Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 4

PENGGUNAAN OSILOSKOP

TUJUAN PERCOBAAN
1. Praktikan dapat mengetahui prinsip kerja osiloskop, fungsi, tata cara
kalibrasi dan batas operasinya.
2. Praktikan dapat menggunakan osiloskop untuk mengetahui bentuk
gelombang dari suatu sinyal tegangan serta mengukur amplitudo,
frekuensi, dan beda fasa sinyal tersebut.
3. Praktikan mampu menganalisis keakuratan pengukuran berdasarkan
rumusan matematika yang tersedia.

ALAT PERCOBAAN

No Nama Alat Jumlah

1 Digital Storage Oscilloscope (DSO) BK-2542/2542B 1 set

2 Arbitrary/Function Generators BK-4086AWG 2 set

3 Digital Multi Meter BK-2709B 1 set

4 Bread Board + Komponen Percobaan P5 + Kabel 1 set

5 Datasheet Peralatan 1 set

KONSEP DASAR
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal
listrik. Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisis tingkah laku
besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, serta
melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan osiloskop kita dapat
mengetahui besarnya nilai frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan
sedikit pengaturan kita juga dapat mengetahui beda fasa antara dua buah sinyal.
Terdapat dua tipe osiloskop berdasarkan prinsip kerjanya, yakni tipe analog
(ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage
osciloscope) yang masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan
berkas elektron dalam tabung sesuai bentuk sinyal kemudian menampilkannya
pada layar. Osiloskop ini menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik melalui
gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda
(CRT - cathode ray tube) dari kiri ke kanan. Osiloskop analog pada prinsipnya
memiliki keunggulan seperti harganya yang relatif lebih murah daripada osiloskop
digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena
tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar. Selain itu jenis ini mampu memeragakan bentuk sinyal yang lebih baik
untuk gelombang-gelombang yang kompleks seperti sinyal video di TV dan sinyal
RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasannya adalah tidak dapat menangkap
bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker)
pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20
Hz). Diagram blok osiloskop jenis ini disajikan pada gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Diagram blok osiloskop analog

Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur kemudian


mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital menggunakan
ADC (Analog to Digital Converter). Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan
ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop
kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama dengan skala waktu
gelombangnya di memori sesuai diagram blok pada gambar 2. Pada prinsipnya,
osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini secara terus menerus sampai
dihentikan. Beberapa DSO memiliki kemampuan untuk menyesuaikan jumlah
cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang
yang akan diukur. Osiloskop ini memberikan kemampuan ekstensif serta
kemudahan dalam akuisisi gelombang dan pengukurannya.

Gambar 4. 2 Diagram blok osiloskop digital


Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan).
Disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari
frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di
osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol
Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup
besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Tampilan Volt/Div ditunjukkan
oleh sumbu vertikal. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan
masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala
Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal
masukan. Tampilan Time/Div ditunjukkan oleh sumbu horizontal.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran
yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang
terang.

PANEL OSILOSKOP YANG DIGUNAKAN (DSO BK-2542B)


Gambar 4.3 Front/Back Panel osiloskop digital

PANEL DEPAN PANEL BELAKANG

No. Nama Fungsi No. Nama Fungsi

Menyalakan atau
Keamanan (Non
1 Power On/Off mematikan DSO BK- 1 Security loops
Teknis)
2542B

Menampilkan sinyal Alat bantu untuk


LCD Display Carrying
2 dan parameter 2 memindahkan
Screen Handle
terukur osiloskop

Alat bantu untuk Menyalakan atau


Carrying
3 memindahkan 3 Power On/Off mematikan DSO BK-
Handle
osiloskop 2542B

Menampilkan atau Terminal kabel


4 Menu On/Off menyembunyikan 4 AC Line Input power dari sumber
menu AC/PLN

Memilih item atau


Adjusment Pass/Fail Mengeluarkan sinyal
5 merubah nilai 5
Knob Output sisa pemfilteran
parameter terpilih

Pen-skalaan otomatis LAN Interface Terminal untuk


6 Auto Set 6
kanal yang dipilih Port kabel LAN

Akses
Utility & I/O/Languange/Print RS232 Serial Terminal untuk
7 7
Save/Load Setup dan Interface Port kabel jenis serial
Penyimpanan
Pengukuran nilai Terminal untuk
Measure & USB Device
8 parameter secara 8 komunikasi dengan
Cursor Interface Port
otomatis atau manual port USB PC

Pengaturan proses
Acquire & Rear Rubber Penyangga osiloskop
9 akuisisi dan tampilan 9
Display Feet (Non Teknis)
pada DSO

Menjalankan atau
Ventilation Pendingin utama
10 Run Control menghentikan 10
Fan DSO
akuisisi sinyal

Trigger Mengatur mekanisme


11
Control trigger pada sinyal

Shortcut & Mempercepat tahap


12
Local tertentu (optional)

Mengatur mekanisme
Horizontal
13 pengukuran pada
Control
sumbu X

Terminal input
14 EXT TRIG BNC trigger dari sumber
luar

Channel 2
15 Kanal 2 osiloskop
BNC Input

Mengatur mekanisme
Vertical
16 pengukuran pada
Control
sumbu Y

Channel 1
17 Kanal 1 osiloskop
BNC Input

Memilih menu yang


Function
18 ditampilkan pada
Buttons
layar

Mengatur dan
19 Print Button menjalankan fungsi
“Print”

Terminal sumber
Probe Comp.
20 sinyal internal untuk
Terminal
kalibrasi probe

USB Host Terminal USB Device


21
Interface (Flash Disk, dll)

22 Tilt Feet Kaki penyangga


4.1 MEMPERSIAPKAN PIRANTI OSILOSKOP

Pada percobaan ini akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Bacalah datasheet atau user manual osiloskop yang digunakan (BK


2542/2542B) kemudian catatlah pada laporan sementara data terkait:
bandwidth, real time sample rate, maximum input voltage, dan input
impedance.
2. Nyalakan osiloskop.
3. Lakukan proses kalibrasi probe dengan tahapan sebagai berikut : pilih
penguatan 10X pada probe  pasang probe pada salah satu kanal
(Channel BNC 1 atau 2)  kaitkan terminal positif probe ke terminal
kompensasi (Probe Comp. Terminal)  tekan tombol Auto Set 
putarlah knop kalibrator hingga menghasilkan kondisi under
compensating & over compensating ( simpan data)  putarlah kembali
knop kalibrator hingga kondisi normal (simpan data).
4. Matikan osiloskop.
5. Lepas terminal positif probe dari terminal kompensasi lalu kembalikan
pada posisi penguatan 1X.
4.2 MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK BOLAK-BALIK (AC).

Pada percobaan ini akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:


1. Persiapkan Multimeter, Osiloskop, dan Function Generator.
2. Nyalakan Function Generator.
3. Atur amplitudo dan frekuensi keluaran Function Generator pada level
14 Vpp – 50 Hz (Ikutilah petunjuk asisten serta cermati dan ingatlah
tata caranya).
4. Ukur nilai amplitude dan frekuensi sinyal luaran pada terminal “Output”
menggunakan multimeter yang tersedia, catat hasil pengukurannya.
5. Ubah nilai frekuensi ke level 25 Hz, 100 Hz, dan 250 Hz kemudian ulangi
langkah pada poin 3.
6. Kembalikan level frekuensi pada 50 Hz.
7. Nyalakan osiloskop dan rapikan multimeter.
8. Hubungkan terminal “Output” function generator dengan terminal
“Channel BNC 1 atau 2” osiloskop.
9. Tekan tombol “Auto Set” pada osiloskop.
10. Perhatikan bentuk sinyal yang muncul kemudian catat dan simpan data
pengukuran (measurement all).
11. Ubah nilai frekuensi keluaran Function Generator ke level 25 Hz, 100
Hz, dan 250 Hz kemudian ulangi langkah pada poin 9.
12. Matikan osiloskop dan function generator kemudian rapikan.

4.3 MENGUKUR BEDA FASA ANTAR DUA FUNGSI SINYAL TEGANGAN LISTRIK.
4.3.1 Beda fasa dari dua komponen pasif

Pada percobaan ini akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:


1. Persiapkan osiloskop, function generator, dan modul lissajous
(resistor, induktor/kapasitor, kabel, bread board).
2. Ukur nilai resistor, inductor, dan kapasitor kemudian catat.
3. Susunlah modul lissajous sesuai rangkaian berikut:

KE TERMINAL
OSILOSKOP 1 (CH-1)
RESISTOR

KE TERMINAL
FUNCTION GENERATOR
OSILOSKOP 2 (CH-2)

INDUKTOR
(BISA DIGANTI
KAPASITOR )

GROUND
i.

ii. Gambar 5. 3 Lissajous dan rangkain pengukurannya

4. Nyalakan function generator kemudian atur amplitudo dan


frekuensi luarannya pada level 10 Vpp – 50 Hz.
5. Nyalakan osiloskop, tekan tombol “Horizontal – Menu”  pada
layar sebelah kanan akan muncul mode pengukuran horizontal
yang digunakan, pilih “X-Y”.
6. Ukur jarak A dan B masing-masing dari titik pusat koordinat
dengan tahapan sebagai berikut: Tekan tombol “Cursor” 
pada layar sebelah kanan akan muncul “Cursor Menu”, tekan
menu “Mode” kemudian pilih “Manual”  tekan menu “Source”
kemudian pilih “CH2”  tekan untuk memilih kursor
Y1  putar knob untuk memindahkan kursor Y1 ke puncak A
atau B  tekan untuk memilih kursor Y2  putar
knob untuk memindahkan kursor Y2 ke sumbu x yang sejajar
dengan titik pusat koordinat  catat nilai ∆Y yang terbaca
kemudian simpan gambar lissajous (kecuali pada saat frekuensi
50 Hz).
7. Ubahlah frekuensi keluaran function generator menjadi 25 Hz
dan 100 Hz kemudian ulangi langkah 5.
8. Matikan osiloskop dan function generator kemudian rapikan
seluruh piranti yang ada.

4.3.2 Beda fasa dari dua Function Generator

1. Siapkan dua function generator dan satu ossiloscope


2. Pasang probe CH-1 ossiloscope pada function generator 1, dan
probe CH-2 ossiloscope pada function generator 2.
3. Setting ossiloscope untuk menampilkan gambar lissajous sesuai
panduan Beda fasa dari dua komponen pasif di atas pada poin
5.
4. Atur dua function generator dengan panduan berikut:

Vpp FG 1 Vpp FG 2 Frekuensi FG 1 Frekuensi FG 2


5 Volt 5 Volt 50 Hz 50 Hz
5 Volt 10 Volt 50 Hz 50 Hz
5 Volt 5 Volt 50 Hz 100 Hz
5 Volt 5 Volt 100 Hz 50 Hz
*FG = Function Generator

5. Lengkapi data percobaan


6. Matikan osiloskop dan function generator kemudian rapikan
seluruh piranti yang ada.

TUGAS MODUL

4.1 PERCOBAAN MEMPERSIAPKAN PIRANTI OSILOSKOP.

1. Mengapa data terkait bandwidth, real time sample rate, maximum


input voltage, dan input impedance perlu diketahui dalam percobaan
ini? (Jelaskan satu persatu)
2. Mengapa kalibrasi perlu dilakukan dalam percobaan ini? Jelaskan pula
mengenai penggunaan penguatan 10X pada proses kalibrasi ini.
3. Jelaskan analisis dari data kalibrasi yang Anda peroleh (dengan kata-
kata Anda sendiri).
4.2 PERCOBAAN MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK BOLAK-BALIK (AC).

1. Jelaskan hasil analisis Anda terkait data percobaan yang diperoleh.


2. Apa fungsi function generator pada percobaan ini?
3. Adakah perbedaan level amplitudo dan frekuensi hasil pengukuran
menggunakan multimeter dan osiloskop? Mengapa demikian?
4. Jelaskan hasil analisis Anda tentang pengaruh perubahan frekuensi pada
level amplitudo dan frekuensi sinyal (baik pada pengukuran
menggunakan multimeter atau osiloskop).
5. Bandingkan nilai amplitudo, periode dan frekuensi hasil perhitungan
dengan hasil pengukuran!
4.3 PERCOBAAN MENGUKUR BEDA FASA ANTAR DUA FUNGSI SINYAL
TEGANGAN LISTRIK.
4.3.1 Beda fasa dari dua komponen pasif
1. Jelaskan hasil analisis Anda terkait data percobaan yang diperoleh.
2. Hitunglah beda fasa pada masing-masing level frekuensi
menggunakan rumusan di bawah ini:
XL X
  tan 1  tan 1 C
R R
XL  2fL
1
XC 
2fC

3. Hitunglah beda fasa pada masing-masing level frekuensi


menggunakan data ∆Y A dan B serta rumusan di bawah ini:
A
  arcsin
B

4. Adakah perbedaan antara hasil poin 2 dan 3, mengapa demikian?


5. Adakah pengaruh perubahan frekuensi pada bentuk lissajous dan nilai
beda fasa? Bila ada, jelaskan bagaimana pengaruhnya?
4.3.2 Beda fasa dari dua function generator
1. Jelaskan hasil analisis Anda terkait data percobaan yang diperoleh.
2. Apa yang menyebabkan perubahan gambar lissajous dari masing
masing percobaan?
======================

Anda mungkin juga menyukai