Dosen Pembimbing:
Dwi Susilawati, M. Kep., Sp. Mat
Disusun Oleh :
Vania Luthfiyani Savitri
22020121210036
Kelompok 7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
Kasus 9
Ny. H (41 tahun) G4P2A1 usia kehamilan 16 minggu. Klien mengatakan mual terkait
kehamilannya saat ini. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan LILA 21 cm, BB 49 kg, TB 152
cm, TD 110/80 mmHg, HR 78 kali/menit, RR 20 kali/menit, dan suhu 36,40C. Klien
mengatakan nafsu makan hanya sedikit.
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL PADA NY. H
DENGAN USIA KEHAMILAN 16 MINGGU (G4P2A1)
PENGKAJIAN
A. DATA DIRI
1. Identitas klien
c. Umur : 41 th
g. Agama : Islam
Ny. H tinggal di rumah bersama suami, dan kedua anaknya yang telah berusia 8
dan 5 tahun.
f. Dengan kunjungan ibu ke klinik, dampak apa yang terjadi dalam keluarga?
Ny. H mengatakan bahwa dengan melakukan kunjungan ke klinik Ny. H
mendapatkan afirmasi positif terkait kondisinya saat ini yang sedang tidak nafsu
makan dan juga mampu mengetahui kondisi janin yang sedang dikandungnya.
a. Ketidaknyamanan
Ny. H mengatakan bahwa selama kehamilan yang keempat ini mual-mual terus,
jika mau makan atau minum susu. Selalu mual ketika mencium aromanya.
Setelah makan sedikit langsung muntah, sehari bisa > 8 kali muntah.
b. Istirahat-tidur
Ny. H mengatakan bahwa dirinya terkadang mengalami kesulitan tidur karena
merasakan lapar saat malam hari, namun ketika makanan sudah dihidangkan rasa
mual selalu muncul. Ny. H normalnya mulai tidur pada pukul 21.00 WIB dan
bangun pada pukul 04.00 WIB. Ny. H menyatakan bahwa selalu tidur siang.
c. Hygiene Prenatal
Ny. H mengatakan mandi sehari 2 kali dan gosok gigi 2 kali sehari yaitu ketika
mandi pagi hari dan saat sebelum tidur.
2. Keselamatan
a. Pergerakan
b. Penglihatan
c. Pendengaran
Ny. H mengatakan selama mengandung tidak ada perbedaan jumlah cairan yang
diminum, selama kehamilan Ny. H mengkonsumsi air putih 6 – 8 gelas per hari.
b. Minum apa yang disukai?
BB = 49 kg
TB = 152 cm = 1,52 m
BB 49 49
𝐼𝑀𝑇 = 2
= 2
= = 21.2
TB 1,52 2,3104
Perhitungan kebutuhan kalori untuk Ny. H dengan basal metabolic rate (BMR)
5. Eliminasi
a. BAB
7. Seksual
Ny. H mengatakan selama hamil trimester kedua melakukan hubungan seksual satu
minggu sekali. Namun jika kondisi Ny. H kurang baik maka tidak melakukan
hubungan seksual.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Vital Sign
b. Suhu : 36,4 ° C
c. Nadi : 78 x/menit
d. RR : 20 x/menit
4. Kepala
Kepala Keterangan
Inspeksi Kulit kepala bersih, kepala simetris, rambut berwarna
hitam.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau lesi.
5. Mata
Mata Keterangan
Inspeksi Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, pasien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau lesi.
6. Hidung
Hidung Keterangan
Inspeksi Bentuk hidung simetris, lubang hidung kanan kiri
tidak terdapat sumbatan.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau lesi, tidak
ditemukan sinusitis
7. Mulut
Mulut Keterangan
Inspeksi Lidah dan gigi bersih, tidak ada pembengkakan tonsil,
mukosa bibir kering, tidak ada caries gigi, gigi tidak ada
yang berlubang, gusi tidak berdarah
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau lesi
8. Telinga
Telinga Keterangan
Inspeksi Telinga simetris dan bersih, tidak ditemukan luka, tidak ada
gangguan pendengaran dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau lesi
9. Leher
Leher Keterangan
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan atau lesi, tidak ada
kaku kuduk
10. Dada
Dada Keterangan
Jantung Keterangan
11. Abdomen
Abdomen Keterangan
Palpasi L1: Bagian fundus uteri teraba bundar, lunak dan melenting
yaitu bokong bayi dengan TFU: 30 cm
12. Genitalia
Genitalia Keterangan
Ekstremitas Keterangan
Atas
Ekstremitas Keterangan
Bawah
Palpasi CRT<2 dtk, tidak terdapat edema, dan tidak terdapat nyeri
tekan
Keluarga Berencana:
a. Jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan
Ny. H mengatakan menggunakan kontrasepsi kondom dan system KB kalender.
b. Jenis kontrasepsi yang direncakan setelah persalinan sekarang
Ny. H mengatakan setelah berdiskusi dengan suami memiliki rencana untuk
menggunakan kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD.
c. Jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga
Ny. H mengatakan saat awal pernikahan merencanakan ingin memiliki 3 orang
anak.
E. HASIL PEMERIKSAAN
1. BB sebelum hamil : 44 kg
2. BB sekarang : 49 kg
3. TB : 152 cm
4. LILA : 21 cm
6. Nadi : 78 x/menit
8. Lab. Urin :-
9. Pemeriksaan abdomen :
a. Leopod 1: TFU 1 2 cm, bagian fundus uteri Teraba bentuk bulat dan keras
yaitu bagian kepala.
b. Leopod 2: PUKI (Punggung berada di sisi kiri)
c. Leopod 3: Teraba bundar, lunak dan melenting yaitu bagian bokong bayi
a. Hemoglobin : 12
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. H
Tanggal pengkajian : 23 Maret 2022
Hari/ Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi
Tanggal Keperawatan Hasil Keperawatan
Nausea (D.0076) Setelah dilakukan Manajemen Mual
Rabu, 23
berhubungan intervensi keperawatan (I.03117)
Maret
dengan kehamilan selama 3 x 7 hari Observasi
2022
diharapkan mual yang - Monitor mual
dirasakan pasien (frekuensi, durasi,
berkurang dengan kriteria dan tingkat
hasil: keparahan)
Tingkat Nausea - Identifikasi factor
(L.08065) penyebab mual
- Nafsu makan Terapeutik
meningkat - Kendalikan factor
- Keluhan mual lingkungan
berkurang penyebab mual
- Pasien tidak terlihat (bau tak sedap,
lemas suara, rangsangan
visual)
Kontrol mual/muntah
- Berikan makanan
(L.10099)
dalam jumlah kecil
- Menghindari factor dan menarik
pemicu mual - Berikan makanan
- Penggunaan obat dingin, cairan
antiemetic bening, tidak
berbau, dan tidak
berwarna
Edukasi
- Anjurkan sering
membersihkan
mulut kecuali jika
merangsang mual
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiemetic
Terapi Akupressure
(I.06209)
Observasi
- Periksa tempat
yang sensitive
untuk dilakukan
penekanan dengan
jari
Terapeutik
- Tentukan titik
akupresur sesuai
hasil yang ingin
dicapai
- Rangsang titik
akupresur dengan
jari atau ibu jari
dengan kekuatan
tekanan yang
memadai
Edukasi
- Ajarkan pasien
atau keluarga untuk
melakukan
akupresur
Defisit nutrisi Manajemen Nutrisi
Rabu, 23 Setelah dilakukan
(D.0019) (I.03119)
Maret intervensi keperawatan
berhubungan Observasi
2022 selama 3 x 7 hari
dengan - Identifikasi
ketidakmampuan diharapkan status nutrisi makanan yang
menelan makanan pasien membaik dengan disukai
d.d mual kriteria hasil: - Monitor asupan
Status Nutrsi (L.03030) makanan
- Monitor berat bada
- Porsi makanan yang Terapeutik
dihabiskan - Sajikan makanan
meningkat dengan menarik
- Berat badan dan suhu normal
meningkat - Berikan makanan
- Frekuensi makan tinggi kalori dan
meningkat tinggi protein
- Nafsu makan - Berikan suplemen
meningkat makanan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiemetic sebelum
makan
Konseling Nutrisi
(I.03094)
Observasi
- Monitor intake dan
output cairan
- Monitor kenaikan
berat badan
Terapeutik
- Bina hubungan
terapeutik
- Sepakati lama
waktu pemberian
konseling
- Tetapkan tujuan
jangka pendek dan
jangka Panjang
yang realistis
- Pertimbangkan
factor-faktor yang
mempengaruhi
pemenuhan
kebutuhan gizi
Edukasi
- Informasikan
perlunya
modifikasi diet
untuk
meningkatkan
berat badan
Risiko Manajemen Cairan
Rabu, 23 Setelah dilakukan
Ketidakseimbangan (I.03098)
Maret
cairan (D.0035) intervensi keperawatan Observasi
2022 selama 3 x 7 hari
berhubungan - Monitor status
dengan muntah diharapkan hidrasi
ketidakseimbangan - Monitor hasil
cairan tidak terjadi pada pemeriksaan
pasien dengan kriteria laboratorium
hasil: Terapeutik
Keseimbangan cairan - Catat intake-
(L.03020) output dan hitung
balance cairan
- Asupan cairan selama 24 jam
meningkat - Berikan asupan
- Kelembaban cairan sesuai
membrane mukosa kebutuhan
meningkat - Berikan cairan
intravena jika
perlu
(Sumber: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017); (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017); (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI, 2019))
H. RENCANA EVALUASI
Hari/ Diagnosisi
Rencana Evaluasi
Tanggal Keperawatan
Nausea (D.0076) Tingkat Nausea (L.08065)
Selasa,
berhubungan - Nafsu makan meningkat
29 Maret
dengan kehamilan - Keluhan mual berkurang
2022
- Pasien tidak terlihat lemas
Kontrol mual/muntah (L.10099)
- Menghindari factor pemicu mual
- Penggunaan obat antiemetic
Defisit nutrisi
Selasa, Status Nutrsi (L.03030)
(D.0019)
29 Maret
berhubungan - Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
2022
dengan - Berat badan meningkat
ketidakmampuan - Frekuensi makan meningkat
menelan makanan - Nafsu makan meningkat
d.d mual
Risiko
Selasa, Keseimbangan cairan (L.03020)
Ketidakseimbangan
29 Maret
cairan (D.0035) - Asupan cairan meningkat
2022
berhubungan - Kelembaban membrane mukosa meningkat
dengan muntah
I. PEMBAHASAN
Pengkajian pada Ny. H didapatkan hasil bahwa Ny. H mengalami hyperemesis
gravidarum dengan gejala mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Mual yang dirasakan
Ny. H muncul ketika mencium aroma makanan. Kemudian muntah yang dialami oleh Ny.
H terjadi saat setelah makan. Ny. H hanya dapat makan dengan porsi sedikit karena rasa
mual yang dialami. Makanan yang dikonsumsi Ny. H dalam satu hari belum mencukupi
kebutuhan kalori yang dibutuhkan tubuh Ny. H yaitu sebanyak 1174,5 kkal. Berdasarkan
hasil pengkajian didapatkan diagnosis keperawatan nausea, deficit nutrisi, dan risiko
ketidakseimbangan cairan.
Sebagai upaya memberikan penanganan kesehatan kepada Ny. H maka disusun
rencana intervensi keperawatan sebagai berikut yaitu manajemen mual dan terapi
acupressure untuk menangani masalah keperawatan nausea berhubungan dengan
kehamilan. Intervensi keperawatan manajemen nutrisi dan konseling nutrisi dilakukan
untuk menangani masalah keperawatan deficit nutrisi pada Ny. H. kemudian untuk
mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan dilakukan intervensi manajemen cairan.
Berdasarkan penelitian Widyastuti dkk pemberian akupresur untuk mengurangi
emesis gravidarum menunjukkan hasil yang efektif (Widyastuti et al., 2019). Maka dari
itu penulis memilih intervensi terapi akupresur untuk mengurangi rasa mual pada Ny. H.
Emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis akan tetapi apabila tidak segera diatasi
akan menjadi hal yang patologis. Sebagian besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan
berobat jalan serta pemberian obat penenang dan anti muntah, tetapi sebagian kecil wanita
hamil tidak dapat mengatasi mual muntah berkelanjutan sehingga mengganggu aktifitas
sehari-hari, dan jatuh dalam keadaan yang disebut hiperemesis gravidarum (Nugroho,
2012). Tidak semua ibu hamil dapat menjalani terapi dengan menggunakan obat-obatan
ada beberapa ibu yang tidak terlalu suka apabila harus mengkonsumsi obat-obatan maka
pemberian terapi non farmakologi diperlukan disini. Salah satu terapi non farmakologi
yang dapat dilakukan untuk menangani emesis gravidarum adalah pemijatan titik P6
dengan akupresur (Widyastuti et al., 2019).
Mual muntah atau emesis gravidarum dialami oleh 50%-90% wanita hamil
pada trimester pertama. Sekitar 70% mengalami rasa mual yang mengganggu
kenyamanan di mana rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama
kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun 12% ibu hamil masih merasakan
sampai pada bulan ke-9 kehamilannya. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum)
sebenarnya merupakan gejala wajar yang sering dialami wanita di awal kehamilannya
atau trimester pertama, kurang lebih selama 10 minggu. Namun mual-muntah menjadi
tidak wajar apabila terus dialami sepanjang kehamilan, bahkan sesudah melewati
trimester pertama. Jika mual dan muntah ini dialami sepanjang hari dan sering, maka
kondisi ini akan menjadi lebih serius (Sukesi et al., 2016); (Widyastuti et al., 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Sukesi, A., Setiyani, A., & Esyuananik. (2016). Praktikum Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. In kementerian Kesehatan RI. Kemenkes RI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Widyastuti, D. E., Rumiyati, E., & Widyastutik, D. (2019). Terapi Komplementer Akupresur
Untuk Mengatasi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Tahun 2018. Jurnal
Kebidanan Indonesia, 10(1), 96. https://doi.org/10.36419/jkebin.v10i1.248