Anda di halaman 1dari 7

ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140

DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES


1. Perusahaan negara atau BUMN adalah korporasi yang modalnya sebagian besar atau seluruhnya
dimiliki oleh negara. Suatu korporasi dapat disebut BUMN, menurut UU No. 19 Tahun 2003
tentang BUMN jika kepemilikan Negara minimal 51 persen.

Buatlah uraian tentang perkembangan BUMN di Indonesia.

JAWABAN NO 1 :
Pada awalnya BUMN adalah hasil nasionalisasi ex-perusahaan-perusahaan asing (Belanda) yang
kemudian ditetapkan sebagai perusahaan Negara. Kemudian dengan UU No. 1 Prp 1969
dibentuklah pembagian 3 jenis bentuk Badan Usaha Milik Negara menjadi Perusahaan Jawatan
(Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Persero. Pembagian ini dibentuk sesuai dengan tugas,
fungsi dan misi Usaha pada waktu itu.

Filosofi mengapa dibentuk Badan Usaha Milik Negara adalah karena berdasarkan pada bunyi
ketentuan UU Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3) yang mengandung maksud bahwa; cabang-
cabang produksi penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Kemudian bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demkian tugas pertama Negara dengan membentuk badan usaha adalah untuk
memenuhi segala kebutuhan masyarakat, manakala sektor-sektor tersebut belum dapat
dilakukan oleh swasta.Kemudian tugas-tugas seperti itu diterjemahkan sebagai bentuk
“pioneering” usaha oleh Negara yang membuat BUMN menjadi agen pembangunan/agent of
development.

Tujuan BUMN tentu tidak terlepas dari landasan pendiriannya. Yaitu Pembukaan UUD 1945 dan
pasal 33 UUD 1945.di sebutkan disana bahwa tujuan pendirian umum BUMN adalah
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Namun secara khusus, tujuan BUMN
diatur dalam PP Nomor 3 tahun 83 yaitu:
A) tujuan komersial yakni alat memupuk keuntungan
B) tujuan secara makro, yakni memberi sumbangan bagi perkembangan ekonomi/pendapatan
negara, perintis kegiatan usaha dan penunjang kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
C) Tujuan sosial politik, melayani kepentingan umum dan memenuhi hayat hidup orang banyak
serta membantu golongan ekonomi lemah dan koperasi.

Disamping itu, bila direfleksikan dari kondisi realnya di lapangan, BUMN juga mempunyai tujuan
umum yaitu:
A) Memberi sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umunya dan
penerimaan negara pada khususnya.
B) Mengejar keuntungan
C) Menyelenggrakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hidup orang banyak.
ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140
DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES
D) Menjadi perintis bagi kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta atau koperasi.
E) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha ekonomi lemah,
koperasi dan masyarakat.
Hamid dan Anto (2000) mengemukakan beberapa tujuan BUMN sebagai berikut:
• menciptakan lapangan kerja
• pengembangan daerah
• merintis sektor yang belum dimasukki swasta

Dalam BUMN dikenal kebijakan restrukturisasi dan privatisasi. Kedua kebijakan tersebut
dilakukan untuk memperbaikki kondisi BUMN. Namun banyak mendapat pro-kontra dari
berbagai kalangan. Terutama kebijakan privatisasi. Walaupun fakta dari negara-negara lain
menunjukkan bahwa privatisasi akan membuat BUMN semakin efisien, tetapi jika terus
dilakukan lama kelamaan jumlah BUMN akan menyusut dan habis. Jadi kebijakan restrukturisasi
dan privatisasi memiliki keuntungan serta kerugian masing-masing. Persaingan global
mendorong perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melebarkan sayap ke penjuru dunia.

Hal tersebut dilakukan melalui perluasan pasar, kerja sama, maupun pengembangan aset.
Pengembangan pasar ini bertujuan untuk menggenjot keuntungan perusahaan hingga membawa
nama bangsa di level internasional. Beberapa BUMN yang melakukan perluasan pasar antara lain
PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Kimia Farma (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero),
dan PT Garuda Indonesia (Persero). Ekspansi dilakukan ke berbagai negara seperti Amerika
Serikat, Tiongkok, maupun Australia. Selain itu, pengembangan bisnis juga dilakukan dengan cara
membentuk kerjasama dengan mitra global seperti yang dilakukan PT Wijaya Karya (Persero).

Perusahaan yang bergerak di industri konstruksi itu sudah memulai kerja sama global sejak 2007
dengan mitra di Aljazair. Terbaru, BUMN yang melakukan ekspansi adalah PT Timah (Persero).
Perusahaan ini membentuk patungan dengan perusahaan di Myanmar dan Nigeria. Ekspansi PT
Timah dilakukan untuk menambah cadangan timah melalui tambang-tambang di luar negeri.
Strategi ini ditujukan untuk menguatkan peringkat utang perusahaan sekaligus sebagai katalis
positif bagi kinerjanya. Selain perluasan pasar dan kerja sama dengan mitra global, strategi lain
adalah pengembangan aset seperti yang dilakukan PT Pertamina (Persero) ke kawasan Eropa
hingga Afrika.

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha_Milik_Negara
http://repository.binus.ac.id/content/J0062/J006289738.doc
http://www.bumn.go.id
http://putracenter.wordpress.com/2009/11/10/definisi-dan-fungsi-privatisasi-bumn-dalam-
perekonomian/
ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140
DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES
2. Keberadaan BUMD memiliki peran atau fungsi yang sangat penting. Sehingga bila
pengelolaannya sangat profesional, maka akan memberikan dampak positif bagi daerah dan
masyarakatnya. Uraikan dasar hokum tentang BUMD di Indonesia

JAWABAN NO 2 :
a) Dasar hukum pembentukan BUMD adalah berdasarkan UU No 5 tahun 1962 tetang
perusahaan daerah. Secara konseptual pembentukan sebuah BUMD di pemerintah
daerah tidak terlepas dari ketentuan UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah, yang merupakan cikal bakal munculnya BUMD. Undang-Undang Nomor 5 tahun
1962 hanya menjelaskan syarat pendirian sebuah perusahaan daerah dengan
peraturan daerah. Dalam pembentukan sebuah peraturan daerah maka tidak bisa
lepas dari unsur pemerintah daerah dan DPRD selaku pemangku kebijakan dalam
pemerintahan daerah.

b) UU No 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah (Nota Keuangan RAPBN,


1997/1998). Pasal 59 disebutkan bahwa pemerintah daerah dapat mengadakan
Perusahaan Daerah yang penyelenggaraan dan pembinaannya dilakukan berdasarkan
asas ekonomi perusahaan. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa Perusahaan
Daerah adalah suatu badan usaha yang dibentuk oleh Daerah untuk
memperkembangkan perekonomian Daerah dan untuk menambah penghasilan
Daerah.

c) UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 84 disebutkan bahwa


Daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan pembentukannya diatur dengan Peraturan Daerah.

d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan


Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom Dalam Pasal 2 ayat (3)
angka 20 Bidang Pengembangan Otonomi Daerah huruf m menyebutkan bahwa
Penetapan pedoman dan memfasilitasi pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha
Milik Daerah/Desa. Pasal tersebut merupakan rincian kewenangan pemerintah, dimana
dalam Pasal 1 butir b disebutkan bahwa Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut
pemerintah, adalah perangkat NKRI terdiri dari Presiden beserta para Menteri. Peraturan
Pemerintah diatas menjelaskan bahwa Pesiden beserta para Menteri memiliki
kewenangan dalam menetapkan pedoman dan memfasilitasi pembentukan dan
pengelolaan BUMD.

e) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1990 tentang Kerjasama Antar Daerah,
dalam ketentuan Permendagri ini diatur mengenai bentuk, mekanisme, prosedur, dan
tata cara kerjasama antar daerah maupun pihak lain yang diatur dalam peraturan
ini kaitannya dengan kerjasama BUMD. Pasal 5 dan Pasal 8 mengatur mengenai
kerjasama dengan berbagai intansi, lembaga, badan hukum, perorangan, ataupun antar
perusahaan daerah. Selain itu dalam ketentuan ini mengatur juga bentuk kerjasama yang
ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140
DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES
antara lain meliputi kerja sama manajemen, kontrak manajemen, pembelian saham,
keagenan, dan penjualan saham.

f) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD,
Pasal 2 dan Pasal 3 mengatur tentang bentuk hukum BUMD yang dapat berupa
perusahaan daerah atau perseroan terbatas. BUMD yang berbentuk hukum
perusahaan daerah, tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
mengatur perusahaan daerah. Sedangkan BUMD yang berbentuk hukum perseroan
terbatas, tunduk pada UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
peraturan pelaksanaannya.

g) UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang tentang


perseroan terbatas secara khusus hanya mengatur tentang konstruksi bentuk, proses
pendirian dan segala sesuatu yang berkaitan dengan status badan usaha yang
berbentuk perseroan. Dalam ketentuan permendagri Nomor 3 Tahun 1998 dijelaskan
bahwa bentuk hukum dari BUMD dapat berupa perseroan terbatas. Artinya konstruksi
BUMD yang berbentuk perseroan terbatas harus tunduk pada ketentuan Undang-
undang ini.

h) UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2008


terakhir diubah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-
undang ini mengatur tentang kewenangan daerah untuk membentuk sebuah BUMD
dengan mendasarkan pada sebuah peraturan dae Pasal 177. UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, menyebutkan bahwa Pemerintah daerah dapat memiliki
BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan dan/atau
pembubarannya ditetapkan dengan peraturan daerah yang berpedoman pada
peraturan perundang-undangan. Ketentuan pembentukan BUMD dengan peraturan
daerah, sebenarnya secara substansi sama dengan ketentuan yang ada di dalam UU
Nomor 5 Tahun 1962.
ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140
DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES
3. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) pada hakikatnya adalah lembaga yang didirikan oleh Desa.
Membentuk BUM Desa. Aspek keuangan desa, terkait dengan tujuan pembentukan BUM Desa
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADesa) dengan memberikan kewenangan desa
melakukan usaha desa. Dengan meningkatnya PADesa, maka APB Desa akan meningkat pula,
sehingga pada gilirannya pemerintah desa semakin mandiri dalam menyelenggarakan
pembangunan desanya.

Bagaimana pengaturan BUMDes , jelaskan secara komprehensif!

JAWABAN NO 3 :
Berikut pengaturan yang dibutuhkan BUMDes agar terbentuknya BUMDes yang produktif dan
dipenuhi kompetensi :
A. Perlunya penegasan dalam mekanisme pemilihan dan pengangkatan pelaksana operasional
yang akan mengelola BUM Desa yang berorientasi dalam mensejahterakan masyarakat desa.
Panduan dalam pemilihan pengurus BUM Des penting dikeluarkan baik oleh pemerintah
ataupun pemerintah daerah dalam rangka menyaring dan menentukan pemilih, dengan
memperhatikan kondisi desa di Indonesia. Hal ini untuk menghindari terjadinya polarisasi
ditengah masyarakat sehingga berdampak pada kemunduran BUM Desa.
B. Pengaturan posisi penasihat BUMDesa mengandung resiko, pengaturan posisi penasihat
yang ada saat ini sebagai legal hazard (peluang risiko) yang bertendensi menjadikan BUM
Desa sebagai alat kepentingan politik. Dalam PP 43 peran penasihat diantaranya melakukan
pengawasan dan memberikan nasihat kepada pelaksana operasional dalam menjalankan
kegiatan pengurusan dan pengelolaan usaha Desa. Namun peran “pengawasan” tersebut
hilang dalam Permendesa No.4, dengan penambahan posisi pengawas dalam organ BUM
Desa. Namun perubahan ini tidak serta meniadakan peran pengawasan dari penasihat. Pasal
11 point c Permendesa No.4 menyebut penasihat mempunyai berkewajiban mengendalikan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
C. Pengawas dan mekanisme pengawasan yang dilakukan, dalam PP 43 yang menjadi pengawas
diperankan oleh penasihat (ex-officio) kepala desa. Kendati dalam Permendesa No. 4 peran
pengawas lebih diperjelas dan bukan penasihat ex officio (kepala desa), namun tidak
menyebutkan unsur yang menjadi pengawas BUM Desa, apakah representasi dusun
sebagaimana perwakilan BPD atau seperti apa? Disisi lain pengaturan pengawasan dalam
Permendesa tidak secara jelas mengatur tentang waktu pelaksanaan pengawasan terhadap
kinerja BUM Desa. Dalam Permendesa sebatas mengatur tentang pemilihan dan
pengangkatan struktur pengawas, penetapan kebijakan dan pelaksanaan pemanatau dan
evaluasi, namun tidak dijelaskan bagaimana mekanisme pemilihan dilakukan. Menurut
Sondang P. Siagian pengawasan merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Artinya peran pengawas harus
terlibat dalam proses perencanaan tidak hanya sebatas pelaksanaannya saja.
D. Ketidakjelasan mekanisme pertanggungjawaban BUM Desa. Susunan kepengurusan organ
BUM Desa sebagaimana Permendesa No. 4 pasal 16, organ BUM Desa dipilih oleh
ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140
DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES
masyarakat desa melalui Musyawarah Desa, dalam hal pertanggungjawaban pengelolaan
BUM Desa pelaksana operasional menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada
kepala desa (ex-officio) yang dengan perannya turut bertanggungjawab atas pelaksanaan
BUM Desa selain bagian dari organ BUM Desa, juga penasihat memiliki peran mengendalikan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
E. Bentuk badan hukum BUM Desa dalam menjalankan usaha. BUM Desa merupakan badan
usaha yang secara spesifik tidak dapat disamakan dengan badan hukum seperti perseroan
terbatas, CV, atau koperasi. Oleh karena itu, BUM Desa merupakan suatu badan usaha
bercirikan Desa yang dalam pelaksanaan kegiatannya di samping untuk membantu
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa.
BUM Desa dibentuk berdasarkan Peraturan Desa, BUM Desa dapat mendirikan unit-unit
usaha yang berbadan hukum dan bisa menjalankan usahanya sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
F. Perlunya kejelasan mekanisme pembagian alokasi hasil usaha BUM Desa, Pembagian hasil
usaha BUM Desa merupakan pembeda BUM Desa dengan badan usaha lain yang sejenis,
mengingat BUM Desa mempunyai tujuan salah satunya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sebagai badan usaha yang modal usahanya tersumber dari pihak lain, dalam
setiap regulasi diatas belum menjelaskan bagaimana mekanisme pembagiannya.
G. BUM Desa merupakan wadah yang produktif dalam mendorong pemberdayaan potensi
ekonomi di desa selain itu keberadaanya akan dapat membuka lapangan pekerjaan. Hal
tersebut menandakan dibutuhkan pula konstruksi pengelola yang baik, konstruksi yang
mendukung efisiensi, agar olehnya terjewantahkan asas kemandirian dalam pembangunan
desa.

Pada Juli 2018 saat ini, jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menurut Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di seluruh Indonesia mencapai 35 ribu dari
74.910 desa di seluruh bumi nusantara. Jumlah itu lima kali lipat dari target Kementerian Desa
yang hanya mematok 5000 BUMDes. Apakah itu berarti kekuatan BUMDes sudah siap menjadi
kekuatan ekonomi raksasa di Indonesia? Masalahnya, hingga sampai saat ini, berbagai data
menyebut bahwa sebagian besar BUMDes masih sebatas berdiri dan belum memiliki aktivitas
usaha yang menghasilkan. Sebagian lagi malah layu sebelum berkembang karena masih
‘sedikitnya’ pemahaman BUDMdes pada sebagian besar kepala desa.

Ada beragam masalah yang membuat ribuan BUMDes belum tumbuh sebagaimana harapan.
 Pertama, karena wacana BUMDes bagi banyak desa baru masih seumur jagung terutama
sejak disahkannya UU Desa No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.Sejak saat itu pemerintah lalu
menggenjot isu pendirian BUMDes di seluruh desa di penjuru nusantara. Ini membuat
Kementerian Desa menjadi salah satu Kementerian yang paling sibuk keliling seluruh pelosok
negeri demi sosialisasi jabang bayi bernama BUMDes ini.
 Kedua, selama bertahun-tahun desa adalah struktur pemerintahan yang berjalan atas dasar
instruksi dari lembaga di atasnya. Hampir semua yang diurus Kepala Desa dan pasukan
perangkatnya berpusat pada masalah administrasi.
ARI WAROKAH LATIF – HE18Y – NIM 0711518140
DISCUSSION 04: 4. BUMN, BUMD, DAN BUMDES

Daftar Pustaka
http://kedesa.id/id_ID/
http://www.berdesa.com/
www.keuangandesa.com/
https://bulelengkab.go.id/

Anda mungkin juga menyukai