Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan proses industri pada era perdagangan bebas sekarang ini
sangat ditentukan oleh adanya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
berkualitas. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai sumber daya
alam maupun sumber daya manusia yang berlimpah sangat berpotensi untuk
mengembangkan industri dalam negeri terutama industri-industri yang bersifat
padat modal maupun padat teknologi dan mempunyai prospek pemasaran yang
menguntungkan. Salah satu industri yang mempunyai persyaratan diatas
adalah industri pembuatan formaldehid.
Seiring dengan penggunaan formaldehid yang terus meningkat di dunia
maka pertumbuhan pabrik formaldehid pun juga meningkat. Namun demikian,
besarnya konsumsi formaldehid tidak diimbangi dengan pertumbuhan pabrik
yang mana pada tahun 2000 sampai 2004 pertumbuhan pabrik formaldehid
2,3% sedangkan konsumsi formaldehid dunia sebesar 3,1% dan pada tahun 2003
sampai 2006 pertumbuhan pabriknya 3,9 % sedangkan konsumsi formaldehid
5,4 %. Peningkatan kebutuhan formaldehid di dunia dibuktikan dengan naiknya
permintaan bahan baku formaldehid yaitu metanol. Berdasarkan data,
permintaan metanol untuk bahan baku pembuatan formaldehid semakin
meningkat.
Negara-negara produsen formaldehid di dunia berdasarkan kapasitas
produksinya yaitu : Eropa Barat (33 %), Amerika Selatan (24%), Jepang (7 %),
Cina (5 %) dan negara lainnya (31%). Sedangkan kebutuhan formaldehid di dunia
sekitar 20 juta ton per tahun (formaldehid 37 % berat).
Formaldehid merupakan senyawa dari gugus aldehid yang penggunaannya
sangat luas di dunia industri. Hal ini disebabkan formaldehid dapat bereaksi
dengan hampir semua senyawa, baik senyawa organik maupun senyawa anorganik
sehingga banyak sektor industri yang menggunakan formaldehid sebagai bahan
bakunya.

1
2

Formaldehid mempunyai banyak kegunaan diantaranya pada pembuatan


produk kimia seperti, melamin formaldehid, urea formaldehid, fenol formaldehid,
dan trioxane. Selain itu, formaldehid juga digunakan dalam pembuatan bahan
kimia antara lain sintesa 1,4-butandiol, trimetilol propana dan neophentil glikol
yang digunakan dalam pembuatan produk plastic polyuretane dan polyester,
synthetic resin counting, dan synthetic lubricating oils. Formaldehid juga
digunakan secara langsung tetapi dalam jumlah kecil, misalnya sebagai bahan
pengawet makanan dalam penelitian dan disinfektan pada ruangan rumah sakit
(Kirk dan Othmer).
Mempertimbangkan kebutuhan formaldehid di dunia yang terus meningkat,
maka sangat memungkinkan untuk mendirikan pabrik formaldehid di Indonesia.
Pendirian pabrik ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan formaldehid dalam
negeri dan meningkatkan komoditas ekspor formaldehid sehingga menambah
devisa negara. Selain itu, berdirinya pabrik ini juga dapat mendorong berdirinya
pabrik baru untuk diversifikasi produk menjadi bahan-bahan yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi. Formaldehid yang akan diproduksi berkadar 90% berat
karena disesuaikan dengan proses yang digunakan dan konversi yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan
permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana tahapan perancangan pabrik formaldehid?
2. Apa saja proses yang terdapat dalam produksi formaldehid?
3. Bagaimana diagram alir proses pembuatan formaldehid?
4. Apa saja kegunaan formaldehid dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan Prarancangan ini adalah :
1. Mempelajari proses produksi formaldehid dengan proses Metal Oxide
Catalyst dalam skala besar/pabrik.
2. Untuk mengetahui uraian proses pembuatan formaldehid.
3

3. Untuk mengetahui diagram alir proses pembuatan formaldehid.


4. Untuk mengetahui kegunaan formaldehid dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Manfaat
Manfaat prarancangan pabrik Formaldehid ini adalah :
1. Secara teroritis prarancangan ini dapat menambah pengetahuan tentang
proses produksi formaldehid.
2. Prarancangan pabrik formaldehid ini dapat memberikan masukan serta
menjadi acuan dalam pembuatan prarancangan selanjutnya.
3. Prarancangan pabrik formaldehid ini dapat memberikan penjelasan
mengenai uraian proses pembuatan Formaldehid.

1.5 Batasan Masalah


Adapun Batasan masalah pada prarancangan pabrik formaldehid ini
adalah:
1. Prarancangan ini hanya dibatasi untuk mengetahui perancangan produksi
formaldehid dengan proses metal oxide catalyst.
2. Hanya pada proses flow diagram hysys, P&ID dan 3D plant.

1.6 Kapasitas Perancangan


Kapasitas produksi dari pabrik akan mempengaruhi perhitungan teknis
maupun ekonomis dalam perancangan pabrik. Semakin besar kapasitas
produksinya maka kemungkinan keuntungannya juga semakin besar. Namun ada
faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam penentuan kapasitas
produksi, seperti kebutuhan pasar dan ketersediaan bahan baku dan kapasitas
rancangan minimum yang telah berdiri.

1.6.1 Kebutuhan Pasar


Kebutuhan formaldehid di dunia dikutib dari www.monographs.com,
www.sriconsulting.com, www.highbeam.com adalah sebagai berikut :
4

Table 1.1 Data Kebutuhan Formaldehid di Dunia


Tahun Kebutuhan ( juta ton )
2000 21.091
2003 24
2004 26.5
2006 28
Sumber : Heriyanto, 2011
Dari tabel 1.1 diatas diperoleh grafik pada Gambar 1.1 yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Grafik Tingkat Kebutuhan Formaldehid di Dunia

30

25
y = 1.1909x - 2360.8
20 R² = 0.9674
Juta Ton

15

10

0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun

Gambar 1.1 Grafik Tingkat Kebutuhan Formaldehid di Dunia

Berdasarkan grafik kebutuhan formaldehid di dunia di atas dapat di


perkirakan kebutuhan formaldehid di dunia pada tahun 2020 adalah
Y = 1,1909x - 2360,8
Y = 1,1909(2020) - 2360,8
= 44.818 juta ton
5

Sedangkan dari data statistik perdagangan luar negeri Indonesia, kebutuhan


formaldehid di Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Data Impor Formaldehid Indonesia
Tahun Kapasitas (Ton/tahun)
2001 3132,090
2002 3446,745
2003 4175,261
2004 5001,957
2005 9098,312
2006 100068,260
2007 11076,823
Sumber: Data statistik impor, BPS 2010
Dari tabel 1.2 diatas diperoleh grafik pada Gambar 1.2 yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 1.2 Grafik Impor Formaldehid Indonesia

12000
10000 y = 1515.4x - 3E+06
Kebutuhan (ton)

R² = 0.9175
8000
6000
4000
2000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun

Gambar 1.2 Grafik Impor Formaldehid Indonesia


Dari grafik impor formaldehid diatas maka dapat diperkirakan impor pada
tahun 2020 adalah
Y = 1515,4x - 30.000.000
Y = 1515,4 (2020) - 30.000.000
= 61108 ton
Jadi impor pada tahun 2020 adalah 61108 ton.
6

1.7 Kapasitas Minimum Pabrik Formaldehid


Kapasitas rancangan minimum pabrik formaldehid dapat diketahui dari
data kapasitas pabrik formaldehid yang telah berdiri di Indonesia pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Daftar Pabrik Produsen Formaldehid di Indonesia.


No Nama Perusahaan Kapasitas (Ton/Tahun)
1 PT Arjuna Utama Kimia 23.000
2 PT Pamolite Adhesive Indutri 36.000
3 PT Superin 36.000
4 PT Lokasta Indah 28.000
5 PT Dyno Mugi Indonesia 29.400
6 PT Batu Penggal Chemical Industri 28.000
7 PT Kimia Kapuas Utama Glue 38.000
8 PT Intan Wijaya Chemical Industri 61.500
9 PT Dofer Chemical 60.000
10 PT Sabak Indah 72.000
11 PT Duta Pertiwi Indonesia 50.000
12 PT Kayu Lapis Indonesia (Jateng) 15.000
13 PT Gelora Citra Kimia Abadi 48.000
14 PT Kayu Lapis Indonesia (Irja) 40.000
15 PT Duta Rendra Mulia 33.500
16 PT Binajaya Roda Karya 45.000
17 PT Perawang Perkasa Industri 48.000
18 PT Belawandeli Chemical 30.000
19 PT Putra Sumber Kimindo 45.000
20 PT Orica Resindo Mahakam 35.000
21 PT Winarusa Trisatrya 90.000
(Sumber : Heriyanto, 2011)
7

Berdasarkan data di atas, kapasitas pabrik Formaldehid di Indonesia


berkisar 15.000–90.000 ton/tahun, sehingga kapasitas perancangan minimum
pabrik formaldehid yang masih layak didirikan adalah 80.000 ton/tahun.
Pada prarancangan pabrik formaldehid ini direncanakan berdiri pada tahun
2020, Perkiraan kapasitas pabrik yang dapat memberikan keuntungan dilakukan
dengan melihat kapasitas pabrik formaldehid yang sudah berdiri. berkapasitas
80.000 ton/tahun, dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Prediksi kebutuhan dalam negeri ( data impor formaldehid) pada tahun 2020
adalah sebesar 61,108 ton/tahun dan kemungkinan akan terus meningkat.
b. Kebutuhan dunia akan Formaldehid semakin besar sehingga perlu didirikan
plant baru.
c. Kelebihan kebutuhan dalam negeri akan digunakan untuk kebutuhan ekspor
terutama di kawasan Asia sebesar 0,25%.
Produk formaldehid banyak dibutuhkan di negara lain salah satunya adalah
Pakistan. Data Kebutuhan Formaldehid pada negara Pakistan dapat dilihat pada
Tabel 1.4 :
Tabel 1.4 Kebutuhan Formaldehid di Pakistan

No. Tahun Kapasitas (Ton)

2. 2008 703,359
3. 2009 70,056
4. 2010 32,020
5. 2011 818,307
(Sumber : Index Mundi, 2015)

Dari kebutuhan formaldehid yang semakin meningkat setiap tahunnya,


maka sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan formaldehid masih saling ekspor
impor. Hal ini telah diketahui pada data di atas bahwa negara lain lebih banyak
membutuhkan formaldehid. Dikarenakan sedikitnya Perusahaan yang ada di negara
lain maka negara tersebut butuh impor untuk memenuhi kebutuhan formaldehid.
Dengan pertimbangan diatas maka direncanakan pendirian pabrik formaldehid baru
di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri. Pendirian pabrik
8

ini untuk supplay ke negara lain guna penambahan devisa dalam negeri dan
diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru guna mengurangi
penggangguran manusia di Indonesia, serta dapat meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi Indonesia di kancah Internasional.

1.8 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi suatu pabrik akan sangat mempengaruhi dalam penentuan
kelangsungan produksi serta laba yang diperoleh. Idealnya, lokasi yang dipilih
harus dapat memberikan kemungkinan perluasan atau pengembangan pabrik dan
memberikan keuntungan untuk jangka panjang. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan untuk menentukan lokasi pabrik agar secara teknis dan ekonomis
pabrik yang didirikan akan menguntungkan antara lain sumber bahan baku,
pemasaran, penyediaan tenaga listrik, penyediaan air, jenis transportasi, kebutuhan
tenaga kerja, tinggi rendahnya pajak, keadaan masyarakat, karakteristik lokasi, dan
kebijaksanaan pemerintah.
Pabrik formaldehid ini direncanakan akan didirikan di Bontang,
Kalimantan Timur. Pemilihan ini dimaksudkan untuk mendapat keuntungan
secara teknis dan ekonomis. Adapun keuntungan dipilihnya lokasi di Bontang,
Kalimantan Timur.
a. Bahan baku
Bahan baku untuk memproduksi formaldehid adalah metanol yang
diperoleh dari PT Kaltim Metanol milik Pertamina di pulau Bunyu, Kalimantan
Timur. Dengan mendekatkan lokasi pabrik dengan sumber bahan baku yaitu PT
Kaltim Metanol Indonesia maka akan menekan seminimal mungkin biaya
pengangkutan dan transportasi bahan baku menuju tempat pengolahan. Serta
dengan semakin dekat dengan sumber bahan baku utama (metanol) pada proses
maka ketersediaan bahan baku akan semakin terjaga dan terjamin sehingga
kemungkinan terjadinya defisit bahan baku akan dapat terkontrol.
b. Pemasaran
Produk formaldehid yang dihasilkan direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, yaitu akan digunakan sebagai bahan baku untuk industri-
9

industri plywood, melamin formaldehid, tryoxane yang juga banyak terdapat di


Kalimantan khususnya Bontang dan di Jawa khususnya Cilegon. Selain itu, produk
formaldehid juga akan di ekspor yang kebanyakan digunakan untuk amino resin (34
%), phenolic resin (13%), polyacetal resins (9%), dan sebagian kecil digunakan
untuk paraformaldehid, hexamine, dan pentaerythritol.
c. Tenaga kerja
Melihat keberadaan dan kemampuan tenaga ahli di bidang kimia di
Indonesia yang begitu banyak, maka akan menjamin terlaksananya pendirian pabrik
produksi formaldehida di Indonesia. Ketersedian tenaga kerja yang melimpah di
Indonesia membuat produksi formaldehida akan berjalan lancar, serta perekrutan
tenaga kerja menurut kualifikasi tertentu merupakan pertimbangan yang penting
demi kemajuan suatu pabrik. Tidak kalah juga para tenaga ahli dan pekerja-pekerja
yang murah yang ada di Bontang, Kalimantan Timur. Dengan pertimbangan
demikian rencana pendirian pabrik formaldehid di Bontang tersebut akan dapat
terlaksana dan terwujud dengan baik.
d. Utilitas
Utilitas yang diperlukan adalah listrik, air, udara dan bahan bakar. Untuk
penyediaan air ini dapat diperoleh dari air laut. Sedangkan bahan bakar sebagai
sumber energi dapat diperoleh dengan membeli dari Pertamina dan untuk listrik
didapat dari PLN dan penyediaan generator sebagai cadangan.
e. Sarana Transportasi
Daerah Bontang adalah daerah yang strategis, memiliki kekayaan alam yang
berlimpah ruah. Letak daerahnya juga dekat dengan pantai yang telah difasilitasi
dengan pelabuhan yang memadai. Sehingga proses transportasi untuk pengiriman
produk maupun untuk penerimaan bahan baku dapat terhubung dengan mudah.
Selain itu daerah Bontang juga memiliki kondisi geografis kawasan industri dengan
kelengkapan infrastruktur yang memadai.
f. Tanah dan Iklim
Bontang mempunyai daerah yang relatif luas sehingga memungkinkan
adanya perluasan pabrik di masa yang akan datang. Kondisi iklim di Bontang
10

seperti iklim di Indonesia pada umumnya dan tidak membawa pengaruh yang besar
terhadap jalannya proses produksi.
g. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah lebih menetapkan Bontang sebagai salah satu kawasan industri
di Indonesia yang demikian pendirian pabrik di kawasan Bontang akan
mendapatkan kemudahan dari sisi non teknis.
h. Keadaan Masyarakat
Masyarakat di daerah industri akan terbiasa untuk menerima kehadiran
suatu pabrik di daerahnya, selain itu masyarakat juga akan dapat mengambil
keuntungan dengan pendirian pabrik ini, antara lain dengan adanya lapangan kerja
yang baru maupun membuka usaha kecil di sekitar lokasi pabrik.

Lokasi pendirian pabrik dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan 1.4 dibawah ini.

(a)
11

(b)
Gambar 1.3 Lokasi Pabrik Formaldehid. (a) Lokasi Pendirian Pabrik,
(b) Lokasi Pabrik Dan Bahan Baku Tampak Dari Satelit

Gambar 1.4 Jarak lokasi pendirian pabrik dengan PT. Kaltim Methanol Industri
12

1.9 Pemilihan Proses


Proses pembuatan formaldehid dilakukan dengan beberapa proses yaitu :
1. Proses Silver Catalyst
Proses ini menggunakan katalis perak. Katalis ini mempunyai umur 3-8
bulan. Reaksi terjadi pada tekanan atmosfer dan suhu yang tinggi yaitu 600-650 ͦ C.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3OH(g) + 1/2O2 → CH2P(g) + H2O ∆H= -37,28kkal/mol....................(1.1)
CH3OH(g) → CH2O(g) + H2(g) ∆H= 20,31kkal/mol ....................(1.2)
(Othmer, Vol 11).
Pada proses ini udara yang di murnikan direaksikan dengan methanol dalam
reaktor katalitik. Produk didinginkan dengan cepat selanjtunya dialirkan ke menara
absorber dimana methanol, air dan formaldehid terkondensasi di dasar menara. Untuk
memurnikan produk sesuai dengan keinginan dilakukan pemurnian dengan proses
destilasi. Konversi yang diperoleh dapat mencapai 65,1% dengan yield keseluruhan
mencapai 89,1% (MC. Ketta Vol : 21).

2. Proses Metal Oxide Catalyst


Proses pembuatan formaldehid menggunakan methanol dan katalis Iron
Molybdenum Oxide. Katalis ini mempunyai umur sekitar 12 sampai 18 bulan.
Proses ini beroperasi pada suhu 300-400 tekanan 1-1,5 atm. Reaksi yang terjadi:
CH3OH + ½ O2 → CH2O + H2O ∆H= -37,28kkal/mol ............(1.3)
(Othmer, Vol 11).
Methanol uap dicampur dengan udara dan gas recycle kemudian direaksikan
dengan katalis iron-molybdenum oxide dalam sebuah reaktor fixed bed multitube.
Konversi yang diperoleh bisa mencapai 98% dengan yield formaldehid 94,4 %
(MC. Ketta, vol 23). Proses pembuatan formaldehid ada dua yang dilihat dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 1.5 Proses Pembuatan Formaldehid
Proses Suhu Operasi Konversi Katalis/bulan
Silver Catalyst 600-650oC 65,1% Ag/3-8
13

Metal Oxide 300-400oC 98% Irom molybdenum


Catalyst oxide/12-18

Berikut ini kelebihan dan kekurangan masing-masing proses :


1. Proses Silver Catalyst
Tabel 1.6 Kelebihan dan Kekurangan Proses Silver Catalyst
Kelebihan Kekurangan
1. Tekanan atmosferik 1. Suhu operasi tinggi (600-650oC)
2. Konsentrasi produk lebih 2. Memerlukan alat distilasi
bervariasi karena menggunakan 3. Umur katalis pendek(3-8 bulan)
menara distilasi 4. Yieldnya rendah (89,1%)
5. Konversinya rendah (65,1%)
2. Proses Metal Oxide Catalyst
Tabel 1.7 Kelebihan dan Kekurangan Proses Metal Oxide Catalyst
Kelebihan Kekurangan
1. Konversinya lebih tinggi (98%) Konsentrasi produk yang dihasilkan
2. Suhu lebih rendah dari silver kurang bervariasi
catalyst (300-400oC)
3. Yieldnya lebih tinggi dibandingkan
silver catalyst (94,4%)
4. Tekanan atmosferik
5. Umur katalis lama (12-18 bulan)
Berdasarkan perbandingan masing-masing proses di atas maka dalam
prarancangan pabrik ini digunakan proses metal oxide catalyst.

1.10 Uji Ekonomi


Kapasitas pabrik merupakan faktor yang sangat penting dalam pendirian
pabrik karena akan mempengaruhi perhitungan teknis dan ekonomis. Meskipun
secara teori semakin besar kapasitas pabrik kemungkinan keuntungan yang
diperoleh akan semakin besar, tetapi dalam penentuan kapasitas perlu juga
dipertimbangkan faktor lain yaitu:
14

Reaksi: CH3OH(g) + ½ O2(g) → CH2O(g) + H2O. ................................(1.7)


a. Prediksi awal pembangunan pabrik
Tabel 1.7 Harga bahan baku
Bahan BM (kg/Kmol) Harga(Rp/Kg)
CH3OH 32 10.000,00
O2 32 4.288,00
CH2O 30 16.000,00
H2 O 18 2600,00
Berdasarkan proyeksi bahwa kebutuhan formaldehid di Indonesia dari tahun
ketahun semakin meningkat, sehingga prarancangan pabrik formaldehid ini akan
didirikan dengan kapasitas 80.000 ton/tahun dengan laju massa :
Bahan baku = BM x Konversi x Harga bahan baku per kilogram
Bahan baku:
CH3OH = 32 Kg/mol x 1 mol x Rp 10.000,00
= Rp 320.000,00/Kg
½ O2 = 32 Kg/mol x 0,5 mol x Rp 4.288,00
= Rp 68.608,00/Kg
Harga total bahan baku = Rp 320.000,00/Kg + Rp 68.608,00/Kg
= Rp 388.608,00/Kg
Produk:
CH2O = 30 Kg/mol x 1 mol x Rp 73.882,00
= Rp. 2.216.460,00
H2O = 18 kg/mol x 1 mol x Rp.2600,00
= Rp. 46.800,00
Harga total produk = Rp. 2.216.460,00 + Rp. 46.800,00
= Rp 2.263.260,00

Keuntungan = Rp 2.263.260,00 – Rp 388.608,00/Kg


= Rp 1.874.652,00
Dengaan melihat perkiraan ekonomi awal yaitu dengan keuntungan
Rp.1.874.652,00 maka pabrik Formaldehid layak untuk didirikan.

Anda mungkin juga menyukai