antara Gideon dan ayah Billy—atau pertukaran
antara Senator Edward Kennedy dan orang tua Mary Jo Kopechne,
ketika Kennedy atas inisiatifnya sendiri dengan berani m engunjungi
dan m e m andang wajah orangtua sang gadis yang tewas akibat kete-
ledoran luar biasa sang senator.
Yang paling parah adalah banyak sekali kasus perdata dengan
pihak-pihak berselisih yang m em ang ber kem ungkinan m em iliki hu-
bungan yang terus berlanjut: terutam a, suam i-istri yang sudah punya
anak nam un hendak bercerai, kakak-adik yang m em perebutkan
warisan, m itra-m itra bisnis, dan tetangga. Bukannya m em bantu m e-
nyingkirkan perasaan tidak enak, proses pengadilan sering kali m em -
buat perasaan sem akin tidak enak. Kita sem ua punya kenalan yang
hubungannya m em buruk untuk seum ur hidup setelah ber selisih di
pengadilan. Yang terbaru dalam daftar panjang cerita se m acam itu
terjadi di antara kenalan-kenalan saya sendiri, salah seorang tem an
akrab saya dan saudarinya dipanggil sebagai saksi dalam sebuah kasus
warisan di pengadilan antara saudara laki-laki dan ayahnya, yang
saling m enggugat. Kegetiran yang ditinggalkan oleh proses hukum itu
sedem ikian dalam nya sam pai-sam pai tem an saya dan saudarinya kini
digugat oleh ibu tiri m ereka sendiri, dan tem an saya beserta saudarinya
pikir m ereka tidak akan lagi m au berbicara kepada saudara laki-laki
m ereka seum ur hidup.
Satu saran yang kerap kali diajukan m engenai cara m engurangi
cacat m endasar sistem peradilan perdata kam i adalah m eningkatkan
pem anfaatan program m ediasi. Program m ediasi m em ang ada, dan
sering kali bermanfaat. Namun kami tidak punya cukup mediator dan
hakim hukum -keluarga, m ediator-m ediator kam i kurang terlatih, dan
pengadilan keluarga kam i kekurangan pegawai m aupun dana. Se-
bagai akibatnya, suam i-istri yang sedang bercerai sering kali akhir nya
berbicara dengan satu sam a lain hanya m elalui pengacara-pengacara
http://facebook.com/indonesiapustaka
terlibat m erasa nyam an: itu m ustahil bila m ereka saling m elotot selam a
berjam -jam di dalam ruang tunggu yang sam a. Anak-anak terjebak di
tengah-tengah perang m ulut antara orangtua yang hendak bercerai.
Seorang hakim bisa dan sering kali m em ang m ensyaratkan pihak-
pihak yang berselisih untuk am bil bagian dalam pertem uan m eng-
upayakan penyelesaian sebelum kasus dibiarkan berlanjut sam pai
pengadilan. Namun cara itu membutuhkan waktu dan keahlian agar
se orang m ediator bisa m enjadikan m ediasi atau pertem uan penye-
lesaian itu berhasil. Mediasi biasanya membutuhkan jauh lebih banyak
waktu daripada yang dibutuhkan untuk pertem uan penyelesaian
yang wajib. Bahkan ketika pihak-pihak dalam perselisihan itu tidak
akan punya hubungan apa-apa di m asa depan, m ediasi yang berhasil
akan m engurangi beban yang akan tim bul berikutnya bagi sistem
pengadilan: beban yang m uncul akibat pihak-pihak yang m au berlelah-
lelah di pengadilan, atau justru tidak puas dengan keputusan yang
dijatuhkan dan kem bali lagi ke pengadilan dengan keluhan-keluhan
lebih lanjut, atau setuju berdam ai baru setelah pertarungan yang lam a
dan m ahal.
Bila m asyarakat negara kam i m au m em berikan dana lebih besar
un tuk m ediasi dan hakim hukum -keluarga, barangkali banyak kasus
per ceraian dan harta warisan yang bisa diselesaikan secara jauh le bih
m urah, dengan lebih sedikit perasaan yang terluka, dan secara lebih
cepat, karena uang, energi em osional, dan waktu ekstra yang dibutuh-
kan untuk m ediasi kem ungkinan lebih kecil daripada uang, energi,
dan waktu ekstra yang dibutuhkan untuk proses pengadilan yang getir
tanpa m ediasi. Bila suam i istri yang bercerai setuju dan dapat m en-
danainya, m ereka dapat m em peroleh keuntungan-keuntungan itu
de ngan m em ilih sistem pengadilan hukum -keluarga, dengan cara
m em pe kerja kan hakim yang sudah pensiun untuk m enyelesaikan per-
selisihan m e reka. Hakim yang sudah pensiun m elakukan sidang-sem u
dan m e na rik bayaran per jam yang tinggi, nam un tarifnya itu tidak ada
apa-apa nya dibandingkan dengan tarif pengacara berm inggu-m inggu.
http://facebook.com/indonesiapustaka
dia tak lagi m em percayai sistem hukum yang tam paknya hanya m e na-
warkan mediasi antara penodong dan korban. Meskipun kasus Goetz
tidaklah lazim , tetap saja m enyedihkan karena pengadilan-penga dilan
kam i sedem ikian terbebani sehingga sering kali m em ang m enyarankan
atau m ewajibkan m ediasi kepada pihak-pihak yang bersikeras
menolak kasus mereka dimediasi. Namun fakta-fakta ini tidak boleh
124 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
kali alternatif bagi sistem hukum yang lebih form al, yang akan tetap
tersedia. Tidak ada salahnya m enawarkan kesem patan ini ke pada
orang-orang, dan banyak hal baik yang bisa diperoleh darinya. Ba-
ha yanya adalah, seperti yang digam barkan dengan baik oleh sistem
Papua, orang-orang bisa dipaksa m engikuti m ediasi dalam kondisi-
kon disi yang m engancam m artabat dan kem erdekaan m ereka, dan itu
m ungkin m alah m em perparah ketidakadilan pada kesalahan aslinya.
PERADILAN PIDANA NEGARA ● 125
saja, m isalnya m encuri pizza. Sebagai akibatnya, jum lah uang yang di-
ke luarkan California untuk sistem penjaranya kini sudah m endekati
pengeluarannya untuk pendidikan tinggi di kolese dan universitas.
Orang-orang California yang m enentang alokasi dana itu m enganggap
bukan hanya alokasi tersebut m erupakan pem balikan terhadap prio-
ritas manusia melainkan juga kebijakan ekonomi yang buruk. Mereka
ber ar gu m en bahwa kem erosotan ekonom i California yang banyak diso-
rot sekarang sebaiknya dikurangi dengan m em angkas dana yang diberi-
kan untuk m em enjarakan pelaku kejahatan untuk waktu lam a akibat
kesalahan-kesalahan kecil, m em berikan lebih banyak dana untuk m e-
re ha bilitasi pelaku kejahatan, dan lekas-lekas m engem balikan m ereka
ke pe kerjaan yang produktif, serta menghabiskan lebih banyak uang
untuk men didik orang-orang California yang tidak dipenjara agar mam-
pu mengisi posisi-posisi kerja bergaji tinggi. Tidak jelas apakah hukuman
yang keras di AS efektif dalam mencegah orang melakukan ke ja hatan.
Tujuan terakhir yang m endasari penjatuhan hukum an terhadap
pe laku kejahatan yang diputus bersalah adalah m erehabilitasi m e-
reka, se hingga m ereka bisa kem bali ke m asyarakat, hidup norm al se-
perti se m ula, dan m em berikan sum bangsih ekonom i kepada m asya-
rakat, bukannya m enim bulkan biaya ekonom i yang berat terhadap
m asyarakat se bagai narapidana dalam sistem penjara kita yang
m ahal. Rehabilitasi, bukan pem balasan atas kejahatan, adalah fokus
pendekatan Eropa terhadap hukuman kriminal. Misalnya, satu kasus
pengadilan di Jerman melarang penayangan ilm dokumenter yang
secara aku rat m enggam barkan peran seorang pelaku kejahatan dalam
satu ke ja hatan yang banyak dibicarakan—sebab hak sang pelaku
kejahatan un tuk m enunjukkan hasil rehabilitasinya, dan untuk
m em peroleh ke sem patan yang adil agar bisa kem bali secara sehat ke
m asyarakat setelah m enjalani hukum an penjaranya, dianggap lebih
penting daripada kebebasan pers atau hak m asyarakat untuk tahu.
Apakah pandangan itu m en cerm inkan kepedulian yang lebih besar di
Eropa terhadap m artabat m anusia, pem bim bingan, dan kasih sayang,
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan kepedulian yang lebih rendah di Eropa terhadap pem balasan atas
kejahatan ala Perjanjian Lam a, dan terhadap kebebasan berbicara,
dibandingkan dengan di AS? Dan seberapa efektif sih rehabilitasi itu?
Misalnya, keefektifannya sepertinya terbatas dalam kasus pedoilia.
PERADILAN RESTORATIF ● 129
kata terakhir suam inya kepadanya secara rinci, bagaim ana dia dan
kedua putrinya yang m asih m u da m enerim a kabar tentang kem atian
Danny dari wakil sheriff, dan ba gaim ana dia setiap hari teringat akan
Danny gara-gara hal-hal yang sepertinya sepele seperti m endengar
lagu di radio atau melihat seorang pesepeda. Mike menuturkan
kepada Patty kisah hidupnya yang m engalam i pelecehan seksual oleh
ayahnya, kecanduan obatnya, punggungnya yang patah, kehabisan
PERADILAN RESTORATIF ● 131
pil penghilang rasa sakit pada m alam peristiwa naas itu terjadi,
bagaim ana dia m enelepon dan ditolak oleh pa carnya, berangkat dalam
keadaan m abuk dengan truknya untuk m e m e riksakan diri ke rum ah
sakit, m elihat seorang pesepeda—dan m engakui bahwa dia m ungkin
m enabrak Danny dengan sengaja, dalam am arah ter hadap sang ayah,
yang telah m em perkosanya berulang kali, dan ter hadap sang ibu,
yang tidak m enghentikan sang ayah. Pada akhir em pat jam itu, Patty
menutup proses itu dengan kata-kata, “Memaafkan sungguh sulit,
nam un tidak m em aafkan lebih sulit lagi.” Selam a se m inggu berikutnya
Patty m erasa terlepas dari bebannya, m em peroleh ke kuatan, dan
tabah setelah m elihat bahwa orang yang m enewaskan suam inya di
seberang m eja sana telah m elihat kepedihan m acam apa yang telah dia
sebabkan. Setelahnya, Mike silih berganti merasa lemas, depresi, dan
lega karena kesediaan Patty untuk m enjum pai dan m e m aafkaannya.
Di nakas samping tempat tidurnya, Mike meletakkan sepucuk kartu
yang Patty bawa untuknya dari putrinya Siobhan: “Yang terhorm at
Bapak Albertson, hari ini 16 Agustus dan saya akan berulangtahun ke-
10 pada 1 Septem ber. Saya hanya ingin Bapak tahu bahwa saya sudah
m em aafkan Bapak. Saya m asih m e rin du kan Ayah saya, saya rasa untuk
seum ur hidup. Saya harap Bapak baik-baik saja. Dadah, Siobhan.”
Program -program peradilan restoratif sem acam itu telah beroperasi
selam a 20 tahun-an di Australia, Kanada, Selandia Baru, Britania, dan
berbagai negara bagian Amerika. Masih banyak coba-coba yang ter-
jadi—m isalnya, apakah pertem uan itu harus m elibatkan hanya pelaku
dan korban ataukah juga harus m elibatkan kerabat, tem an, dan guru;
apa kah pertem uan itu harus dilangsungkan pada tahap awal (segera
setelah penahanan) atau tahap lanjut (di penjara, seperti dalam
kasus Patty dan Mike); dan apakah ada upaya penggantian kerugian
oleh pelaku kepada korban. Ada banyak kisah anekdotal m engenai
hasilnya, dan sejum lah uji kontrol yang secara acak m em asukkan
pelaku kejahatan ke dalam sa lah satu dari beberapa program alternatif
atau ke dalam kelom pok kontrol tanpa program sem acam itu, dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
m ana pelaku bersedia bertem u korban, am bil bagian secara aktif dalam
pertem uan, dan m enyadari luka yang telah dia akibatkan, daripada
dalam kasus-kasus di m ana pelaku tidak berniat m engikuti pertem uan
yang diwajibkan oleh pengadilan.
Tentu saja, peradilan restoratif bukanlah obat sapujagad untuk
sem ua pelaku kejahatan dan korban. Peradilan restoratif m em bu-
tuhkan fasilitator terlatih. Sejum lah pelaku kejahatan tidak m erasa
m enyesal, dan sejum lah korban akan m erasa traum a, bukan terbantu,
karena ha rus m engingat-ingat lagi kejahatan itu di hadapan sang
pelaku. Per adilan restoratif sebaiknya hanya m erupakan tam bahan,
bukan pengganti, sistem peradilan pidana kita. Namun peradilan
restoratif sungguh m enjanjikan.
satu sam a lain selam a ini cenderung m enghasilkan datu yang kuat dan
kem udian pem erintahan negara. Kapan pun kita m endapati diri kita
cenderung m engagum i penyelesaian perselisihan dalam m asyarakat
ber skala kecil, kita harus m engingatkan diri sendiri bahwa penyelesaian
per selisihan m ereka m em iliki dua cabang, dengan satu cabang berupa
ne gosiasi dam ai yang m engagum kan sem entara cabang yang satu lagi
adalah kekerasan dan perang yang harus disesali. Penyelesaian per-
134 ● KOMPENSASI ATAS KEMATIAN SEORANG ANAK
Tentu saja, saya dan setiap pem baca akan langsung m em protes “Se cara
teori iya sih, tapi...!” Pada kenyataannya, seorang penggugat yang kaya
m enikm ati keunggulan dalam kasus-kasus perdata m aupun pidana. Dia
bisa m enyewa pengacara yang m ahal dan saksi ahli. Dia bisa m e nekan
lawan yang kalah kaya agar m enyetujui penyelesaian yang ditawarkan,
dengan m engajukan peninjauan kem bali berkali-kali guna m em buat
ongkos hukum lawannya bengkak, dan dengan m engajukan tun tutan
KEUNGGULAN-KEUNGGULAN DAN HARGA YANG HARUS DIBAYARKAN ● 135
yang tidak ada artinya nam un akan m enguras kantong pihak yang satu
lagi untuk m enghadapinya. Sejum lah sistem peradilan negara bersifat
korup dan m em bela pihak-pihak yang kaya atau m em iliki koneksi
politik yang baik.
Ya, sayangnya m em ang benar bahwa pihak yang lebih kuat dalam
perselisihan m enikm ati keunggulan yang tidak adil dalam sistem per-
adilan negara, seperti juga dalam masyarakat berskala kecil. Namun
setidak-tidaknya ada perlindungan yang disediakan oleh negara ke pa-
da pihak yang lem ah, sem entara m asyarakat berskala kecil tidak m e -
nye diakan perlindungan sem acam itu, paling-paling sedikit saja. Da-
lam negara yang dikelola dengan baik, korban yang lem ah tetap bisa
m e laporkan kejahatan ke polisi dan sering kali atau biasanya akan
didengarkan; orang m iskin yang m em ulai bisnis bisa m em inta bantuan
ne gara untuk m em astikan pelaksanaan kontrak; pengacara yang
dibayar oleh pengadilan disediakan bagi tergugat yang m iskin dalam
kasus pidana; dan penggugat yang m iskin dengan kasus yang kuat
m ungkin bisa m enem ukan pengacara pribadi yang bersedia m enerim a
kasus itu de ngan asas kontingensi (alias pengacara bersedia dibayar
sekian per sen dari uang yang diperoleh penggugat seandainya kasusnya
m enang).
Keunggulan ketiga peradilan negara m elibatkan tujuannya yaitu
m enetapkan benar dan salah, serta m enjatuhkan hukum an dan m eng-
kaji penalti perdata terhadap pelaku kesalahan, sehingga m en cegah
anggota-anggota lain m asyarakat m elakukan kejahatan atau ke salahan.
Pencegahan m erupakan tujuan eksplisit sistem peradilan pidana
kita. Pada kenyataannya, pencegahan juga m erupakan tujuan sis tem
peradilan gugatan perdata kita, yang m engkaji penyebab dan tanggung
jawab atas kerugian, sehingga berupaya m encegah perilaku penyebab
kerugian dengan m em buat setiap orang m enyadari hu kum an perdata
yang m ungkin harus m ereka bayarkan bila m ereka m e lakukan perilaku
semacam itu. Misalnya, seandainya Malo dituntut bersalah di dalam
sistem peradilan negara yang efektif atas kerugian per data karena
http://facebook.com/indonesiapustaka
m ana: kom pensasi yang terbatas atau bahkan tidak diberikan oleh
sistem peradilan pidana terhadap korban kejahatan (kecuali m e-
lalui gugatan perdata terpisah); dan, dalam gugatan perdata, lam -
bat nya pem ecahan perselisihan, sulitnya m enghitung cedera pribadi
dan em osional dalam takaran uang, kurangnya aturan (di AS) yang
m e m erintahkan penggugat yang sukses untuk m enanggung biaya
pengacara, dan kurangnya rekonsiliasi (atau yang lebih parah,
seringkali ter jadi peningkatan perm usuhan) antara pihak-pihak yang
berselisih.
Kita telah lihat bahwa m asyarakat negara dapat m engurangi m asa-
lah-m asalah itu dengan turut m enerapkan praktik-praktik yang di-
ilham i oleh prosedur-prosedur di m asyarakat berskala kecil. Da lam
sistem peradilan perdata kita, kita bisa m enginvestasikan lebih ba-
nyak uang untuk m elatih dan m enyewa m ediator dan m em astikan ke-
ter sediaan hakim . Kita bisa m encurahkan lebih banyak upaya untuk
m ediasi. Kita bisa m elim pahkan biaya pengacara kepada penggugat
yang berhasil dalam kondisi-kondisi tertentu. Dalam sistem peradilan
pidana Am erika, kita bisa kaji kem bali apakah m odel-m odel Eropa
yang lebih m enekankan rehabilitasi dan tidak m engutam akan
pem balasan atas kejahatan akan lebih berm anfaat bagi pelaku keja-
hatan, bagi m a sya rakat secara keseluruhan, dan bagi ekonom i.
Sem ua saran tersebut telah banyak didiskusikan. Saran-saran itu
m e m iliki kesulitannya sendiri-sendiri. Saya berharap bahwa, dengan
pe nge tahuan yang lebih m endalam tentang bagaim ana m asyarakat
ber skala kecil m enyelesaikan perselisihan, para ahli hukum dapat
m enyadari betapa baiknya bila kita m em asukkan prosedur-prosedur
yang m engagum kan dari m asyarakat berskala kecil ke dalam sistem
kita sendiri.
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 3
Pe ran g D an i
Bab ini akan m em perkenalkan peperangan tradisional dengan m e-
nuturkan serangkaian pertem puran dan serbuan yang cukup lazim
terjadi di antara orang-orang Dani di Papua, yang m enjadi tidak biasa
hanya karena betul-betul diamati dan diilmkan oleh ahli antropologi.
Orang-orang Dani adalah salah satu populasi beranggota paling
banyak dan padat di Papua, berpusat di Lem bah Besar Sungai Baliem
(Papua Indonesia). Antara 190 9 dan 1937, delapan ekspedisi Barat
m engadakan kontak dan m enyam bangi sejenak kelom pok-kelom pok
Dani yang tinggal di tepi luar lem bah ataupun tetangga-tetangga
m ereka tanpa m em asuki lem bah itu sendiri. Seperti yang disebutkan
http://facebook.com/indonesiapustaka
di Bab 1, lem bah itu dan populasinya yang berlim pah "ditem ukan"—
m aksudnya, pertam a kali dilihat oleh orang-orang Eropa, sekitar
46.0 0 0 tahun setelah tibanya nenek m oyang orang-orang Papua—pada
23 J uni 1938, oleh pesawat terbang yang m e la kukan peninjauan untuk
Ekspedisi Archbold. Kontak pertam a ber hadap-hadapan m enyusul
pada 4 Agustus, ketika patroli eks pedisi yang dipim pin oleh Kapten
Teerink berjalan ke dalam lem bah itu. Setelah Ekspedisi Archbold
PERANG DANI ● 139
m eninggalkan lem bah itu pada Desem ber 1938, kontak lebih lanjut
orang-orang Dani Baliem dengan orang-orang Eropa (selain upaya
penyelam atan singkat oleh Angkatan Darat AS terhadap awak pesawat
terbang yang jatuh pada 1945) ditunda sam pai 1954 dan tahun-
tahun berikutnya, ketika beberapa stasiun m isionaris dan pos patroli
pem erintah Belanda didirikan di lem bah itu.
Pada 1961, ekspedisi dari Museum Peabody, Universitas Harvard,
tiba untuk melakukan penelitian antropologi dan perekaman ilm.
Tem pat perkem ahan yang dipilih berada di kawasan Dani Dugum ,
sebab di daerah itu tidak ada stasiun pem erintah atau m isionaris serta
relatif hanya berkontak sedikit dengan dunia luar. Ter nyata peperangan
tradisional m asih berlangsung. Catatan-catatan ten tang pertarungan
di sana antara April dan Septem ber 1961 telah m un cul dalam beberapa
bentuk: terutam a, disertasi doktoral (dalam ba hasa Belanda) oleh ahli
ilm u sosial J an Broekhuijse dari Universitas Utrecht; dua buku oleh
ahli antropologi Karl Heider, berdasarkan disertasi doktoral Heider di
Harvard; satu buku populer, Under the Mountain Wall, oleh penulis
Peter Matthiessen; dan satu ilm dokumenter, Dead Birds, diproduseri
oleh Robert Gardner dan m encakup rekam an video luar biasa
pertarungan antara anggota-anggota suku yang m enghunus tom bak.
Rangkum an singkat berikut ini, m engenai peperangan Dani Dugum
selam a beberapa bulan pada tahun 1961, terutam a berasal dari tesis
Broekhuijse karena tesisnya m erupakan catatan yang paling rinci,
dilengkapi dengan inform asi dari Heider ditam bah beberapa rincian
dari Mathiessen. Broekhuijse mewawancarai peserta pertempuran,
yang m enjabarkan kepadanya pandangan m ereka atas setiap per-
tem puran, suasana hati yang tim bul akibat pertem puran, dan perincian
m engenai luka setiap orang. Ada beberapa ketidaksesuaian kecil di
antara ketiga catatan ini, terutam a dalam ejaan nam a-nam a Dani
(Broekhuijse menggunakan ortograi Belanda sementara Heider meng-
gunakan ortograi Amerika), dan dalam beberapa perincian seperti
perbedaan satu hari dalam hal tanggal salah satu pertem puran. Tapi,
http://facebook.com/indonesiapustaka
banyak ke sa m a an inform asi yang dituliskan oleh ketiga penulis ini dan
juga oleh Gardner, dan catatan-catatan m ereka secara garis besar saling
cocok.
Sewaktu Anda m em baca catatan gabungan ini, saya pikir Anda
akan kaget, seperti juga saya, oleh banyaknya ciri peperangan Dani
yang ternyata m irip dengan peperangan di banyak m asyarakat tradi-
sio nal lain yang akan disebutkan di Bab 4. Ciri-ciri yang sam a itu m en-
140 ● SATU BAB PENDEK, MENGENAI SUATU PERANG KECIL
ca kup yang berikut ini. Penyergapan diam -diam dan pertem puran ter-
buka yang sering terjadi (Gam bar 36), m asing-m asing m enyebabkan
se dikit kem atian, disela oleh pem bantaian yang jarang terjadi, yang
m e m us nahkan seluruh populasi atau m em bunuh sebagian besarnya.
Yang disebut peperangan tribal itu sering kali atau biasanya sebenarnya
ber langsung intrasuku, antara kelom pok-kelom pok yang m enggunakan
bahasa yang sam a dan m em iliki kesam aan budaya, bukan antarsuku.
Terlepas dari kem iripan atau identitas budaya yang sam a-sam a di-
m iliki pihak-pihak yang berperang, m ereka sering m enistakan satu
sam a lain sebagai bukan m anusia. Anak laki-laki sejak kanak-kanak
su dah dilatih bertarung, dan m ewaspadai serangan. Penting untuk
m enggalang persekutuan, nam un persekutuan sering berubah. Balas
dendam berperan dom inan sebagai alasan bagi siklus kekerasan. (Karl
Heider m alah m enjabarkan alasan tersebut sebagai kebutuhan untuk
m e nenangkan arwah kawan-kawan yang belum lam a terbunuh.) Pe-
perangan m elibatkan keseluruhan populasi, bukan hanya balatentara
pro fesional yang terdiri atas laki-laki dewasa yang tidak banyak jum -
lahnya: ada pem bunuhan sengaja terhadap perem puan dan anak-
anak "sipil" m au pun terhadap "prajurit" laki-laki. Desa dibakar dan
dijarah. Eisiensi militer rendah bila dipandang dengan standar pe-
pe rangan m odern, sebagai akibat ketersediaan senjata jarak-pen dek
sem ata, kepem im pinan yang lem ah, rencana yang sederhana, kurang-
nya pelatihan m iliter ke lom pok, dan kurangnya serangan yang ter-
sin kronisasi. Tapi, ka rena bersifat kronis, peperangan pun m em iliki
akibat pada segala segi perilaku m anusia. Terakhir, jum lah korban jiwa
m utlak tak pelak ren dah sebab ukuran populasi-populasi yang terlibat
m em ang kecil (diban dingkan dengan populasi nyaris sem ua negara
m odern), nam un jum lah korban jiwa relatif sebagai persentase dari
populasi yang terlibat ter hitung tinggi.
kutuan, yang m asing-m asing berjum lah sam pai 5.0 0 0 jiwa. Guna
m em bantu pem baca m engingat nam a-nam a Dani yang tidak diakrabi
dan akan m uncul berulang-ulang di beberapa halam an berikut, saya
m erangkum sem ua kom posisi persekutuan dalam Tabe l 3 .1. Satu
persekutuan, disebut Persekutuan Gutelu m engikuti nam a pem im -
pinnya Gutelu, terdiri atas beberapa konfederasi yang m asing-m asing
berjum lah sekitar 1.0 0 0 orang, term asuk Konfederasi Willihim an-
URUTAN KEJADIAN PERANG ● 141
* Di sini dan di beberapa paragraf berikutnya, kita menjumpai satu ciri peperangan Dani
yang pada awalnya membingungkan kita: pertempuran sesuai perjanjian. Dengan kata
lain, satu pihak menantang pihak yang satu lagi untuk berjanji bertemu di tempat ter-
tentu pada hari tertentu untuk bertempur. Pihak yang satu lagi bebas untuk menerima
atau mengabaikan tantangan itu. Ketika pertempuran telah dimulai, salah satu pihak bo-
leh meminta mengakhirinya bila hujan mulai turun. Fakta-fakta ini telah menyesatkan
sejum lah komentator sehingga menyatakan bahwa peperangan Dani teritualisasi, ti-
dak dimaksudkan untuk membunuh, dan hanyalah sebentuk pertandingan olahraga.
Pandangan itu ditentang oleh fakta-fakta yang tidak bisa diragukan bahwa orang-
orang Dani ternyata terluka dan terbunh dalam pertempuran-pertempuran demikian,
bahwa orang-orang Dani lain terbunuh dalam serbuan dan penyergapan, dan banyak
yang terbunuh dalam pem bantaian yang jarang terjadi. Ahli antropologi Paul Roscoe
berargumen bahwa apa yang tam paknya merupakan ritualisasi pertempuran Dani tidak
bisa terhindarkan akibat medan yang berawa-rawa dan berkubangan, dengan hanya dua
bukit kering sempit di mana kelompok-kelompok besar petarung bisa bermanuver dan
bertarung dengan aman. Bertempur dalam kelompok-kelompok besar di tempat-tempat
lain sangat berisiko ketika mengejar atau menjauhi lawan melalui rawa-rawa dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka
jembatan-jem bat an bawah air tersembunyi yang diakrabi oleh lawan. Sebagai dukungan
terhadap tafsir Roscoe, apa yang tampaknya merupakan ritualisasi pada peperangan Dani
tidak ditemukan di banyak kelompok Dataran Tinggi Papua lain yang bertarung di me-
dan kering dan keras. Ada rumor-rumor yang beredar, tampaknya dipicu oleh kaum mi-
sionaris, bahwa Ekspedisi Harvard itu sendiri, yang sangat ingin memperoleh rekaman ilm
yang dramatis, entah bagaimana memprovokasi orang-orang Dani untuk bertarung dan
saling membunuh. Tapi, orang-orang Dani bertarung sebelum ekspedisi itu tiba dan setelah
ekspedisi itu pergi, dan penyelidikan pemerintah tidak menemukan dasar ba gi rumor
tersebut.
URUTAN KEJADIAN PERANG ● 143
napas terakhir pada hari yang sam a. Tiga orang Wilihim an terluka
ringan dalam aksi hari itu. Wilihim an kini m erasa bahwa m ereka
telah m em balaskan dendam kem atian sekutu Gosi-Alua m ereka, dan
m erayakannya dengan m enari sam pai m alam .
Pada 25 Mei, para prajurit Gutelu di garis depan utara persekutuan
m e reka m enewaskan seorang laki-laki dari Konfederasi Asuk-Balek,
144 ● SATU BAB PENDEK, MENGENAI SUATU PERANG KECIL
yang bersekutu dengan Widaia dan berperan dalam kem atian tanggal
25 Agustus yang akan dijabarkan berikut ini.
Pada 26 Mei, kedua pihak melayangkan tantangan, melakukan
serbuan, dan berperang sam pai jauh petang, dan sesudahnya m ereka
pu lang. Dua belas orang Wilihim an terluka, tapi tidak ada yang serus.
Pada 29 Mei, Widaia melaporkan bahwa prajurit mereka yang ter-
luka pada 15 April baru saja m eninggal, m enyebabkan Wilihim an m e-
m ulai tarian perayaan yang terpaksa dihentikan karena ada laporan
ten tang serbuan Widaia di garis depan utara.
Orang-orang Widaia m erasa gelisah karena m ereka telah m en-
derita dua kem atian tanpa m am pu m em balas dendam . Pada 4 J uni
m e reka m engirim kan kelom pok penyergap yang berkem bang m enjadi
per tem puran yang m elibatkan sekitar 80 0 laki-laki, yang bubar karena
m alam turun. Tiga orang Wilihim an terluka ringan.
Pertem puran besar terjadi pada 7 J uni, m elibatkan 40 0 atau 50 0
pra jurit di m asing-m asnig pihak. Di antara hujan tom bak dan anak
panah dari kelom pok-kelom pok yang terpisah 20 m eter jauh nya,
orang-orang yang berkepala panas m elesat sam pai berjarak kurang
lebih 5 m eter dari m usuh, terus-m enerus m enghindar agar tidak ter-
kena hantam an. Sekitar 20 orang terluka.
J ejak kaki m enunjukkan bahwa Widaia m encoba m enyerang pada 8
J uni, nam un m ereka tidak terlihat.
Pada 10 J uni, Wilihim an sibuk m elaksanakan upacara, dan tidak
ada yang berkebun atau berjaga di m enara pengawas. Pada petang hari
yang panas, seorang laki-laki Wilihim an dan tiga anak laki-laki pergi
un tuk m eneguk air dingin di sungai, di m ana m ereka dikejutkan oleh
30 orang Widaia yang terbagi m enjadi dua kelom pok. Sewaktu ke lom -
pok pertam a m uncul, keem pat orang Wilihim an m elarikan diri, dan
kelom pok Widaia kedua yang bersem bunyi berupaya m em otong pe-
larian m ereka. Si laki-laki Wilihim an dan dua anak laki-laki berhasil
ka bur, nam un Wejakhe, anak laki-laki yang satu lagi, tidak bisa lari
cepat ka rena kakinya yang cedera, tertangkap, dilukai secara parah
http://facebook.com/indonesiapustaka
Satu di an tara dua orang itu berhasil kabur, nam un yang satu lagi
ditaklukkan dan dibunuh. Sewaktu para laki-laki Wilihim an m enyeret
laki-laki Asuk-Balek yang sekarat itu, anak-anak laki-laki kecil berlarian
di sisinya, m enusuk-nusuk tubuhnya dengan tom bak-tom bak kecil.
Pem bunuhan itu m em icu sorak-sorai dan nyanyian liar di m ana-m ana
di antara orang-orang Wilihim an, diikuti oleh tarian perayaan. Orang
Wilihim an m e nyim pulkan bahwa orang Asuk-Balek itu telah diarahkan
URUTAN KEJADIAN PERANG ● 147
untuk m encuri babi. Orang-orang selatan nyaris saja tum pas se an-
dainya saja m ereka tidak m enerim a bantuan dari persekutuan lain
yang terletak lebih ke selatan dan tadinya m erupakan sekutu m ereka.
Hasilnya, selain sem ua kem atian itu, adalah kaburnya orang-orang
selatan sem akin jauh ke selatan, dan perpecahan dalam Perse kutuan
Gutelu antara orang-orang selatan dan orang-orang utara. Pem -
bantaian sem acam itu adalah peristiwa yang jarang terjadi dengan
akibat-akibat besar. Karl Heider diberitahu m engenai em pat pem -
bantaian, pem ba kar an desa, penjarahan babi, dan perpindahan
populasi lain sem acam itu antara 1930 -an dan 1962.
libat—m enyaingi atau bahkan m engalahkan jum lah korban tewas yang
dialam i oleh AS, negara-negara Eropa, J epang, atau Tiongkok dalam
kedua perang dunia. Misalnya, ke-11 kematian yang diderita oleh kedua
persekutuan Dani di garis depan selatan Gutelu saja, dalam enam
bulan antara April dan Septem ber 1961, m erupakan sekitar 0 ,14% dari
populasi kedua persekutuan itu. Itu lebih tinggi daripada persentase
angka kem atian (0 ,10 %) dari pertem puran paling m em akan korban
di garis depan Pasiik selama Perang Dunia II: perebutan Okinawa
selam a tiga bulan, yang m enggunakan pesawat pem bom , pesawat
kam ikaze, artileri, dan penyem bur api, dengan korban tewas 264.0 0 0
jiwa (23.0 0 0 prajurit Am erika, 91.0 0 0 prajurit J epang, dan 150 .0 0 0
orang Okinawa), dari total populasi Am erika/ J epang/ Okinawa saat itu
yang berjum lah kira-kira 250 .0 0 0 .0 0 0 . Ke-125 laki-laki, perem puan,
dan anak-anak yang terbunuh dalam waktu sejam dalam pem bantaian
Dani pada 4 J uni 1966 m erupakan sekitar 5% populasi sasaran
(sekitar 2.50 0 ), konfederasi-konfederasi selatan dalam Persekutuan
Gutelu. Untuk m enyam ai persentase itu, bom atom Hiroshim a harus
m em bunuh 4.0 0 0 .0 0 0 , bukan 10 0 .0 0 0 orang J epang, dan serangan
World Trade Center harus m em bunuh 15.0 0 0 .0 0 0 , bukan 2.996 orang
Am erika.
Menurut standar dunia, Perang Dani kecil hanya karena populasi
Dani yang berisiko terbunuh juga kecil. Menurut standar populasi se-
tem pat yang terlibat, Perang Dani itu besar. Dalam bab berikutnya kita
akan lihat bahwa kesim pulan itu juga berlaku bagi peperangan tra disio-
nal secara um um .
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 4
Deinisi perang
Peperangan tradisional, seperti yang digam barkan oleh Perang Dani
yang dijabarkan dalam bab sebelum nya, banyak ditem ukan di m ana-
m ana nam un tidak selalu ada di antara m asyarakat-m asyarakat ber -
ska la kecil. Itu m enim bulkan banyak pertanyaan yang telah diper-
debatkan dengan sengit. Misalnya, bagaimana seharusnya perang di-
deinisikan, dan apakah yang disebut perang tribal itu memang betul-
betul perang? Bagaim anakah jum lah korban tewas dalam peperangan
m asyarakat kecil dibandingkan dengan jum lah korban tewas dalam
pe perangan negara? Apakah peperangan m eningkat atau berkurang ke-
tika m asyarakat berskala kecil m enjalin kontak dan dipengaruhi oleh
http://facebook.com/indonesiapustaka
orang-orang Eropa dan m asyarakat-m asyarakat lain yang lebih ter sen -
tralisasi? Apabila pertarungan antara kelom pok sim panse, singa, se ri-
gala, dan hewan-hewan sosial lain m erupakan pendahulu pe pe rangan
m anusia, apakah itu m enunjukkan bahwa tam paknya ada dasar genetis
bagi peperangan? Di antara berbagai m asyarakat m a nu sia, ada kah m a-
syarakat yang sangat dam ai? Bila iya, m engapa? Dan: apa m otif serta
penyebab peperangan tradisional?
DEFINISI PERANG ● 151
anak) yang terlibat dalam Perang Dani di Bab 3, dan jauh lebih besar
daripada sebagian besar m asyarakat berskala kecil yang dibahas dalam
bab ini.
Oleh karena itu, para cendekiawan yang m em pelajari m asyarakat-
masyarakat berskala kecil telah merumuskan berbagai deinisi alter-
natif yang lebih luas untuk perang, yang m irip satu sam a lain dan
biasa nya m em butuhkan tiga unsur. Unsur pertam a adalah kekejam an
SUMBER-SUMBER INFORMASI ● 153
yang dilakukan oleh kelom pok berukuran berapa pun, tapi tidak oleh
individu yang sendirian saja. (Pem bunuhan yang dilakukan oleh satu
individu dianggap sebagai pem bunuhan, bukan perang.) Satu lagi
unsur adalah kekejam an itu berlangsung antara kelom pok-kelom pok
yang m e rupakan bagian dua unit politik berbeda, bukan bagian satu
unit politik yang sam a. Unsur yang terakhir adalah kekejam an itu harus
disetujui oleh seluruh unit politik, bahkan m eskipun hanya se bagian
anggota unit itu yang m elaksanakan kekejam an tersebut. Dengan
demikian, pembunuhan antara keluarga Hatield dan keluarga McCoy
bukan m erupakan perang, sebab kedua keluarga m erupakan bagian
unit politik yang sam a (Am erika Serikat) sem entara AS sebagai ke-
seluruhan tidak m enyetujui perseteruan keluarga itu. Unsur-unsur ini
bisa digabungkan menjadi deinisi pendek perang yang akan saya gu-
nakan dalam buku ini, yang mirip dengan deinisi-deinisi yang di-
rum uskan oleh cendekiawan-cendekiawan lain yang m em pelajari
m a sya rakat berskala kecil m aupun m asyarakat negara: “Perang ada-
lah kekejam an yang berlangsung berulang-ulang antara kelom pok-ke-
lom pok yang m erupakan bagian unit-unit politik yang bersaing, dan
disetujui oleh unit-unit m ereka.”
Su m be r-s u m be r in fo rm as i
Tuturan dalam Bab 3 m engenai peperangan Dani m ungkin m e nun juk-
kan bahwa tam paknya m em pelajari perang tradisional sungguh m udah:
kirim mahasiswa S2 dan kru ilm, amati dan rekam pertempuran, hitung
berapa prajurit terluka dan tewas yang dibawa pulang, dan wawancara
orang-orang yang am bil bagian dalam perang untuk m engetahui lebih
banyak perincian. Itulah bukti yang tersedia bagi kita m engenai pe-
perangan Dani. Bila kita punya ratusan penelitian sem acam itu, tidak
akan ada perdebatan m engenai ada-tidaknya perang tradisional.
Tapi sebenarnya, untuk beberapa alasan yang gam blang, peng-
am atan langsung terhadap perang tradisional oleh cendekiawan yang
m em bawa kam era sungguh jarang, dan ada sejum lah kontroversi m e-
http://facebook.com/indonesiapustaka
ngenai seperti apa perang tradisional bila tidak ada pengaruh Eropa.
Selagi orang-orang Eropa menyebar ke seluruh dunia sejak 1492 M
dan m enjum pai serta m enaklukkan bangsa-bangsa non-Eropa, salah
satu hal pertam a yang pem erintahan Eropa lakukan adalah m enekan
pe perangan tradisional: dem i keam anan orang-orang Eropa sendiri,
dan dem i m engelola daerah-daerah yang ditaklukkan, serta bagian
m isi m em buat bangsa-bangsa lain itu lebih beradab. Pada waktu sains
154 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
ganggu fenom ena yang diam ati. Dalam antropologi, ini berarti bahwa
se m ata keberadaan orang luar pun tak pelak berefek besar terhadap
m a syarakat yang tadinya "belum tersentuh". Pem erintah negara secara
rutin m enerapkan kebijakan sadar untuk m enyudahi peperangan tra-
disional: m isalnya, tujuan pertam a para perwira patroli Australia pada
abad ke-20 di Teritori Papua dan Nugini, sewaktu memasuki area baru,
ada lah m enghentikan peperangan dan kanibalism e. Orang luar bukan-
156 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
pem erintah m ungkin m encapai hasil yang sam a dengan cara-cara yang
berbeda. Misalnya, Klaus Kuegler pada akhirnya harus mendesak agar
klan Fayu yang m enjadi tuan rum ahnya berhenti bertarung di se kitar
rum ahnya dan pergi ke tem pat lain bila m au saling m em anah, kalau
tidak dia dan keluarganya terpaksa angkat kaki dem i ke se la m at an
dan kedam aian m ereka sendiri. Orang-orang Fayu setuju, dan secara
perlahan-lahan berhenti bertarung sepenuhnya.
Itu adalah contoh-contoh orang Eropa yang secara sengaja m eng-
akhiri atau m engurangi pertarungan kesukuan, nam un ada juga se-
jum lah klaim bahwa orang-orang Eropa secara sengaja m em provokasi
per tarungan kesukuan. Ada juga banyak cara orang luar, m elalui
aktivitas atau pun sekadar keberadaan m ereka, m ungkin secara tidak
sengaja m e ningkatkan atau m engurangi pertarungan. Dengan dem i-
kian, setiap kali se orang pengunjung dari luar m elaporkan hasil peng-
am atan tentang pe pe rangan (atau tidak adanya peperangan) tradi-
sional, tak pelak ada ketidakpastian m engenai seperti apa pertarungan
yang m ungkin ter jadi seandainya tidak ada pengam at dari luar. Saya
akan kem bali ke per ta nyaan tersebut nanti dalam bab ini.
Salah satu pendekatan alternatif adalah m em pelajari bukti-buk ti
pertarungan kesukuan yang tercatat dalam bukti arkeologis yang dibuat
sebelum kedatangan orang luar. Pendekatan ini m em iliki keunggul-
an yaitu m enyingkirkan sepenuhnya pengaruh pengam at luar se m en-
tara. Tapi, dalam analogi dengan Asas Ketidakpastian Heisenberg, kita
m endapatkan keunggulan nam un juga m em peroleh kekurangan: fakta-
fakta sem akin tidak pasti, karena pertarungan tidak diam ati langsung
m aupun dijabarkan sesuai laporan dari saksi setem pat, m elainkan
disim pulkan dari bukti arkeologis, yang juga dapat dipengaruhi ber-
bagai ketidakpastian. Salah satu jenis bukti tidak terbantahkan tentang
per tarungan adalah tum pukan kerangka, dikuburkan bersam a-sam a
tan pa tanda-tanda yang biasanya terlihat pada pem akam an secara pa-
tut yang disengaja, dengan bekas-bekas irisan atau patahan pada tulang
yang dapat dikenali sebagai akibat senjata atau perkakas. Bekas-bekas
http://facebook.com/indonesiapustaka
se m acam itu m encakup tulang yang ditancapi m ata panah, tulang de-
ngan bekas irisan akibat senjata tajam sem isal kapak, tengkorak de-
ngan bekas irisan lurus m em anjang yang m erupakan indikasi kulit
ke pa la dikuliti, atau tengkorak dengan dua ruas tulang be la kang
pertam a yang m asih m elekat, biasanya m erupakan akibat pe m enggalan
kepala (misalnya untuk adat mengayau). Misalnya, di Talheim di
Jerman baratdaya, Joachim Wahl dan Hans König mempelajari 34
SUMBER-SUMBER INFORMASI ● 157
dan peperangan laut dengan kapal perang khusus baru tercatat sejak
munculnya pemerintah negara setelah 3000 SM). Salah satu taktik
yang akrab dengan kita dan m asih dipraktikkan adalah pertem puran
teratur (pitched battle), dengan kom batan dari pihak-pihak yang
berseberangan da lam jum lah besar berhadap-hadapan dan bertarung
secara terbuka. Inilah taktik pertam a yang teringat oleh kita bila kita
m em ikirkan soal pe perangan negara m odern—contoh-contoh yang
terkenal antara lain Per tem puran Stalingrad, Pertem puran Gettysburg,
dan Pertem puran Waterloo. Kecuali soal skala dan persenjataannya,
pertem puran-per tem puran sem acam itu pastilah akrab dengan orang-
orang Dani, yang pertem puran-pertem purannya terjadi secara spontan
pada 7 J uni, 2 Agustus, dan 6 Agustus 1961, seperti yang saya jabarkan
di Bab 3.
Taktik akrab berikutnya adalah serbuan m endadak, di m ana seke-
lom pok prajurit yang berjum lah cukup sedikit untuk m e nyem bunyikan
diri, m aju dalam kegelapan m alam , m elakukan serbuan m e nge jutkan
di teritori m usuh dengan tujuan terbatas berupa m em bunuh be berapa
m usuh atau m enghancurkan properti m usuh dan lantas m undur,
tanpa m engharapkan bisa m enghancurkan keseluruhan bala ten tara
lawan atau secara perm anen m enduduki teritori m usuh. Ini ba rangkali
m erupakan bentuk peperangan tradisional yang paling ter sebar luas,
tercatat di sebagian besar m asyarakat tradisional, m isalnya serbuan
mendadak yang dilakukan orang-orang Nuer terhadap orang-orang
Dinka, atau serbuan m endadak orang-orang Yanom am o terhadap
sesam a. Saya telah m enjabarkan serbuan m endadak oleh orang-orang
Dani yang terjadi pada 10 Mei, 26 Mei, 29 Mei, 8 Juni, 15 Juni, 5 Juli,
dan 28 J uli 1961. Contoh-contoh penyergapan, oleh infanteri dan
sekarang juga oleh kapal dan pesawat terbang, juga berlim pah dalam
peperangan negara.
Berkaitan dengan serbuan m endadak, dan juga tersebar luas dalam
peperangan tradisional, adalah penyergapan, satu lagi bentuk serangan
m engagetkan dengan para penyerbu, bukannya bergerak diam -diam ,
http://facebook.com/indonesiapustaka
m e nyem bunyikan diri dan m enanti di suatu tem pat yang kem ungkinan
akan didatangi oleh m usuh-m usuh yang tidak m enduga akan disergap.
Saya m enjabarkan sergapan-sergapan oleh orang-orang Dani yang ter-
jadi pada 27 April, 10 Mei, 4 Juni, 10 Juni, 12 Juli, dan 28 Juli 1961. Pe-
nyergapan juga tetap populer dalam peperangan m odern, dibantu oleh
radar dan m etode-m etode pem ecahan sandi yang m em bantu m em baca
gerakan lawan supaya ke lom pok penyergap m akin sulit terdeteksi.
160 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
dingan kedua pada 15 J uni di ibukota El Salvador (dim enangi 3-0 oleh
El Salvador). Ke tika El Salvador m em enangi pertandingan penentuan
3-2 dengan perpanjangan waktu pada 26 Juni di Mexico City, kedua
negara itu m e m u tuskan hubungan diplom atik, dan pada 14 J uli ang-
katan darat dan angkatan udara El Salvador m ulai m engebom dan
m enyerbu Honduras.
162 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
gara, dan dalam segi apa keduanya berbeda? Sebelum m enjawab per-
tanyaan ini, kita harus tentu saja m enyadari bahwa kedua jenis pepe-
rangan bukanlah m erupakan dua hal yang sepenuhnya bertolak
bela kang, tan pa bentuk-bentuk antara. Peperangan sesungguhnya
berubah di se pan jang suatu kisaran m ulai dari m asyarakat terkecil
sam pai m asyarakat terbesar. Sem akin besar m asyarakatnya, sem akin
besar angkatan ber sen jata yang bisa digalang, sehingga lebih kecil
KEMIRIPAN DAN PERBEDAAN ● 165
keunggulan jum lah berkat ke ber hasilan m enggalang sekutu yang lebih
banyak, berkem ungkinan lebih besar akan m enang.
Kem iripan satu lagi adalah m asyarakat berukuran berapa pun
sam a-sam a m engandalkan pertarungan jarak dekat dan senjata jarak
jauh. Bahkan kawanan-kawanan Fayu yang bertarung di sekeliling
rum ah Kuegler m em iliki busur dan anak panah, sem entara orang-
orang Dani m elontarkan tom bak sekaligus m em bunuh Wijakhe dan
166 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
J enokm a dari jarak dekat dengan tikam an tom bak. J arak yang bisa
ditem puh senjata m eningkat seiring m eningkatnya jum lah anggota
dan tingkat teknologi suatu m asyarakat. Walaupun para prajurit
Rom awi terus m enggunakan pedang dan belati untuk pertarungan
jarak dekat, m ereka juga m enggunakan senjata jarak jauh seperti
panah, lem bing, pelontar batu, dan ketapel dengan jangkauan jarak
m encapai 80 0 m eter. Dalam Perang Dunia I, balatentara J erm an
telah m engem bangkan m eriam (dijuluki si Besar Bertha) untuk m em -
bom bardir Paris dari jarak 10 0 kilom eter, sem entara ridal balistik
antarbenua m odern m em iliki jangkauan sam pai setengah keliling
dunia. Namun prajurit modern tetap harus siap menggunakan pistol
atau bayonet untuk m em bunuh dalam jarak dekat.
Konsekuensi psikologis m eningkatnya jangkauan senjata jarak
jauh m odern adalah bahwa sebagian besar pem bunuhan oleh m iliter
adalah m elalui teknologi "tekan tom bol" (bom , artileri, dan rudal),
m e m ungkinkan prajurit untuk m em bunuh lawan yang tidak terlihat
dan tidak perlu m engatasi kebim bangan untuk m em bunuh sam bil
m e natap lawan (Gam bar 37). Dalam sem ua pertarungan tradisional,
orang per orang m em ilih sasaran dan m elihat wajah sasarannya,
entah saat m enikam si sasaran dari jarak dekat atau m enem bakkan
anak panah kepadanya dari jarak puluhan m eter (Gam bar 36). Laki-
laki dalam m asyarakat tradisional sejak anak-anak dibesarkan sam bil
diajari untuk m em bunuh, atau setidak-tidaknya tahu cara m em bunuh,
nam un kebanyakan warga negara m odern tum buh sam bil terus-m e-
nerus diajari bahwa m em bunuh itu buruk, sam pai ketika berusia lewat
18 tahun m ereka m endadak dikenai wajib m iliter atau m em asuki
angkatan bersenjata, diberi sepucuk senjata, dan diperintahkan untuk
m em bidik m usuh dan m enem baknya. Tidaklah m engejutkan, cukup
besar persentase pra ju rit dalam Perang Dunia I dan II—sejum lah
perkiraan m enyatakan sam pai separonya—tidak bisa m enggerakkan
diri untuk m enem bak se orang m usuh yang m ereka anggap sebagai
sesam a m anusia. De ngan dem ikian, m eskipun m asyarakat tradisional
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 8 . Ayah dan anak Aka, dari hutan khatulistiwa Afrika
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 9 .
Perem puan Inuit
(Iñupiaq) dari
Alaska.
http://facebook.com/indonesiapustaka
agam a. Saya belum pernah m endengar perilaku sem acam itu dalam
peperangan tra disional Papua: tujuan setiap pejuang adalah m em -
bunuh m usuh dan bertahan hidup. Misalnya, ketika para penyerbu
Wilihim an m e nangkap dan m em bunuh laki-laki Widaia ber nam a
Huwai pada 11 Mei 1961, dua rekan Huwai yang kalah jumlah kabur
tanpa m encoba m enyelam atkan Huwai; dan ketika para penyerbu
Widaia m elakukan pe nyergapan dan m enangkap serta m em bunuh
bocah Wilihim an, Wejakhe, yang sebelum nya sudah cedera pada 10
J uni, ketiga orang Wilihim an lainnya yang sedang bersam a Wejakhe
dan kalah jum lah dari penyerang juga kabur.
Masyarakat tradisional dan negara berbeda dalam hal siapa yang
m enjadi prajurit. Sem ua balatentara negara m en cakup prajurit-
prajurit profesional purnawaktu yang bisa tetap bertugas di m edan
sela m a bertahun-tahun, disokong oleh orang-orang sipil yang m em -
budidayakan m akanan untuk diri sendiri dan juga untuk para prajurit.
Balatentara bisa jadi sepenuhnya terdiri atas profesional (seperti
yang kini berlaku di AS), atau bisa ditam bah (ter utam a saat perang)
oleh para sukarelawan atau peserta wajib m iliter non-profesional.
Sem entara itu, sem ua prajurit kawanan dan suku, seperti prajurit-
pr ajurit Dani yang dijabarkan di Bab 3, dan se m ua atau sebagian
besar prajurit kedatuan, bukanlah profesional. Mereka adalah laki-
laki yang biasanya sibuk berburu, bertani, atau m enggem bala, yang
m enghentikan sem entara aktivitas-aktivitas m e nyam bung hidup itu
untuk periode yang berkisar dari beberapa jam sam pai beberapa m ing-
gu dem i ikut bertarung, dan kem udian pulang lagi sebab m ereka dibu-
tuhkan untuk berburu, bercocok-tanam , atau m em anen. Oleh karena
itu m ustahil bagi "balatentara" tradisional untuk tetap bertahan di
m edan dalam waktu yang lam a. Kenyataan dasar itu m em berikan ke-
unggulan m enentukan bagi para prajurit kolonial Eropa dalam pepe-
rangan m ereka dem i m enaklukkan suku-suku dan kedatuan-kedatuan
di seluruh dunia. Sejum lah orang-orang non-Eropa, sem isal orang-
orang Maori di Selandia Baru, Indian Araucania di Argentina, serta
http://facebook.com/indonesiapustaka
kukan tugas-tugas yang bisa dilakukan hanya dengan indera sen tuhan,
m isalnya m em intal dan sejum lah pekerjaan berkebun. Sejum lah suku
dan kedatuan pem buru-pengum pul yang berukuran besar, m e netap,
dan terspesialisasi secara ekonom i, m isalnya orang-orang Indian di
pesisir Pasiik Baratlaut dan orang-orang Indian Calusa di Florida,
secara rutin m am pu m em perbudak, m em pertahankan, dan m e m an-
faatkan tawanan.
Tapi, bagi m asyarakat-m asyarakat yang lebih sederhana daripada
negara-negara Mesopotamia, Indian Pasiik Baratlaut, dan orang-orang
Calusa, m usuh yang dikalahkan tidak ada gunanya bila hidup. Tujuan
perang orang-orang Dani, Fore, Inuit Alaska Barat Laut, Penduduk
Kepulauan Andam an, dan banyak suku-suku lain ada lah m engam bil
alih tanah m usuh dan m em usnahkan m usuh m ereka apa pun jenis
kelam innya dan berapa pun usianya, term asuk lusinan pe rem puan
dan anak-anak Dani yang dibunuh dalam pem bantaian 4 J uni 1966.
Masyarakat tradisional lainnya, misalnya orang-orang Nuer yang
m enyerbu orang-orang Dinka, kini lebih selek tif, dalam artian m ereka
m em bunuh laki-laki Dinka dan m enggebuk bayi dan perem puan tua
Dinka sam pai m ati, nam un m em bawa pulang perem puan-perem puan
Dinka yang m asih cukup usia untuk dinikahi guna dinikahkan paksa
dengan laki-laki Nuer, dan juga membawa pulang balita Dinka untuk
dibesarkan sebagai orang Nuer. Orang-orang Yanomamo juga juga
tidak m em bunuh perem puan-perem puan dari pihak m usuh yang bisa
dikawini.
Peperangan total di antara m asyarakat tradisional juga berarti m e-
m obilisasi sem ua laki-laki, term asuk bocah-bocah Dani berusia enam
tahun sekalipun yang bertarung dalam pertem puran 6 Agustus 1961.
Tapi, perang negara biasanya dilangsungkan dengan balatentara pro-
fesional yang terdiri atas laki-laki dewasa dan hanya m erupakan per-
sentase kecil dari keseluruhan populasi. Grande Armée Napoleon
yang diboyongnya m enyerbu Rusia pada 1812 berjum lah 60 0 .0 0 0
orang dan karenanya terhitung besar sekali untuk standar peperangan
http://facebook.com/indonesiapustaka
sen jata berhasil dirundingkan. Dalam m asyarakat apa pun, entah itu
suku ataupun negara, pasti ada orang-orang yang tidak puas dengan
suatu perjanjian dam ai, dan yang ingin m enyerang m usuh karena
alasan-alasan pribadi, dan ingin m em provokasi pecahnya pertarungan
yang baru. Pem erintah negara yang m em egang m onopoli tersentralisasi
atas penggunaan kekuasaan dan kekuatan biasanya dapat m enahan
orang-orang berkepala panas itu; pem im pin suku yang lem ah tidak
MENGAKHIRI PERANG ● 189
bisa. Oleh karena itu perdam aian antarsuku biasanya rapuh dan
dengan cepat runtuh m enjadi siklus perang yang baru.
Perbedaan antara negara dan m asyarakat kecil tersentralisasi itu
m erupakan alasan utam a m engapa negara ada. Sejak lam a ada per-
de batan di antara para ilm uwan politik m engenai bagaim ana negara
m uncul, dan m engapa m assa yang diperintah m enoleransi raja, anggota
kongres, dan para birokrat. Pem im pin politik purnawaktu tidak m em -
bu didayakan m akanan sendiri, tapi m alah hidup dari m akanan yang
dibu didayakan oleh kaum tani. Bagaim ana bisa para pem im pin kita
m e yakinkan atau m em aksa kita untuk m em beri m ereka m akan, dan
m engapa kita biarkan m ereka tetap berkuasa? Filsuf Prancis J ean-
J acques Rousseau berspekulasi, tanpa bukti apa pun untuk m endukung
spe kulasinya, bahwa pem erintah m uncul sebagai hasil keputusan ra-
sional oleh m assa yang m enyadari bahwa kepentingan m ereka sen diri
akan terpenuhi dengan lebih baik di bawah seorang pem im pin dan
birokrat. Dalam sem ua kasus pem bentukan negara yang kini telah di-
ketahui oleh ahli sejarah, tidak ada perhitungan berpikiran jauh ke
depan seperti itu yang teramati. Negara justru muncul dari kedatuan
m e lalui persaingan, penaklukan, atau tekanan luar: kedatuan dengan
pengam bilan keputusan yang paling efektif lebih m am pu m enaklukkan
atau mengalahkan kedatuan lain dalam persaingan. Misalnya, antara
180 7 dan 1817, lusinan kedatuan yang terdiri atas orang-orang Zulu
di Afrika tenggara, yang secara tradisional berperang satu sam a lain,
m enjadi tergabung ke dalam satu negara di bawah salah seorang datu,
bernam a Dingiswayo, yang m enaklukkan sem ua datu pesaingnya
karena terbukti lebih sukses dalam m enem ukan cara terbaik untuk
m erekrut balatentara, m enyelesaikan perselisihan, m engga bungkan
kedatuan-kedatuan yang dikalahkan, dan m engelola teritorinya.
Terlepas dari keseruan dan gengsi pertarungan antarsuku, suku-
suku itu sendiri paling paham dibandingkan siapa pun tentang ke-
sengsaraan yang berkaitan dengan perang, bahaya yang terus-m enerus
ada, dan kedukaan akibat terbunuhnya orang-orang yang disayangi.
http://facebook.com/indonesiapustaka
sejak pem erintah datang karena sekarang m ereka bisa m akan tanpa
perlu m ewaspadai apa yang ada di belakang m ereka, dan bisa pagi-pa gi
keluar rum ah untuk buang air kecil tanpa takut ditem bak. Sem ua orang
m engakui bahwa m ereka takut ketika bertarung. Bahkan, m ereka m e-
m andang aku seolah-olah aku sedem ikian dungunya sam pai-sam pai
yang begitu saja ditanyakan. Mereka mengaku bermimpi buruk berupa
ter pisah dari kawan-kawan sekelom poknya ketika bertarung dan tidak
bisa m elihat jalan pulang.”
Reaksi itu m enjelaskan m engapa secara m engejutkan perwira
patroli Australia dan polisi pribum i dalam jum lah kecil dapat dengan
m u dahnya m engakhiri peperangan antarsuku di apa yang saat itu m e-
rupakan teritori Papua Nugini. Mereka menyambangi satu desa yang
sedang berperang, m em beli seekor babi, m enem bak babi itu un tuk
m enunjukkan kekuatan senjata api, m erubuhkan perbentengan desa
dan m enyita perisai perang kelom pok-kelom pok yang berperang agar
akan lebih m em atikan bila ada yang berani-berani m em ulai pe rang,
dan terkadang m enem bak orang-orang Papua yang berani m e nye rang
m ereka. Tentu saja, orang-orang Papua bersifat pragm atik dan bisa
mengenali kekuatan senjata api. Namun kita mungkin tidak mem-
perkirakan betapa m udahnya m ereka m eninggalkan peperangan yang
telah m ereka lakukan selam a ribuan tahun, padahal pencapaian dalam
perang telah dipuji-puji sejak m asa kanak-kanak dan dianggap sebagai
har ga diri laki-laki.
Penjelasan atas hasil yang m engejutkan itu adalah orang-orang
Papua m enghargai m anfaat perdam aian yang dijam in oleh negara
yang tidak m am pu m ereka capai sendiri tanpa pem erintahan negara.
Misalnya, pada 1960-an saya menghabiskan waktu sebulan di satu
daerah yang baru saja didam aikan di Dataran Tinggi Papua, di m ana
20 .0 0 0 penduduk Dataran Tinggi yang sam pai kira-kira satu da sa-
warsa sebelum nya m asih terus berperang satu sam a lain, kini hidup
dam ai bersam a satu orang perwira patroli Australia dan sege lintir polisi
Papua Nugini. Ya, perwira patroli dan para polisi itu punya senjata
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan anak panah. Senjata api, kapal, dan kapak baja Eropa untuk
sem entara m em fasilitasi perang antar-pulau di Ke pu lauan Solom on
pada abad ke-19: tidak seperti kapak batu, kapak baja bisa m em enggal
banyak orang tanpa m enjadi tum pul. Serupa dengan itu, senjata api
dan kuda Eropa m erangsang peperangan di Great Plains Am erika
Utara, sedangkan senjata api dan pem beli budak dari Eropa m em icu
perang di Afrika Tengah. Untuk m asing-m asing m a sya rakat yang baru
EFEK KONTAK DENGAN ORANG-ORANG EROPA ● 193
sem akin intensif setelah 1848: peperangan terus-m enerus jelas akan
m enghalangi kesepatan itu.
Dengan dem ikian, efek jangka panjang orang-orang Eropa, Tswana,
ataupun kontak luar lainnya dengan negara atau kedatuan nyaris selalu
berupa diredam nya peperangan antarsuku. Efek jangka pendeknya
berm acam -m acam , bisa berupa langsung teredam nya peperangan
atau pun m alah peningkatan sem entara yang kem udian diikuti oleh
pengekangan. Tidak bisa dikatakan bahwa peperangan tradisional
m erupakan akibat kontak dengan orang-orang Eropa.
Terlepas dari itu, ada sejarah panjang penyangkalan terhadap pe-
pe rangan tradisional oleh cendekiawan Barat. J ean-J acques Rousseau,
yang sudah disebutkan sebelum nya berkaitan de ngan teori spe-
kulatifnya m engenai pem bentukan negara yang tidak dida sarkan pada
bukti em piris apa pun, m engajukan teori yang sam a spekulatif dan
tidak berdasarnya m engenai peperangan: dia m engklaim bahwa secara
kodrati m anusia bersifat penuh kasih sayang, dan perang baru dim ulai
seiring kemunculan negara. Sebagian besar ahli etnograi terlatih yang
m em pelajari m asyarakat-m asyarakat tradisional pada abad ke-20
m endapati kawanan dan suku yang telah didam aikan oleh pem erintah
kolonial, sam pai sejum lah ahli antropologi m am pu m enyaksikan con-
toh-contoh terakhir peperangan tradisional pada 1950 -an dan 1960 -
an di Dataran Tinggi Papua dan Am azonia. Para ahli arkeologi yang
m enggali perbentengan yang dikaitkan dengan peperangan kuno telah
kerap kali m elewatkan, m engabaikan, atau m en cari-cari penjelasan
bagi hal-hal yang m ereka tem ukan, m isalnya m enganggap parit-parit
dan tiang-tiang pertahanan yang m engelilingi suatu desa hanya sebagai
"pembatas" atau "simbol eksklusi". Namun bukti mengenai peperangan
tradisional, entah itu berdasarkan pengam at an langsung, sejarah lisan,
ataupun bukti arkeologis, sede m ikian ber lim pah sehingga kita harus
bertanya-tanya: m engapa m asih saja ada per debatan m engenai arti
pentingnya?
Salah satu alasannya adalah kesulitan-kesulitan yang nyata, seperti
http://facebook.com/indonesiapustaka
lainnya yang bisa diam ati dan diteliti, pada akhirnya m ungkin terkuak.
Sewaktu fakta-fakta itu terkuak, bila para cendekiawan selam a ini
m enyangkal ke nya taan peperangan tradisional untuk tujuan politik
yang terpuji, ditem ukannya fakta-fakta itu akan m eruntuhkan tujuan
politik yang terpuji. Hak-hak penduduk pribum i harus ditegakkan
berdasarkan alasan m oral, bukan dengan m em buat-buat klaim -klaim
palsu yang rawan dibantah.
m asya rakat-m asyarakat m anusia. Kita sudah lihat di Bab 1 bahwa ker-
ja sam a antara m asyarakat-m asyarakat m anusia yang bertetangga
didorong oleh kondisi-kondisi lingkungan tertentu, m isalnya naik
turunnya jum lah sum ber daya pada atau antara tahun-tahun tertentu,
dan apakah suatu teritori m engandung sem ua sum ber daya yang
dibutuhkan untuk hidup berswasem bada atau tidak. Kerja sam a antara
m asyarakat-m asyarakat berskala kecil yang bertetangga bukanlah
198 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
tidak ter hin dar kan atau terprogam secara genetis; ada alasan-alasan
m engapa sejum lah m asyarakat lebih banyak bekerja sam a sem entara
sejum lah m asyarakat lain kurang bekerja sam a.
Serupa dengan itu, ada alasan-alasan eksternal m engapa sejum lah
m a syarakat m anusia bersifat dam ai, sem entara yang lain tidak. Ke-
banyakan m asyarakat negara m odern pernah terlibat dalam berbagai
perang yang terjadi belum lam a ini, nam un segelintir di antaranya tidak
pernah, untuk alasan-alasan yang bisa dipahami. Negara di Amerika
Tengah, Kosta Rika, sudah lam a tidak berperang, dan bahkan m em -
bubarkan angkatan bersenjatanya pada 1949, sebab populasi dan
kondisi-kondisi sosial m asa lalunya m enghasilkan tradisi yang rela-
tif egaliter dan demokratik, dan kedua tetangganya (Nikaragua dan
Panam a) tidaklah m engancam dan tidak m enawarkan sasaran apa pun
yang sangat berharga untuk ditaklukkan terkecuali Terusan Panam a,
yang akan dipertahankan oleh Angkatan Darat AS seandainya saja
Kosta Rika cukup dungu untuk berinvestasi m em persiapkan bala-
tentara guna m enyerang terusan tersebut. Swedia dan Swiss sudah
lam a tidak berperang (walaupun dulu Swedia pernah berperang), sebab
kini m ereka m em iliki tetangga-tetangga yang agresif serta berkekuatan
dan berpenduduk jauh lebih besar (J erm an, Prancis, dan Rusia) yang
tidak bisa m ereka kalahkan sendiri, dan karena m ereka telah berhasil
m en ce gah tetangga-tetangga itu m enyerang m ereka dengan cara m em -
persenjatai diri selengkap-lengkapnya.
Seperti negara-negara m odern yang tidak pernah terlibat perang
be la kangan ini, sejum lah kecil m asyarakat tradisional juga tidak ber-
pe rang karena alasan-alasan yang bisa dipaham i. Orang-orang Eskim o
Kutub di Tanah Hijau sedem ikian terisolasi sehingga m ereka tidak
punya tetangga, tidak punya kontak dengan dunia luar, dan tidak ber-
kem ungkinan berperang m eskipun m ereka m enginginkannya. Ke tiada-
an perang juga telah dilaporkan dari segelintir kawanan kecil pem buru-
pengum pul nom aden yang hidup dalam kepadatan populasi yang am at
rendah, dalam lingkungan keras yang tidak produktif, de ngan wilayah
http://facebook.com/indonesiapustaka
jelajah yang luas, dengan sedikit atau m alahan tidak ada harta benda
yang layak dipertahankan atau direbut, dan relatif ter isolasi dari
kawanan-kawanan lain. Kawanan yang seperti itu antara lain adalah
orang-orang Indian Shoshone di Great Basin AS, orang-orang Indian
Siriono di Bolivia, sejum lah suku gurun di Aus tralia, dan orang-orang
Nganasan di Siberia utara. Masyarakat petani tanpa sejarah perang
antara lain orang-orang Indian Machiguenga di Peru, yang hidup di
MOTIF PERANG TRADISIONAL ● 199
dan m em perbesar jum lah m ereka sendiri. Daftar panjang kelom pok-
ke lom pok m anusia pengayau yang berperang guna m enangkap dan
m em bunuh m usuh dem i m em peroleh kepala antara lain ada lah orang-
orang Asmat dan Marind di Papua, orang-orang Roviana di Kepulauan
Solom on, dan berbagai kelom pok m anusia lain di Asia, Indonesia,
Kepulauan Pasiik, Irlandia, Skotlandia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Orang-orang kanibal yang m em akan m usuh yang tertangkap atau
202 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
Pe n ye bab m e n d as ar
Penyebutan satu per satu m otif yang diajukan oleh anggota m asyarakat
berskala kecil m engenai m engapa m ereka ber pe rang—perem puan,
anak-anak, kepala, dan lain sebagainya—bukan ber arti daftar itu
sudah lengkap. Tapi, dari situ sudah cukup jelas bahwa m otif-m otif
yang dise butkan itu saja bukan m erupakan pen jelasan m em uaskan
PENYEBAB MENDASAR ● 203
yang m enyebabkan pem bunuhan yang satu itu m em icu Perang Dunia
I? Teori-teori yang diper debatkan m engenai penyebab(-penyebab)
ultim at Perang Dunia I m encakup sistem persekutuan pra-perang,
na sionalism e, ancam an ter hadap stabilitas dua kekaisaran m ulti-
etnik besar (Kekaisaran Habsburg dan Osm ani), bertam bah parahnya
perselisihan teritorial m em perebutkan Alsace-Lorraine dan pelayaran
m elalui Selat Dardanella, serta m eningkatnya kekuatan ekonom i
J erm an. Karena kita saja m asih belum bisa m enyepakati penyebab-
penyebab dasar Perang Dunia I, m aka kita tidak bisa harapkan bahwa
m em aham i penyebab-penyebab ultim at peperangan tradisional m eru-
pakan pekerjaan mudah. Namun orang-orang yang mempelajari pepe-
rangan tradisional m enikm ati satu keunggulan besar daripada yang
m em pelajari kedua perang dunia, da lam pengertian kam i m em iliki
pepe rangan tradisional dalam jum lah nyaris tak terbatas untuk
dibandingkan.
Faktor dasar yang paling sering diajukan sebagai penyebab pe-
perangan tradisional adalah perebutan lahan atau sum ber daya langka
lainnya seperti perikanan, sum ber garam , tam bang batu, atau tenaga
kerja m anusia. Terkecuali di lingkungan-lingkungan tak ram ah yang
selalu berubah dan kondisinya m enyebabkan po pulasi m anusia secara
periodis ataupun perm anen rendah, kelom pok-kelom pok m anusia ber-
tam bah besar guna m em anfaatkan lahan dan segala sum ber dayanya,
dan kem udian dapat sem akin m em besar hanya dengan cara yang
m erugikan kelom pok-kelom pok lain. Oleh karena itu m asyarakat ber-
perang guna m em perebutkan lahan atau sum ber daya m ilik kelom pok-
kelom pok lain, ataupun m em pertahankan lahan dan sum ber daya
yang hendak direbut kelompok-kelompok lain. Motif ini kerap kali
dinyatakan secara terang-terangan oleh pem e rintahan negara yang
berperang demi memperoleh lahan dan tenaga kerja. Misalnya, Hitler
m enulis dan berpidato tentang kebutuhan J erm an akan Lebensraum
(ruang hidup di sebelah tim ur), nam un orang-orang Rusia dan bangsa-
bangsa Slav lain hidup di sebelah tim ur J erm an, sehingga tujuan Hitler
http://facebook.com/indonesiapustaka
sebelum nya yang m enilai dari segi lahan dan sum ber daya: alasan dasar
m encegah tetangga tidak m em asuki wilayah m ungkin adalah m em -
pertahankan kendali ketat atas lahan dan sumber daya sendiri. Namun
pertim bangan-pertim bangan sosial patut disebutkan sebagai faktor
terpisah dari pertim bangan-pertim bangan sum ber daya, karena ke-
inginan untuk m enjaga jarak dengan tetangga dapat m enyebabkan m a-
syarakat m engam bil tindakan yang jauh lebih ekstrem daripada yang
dianggap diperlukan oleh m asyarakat lain yang hanya ingin m eng-
am ankan sum ber daya.
Misalnya, sampai sekitar 500 tahun lalu, populasi Finlandia ter-
pusat di pesisir laut, sem entara pedalam an Finlandia yang berhutan
ber penghuni jarang. Ketika keluarga-keluarga dan kelom pok-kelom pok
kecil m ulai berpindah sebagai kolonis ke pedalam an, m ereka m encoba
hidup sejauh m ungkin dari satu sam a lain. Tem an-tem an Finlandia
saya m enceritakan kisah untuk m engilustrasikan betapa para kolonis
itu benci hidup berdekatan. Seorang laki-laki m em buka lahan per-
tanian kecil untuk dirinya dan keluarganya di tepi sungai, dan dia
senang karena tidak ada tanda-tanda tetangga di sekitar situ. Namun
suatu hari dia terperanjat m elihat sebatang kayu m engam bang terbawa
arus sungai. Pasti ada orang lain yang hidup di suatu tem pat di arah
hulu! Laki-laki yang m urka itu m ulai berjalan ke hulu m e lalui hutan
liar guna m elacak si penerobos itu. Pada hari pertam anya ber jalan dia
tidak bertem u siapa-siapa; pada hari kedua, lagi-lagi tidak ada siapa-
apa. Akhirnya, pada hari ketiga, dia m enem ukan lahan yang baru di-
buka, di m ana dia m enem ukan seorang kolonis lain. Dia bunuh kolonis
itu dan kem udian berjalan pulang tiga hari ke lahan dan keluarganya
sen diri, lega karena dia telah m engam ankan kem bali privasi keluar-
ganya. Meskipun mungkin tidak benar, cerita itu menunjukkan faktor-
faktor sosial yang m enyebabkan m asyarakat-m asyarakat ber skala kecil
m engkhawatirkan "tetangga" jauh yang bahkan tidak terlihat oleh m ata.
Faktor-faktor dasar lain yang diajukan m elibatkan keuntungan,
bagi individu bukan bagi kelom pok sosial, m enjadi penyuka perang.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Individu atau pem im pin perang yang garang kem ungkinan akan di-
takuti dan m em peroleh gengsi dari tindakan-tindakannya dalam pe-
rang. Itu dapat berarti dia m am pu m em peroleh lebih banyak istri dan
membesarkan lebih banyak anak. Misalnya, ahli antropologi Napoleon
Chagnon m enghitung, dari silsilah Yanom am o yang dia kum pulkan,
bah wa bila kita bandingkan laki-laki Yanom am o yang pernah dan
belum pernah m em bunuh orang, para pem bunuh m em iliki rata-rata
SIAPA YANG DIPERANGI? ● 207
lebih daripada dua setengah kali lipat lebih banyak istri dan lebih
daripada tiga kali lipat lebih banyak anak. Tentu saja para pem bunuh
juga ber ke m ungkinan lebih besar tewas atau dibunuh pada usia yang
lebih m uda daripada yang bukan pem bunuh, nam un dalam rentang
hidup m ereka yang lebih pendek m ereka m endapat lebih banyak
gengsi dan ganjaran sosial sehingga bisa m em peroleh lebih banyak
istri dan lebih banyak anak. Tentu saja, bahkan m eskipun korelasi itu
m em ang benar adanya untuk orang-orang Yanom am o, saya tidak m e-
rekom endasikannya bagi Anda pem baca sekalian, dan korelasi ter sebut
juga tidak bisa digeneralisasi untuk sem ua m asyarakat tra disional.
Dalam sejum lah m asyarakat, rentang hidup yang lebih pendek bagi
laki-laki yang gem ar berperang berkem ungkinan kecil dikom pensasi
oleh kem am puan m em ikat lebih banyak istri per da sawarsa dalam
hidup m ereka yang lebih pendek. Itulah yang terjadi pada Indian
Waorani di Ekuador, yang bahkan lebih gem ar lagi ber pe rang daripada
Yanom am o. Terlepas dari itu, para prajurit Waorani yang lebih ganas
tidak m em iliki lebih banyak istri daripada laki-laki yang tidak seberapa
ganas, dan m ereka m em iliki lebih sedikit, bukan lebih banyak, anak
yang bertahan hidup sam pai usia reproduktif.
karier resm inya berfokus pada analisis m atem atis terhadap pola-pola
kom pleks angin atm osfer, m enghabiskan dua tahun selam a Perang
Dunia I m engangkut para prajurit yang sakit dan terluka dengan am -
bulans. Dua dari tiga saudara laki-laki istrinya terbunuh selam a
perang itu. Barangkali tergerak oleh pengalam annya itu dan oleh latar
keluarganya sendiri yang m erupakan pengikut Quaker, Richardson
m engem bangkan karier kedua yaitu m eneliti secara m atem atis penye-
208 ● BAB YANG LEBIH PANJANG, MENGENAI BANYAK PERANG
dim akan (bila berupa babi). Konsum en, pe m ilik bisnis, eksportir,
ataupun im portir yang m em baca paragraf ini pasti m engenali analogi-
analoginya dengan m asalah-m asalah yang dihadapi para pedagang di
negara-negara m odern.
Hasil yang kerap tim bul akibat m em erangi orang-orang yang m e-
la kukan pernikahan cam pur dengan kelom pok kita adalah terpecah-
belah nya kesetiaan saat terjadi perang. Sebagian m usuh kita adalah
ipar dan kerabat sedarah kita. Sewaktu m enem bakkan anak panah atau
m e lon tarkan tom bak, seorang prajurit harus sebisa m ungkin m em -
bidik agar tidak m engenai kerabat yang ada di pihak lawan. Ketika
seorang perem puan Inuit m enikah dan pindah ke kelom pok suam inya,
bila kerabat se darah dari m asyarakat kelahirannya kem udian m eren-
canakan ser buan terhadap kelom pok suam inya, kerabat-kerabatnya
m ungkin m em berinya peringatan terlebih dahulu agar m enyingkir
saat serbuan dilangsungkan sehingga dia tidak terbunuh. Berkebalikan
dengan itu, bila dia m engetahui bahwa kelom pok suam inya sedang
bersiap-siap untuk m e nyerbu kerabat-kerabat sedarahnya, dia m ungkin
m em beri m ereka peringatan—atau m ungkin tidak; dia m ungkin ber-
pihak pada ipar-ipar nya ataupun pada kerabat-kerabat sedarahnya.
Serupa dengan itu, se orang Fore yang m endengar bahwa klannya
sendiri m erencanakan untuk m enyerang desa tem pat saudarinya
kini tinggal setelah m enikah, m ungkin m em berinya peringatan dan
kem udian m engharapkan balas jasa dari suam inya. Sebaliknya, dia
m ungkin m en dengar dari saudarinya bahwa desa tem patnya sekarang
tinggal akan m e nye rang desa asalnya dulu. Sang laki-laki Fore pun
bisa m em peringatkan anggota-anggota sedesanya, dan dia pun diberi
hadiah sebagai wujud terim a kasih.
dan bagi para kor ban sendiri, perasaan itu alam iah dan kuat. Banyak
pem erintahan negara m em ang berupaya m em berikan kepuasan pribadi
bagi kerabat korban kejahatan: dengan m engizinkan m ereka hadir
saat pengadilan tertuduh; dalam sejum lah kasus, berbicara di hadapan
hakim atau juri (Bab 2); bertem u secara privat dengan sang pelaku
kejahatan, m elalui sistem peradilan restoratif (Bab 2); atau bahkan
m enyaksikan eksekusi terhadap pem bunuh orang yang m ereka kasihi.
MELUPAKAN PEARL HARBOR ● 213
Dani Widaia, karena sikap-sikap itu ditanam kan kepada m ereka selam a
berdasawarsa-dasawarsa m elalui ajaran m aupun pengalam an langsung
yang ekstensif. Haus akan pem balasan dendam tidaklah bagus,
nam un tidak bisa diabaikan. Perasaan itu harus dipaham i, diakui, dan
ditangani—dalam cara-cara selain betul-betul m elakukan pem balasan
dendam .
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAG I AN
TIG A
Membesarkan Anak-anak
Kedua gaya m em besarkan anak itu akan ditolak dengan ngeri oleh
masyarakat-masyarakat industri Barat zaman sekarang. Namun gaya
laissez-faire m asyarakat adoptif Enu bukan hal langka m enurut standar
m a syarakat-m asyarakat pem buru-pengum pul di dunia, yang banyak di
antaranya m enganggap anak-anak kecil sebagai individu-individu oto-
nom yang keinginannya tidak boleh dilarang-larang, dan yang dibiar-
kan berm ain-m ain dengan benda-benda berbahaya seperti pisau tajam ,
kuali panas, dan api (Gam bar 19).
Mengapa kita harus menaruh perhatian kepada praktik-praktik
m em be sarkan anak m asyarakat-m asyarakat pem buru-pengum pul, pe -
tani, dan penggem bala tradisional? Salah satu jawabannya adalah alas-
an akadem ik: sam pai separo dari populasi m asyarakat adalah anak-
anak. Seorang ahli sosiologi yang m engabaikan separo anggota m asya -
rakat tidak bisa m engklaim bahwa dia m em aham i anak-anak. Satu lagi
alasan yang bersifat akadem ik adalah setiap ciri kehidupan de wasa
m em iliki kom ponen perkem bangan. Kita tidak bisa m em aham i praktik-
praktik pe nye le saian perselisihan dan pernikahan dalam suatu m asya-
rakat tanpa m e nge tahui bagaim ana anak-anak m em peroleh sosialisasi
praktik-praktik tersebut.
Terlepas dari alasan-alasan bagus itu untuk m enaruh perhatian ke-
pada praktik-praktik m em besarkan anak dalam m asyarakat-m a sya-
ra kat non-Barat, belum banyak yang m eneliti m engenainya. Seba gian
m asa lah nya adalah banyak cendekiawan yang pergi m eneliti kebu-
dayaan-ke budayaan lain m asih berusia m uda, belum punya anak sen-
diri, tidak berpengalam an berbicara dan m engam ati anak-anak, serta
ter uta m a m en jabarkan dan m ewawancarai orang dewasa. Antro po-
logi, pen didikan, psikologi, dan bidang-bidang akadem ik lain m e m iliki
ideologi sendiri-sendiri, yang setiap saat berfokus pada kisar an ter tentu
topik pe nelitian, dan yang m enyebabkan para peneliti se olah m e nge na-
kan ka ca m ata kuda sehingga hanya m elihat fenom ena-fenom ena ter-
tentu saja sebagai yang pantas dipelajari.
Bahkan penelitian-penelitian perkem bangan anak yang m engklaim
http://facebook.com/indonesiapustaka
bayi ingin tadinya bersifat nyaris universal, bahwa praktik itu ba nyak
m anfaatnya, dan bahwa praktik m odern yang um um dilakukan berupa
m enyusui bayi dengan selang waktu jarang dem i kenyam anan si ibu,
dari perspektif sejarah, m erupakan kekecualian langka.
Itulah alasan-alasan akadem ik bagi kita untuk m enaruh perhatian
kepada praktik-praktik tradisional dalam membesarkan anak. Namun
ada alasan-alasan praktik m endesak bagi kita sem ua yang bukan aka-
222 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
Ke lah iran an ak
Sekarang, kelahiran anak di m asyarakat-m asyarakat terwesternisasi
biasa nya berlangsung di rum ah sakit, dengan bantuan pro fe sio nal
terlatih: dokter, bidan, dan perawat. Tingkat kem atian anak dan ibu
yang terkait proses melahirkan rendah. Namun proses melahirkan anak
KELAHIRAN ANAK ● 223
perem puan sedang tidak ada dan tidak seorang pun yang datang m em -
bantunya. Malam turun dan jeritannya terus terdengar, namun sema-
kin lam a sem akin lem ah. Akhir nya, jeritannya berhenti. Di pagi hari
Steve diberitahu bahwa si perem puan dan bayinya m eninggal di pantai
itu, tanpa pertolongan... [Insiden m enyedihkan] ini m em beritahu kita
bahwa orang-orang Piraha m em biarkan seorang perem puan m uda m e-
ninggal, sendirian dan tanpa m em peroleh bantuan, karena kepercayaan
224 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
In fan tis id a
Infantisida—pem bunuhan anak yang disengaja dan diakui—adalah per-
buatan m elanggar hukum di sebagian besar m asyarakat negara kini.
Tapi, dalam banyak m asyarakat tradisional, infantisida bisa diterim a
dalam situasi-situasi tertentu. Meskipun praktik tersebut menakutkan
bagi kita, sulit m elihat hal lain apa yang bisa dilakukan m asyarakat-
m a syarakat itu dalam beberapa keadaan yang dikaitkan dengan infan-
tisida. Salah satu keadaan itu adalah bila bayi terlahir cacat atau lem ah.
Banyak m asyarakat tradisional m engalam i m usim paceklik dengan
per sediaan m akanan terbatas, ketika orang dewasa produktif yang
ber jum lah sedikit kesulitan m enyediakan m akanan bagi anak-anak
dan lansia yang berjum lah lebih banyak. Satu m ulut tam bahan yang
m engon sum si nam un tidak produktif m erupakan beban yang sulit
ditanggung oleh m asyarakat.
Satu lagi situasi yang dikaitkan dengan infantisida adalah selang
waktu m elahirkan yang pendek: yaitu seorang bayi terlahir dalam ku-
http://facebook.com/indonesiapustaka
run waktu dua tahun setelah kelahiran anak sebelum nya, sehingga anak
yang pertam a m asih disusui dan digendong-gendong sang ibu. Sulit
atau m ustahil bagi seorang perem puan untuk m enghasilkan cukup susu
bagi seorang anak berusia dua tahun dan bagi bayi yang baru lahir, dan
m enggendong tak hanya satu m elainkan dua anak selagi sedang ber-
pindah-pindah. Untuk alasan yang sam a, bila perem puan pem buru-
pengum pul m elahirkan anak kem bar, setidaknya salah satu anak itu
INFANTISIDA ● 225
pem buru-pengum pul yang tidak berkontak dengan petani dan tanpa
akses ke m a kanan hasil pertanian, bayi disusui sam pai jauh m elebihi
enam bulan, karena satu-satunya m akanan yang cocok bagi bayi
dan tersedia adalah susu ibu: m ereka tidak punya akses ke susu sapi,
susu form ula, atau m a kanan lunak pengganti susu. Usia penyapihan
yang dirata-rata dari tu juh kelom pok pem buru-pengum pul adalah
sekitar tiga tahun, usia ketika anak akhirnya m am pu m akan sendiri
PENYAPIHAN DAN JARAK KELAHIRAN ● 227
selang waktu ke la hir an ketika pem buru-pengum pul nom aden m enetap
dan m enjadi petani: kebanyakan petani hidup di desa perm anen dan
tidak harus m enggendong-gendong sem ua anak yang berusia kurang
daripada em pat tahun setiap kali perkam pungan m ereka berpindah.
Usia penyapihan yang cukup besar berarti, bagi seorang ibu pem -
buru-pengumpul, sebagian besar energi isik dan emosinya dilimpah-
kan untuk m em besarkan satu anak. Para pengam at Barat m em per-
oleh kesan bahwa hubungan yang am at dekat antara anak !Kung dan
ibunya, dan perhatian eksklusif yang dinikm atinya selam a beberapa ta-
hun tanpa adanya adik, m enyediakan rasa am an em osional pada m asa
kanak-kanak yang berlanjut m enjadi rasa am an em osional pada usia
dewasa. Namun ketika seorang anak pemburu-pengumpul akhirnya
betul-betul disapih, hasilnya bisa jadi traum atik. Dalam waktu yang
singkat, anak itu m enerim a jauh lebih sedikit perhatian ibu, m enjadi
lapar tanpa air susu ibu, harus m enyerahkan tem patnya tidur di sam -
ping ibunya kepada si adik, dan m ungkin dia sem akin diharapkan m e-
m a suki dunia orang dewasa. Anak-anak !Kung yang sedang disapih m e-
ra sa sedih luar biasa dan m enunjukkan tantrum . Orang-orang !Kung
yang hidup sam pai usia lanjut m asih m engingat-ingat penyapihan
70 ta hun sebelum nya sebagai pengalam an yang m enyakitkan. Di
per kam pungan orang-orang Indian Piraha kala m alam , kita sering
m endengar jeritan anak-anak, nyaris selalu karena m ereka sedang
disapih. Terlepas dari itu, m eskipun m asyarakat-m asyarakat tradisional
m enyapih anak pada usia yang lebih besar daripada orang-orang
Amerika modern, pola spesiiknya berbeda-beda. Misalnya, anak-anak
Pigmi Boi dan Aka disapih secara bertahap, bukan mendadak, jarang
m enunjukkan tantrum , dan penya pih an kerap kali dim ulai oleh si anak,
bukan oleh ibunya.
Me n yu s u i s e ke in gin an an ak
Dua penyebab m endasar selang waktu kelahiran yang lam a pada kaum
pem buru-pengum pul itu m enyisakan pertanyaan m e ngenai m ekanism e
http://facebook.com/indonesiapustaka
isiologis langsung yang memastikan bahwa tidak ada dua anak yang
m asih sam a-sam a kecil dan harus dirawat secara ber sam aan. Salah satu
m ekanism enya adalah berpaling kepada pengabaian atau (yang lebih
jarang) infantisida, seperti yang sudah kita se butkan: bila seorang ibu
pem buru-pengum pul ham il lagi padahal usia anak sebelum nya m asih
kurang daripada dua setengah tahun, dia lantas m ungkin m engabaikan
atau bahkan m em bunuh anak yang baru lahir, karena dia tahu bahwa
MENYUSUI SEKEINGINAN ANAK ● 229
pem buru-pengum pul yang m enyusui biasanya tidak ham il selam a be-
berapa tahun setelah m elahirkan seorang anak, bahkan m eskipun sang
ibu terus m elakukan aktivitas seksual. Terbukti, ada sesuatu m e nge-
nai penyusuan tradisional sekeinginan anak yang bertindak sebagai
kontrasepsi. Salah satu hipotesis m engenai hal itu diistilahkan se-
ba gai "am enorrhea laktasional": m enyusui m enyebabkan pelepasan
horm on-horm on m aternal yang tak hanya m erangsang sekresi susu
230 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
ibu nam un juga m ungkin m engham bat ovulasi (pelepasan sel telur
perempuan). Namun penghambatan ovulasi itu baru bisa terjadi bila
ibu terus-m enerus dan sering-sering m enyusui; m enyusui hanya be-
berapa kali dalam sehari tidaklah m encukupi. Hipotesis satu lagi di-
istilahkan "hipotesis lem ak-kritis": ovulasi bisa terjadi bila kadar lem ak
ibu m elewati am bang kritis tertentu. Pada perem puan m enyusui dalam
m a sya rakat tradisional tanpa m akanan berlim pah, produksi susu ibu
yang m enyedot banyak energi m enjaga tingkat lem ak ibu di bawah nilai
kritis tersebut. Dengan dem ikian, ibu yang m enyusui dan aktif secara
sek sual di m asyarakat industri Barat m odern, tidak seperti ibu-ibu se-
rupa di m asyarakat pem buru-pengum pul, m asih bisa tetap ham il (yang
m em buat m ereka terkejut) karena salah satu atau kedua alasan berikut
ini: frekuensi m enyusui m ereka jauh terlalu rendah bagi am enorrhea
laktasional yang dipicu oleh horm on; dan m ereka m em peroleh cukup
gizi sehingga kadar lem ak tubuh m ereka tetap di atas am bang kritis
untuk ovulasi, bahkan m eskipun m ereka m enghabiskan banyak kalori
untuk laktasi. Banyak ibu Barat berpendidikan pernah m en dengar
tentang am enorrhea laktasional, nam un hanya sedikit yang pernah
m endengar bahwa am enorrhea itu hanya efektif bila fre kuensi ibu
m enyusui tinggi. Seorang tem an saya yang baru-baru ini ke cewa m en-
dapati bahwa dia ham il lagi hanya beberapa bulan setelah m e la hir kan
anaknya yang sebelum nya, bergabung dengan daftar panjang pe rem -
puan m odern yang berseru, “Tapi kukira kalau aku m enyusui aku tidak
bakalan ham il!”
Frekuensi m enyusui berbeda-beda di antara berbagai spesies m a-
m alia. Sejum lah m am alia, term asuk sim panse dan ke banyakan spesies
primata lain, kelelawar, kangguru, terus-menerus menyusui. Mamalia
lain, dengan contoh utam a kelinci dan antelop, ber henti m enyusui
sebentar-sebentar: induk kelinci atau antelop m e ninggalkan anaknya
tersem bunyi di antara rerum putan atau dalam sa rang sem entara
dia pergi m encari m akan, kem udian kem bali setelah selang waktu
lama dan menyusui bayinya hanya beberapa kali dalam sehari. Ma-
http://facebook.com/indonesiapustaka
nusia pem buru-pengum pul m enyerupai sim panse dan m onyet Dunia
Lama karena menyusui terus-menerus. Namun pola itu, yang kita
warisi dari prim ata nenek m oyang kita dan barangkali diper ta han kan
selam a jutaan tahun evolusi m anusia yang terpisah dari evolusi sim -
panse, berubah hanya dalam beberapa ribu tahun setelah m un culnya
pertanian, sewaktu kita m engem bangkan gaya hidup yang m elibat-
kan keterpisahan ibu dan anak. Ibu m anusia m odern kini m em iliki
KONTAK ANAK DAN DEWASA ● 231
Ko n tak an ak d an d e w as a
Berkaitan dengan perbedaan antar spesies m am alia dalam hal fre-
kuensi m enyusui, ada perbedaan dalam hal persentase waktu yang di-
habiskan anak dalam kontak dengan orang dewasa (terutam a dengan
ibu. Dalam spesies yang m enyusui terputus-putus, anak berkontak
de ngan induknya hanya dalam periode-periode singkat penyusuan
dan pe rawatan. Dalam spesies-spesies yang m enyusui terus-m enerus,
induk m em bawa-bawa anaknya selagi m encari m akan: induk kangguru
m em bawa bayinya dalam kantong, induk kelelawar m em egang
bayinya di pe rut bahkan sewaktu dia sedang terbang, sem entara induk
sim panse dan m onyet Dunia Lam a m enggendong bayi m ereka di
punggung.
Dalam m asyarakat-m asyarakat industri m odern, kita m engikuti
pola kelinci-antelop: ibu atau orang lain terkadang m engangkat dan
m enggendong bayi guna m em berinya m akan atau berm ain dengannya,
na m un tidak terus-m enerus m enggendong si bayi; bayi m enghabiskan
banyak atau sebagian besar waktu siang hari dalam boks bayi; dan
waktu m alam si bayi tidur sendiri, biasanya dalam ruangan terpisah
dari orangtuanya. Tapi, kita barangkali terus m engikuti m odel kera-
m onyet seperti nenek m oyang kita sepanjang nyaris seluruh sejarah
m anusia, sam pai beberapa ribu tahun terakhir. Penelitian-penelitian
ter hadap pem buru-pengum pul m odern m enunjukkan bahwa bayi di-
gen dong nyaris terus-m enerus pada siang hari, entah itu oleh ibunya
atau oleh orang lain. Ketika ibu berjalan, bayi digendong dalam per-
alatan m enggendong, m isalnya selendang seperti yang dipakai
orang-orang !Kung, noken di Papua, dan papan gendongan di zona-
zona beriklim sedang di utara. Kebanyakan bayi dan perawatnya
dalam m asyarakat pem buru-pengum pul, terutam a di iklim sedang,
m elakukan kontak kulit terus-m enerus. Dalam setiap m asyarakat
http://facebook.com/indonesiapustaka
m anu sia pem buru-pengum pul yang telah dike ta hui dan prim ata tinggi,
ibu dan anak tidur berdekat-dekatan, biasa nya di tem pat tidur atau
tikar yang sam a. Sam pel lintas-budaya dari 90 m asyarakat m anusia
tradisional mengidentiikasi bahwa ibu dan anak tidur di ruang yang
sam a dalam sem ua m asyarakat tersebut: prak tik yang um um berlaku di
Barat sekarang itu adalah ciptaan baru yang m enim bulkan pergelutan
saat hendak m enidurkan anak, yang m e nyiksa orangtua-orangtua
232 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
m elihat dunia yang sam a dengan yang dilihat oleh perawatnya (Gam bar
21, 38). Kontak terus-m enerus bahkan ketika si perawat sedang
berjalan, m edan pandang yang terus-m enerus sam a dengan si perawat,
dan digendong dalam po sisi vertikal m ungkin bersum bangsih dalam
m em buat bayi-bayi !Kung lebih m aju (dibandingkan dengan bayi-bayi
Am erika) dari segi per kem bangan neurom otorik.
KONTAK ANAK DAN DEWASA ● 233
Di iklim yang hangat, m udah saja bagi bayi yang telanjang dan ibu
yang nyaris telanjang untuk bersentuhan kulit terus-m enerus. Hal itu
lebih sulit dilakukan di iklim yang dingin. Oleh karena itu sekitar se-
paro m asyarakat tradisional, terutam a yang berada di zona beriklim
sedang, m em bedong bayi m ereka, alias m elilitkan kain hangat di se-
keliling tubuh bayi. Bayi yang dibedong sering kali diikat ke papan yang
disebut papan gendong. Praktik itu tadinya tersebar luas di sekeliling
dunia, terutam a di m asyarakat-m asyarakat yang hidup di tem pat-tem -
pat tinggi. Gagasan dasar m em bedong dan m em bawa bayi dengan pa-
pan gendongan adalah m enyelim uti bayi agar tidak kedinginan, dan
m em batasi kem am puan bayi m enggerakkan tubuh dan tungkainya.
Ibu-ibu Indian Navajo yang menggunakan papan gendong menjelaskan
bahwa tujuannya adalah m em buat anak cepat tertidur, atau m enjaga
anak tetap tertidur bila sewaktu ditem patkan di papan gendong dia
sudah tertidur. Ibu Navajo biasanya menambahkan bahwa papan
gen dong m encegah anak tahu-tahu bergerak m enyentak-nyentak
ketika tidur sehingga malah terbangun. Bayi Navajo menghabiskan
60 %– 70 % wak tu nya di papan gendong selam a enam bulan pertam a
kehidupannya. Papan gendong tadinya juga lazim digunakan di Eropa,
nam un m ulai m enghilang dari benua itu beberapa abad lalu.
Bagi banyak orang m odern seperti kita, gagasan m engenai papan
gen dong atau m em bedong sungguh m engerikan—atau tadinya m e-
nge rikan, sam pai sekarang m em bedong kem bali m enjadi m ode. Ga-
gas an m engenai kebebasan pribadi sangat berarti bagi kita, dan pa pan
gendong atau m em bedong jelas-jelas m em batasi kebebasan pribadi
bayi. Kita cenderung m enganggap bahwa papan gendong atau m em -
bedong m enghalangi perkem bangan anak dan m enim bulkan gangguan
psikologis yang bertahan lam a. Kenyataannya, tidak ada perbedaan
ke pribadian ataupun m otorik, ataupun perbedaan usia m ulai berjalan
sendiri, antara anak-anak Navajo yang dibawa-bawa dengan papan
gendong dengan yang tidak, ataupun antara anak-anak Navajo yang
dibawa-bawa dengan papan gendong dan anak-anak Anglo-Am erika
http://facebook.com/indonesiapustaka
yang hidup dekat m ereka. Penjelasan yang m ungkin adalah, pada usia
bayi m ulai m erangkak, anak m em ang m enghabiskan separo waktunya
di luar papan gendong, dan sebagian besar waktu yang dia habiskan
di papan gendong adalah ketika dia tertidur. Sebenarnya, m em buat
bayi tidak bisa bergerak di papan gendong m enjaga bayi tetap berada
dekat ibu nya, dan dibawa ke m ana pun ibunya pergi. Oleh karena itu
ada yang ber argum en bahwa m enyingkirkan papan gendong tidak
234 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
peroleh sebagian besar makanan. Misalnya, para ayah Pigmi Aka mem-
berikan lebih banyak perawatan langsung kepada bayi-bayi m ereka
daripada para ayah di populasi m anusia m ana pun yang dipela jari
(Gam bar 8), barangkali terkait fakta bahwa para ibu Pigm i Aka tak
hanya m engum pulkan m akanan nabati m elainkan juga am bil bagian
dalam perburuan dengan jala. Secara rata-rata, perawatan anak oleh
ayah, dan juga sum bangan perem puan terhadap persediaan m akanan,
lebih tinggi pada m asyarakat-m asyarakat pem buru-pengum pul
daripada pada m asyarakat-m asyarakat penggem bala. Perawatan
langsung ayah ter hadap anaknya cenderung rendah pada m asyarakat-
m asyarakat de ngan laki-laki yang m encurahkan banyak waktu dan
identitas m ereka sebagai prajurit, dan m elindungi keluarga m ereka
dari laki-laki lain yang agresif, seperti m isalnya penduduk Dataran
Tinggi Papua dan kelom pok-kelom pok Bantu di Afrika. Di banyak
bagian Dataran Tinggi Papua, laki-laki bahkan secara tradisional hidup
di rum ah-rum ah ber sam a khusus laki-laki, bersam a-sam a putra-putra
m ereka yang berusia enam tahun ke atas, sem entara m asing-m asing
istri hidup di pondok ter pisah bersam a putri-putri dan putra-putra
yang m asih kecil. Para laki-laki dewasa dan anak-anak laki-laki m akan
sendiri, m elahap m akanan yang dibawakan istri seorang laki-laki dan
ibu seorang anak laki-laki ke rum ah khusus laki-laki.
Bagaim ana dengan sum bangsih para perawat selain ibu dan ayah
dalam m em besarkan anak? Dalam m asyarakat Barat m odern, orangtua
seorang anak secara tipikal m erupakan perawat yang paling dom inan.
Peran "orangtua-dam ping" (allo-parents)—alias individu-individu
yang bu kan m e ru pa kan orangtua biologis nam un turut m erawat anak—
terus m e nurun selam a beberapa dasawarsa terakhir, seiring keluarga-
keluarga pindah berpencar-pencar sem akin jauh, dan tidak ada lagi
kakek-nenek dan pam an-bibi yang selalu hidup dekat-dekat anak-anak
seperti dulu. Ini tentu saja bukan artinya m em bantah bahwa pengasuh
anak, guru se kolah, kakek-nenek, dan kakak seorang anak m ungkin
merupakan perawat anak dengan pengaruh signiikan. Namun orang-
http://facebook.com/indonesiapustaka
tua-dam ping jauh lebih penting, sem entara orangtua berperan tidak
terlalu dom inan, dalam m asyarakat-m asyarakat tradisional.
Dalam kawanan-kawanan pem buru-pengum pul, orangtua-dam -
ping m ulai bertugas dalam beberapa jam pertam a setelah anak dila-
hirkan. Bayi-bayi Aka dan Efe yang baru dilahirkan dioper-oper
di se keliling api unggun, dari tangan satu orang dewasa atau anak
yang lebih tua ke tangan orang yang lainnya, dicium i, dilam bung-
236 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
dam ping sem acam itu ketika orangtuanya m em bawanya pulang untuk
bersekolah m enengah.
Seiring bertam bah besarnya anak-anak di m asyarakat berskala
kecil, m ereka m enghabiskan lebih banyak waktu untuk berkunjung
lebih lam a dan tinggal bersam a anggota-anggota lain keluarga besar
m e reka. Saya m engalam i satu kasus sem acam itu sewaktu saya sedang
m em pelajari burung di Papua dan m enyewa penduduk setem pat se-
bagai portir untuk m engangkut barang-barang saya dari satu desa ke
desa berikutnya. Sewaktu saya tiba di satu desa, sebagian be sar portir
saya dari desa sebelum nya yang telah m em bawa saya sam pai ke situ
pun pergi, dan saya m encari pertolongan dari siapa saja yang berusia
berapa saja yang m am pu m em bawa barang dan ingin m em peroleh
uang. Orang term uda yang m engajukan diri adalah se orang bocah
laki-laki berusia sekitar 10 tahun, bernam a Talu. Dia ber gabung
dengan saya, berharap untuk pergi dari desanya selam a be berapa
hari. Namun sewaktu kami mencapai tujuan kami setelah tertun-
da sem inggu akibat terhalanginya jalur kam i oleh sungai yang banjir,
saya m encari seseorang untuk tinggal dan bekerja bersam a saya, dan
Talu lagi-lagi m engajukan diri. Ternyata, Talu tetap bersam a saya se-
lam a sebulan sam pai saya selesai m eneliti dan dia berjalan pulang ke-
rum ahnya. Ketika dia berangkat untuk pertam a kalinya bersam a saya,
orangtuanya sedang tidak ada di desa, jadi Talu pergi begitu saja, tahu
bahwa orang-orang lain di desanya akan m em beritahu orangtuanya
bahwa dia sudah pergi beberapa hari. Tem an-tem an desanya yang
juga ikut sebagai portir dan kem udian kem bali ke desa pastilah m em -
beritahu orangtuanya lebih daripada sem inggu kem udian bahwa dia
tidak akan pulang untuk beberapa lam a lagi tapi tidak jelas sam pai
kapan. Rupanya m ereka m enganggap norm al saja bila seorang bocah
berusia 10 tahun m em utuskan sendiri untuk pergi dengan lam a waktu
yang tidak jelas.
Pada beberapa m asyarakat, perjalanan lam a yang dilakukan anak-
anak tanpa orangtua berlangsung lebih lam a lagi sam pai-sam pai
http://facebook.com/indonesiapustaka
utam anya m erupakan ikatan antara anak yang diadopsi dan orangtua
yang m engadopsinya, yang bahkan sam pai belum lam a ini tanpa
m enyertakan identitas orangtua biologis si anak, sehingga m encegah
ber langsungnya hubungan antara orangtua biologis dengan si anak
atau dengan orangtua yang m engadopsi. Tapi, bagi orang-orang
Iñupiat, adopsi berperan sebagai tautan antara kedua pasang orangtua
dan antara kelom pok-kelom pok m ereka.
Dengan dem ikian, perbedaan utam a antara m asyarakat-m asyarakat
berskala kecil dan m asyarakat-m asyarakat berskala besar adalah bahwa
tanggung jawab atas anak m enjadi tersebar luas, tidak hanya di tangan
orangtua si anak dalam m asyarakat berskala kecil. Para orangtua-
dam ping sam a pentingnya secara m aterial sebagai penyedia m akanan
dan per lindungan tam bahan. Oleh karena itu, berbagai penelitian di
seluruh dunia sam a-sam a m enunjukkan bahwa keberadaan orangtua-
dam ping m e ningkatkan kem ungkinan anak untuk bertahan hidup.
Namun orangtua-damping juga penting secara psikologis, sebagai
pengaruh sosial tam bah an dan panutan selain orangtua sendiri. Para
ahli antropologi yang m e neliti m asyarakat-m asyarakat berskala kecil
sering kali berkom entar m e ngenai apa yang di m ata m ereka tam pak
sebagai perkem bangan dini sejum lah ketram pilan sosial di antara
anak-anak pada m asyarakat-m asyarakat itu, dan m ereka berspekulasi
bahwa hubungan-hubungan orangtua-dam ping yang kaya m ungkin
m erupakan sebagian penje lasannya.
Manfaat-manfaat perawatan oleh orangtua-damping juga ada di
m asyarakat-m asyarakat industri. Para pekerja sosial di Am erika Serikat
m engam ati bahwa anak-anak m em peroleh m anfaat dari hidup dalam
keluarga-keluarga besar m ulti-generasi yang m enyediakan perawatan
oleh orangtua-dam ping. Bayi yang lahir dari rem aja-rem aja Am erika
yang tidak m enikah dan berpenghasilan rendah, yang m ungkin tidak
berpengalam an atau tidak becus sebagai ibu, berkem bang lebih cepat
dan m em peroleh lebih banyak ketram pilan kognitif bila ada ne nek
atau kakaknya, atau bahkan bila seorang m ahasiswa yang terlatih
http://facebook.com/indonesiapustaka
jadwal yang teratur dan kebersihan sangatlah penting bagi bayi, bahwa
tanggapan yang cepat akan m em buat anak m anja, dan bahwa penting
bagi bayi untuk belajar berm ain sendiri dan m engendalikan diri sedini
m ungkin. Ahli antropologi Sarah Blaffer Hrdy m enjabarkan sebagai
berikut ilosoi yang mendominasi di Amerika Serikat pertengahan
abad ke-20 m engenai bagaim ana harus m enanggapi tangisan anak:
“Da hulu ketika ibu saya m uda, perem puan berpendidikan dibuat per-
caya bahwa bila bayi m enangis dan ibu buru-buru m enggendongnya,
ibu akan m enjadikannya m anja, m em buat si bayi m enangis sem akin
menjadi-jadi.” Pada 1980-an, ketika istri saya Marie dan saya sedang
membesarkan putra kembar kami, ilosoi itu masih dipercaya luas da-
lam hal apa yang harus dilakukan sewaktu bayi m enangis bila hen dak
ditidurkan. Kam i disarankan untuk m em beri bayi-bayi kam i cium an
selam at m alam , berjingkat-jingkat keluar dari kam ar m ereka, m eng-
abaikan rengekan m ereka yang m engibakan hati ketika m ereka m en-
dengar kam i pergi, kem bali 10 m enit kem udian, m enanti m ereka
tenang, berjingkat-jingkat keluar lagi, dan lagi-lagi m engabaikan re-
ngek an yang ditim bulkan. Sangat m enyesakkan rasanya. Banyak orang-
tua m odern lain yang telah, dan m asih, m erasakan siksaan yang sam a.
Sem entara itu, para pengam at anak dalam m asyarakat-m a sya-
rakat pem buru-pengum pul um um nya m elaporkan bahwa, bila bayi
mulai menangis, orangtua akan cepat-cepat menanggapinya. Misalnya,
bila seorang bayi Pigm i Efe m ulai m erengek, ibu atau seorang perawat
lain m encoba m enenangkan si bayi dalam waktu 10 detik. Bila seorang
bayi !Kung m enangis, 88% episode tangisan m enerim a tanggapan (be-
ru pa sentuhan atau pem berian air susu kepada si bayi) dalam 3 detik,
dan nyaris sem ua episode tangisan m enerim a tanggapan dalam 10
detik. Ibu m enanggapi bayi !Kung dengan m enyusui, nam un banyak
tanggapan diberikan oleh orang bukan ibu (terutam a perem puan
dewasa lain), yang bereaksi dengan m enyentuh atau m enggendong si
bayi. Ha silnya adalah bayi-bayi !Kung m enghabiskan paling banyak
sem enit dalam setiap jam nya untuk m enangis, terutam a dalam
http://facebook.com/indonesiapustaka
Hukuman isik
Yang berkaitan dengan perdebatan m engenai m em anjakan anak
dengan secara cepat m enanggapi tangisan adalah per de bat an yang
kerap terjadi m engenai m em anjakan anak dengan tidak m en jatuhinya
http://facebook.com/indonesiapustaka
hukum an. Ada variasi yang sangat besar di antara m asyarakat-m asya-
rakat m anusia dalam hal sikap terkait m enghukum anak-anak:
variasi dalam satu m asyarakat tertentu dari generasi ke generasi, dan
variasi antara m asyarakat-m asyarakat bertetangga yang m irip dalam
generasi yang sam a. Kalau soal variasi di dalam m asyarakat yang sam a
antargenerasi yang berbeda, m em ukul pantat anak jauh lebih um um
dilakukan di Am erika Serikat pada generasi orangtua saya diban-
242 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
dingkan m asa kini. Kanselir J erm an, Bism arck, berkom entar bahwa,
bahkan dalam satu keluarga tertentu, generasi yang diberi hukum an
pukul cenderung berselang-seling dengan generasi yang tidak dipukul.
Itu sesuai dengan pengalam an banyak tem an Am erika saya: yang pan-
tatnya dipukul sewaktu anak-anak bersum pah bahwa m ereka tidak
akan m elakukan kekejam an barbar sem acam itu kepada anak-anak
m e reka sendiri, sem entara yang tidak dipukul sewaktu kanak-kanak
ber sum pah bahwa lebih sehat bila kita m em ukul pantat anak sedikit
daripada m em praktikkan m anipulasi rasa bersalah dan cara kendali
perilaku lain yang m enggantikan pukulan, atau m em anjakan anak
sepenuhnya.
Sem entara m engenai variasi antara m asyarakat sezam an yang
ber tetangga, cobalah pikirkan Eropa Barat zam an sekarang. Swedia
m elarang pe m u kulan; orangtua Swedia yang m em ukul pantat anak-
nya bisa dituntut sebagai pelaku tindak pidana penganiayaan
anak. Sem entara itu, banyak tem an-tem an saya yang liberal dan
berpendidikan dari J erm an dan Britania serta tem an-tem an Kristen
evangelis dari Am erika yang percaya m em ukul pantat anak lebih baik
daripada tidak m em ukul. Orangtua yang m em benarkan pem ukulan
pantat anak senang m engutip penyair Inggris abad ke-17, Sam uel
Butler (”Tanggalkan rotan dan ja dikan anak m anja”) dan penulis dram a
Athena, Menandros (”Dia yang belum pernah dipukul belum pernah
diajari”). Serupa dengan itu, orang-orang Pigm i Aka di Afrika m odern
tidak pernah m em ukul atau bahkan m e m arahi anak-anak m ereka,
dan m ereka m enganggap praktik-praktik m em besarkan anak oleh
petani-petani Ngandu tetangga mereka, yang memukul anak, sebagai
penganiayaan m e nge rikan.
Variasi hukuman isik bukan hanya terjadi di Eropa dan Afrika
m odern, m elainkan juga pada m asa-m asa dan di bagian-bagian lain
dunia. Di Yunani kuno, anak-anak Athena (terlepas dari kata-kata
Menandros) lari berkeliaran dengan bebas, sementara pada saat
yang sam a di Sparta, siapa saja, tidak hanya orangtua si anak, boleh
http://facebook.com/indonesiapustaka
kepada putrinya yang ber usia sekitar delapan tahun, m e neriakinya dan
m em ukulinya, sem entara putrinya itu terisak-isak dan m engangkat
lengannya di depan wajah untuk m elindungi diri dari pukulan-
pukulan itu. Orang-orang dewasa lain m enonton, dan tidak ada yang
m enengahi. Si ibu sem akin m urka. Akhir nya, si ibu pergi ke tepi tanah
terbuka, m em bungkuk untuk m e m u ngut sesuatu, kem bali ke anaknya,
dan m enggosok kuat-kuat benda itu ke wajah anaknya, m enyebabkan
putrinya itu m enjerit kesakitan sejadi-jadinya. Ternyata benda itu
adalah segenggam daun jelatang yang gatal. Saya tidak tahu apa yang
telah dilakukan putrinya sehingga m e m an cing hukum an itu, nam un
perilaku si ibu jelas dianggap bisa diterim a oleh sem ua yang m enonton.
Bagaim ana kita bisa m enjelaskan m engapa sejum lah m asyarakat
mempraktikkan hukuman isik anak-anak, sementara yang lain tidak?
Banyak variasi itu jelas bersifat budaya dan tidak terkait dengan
perbedaan dalam hal ekonomi menyambung hidup. Misalnya, saya
tidak m e lihat adanya perbedaan antara ekonom i Swedia, J erm an, dan
Britania (yang sem uanya m erupakan m asyarakat industri berbasis
perta nian yang m erupakan penutur bahasa-bahasa J erm anik) yang da-
pat m en je las kan m engapa banyak orang-orang J erm an dan Britania
m odern yang m em ukul pantat anak m ereka tapi orang-orang Swedia
tidak. Orang-orang Papua di Gasten dan yang m erupakan suku angkat
Enu m e ru pakan peladang dan penggem bala babi, lagi-lagi tanpa per-
bedaan jelas mengapa hukuman isik dengan jelatang bisa diterima di
Gasten sementara hukuman isik ringan sekalipun jarang ditemukan di
suku yang m engangkat Enu.
Tapi, tam paknya m em ang ada suatu kecenderungan luas: ke-
banyakan kawanan pem buru-pengum pul hanya m em berikan hukum -
an isik ringan kepada anak-anak kecil, banyak masyarakat petani
m em berikan sejenis hukum an, dan para penggem bala sangat m ungkin
m em berikan hukum an. Salah satu penjelasan yang diajukan adalah
perilaku keliru anak pem buru-pengum pul barangkali hanya akan m e-
lukai si anak nam un tidak m elukai siapa pun atau apa pun lainnya,
http://facebook.com/indonesiapustaka
Oto n o m i an ak
Seberapa besar kebebasan atau dorongan yang didapat anak untuk
m engeksplorasi lingkungannya? Apakah anak diizinkan m elakukan
hal-hal berbahaya, dengan harapan bahwa m ereka harus belajar dari
ke salahan? Atau apakah orangtua bersifat protektif akan ke se lam atan
anak, dan apakah orangtua m em batasi eksplorasi dan m e narik anak
m enjauh bila m ereka m ulai m elakukan sesuatu yang bisa m em -
bahayakan?
J awaban untuk pertanyaan ini berbeda-beda di antara m asyarakat.
Tapi, generalisasi tentatifnya adalah otonom i individual, bahkan
pada anak-anak, m erupakan ideal yang lebih dihargai pada kawanan
pem buru-pengum pul daripada m asyarakat negara, karena negara
m enganggap m em iliki kepentingan atas anak-anak warga negaranya,
tidak ingin anak-anak terluka karena berperilaku sesuka hati, dan
m elarang m em biarkan anak m elukai diri sendiri. Saya m e nulis baris-
baris ini tepat setelah saya m enyewa m obil di bandara. Re kam an
suara yang disiarkan kepada penum pang di bis ulang-alik dari tem pat
pengam bilan bagasi di bandara m enuju tem pat penyewaan m o bil
m em peringatkan kam i, “Hukum federal m ensyaratkan anak-anak ber-
usia di bawah lim a tahun atau berberat kurang daripada 40 kilogram
un tuk didudukkan pada kursi m obil yang sesuai standar federal.” Para
pem buru-pengum pul akan m enganggap peringatan itu sebagai sem ata
urusan si anak, juga barangkali orangtuanya dan anggota kawanannya,
http://facebook.com/indonesiapustaka
na m un yang jelas sam a sekali bukan urusan birokrat yang tidak m ereka
kenal. Dengan risiko generalisasi berlebihan, kita bisa katakan bahwa
pem buru-pengum pul sangatlah egaliter, dan m ereka tidak m enyuruh
siapa pun, tidak juga seorang anak, untuk m elakukan apa pun. Ge-
neralisasi atau generalisasi berlebihan lebih lanjut, m asyarakat-
m asyara kat berskala kecil tam paknya tidak sedem ikian yakin seperti
kam i, orang-orang WEIRD m odern, dengan gagasan bahwa orangtua
OTONOMI ANAK ● 247
ber tanggungjawab atas perkem bangan anak, dan bahwa m ereka bisa
m em pengaruhi anak akan m enjadi seperti apa nantinya.
Tem a otonom i itu telah ditegaskan oleh para pengam at banyak
masyarakat pemburu-pengumpul. Misalnya, anak-anak Pigmi Aka
m e m iliki akses ke sum ber daya yang sam a dengan orang dewasa, se-
m entara di AS ada banyak sum ber daya khusus dewasa yang tidak
boleh disentuh anak-anak, m isalnya senjata, alkohol, dan barang-
barang yang mudah pecah. Di antara orang-orang Martu di gurun
Australia Barat, kesalahan paling parah adalah m em aksa anak m e-
la kukan sesuatu, bahkan m eskipun si anak baru berusia tiga tahun.
Orang-orang Piraha m enganggap anak-anak sebagai m anusia biasa
saja, tidak butuh kelewat disayang-sayang atau diberi perlindungan
khusus. Dalam kata-kata Daniel Everett, “Mereka [anak-anak Piraha]
diper lakukan dengan adil dan orang dewasa m em aham i kekurangan
mereka karena ukuran mereka yang kecil dan isik mereka yang relatif
m asih lem ah, nam un pada dasarnya m ereka tidak dianggap berbeda
secara kualitatif dari orang-orang dewasa... Darwinism e m engalir di
dalam ilosoi orang-orang Piraha mengenai perawatan anak. Gaya
perawatan anak ini m enghasilkan orang-orang dewasa yang sangat
tangguh dan tabah yang tidak percaya bahwa hidup m ereka bergantung
kepada orang-orang lain. Warga bangsa Piraha tahu bahwa kehidupan
setiap harinya bergantung kepada ketram pilan dan ketangguhan
individual... Pan dangan Piraha bahwa anak-anak m erupakan warga
m asyarakat yang setara berarti tidak ada larangan yang berlaku bagi
anak-anak na m un tidak berlaku bagi orang dewasa dan sebaliknya...
Mereka harus memutuskan untuk diri mereka sendiri apakah mereka
harus m e la ku kan atau tidak m elakukan apa yang m asyarakat harapkan
dari m e reka. Pada akhirnya m ereka belajar bahwa dem i kepentingan
m ereka sendiri ada baiknya m endengarkan orangtua m ereka sedikit.”
Sejum lah m asyarakat pem buru-pengum pul dan m asyarakat petani
ber skala kecil tidak turut cam pur ketika anak-anak atau bahkan bayi
m ereka m elakukan hal-hal berbahaya yang m em ang m ungkin m em -
http://facebook.com/indonesiapustaka
anak biasanya berada dalam jarak pandang atau jarak dengar orang-
orang dewasa di per kam pungan. Di Artika, kita tidak bisa m em biarkan
anak-anak berlari ke sana kem ari dengan bebas, karena ada bahaya
kecelakaan yang da pat m enyebabkan m ereka kedinginan atau m em -
beku. Anak-anak pe rem puan di Delta Okavango Afrika Selatan dibo-
lehkan m enangkap ikan de ngan keranjang, nam un m ereka harus
tetap di dekat-dekat pesisir karena bahaya buaya, kuda nil, gajah, dan
250 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
Ke lo m p o k be rm ain m u lti-u s ia
http://facebook.com/indonesiapustaka
Dalam kelom pok-kelom pok berm ain m ulti-usia sem acam itu, anak-
anak yang lebih besar m aupun m asih kecil sam a-sam a m em peroleh
m anfaat dari berm ain bersam a-sam a. Anak-anak yang lebih kecil
m em peroleh m anfaat dari bersosialisasi tidak hanya dengan orang de-
wasa m elainkan juga dengan anak-anak yang lebih besar, sem entara
anak-anak yang lebih besar m em peroleh pengalam an m erawat anak-
anak yang lebih kecil. Pengalam an yang diperoleh anak-anak yang
252 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
lebih besar itu turut m enjelaskan m engapa para pem buru-pengum pul
yang m asih rem aja sudah bisa m enjadi orangtua yang percaya diri.
Walaupun di m asyarakat-m asyarakat Barat terdapat cukup banyak
orangtua berusia rem aja, terutam a rem aja yang belum m enikah,
rem aja-rem aja di Barat m erupakan orangtua yang tidak optim al karena
tidak berpengalam an. Tapi, dalam m asyarakat berskala kecil, rem aja-
rem aja yang m enjadi orangtua sudah pernah m engurus anak-anak
selam a bertahun-tahun (Gam bar 38).
Misalnya, sewaktu saya menghabiskan waktu beberapa lama di satu
desa Papua terpencil, seorang anak perem puan berusia 12 tahun ber-
nama Morcy diperintahkan memasak untuk saya. Sewaktu saya kem-
bali ke desa itu dua tahun kemudian, saya mendapati bahwa Morcy
telah dinikahkan dan dalam usia 14 tahun telah m enggendong anak
pertam anya. Pada awalnya saya berpikir: pasti usianya bukan m asih
semuda itu, dan dia sebenarnya berusia 16 atau 17? Namun ayah Morcy
adalah orang yang m em egang buku catatan kelahiran dan ke m a tian di
desa itu, dan dia sendirilah yang mencatat tanggal kelahiran Morcy.
Saya kem udian berpikir: kok bisa-bisanya anak perem puan ber usia
14 tahun sudah m enjadi ibu yang piawai? Di Am erika Serikat, hukum
bahkan m elarang laki-laki m enikahi anak perem puan se m uda itu.
Namun Morcy tampaknya mengurusi anaknya dengan penuh percaya
diri, tidak berbeda dari ibu-ibu yang berusia lebih tua di desanya. Saya
akhirnya merenungkan bahwa Morcy sudah memiliki pengalaman
bertahun-tahun m engurusi anak-anak kecil. Pada usia 14 tahun, dia
sudah lebih pantas m enjadi orangtua daripada saya ketika m enjadi
ayah pada usia 49.
Satu lagi fenom ena yang dipengaruhi oleh kelom pok berm ain
m ulti-usia adalah hubungan seks pranikah, yang dilaporkan ditem ukan
pada se m ua m asyarakat pem buru-pengum pul kecil yang telah dipe-
lajari. Ke ba nyakan m asyarakat besar m enganggap sejum lah akti-
vitas sebagai cocok untuk anak laki-laki, sem entara aktivitas lain
cocok untuk anak perempuan. Mereka mendorong anak laki-laki
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan pe rem puan untuk berm ain secara terpisah, dan ada anak laki-
laki dan perem puan dalam jum lah cukup untuk m em bentuk kelom -
pok-kelompok bermain khusus setiap jenis kelamin. Namun itu
m ustahil dalam kawanan yang hanya m em iliki selusin anak dari
berbagai usia. Oleh karena anak-anak pem buru-pengum pul tidur
bersam a orangtua m ereka, entah itu di ranjang atau pondok yang
sam a, tidak ada privasi. Anak-anak m elihat orangtua m ereka berhu-
PERMAINAN DAN PENDIDIKAN ANAK ● 253
Pe rm ain an d an p e n d id ikan an ak
Setelah m alam pertam a saya di satu desa Dataran Tinggi Papua, saya
terbangun pada pagi hari karena m endengar teriakan-teriakan anak-
anak laki-laki di desa itu yang berm ain-m ain di luar pondok saya.
Bukannya ber m ain engklek atau m enarik-narik m obil m ainan, m ereka
berm ain perang-perangan antarsuku. Setiap anak laki-laki m em iliki
busur kecil, lengkap dengan tabung anak panah berujung rum put
liar, yang terasa sakit kalau m engenai orang yang ditem bak nam un
tidak m enim bulkan cedera. Anak-anak itu m em bagi diri m enjadi dua
kelom pok yang saling m e nem bakkan panah, satu anak di m asing-
m asing kelom pok m aju m en dekati anak yanag m erupakan "lawan"-nya
sebelum m enem bakkan anak panah ke arahnya, nam un m erunduk dan
m elesat dari sisi ke sisi agar dia sendiri tidak tertem bak, dan dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka
cepat lari kem bali ke ke lom poknya untuk m em asang anak panah baru.
Perm ainan m ereka itu m e rupakan peniruan realistik perang Dataran
Tinggi sungguhan, hanya anak panah m ereka tidak m em atikan,
pesertanya adalah anak-anak kecil bukan laki-laki dewasa, dan m ereka
berasal dari desa yang sam a serta tertawa-tawa.
"Perm ainan" itu. yang m em perkenalkan saya kepada kehidupan di
Dataran Tinggi Papua. adalah khas sesuatu yang disebut perm ainan
254 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
hutan hujan Am azon tem pat m ereka tinggal. Sebagai akibatnya, m ereka
pun m enjadi ahli alam yang cakap sejak dini.
Di antara orang-orang Indian Siriono di Bolivia, bayi laki-laki ber-
usia tiga bulan sudah m enerim a busur kecil dan anak panah dari ayah-
nya, walaupun dia belum akan m am pu m enggunakannya selam a be-
berapa tahun. Pada saat bocah itu berusia tiga tahun, dia m ulai m e-
m anah sasaran-sasaran yang tidak hidup, kem udian serangga, ber ikut-
PERMAINAN DAN PENDIDIKAN ANAK ● 255
nya burung, lalu pada usia 8 tahun si bocah m ulai m enem ani ayah nya
pergi berburu, dan pada usia 12 tahun anak itu sudah m enjadi pem -
buru yang cakap. Pada usia 3 tahun, anak-anak perem puan Siriono
m ulai berm ain-m ain dengan alat pintal m iniatur, m em intal, m em buat
ke ranjang dan kuali, serta m em bantu ibu m ereka m elakukan tugas-
tugas rum ah tangga. Busur dan anak panah anak laki-laki m aupun
alat pintal anak perem puan adalah m ainan bagi orang-orang Siriono.
Mereka tidak punya permainan terorganisasi yang sebanding dengan
perm ainan kita seperti kejar-kejaran atau petak um pet, tapi anak laki-
laki juga berm ain gulat.
Selain sem ua "perm ainan m endidik" yang m eniru aktivitas dewasa
dan m em persiapkan anak-anak untuk aktivitas-aktivitas itu, ada
perm ainan-perm ainan Dani lain yang Karl Heider anggap tidak bersifat
m endidik, dalam artian tidak secara jelas m elatih anak-anak untuk m e-
la kukan aktivitas dewasa versi anak kecil. Perm ainan-perm ainan itu
m encakup m em buat orang-orangan dari benang, m em buat m acam -
m acam desain dari rum put yang disim pul, jungkir-balik m enuruni
bukit, dan m enarik-narik kum bang badak dengan tali kekang dari
batang rum put yang ditem buskan ke dalam lubang yang dibuat dengan
m e m atahkan tanduk si kum bang. Inilah contoh-contoh apa yang di-
istilahkan "kebudayaan anak-anak": anak-anak belajar bertem an
de ngan anak-anak lain, dan m elakukan perm ainan yang tidak ada
hubungannya dengan m enjadi orang dewasa. Tapi, garis batas antara
permainan mendidik dan bukan mendidik bisa jadi kabur. Misalnya,
salah satu perm ainan orang-orangan dari benang yang dila ku kan anak-
anak Dani terdiri atas m em buat dua lengkungan yang m ewakili laki-
laki dan perem puan yang bertem u di m asing-m asing sisi dan "kawin",
sem entara m enarik-narik kum bang badak de ngan tali kekang dapat
dianggap latihan untuk m enarik babi dengan tali kekang.
Satu ciri yang biasa m uncul pada perm ainan m asyarakat pem -
buru-pengum pul dan m asyarakat petani terkecil adalah ketiadaan per-
saingan atau pertandingan. Sem entara banyak perm ainan Am erika
http://facebook.com/indonesiapustaka
Britania Baru yang J ane Goodale jabarkan dan saya tuturkan ulang di
ha lam an 91.
Masyarakat Amerika modern berbeda dengan masyarakat tradi-
sional dalam segi jum lah, sum ber, dan klaim fungsi m ainan. Pabrik-
pabrik m ainan Am erika sangat m em prom osikan m ainan-m ainan yang
katanya m en didik guna m engem bangkan perm ainan yang katanya
kreatif (Gam bar 18). Orangtua Am erika diajari untuk percaya bahwa
m ainan pabrikan yang dibeli di toko penting bagi perkem bangan anak-
anak m ereka. Sem entara itu, m asyarakat-m asyarakat tradisional tidak
punya, atau hanya punya, sedikit m ainan, dan m ainan apa pun yang
ada pun dibuat oleh anak itu sendiri atau oleh orangtuanya. Seorang
tem an dari Am erika yang m enghabiskan m asa kanak-kanaknya di
perdesaan Kenya m em beritahu saya bahwa sebagian tem an Kenya-
nya sangat inventif, serta m enggunakan tongkat dan benang untuk
m em buat m obil-m obilan m ereka sendiri dengan roda dan as (Gam bar
17). Suatu hari, tem an Am erika saya dan tem annya dari Kenya m encoba
m em asang tali kekang pada sepasang kum bang Goliat raksasa agar
m ereka m enarik gerobak m ainan yang telah m ereka buat. Kedua
anak itu m enghabiskan sesorean m elakukan perm ainan itu, nam un
m eskipun berupaya berjam -jam , m ereka tidak bisa m em buat kedua
ekor kum bang itu m enarik secara bersam a-sam a. Ketika tem an saya
kem bali ke Am erika Serikat saat sudah rem aja dan m engam ati anak-
anak Am erika berm ain-m ain de ngan m ainan plastik yang dibeli jadi di
toko, dia m em peroleh kesan bahwa anak-anak Am erika kalah kreatif
daripada anak-anak Kenya.
Dalam m asyarakat negara m odern, ada pendidikan form al: sekolah
dan kelas tam bahan, di m ana instruktur-instruktur yang dilatih khu-
sus m engajarkan m ateri yang ditetapkan oleh dewan sekolah kepada
anak-anak, sebagai aktivitas yang teprisah dari permainan. Namun
pendidikan dalam m asyarakat berskala kecil bukanlah aktivitas
tersendiri. Anak-anak belajar sem bari m enyertai orangtua dan
orang-orang dewasa lain, dan dengan m endengar cerita-cerita yang
http://facebook.com/indonesiapustaka
berm ain dengan anak-anak lain, anak-anak harus diajari secara form al
m engenai bagaim ana cara berm ain dengan anak-anak lain dalam
kelas-kelas yang diistilahkan "kelas m am a dan aku". Di sana, ibu atau
perawat lain m em bawa anak ke ruang kelas de ngan guru terlatih dan
selusin anak lain beserta ibu m ereka. Anak-anak itu duduk m em bentuk
lingkaran sebelah dalam , orangtua dan para perawat duduk di
lingkaran sebelah luar dan m em peroleh pengalam an per m ainan anak-
258 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
anak, sem entara anak-anak diajari bagaim ana ber giliran berbicara,
m endengarkan, dan m enyerahkan benda dari satu anak ke anak lain.
Ada banyak ciri m asyarakat Am erika m odern yang dianggap janggal
oleh tem an-tem an saya dari Papua, nam un yang paling m engejutkan
m ereka adalah diberitahu bahwa anak-anak Am erika m em butuhkan
tem pat, waktu, dan arahan tertentu guna m em pelajari bagaim ana
bertem u dan berm ain-m ain dengan anak-anak lain.
bagi anak-anak.
Namun sejumlah praktik membesarkan anak oleh pemburu-
pengum pul m ungkin bisa cocok dengan m asyarakat negara m odern.
Mudah sekali bagi kita untuk membawa bayi secara tegak vertikal
dan m enghadap ke depan, bukan secara horisontal dalam kereta bayi
atau tegak vertikal nam un m enghadap ke belakang dengan gendongan
bayi. Kita dapat m em berikan tanggapan cepat dan konsisten terhadap
260 ● MEMBESARKAN ANAK-ANAK
Oran g lan ju t u s ia
Sewaktu saya sedang m engunjungi satu desa di Pulau Viti Levu di Fiji,
saya terlibat perbincangan dengan seorang laki-laki lokal yang pernah
m engunjungi Am erika Serikat dan m em beritahu saya m engenai kesan-
kesannya. Ada beberapa ciri kehidupan Am erika yang dia kagum i
atau cem burui, nam un ciri-ciri lain m em buat dia jijik. Yang paling
parah ada lah perlakuan kam i terhadap orang lanjut usia (lansia). Di
perdesaan Fiji, lansia terus hidup di desa tem patnya hidup sepanjang
hayat, dikelilingi oleh kerabat dan tem an-tem an seum ur-hidup m ereka.
Mereka sering kali tinggal di rumah anak-anak mereka, yang mengurus
m ereka, bahkan sam pai m engunyahkan dan m elunakkan m akanan un-
tuk orangtua lanjut usia yang sudah tidak punya gigi. Tapi, di Am erika
http://facebook.com/indonesiapustaka
Serikat, kenalan Fiji saya m urka m elihat banyak orangtua lansia di-
kirim kan ke panti jom po di m ana m ereka hanya kadang-kadang
dijenguk oleh anak-anak m ereka. Dia m enyem burkan tuduhan kepada
saya, “Ka lian buang orang-orang lansia kalian dan orangtua kalian
sendiri!”
Sebagian m asyarakat tradisional m enghargai orang lanjut usia bah-
kan lebih tinggi lagi daripada orang-orang Fiji. Mereka membiarkan
ORANG LANJUT USIA ● 263
di usia 30 -an se ba gai sudah paro baya, dan siapa pun yang berusia
sekitar 60 tahun le bih sebagai lanjut usia. Sekarang saya sudah berusia
75 tahun, saya m enganggap usia 60 -an dan awal 70 -an sebagai puncak
kehidupan saya sen diri, dan lanjut usia barangkali dim ulai pada sekitar
usia 85 atau 90 , ter gan tung kesehatan saya. Tapi, di perdesaan Papua,
di m ana relatif sedikit orang yang m encapai usia 60 , orang yang berusia
50 tahun sekalipun dianggap sebagai lanjut usia. Saya ingat tiba di
264 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
hal faktor m ateri yang m en ja dikan orang lansia lebih atau kurang
berguna bagi m asyarakat, dan yang m enjadikan orang m uda lebih
atau kurang bisa m enyokong orang lansia. Sebagian lain penjelasan
m elibatkan variasi di antara m asya rakat dalam hal nilai budaya, seperti
rasa hor m at terhadap lansia, rasa horm at terhadap privasi, penekanan
terhadap keluarga versus individual, dan sikap berdikari. Nilai-nilai
HARAPAN MENGENAI PERAWATAN LANSIA ● 265
itu dem i kepentingan genetik dan budaya. Oleh karena itu, anak-anak
m e nalar, anak juga berkepentingan untuk m erawat orangtua yang
sudah lanjut usia agar orangtua bisa terus m em bantu. Secara lebih
um um , dalam m asyarakat yang terdiri atas individu-individu yang
saling terkait, kita duga generasi m uda sebagai keseluruhan akan m e-
rawat sesepuh m ereka, yang m em iliki kesam aan budaya dan banyak
gen dengan anggota-anggota generasi yang lebih m uda.
266 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
Tapi kita tahu bahwa prediksi-prediksi yang indah itu hanya benar
sebagian. Iya, orangtua biasanya m em ang m erawat anak-anak m e-
reka, yang nantinya sering kali berganti m erawat orangtua m ereka, dan
generasi muda secara keseluruhan merawat sesepuh mereka. Namun
kesim pulan-kesim pulan itu tidak berlaku bagi setidaknya sejum lah
anak di sebagian besar m asyarakat, m aupun bagi sebagian besar anak
di sejumlah masyarakat. Mengapa tidak? Apa yang salah dengan
penalar an kita?
Kesalahan naif kita (yang sekarang dihindari oleh para ahli biologi
evolusioner) adalah kita gagal mempertimbangkan konlik kepentingan
an tar generasi. Orangtua tidak harus selalu m elakukan pengorbanan
tanpa batas, anak-anak tidak harus selalu bersyukur, cinta ada
batasnya, dan orang-orang bukanlah m esin hitung Darwinan yang
terus-m enerus m engevaluasi pewarisan optim al gen-gen dan budaya
m ereka serta ber perilaku sesuai itu. Sem ua orang, term asuk orang
lanjut usia, m enginginkan hidup yang nyam an bagi diri sendiri, tidak
hanya bagi anak-anak m ereka. Sering kali ada batas pengorbanan yang
orangtua bersedia derita dem i anak-anak m ereka. Sebaliknya, anak-
anak kerap kali tidak sabar untuk m enikm ati hidup yang nyam an.
Mereka menalar, dengan cukup akurat, bahwa semakin banyak sumber
daya m ilik orangtua yang dikon sum si oleh orangtua sendiri, sem akin
sedikit sum ber daya yang akan tersisa untuk dinikm ati anak-anak.
Bahkan kalau anak-anak ber tin dak secara naluriah sebagai m esin
hitung Darwinan, seleksi alam m engajari kita bahwa anak-anak tidak
boleh selalu m erawat orangtua m ereka yang sudah lanjut usia. Ada
banyak situasi di m ana anak-anak dapat m eningkatkan pewarisan gen
ataupun budaya m ereka sendiri de ngan m enjadi pelit, m eninggalkan,
atau bahkan m em bunuh orangtua m ereka.
pem bawa beban, kaum nom aden harus m em bawa segala sesuatu di
punggung m ereka: bayi, anak-anak berusia di bawah em pat tahun
yang tidak m am pu ber jalan secepat anggota lain kelom pok, senjata,
perkakas, sem ua harta benda lainnya, serta m akanan dan air untuk
perjalanan. Menambahkan orang lanjut usia atau sakit yang tidak
m am pu berjalan sam a sekali kepada m uatan itu sungguh sulit atau
m ustahil.
Seperangkat kondisi lain tim bul di lingkungan di m ana kekurangan
m a kanan parah terjadi secara berkala, di m ana tidak bisa dikum -
pulkan kelebihan m akanan yang cukup besar untuk m em astikan ke-
lom pok itu bertahan m elalui periode tersebut, terutam a di wilayah
Artika dan gurun. Bila tidak ada cukup m akanan untuk m enjaga sem ua
orang tetap bugar atau setidak-tidaknya tetap hidup, m asyarakat harus
m engor ban kan anggota-anggotanya yang paling tidak berharga dan
paling tidak produktif; bila tidak, sem ua orang akan berada dalam ba-
haya.
Tapi, bukan berarti sem ua m asyarakat nom aden, Artika, dan
penghuni gurun m engorbankan sem ua orang lansia m ereka. Se jum lah
kelom pok (m isalnya orang-orang !Kung dan Pigm i Afrika) tam pak-
nya lebih ragu-ragu m elakukannya daripada kelom pok-kelom pok lain
(m isalnya orang-orang Ache, Siriono, dan Inuit). Di satu m a sya rakat,
perlakuan terhadap seorang lanjut usia tertentu m ungkin ber gan tung
kepada apakah dia m asih m em iliki kerabat dekat untuk m engurus dan
m em belanya.
Bagaim ana caranya m encam pakkan orang lanjut usia yang m em -
bebani? Dengan risiko penggunaan bahasa yang m ungkin tam pak ber-
hati dingin atau keji, ada lim a m etode yang dapat disusun dalam urut-
an berdasarkan semakin langsungnya tindakan tersebut. Metode paling
pa sif adalah sem ata m engabaikan orang lanjut usia sam pai m e ninggal:
tidak m em berikan perhatian, m em beri sedikit m a kan an, m em biarkan
kelaparan, m em biarkan berkeliaran sen dirian, atau m em biarkan lansia
mati berkubang kotoran sendiri. Misalnya, metode ini telah dilaporkan
http://facebook.com/indonesiapustaka
sengaja m engabaikan orang yang lanjut usia atau sakit sewaktu seluruh
kelom pok itu berpindah perkam pungan. Variasi m etode ini di antara
orang-orang Ache, yang dikhususkan untuk laki-laki lansia (tapi tidak
pe rem puan lansia, yang dibunuh begitu saja) adalah m em bawa laki-
laki ter sebut ke hutan m enuju "jalan orang putih" dan m em biarkan
m ereka ber jalan pergi sendiri sam pai tidak pernah terdengar lagi. Le bih
sering lagi, orang yang lem ah ditinggalkan di tem pat berlindung atau
perkam pungan yang dikosongkan, dan diberi sejum lah kayu ba kar,
m akanan, dan air, sehingga bila orang yang ditinggalkan itu bisa kem -
bali kuat, dia bisa m encoba m enyusul seluruh anggota lain ke lom pok.
Ahli antropologi Allan Holm berg kebetulan berada bersam a
sekelom pok Indian Siriono di Bolivia ketika peristiwa sem acam itu
terjadi. Inilah ca tatannya tentang apa yang terjadi: “Kawanan itu
m em utuskan un tuk bergerak ke arah Rio Blanco. Sewaktu m ereka
sedang bersiap-siap berangkat, perhatian saya tersita kepada
seorang perem puan paro baya yang sedang terbaring sakit di ranjang
gantungnya, terlalu sakit se hingga tidak m am pu bicara. Saya bertanya
kepada kepala suku m e nge nai rencana m ereka baginya. Dia m enyuruh
saya bicara kepada suam inya, yang m engatakan bahwa perem puan itu
akan ditinggalkan untuk m ati ka rena dia terlalu sakit untuk berjalan
dan karena toh dia akan m ati juga. Ke berangkatan dijadwalkan
pagi berkutnya. Saya ada di situ untuk m engam ati peristiwa itu.
Keseluruhan kawanan berjalan m eninggalkan perkam pungan bahkan
tanpa berpam itan kepada perem puan yang sakit itu. Suam inya
bahkan bertolak tanpa m engucapkan selam at tinggal. Dia ditinggalkan
hanya bersam a api, air dalam kulit labu kering, dan barang-barang
pribadinya. Dia terlalu sakit untuk protes.” Holm berg sendiri juga
sedang sakit dan pergi ke stasiun m isionaris untuk diobati. Sewaktu
dia kem bali ke situs perkam pungan itu tiga m inggu kem udian,
perem puan itu tidak ada di sana, sehingga dia m engikuti jejak m enuju
situs per kam pungan berkutnya kelom pok itu, di m ana dia m enem ukan
perem puan itu tinggal tulang yang telah digerogoti sem ut dan burung
http://facebook.com/indonesiapustaka
diri, dengan m elom pat dari tebing, berlayar ke laut, atau berusaha m ati
da lam pertem puran. Dokter dan pelaut Selandia Baru, David Lewis,
m e nuturkan bagaim ana tem annya yang telah lanjut usia, navigator
Tevake dari Kepulauan Reef di Samudra Pasiik Baratdaya, berpamitan
secara res m i dan kem udian bertolak sendiri ke laut dengan perahu. Dia
tidak kem bali dan jelas tidak berniat kem bali.
Sem entara m etode ketiga itu terdiri atas bunuh diri tanpa dibantu,
m e tode keem pat dapat dijabarkan sebagai bunuh diri dengan dibantu
atau bisa juga pem bunuhan dengan kerjasam a si korban, m isalnya di-
cekik, ditikam , atau dikubur hidup-hidup. Orang-orang Chukchi lan jut
usia yang m em ilih m ati sukarela m enerim a pujian dan dijam in akan
m e nerim a salah satu tem pat berdiam terbaik di alam baka. Istri sang
korban m em angku kepalanya sem entara dua laki-laki di dua sisi ber se -
be rangan m enarik kuat-kuat seutas tali yang m elilit lehernya. Di antara
orang-orang Kaulong di Britania Baru baratdaya, pencekikan janda
oleh saudara laki-laki atau putranya segera setelah suam inya m e ninggal
adalah hal rutin sam pai 1950 -an. Tindakan itu m erupakan ke wajiban
sehingga, walaupun sungguh m enyiksa si penjagal secara em o sional,
dianggap m em alukan untuk dihindari. Seorang laki-laki Kaulong
m enuturkan kepada J ane Goodale bagaim ana ibunya m em per m alukan
dia agar dia tega m elakukannya: “Sewaktu aku ragu-ragu, ibuku berdiri
dan berbicara sedem ikian keras sehingga sem ua orang bisa de ngar.
Dia m engatakan bahwa alasanku ragu-ragu adalah karena aku ingin
berhubungan seks dengannya.” Orang-orang sakit dan lanjut usia di
Kepulauan Banks m em ohon tem an-tem an m ereka untuk m engakhiri
pen deritaan m ereka dengan cara m engubur m ereka hidup-hidup,
dan tem an-tem an m ereka m elakukan itu sebagai wujud kebaikan
hati: “seorang laki-laki di Mota mengubur saudara laki-lakinya, yang
sedang lemah sekali akibat inluenza; namun dia [yang mengubur]
m enum pukkan tanah secara longgar di atas kepala saudaranya [yang
sakit], dan m enangis, dan dari waktu ke waktu m enanyainya apakah si
saudara m asih hidup.”
http://facebook.com/indonesiapustaka
(seperti yang dise but kan di atas, laki-laki tua biasanya dibiarkan
berjalan pergi): “Sesuai adat, aku biasa m em bunuh perem puan tua.
Aku biasa m em bunuh bibi-bibiku [perem puan-perem puan sekawanan
yang lebih tua] sewaktu m ereka m asih bergerak-gerak (hidup)... Aku
injak-injak m ereka, lalu m ereka sem ua m ati, di sana di sisi sungai
besar... Aku tidak biasa m enunggu sam pai m e reka benar-benar m ati
sebelum m engubur m ereka. Kalau m ereka m a sih bergerak kupatahkan
m ereka [punggung atau leher m ereka]... Aku tidak m au m engurus
perem puan tua; aku sendiri yang akan m enusuk m e reka [dengan
busurnya].”
Reaksi kita terhadap tuturan-tuturan ini m engenai suam i atau istri,
anak, saudara atau saudari, ataupun sesam a anggota kawanan yang
m em bunuh atau m eninggalkan orang yang lanjut usia atau sakit, ke-
m ungkinan besar adalah perasaan ngeri—seperti reaksi kita terhadap
tuturan di Bab 5 m engenai ibu yang m em bunuh bayinya yang baru
lahir jika bayi itu anak kembar atau terlahir cacat. Namun, seperti
juga dalam kasus-kasus infantisida itu, kita harus tanyakan pada diri
sendiri: apa lagi yang bisa dilakukan suatu kawanan nom aden, atau
kawanan tanpa cukup m akanan untuk seluruh kelom pok, terhadap
orang-orang lansianya? Sepanjang hidup m ereka, korban telah m elihat
orang-orang tua atau sakit ditinggalkan atau dibunuh, dan barangkali
pernah m elakukannya sendiri kepada orangtua-orangtua m ereka. Itu
adalah bentuk kem atian yang m ereka duga akan m enim pa m ereka,
dan dalam banyak kasus m ereka bekerja sam a untuk m encapainya.
Kita beruntung bahwa kita tidak m enghadapi siksaan yang sam a se-
ba gai korban, pem bantu bunuh diri, ataupun pem bunuh, sebab kita
ber untung hidup dalam m asyarakat dengan m akanan berlebih dan
pera watan m edis. Seperti yang Winston Churchill tulis m engenai lak-
sa m ana J epang, Kurita, yang harus m em ilih dua m acam tindakan
yang sam a m engerikannya kala perang, “Yang boleh m enghakim inya
hanyalah orang-orang yang pernah m elalui siksaan yang sam a.” Pada
ke nyataannya, banyak di antara Anda, pem baca buku ini pernah atau
http://facebook.com/indonesiapustaka
Ke gu n aan lan s ia
J asa berguna apa yang bisa dilakukan orang-orang lansia bagi
m asyarakat-m asyarakat tradisional? Dari perspektif adaptif berdarah
dingin, m asyarakat-m asyarakat di m ana orang-orang tua m em ang
tetap ber guna cenderung akan m akm ur bila m asyarakat-m asyarakat
itu m erawat orang-orang lansia m ereka. Tentu saja, orang m uda yang
m erawat orang-orang sepuh lebih sering m engungkapkan alasan
m ereka bukan dari segi keuntungan evolusioner m elainkan dari segi
cinta, horm at, dan kewajiban. Tapi, ketika sekelom pok pem buru-
pengum pul ke la paran dan berdebat siapa yang m ereka sanggup
beri m akan, per tim bangan-pertim bangan berdarah dingin m ungkin
disuarakan secara eksplisit. Di antara jasa-jasa yang diberikan oleh
orang-orang lanjut usia, yang pertam a-tam a akan saya sebutkan
dilakukan juga oleh orang-orang m uda nam un m asih bisa dilakukan
oleh orang-orang lansia. Se dangkan jasa-jasa lainnya m elibatkan
ketram pilan-ketram pilan yang disem purnakan oleh pengalam an
panjang, sehingga cocok bagi orang-orang lansia.
Orang pada akhirnya akan m encapai usia ketika laki-laki tak lagi
bisa m enom bak singa sam pai m ati, dan perem puan tak lagi bisa ber-
jalan berkilo-kilom eter m em bawa beban berat pulang-balik dari ladang
ka cang. Terlepas dari itu, ada cara-cara lain di m ana orang-orang
lansia dapat terus m em peroleh m akanan bagi cucu-cucu m ereka dan
turut m eringankan beban m em beri m akan yang ditanggung oleh anak-
anak dan m enantu-m enantu m ereka. Laki-laki Ache terus ber buru dan
m engum pulkan m akanan sam pai usia 60 -an dengan cara m em usatkan
per hatian ke hewan kecil, buah, dan produk-produk palem , serta
m em buka jalan ketika kawanan berpindah perkam pungan. Laki-laki
tua !Kung m em asang perangkap hewan, m engum pulkan m akanan
nabati, dan bergabung dengan laki-laki m uda dalam perburuan
guna m em baca jejak hewan dan m engajukan strategi. Di antara para
perem puan pem buru-pengum pul Hadza di Tanzania, kelom pok usia
yang bekerja paling keras terdiri atas para nenek yang telah m engalam i
http://facebook.com/indonesiapustaka
Kanada abad ke-18 dan ke-19: analisis terhadap catatan gereja dan
silsilah m enunjukkan bahwa lebih banyak anak yang bertahan hidup
sam pai de wa sa bila m ereka m em iliki satu nenek yang m asih hidup di-
ban dingkan bila kedua nenek m ereka telah tiada, dan bahwa setiap
dasawarsa dengan perem puan pasca-m enopause yang hidup m elewati
usia 50 tahun dikaitkan dengan anak-anaknya m enghasilkan rata-rata
dua anak tam bahan (barangkali berkat bantuan sang nenek).
Satu lagi jasa yang bisa diberikan orang-orang lanjut usia m eskipun
sudah tidak bisa m enggali um bi tujuh jam sehari sekalipun adalah
m e rawat bayi. J asa itu m em bebaskan anak dan m enantu m ereka
sehingga bisa m enghabiskan lebih banyak waktu m encari m akanan
tanpa dibebani anak-anak m ereka sendiri, cucu dari si lansia. Kakek-
nenek !Kung kerap kali m erawat cucu-cucu m ereka terus-m enerus
selam a beberapa hari ber turut-turut, sehingga m em ungkinkan anak-
anak m ereka pergi ber buru dan m engum pul tanpa pulang selam a
beberapa hari dan tanpa dibe bani oleh para cucu. Alasan utam a
yang diungkapkan orang-orang lansia Sam oa yang berm igrasi ke
Am erika Serikat m asa kini adalah agar bisa m e rawat cucu-cucu
m ereka, sehingga anak-anak m ereka bisa bekerja di luar rum ah dan
m enghadapi lebih sedikit beban di rum ah.
Orang-orang lansia dapat m em buat barang-barang yang bisa di-
gu nakan anak-anak m ereka yang sudah dewasa, m isalnya perkakas,
senjata, keranjang, kuali, dan kain anyaman (Gambar 22). Misalnya,
para pem buru-pengum pul Sem ang yang sudah lansia di Sem enanjung
Malaya terkenal karena keahlian mereka membuat sumpit. Ini adalah
bidang di m ana orang lansia tidak hanya m encoba m engandalkan sisa-
sisa ke tram pilan m ereka di m asa m uda, m elainkan justru m enjadi
sem akin ahli: pem buat keranjang dan pengrajin gerabah terbaik kerap
kali m e ru pa kan orang lansia.
Bidang-bidang lain di m ana orang m enjadi sem akin ahli seiring
ber tam bahnya usia m ereka antara lain pengobatan, agam a, hiburan,
relasi, dan politik. Bidan dan tabib tradisional sering kali berusia lanjut,
http://facebook.com/indonesiapustaka
dem ikian juga penyihir dan pendeta, peram al dan tukang tenung, serta
pe m im pin nyanyian, perm ainan, tarian dan upacara inisiasi. Orang-
orang lansia m enikm ati keunggulan sosial yang besar, karena m ereka
telah m enghabiskan seum ur hidup m enjalin jejaring hubungan, dan
m e reka dapat m em perkenalkan anak-anak m ereka ke dalam jejaring
ter sebut. Para pem im pin politik biasanya m erupakan orang lansia,
sam pai-sam pai istilah "tetua suku" sudah nyaris sinonim dengan
KEGUNAAN LANSIA ● 273
dan spesies pohon m ana yang berguna sebagai sum ber kayu, buah yang
bisa dim akan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Para pen duduk pulau
yang berusia paro-baya lantas m em beritahu saya nam a 126 spesies
tum buhan Rennell dalam bahasa Rennell (anu, gangotoba, ghai-gha-
ghea, kagaa-loghu-loghu, dan lain sebagainya). Untuk setiap spesies,
m ereka m enjelaskan apakah biji dan buahnya bisa dim akan hewan
m aupun m anusia, ataupun dim akan oleh burung dan kelelawar tapi
274 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
tidak oleh m anusia (sam bil m enyebutkan setiap spesies burung dan ke-
lelawar yang dim aksud), ataupun yang bisa dim akan oleh m anusia. Di
antara spesies-spesies yang dim akan oleh m anusia, sebagian di an ta ra-
nya dibedakan lagi sebagai "yang dim akan hanya setelah hungi kengi".
Oleh karena tidak pernah m endengar soal hungi kengi, saya m e-
na nya kan apa itu dan bagaim ana bisa hungi kengi m engubah buah
yang biasanya tidak bisa dim akan m enjadi bisa dim akan. Sebagai pen-
jelasan, para inform an m em bawa saya ke pondok di m ana m ereka
m em perkenalkan saya kepada sum ber inform asi itu, seorang perem -
puan yang sangat tua dan tidak m am pu berjalan tanpa bantuan.
Ternyata hungi kengi adalah nam a Rennell bagi badai terbesar yang
per nah m enghantam pulau itu sepanjang sejarah yang m asih teringat,
tam paknya sekitar 1910 kalau ditengok dari catatan-catatan kolonial
Eropa. Pada saat itu, perem puan tua itu m asih anak-anak yang belum
siap dinikahkan, sehingga dia barangkali berusia akhir 70 -an atau
awal 80 -an sewaktu saya berjum pa dia pada tahun 1976. Siklon itu
m enum bangkan pe pohonan di hutan Rennell, m enghancurkan kebun-
kebun, dan m e nim bulkan ancam an kelaparan bagi penduduk pulau
yang m asih hidup. Sam pai kebun-kebun baru bisa ditanam i dan m ulai
m em berikan hasil, orang-orang terpaksa m em akan apa pun yang
bisa dim akan, tidak hanya spesies-spesies buah liar yang biasa dipilih
m elainkan juga buah-buahan yang biasanya diabaikan—m isalnya,
buah yang diidentiikasi kepada saya sebagai "dimakan hanya setelah
hungi kengi". Itu m em butuhkan pengetahuan m engenai buah-
buahan pilihan ke dua m ana yang tidak beracun dan am an dim akan,
ataupun yang m engan dung racun nam un bisa dibersihkan m elalui
m etode pengolahan m a ka nan tertentu. Untungnya, ketika hungi kengi
terjadi, m asih ada pen duduk-penduduk pulau yang ingat tentang
badai sebelum nya dan ba gaim ana m ereka bertahan hidup ketika itu.
Kini, perem puan tua itu adalah orang terakhir di desanya yang m asih
hidup dengan pengalam an dan penge tahuan warisan itu. Seandainya
badai besar lain m enghantam Rennell, ingatan ensiklopediknya
http://facebook.com/indonesiapustaka
m engenai buah liar m ana yang bisa dim akan adalah yang bisa
m encegah rekan-rekan sedesanya agar tidak kelaparan. Cerita-cerita
sem acam itu, m engenai pentingnya nilai ingatan orang-orang lansia
bagi kelangsungan hidup kerabat-kerabat m ere ka, berlim pah di antara
m asyarakat-m asyarakat pra-aksara.
NILAI-NILAI MASYARAKAT ● 275
Bentuk lain rasa horm at yang kuat adalah pengutam aan ke luarga
di Italia selatan, Meksiko, dan banyak masyarakat lain. Seperti yang
dijabarkan oleh Donald Cowgill, “Keluarga digam barkan sebagai inti
struktur sosial dan sum ber pengaruh ke segala sisi kehidupan anggota-
anggotanya... Harga diri keluarga teram at penting, dan setiap anggota
keluarga diharapkan m enyokong otoritas laki-laki, berkorban dem i
keluarga, m enghorm ati orangtua, dan m enghindari m em buat m alu
nam a keluarga... [Laki-laki yang tertua dalam keluarga m engam bil pe-
ran godfather sebagai] otoritas dom inan yang m em aksakan ketaatan
ter hadap tujuan-tujuan keluarga dan tidak m engizinkan kesetiaan
kepada pihak lain... dalam bingkai kerja ini, hanya ada peluang ter-
batas bagi ekspresi diri individual, yang bagaim ana pun juga harus
tunduk kepada kepentingan keluarga... Anak-anak berusia paro baya
m e nyertakan orangtua yang sudah lanjut usia dalam aktivitas-aktivitas
keluarga batih m ereka, dan m ayoritas m enolak m entah-m entah
gagasan m enem patkan orangtua m ereka di panti jom po.”
Orang-orang Tiongkok pengikut Kong Fuzi, orang-orang Italia
selatan, dan rumah tangga Meksiko merupakan contoh suatu feno-
m ena yang tersebar luas, yang disebut keluarga "patriarkal", yang
otoritas utam anya berada di tangan laki-laki tertua yang m asih hi-
dup dalam keluarga itu. Contoh-contoh lain yang akrab dengan kita
m en cakup banyak atau sebagian besar m asyarakat penggem bala
dan perdesaan lain m asa kini, serta orang-orang Rom awi dan Ibrani
kuno. Guna m em aham i bagaim ana keluarga patriarkal teror ganisasi,
pikirkan tatanan hidup Am erika m odern yang selam a ini dianggap
sebagai suatu kewajaran oleh banyak pem baca buku ini, dan yang
oleh ahli antropologi diistilahkan "neolokal". Istilah itu berarti bahwa
pasangan yang baru m enikah m endirikan rum ah tangga baru (oleh
karena itu disebut "neolokal") yang terpisah dari rum ah tangga orang
tua pengantin laki-laki m aupun perem puan. Rum ah tangga baru itu
m engandung satu keluarga batih, yang terdiri atas pa sangan suam i-
istri itu saja dan (nantinya) anak-anak yang m asih ber gantung kepada
http://facebook.com/indonesiapustaka
m ereka.
Meskipun tampaknya normal dan alami bagi kami, sebenarnya
tatanan demikian bukan hal yang umum menurut standar geograik
dan sejarah: hanya sekitar 5% m asyarakat tradisional m em iliki
rum ah tangga neo lokal. Tatanan tradisional paling um um adalah
rum ah tangga "patrilokal", yang berarti pasangan yang baru m enikah
tinggal bersam a orangtua atau keluarga pengantin laki-laki. Dalam
NILAI-NILAI MASYARAKAT ● 277
kasus itu, satuan rum ah tangga terdiri bukan hanya atas keluarga
batih m elainkan juga keluarga besar yang lebih luas secara horisontal
m aupun vertikal. Per luasan horisontal (dengan kata lain dalam
generasi yang sam a dengan sang kepala keluarga) m ungkin m encakup
istri-istri sang kepala ke luar ga yang berpoligam i yang tinggal dalam
tem pat tinggal keluarga yang sam a, ditam bah saudari-saudari sang
kepala ke luarga yang belum m enikah dan barangkali juga beberapa
adiknya yang sudah m enikah. Perluasan vertikal ke generasi-generasi
lain m engum pulkan sang ke pa la keluarga dan istrinya, satu atau
beberapa anak m ereka yang sudah m e nikah, dan anak-anak yang
m erupakan cucu sang kepala keluarga di da lam satu rum ah atau
kom pleks bangunan m ilik keluarga. Terlepas dari apakah perluasan itu
horisontal, vertikal, atau keduanya, seluruh rum ah tangga m erupakan
satu satuan ekonomi, inansial, sosial, dan politik, semua anggotanya
m enjalani hidup harian yang terkoordinasi, dan sang kepala keluarga
m erupakan otoritas paling utam a.
Wajarlah, rum ah tangga patrilokal m erawat anggota-anggota yang
lansia: m ereka hidup dalam rum ah tangga yang sam a dengan anak-
anak m ereka, m ereka m em iliki dan m engendalikan rum ah atau rum ah-
ru m ah m ilik keluarga, dan m ereka m enikm ati jam inan ekonom i dan
isik. Tentu saja, tatanan itu tidak menjamin bahwa anak yang sudah
dewasa mencintai orangtuanya yang sudah lansia; perasaan m ereka
m ungkin m en dua atau didom inasi oleh rasa takut dan horm at kepada
otoritas, dan anak m ungkin hanya m enanti waktu sam pai m ereka
nantinya bisa m e nindas anak-anak m ereka sendiri yang sudah dewasa.
Rum ah tangga neo lokal m em persulit perawatan terhadap lansia, apa
pun perasaan anak terhadap orangtuanya yang sudah lanjut usia,
karena orangtua dan anak-anak terpisah secara isik.
Kebalikan status kuat yang dipegang oleh orang lansia dalam
m asyarakat patriarkis tradisional adalah status lansia di sebagian
besar m asyarakat Am erika m odern (dengan kekecualian m en co lok di
antara sejum lah kom unitas im igran yang m em pertahankan nilai-nilai
http://facebook.com/indonesiapustaka
m ereka.
Seperangkat nilai Amerika yang lebih spesiik adalah gugusan
nilai yang berkaitan dengan pengutam aan kam i terhadap individu.
Individualism e itu adalah kebalikan pengutam aan keluarga besar
di banyak m asyarakat lain yang dibahas di atas. Harga diri seorang
Am e rika diukur berdasarkan prestasinya sendiri, bukan oleh pres-
tasi kolektif keluarga besarnya. Kam i diajari untuk m andiri dan
NILAI-NILAI MASYARAKAT ● 279
m enyakitkan bagi orang lansia yang terlibat, seperti juga bagi anaknya
yang berusia paro baya dan m elihat hal itu terjadi pada orangtuanya
yang tadinya tidak tergantung ke pada siapa-siapa. Berapa banyak
pem baca bab ini yang kenal dengan orang lansia yang karena harga
diri bersikeras untuk m encoba terus hidup sendiri secara m andiri,
sam pai suatu kecelakaan (m isalnya jatuh dan pinggulnya patah, atau
tidak bisa bangun dari tem pat tidur) m em buat kem andirian m ustahil
dilanjutkan? Gagasan-gagasan ideal Am erika m endorong orang-orang
lansia Am erika kehilangan harga diri, dan m em buat para perawat
m ereka yang lebih m uda kehilangan rasa horm at kepada m ereka.
Nilai khas Amerika yang terakhir yang menciptakan praduga ter-
hadap orang lansia adalah kultus usia m uda kam i. Tentu saja, itu bu-
kan lah nilai sepenuhnya m anasuka yang kebetulan kam i adopsi seba-
gai pilihan budaya tanpa alasan bagus. Memang betul bahwa, di dunia
m odern dengan perubahan teknologi yang cepat, m asih barunya
pendidikan yang diterim a dewasa m uda m em buat pengetahuan m ereka
lebih baru dan berguna bagi hal-hal penting seperti pekerjaan, dan bagi
tantangan-tantangan duniawi kehidupan sehari-hari. Saya yang ber-
usia 75, dan istri saya yang berusia 64, diingatkan akan kenyataan di
balik kultus usia m uda kam i ini setiap kali kam i m encoba m enyalakan
televisi kam i. Saya dan istri terbiasa dengan televisi yang m em iliki tiga
tom bol saja, sem uanya terletak di perangkat itu sendiri: tom bol untuk
m enghidupkan dan m em atikan, tom bol pengatur volu m e, dan tom bol
pem ilih saluran. Saya dan istri tidak bisa m em aham i remote control
bertom bol 41 yang sekarang diperlukan hanya untuk m enyalakan
perangkat televisi m odern kam i, dan kam i harus m enelepon putra-
putra kam i yang berusia 25 tahun untuk m e m inta petunjuk bila
m ereka kebetulan tidak sedang di rum ah bersam a kam i. Satu lagi
faktor eksternal yang m enyuburkan kultus usia m uda ada lah tingginya
tingkat persaingan dalam m asyarakat Am erika m odern, yang m em beri
keunggulan bagi orang-orang berusia m uda yang dikaruniai kecepatan,
daya tahan, kekuatan, kegesitan, dan releks yang cepat. Satu lagi
http://facebook.com/indonesiapustaka
rendah un tuk sum ber daya perawatan m edis yang terbatas. Iklan
m inum an ringan dan bir yang ditujukan bagi pem irsa tua m aupun
m uda juga m engilustrasikan bahwa pandangan negatif m engenai usia
tidak hanya dim iliki oleh orang-orang m uda Am erika m elainkan juga
terinternalisasi dalam diri orang-orang tua Am erika sendiri. Survei oleh
Louis Harris and Associates m enunjukkan bahwa orang-orang Am erika
per caya bahwa orang lansia m erasa bosan, berpikiran tertutup,
282 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
berduka atas kem atian anak sendiri yang um um pada m asa lalu, kini
jarang ditem ui di Dunia Pertam a.
Kabar baik itu digugurkan oleh berita yang jauh lebih buruk, se-
bagian di antaranya merupakan akibat langsung demograi. Rasio
orang lanjut usia terhadap anak-anak dan pekerja m uda yang produktif
telah m elonjak, sebab tingkat kelahiran telah m erosot sem entara
tingkat ke sintasan orang lanjut usia naik. Dengan kata lain, piram ida
288 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
hunian neolokal kam i sendiri, pasangan suam i-istri baru tidak tinggal
di dekat orangtua pengantin laki-laki m aupun pengantin perem puan,
m e lain kan pindah ke hunian baru terpisah m ilik m ereka sendiri. Hal
itu m em unculkan fenom ena m odern yang dikenal sebagai sindrom a
sarang kosong. Di AS pada awal 190 0 -an, setidaknya satu orangtua
pasangan suam i-istri sering kali m eninggal sebelum anak term uda
m eninggalkan rum ah, sehingga tidak pernah m erasakan "sarang yang
290 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
kosong", dan lam a sarang kosong bagi satu orangtua rata-rata kurang
daripada dua tahun. Kini, kebanyakan orangtua Am erika bertahan
hidup untuk m engalam i sarang kosong selam a lebih daripada satu
dasawarsa, seringkali selam a berdasawarsa-dasawarsa.
Orangtua yang sudah lanjut usia dan ditinggalkan sendirian dalam
m a syarakat sarang kosong kam i kecil kem ungkinan m endapati diri
m asih hidup dekat tem an-tem an lam a. Sekitar 20 % populasi Am erika
ber pindah hunian setiap tahun, sehingga baik itu orangtua yang lanjut
usia, tem an-tem an m ereka, atau barangkali kedua-duanya telah ber-
pindah berkali-kali sejak m asa anak-anak. Situasi hidup yang um um
bagi orang-orang lansia adalah m ereka pindah untuk tinggal bersam a
salah satu anak m ereka, nam un m alah m enjadi terpisah dari tem an-
tem an m ereka karena anak m ereka telah pindah dari rum ah keluarga
yang awalnya m ereka tem pati; atau m ereka hidup sendiri selam a
m ungkin, dengan beberapa tem an di dekat m ereka nam un m ungkin
tanpa anak-anak m ereka di dekat m ereka; atau m ereka hidup terpisah
dari tem an-tem an lam a m aupun dari anak-anak m ereka, dalam panti
jom po, di m ana m ereka m ungkin dikunjungi oleh anak-anak m ereka,
m ungkin juga tidak. Inilah situasi yang m enyebabkan kenalan Fiji yang
saya kutip di paragraf pertam a m encela kam i dengan tuduhan, “Kalian
buang orang-orang lansia kalian dan orangtua kalian sendiri!”
Satu lagi faktor yang turut bersum bangsih terhadap isolasi sosial
orang-orang lansia m odern selain hunian neolokal dan seringnya
ber pindah hunian adalah pensiun resm i dari pekerjaan. Fenom ena
ini baru m enjadi um um pada akhir abad ke-19. Sebelum itu, orang-
orang bekerja sam pai tubuh atau benak m ereka sudah tidak sanggup
lagi. Sekarang, pen siun m erupakan kebijakan yang nyaris universal
di negara-negara industri, pada usia berkisar dari 50 sam pai 70 ,
tergantung ne ga ra nya (m isalnya, lebih dini di J epang daripada di
Norwegia) dan profesinya (misalnya, lebih dini bagi pilot maskapai
kom ersial daripada bagi dosen). Tiga kecenderungan m asyarakat
industri m odern ber satu padu m endukung pensiun sebagai kebijakan
http://facebook.com/indonesiapustaka
ber gabung dengan angkatan kerja di luar rum ah, term otivasi oleh
m inat, kebutuhan ekonom i, atuapun keduanya. Hal itu m enciptakan
m a salah perawatan anak yang diakrabi oleh sedem ikian banyak orang-
tua m uda. Sem entara m ereka berusaha m engatasinya dengan berbagai
kom binasi pengasuh-anak dan fasilitas penitipan anak, um um tim bul
kesulitan-kesulitan dengan keterandalan dan kualitas dari pem ecahan-
pem ecahan m asalah itu.
294 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
hungi kengi m enghantam lagi, ketika ialah satu-satunya yang tahu apa
yang harus dilakukan untuk bertahan hidup.
Dari tak terhingga banyaknya kem ungkinan contoh lain yang
m enggam barkan nilai ingatan orang-orang lanjut usia, saya akan
sebutkan dua kisah pendek dari pengalam an saya sendiri. Pertam a,
profesor yang m erupakan tutor di kolese saya terlahir pada 190 2. Saya
ingat dia m em beritahukan kepada saya pada 1956 bagaim ana rasanya
bertum buh besar di kota Am erika ketika transportasi bertenaga kuda
sedang m engalam i proses pergantian m enjadi kendaraan berm otor.
Tutor saya dan rekan-rekan sezam annya kala itu m erasa senang akan
per gantian itu, karena m ereka m enganggap bahwa m obil m enjadikan
kota lebih bersih (!) dan tidak berisik (!!), sebab kotoran kuda dan
bunyi ketipak-ketipuk kuku kuda di trotoar m enghilang dari jalanan.
Kini, ketika kita m engaitkan kendaraan berm otor dengan polusi dan
bunyi berisik, ingatan tutor saya tam pak absurd, sam pai kita pikirkan
pesan yang lebih luas: perubahan teknologi biasa m enim bulkan
m asalah-m asalah yang tidak terperkirakan sebagai tam bahan bagi
m anfaat-m an faatnya yang diperkirakan.
Kisah pendek saya yang satu lagi berlangsung ketika saya dan
putra saya, J oshua, yang waktu itu berusia 22 tahun, m endapati
bahwa rekan m a kan m alam kam i di sebuah hotel pada suatu m alam
adalah seorang m antan m arinir berusia 86 tahun yang am bil bagian
dalam (dan bersedia m engobrol tentang) serangan Am erika di pantai-
pantai Atol Tarawa di Samudra Pasiik Barat Daya pada 20 November
1943, m elawan pasukan bertahan J epang yang gigih. Dalam salah
satu pendaratan amibi yang menimbulkan pertempuran paling sengit
dalam Perang Dunia II, dalam tiga hari dan dalam area kurang dari
satu kilom eter persegi, 1.115 prajurit Am erika dan sem ua kecuali 19 dari
4.60 1 prajurit J epang terbunuh. Saya belum pernah m endengar secara
langsung kisah tentang kengerian Tarawa, dan saya berharap bahwa
Joshua tidak akan pernah mengalami kengerian semacam itu. Namun
barangkali dia dan generasinya akan m engam bil pilihan-pilihan yang
http://facebook.com/indonesiapustaka
lebih baik bagi negara kam i bila m ereka belajar dari orang-orang yang
m elalui perang dunia terakhir yang berlangsung lebih dari 65 tahun
silam m engenai seperti apa perang tersebut. Kedua kisah pendek ini
m enunjukkan m engapa ada berbagai program yang m engum pulkan
orang-orang lanjut usia dan m urid-m urid sekolah m e ne ngah, agar
m urid-m urid m endengar dan belajar dari kisah-kisah m enggugah
296 ● PERLAKUAN TERHADAP ORANG LANJUT USIA: HORMATI, ABAIKAN, ATAU HABISI?
dokter-dokter m uda.
Masalah bagi masyarakat secara keseluruhan adalah memanfaatkan
orang lanjut usia untuk hal-hal yang m ereka piawai dan suka lakukan,
bukan m em inta m ereka terus bekerja 60 jam per m inggu seperti para
pekerja m uda yang am bisius, atau m alah m elakukan ekstrem yang
berseberangan berupa dengan bodohnya m ewajibkan kebijakan pen-
siun pada usia m anasuka (seperti yang sayangnya m asih tersebar luas
APA YANG HARUS DILAKUKAN KEPADA LANSIA? ● 297
di Eropa). Tantangan bagi orang lanjut usia sendiri adalah m enjadi in-
trospektif, m enyadari perubahan-perubahan dalam diri m ereka sen-
diri, dan m encari pekerjaan yang m em anfaatkan bakat-bakat yang
kini m e reka m iliki. Tengoklah dua contoh yang m elibatkan dua m usisi
hebat, yang sam a-sam a m erupakan pribadi yang introspektif dan
jujur yang secara terbuka m em bicarakan tentang jenis-jenis m usik
yang m ereka bisa tulis ataupun tidak pada usia tua m ereka (Gam bar
40 , 41). Stefan Zweig, librettist (penulis lirik) opera bagi penggubah
Richard Strauss, m en jabarkan pertem uan pertam a m ereka, ketika
Strauss telah berusia 67 tahun: “Strauss dengan jujur m engaku kepada
saya dalam jam per tam a pertem uan kam i bahwa dia tahu sesudah
berusia 70 tahun, inspirasi m usik seorang penggubah tidak lagi segar.
Susah sekali baginya untuk m enggubah karya-karya sim foni lagi
seperti Till Eulenspiegel dan Tod und Verklärung [adikarya-adikarya
yang dia gubah saat berusia 20 -an dan 30 -an] karena m usik m urni
membutuhkan tindakan ekstrem kesegaran kreatif.” Namun Strauss
m enjelaskan bahwa dia m asih m erasa terilham i oleh situasi dan kata-
kata, yang dia m asih bisa ilus trasikan secara dram atis dalam m usik,
sebab m ereka secara spontan m engilham inya dengan tem a-tem a
m usik. Oleh karena itu kom posisi terakhirnya, yang diselesaikan saat
usianya 84, dan m erupakan salah satu pencapaian terbesarnya, adalah
Four Last Songs for Soprano and Orchestra, dengan nuansa redup
m usim gugur yang m engantisipasi kem atian, orkestrasi kaya yang tidak
gegap-gem pita, dan kutipan dari m u siknya sendiri yang dia gubah 58
tahun sebelum nya. Penggubah Giuseppe Verdi berniat m engakhiri
karier m usiknya dengan opera-opera akbarnya yang centang-
perenang, Don Carlos (ditulis saat dia berusia 54) dan Aida (58). Tapi,
Verdi dibujuk oleh penerbitnya untuk m enggubah dua opera lagi,
Otello saat dia berusia 74 dan Falstaff pada usia 80 , yang sering kali
dianggap sebagai karya-karya terakbarnya, na m un dalam gaya yang
jauh lebih padat, ekonom is, dan halus daripada m usik yang dia gubah
sebelum nya.
http://facebook.com/indonesiapustaka
B A H AYA D A N
TA N G G A PA N
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 7
Paranoia Konstruktif
tem pat kam i m endirikan tenda, saya m em ilih dasar sebatang pohon
hu tan yang sungguh raksasa, dengan batang lurus tebal yang berlapis
lu m ut. Saya, yang kegirangan karena prospek m enghabiskan sem inggu
di lingkungan yang sedem ikian indah itu, m em inta rekan-rekan Papua
saya untuk m em bangun pelataran bagi tenda-tenda kam i.
Saya terkejut karena m ereka m enjadi gelisah dan m enolak tidur
di situ. Mereka menjelaskan bahwa pohon tinggi itu sudah mati, se-
hingga bisa tum bang ke perkem ahan kam i dan m em bunuh kam i. Ya,
saya m em ang lihat bahwa pohon itu sudah m ati, nam un saya m a sih
terkejut karena reaksi berlebihan m ereka dan m enolak, “Itu po hon
yang besar. Masih tampak kokoh. Tidak busuk. Angin tidak bisa me-
num bangkannya, lagipula di sini kan tidak ada angin. Baru ber tahun-
tahun lagi pohon ini akan tumbang!” Namun teman-teman Papua
saya tetap ke takutan. Bukannya tidur dalam naungan tenda di bawah
pohon itu, m e reka m enyatakan bahwa m ereka lebih baik tidur di udara
terbuka, cukup jauh sehingga pohon itu tidak akan m enghantam dan
m em bunuh m e reka seandainya tum bang.
Kala itu saya pikir rasa takut m ereka sungguh dibesar-besarkan
dan nyaris menjadi paranoia. Namun seiring bulan demi bulan berlalu
selam a saya berkem ah di hutan Papua, saya m enyadari bahwa, se tidak -
nya sekali ham pir setiap hari, saya m endengar bunyi pohon tum bang
entah di m ana di dalam hutan. Saya m endengar cerita-cerita tentang
orang-orang Papua yang tewas terkena pohon tum bang. Saya m e-
renungkan bahwa orang-orang Papua ini m enghabiskan banyak waktu
m ereka berkem ah di dalam hutan itu—barangkali seratus m alam per
hari, atau sekitar 4.0 0 0 m alam selam a harapan hidup m ereka yang 40
tahun itu. Saya akhirnya m enghitung-hitung. Bila kita m elakukan se-
suatu yang m elibatkan probabilitas sangat kecil tewasnya seseorang—
ta ruh lah, hanya sekali dalam seribu kali kita m elakukan hal itu—nam un
kita m elakukannya seratus kali per tahun, m aka ada kem ungkinan kita
akan m ati dalam sekitar 10 tahun, bukan 40 tahun seperti harapan hi-
dup kita. Risiko pohon tum bang itu tidak m enyurutkan niat orang-
http://facebook.com/indonesiapustaka
Barat pun m em iliki bahaya, bahkan m eskipun kita bukan pilot, polisi,
atau pemandu di sungai. Namun ada sejumlah perbedaan antara ba-
haya di kehidupan Barat m odern dan kehidupan tradisional. J elaslah,
jenis-jenis bahaya itu berbeda-beda: m obil, teroris, dan serangan jan-
tung bagi kita, singa, m usuh, dan pohon tum bang bagi m ereka. Secara
lebih signiikan, tingkat bahaya keseluruhan bagi kita jauh lebih ren-
dah daripada bagi m ereka: rentang hidup rata-rata kita dua kali li-
304 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
pat daripada m ereka, yang berarti bahwa risiko rata-rata per tahun
yang kita hadapi hanya separo besarnya dari yang m ereka hadapi.
Perbedaan signiikan lain adalah bahwa dampak sebagian besar
kecelakaan yang kam i, orang-orang Am erika, derita da pat diperbaiki,
sem entara kecelakaan di Papua jauh lebih m ungkin m enyebabkan
cacat atau kem atian. Dalam satu-satunya kejadian ke tika saya m enjadi
tidak berdaya dan tidak m am pu berjalan di Am erika Serikat (akibat
terpeleset di trotoar berlapis es di Boston dan kaki saya patah), saya
m elom pat-lom pat ke telepon um um terdekat un tuk m enelepon ayah
saya yang m erupakan seorang dokter, yang m en jem put saya dan
membawa saya ke rumah sakit. Namun ketika lutut saya terluka di
pedalaman Pulau Bougainville, Papua Nugini, dan tidak mampu
berjalan, saya m endapati diri terdam par 30 kilom eter jauhnya dari
pesisir, tanpa cara apa pun untuk m em inta pertolongan dari pihak lain.
Orang-orang Papua yang m engalam i patah tulang tidak dapat m em -
peroleh bantuan dari ahli bedah dan berkem ungkinan cacat perm anen
akibat tulang yang tidak diobati dengan benar.
Dalam bab ini saya akan menjabarkan tiga kejadian yang menimpa
saya di Papua, dan yang mengilustrasikan ada atau tidaknya paranoia
kons truktif. Pada kejadian pertama, saya masih sangat belum ber-
pengalaman bahkan untuk mengenali tanda-tanda bahaya mematikan
di sekeliling saya: saya bertindak sebagai seorang Barat pada umumnya,
na mun dalam dunia tradisional yang membutuhkan pemikiran berbeda.
Dalam kejadian berikutnya, lebih daripada satu dasawarsa berikutnya—
kejadian yang akhirnya mengajari saya untuk merengkuh paranoia
kons truktif—saya terpaksa mengakui bahwa saya telah berbuat ke-
salahan yang nyaris merenggut nyawa saya, sementara seorang laki-laki
lain yang lebih berhati-hati yang menghadapi pilihan yang sama pada
waktu yang sama tidak membuat kesalahan yang sama sehingga tidak
mengalami trauma nyaris mati. Dalam peristiwa yang terakhir, satu
dasa warsa setelah yang kedua, saya sedang bersama seorang teman
Papua yang bereak si dengan paranoia konstruktif kepada perincian yang
http://facebook.com/indonesiapustaka
tam pak nya sepele dan terlewatkan oleh saya. Dia dan saya tidak per-
nah mam pu me mutuskan apakah tongkat yang teman saya lihat dan
tampak nya ter ge letak begitu saja di tanah, betul-betul me ru pakan per-
tanda ada orang-orang tidak bersahabat (seperti yang ditakut kan teman
saya), namun saya terkesan oleh perhatian cermat dia ter hadap hal-hal
kecil. Dalam bab berikutnya, saya akan mem bahas jenis-jenis ba haya
yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat tra disional, dan cara-cara
KUNJUNGAN MALAM ● 305
orang-orang mem per kira kan, salah mem perkirakan, dan ber urus an
dengan bahaya.
Ku n ju n gan m alam
Suatu pagi, saya berangkat dari satu desa besar bersam a sekelom pok
Penduduk Dataran Tinggi Papua yang terdiri atas 13 orang untuk m en-
capai satu desa kecil terisolasi yang beberapa hari jalan kaki jauhnya.
Wilayah itu terletak di zona ketinggian kaki pegunungan dengan ke pa-
datan populasi terendah di Nugini, di bawah ketinggian lembah-lembah
Dataran Tinggi yang berpenduduk padat yang cocok bagi budidaya
intensif ubi dan talas, di atas ketinggian dataran rendah di m ana palem
sagu bertum buh dengan baik dan ikan air tawar banyak terdapat, serta
di kisaran ketinggian dengan tingkat kejadian m alaria serebral ter-
tinggi. Saya diberitahu sebelum berangkat bahwa perjalanan kam i
akan berlangsung selam a kira-kira tiga hari, dan bahwa kam i akan
terus berada dalam hutan yang sam a sekali tidak berpenghuni. Ke-
seluruhan wilayah itu m em iliki penduduk yang sangat jarang dan baru
beberapa tahun sebelum nya m enjadi berada di bawah kendali pe-
m e rin tah. Peperangan m asih terjadi sam pai beberapa lam a sebelum
baru-baru itu, dan endokanibalism e (m em akan bagian tubuh kerabat
yang m eninggal) dilaporkan m asih dilaksanakan. Sejum lah orang
Papua pen dam ping saya adalah penduduk setem pat, nam un sebagian
besar ber asal dari distrik lain di Dataran Tinggi dan tidak tahu apa-apa
m enge nai distrik tersebut.
Hari pertam a tidak jelek. Rute kam i m engular di sekeliling lereng-
lereng gunung, secara bertahap sem akin tinggi sam pai m e nye berangi
punggung bukit, dan kem udian m ulai turun lagi di sepanjang sungai.
Namun hari kedua adalah perjalanan paling menyiksa sepanjang
karier saya di Papua. Gerim is sudah turun sewaktu kam i m e ninggalkan
tem pat berkem ah pada pukul 8 pagi. Tidak ada jalan setapak: kam i
harus tertatih-tatih m enyusuri tepi sungai yang deras di gunung,
m em anjat dan m enuruni batu-batu besar yang licin. Bahkan bagi
http://facebook.com/indonesiapustaka
tem an-tem an Papua saya, yang terbiasa dengan m edan Dataran Tinggi
yang tidak rata, rute itu m erupakan m im pi buruk. Pada pukul 4 sore
kam i telah m em anjat sejauh 60 0 m eter ver tikal di sepanjang sungai itu
dan kam i kelelahan. Kam i m em ilih tem pat ber kem ah di bawah siram an
hujan, m endirikan tenda-tenda kam i, m e nanak nasi dan ikan kalengan
untuk m akan m alam , dan pergi tidur diiringi hujan yang terus turun.
306 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
seorang dari 13 pendam ping saya baru saja keluar dari tenda terpal
besar un tuk buang air kecil. Tapi m em ang tam paknya aneh bahwa
bukannya ke luar dari sisi belakang terpal yang jauh dari kem ah saya
untuk m e la ku kan itu, dia m alah m engarah ke kem ah saya, m enyusuri
sisinya, dan berdiri di belakang tenda saya, dekat kepala saya. Namun
saya m engantuk, m enganggap tak penting di m ana dia m em ilih untuk
buang air kecil, dan terlelap lagi. Dalam waktu singkat saya terbangun
KUNJUNGAN MALAM ● 307
lagi, karena suara-suara dari tenda tem an-tem an saya yang se dang
berbicara, dan sinar terang api m ereka, yang telah m e reka kobarkan
lagi. Kejadian itu lazim ; orang-orang Papua terkadang ter bangun pada
m alam hari dan m engobrol. Saya berseru m e m inta m ereka lebih tenang
sedikit, dan kem bali tidur. Dan itulah selu ruh kejadian di m alam itu
yang tam paknya tak berarti apa-apa, seperti yang saya alam i.
Sewaktu saya terjaga keesokan paginya, saya m em buka kelepak
pin tu depan kem ah saya dan m enyapa tem an-tem an saya yang m ulai
m e m a sak sarapan di bawah tenda terpal beberapa m eter jauhnya.
Mereka memberitahu bahwa suara-suara mereka dan api yang mereka
kobarkan lagi sem alam disebabkan oleh beberapa orang di antara
m ereka terjaga akibat keberadaan seorang laki-laki asing yang berdiri
di bagian depan tenda terpal m ereka yang terbuka. Sewaktu orang
asing itu m enyadari bahwa dia diawasi, dia m elakukan gerakan, yang
dapat terlihat berkat terangnya api, yaitu m erentangkan satu lengan
secara horisontal dan m em biarkan lenganya tertekuk ke bawah di
bagian pergelangan. Melihat gerakan itu, sejumlah teman Papua
saya m em ekik ketakutan (oleh alasan-alasan yang akan segera saya
sebutkan). Pekikan m ereka itu lah yang salah diduga oleh saya yang
terkantuk-kantuk sebagai suara m e reka m engobrol di m alam itu.
Mendengar pekikan mereka, orang-orang Papua lain terbangun dan
m enegakkan tubuh. Laki-laki asing itu ke m udian lari m enjauh di
m alam yang berhujan itu. Tem an-tem an Papua saya m enunjukkan
sejum lah jejak kaki telanjang di lum pur basah di m ana laki-laki itu
sempat berdiri. Namun saya tidak ingat teman-teman saya mengatakan
apa pun yang m em buat saya waspada.
Memang mengejutkan bagi saya bahwa ada yang datang malam-
m a lam di tengah hujan ke perkem ahan kam i di tengah bentangan
hu tan tak berpenghuni itu. Tapi, saya telah terbiasa dengan fakta
bahwa hal-hal yang tak terduga bagi saya m em ang sering terjadi di
Papua, dan saya tak pernah m erasakan bahwa ada orang Papua yang
akan m em bahayakan saya secara pribadi. Setelah kam i tuntas m e-
http://facebook.com/indonesiapustaka
m ereka, dan guna m enikm ati sendirian hutan m agis yang bagaikan
katedral itu. Barulah ketika akhirnya m encapai sungai yang lebih lebar
di bawah desa yang m erupakan tem pat tujuan terakhir kam i, saya
duduk m enanti tem an-tem an saya yang m enyusul saya. Ternyata saya
berjalan jauh sekali di depan m ereka.
Sepuluh hari yang kam i habiskan di desa kecil terisolasi itu
sedem ikian m enarik sehingga saya lupa soal kejadian penyelundup
m alam itu. Ketika akhirnya sudah waktunya kam i kem bali ke desa
besar tem pat kam i bertolak sebelum nya, penduduk setem pat di antara
ke-13 te m an Papua saya m enyarankan kam i pulang m elalui rute yang
ber beda, yang m enurut m ereka tidak m em buat kam i harus repot-repot
ber jalan dalam sungai. Rute baru itu ternyata m erupakan jalan setapak
bagus dan kering yang m em belah hutan. Hanya perlu dua hari bagi
kam i untuk tiba lagi di desa besar, bukan tiga hari m enyiksa ketika
kam i berangkat. Saya m asih tidak tahu m engapa para pem andu lokal
kam i telah m em ilih rute m enyiksa berupa berjalan dalam sungai untuk
diri m ereka sendiri, juga untuk kam i sem ua.
Setelahnya, saya m enuturkan pengalam an-pengalam an kam i ke-
pada seorang m isionaris yang telah tinggal di daerah itu selam a be-
berapa tahun, dan yang juga pernah m engunjungi desa kecil terisolasi
itu. Selam a tahun-tahun berikutnya, saya m enjadi m engenal dengan
lebih baik kedua laki-laki setem pat yang m enjadi pem andu kam i dalam
perjalanan itu. Dari cerita-cerita sang m isionaris dan kedua orang
Papua itu, saya jadi tahu bahwa si penyelundup m alam ternyata sangat
dikenal di distrik itu—sebagai seorang tukang tenung yang sinting,
berbahaya, dan kuat. Dia pernah m engancam akan m em bunuh sang
m isionaris de ngan busur dan anak panahnya, dan bahkan pernah
benar-benar m en coba m elakukan itu dengan tom bak di desa terisolasi
yang pernah saya kunjungi, tertawa-tawa sam bil m enikam kan
tom baknya de ngan sungguh-sungguh. Dia dilaporkan telah m em bunuh
banyak orang se tem pat, term asuk dua istrinya, dan juga putranya
yang berusia delapan tahun karena bocah itu m enyantap pisang tanpa
http://facebook.com/indonesiapustaka
Terlepas dari kenyataan bahwa laki-laki itu jelas-jelas gila dan ber-
ba haya, orang-orang setempat tidak berani mengganggunya, karena
me re ka ta kut terhadap dirinya yang merupakan tukang tenung hebat.
Gerakan yang dia lakukan malam itu ketika terpergok oleh teman-teman
Papua saya—lengan yang direntangkan dengan pergelangan tangan di-
turunkan—se cara konvensional merupakan perlambang kasuari bagi
orang-orang Papua di daerah itu. Kasuari adalah burung terbesar di Pa-
pua, yang dipercaya sebenarnya merupakan penyihir hebat yang bisa
ber ubah wu jud menjadi burung. Kasuari adalah burung tuna-terbang,
ke rabat jauh burung unta dan emu, dengan berat 25 sampai 50 kg, dan
dita kuti orang-orang Papua karena kakinya yang kuat dengan cakar se-
tajam pisau cu kur yang digunakannya untuk merobek perut anjing atau
orang bila dia diserang. Gerak merentangkan lengan, menurunkan per-
ge langan yang dilakukan oleh si tukang tenung malam itu dipercaya
me nye bar kan sihir yang kuat, dan gerak itu meniru bentuk leher dan
ke pala ka suari yang me rupakan kuda-kuda ketika burung itu akan me-
nyerang.
Apa yang si tukang tenung ingin lakukan sewaktu dia m endatangi
per kem ahan kam i m alam itu? Saya m aupun Anda sam a-sam a tidak
bisa m enebaknya, tapi tujuan-tujuannya barangkali tidak berniat baik.
Dia tahu atau bisa m enyim pulkan bahwa di dalam kem ah hijau itu ada
se orang Eropa. Soal m engapa dia m endatangi bagian belakang dan bu-
kan bagian depan tenda saya, saya duga hal itu karena dia tidak ingin
terpergok oleh tem an-tem an Papua saya yang tidur di dalam ten da
yang m enghadap pintu depan kem ah saya sewaktu dia m encoba m e-
m a suki kem ah saya, atau karena dia bingung akibat struktur kem ah
saya dan salah m enduga bagian belakangnya (dengan jendela kecilnya
diritsleting sam pai tertutup) sebagai bagian depan dengan pintu yang
besar. Seandainya saya sudah punya pengalam an tentang Papua seperti
se karang, saya pastilah akan m enerapkan paranoia konstruktif dan
berteriak ke tem an-tem an Papua yang ada di dekat saya begitu saya
m en dengar dan m erasakan langkah kaki di dekat bagian belakang
http://facebook.com/indonesiapustaka
Ke ce lakaan kap al
Dalam kejadian kedua, saya dan teman Papua saya, Malik, sedang ber-
ada di pulau lepas pantai Papua Indonesia dan ingin m e nye berangkan
diri serta perlengkapan kam i ke pulau utam a Papua, yang ter pisahkan
dari pulau itu oleh selat selebar 20 kilom eter. Sekitar pukul 4 sore pada
hari yang cerah, dua jam lebih sedikit sebelum m atahari ter benam ,
kam i bergabung dengan em pat penum pang lain dalam perahu kayu
sepanjang kira-kira 9 m eter, digerakkan oleh dua m otor tem pel yang
dipasang di buritan dan diawaki oleh tiga laki-laki m uda. Keem pat
penum pang lain bukan orang Papua: m ereka adalah seorang nelayan
Tionghoa yang bekerja di Pulau Papua, ditam bah tiga laki-laki dari
pulau-pulau Indonesia lainnya, yaitu Am bon, Seram , dan J awa. Ruang
kargo dan penum pang perahu itu ditutupi oleh tenda plastik setinggi
kira-kira 1,2 m eter, dibentangkan di sem acam kerangka, yang dipasang
dengan longgar di m asing-m asing sisi perahu, m em bentang dari kira-
kira 1 m eter di depan buritan ke arah depan, sam pai kira-kira 3 m eter
di belakang haluan perahu tersebut. Ke tiga awak duduk di buritan di
samping motor-motor penggerak, sementara saya dan Malik duduk
tepat di depan m ereka, m enghadap ke bela kang. Dengan tenda di atas
kam i dan di kedua sisi kam i, hanya se dikit pem andangan di luar yang
bisa kam i lihat. Keem pat penum pang lain duduk di belakang kam i,
m enghadap haluan perahu.
Perahu itu berangkat, dan para awaknya dengan segera m em acu
m e sin ke kecepatan penuh, m enerjang gelom bang yang bertinggi be be-
rapa m eter. Sedikit air terciprat ke dalam perahu di bawah tenda, ke-
m udian sedikit lagi, dan para penum pang lain m ulai m engeluh dengan
ber canda. Seiring sem akin banyaknya air yang m enciprat m asuk, salah
satu awak m ulai m em buang air tepat di depan saya m elalui sisi-sisi
tenda yang longgar. Sem akin banyak air yang m asuk, m erendam ba gasi
yang disim pan di dekat bagian depan perahu. Saya m eletakkan tero-
pong m edan saya agar terlindung dalam ransel kuning kecil yang saya
pangku. Dalam ransel itu juga ada paspor, uang, dan sem ua ca tatan
http://facebook.com/indonesiapustaka
kin banyak air yang m asuk. Bobot air yang terkum pul m enyebabkan
perahu terbenam sedem ikian rendah dalam air dan air pun m ulai
m engalir m asuk m elalui tepian perahu.
Beberapa detik berikutnya, seiring sem akin terbenam nya perahu
dalam laut, hanya sam ar-sam ar teringat oleh saya. Saya ketakutan
bahwa saya akan terjebak di bawah tenda plastik itu ketika perahu
tenggelam . Entah bagaim ana, saya dan sem ua orang lain berhasil ke-
luar dari perahu itu ke laut; saya tidak tahu apakah sebagian di antara
kam i di dekat bagian belakang kapal m elom pat keluar m elalui ba gian
belakang yang terbuka dan tidak tertutupi oleh tenda, ataukah kam i
m erayap keluar m elalui bagian bawah sisi tenda, dan apakah para
penum pang di hadapan kam i m erayap keluar m elalui bagian bawah
tenda, atau m engham bur ke ruang terbuka di bagian depan atau bela-
kang tenda. Malik belakangan memberitahu saya bahwa para awak ka-
pal meninggalkan perahu terlebih dahulu, baru saya, baru Malik.
Menit berikutnya semakin samar-samar dan diwarnai kepanikan
bagi saya. Saya sedang m engenakan bot hiking yang berat, kem eja ber-
le ngan panjang, dan celana pendek, dan m endapati diri saya dalam air
be be rapa m eter jauhnya dari perahu, yang telah terguling dengan ba-
gian bawahnya m enghadap ke atas. Berat bot hiking saya m enarik
saya ke bawah air. Pikiran awal saya penuh ketakutan nam un jelas:
“Apa yang bisa kupegang agar tetap m engam bang?” Di dekat saya,
seseorang berpegangan ke pelam pung berwarna kuning, yang saya coba
raih dengan panik, nam un orang lain itu m endorong saya m enjauh.
Dari posisi saya yang m engam bang di air, om bak tam pak tinggi. Saya
telah menelan sejumlah air. Meskipun saya bisa berenang menempuh
jarak pendek di kolam renang yang tenang, saya tidak akan m am pu
berenang atau m engam bang berm enit-m enit lam anya di antara
om bak. Saya dicengkeram ketakutan bahwa tidak ada apa pun yang
bisa m enjaga saya tetap m engam bang: bagasi dan tangki bahan ba-
kar perahu yang m engam bang di dekat saya tidak cukup punya daya
apung untuk m enopang berat saya, lam bung perahu yang terbalik juga
http://facebook.com/indonesiapustaka
m ulai terbenam dalam air, dan saya takut bahkan perahu itu pun akan
tenggelam . Pulau yang m erupakan tem pat kam i bertolak tam pak be-
berapa kilom eter jauhnya, satu pulau lain tam pak sam a jauhnya, dan
tidak ada perahu lain yang terlihat.
Malik berenang mendekati saya, menyambar kerah kemeja
saya, dan m enarik saya kem bali ke perahu. Selam a setengah jam
berikutnya dia berdiri di atas m esin yang tenggelam dan terbalik serta
312 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
dari situ. Bila saya kehilangan sem ua uang dan cek pelawat saya, saya
tidak yakin saya punya catatan sem ua nom or cek pelawat saya, dan
catatan itu toh bakalan berada dalam bagasi saya yang hanyut atau
m engam bang. Bila kam i diselam atkan, saya harus m em injam banyak
uang agar bisa terbang ke ibukota Indonesia dan m em peroleh paspor
baru: bagaim ana dan dari siapa saya bisa m em injam uang? Benda-
benda saya yang paling berharga—paspor itu, uang, dan cek pelawat,
314 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
kecil yang men jadi andalan saya untuk melakukan perjalanan, dan
dengan cedera atau penyakit yang dapat menyebabkan saya tak berdaya
secara isik di sebuah pegunungan terpencil—semua risiko itu tidak
sebanding hanya un tuk memperoleh daftar burung dari gunung lain
yang belum pernah dijelajahi. Barangkali inilah akhir karier saya di
Papua, bahkan meskipun saya selamat.
KECELAKAAN KAPAL ● 315
sam bil m enyantap satu butir buah besar yang disebut durian, yang
tadinya dibawa beberapa butir oleh para pe num pang dan sekarang
m engam bang-ngam bang lepas.
Kam i terus m enengok ke sekeliling kam i, m encari-cari perahu lain.
Tidak ada yang terlihat, kecuali sejum lah layar jauh di dekat daratan
uta m a Papua. Setelah sekitar pukul 5.30 sore, sejam sebelum m atahari
tenggelam , kam i m elihat tiga layar kecil perahu layar yang datang dari
arah daratan utam a dalam rute yang akan m em bawa m ereka m elewati
kam i nam un agak di kejauhan. Salah satu rekan penum pang saya
m engam bil sebatang tongkat, m engikat selem bar kem eja di tongkat itu,
ber diri di atas lam bung perahu, dan m elam bai-lam baikan tongkat dan
ke m eja itu guna m enarik perhatian siapa pun yang berada di perahu-
pe rahu layar itu. Si orang Seram m em inta saya m elepaskan kem eja biru
saya, yang kemudian Malik ikat pada sebatang tongkat lain dan lambai-
lam baikan seraya dia juga berdiri. Kam i sem ua berteriak “Tolong!”
(bahasa Indonesia-nya "help"), nam un kam i berada di luar jangkauan
de ngar perahu-perahu layar di kejauhan itu.
Saya m asih berdiri di atas m esin yang terbalik di bawah perm ukaan
air di sebelah buritan. Setidaknya ada pelataran yang m antap bagi
kaki saya, sedangkan ketujuh orang lainnya yang duduk atau berdiri di
lambung perahu yang mulus dan membulat, dan juga Malik yang ber-
gabung berama mereka, tidak punya pegangan apa-apa. Namun saya
tahu bahwa saya tidak akan m am pu berdiri dengan tidak nyam an di
atas m esin itu sepanjang m alam , sebab kaki saya sudah m ulai kram .
Saya berteriak kepada Malik untuk bertanya apakah menurutnya
saya akan lebih am an duduk di sebelah depan lam bung bersam anya
dan para penum pang lain daripada berdiri di atas m esin, dan dia
m enjawab, “Ya.” Bagi saya untuk m endatangi bagian depan kapal
dari buritan berarti m e lewati daerah lam bung yang jauh lebih tidak
am an daripada buritan ataupun bagian depan: saya harus berjalan di
sepanjang lam bung m em bulat perahu yang terom bang-am bing hebat
itu. Saya m e m anjat dari m esin ke lam bung, berdiri, dan m encoba
http://facebook.com/indonesiapustaka
berjalan ke depan. Saya kontan jatuh ke dalam laut, bergegas naik lagi
ke atas lam bung, dan pada akhirnya m encapai posisi tepat di belakang
si nelayan Tionghoa, dan duduk m engangkangi lam bung tepat di
belakangnya. Posisi itu ada be berapa kerugiannya: tidak ada sesuatu
pun yang bisa dicengkeram de ngan tangan ataupun kaki saya, saya
harus m enggeser badan seiring per gerakan lam bung, beberapa kali
saya jatuh ke laut dan harus ber gegas naik, dan saya m ulai gem etaran
KECELAKAAN KAPAL ● 317
perahu kecil itu tiba di sisi kam i, tanpa ba-bi-bu kedua orang yang
berada di atas lam bung pe rahu yang terbalik di sisi paling dekat dengan
perahu itu, yaitu si orang Am bon yang tidak bisa berenang dan si orang
J awa, m elom pat ke dalam perahu tersebut. Perahu tersebut tidak
bisa dengan am an m e ne rim a tam bahan penum pang lain, dan sang
pelaut pun m endayung pe rahunya pergi. Sewaktu perahu itu m ulai
m enjauh, jelaslah bahwa perahu kedua sedang m endekat, dan perahu
318 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
itu pun m enurunkan layar pada jarak 10 0 m eter. Perahu itu lebih besar
daripada perahu yang per tam a, dan di dalam nya ada dua laki-laki, yang
m endayung ke arah ka m i. Sewaktu perahu tersebut m endekat, terjadi
diskusi antara kedua laki-laki itu dan kelom pok kam i, dan di antara
kelom pok kam i sendiri, m engenai berapa orang dan siapa yang bisa
ditam pung perahu layar itu. Pada awalnya, kedua laki-laki di perahu
layar itu m engajukan untuk hanya m em bawa dua atau tiga orang di
antara kam i, sebab m e reka m engkhawatirkan soal perahu m ereka
yang juga sudah rendah di bawah air dan adanya risiko terendam air,
nam un akhirnya m ereka se tuju untuk m em bawa em pat orang dari
kam i berlim a yang tertinggal di lam bung perahu itu. Kam i m enyepakati
bahwa orang yang akan tetap tinggal di perahu yang terbalik adalah
awak kapal yang ketiga, yang tetap m em egang pelam pung yang tersisa.
Sewaktu saya melangkah ke perahu layar itu, Malik menanyakan
di m ana paspor saya berada. Saya m enjawab bahwa paspor saya ada
di dalam ransel kuning saya, yang barangkali m asih berada di da lam
rongga udara di bawah lam bung perahu kam i. Laki-laki Seram yang
sudah berulangkali m enyelam ke bawah lam bung untuk m engam bil pe-
lam pung pun m enyelam lagi, m uncul bersam a ransel kuning saya, dan
m enyerahkannya kepada saya. Perahu layar itu kem udian bertolak m e-
ninggalkan perahu kam i yang terbalik, dengan enam orang di da lam -
nya: salah satu awaknya di bagian depan sem entara yang satu lagi di
bela kang, dan di belakang awak yang berada di depan secara berturut-
turut ada si nelayan Tionghoa, saya, Malik, dan si orang Seram. Saya
terka dang m enengok ke arloji saya, yang secara m engejutkan ternyata
m asih bekerja m eskipun sem pat terendam dalam air laut. Saat itu
pukul 6.15 petang, 15 m enit sebelum m atahari tenggelam . Kam i telah
berada di da lam air atau di atas perahu kam i yang terbalik selam a dua
jam .
Dengan segera hari m enjadi gelap. Kedua penyelam at kam i
m endayung ke arah daratan terdekat di kejauhan, yang kebetulan m e-
ru pa kan pulau tem pat kam i bertolak siang hari tadi. Perahu layar itu
http://facebook.com/indonesiapustaka
berada sangat rendah di dalam air, dengan hanya beberapa sentim eter
bagian perahu berada di atas perm ukaan laut, dan salah satu orang di
belakang saya m e nim ba air keluar terus-m enerus. Saya m erenungkan
bahwa perahu kecil yang kelebihan beban itu juga bisa terbalik, nam un
barangkali kam i am an sekarang. Saya tidak m erasakan lega ataupun
perasaan yang kuat; itu terjadi begitu saja kepada saya, seolah-olah
saya seorang pengam at yang tidak punya em osi.
KECELAKAAN KAPAL ● 319
yang kebetulan m erupakan perahu penangkap ikan yang dim iliki oleh
keluarga si nelayan Tionghoa. Perahu tersebut sedang keluar m encari
ikan, kebetulan m elihat kedua awak yang tadi berenang m enjauh de-
ngan pelam pung, m engangkat m ereka, m encari dan m enem ukan pe-
ra hu kam i yang terbalik, dan m engangkati bagasi m engam bang yang
masih terikat ke perahu (termasuk koper-koper saya, tapi bagasi Malik
tidak ada yang terangkut). Kam i tetap berada dalam perahu m otor itu
selagi perahu tersebut bergerak pelan ke arah daratan utam a Papua.
Kam i m em beritahu para pengem udi perahu m otor m engenai tiga
orang laki-laki dari perahu penyelam at pertam a yang terbalik yang
sem pat kam i dengar berteriak-teriak di dalam air. Tapi, sewaktu kam i
m en capai letak kira-kira di m ana kam i m endengar m ereka, perahu
m otor itu berjalan terus begitu saja dan tidak bergerak m elingkar atau
berteriak-teriak. Belakangan Malik memberitahu saya bahwa para
pengem udi m en je laskan kalau ketiga orang dari perahu penyelam at
yang terbalik itu ba rangkali telah m encapai daratan, entah bagaim ana.
Perjalanan dengan perahu m otor ke daratan utam a berlangsung
se lam a sekitar satu setengah jam . Saya tidak m engenakan kem eja dan
ge m etaran. Kam i m endarat pada sekitar pukul 10 m alam , disam but
oleh kerum unan yang m enanti kam i di derm aga daratan utam a. Kabar
tentang kecelakaan kam i entah bagaim ana telah m endahului kam i.
Di antara kerum unan itu, perhatian saya kontan tersita oleh seorang
perem puan tua bertubuh kecil, dari penam pilannya tam paknya orang
J awa. Da lam hidup saya, tak pernah saya m elihat ekspresi em osi
ekstrem se m acam itu di wajah siapa pun, kecuali di wajah aktor-aktor
dalam ilm. Dia tampak begitu terhanyut oleh campuran duka, rasa
takut, dan tidak percaya m engenai terjadinya sesuatu yang sedem ikian
buruk, serta oleh ke lelahan yang sangat. Perem puan itu m elangkah
keluar dari kerum unan dan m ulai m enanya-nanyai kam i. Ternyata dia
adalah ibu orang J awa yang ada di dalam perahu layar pertam a yang
terbalik.
Saya m enghabiskan hari berikutnya di wism a tam u kecil, m em -
http://facebook.com/indonesiapustaka
bersihkan koper-koper saya beserta isinya dari air laut. Meskipun per-
lengkapan saya—teropong m edan, perekam pita, altim eter, buku-buku,
dan kantong tidur—rusak dan tidak bisa diselam atkan, saya m am pu
menyelamatkan pakaian-pakaian saya. Malik kehilangan segalanya
yang dia bawa. Dalam kondisi-kondisi setem pat, kam i tidak bisa m e-
nuntut awak perahu yang telah secara ceroboh m engoperasikan m otor
kapal sehingga m enyebabkan terjadinya kecelakaan.
KECELAKAAN KAPAL ● 321
lain serta tum buhan. Salah satunya adalah terbang langsung dengan
helikopter ke daerah tinggi, nam un sulit m em peroleh helikopter
sewaan di Papua, dan lebih sulit lagi m encari daerah terbuka untuk
m endaratkan helikopter di gunung Papua yang berselubung hutan.
Metode satu lagi adalah mencari desa yang cukup dekat dengan
gunung itu, dan ke desa itulah peralatan kita dibawa dengan pesawat,
helikopter, atau perahu. Dari desa itu, kita pun berjalan kaki guna
HANYA SEBATANG TONGKAT DI TANAH ● 323
m enyangkut izin.
Di Papua, setiap cuil tanah diklaim oleh suatu kelom pok, bahkan
m eskipun m ereka tidak pernah m engunjungi tanah tersebut. Di
Papua m utlak terlarang untuk m enerobos tanah orang tanpa izin.
Konsekuensi tertangkap m enerobos adalah diram pok, dibunuh, dan/
atau diperkosa. Saya pernah berada dalam beberapa situasi tidak
m enyenangkan ketika saya sudah m em inta izin dari sebagian besar
HANYA SEBATANG TONGKAT DI TANAH ● 325
itu, saya m asih belum punya rencana m eyakinkan m engenai apa yang
harus saya lakukan bila kam i betul-betul berjum pa nom aden.
Akhirnya datanglah hari itu, setahun kem udian, ketika proyek
saya akan dim ulai. Saya m engum pulkan em pat tem an Papua dari pe-
gu nungan beberapa ratus kilom eter jauhnya, serta setengah ton per-
lengkap an, untuk diterbangkan dengan pesawat terbang kecil sewaan
ke landasan terdekat yang tersedia, yaitu landasan tanah kecil di desa
HANYA SEBATANG TONGKAT DI TANAH ● 327
perkem ahan kam i di m edan yang berat bisa dianggap sam a dengan
seberang lautan, sejauh m enyangkut risiko kedatangan pengunjung
yang tidak diinginkan. Barangkali kam i m em ang beruntung, dan
barangkali pegunungan itu m em ang tidak dihuni dan dikunjungi!
Helikopter m elingkari situs perkem ahan yang kam i rencanakan,
di m ana saya bisa m elihat keem pat orang Papua m elam bai-lam bai di
bawah sana. Lahan terbuka itu ternyata parit kering kecil bersisi cu-
328 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
ram dengan lereng yang tam paknya runtuh akibat tanah longsor (ba-
rangkali dipicu oleh salah satu gem pa yang sering terjadi di wilayah
itu), sedem ikian rupa sehingga dasar parit itu benar-benar gun dul,
cocok untuk pendaratan helikopter. Selain lokasi longsor kecil dan
lokasi longsor besar yang lebih jauh yang m erupakan sasaran awal
kam i, segala sesuatu yang terlihat tertutupi oleh hutan. Saya dan pi-
lot m endarat dan m enurunkan m uatan terakhir kam i, kem udian saya
naik lagi ke helikopter dan m em inta pilot m engarah ke puncak yang
ada di dekat situ agar kam i bisa m erencanakan harus m em buka ja lur
di sebelah m ana. Dari hulu parit kam i, kam i bisa m elihat punggung
bukit yang m engarah langsung ke puncak, nam un tidak terlalu curam
se hingga bukan m asalah. Puncak itu sendiri sangat curam di 60 m eter
teratas dan mungkin agak sulit untuk dipanjat. Namun tetap tidak ada
tanda-tanda m anusia, pondok, ataupun kebun. Helikop ter kem udian
m enurunkan saya di situs perkem ahan kam i dan terbang m en jauh,
setuju untuk m enjem put kam i 19 hari kem udian.
Tindakan kam i sungguh berani m ati: dari yang kam i lihat m engenai
m edan tersebut, nyaris m ustahil untuk berjalan kem bali ke landasan
yang 60 kilometer jauhnya. Meskipun saya membawa radio kecil, di
m edan berbukit-bukit itu radio saya tidak bisa m enerim a atau m e m an-
carkan pesan dari atau ke pangkalan helikopter yang 240 kilom eter
jauh nya. Sebagai tindakan jaga-jaga kalau-kalau terjadi kecelakaan atau
penyakit yang m engharuskan evakuasi darurat, saya telah m engatur
agar satu pesawat terbang kecil yang jalur penerbangannya terjadwal
lewat tidak jauh dari situs perkem ahan kam i untuk m elenceng dari
jalurnya dan m elingkari perkem ahan kam i setiap lim a hari. Kam i bisa
mencoba berbicara dengan pilot melalui radio untuk mengkonirmasi
bahwa kam i baik-baik saja, dan kam i sepakat untuk m enem patkan
kasur udara m erah terang di lokasi longsor bila ternyata m em ang ada
situasi darurat.
Kam i m enghabiskan seluruh hari kedua m em bangun perkem ahan
kam i. Tem uan kam i yang paling m enggem birakan adalah bahwa
http://facebook.com/indonesiapustaka
tetap saja tidak ada tanda-tanda m anusia: bila orang-orang nom aden
telah m e nyadari keberadaan kam i gara-gara helikopter dan m encoba
m elacak kam i, hal itu belum lagi terjadi. Burung-burung besar
beter bangan keluar-m asuk parit, tak terganggu oleh keberadaan
kam i beberapa pu luh m eter dari m ereka. Itu m enunjukkan bahwa
tam paknya burung-bu rung itu tidak takut m anusia, dan m em berikan
bukti lanjutan bahwa kaum nom aden tidak m engunjungi daerah itu.
HANYA SEBATANG TONGKAT DI TANAH ● 329
hari yang tersisa bagi kam i itu cukup untuk m encari tahu spesies-
spesies burung pegunungan m ana yang ada dan m ana yang tidak.
Gum ini dan saya m enuruni jalur baru kam i dengan hati riang dan
m uncul dari hutan di petak kecil terbuka yang saya duga m erupakan
lokasi longsor lam a di bukit di atas perkem ahan kam i.
Mendadak, Gumini berhenti, membungkuk, dan menatap lekat-
lekat sesuatu di tanah. Sewaktu saya tanyakan hal m enarik apa yang
330 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
dia te m u kan, dia hanya berkata “Lihat,” dan m enunjuk. Yang dia hanya
satu batang kecil atau sem aian pohon yang bertinggi kira-kira sem eter,
dengan sedikit daun. Saya berkata kepadanya. “Itu hanya pohon yang
m asih m uda sekali. Lihat, ada banyak pohon m uda lain yang tum buh di
sekitar tem pat ini. Apa istim ewanya yang satu ini?”
Gum ini m enjawab, “Bukan, ini bukan pohon m uda. Ini tongkat
yang ditancapkan ke tanah.” Saya tidak setuju: “Mengapa kamu
berpikir begitu? Itu kan hanya sem aian pohon yang tum buh dari
tanah.” Sebagai jawaban, Gum ini m encengkeram dan m enariknya.
Sem aian pohon itu tercerabut dengan m udah, tanpa butuh upaya
m em atahkan atau m e na rik keluar akar. Ketika dia telah m enarik keluar
seluruh tongkat itu, kam i lihat bahwa tidak ada akar di dasarnya, yang
m enunjukkan bekas patahan yang rapi. Saya pikir barangkali tarikan
Gum ini telah m e m u tuskan akarnya, nam un dia m enggali di sekeliling
lubang yang ditinggalkan tongkat itu dan m enunjukkan kepada saya
bahwa tidak ada akar yang putus. Tongkat itu pastilah ranting kecil
yang dipatahkan dari pohon lain dan ditancapkan ke tanah, seperti
yang dia katakan. Bagaim a na tongkat itu bisa ada dan ditancapkan di
situ?
Kam i berdua m elihat ke atas kepala, ke arah pepohonan kecil yang
m enjulang 5 m eter di atas kam i. Saya m engajukan, “Cabang itu pasti-
lah patah dari pohon di atas sana, jatuh, dan tertancap di tanah.”
Namun Gumini membantah, “Bila cabang itu patah dan jatuh, kecil
ke m ungkinan m endarat dengan ujung bekas patahan m enghadap
tepat ke bawah sem entara daun-daunnya m enghadap ke atas. Dan
tongkat itu ringan, tidak cukup berat untuk m enancap sendiri ke
dalam tanah. Bagiku sepertinya ada orang yang m em atahkannya dan
m enancapkannya dengan ujung patah yang tajam ke dalam tanah dan
daunnya di atas, sebagai tanda.”
Saya m erinding dan bulu rom a saya m enegang, sam bil m em ikirkan
Robinson Crusoe yang terdam par di pulau yang dia kira tak
berpenghuni, dan m endadak m enem ukan jejak kaki m anusia. Saya
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan Gum ini duduk, m engangkat dan m em egang tongkat itu, serta
m em andang ke sekeliling kam i. Selam a sejam kam i duduk di sana,
berbincang-bincang tentang kem ungkinan-kem ungkinan yang ada.
Bila m em ang ada orang m e lakukan ini, m engapa tidak ada tanda-
tanda lain aktivitas m anusia, hanya tongkat yang patah ini? Bila ada
orang yang m enancapkannya, berapa lam a lalu dia m elakukannya?
Bukan hari itu, karena dedaunannya sudah agak layu. Namun juga
HANYA SEBATANG TONGKAT DI TANAH ● 331
dalam jarak lusinan kilom eter. Kam i barangkali akan segera tahu
bila m em ang ada nom aden di dekat kam i. Sebagai jaga-jaga, kam i
tidak saling berteriak dari jarak jauh. Saya terutam a sangat berhati-
hati untuk tidak berisik ketika saya turun dari situs perkem ahan
guna m engam ati burung di daerah yang lebih rendah di m ana
nom aden paling m ungkin berada. Agar asap api unggun kam i tidak
m em beritahukan keberadaan kam i dari jauh, ka m i hanya m enyalakan
332 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
api besar untuk m asakan utam a kam i setelah gelap. Pada akhirnya,
setelah kam i m enem ukan sejum lah biawak besar berkeliaran di sekitar
perkem ahan kam i, saya m em inta tem an-tem an Papua saya untuk
membuat busur dan anak panah sebagai pertahanan. Mereka menurut,
nam un hanya setengah hati—barangkali karena kayu hijau yang baru
dipotong tidak bisa dipakai m em buat busur dan anak panah yang
bagus, atau karena em pat busur dan anak panah hijau di tangan hanya
em pat tem an Papua saya tidak akan banyak gunanya bila m em ang
betul ada kawanan nom aden m arah di dekat kam i.
Seiring berlalunya hari, tidak ada lagi tongkat patah m isterius yang
kam i tem ukan, dan tidak ada tanda-tanda m encurigakan keberadaan
m anusia. Kam i justru m elihat kangguru pohon pada siang hari, yang
tidak takut dan tidak kabur m elihat kam i. Kangguru pohon adalah m a-
m alia asli terbesar Papua dan m erupakan sasaran pertam a pribum i
pem buru, sehingga di daerah berpenghuni m ereka dengan segera
habis diburu. Individu-individu kanguru pohon yang m asih ada belajar
untuk aktif hanya pada m alam hari, sangat pem alu, dan kabur bila
terlihat. Kam i juga m en jum pai kasuari, burung tuna terbang terbesar di
Papua, yang tidak takut-takut. Kasuari juga m erupakan sasaran utam a
pem buru, dan juga sangat jarang ditem ukan serta sangat pem alu di
daerah-daerah ber penghuni m anusia. Burung dara dan nuri besar di
daerah itu juga tidak takut-takut. Segala sesuatu m enunjukkan bahwa
di lokasi ini hewan-hewan tidak pernah m engalam i perjum paan dengan
m anusia pem buru atau pengunjung.
Sewaktu helikopter kam i kem bali dan m engevakuasi kam i sesuai
jadwal, 19 hari setelah kam i tiba, m isteri tongkat patah itu m asih be lum
terpecahkan. Kam i tidak m elihat tanda-tanda lain keberadaan m a nusia
selain tongkat yang satu itu. Bila diingat-ingat lagi, saya pikir tidak
m ungkin kaum nom aden dari dataran rendah berkilo-kilom eter jauh-
nya m em anjat ribuan m eter, m em buat kebun, kem bali satu atau dua
tahun kem udian, m enancapkan satu tongkat secara kebetulan beberapa
hari sebelum kam i tiba sehingga daunnya m asih hijau, dan tidak
http://facebook.com/indonesiapustaka
m em buat per ka kas batu. Dalam m asyarakat Gum ini dan Paia, orang-
orang yang tidak berhati-hati betul terhadap tanda-tanda orang asing
di hutan tidak akan bisa hidup lam a. Tidak ada salahnya m encurigai
tongkat-tongkat yang tidak m udah dijelaskan secara alam iah, m eng-
habiskan sejam m em eriksa dan m em bahas setiap tongkat yang
ditem ukan, dan kem udian terus-m enerus m ewaspadai keberadaan
tongkat-tongkat lainnya. Sebelum kecelakaan perahu yang saya
alam i, saya akan m e m an dang rem eh reaksi Gum ini sebagai dibesar-
besarkan, seperti juga saya m em andang reaksi orang-orang Papua
terhadap pohon m ati tem pat saya berkem ah sebelum nya di awal karier
saya di Papua sebagai hal yang dibesar-besarkan. Namun saya telah
m enghabiskan cu kup banyak waktu di Papua sehingga bisa m em aham i
reaksi Gum ini. Lebih baik m em berikan perhatian 1.0 0 0 kali kepada
tongkat-tongkat yang ternyata jatuh secara alam iah ke posisi yang
terlihat tidak ala m iah, daripada m em buat kesalahan fatal berupa
m engabaikan satu tongkat yang ternyata m em ang ditem patkan oleh
m anusia. Paranoia konstruktif Gum ini m erupakan reaksi wajar seorang
Papua berpengalam an yang berhati-hati.
hal itu ada nilai pentingnya. Saya teringat akan kutipan yang berasal
dari pem ain hoki hebat Wayne Gretzky, m engenai risiko m encoba
m enem bak ke gawang m eskipun berisiko tidak m asuk: “Tem bakan
yang tidak kita lakukan ya 10 0 % tidak m asuk!”
Kawan-kawan Papua saya akan m em aham i ucapan Gretzky itu,
dan akan m enam bahkan dua catatan kaki. Pertam a, analogi yang le bih
dekat dengan kehidupan tradisional adalah bila kita sebenarnya m en-
334 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
dapat hukum an bila tem bakan kita tidak m asuk—nam un kita akan
tetap m enem bak, m eskipun secara lebih berhati-hati. Kedua, pe m ain
hoki tidak bisa m enunggu selam anya sam pai ada kesem patan sem -
purna untuk m enem bak, sebab perm ainan hoki punya batas waktu se-
jam . Serupa dengan itu, kehidupan tradisional m em iliki batas waktu:
kita akan m ati kehausan dalam beberapa hari bila tidak m engam bil
risiko m encari air, kita akan m ati dalam beberapa m inggu bila tidak
m engam bil risiko m encari m akanan, dan kita akan m ati dalam waktu
kurang daripada seabad tak peduli apa pun yang kita lakukan. Bahkan,
rentang hidup tradisional secara rata-rata jauh lebih pendek daripada
orang-orang Dunia Pertam a yang m odern, akibat faktor-faktor yang
tidak bisa dikendalikan seperti penyakit, kekeringan, dan serangan
m usuh. Tidak peduli seberapa hati-hatinya seseorang di m asyarakat
tradisional, dia toh ber kem ungkinan m eninggal sebelum usia 55 tahun,
dan itu m ungkin berarti harus m enolerasi tingkat risiko yang lebih
tinggi daripada di m asyarakat-m asyarakat Dunia Pertam a dengan
rentang hidup rata-rata 80 —seperti juga Wayne Gretzky pastilah akan
m encoba m enem bak lebih banyak seandainya perm ainan hoki hanya
berlangsung tiga puluh m enit, bukan sejam . Ini adalah tiga contoh
risiko diperhitungkan yang orang-orang tradisional terim a nam un
m enakutkan bagi kita:
Pem buru !Kung, yang tidak bersenjatakan apa-apa selain busur
kecil dan anak panah beracun, m elam bai-lam baikan tongkat dan
berteriak-teriak guna m engusir kelom pok singa atau hyena dari
bangkai hewan. Sewaktu seorang pem buru berhasil m elukai antelop,
anak panah kecil itu tidak langsung m em bunuh si an telop: buruan
itu m elarikan diri, pem buru m engejarnya, dan ketika buruan telah
rubuh m ati akibat efek racun yang be kerja lam a setelah berjam -jam
atau sehari berikutnya, singa atau du buk m ungkin telah m enem ukan
bangkainya duluan. Pem buru yang tidak siap m engusir para predator
itu dari bangkai buruan dija m in akan kelaparan. Tidak banyak hal lain
yang tam pak seperti bu nuh diri bagi saya selain pikiran berjalan ke
http://facebook.com/indonesiapustaka
sekelom pok singa yang se dang berpesta seraya m elam bai-lam baikan
tongkat untuk m engusik m e reka. Terlepas dari itu, orang-orang
!Kung pem buru m elakukannya pu luhan kali setiap tahun, selam a
berdasawarsa-dasawarsa. Mereka mencoba meminimalkan risiko
dengan m enantang singa yang tam pak ke ke nyangan dengan perut
m enonjol dan lebih m ungkin m au m undur, daripada m enantang singa
MENGAMBIL RISIKO ● 335
lapar atau kurus yang jelas baru m enem ukan bangkai itu dan m ungkin
m em pertahankannya.
Perem puan daerah Fore, Dataran Tinggi Papua Tim ur, berpindah
dari desa kelahiran m ereka ke desa suam i m ereka ketika m enikah.
Kalau perem puan yang sudah m enikah nan tinya pulang ke desa
kelahiran m ereka untuk m engunjungi orangtua atau kerabat sedarah,
m ereka m ungkin berangkat bersam a suam i m e reka atau sendirian.
Pada m asa-m asa tradisional yang penuh pe pe rangan kronis, perjalanan
sendirian oleh seorang perem puan m elibat kan risiko dia diperkosa
atau dibunuh sewaktu m elintasi teritori m u suh. Perem puan m encoba
m em inim alkan risiko-risiko itu dengan m en cari perlindungan dari
kerabat-kerabat lain yang hidup di teritori yang dilintasi. Tapi, bahaya
dan perlindungan sam a-sam a sulit diper kirakan. Seorang perem puan
m ungkin diserang sebagai balas dendam terhadap pem bunuhan yang
dilangsungkan satu generasi lalu; atau para pelindungnya m ungkin
kalah jum lah dari orang-orang yang ingin m em balas dendam , atau
m engabulkan keinginan m ereka m em balas dendam .
Misalnya, ahli antropologi Ronald Berndt menuturkan sebuah
kisah ten tang seorang perem puan m uda bernam a J um u, dari desa
Ofaina, yang menikahi seorang laki-laki di Jasuvi. Untuk pulang
nantinya bersam a anaknya guna m engunjungi orangtua dan saudara-
saudaranya di Ofaina, Jumu harus melintasi distrik Ora, di mana
belum lam a itu seorang perem puan bernam a Inusa dibunuh oleh laki-
laki Ofaina. Oleh karena itu ipar-ipar Jumu di Jasuvi menasihatinya
untuk m em inta perlindungan dari seorang kerabat laki-laki di Ora
bernam a Asiwa, yang juga kebetulan m erupakan putra dari saudara
laki-laki Inusa yang terbunuh. Sa yangnya, setelah m enem ukan Asiwa di
kebunnya, J um u kepergok oleh sejum lah laki-laki Ora, yang m engerjai
dan m em aksa Asiwa agar m em biar kan salah seorang di antara m ereka
m em perkosa J um u padahal ada Asiwa, dan kem udian m em bunuh
J um u dan anaknya. Asiwa tam paknya hanya setengah hati berusaha
m elindungi J um u, sebab dia m erasa pem bunuhan terhadap J um u dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
anaknya m erupakan balas dendam yang sah atas pem bunuhan Inusa.
Soal m engapa J um u m elakukan kesalahan yang ternyata fatal yaitu
m em percayakan dirinya agar dilindungi Asiwa, Berndt berkom entar,
“Pertarungan, balas dendam , dan balas dendam balik sedem ikian
sering sehingga orang-orang m enjadi terbiasa de ngan keadaan
ini.” Dengan kata lain, J um u tidak ingin selam anya m e nanggalkan
336 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
sulit bagi seorang Barat seperti saya, yang terbiasa dengan m alam -
m alam yang dihabiskan dengan tidur tanpa gangguan dan tanpa
tersela oleh percakapan, untuk bisa cukup tidur m alam di pondok
yang saya tinggali bersam a banyak orang Papua. Orang-orang Barat
telah m em berikan kom entar serupa m engenai kege m aran m engobrol
orang-orang !Kung, orang-orang Pigm i Afrika, dan banyak kelom pok
tradisional lainnya.
Dari banyak contoh, yang satu ini m elekat di ingatan saya. Satu
pagi dalam perjalanan kedua saya ke Papua, saya ber ada dalam
tenda bersam a dua laki-laki Dataran Tinggi Papua, se m entara orang-
orang lain dari perkem ahan sedang berada di hutan. Kedua laki-
laki itu berasal dari suku Fore dan m engobrol dengan bahasa Fore.
Saya m enikm ati belajar bahasa Fore, dan percakapan keduanya cu-
kup repetitif dan m engenai suatu topik yang saya sudah cukup kuasai
kosakatanya, sehingga saya bisa m engikuti sebagian besar obrolan
mereka. Mereka sedang membicarakan tentang makanan pokok
Dataran Tinggi, yaitu ubi, yang dalam bahasa Fore disebut isa-aw e.
Salah seorang laki-laki itu m engam ati tum pukan ubi di sudut tenda,
m e m asang tam pang sedih, dan berkata kepada laki-laki yang satu lagi,
“Isa-awe kampai.” (”Tidak ada ubi.”) Mereka lantas menghitung berapa
banyak isa-awe yang sebenarnya ada di tum pukan itu, m enggunakan
sistem m enghitung Fore yang m em etakan barang dengan 10 jari pada
kedua tangan, kem udian dengan kesepuluh jari kaki, dan terakhir de-
ngan serangkaian titik di sepanjang lengan. Mereka masing-masing
menuturkan berapa banyak isa-awe yang dia makan pagi itu. Mereka
ke m udian m em bandingkan ingatan tentang berapa banyak isa-awe
yang si "orang m erah" m akan tadi pagi (m aksudnya, saya: orang-orang
Fore m enyebut orang-orang Eropa sebagai tetekine, arti hariahnya
"orang m erah", bukan "orang putih"). Laki-laki yang pertam a berbicara
m engatakan bahwa dia lapar dan ingin m akan isa-awe, walapun baru
sejam lalu dia m enyantap sarapan. Percakapan itu berlangsung te rus
untuk m em perkirakan berapa lam a lagi tum pukan isa-awe itu akan
http://facebook.com/indonesiapustaka
bertahan, dan kapan si orang m erah (saya lagi) akan m em beli isa-awe
lagi. Tidak ada sesuatu yang janggal m engenai percakapan itu: ingatan
tentangnya m elekat di benak saya sem ata karena m em buat saya jadi
tidak bisa m elupakan kata Fore isa-aw e, dan karena saya saat itu
terkesim a oleh betapa lam a kedua laki-laki itu bisa terus bercakap-
cakap soal berbagai hal dari satu tem a saja, yaitu isa-awe.
338 ● PARANOIA KONSTRUKTIF
sem angatnya untuk terus berkencan. Tapi, seperti pem buru !Kung yang
tidak m enyerah sewaktu m enem ukan singa sedang m e nyantap bangkai
buruannya, dan m enggunakan sem ua pengalam an untuk secara cepat
m engkaji bahaya yang dise bab kan oleh singa, Sara telah belajar untuk
m enilai laki-laki dengan cepat dan m ewaspadai tanda-tanda kecil
bahaya. Dia se ring m enghabiskan banyak waktu m engobrol bersam a
tem an-tem an pe rem puan dalam situasi yang serupa, guna berbagi
pengalam an m engenai laki-laki dan berbagai kesem patan serta risiko
kehidupan, sehingga m e reka pun bisa saling m em bantu m em aham i
hasil-hasil pengam atan.
Wayne Gretzky akan m engerti m engapa Sara terus berupaya
m enem u kan pendam ping, terlepas dari banyaknya tem bakan yang
m eleset. (Dengan senang hati saya laporkan bahwa Sara akhirnya
berhasil m e m iliki pernikahan kedua yang berbahagia, dengan seorang
laki-laki baik yang dia tem ui dan m erupakan seorang ayah tunggal
sewaktu m ereka ber tem u.) Sedangkan tem an-tem an Papua saya akan
m em aham i paranoia kons truktif Sara, dan seluruh waktu yang dia
curahkan untuk bercakap-ca kap dengan tem an-tem annya m engenai
perincian kehidupan sehari-hari m ereka.
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 8
juk kan oleh rentang hidup yang jauh lebih pendek. Tapi sebagian besar
perbedaan itu belum lam a tim bul. Sebelum pem erintahan negara
yang efektif dim ulai sekitar 40 0 tahun lalu guna m engurangi dam pak
kelaparan, dan terutam a sebelum tindakan-tindakan kesehatan m a sya-
ra kat dan kem udian antibiotika yang berhasil m engatasi sebagian besar
pe nyakit m enular kurang daripada 20 0 tahun lalu, rentang hidup di
342 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
Ke ce lakaan
Sewaktu kita m em bayangkan bahaya-bahaya yang dihadapi m asyarakat
tradisional, hal pertam a yang teringat oleh kita m ungkin adalah singa
dan berbagai bahaya lingkungan lainnya. Pada kenyataannya, bagi ke-
banyakan bahaya tradisional, bahaya lingkungan hanya berada di
peringkat ketiga sebagai penyebab kem atian, setelah penyakit dan ke-
kerasan oleh manusia. Namun bahaya lingkungan memberikan efek
yang lebih besar kepada perilaku m anusia daripada penyakit, kare na
hu bungan antara penyebab dan akibat bahaya lingkungan bisa ditang-
kap dan dipaham i secara jauh lebih cepat dan m udah.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Pertam a-tam a kita perhatikan bahwa dalam Tabel 8.1 tidak disebut-
sebut soal penyebab-penyebab utam a kem atian akibat kecelakaan
di m asyarakat-m asyarakat m odern terwesternisasi: dalam urutan
dari yang paling besar angka kem atiannya, anggota m asyarakat m o-
dern m eninggal karena m obil (Gam bar 44), alkohol, senjata api,
pem bedahan, dan sepeda m otor; tidak satu pun yang m erupakan
bahaya bagi m a sya rakat tradisional, kecuali kadang-kadang alkohol.
Kita m ungkin bertanya-tanya apakah kita hanya m enukar bahaya
lam a berupa singa dan pohon rubuh m enjadi bahaya baru kita
berupa mobil dan alkohol. Namun ada dua perbedaan besar lain-
nya antara bahaya-bahaya lingkungan di m asyarakat m odern dan di
m asyarakat tradisional selain jenis-jenis bahaya yang terlibat. Salah
satu perbedaannya adalah bahwa risiko kum ulatif kem atian akibat
kecelakaan barangkali lebih rendah pada m asyarakat m odern, sebab
kita jauh lebih m engendalikan lingkungan kita walaupun m em ang ada
bahaya-bahaya baru yang kita buat sendiri seperti m obil. Perbedaan
lainnya adalah bahwa, berkat kedokteran m odern, kerugian yang kita
derita akibat kecelakaan jauh lebih sering tertangani sebelum kita ter-
bunuh atau cacat perm anen karenanya. Sewaktu tendon tangan saya
putus, seorang dokter bedah m em asang belat di tangan saya, yang sem -
buh dan kem bali berfungsi penuh dalam enam bulan, nam un sejum lah
tem an di Papua yang m engalam i patah tendon atau tulang, sam a sekali
tidak sem buh atau hanya sem buh sebagian dan m enjadi cacat seum ur
hidup.
Kedua perbedaan itu adalah bagian alasan m engapa orang-orang
tradisional sedem ikian bersem angat m eninggalkan gaya hidup m ereka
di hutan, yang secara abstrak dikagum i oleh orang-orang Barat, yang
tidak harus menjalani gaya hidup itu sendiri. Misalnya, perbedaan-
perbedaan itu m em bantu m enjelaskan m engapa sedem ikian banyak
Indian Ache m enyerahkan kehidupan yang bebas sebagai pem buru dan
berdiam di reservasi, m eskipun bagi orang luar tam paknya hal itu se-
dem ikian m erendahkan. Serupa dengan itu, seorang tem an saya dari
http://facebook.com/indonesiapustaka
Sewaktu Anda m em baca ketujuh perangkat isi Tabel 8.1, Anda akan
m elihat sejum lah kesam aan tem a bahaya yang bersifat serius bagi ba-
nyak atau sebagian besar m asyarakat tradisional, nam un jarang atau
m e ngejutkan bagi kita orang-orang m odern. Hewan liar m em ang m e-
rupa kan ancam an besar bagi orang-orang tradisional (Gam bar 43).
Misalnya, jaguar menyebabkan 8% kematian pada laki-laki Ache
dewasa. Singa, m acan tutul, hyena, gajah, kerbau, dan buaya m em ang
m em bunuh orang-orang Afrika, nam un hewan yang paling banyak
m em bunuh orang Afrika adalah kuda nil. Orang-orang !Kung dan
Pigm i Afrika ter bunuh, tergigit, tergores, dan terluka bukan hanya
oleh karnivora besar m elainkan juga oleh antelop dan buruan m eeka
lainnya yang cedera. Meskipun kita ngeri memikirkan pemburu !Kung
pem buru m engusir kawanan singa dari bangkai, orang-orang !Kung
m enyadari bahwa singa yang paling berbahaya adalah singa yang
sendirian dan sudah ter lalu tua, sakit, atau terluka untuk m enangkap
m angsa yang gesit dan terpaksa m enyerang m anusia saja.
Ular berbisa juga berada di peringkat tinggi sebagai bahaya bagi
m asyarakat-m asyarakat di Tabel 8.1 yang hidup di daerah tropis. Ular
berbisa m enyebabkan 14% kem atian di antara laki-laki Ache dewasa
(alias lebih banyak daripada jaguar), dan m enyebabkan lebih banyak
lagi hilangnya tungkai. Ham pir sem ua laki-laki dewasa Yanom am o
dan Ache pernah digigit ular setidaknya sekali. Yang lebih sering lagi
terhitung se bagai bahaya adalah pohon, baik sebagai pohon atau ca-
bang yang m enim pa orang di hutan (ingatlah pengalam an saya sendiri
yang saya jabarkan di awal Bab 7), m aupun orang-orang yang jatuh
ketika m em anjat pohon guna berburu atau m engum pulkan buah atau
m a du (Gam bar 42). Api yang m em beri kehangatan di rum ah m eru-
pa kan risiko yang lebih besar daripada kebakaran sem ak, sedem ikian
rupa sehingga sebagian besar penduduk Dataran Tinggi Papua dan
orang !Kung m em iliki bekas luka bakar akibat tidur di sebelah api
sewaktu sudah dewasa atau berm ain-m ain di dekat api sewaktu m asih
bayi.
http://facebook.com/indonesiapustaka
sengaja m engalam i luka akibat pisau dan ka pak, seperti juga koki dan
tukang kayu m odern.
Yang tidak begitu heroik dan jauh lebih um um daripada singa
atau petir sebagai penyebab kem atian atau cedera akibat kecelakaan
adalah gigitan serangga kecil dan luka gores akibat duri. Di wilayah
tropis yang lem bap, luka gigitan atau goresan apa pun—bahkan sekadar
akibat lintah, kutu, nyam uk, atau tungau—berkem ungkinan terinfeksi,
KECELAKAAN ● 347
dan bila tidak ditangani bisa berkem bang m enjadi pem bengkakan
yang melumpuhkan. Misalnya, sekali waktu saya mengunjungi se-
orang tem an Papua bernam a Delba yang pernah beberapa m inggu
hiking bersam a saya m enem bus hutan dua tahun sebelum nya, saya
ter peranjat m endapati dia tidak bisa m eninggalkan rum ah dan tidak
m am pu berjalan sam a sekali, akibat goresan sederhana yang terinfeksi,
kem udian cepat sem buh berkat antibiotika yang saya bawa nam un
tidak dim iliki oleh penduduk desa Papua. Sem ut, lebah, kela bang,
kalajengking, laba-laba, dan tawon tidak hanya m enggigit atau m eng-
gores m elainkan juga m enyuntikkan bisa yang terkadang m e m atikan.
Selain pohon rubuh, tawon penyengat dan sem ut penggigit adalah
bahaya-bahaya yang paling ditakuti oleh tem an-tem an Papua saya di
hu tan. Sejum lah serangga bertelur di bawah kulit, dan dari telur itu
m e netas larva yang m enyebabkan pem bengkakan besar dan cacat per-
m anen.
Meskipun penyebab-penyebab kecelakaan pada masyarakat tradi-
sio nal berm acam -m acam , ada beberapa generalisasi yang bisa ditarik.
Akibat-akibat serius kecelakaan tidak hanya m encakup kem atian itu
sen diri m elainkan juga, bila orang yang terkena kecelakaan itu selam at,
kemungkinan berkurangnya keefektifan isik secara sementara ataupun
selam anya, m engakibatkan orang tersebut tidak m am pu sepenuhnya
m engurusi anak-anaknya dan kerabat-kerabat lainnya, daya tahannya
ter hadap penyakit turun, cacat, dan kehilangan anggota tubuh. Akibat-
akibat "kecil" itulah, bukannya risiko kem atian, yang m enjadikan saya
dan tem an-tem an Papua saya sedem ikian takut pada sem ut, tawon,
dan goresan duri yang terinfeksi. Meskipun seseorang bertahan hidup
setelah digigit ular berbisa, gigitannya m ungkin m enyebabkan gangren
dan kor ban pun m enjadi lum puh, cacat, atau kehilangan lengan atau
kaki yang digigit.
Seperti juga risiko kelaparan yang ada di m ana-m ana dan akan di-
bahas nanti dalam bab ini, bahaya-bahaya lingkungan m em pengaruhi
perilaku orang jauh lebih daripada yang bisa kita duga dari jum lah ke-
http://facebook.com/indonesiapustaka
m atian atau cedera yang disebabkan. Bahkan, angka kem atian m ungkin
rendah justru karena sedem ikian banyak perilaku yang diinvestasikan
dalam menghadapi bahaya-bahaya ini. Misalnya, singa dan karnivora
besar lainnya m enyebabkan hanya 5 dari 1.0 0 0 kem atian orang
!Kung, dan ini m ungkin m enyesatkan kita sehingga berkesim pulan
keliru bahwa singa bukanlah faktor besar dalam kehidupan !Kung.
Pada kenyataannya, angka kem atian yang rendah itu m encerm inkan
348 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
mengemudi, tidak ada yang dapat slip gaji dan dapat ma kanan.
Ke w as p ad aan
Bagaim ana orang-orang tradisional m enanggapi kenyataan hidup m e-
reka yaitu selalu berhadapan dengan bahaya lingkungan? Tanggapan
m ereka m encakup paranoia konstruktif yang saya jelaskan di Bab 7,
KEWASPADAAN ● 349
tanggapan religius yang akan saya bahas di Bab 9, serta beberapa prak-
tik dan sikap lain.
Orang-orang !Kung senantiasa waspada. Sewaktu pergi m encari
m akanan atau berjalan m elalui sesem akan, m ereka m engam ati dan
m en de ngar kan kalau-kalau ada bunyi hewan dan m anusia, dan
m ereka m e la cak jejak di pasir untuk m enyim pulkan hewan apa atau
siapa yang m em buat jejak tersebut, ke arah m ana pergerakannya,
dengan ke cepatan berapa, berapa lam a yang lalu, dan apakah
m ereka harus m engubah rencana m ereka karenanya. Bahkan di
dalam per kam pungan pun m ereka harus tetap waspada, terlepas
dari kem am puan orang, bunyi berisik, dan api m engusir hewan. Itu
karena hewan terkadang m em asuki perkam pungan, terutam a ular.
Bila ular berbisa besar yang dikenal sebagai m am ba hitam terlihat
di perkam pungan, orang-orang !Kung lebih m ungkin m eninggalkan
perkam pungan itu daripada m en coba m em bunuh si ular. Bagi kita
itu m ungkin terlihat seperti reaksi ber lebihan, nam un m am ba hitam
adalah salah satu ular paling ber bahaya di Afrika karena ukurannya
yang besar (bisa m encapai dua m eter), gerakannya yang cepat,
taringnya yang panjang, dan bisanya yang kuat serta m eracuni saraf;
sebagian besar gigitan bersifat m em atikan.
Dalam lingkungan berbahaya apa pun, kum pulan pengalam an
m engajarkan kita aturan-aturan perilaku guna m em inim alkan risiko.
Aturan-aturan itu pantas kita ikuti, m eskipun bagi orang luar, epertinya
aturan-aturan itu berlebihan. Apa yang J ane Goodale tulis m engenai
pandangan orang-orang Kaulong di hutan-hutan hujan Britania Baru
dapat berlaku secara sam a baiknya dengan orang-orang tradisional di
mana pun, cukup dengan mengganti contoh-contoh spesiiknya: “Pen-
ce gahan kecelakaan adalah hal penting, dan pengetahuan m engenai
ba gaim ana, kapan, dan dalam situasi apa upaya tertentu harus atau
tidak boleh dilakukan, adalah penting bagi keberhasilan dan kesintasan
pribadi. Secara signiikan, mencoba-coba hal baru dalam teknik atau
perilaku apa pun yang berkaitan dengan lingkungan alam dianggap se-
http://facebook.com/indonesiapustaka
bagai sangat berbahaya. Ada kisaran yang cukup sem pit bagi perilaku
yang benar, dan di luar itu ada bahaya nyata dan yang sering disebut-
sebut berupa runtuhnya tanah yang sedang dipijak secara m endadak,
rubuhnya pohon saat kita sedang berjalan di bawahnya, atau datangnya
air bah secara m endadak sewaktu kita sedang m encoba m enyeberang
ke sisi lain sungai. Misalnya, saya diberitahu agar tidak melompati
be ba tuan di perm ukaan sungai kam i ("air bah akan datang"), agar
350 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
tidak berm ain-m ain dengan api ("tanah akan m em belah", atau "api
akan m em bakarm u, bukannya m em asak m akananm u"); agar tidak
m enyebut nam a kelelawar gua sewaktu berburu m ereka ("guanya akan
runtuh"); dan banyak "pam ali" lainnya dengan sanksi-sanksi yang
dijatuhkan oleh lingkungan alam.” Sikap yang sama mendasari ilsafat
kehidupan yang dirangkum kan oleh seorang tem an dari Papua untuk
saya: “Segala se suatu terjadi karena ada alasannya, jadi kita harus
berhati-hati.”
Reaksi um um di Barat terhadap bahaya yang tidak pernah se ka-
lipun saya jum pai di antara orang-orang Papua yang berpe ngalam an
adalah berlagak m acho, m encari-cari atau m enikm ati situasi ber-
bahaya, atau berpura-pura tidak takut dan m encoba m enyem bunyikan
rasa takut diri. Marjorie Shostak mengamati ketiadaan sikap macho
ala Barat yang sam a di antara orang-orang !Kung: “Berburu kerap kali
berbahaya. Orang-orang !Kung m enghadapi bahaya dengan berani,
nam un m ereka tidak m encari-cari bahaya atau m engam bil risiko dem i
m em buktikan ke be ranian m ereka. Aktif m enghadiri situasi berbahaya
dianggap bijak, bukan pengecut atau tidak jantan. Tapi anak laki-laki
dianggap wajar bila belum bisa m enaklukkan rasa takut dan bertindak
seperti laki-laki dewasa. Terhadap risiko-risiko yang tidak diperlukan,
orang-orang !Kung berkata, ‘Tapi kita kan bisa m ati!’”
Shostak terus m enjabarkan bagaim ana seorang anak laki-laki
!Kung berusia 12 tahun bernam a Kashe bersam a sepupu dan ayahnya
m e nutur kan kisah tentang perburuan yang berhasil, ketika sang ayah
berhasil m enom bak gem sbok, antelop yang m em iliki tanduk panjang
setajam pisau cukur. Ketika Shostak m enanyai Kashe apakah dia
m em bantu ayahnya m enangkap bu ruan tersebut, Kashe tertawa dan
dengan bangga m enjawab, “Tidak, aku ada di atas pohon!” “Senyum nya
m enjadi tawa yang ringan. Saya bingung, dan bertanya sekali lagi;
dan dia m engulangi bahwa dia dan se pu punya langsung m em anjat
pohonn begitu hewan itu berhenti berlari dan m em asang kuda-kuda.
Saya m enggodanya, m engatakan bahwa sem ua orang bakal kelaparan
http://facebook.com/indonesiapustaka
bahwa nanti dia akan m enguasainya, suatu hari nanti. Sewaktu saya
m enanyai ayahnya, dia m enjawab riang, “Di atas pohon? Tentu saja.
Mereka kan masih anak-anak. Mereka bisa terluka.”
Orang-orang Papua, !Kung, dan m asyarakat tradisional lainnya sa-
ling m enuturkan kisah-kisah panjang tentang bahaya-bahaya yang di-
jum pai, bukan hanya untuk hiburan karena tidak ada televisi dan buku,
melainkan juga karena nilai pendidikannya. Kim Hill dan A. Magdalena
Hurtado m em beri beberapa contoh percakapan di sekitar api unggun
Ache: “Kisah-kisah kem atian akibat kecelakaan terkadang dituturkan
pada m alam hari sewaktu anggta-anggota kawanan m engait-kaitkan
peristiwa-peristiwa hari ini dengan hal-hal yang terjadi pada m asa
lalu. Anak-anak terkesim a oleh kisah-kisah itu dan barangkali m em -
pelajari hikm ah-hikm ah berharga m engenai bahaya-bahaya di hutan,
yang m em bantu kelangsungan hidup m ereka sendiri. Satu anak laki-
laki tewas sewaktu dia lupa m em encet kepala ulat palem sebelum
m enelannya. Rahang ulat itu m encengkeram tekaknya dan dia tercekik
sam pai m ati. Beberapa kali seorang rem aja laki-laki terpisah terlalu
jauh dari para laki-laki dewasa sewaktu berburu, dan tidak pernah
terlihat lagi atau ditem ukan m ati beberapa hari kem udian. Seorang
pem buru yang sedang m enggali liang arm adilo jatuh ke dalam lubang
itu kepala duluan dan m ati sesak napas. Pem buru lain lagi m ati
jatuh dari pohon setinggi nyaris 40 m eter sewaktu sedang berusaha
m engam bil kem bali anak panah yang dia tem bakkan ke arah m onyet.
Seorang gadis kecil jatuh ke dalam lubang bekas sebatang pohon yang
telah m em busuk dan lehernya patah. Beberapa laki-laki diserang oleh
jaguar. Sisa tubuh sebagian di antara m ereka ditem ukan, sem entara
yang lain nya tidak bersisa. Kepala seorang anak laki-laki digigit
ular ber bisa di perkam pungan kala dia tidur m alam . Dia m ati hari
berikutnya. Se orang perem puan tua tewas tertim pa pohon rubuh
yang ditebang oleh seorang rem aja perem puan dem i m em peroleh
kayu bakar. Sejak saat itu, gadis tersebut dikenal sebagai "Kayu Bakar
Rubuh", julukan yang m engingatkannya setiap hari akan perbuatan
http://facebook.com/indonesiapustaka
kelirunya. Seorang laki-laki digigit coati dan m ati kem udian akibat
lukanya. Da lam kejadian serupa, seorang pem buru digigit pergelangan
ta ngan nya pada 1985. Pem buluh arteri dan vena utam anya bolong, dan
dia pastilah sudah m ati seandainya dia tidak m enerim a pengobatan
m odern. Seorang gadis kecil jatuh ke sungai sewaktu sedang m e-
nyeberangi jem batan batang pohon dan hanyut... Terakhir, dalam suatu
peristiwa yang tam paknya m urni m erupakan hantam an nasib buruk
352 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
yang acak, enam orang dalam satu kawanan terbunuh ketika petir m e-
nyam bar perkam pungan m ereka saat badai.”
Ke ke ras an o le h m an u s ia
Masyarakat-masyarakat tradisional menunjukkan banyak variasi dalam
hal frekuensi dan bentuk kem atian akibat kekerasan oleh m anusia,
yang biasa nya duduk di peringkat pertam a atau (setelah penyakit)
peringkat kedua penyebab kematian. Faktor signiikan yang mendasari
variasi ini adalah tingkat pengaruh negara atau pengaruh luar lainnya
dalam m enekan atau m enyurutkan kekerasan. J enis-jenis kekerasan
bisa secara agak m a nasuka digolongkan m enjadi perang (dibahas di
Bab 3 dan 4) atau hom isida. Perang dalam bentuknya yang paling
jelas dideinisikan sebagai pertarungan ramai-ramai antara kelompok-
kelompok yang berbeda, sementara homisida dideinisikan sebagai
pengam bilan nya wa in dividual di dalam satu kelom pok. Tapi, dikotom i
ini m en jadi kabur ketika kita harus m em utuskan apakah pem bunuhan
antara kelom pok-kelom pok yang bertetangga dan biasanya dam ai
harus dihitung sebagai hom isida dalam kelom pok atau perang antar-
kelom pok. Am biguitas lain m elibatkan jenis-jenis pem bunuhan yang
harus dihitung: m isalnya, tabulasi yang diterbitkan m engenai keke-
rasan Ache m en cakup infantisida dan senilisida, nam un tabulasi
m engenai orang-orang !Kung tidak m enyertakannya, dan penulis
yang berbeda-beda m e m iliki opini yang berbeda-beda pula m engenai
frekuensi infan tisida di kalangan orang !Kung. Pilihan korban, dan
hubungan antara korban dan pem bunuh, juga sangat bervariasi di
antara masyarakat-masyarakat. Misalnya, korban kekerasan di ka-
langan Ache terutam a m eru pakan bayi dan anak-anak, sem entara
korban-korban !Kung ter utam a m erupakan laki-laki dewasa.
Penelitian-penelitian m engenai kekerasan di kalangan !Kung ber-
sifat instruktif karena beberapa alasan. Catatan-catatan awal m engenai
orang-orang !Kung oleh sejum lah ahli antropologi m enjabarkan m ereka
se bagai cinta dam ai dan tidak m elakukan kekerasan, sam pai-sam pai
http://facebook.com/indonesiapustaka
satu buku populer yang diterbitkan pada 1959, awal sejarah pe nelitian
!Kung m odern, dijuduli The Harmless People—Orang-orang yang Tidak
Berbahaya. Selam a tiga tahun berm ukim di antara orang-orang !Kung
pada 1960 -an, Richard Lee m engam ati 34 pertarungan yang berujung
pada pukul-pukulan tapi tidak ada pem bunuhan, dan para inform an
m em beritahunya bahwa tidak ada pem bunuhan selam a tahun-
tahun itu. Setelah Lee telah berada di daerah itu selam a 14 bulan dan
KEKERASAN OLEH MANUSIA ● 353
m engenal inform an-inform annya dengan lebih baik, baru lah m ereka
bersedia bercerita kepadanya tentang pem bunuhan-pem bunuhan
pada m asa lalu. Sewaktu m ereka m ulai angkat bicara, dengan m e-
m eriksa silang tuturan dari inform an yang berbeda-beda, Lee m am -
pu m enyusun daftar nam a, jenis ke lam in, dan usia para pem bunuh
dan korban m ereka, hubungan antara pem bu nuh dan korban, serta
situasi, m otif, m usim , waktu, dan senjata yang digunakan dalam 22
pem bunuhan antara 1920 dan 1969. Daftar itu tidak m enyertakan
kasus-kasus infantisida dan senilisida, yang Lee percayai jarang terjadi,
namun wawancara Nancy Howell dengan perempuan-perempuan
!Kung m enunjukkan bahwa tam paknya infan tisida m em ang terjadi. Lee
m enyim pulkan bahwa ke-22 kasus itu m enggam barkan jum lah total
kem atian akibat kekerasan di daerah yang dia teliti antara 1920 dan
1969.
Ke-22 pem bunuhan !Kung itu tentunya harus dianggap sebagai ho-
m isida, bukan perang. Dalam beberapa kasus, korban dan pem bunuh
ber asal dari perkam pungan yang sam a, sem entara dalam kasus-ka sus
lain m ereka berasal dari perkam pungan yang berbeda, nam un tidak
ada pem bunuhan yang m elibatkan sekelom pok orang dari satu per-
kam pungan yang berupaya m em bunuh sekelom pok orang dari per-
kam pungan lain (alias "perang"). Bahkan, tidak ada laporan sam a
sekali m e nge nai peristiwa yang dapat dianggap perang di antara
orang-orang !Kung di daerah yang dipelajari Lee selam a periode
1920–1969. Namun orang-orang !Kung memang mengatakan bahwa
dulu m ereka biasa m elancarkan ekspedisi serbuan, yang tam paknya
m irip dengan "perang" m asyarakat tradisional lain yang diam ati saksi,
dalam generasi kakek-nenek !Kung tertua yang m asih hidup—de ngan
kata lain, sebelum para penggem bala Tswana m ulai m elakukan kun -
jungan tahunan ke orang-orang !Kung dan berniaga dengan m ereka
pada abad ke-19. Kita lihat di Bab 4 bahwa kunjungan pedagang ke
orang-orang Inuit juga berefek m enekan perang Inuit, walaupun pe-
da gang yang berbisnis dengan orang-orang Inuit m aupun orang-orang
http://facebook.com/indonesiapustaka
yang bisa m em buka surat kabar pada hari apa pun dan m em baca ten-
tang sem ua pem bunuhan yang dilakukan di kota m ereka dalam 24 jam
terakhir. Penjelasan utam a bagi perbedaan itu tentu saja bahwa po pu-
lasi dasar di m ana pem bunuhan dapat terjadi adalah jutaan orang bagi
satu kota Am erika, nam un hanya sekitar 1.50 0 orang bagi populasi
!Kung yang disurvei Lee. Bila ditilik dari populasi dasar itu, tingkat
ho m isida bagi orang-orang !Kung adalah 29 hom isida per 10 0 .0 0 0
orang per tahun, tiga kali lipat tingkat pem bunuhan di Am erika
Serikat dan 10 sam pai 30 kali tingkat di Kanada, Britania, Prancis, dan
Jerman. Mungkin ada yang membantah dengan mengatakan bahwa
perhitungan untuk Am erika Serikat tidak m encakup kem atian akibat
kekerasan dalam perang, yang akan m enghasilkan tingkat hom isida
lebih tinggi bagi Am erika Serikat. Tapi, tingkat hom isida !Kung juga
tidak m en cakup kem atian dalam "perang" !Kung (alias ekspedisi-
eks pedisi serbuan yang berakhir lebih daripada seabad lalu), yang
angkanya sam a sekali tidak diketahui bagi orang-orang !Kung nam un
diketahui tinggi bagi banyak m asyarakat tradisional lainnya.
Angka 22 hom isida !Kung dalam 49 tahun juga instruktif untuk
alasan lain. Satu hom isida setiap 27 bulan berarti bahwa, bagi
seorang ahli antropologi yang m elaksanakan studi lapangan terha-
dap satu m asyarakat selam a setahun, kem ungkinan tidak ada hom i-
sida yang terjadi selam a m asa itu, dan sang ahli antropologi pun
m enganggap m asyarakat itu sebagai cinta dam ai. Bahkan bila sang
ahli antropologi m enetap di sana selam a 5 tahun, periode yang cukup
lam a bagi terjadinya satu pem bunuhan bila m enilik tingkat hom i-
sida !Kung, kecil kem ungkinan pem bunuhan itu terjadi di depan
m ata sang ahli antropologi, yang pengkajiannya terhadap fre kuensi
kekerasan bergantung kepada apakah dia diberitahu m engenai ke-
jadian tersebut oleh para inform annya atau tidak. Serupa dengan itu,
walaupun Am erika Serikat duduk di peringkat pertam a m asyarakat
paling hom isidal di Dunia Pertam a, saya secara pribadi tidak pernah
m enyaksikan hom isida, dan saya hanya pernah m endengar beberapa
http://facebook.com/indonesiapustaka
m usim sem i 1955, ketika dua laki-laki !Kung m em bunuh seorang laki-
laki !Kung lain. Kedua pem bunuh itu ditahan oleh polisi, diadili, di-
pen jarakan, serta tidak kem bali ke wilayah asal m ereka. Peristiwa itu
terjadi hanya tiga tahun setelah kejadian pertam a polisi cam pur ta-
ngan guna m em enjarakan seorang !Kung yang m em bunuh orang. Sejak
1955 sam pai saat Lee m enerbitkan analisisnya pada 1979, tidak ada
lagi hom isida lebih lanjut di daerah yang dia pelajari. Urut-urutan pe-
ris tiwa ini m enunjukkan peran kendali pem erintahan negara yang kuat
dalam m engurangi kekerasan. Peran yang sam a juga m enjadi jelas dari
fakta-fakta sentral sejarah kolonial dan pasca-kolonial Papua dalam 50
tahun terakhir: dengan kata lain, penurunan tajam kekerasan setelah
dim antapkannya kekuasaan Australia dan Indonesia atas daerah-
daerah terpencil di Papua tim ur dan barat, yang tadinya tidak m em iliki
pem erintahan negara; terus rendahnya tingkat kekerasan di Papua
Indonesia di bawah kendali ketat pem erintahan yang dipertahankan di
sana; dan kembali munculnya kekerasan di Papua Nugini setelah pe-
m erintahan kolonial Australia secara bertahap m enyerahkan ke kuasaan
kepada pem erintahan m andiri yang tidak begitu kuat. Ke cende rungan
penurunan kekerasan di bawah kendali pem erintahan negara bukan-
lah penyangkalan fakta bahwa m asyarakat tradisional m e m iliki cara-
cara tanpa kekerasan untuk berhasil m enyelesaikan sebagian besar
per selisihan m ereka sebelum perselisihan berubah m enjadi kekerasan
(Bab 2).
Perincian ke-22 hom isida !Kung adalah sebagai berikut. Sem ua
pem bunuh, dan 19 dari ke-22 korban, adalah laki-laki dewasa berusia
20 sam pai 55; hanya 3 korban berjenis kelam in perem puan. Dalam
se m ua kasus, si pem bunuh m engenal korbannya, yang m erupakan se-
orang kerabat jauh; orang-orang !Kung sam a sekali tidak m elakukan
pem bunuhan orang asing yang um um terjadi di Am erika Serikat kalau
terjadi peram pokan atau perkelahian antara pengem udi kendaraan.
Sem ua pem bunuhan terjadi secara terbuka dalam perkam pungan, ke-
tika ada orang-orang lain. Hanya 5 dari 22 pem bunuhan !Kung itu yang
http://facebook.com/indonesiapustaka
lum banyak orang berkum pul dan ram ai-ram ai m em anah / Twi de-
ngan anak panah beracun sam pai-sam pai dia terlihat seperti landak,
kem udian m enikam jenazahnya dengan beberapa batang tom bak.
Tapi, ke-17 pem bunuhan !Kung lainnya terjadi dalam perkelahian
spontan. Misalnya, sebuah perkelahian pecah di N≠wama ketika se-
orang laki-laki m enolak m engizinkan seorang laki-laki lain m enikahi
adik perem puan istrinya. Dalam adu m ulut besar yang terjadi secara
se ngit, sang suam i m em anah adik iparnya; calon suam i si adik ipar
beserta ayah dan saudara laki-lakinya, saling m elayangkan anak panah
dan tom bak dengan si suam i dan sekutu-sekutunya; dan, di tengah be-
berapa perkelahian yang berlangsung sekaligus, ayah si calon suam i
tewas akibat luka-luka yang dideritanya akibat sebatang anak panah
beracun di pahanya plus sebatang tom bak di rusuknya.
Sebagian besar pem bunuhan !Kung (15 dari 22) adalah bagian
persengketaan di m ana satu pem bunuhan m enyebabkan pem bunuhan
lain yang kem udian dibalas lagi selam a sam pai 24 tahun lam anya;
siklus pem bunuhan balas dendam sem acam itu juga biasa ada dalam
pe rang tra disional (Bab 3 dan 4). Di antara m otif-m otif pem bunuhan
!Kung selain m otif balas dendam atas pem bunuhan sebelum nya, per-
selingkuhan adalah yang paling sering disebutkan. Misalnya, seorang
suam i yang istrinya tidur dengan laki-laki lain m enyerang dan m elukai
selingkuhan istrinya, yang kem udian m alah berhasil m em bunuh si
suam i. Seorang suam i lain yang diselingkuhi m enikam dan m em bunuh
istrinya dengan anak panah beracun, kem udian kabur dari wilayah itu
dan tidak pernah kem bali.
Sedangkan di antara m asyarakat-m asyarakat berskala kecil
lainnya, sebagian lebih rendah tingkat kekerasannya daripada orang-
orang !Kung (m isalnya orang-orang Pigm i Aka, Siriono), sem entara
yang lainnya dulu ataupun sekarang diwarnai lebih banyak kekerasan
(misalnya orang-orang Ache, Yanomamo, Tanah Hijau, dan Nors
Eslandia). Ketika orang-orang Ache m asih hidup di hutan sebagai
pem buru-pengum pul sebelum 1971, kekerasan m erupakan penyebab
http://facebook.com/indonesiapustaka
uta m a anak perem puan) yang dibunuh untuk m enyertai se orang de-
wasa yang m eninggal dunia ke dalam kubur, anak-anak yang dibu nuh
atau m ati akibat diabaikan setelah ayah m ereka m ati atau m e ninggal-
kan m ereka, atau bayi yang dibunuh karena terlahir hanya dengan se-
lang kelahiran pendek dari kakak tepat di atasnya. Kontras dengan
!Kung pula, bentuk paling um um pem bunuhan intra-kelom pok orang
Ache dewasa bukanlah perkelahian spontan dengan senjata apa pun
yang tersedia, m elainkan pertarungan teritualisasi dan direncanakan
se be lum nya, dengan gada yang dibaut khusus untuk peristiwa itu.
Seperti juga pada orang-orang !Kung, cam pur tangan negara telah
sangat m e nurunkan tingkat kekerasan di antara orang-orang Ache:
sejak m ereka m ulai hidup dalam reservasi setelah 1977 dan berada di
bawah pengaruh langsung ataupun tidak langung dari negara Paraguay,
pem bunuhan orang dewasa Ache oleh orang Ache lainnya te lah
berhenti, dan pem bunuhan oleh orang Ache terhadap anak dan bayi
m e reka juga berkurang.
Bagaim anakah orang-orang dalam m asyarakat tradisional tanpa
pe m erintahan negara dan polisi m elindungi diri m ereka sendiri dari
bahaya kekerasan terus-m enerus? Sebagian besar jawabannya adalah
m e reka m enerapkan beraneka ragam bentuk paranoia konstruktif.
Salah satu aturan yang tersebar luas adalah m ewaspadai orang asing:
secara rutin berupaya m em bunuh atau m engusir orang asing yang
terdeteksi di teritori kita, karena orang asing m ungkin datang untuk
m engintai teritori kita atau untuk m em bunuh anggota suku kita.
Satu aturan lain adalah m ewaspadai kem ungkinan pengkhianatan
pihak-pihak yang kita anggap sekutu, atau (kebalikannya) m elakukan
pengkhianatan pre-em tif terhadap sekutu yang berpotensi berubah
haluan. Misalnya, salah satu taktik peperangan Yanomamo adalah
m engundang orang-orang dari desa tetangga untuk jam uan di desa
m ereka sendiri, dan ke m u dian m em bunuh para tetangga yang telah
m eletakkan senjata dan sedang m akan. Don Richardson m ela-
porkan bahwa orang-orang Sawi di Papua barat daya m enghargai
http://facebook.com/indonesiapustaka
Pe n yakit
Bergantung kepada m asyarakat tradisional yang m ana, secara bersam a-
sam a penyakit duduk di peringkat pertam a bahaya bagi kehidupan m a-
nusia (m isalnya di kalangan orang-orang Agta, di m ana penyakit di-
laporkan m enyebabkan kira-kira 50 – 86% kem atian, dan orang-orang
!Kung, 70 – 80 % kem atian) ataupun di peringkat kedua bahaya paling
penting di bawah kekerasan (m isalnya di kalangan orang-orang Ache,
di m ana "hanya" seperem pat kem atian dalam kondisi kehidupan di
hu tan disebabkan oleh penyakit). Tapi, harus ditam bahkan bahwa
orang-orang yang kekurangan gizi lebih rentan terhadap infeksi, dan
bahwa karenanya kekurangan m akanan m erupakan faktor yang ber-
sum bangsih terhadap banyak kem atian yang penyebabnya tercatat se-
bagai penyakit m enular.
Dari sem ua penyakit, arti penting relatif berbagai kategori pe-
nyakit bagi m asyarakat-m asyarakat tradisional sangat ber variasi,
bergantung pada gaya hidup, lokasi geograi, dan usia. Secara umum,
pe nyakit m enular paling berpengaruh di antara bayi dan anak-anak
kecil, serta tetap berpengaruh di segala usia. Penyakit parasitik sam a
berpengaruhnya dengan penyakit m enular pada m asa kanak-kanak.
Penyakit-penyakit yang terkait dengan parasit cacing (m isalnya cacing
tam bang dan cacing pita) serta parasit-parasit protozoa yang m enyebar
lewat serangga (m isalnya m alaria dan agen penyebab penyakit tidur)
m e rupakan m asalah yang lebih besar bagi m asyarakat yang hidup di
iklim tropis yang hangat dibandingkan bagi m asyarakat yang hidup
di Artika, gurun, dan puncak gunung yang dingin, lingkungan tem -
pat cacing dan serangga vektor protozoa sendiri sulit hidup. Kalau
seseorang sem akin tua, penyakit-penyakit degeneratif tulang, sendi,
dan jaringan lunak—m isalnya artritis, osteoartritis, osteoporosis, patah
tulang, dan gigi aus—berpengaruh sem akin besar. Gaya hidup m a-
syarakat tradisional yang jauh lebih menuntut ketangguhan isik di-
bandingkan orang-orang m odern yang kerjanya duduk m elulu m en-
jadikan m asyarakat tradisional lebih rentan terhadap penyakit-penyakit
http://facebook.com/indonesiapustaka
dege ne ratif pada usia berapa pun. Yang secara m encolok langka atau
tidak ada di antara m asyarakat tradisional adalah penyakit-penyakit
yang pa ling bertanggungjawab atas kem atian di Dunia Pertam a m asa
kini: pe nyakit arteri koroner dan bentuk-bentuk aterosklerosis lainnya,
stroke dan berbagai akibat hipertensi lainnya, diabetes yang m uncul
saat de wasa, dan sebagian besar kanker. Saya akan bahas alasan-alasan
360 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
hari ber ikut nya, saya menerima biskuit darinya dengan berterima ka-
sih, diam-diam membuangnya saat teman saya sudah kembali ke per-
kemahan, dan tidak pernah lagi terserang diare. Masalahnya ada di
cara teman saya me megang biskuit itu, bukan di biskuitnya, yang kami
simpan ma sih da lam kondisi terbungkus plastik seperti aslinya di per-
kemahan ka mi, dan yang tidak pernah membuat saya sakit bila saya
sendiri yang mem buka kemasannya. Penyebab serangan diare saya
pastilah kuman usus yang pindah dari jari-jari teman saya ke biskuit
tersebut.
J enis-jenis penyakit m enular yang m endom inasi sangat berbeda
antara populasi-populasi kecil pem buru-pengum pul nom aden dan
m a sya rakat-m asyarakat keluarga petani di satu sisi, dan populasi-
populasi besar m asyarakat m odern dan baru terwesternisasi plus m a-
syarakat petani tradisional berpopulasi padat Dunia Lam a di sisi yang
satu lagi. Penyakit-penyakit khas pem buru-pengum pul adalah m a laria
dan dem am yang ditularkan artropoda lainnya, disentri dan penyakit-
penyakit pencernaan lainnya, penyakit-penyakit pernapasan, dan
infeksi kulit. Penyakit yang tidak ditem ukan di kalangan pem buru-
pengum pul, kecuali bila m ereka baru ditulari oleh pengunjung Barat,
adalah penyakit-penyakit m enular yang ditakuti oleh populasi-populasi
menetap: difteri, lu, campak, gondongan, batuk rejan, rubela, cacar
api, dan tifoid. Tidak seperti penyakit-penyakit m enular para pem buru-
pengum pul, yang ada secara kronis atau m elesat naik-turun, penyakit-
penyakit pada populasi padat itu m erupakan epidem i akut: banyak
orang di satu daerah jatuh sakit dalam waktu yang singkat dan dengan
cepat pulih atau m ati, dan kem udian penyakit itu m enghilang di daerah
tersebut selam a setahun atau lebih.
Alasan-alasan m engapa penyakit-penyakit epidem i itu bisa m un-
cul dan bertahan hanya dalam populasi m anusia yang besar telah di-
ke tahui dari penelitian-penelitian epidem iologi dan m ikrobiologi da-
lam dasawarsa-dasawarsa terakhir. Alasan-alasan itu adalah bahwa
penyakit-penyakit tersebut ditularkan secara eisien, berkembang
http://facebook.com/indonesiapustaka
hewan-hewan dom estik kita seperti babi dan sapi. Dengan hewan-
hewan inilah kita m enjadi sering ber hu bungan dekat secara teratur,
ideal bagi perpindahan m ikroba dari hewan ke m anusia. Itu baru
dim ulai sejak hewan didom estikasi se kitar 11.0 0 0 tahun silam .
Tentu saja, ketiadaan penyakit-penyakit kerum unan di populasi
kecil pem buru-pengum pul bukan berarti pem buru-pengum pul bebas
penyakit menular. Mereka juga memiliki penyakit menular, namun
penyakit-penyakit m ereka berbeda dari penya kit ke ru m unan dalam
em pat hal. Pertam a-tam a, m ikroba yang m e nye bab kan penyakit-
penyakit m ereka tidak terbatas pada spesies m anusia, nam un juga
ditem ukan pada hewan (m isalnya kum an dem am kuning, yang juga
m enghuni tubuh m onyet) atau kalau tidak yang m am pu sintas di tanah
(m isalnya kum an penyebab botulism e dan tetanus). Kedua, banyak
penyakit m ereka tidak bersifat akut m elainkan kronis, m isalnya lepra
dan puru. Ketiga, sejumlah penyakit ditularkan secara tidak eisien
antar-m anusia, lagi-lagi m isalnya lepra dan puru. Terakhir, kebanyakan
penyakit m ereka tidak m em berikan kekebalan perm anen: orang yang
telah pulih dari satu serangan penyakit bisa terserang penyakit yang
sam a lagi. Keem pat fakta ini berarti bahwa penyakit-penyakit tersebut
dapat ber tahan hidup dalam populasi m anusia yang kecil, m enginfeksi
dan m enginfeksi lagi korban-korban dari reservoar hewan dan tanah
serta dari orang-orang yang sakit secara kronis.
Para pem buru-pengum pul dan populasi-populasi pertanian yang
kecil tidak kebal terhadap penyakit kerum unan; m ereka hanya tidak
m encukupi bagi penyakit kerum unan untuk bertahan hidup. Bah-
kan, secara tragis populasi-populasi kecil kerap sangat rentan ter-
ha dap penyakit-penyakit kerum unan ketika m ereka terinfeksi oleh
pengunjung dari dunia luar. Kerentanan tinggi m ereka disebabkan
oleh fakta bah wa setidaknya sebagian penyakit kerum unan m em iliki
tingkat fa talitas yang lebih tinggi pada dewasa daripada pada anak-
anak. Dalam populasi-populasi perkotaan Dunia Pertam a yang padat,
sem ua orang (sam pai belum lam a ini) telah terpapar cam pak sewaktu
http://facebook.com/indonesiapustaka
Ke lap aran
Pada Februari 1913, seorang penjelajah Britania, A.F.R. Wollaston,
sedang berjalan turun dengan hati riang m elalui hutan pe gu nungan
Papua setelah berhasil m encapai batas salju di gunung tertinggi Papua.
Dia ketakutan karena m enem ukan dua jenazah yang m asih baru di
jalur yang sedang dia telusuri. Selam a dua hari berikutnya, dalam apa
yang dia jabarkan sebagai sejum lah hari paling m engerikan dalam
hidupnya, dia m enjum pai 30 lebih jenazah orang pegunungan Papua
lainnya, kebanyakan perem puan dan anak-anak, sendiri-sendiri atau
berkelom pok-kelom pok sam pai lim a orang banyaknya, terbaring di
tem pat-tem pat bernaung seadanya di sepanjang jalur itu. Satu ke lom -
pok terdiri atas jenazah seorang perem puan dan jenazah dua anak,
term asuk seorang gadis kecil berusia sekitar tiga tahun yang m a-
sih hidup. Wollaston gendong anak itu ke perkem ahannya dan dia
beri susu, nam un anak itu m eninggal beberapa jam kem udian. Di
http://facebook.com/indonesiapustaka
perkem ahannya, datanglah sekelom pok lain yang terdiri atas satu
laki-laki, satu perem puan, dan dua anak-anak; kesem uanya kecuali
se orang anak m eninggal dunia. Keseluruhan kelom pok itu, yang
sudah kekurangan gizi kronis, telah kehabisan persediaan ubi dan
babi m ereka serta tidak m enem ukan m akanan liar di hutan kecuali
jantung sejum lah pohon palem , dan yang lem ah sepertinya m ati akibat
kelaparan.
KELAPARAN ● 367
Ka wanan atau perkam pungan pem buru adalah unit pem ba gian.” Asas-
nya m engenai pengum pulan dan pem bagian-rata di ka langan pem -
buru-pengum pul juga berlaku bagi banyak m asyarakat penggem bala
dan petani berskala kecil, misalnya orang-orang Nuer di Sudan yang
dipe lajari oleh E.E. Evans-Pritchard, yang berbagi daging, susu, ikan,
padi-padian, dan bir: “Walaupun satu rum ah tangga m em iliki m akanan
sendiri, m em asak sendiri, dan m encukupi kebutuhan anggota-
370 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
anggotanya secara m andiri, laki-laki, dan yang jauh lebih ja rang pe-
rem puan dan anak-anak, m akan di rum ah satu sam a lain se de m ikian
ru pa sehingga, bila dilihat dari luar, keseluruhan kom unitas terlihat
se perti berbagi persediaan bersam a. Aturan-aturan keram ah-tam ahan
dan konvensi-konvensi m engenai pem bagian daging dan ikan m e-
m unculkan pem bagian m akanan secara jauh lebih luas daripada yang
sepertinya ditunjukkan oleh sekadar pernyataan m engenai asas ke-
pem ilikan.”
Skala berikutnya yang lebih lam a dan lebih besar dalam variasi
per se diaan m akanan m elibatkan variasi tidak terperkirakan dalam hal
ke ter sediaan m akanan yang m em pengaruhi keseluruhan kelom pok
setem pat. Serangan cuaca dingin dan basah yang bertahan selam a
beberapa hari m enyebabkan kondisi terlalu berbahaya dan tidak
m em berikan gan jaran sepadan bagi orang-orang Indian Ache untuk
pergi berburu, dan m enyebabkan m ereka tak hanya kelaparan
m elainkan juga berisiko terpapar dingin dan terserang infeksi
pernapasan. Tibanya wak tu panen pisang tanduk dan buah palem
persik, yang m erupakan m a kanan pokok nabati bagi orang-orang
Indian Yanom am o, terjadi secara tidak terperkirakan: m akanan-
m akanan itu entah tidak ada sam a se kali, ataupun m elim pah-lim pah
secara lokal. Panen millet orang-orang Nuer mungkin gagal akibat
kekeringan, gajah, hujan lebat, bela lang, atau burung m anyar.
Kekeringan parah yang m enyebabkan kela par an m em pengaruhi para
pem buru-pengum pul !Kung secara tidak ter per kirakan dalam kira-kira
satu di antara em pat tahun, dan tidak um um ter jadi nam un ditakuti di
kalangan petani Pulau Trobriand. Salju m em bunuh tum buhan ubi yang
m erupakan m akanan pokok para petani di Dataran Tinggi Papua dalam
kira-kira 1 di antara 10 tahun di daerah yang tinggi. Badai perusak
m enyerang Kepulauan Solom on dengan se lang waktu tidak teratur
dalam satu di antara beberapa dasawarsa.
Masyarakat-masyarakat berskala kecil berupaya mengatasi kegagal-
an m akanan setem pat yang tidak terperkirakan ini dalam beberapa
http://facebook.com/indonesiapustaka
pada saat itu lebih tinggi. Sedangkan m engenai m enggem ukkan diri
kapan saja m ungkin, bila m asalah berupa pem busukan m akanan atau
penjarah m en cegah kita m enyim pan m akanan dalam lem ari atau
wadah, kita bisa setidak-tidaknya m enyim pannya sebagai lem ak tubuh
sendiri, yang tidak akan m em busuk dan tidak bisa dicuri. Dalam Bab
11 saya akan berikan contoh-contoh berupa m asyarakat-m asyarakat
berskala kecil yang, ke tika m akanan berlim pah, m elahap m akanan
secara gila-gilaan, de ngan tingkat yang bahkan tidak bisa dipercaya
oleh orang-orang Barat, kecuali bagi segelintir orang yang pernah
am bil bagian dalam per tan dingan m akan hotdog. Orang-orang itu
m enggem ukkan diri sen diri dan m enjadi lebih m am pu bertahan
m elalui m asa-m asa kelangkaan m a kanan yang terjadi kem udian.
Meskipun bersantap gila-gilaan dapat membuat kita selamat
m elalui kelangkaan m akanan yang berlangsung selam a beberapa
m inggu, kita tetap tidak akan terlindungi dari m asa kelaparan setahun.
Salah satu pe m e cahan jangka panjang adalah m em buat kesepakatan
tim bal-balik de ngan kelom pok-kelom pok tetangga m engenai berbagi
m akanan ketika ada cukup m akanan di daerah salah satu kelom pok
sem entara terjadi kelangkaan m akanan di daerah kelom pok lain.
Ketersediaan makanan lokal berluktuasi seiring waktu di daerah mana
pun. Namun dua daerah yang terletak cukup berjauhan kemungkinan
mengalami luktuasi ketersediaan makanan yang tidak berjalan
bersam aan. Hal tersebut m em buka kesem patan bagi kelom pok kita
untuk m encapai ke se pakatan yang saling m enguntungkan dengan
kelom pok lain, se dem ikian rupa sehingga m ereka m engizinkan kita
m em asuki tanah m e reka atau m engirim i kita m akanan ketika m ereka
punya cukup m a kanan tapi kita tidak, dan kelom pok kita m em balas
kebaikan itu bila ke lom pok lain tersebut kekurangan m akanan.
Misalnya, di daerah Gurun Kalahari yang dihuni oleh orang-orang
!Kung San, curah hujan selam a bulan apa saja bisa berbeda-beda sam -
pai 10 kali lipat antara tem pat yang berbeda-beda. Dalam kata-kata
Richard Lee, hasilnya adalah "gurun itu m ungkin disem arakkan be-
http://facebook.com/indonesiapustaka
bungaan di satu daerah sem entara hanya beberapa jam jauhnya de-
ngan berjalan kaki, tanahnya m asih kering-kerontang". Sebagai satu
contoh, Lee m em bandingkan curah hujan bulanan di lim a lokasi di
dis trik Ghanzi selam a 12 bulan dari J uli 1966 sam pai J uni 1967. Curah
hujan total selam a tahun tersebut bervariasi sebesar kurang daripada
dua kali lipat di antara lokasi yang berbeda-beda, nam un curah hujan
da lam bulan apa saja bervariasi di antara lokasi yang berbeda-beda
372 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
dari tidak ada hujan sam a sekali sam pai 10 inci. Lokasi Cum e m em iliki
curah hujan tahunan tertinggi, namun tetap saja pada Mei 1967
m erupakan lokasi terkering di antara kelim a lokasi yang dipelajari dan
yang terkering nomor dua pada November 1966 dan Februari 1967. Se-
baliknya, Kalkfontein m em iliki curah hujan tahunan terendah, nam un
merupakan lokasi terbasah nomor dua pada Maret 1967, dan pada
Mei 1967. Oleh karena itu untuk lokasi mana pun, kelompok yang ter-
batas di lokasi tersebut tentunya akan m engalam i kekeringan dan
kekurangan m akanan pada waktu-waktu tertentu, nam un biasanya da-
pat m enem ukan kelom pok lain yang lokasinya sedang basah dan ber-
lim pah m akanan—asalkan kedua kelom pok itu telah bersepakat untuk
saling m em bantu kala ada yang butuh. Bahkan, tim bal-balik um um
se m acam itu teram at penting bagi kem am puan !Kung untuk sintas di
lingkungan gurun m ereka, yang tidak terperkirakan secara lokal.
Hubungan tim bal-balik (terkadang berselang-seling dengan per-
m u suhan) tersebar luas di antara m asyarakat-m asyarakat tradisional.
Desa-desa di Pulau Trobriand m engedarkan m akanan antar-desa
secara rata guna m engatasi kekurangan m akanan lokal. Di antara
orang-orang Iñupiat di Alaska utara, ketika terjadi kelaparan lokal,
keluarga-keluarga pindah ke distrik lain untuk tinggal bersam a kerabat
atau m itra. Buah-buahan terpenting yang dikonsum si oleh Indian
Yanom am o di Am erika Selatan berasal dari kebun-kebun pohon palem
per sik dan pohon pisang tanduk, keduanya (terutam a yang disebutkan
per tam a) m enghasilkan panenan yang lebih berlim pah daripada yang
dapat dikonsum si sendiri oleh kelom pok lokal. Buah-buahan itu busuk
setelah m atang dan tidak bisa disim pan, sehingga harus dim akan saat
m atang. Ketika suatu kelom pok lokal m endapati diri kelebihan m a kan-
an, m ereka m engundang tetangga-tetangga untuk ikut berjam u, dengan
ha rapan bahwa tetangga-tetangga itu akan m em balas budi sewakatu
nan tinya m ereka-lah yang kelebihan m akanan.
yang tersebar di sebelah selatan dan barat desanya. Apa sih yang dia
pikirkan, tanya saya kepada diri sendiri, sam pai-sam pai dia m em ilih
lokasi terpencil seperti itu untuk kebun barunya? Rasanya tidak eisien
sekali sibuk buang-buang wak tu untuk m endatangi kebunnya yang jauh
ini, dan letak kebun yang jauh m em buatnya sulit dilindungi dari babi
perusak dan maling. Namun orang-orang Papua merupakan pekebun
yang cerdas dan ber pengalam an. Bila kita m elihat m ereka m elakukan
sesuatu yang awalnya tidak kita paham i, biasanya ternyata ada
alasannya. Apa kira-kira m otif tem an saya yang satu ini?
Para cendekiawan dan ahli perkem bangan Barat lain sam a-sam a
dibingungkan oleh kasus-kasus lain pem encaran lahan di berbagai
tem pat lain di seluruh penjuru dunia. Contoh yang paling sering di-
bahas m elibatkan kaum tani Inggris zam an pertengahan, yang m eng-
garap lusinan petak tanah m ungil yang terpencar-pencar. Bagi ahli
sejarah ekonom i m odern, hal itu "jelas-jelas" gagasan buruk karena
m e nyebabkan terbuang-buangnya waktu perjalanan dan peng-
angkutan, ser ta rentang-rentang tanah yang jadi tidak tergarap di
antara petak-pe tak lahan tersebut. Kasus m odern pem encaran ladang
oleh kaum tani Andes di dekat Danau Titicaca, dipelajari oleh Carol
Goland, m em ancing para ahli perkem bangan untuk m enulis de ngan
kebingungan, “Eisiensi agrikultural kumulatif kaum tani sedemikian
m engenaskan... sehingga kam i terheran-heran bagaim ana bisa orang-
orang ini bertahan... Oleh karena tradisi-tradisi pewarisan harta dan
pernikahan terus-m enerus m em bagi-bagi dan m em encarkan ladang-
ladang petani ke banyak desa, seorang petani rata-rata m enghabiskan
tiga perem pat harinya berjalan dari satu la dang ke ladang lainnya.
Ladang-ladangnya itu terkadang berukuran ku rang daripada beberapa
m eter persegi.” Para ahli itu m enyarankan per tukaran lahan di antara
para petani guna m engonsolidasi tanah hak m ilik m ereka m asing-
m asing.
Namun penelitian kuantitatif Goland di Andes Peru menunjukkan
bah wa sebenarnya m em ang ada alasan di balik hal yang tam paknya
http://facebook.com/indonesiapustaka
gila itu. Di distrik Cuyo Cuyo, kaum tani yang Goland pelajari
m em budidayakan kentang dan tanam an pangan lainnya di ladang yang
tersebar-sebar: rata-rata 17 ladang, sam pai m aksim al 26 ladang, per pe-
tani, m asing-m asing ladang berukuran rata-rata hanya 15 kali 15 m eter.
Oleh karena para petani terkadang m enyewakan atau m em beli la dang,
sangat m ungkin bagi m ereka untuk m engonsolidasi tanah hak m ilik
masing-masing, namun mereka tidak melakukannya. Mengapa tidak?
374 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
Satu petunjuk yang disadari oleh Goland adalah variasi jumlah hasil
panen dari ladang ke ladang, dan dari tahun ke tahun. Hanya seba gi-
an kecil variasi itu yang terperkirakan dari faktor-faktor lingkungan
berupa ketinggian, kemiringan, dan paparan ladang, dan dari faktor-
faktor terkait kerja yang berada di bawah kendali petani (misalnya
upaya mereka dalam memupuk dan menyiangi ladang, kerapatan be-
nih, dan tanggal penanaman). Sebagian besar variasi itu justru tidak ter-
perkirakan, tidak terkendalikan, dan ada kaitannya dengan jum lah dan
waktu turunnya hujan secara lokal untuk tahun tersebut, salju, pe nyakit
tanaman, hama, dan pencurian oleh manusia. Pada sembarang ta hun,
ada perbedaan-perbedaan besar antara hasil panen ladang-ladang yang
berbeda-beda, namun seorang petani tidak bisa mem per kira kan ladang
mana yang akan memberikan panen yang baik pada tahun ter tentu.
Yang m utlak harus dihindari oleh keluarga tani Cuyo Cuyo adalah
m em peroleh hasil panen yang rendah pada akhir tahun kapan saja
yang akan m enyebabkan keluarga itu kelaparan. Di daerah Cuyo Cuyo,
petani tidak bisa m enghasilkan cukup kelebihan m akanan yang bisa
disim pan pada tahun yang baik guna m em bantu m ereka bertahan
hidup m elalui tahun berikutnya yang buruk. Oleh karena itu, tujuan
petani bukanlah m enghasilkan panen rata-rata sepanjang waktu
yang setinggi m ungkin selam a bertahun-tahun. Bila panen rata-rata
sepanjang waktu luar biasa tinggi akibat gabungan sem bilan tahun
yang luar biasa bagus dan satu tahun gagal panen, tetap saja kita akan
m ati kelaparan pada tahun gagal panen itu sebelum kita bisa m em beri
selam at kepada diri sendiri karena m em peroleh panen rata-rata
sepanjang waktu yang bagus sekali. Tujuan petani adalah m em astikan
untuk m em per oleh panen di atas batas kelaparan setiap tahunnya,
walaupun pa nen rata-rata sepanjang tahun tidak tinggi sekali. Itulah
m engapa pe m encaran ladang m enjadi m asuk akal. Bila kita hanya
punya satu la dang besar, tak peduli seberapa bagus rata-ratanya, kita
akan kela par an ketika terkadang secara tak terhindarkan tiba tahun
ketika ladang kita yang hanya satu itu m em berikan panen yang buruk.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Namun bila kita punya banyak ladang, yang sangat bervariasi satu
sam a lain, m a ka pada tahun kapan saja sebagian ladang kita akan
m em berikan ha sil panen yang bagus m eskipun ladang-ladang kita yang
lain sedang paceklik.
Guna m enguji hipotesis itu, Goland m engukur hasil panen dari
se m ua ladang m ilik 20 keluarga—totalnya 488 ladang—pada setiap
tahunnya selam a dua tahun yang berturutan. Dia kem udian m eng-
MEMANFAATKAN LAHAN YANG TERPENCAR-PENCAR ● 375
hitung akan sebesar apa hasil panen total setiap keluarga, yang di-
kum pulkan dari sem ua ladang m ereka, seandainya saja m ereka m e-
m usatkan ladang m ereka di satu lokasi sungguhan saja dengan luas
total yang sam a, atau seandainya m ereka m em encarkan ladang m ereka
di 2, 3, 4, dan seterusnya sam pai ke 14 lokasi sungguhan yang berbeda-
beda. Ternyata, sem akin banyak jum lah lokasi yang terpencar-pencar,
sem akin rendah hasil hitungan panen rata-rata sepanjang tahun, na-
m un sem akin rendah pula risiko panen jatuh di bawah am bang batas
kelaparan. Misalnya, satu keluarga yang Goland labeli keluarga Q, yang
terdiri atas sepasang suam i-istri paro baya dan putri berusia 15 tahun,
diperkirakan m em butuhkan 1,35 ton kentang per ekar tanah per tahun
guna m enghindari kelaparan. Bagi keluarga itu, bercocok-tanam di
satu lokasi saja berarti risiko tinggi (37%!) m enderita kelaparan se-
tiap tahunnya. Keluarga Q tidak akan terhibur bila m erenungkan
bah wa pilihan lokasi itu m em beri m ereka panen rata-rata se panjang
tahun tertinggi sebesar 3,4 ton per ekar, lebih daripada am bang batas
kelaparan, sem entara m ereka duduk kelaparan sam pai m ati pada tahun
paceklik yang tiba kira-kira setiap tiga tahun sekali. Kom binasi sam pai
enam lokasi juga m em buat m ereka m enghadapi risiko m enderita
kelaparan kadang-kadang. Baru bila m ereka m enggarap tujuh lokasi
atau lebih, risiko kelaparan mereka merosot sampai nol. Memang,
panen rata-rata untuk tujuh atau lebih lokasi m erosot sam pai 1,9
ton per ekar, nam un tidak pernah m erosot di bawah 1,5 ton per ekar,
sehingga m ereka tidak pernah kelaparan.
Secara rata-rata, ke-20 keluarga yang Goland pelajari sebenarnya
ber cocok-tanam di ladang yang berjum lah dua-tiga buah lebih ba-
nyak daripada jum lah ladang yang harus m ereka garap guna m eng-
hindari kelaparan m enurut hasil hitungan Goland. Tentu saja, pe-
nyebaran ladang itu m em aksa m ereka m em bakar lebih banyak kalori
untuk berjalan dan m engangkut barang-barang di antara ladang-ladang
m ereka yang terpencar-pencar. Tapi, Goland m enghitung bahwa kalori
ekstra yang terbakar karena m elakukan itu hanyalah 7% dari perolehan
http://facebook.com/indonesiapustaka
kalori dalam pangan m ereka, harga yang bisa diterim a dalam rangka
m enghindari kelaparan.
Singkatnya, m elalui pengalam an yang panjang, dan tanpa m eng-
guna kan statistika atau analisis m atem atika, kaum tani Andes yang
Goland pelajari telah m enem ukan bagaim ana m em encarkan lahan
m ereka se cu kupnya guna m enghindari risiko kelaparan akibat variasi
lokal yang tak terperkirakan dalam hasil panen pangan. Strategi kaum
376 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
Gam bar 3 1. Kontak pertam a: seorang penduduk Dataran Tinggi Papua m enangis
ketakutan ketika pertam a kali m elihat orang Eropa, dalam Ekspedisi Leahy 1933.
Gam bar 3 2 . Perdagangan tradisional: perahu dagang Papua, m em bawa barang kepada
m itra dagang tradisional untuk ditukar dengan barang lain.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 3 3 . Perdagangan m odern: penjaga toko profesional, m enjual barang pabrikan
ke siapapun yang m asuk ke toko, dengan bayaran uang pem erintah.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 3 4 . Perbatasan m odern antarnegara: seorang pedagang asal Tiongkok
m enunjukkan paspor dan visanya ke polisi Rusia dekat perbatasan Rusia-Tiongkok.
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 3 5. Ellie Nesler, seorang perempuan California yang diadili karena
m em bunuh laki-laki yang didakwa m elakukan pelecehan seksual terhadap
putranya. Orangtua m ana pun akan m engerti kem arahan Ellie. Tapi esensi
keadilan negara adalah bahwa negara bakal am bruk kalau warga negara m ain
hakim sendiri.
Gam bar 3 6 . Perang tradisional: anggota-anggota suku Dani bertem pur dengan tom bak
di Lem bah Baliem , Dataran Tinggi Papua. J um lah korban terbesar dalam perang suku
sem acam ini terjadi pada 4 J uni 1966, ketika orang Dani utara m em bunuh 125 orang
Dani selatan dalam pertarungan berhadapan; di antara yang terbunuh, kiranya banyak
yang dikenal langsung atau tak langsung oleh para penyerang. J um lah korban itu
m encapai 5% populasi orang Dani selatan. (Bab 3)
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 3 7. Perang m odern: awan bom atom Hiroshim a, 6 Agustus 1945. Para prajurit
Am erika yang m enjatuhkan bom tidak kenal langsung korban-korbannya dan tak
berhadapan dengan korban-korban ketika m em bunuh. Seratus ribu orang J epang yang
tewas di Hiroshim a m erupakan jum lah korban terbesar dalam satu hari perang m odern,
dan m encakup 0 ,1% populasi J epang waktu itu. Populasi m odern terkait dengan jum lah
korban tewas absolut yang tinggi, tapi perang tradisional bisa m enyebabkan jum lah
korban proporsional yang jauh lebih besar.
Gam bar 3 8 . Cara m em bawa
anak tradisional biasanya
m em buat anak berada dalam
kontak isik langsung dengan
pem bawanya, berposisi
tegak vertikal, m enghadap
ke depan, sehingga m elihat
dengan sudut pandang sam a
dengan pem bawanya. Bayi
Indian Pum e dari Venezuela
ini digendong kakak
perem puannya.
Gam bar 4 2 . Bahaya tradisional: seorang laki-laki m em anjat pohon untuk m em etik buah
açaí. J atuh dari pohon, atau tertim pa pohon tum bang, adalah bahaya besar di banyak
m asyarakat tradisional.
Gam bar 4 3 . Bahaya tradisional: buaya besar dibunuh sesudah m enewaskan beberapa
orang di Indonesia. Hewan liar adalah bahaya besar di kebanyakan m asyarakat
tradisional.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 4 4 . Bahaya m odern: tabrakan m obil adalah bahaya besar dalam kehidupan
m odern.
Gam bar 4 5. Manajemen risiko: modal dan pendapatan dari dana abadi Harvard
University berkurang banyak selam a krisis keuangan dunia 20 0 8– 20 0 9. Para m anajer
investasi Harvard seharusnya m engikuti strategi m anajem en risiko petani kecil, yang
m em aksim alkan hasil panen rata-rata jangka panjang untuk sekadar m enjaga agar hasil
panen selalu ada di atas batas kritis tertentu.
http://facebook.com/indonesiapustaka
http://facebook.com/indonesiapustaka
Gam bar 4 6 . Seorang dow ser, yang m engklaim bahwa gerakan ranting bercabang bisa
m enunjukkan posisi air tanah yang tersem bunyi bagi pem ilik lahan yang ingin tahu di
m ana harus m enggali sum ur. Dow ser m enunjukkan kecenderungan kita m engandalkan
ritual dalam situasi ketika hasil susah diperkirakan.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Pom io (J uli dan Agustus) 7 kali lipat lebih basah daripada bulan-bulan
terkeringnya (Februari dan Maret), dan itu berkonsekuensi sangat
besar terhadap ketersediaan m akanan dan kondisi-kondisi hidup di
Pom io. Oleh karena itu, para penduduk garis lintang rendah atau
bah kan di khatulistiwa m enghadapi m usim paceklik yang bisa diper-
kirakan, seperti juga orang-orang tradisional di zona beriklim sedang.
Dalam banyak kasus, m usim paceklik itu jatuh pada m usim kering
MUSIM DAN CADANGAN MAKANAN ● 395
setem pat, yang secara berbeda-beda tiba pada bulan Septem ber dan
Oktober bagi orang-orang !Kung di Kalahari dan orang-orang Daribi
di perbukitan Papua Nugini, Desember sampai Februari bagi Pigmi
Mbuti di Hutan Ituri, Kongo, serta Januari bagi orang-orang Kaulong
di Britania Baru. Namun sejumlah masyarakat penghuni garis lin-
tang rendah justru m engalam i m usim paceklik pada bulan-bulan yang
paling basah bagi mereka, yaitu Desember sampai Maret bagi Aborigin
Ngarinyin di Australia Baratlaut, dan Juni sampai Agustus bagi orang-
orang Nuer di Sudan.
AFRIKA
Nuer Millet, bir.
PASIFIK
Po lin e s ia Tim u r Talas dan sukun yang diferm entasi. Pisang kering
dan pati.
Mao ri ( Se lan d ia Baru ) Daging burung, dipanaskan dan disegel dengan
lem ak. Um bi-um bian.
Ke p u lau an Tro brian d Ubi jalar.
( Pap u a)
D ataran re n d ah Pap u a Tepung sagu dan ikan kering.
D ataran Tin ggi Pap u a Um bi-um bian. Ubi yang disim pan sebagai babi
hidup.
Abo rigin Au s tralia Kue batangan dari biji rum put liar.
Contoh-contoh m odern yang kita akrabi dari m akanan sem acam itu an-
tara lain m inyak zaitun yang dibuat dari buah zaitun, keju yang dibuat
dari susu, dan tepung terigu yang dibuat dari gandum. Masyarakat-
masyarakat Mediterania tradisional, penggembala Erasia, dan petani
Erasia telah m em buat dan m enyim pan produk-produk itu selam a
ribuan tahun. Melelehkan lemak untuk mengekstraksinya dalam
bentuk yang ber kandungan air rendah banyak dipraktikkan oleh orang-
orang Maori pemburu burung di Selandia Baru, Penduduk Asli Amerika
yang berburu bison, dan orang-orang Artik yang berburu m am alia laut.
Orang-orang Indian Pesisir Pasiik Baratlaut melelehkan lemak dari se-
jenis ikan yang sedem ikian berm inyak sehingga nam anya dalam bahasa
Inggris adalah candleish alias ikan lilin, karena bila kering ikan itu bisa
dibakar seperti lilin. Makanan pokok dataran rendah Papua adalah te-
pung sagu, diperoleh dengan cara m engekstraksi tepung dari em pulur
palem sagu. Orang-orang Polinesia dan Ainu di J epang m engekstraksi
tepung dari um bi-um bian, dem ikian juga orang-orang Indian Shoshone
Great Basin dari polong m esquite.
Banyak m etode lain pengawetan m akanan tidak m elibatkan
pengeringan. Satu m etode sederhana di daerah Artika dan Eropa
utara dengan suhu m usim dingin di bawah nol adalah m em bekukan
m akanan pada m usim dingin dan m enguburnya dalam tanah atau
rongga bawah-tanah berisi es, tem pat m akanan akan tetap beku sam pai
m u sim panas berikutnya. Saya tak sengaja m enem ukan sisa-sisa prak-
tik tersebut ketika, sewaktu m asih m enjadi m ahasiswa universitas
Cam bridge, Inggris, saya berkendara m elihat-lihat di daerah perdesaan
East Anglia bersam a tem an-tem an dari Britania yang sam a-sam a ber-
hobi spelunking (m enjelajahi gua). Sewaktu kam i sedang bercakap-ca-
kap dengan seorang tuan tanah setem pat, dia m engundang kam i un tuk
m elihat satu bangunan di lahannya yang gunanya tidak dipa ham i siapa
pun. Ternyata bangunan itu adalah kubah bata yang diba ngun dari bata
tua yang tersusun rapat dengan cantik, dengan pintu terkunci yang
dibukakan oleh kenalan baru kam i. Di da lam , kam i m elihat di hadapan
http://facebook.com/indonesiapustaka
kam i lubang vertikal berlapis bata berdiam eter 3 m eter, dengan tangga
kayu m enghilang ke da lam nya, dan sedem ikian dalam sehingga kam i
tidak dapat m elihat dasarnya.
Akhir m inggu berikutnya, kam i kem bali dengan tali pengam an un-
tuk m enjelajahi gua, senter asetilen, helm , dan celana m onyet. Tentu
saja, kam i berharap m enem ukan gua vertikal yang dalam , lorong-
lorong sam ping, dan tum pukan harta yang terlupakan. Sebagai satu-
MUSIM DAN CADANGAN MAKANAN ● 399
beberapa kali dalam setahun, m isalnya satu buah berlim pah yang
dianggap m enyebabkan m ual hebat dan halusinasi, serta daging dari
sapi yang m ati akibat m em akan daun beracun. Apabila Anda pikir
jenjang preferensi m akanan orang-orang !Kung tidak relevan terhadap
kehidupan warga negara Dunia Pertam a m odern, ketahuilah bahwa ba-
nyak orang Eropa yang m enjalankan praktik-praktik serupa saat terjadi
kekurangan m akanan dalam Perang Dunia II: m isalnya, tem an-tem an
402 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
Britania saya bercerita bahwa saat itu m ereka m enyantap tikus, yang
m ereka hidangkan sebagai tikus berkrim .
Dalam jarak 480 kilom eter di sebelah tim ur orang-orang !Kung,
dengan ke padatan populasi 10 0 kali lipat kepadatan populasi !Kung,
hiduplah petani-petani Gwem be Tonga. Ketika panen para petani itu
gagal, jum lah m ereka yang besar m em berikan tekanan yang jauh lebih
besar terhadap tum buh-tum buhan liar di lingkungan itu dibandingkan
orang-orang !Kung yang relatif sedikit, sehingga orang-orang Tonga
harus m enuruni jenjang preferensi jauh lebih rendah lagi daripada
orang-orang !Kung. Mereka lantas mengonsumsi 21 spesies tumbuhan
yang ditem ukan di daerah !Kung nam un bahkan tidak dianggap bisa
dim akan oleh orang-orang !Kung. Salah satu tum buhan itu adalah
pohon akasia yang polong bijinya berlim pah nam un m engandung
racun. Orang-orang !Kung bisa m engum pulkan berton-ton polong itu
setiap tahun, nam un m ereka m em ilih untuk tidak m elakukannya. Tapi,
pada m asa terjadi kelaparan, orang-orang Tonga m engum pulkan po-
long akasia yang m ereka rendam , rebus, dan lesapkan selam a sehari
agar racun-racunnya terbilas, kem udian m ereka santap.
Contoh terakhir saya m engenai perluasan ragam m akanan berasal
dari orang-orang Kaulong di Pulau Britania Baru. Bagi orang-orang
Kaulong, talas yang ditum buhkan di kebun m erupakan m akanan
pokok, sem entara daging babi penting untuk keperluan upacara. Yang
disebut orang-orang Kaulong taim bilong hanggiri dalam bahasa Tok
Pisin (m ak sudnya "tim e belong hunger") adalah m usim kering lokal
dari bulan Oktober sam pai J anuari, ketika hanya sedikit m akanan
tersedia dari kebun-kebun. Pada m asa itu orang-orang Kaulong
pergi ke hutan un tuk berburu, m engum pulkan serangga, bekicot, dan
hewan-hewan kecil, serta m engum pulkan tum buh-tum buhan liar yang
wajar saja bila m ereka m akan dengan tidak bersem angat. Salah satu
tum buhan itu adalah kacang liar beracun yang harus dipersiapkan
dengan cara m e ren dam nya selam a beberapa hari agar racunnya
terlesap keluar. Satu lagi tum buhan pilihan kedua adalah sejenis pohon
http://facebook.com/indonesiapustaka
palem liar yang batangnya dibakar dan dim akan, yang pada m asa lain
dianggap rendah sebagai pakan babi.
Me n gu m p u l d an m e n ye bar
Selain penyim panan m akanan dan perluasan ragam m akanan, pe-
m ecahan tradisional yang terakhir bagi m asalah yang ditim bulkan oleh
m usim kelangkaan m akanan yang terperkirakan adalah m engikuti
MENGUMPUL DAN MENYEBAR ● 403
waktu yang singkat. Kelom pok-kelom pok yang terdiri atas 2 sam pai
10 keluarga yang m asih berkerabat kem udian m enghabiskan m usim
dingin di perkam pungan pada salah satu kebun kacang dengan sum ber
air. Di m usim sem i, se iring suhu yang m enghangat m engem balikan
pertum buhan tanam an dan aktivitas hewan, perkam pungan pecah-
pecah lagi m enjadi keluarga-ke luarga inti yang m enyebar di wilayah
tersebut m enuju daerah tinggi m aupun rendah. Sum ber daya m akanan
404 ● SINGA DAN BAHAYA-BAHAYA LAINNYA
yang tersebar luas dan ber variasi selam a m usim panas m em ungkinkan
orang-orang Shoshone sa ngat m em perluas ragam m akanan m ereka;
m ereka m engum pulkan biji-bijian, akar-akaran, um bi-um bian, beri,
kacang-kacangan, dan berbagai m a kanan nabati lainnya; m ereka
m engum pulkan belalang, larva lalat, dan berbagai m akanan dari
serangga lainnya; m ereka berburu kelinci, he wan pengerat, reptil, dan
hewan-hewan kecil lainnya, ditam bah kijang, dom ba gunung, antelop,
elk, dan bison; m ereka juga m enangkap ikan. Pada akhir m usim panas
m ereka berkum pul lagi di kebun-kebun pinus dan perkam pungan-
perkam pungan berkelom pok di m usim dingin. Dalam lingkungan
gurun lain, kali ini di Afrika selatan, orang-orang !Kung juga m engikuti
suatu siklus tahunan yang didikte oleh ketersediaan air dan sum ber
daya m akanan yang ber gan tung kepada air. Orang-orang !Kung
m em usat di beberapa sum ber air perm anen selam a m usim kering, dan
m enyebar ke 30 8 sum ber air yang tidak terlalu bisa diandalkan atau
bersifat m usim an selam a m usim hujan.
justru karena sedem ikian banyak praktik suatu m asyarakat yang diatur
agar m e ngurangi risiko m ati akibat kelaparan. Hanya sedikit orang
!Kung yang terbunuh oleh singa setiap tahunnya, bukan karena singa
tidak ber bahaya, m elainkan justru karena singa sedem ikian berbahaya
se hingga orang-orang !Kung m elakukan tindakan-tindakan rum it
untuk m elindungi diri dari singa: tidak m eninggalkan perkam pungan
pada m a lam hari, terus-m enerus m engawasi lingkungan guna m elihat
jejak dan tanda-tanda singa sewaktu orang-orang !Kung sedang keluar
per kam pungan di siang hari, senantiasa berbicara keras-keras dan
m elakukan perjalanan berkelom pok sewaktu perem puan-perem puan
!Kung sedang ke luar dari perkam pungan, m ewaspadai singa yang tua,
cedera, lapar, atau sendirian, dan lain sebagainya.
Alasan kedua bagi ketidakcocokan antara bahaya yang sebenarnya
dan penerimaan kita akan risiko adalah versi termodiikasi asas Wayne
Gretzky: kesediaan kita m enghadapi bahaya m e ningkat tajam seiring
dengan potensi keuntungan yang bisa diper oleh dari situasi berbahaya
itu. Orang-orang !Kung m engusir singa dari bangkai yang m asih
m engandung banyak daging, nam un m e re ka tidak m engusir singa dari
tem pat peristirahatan di m ana tidak ada bangkai. Kebanyakan orang
tidak akan m em asuki rum ah yang ter bakar hanya untuk bersenang-
senang, nam un kita akan m e la ku kan nya dem i m enyelam atkan anak
kita yang terperangkap di dalam rum ah itu. Banyak orang Am erika,
Eropa, dan J epang kini kebingunga n m enim bang-nim bang apakah
m em bangun pem bangkit lis trik tenaga nuklir m erupakan tindakan
bijak, sebab m eskipun di satu sisi kecelakaan pem bangkit listrik tenaga
nuklir Fukushim a m ilik J epang m enekankan bahaya tenaga nuklir, di
sisi lain bahaya-bahaya itu diim bangi oleh m anfaat-m anfaat berupa
pengurangan pem anasan global dengan m engurangi pem bangkitan
listrik m enggunakan tenaga batu bara, m inyak, dan gas.
Ketiga, kita secara sistem atis salah m engukur risiko—setidaknya di
dunia Barat, di m ana para ahli psikologi telah m elakukan penelitian-
pe nelitian ekstensif terhadap fenom ena tersebut. Ketika orang-orang
http://facebook.com/indonesiapustaka
dengan probabilitas kem atian per jam dari aktivitas yang berisiko),
ternyata m ereka sangat m elebih-lebihkan risiko kecelakaan reaktor
nuklir (ditem patkan sebagai bahaya nom or satu oleh para m ahasiswa
kolese Am erika dan pem ilih perem puan), dan juga m elebih-lebihkan
risiko teknologi berbasis DNA, berbagai teknologi kimiawi baru, dan
ka leng sem prot. Orang-orang Am erika m erem ehkan risiko alkohol,
m obil, dan rokok, juga (m eski dengan derajat yang lebih rendah)
pem bedahan, per alatan rum ah tangga, dan pengawet m akanan. Yang
m endasari bias kam i ini adalah kam i sangat takut akan peristiwa-
peristiwa di luar kendali kam i, peristiwa-peristiwa yang berpotensi
m em bunuh banyak orang, dan situasi-situasi yang m elibatkan risiko-
risiko yang baru, tidak kam i akrabi, atau sulit dikaji (oleh karena itu
kam i takut akan teroris, ke celakaan pesawat, dan kecelakaan reaktor
nuklir). Sebaliknya, dengan tidak wajar kam i m enerim a risiko-risiko
lam a yang kam i akrabi yang tam paknya berada dalam kendali kam i,
yang kam i terim a secara sukarela, dan yang m em bunuh individual,
bukan kelom pok orang. Itulah m engapa kam i m erem ehkan risiko
m engem udikan kendaraan, alkohol, m erokok, dan berdiri di tangga
lipat: kam i m em ilih untuk m elakukan hal-hal tersebut, kam i m erasa
kam i m engendalikan bahaya-bahaya tersebut, dan kam i tahu bahwa
bahaya-bahaya itu m em bunuh orang lain, nam un kam i pikir m ereka
tidak akan m em bunuh kam i karena kam i m enganggap diri kam i
berhati-hati dan kuat. Seperti yang dinyatakan oleh Chauncey Starr,
“Kita benci orang lain m elakukan pada kita hal-hal yang dengan senang
hati kita lakukan pada diri sendiri.”
Keem pat, sejum lah individu m enerim a, atau bahkan m encari dan
m enikm ati, bahaya lebih daripada individu-individu lain. Orang-orang
sem acam itu antara lain adalah penerjun bebas untuk tujuan rekreasi,
peloncat bungee, penjudi kom pulsif, dan pebalap. Basis data yang
dikumpulkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi mengonirmasi
intuisi kita bahwa laki-laki lebih m encari-cari bahaya daripada
perem puan, dan bahwa pencarian risiko oleh laki-laki m em uncak pada
http://facebook.com/indonesiapustaka
usia duapuluhan dan kem udian m enurun seturut usia. Saya belum
lam a ini kem bali dari kunjungan ke Air Terjun Victoria di Afrika, di
m ana sungai raksasa Zam bezi yang selebar satu setengah kilom eter
terjun 10 8 m eter ke dalam celah sem pit yang isinya dialirkan oleh
ngarai yang lebih sem pit lagi ke dalam satu kolam (yang dengan pas
diberi nam a Boiling Pot) yang m enam pung curahan seluruh volum e
air sungai. Deru air terjun, hitam nya dinding-dinding batu, kabut yang
TANGGAPAN TERHADAP BAHAYA ● 407
m engisi seluruh celah dan ngarai, dan bergolaknya air di bawah air
terjun itu bagaikan m enunjukkan pintu neraka, bila neraka m em ang
ada. Tepat di atas Boiling Pot, ngarai itu dilintasi oleh jem batan yang
dapat diseberangi pejalan kaki antara Zam bia dan Zim babwe, yang
perbatasannya adalah sungai tersebut. Dari jem batan itu, wisatawan
yang sedem ikian tertarik bisa m elom pat bungee ke dalam ngarai
yang hitam berderu, dan penuh sem buran air itu. Selagi m engam ati
pem andangan itu, saya bahkan tidak bisa m enyeret diri untuk berjalan
ke arah jem batan itu, dan saya m erenung bahwa saya tidak m ungkin
m elom pat bungee m eskipun seandainya saya diberitahu bahwa
itulah satu-satunya cara untuk m enyelam atkan nyawa istri dan anak-
anak saya. Namun kemudian kami dikunjungi oleh salah seorang
tem an sekelas putra saya, seorang laki-laki m uda berusia 22 tahun
bernam a Lee, yang telah m elom pat bungee ke dalam ngarai itu, terjun
kepala duluan dari jem batan itu dengan tali terikat di pergelangan
kakinya. Saya terkesim a karena Lee sukarela m elakukan hal yang
sedem ikian m enakutkan sam pai-sam pai saya berkenan m em bayar
dengan tabungan seum ur hidup saya agar ter hindar dari m elakukan
itu—sam pai saya m erenungkan sejum lah pengalam an yang sam a
m engerikannya yang saya pilih untuk jalani sebagai seorang m ahasiswa
yang gem ar m enjelajahi gua sewaktu ber usia sam a dengan Lee, 22
tahun, ketika saya sedang sam a-sam a senang-senangnya m encari
risiko.
Terakhir, sejum lah m asyarakat lebih toleran dalam m enerim a ri-
siko daripada m asyarakat lain yang lebih konservatif. Perbedaan-
perbedaan sem acam itu bukan hal asing bagi m asyarakat-m asyarakat
Dunia Pertam a dan telah teram ati juga di antara suku-suku Am erika
Utara dan suku-suku Papua. Untuk m enyebutkan satu contoh saja:
se lam a operasi-operasi m iliter belum lam a ini di Irak, para prajurit
Am erika dijabarkan sebagai lebih berani m engam bil risiko daripada
para prajurit Prancis dan J erm an. Penjelasan spekulatif bagi perbedaan
itu m encakup hikm ah yang dipelajari oleh Prancis dan J erm an dari
http://facebook.com/indonesiapustaka
bahaya, m eskipun ada jenis bahaya yang ber beda-beda di daerah atau
dalam gaya hidup yang berbeda-beda. Saya m engkhawatirkan soal
m obil dan tangga lipat, tem an-tem an saya di dataran rendah Papua
m engkhawatirkan buaya, siklon, dan m usuh, sem entara orang-orang
!Kung m engkhawatirkan soal singa dan kekeringan. Setiap m asyarakat
telah m enjalankan berbagai tindakan untuk m em perkecil bahaya-
bahaya tertentu yang mereka sadari. Namun kami warga masyarakat
WEIRD tidak selalu berpikir dengan jelas seperti se harusnya m engenai
bahaya-bahaya yang kam i hadapi. Obsesi kam i ter hadap bahaya berupa
teknologi DNA dan kaleng semprot seharusnya difokuskan saja kepada
bahaya-bahaya sehari-hari seperti rokok dan ber sepeda tanpa helm .
Masih harus dipelajari apakah masyarakat-masyarakat tradisional
m elakukan kekeliruan perkiraan yang serupa m e ngenai bahaya-bahaya
dalam hidup m ereka. Apakah kam i orang-orang WEIRD m odern sangat
rentan m elakukan kekeliruan perkiraan risiko sebab kam i m em peroleh
sebagian besar inform asi kam i secara tidak langsung dari televisi dan
m edia m assa lain yang m enekankan soal kecelakaan dan kem atian
m assal yang sensasional nam un sebe nar nya jarang terjadi? Apakah
m asyarakat-m asyarakat tradisional m em per kirakan risiko secara
lebih akurat karena m ereka hanya belajar dari pengalam an langsung,
kerabat, dan tetangga? Dapatkah kita belajar un tuk berpikir secara
lebih realistis m engenai bahaya?
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAG I AN L IMA
pun agam a itu, kita bisa bersepakat bahwa sim panse tidak m em ilikinya,
namun apakah sudah ada agama di antara nenek moyang Cro-Magnon
kita dan kerabat-kerabat Neandertal kita 40.000 tahun lalu? Apakah
ada tahap-tahap historis berbeda dalam perkem bangan agam a, dengan
kredo-kredo seperti Kristen dan Buddha m erepresentasikan tahap
yang lebih baru daripada sistem kepercayaan tribal? Kita cenderung
m engaitkan aga m a dengan sisi m ulia um at m anusia, bukan dengan
PERTANYAAN-PERTANYAAN MENGENAI AGAMA ● 413
miliaran bentuk hidupan lain nya yang ada di bagian-bagian lain semesta.
Makhluk Andromeda itu juga mengamati bahwa ada ribuan agama
manusia yang berbeda, de ngan sebagian besar penganut mem per cayai
bahwa agama mereka sen dirilah yang benar dan semua agama lain
keliru, dan bagi si makhluk Andromeda itu menunjukkan bahwa se mua
agama sebenarnya keliru.
DEFINISI AGAMA ● 415
Deinisi agama
Marilah mulai dengan mendeinisikan agama, sehingga kita setidak-
tidaknya bisa bersepakat tentang fenom ena apa yang sedang kita bahas.
Ciri-ciri m ana yang dim iliki oleh sem ua agam a, term asuk oleh agam a
Kristen dan agam a-agam a tribal, juga keyakinan politeism e Yunani dan
Romawi klasik, serta diperlukan dan mencukupi untuk mengidentiikasi
suatu fenom ena se bagai agam a, dan bukan suatu fenom ena terkait na-
m un berbeda (m isalnya sihir, patriotism e, atau falsafah kehidupan)?
ter utama adanya Tuhan personal yang wajib dipatuhi.” (Concise Oxford
Dictionary)
2. “Sistem kepercayaan dan pemujaan spesiik mana pun, yang kerap kali me-
libatkan kode etika dan falsafah.” (Webster’s New World Dictionary)
416 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
3. “Sistem koherensi sosial yang didasarkan pada sekelom pok keyakinan atau
sikap bersam a m engenai suatu benda, orang, sosok tak terlihat, atau sis -
tem pem ikiran yang dianggap bersifat supranatural, keram at, ilahiah, atau
m e rupakan kebenaran tertinggi, juga berbagai kode m oral, praktik, nilai,
lem baga, tradisi, dan ritual yang terkait dengan kepercayaan atau sistem
pem ikiran sem acam itu.” (Wikipedia)
4. “Agam a, dalam pengertian paling luas dan paling um um yang bisa di-
terapkan,... terdiri atas kepercayaan bahwa ada suatu tatanan tidak terlihat,
dan bahwa kem uliaan tertinggi kita adalah bila kita bisa m enyesuaikan diri
dengan harm onis terhadap tatanan itu.” (William J am es)
5. “Sistem -sistem sosial yang para pesertanya bersum pah m em percayai adanya
agen atau agen-agen supranatural yang restunya harus didapatkan.” (Daniel
Dennett)
6. “Upaya m eredakan am arah atau m enyenangkan kekuatan-kekuatan
adim anusia yang dipercaya m engendalikan alam dan m anusia.” (Sir J am es
Frazer)
7. “Seperangkat bentuk-bentuk dan tindakan-tindakan sim bolik yang m eng-
hu bungkan m anusia dengan kondisi-kondisi pam ungkas keberadaannya.”
(Robert Bellah)
8. “Suatu sistem kepercayaan dan praktik yang ditujukan kepada ‘kepedulian
pam ungkas’ suatu m asyarakat.” (William Lessa dan Evon Vogt)
9. “Kepercayaan akan sosok-sosok adim anusia dan kekuatan m ereka yang
m em bantu atau m em bahayakan m anusia tersebar secara nyaris universal,
dan kepercayaan ini—saya bersikeras—adalah variabel inti yang harus
ditetapkan oleh deinisi agama yang mana pun... Saya deinisikan ‘agama’
sebagai ‘suatu lem baga yang terdiri atas interaksi berpola budaya yang secara
budaya mempostulasikan sosok-sosok adimanusia.’” (Melford Spiro)
10 . ”Unsur bersam a lintas-budaya di agam a adalah kepercayaan bahwa ke -
baikan tertinggi dideinisikan oleh suatu tatanan tak terlihat yang di-
kom binasikan dengan serangkaian sim bol yang m em bantu individu-individu
dan kelom pok-kelom pok dalam m enata hidup m ereka secara harm onis
dengan tatanan ini dan kom itm en em osional guna m encapai harm oni
tersebut.” (William Irons)
11. ”Agama adalah suatu sistem uniikasi kepercayaan-kepercayaan dan praktik-
praktik yang berkaitan dengan hal-hal keram at, dengan kata lain, hal-hal
http://facebook.com/indonesiapustaka
13. ”Agam a adalah: (1) suatu sistem sim bol-sim bol yang bertindak untuk (2) m e -
m antapkan suasana hati dan m otivasi yang berkuasa, pervasif, dan bertahan
lam a pada m anusia dengan cara (3) m erum uskan konsepsi-konsepsi m e -
ngenai suatu tatanan um um keberadaan dan (4) m em bungkus konsepsi-
kon sepsi ini dengan aura faktualitas sedem ikian rupa sehingga (5) suasana
hati dan m otivasi itu tam pak teram at realistik.” (Clifford Geertz)
14. ”Agam a adalah suatu institusi sosial yang berevolusi sebagai m ekanism e
integral kebudayaan m anusia untuk m enciptakan dan m em prom osikan
m itos, guna m endorong altruism e dan altruism e-resiprokal, dan guna m eng-
ungkapkan tingkat kom itm en untuk bekerjasam a dan bertim bal-balik di
antara anggota-anggota komunitas.” (Michael Shermer)
15. ”Kita akan deinisikan agama sebagai seperangkat kepercayaan, parktik, dan
lem baga yang telah m anusia evolusikan dalam berbagai m asyarakat, sejauh
yang bisa dipaham i, sebagai tanggapan terhadap aspek-aspek kehidupan
dan situasi m ereka yang dipercaya tidak berada dalam ranah em piris-
instrum ental sehingga bisa dipaham i dan/ atau dikontrol secara rasional,
dan yang m ereka lekati m akna penting yang m encakup suatu acuan kepada
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa yang relevan dengan konsepsi
m anusia m engenai keberadaan suatu tatanan ‘supranatural’ yang dipercaya
dan dirasakan m em iliki pengaruh m endasar terhadap posisi m anusia di
alam sem esta dan nilai-nilai yang m em berikan m akna terhadap takdir
m anusia sebagai seorang individu dan hubungan-hubungannya dengan
sesam anya.” (Talcott Parsons)
16. ”Agam a adalah desahan m akhluk yang tertekan, hati dari dunia yang tak
berhati, dan jiwa dari kondisi yang tak berjiwa. Agam a adalah candu m a -
syarakat.” (Karl Marx)
Yang pertama dari kelima sifat itu adalah dasar deinisi agama yang
saya tawarkan kepada m urid-m urid S1 saya di University of California
ketika saya pertama kali mengajarkan mata kuliah geograi budaya.
Saya m engajukan, “Agam a adalah kepercayaan akan agen supranatural
yang dipostulasikan yang keberadaannya tidak bisa dibuktikan dengan
indera-indera kita, nam un yang dinyatakan sebagai pem beri penjelasan
bagi hal-hal yang m em ang dibuktikan oleh indera-indera kita.” Ada dua
DEFINISI AGAMA ● 419
sisi bagus di deinisi itu: kepercayaan akan agen supranatural yang me-
m ang m erupakan salah satu ciri agam a yang paling tersebar luas; dan
pem beri penjelasan, yang akan kita bahas nanti, m erupakan salah satu
asal utam a dan fungsi awal agam a. Sebagian besar agam a m e m ang
m endalilkan keberadaan dewa-dewi, arwah, dan agen-agen lain yang
kita istilahkan "supranatural" karena m ereka ataupun konsekuensi-
konsekuensi yang bisa dibuktikan dari adanya m ereka tidak bisa
dipersepsikan secara langsung di dunia alam i. (Sepanjang bab ini, saya
akan berulang-ulang m enggunakan kata "supranatural" dalam pe-
ngertian netral itu, tanpa konotasi peyoratif apa pun yang terkadang
dilekatkan dengan kata tersebut.) Banyak agam a m elangkah lebih jauh
dan m endalilkan keberadaan suatu dunia supranatural paralel yang
utuh—sering kali, surga, neraka, atau alam baka ke m ana kita akan di-
pindahkan setelah kem atian kita di dunia alam i. Sejum lah pem eluk
agam a sedem ikian yakin akan keberadaan agen-agen supranatural
sam pai-sam pai m ereka bersikeras bahwa m ereka pernah m elihat,
m endengar, atau m erasakan arwah atau hantu.
Namun saya dengan segera menyadari bahwa deinisi saya tidak
m en cukupi, karena alasan-alasan yang juga instruktif. Kepercayaan
akan agen-agen supranatural bukan hanya berupa agam a, m elainkan
juga fenom ena yang tidak seorang pun anggap sebagai agam a—
m isalnya ke percayaan akan peri, hantu, orang bajang, dan alien
yang naik UFO. Mengapa kepercayaan terhadap dewa-dewi disebut
religius, nam un kepercayaan terhadap peri tidak disebut religius?
(Petunjuk: orang-orang yang percaya peri tidak berkum pul pada hari
tertentu setiap m inggu guna m elakukan ritual-ritual tertentu, tidak
mengidentiikasi diri sebagai komunitas percaya peri yang terpisah
dari orang-orang yang skeptis terhadap peri, dan tidak bersedia
m ati dem i m em bela kepercayaan m ereka akan peri.) Sebaliknya,
sejum lah pergerakan yang sem ua orang anggap sebagai agam a tidak
m ensyaratkan kepercayaan akan agen-agen supranatural. Banyak orang
Yahudi (term asuk rabbi), Unitarian, orang-orang J epang, dan orang-
http://facebook.com/indonesiapustaka
orang lain adalah agnostik atau ateis nam un tetap m enganggap diri,
dan dianggap oleh orang-orang lain, sebagai bagian um at beragam a.
Buddha tidak m engaitkan dirinya sendiri dengan dewa apa pun dan
m engklaim bahwa dirinya "hanyalah" m engajarkan ja lur m enuju
pencerahan yang telah dia tem ukan.
Kegagalan besar dalam deinisi saya adalah deinisi itu tidak men-
ca kup sifat agam a yang kedua: agam a juga m erupakan pergerakan
420 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
cara m em otong hidung, lidah, penis, bagian dalam tekak, atau ba-
gian tubuh lain m ilik sendiri. Sem ua pam eran terbuka yang m enelan
biaya atau m enyakitkan itu berperan m eyakinkan para penganut lain
bahwa seseorang serius berkom itm en terhadap agam anya dan bah kan
akan m engurbankan nyawanya sendiri bila diperlukan. Kalau tidak,
saya bisa saja sem ata berteriak “Saya orang Kristen!” padahal saya
berbohong dem i keuntungan diri sendiri (seperti yang dilakukan se-
jum lah narapidana dengan harapan diberi keringanan hukum an), atau
demi menyelamatkan nyawa saya. Meskipun sifat kedua dan ketiga
(yaitu pergerakan sosial dan pengurbanan yang m enelan biaya) bagi
saya tam paknya m erupakan kondisi-kondisi yang dibutuhkan bagi
suatu pergerakan agar dianggap sebagai agam a, kondisi-kondisi itu saja
tidak m encukupi. Ada juga pergerakan-pergerakan sosial non-religius
yang sam a-sam a m em egang kepercayaan m endalam dan m enuntut
pengor banan yang m enelan biaya bagi para pengikutnya, m isalnya
patriotism e.
Sifat nom or em pat agam a adalah bahwa kepercayaan akan dewa-
dewi dan berbagai agen supranatural hasil postulasi lainnya m em iliki
konsekuensi-konsekuensi praktis terhadap bagaim ana seseorang harus
ber pe rilaku. Aturan-aturan perilaku itu bisa berm acam -m acam bentuk-
nya, m ungkin berupa hukum , kode m oral, tabu, atau kewajiban, ter-
gantung jenis masyarakatnya. Meskipun tampaknya semua agama
m em iliki aturan berperilaku sem acam itu, bukan artinya aturan-
aturan berperilaku berpangkal hanya dari agam a: pem erintahan-
pem erintahan negara sekuler m odern, kelom pok-kelom pok non-
religius yang tak ter hitung banyaknya, dan warga negara yang ateistik
ataupun agnostik juga m em iliki aturan-aturan m ereka sendiri.
Terakhir, banyak agam a m engajarkan bahwa agen-agen
supranatural tidak hanya m engganjar orang-orang baik yang m em atuhi
aturan dan m enghukum para pelaku kejahatan dan pelanggar
aturan, m elainkan juga bisa dibujuk m elalui doa, sum bangan, dan
pengurbanan untuk ikut cam pur secara m enguntungkan bagi m anusia
http://facebook.com/indonesiapustaka
Fu n gs i d an be lu t lis trik
http://facebook.com/indonesiapustaka
Agam a bersifat nyaris universal pada m anusia, nam un tidak ada yang
m enyerupainya bahkan secuil pun yang telah dideskripsikan pada
he wan. Terlepas dari itu, kita dapat m enyelidiki—bahkan, kita m e-
m ang harus bertanya-tanya—tentang asal-m uasal agam a, seperti juga
kita bertanya-tanya m engenai asal-m uasal sifat-sifat lain yang ha-
nya dim iliki m anusia, seperti seni dan bahasa lisan. Enam juta ta hun
lalu, nenek m oyang kita m erupakan kera yang tentunya tidak m e m iliki
FUNGSI DAN BELUT LISTRIK ● 423
alam , sebab tidak ada tahap-tahap antara yang seharusnya ada berupa
belut bervoltase rendah yang tidak bisa m enyetrum m angsa apa pun
sehingga tidak ada gunanya. Ternyata, belut 60 0 volt berevolusi m elalui
perubahan-perubahan fungsi, sebagai produk sam pingan deteksi
m edan listrik dan pem bangkitan listrik pada ikan norm al.
Banyak ikan m em iliki organ-organ indera kulit yang peka terhadap
medan listrik di lingkungan. Medan-medan itu bisa jadi bermuasal
isik (misalnya dari arus laut atau dari percampuran air dengan kadar
garam berbeda-beda), ataupun berm uasal biologis (dari terpicunya
kon traksi otot hewan secara elektrik). Ikan yang m em iliki organ-organ
indera yang peka listrik sem acam itu dapat m em anfaatkan organ-organ
tersebut untuk dua fungsi: m endeteksi m angsa, dan m encari jalan
dalam lingkungan, terutam a dalam air berlum pur dan dalam kondisi
malam ketika mata tidak banyak gunanya. Mangsa bisa ditemukan
dengan detektor m edan listrik hewan karena m em iliki konduktivitas
listrik yang jauh lebih tinggi daripada air tawar. Deteksi m edan listrik
di lingkungan itu dapat diistilahkan deteksi listrik pasif, yang tidak
m em butuhkan organ pem bangkit listrik khusus apa pun.
Namun sejumlah spesies ikan melangkah lebih jauh dan mem-
bangkitkan sendiri m edan listrik bervoltase rendah, yang m em ungkin-
kan m ereka m endeteksi benda bukan hanya m elalui m edan listrik ben-
da itu sendiri, m elainkan juga karena m em pengaruhi m e dan listrik
yang dibangkitkan oleh si ikan. Organ-organ yang dikhu sus kan untuk
m em bangkitkan listrik berevolusi secara m andiri pada setidaknya
enam garis keturunan ikan yang terpisah. Sebagian besar organ listrik
berasal dari m em bran pem bangkit listrik di otot, na m un satu spesies
ikan m engem bangkan organ-organ listriknya dari sa raf. Ahli zoologi
Hans Lissm ann m enyajikan bukti m eyakinkan pertam a deteksi listrik
aktif sem acam itu, setelah banyak spekulasi tidak tegas oleh peneliti-
peneliti lain. Lissm ann m engkondisikan ikan listrik, m em anfaatkan
im balan m akanan, untuk m em bedakan ben da penghan tar listrik dari
benda bukan penghantar listrik yang tam pilannya m irip, m isalnya
http://facebook.com/indonesiapustaka
cakram logam penghantar listrik versus cakram ber tam pilan identik
nam un terbuat dari plastik atau gelas yang tidak m enghantarkan listrik.
Sewaktu saya bekerja di salah satu laboratorium Cam bridge University
dekat bangunan tem pat Lissm ann sedang m e lak sanakan penelitiannya,
seorang tem an Lissm ann m enuturkan ke pada saya cerita tentang
kepekaan deteksi listrik oleh ikan listrik. Lissm ann m enyadari bahwa
salah seekor ikan listrik kurungan yang dia pelihara di laboratoriumnya
426 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
jadi gelisah pada sekitar waktu yang sama, sore hari setiap hari kerja. Dia
akhirnya menyadari bahwa itu disebab kan oleh teknisi perem puannya
yang bersiap-siap pulang pa da se kitar jam itu, melangkah ke balik sehelai
layar, dan menyisir ram but nya, menim bulkan medan listrik yang dapat
dideteksi ikan tersebut.
Ikan bervoltase rendah m enggunakan organ-organ pem bangkit
listrik dan pendeteksi listrik di kulit untuk eisiensi yang lebih baik
dalam dua fungsi berbeda, yang sam a-sam a ditem ukan di banyak
jenis ikan yang m em iliki pendeteksi listrik nam un tidak m em iliki
organ pem bangkit listrik: deteksi m angsa dan m encari jalan. Ikan
bervoltase rendah juga m enggunakan m edan listrik satu sam a lain
untuk fungsi ketiga, yaitu berkom unikasi dengan satu sam a lain.
Tergantung pola im puls listrik, yang bervariasi di antara spesies dan
individu, ikan dapat m em peroleh inform asi dan karenanya m e nge-
nali spesies, jenis kelam in, ukuran, dan individu (asing ataupun akrab)
ikan yang m em bangkitkan im puls tersebut. Ikan bervoltase rendah
juga m enyam paikan pesan-pesan sosial kepada ikan-ikan lain spesies
yang sam a: pada dasarnya, ikan dapat m engatakan m elalui listrik,
“Ini teritoriku, enyah kam u,” atau “Aku Tarzan, kam u J ane, kam u
m em buatku bergairah, waktunya berhubungan seks.”
Ikan yang m em bangkitkan beberapa volt bukan hanya bisa m en-
deteksi m angsa m elainkan juga m em anfaatkan sengatan listrik m ereka
untuk fungsi keem pat: m em bunuh m angsa kecil, m isalnya ikan
m innow . Voltase yang sem akin besar m em ungkinkan ikan m em bunuh
m angsa yang juga sem akin besar, sam pai akhirnya tibalah kita pada
belut 60 0 volt sepanjang 1,8 m eter yang bisa m elum puhkan seekor ku-
da dalam sungai. (Saya m engingat sejarah evolusi ini dengan jelas se-
kali, karena saya m ulai m engerjakan tesis Ph.D. saya dengan topik
pem bangkitan listrik oleh belut listrik. Perhatian saya sedem ikian
terserap oleh perincian m olekuler pem bangkitan listrik sam pai-sam -
pai saya lupa m engenai hasil akhirnya, dan tanpa pikir panjang m en-
cengkeram belut listrik saya untuk m em ulai percobaan pertam a
http://facebook.com/indonesiapustaka
nyim pulkan niat si m encit untuk berlari terus ke arah itu dengan
ke ce patan itu, dan m enyergap tepat waktu dan tem pat guna m e-
motong jalur mencit tersebut dan menangkapnya. Namun hewan ke-
rabat terdekat kita sekalipun m em iliki jauh lebih sedikit kem am puan
menalar daripada manusia. Misalnya, bagi monyet Afrika yang
dikenal sebagai m onyet vervet, ular sanca tanah adalah predator
428 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
lalu pun, sebelum kita punya agrikultur, logam , atau tulisan dan m asih
berburu-m engum pul, kita sudah m enjadi spesies m am alia dengan per-
se baran paling luas, m enyebar dari Artika ke khatulistiwa, ke sem ua be-
nua kecuali Antartika.
Kita terus m encari-cari penjelasan penyebab. Sejum lah penjelasan
tradisional kita m em buat prediksi yang tepat untuk alasan yang kem u-
dian terbukti benar secara saintiik; sebagian lainnya membuat prediksi
PENCARIAN PENJELASAN SEBAB ● 429
yang tepat untuk alasan yang salah (m isalnya, "hin dari m akan spesies
ikan itu karena tabu", tanpa m em aham i peran zat-zat kim iawi beracun
di dalam ikan itu); sem entara sejum lah penjelasan m em buat prediksi
yang salah. Misalnya, pemburu-pengumpul menggeneralisasi pelaku
sadar secara berlebihan dan m em perluasnya kepada hal-hal lain yang
bisa bergerak selain manusia dan hewan, misalnya sungai, Matahari,
dan Bulan. Masyarakat tradisional kerap mempercayai benda-benda
tak hidup yang bergerak itu sebagai, atau digerakkan oleh, m akhluk
hidup. Mereka juga mungkin menyatakan benda-benda tidak bergerak,
seperti bunga, gunung, atau batu, sebagai pelaku sadar. Sekarang kita
m enyebutnya sebagai kepercayaan akan hal supranatural, berbeda dari
yang natural (alam i), nam un m asyarakat-m asyarakat tradisional kerap
kali tidak membedakan seperti itu. Mereka menduga-guga penjelasan
penyebab yang nilai prediktifnya m ereka am ati: teori m ereka bahwa
m atahari (atau dewa yang m em bawa m atahari di keretanya) m elintas
setiap hari di langit, cocok dengan fakta-fakta yang teramati. Mereka
tidak m em iliki pengetahuan astronom i m andiri yang bisa m eyakinkan
m ereka bahwa kepercayaan akan m atahari sebagai pelaku hidup itu
m erupakan kesalahan supranatural. Itu bukan artinya m ereka ber-
pikiran konyol: itu adalah perluasan logis pem ikiran m ereka m engenai
hal-hal yang tidak diragukan lagi alam i.
Dengan dem ikian, salah satu bentuk generalisasi berlebihan pen-
ca rian kita terhadap penjelasan penyebab yang m engarah langsung
ke pada apa yang kini kita istilahkan kepercayaan supranatural, terdiri
atas m e nyatakan tum buhan dan benda-benda tak hidup sebagai
pelaku sadar. Satu bentuk lain adalah pencarian kita atas akibat peri-
laku kita sendiri. Seorang petani bertanya-tanya hal apa yang dia
lakukan secara berbeda yang m enyebabkan ladangnya yang tadinya
m enghasilkan panen yang bagus, tahun ini m enghasilkan panen yang
buruk. Sem entara, orang-orang Kaulong pem buru m ungkin bertanya-
tanya apa yang dilakukan seorang pem buru sehingga dia terperosok
ke dalam lubang gua runtuh yang tersem bunyi di hutan. Seperti
http://facebook.com/indonesiapustaka
penyakit toh akan sem buh sendiri; ba nyak obat tum buhan tradisional
m em ang terbukti m em iliki nilai far m a kologis; pendam pingan oleh
dukun m eredakan ketakutan pasien dan m ungkin m em berikan
pengobatan berdasar plasebo; m enyatakan se suatu sebagai penyebab
penyakit, m eskipun bukan penyebab yang benar, m enjadikan
pasien m erasa lebih baik dengan m em biarkan dia m elakukan suatu
tindakan, bukan m enanti dengan tidak berdaya; dan apabila si sakit
PENCARIAN PENJELASAN SEBAB ● 431
akhirnya m eninggal juga, m ungkin itu artinya dia telah ber dosa
karena m elanggar suatu tabu, atau ada tukang tenung kuat yang ber-
tanggungjawab, sehingga harus dicari dan dibunuh.
Satu lagi bentuk lain pencarian kita akan penjelasan penyebab
ada lah m encari-cari penjelasan bagi peristiwa-peristiwa yang sains
m odern sekalipun hanya berikan jawaban tidak m em uaskan, “Tidak
ada penjelasannya, berhentilah mencari penjelasan.” Misalnya, masa-
lah sentral dalam agam a-agam a yang paling terorganisasi adalah m a-
sa lah teodisi, tem a Kitab Ayub: bila ada Tuhan yang baik dan m aha-
kuasa, mengapa di dunia ini terjadi kejahatan? Masyarakat-masyarakat
tradisional, yang bersedia m em bahas selam a sejam tentang pen-
jelasan tongkat patah yang terancap di tanah, tentunya tidak akan alpa
m em bahas m engapa seseorang baik yang tam paknya m em atuhi aturan-
aturan m asyarakat tetap saja terluka, kalah, atau terbunuh. Apa kah
dia m elanggar tabu, ataukah arwah jahat itu ada, ataukah dewa-dewi
sedang marah? Mereka juga pasti tidak akan alpa mencoba menjelas-
kan m engapa orang yang sejam lalu m asih bernapas, bergerak, dan
hangat, kini dingin dan tidak bernapas ataupun bergerak, bagaikan
batu: adakah bagian orang tersebut, yang disebut arwah, yang telah
m elepaskan diri dan m em asuki seekor burung atau kini hidup di
tem pat lain? Sekarang, m ungkin kita m em bantah dan m engatakan
bahwa yang m ereka lakukan itu adalah pencarian "m akna", bukan
penjelasan, dan bahwa sains m enyediakan penjelasan sem ata, dan
bahwa kita ha rus berpaling kepada agam a guna m encari m akna atau
kalau tidak m engakui bahwa dahaga kita akan m akna sebenarnya
tidak bermakna. Namun semua orang pada masa lalu, dan sebagian
besar orang pada m asa kini, tetap ingin tuntutan m ereka akan "m akna"
terjawab.
Singkatnya, apa yang kini kita sebut agam a m ungkin m uncul se-
bagai produk sam pingan sem akin m eningkatnya kecanggihan otak
m anusia dalam m engenali penjelasan penyebab dan dalam m em buat
prediksi. Untuk waktu yang lam a, tidak ada pem bedaan yang disadari
http://facebook.com/indonesiapustaka
8. Di puncak bukit dekat Desa Manchester di Negara Bagian New York se-
belah barat pada 21 September 1823, Malaikat Moroni menampakkan diri
di hadapan seorang laki-laki bernama J oseph Smith dan menunjukkan
ke pa danya lempeng-lempeng emas terkubur yang menanti terjemahan
se bagai salah satu kitab yang hilang dari Alkitab, Kitab Mormon.
(Mormon)
9. Sosok supranatural m em berikan sepotong gurun di Tim ur Tengah bagi
ke lom pok orang kesayangan sosok tersebut, sebagai rum ah m ereka
untuk selam a-lam anya. (Yahudi)
10 . Pada 1880 -an, Dewa m enam pakkan diri di hadapan seorang Indian
Paiute bernam a Wovoka saat gerhana m atahari, dan m em beritahunya
bah wa dalam dua tahun bison akan kem bali m engisi padang-padang
rum put dan orang-orang kulit putih akan lenyap, asalkan orang-orang
Indian am bil bagian dalam ritual yang disebut Tarian Arwah.
letak air bawah tanah, m em bayar para dow ser untuk m elakukan
pencarian, ke m u dian m enghabiskan lebih banyak lagi uang untuk
m enggali sum ur yang kecil kem ungkinannya m engeluarkan air.
Psikologi di balik keperca yaan sem acam itu adalah kita m engingat yang
kena dan m elupakan yang m eleset, sehingga kepercayaan takhayul apa
pun yang kita yakini menjadi terkonirmasi oleh bukti sekabur apa pun
KEYAKINAN SUPRANATURAL ● 435
m elalui ingatan kita akan yang kena tersebut. Pem ikiran anekdotal
sem acam itu terjadi secara alam iah; percobaan terkontrol dan m etode
saintiik untuk membedakan antara fenomena acak dan tidak-acak
bersifat kon traintuitif dan tidak-alam i, dan karenanya tidak ditem ukan
dalam m a sya rakat-m asyarakat tradisional.
Dengan dem ikian, barangkali takhayul-takhayul dalam agam a
ha nyalah tam bahan bukti kekeliruan m anusia, seperti kepercayaan
akan kucing hitam dan takhayul-takhayul non-agama lainnya. Namun
sungguh m encurigakan bahwa kom itm en yang m enelan biaya ter hadap
kepercayaan akan takhayul agam a yang tidak m asuk akal bagi orang
lain, ternyata m erupakan ciri agam a yang sekonsisten itu. In vestasi
yang dilakukan ke-10 kelom pok penganut keyakinan yang ter can-
tum di Tabel 9.2 terhadap hal-hal yang m ereka percayai itu jauh lebih
m enyusahkan, m enyita waktu, dan berakibat berat bagi m ereka diban-
dingkan tindakan-tindakan orang-orang yang percaya kucing hitam
m em bawa sial se waktu terkadang m enghindari kucing hitam . Itu
m enunjukkan bahwa takhayul agam a bukan sekadar produk sam pingan
tak disengaja dari kekuatan nalar m anusia, m elainkan m em iliki m akna
yang lebih dalam . Apa kira-kira m akna tersebut?
Satu tafsir terbaru di antara sebagian cendekiawan aga m a adalah
bahwa kepercayaan akan takhayul agam a berperan m e nun jukkan
kom itm en seseorang terhadap agam anya. Sem ua kelom pok m anusia
yang bertahan lama—penggemar Boston Red Sox (misalnya saya),
orang-orang Katolik yang taat, orang-orang J epang yang pa triotik,
dan lain sebagainya—m enghadapi m asalah dasar yang sam a, yaitu
m engenali siapa yang bisa dipercaya sebagai anggota kelom pok. Se-
m akin terlibat seseorang dengan kelom poknya, sem akin penting untuk
m am pu m engenali anggota-anggota kelom poknya dengan benar, dan
tidak tertipu oleh seseorang yang hanya m encari keuntungan se m en-
tara dengan m engaku-aku m em iliki idealism e yang sam a dengan kita
padahal tidak. Bila laki-laki yang membawa panji-panji Boston Red Sox
itu, yang telah kita terima sebagai sesama penggemar Red Sox, tahu-
http://facebook.com/indonesiapustaka
tahu bersorak ketika New York Yankees mencetak hom e run, kita akan
menganggap hal itu memalukan namun tidak mengancam nyawa. Na-
m un bila laki-laki itu adalah seorang prajurit di sam ping kita di garis
depan dan dia m enjatuhkan senjatanya (atau m alah m engarahkannya
ke kita) se waktu m usuh m enyerang, kesalahan kita m engenalinya
m ungkin ha rus kita bayar dengan nyawa.
436 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
Fu n gs i p e n je las an agam a
Fungsi agam a telah berubah seiring waktu selam a sejarah m asyarakat
m a nusia. Dua fungsi tertuanya telah berkurang atau nyaris hilang de-
ngan tingkat berbeda-beda di antara warga m asyarakat-m asyarakat ter-
westernisasi sekarang. Sebaliknya, beberapa fungsi m odern utam anya
nyaris tidak ada dalam m asyarakat-m asyarakat pem buru-pengum pul
dan petani berskala kecil. Em pat fungsi yang tadinya lem ah atau tidak
ada, pernah m enjadi yang paling penting dan kini telah m e nyusut lagi.
Perubahan-perubahan fungsi agam a selam a evolusinya m irip dengan
perubahan fungsi banyak struktur biologis (m isalnya organ listrik ikan)
dan bentuk-bentuk organisasi sosial selam a evolusi biologis.
Sekarang saya akan diskusikan apa yang diajukan oleh berbagai
cen dekiawan sebagai tujuh fungsi utam a agam a, lalu m engakhirinya
de ngan m enanyakan apakah agam a akan m enjadi ketinggalan zam an
atau kah berkem ungkinan bertahan dan, bila bertahan, fungsi-fungsi
m ana yang akan m em pertahankan keberadaannya. Saya akan bahas
ketujuh fungsi itu kira-kira berdasarkan hasil kesim pulan urutan
m uncul dan le nyapnya fungsi-fungsi tersebut selam a sejarah evolusi
m asyarakat, dim ulai dari fungsi-fungsi yang m enonjol pada awal
sejarah m anusia nam un tidak lagi begitu penting kini, dan diakhiri
dengan fungsi-fungsi yang tadinya tidak ada nam un belakangan ini
http://facebook.com/indonesiapustaka
yang kini dianggap para ilm uwan sebagai supranatural dan religius. Ba-
gi m a syarakat tradisional, sem uanya m erupakan penjelasan, dan penje-
las an-penjelasan yang kem udian dipandang sebagai religius bukan lah
hal yang berbeda. Misalnya, masyarakat-masyarakat Papua di mana
saya pernah hidup m enawarkan banyak penjelasan m engenai perilaku
burung yang oleh ahli ornitologi m odern dianggap tajam dan m asih
akurat (m isalnya, berbagai fungsi kicauan burung), beserta penjelasan-
penjelasan lain yang oleh para ahli ornitologi tidak lagi diterim a dan
kini dianggap sebagai supranatural (m isalnya, kicauan spesies burung
ter tentu m erupakan suara orang yang telah berubah m enjadi burung).
Mitos asal-usul, seperti mitos orang-orang tribal dan kitab Kejadian,
tersebar luas untuk m enjelaskan keberadaan alam sem esta, m anusia,
dan keanekaragam an bahasa. Orang-orang Yunani kuno, yang berhasil
mengetahui penjelasan saintiik yang benar bagi banyak fenomena,
secara keliru m enyatakan dewa-dewi sebagai agen-agen supranatural
untuk m en jelaskan m atahari terbit, m atahari tenggelam , pasang surut,
angin, dan hujan. Kaum kreasonis, dan m ayoritas orang Am erika kini,
m asih m e nyebutkan Tuhan sebagai "Penyebab Awal" yang m enciptakan
alam se m esta dan hukum -hukum nya dan karena itu m enjelaskan
m engapa m e reka bisa ada, dan yang juga m enciptakan setiap spesies
tumbuhan dan hewan, termasuk spesies manusia. Namun saya tidak
tahu apakah ada kreasionis yang terus m enyebutkan Tuhan sebagai
penjelasan bagi m atahari terbit, pasang surut, dan angin. Banyak orang
sekuler m asa kini, m eskipun m enyatakan Tuhan sebagai pencipta
alam sem esta dan hukum -hukum nya, m enerim a bahwa alam sem esta,
setelah diciptakan, ber jalan sendiri hanya dengan sedikit cam pur
tangan Tuhan atau bah kan tidak sam a sekali.
Dalam masyarakat Barat modern, peran asli agama sebagai pemberi
penjelasan semakin direbut oleh sains. Kelahiran alam semesta seperti
yang kita ketahui kini dinyatakan sebagai akibat Ledakan Besar dan
bekerjanya hukum-hukum isika sesudahnya. Keanekaragaman bahasa
modern tidak lagi dijelaskan melalui mitos asal-usul, semisal Menara
http://facebook.com/indonesiapustaka
Me re d akan ke ce m as an
Fungsi agam a berikutnya yang akan saya bahas adalah satu lagi fungsi
yang barangkali paling kuat pada m asa awal m asyarakat: peran agam a
dalam m eredakan kecem asan kita m engenai m asalah-m asalah dan
bahaya-bahaya yang berada di luar kendali kita. Ketika orang-orang
telah m elakukan segala sesuatu yang secara realistis berada dalam
ke m am puan m ereka, saat itulah m ereka paling m ungkin berpaling
ke pada doa, ritual, upacara, persem bahan kepada dewa, bertanya
kepada peramal dan dukun, membaca irasat, tidak melanggar tabu,
dan melakukan sihir. Semua tindakan itu secara saintiik tidak efek-
tif m em berikan hasil yang diinginkan. Tapi, dengan m em per ta hankan
gagasan itu dan m eyakinkan diri sendiri bahwa kita sedang m e la-
kukan sesuatu, tidak tak berdaya, dan belum m enyerah, kita setidaknya
m erasa m em egang kendali, tidak terlalu cem as, dan m am pu terus m e-
http://facebook.com/indonesiapustaka
ter utam a kota Tzfat serta daerah sekitarnya yang dihantam lusinan
roket setiap hari. Walaupun sirine peringatan sewaktu roket-roket se-
dang m elayang ke arah m ereka m em peringatkan para penghuni Tzfat
agar m engungsi ke tem pat perlindungan dem i nyawa m ereka, m e-
reka tidak bisa m elakukan hal apa pun untuk m elindungi rum ah m e-
reka. Secara realistis, ancam an-ancam an dari roket itu tidak bisa di-
pre diksi dan tidak bisa dikendalikan. Terlepas dari itu, sekitar dua
pertiga dari perem puan-perem puan yang diwawancarai oleh Sosis dan
Handwerker membaca Mazmur setiap hari guna mengatasi stres akibat
serangan-serangan roket. Sewaktu ditanya m engapa m ereka m e lakukan
itu, jawaban um um yang m ereka berikan adalah m ereka m erasa ter-
dorong "untuk m elakukan sesuatu" daripada tidak m elakukan apa-
apa. Walaupun tidak betul-betul menangkis roket, membaca Mazmur
setiap hari m em berikan rasa m em egang kendali kepada para pem -
bacanya sewaktu m ereka m enjalani hal yang seolah-olah m irip dengan
m engam bil tindakan sungguhan itu. (Tentu saja, m ereka sendiri tidak
m em berikan penjelasan itu; m ereka benar-benar percaya bahwa m em -
baca Mazmur dapat melindungi rumah mereka sehingga tidak hancur
ter kena roket.) Dibandingkan dengan perem puan-perem puan dalam
komunitas yang sama yang tidak membaca Mazmur, para pembaca
Mazmur lebih mudah tidur, lebih mudah berkonsentrasi, tidak mudah
m e ledak m arah, dan tidak m erasa terlam pau cem as, gelisah, tegang,
dan de presi. Dengan dem ikian, m ereka m em ang m em peroleh m anfaat,
de ngan m enurunkan risiko bahwa kecem asan alam i akan bahaya yang
tidak bisa dikendalikan akan m enyebabkan m ereka m em bahayakan diri
sendiri dalam cara lain dengan cara m elakukan suatu hal konyol. Kita
sem ua yang pernah berada dalam situasi bahaya yang tak terperkirakan
dan tak terkendalikan m engetahui bahwa kita m em ang rentan
m enam bah m asalah karena bertindak tanpa pikir panjang apabila kita
tidak bisa m enguasai ke cem asan.
Fungsi agam a ini, yang sudah m em uncak pada m asyarakat-m asya-
rakat religius awal, tentunya telah m enurun seiring sem akin m e-
http://facebook.com/indonesiapustaka
hari, selalu ada unsur besar ketidakpastian yang m em icu kecem asan
m engenai di m ana buruan kebetulan berada pada pagi itu.
Sejum lah laki-laki !Kung m engatasi kecem asan m ereka dengan
cara m e ngecek cakram ram al yang konon m eram alkan arah m ana yang
paling m enjanjikan, dan buruan apa yang bisa m ereka harapkan hari
itu. Cakram -cakram itu m erupakan perangkat-perangkat yang ter diri
atas lim a atau enam lingkaran kulit antelop tipis yang m em iliki gra dasi
diam eter dari lim a sam pai delapan sentim eter, m asing-m asing dengan
nam anya sendiri dan dengan bagian atas dan bawah yang bisa dikenali.
Setiap laki-laki m em iliki satu perangkat cakram tersebut. Pem iliknya
m ele takkan cakram -cakram tersebut di atas telapak tangan kirinya de-
ngan cakram terbesar di sebelah atas, m engguncang-guncang dan m e-
niup-niup cakram -cakram tersebut, m engajukan pertanyaan dengan
suara nyaring teritualisasi, kem udian m elem parkan cakram -cakram itu
ke atas sehelai kain yang dibentangkan di atas tanah. Seorang peram al
m engartikan pola-pola cakram di tanah m enurut ciri-ciri seperti apa-
kah m ereka bertum pang-tindih atau tidak, dan cakram -cakram m ana
yang m en darat dengan tegak atau dengan terbalik. Tidak banyak aturan
tetap yang diikuti oleh tafsir pola itu, selain bahwa bila cakram 1 sam -
pai 4 m endarat terbalik, m aka artinya perburuan hewan akan ber hasil.
Tentu saja cakram -cakram itu tidak m em beritahukan orang !Kung
hal apa pun yang belum m ereka tahu. Orang !Kung sangat m e m aham i
perilaku hewan sehingga rencana perburuan m ereka ber ke m ungkinan
bagus akan berhasil, apa pun pola cakram -cakram itu. Pola cakram
itu tam paknya diartikan secara im aginatif bagaikan uji Rorschach,
dan berperan m em buat para laki-laki !Kung bersem angat untuk
pergi berburu hari itu. Ritual cakram itu berguna m em bantu m ereka
m encapai kesepakatan untuk berburu ke satu arah; m em ilih satu arah,
arah apa pun, dan bertahan dengan arah tersebut lebih bagus daripada
sibuk adu pendapat.
Bagi kita kini, doa, ritual, dan sihir tidak tersebar begitu luas, ka-
re na sains dan pengetahuan berperan lebih besar dalam keberhasilan
http://facebook.com/indonesiapustaka
upaya-upaya kita. Namun tetap banyak hal yang tidak bisa kita
kendalikan, dan banyak upaya dan bahaya di m ana sains dan teknologi
tidak bisa m enjanjikan keberhasilan. Di situlah kita juga ber paling
ke doa, persem bahan, dan ritual. Contoh-contoh bagus dari m asa
lalu yang belum begitu lam a adalah doa dem i pelayaran yang am an,
panen yang m elim pah, keberhasilan dalam perang, dan terutam a
kesem buhan dari penyakit. Ketika dokter tidak bisa m em prediksi de-
444 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
ngan probabilitas tinggi akan seperti apa nasib pasien, dan terutam a
ke tika para dokter pun m engakui bahwa m ereka tidak berdaya, di situ-
lah ketika orang-orang sangat berkem ungkinan berdoa.
Dua contoh spesiik menggambarkan bagi kita hubungan antara
ritual atau doa di satu sisi, dan hasil yang tidak pasti di sisi lain. Para
pen judi yang bertaruh kerap kali m enjalankan ritual pribadi m ereka
sendiri sebelum m elem par dadu, nam un pem ain catur tidak m e m iliki
ritual sem acam itu sebelum m enggerakkan biji. Itu karena per m ain an
dadu dikenal m engandalkan keberuntungan, nam un tidak ada peran
kebetulan dalam catur: bila langkah kita m em buat kita kalah, kita tidak
bisa berkelit; itu sem ua salah kita sendiri karena salah m em perkirakan
tanggapan lawan. Serupa dengan itu, para petani yang ingin m engebor
sum ur guna m encari air bawah tanah seringkali ber tanya kepada
dow ser di New Mexico barat, di mana kerumitan geologis lokal daerah
tersebut m enyebabkan variasi yang sangat sulit diperkirakan dalam hal
kedalam an dan kuantitas air bawah tanah, sede m ikian rupa sehingga
bahkan ahli geologi profesional sekalipun tidak bisa m em prediksi
secara akurat letak dan kedalam an tem pat air tanah berada dari ciri-
ciri permukaan. Tapi di Texas Panhandle (Texas utara), di mana kolom
air terletak pada kedalam an seragam yaitu 38 m eter, para petani
cukup m engebor sum ur sam pai kedalam an itu di titik paling de kat
dengan lokasi yang m em butuhkan air; tidak ada yang m em inta tolong
dow ser, walaupun orang-orang di sana akrab dengan m etode tersebut.
Dengan kata lain, para petani New Mexico dan pemain dadu mengatasi
ketidakterperkiraan dengan berpaling ke ritual, seperti juga para
nelayan laut Trobriand dan !Kung pem buru, sem entara para petani
Texas Panhandle dan pemain catur tidak memerlukan ritual seperti
juga para nelayan laguna Trobriand.
Singkatnya, ritual religius (dan juga non-religius) m asih tetap ada
bersam a kita guna m em bantu kita m engatasi kecem asan di hadapan
ke tidakpasitan dan bahaya. Tapi, fungsi agam a ini jauh lebih pen ting
pada m asyarakat tradisional yang m enghadapi ketidakpastian dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
bahaya yang lebih besar daripada m asyarakat m odern yang ter wester-
nisasi.
adalah m enenangkan kita m engenai prospek akan kem atian kita sendiri
dan kem atian orang yang kita sayangi. Sejum lah m am alia—contoh pa-
ling m enonjol adalah gajah—tam paknya m enyadari dan berduka aki-
bat kematian kawan karibnya. Namun kita tidak punya alasan untuk
m en duga bahwa ada hewan selain m anusia yang paham bahwa, suatu
hari, kita pun akan mati. Manusia pastilah tak pelak menyadari nasib
yang m enanti kita itu sewaktu m anusia m em peroleh kesadaran diri
dan ke m am puan nalar yang lebih baik, dan m ulai m enggeneralisasi
sesudah mengamati anggota kawanan yang meninggal. Nyaris se-
m ua kelom pok m anusia yang telah diam ati dan terbukti secara ar-
keo logis m enunjukkan pem aham an akan m akna penting kem atian
de ngan cara tidak sekadar m em buang jenazah orang m eninggal, m e-
lain kan m enunjukkan rasa horm at m elalui pem akam an, krem asi, pem -
bungkusan dengan kafan, mumiikasi, memasak, ataupun cara-cara
lainnya.
Menakutkan melihat seseorang yang tadinya hangat, bergerak, ber-
bicara, dan m am pu m em pertahankan diri berubah m enjadi dingin,
tidak bergerak, diam saja, dan tidak berdaya. Menakutkan pula mem-
bayangkan hal itu terjadi pada kita. Sebagian besar agam a m e nye-
diakan penghiburan dengan pada dasarnya m em bantah kenyataan
ke m atian, dan dengan m endalilkan adanya sem acam alam baka bagi
jiwa yang dianggap terkait dengan tubuh. J iwa seseorang bersam a
tiruan tubuh nya m ungkin pergi ke tem pat supranatural yang disebut
surga atau nam a lainnya; atau jiwa seseorang m ungkin ber ubah
m enjadi burung atau orang lain di Bum i ini. Agam a-agam a yang
m enya takan adanya alam baka seringkali bertindak lebih jauh dan
m enggunakannya bukan hanya untuk m em bantah kem atian m elainkan
juga untuk m enggadang ha rapan bahwa ada sesuatu yang lebih baik
m enanti kita setelah ke m atian, m isalnya kehidupan abadi, perjum paan
kem bali dengan orang-orang yang disayang, terbebasnya kita dari
kekhawatiran, m akanan lezat, dan perawan cantik.
Selain derita yang kita rasakan akibat prospek kem atian, ada ba-
http://facebook.com/indonesiapustaka
nyak derita lain dalam kehidupan yang agam a coba tenangkan dalam
ber bagai cara. Salah satunya adalah "m enjelaskan" penderitaan de-
ngan cara m enyatakannya bukan sebagai peristiwa acak tak ber-
m akna, m e lainkan m em iliki m akna yang lebih dalam : m isalnya,
penderitaan adalah ujian bagi kita apakah kita pantas m asuk surga,
atau hukum an karena dosa kita, atau kutukan yang ditim bulkan oleh
seorang jahat yang harus kita kenali dengan bantuan dukun dan lantas
446 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
kita bunuh. Satu cara lain adalah m enjanjikan bahwa di alam baka
nanti penderitaan-penderitaan kita akan berbuah m anis: ya, engkau
m enderita di alam fana ini, tapi janganlah takut, setelah m ati engkau
akan m em peroleh ganjarannya. Cara ketiga adalah m enjanjikan tak
hanya penderitaan kita akan dibalas de ngan kebahagiaan di alam baka,
m elainkan juga bahwa orang-orang yang berperilaku jahat terhadap
kita akan m em peroleh hukum an berat di alam baka. Sem entara
m enghukum m usuh-m usuh kita di Bu m i hanya m em beri kita rasa
keberhasilan m em balas dendam dan puas yang terbatas, m acam -
m acam siksaan abadi yang akan m ereka derita setelah kem atian
dalam Inferno ala Dante akan m enjam in kita se gala pem balasan den-
dam dan kepuasan yang bisa kita harapkan. Neraka memiliki fungsi
ganda: m enenangkan kita dengan m enghukum m usuh-m usuh yang
tidak bisa kita hukum sendiri di alam fana; dan m endorong kita
untuk m enaati perintah-perintah m oral agam a, dengan m engancam
bahwa kita pun akan m asuk neraka bila berperilaku buruk. Dengan
dem ikian, alam baka yang dipostulasikan itu m em ecahkan paradoks
teodisi (keberadaan bersam a kejahatan dan Tuhan yang baik) dengan
m eyakinkan Anda agar tidak khawatir; segala perhitungan akan
diselesaikan nanti.
Fungsi agam a yang m enenangkan itu pastilah m uncul pada awal
se ja rah evolusi kita, begitu kita cukup cerdas untuk m enyadari bah-
wa kita akan m ati, dan bertanya-tanya m engapa kehidupan kerap kali
m endatangkan penderitaan. Pem buru-pengum pul kerap kali m em -
percayai hidup setelah kematian sebagai arwah. Namun fungsi ini
sangat berkem bang nantinya dengan bangkitnya apa yang disebut
agam a-agam a penolak-keduniawian, yang m enegaskan bukan hanya
ada alam baka, m elainkan juga bahwa alam baka lebih penting dan
lebih ta han lam a daripada alam fana, dan bahwa tujuan paling utam a
ke hidup an fana adalah m em peroleh keselam atan dan m em persiapkan
kita untuk kehidupan di alam baka. Meskipun kuat dalam agama Kris-
ten, Islam , dan beberapa bentuk Buddhism e, penolakan terhadap ke-
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan m enaati hukum , tapi m engapa para pelanggar hukum dan orang-
orang lain bisa-bisanya tetap kejam kepada kita?
Ketiga alasan itu m enunjukkan m engapa tam paknya fungsi peng-
hiburan oleh agam a telah m eningkat dalam m asyarakat-m asyarakat
yang berpenduduk lebih besar dan lebih baru: sem ata karena m asya-
rakat-m asyarakat sem acam itu m endatangkan lebih banyak hal
buruk bagi kita sehingga kita m akin haus akan penghiburan. Peran
penghiburan oleh aga m a m em bantu m enjelaskan hasil pengam atan
yang kerap diperoleh, yaitu ketidakberuntungan m enyebabkan orang
m enjadi lebih religius, dan strata sosial, wilayah, dan negara yang
lebih m iskin cenderung le bih religius daripada yang kaya: m ereka
m em butuhkan penghiburan. Di antara negara-negara di dunia kini,
persentase warga negara yang m enyatakan bahwa agam a m erupakan
bagian penting dalam ke hidupan m ereka adalah 80 – 99% pada
sebagian besar negara dengan pen dapatan dom estik bruto (PDB) per
kapita di bawah $ 10 .0 0 0 , nam un hanya 17– 43% pada sebagian besar
negara dengan PDB per kapita di atas $ 30 .0 0 0 . (Itu tidak m enjelaskan
tingginya kom itm en religius di AS yang kaya, yang akan saya bahas di
paragraf berikutnya.) Bah kan di dalam AS saja, tam paknya ada lebih
banyak gereja dan lebih banyak orang yang ke gereja di daerah-daerah
yang lebih m iskin daripada daerah-daerah yang lebih kaya, terlepas
dari lebih banyaknya sum ber daya dan waktu luang yang tersedia untuk
m em bangun dan m endatangi gereja di daerah-daerah yang lebih kaya.
Di dalam m a syarakat Am erika, kom itm en religius tertinggi dan cabang-
cabang aga m a Kristen paling radikal ditem ukan di antara kelom pok-
kelom pok sosial paling term arjinalisasi dan paling berkekurangan.
Pada awalnya m ungkin tam pak m engejutkan bahwa agam a te-
lah m em pertahankan keberadaannya atau bahkan tum buh di du-
nia m odern, terlepas dari m eningkatnya dua faktor yang sudah dise-
but kan sebagai m elem ahkan agam a: diam bil-alihnya peran pem beri
pen jelasan yang tadinya dipegang agam a oleh sains baru-baru ini;
dan m eningkatnya keefektifan teknologi dan m asyarakat kita dalam
http://facebook.com/indonesiapustaka
berkata bahwa "m akna" tidaklah berm akna, dan bahwa ke hidup-
an individual kita m em ang tidak berm akna, tidak bertujuan, dan
sedem ikian sem entara selain sebagai kem asan-kem asan gen yang
ukuran keberhasilannya hanyalah perbanyakan diri. Sejum lah ateis
akan bersikeras bahwa m asalah teodisi tidaklah ada; baik dan jahat
hanyalah deinisi manusia; bila kanker atau tabrakan mobil membunuh
X dan Y nam un bukan A dan B, itu hanyalah bencana acak; tidak ada
alam baka; dan bila kita telah m enderita atau disiksa di sini di Bu m i,
hal itu tidak akan diperbaiki di alam baka. Bila Anda m enanggapi para
ateis itu, “Aku tidak suka m endengar itu, katakanlah itu tidak be nar,
tunjukkanlah cara sains m em berikan m akna dengan caranya sen diri,”
tanggapan kaum ateis itu adalah “Perm intaanm u sia-sia saja, lupa kan
saja, berhentilah m encari m akna, tidak ada yang nam anya m akna—
yang ada hanya, seperti kata Donald Rum sfeld soal penjarahan yang
terjadi selama perang di Irak, ‘Kejadian ya ada saja!’” Namun kita
m asih m em iliki otak yang itu-itu juga, yang haus akan m akna. Kita m e-
m iliki sejarah evolusi beberapa juta tahun yang m engatakan kepada
kita, “Bahkan m eskipun hal itu benar, aku tidak suka dan aku tidak
akan m em percayainya: bila sains tidak bisa m em beriku m akna, aku
akan ber paling kepada agam a guna m enem ukan m akna.” Itu barangkali
merupakan faktor signiikan yang menyebabkan agama bertahan dan
bahkan tum buh dalam abad pertum buhan sains dan teknologi ini.
Faktor itu m ungkin berkontribusi sebagian—tentunya tidak sem ua,
na m un barangkali sebagian—penjelasan m engapa Am erika Serikat,
negara dengan sains dan teknologi paling berkem bang, juga m erupakan
yang paling religius di antara negara-negara Dunia Pertam a yang
m akm ur. J urang yang lebih lebar antara orang kaya dan orang m iskin
di AS dibanding di Eropa m ungkin m erupakan sebagian penjelasan
yang lain.
Organ is as i d an ke p atu h an
Em pat ciri agam a lainnya yang akan saya bahas—organisasi ter-
http://facebook.com/indonesiapustaka
waktu, atau rabbi, pendeta, im am , atau apa pun sebutan yang digu na-
kan untuk m ereka, yang m enerim a gaji atau keperluan hidup. Agam a-
agam a m odern juga m em iliki gereja (alias kuil, sinagoga, m asjid,
dll). Dalam sekte apa pun, sem ua gerejanya m enggunakan kitab suci
(Alkitab, Taurat, Qur'an, dsb.), ritual, seni, m usik, arsitektur, dan pa-
kaian terstandardisasi. Seorang penganut Katolik yang tum buh di Los
Angeles dan mengunjungi New York City dapat ikut misa Minggu di
gereja Katolik New York dan mendapati semua cirinya serupa. Di sisi
lain, dalam agam a-agam a m asyarakat berskala kecil, se m ua ciri itu
entah tidak terstandardisasi (ritual, seni, m usik, pakaian) atau tidak
ada sam a sekali (pendeta purnawaktu, gereja khusus, kitab suci).
Walaupun m asyarakat berskala kecil m ungkin punya dukun, dan
sejum lah dukun itu m ungkin m enerim a bayaran atau hadiah, dukun-
dukun itu bukan m erupakan profesional purna waktu: m ereka harus
ber buru dan m engum pulkan atau m enum buhkan pangan seperti
setiap orang dewasa lain yang sehat-walaiat dalam kawanan atau suku
m ereka.
Dalam sejarah, ciri-ciri organisasional agam a itu m uncul untuk
m e m ecahkan m asalah baru yang tim bul ketika m asyarakat m anusia
zam an dahulu m enjadi sem akin kaya, berpenduduk sem akin banyak,
dan harus sekaligus bisa menjadi lebih tersentralisasi. Masyarakat
kawanan dan suku terlalu kecil dan tidak produktif sehingga tidak bisa
m enghasilkan kelebihan m akanan yang dapat m em beri m akan pendeta
purnawak tu, datu, penarik pajak, tukang gerabah, dukun, atau spesialis
jenis apa saja. Setiap orang dewasa harus m em peroleh sendiri m a kan-
annya dengan cara berburu, m engum pul, atau bertani sendiri. Hanya
m asyarakat yang lebih besar dan lebih produktif yang bisa m eng-
ha silkan kelebihan m akanan yang dapat digunakan untuk m em beri
m akan datu dan para pem im pin lain atau spesialis kriya, yang tidak
bercocok-tanam atau berburu dem i m em peroleh m akanan.
Bagaim ana bisa ada pengalihan pangan sem acam itu? Ada sua tu
dilem a dari bergabungnya tiga fakta yang tak terbantahkan: m a sya ra kat
http://facebook.com/indonesiapustaka
kelas parasit sosial? Masalah ini akrab bagi warga negara demokrasi
m ana pun, yang m engajukan pertanyaan yang sam a kepada diri sendiri
setiap kali berlangsung pem ilihan um um : apa yang telah dilakukan
para petahana sejak pem ilu terakhir yang m em buat m ereka pantas
m em peroleh gaji tinggi yang m ereka bayarkan kepada diri sendiri dari
pundi-pundi rakyat?
Pem ecahan yang dirancang oleh setiap kedatuan dan m asyarakat
negara awal yang telah dipahami dengan baik—dari Mesir Kuno dan
Mesopotamia, ke Hawaii Polinesia, sampai Kekaisaran Inca—ada-
lah m engadakan suatu agam a terorganisasi dengan prinsip-prinsip
berikut: datu atau raja m em iliki keterkaitan dengan dewa, atau bahkan
m e ru pakan seorang dewa; dan dia dapat berbicara dengan dewa-
dewi lain atas nam a kaum tani, m isalnya untuk m engirim kan hujan
atau m em astikan panen yang baik. Datu atau raja juga m em berikan
jasa-jasa berharga dengan cara m engorganisasi kaum tani guna
m em bangun fasilitas publik, m isalnya jalan, sistem irigasi, dan gudang
yang m enguntungkan setiap orang. Sebagai balas jasa, kaum tani
m em beri m akan datu be serta para pendeta dan penarik pajaknya.
Ritual terstandardisasi, yang digelar di kuil-kuil terstandardisasi,
berperan m engajarkan prinsip-prinsip religius tersebut kepada kaum
tani sehingga m ereka akan m e m atuhi datu dan para kaki-tangannya.
Yang juga diberi m akan dengan pa ngan yang dikum pulkan dari kaum
tani adalah balatentara yang patuh terhadap datu atau raja, yang
dapat digunakan datu untuk m e naklukkan negeri-negeri tetangganya
sehingga m em peroleh wilayah yang lebih besar dem i keuntungan
kaum taninya. Balatentara itu m endatangkan dua keuntungan lebih
lanjut bagi sang datu: perang m elawan tetangga m ungkin m enyita
energi bangsawan m uda am bisius yang kalau tidak begitu m alah akan
m erancang-rancang siasat untuk m enjungkalkan sang datu; dan
balatentara siap untuk m enundukkan pem berontakan oleh kaum tani
itu sendiri. Seiring negara-negara teo kratik awal berevolusi m enjadi
kekaisaran Babilonia dan Rom awi kuno dan m enguasai sem akin
http://facebook.com/indonesiapustaka
bertem u seseorang yang tidak akrab dengan kita di hutan, tentu saja
kita akan m encoba m em bunuhnya atau m elarikan diri; istiadat m odern
kita yaitu sekadar bertegur-sapa dan m ulai m engobrol dengan ram ah
sam a saja bunuh diri dalam situasi tersebut.
Dengan dem ikian, tim bul suatu m asalah baru sekitar 7.50 0 tahun
lalu, ketika sejum lah m asyarakat suku ber-evolusi m enjadi kedatuan
yang terdiri atas ribuan individu—jum lah yang jauh terlalu besar untuk
KODE PERILAKU TERHADAP ORANG ASING ● 453
dari rasa takut akan kerasnya hukum , bukan rasa takut akan am arah
Tuhan. Namun sejak munculnya kedatuan sampai munculnya negara-
negara sekuler belakangan ini, agama menjustiikasi kode perilaku dan
karenanya m em ungkinkan m anusia hidup secara harm onis dalam m a-
syarakat besar di m ana m anusia kerap berjum pa dengan orang asing.
Fungsi agam a dalam m em ungkinkan orang-orang asing untuk hidup
se cara dam ai bersam a-sam a, dan fungsinya dalam m engajarkan m assa
454 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
agar patuh kepada para pem im pin politik, m erupakan aspek kem bar
peran agam a yang sering dibahas dalam m enjaga ketertiban so sial.
Seperti yang diutarakan Voltaire secara sinis, “Bila Tuhan tidak ada,
m aka Dia harus diciptakan.” Bergantung kepada perspektif sese orang,
ada yang m enganggap peran-peran agam a ini sebagai positif (m en do-
rong harm oni sosial) ataupun negatif (m endorong eksploitasi m assa
oleh kaum elit yang opresif).
Menjustiikasi perang
Satu lagi m asalah baru yang dihadapi oleh kedatuan dan negara yang
m ulai berm unculan, nam un tidak oleh kawanan dan suku dalam
sejarah se belum nya, m elibatkan perang. Oleh karena suku-suku ter-
utam a m enggu nakan kekerabatan berdasarkan darah atau per ni-
kahan, bukan agama, untuk menjustiikasi aturan-aturan berperilaku,
m ereka tidak m enghadapi dilem a m oral dalam m em bunuh anggota
suku-suku lain yang tidak punya kekerabatan dengan mereka. Namun
begitu negara m enggunakan agam a untuk m ensyaratkan perilaku
dam ai kepada sesam a warga negara yang tidak berkerabat, bagaim ana
negara m eyakin kan warga negaranya untuk m engabaikan ajaran-ajaran
yang sama kala perang? Negara mengizinkan, bahkan memerintahkan,
warga ne gara m ereka m em bunuh dan m encuri dari warga negara lain
yang telah dim aklum atkan sebagai m usuh dalam perang. Setelah
satu ne gara m enghabiskan 18 tahun m engajari seorang anak laki-
laki “J angan m em bunuh”, bagaim ana negara itu bisa berbalik dan
m engatakan “Kam u harus m em bunuh, dalam kondisi-kondisi berikut,”
tanpa m em buat para prajuritnya bingung tak berdaya dan rentan
m em bunuh orang yang salah (m isalnya, sesam a warga negara)?
Lagi-lagi, dalam sejarah belakangan ini m aupun dahulu kala,
agam a datang m enyelam atkan dengan fungsi barunya. Sepuluh Perin-
tah Allah berlaku hanya bagi perilaku seseorang terhadap sesam a
warga ne gara dalam kedatuan atau negara yang sam a. Kebanyakan
agam a m en daku bahwa hanya m erekalah yang benar, dan bahwa
http://facebook.com/indonesiapustaka
sem ua agam a lain salah. Dahulu sudah biasa, dan kini sayangnya juga
m asih terlalu sering, warga negara diajari bahwa bukan hanya m ereka
diizinkan, nam un bahkan diwajibkan, untuk m em bunuh dan m encuri
dari penganut agam a yang salah. Itulah sisi gelap sem ua pernyataan
patriotik yang m ulia: for God and country, por Dios y por España, Gott
m it uns, dan lain sebagainya. J elaslah m engakui bahwa m ereka m e-
MENJUSTIFIKASI PERANG ● 455
rupakan pewaris tradisi keji yang telah bersejarah panjang dan tersebar
luas, tidak m engurangi dosa gerom bolan fanatik religius haus darah
belakangan ini.
Alitab Perjanjian Lam a sedem ikian penuh dengan desakan untuk
bersikap kejam terhadap orang kair. Ulangan 20:10-18, misalnya,
m en jelaskan kewajiban orang Israel untuk m elaksanakan geno sida:
apabila prajuritm u m endekati suatu kota untuk berperang m ela wan-
nya, kam u harus m enjadikan seluruh penduduknya ham bam u bila kota
itu m enyerah, dan m em bunuh sem ua laki-laki serta m em perbudak pe-
rem puan dan anak-anak serta m enjarah ternak dan segala sesuatunya
bila kota itu tidak menyerah. Namun bila kota itu adalah kota orang-
orang Kanaan, orang-orang Het, atau para pem uja tuhan-tuhan palsu
yang m em uakkan, m aka Tuhan yang sejati m em erintahkanm u untuk
m enum pas segala sesuatu yang bernapas dalam kota itu. Kitab Yosua
m enjabarkan dengan penuh persetujuan bagaim ana Yosua m enjadi
pahlawan dengan m elaksanakan perintah-perintah itu, m em bantai
sem ua penduduk 40 0 lebih kota. Kitab diskusi para rabi yang dikenal
sebagai Talm ud m enganalisis potensi am biguitas yang m uncul dari
konlik antara dua prinsip yaitu “Jangan membunuh [orang-orang yang
m e yakini Tuhan yang sam a denganm u]” dan “Kam u harus m em bunuh
[orang-orang yang meyakini tuhan yang berbeda].” Misalnya, menu-
rut sejum lah kom entator Talm ud, seorang Israel bersalah atas pem -
bu nuhan bila dia secara sengaja m em bunuh sesam a orang Israel;
tidak bersalah bila dia secara sengaja m em bunuh orang non-Israel;
dan ju ga tidak bersalah bila dia m em bunuh seorang Israel sewaktu
sedang m e lem par batu ke dalam sekelom pok orang yang terdiri atas
sembilan orang Israel plus satu orang kair (karena dia mungkin sedang
membidik si orang kair yang satu itu).
Sebenarnya, pandangan ini lebih khas Perjanjian Lam a daripada
Perjanjian Baru, yang prinsip-prinsip m oralnya telah jauh m aju ke arah
pendeinisian cara seseorang berurusan dengan setiap orang—setidak-
nya dalam teori. Namun tentu saja pada praktiknya, sejumlah genosida
http://facebook.com/indonesiapustaka
cayaan sem acam itu yang berbeda-beda dan berpegang teguh kepa-
da nya nam un m em bantah kebenaran sebagian besar kepercayaan
se m acam itu yang dipegang oleh agam a-agam a lainnya; seringnya
aga m a m endorong perilaku yang m enelan biaya besar, atau bahkan
m en cederai diri ataupun bunuh diri, yang seharusnya m em buat orang-
orang lebih enggan beragam a, bukan sem akin religius; dan kem u-
naikan dasarnya yaitu menganjurkan kode moral dan kerapkali
PERLAMBANG KOMITMEN ● 457
kita secara jauh lebih efektif daripada bila dia hanya m em beritahu
kita, “Percayalah, aku sekelom pok denganm u, aku m e nge nakan jenis
topi yang benar (nam un m ungkin sebenarnya kubeli de ngan m urah
kem arin dan kubuang esok hari).” Untuk alasan yang pada dasarnya
sam a, para ahli biologi evolusioner m engenali bahwa banyak sinyal
hewan (m isalnya ekor m erak) juga telah berevolusi m enjadi m enelan
biaya, justru karena itu m em buat sinyal-sinyal tersebut m enjadi bisa
458 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
orang lain) yang m engklaim telah m elihat dan m em egang lem pengan-
lem pengan itu. Oleh karena itu orang-orang yang bukan penganut
Mormonisme mungkin bertanya-tanya: bagaimana bisa klaim-klaim
yang tam paknya tidak m asuk akal itu m enyebabkan pertum buhan eks-
plosif Mormonisme?
462 ● APA YANG DIBERITAHUKAN BELUT LISTRIK KEPADA KITA MENGENAI EVOLUSI AGAMA
alkitabiah mengenai wahyu ilahi kepada Yesus dan Musa, selain ada
selisih waktu ribuan tahun dan perbedaan skeptisism e kita karena latar
bela kang kita yang berbeda-beda?
Apa kata Wilson mengenai kemunaikan mendasar yang umum di-
tem ukan di agam a-agam a, yaitu m engajarkan prinsip-prinsip m oral
m ulia seraya m endesak pem bunuhan para penganut agam a lain? Tang-
gapan Wilson adalah bahwa kesuksesan (atau "kesesuaian", bila kita
PERUBAHAN FUNGSI AGAMA ● 463
Pe ru bah an fu n gs i agam a
Marilah kita kembali ke pertanyaan awal saya mengenai fungsi dan de-
inisi agama. Sekarang kita lihat mengapa agama sedemikian sulit un-
tuk dideinisikan: karena agama telah mengalami perubahan fungsi
selam a evolusinya, seperti juga organ-organ listrik. Bahkan, agam a
telah berubah fungsi jauh lebih sering daripada organ listrik, yang telah
m enjalankan enam fungsi saja, dibandingkan tujuh fungsi yang secara
berbeda-beda m enjadi ciri agam a-agam a (Ilu s tras i 9 .1). Di antara
ketujuh fungsi tersebut, em pat di antaranya sam a se kali tidak ada pada
satu tahapan sejarah agam a, dan lim a m asih ada na m un m enurun pada
tahapan lainnya. Dua fungsi telah m uncul dan ber ada pada puncaknya
pada waktu kem unculan m anusia cerdas yang dapat bertanya-tanya
sebelum 50.000 SM, dan terus menurun selama beberapa ribu tahun
terakhir: penjelasan supranatural (m enurun secara lebih tajam ) dan
m elenyapkan kecem asan m engenai bahaya-bahaya yang tidak dapat
http://facebook.com/indonesiapustaka
1. Pe n je las an
s u p ran atu ral
2 . Me re d akan
ke ce m as an
m e lalu i ritu al
3 . Me n ye d iakan
p e n gh ibu ran
m e n ge n ai
p e n d e ritaan
d an ke m atian
4 . Organ is as i te r -
s tan d ard is as i
5. Me n gajarkan
ke p atu h an
p o litik
6 . Ko d e m o ral
p e rilaku
te rh ad ap
o ran g as in g
7. Justiikasi
p e ran g
http://facebook.com/indonesiapustaka
adalah se per angkat sifat yang m em bedakan suatu kelom pok sosial
m anusia yang sam a-sam a m em iliki sifat-sifat tersebut dari kelom pok-
kelom pok lain yang tidak m em iliki sifat-sifat tersebut dalam bentuk
yang identik. Di antara sifat-sifat yang sam a-sam a dim iliki itu selalu
ada satu atau le bih, atau bahkan kesem uanya sekaligus, dari tiga
sifat berikut ini: pen jelasan supranatural, m eredakan kecem asan
m engenai bahaya-bahaya yang tidak terkendalikan m elalui ritual,
dan m enawarkan penghiburan atas penderitaan hidup dan prospek
kem atian. Agam a-agam a selain agam a-agam a awal m enjadi terkooptasi
untuk m endorong organisasi ter standardisasi, kepatuhan politik,
toleransi terhadap orang-orang asing yang m erupakan anggota agam a
yang sama, dan justiikasi perang terhadap kelompok-kelompok lain
yang beragama berbeda.” Deinisi saya itu setidaknya sama payahnya
dengan deinisi-deinisi paling payah yang sudah ada di Tabel 9.1,
namun saya pikir deinisi saya itu sesuai dengan kenyataan.
Bagaim ana dengan m asa depan agam a? Itu bergantung kepada se-
perti apa dunia kita 30 tahun dari sekarang. Bila standar kehidupan
m e ningkat di seluruh dunia, m aka fungsi-fungsi agam a nom or 1
dan 4 sam pai 7 di Ilustrasi 9.1 akan terus m enurun, nam un bagi saya
fungsi nom or 2 dan 3 sepertinya akan terus bertahan. Agam a sangat
m ungkin terus didukung karena m engaku m enawarkan m akna
terhadap kehidupan dan kem atian orang per orang yang m aknanya
m ungkin tidak tam pak pen ting dari perspektif sains. Bahkan kalaupun
jawaban sains terhadap pen carian m akna ternyata benar, dan bahwa
m akna agam a hanyalah ilusi, banyak orang yang akan tetap tidak suka
terhadap jawaban sains. Di sisi lain, apabila sebagian besar dunia
tetap terbenam dalam ke m is kinan, atau apabila (yang lebih parah lagi)
ekonom i dan standar hidup serta perdam aian dunia m em buruk, m aka
sem ua fungsi agam a, barangkali bahkan penjelasan supranatural,
dapat m engalam i kebangkitan kem bali. Generasi anak-anak saya
akan m engalam i jawaban-jawaban ter ha dap pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
http://facebook.com/indonesiapustaka
BAB 1 0
Mu ltilin gu alis m e
Suatu m alam , sewaktu sedang m elewatkan sem inggu di situs per-
ke m ah an hutan pegunungan bersam a 20 orang Dataran Tinggi Pa-
pua Nugini, percakapan di sekeliling api unggun berlangsung seca-
ra serentak dalam beberapa bahasa lokal berbeda ditam bah dua
lingua franca Tok Pisin dan Motu, seperti yang biasa terjadi sewaktu
sekelom pok orang Papua dari suku yang berbeda-beda kebetulan
berkum pul. Saya sudah terbiasa m enjum pai bahasa baru setiap
kali saya berjalan tau berkendara sejauh kira-kira setiap 10 atau 20
kilom eter m elalui Dataran Tinggi Papua. Saya baru saja datang dari
dataran rendah, di m ana seorang tem an asal Papua m em beritahu saya
http://facebook.com/indonesiapustaka
bahwa ada lim a bahasa lokal berbeda yang digu nakan dalam beberapa
kilom eter dari desanya, bagaim ana dia m em pelajari ke lim a bahasa itu
sewaktu m asih kanak-kanak sem ata hanya dengan ber m ain bersam a
anak-anak lain, dan bagaim ana dia m em pelajari tiga bahasa lain
setelah dia mulai bersekolah. Maka, karena rasa keingintahuan malam
itu, saya berkeliling api unggun dan m em inta setiap orang untuk
MULTILINGUALISME ● 467
m enyebutkan setiap bahasa yang dia "tuturkan", alias cukup dia kuasai
untuk digunakan bercakap-cakap.
Di antara ke-20 orang Papua itu, jum lah terkecil ba hasa yang
dituturkan seseorang adalah 5. Beberapa orang m e nu turkan antara 8
dan 12 bahasa, dan juaranya ialah seorang yang m enguasai 15 bahasa.
Selain bahasa Inggris, yang kerap kali dipelajari orang-orang Papua
Nugini di sekolah dengan belajar dari buku, semua orang mempelajari
bahasa-bahasa lain yang m ereka kuasai m elalui pergaulan sosial tanpa
buku. Sebelum Anda m ungkin m enanyakannya—ya, bahasa-bahasa
lokal yang dihitung pada m alam itu benar-benar m erupakan bahasa
yang tidak bisa saling bercam pur, bukan sekadar dialek. Sebagian
di an taranya bersifat tonal seperti bahasa Tiongkok, bahasa-bahasa
lainnya tidak tonal, dan m ereka tergolong ke dalam beberapa fam ili
bahasa berbeda.
Di sisi lain, di Am erika Serikat, kebanyakan orang Am erika yang
la hir di negara tersebut bersifat m onolingual (berbahasa tunggal).
Orang-orang Eropa yang terdidik um um nya m enguasai dua atau tiga
ba hasa, terkadang lebih, karena m em pelajari bahasa-bahasa lain di se-
kolah selain bahasa ibu m ereka. Kontras linguistik antara kelom pok
api unggun di Papua itu dan pengalam an Am erika atau Eropa m odern
m enggam barkan perbedaan-perbedaan yang tersebar luas antara
penggunaan bahasa dalam m asyarakat-m asyarakat berskala kecil dan
dalam m asyarakat-m asyarakat negara m odern—perbedaan-perbedaan
yang akan m eningkat dalam beberapa dasawarsa m endatang. Dalam
m asa lalu tradisional kita, seperti juga yang m asih berlaku di Papua
m odern, setiap bahasa m em iliki jauh lebih sedikit penutur daripada
bahasa-ba hasa negara m odern; barangkali persentase populasi yang
bersifat m ultilingual lebih tinggi; dan bahasa-bahasa kedua dipelajari
m elalui pergaulan sosial yang dim ulai kala anak-anak, bukan m elalui
pem belajaran form al di sekolah.
Yang m enyedihkan, bahasa-bahasa kini m enghilang secara jauh
lebih cepat daripada kapan pun sebelum nya dalam sejarah m anusia.
http://facebook.com/indonesiapustaka
m au pun individu, akan m engusik Anda para pem baca, seperti juga
m ereka m engusik saya. Akankah bab ini m eyakinkan Anda untuk m em -
besarkan anak Anda nantinya sebagai bilingual, ataukah m alah m e-
yakin kan Anda bahwa seluruh dunia harus sesegera m ungkin beralih ke
ba hasa Inggris?
To tal bah as a d i d u n ia
Sebelum kita bisa m engurusi pertanyaan-pertanyaan besar itu, m arilah
kita m ulai dengan pem bukaan m engenai berapa banyak bahasa yang
m asih ada sekarang, bagaim ana bahasa-bahasa itu berkem bang,
dan di bagian dunia m ana m ereka dituturkan. J um lah bahasa yang
diketahui m asih dituturkan sekarang ataupun belum lam a ini di dunia
m odern adalah sekitar 7.0 0 0 . J um lah total yang besar itu m ungkin
m em buat banyak pem baca terkesim a, sebab sebagian besar kita hanya
bisa m enyebutkan beberapa lusin bahasa, dan m ayoritas sangat besar
bahasa tidaklah kita akrabi. Sebagian besar bahasa tidaklah tertulis,
dituturkan hanya oleh beberapa orang, dan dituturkan jauh dari
negara-negara industri. Misalnya, seluruh Eropa di sebelah barat Rusia
m em iliki lebih sedikit daripada 10 0 bahasa setem pat, nam un benua
Afrika dan anak-benua India m asing-m asing m em iliki lebih dari-
pada 1.000 bahasa setempat, negara Nigeria di Afrika memiliki 527
bahasa sem entara Kam erun di benua yang sam a m em iliki 286 bahasa,
sedangkan negara pulau kecil di Pasiik, Vanuatu (luasnya kurang dari-
pada 13.0 0 0 kilom eter persegi) m em iliki 110 bahasa. Keanekaragam an
bahasa tertinggi di dunia adalah di pulau Papua, dengan sekitar 1.0 0 0
bahasa dan fam ili bahasa berbeda dalam jum lah yang tidak diketahui
nam un tam paknya besar, bersesakan di daerah yang hanya sedikit lebih
luas daripada Texas.
Dari ke-7.0 0 0 bahasa itu, 9 "raksasa", yaitu bahasa prim er yang di-
gunakan oleh 10 0 juta orang atau lebih, digunakan oleh lebih daripada
se pertiga populasi dunia. Di tem pat pertam a tidak diragukan lagi ada-
lah Mandarin, bahasa utama setidaknya 700 juta orang Tiongkok,
http://facebook.com/indonesiapustaka
jum lah nyaris 7 m iliar dengan 7.0 0 0 bahasa, kita peroleh rata-rata 1
juta orang sebagai jum lah rata-rata penutur satu bahasa. Oleh karena
rata-rata itu terdistorsi oleh 10 0 juta lebih penutur ke-9 bahasa raksasa
saja, ukuran yang lebih baik untuk bahasa "tipikal" adalah "m edian"
jum lah penuturnya—alias, bahasa yang sedem ikian rupa sehingga se-
paro bahasa di dunia m em iliki lebih banyak penutur, sem entara yang
se paro lagi m em iliki lebih sedikit penutur. Angka m edian itu hanyalah
be berapa ribu penutur. Oleh karena itu separo bahasa dunia m em iliki
ku rang daripada beberapa ribu penutur, dan banyak di antaranya
hanya m e m iliki antara 60 dan 20 0 penutur.
Namun pembahasan-pembahasan mengenai jumlah bahasa sema-
cam itu, dan jum lah penutur bahasa, m em aksa kita m enghadapi per-
ta nyaan yang saya antisipasi sewaktu m enjabarkan penghitungan ba-
hasa di sekeliling api unggun saya di Papua di awal bab ini. Apa beda-
nya antara bahasa tersendiri dan sekadar dialek dalam satu bahasa?
Perbedaan-perbedaan bahasa antara populasi-populasi yang ber te-
tangga saling bergradasi sepenuhnya; sesam a tetangga m ungkin m e-
m a ham i 10 0 %, atau 92%, atau 75%, atau 42%, atau tidak paham sam a
sekali apa yang diucapkan tetangganya. Perbedaan antara bahasa dan
dia lek kerap kali ditentukan secara m anasuka di tingkat saling m e-
ngerti sebesar 70 %: bila populasi-populasi yang bertetangga dengan
cara berbicara yang berbeda-beda dapat m em aham i lebih daripada 70 %
pembicaraan satu sama lain, maka (berdasarkan deinisi tersebut) me-
reka dianggap hanya m enuturkan dialek-dialek berbeda dalam bahasa
yang sam a, sem entara m ereka dianggap m enuturkan bahasa yang
berbeda bila m ereka m em aham i kurang daripada 70 %.
Namun bahkan deinisi linguistik ketat yang sederhana dan mana-
suka dialek dan bahasa itu m ungkin m enjum pai am biguitas se waktu
kita m encoba m em praktikkannya. Satu kesulitan praktis dise bab-
kan oleh rantai dialek: dalam serangkaian desa ABCDEFGH yang ber-
tetangga, setiap desa m ungkin m em aham i kedua desa di kedua sisinya,
na m un desa A dan desa H di ujung-ujung rantai tersebut m ungkin
http://facebook.com/indonesiapustaka
tidak saling m em aham i sam a sekali. Satu lagi kesulitan adalah bahwa
beberapa pasangan kom unitas penutur m ungkin asim etris dalam
hal kesaling-m engertian: A dapat m em aham i sebagian besar yang B
katakan, namun B kesulitan memahami A. Misalnya, teman-teman saya
yang m erupakan penutur bahasa Portugis m engatakan bahwa m ereka
m e m aham i penutur bahasa Spanyol dengan baik, nam un tem an-tem an
TOTAL BAHASA DI DUNIA ● 471
ngerti.
Perbedaan-perbedaan regional di dalam negara-negara Eropa itu
bahkan lebih besar lagi 60 tahun lalu, sebelum televisi dan m igrasi in-
ter nal m ulai m em atahkan perbedaan-perbedaan "dialek" yang telah
ada sejak lama. Misalnya, dalam kunjungan pertama saya ke Britania
pada 1950 , orangtua saya m em bawa saya dan saudari saya Susan untuk
m e ngun jungi tem an-tem an keluarga bernam a Grantham -Hill di rum ah
472 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
bahasa J erm anik lain, yang berasal dari bahasa proto-J erm anik.
Terakhir, setelah sekitar 10 .0 0 0 tahun, perbedaan-perbedaan itu
sedem ikian besar sehingga se bagian besar ahli linguistik akan
m enggolongkan bahasa-bahasa ke dalam fam ili-fam ili bahasa yang
berbeda-beda tanpa hubungan apa-apa yang bisa terdeteksi.
Dengan dem ikian, bahasa-bahasa m engalam i evolusi perbedaan-
perbedaan karena kelom pok-kelom pok m anusia yang berbeda-beda
se cara sendiri-sendiri m engem bangkan kata-kata berbeda dan cara-
cara pengucapan berbeda seiring berlalunya waktu. Namun tetap ter-
sisa pertanyaan, yaitu m engapa bahasa-bahasa yang m em isah itu tidak
m enyatu lagi ketika m asyarakat yang tadinya terpisah m enjadi m e-
nyebar dan kem bali saling berhubungan di wilayah-wilayah perbatasan
bahasa. Misalnya di perbatasan modern antara Jerman dan Polandia,
ada desa-desa Polandia di dekat desa-desa J erm an, nam un para pen-
duduk desa tetap m enuturkan variasi lokal bahasa J erm an atau
Polandia, bukan campuran Jerman-Polandia. Mengapa demikian?
Barangkali kerugian utam a m enuturkan bahasa cam puran m e-
libatkan satu fungsi dasar bahasa m anusia: begitu kita m ulai berbicara
ke seseorang lain, bahasa kita berperan sebagai lam bang identitas
kelom pok kita yang langsung bisa dikenali. J auh lebih m udah bagi
m ata-m a ta pada m asa perang untuk m engenakan seragam m usuh
daripada se cara m eyakinkan m eniru bahasa dan cara pengucapan
m usuh. Orang-orang yang m enuturkan bahasa kita adalah orang-orang
kita: m e reka akan m engenali kita sebagai rekan sebangsa, dan m ereka
akan m en dukung kita atau setidak-tidaknya tidak langsung m encurigai
kita, sem entara seseorang yang m enuturkan bahasa berbeda pantas di-
pan dang sebagai orang asing yang berpotensi berbahaya. Pem bedaan
langsung antara kawan dan orang asing itu m asih berlaku hingga kini:
coba lihat saja bagaim ana pem baca saya dari Am erika, ketika berada
di Uzbekistan, m erasa sedem ikian lega ketika akhirnya m endengar
sese orang di belakang m ereka berbicara bahasa Inggris dengan aksen
Am erika. Pem bedaan antara kawan dan orang asing itu bahkan
http://facebook.com/indonesiapustaka
jauh lebih penting lagi pada m asa lalu (Bab 1), kerap kali m erupakan
m asalah hidup dan m ati. Penting untuk m enuturkan bahasa m ilik
setidaknya salah satu m asyarakat, sehingga setidaknya akan ada
kelom pok yang m enganggap kita "bagian m ereka". Bila kita justru
berbicara cam pur-cam pur di dekat perbatasan wilayah bahasa, kedua
kelom pok m ungkin m em aham i sebagian besar hal yang kita katakan,
nam un tidak satu pun kelom pok akan m enganggap kita "salah satu
GEOGRAFI KEANEKARAGAMAN BAHASA ● 475
dari m ereka", dan kita tidak bisa m engandalkan kelom pok yang m ana
pun untuk menerima dan melindungi kita. Mungkin itulah mengapa
m asyarakat-m a sya rakat penutur bahasa di dunia cenderung tetap
m enjadi ribuan bahasa terpisah, bukannya seluruh dunia m enggunakan
satu bahasa atau m em bentuk satu rantai dialek.
yang lebih baik, yang m erupakan penye bab sejati rentang hidup
m ereka yang lebih panjang. Tapi, dalam hal korelasi keanekaragam an
linguistik, belum ada kesepakatan sem acam itu m engenai penyebab-
penyebab sejati yang m endasari keanekaragam an tersebut.
Keem pat korelasi ekologi terdekat dengan keanekaragam an bahasa
ada lah dengan letak di garis lintang, kestabilan iklim , produktivitas
biolo gis, dan keanekaragam an ekologis setem pat. Pertam a-tam a,
keane ka ra gam an bahasa m enurun dari khatulistiwa ke arah kutub:
bila sem ua hal lainnya dianggap sam a, daerah-daerah tropis m em iliki
lebih banyak bahasa daripada daerah-daerah setara di garis lintang
yang lebih tinggi. Kedua, pada di lintang m ana pun, keanekaragam an
bahasa ber kurang seiring kestabilan atau ketidakstabilan iklim ,
entah itu berupa variasi m usim an teratur dalam setahun atau variasi
tak terperkirakan dari tahun ke tahun. Misalnya, keanekaragaman
bahasa lebih tinggi di hutan hujan tropis yang basah sepanjang tahun
daripada di sabana tropis di dekatnya yang bersifat lebih m usim an.
(Faktor perubahan m u sim an itu bisa jadi m enjadi penyebab sebagian,
m elalui korelasi antara letak lintang dan perubahan m usim an, sebab
keanekaragam an bahasa le bih tinggi di wilayah tropis yang tidak
m engalam i banyak perubahan m usim daripada di dae rah lintang tinggi
yang m engalam i perubahan m usim kentara.) Ketiga, keanekaragam an
ba hasa cenderung lebih tinggi di lingkungan yang lebih produktif
(m isalnya, lebih tinggi di hutan hujan daripada di gurun), walau-
pun lagi-lagi setidaknya sebagian efek itu bisa jadi disebabkan ke-
cenderungan gurun dan banyak lingkungan tak-produktif lainnya
bersifat sa ngat m usim an. Terakhir, keanekaragam an bahasa tinggi
di daerah-daerah yang beranekaragam secara ekologi dan cenderung
sangat tinggi di daerah-daerah tak rata yang berpegunungan daripada
di daerah-daerah yang rata.
Keem pat hubungan ekologi itu hanyalah korelasi, bukan penje-
lasan. Penjelasan-penjelasan m endasar yang diajukan antara lain
ukuran po pulasi m anusia, m obilitas, dan strategi ekonom i. Pertam a-
http://facebook.com/indonesiapustaka
Namun letak Papua yang tropis berarti orang-orang Papua dapat hidup
sepanjang tahun dan bercocok-ta nam dalam kepadatan populasi tinggi
sam pai ketinggian 2.40 0 m eter, sem entara tem pat-tem pat tinggi di
Tiongkok dan Kanada m em beku pada m usim -m usim tertentu dan
m enyokong hanya kepadatan populasi m a nusia yang rendah (di Tibet)
atau bahkan tidak dihuni m anusia sam a sekali.
478 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
pe nutur; m asyarakat negara lebih m em ilih bahasa negara itu sen diri
un tuk digunakan di pem erintahan, pendidikan, perdagangan, angkatan
ber senjata, dan hiburan; dan (seperti yang akan saya bahas di bawah)
ne gara m em iliki cara-cara hebat yang disengaja m aupun tidak untuk
m e nyebarkan bahasa negara tersebut dengan m engorbankan bahasa-
bahasa lainnya.
Sem entara itu, m ultilingualism e tersebar luas atau m erupakan hal
rutin dalam m asyarakat-m asyarakat tradisional bukan-negara ber-
skala kecil. Lagi-lagi alasan-alasannya sederhana. Kita telah lihat
bahwa m asyarakat-m asyarakat bahasa tradisional berukuran kecil
(be be rapa ribu penutur atau kurang) dan m enem pati wilayah yang
kecil. Masyarakat-masyarakat yang bertetangga langsung kerap kali
m em iliki bahasa yang berbeda. Orang-orang biasa bertem u dan harus
ber urusan dengan penutur bahasa-bahasa lain. Untuk berdagang, un-
tuk m erundingkan persekutuan dan akses ke sum ber daya, dan (bagi
banyak m asyarakat tradisional) bahkan untuk m em peroleh pa sang-
an dan berkom unikasi dengan pasangan m em butuhkan bukan ha-
nya bilingualism e, m elainkan m ultilingualism e. Bahasa kedua dan
seterusnya dipelajari saat anak-anak dan di rum ah atau m elalui per-
gaulan sosial, bukan m elalui pengajaran form al. Berdasarkan peng-
alam an saya, kefasihan dalam lim a bahasa atau lebih adalah hal lazim
di antara orang-orang Papua tradisional. Sekarang akan saya lengkapi
kesan-kesan saya di Papua itu dengan catatan-catatan pendek dari dua
benua: Australia Aborigin dan Am erika Selatan tropis.
Australia Aborigin ditem pati oleh sekitar 250 kelom pok bahasa
yang ber beda, sem uanya bertahan hidup dengan berburu-m engum pul,
de ngan rata-rata sekitar seribu penutur per bahasa. Sem ua laporan
yang dapat dipercaya m enjabarkan sebagian besar orang Aborigin
tradisional se bagai bersifat setidak-tidaknya bilingual, dan sebagian
besar m e ngetahui banyak bahasa. Satu penelitian sem acam itu dilak-
sanakan oleh ahli antropologi Peter Sutton di daerah Cape Keerweer
di Sem enanjung York, di m ana populasi lokal berjum lah 683 orang
http://facebook.com/indonesiapustaka
itu m encakup rasa takut dan kecurigaan terhadap hal-hal asing, ter-
m a suk bahasa-bahasa asing; dan kekhawatiran orangtua ke lahiran
Am erika m aupun im igran bahwa m ungkin anak-anak akan ke-
bingungan bila terpapar dua bahasa secara bersam aan, dan bahwa pe-
nguasaan bahasa m ereka akan lebih cepat bila m ereka terpapar satu
ba hasa saja. Penalaran itu m erupakan kekhawatiran yang sah: anak
yang m em pelajari dua bahasa harus m em pelajari dua kali lebih banyak
MANFAAT BILINGUALISME ● 487
bu nyi suara, kata, dan struktur tata bahasa dibandingkan dengan anak
yang m onolingual; anak bilingual hanya m em iliki separo waktu un-
tuk dicurahkan bagi m asing-m asing bahasa; m aka anak bilingual
(dikhawatirkan) m ungkin m enuturkan dua bahasa secara buruk,
bukannya m e nuturkan satu bahasa dengan baik.
Memang, penelitian-penelitian yang dilakukan di AS, Irlandia,
dan Wales sam pai 1960 -an m em ang m elaporkan bahwa anak-anak
bilingual m e m ang secara linguistik kalah jauh dari anak-anak m ono-
lingual, m e nguasai bahasa secara lebih lam bat, dan akhirnya m em iliki
kosakata yang lebih kecil bagi masing-masing bahasa. Namun pada
akhirnya disadari bahwa tafsiran itu digugurkan oleh variabel-variabel
lain yang berkorelasi dengan bilingualism e dalam penelitian-penelitian
ter sebut. Di AS, lebih daripada di negara-negara lain, bilingualism e
ter kait dengan kem iskinan. Ketika anak-anak Am erika bilingual di-
ban dingkan dengan anak-anak Am erika m onolingual penutur bahasa
Inggris, anak-anak kelom pok kedua cenderung berasal dari kom unitas
yang lebih berada, m enuntut ilm u di sekolah-sekolah yang lebih baik,
dan cenderung m em iliki orangtua yang lebih terdidik dan kaya yang
be kerja pada tingkat pekerjaan lebih tinggi dan dengan kosakata yang
lebih besar. Korelasi-korelasi dengan bilingualism e itu saja m ung-
kin m erupakan penyebab m engapa anak-anak bilingual m em iliki
ketram pilan bahasa yang lebih rendah.
Penelitian-penelitian yang lebih baru di AS, Kanada, dan Eropa
m elakukan kontrol terhadap variabel-variabel itu, dengan m em ban-
dingkan anak-anak bilingual dan m onolingual yang m enghadiri sekolah
yang sam a dan dengan status sosio-ekonom i orangtua yang sederajat.
Ter nyata anak-anak bilingual dan anak-anak m onolingual yang setara
dalam hal-hal lainya, m elewati titik-titik penting pem e rolehan bahasa
(m isalnya, usia m engucapkan kata pertam a, kalim at pertam a, atau
m em peroleh kosakata 50 kata) pada usia yang sam a. Tergantung pe-
nelitiannya, anak-anak bilingual m aupun m onolingual akhirnya m en-
jadi orang dewasa dengan ukuran kosakata dan laju m engingat kata
http://facebook.com/indonesiapustaka
6.0 0 0 kata, terdiri atas 3.0 0 0 kata bahasa Inggris ditam bah 3.0 0 0 kata
bahasa Mandarin, bukannya 3.300 kata bahasa Inggris dan nol kata
bahasa Mandarin.”
Penelitian-penelitian sejauh ini belum m enunjukkan perbedaan
kognitif tergeneralisasi antara orang-orang bilingual dan m onolingual.
Bu kan artinya satu kelom pok secara rata-rata lebih cerdas atau
berpikir lebih cepat daripada kelom pok yang satu lagi. Tam paknya
ada perbedaan-perbedaan spesiik, seperti misalnya (barangkali) ke-
m am puan m engingat kata dan m enyebutkan nam a benda secara sedi-
kit lebih cepat pada orang-orang m onolingual (karena m ereka tidak
m enghadapi m asalah berupa keharusan m em ilih di antara beberapa
nam a, sem uanya benar nam un dalam bahasa berbeda-beda yang m e-
reka akrabi). Di antara perbedaan-perbedaan spesiik itu, yang paling
konsisten diakui sejauh ini adalah apa yang oleh para ilm uwan kognitif
diistilahkan sebagai "fungsi eksekutif", dan perbedaan itu m engunggul-
kan orang-orang bilingual.
Guna m em aham i m akna fungsi eksekutif, bayangkan seseorang
yang m elakukan sesuatu hal apa saja, m isalnya m enyeberangi jalanan.
Re nungkan bahwa kita terus-m enerus dibom bardir oleh inform asi
inderawi dalam banyak m odalitas, term asuk pem andangan, suara,
bau, sentuhan, dan kecapan, ditam bah pem ikiran kita sendiri. Ke da-
lam indera-indera sang pejalan kaki, m em banjirlah pem andangan be-
rupa papan reklam e dan awan di langit sana, suara orang-orang yang
berbicara dan burung-burung yang berkicau, bebauan perkotaan,
sensasi sentuhan kaki sang pejalan kaki di trotoar dan lengan-
lengannya yang berayun-ayun di sam ping tubuhnya, dan pikirannya
m engenai apa yang dikatakan istrinya kepadanya tadi pagi saat
sarapan. Bila dia tidak sedang m enyeberang jalan, si pejalan kaki akan
ber konsentrasi pada obrolan orang-orang atau pada pem andangan
pa pan reklam e atau pada kata-kata terbaru istrinya. Tapi sewaktu
m enyeberangi jalan, kebutuhan keselam atan m engharuskan dia ber-
konsentrasi ke pem andangan dan bunyi m obil-m obil yang m endekat
http://facebook.com/indonesiapustaka
untuk waktu lama di Jerman, Peru, dan Papua Nugini, dan saya telah
bisa berbicara dengan lancar dalam bahasa J erm an, Spanyol, atau
Tok Pisin tanpa kebingungan m em bedakan bahasa-bahasa itu satu sa-
m a lain atau dengan bahasa Inggris. Saya juga telah m em pelajari be-
be ra pa bahasa lain (terutam a Rusia) nam un belum pernah tinggal di
negara-negara itu dalam waktu cukup lam a untuk m em peroleh peng-
alam an m enuturkan bahasa-bahasa itu secara terus-m enerus. Sewaktu
490 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
saya pertam a berbicara dengan tem an-tem an Indonesia saya, saya ter-
peranjat m endapati bahwa niat saya m engucapkan sebuah kata bahasa
Indonesia seringkali berakhir dengan saya m engucapkan sebuah kata
Rusia dengan m akna yang sam a, m eskipun bahasa Indonesia dan
Rusia sam a sekali tidak berkaitan! Saya terbukti telah belajar m e-
m isah kan bahasa Inggris, J erm an, Spanyol, dan Tok Pisin m enjadi em -
pat kotak yang terkontrol dengan baik, nam un m asih tersisa kotak ke-
lim a yang belum terdiferensiasi, setara dengan "bahasa selain Inggris,
Spanyol, J erm an, dan Tok Pisin". Barulah setelah beberapa lam a lagi di
Indonesia saya m am pu m engham bat sim panan kata-kata bahasa Rusia
yang m eringkuk di luar kendali dalam benak saya dan siap m erayap ke
dalam percakapan bahasa Indonesia saya.
Singkatnya, orang-orang yang bilingual atau m ultilingual m em -
peroleh latihan bawah sadar terus-m enerus untuk m enggunakan kon-
trol eksekutif. Mereka terpaksa melatihnya setiap kali mereka ber-
bicara, ber pikir, atau m endengarkan orang-orang lain berbicara—
alias, terus-m enerus selagi m ereka terjaga. Dalam olahraga, penam -
pilan seni, dan bidang-bidang lain kehidupan, kita tahu bahwa ke-
trampilan meningkat bila dilatih terus-menerus. Namun: ketrampil-
an-ketram pilan m ana yang ditingkatkan oleh latihan bilingualism e?
Apakah bilingualisme hanya mengembangkan ketrampilan spesiik
orang bilingual dalam ber gonta-ganti bahasa, ataukah bilingualism e
secara um um lebih ber m an faat bagi m ereka?
Penelitian-penelitian terbaru telah m erancang tes untuk m enjawab
pertanyaan itu dengan m em bandingkan pem ecahan m asalah oleh
orang-orang bilingual dan m onolingual yang berkisar dari anak ber usia
3 tahun sam pai orang dewasa berusia 80 tahun. Kesim pulan m e nye-
luruh adalah orang-orang bilingual dari sem ua kelom pok usia m e m iliki
keunggulan hanya dalam memecahkan satu jenis masalah spesiik.
Namun masalah spesiik itu sungguhlah luas: memecahkan tugas-tugas
yang m em bingungkan karena aturan-aturan tugas tersebut berubah
secara tidak terperkirakan, atau karena ada petunjuk-petunjuk m e-
http://facebook.com/indonesiapustaka
nye satkan dan tidak relevan nam un sungguh m encolok yang harus di-
abaikan. Misalnya, anak-anak yang ditunjuki serangkaian kartu yang
m enggam barkan kelinci atau perahu yang berwarna m erah atau biru,
dan yang m em iliki atau tidak m em iliki bintang em as. Bila bintang em as
itu ada, anak harus m engingat untuk m em ilah-m ilah kartu berdasarkan
warna; bila bintang em as itu tidak ada, m ereka harus m engingat untuk
m em ilah-m ilah kartu berdasarkan benda yang digam barkan. Subjek-
MANFAAT BILINGUALISME ● 491
ganti yang m e lim pah dalam kehidupan nyata, itu akan berarti
keunggulan signiikan bagi orang-orang bilingual.
Satu perluasan m enarik yang belum lam a ini dilakukan dalam tes
pem bandingan ini adalah yang diberikan kepada bayi. Kita m ungkin
berpikir bahwa tidak ada artinya atau m ustahil m enguji "bayi
bilingual": bayi tidak bisa bicara sam a sekali, tidak bisa dideskripsikan
sebagai bilingual atau m onolingual, dan tidak bisa dim inta m e lakukan
492 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
Pe n yakit Alzh e im e r
Kita dapat m elakukan ekstrapolasi dari hasil-hasil itu, dan berspekulasi
bahwa orang-orang bilingual m ungkin m em iliki keunggulan dibanding-
kan orang-orang m onolingual dalam m enghadapi dunia kita yang
m em bingungkan dengan aturan-aturan yang berubah, dan bukan ha-
nya dalam tugas-tugas rem eh seperti m em bedakan lo-lo-vu dari lo-
vu-lo. Tapi, Anda para pem baca m em butuhkan bukti m anfaat yang
lebih nyata sebelum Anda berkom itm en untuk terus berceloteh dalam
dua bahasa berbeda kepada anak dan cucu Anda yang m asih bayi.
http://facebook.com/indonesiapustaka
Oleh karena itu Anda akan lebih tertarik kepada laporan m engenai
keunggulan-keunggulan bilingualism e di ujung lain rentang hidup:
usia lanjut, ketika tragedi m enyedihkan berupa penyakit Alzheim er dan
dem ensia-dem ensia pikun lainnya m enanti sedem ikian banyak orang di
antara kita.
Penyakit Alzheim er adalah bentuk dem ensia lanjut usia yang paling
um um , m enyerang sekitar 5% orang berusia di atas 75 tahun, dan 17%
494 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
orang yang berusia di atas 85 tahun. Penyakit Alzheim er dim ulai de-
ngan sering lupa dan penurunan ingatan jangka pendek, lantas ber-
lanjut tanpa dapat balik dan tanpa dapat disem buhkan m enuju ke-
m atian dalam sekitar 5 sam pai 10 tahun. Penyakit tersebut terkait
de ngan lesi di otak, terdeteksi m elalui otopsi atau (sewaktu hidup)
m elalui m etode-m etode pencitraan otak, antara lain penyusutan otak
dan penumpukan protein-protein spesiik. Semua terapi obat dan vak-
sin sejauh ini gagal. Orang-orang dengan kehidupan yang secara m en-
tal dan isik menantang—pendidikan yang lebih tinggi, pekerjaan yang
lebih kom pleks, aktivitas sosial dan santai yang lebih m enantang dan
latihan isik yang lebih sering—menderita tingkat demensia yang lebih
rendah. Tapi, periode latensi yang panjang, m encapai 20 ta hun, antara
m ulai m enum puknya protein dan m unculnya gejala-ge ja la Alzheim er
nantinya, m em unculkan pertanyaan-pertanyaan m e nge nai penyebab
dan efek tentang tafsiran tem uan-tem uan m e ngenai kehidupan yang
m enantang ini: apakah tantangan itu sen diri m enurunkan gejala-gejala
Alzheim er, atau apakah orang-orang itu m am pu m enjalani kehidupan
yang m enantang justru karena m e reka tidak m enderita tahap-tahap
awal penum pukan protein, atau ka rena keunggulan-keunggulan gene-
tik yang juga m elindungi m ereka dari penyakit Alzheim er? Dengan
harapan bahwa kehidupan yang m e nantang m ungkin m erupakan
penyebab dan bukan hasil dari pengu rangan proses penyakit, orang-
orang lanjut usia yang takut ter kena penyakit Alzheim er terkadang
didorong untuk berm ain catur, per m ainan daring yang m enantang,
atau teka-teki Sudoku.
Hasil-hasil m engusik yang diperoleh dalam beberapa tahun ter-
akhir m enunjukkan bahwa tam paknya ada efek m elindungi yang
diberikan oleh bilingualism e seum ur hidup terhadap gejala-gejala
Alzheim er. Di antara 40 0 pasien yang dipelajari di klinik-klinik di
Toronto, Kanada, se bagian besar berusia 70 -an, dan dengan diagnosis
yang m ungkin m e rupakan penyakit Alzheim er (atau dem ensia-dem en-
sia lain dalam be berapa kasus), pasien-pasien bilingual m enunjuk-
http://facebook.com/indonesiapustaka
kan gejala-gejala per tam a m ereka saat berusia 4 atau 5 tahun lebih
tua daripada pasien-pasien m onolingual. Harapan hidup di Kanada
adalah 79, oleh karena itu penundaan 4– 5 tahun bagi orang-orang
berusia 70 -an berarti pe nurunan probabilitas orang kanada terserang
gejala Alzheim er sebelum m eninggal sebanyak 47%. Pasien-pasien
bilingual dan m onolingual tersebut setara dalam hal sta tus pekerjaan,
nam un pasien-pasien bilingual m em peroleh tingkat pen didikan rata-
PENYAKIT ALZHEIMER ● 495
rata yang lebih rendah (bukan lebih tinggi). Oleh karena pendidikan
dikaitkan dengan tingkat kejadian gejala-gejala Alzheim er yang lebih
rendah, ini berarti bahwa perbedaan dalam hal pendidikan tidak bisa
m enjelaskan tingkat kejadian gejala yang lebih rendah pada pasien-
pasien bilingual: tingkat kejadian m ereka lebih rendah m eskipun
pendidikan yang m ereka terim a lebih rendah. Satu lagi tem uan yang
m engusik adalah, untuk tingkat gangguan kognitif m ana pun, pasien-
pa sien bilingual m em iliki lebih bany ak atroi otak yang terungkap oleh
m etode-m etode pencitraan otak dibandingkan pasien-pasien m o no-
lingual. Bila dinyatakan dengan kata-kata lain, pasien-pasien bilingual
m en derita lebih sedikit gangguan kognitif daripada pasien-pasien m o-
nolingual dengan derajat atroi otak yang sama: bilingualisme mena-
warkan perlindungan parsial terhadap akibat-akibat atroi otak.
Perlindungan yang diberikan oleh bilingualism e tidak m em un-
culkan ketidakpastian tafsir yang sam a tentang penyebab lawan akibat
seperti yang dim unculkan oleh perlindungan yang tam pkanya di-
berikan oleh pendidikan dan aktivitas sosial m enantang. Yang dise-
but kan be la kangan itu m ungkin m erupakan akibat, bukan penyebab
tahap-ta hap awal lesi Alzheim er; dan faktor-faktor genetik yang m em -
buat se se orang cenderung m encari pendidikan dan aktivitas sosial juga
mungkin melindungi seseorang dari penyakit Alzheimer. Namun apa-
kah seseorang m enjadi bilingual atau tidak ditentukan di m asa kanak-
kanak, puluhan tahun sebelum lesi-lesi otak Alzheim er pertam a ber-
kem bang, dan tak berkaitan dengan gen-gen seseorang. Kebanyakan
orang bilingual m enjadi bilingual bukan karena keputusan ataupun gen
m ereka sendiri, m elainkan karena kebetulan bertum buh besar dalam
m asyarakat bilingual, atau karena orangtua m ereka berem igrasi dari
negeri asal m ereka ke negeri yang m enggunakan bahasa berbeda. Oleh
karena itu, gejala-gejala Alzheim er yang lebih rendah pada orang-orang
bilingual m enunjukkan bahwa tam paknya bilingualism e itu sendiri
m elindungi dari gejala-gejala Alzheim er.
Mengapa bisa begitu? Satu jawaban pendeknya adalah ungkapan
http://facebook.com/indonesiapustaka
berupa hidup yang kaya secara budaya, dan terlepas dari apakah
keanekaragam an bahasa bersifat baik atau buruk bagi dunia secara
keseluruhan.
Bila laju hilangnya bahasa saat ini berlanjut, m aka pada 210 0 sebagian
besar bahasa yang ada di dunia saat ini akan telah punah, atau m enjadi
bahasa sekarat yang hanya dituturkan oleh orang-orang lanjut usia dan
tidak lagi diwariskan dari orangtua kepada anak.
Tentu saja, kepunahan bahasa bukanlah fenom ena anyar yang
baru dim ulai 70 tahun lalu. Kita tahu dari catatan tertulis kuno, dan
kita m enyim pulkan dari persebaran bahasa dan m asyarakat, bahwa
bahasa-bahasa telah punah satu per satu selam a ribuan tahun. Dari pa-
ra penulis Rom awi dan dari potongan-potongan tulisan di m onum en-
m onum en dan koin-koin kuno di wilayah yang tadinya m erupakan
Ke kaisaran Rom awi, kita tahu bahwa bahasa Latin m enggantikan
bahasa-bahasa Kelt yang tadinya dituturkan di Prancis dan Spanyol,
juga m enggantikan bahasa Etruska, Um bria, Oska, Faliska, dan
bahasa-bahasa lain di dalam Italia sendiri. Naskah-naskah kuno yang
terawetkan dalam bahasa Sum eria, Hurria, dan Hitti m erupakan bukti
bahasa-bahasa yang kini m enghilang nam un beberapa ribu tahun lalu
digunakan di Bulan Sabit Subur. Penyebaran fam ili bahasa Indo-Eropa
ke Eropa barat, yang dim ulai dalam 9.0 0 0 tahun terakhir, m elenyapkan
sem ua bahasa asli Eropa kecuali bahasa Basque di Pegunungan
Pirenea. Kita m e nyim pulkan bahwa para pem buru-pengum pul Pigm i
Afrika, Filipina, dan Indonesia, juga orang-orang J epang kuno, dulu
m enggunakan bahasa-bahasa yang kini telah punah, digantikan oleh
entah itu bahasa Bantu, bahasa Austronesia, dan bahasa J epang
m odern. J auh lebih banyak lagi bahasa yang telah lenyap tanpa jejak.
Terlepas dari sem ua bukti bahwa dahulu pun bahasa-bahasa m eng-
alam i kepunahan, kepunahan bahasa m odern berbeda karena lajunya
yang sangat m eningkat. Kepunahan selam a 10 .0 0 0 tahun ter akhir
m eninggalkan 7.0 0 0 bahasa untuk kita kini, nam un kepunahan da-
lam kira-kira seabad berikut akan m eninggalkan beberapa ratus saja
untuk kita. Laju kepunahan bahasa yang m em ecahkan rekor itu dise-
bab kan oleh pengaruh hom ogenisasi akibat tersebarnya glo balisasi dan
pem erintahan negara ke seluruh dunia.
http://facebook.com/indonesiapustaka
harus "dibuat beradab" dan diajari bahasa Inggris sem ata dengan
m engam bil anak-anak Indian dari suasana "barbar" di rum ah orangtua
m e reka dan m enem patkan m ereka di sekolah-sekolah berasram a yang
ha nya m enggunakan bahasa Inggris, di m ana penggunaan bahasa-
bahasa Indian dilarang mutlak dan dijatuhi siksaan isik dan hukum-
an memalukan. Guna menjustiikasi kebijakan itu, J.D.C. Atkins, ko-
m isioner AS untuk urusan Indian sejak 1885 sam pai 1888, m en jelas-
kan, “Mengajari orang-orang Indian dalam bahasa daerah mereka
[m aksudnya dalam bahasa Indian] bukan hanya tidak ada m anfaatnya
bagi m ereka, nam un juga m erusak bagi usaha m em buat m ereka
terdidik dan beradab, dan tidak boleh diizinkan di sekolah Indian
m ana pun yang dikendalikan oleh Pem erintah... Bahasa [Inggris] ini,
yang cukup bagus untuk orang kulit putih m aupun orang kulit hitam ,
pastilah cukup bagus juga untuk orang kulit m erah. Dipercaya juga
bahwa m engajari pem uda Indian dalam dialeknya yang barbar sungguh
m erusaknya. Langkah pertam a untuk m em bawa m ereka ke peradaban,
ke arah m engajari orang-orang Indian m engenai keburukan dan
kebodohan dalam m elanjutkan praktik-praktik barbar m ereka, adalah
m engajari m ereka bahasa Inggris.”
Setelah J epang m encaplok Okinawa pada 1879, pem erintah J epang
m enerapkan solusi yang dijabarkan sebagai "satu bangsa, satu ras, satu
bahasa". Itu berarti m endidik anak-anak Okinawa untuk berbicara
bahasa J epang dan tidak lagi m em bolehkan m ereka m enuturkan ba-
hasa asli Okinawa m ana pun yang berjum lah lusinan. Serupa dengan
itu, ketika J epang m encaplok Korea pada 1910 , J epang m elarang ba-
hasa Korea di sekolah-sekolah Korea, m enggantikannya dengan bahasa
J epang. Ketika Rusia m encaplok kem bali republik-republik Baltik pada
1939, Rusia m enggantikan bahasa-bahasa Estonia, Latvia, dan Lituania
di sekolah-sekolah dengan bahasa Rusia, nam un bahasa-bahasa Baltik
itu terus dituturkan di rum ah-rum ah dan m em peroleh kem bali status
se bagai bahasa nasional ketika republik-republik tersebut kem bali m er-
deka pada 1991. Satu-satunya bahasa Kelt yang m asih ada di daratan
http://facebook.com/indonesiapustaka
seharusnya berada. Satu dunia, satu m asyarakat, satu bahasa ber sam a,
satu tujuan bersam a, pada saat itu barangkali kita sem ua bisa hidup
dam ai.”
“Menurutku sih 7.000 bahasa itu sama dengan kelebihan 6.990 ba-
hasa. Biarkan saja m ereka lenyap.”
Ada dua alasan utam a yang diberikan orang-orang seperti yang
menulis ke BBC itu guna menjustiikasi penyingkiran sebagian besar
bahasa dunia. Salah satu keberatan dapat dirangkum dalam satu kali-
m at “Kita butuh bahasa bersam a agar bisa berkom unikasi dengan satu
sam a lain.” Iya, itu m em ang benar; m asyarakat yang berbeda-beda
m e m ang m em butuhkan bahasa bersam a agar bisa berkom unikasi de-
ngan satu sama lain. Namun hal itu tidak mengharuskan pelenyapan
bahasa-bahasa m inoritas; yang dibutuhkan hanyalah para penutur
bahasa m inoritas m enjadi bilingual dengan bahasa m ayoritas sebagai
salah satu bahasa mereka. Misalnya, Denmark adalah negara terkaya
tertujuh di dunia, walaupun tam paknya m asyarakat satu-satunya yang
m enggunakan bahasa Denm ark adalah kelim a juta orang Denm ark.
Itu karena nyaris sem ua orang Denm ark juga fasih bertutur bahasa
Inggris dan beberapa bahasa Eropa lainnya, yang m ereka gunakan
dalam berbisnis. Orang-orang Denm ark m akm ur dan berbahagia se-
ba gai orang-orang Denm ark, sebab m ereka bertutur bahasa Denm ark.
Bila orang-orang Denm ark bersedia berupaya m enjadi bilingual dalam
bahasa Denm ark dan Inggris, itu urusan m ereka sendiri. Serupa
dengan itu, bila orang-orang Indian Navajo bersedia berupaya menjadi
bilingual dalam bahasa Navajo dan Inggris, itu urusan mereka. Orang-
orang Navajo tidak meminta dan bahkan tidak mau orang-orang
Amerika lain mempelajari bahasa Navajo.
Satu lagi alasan utam a yang diberikan oleh orang-orang seperti
yang menulis ke BBC guna menjustiikasi penyingkiran bahasa-
bahasa ada lah kepercayaan bahwa banyak bahasa m enyebabkan pe-
rang sipil dan perselisihan etnis, dengan m endorong orang untuk
m enganggap m asyarakat-m asyarakat lain sebagai berbeda. Perang
http://facebook.com/indonesiapustaka
Tam il di Sri Lanka setuju untuk m enggunakan bahasa Sinhala, dan bila
orang-orang Prancis di Quebec dan orang-orang Hispanik di AS beralih
saja ke bahasa Ingris?
Sepertinya argumen itu kuat. Namun asumsi tersiratnya mengenai
utopia m onolingual salah: perbedaan bahasa bukanlah penyebab ter-
penting perselisihan. Orang-orang yang berprasangka akan m enyam bar
per bedaan apa pun sebagai alasan untuk tidak m enyukai orang lain,
term asuk perbedaan-perbedaan agam a, politik, etnis, dan pakaian.
Pem bunuhan m assal terparah di Eropa sejak akhir Perang Dunia II m e-
libatkan saling bantai antara orang-orang Serbia dan Montenegro yang
Kristen Ortodoks (dan nantinya berpisah), orang-orang Kroasia yang
Katolik, dan orang-orang Bosnia yang Muslim di bekas Yugoslavia,
yang sem uanya m enggunakan bahasa yang sam a, Serbo-Kroasia.
Pem bunuhan m assal terparah di Afrika sejak akhir Perang Dunia II
terjadi di Rwanda pada 1994, ketika orang-orang Hutu m em bunuh
nyaris sejuta orang Tutsi dan sebagian besar orang-orang Twa di
Rwanda, yang sem uanya m enggunakan bahasa Rwanda. Pem bunuhan
m assal terparah di tem pat-tem pat lain di dunia sejak akhir Perang
Dunia II terjadi di Kam boja, di m ana orang-orang Kam boja pengguna
bahasa Khm er di bawah diktator m ereka Pol Pot m em bunuh sekitar
dua juta orang Kam boja lain yang juga pengguna bahasa Khm er.
Pem bunuhan m assal terparah di m ana pun di dunia, kapan pun dalam
sejarah, berlangsung di Rusia di bawah Stalin, ketika orang-orang
Rusia m em bunuh puluhan juta orang, sebagian besarnya juga ber-
bahasa Rusia, gara-gara apa yang dianggap sebagai perbedaan politik.
Bila Anda percaya bahwa kaum m inoritas harus m em buang bahasa-
bahasa m ereka dan m engadopsi bahasa m ayoritas guna m endorong
per dam aian, tanyakan kepada diri sendiri apakah Anda juga percaya
bah wa kaum m inoritas harus m endorong perdam aian dengan m em -
buang agam a, etnisitas, dan pandangan politik m ereka. Bila Anda
m em percayai bahwa kem erdekaan beragam a, etnisitas, dan pandangan
po litik m erupakan hak asasi m anusia yang tidak dapat disangkal na-
http://facebook.com/indonesiapustaka
U n tu k ap a m e le s tarikan bah as a?
Oke, jadi tidak ada yang pasti membahayakan atau merepotkan dalam
melestarikan bahasa kecuali upaya bilingualisme oleh para penutur
minoritas itu sendiri, dan mereka bisa memutuskan sendiri apa -
kah mereka bersedia untuk menempuh upaya tersebut. Apakah ada
keunggulan-keunggulan positif dalam pelestarian keanekaragaman baha-
sa? Mengapa kita tidak biarkan saja dunia menyatu ke arah kelima
bahasa teratasnya, yaitu bahasa Mandarin, Spanyol, Inggris, Arab, dan
Hindi? Atau ma rilah kita dorong argumen itu selangkah lebih jauh,
sebelum para pem baca saya yang merupakan penutur bahasa Inggris
men ja wab de ngan antusias, “Ya!” Bila Anda berpikir bahwa bahasa-
bahasa ke cil ha rus mengalah kepada bahasa-bahasa besar, kesimpulan
paling lo gis ada lah kita semua harus mengadopsi bahasa terbesar di
http://facebook.com/indonesiapustaka
dunia, Mandarin, dan biarkan saja bahasa Inggris mati. Apa gunanya
me les tarikan bahasa Inggris? Di antara banyak jawaban, saya akan
sebutkan tiga.
Pertam a-tam a, dengan dua bahasa atau lebih, kita sebagai individu
bisa m enjadi bilingual atau m ultilingual. Saya bahas sebelum nya di
bab ini bukti keunggulan kognitif yang dim iliki oleh individu-individu
bilingual. Bahkan m eskipun Anda skeptis m engenai laporan bahwa bi-
508 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
m anusia.
Namun barangkali Anda masih berpikir, “Cukuplah segala omong-
an tak jelas soal kebebasan linguistik, warisan budaya unik, dan pi-
lihan berbeda dalam berpikir dan berekspresi ini. Sem ua itu adalah ke-
m ewahan dengan tingkat prioritas rendah di antara krisis-krisis dunia
m odern. Sam pai kita m em ecahkan m asalah-m asalah sosio-ekonom i
du nia yang m endesak, kita tidak bisa m em buang-buang waktu dengan
UNTUK APA MELESTARIKAN BAHASA? ● 509
rika dari kehancuran akan lebih efektif dan lebih m urah daripada pem -
bayaran tunjangan kesejahteraan, bagi m inoritas Penduduk Asli Am e-
rika m au pun m ayoritas pem bayar pajak. Program -program sem acam
itu ber tu juan m em berikan pem ecahan jangka panjang; pem bayaran
tun jangan kesejahteraan tidak. Serupa dengan itu, akan lebih m urah
bagi negara-negara yang kini diam uk perang saudara berdasar garis-
garis batas linguistik untuk m eniru negara-negara yang didasarkan
510 ● BERTUTUR DENGAN BANYAK BAHASA
pada ke m itraan antara kelom pok-kelom pok utuh yang bangga (sem isal
Swiss, Tanzania, dan banyak negara lainnya) daripada m encoba m eng-
han curkan bahasa dan budaya m inoritas.
Bahasa sebagai fokus identitas nasional dapat m enentukan
bertahan atau hilangnya suatu kelom pok, tidak hanya bagi m inoritas
dalam satu ne gara nam un juga bagi seluruh bangsa. Pertim bangkanlah
situasi di Britania pada awal Perang Dunia II, pada Mei dan Juni 1940,
ketika perlawanan Prancis terhadap balatentara Nazi yang menyerbu
m ulai runtuh, ketika Hitler telah m enduduki Austria, Cekoslowakia,
Polandia, Norwegia, Denmark, dan Negara-negara Rendah, ketika
Italia, J epang, dan Rusia telah m enandatangani persekutuan atau
pakta dengan Hitler, dan ketika Am erika Serikat m asih berniat untuk
tetap netral. Prospek Britania m enang m elawan serbuan J erm an yang
m em bayang-bayangi tam pak suram . Suara-suara di dalam pem e-
rintahan Britania berargum en bahwa Britania harus m encoba m en-
capai kesepakatan de ngan Hitler, bukan berupaya m elawan dengan sia-
sia.
Winston Churchill m enanggapi di House of Com m ons pada 13
Mei dan 4 Juni 1940, dengan dua pidato paling banyak dikutip dan
paling efektif dalam bahasa Inggris pada abad ke-20 . Dia antara lain
m engatakan, “Aku tak punya apa-apa untuk ditawarkan selain darah,
kerja keras, air m ata, dan keringat... Kalian bertanya, apa kebijakan
kita? Akan saya beritahu. Kebijakan kita adalah m elangsungkan pe-
rang, di laut, darat, dan udara, dengan segenap kem am puan kita
dan dengan segala kekuatan yang diberikan Tuhan kepada kita: m e-
langsungkan perang m elawan tirani m engerikan, yang tak ter ka lahkan
dalam riwayat ke ja hatan m anusia yang gelap dan m engibakan... Kita
tidak akan m enyerah atau gagal. Kita akan berupaya sam pai akhir, kita
akan bertarung di Prancis, kita akan bertarung di laut dan sam udra,
kita akan ber ta rung dengan keyakinan yang bertam bah-tam bah dan
kekuatan yang bertam bah-tam bah di udara, kita akan pertahankan
pulau kita, apa pun pengorbanannya, kita akan bertarung di pantai-
http://facebook.com/indonesiapustaka
pantai, kita akan ber tarung di tem pat-tem pat pendaratan, kita akan
bertarung di ladang-ladang dan di jalanan, kita akan bertarung di
perbukitan; kita tidak akan pernah m enyerah.”
Kita sekarang tahu bahwa Britania m em ang tidak pernah m e-
nyerah, tidak pernah m encoba m encapai kesepakatan dengan J erm an,
terus ber tarung, setelah setahun berhasil m enggandeng Rusia dan
kem udian Am erika Serikat sebagai sekutu, dan setelah lim a tahun
BAGAIMANA KITA BISA MELINDUNGI BAHASA? ● 511
bahasa yang ham pir lenyap sebagai suatu prioritas. Baru belakangan
ini sejum lah ahli linguistik telah m encoba m enarik perhatian terhadap
kehilangan yang nya ris m enim pa kita. Ironis bahwa sedem ikian
banyak ahli linguistik m asih juga belum terlibat ketika bahasa-bahasa,
subjek bidang ilm u m ereka, m enghilang satu per satu. Pem erintah dan
m asyarakat dapat m elatih dan m enyokong lebih banyak ahli linguistik
untuk m eneliti dan m erekam para pem bicara terakhir bahasa-bahasa
yang sekarat, sehingga m em ungkinkan anggota-anggota populasi ter -
sebut yang m asih ada m em bangkitkan kem bali bahasa tersebut bah-
kan setelah pe nutur terakhir yang lanjut usia m eninggal—seperti
yang terjadi de ngan bahasa Cornwall di Britania, dan yang sekarang
m ungkin terjadi de ngan bahasa Eyak di Alaska. Satu kisah sukses pem -
bangkitan kem bali bahasa adalah pem antapan bahasa Ibrani pada
zam an m odern sebagai bahasa sehari-hari, dan kini Ibrani dituturkan
oleh 5.0 0 0 .0 0 0 orang.
Kedua, pem erintah dapat m enyokong bahasa-bahasa m inoritas
m e lalui kebijakan dan alokasi dana. Contoh m encakup sokongan yang
diberikan pem erintah Belanda bagi bahasa Vries (dituturkan oleh kira-
kira 5% populasi Belanda), dan yang diberikan pem erintah Selandia
Baru bagi bahasa Maori (dituturkan oleh kurang daripada 2% populasi
Selandia Baru). Setelah dua abad m enentang bahasa-bahasa Penduduk
Asli Am erika, pada 1990 pem erintah AS m engesahkan undang-undang
yang m endorong penggunaan bahasa-bahasa tersebut, dan kem udian
m engalokasikan sejum lah kecil dana (sekitar $ 2 juta per tahun)
bagi studi bahasa-bahasa Penduduk Asli Am erika. Tapi, seperti yang
digam barkan jum lah itu, sokongan pem erintah bagi bahasa-bahasa
yang terancam punah m asih jauh dari ideal. Uang yang digelontorkan
pe m erintah AS untuk m elestarikan spesies hewan dan tum buhan
yang terancam punah jauh m elebihi pengeluarannya bagi pelestarian
bahasa-bahasa yang terancam punah, dan uang yang disalurkan untuk
satu spesies burung saja (kondor California) lebih besar daripada yang
disalurkan untuk keseratus lebih bahasa Penduduk Asli Am erika bila
http://facebook.com/indonesiapustaka
rem puan bertubuh kecil yang beratnya tam paknya tidak m elebihi 50
kg, m em bawa kantong beras seberat 35 kg di punggungnya dan diikat
de ngan tali ke sekeliling dahinya, m enyusuri tepi sungai berbatu-batu
besar dan pegunungan. Selam a tahun-tahun awal di Papua itu, saya
tak pernah m elihat satu pun orang Papua yang m enderita obesitas atau
bahkan sekadar kelebihan berat.
Catatan rum ah sakit Papua, dan pem eriksaan m edis terhadap
orang-orang Papua oleh para dokter, mengonirmasi tampilan kesehat-
an yang baik itu—setidaknya sebagian. Penyakit tidak m enular yang
m enewaskan sebagian besar warga negara Dunia Pertam a kini—dia-
be tes, hipertensi, stroke, serangan jantung, aterosklerosis, penyakit-
pe nyakit kardiovaskular secara um um , dan kanker—langka atau tidak
dikenal di antara penduduk-penduduk tradisional Papua yang hidup
di perdesaan. Ketiadaan penyakit-penyakit itu bukan hanya karena
rentang hidup rata-rata m ereka yang pendek: penyakit-penyakit itu
tetap saja tidak m uncul di antara orang-orang Papua yang m encapai
usia 60 -an, 70 -an, dan 80 -an. Sebuah ulasan awal 1960 -an terhadap
2.0 0 0 pasien yang dirawat di bangsal m edis rum ah sakit um um di Port
Moresby (ibukota dan kota terbesar) tidak mendeteksi satu pun kasus
penyakit arteri koroner, dan hanya em pat kasus hipertensi, dan ke-
em pat pasien itu ber darah cam puran, bukan orang Papua m urni.
Bukan artinya orang-orang Papua tradisional m enikm ati utopia
kesehatan yang bebas kekhawatiran: sam a sekali bukan. Rentang hidup
sebagian besar orang Papua dulu, dan sam pai sekarang, lebih pendek
daripada di Barat. Penyakit-penyakit yang m em bunuh m ereka, selain
ke ce lakaan dan kekerasan antarpribadi, adalah penyakit-penyakit yang
sebagian besar sudah tidak m enjadi penyebab kem atian di Dunia Per-
ta m a saat ini: infeksi saluran pencernaan yang m enim bulkan diare, in-
feksi saluran pernapasan, m alaria, parasit, m alnutrisi, dan gangguan-
gangguan sekunder yang m em angsa orang-orang yang m elem ah akibat
gangguan-gangguan prim er itu. Dengan kata lain, kam i orang-orang
Barat, m eskipun telah m enukar perangkat penyakit m anusia tradisional
http://facebook.com/indonesiapustaka
kam i dengan perangkat baru penyakit m odern, rata-rata m enikm ati ke-
sehatan yang lebih baik dan hidup yang lebih panjang.
Sejak 1964 pun pem bunuh-pem bunuh baru warga negara Dunia
Pertam a m ulai berm unculan di Papua, di antara populasi-populasi
yang telah m elakukan kontak paling lam a dengan orang-orang
Eropa dan telah m ulai m enerapkan diet dan gaya hidup Barat. Kini,
Westernisasi dalam diet, gaya hidup, dan m asalah kesehatan Papua itu
516 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
feksi berkem bang secara cepat pada seseorang setelah infeksi oleh agen
ter sebut, sedem ikian rupa sehingga dalam beberapa m inggu korban
akan mati atau sembuh. Sementara itu, semua NCD (juga penyakit-
pe nyakit parasitik dan sejum lah penyakit m enular, sem isal AIDS,
m alaria, dan tuberkulosis) berkem bang lam bat dan bertahan selam a
bertahun-tahun atau berdasawarsa-dasawarsa sam pai m encapai akhir
m em atikan ataupun sem buh atau berhenti, atau sam pai korban m ati
PENYAKIT-PENYAKIT TIDAK MENULAR ● 517
karena suatu hal lain terlebih dahulu. NCD utama dalam gelombang
yang sekarang m encakup berbagai penyakit kardiovaskular (serangan
jantung, stroke, dan penyakit pem buluh tepi), bentuk diabetes yang
um um , be be rapa bentuk penyakit ginjal, dan sejum lah kanker seperti
kanker lambung, payudara, dan paru-paru. Mayoritas sangat besar
pem baca buku ini—contohnya, nyaris 90 % dari sem ua orang Eropa,
Amerika, dan Jepang—akan meninggal karena salah satu NCD ini,
sem entara m a yoritas orang di negara-negara berpenghasilan rendah
m eninggal akibat penyakit m enular.
Semua NCD ini langka atau tidak ada di antara masyarakat-
masyarakat berskala kecil dengan gaya hidup tradisional. Meskipun
ke ber adaan sejum lah penyakit ini telah tercatat dalam naskah-naskah
kuno, penyakit-penyakit tersebut baru m enjadi um um di Barat dalam
be bera pa abad terakhir. Keterkaitan penyakit-penyakit tersebut dengan
pe nye baran eksplosif gaya hidup Barat m odern ke seluruh dunia pada
m asa kini m enjadi jelas dari epidem i yang tim bul di em pat jenis popu-
lasi. Dalam kasus negara-negara yang m enjadi kaya baru-baru ini dan
secara m endadak, dan yang sebagian besar penduduknya kini "m e-
nikm ati" gaya hidup Barat—Arab Saudi dan negara-negara Arab peng-
hasil m inyak lainnya, ditam bah beberapa negara pulau m akm ur se-
perti Nauru dan Mauritius—seluruh populasi berada dalam risiko.
(Misalnya, dari delapan negara di dunia dengan prevalensi diabetes
nasio nal di atas 15%, sem uanya m erupakan negara Arab produsen
m inyak atau negara pulau yang m akm ur itu.) Epidem i-epidem i lain
m e nyerang warga negara berkem bang yang berem igrasi ke Dunia
Pertam a, m endadak m engubah gaya hidup m ereka yang tadinya
spartan menjadi gaya hidup Barat, sehingga terkena prevalensi NCD
yang lebih tinggi daripada rekan-rekan sebangsa m ereka yang tetap
tinggal di negeri m ereka dan terus m enjalankan gaya hidup tra-
disional, ataupun dibanding penduduk lam a negara-negara inang baru
m ereka. (Contohnya m encakup orang-orang Tiongkok dan India yang
beremigrasi ke luar negeri [ke Britania, AS, Mauritius, dan tujuan-
http://facebook.com/indonesiapustaka
tujuan lain yang lebih m akm ur daripada Tiongkok atau India], dan
orang-orang Yahudi Yam an dan Ethiopia yang berem igrasi ke Israel.)
Epidem i perkotaan tercatat di banyak negara berkem bang, seperti
Papua Nugini, Tiongkok, dan berbagai negara Afrika, di antara orang-
orang yang berem igrasi dari desa ke kota sehingga m engadopsi gaya
hidup tak banyak gerak dan m engonsum si lebih banyak m akanan yang
dibeli di toko. Terakhir, epidem i-epidem i yang lain lagi m elibatkan
518 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
untuk diet dan gaya hidup Paleolitik, dengan diet dan gaya hidup kita
sekarang. Mereka mengajukan pengujian terhadap hipotesis mereka
dan m enawarkan sejum lah rekom endasi terkait diet dan gaya hidup
guna m engurangi paparan kita terhadap penyakit-penyakit peradaban
yang baru. Acuan-acuan ke artikel-artikel dan buku asli dapat
ditem ukan di bagian Bacaan Lebih Lanjut untuk bab ini.
Penyakit-penyakit tak m enular yang dikaitkan dengan gaya hidup
Barat barangkali m enawarkan contoh paling praktis dalam buku ini
m engenai pelajaran-pelajaran yang bisa ditarik dari gaya hidup tra-
disional. Secara garis besar, m asyarakat tradisional tidak terserang
NCD yang baru saja saya bahas, sementara secara garis besar sebagian
besar m asyarakat yang terwesternisasi akan m eninggal gara-gara
penyakit-penyakit ini. Tentu saja, saya tidak m enyarankan kita untuk
m engadopsi gaya hidup tradisional secara m enyeluruh, m enggulingkan
pem erintahan negara, dan kem bali saling m em bunuh, m elakukan in-
fantisida, m engobarkan perang agam a, dan m engalam i kelaparan
berkala. Tujuan kita adalah m engenali dan m engadopsi kom ponen-
kom ponen tertentu gaya hidup tradisional yang m elindungi kita
dari NCD. Meskipun jawaban penuhnya harus menanti penelitian
lebih lanjut, kita bisa taruhan bahwa jawabannya akan m encakup
asupan garam yang rendah oleh m asyarakat tradisional dan tidak
akan m encakup tidak adanya pe m e rin tahan negara pada m asyarakat
tradisional. Puluhan juta orang di seluruh dunia sudah secara sadar
m enggunakan pem aham an kita saat ini m engenai faktor-faktor risiko
penyakit tak m enular guna m enjalani kehidupan yang lebih sehat.
Dalam sisa bab ini saya akan membahas dua epidemi NCD secara lebih
rinci: akibat asupan ga ram yang tinggi dan diabetes.
As u p an garam kita
Meskipun ada banyak zat kimiawi yang tergolong dalam kategori yang
disebut "garam " oleh ahli kim ia, bagi orang awam "garam " berarti
natrium klorida. Itulah garam yang kita kehendaki, yang kita gu-
http://facebook.com/indonesiapustaka
nakan m em bum bui m asakan, yang kita konsum si terlalu banyak, dan
yang m em buat kita sakit. Sekarang, garam berasal dari tem pat ga ram
di atas setiap m eja m akan dan dibeli di superm arket, ber harga m urah,
dan tersedia dalam jumlah yang pada dasarnya tidak terbatas. Masalah
utam a tubuh kita dengan garam adalah bagaim ana m em buangnya,
yang kita lakukan dalam jum lah besar m elalui air kencing dan keringat
kita. Konsum si garam harian rata-rata di seluruh dunia adalah sekitar 9
520 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
sam pai 12 gram , dengan kisaran terutam a antara 6 dan 20 gram (lebih
tinggi di Asia daripada di m ana pun).
Tapi, secara tradisional garam tidak berasal dari tem pat garam
m elainkan harus diam bil dari lingkungan dengan suatu cara.
Bayangkan seperti apa dunia tadinya sebelum tem pat garam tersebar di
mana-mana. Masalah utama kita dengan garam dahulu adalah bagai-
m ana m em perolehnya, bukan bagaim ana m em buangnya. Itu karena
sebagian besar tum buhan m engandung sedikit sekali natrium , pa-
dahal hewan m em butuhkan natrium dalam kadar tinggi dalam sem ua
cairan ekstraselular m ereka. Sebagai akibatnya, m eskipun kar nivora
dengan m udah m em peroleh natrium yang m ereka butuhkan de ngan
cara m em akan herbivora yang penuh natrium ekstraselular, her bivora
sendiri m enghadapi m asalah dalam m em peroleh natrium ter sebut.
Itulah m engapa hewan-hewan yang kita lihat m endatangi padang-
padang garam adalah kijang dan antelop, bukan singa dan harim au.
Manusia pemburu-pengumpul yang mengonsumsi banyak daging,
m isalnya orang-orang Inuit dan San, m em enuhi ke bu tuhan garam
m ereka dengan m udah, walaupun asupan garam total m ereka hanyalah
1 atau 2 gram per hari karena banyak darah dan cairan ekstraselular
lain yang kaya natrium dari m angsa m ereka hilang dalam proses
penjagalan dan pem asakan. Di antara pem buru-pengum pul dan petani
tradisional yang m engonsum si diet yang kaya m akanan nabati dan
dengan daging terbatas, yang hidup di pesisir laut atau dekat deposit
garam di pedalam an juga m em iliki akses m udah ke garam . Sebagai
contoh, konsum si garam harian rata-rata adalah sekitar 10 gram di
kalangan orang-orang Lau di Kepulauan Solom on, yang hidup di pesisir
dan m enggunakan air laut untuk m em asak, dan juga di ka langan
penggem bala nom aden Qashqa’i di Iran, yang wilayah asalnya m e m iliki
deposit garam alam i di perm ukaan.
Tapi, untuk lusinan m asyarakat pem buru-petani dan petani tra-
disional lainnya yang asupan garam hariannya telah dihitung, angka
tersebut jatuh di bawah 3 gram . Angka terendah yang tercatat adalah
http://facebook.com/indonesiapustaka
garam ) setara dengan ham pir dua bulan konsum si garam Yanom am o.
Barangkali rekor dicetak oleh satu restoran Tiongkok-Am erika dekat
rum ah saya di Los Angeles. Hasil analisis terhadap hidangan kom bo m i
goreng dobelnya m elaporkan bahwa hidangan tersebut m engandung
garam dalam jum lah setara dengan asupan garam Yanom am o dalam
seta hun tiga hari: 18,4 gram .
Oleh karena itu, m asyarakat tradisional sangat m enginginkan ga-
ram dan berupaya keras untuk m em perolehnya. (Kita pun m eng-
inginkan garam : coba saja m akan hanya m akanan segar yang tidak
diolah dan tidak digaram i selam a satu hari, dan kem udian perhatikan
bagaim ana lezatnya rasa garam ketika akhirnya Anda m enaburkannya
di atas m akanan Anda.) Penduduk Dataran Tinggi Papua Tim ur yang
pernah bekerja dengan saya, dan yang 90 % dietnya terdiri atas ubi
yang ren dah natrium , m em beritahu saya tentang upaya-upaya yang
dulu m e reka lakukan guna m em buat garam beberapa dasawarsa lalu,
sebe lum orang-orang Eropa m em bawanya sebagai kom oditi dagang.
Mereka mengumpulkan dedaunan spesies tumbuhan tertentu, mem-
ba kar nya, m engum pulkan abunya, m eneteskan air m elaluinya guna
m e la rut kan bagian-bagian padatnya, dan akhirnya m enguapkan air itu
guna m em peroleh sejum lah kecil garam yang pahit. Orang-orang Dani
Dugum di Dataran Tinggi Papua Barat m em buat garam dari kolam air
garam alam i yang hanya berjum lah dua buah di lem bah m ereka, de-
ngan cara m encelupkan sepotong batang pisang yang seperti spons ke
dalam kolam itu guna m enyerap air garam , m engangkat potongan itu
dan m enjem urnya sam pai kering, m em bakarnya sam pai m enjadi abu,
dan kem udian m encipratkan air pada abunya dan m enguleni adon-
an yang lem bap itu m enjadi blok-blok yang m ereka konsum si atau
per dagangkan. Setelah segala upaya tradisional dem i m em peroleh se-
jum lah kecil garam tak m urni yang berasa pahit itu, tak heran orang-
orang Papua yang bersantap di kantin-kantin ala Barat tidak bisa m e-
nolak dorongan untuk m enyam bar tem pat garam di m eja m akan dan
m em biarkan garam m urni m em banjir keluar ke atas stik dan salad
http://facebook.com/indonesiapustaka
asin kod dan hering m enjadi m akanan tetap diet Eropa, dan garam
m enjadi kom oditas paling banyak diperdagangkan dan paling banyak
dipajak di dunia. Prajurit Rom awi dibayar dengan garam , sehingga kata
bahasa Inggris "salary " untuk gaji berasal dari akar kata Latin yang
berarti "garam " ("sal"), bukan yang berarti "uang" atau "koin". Manusia
berperang gara-gara garam ; revolusi pecah gara-gara pajak garam ;
dan Mahatma Gandhi menggalang orang-orang India untuk melawan
aturan kolonial Britania yang m ereka anggap tidak adil, dengan cara
berjalan selam a sebulan m enuju lautan, m e langgar hukum -hukum
Britania dengan secara ilegal m em buat garam untuk diri sendiri di
pantai dari air garam yang tersedia gratis, dan m enolak m em bayar
pajak garam Britania.
Sebagai akibat diet tinggi garam yang relatif baru kepada tubuh-
tubuh kita yang m asih sangat tradisional dan teradaptasi ter-
hadap diet rendah garam , asupan garam tinggi adalah faktor risiko
bagi nyaris sem ua penyakit tak m enular m odern kita. Banyak efek
m erusak garam diperantarai oleh perannya dalam m eningkatkan te-
kanan darah, yang akan saya bahas di bawah. Tekanan darah tinggi
(alias hipertensi) tergolong faktor risiko utam a bagi penyakit-penyakit
kardiovaskular secara um um , dan untuk stroke, pe nyakit sum batan
jantung, penyakit arteri koroner, dan serangan jan tung secara um um ,
juga diabetes Tipe-2 dan penyakit ginjal. Asupan garam juga punya efek
tidak m enyehatkan yang terlepas dari perannya dalam m eningkatkan
tekanan darah, dengan m em buat arteri kita m enjadi tebal dan kaku,
m eningkatkan penggum palan keping da rah, dan m eningkatkan
m assa ventrikel kiri jantung, yang sem uanya ber sum bangsih kepada
risiko penyakit-penyakit kardiovaskular. Efek-efek lain asupan garam
yang terlepas dari tekanan darah adalah terha dap risiko stroke dan
kanker lam bung. Terakhir, asupan garam bersum bangsih secara
tidak langsung namun signiikan terhadap obesitas (yang sendirinya
m erupakan faktor risiko lebih lanjut bagi banyak pe nyakit tidak
m enular) dengan cara m eningkatkan dahaga kita, yang dipuaskan
http://facebook.com/indonesiapustaka
garam dan tekanan darah sudah dicatat lebih daripada 2.0 0 0 tahun
lalu dalam naskah kedokteran Tiongkok Huangdi neijing suwen, yang
m e ngatakan, “Oleh karena itu bila garam banyak dikonsum si, denyut
nadi akan m enjadi kaku dan keras.” Dalam percobaan-percobaan ter-
baru di penangkaran terhadap sim panse, kerabat hewan terdekat kita,
tekanan darah mereka sewaktu mengonsumsi diet Purina Monkey
Chow yang m enyediakan 6 sam pai 12 gram per hari (seperti sebagian
524 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
besar m anusia m odern yang m enyantap diet ala Barat) berada dalam
kon disi m enyehatkan yaitu 120 / 50 , nam un tekanan darah m eningkat
seiring bertam bahnya usia (lagi-lagi seperti m anusia m odern yang
m enyantap diet ala Barat). Setelah setahun tujuh bulan m enyantap diet
tinggi garam yang m en capai 25 gram per hari, tekanan darah sim panse-
sim panse itu naik m enjadi sekitar 155/ 60 , sehingga m ereka bisa
dikatakan hipertensi m e nurut standar m anusia, setidaknya bila dinilai
dari tekanan darah sistolik.
Bagi kita m anusia, jelaslah asupan garam m em ang m em pengaruhi
te kanan darah, setidaknya di ekstrem berseberangan berupa asupan ga-
ram sangat rendah dan sangat tinggi. Proyek internasional INTERSALT
pada 1980 -an m enggunakan m etodologi seragam guna m engukur
asupan garam dan tekanan darah di 52 populasi di seluruh dunia. Po-
pulasi yang sudah saya sebutkan sebagai pem egang rekor asupan ga-
ram terendah, orang-orang Indian Yanom am o di Brazil, juga m e-
m iliki tekanan darah rata-rata terendah di dunia, 96/ 61 yang secara
m enge jutkan sungguh rendah. Kedua populasi yang berada pada dua
urutan asupan garam terendah berikutnya, Indian Xingu di Brazil dan
Penduduk Dataran Tinggi Papua di Lem bah Asaro, m enduduki dua
peringkat tekanan darah terendah berikutnya (10 0 / 62, dan 10 8/ 62).
Ketiga populasi ini, dan beberapa lusin populasi lain di seluruh dunia
dengan gaya hidup tradisional dan asupan garam rendah, tidak m e-
nunjukkan peningkatan tekanan darah seiring usia, berbeda dengan
m e ningkatnya tekanan darah seiring bertam bahnya usia pada orang-
orang Am erika dan se m ua populasi terwesternisasi lainnya.
Di ujung yang berseberangan, dokter-dokter m enganggap
J epang se bagai "negeri apopleksi" gara-gara tingginya tingkat stroke
m em atikan (penyebab utam a kem atian di J epang, lim a kali lebih sering
daripada di Am erika Serikat), terkait dengan tekanan darah tinggi dan
m akanan yang terkenal sangat asin. Di dalam J epang, faktor-faktor
itu m encapai tingkat ekstrem di Prefektur Akita di utara J epang, yang
terkenal ka re na nasinya yang lezat, yang dibum bui garam oleh para
http://facebook.com/indonesiapustaka
petani Akita, disantap bersam a-sam a sup m iso yang asin, dan diselang-
selingi dengan acar asin di antara waktu-waktu m akan. Dari 30 0 orang
dewasa Akita yang dipelajari, tidak seorang pun m engonsum si garam
di bawah 5 gram setiap harinya (tiga bulan konsum si oleh Indian
Yanom am o), rata-rata konsum si di Akita adalah 27 gram , dan individu
yang paling m e nyenangi garam m engonsum sinya dalam jum lah luar
biasa, 61 gram —cukup untuk m enghabiskan isi wadah garam yang
GARAM DAN TEKANAN DARAH ● 525
dijual di su perm arket dan biasa berisi 26 ons dalam 12 hari saja. Laki-
laki Akita yang m e m ecahkan rekor itu setiap hari m engonsum si garam
sebanyak yang dikonsum si rata-rata orang Indian Yanom am o dalam
tiga tahun tiga bulan. Tekanan darah rata-rata di Akita pada usia 50
tahun adalah 151/ 93, sehingga hipertensi justru m enjadi hal yang
um um . Tidaklah m engejutkan bahwa frekuensi kem atian akibat stroke
di Akita lebih daripada dua kali lipat rata-rata J epang yang padahal
sudah tinggi, dan di beberapa desa Akita, 99% populasi m eninggal
sebelum berusia 70 .
J adi, bukti bahwa variasi ekstrem asupan garam m em iliki efek
besar terhadap tekanan darah sangatlah m encolok: asupan ga ram
yang sangat rendah m enghasilkan tekanan darah yang sangat ren-
dah, sem entara asupan garam yang sangat tinggi m enghasilkan
tekanan darah yang sangat tinggi. Tapi, sebagian besar orang tidak
akan m enjalankan diet yang seekstrem orang Indian Yanom am o
atau petani Akita. Kita ingin tahu apakah variasi asupan garam yang
sedang, dalam kisaran tengah asupan garam di dunia, m em iliki
efek yang setidak-tidaknya sedang terhadap tekanan darah. Untuk
beberapa alasan, tidaklah benar-benar m engejutkan bahwa m asih ada
kon troversi m engenai efek variasi di kisaran tengah. Kisaran tengah
m encakup hanya penyebaran sem pit asupan garam : m isalnya, 48
dari 52 populasi dalam studi INTERSALT (semua populasi kecuali
Yanom am o dan ketiga pencilan luar lainnya yang m engonsum si diet
rendah-garam ) m em iliki rerata asupan garam di antara 6 dan 14 gram
per hari. Di dalam sebagian besar populasi, variasi individu dalam
hal asupan garam dan tekanan darah adalah besar dan cenderung
m engaburkan perbedaan rata-rata antara populasi. Asupan garam
sendiri terkenal sulit diukur secara konsisten, kecuali orang-orang
yang hendak diteliti ditahan di bangsal m etabolism e rum ah sakit se-
lam a sem inggu dan kadar garam dalam sem ua m akanan yang m ereka
konsum si dan air kencing yang m ereka produksi diukur. Itu jelas-jelas
m ustahil dilakukan terhadap orang-orang Indian Yanom am o di rim ba,
http://facebook.com/indonesiapustaka
m aupun sebagian besar penghuni kota yang ingin m enjalani hidup nor-
m al di luar bangsal m etabolism e. Asupan garam biasanya diukur dari
pengum pulan air kencing selam a 24 jam , nam un nilai-nilai itu dapat
m engalam i variasi besar dari hari ke hari, bergantung pada ap akah kita
kebetulan memakan Big Mac atau sop mi ayam pada hari tertentu.
Terlepas dari penyebab-penyebab ketidakpastian itu, banyak per-
cobaan alam m aupun percobaan m anipulatif m enunjukkan kepada
526 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
Pe n ye bab h ip e rte n s i
Agar kita bisa m enangani m asalah tekanan darah tinggi, kita harus
paham i apa lagi selain asupan garam tinggi yang m enyebabkannya,
dan m engapa asupan garam yang tinggi dapat m enyebabkan hipertensi
pada sebagian orang nam un tidak pada orang-orang lainnya.
Mengapa sebagian orang memiliki tekanan darah jauh lebih tinggi
daripada orang-orang lainnya? Pada 5% pasien hipertensi, terbukti
ada penyebab tunggal yang bisa diidentiikasi dengan jelas, misalnya
ketidakseim bangan horm on atau penggunaan kontrasepsi oral. Tapi,
pada 95% pasien tidak ada penyebab jelas sem acam itu. Eufem ism e
klinis bagi ketidakpaham an kita dalam kasus-kasus sem acam itu adalah
"hipertensi esensial".
Kita bisa m engkaji peran faktor-faktor genetik dalam hipertensi
esen sial dengan cara m em bandingkan seberapa m irip tekanan darah
kita dengan kerabat yang lebih dekat atau lebih jauh. Di antara orang-
orang yang hidup dalam rum ah tangga yang sam a, kem bar identik,
yang m em iliki gen seratus persen sam a, m em iliki tekanan darah
yang cukup mirip; kemiripan itu lebih rendah namun tetap signiikan
pada kem bar fraternal, kakak-beradik biasa, ataupun pada orangtua
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan anak kan dung, yang m em iliki kesam aan gen kira-kira separo.
Kem iripan itu lebih rendah lagi pada kakak-adik angkat, atau orangtua
dengan anak angkat, yang tidak m em iliki hubungan genetik langsung
nam un hidup dalam lingkungan rum ah tangga yang sam a. (Bagi Anda
yang akrab dengan statistika dan koeisien korelasi, koeisien korelasi
bagi tekanan darah adalah 0 ,63 antara kem bar identik, 0 ,25 antara
kem bar fraternal atau orangtua dan anak kandung, dan 0 ,0 5 antara
528 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
m o tensif (ber tekanan darah norm al). Terlepas dari itu, sebagian
besar kem atian akibat tekanan darah yang naik bukanlah di antara
penderita hipertensi, yang dideinisikan sebagai orang-orang yang
m em iliki tekanan darah yang sangat tinggi (140 / 90 ), nam un di
antara individu-individu nor m otensif dengan tekanan darah yang
hanya naik sedang—karena jum lah orang-orang norm otensif jauh
m elebihi penderita hipertensi, dan risiko kem atian individu yang lebih
530 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
ber dering di dalam diri saya setiap kali saya m endengar suatu ciri
yang se pertinya berbahaya dan kerap m uncul dalam populasi m anusia
yang telah ada sejak lam a dan berukuran besar dianggap sebagai
sekadar "cacat". Mengingat telah ada cukup banyak generasi, gen-gen
yang sangat m engham bat kelestarian berkem ungkinan sangat kecil
disebarkan, ke cuali bila efek nettonya entah bagaim ana m eningkatkan
kelestarian dan ke berhasilan reproduksi. Kedokteran m anusia telah
m em berikan con toh terbaik gen-gen yang tam paknya cacat nam un
terdongkrak fre kuensinya m enjadi tinggi karena m anfaatnya yang
mengimbangi kerugiannya. Misalnya, hemoglobin sel sabit disebabkan
gen m utan yang cen de rung m enim bulkan anem ia, yang tidak diragukan
lagi berbahaya. Namun gen itu juga menawarkan perlindungan terha-
dap m alaria, dan ka re na nya efek netto gen tersebut di daerah-daerah
berjangkitnya m a laria di Afrika dan Laut Tengah bersifat m eng-
untungkan. Oleh ka rena itu, gu na m em aham i m engapa orang-orang
hipertensi yang tidak diobati ren tan m eninggal kini akibat ginjal
m ereka yang m enahan ga ram , kita ha rus m enanyakan dalam kondisi-
kondisi m acam apa m a nu sia m ungkin m em peroleh keuntungan dari
ginjal yang bagus dalam m e nahan garam .
J awabannya sederhana. Dalam kondisi-kondisi ketersediaan ren-
dah garam yang dialam i oleh sebagian besar m anusia sepanjang
nyaris seluruh sejarah m anusia sam pai m unculnya industri garam
belum lam a ini, m anusia dengan ginjal yang m enahan garam secara
efektif lebih m am pu bertahan m elewati m asa-m asa ketika kita ke-
hilangan banyak garam dari keringat atau akibat serangan diare. Ginjal
tipe itu baru m enjadi sandungan ketika garam m enjadi banyak ter-
sedia, m enyebabkan penahanan garam berlebihan dan hipertensi de-
ngan akibat-akibat m em atikannya. Itulah m engapa tekanan darah dan
prevalensi hipertensi telah m elonjak naik belakangan ini di ba nyak
populasi di seluruh dunia, yang telah m engalam i transisi dari gaya
hidup tradisional dengan ketersediaan garam terbatas m enjadi pe-
langgan superm arket. Perhatikanlah ironi evolusioner itu: kita, yang
http://facebook.com/indonesiapustaka
Su m be r garam p ad a m akan an
Bila kini Anda telah yakin bahwa m enurunkan asupan garam itu
m enyehatkan, apa yang bisa Anda lakukan? Saya dulu berpikir saya
telah m elakukannya, dan bahwa kebiasaan-kebiasaan saya dengan
garam sudah bagus, karena saya tidak pernah m enaburkan garam
ke makanan saya. Meskipun saya tidak pernah mengukur asupan
ataupun keluaran garam saya, secara naif saya m enduga angka-angka
itu rendah. Sayangnya, kini saya m enyadari bahwa, bila saya m em ang
m engukurnya, saya akan m endapati bahwa angka-angka itu jauh di
atas kadar Yanom am o, dan tidak begitu jauh di bawah kadar orang-
orang Am erika yang gem ar m enaburkan garam ke m akanan.
Alasan bagi kesadaran m enyedihkan itu ada hubungannya dengan
sum ber-sum ber garam dalam m akanan yang kita telan. Di Am erika
Utara dan Eropa, hanya sekitar 12% asupan garam kita ditam bahkan di
rum ah dan dengan sepengetahuan kita, entah itu oleh siapa pun yang
m em asak atau oleh sang pengonsum si di m eja. Hanya 12% itu yang
dengan bangga berhasil saya lenyapkan. 12% lainnya adalah garam
yang secara alam i ada dalam asupan m akanan kita ketika m akanan
itu m asih segar. Sayangnya, 75% asupan garam kita sisanya bersifat
"tersem bunyi": garam tersebut sudah ditam bahkan oleh orang-orang
lain ke dalam m akanan yang kita beli, entah itu m akanan olahan atau
m akanan restoran, yang ditam bahi garam oleh pem buatnya atau
kokinya. Sebagai akibatnya, orang-orang Am erika dan Eropa (ter-
m asuk saya) tidak tahu seberapa tinggi asupan garam harian kita ke-
cuali m ereka m enjalani pengum pulan air seni selam a 24 jam . Tidak
m enam bahkan sendiri ga ram ke m akanan tidak cukup untuk m enu-
runkan asupan garam kita: kita juga harus m engerti soal m em ilih
m akanan yang Anda beli, dan res toran tem pat Anda m akan.
Makanan olahan mengandung garam dalam jumlah yang luar bia-
sa lebih besar daripada jum lah m akanan serupa yang bukan hasil
olahan. Misalnya, dibandingkan dengan salmon kukus segar yang
tidak diga ram i, salm on kalengan m engandung 5 kali lebih banyak
http://facebook.com/indonesiapustaka
garam per pon nya, dan salm on asap yang dibeli di toko m engandung
12 kali lebih banyak. Hidangan cepat-saji populer berupa burger keju
dan ken tang goreng untuk dibawa pulang m engandung sekitar 3 gram
garam (sepertiga asupan garam total rata-rata dalam sehari bagi orang
Am erika), 12 kali kandungan garam stik dan kentang goreng buatan
rum ah yang tidak digaram i. Sejum lah m akanan olahan lain dengan
kan dungan garam yang sangat tinggi adalah kornet sapi kalengan, keju
SUMBER GARAM PADA MAKANAN ● 533
olahan, dan kacang panggang. Yang m engejutkan bagi saya, sum ber
ter besar garam dalam m akanan di AS dan BR adalah produk sereal—
roti, kue-kue hasil panggangan, dan sereal sarapan pagi—yang biasanya
tidak kita anggap asin.
Mengapa pembuat makanan olahan menambahkan sedemikian
ba nyak garam ? Salah satunya adalah itu adalah cara yang nyaris
tidak m e nelan biaya guna m em buat m akanan m urah yang tidak ada
rasanya m en jadi bisa dim akan. Alasan lain adalah m eningkatkan kan -
dungan ga ram daging m eningkatkan bobot air yang terikat dalam
daging, sehingga bobot akhir produk dapat dengan m urah diting-
katkan sebanyak 20 % oleh air yang terikat. Sebagai hasilnya, pem buat
m akanan olahan m e nye diakan lebih sedikit daging dan tetap m en-
dapatkan harga yang sam a untuk satu "pon" daging, yang sebenarnya
terdiri hanya atas 83% daging betulan ditam bah 17% air yang terikat.
Satu lagi alasan m engapa garam m erupakan penentu utam a haus:
sem akin banyak garam yang kita konsum si, sem akin banyak cairan
yang kita m inum , nam un orang Am erika atau orang Eropa banyak
m eneguk m inum an ringan dan air botolan, sebagian di antaranya
dijual oleh perusahaan-perusahaan yang sam a dengan yang m enjual
cam ilan asin dan m akanan olahan yang m em buat Anda haus. Terakhir,
m asyarakat telah kecanduan garam dan lebih m em ilih m akanan
bergaram daripada yang tidak digaram i.
Gam baran berbeda bagi uraian sum ber garam yang dikonsum si
m un cul di Asia Tim ur, Asia Selatan, dan sebagian besar negara ber-
kem bang, di m ana sebagian besar garam yang ditelan bukan berasal
dari m akanan olahan atau restoran, m elainkan dari garam yang di-
tambahkan di rumah sang konsumen sendiri. Misalnya, di Tiongkok
72% garam yang ditelan ditam bahkan saat pem asakan atau saat m akan,
dan 8% lagi dalam kecap asin. Di J epang, sum ber-sum ber utam a garam
yang ditelan adalah kecap (20 %), sup m iso yang asin (10 %), sayur dan
buah yang diasinkan (10 %), ikan segar dan ikan asin (10 %), serta ga-
ram yang ditam bahkan di restoran, gerai cepat saji, dan di rum ah
http://facebook.com/indonesiapustaka
(10 %). Itulah m engapa asupan garam di banyak negara Asia m elebihi
12 gram per hari. Di negara-negara berkem bang, garam dalam kecap,
bum bu, dan m akanan yang diacar bersum bangsih bersam a garam yang
ditam bah kan dalam m asukan.
Ongkos kesehatan nasional yang tinggi yang ditim bulkan oleh hi-
per tensi, stroke, dan penyakit-penyakit lain yang terkait garam dalam
ben tuk pengeluaran m edis dan rum ah sakit, serta hilangnya tenaga
534 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
kerja produktif, kini telah m em otivasi sejum lah pem erintah untuk
m e lancarkan kam panye-kam panye nasional jangka panjang guna
membantu warga negara mereka mengurangi asupan garam. Namun
pem erintah-pem erintah itu dengan cepat m enyadari bahwa m ereka
tidak bisa m encapai tujuan itu tanpa kerjasam a industri m akanan
guna m engurangi jum lah garam yang ditam bahkan ke industri ke da-
lam m akanan olahan. Pengurangan itu dilakukan secara bertahap, ha-
nya 10 % atau 20 % lebih sedikit garam yang ditam bahkan ke m akanan
setiap satu atau dua tahun—pengurangan yang terlalu kecil untuk di-
sa dari m asyarakat. Inggris, J epang, Finlandia, dan Portugal telah
m enjalankan kam panye-kam panye sem acam itu selam a antara dua dan
em pat dasawarsa, dengan hasil penurunan asupan garam yang disertai
penurunan biaya m edis nasional dan perbaikan statistika kesehatan
nasional yang sudah saya sebutkan sebelum nya.
Apakah kam i warga negara industri m erupakan pion tak berdaya
di tangan para pem buat m akanan, dan hanya sedikit yang bisa
kam i lakukan guna m engurangi asupan garam dan tekanan darah
kam i kecuali berdoa bahwa kam panye anti-garam pem erintah ber-
jalan efektif? Sebenarnya, ada langkah besar yang bisa kita lakukan
selain m enghindari penam bahan sendiri garam ke m akanan: kita bisa
m enyantap diet m enyehatkan yang kaya m akanan segar dan ren dah
m akanan olahan—teutam a, diet yang kaya sayur, buah, serat, kar-
bo hidrat kom pleks, produk susu-rendah yang m encakup keju, padi-
padian utuh, daging unggas, ikan (ya, kita boleh m em akan ikan ber-
lem ak), m inyak sayuran, dan kacang-kacangan, nam un rendah daging
m erah, m anis-m anisan, m inum an yang m engandung gula, m en-
tega, krim , ko lesterol, dan lem ak jenuh. Dalam percobaan-per coba an
terkontrol ter hadap sukarelawan, diet sem acam itu, diistilah kan diet
DASH—Dietary Approaches to Stop Hypertension, Pendekatan Makan
untuk Mengurangi Hipertensi—sangat menurunkan tekanan darah.
Barangkali Anda keburu berpikir: “Tak m ungkin aku beralih ke diet
rendah lem ak yang tidak enak dan m enghancurkan kesenangan saya
http://facebook.com/indonesiapustaka
pada diet DASH dan Mediterania berasal dari jenis lemak mono tak
jenuh, jenis lem ak yang baik bagi kita.) Orang-orang ini tidak m akan
biskuit dan air: m ereka m enikm ati hidangan-hidangan terlezat dalam
peradaban Ba rat. Orang-orang Italia, yang m enghabiskan beberapa jam
per hari m engonsum si pasta m ereka yang nikm at, roti, keju, m inyak
zaitun, dan berbagai andalan dapur dan pertanian Italia lainnya, secara
rata-rata m asih m erupakan m asyarakat paling ram ping di dunia Barat.
Pada waktu yang sam a, kam i orang-orang Am erika, yang dietnya sangat
berbeda dengan diet Mediterania, memiliki lingkar pinggang rata-rata
terbesar di du nia Barat. Sepertiga orang dewasa Am erika m engalam i
obesitas, dan sepertiga lagi dari kam i "hanya" kelebihan berat, nam un
hidangan kam i pun tidak ada bandingannya dengan kelezatan hidangan
Italia. Anda pun bisa m enikm ati m akanan lezat dan hidup sehat.
D iabe te s
Bagi diabetes, diet Barat yang tinggi gula dan karbohidrat penghasil
gula adalah bagaikan garam bagi hipertensi. Ketika putra kem bar sa-
ya m asih terlalu kecil untuk m em pelajari kebiasaan m akan yang se-
hat, m em bawa m ereka ke superm arket bagaikan m elintasi ladang ran-
jau m anis bagi istri dan saya. Di antara m akanan sarapan, anak-anak
saya tergoda oleh pilihan antara Apple Cinnam on Cheerios (85% kar-
bo hidrat m enurut pem buatnya) dan Fruit Loops (89% karbohidrat),
dengan sekitar separo karbohidratnya dikandung dalam bentuk gula.
Kotak-kotak yang m enggam barkan kura-kura berkekuatan ninja yang
tenar membujuk anak-anak untuk meminta Teenage Mutant Ninja
Turtles Cheese Pasta Dinner, 81% karbohidrat. Pilihan cam ilan m en-
cakup Fruit Bears (92% karbohidrat, nol protein) dan kue coklat de-
ngan krim vanila Teddy Graham ’s Bearwich (71% karbohidrat); ke-
duanya m en cantum kan sirup jagung, juga gula, sebagai salah satu
bahannya.
Sem ua m akanan itu m engandung hanya sedikit serat, atau bah-
kan tidak sam a sekali. Dibandingkan dengan diet yang sesuai dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan AS (waktu itu m asih m erupakan koloni), nam un angka itu kini
m elebihi 68 kilogram per tahun per orang kini. Seperem pat populasi
m odern AS m enyantap lebih daripada 90 kilogram gula per tahun.
Penelitian terhadap anak-anak kelas delapan di AS m enunjukkan
bahwa 40 % diet m ereka terdiri atas gula dan karbohidrat penghasil
gula. Dengan m akanan-m akanan yang baru saja saya sebutkan m e-
ringkuk di superm arket-superm arket guna m enggoda anak-anak dan
orangtua m ereka, tak heran bahwa akibat-akibat diabetes, penyakit
m etabolism e karbohidrat paling um um , akan m enjadi penyebab
kem atian banyak pem baca buku ini. Tidak heran kalau para pem baca
buku ini m enderita pem busukan dan lubang gigi, yang sangat langka
di kalangan orang-orang !Kung. Se waktu hidup di Skotlandia pada
1970 -an, di m ana konsum si roti-rotian dan m anis-m anisan sungguh
luar biasa, saya diberitahu bahwa sebagian orang Skotlandia yang
m asih rem aja sudah kehilangan sebagian besar gigi m ereka akibat
pem busukan.
Penyebab pam ungkas banyak jenis kerusakan yang disebabkan dia-
betes kepada tubuh kita adalah kandungan gula glukosa yang tinggi di
darah. Kerusakan-kerusakan itu m enyebabkan glukosa m elim pah ke
da lam air kencing: perwujudan yang m enjadi m uasal nam a lengkap
penyakit itu, diabetes m elitus, yang berarti "m em banjirnya m adu".
Diabetes tidak m e nular ataupun m em atikan secara cepat, sehingga
tidak ditem patkan sebagai berita utam a di m edia, tidak seperti AIDS.
Terlepas dari itu, epidem i diabetes di dunia m asa kini jauh m elebihi
epidem i AIDS dari segi tingkat kem atian dan penderitaan. Diabetes
m elum puhkan korban-kor bannya secara perlahan dan m engurangi
kualitas hidup m ereka. Oleh karena sel-sel dalam tubuh kita terpapar
gula dari aliran darah, diabetes dapat m em pengaruhi nyaris sem ua
sistem organ. Akibat-akibat se kundernya antara lain adalah diabetes
m erupakan penyebab utam a ke butaan dewasa di AS; penyebab terbesar
nom or dua am putasi kaki yang bukan disebabkan oleh kecelakaan;
penyebab sepertiga kasus kegagalan ginjal; faktor risiko utam a stroke,
http://facebook.com/indonesiapustaka
serangan jantung, pe nya kit pem buluh tepi, dan kehancuran saraf;
dan penyebab lebih daripada $ 10 0 m iliar biaya kesehatan tahunan
di Am erika (15% dari seluruh biaya untuk sem ua penyakit bila
digabungkan). Mengutip Wilfrid Oakley, “Manusia mungkin penentu
takdirnya, nam un dia juga korban gula darahnya.”
Pada 20 10 , jum lah penderita diabetes di dunia diperkirakan
sekitar 30 0 juta. Angka ini m ungkin m erupakan perkiraan yang terlalu
JENIS-JENIS DIABETES ● 537
Je n is -je n is d iabe te s
Apa yang norm alnya terjadi ketika kita m engonsum si glukosa (atau
karbohidrat lain yang m engandung glukosa)? Seiring diserapnya gula
di usus kita, kadar gula dalam darah m eningkat, m em berikan sinyal
ke pada pankreas untuk m elepaskan horm on insulin. Horm on itu ke-
m u dian m em berikan sinyal kepada hati untuk m engurangi produksi
glukosa, dan kepada otot dan sel-sel lem ak untuk m engam bil glukosa
ter sebut (sehingga m enghentikan naiknya kadar gula darah) dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
m enyim pannya sebagai glikogen atau lem ak, untuk digunakan sebagai
energi di antara waktu-waktu makan. Nutrien-nutrien lainnya, misal-
nya asam am ino, juga m em icu pelepasan insulin, dan insulin berpe-
ngaruh terhadap kom ponen m akanan selain gula (m isalnya m encegah
penguraian lem ak).
Banyak m acam hal yang dapat berlangsung secara keliru dalam
urut-urutan peristiwa yang norm al, sehingga istilah "diabetes m eli-
538 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
dan juga disebabkan "m akan dengan tidak bijak". Kini dokter-dokter
m enem ukan kem bali wawasan-wawasan tajam itu, yang kini kita ung-
kapkan ulang dengan m engatakan bahwa diabetes m elibatkan faktor-
faktor genetik m aupun lingkungan, dan barangkali faktor-faktor dalam
rahim juga m em pengaruhi janin saat keham ilan. Bukti peran gen
m encakup risiko sepuluh kali lebih besar terserang diabetes bila ada
kerabat derajat pertam a (orangtua atau saudara kandung) kita yang
juga m enderita diabetes dibanding bila tidak ada kerabat derajat-per-
tama kita yang begitu. Namun diabetes, seperti hipertensi, bukanlah
penyakit genetik sederhana (seperti anem ia sel-sabit) di m ana satu
m utasi dalam gen yang sam a m enim bulkan penyakit itu di setiap
pasien. J ustru berlusin-lusin faktor kerentanan genetik yang berbeda
bagi diabetes telah diidentiikasi, banyak di antaranya disatukan hanya
oleh kesam aan ciri bahwa satu m utasi di yang m ana pun di antara gen-
gen itu dapat m engakibatkan kadar glukosa darah yang tinggi akibat
penolakan terhadap insulin. (Saya sebutkan lagi bahwa pernyataan-
pernyataan ini berlaku bagi diabetes Tipe-2; diabetes Tipe-1 m elibatkan
faktor-faktor kerentanan genetik tersendiri yang berbeda.)
Selain faktor-faktor genetik dalam diabetes itu, diabetes juga ber-
gantung kepada faktor-faktor lingkungan dan gaya hidup. Meskipun
kita secara genetis m em iliki kecenderungan diabetes, bukan berarti kita
pasti terserang penyakit itu, seperti yang terjadi bila kita m em iliki se-
pasang gen penyebab distroi otot atau penyakit Tay-Sachs. Risiko ter-
serang diabetes m eningkat seiring bertam bahnya usia, dan dengan
m em iliki kerabat derajat pertam a yang m enderita diabetes, dan
dengan terlahir dari ibu yang m enderita diabetes, hal-hal yang tidak
bisa kita apa-apakan. Namun faktor-faktor risiko lain yang dapat
m e nyebabkan diabetes adalah faktor-faktor yang berada di bawah
kendali kita, term asuk ke lebihan berat badan, tidak berolahraga, m e-
nyantap diet berkalori tinggi, dan m engon sum si banyak gula dan
lem ak. Kebanyakan penderita diabetes (saya tekankan lagi, seba-
gian besar penderita diabetes Tipe-2) dapat m engurangi gejala-gejala
http://facebook.com/indonesiapustaka
dalam kasus diabetes di antara kelom pok-kelom pok yang berem igrasi
sehingga berhenti m enjalani gaya hidup spartan yang penuh aktivitas
dan m engadopsi gaya hidup tak banyak gerak, tinggi kalori, kurang
olahraga yang didasarkan pada m akanan superm arket yang m e lim pah.
Satu contoh dram atis m elibatkan orang-orang Yahudi dari Yam an yang
dibawa dengan pesawat ke Israel dalam Operasi Perm adani Ajaib pada
1949 dan 1950 , dan karenanya secara m endadak dijebloskan ke dalam
GEN, LINGKUNGAN, DAN DIABETES ● 541
pengaruh yang berkorelasi, tam paknya tiga faktor risiko terkuat adalah
obesitas dan gaya hidup tak banyak gerak (yang bisa kita ubah) dan
riwayat diabetes dalam keluarga (yang tidak bisa kita apa-apakan).
Faktor-faktor risiko lain yang tidak bisa kita kendalikan adalah bobot
lahir yang tinggi atau rendah. Mesipun komposisi diet jelas berperan
setidaknya sebagian dalam kaitannya dengan obesitas, tam paknya
kom posisi diet juga m em iliki pengaruh m andiri: di antara orang-
orang yang sam a-sam a m enderita obesitas, yang m engonsum si diet
Mediterania tampaknya berisiko lebih rendah daripada orang-orang
dengan asupan tinggi gula, asam lem ak jenuh, kolesterol, dan trigli-
serida. Tidak berolahraga m ungkin m enciptakan risiko terutam a ka-
rena m enim bulkan kecenderungan ke arah obesitas, sem entara m e ro-
kok, peradangan, dan konsum si tinggi alkohol tam paknya m erupakan
faktor-faktor risiko m andiri. Singkatnya, diabetes Tipe-2 berm ula
dengan faktor-faktor genetik dan barangkali faktor-faktor dalam rahim ,
yang nantinya tersingkap oleh faktor-faktor gaya hidup yang m eng-
akibatkan gejala-gejala penyakit.
Pada 1906 ditemukan bahwa di bawah tanah Nauru yang tidak subur
itu ada batuan dengan kadar fosfat ter tinggi di dunia. Fosfat adalah
salah satu bahan utam a pupuk. Pada 1922, perusahaan tam bang yang
m engekstraksi bebatuan itu akhirnya m ulai m em bayarkan royalti
kepada penduduk pulau. Sebagai akibat kem akm uran baru, konsum si
gula rata-rata orang-orang Nauru mencapai setengah kilo per hari pada
1927, dan buruh harus diimpor karena orang-orang Nauru tidak senang
bekerja sebagai penam bang.
Selama Perang Dunia II, Nauru diduduki oleh pasukan militer
J epang, yang m engharuskan kerja paksa, m engurangi ransum m akanan
m enjadi seperem pat kilo labu per hari, dan kem udian m en deportasi
sebagian besar populasi ke Pulau Truk, di m ana separo di antara
mereka mati kelaparan. Ketika yang selamat dikembalikan ke Nauru
setelah perang, m ereka m em peroleh kem bali royalti fosfat, m eng-
abaikan ber cocok-tanam nyaris sepenuhnya, dan kem bali berbelanja di
su perm arket, m enum puk kantong-kantong besar gula dalam keranjang
belanja m ereka dan m elahap dua kali lipat daripada asupan kalori yang
disarankan. Mereka menjadi tidak banyak gerak dan mengandalkan
ken daraan berm otor untuk berkeliling pulau kecil m ereka (dengan
radius rata-rata dua setengah kilom eter). Setelah kem erdekaan pada
1968, royalti fosfat tahunan per kapita naik m enjadi $ 23.0 0 0 , m en-
jadikan orang-orang Nauru salah satu masyarakat paling kaya di
dunia. Kini m ereka m erupakan populasi yang paling banyak m enderita
obesitas di Pasiik, dan populasi dengan tekanan darah rata-rata paling
tinggi. Bobot tubuh rata-rata m ereka 50 % lebih besar daripada bobot
tubuh orang kulit putih Australia dengan tinggi tubuh sam a.
Walaupun dokter-dokter kolonial Eropa di Nauru tahu bagaimana
m engenali diabetes dan m endiagnosisnya di sana pada buruh-buruh
yang bukan berasal dari Nauru, kasus pertama pada orang Nauru
baru tercatat pada 1925. Kasus kedua tercatat pada 1934. Tapi, setelah
1954, prevalensi penyakit itu m elonjak tajam , dan m enjadi penyebab
paling um um kem atian bukan akibat kecelakaan. Sepertiga dari sem ua
http://facebook.com/indonesiapustaka
orang Nauru yang berusia di atas 20, dua pertiga orang Nauru berusia
di atas 55, dan 70% dari orang Nauru yang hidup sampai usia 70
m erupakan penderita diabetes. Dalam dasawarsa terakhir, prevalensi
penyakit tersebut m ulai turun, bukan karena m itigasi faktor-faktor
risiko lingkungan (obesitas dan gaya hidup tak banyak gerak m asih
juga um um terdapat), nam un barangkali karena orang-orang yang se-
cara genetis paling rentan telah m eninggal dunia. Bila tafsir ini terbukti
DIABETES DI INDIA ● 545
benar, maka Nauru akan menjadi kasus paling cepat yang saya ketahui
m engenai seleksi alam dalam populasi m anusia: terjadinya seleksi yang
dapat terdeteksi di seluruh populasi dalam waktu ku rang daripada 40
tahun.
D iabe te s d i In d ia
Tabe l 11.1 m erangkum perbandingan prevalensi dia betes di seluruh
dunia. J elaslah bahwa ada perbedaan-perbedaan besar antara negara-
negara dalam hal prevalensi rata-rata nasional, berkisar dari angka
rendah 1,6% di Mongolia dan Rwanda sampai angka tinggi sebesar 19%
di Uni Emirat Arab dan 31% di Nauru. Namun Tabel 11.1 juga meng-
gam barkan bahwa rata-rata nasional itu m enyem bunyikan perbedaan-
perbedaan yang sam a besarnya di dalam negara m ana pun yang
berkaitan dengan perbedaan gaya hidup: setidaknya di negara-ne gara
berkem bang, populasi yang m akm ur, terwesternisasi, atau per kotaan
cenderung m em iliki prevalensi yang lebih tinggi daripada po pulasi yang
m iskin, tradisional, atau perdesaan.
India m em berikan contoh yang sangat bagus bagi perbedaan dalam
satu negara. (Untuk inform asi ini saya berterim akasih ke pada Profesor
V. Mohan, dari Madras Diabetes Research Foundation.) Prevalensi
diabetes rata-rata di India pada 2010 adalah 8%. Namun diabetes
tidak banyak terjadi di India sam pai beberapa dasawarsa lalu. Survei-
survei pada 1938 dan 1959, di kota-kota besar (Kalkuta dan Mumbai)
yang kini m erupakan tem pat banyak ter dapat penderita diabetes,
m enghasilkan angka prevalensi hanya 1% atau kurang. Baru pada
1980 -an angka-angka itu m ulai naik, pertam a-tam a secara lam bat dan
kini secara eksplosif, sam pai satu titik di m ana di India kini terdapat
lebih banyak penderita diabetes (m elebihi 40 juta) dibandingkan
negara lain m ana pun. Alasan-alasannya pada dasarnya sam a dengan
yang m elatari epidem i diabetes di seluruh dunia: urbanisasi, naiknya
standar kehidupan, m enyebarnya m akanan m anis dan berlem ak kaya
kalori yang tersedia dengan harga m urah di per kotaan bagi orang
http://facebook.com/indonesiapustaka
kaya m aupun m iskin, dan sem akin tidak aktifnya m asyarakat seiring
sem akin banyaknya pekerjaan buruh m anual digan tikan dengan
pekerjaan di bidang jasa, serta perm ainan video, tele visi, dan kom puter
yang m enjadikan anak-anak (dan orang dewasa) tetap duduk m alas
m engam ati layar selam a berjam -jam dalam sehari. Wa laupun peran
spesiik TV belum dikuantiikasi di India, satu penelitian di Australia
m enem ukan bahwa setiap jam yang dihabiskan m e nonton TV setiap
546 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
Fiji perkotaan 22
Tio n gko k
Tiongkok perdesaan ~0
Hong Kong perkotaan 9
Singapura perkotaan 10
DIABETES DI INDIA ● 547
orang-orang Eropa Barat. Di Eropa Barat, tidak ada populasi prevalensi tinggi
m enurut standar dunia, untuk alasan-alasan yang akan dibahas. Tabel tersebut
juga menunjukkan naik dan kemudian turunnya prevalensi di Pulau Nauru, yang
disebabkan oleh westernisasi yang cepat dan kem udian oleh bekerjanya seleksi alam
terhadap korban-korban diabetes.
548 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
bahwa diabetes [di India] bukan lagi penyakit kalangan berada atau
penyakitnya orang kaya. Diabetes m enjadi m asalah bahkan di antara
bagian-bagian m asyarakat berpenghasilan m enengah dan m is kin.
Berbagai penelitian telah m enunjukkan bahwa subjek-subjek pen derita
diabetes yang m iskin lebih rentan terhadap kom plikasi karena m ereka
m em iliki lebih sedikit akses ke perawatan kesehatan ber kualitas.”
550 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
Daniel Everett (Don’t Sleep, There Are Snakes, halaman 76–77). “Mereka [orang-
orang Indian Piraha di Am erika Selatan] m enikm ati m akan. Setiap kali ada m akan-
an tersedia di desa mereka, mereka akan menyantapnya sampai habis... [Namun]
MANFAAT-MANFAAT GEN PEMICU DIABETES ● 553
kele wat an satu atau dua waktu m akan, atau bahkan tidak m akan seharian, dianggap
biasa saja. Saya pernah m elihat orang-orang m enari-nari selam a tiga hari hanya di-
selingi istirahat singkat... Orang-orang Piraha [yang m engunjungi] kota untuk per-
tam a kalinya selalu terkejut oleh kebiasaan m akan Barat, terutam a adat m akan tiga
kali sehari. Untuk waktu m akan pertam a m ereka di luar desa, sebagian besar Piraha
m akan dengan rakus—protein dan pati dalam jum lah besar. Untuk waktu m a kan
kedua m ereka m akan seperti itu juga. Pada saat waktu m akan ketiga m ereka m ulai
tampak frustrasi. Mereka terlihat bingung. Sering kali mereka bertanya, “Memang-
nya kita m au m akan lagi?” Praktik m ereka sendiri yaitu m enyantap m akanan ketika
tersedia sam pai habis jadi bertabrakan dengan situasi ketika m akanan selalu ter-
sedia dan tidak pernah habis. Sering kali setelah berkunjung ke kota selam a tiga
sam pai enam bulan, seorang Piraha [yang tadinya berbobot antara 50 dan 72,5 kilo]
akan pulang de ngan kelebihan berat sam pai 15 kilo ke desanya, dengan gulungan
lem ak di perut dan paha.”
Allan Holm berg (Nomads of the Long Bow, halam an 89). “Kuantitas m akanan yang
disantap pada saat-saat tertentu [oleh orang-orang Indian Siriono di Bolivia] sung-
guh m engerikan. Bukan hal langka kalau em pat orang m enghabiskan 30 kg daging
peccary dalam se kali m akan. Ketika daging sedang m elim pah, satu orang m ungkin
m engonsum si sam pai 15 kg dalam 24 jam . Dalam satu kesem patan, ketika saya ada,
dua laki-laki m e nyantap enam m onyet laba-laba, yang m asing-m asing seberat 5
sam pai 7,5 kg, da lam sehari, tapi m asih m engeluh lapar pada m alam itu juga.”
Lidio Cipriani (The Andaman Islanders, halaman 54). “Membersihkan diri, bagi
orang-orang Onge [di Kepulauan Andam an di Sam udra Hindia], berarti m engecat
tubuh m ereka sendiri guna m engusir roh jahat dan m enyingkirkan, m enurut
m ereka, bau lem ak babi setelah pesta-pora kolosal yang berlangsung setelah
perburuan yang sangat berhasil, ketika bahkan bagi m ereka bau itu berlebihan.
Pesta-pora ini, yang m em buat m ereka sakit pencernaan berat selam a berhari-hari,
diikuti oleh variasi diet m ereka yang tam paknya m engikuti naluri, berupa m akanan
sayur-sayuran m en tah atau dim asak. Pada tiga kesem patan dari 1952 sam pai 1954,
saya hadir pada salah satu pesta-pora babi dan m adu yang khidm at itu. Orang-
orang Onge m akan sam pai m ereka nyaris m eletus, dan kem udian, m eskipun susah
bergerak, bebersih dengan acara m engecat tubuh ram ai-ram ai.”
Cipriani, halam an 117. “Seiring turunnya pasang, kawanan [ikan yang disebut
pilchard] ditangkap di terum bu-terum bu yang m erentang ke laut di sekeliling
pulau itu dan orang-orang Onge m eninggalkan segala sesuatu untuk m engayuh
sam pan-sam pan dari kolam ke kolam dan m engisi sam pan-sam pan itu sam pai
http://facebook.com/indonesiapustaka
m eruah. Air nyaris ter isi penuh oleh ikan, dan orang-orang Onge terus saja
m enangkap ikan sam pai m e reka tidak punya apa-apa lagi untuk m enam pung
hasil tangkapan m ereka. Tidak ada tem pat lain di dunia di m ana saya pernah
m elihat penjagalan besar-besaran se m a cam ini. Ikan-ikan pilchard di Kepulauan
Andam an agak lebih besar daripada biasa, sebagian di antaranya berbobot sam pai
setengah kilogram atau lebih... Laki-laki, perem puan, dan anak-anak bekerja bagai
kesetanan, m encelupkan tangan m e reka ke dalam kawanan ikan yang m elim pah
sam pai-sam pai m ereka bau ikan se la m a berhari-hari... Sem ua orang m em asak dan
554 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
bersantap pada waktu yang sam a sam pai m ereka (untuk sem entara) tidak m am pu
m akan lebih banyak, ketika sisa hasil tangkapan diletakkan di atas rak-rak seadanya
dengan api kayu bakar hijau m enghasilkan api di bawahnya. Ketika, beberapa
hari kem udian, sem uanya habis, m e m ancing pun dim ulai lagi. Dan kehidupan
pun berlanjut seperti itu selam a beberapa m inggu, sam pai kawanan ikan itu telah
m elewati kepulauan tersebut.”
yang kini m em buat kita cenderung m engidap dia betes m ungkin dulu
m em bantu kita m elalui kelaparan. Serupa de ngan itu, "kegem aran"
kita akan m akanan yang m anis atau berlem ak, seperti juga kegem aran
kita akan garam , m em buat kita cenderung m engidap diabetes dan
hipertensi karena kini kegem aran kita itu bisa dipenuhi dengan m udah,
nam un dulu m em andu kita m encari nutrien-nutrien langka yang
berharga. Perhatikan lagi, seperti juga yang kita lihat bagi hipertensi,
MANFAAT-MANFAAT GEN PEMICU DIABETES ● 555
m ati kelaparan, dan hanya yang tadinya paling gem uk-lah yang
bertahan. Inilah mengapa secara umum Penduduk Kepulauan Pasiik
cenderung bertubuh gemuk. Kedua, orang-orang Nauru semakin
berbeda bahkan dari sebagian besar Penduduk Kepulauan Pasiik
lainnya akibat kelaparan dan tingkat kem atian ekstrem selam a Perang
Dunia II, m enyisakan populasi yang barangkali m em iliki frekuensi
gen kerentanan terhadap diabetes yang se m akin tinggi saja. Setelah
556 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
perang, kem akm uran baru m ereka yang didasarkan pada royalti fosfat,
m akanan m ereka yang m elim pah, dan ber ku rangnya keharusan m ereka
beraktivitas isik, menimbulkan obesitas yang luar biasa.
Tiga m acam bukti dari m anusia dan dua hewan m odel m enyokong
hipotesis gen hemat Neel. Orang-orang Nauru, Indian Pima, Afrika-
Am erika, dan Aborigin Australia yang tidak m engidap dia betes m e-
m iliki kadar insulin plasm a pasca-prandia (sebagai tanggapan ter-
hadap pem berian glukosa m elalui m ulut) beberapa kali lipat lebih
tinggi daripada orang-orang Eropa. Penduduk Dataran Tinggi Papua,
Aborigin Australia, orang-orang suku Maasai di Kenya, dan masya-
rakat-m asyarakat lain de ngan gaya hidup tradisional m em iliki kadar
glukosa darah yang jauh di bawah orang-orang kulit putih Am erika.
Bila diberi m akanan yang m en cukupi, populasi-populasi Penduduk
Kepulauan Pasiik, Penduduk Asli Amerika, dan Aborigin Australia
yang rentan diabetes m em ang m enunjukkan kecenderungan lebih
besar m engalam i obesitas daripada orang-orang Eropa: pertam a-
tam a berat tubuh m ereka naik, kem udian m ereka terserang diabetes.
Sedangkan m engenai hewan m odel, tikus-tikus laboratorium yang
m em bawa gen-gen yang m em buat m ereka cen derung m engidap
diabetes dan obesitas, bertahan m elalui kelaparan secara lebih baik
daripada tikus norm al. Itu m enunjukkan keunggulan gen-gen tersebut
dalam kondisi-kondisi kelaparan yang terkadang ter jadi. Tikus pasir
Israel, yang beradaptasi dengan lingkungan gurun de ngan kelangkaan
m akanan yang sering terjadi, m enjadi m em iliki kadar insulin yang
tinggi, m engalam i penolakan insulin, obesitas, dan dia betes ketika
dipelihara di laboratorium dengan diberi "diet tikus ter westernisasi"
dengan makanan yang berlimpah. Namun gejala-gejala itu membaik
ketika m akanan tikus pasir itu dibatasi. Oleh karena itu tikus-tikus
laboratorium yang rentan diabetes dan tikus-tikus pasir Israel berperan
sebagai m odel m anfaat gen-gen hem at sekaligus pe lepasan insulin yang
m udah terpicu dalam "kondisi tikus tra disional" berupa kelaparan dan
pesta-pora, dan kerugian-kerugian yang ditim bulkan gen-gen itu dalam
http://facebook.com/indonesiapustaka
rendah. Para pem bawa gen itu m ungkin telah tersisih di Eropa selam a
berabad-abad, sebagai akibat banyaknya bayi yang dikandung ibu
pengidap diabetes yang m ati saat dilahirkan, orang-orang dewasa
pengidap diabetes yang m eninggal lebih m uda daripada orang dewasa
lainnya, dan anak-anak serta cucu para pengidap diabetes dewasa
itu yang m eninggal karena diabaikan atau kekurangan sokongan
m ateri. Tapi, pastilah ada perbedaan-perbedaan besar antara epidem i
tersem bunyi yang dianggap terjadi sebelum nya di Eropa dan epidem i
modern yang terdokumentasi baik di antara orang-orang Nauru dan
sedem ikian banyak m asyarakat sekarang ini. Dalam epidem i m odern,
m akanan yang m elim pah dan terus-m enerus bisa diandalkan tiba
secara m endadak—dalam waktu satu dasawarsa bagi orang-orang
Nauru, dan dalam waktu sebulan saja bagi orang-orang Yahudi Yaman.
Akibatnya adalah lonjakan prevalensi diabetes yang m em uncak
tajam m enjadi 20 %– 50 % yang terjadi tepat di depan m ata ahli-ahli
diabetologi m odern. Peningkatan-peningkatan itu barangkali akan
m em udar de ngan cepat (seperti yang telah teram ati di antara orang-
orang Nauru), seiring tersingkirkannya individu-individu pemilik
genotipe hem at oleh seleksi alam dalam satu atau dua generasi saja.
Sem entara itu, ke lim pahan m akanan Eropa m eningkat secara bertahap
selam a waktu be berapa abad. Akibatnya adalah peningkatan prevalensi
diabetes di Eropa secara am at lam bat, antara 140 0 -an dan 170 0 -
an, lam a sebelum ada ahli diabetologi yang bisa m encatatnya. Pada
dasarnya, orang-orang Pima, Nauru, Wanigela, India perkotaan yang
terdidik, dan warga negara-negara Arab m akm ur penghasil m inyak
m em adatkan perubahan-perubahan gaya hidup dan naik-turunnya
diabetes yang diakibatkannya ke dalam satu generasi, sem entara itu
terjadi selam a berabad-abad di Eropa.
Barangkali salah satu korban epidem i tersem bunyi dia betes yang
saya anggap terjadi di Eropa adalah kom ponis J ohann Sebastian Bach
(terlahir pada 1685, meninggal pada 1750). Meskipun riwayat ke-
sehatan Bach terdokum entasikan terlalu buruk untuk m e nge tahui
http://facebook.com/indonesiapustaka
secara pasti penyebab kem atiannya, gem uknya wajah dan ta ngan
Bach dalam satu-satunya potret dirinya yang diakui asli (Gam bar
28), tuturan tentang m em buruknya penglihatannya pada usia senja,
dan tam pak sem akin m em buruknya tulisan tangannya, barangkali
disebabkan akibat bawaan penglihatannya yang m em buruk dan/ atau
kerusakan saraf, konsisten dengan diagnosis diabetes. Penyakit itu
560 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
jelas ada di J erm an pada m asa hidup Bach, dikenal di sana sebagai
honigsüsse Harnruhr ("penyakit kencing m anis-m adu").
ajarkan kepada kita bukanlah sekadar m asalah "hidup secara tra di-
sional". Ada banyak aspek kehidupan tradisional yang jelas tidak ingin
kita tiru, seperti daur kekerasan, risiko kelaparan yang kerap m enim pa,
dan rentang hidup singkat akibat penyakit-penyakit m enular. Kita
perlu mencari tahu komponen-komponen spesiik apa dalam gaya
hidup tradisional yang m elindungi m ereka yang m enjalankan gaya
hidup tersebut dari penyakit tidak m enular. Sejum lah kom ponen yang
MASA DEPAN PENYAKIT-PENYAKIT TIDAK MENULAR ● 561
m em batasi asupan kalori total, alkohol, garam dan m akanan asin, gula
dan m inum an ringan bergula, lem ak jenuh dan trans, m akanan olahan,
m entega, krim , dan daging m erah; serta m eningkatkan asupan serat,
buah dan sayuran, kalsium , dan karbohidrat kom pleks. Satu lagi per-
ubahan sederhana adalah m akan secara lam bat. Secara paradoks, se-
m a kin cepat kita m elahap m akanan, sem akin banyak kita m akan dan
kare nanya sem akin naik berat badan kita, karena m akan dengan cepat
562 ● GARAM, GULA, LEMAK, DAN PEMALAS
Di Bandara Lain
D ari rim ba ke 4 0 5
Pada akhir satu ekspedisi yang berlangsung selam a beberapa bulan
ke Papua, yang dihabiskan bersam a orang-orang Papua di situs-
situs perkem ahan di rim ba, transisi em osional saya kem bali ke dunia
industri modern tidak dimulai di bandara Port Moresby di Papua
Nugini, yang saya gunakan sebagai Pembukaan buku ini. Itu karena,
dalam penerbangan panjang dari Papua kem bali ke Los Angeles, saya
m em anfaatkan waktu untuk m erapikan catatan-catatan la pangan saya,
m engingat-ingat lagi peristiwa sehari-hari selam a ber bulan-bulan di
rim ba, dan secara m ental tetap berada di Papua. Transisi em osional
itu dim ulai di area pengam bilan bagasi di ban dara Los Angeles, dan
http://facebook.com/indonesiapustaka
Yang pertam a dan paling utam a adalah rasa senang dan lega karena
kem bali bersam a istri dan anak-anak saya. AS adalah rum ah saya, ne-
gara saya. Saya lahir dan besar di sini. Di antara orang-orang Am erika
ada tem an-tem an yang telah saya kenal selam a 60 atau 70 tahun, yang
m em iliki kesam aan dengan saya serta m em aham i riwayat hidup saya,
kebudayaan saya, dan banyak m inat saya. Saya selalu berbicara bahasa
Inggris secara lebih baik daripada bahasa lain m ana pun. Saya selalu
m em aham i orang Am erika secara lebih baik daripada orang-orang
Papua. AS m em iliki keunggulan-keunggulan besar sebagai tem pat
hidup. Saya bisa m engharapkan punya cukup m akanan, m enikm ati ke-
nyamanan dan keamanan isik, dan hidup hampir dua kali lipat lebih
lam a daripada rata-rata orang Papua tradisional. J auh lebih m udah
m e m uaskan rasa cinta saya terhadap m usik Barat, dan m engejar karier
saya sebagai penulis dan ahli geograi di universitas, di AS daripada di
Papua. Sem ua itu adalah alasan m engapa saya m em ilih untuk hidup
di AS. Meskipun saya sangat mencintai Papua dan orang-orang Papua,
saya tidak pernah m em pertim bangkan untuk pindah ke sana.
Em osi yang berbeda m enghantam saya sewaktu saya keluar dari
ban dara Los Angeles m enuju J alan Bebas Ham batan 40 5. Bentang
alam di sekitar saya di jalan bebas ham batan sepenuhnya terdiri atas
jalur-jalur jalanan berlapis aspal, bangunan, dan kendaraan berm otor.
Bunyi lingkungan adalah kebisingan lalu-lintas. Terkadang nam un
tidak selalu, Pegunungan Santa Monica, menjulang 16 kilometer di
sebelah utara bandara, terlihat m eskipun kabur di antara kabut asap.
Kontras sekali dengan udara m urni yang bersih, hijau dalam berbagai
nuansa di rim ba yang lebat, dan ratusan kicauan burung yang m enarik
di Papua. Secara releks, saya menurunkan kenop-kenop volume di
indera-indera dan kondisi-kondisi em osional saya, dan saya tahu
bahwa kenop-kenop itu akan tetap turun selam a sebagian besar
waktu dalam se tahun berikutnya dalam perjalanan saya berikutnya
ke Papua. Tentu saja kita tidak bisa m enggeneralisasi perbedaan-
perbedaan antara dunia tradisional dan dunia industri sem ata dengan
http://facebook.com/indonesiapustaka
sio nal, saya tetap m enghabiskan banyak waktu dan pikiran saya di
Papua, meskipun secara isik saya berada di AS. Intensitas Papua sulit
disingkirkan m eskipun saya ingin m elakukannya, nam un saya tidak
ingin. Berada di Papua bagaikan secara singkat m elihat dunia dalam
warna-warni yang cerah, sem entara seisi dunia lainnya abu-abu bila di-
ban dingkan.
KEUNGGULAN DUNIA MODERN ● 567
Ke u n ggu lan d u n ia m o d e rn
Karena sebagian besar sisa bab ini akan m em bahas tentang ciri-ciri
kehidupan tradisional yang bisa kita pelajari dan petik hikm ahnya,
m aka m arilah m ulai dengan m engingatkan diri akan satu kesim pulan
yang jelas. Kehidupan tradisional tidak boleh dirom antisasi: dunia
m odern m em ang m enawarkan keunggulan-keunggulan besar. Bu-
kan artinya warga negara m asyarakat terwesternisasi harus kabur ber-
bondong-bondong dari perkakas baja, kesehatan, kenyam anan m a-
terial, dan perdam aian yang diberikan oleh negara, dan m encoba
kem bali ke gaya hidup pem buru-pengum pul yang indah-sem purna.
J ustru arah perubahan terbesar adalah pem buru-pengum pul dan
petani berskala kecil yang m engetahui gaya hidup tradisional m ereka,
na m un juga m enyaksikan gaya hidup terwesternisasi, berupaya
m asuk ke dunia m odern. Alasan-alasan m ereka sungguh kuat, dan
m encakup kenyam anan-kenyam anan m odern seperti benda-benda
yang m enjadikan hidup lebih m udah dan lebih nyam an; kesem patan
m em peroleh pendidikan form al dan pekerjaan; kesehatan yang baik,
obat-obatan yang efektif, dokter, dan rum ah sakit; keam anan pribadi,
lebih sedikit kekerasan, dan lebih sedikit bahaya dari orang lain dan
dari lingkungan; keam anan m akanan; hidup yang jauh lebih pan jang;
dan fre kuensi kem atian anak-anak yang jauh lebih rendah (m isalnya,
se kitar dua pertiga anak-anak Fayu tradisional m eninggal pada m asa
kanak-kanak). Tentu, bukan artinya setiap desa tradisional yang m e-
m odernisasi diri, dan setiap penduduk desa yang pindah ke kota, ber-
hasil meraih semua keunggulan yang diharapkan itu. Namun sebagian
di antaranya berhasil, dan kebanyakan penduduk desa dapat m e lihat
bahwa orang-orang lain m enikm ati keunggulan-keunggulan ini, dan
banyak penduduk desa ingin m enjadi seperti m ereka.
Misalnya, perempuan-perempuan Pigmi Aka yang diwawancarai
Bonnie Hewlett m enyebutkan alasan-alasan berikut sebagai penyebab
m e reka m eninggalkan gaya hidup pem buru-pengum pul tradisional
m e reka di hutan untuk berm ukim bersam a petani desa: benda-
http://facebook.com/indonesiapustaka
benda seperti garam , lada, m inyak sawit, kuali dan panci, golok, tem -
pat tidur, dan lentera; pakaian dan sepatu yang bagus; kehidupan
yang lebih sehat; kesem patan m em asukkan anak-anak ke sekolah;
lebih m udah m engum pulkan m akanan nabati dari ladang daripada
m engum pulkannya di hutan; lebih m udah, lebih am an, dan lebih
cepat berburu hewan dengan senjata api daripada m em buat jala dan
m enangkap hewan yang m enendang, m engiggit, dan m encakar setelah
568 ● DI BANDARA LAIN
m ereka juga berpindah sendiri-sendiri m enem puh jarak yang jauh, dan
m ereka m ungkin akhirnya hidup jauh dari kerabat-kerabat terdekat
dan tem an-tem an m asa kanak-kanak m ereka. Kebanyakan orang yang
kita jum pai adalah orang asing dan akan tetap m enjadi orang asing
bagi kita. Anak-anak biasa m eninggalkan rum ah orangtua m ereka dan
m en dirikan rum ah tangga sendiri dengan cara m enikah atau m enjadi
m andiri secara ekonom i. Seperti yang dirangkum salah seorang tem an
570 ● DI BANDARA LAIN
dan ‘bibi’. Kam i keluar-m asuk rum ah m ana pun di desa. Ketika wak-
tu m akan m alam , kam i m akan di rum ah m ana pun di m ana kam i
kebetulan sedang berada, dengan anak-anak lain.”
“Anak-anak Am erika tidak bergaul sebanyak anak-anak Papua.
Di Papua, saya biasa tersenyum dan m enyapa siapa pun yang saya
lewati, dan mulai bercakap-cakap. Namun anak-anak Amerika berjalan
cepat m elewati satu sam a lain atau m elewati orang asing, tidak
KEUNGGULAN DUNIA TRADISIONAL ● 571
lompat’, karena hal itu kan jelas. Memangnya saya mau melompat
kalau tidak tahu akibatnya? Tanggung jawab di AS telah direnggut dari
orang yang bertindak dan ditem patkan pada pem ilik tanah atau pem -
bangun rum ah. Kebanyakan orang Am erika ingin m enyalahkan orang
lain daripada diri sendiri sebisa m ungkin. Di Papua, saya bisa tum buh,
berm ain secara kreatif, dan m engeksplorasi luar ruang dan alam secara
bebas, dengan unsur risiko yang pasti ada, na m un dikelola dengan
baik, yang tidak ada dalam m asa kanak-kanak Am erika rata-rata yang
m enghindari risiko. Saya m em iliki m asa kanak-kanak paling kaya yang
m ungkin ada, m asa kanak-kanak yang tak ter ba yangkan oleh orang-
orang Am erika.”
“Yang bikin frustrasi di AS sini adalah tekanan terus-m enerus
untuk bekerja. Bila kita duduk-duduk santai m enikm ati secangkir kopi
di sore hari, kita harus m erasa bersalah karena artinya ada kesem patan
mengejar uang yang terbuang. Namun bila kita adalah salah seorang
yang m engejar uang bukannya m enikm ati secangkir kopi, kita tidak
m e nyim pan kelebihan uang yang kita peroleh, kita hanya m enjalani
hidup yang lebih m ahal sehingga kita harus bekerja lebih dan lebih. AS
telah ke hilangan (sebagian besar) kem am puannya untuk m enem ukan
kese im bangan antara kerja dan berm ain atau bersantai. Di Papua, toko-
toko tutup pada tengah hari dan buka lagi pada petang hari. Itu sangat
tidak Am erika.”
“Saya syok karena tidak adanya pegangan m oral tem an-tem an se-
um uran saya di As. Dalam m asyarakat se-pluralistik Am erika, hanya
bisa ada sedikit dasar untuk m enegakkan apa yang m enurut kita benar
dan hakiki. Di Papua, tentunya kebenaran ditafsirkan dan diterapkan
se turut budaya, nam un kebenaran diakui ada dan bisa diketahui.”
“Anak-anak di AS sini, dan barangkali orang-orang Am erika secara
um um , terobsesi m ateri. Terakhir kali kam i pulang ke California, kam i
ter kesan dengan tren terbaru atau ‘wajib-punya’, dalam kasus ini TV
plasm a layar-datar besar. Enam bulan lagi apa lagi trennya?”
“Sem ua orang di AS sini berada dalam kotak sem pit m ereka
http://facebook.com/indonesiapustaka
sendiri. Pem uda-pem uda Afrika yang saya kenal sangat berm inat
pada apa yang terjadi di bagian-bagian lain dunia dan melek geograi.
Salah satu pengisi waktu luang kam i adalah saling m enanyai tentang
letak ber bagai negara, nam a para pem im pin dunia dan atlet terkenal.
Tentu saja m ereka tahu nam a-nam a pem ain sepakbola nasional dan
pe lari jarak jauh Kenya, nam un m ereka juga sam a akrabnya dengan
bintang-bintang Amerika, Britania, Jerman, dan Brazil. Mereka pernah
APA YANG BISA KITA PELAJARI? ● 573
lain. Saya ka takan ini kepada kita sem ua (term asuk saya) yang telah
bergelut m em pelajari bahasa-bahasa lain di sekolah atau sebagai orang
dewasa, m enghabiskan ribuan jam m em pelajari buku tata bahasa,
m engingat-ingat kosakata, dan m endengarkan kaset pelajaran bahasa,
dan tetap saja akhirnya berbicara bahasa asing dengan logat dan
dengan tidak fasih: kita padahal seharusnya tidak perlu repot-repot
begitu, dan bisa berbicara dengan fasih dan tanpa logat, seandainya
576 ● DI BANDARA LAIN
per m udah hidup anak-anak m ereka yang sudah dewasa dan bekerja,
serta m em perkaya kehidupan cucu-cucu dan diri m ereka sendiri, de-
ngan m enyediakan perawatan anak berkualitas tinggi kepada cucu-
cucu m ereka. Kita yang m erupakan orangtua yang ber usia antara 30
dan 60 m ungkin m ulai bertanya-tanya kualitas hidup m a cam apa
yang akan kita nikm ati, dan bagaim ana anak-anak kita akan m em -
perlakukan kita, sewaktu kita m encapai usia lanjut. Kita ha rus ingat
APA YANG BISA KITA PELAJARI? ● 579
bahwa anak-anak kita sekarang m engam ati bagaim ana kita m erawat
orangtua kita sendiri yang sudah lanjut usia: sewaktu tiba m asanya
bagi kita untuk m enerim a pera watan, anak-anak kita akan ingat dan
dipengaruhi oleh contoh kita. Masyarakat dapat memperkaya kehi-
dup an orang lanjut usia sebagai satu kelom pok, dan sebaliknya tin-
dakan itu dapat m em perkaya m asyarakat, dengan tidak m ewajibkan
pen siun pada suatu usia m anasuka bagi orang-orang yang m am pu
dan ingin terus bekerja. Kebijakan pesiun wajib sudah se m akin tidak
populer di Am erika Serikat dalam dasawarsa-dasawarsa be la kangan,
tidak m enyebabkan orang-orang lanjut usia yang sudah tidak m am -
pu m alah terus bertahan dengan pekerjaan m ereka seperti yang awal-
nya ditakutkan, dan justru m alah m em pertahankan kelanjutan jasa
anggota-anggota masyarakat kami yang paling berpengalaman. Namun
terlalu banyak lem baga Eropa yang m ewajibkan pegawai pada puncak
pro duktivitas m ereka untuk pensiun, sem ata karena m ereka telah m en-
ca pai suatu usia m anasuka pada kisaran usia yang secara absurd ren-
dah, antara 60 dan 65 tahun.
Berbeda dengan m akan perlahan-lahan dan m enyediakan crib
bilingualism , yang dapat kita lakukan sendiri tanpa m enanti per ubah-
an m a syarakat secara keseluruhan, m engom binasikan keunggulan-
keunggulan peradilan tradisional dengan keunggulan-ke unggulan per-
adilan negara akan sangat m em butuhkan keputusan m a sya rakat. Dua
m ekanism e yang saya bahas adalah peradilan restoratif dan m ediasi.
Tak satu pun yang m erupakan obat sapujagad, ke dua nya tam pak ber-
m anfaat dalam kondisi-kondisi tertentu nam un tidak berm anfaat
dalam kondisi-kondisi lain, dan keduanya m em bu tuh kan keputusan
kebijakan oleh sistem pengadilan kita. Bila Anda m elihat bahwa pilih-
an-pilihan ini bernilai baik, peran Anda seba gai individu adalah ber-
gabung dengan gerakan-gerakan yang m em pro m osikan m ekanism e-
m ekanism e itu di pengadilan; Anda tidak bisa m enerapkannya sen-
dirian. Namun Anda mungkin mampu menggunakan bagi diri sendiri
penekanan Papua terhadap m ediasi inform al, usaha m e legakan em osi,
http://facebook.com/indonesiapustaka
dan pem antapan kem bali hubungan (atau ketiadaan-hu bungan) dalam
persengketaan kali berikutnya Anda m endapati diri ber ada dalam
persengketaan pribadi yang diwarnai em osi.
Masyarakat-masyarakat yang anggotanya menjadi sebagian besar
pembaca buku ini mewakili irisan sempit keanekaragaman manusia.
Masyarakat-masyarakat dalam irisan itu mencapai dominansi dunia
bu kan karena su perioritas yang um um , m elainkan karena alasan-alas-
580 ● DI BANDARA LAIN
Saya dengan senang hati m enyatakan bahwa saya berutang budi kepada
banyak rekan dan kawan atas bantuan m ereka dalam penyusunan buku
ini. Saya terutam a berterim a kasih sekali kepada delapan kawan yang
m engkritik keseluruhan m anuskrip dan m encurahkan waktu dan upaya
guna memberikan saran-saran untuk memperbaikinya: istri saya Marie
Cohen, Tim othy Earle, Paul Ehrlich, Alan Grinnell, Barry Helwett,
Melvin Konner, Michael Shermer, dan Meg Taylor. Rasa terima kasih
yang sam a dan lebih lagi harus saya haturkan kepada editor-editor
saya Wendy Wolf di Viking Penguin (New York) dan Stefan McGrath di
Penguin Group (London), dan kepada agen saya J ohn Brockm an, yang
bukan hanya m em baca keseluruhan m anuskrip m elainkan juga m em -
http://facebook.com/indonesiapustaka
bantu dalam cara yang tak terhitung banyaknya pada setiap tahap sejak
ide m engenai buku ini tercetuskan dan terus m elalui sem ua tahap pem -
buat annya.
Michelle Fisher-Casey mengetik dan mengetik ulang keseluruhan
naskah, berulang-ulang. Boratha Yeang melacak sumber-sumber. Ruth
Mandel melacak foto-foto, sementara Matt Zebrowski mempersiapkan
peta-peta.
582 ● DI BANDARA LAIN
Saran-saran berupa sejum lah acuan terpilih ini ditujukan bagi orang-
orang yang berm inat m em baca lebih lanjut. Daripada m encantum kan
daftar pustaka yang panjang-lebar, saya m em ilih m engacu publikasi-
pu blikasi terbaru yang m e nyediakan daftar pustaka panjang-lebar ber-
isi literatur yang lebih tua. Sebagai tam bahan, saya m engacu se jum lah
buku dan artikel kunci yang lebih tua, yang saya pikir m ungkin di-
m inati secara khusus oleh para pem baca, atau yang saya kutip secara
spesiik dalam naskah saya. Judul jurnal (dicetak miring) diikuti oleh
no m or volum e, diikuti setelah titik dua oleh nom or halam an per tam a
dan terakhirnya, dan kem udian oleh tahun penerbitan dalam tanda
ku rung. Oleh karena buku ini ditujukan bagi pem baca yang luas, saya
http://facebook.com/indonesiapustaka
diha dir kan daring di situs Web yang tersedia secara gratis (http:/ / www.
jareddiam ondbooks.com )
versity Press, 1981); dan Richard Lee dan Richard Daly, eds., The
Cambridge Encyclopedia of Hunters and Gatherers (Cam bridge: Cam -
bridge University Press, 1999). Satu survei lintas-budaya yang ber -
harga dan kerap kali dijadikan rujukan oleh para ahli antropologi bu-
daya adalah proyek Cross-Cultural Cum ulative Coding Center yang
didirikan di University of Pittsburgh di bawah arahan George Murdock.
Bagi ratusan m asyarakat pra-industri di seluruh du nia, proyek ter sebut
ACUAN-ACUAN YANG BERLAKU BAGI SELURUH BUKU INI ● 587
sepanjang buku ini saya telah m engikuti praktik antropologi m asa kini,
dan saya secara konsisten m em buang atau m engubah nam a-nam a dan
rincian pengidentiikasi sewaktu saya menuturkan kembali kisah atau
peristiwa dalam kehidupan tem an-tem an Papua saya.
(1995), “Hadza wom en’s tim e allocation, off spring provisioning and
the evolution of post-m enopausal lifespans,” Current Anthropology
38: 551– 577 (1997), dan “Hunting and nuclear fam ilies: som e lessons
from the Hadza about m en’s work,” Current Anthropology 42: 681–
709 (2001). !Kung dari Afrika barat daya: Nancy Howell, Dem ography
of the Dobe !Kung, 2nd ed. (New York: Aldine de Gruiter, 2000) dan
Life Histories of the !Kung: Food, Fatness, and Well-being over the
590 ● DI BANDARA LAIN
m em buat pem baca saya bersyukur karena m e ngu rangi tebal buku ini
yang sudah tebal sekali, salah satu yang saya saran kan adalah Richard
Nisbett, The Geography of Thought: How Asians and Westerners
Think Differently... and Why (New York: Free Press, 2003). Di
halaman 43 bukunya, Nisbett secara ringkas membahas perbedaan-
per bedaan kognitif antara pem buru-pengum pul, m asyarakat petani
tra disional, dan m a sya ra kat industri. J oseph Henrich et al., eds.,
ACUAN-ACUAN YANG BERLAKU BAGI SELURUH BUKU INI ● 593
rap kan kepada m asyarakat-m asyarakat m anusia tra disio nal, inilah
pendekatan saintiik yang telah dikembangkan selama berabad-abad
sebagai pendekatan terbaik dem i m em peroleh pengetahuan yang
dapat diandalkan m engenai dunia nyata, entah itu dunia m asyarakat
m anusia, atau pun dunia bakteri, m olekul, bebatuan, dan galaksi.
Dua jenis utam a kesulitan telah m uncul dalam m enerapkan pen-
dekatan ini untuk m em pelajari m asyarakat-m asyarakat tradisional
594 ● DI BANDARA LAIN
biasanya tidak dilakukan oleh ilm uwan, m engingat sum ber daya yang
dibutuhkan dan bahaya-bahaya yang terlibat. Pada saat ilm uwan-
ilm uwan tiba, kebudayaan tribal te lah m ulai berubah akibat kontak.
Namun kita masih bisa mempelajari banyak hal dari penjabaran-
penja baran anekdotal yang ditinggalkan oleh para pengunjung pertam a
yang tidak terlatih secara saintiik. Kekurangan yang jelas adalah
tuturan-tuturan m ereka ku rang sistem atik, kurang kuantitatif, dan
ACUAN-ACUAN YANG BERLAKU BAGI SELURUH BUKU INI ● 599
kurang inform asi m engenai m e tode ketat dan kum pulan pengetahuan
yang sudah ada m engenai suku-suku lain. Satu keunggulan jelas yang
m engom pensasi kekurangan itu adalah in for m asi yang dihasilkan m e-
rujuk kepada m asyarakat tribal yang belum terlalu ba nyak term o-
diikasi seperti yang nantinya dijumpai oleh para ilmuwan. Satu ke-
unggulan yang tidak terlalu gam blang adalah sifat tidak sistem atik
dan tidak saintiik dari pengamatan-pengamatan pertama itu justru
sebenarnya bisa m en jadi kekuatan. Para pengunjung yang tidak terlatih
kerap kali m enjabarkan se cara luas apa pun yang m enarik perhatian
m ereka, dan karenanya m ungkin m em bahas segi-segi m asyarakat yang
akan diabaikan oleh ilm uwan yang dikirim kan dengan sokongan dana
penelitian untuk m em pelajari suatu fenom ena tertentu.
Salah satu contohnya adalah buku m enakjubkan (Dschungelkind)
m e nge nai orang-orang Fayu di Papua Indonesia, ditulis oleh seorang
perem puan J erm an ber nam a Sabine Kuegler. Selam a kunjungan per-
tam a saya ke Papua Indonesia pa da 1979, pilot helikopter saya m en-
ceritakan tentang kunjungan m enakutkan yang baru saja dia lakukan
ke kelom pok nom aden Fayu yang baru saja dite m ukan, untuk m ewakili
sepasang m isionaris, Klaus dan Doris Kuegler. Atas un dangan orang-
orang Fayu itu, keluarga Kuegler kem udian m em bawa tiga anak m e reka
yang m asih kecil-kecil untuk hidup di antara orang-orang Fayu dan
m e ru pakan orang-orang luar pertam a yang dilihat oleh sebagian besar
orang Fayu. Putri tengah keluarga Kuegler, Sabine, tum buh di antara
orang-orang Fayu sejak usia 7 sam pai 17, pada m asa ketika m asih be-
lum ada orang luar lain di sana selain keluarga Kuegler. Sewaktu
pindah ke Eropa guna m enuntut pendidikan Eropa dan m enjadi orang
Eropa, Sabine pada 20 0 5 m e ner bit kan buku tentang pengalam an dan
hasil pengam atannya.
Buku Sabine tidak m em iliki tabel data, uji hipotesis rival, dan
rangkum an kon disi terkini suatu sub-bidang antropologi. Para pem -
baca bukunya akan m em peroleh gam baran jelas m engenai kehidupan
Fayu tepat setelah kon tak pertam a, term asuk anak panah yang m elesat
http://facebook.com/indonesiapustaka
m enem bus udara, bahaya, ke celakaan, dan kem atian. Oleh karena
tem an-tem an berm ain Sabine adalah anak-anak Fayu dan dia tum buh
sebagian sebagai orang Fayu juga, bukunya dapat dianggap otobiograi
seorang Fayu, nam un yang diberi perspektif ganda seabgai seorang
Fayu sekaligus seorang Barat. Sabine karenanya m am pu m enyadari
ciri-ciri Fayu—m isalnya pem aham an m ereka akan waktu, kesulitan-
kesulitan isik dalam kehidupan Fayu, dan psikologi menjadi seorang
600 ● DI BANDARA LAIN
Fayu—yang akan dianggap sebagai hal yang wajar oleh seorang Fayu
dan tidak akan repot-repot dia bicarakan. Yang sam a m enyentuh ada-
lah tuturan Sabine ten tang kem bali ke Eropa, dan m em andang m asya-
rakat Eropa m elalui m atanya yang sebagian Fayu, yang m e m ungkinkan
dia m enyadari ciri-ciri kehidupan Ero pa (m isalnya m asalah-m asalah
tentang berurusan dengan orang asing, dan bahaya m enyeberangi
jalan) yang diterim a orang Eropa sebagai hal yang wajar. Barangkali,
suatu hari nanti, seorang ilm uwan akan m engunjungi orang-orang
Fayu dan menjabarkan suatu aspek masyarakat mereka. Namun, pada
saat itu, orang-orang Fayu akan m enjadi orang-orang yang sangat
berbeda dari yang dijum pai oleh keluarga Kuegler pada 1979. Tidak
akan ada ilm uwan yang bisa m engulangi pengalam an Sabine, dan
m enjabarkan seperti apa rasanya tum buh bersam a dan berpikir serta
m erasa sebagai seorang Fayu yang nyaris tradisional.
Metode terakhir untuk mempelajari masyarakat tradisional, dan
satu-sa tu nya sum ber inform asi m engenai m asyarakat m asa lalu yang
tidak m em iliki tu lis an dan yang tidak berkontak dengan pengam at yang
m elek aksara, ada lah arkeologi, yang keunggulan dan kekurangannya
berkebalikan dari yang dikaitkan dengan para pengam at m odern.
Dengan m enggali dan m engukur usia radiokarbon suatu situs, ahli
arkeologi dapat m erekonstruksi suatu kebudayaan sam pai puluhan
ribu tahun sebelum kebudayaan itu dikontak dan diubah oleh dunia
m odern. Dengan dem ikian, kekhawatiran-kekhawatiran m enge nai
efek-efek m engganggu kontak m odern dan ahli sosiologi yang m e-
ne tap dalam suatu m a syarakat pun hilang sepenuhnya. Itu m eru pa-
kan keunggulan yang besar. Kerugiannya adalah kehilangan rincian
halus, m isalnya peris tiwa sehari-hari serta nam a, m otif, dan kata-
kata orang. Ahli arkeologi juga m enghadapi kekurangan berupa ke-
tidak pastian yang lebih besar dan upaya lebih besar yang diper lu-
kan dalam m engekstraksi kesim pulan-ke sim pulan sosial dari per-
wujudan-perwujudan isik mereka yang awet dalam situs arkeologis.
Misalnya, ahli arkeologi berupaya menyimpulkan ketidaksetaraan in-
http://facebook.com/indonesiapustaka
dividual dalam hal status sosial dan kekayaan secara tidak langsung
berdasarkan perbedaan-perbedaan bekal kubur dan ukuran nisan di
pem akm aan-pem a kam an yang digali dengan telaten selam a beberapa
musim kerja lapangan. Seorang ahli etnograi modern dapat mengamati
ketidakse taraan sem acam itu secara langsung dalam satu hari kerja
lapangan—nam un ha silnya bakal berlaku bagi suatu m asyarakat yang
berubah pada tingkat yang tidak diketahui akibat kontak m odern.
ACUAN-ACUAN YANG BERLAKU BAGI SELURUH BUKU INI ● 601
Dengan dem ikian, keem pat m etode kita untuk m em aham i m asya-
rakat tra disional berbeda dalam hal kekuatan dan kelem ahan m asing-
m asing. Kita da pat m em peroleh kesim pulan-kesim pulan dengan
tingkat kepercayaan yang le bih tinggi bila keem pat m etode itu dapat
diterapkan dan memberkan hasil-hasil yang serupa. Misalnya, kita
punya inform asi m engenai peperangan suku dari pengam atan-peng-
amatan saintiik modern (misalnya tuturan terperinci Jan Broekhuijse
dan Karl Heider m engenai peperangan Dani yang dijabarkan di Bab
3), dari rekonstruksi lisan (seperti yang dilakukan oleh Polly Wiessner
dan Akii Tum u), dari tuturan-tuturan anekdotal (m isalnya tuturan
Sabine Kuegler yang hidup di antara orang-orang Fayu), dan dari
bukti arkeologis (m isalnya hasil ekskavasi berupa baju zirah tem pur
dan tengkorak yang pecah gara-gara kapak). Bila keem pat pendekatan
itu berbeda-beda kesim pulannya, kita harus m en cari tahu m engapa:
barangkali m asyarakat itu berubah seiring waktu atau se telah kontak.
http://facebook.com/indonesiapustaka
KR E D I T I LU STR AS I
Guns, Germs & Steel telah diterjemahkan dan diterbitkan oleh KPG sejak 2013.
Harga: Rp95.000,00
Setelah Guns, Germs & Steel, Jared Diamond menulis Collapse, tentang
http://facebook.com/indonesiapustaka
Dunia modern yang kita alami sekarang baru berlangsung sebentar dalam sejarah
manusia. Sebelumnya, selama jutaan tahun, manusia hidup dalam “dunia kemarin”
yang kini masih tersisa di masyarakat-masyarakat tradisional. Setelah membahas
bangkitnya peradaban dalam Guns, Germs & Steel, lalu runtuhnya peradaban dalam
Collapse, Jared Diamond mengajak kita menjelajahi kehidupan masyarakat masa
lalu dan tradisional guna mencari pelajaran untuk masa depan. Contoh-contoh
yang ditampilkan antara lain masyarakat !Kung Afrika, Indian Amerika, Aborigin
Australia, serta berbagai suku Papua yang diakrabi Jared Diamond dalam penelitian
lapangannya selama puluhan tahun di sana.
Masyarakat tradisional dan cara hidupnya merupakan ribuan percobaan alami yang
dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan manusia. Meski masyarakat
modern punya keunggulan seperti harapan hidup lebih panjang dan berkurangnya
kekerasan, hasil percobaan-percobaan alami itu bisa menawarkan cara lebih baik
untuk membesarkan anak, berpikir jernih tentang bahaya, menghindari penyakit
modern, dan lain-lain
The World until Yesterday memberikan gambaran mengenai seperti apa masyarakat
manusia sebelum kita semua memasuki zaman modern, masa lalu yang nyaris hilang
namun masih terasa bahkan dalam peradaban masa kini. Perbedaan antara dunia
hari ini dan dunia kemarin membuat kita lebih menghargai peradaban modern,
sekaligus menunjukkan lagi cara-cara bijak yang ditemukan masyarakat tradisional
namun telah kita lupakan.
Jared Diamond ialah profesor geograi di UCLA. Anugerah yang pernah dia dapatkan antara lain
National Medal of Science, Tyler Prize for Environmental Achievement, Cosmos Prize (Jepang),
Fellowship dari MacArthur Foundation, dan Lewis Thomas Prize honoring the Scientist as Poet
yang diberikan oleh Rockefeller University. Buku-bukunya yang terdahulu antara lain Why Is
Sex Fun? (terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan KPG dengan judul Mengapa Seks itu Asyik,
2007), The Third Chimpanzee, Collapse (terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan KPG, 2014),
dan Guns, Germs and Steel (terjemahan bahasa Indonesia berjudul Bedil, Kuman, dan Baja
http://facebook.com/indonesiapustaka
SEJARAH
ISBN: 978-979-91-0875-3
KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)
Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3
Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270
Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3351, 3364
Fax. 53698044, www.penerbitkpg.com
redaksi.kpg@gramediapublishers.com KPG: 59 15 00989
Facebook: Penerbit KPG; Twitter: @penerbitkpg