Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

PADA NY.G, 24 TAHUN, G1P0A0, UK 30 MINGGU


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Dwi Susilawati, M.Kep. Sp.Mat

Disusun Oleh:
Anggi Dwi Nur Raspati
22020120220105

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSXXXVII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KASUS A 3

Seorang perempuan berusia 24 tahun, G1P0A0 datang ke Puskesmas, Dari hasil


pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut nafas 22 kali/mnt, ada
Riwayat asma, usia kehamilan 30 minggu.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

PADA NY. G, 24 TAHUN, G1P0A0, UK 30 MINGGU

A. PENGKAJIAN
Nama klien : Ny. G Nama mahasiswa : Anggi D N R
Alamat : Banyumanik Tanggal pengkajian : 6 April 2021
Umur : 18 tahun Diagnosa medik :-
Pekerjaan : Ibu rumah tangga HPHT : 21 Oktober 2020
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Persepsi, dan harapan klien sehubungan dengan kehamilan

1. Mengapa ibu datang ke klinik?

- Ny. G datang ke puskesmas dengan tujuan kontrol kehamilan

- Ny. G berkata, “Saya memiliki riwayat asma mbak, tapi saya juga gatau
banget tentang penyakit asma ini mbak”.

2. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap


kehidupan sehari- hari?
- Ny. G berkata, “Setelah hamil, saya jadi gampang capek. Sering tidur juga
mbak, tapi setelah tidur ya terasa masih lemas”.
3. Harapan apa yang ibu inginkan selama masa kehamilan?

- Ny. G berkata, “Saya penginnya selalu sehat dan bayinya juga sehat”.

4. Ibu tinggal dengan siapa?

- Ny. G berkata, “Saya tinggal sama suami mbak”.

5. Siapa orang yang terpenting bagi ibu?

- Ny. G berkata, “Suami saya orang yang terpenting, soalnya kan yang
paling dekat dengan saya”.
6. Dengan kunjungan ibu ke klinik, dampak apa yang terjadi dalam keluarga?

- Ny. G berkata, “Setelah periksa di puskesmas, jadi tau keadaan kandungan


saya Mbak dan kalo ditanya keluarga gimana kondisi kandungannya saya
bisa njawab mbak.”

7. Apakah suami (orang terdekat) mau menemani untuk datang ke klinik?

- Ny. G berkata, “Suami saya selalu nganterin ke puskesmas buat periksa


kehamilan”.
8. Rencana melahirkan dimana?

- Ny. G berkata, “Saya rencana pengen lahiran di RS X.”

9. Apakah ibu merencanakan untuk menyusui bayinya?

- Ny. G berkata, “Kepinginnya saya menyusui anak saya dengan ASI selama
2 tahun.”
10. Apakah ibu sudah diimunisasi? Kapan dan apa jenisnya?

- Ny. G mengatakan, “Saya pas mau menikah diimunisasi TT mbak.”

11. Apakah ibu memelihara kucing?Siapa yang membersihkan kotoran


kucingnya?
- Ny. G berkata, “Saya tidak memelihara kucing mbak”.
KEBUTUHAN DASAR KHUSUS

1. Kenyamanan istirahat tidur

a. Ketidaknyamanan

- Apakah terjadi gangguan kenyamanan sejak terjadinya kehamilan?

Ny. G mengatakan, “Jadi cepet cape mbak, nyapu rumah aja udah
capek rasanya.”
- Apa yang telah ibu lakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan?

Ny. G mengatakan, “Kalo udah cape ya dibawa istirahat dulu


sebentar.”
- Apakah hilang dengan pengobatan?

Ny. G mengatakan, “Kalo dibawa istirahat capeknya lumayan


berkurang mbak, tapi masih agak kerasa.”
- Apa yang ingin ibu harapkan dari perawat untuk menghilangkan rasa
tidak nyaman tersebut?
- Ny. G mengatakan, “Pingin tau tips biar ndak cepat capek dan cara
menambah Hb gimana biar Hb nya naik.”
b. Istirahat-tidur

- Adakah gangguan untuk istirahat-tidur selama kehamilan?

Ny. G mengatakan, “Ndak terganggu mbak, saya biasanya tidur jam 9


malem dan bangun jam 5 pagi.”
- Apakah yang ibu lakukan pada masa lalu untuk
mendapatkan istirahat- tidur yang cukup?
Ny. G mengatakan, “Saya awal kehamilan hamil nggak kesulitan tidur
si Mbak, tapi pas hamil lumayan besar perutnya kaya sekarang posisi
tidurnya seringnya miring.”
- Apakah ibu suka tidur siang? Bila ya berapa jam sehari?

Ny. G mengatakan, “Biasanya tidur jam 1 sampai jam 2 siang.”

c. Hygiene prenatal

- Jelaskan cara mandi

Ny. G mengatakan, “Kaya mandi sebelum hamil, 2x sehari. Mulai dari


sabunan ke semua badan, gosok gigi, dan cuci muka. Kalo rambut mulai
lepek, paling 3 harian, saya keramas pakai sampo.”
- Bagaimana cara membersihkan gigi?

Ny. G mengatakan, “Saya gosok gigi 2 kali sehari, kalau pas amndi pagi
dan malem sebelum tidur. Gosok gigi biasa mbak, gosok gigi dari gigi
depan sampe belakang, pokoknya bersih mbak.”
- Bagaimana biasanya kulit ibu?

Ny. G berkata, “Sejak hamil kulit saya jadi cepet kering, makannya saya
pake pelembab kulit supaya tidak kering”.
2. Keselamatan

a. Pergerakan

Adakah kesulitan rentang berjalan?

Ny. G mengatakan, “Saya ndak mengalami kesulitan berjalan sih mbak,


tapi paling ya itu kalo aktivitas gampang capek”
b. Penglihatan
Adakah gangguan penglihatan?

Ny. G mengatakan, “Saya ndak memiliki gangguan pada penglihatan.”

c. Pendengaran
Adakah gangguan pendengaran?
Ny. G mengatakan, “Saya ndak memiliki gangguan pendengaran.”

3. Cairan
a. Apakah ada perbedaan jumlah cairan yang diminum, selama kehamilan?
Ny. G berkata, “ selama hamil ini mengalami peningkatan minum dari
biasanya. lebih sering merasa haus jumlah minum air putih setiap hari +
8 gelas ukuran sedang (1600 ml)”
b. Minum apa yang disukai?

Ny. G berkata, “Saya suka minum teh hangat mbak”.

c. Minuman apa yang tidak sukai?

Ny. G berkata, “Saya ga suka kopi mbak, malah selama hamil saya ndak
minum kopi.”
4. Nutrisi

a. Gigi dan mulut

1) Bagaimana keadaan gigi ibu?

Ny. G berkata, “Gigi saya ada yang berlubang mbak, tapi udah
dicabut.”
2) Apakah menggunakan gigi palsu?

Ny. G berkata, “Saya ndak pake gigi palsu Mba.”

3) Adakah rasa sakit pada mulut?

Ny. G berkata, “Kalau makan ga ada rasa sakit kok mbak.”

b. Apakah yang ibu ketahui tentang berat badan ibu?

1) Apakah kehamilan menimbulkan perubahan dalam cara makan ibu?

Ny. G berkata “ bahwa selama hamil mengalami peningkatan berat


badan yaitu 10 kg. Berat badan Ny. Gsebelum hamil adalah 50 kg dan
pada saat hamil adalah 60 kg.”
2) Makanan utama

Ny. G berkata, “Kalo makanan utama saya nasi Mba.”

3) Adakah pantangan makan untuk ibu?

Ny. G berkata, “Saya ndak ada pantangan makanan.”

c. Diet
1) Apakah ibu melakukan diet khusus?

Ny. G berkata “Saya ngga diet khusus Mba, apa saja saya makan selama saya
suka”
2) Apakah ada masalah dengan diet tersebut ?
Ny. G tidak ada masalah dengan dietnya
3) Adakah resiko gangguan status nutrisi?
Ny. G tidak mengalami risiko gangguan status nutrisi.

Daftar Menu 24 Jam

WAKTU JENIS MAKANAN JUMLAH JUMLAH KALORI


Pagi Jam 5 pagi 200 ml
Air putih
Jam 7 pagi
Nasi 1 centong 204 kal

Sayur sop 2 sendok sayur 151 kal

Tempe 1 potong 34 kal

Susu sapi 300 ml 146 kal

Pisang 1 buah 105 kal

Jam 10 pagi 200ml 130 kal


Air putih 5 biji biscuit
Biscuit
Siang Jam 12 siang
Air putih 200 ml
Nasi 1 centong 204 kal

Sayur sop 2 sendok sayur 151 kal

Tahu 1 potong 35 kal

Jam 4 sore
Apel 1 buah 72 kal

Air putih 300 ml


Malam Jam 7 malam
Air putih 400 ml
Nasi 1 centong 204 kal

Tumis kangkung 2 sendok sayur 106kal

Telur dadar 93 kal

Apel 1 buah 72 kal

Perhitungan kebutuhan kalori


1. BB : 60 kg
2. TB : 160 cm
3. Usia : 31 tahun
4. Kebutuhan kalori
BMR (Basal Metabolic Rate) = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 60) + (1,8 x 160) – (4,7 x 31)
= 655 + 576 + 288 – 145.7
= 1.373,3 kkal
Ny. G merupakan ibu rumah tangga, maka masuk dalam aktivitas tidak aktif (1,2
kl) dan sedang hamil trimester III (300 kl)
TEE = BMR x kl aktivitas + penambahan kalori karena hamil
= 1.373,3 x 1,2 + 300 kl
= 1.947,96 kkal/hari
Jadi penambahan kalori Ny. G adalah 1.947,96 kkal/hari
4) Penilaian ibu tentang dietnya:

Ny. G mengatakan seharusnya ia makan nasi dengan porsi yang lebih


banyak dan memperbanyak sayuran hijau.

5) Perubahan yang harus dibuat oleh ibu (yang dirasakan ibu)

Ny. G mengatakan harus membiasakan memakan makanan yang


mengandung banyak zat besi agar ketika akan kelahiran tidak
mengalami kekurangan darah.
6) Bagaimana kemampuan ibu untuk memberikan ASI pada bayi

Ny. G mengatakan, “Saya belum tau gimana menyusui yang benar,


belum punya pengalaman Mbak”.

ANJURAN

1. Meningkatkan kalori : Ya

2. Mengurangi lemak : Tidak

3. Mengurangi gula : Tidak

4. Menambah makanan berserat : Tidak

5. Menambah jumlah makanan : Ya

6. Petunjuk-petunjuk program makanan ibu hamil : Ya


5. Eliminasi
a. BAB

1) Dalam kehamilan ini adakah perubahan tentang BAB?

Ny. G berkata, “Pas hamil sama sebelum hamil sama aja kok Mba BAB
saya teratur, setiap hari saya BAB.”
2) Bagaimana biasanya?

Ny. G berkata, “BAB saya normal kok Mba, ga ada diare atau
sembelit.”
3) Berapa kali biasanya?

Ny. G berkata, “Saya BAB 2 kali sehari Mbak.”


4) Jam berapa biasanya?

Ny. G berkata, “Saya pagi bangun tidur langsung BAB Mbak”.

5) Apakah ibu menggunakan pencahar/klisam?

Ny. G berkata, “Saya tidak menggunakan pencahar”.

6) Apa yang ibu lakukan untuk memperlancar BAB?

Ny. G berkata, “Kalo pas ndak lancar, saya minum


banyak dan makan sayur.”
b. BAK

Ny. G mengatakan “Akhir-akhir ini, saya sering pipis


selama hamil Mba, hampir tiap 2 jam pipis.”
6. Oksigen

a. Apakah kehamilan mengakibatkan perubahan dalam pernapasan?

Ny. G mengatakan, “Kalo beraktivitas, gampang ngos-ngosan Mbak, saya


juga memiliki riwayat asma mbak”.

7. Seksual

a. Apakah kehamilan menimbulkan perubahan sebagai istri? Ny. G


mengatakan, “Nggak ada perubahan si mba.”
b. Apakah kehamilan menimbulkan perubahan dalam hubungan suami istri?
Ny. G mengatakan, “Sejauh ini si biasa-biasa aja mba, emang pas awal
kehamilan kan katanya masih rawan. Tapi kalo pas udah trimester 3 saya
sama suami biasa melakukan lagi, kan katanya itu malah bisa
ngerangsang bayinya, yang penting ngga nindihin perut.”

Riwayat Kebidanan Lalu: G1P0A0

Tempat Masala
Ggn Proses Lama Masalah Masala Keadaa
No persalina h
Kehamila persalina persalina persalina h n
n/ nifas/
n n n n bayi anak
penolong laktasi
= - - - - - - - -

Keluarga Berencana:

a. Jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan Ny. G berkata, “Saya belum
pernah KB Mbak.”
b. Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang

Ny. G berkata, “Setelah lahiran pingin pake kontrasepsi pil KB Mbak”.

c. Berapa jumlah anak yang direncanakan keluarga

Ny. G berkata, “Saya sama suami rencananya maksimal punya anak 3.”

HASIL PERMERIKSAAN

1. BB sebelum hamil: 50kg, BB sekarang: 60 kg, TB: 160cm

2. Tekanan darah: 100/70 mmHg

3. Nadi: 80x/menit

4. Suhu: 37,40C
5. RR: 22x/menit

6. Edema: tidak ada

7. LILA: 27 cm

8. Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi: terdapat linea nigra dan tidak terdapat striae gravidarum

b. Auskultasi: DJJ terdengar 136 x/menit

c. Palpasi:

Leopold 1: TFU 20 cm dan pada bagian atas teraba kepala

Leopold 2: Bagian kanan teraba punggung bayi dan bagian kiri


teraba bagian-bagian kecil bayi
Leopold 3: Presentasi bokong bayi dan
belum masuk PAP Leopold 4: -
9. Hasil pemeriksaan laboratorium:

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Keterangan

rujukan
Hematologi
Hemoglobin 10 g/dL 12 - 16 Rendah
Hematokrit 38 % 37 - 47 Normal
Eritrosit 2,8 106/uL 4.2 - 5.4 Normal
Leukosit 10,8 103/uL 4.8 - 10.8 Normal
Trombosit 230 103/uL 150 - 450 Normal

10. Taksiran persalinan: 1 Juni 2021

A. ANALISA DATA
No. Data Pro
1. Data Objektif: Defisit pe
(D.0
- Pasien mengatakan memiliki riwayat asma

- Pasien mengatan tidak tau banget tentang riwayat yang di deritanya

Data Subjektif:

- Ny. G tampak bertanya tanya mengenai riwayat asma


2. Data Objektif: Keletihan
(
- Ny. G terlihat lesu

- Hb 10 gr/dL

Data Subjektif:

- Ny. G mengatakan, “Kalo dibawa istirahat capeknya lumayan berkurang mbak,


tapi masih agak kerasa.”
- Ny. G mengatakan, “Kalo beraktivitas, gampang ngos-ngosan Mbak”.
- Ny. G mengatakan, “Kalo dibawa istirahat capeknya lumayan berkurang
mbak, tapi masih agak kerasa.”
- Ny. G berkata, “Setelah hamil, saya jadi gampang capek. Sering tidur juga
mbak”
3. Data Objektif: Resiko
(D
- Suhu: 37,40C

- Hb 10 gr/dL

- Hematokrit 34 %
B. PROBLEM LIST

No. Tanggal/Jam Ditemukan Dx. Kep


1. Senin, 5 April 2021 Defisit pengetahuan b.d Kurang informasi mengenai penyakit asma (

Pukul 08.00 WIB


2. Senin, 5 April 2021 Keletihan b.d Kondisi fisiologis hamil (D.0057)

Pukul 08.00 WIB


3. Senin, 5 April 2021 Resiko infeksi d.b Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (pe
Hb) (D.0142)
Pukul 08.00 WIB
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Intervensi
No. Tanggal/Jam Dx. Kep
Tujuan
1. Senin, 5 April Defisit pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Pendidikan K
2021 b.d Kurang keperawatan selama 1 kali pertemuan (30 - Edukasi k
Pukul 08.00 WIB informasi mengenai menit/pertemuan), defisit pengetahuan Ny. - Edukais d
penyakit asma G dapat teratasi dengan kriteria hasil: - Kolaboras
(D.0111) Manajemen Asma (I.01010) peningkat
- Anjurkan menimalkan hal yang dapat - Evaluasi p
meningkatkan kebutuhan oksigen
- Anjurkan bernapas lambat dan dalam
- Anjurkan mengidentifikasi dan
menghindari pemicu
2. Senin, 5 April Keletihan b.d Kondisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen
2021 fisiologis hamil selama 2 kali pertemuan (30
- Identifikas
Pukul 08.00 WIB (D.0057) menit/pertemuan), keletihan Ny. G dapat
kelelahan
teratasi dengan kriteria hasil:
- Monitor
Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362)
aktivitas
- Klien tidak mengeluhkan lelah
- Anjurkan
- Setelah beraktivitas frekuensi nafas
secara ber
dalam rentang normal (16- 20 menit)
- Setelah beraktivitas tekanan - Anjurkan
darah dalam rentang rentang normal
- Anjurkan
(tekanan sistol 110-120 dan tekanan
fasilitas ke
diastol 70-80 mmHg)
kelelahan
Tingkat keletihan (L.05046)
- Edukasi ca
- Klien mampu melakukan
pada ibu h
aktivitas sehari-hari
- Klien tidak mengeluhkan pusing

- Klien tidak terlihat lesu

- Klien mampu menyebutkan cara


mengatasi anemia pada ibu hamil
- Klien mampu menerapkan
mengkonsumsi tablet besi dan
makananyang dapat
3. Senin, 5 April Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan I
2021 Ketidakadekuatan selama 2 kali pertemuan (30 menit Observasi
Pukul 08.00 WIB pertahanan tubuh masing-masing pertemuan), resiko infeksi - Monitor
sekunder Ny. G Terapeutik
(penurunan dapat teratasi dengan kriteria hasil: - Cuci tan
kadar Hb) (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) sesudah k
Edukasi
- Kadar hemoglobin dalam batas
normal (12 - 16 g.dL) - Jelaskan
- Suhu tubuh normal (36,50C- 37,50C) cara men
Kontrol risiko (L.14128) - Ajarkan
dengan b
- Mampu mengidentifikasi faktor resiko
dengan menyebutkan faktor resiko
- Mampu mempraktikkan cara cuci
tangan yang baik dan benar
- Mampu menghindari faktor resiko

PEMBAHSAN IMPLEMENTASI EBP (EVIDENCE BASED PRATICE)


1. Defisit pengetahuan b.d Kurang informasi mengenai penyakit asma (D.0111)
Intervensi : Memberikan pendidikan kesehatan tentang asma
Kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana seorang individu atau kelompok
mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau keterampilan-keterampilan psikomotor
yang berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan. Kurang pengetahuan
memiliki data mayor antara lain: mengungkapkan kurang pengetahuan atau
keterampilan-keterampilan informasi, mengekspresikan suatu ketidakakuratan persepsi
status kesehatan dan melakukan tindakan dengan tidak tepat dalam perilaku kesehatan
yang dianjurkan atau diinginkan (Rudiyantoko, 2014). Kurang pengetahuan pada ibu
hamil terkait riwayat penyakitnya akan mengakibatkan masalah yang serius.
Asma dalam kehamilan gangguan adalah inflamasi kronik jalan napas terutama sel
mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada wanita hamil. Asma mungkin
membaik, memburuk atau tetap tidak berubah selama masa kehamilan, tetapi pada
kebanyakan wanita gejala-gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir
dari masa kehamilan. Dengan bertumbuhnya bayi dan membesarnya rahim, sebagian
wanita mungkin sering mengalami sesak nafas. Tetapi ibu - ibu yang tidak menderita
asmapun mengalami hal tersebut karena gerakan diafragma / sekat rongga badan
menjadi terbatas. (Handayani & Rodiani, 2014)
Pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi yang tepat pada individu atau
kelompok dalam proses perubahan pada diri individu tersebut yang ada hubungannya
dengan tercapainya tujuan kesehatan. Pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan ibu hamil. Dari pendidikan kesehatan ini ibu memiliki
pengetahuan yang memadai. Pendidikan kesehatan tentang asma berisikan tanda gejala
jika terjadinya asma, dan pemicu yang mempermudah terjadinya asma.
Penelitian yang dilakukan oleh Desti, dkk (2014) yang berjudul “Multigravida
Hamil 35 Minggu dengan Asma pada Kehamilan” beberapa langkah penanganan asma
pada kehamilan yang dapat dilakukan dimulai dari sebelum kehamilan yaitu
melakukan konseling tentang pengaruh kehamilan dan asma serta pengobatan,
melakukan penyesuaian terapi untuk mendapatkan optimalisasi dari fungsi respirasi,
menghindari faktor pencetus alergen, dan melakukan perujukan dini pada pemeriksaan
antenatal. (Handayani & Rodiani, 2014)

2. Keletihan b.d Kondisi fisiologis hamil (D.0057)


Intervensi : Manajemen energi
Kebutuhan dasar untuk melakukan aktivitas tersebut juga dibutuhkan oleh seorang
wanita hamil. Selama kehamilan wanita didorong untuk melanjutkan aktivitas sehari-
hari, kecuali jika aktivitas tersebut tidak kondusif bagi kesehatan dan kesejahteraan
janinnya. Seorang wanita hamil harus melakukan aktivitas memenuhi kebutuhan dasar
lainnya agar kesehatan wanita hamil tersebut serta bayinya dapat tercapai. Aktivitas
fisik menimbulkan perasaan sehat pada wanita hamil. Aktivitas meningkatkan
sirkulasi, membantu relaksasi dan istirahat, serta melawan kebosanan. Selain
melakukan aktivitas, wanita hamil juga diharapkan melakukan latihan-latihan. Latihan-
latihan yang dilakukan dapat membantu mengurangi nyeri punggung bawah yang
sering kali meningkat selama trimester 3 karena peningkatan berat badan janin.(Emi
Nurlaela, 2018)
Pusat gravitasi bergeser ke depan, kurve lumbosakrum normal harus semakin
melengkung dan daerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala
berlebihan) untuk mempertahankan keseimbangan. Pergerakan menjadi sulit,
ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan
berat. Perubahan ini serta perubahan lain membuat kondisi tidak nyaman pada
musculoskeletal.
American Heart Association (2009, dalam Lowdermilk, 2013) merekomendasikan
olah raga 30 hingga 60 menit dari aktivitas sedang hingga berat pada sebagian besar
hari dalam seminggu. Aktivitas menguntungkan terutama bila dilakukan secara teratur.
Aktivitas tidak perlu terlalu berat untuk memberikan benefit terhadap kesehatan.
Aktivitas yang dilakukan secara rutin merupakan hal yang terpenting untuk menjaga
kesehatan (Lowdermilk, 2013).
Pada penelitian yang berjudul “Gambaran Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan
Aktivitas Kerja Di Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan” telah dilakukan pada 41
responden ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan saat penelitian
berlangsung selama satu minggu. merekomendasikan seorang wanita hamil melakukan
latihan moderat. Latihan yang menimbulkan rasa nyaman dapat membantu ibu hamil
menghadapi persalinan. Ibu hamil dianjurkan untuk aktif, berjalan dan melakukan
aktivitas normal, tetapi tidak melelahkan. Aktivitas terus menerus sampai ibu hamil
terlalu lelah membuat perfusi darah ke arah rahim berkurang, pemberian oksigen ke
fetoplacenta menurun. Selain itu gerakan ibu hamil dalam melakukan aktivitas ataupun
latihan harus memperhatikan bahwa gerakan fleksi dan ekstensi berlebihan harus
dihindari. Aktivitas melompat, berputar atau mengubah arah gerakan secara mendadak
tidak dianjurkan karena persendian tidak stabil.(Emi Nurlaela, 2018)

3. Resiko infeksi d.b Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan


kadar Hb) (D.0142)
Intervensi : Pencegahan Infeksi
Anemia sangat besar pengaruhnya terhadap masa kehamilan, persalinan, nifas
maupun pada bayi. Pengaruh anemia terhadap kehamilan yaitu dapat terjadi persalinan
prematur, abortus, tumbuh kembang janin dalam rahim terhambat, mudah untuk terjadi
infeksi, terdapat ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 g%), mola hidatidosa
(kehamilan anggur), hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum (perdarahan saat
kehamilan), dan ketuban pecah dini. Anemia juga dapat berpengaruh dan menimbulkan
bahaya saat persalinan yaitu terdapat gangguan kekuatan mengejan, kala pertama dapat
berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga
dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi sesar, pada kala tiga atau
kala uri dapat diikuti oleh retensio plasenta dan perdarahan postpartum karena atonia
uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder atonia uteri. Pada kala
nifas, anemia dapat mengakibatkan terjadinya subinvolusi uteri, menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puepurium, pengeluaran ASI berkurang,
terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, dan
mudah terjadi infeksi mamae. Bahaya anemia terhadap janin yaitu anemia akan
mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dan dapat terjadi gangguan dalam bentuk abortus,
kematian intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah,
kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi
sampai kematian perinatal, dan intelegensia rendah.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan ANC di Ethiopia Selatan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah tempat tinggal
ibu, riwayat mengalami perdarahan saat berlebihan saat menstruasi, kunjungan ANC,
dan jarak kehamilan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, kejadian anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Tegalrejo mengalami peningkatan pada tahun 2017 yaitu terdapat
117 ibu hamil yang mengalami anemia dari sebanyak 427 ibu hamil dengan persentase
27,4%. Padahal, selama ini Puskesmas Tegalrejo sudah melaksanakan program untuk
penanganan anemia yaitu program pemberian 90 tablet Fe untuk ibu hamil. Cakupan
pemberian tablet Fe ibu hamil di Puskesmas Tegalrejo mengalami peningkatan yaitu
dari 65,77% (317 dari 482 ibu hamil) pada tahun 2016 menjadi 93,21% (398 dari 427
ibu hamil) pada tahun 2017. Program lainnya adalah konsultasi gizi untuk ibu hamil
anemia yang meliputi konsultasi nutrisi ibu dan cara minum tablet Fe yang benar.
Selain itu, ibu hamil anemia juga diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
yaitu berupa biskuit ibu hamil yang diedarkan oleh Kemenkes. Penanganan ibu hamil
yang tergolong anemia berat (kadar Hb < 7 gr%) dilakukan rujukan ke rumah sakit.
Puskesmas Tegalrejo juga melaksanakan program pencegahan anemia yaitu dilakukan
pengecekan kadar Hb untuk caten dan dilakukan pemberian 20 tablet asam folat. Selain
itu terdapat program pemberian tablet Fe untuk remaja putri yang diberikan seminggu
sekali. (Sukmawati, Mamuroh, & Nurhakim, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Sukmawati, Mamuroh, L., & Nurhakim, F. (2019). Pengaruh Edukasi Pencegahan dan
Penanganan Anemia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil. Jurnal
Keperawatan BSI, VII(1), 42–47.
Tempali, S. R., & Sumiaty, S. (2019). Peranan Edukasi Bidan Dalam Mencegah Kurang
Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Bidan
Cerdas (JBC), 2(1), 34. https://doi.org/10.33860/jbc.v2i1.140
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st
ed.).
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st
ed.).

Jakarta Selatan: DPP PPNI.


Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: DPP PPNI.
Rudiyantoko, H. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. K dengan Diabetes
Mellitus pada Ny. T di Dusun Deyangan Mertoyudan Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Mungkid. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.
Handayani, D. W., & Rodiani. (2014). Multigravida Hamil 35 Minggu dengan Asma pada
Kehamilan Multigravida 35 Minggu Kehamilan dengan Asma. Jurnal Agromedicine
UNILA, 3(1), 1–6. Retrieved from
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1174
Emi Nurlaela, D. P. A. (2018). Gambaran Kesehatan Ibu Hamil Berdasarkan Aktivitas
Kerja Di Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK)
Vol XI, No II, 151(2), 10–17.

Anda mungkin juga menyukai