Anda di halaman 1dari 21

Seven Jump Step 6

Kasus pada Pasien CHF

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa II

Dosen pembimbing : Ns. Yuni Dwi Hastuti, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:

Eva Agustriani (22020116120050)

Kelas A16. 1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
1. CHF grade III
a. Apa yang dimaksud CHF grade III?
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smletzer, 2002). Grade
III artinya timbul sesak pada aktifitas fisik ringan.
Gray, H. 2002. Lecture Note Kardiology. Erlangga
Smeltzer & Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.EGC, Jakarta
b. Apa kriteria grade CHF?
York Heart Association (NYHA) dalam Gray (2002), terbagi dalam 4 kelas yaitu:
1. NYHA I: Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
2. NYHA II: Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
3. NYHA III: Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
4. NYHA IV:Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan atau istirahat
Gray, H. 2002. Lecture Note Kardiology. Erlangga
c. Cara mengukur grade CHF?
2. Suara nafas vesikuler
a. Bagaimana bunyi suara nafas vesikuler?

Terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
http://www.lenterabiru.com/2010/01/suara-paru-normal-dan-abnormal.htm
b. Bagaimana mengkaji suara nafas vesikuler?
Menggunakan auskultasi paru
Dengan mendengarkan paru-paru ketika klien bernapas melalui mulut, pemeriksa
mampu mengkaji karakter bunyi napas, adanya bunyi napas tambahan, dan karakter
suara yang diucapkan atau dibisikan. Dengarkan semua area paru dan dengarkan pada
keadaan tanpa pakaian; jangan dengarkan bunyi paru dengan klien mengenakan
pakaian, selimut, gaun, atau kaus. Karena bunyi yang terdengar kemungkinan hanya
bunyi gerakan pakaian di bawah stetoskop.
Untuk dapat mendengarkan bunyi napas di seluruh bidang paru, perawat harus
meminta klien untuk bernapas lambat, sedang sampai napas dalam melalui mulut.
Bunyi napas dikaji selama inspirasi dan ekspirasi. Umumnya bunyi napas tidak
terdengar pada lobus kiri atas, intensitas dan karakter bunyi napas harus mendekati
simetris bila dibandingkan pada kedua paru. Bunyi napas normal disebut sebagai
vesikular, bronkhial, dan bronkhovesikular.
http://www.ilmukesehatan.online/2014/09/auskultasi.html
3. Retraksi otot-otot aksesoris pernafasan interkosta dan kosta
a. Apa saja otot-otot aksesoris pernafasan interkosta dan kosta?
b. Mengapa terjadi retraksi otot-otot aksesoris pernafasan interkosta dan kosta?
4. Mur-mur (+) dan gallop (+)
a. Apa yang di maksud dengan mur-mur (+) dan gallop (+)?
Bising jantung (heart murmur) adalah kelainan atau abnormalitas pada jantung
yang disebabkan oleh pembukaan katup yang tidak sempurna, yang
mengakibatkan darah dipaksa melewati bukaan sempit (stetonic), maupun
disebabkan kebocoran septum yang memisahkan jantung bagian kiri dan kanan
sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan.
https://www.researchgate.net/publication/309134577_Pendeteksiaan_Bising_Jantu
ng_Heart_Murmur_Menggunakan_Audiocardiograph

b. Cara mengkaji timbulnya mur-mur (+) dan gallop (+)?


Bising jantung lebih lama daripada bunyi jantung. Hal-hal yang harus
diperhatikan pada auskultasi bising adalah : 1. Apakah bising terdapat antara BJ I
dan BJ II (=bising systole), ataukah bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising
diastole). Cara termudah untuk menentukan bising systole atau diastole ialah
dengan membandingkan terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau
pulsasi a. carotis, maka bising itu adalah bising systole. 2. Tentukan lokasi bising
yang terkeras. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 9 3.
Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu dijalarkan ke
semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang
keras akan dijalarkan lebih dulu. 4. Perhatikan derajat intensitas bising tersebut.
Ada 6 derajat bising : (1) Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini
hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan apakah besar-
benar merupakan suara bising. (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan
segera. (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai
intensitas diantara (2) dan (5). (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat
didengar bila stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada. (6) Bising yang dapat
didengar walaupun tak menggunakan stetoskop. 5. Perhatikan kualitas dari bising,
apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang meniup, bising yang melagu.
http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul%20labskill/modul%20ganjil
%20I/Ganjil%20I%20-%20pemeriksaan%20fisik%20sistem
%20kardiovaskuler.pdf
c. Apa akibat dari mur-mur (+) dan gallop (+)?
Jantung yang mengalami kelainan bunyi jantung gallop dan murmur dapat
berkaitan dengan penyakit jantung atau gagal jantung.
Kelainan bunyi jantung gallop terjadi ketika terhambatnya pengisian darah
ventrikel selama diastolik, sehingga menyebabkan adanya getaran sesaat ketika
diastolik, getaran yang sama ketika bunyi jantung I dan II walaupun lebih halus.
Bunyi jantung menjadi triplet dan menyebabkan efek akustik seperti gallop kuda.
Bunyi ini dapat dihasilkan ketika awal diastolik, pada saat fase pengisian cepat
siklus jantung maupun akhir kontraksi atrium.
Kelainan bunyi jantung murmur disebabkan oleh turbulensi peredaran darah.
Turbulensi pada peredaran darah dapat terjadi akibat penyempitan kritis pada
katup. Ketika katup tidak berfungsi dengan baik, akan mengakibatkan regurgitasi
pada aliran darah, defek kongenital dinding ventrikel maupun defek diantara aorta
dan arteri pulmonalis ataupun menigkatknya peredaran darah yang melalui
struktur normal. http://kelainanjantung.com/mengenal-jantung-anda-lewat-suara-
jantung/
5. Acites pada abdomen
a. Apa penyebab munculnya acites?

Selain karena sirosis, cairan asites dapat muncul akibat berbagai kondisi di
bawah ini.
 Hepatitis B dan C.
 Peningkatan tekanan pada aliran darah ke hati (hipertensi portal)
dan penurunan protein albumin yang dibawa dalam darah.
 Penumpukan cairan dan garam pada tubuh. Asites sering dikaitkan dengan
penumpukan cairan akibat gagal ginjal dan gagal jantung kongestif.

 Tumor atau gumpalan darah di dalam perut.

 Peradangan pankreas atau pankreatitis dapat menyebabkan asites pankreatis.


Umumnya disebabkan trauma pada pankreas atau pun konsumsi minuman
keras berlebihan dalam jangka panjang.
Selain itu, ada pula asites yang disebabkan oleh keganasan. Kondisi ini
biasanya muncul sebagai akibat kanker pada organ di rongga perut seperti
kanker pankreas, kanker usus, atau kanker lambung. Namun bisa juga terjadi
akibat kanker lainnya, seperti limfoma, kanker rahim, atau kanker payudara.
http://www.alodokter.com/kelebihan-cairan-pada-perut-akibat-asites-perlu-segera-
ditangani
b. Apa tanda-tanda terjadinya acites?
Pasien dengan asites biasanya ditemukan dengan peningkatan ukuran
abdomen. Karena seringnya disertai penyakit hepar, maka asites sering ditemukan
pada : penggunaan alkohol lama, sedang infeksi hepatitis dan jaundice,
penggunaan obat-obatan, partner seksual ganda, homoseksual, dan tinggal diarea
endemis hepatitis.
Pada pemeriksaan fisik, asites berfokus pada tanda hipertensi portal dan
penyakit sirosis hepar. Pemeriksaan fisik ditemukan jaundice, eritem palmar dan
angioma pembuluh darah (spider nevi).
Hepar mungkin sulit dipalpasi jika asites muncul, tetapi jika dapat dipalpasi
maka hepar sering membesar juga. Tandan Puddle, dapat muncul ketika cairan
muncul setidaknya 120 mL. Ketika cairan peritoneal lebih dari 500 mL, asites
dapat dideteksi dengan shifting dullnes.
Peningkatan tekanan vena jugular mengindikasikan keterlibatan jantung pada
asites. Nodul tajam di umbilikus atau nodul Sister Mary Joseph, jarang terjadi
tetapi jika ada mengindikasikan carcinomatosis dari lambung, pankreas dan hepar
yang mengindikasikan keganasan.
Nodus virchow atau nodus patologis supraclavicular sisi kiri menunjukkan
adanya malignansi pada abdomen atas. Pasien dengan penyakit jantung
dan sindrom nefrotik dapat muncul edema anasarka.

https://doktermuslim.com/patofisiologi-asites/

6. Hepatomegali
a. Bagaimana hubungan antara CHF dan hepatomegali?
Tekanan dalam atrium kanan yang meninggi akan menyebabkan hambatan aliran
masuknya darah dalam vena kava superior dan inferior ke dalam jantung sehingga
mengakibatkan kenaikan dan adanya bendungan pada vena-vena sistemik tersebut
(bendungan pada vena jugularis dan bendungan hepar) dengan segala akibatnya
(tekanan vena jugularis yang meninggi dan hepatomegali).
Nur, Lailia Rachma. 2014. PATOMEKANISME PENYAKIT GAGAL JANTUNG
KONGESTIF. El-Hayah Vol. 4 (2), Patomekanisme penyakit (81-90).
b. Apa akibat dari hepatomegali?
Bila keadaan ini terus berlanjut, maka terjadi bendungan sistemik yang lebih berat
dengan akibat timbulnya edema tumit atau tungkai bawah dan asites (Osama
Gusbi, 2002)
Osama GMD. 2002. Topic Review – Heart Failure. Albany Medical Review.
January 2002.
7. Kardiomegali (CTR > 50%)
a. Mengapa bisa muncul kardiomegali?
Kardiomegali disebabkan oleh keadaan yang memaksa jantung bekerja lebih
keras. Biasanya karena ada gangguan tertentu pada jantung atau sistem peredaran
darah.

Keadaan-keadaan tersebut antara lain:

• Stress

• Anemia

• Tekanan darah tinggi

• Kelainan pada kelenjar tiroid

• Pernah mengalami serangan jantung

• Memiliki penyakit jantung turunan

• Kondisi jantung bawaan (cacad jantung kongenital)

• Penyakit katup jantung yang diderita

• Aritmia (Kelainan ritme jantung)

• Penyakit otot jantung (kardiomiopati)

• Tubuh kelebihan zat besi atau hemochromatosis

• Penyakit otot jantung atau cardiomyopathy yang diderita

• Pulmonary hypertension (tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang


menghubungkan jantung dan paru-paru)

• Kelainan lain yang memengaruhi jantung, seperti amiloidosis. Amiloidosis


adalah kondisi dimana protein tak nomal beredar di darah dan dapat menumpuk di
jantung, mengganggu fungsi jantung anda. Apabila amiloid tertumpuk di jantung,
akan menyebabkan membesar.

http://gosehat.com/pembesaran-jantung-kardiomegali/
b. Apa hubungan antara kardiomegali dan CHF?

c. Tanda gejala terjadinya kardiomegali?

Orang yang mengalami kardiomegali dapat merasakan gejala jantung berdebar


atau palpitasi, sesak napas, tubuh terasa lelah, kenaikan berat badan, lingkar perut
yang bertambah, dan pembengkakan di kaki. Gejala-gejala tersebut tidak selalu
ada pada tiap kasus kardiomegali karena ada juga penderita yang tidak merasakan
apa-apa. Jika belum parah, mungkin penderita hanya merasakan gejala ringan
selama beberapa tahun. Namun jika keparahannya meningkat, kardiomegali bisa
menyebabkan sesak napas yang terus memburuk.

http://www.alodokter.com/kardiomegali
8. Efusi pleura
a. Mengapa terjadi efusi pleura?
Efusi pleura adalah terbentuknya akumulasi cairan yang abnormal di dalam cavum
pleura yang terjadi karena adanya peningkatan produksi cairan ataupun karena
adanya penurunan absorbsi cairan. Efusi dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
sebab, antara lain trauma, metabolik, kardiak, infeksi, defek genetik dan
neoplasma. Cairan abnormal tersebut dapat berupa cairan serous, darah, pus,
cairan kilus, atau merupakan campuran dari darah dan udara, disebut juga
hemopneumothorax.
Abdul, Andika Rahim Damanik dan Imawati, Sukma. 2016. HUBUNGAN
KEJADIAN EFUSI PLEURA PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
BERDASARKAN FOTO THORAKS DI RSUP DR KARIADI TAHUN 2015.
JURNAL KEDOKTERAN, Vol. 5 (4), ISSN Online: 2540-8844.
9. ECG : ST depresi
a. Apa yang dimaksud dengan ECG : ST depresi?
ST Depresi : Merupakan Penurunan Segmen ST di bawah Garis Isoelektrik
Baseline yang diukur dari J Point ( Awal dari Akhir kompleks QRS )
http://www.ina-ecg.com/2015/05/segmen-st.html
10. AF NR QRS
a. Apa yang dimaksud dengan AF NR QRS
Atrial Fibrilasi adalah takikardi dari supraventrikular dengan karakterisitik
aktivitas kontraksi atrium serta aktivitas listrik atrium yang tidak teratur atau tidak
terkoordinasi
http://www.ina-ecg.com/2015/04/atrial-fibrilasi.html
11. T inverted V1-V6
a. Apa yang dimaksud dengan T inverted V1-V6
Inversi Gelombang T / T-Inverted
 T-inverted yang mengindikasikan iskemia miokardium bila kedalamannya
setidaknya kurang lebih 1mm

 Muncul pada sekurang-kurangnya 2 lead yang berpasangan

 Terdapat perubahan dinamik gelombang T dalam selang waktu

Gelombang T inverted merupakan gambaran dari repolarisasi otot ventrikel.


Gelombang positif pertama setelah gelombang S. normal gelombang T, pasti akan
selalu mengikuti arah komplek QRS dan selalu negative pada lead aVR, tingginya
tidak lebih dari 5 mm pada ekstremitas lead (I,II,II, aVR, AVF) dan tidak lebih
dari 10 mm pada precordial lead (V1-V6).
http://www.ina-ecg.com/2015/07/iskemia-miokardium.html

http://www.askep.id/ekg-t-inverted.html

12. Global Normokinetik


a. Apa yang dimaksud dengan Global Normokinetik
13. Sistolik RV menurun
a. Apa yang dimaksud dengan sistolik RV menurun?

Apabila Nilai RVOT-SE < 6mm didapatkan pada pasien dengan fungsi ventrikel
kanan yang menurun dengan sensitifitas dan spesifisitas 100%. ight ventricle
outflow tract systolic excursion (RVOT-SE) merupakan parameter untuk menilai
fungsi sistolik dari ventrikel kanan.

http://cardiovascular-unpad.com/index.php/post/read/2014/19/Evaluasi-ventrikel-
kanan-dari-pemeriksaan-ekokardiografi

14. Trombus di LA
a. Apa itu trombus?
Trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk pada dinding pembuluh darah
atau jantung, hal ini terjadi ketika trombosit, protein, dan sel-sel darah lain
melekat satu sama lain.
http://www.alodokter.com/yuk-kenali-trombus-dan-gejalanya
b. Apa penyebab trombus?
Tiga hal utama yang mempengaruhi kerentanan seseorang mengalami trombus:

1. Dinding pembuluh darah yang rentan mengalami luka, misal dinding


pembuluh darah yang telah mengalami plak arterosklerosis sebelumnya;
2. Aliran darah yang tidak normal, misal aliran darah pada penderita hipertensi,
aliran darah pada percabangan pembuluh darah;
3. Penyakit kelainan pembekuan darah;

http://www.kerjanya.net/faq/4362-pembekuan-darah.html

c. Apa akibat trombus?


Trombus dapat menyumbat sebagian atau seluruh aliran di dalam pembuluh darah.
Sumbatan pada arteri dapat menghalangi oksigen mencapai jaringan di daerah
tersebut. Kondisi terhambatnya aliran oksigen ini sering disebut iskemia. Jika
iskemia tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kerusakan jaringan bahkan
hingga kematian. Sedangkan sumbatan pada pembuluh darah vena akan
menyebabkan penumpukan cairan dan pembengkakan.
http://www.alodokter.com/yuk-kenali-trombus-dan-gejalanya
15. TEE
a. Apa itu TEE?
Ekokardiogram Transesophageal (TEE) adalah prosedur diagnostik serupa dengan
ekokardiogram. Tidak seperti standar ekokardiogram, transduser menjulang di
ujung sebuah endoskop yang panjang dan ramping disebut penyelidik TEE.
Penyelidik TEE dimasukkan ke dalam esophagus atau tenggorokan.
https://pjnhk.go.id/index.php/20-pelayanan/342-tee
b. Apa penyebab TEE? -
c. Apa akibat TEE?-
16. Fraksi ejeksi 50%
a. Apa itu fraksi ejeksi 50%?
Fraksi ejeksi adalah sebuah pengukuran darah yang dipompa keluar dari ventrikel
terisi. Tingkat normalnya adalah 50% atau lebih. Salah satu parameter untuk
menilai kemampuan fungsi jantung adalah fraksi ejeksi (EF).
http://kamuskesehatan.com/arti/fraksi-ejeksi/
Gray HH, Dawkins KD, Simpson A, Morgan JM. Lecture Notes: Kardiologi. Edisi
ke 4. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.
Ingram RH, Braunwald E. Dispnea Dan Edema Paru. Dalam: Isselbacher KJ,
Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL, editor. Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 1.
b. Berapa presentase normal fraksi ejeksi?
Tingkat normalnya adalah 50% atau lebih. Fraksi ejeksi dinilai menggunakan
parameter ekokardiografi dengan nilai normal 55%, dan < 40% dianggap sudah
difungsi ventrikel kiri.
http://kamuskesehatan.com/arti/fraksi-ejeksi/
Gray HH, Dawkins KD, Simpson A, Morgan JM. Lecture Notes: Kardiologi. Edisi
ke 4. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.
Ingram RH, Braunwald E. Dispnea Dan Edema Paru. Dalam: Isselbacher KJ,
Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL, editor. Harrison
Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 1.
17. Hemoglobin 10,3 g/dL
a. Berapa jumlah normal dari hemoglobin?
Angka normal heglobin darah bergantung pada usia, waktu memasuki masa
remaja (pubertas), dan jenis kelamin. Rentang angka hemoglobin darah yang
normal selengkapnya berdasarkan usia dan jenis kelamin adalah sebagai berikut.

o Bayi baru lahir: 17 – 22 g/dL


o Bayi usia 1 minggu: 15 – 20 g/dL
o Bayi usia 1 bulan: 11 – 15 g/dL
o Anak-anak: 11 – 13 g/dL
o Pria dewasa: 14 – 18 g/dL
o Wanita dewasa: 12 – 16
o Pria setelah setengah baya: 12,4 – 14,9 g/dL
o Wanita setelah setengah baya: 11,7 – 13,8 g/dL
(Catatan: Angka-angka tersebut di atas adalah nilai yang direkomendasikan.
Beberapa laboratorium dan literatur menggunakan angka-angka mungkin sedikit
berbeda.)

Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L

Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L

http://ukurandansatuan.com/berapa-angka-hemoglobin-hb-normal-dalam-darah-
untuk-pria-dan-wanita.html/
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
18. Hematokrit 29,6 %
a. Apa itu hematokrit?
Hematokrti adalah volume (dalam mililiter) sel darah merah yang ditemukan di
dalam 100 ml (1 dl) darah, dihitung dalam persentase.
S, Sitti P Kamuh, dkk. 2015. GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DAN LAJU
ENDAP DARAH PADA ANAK DENGAN INFEKSI VIRUD DENGUE DI
MANADO. Jurnal e-Biomedik, Vol. 3(3).
b. Berapa jumlah normal dari hematokrit?
Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
Nilai normal: Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45
Normal hematokrit, yaitu :

 Bayi baru lahir : 55-68%

 Usia 1 bulan : 37-49%

 Usia 1 tahun : 29-41%

 Usia 10 tahun : 36-40%

 Dewasa pria : 40-50%

 Dewasa perempuan : 36-44%

http://www.kerjanya.net/faq/11496-hematokrit.html
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
c. Apa yang mempengaruhi kadar hematokrit?
Kadar hematokrit yang rendah sering ditemukan pada kasus anemia dan leukimia,
dan peningkatan kadar ditemukan pada dehidrasi dan pada polisetemia vera.
Peningkatan kadar hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat
penurunan volume cairan dan peningkatan sel darah merah. Peningkatan
hematokrit merupakan menifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat kebocoran
plasma ke ruang ekstravaskuler disertai efusi cairan serosa, melalui kapiler yang
rusak.
S, Sitti P Kamuh, dkk. 2015. GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DAN LAJU
ENDAP DARAH PADA ANAK DENGAN INFEKSI VIRUD DENGUE DI
MANADO. Jurnal e-Biomedik, Vol. 3(3).
19. MCV 61,4 fL
a. Apa itu MCV?
Mean Corpuscular Volume (MCV) (Volume korpuskuler rata – rata) adalah indeks
untuk menentukan ukuran sel darah merah. MCV menunjukkan ukuran sel darah
merah tunggal apakah sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran
kecil < 80 fL), atau Makrositik (ukuran kecil >100 fL).
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
b. Berapa nilai normal MCV?
Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μL) Nilai
normal : 80 – 100 (fL)
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
c. Apa yang mempengaruhi kadar MCV?
Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi, anemia
pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik.
Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism, terapi
antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi valproat, disebut juga
anemia makrositik. MCV pada umumnya meningkat pada pengobatan Zidovudin
(AZT) dan sering digunakan sebagi pengukur kepatuhan secara tidak langsung.
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
20. MCH 21,4 pg
a. Apa itu MCH?
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) (Hemoglobin Korpuskuler rata – rata)
adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah merah,
dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik,
hiperkromik) sel darah merah. MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia.
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
b. Berapa nilai normal MCH?
Perhitungan : MCH (picogram/sel) = hemoglobin/sel darah merah. Nilai normal :
28– 34 pg/ sel
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
c. Apa yang mempengaruhi kadar MCH?
Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik, penurunan MCH
mengindikasikan anemia mikrositik, penyebab utamanya adalah kekurangan zat
gizi atau nutrisi dari makanan, terutama zat besi (iron).
https://mediskus.com/mch
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
21. Saturasi O2 93 %
a. Berapa nilai normal saturasi O2?
Nilai Normal: 95-99% O2
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
22. Ureum darah 38 ml/dL
a. Apa hubungannya ureum darah dengan CHF?
Jika seseorang menderita gagal ginjal maka akan terjadi peningkatan kadar ureum
dan kreatinin, peningkatan kadar kolesterol serta penumpukan zat racun lainnya,
dimana gagal ginjal akan menyebabkan terjadinya penyempitan dini pembuluh
coroner, otot jantung akan mengalami gangguan akibat volume cairan tubuh yang
meningkat (volume overload), tekanan darah yang meningkat, adanya anemi pada
penderita gagal ginjal, kadar ureum yang tinggi dan gangguan elektrolit akan
berakibat buruk pada jantung. Dapat terjadi aritmia, gangguan otot jantung yang
berlanjut menjadi pembengkakan jantung, gagal jantung dan dapat mati
mendadak.
http://www.jantunghipertensi.com/ginjal/117.html
b. Apa yang mempengaruhi kadar ureum darah?
23. Kreatinin 0,8 mg/dL
a. Apa yang mempengaruhi kadar kreatinin?
Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi ginjal baik karena
gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis, penyumbatan saluran urin,
penyakit otot atau dehidrasi akut. Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat
distropi otot, atropi, malnutrisi atau penurunan masa otot akibat penuaan. Obat-
obat seperti asam askorbat, simetidin, levodopa dan metildopa dapat
mempengaruhi nilai kreatinin pada pengukuran laboratorium walaupun tidak
berarti ada gangguan fungsi ginjal.
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
24. Natrium 124 mEq/l, Kalium 3,06 mEq/l, Klorida 89,8 mEq/l
a. Apa hubungan antara kadar natrium, kalium, clorida yang rendah dengan CHF?

Sebagian besar proses metabolism memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit.


Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan.
Yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian
diantaranya yaitu :
 Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10 C, jika suhu <37oC)
 Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
 Oliguria atau anuria
 Hampir tidak ada aktivitas
 Retensi cairan misal gagal jantung
1. Natrium
Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam
tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135-
145 mEq/L) dan hipernatremia bila konsentrasinatrium plasma meningkat di
atas normal. Hiponatremia biasanya berkaitan dengan hipoosmolalitas dan
hipernatremia berkaitan dengan hiperosmolalitas. Hiponatremia juga dapat
disebabkan oleh beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi
glomerulus dan tubulus pada ginjal, penyakit addison, serta retensi air yang
berlebihan (overhidrasi hipo-osmotik) akibat hormone antidiuretik. Otot
jantung akan mengalami gangguan akibat volume cairan tubuh yang
meningkat (volume overload), gangguan otot jantung yang berlanjut menjadi
pembengkakan jantung, gagal jantung dan dapat mati mendadak.
2. Kalium

Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan
kadar kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Kekurangan
ion kalium dapat menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat.3,10,16,19
Peningkatan kalium plasma 3-4 mEq/L dapat menyebabkan aritmia jantung,
konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat menimbulkan henti jantung atau
fibrilasi jantung.
3. Klorida
Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan.
Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada
alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, deficit klorida tidak disertai defisit
natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan
dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan
kompensasi ginjal.
Yaswir, Rismawati., Ferawati, Ira. 2012. Fisiologi dan Gangguan
Keseimbangan Natrium, Kalium, dan Klorida serta Pemeriksaan
Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 1 (2).
http://www.jantunghipertensi.com/ginjal/117.html

Hilal, Syamsul Salam. 2016. DASAR-DASAR TERAPI CAIRAN DAN


ELEKTROLIT. Diakses di
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-
DASAR-TERAPI-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf
25. pH 7, 482, pCO2 35 mmHg, pO2 60,8 mmHg, HCO3 26,10 mmol/l, Total CO2 27,2
mmol/l.
a. Berapa nilai normal dari pH, pCO2, pO2, HCO3, Total CO2.
 Nilai normal pH adalah 7,35- 7,45
 Nilai normal pCO2 adalah 35-45 mmHg
 Nilai normal pO2 (suhu kamar, tergantung umur) adalah 75- 100 mmHg
 Nilai normal HCO3 adalah 22-26 mmol/L
 Nilai normal Total CO2 adalah 22-32 mmol/L
b. Bagaimana hubungan dari pH, pCO2, pO2, HCO3, Total CO2 dengan CHF ?
pH, pCO2, pO2, HCO3, total CO2 adalah pemeriksaan analisa gas darah (AGD).
Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan
untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. AGD juga
dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah. Sel-sel darah
merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida yang juga dikenal sebagai gas
darah ke seluruh tubuh. Saat darah melewati paru-paru, oksigen masuk ke dalam
darah sementara karbon dioksida terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru.
Dengan demikian pemeriksaan analisa gas darah dapat menentukan seberapa baik
paru-paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan
karbon dioksida dari darah.
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Ped
oman_Interpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-
Interpretasi-Data-Klinik.pdf
https://mediskus.com/analisa-gas-darah
26. Base excess 2,80, Standar HCO3 27,8, Standar Base excess 3,9
a. Berapa nilai normal dari Base excess 2,80, Standar HCO3 27,8, Standar Base
excess 3,9
 Nilai normal Base excess adalah antara -3 sampai +3 mEq/L
 Nilai normal Standar HCO3 adalah 22-26 mmol/L
 Nilai normal Standar base excess adalah antara -3 sampai +3 mEq/L
b. Bagaimana hubungan dari Base excess 2,80, Standar HCO3 27,8, Standar Base
excess 3,9 dengan CHF
Base excess, standar HCO3, dan standar base excess adalah pemeriksaan analisa
gas darah (AGD). Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis
yang bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH darah.
Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida yang juga dikenal
sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah melewati paru-paru, oksigen
masuk ke dalam darah sementara karbon dioksida terlepas dari sel darah dan
keluar ke paru-paru. Dengan demikian pemeriksaan analisa gas darah dapat
menentukan seberapa baik paru-paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke
dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
https://lifeinthefastlane.com/ccc/base-excess-vs-standard-base-excess/
http://www.oxfordmedicaleducation.com/abgs/abg-interpretation/
Higgins, Chris. 2017. Base Excess: the basics. Acutecaretesting.org. Diakses di
https://acutecaretesting.org/-/media/acutecaretesting/files/pdf/base-excess--the-
basics(1).pdf
https://mediskus.com/analisa-gas-darah
27. Ascardia 1x 80 mg PO, Digoxin 1x 0,25 mg PO, Captopril 2x 12,5 mg PO, Laxadine
3x 1 cth PO, Lasix 2x 40 mg PO, AldactonCe 1x 25 mg PO
a. Termasuk kelompok obat apakah ini ?
Ascardia : obat resep, Antikoagulan, antiplatelet & fibrinolitik (trombolitik)
Digoxin : cardiac glycoside
Captropril : obat resep, Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitor)
Laxadine : Galenium
Lasix : Diuretik
Aldactone : antagonis reseptor aldosteron atau diuretik hemat kalium
b. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari obat diatas ?
Ascardia :
Indikasi atau Kegunaan Ascardia Ascardia digunakan untuk pencegahan primer
gangguan tromboembolik dan kejadian kardiovaskular (CV): Stroke iskemik,
transient ischemic attack (TIA) atau stroke ringan, pencegahan miokard infark
(MI) berulang, angina pektoris tidak stabil, angina pektoris stabil kronis.
Kontraindikasi Tidak semua orang boleh menggunakan obat Ascardia, penderita
yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakannya:
 memiliki ulkus peptikum atau tukak lambung.
 hemofilia atau kelainan pendarahan lainnya.
 memiliki alergi terhadap asetosal.
 memiliki alergi terhadap NSAID, seperti ibuprofen. berisiko mengalami
pendarahan gastrointestinal atau stroke hemoragik.
 peminum alkohol.
 sedang menjalani perawatan gigi atau bedah, betapapun kecilnya.
 memiliki gangguan hati dan ginjal (tidak mutlak dilarang, namun perlu hati-
hati). penderita asama (tidak mutlak dilarang, namun perlu hati-hati).
Note : Aspirin tidak diberikan saat serangan stroke, karena tidak semua stroke
disebabkan oleh gumpalan darah (agregasi trombosit). Jika tidak tepat indikasi,
maka pada beberapa kasus, aspirin bisa membuat stroke semakin parah.
Digoxin :
Captropril :
Laxadine :
Indikasi, yaitu adanya konstipasi (untuk bilas usus sebelum dan sesudah operasi),
bilas usus sebelum pemeriksaan radiologi.
Kontraindikasi ileus obstruktif, nyeri perut yang tidak diketahui penyebabnya.
Lasix :
Indikasi, Furosemid atau Lasix digunakan pada pasien yang
mengalami edema (penumpukan cairan berlebihan di dalam tubuh) atau kelebihan
asupan cairan.
Kontraindikasi, Beberapa kontraindikasi pemakaian furosemid yaitu riwayat alergi
dengan furosemid, hipotensi dan keadaan anuria (kondisi dimana seseorang
menghasilkan air seni atau urin < 100 ml per 24 jam). Penggunaan furosemid
harus hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan hati,
kekurangan elektrolit, dan kekurangan cairan atau dehidrasi. Wanita hamil dan
menyusui tidak disarankan menggunakan furosemid.
Aldactone :
Aldactone diindikasikan untuk mengurangi pembengkakan akibat tumpukan
cairan (edema) yang disebabkan oleh gangguan jantung, hati, atau
ginjal; hipertensi; dan kondisi peningkatan hormon aldosteron
(hiperaldosteronisme). Aldactone dikontraindikasikan pada penderita penyakit
ginjal berat, gagal ginjal akut, penyakit Addison, kondisi kadar kalium darah
tinggi (hiperkalemia), tidak adanya produksi urin (anuria), dan penderita alergi
obat golongan ini. Penggunaan Aldactone harus secara hati – hati pada
penderita diabetes mellitus, gangguan ginjal pada penderita diabetes, gangguan
elektrolit, dan gangguan hati. Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui hanya
disarankan jika sangat diperlukan.
c. Apa fungsi dari obat diatas ?
Ascardia : pengobatan dan pencegahan trombosis terutama pada serangan
jantung miokard infark (MI) ataupun pasca stroke.
Digoxin : mengobati gagal jantung, biasanya bersama dengan obat lain. Obat ini
juga digunakan untuk mengobati jenis tertentu dari denyut jantung
tidak teratur (fibrilasi atrium kronik).
Captropril : untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung. Selain itu, obat ini juga
berguna untuk melindungi jantung setelah terjadi serangan jantung,
serta menangani penyakit ginjal akibat diabetes (nefropati diabetik).
Laxadine : Lasix adalah obat yang berfungsi sebagai diuretic. Diuretic
merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi cairan di dalam
tubuh dan membuangnya melalui saluran kemih
Lasix : Lasix adalah obat yang berfungsi sebagai diuretic. Diuretic
merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi cairan di dalam
tubuh dan membuangnya melalui saluran kemih
Aldactone : Mengurangi pembengkakan akibat tumpukan cairan (edema).
d. Apa efek samping dari obat diatas ?
Ascardia :
Efek samping yang paling umum dari aspirin adalah:
 iritasi pada lambung atau usus
 gangguan pencernaan
 mual

Efek samping berikut mungkin terjadi, tapi kurang umum:

 memperburuk gejala asma


 muntah
 peradangan pada lambung
 pendarahan lambung
 memar
Hindari penggunaan pada anak-anak untuk menobati infeksi virus, dengan atau
tanpa demam, karena risiko sindrom Reye yang berakibat fatal.

Digoxin :

 Gatal-gatal, sulit bernapas; bengkak wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.


 Denyut jantung cepat, lambat, atau tidak teraba
 BAB berdarah, hitam, atau berwarna gelap
 Penglihatan kabur, kuning
 Bingung, halusinasi, pikiran atau perilaku tidak biasa
 Efek samping yang lebih ringan yaitu:
 Mual, muntah, diare, hilang napsu makan
 Lemas atau pusing
 Sakit kepala, cemas, depresi
 Pembesaran payudara pada pria atau
 Ruam kulit ringan

Captropril :

Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

 Pusing atau limbung, terutama saat bangkit berdiri.


 Batuk kering.
 Gangguan pada indera pengecap.
 Detak jantung meningkat (takikardia).
 Ruam kulit.
 Sakit dada.
 Hipotensi.
 Rambut rontok.
 Sulit tidur.
 Mulut kering.

Konstipasi atau diare.

Segera hentikan pemakaian captopril dan temui dokter jika Anda mengalami efek
samping yang serius seperti angioedema (pembengkakan pada wajah, tangan, bibir,
mata, tenggorokan, dan lidah), ruam yang parah, serta kulit dan bagian putih mata
menguning.

Laxadine : Ruam kulit, pruritus, rasa panas terbakar, kolik, kehilangan cairan dan
elektrolit tubuh, diare, mual dan muntah.
Lasix : Furosemid bekerja dengan menghambat penyerapan elektrolit dan
cairan yang nantinya akan dibuang melalui saluran kemih. Karena cara kerja ini,
beberapa efek samping dari furosemid adalah hipokalemia (kadar kalium yang
rendah di darah), dan peningkatan kadar asam urat. Furosemid juga memiliki efek
menurunkan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan hipotensi. Dalam kasus
yang jarang, furosemid dapat menyebabkan reaksi alergi hebat atau anafilaksis.
Aldactone :
Aldactone sering menyebabkan efek samping berupa ruam kulit, nyeri
kepala, mual, muntah, nyeri perut, atau kembung. Hentikan penggunaan
Aldactone jika mengalami gejala serius sebagai berikut: kesemutan atau rasa
kebas, nyeri otot atau kelemahan, rasa mengantuk hebat, berdebar – debar, denyut
jantung tidak teratur, tangan bergetar, kulit atau mata menjadi kuning, serta napas
menjadi lambat. Aldactone dapat meneybabkan gangguan hormonal dengan gejala
gangguan ereksi, gangguan menstruasi, dan perdarahan pada wanita menopause.
Reaksi alergi berat dapat terjadi dengan gejala pembengkakan wajah, mata,
atau lidah, ruam kulit merah atau ungu yang cepat menyebar, serta pengelupasan
kulit yang luas. Aldactone dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium darah,
terutama pada penderita gangguan ginjal. Kadar kalium yang terlalu tinggi dapat
berbahaya sampai menyebabkan kematian. Gejala hiperkalemia antara lain
gangguan irama jantung dan kelemahan otot.
https://mediskus.com/ascardia
https://hellosehat.com/obat/digoxin/
http://www.alodokter.com/captopril
https://www.farmasi-id.com/laxadine/
http://www.kerjanya.net/faq/7767-lasix-40-mg.html
http://www.kerjanya.net/faq/8885-aldactone-25-mg.html
Cardiac Care
a. Apa itu Cardiac care ?
b. Bagaimana cara melakukan Cardiac Care ?
c. Bagaimana indikasi Cardiac Care ?

STEP 5 (Defining learning objective)

1. Mengetahui definisi, etiologi, tanda gejala,dan kriteria grade CHF.


2. Mengetahui suara nafas vaskuler dan cara pengkajiannya.
3. Mengetahui otot aksesori pernapasan interkosta dan kosta dan penyebabnya.
4. Mengetahui definisi, cara mengkaji, dan akibat dari mur mur dan gallop
5. Mengethaui penyebab, tanda gejala, dan hubungan Acites abdomen pada penderita
CHF
6. Mengethaui penyebab, tanda gejala, dan hubungan Hepatomegali pada penderita CHF
7. Mengethaui penyebab, tanda gejala, dan hubungan Kardiomegali pada penderita CHF
8. Mengetahui penyebab Efusi pleura
9. Mengetahui hasil interpretasi ECG pada pasien CHF
10. Mengetahui hasil interpretasi ECHO pada pasien CHF.
11. Mengethaui interpretasi hasil permeriksaan laboratorium pada CHF.
12. Mengethaui interpretasi hasil permeriksaan analisis gas darah pada CHF.
13. Mengetahui medikasi dan efek samping yang dibutuhkan pasien CHF.
14. Mengetahui pengertian Cardiac Care dan cara melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai