G G G G
dG dT
dp dn1 dn2 ..........
T P, ni p T, n n n
i 1 T, P,n j 2 T,P, n j (5.2)
dn1 = 0, dn2 = 0
71
dan persamaan. (5.2) berubah menjadi
G G
dG dT dp (5.3)
T p,ni p T, ni
G
S
T p,ni
(5.4a)
dan
G
V
p T, ni
(5.4b)
G
μi
ni T, p,n j
(5.5)
Dari persamaan.( 5.4) dan (5.5), diferensial total G dalam persamaan. (5.2)
menjadi :
72
Jika komponen i, dni mol ditambahkan ke sistem, dimana T, P dan jumlah mol
konstan, maka peningkatan energi bebas ditunjukkan oleh persamaan (5.7),
yang menghasilkan dG = µidni. Karena itu, peningkatan energi bebas per mol
dari komponen yang ditambahkan adalah :
G/ni T, p,n j
μi
Jika μiB < μiA , maka dG adalah negatif, dan transfer bahan ini menurunkan
energi bebas sistem; karena itu transfer terjadi secara spontan. μi disebut
potensial kimia* komponen i. Bahan mengalir secara spontan dari daerah
potensial kimia tinggi ke rendah, aliran ini terus berlangsung sampai nilai µi
seluruh sistem seragam yaitu sampai sistem berada dalam kesetimbangan.
Nama lain untuk μi adalah kecenderungan pelepasan (escaping
tendency) dari i. Jika potensial kimia komponen dalam sistem adalah tinggi,
komponen itu mempunyai escaping tendency besar, sedangkan jika
potensial kimia rendah, komponen itu mempunyai escaping tendency kecil.
73
Karena µi bergantung pada sifat intensif seperti temperatur, tekanan dan
jumlah mol maka pertimbangan transformasinya sebagai berikut berikut :
dG μ1dn1 μ 2 dn 2 .....
n1 n2
Persamaan (5.9) adalah sifat dari potensial kimia. Total energi bebas G
campuran pada temperatur dan tekanan tertentu dapat dihitung dengan
74
mengetahui potensial kimia dan jumlah mol konstituennya. Jika terdapat satu
komponen dalam sistem, maka Persamaan (9) tereduksi ke G = nµ, atau
μ G/n (5.10)
Dari Persamaan (10), µ dari komponen murni merupakan energi bebas molar
sederhana; simbol µi adalah energi bebas molar parsial komponen i.
μ μ0 (T) RT ln P (5.11)
= o (T) + RT ln Pi (5.12)
= o (T) + RT ln xi P
= o (T) + RT ln P + RT ln xi (5.13)
75
Dalam persamaan (5.13), ada persamaan potensial kimia komponen i murni
pada tekanan P, sehingga persamaan (5.13) dapat berubah menjadi :
i = i(murni) + RT ln xi (5.14)
atau
i - i(murni) = RT ln xi
Pembentukan campuran dari konstituen murni selalu spontan, dan proses ini
disertai dengan penurunan energi bebas. Bagaimana menghitung energi bebas
campuran? Keadaan awal ditunjukkan pada Gambar 5.1(a). Tiap kompartemen
mengandung gas murni dengan tekanan P. Pemisahan partisi gas-gas
ditunjukkan pada Gambar 5.1(b) yang merupakan campuran dengan tekanan
(P) dan temperatur (T) awal dan akhir sama.
T, P T, P T, P T, P
n1 n2 n3 N = n1 + n2 + n3
(a) (b)
Gambar 5.1. Energi bebas campuran. (a) Keadaan awal. (b) Keadaan akhir
Energi bebas keadaan akhir diberikan oleh aturan tambahan, persamaan (5.9) :
76
ΔGcampuran. = Gakhir – Gawal,
Bentuk yang lebih baik yaitu n i = xiN, dimana N adalah jumlah mol total
campuran, dan xi adalah mol fraksi i. Kemudian,
merupakan energi bebas campuran ditinjau dari fraksi mol dari konstituen gas
dalam campuran.
ΔGcamp. G G
akhir awal Sakhir Sawal
T p,ni T p,ni T p,ni
ΔGcamp.
ΔScamp. (5.18)
T p,ni
ΔGcamp.
NR x ilnx i
(5.18) menjadi,
Sehingga Persamaan T p,ni i
77
(5.19)
ΔS camp. NR x ilnx i
i
menjadi
ΔHcamp. = 0 (5.22)
Tidak ada pengaruh panas terhadap campuran gas ideal.
Dengan menggunakan Hcamp.= 0, persamaan (5.21) menjadi
ΔGcamp.
ΔVcamp.
Tetapi, persamaan (5.16) menunjukkan p bahwaT, ni energi bebas campuran tidak
tergantung tekanan, sehingga turunannya dalah nol; dari sini,
ΔVcamp. 0
(5.24)
Gas ideal yang bercampur tidak menyebabkan perubahan volume.
78
Pada sistem tertutup yang terdiri atas campuran beberapa spesis kimia pada
suhu dan tekanan total, reaksinya dapat berlangsung menurut persamaan,
A + B C + D (5.25)
Jika energi bebas sistem meningkat dan reaksi bergerak kekanan maka :
Jika energi bebas mencapai harga minimum, maka reaksi berada pada
kesetimbangan.
dG A dn A B dn B C dn C D dn D (5.26)
dimana :dnA, dnB, adalah perubahan jumlah mol yang dihasilkan dari
reaksi kimia
Misalkan reaksi berlangsung dengan satu unit reaksi, maka jumlah mol tiap zat
adalah :
79
n C n0C nD nD0
nB nB0 (5.27)
n A n0A
dn C d , dnD d , (5.28)
dn A d , dnB d ,
dG μC μD ( μ A μB ) d
atau
G
μC μD μ A μB
T, P (5.29)
μ C μD μ A μ B 0
(5.31)
G P μP R μR (5.32)
P R
P P R μR 0
P R (5.33)
G o Co Do ( Ao Bo ) (5.35)
81
ΔG0 adalah energi bebas reaksi standar.
PCγ PDδ
o (5.36)
ΔG ΔG RT ln α β
PA PB
jika
PCγ PDδ
Qp α β (5.37)
PA PB
maka
ΔG ΔG0 RTlnQ p (5.38)
G - RT ln K (5.41)
P
Tetapan kesetimbangan untuk sistem gas berkaitan dengan fraksi mol x i dan
konsentrasi molar, Ci dan tekanan. Tekanan parsial Pi, fraksi mol dan tekanan
total P berhubungan dengan Pi = xi P. Hubungan ini digunakan untuk tiap
tekanan parsial pada tetapan kesetimbangan, kita peroleh dari Persamaan
(5.40),
82
Tetapan kesetimbangan fraksi mol didefinisikan dengan,
x C e x D e
(5.42)
x A e x B e
K
x
maka,
Kp = Kx pΔv (5.43)
Kx = Kpp-Δ (5.44)
Hubungan Kp dan Kc
x C x D
RT - -
x A x B
K
P
jika
83
C C C D
(5.45)
C A C B
K
C
sehingga
Kp = Kc (RT)Δv (5.46)
Kc = Kp (RT) – Δ v (5.47)
G o
lnK - (5.48)
P RT
d lnK o
P - 1 d(G / T) (5.49)
dT R dT
d(G o / T) H o
- (5.50)
dT T2
sehingga :
d lnK o
P H (5.51)
dT RT 2
84
Jika reaksi eksotermik, ΔH0 adalah negatif dan tetapan
kesetimbangan menurun dengan meningkatnya temperatur.
Persamaan (5.51) dapat diungkapkan dalam suatu bentuk,
H o dT
d lnK P (5.52)
R T2
H o 1
ln(K P ) 2 - ln(K P )1 - d
R T
o 1 1
ln(K P ) 2 - ln(K P )1 - H -
R T T
2 1
KP H o 1 1
ln 2
- (5.53)
KP R T T
1 1 2
Jika zat-zat yang berpartisipasi dalam kesetimbangan kimia lebih dari satu fase,
kesetimbangannya adalah heterogen
Misalkan reaksi :
85
( CaO CO CaCO ) 0
2 3
CO CO
o
RT ln (PCO )
2 2 2
CaCO CaCO
o
, CaO CaO
o
3 3
Kondisi Kesetimbangan
0 CaO
o
CaCO
o
RT ln PCO
3 2
0 G o RT ln PCO (5.54)
2
G o - RT ln K P
K P PCO (5.55)
2
QP = QxpΔv, sehingga
G
G o RT ln Q x RT ln P
T, P (5.56)
2G d ln Q P
RT
2 d
T, P (5.57)
86
Untuk penyederhanaan penulisan, G' G/ξ T, p dan
G" 2
G/ξ 2
T, p
Pada kesetimbangan
ln Q x
d ln K x
d e
e
d ln K x "
G e / RT
,
d e (5.58)
1 d ( G o / T ) d ln K x e
0
R dT d e T P
87
e Ho
" (5.60)
T P TGe
Diferensiasi persamaan (5.59) pada P dan T konstan, menghasilkan
d ln K x e
0
d e P T P
sehingga
e RT
" (5.61)
P T P G e
Persamaan (5.60) dan (5.61) adalah pernyataan kuantitatif dari prinsip
LeChatelier; yang menguraikan kebergantungan kesetimbangan reaksi pada
"
temperatur dan tekanan. Karena G e
adalah positif, tanda (∂e/∂T)p
bergantung pada tanda ΔHo. Jika ΔHo = +, reaksi endoterm, sehingga (∂e/∂T)p
= +, penambahan temperatur menaikkan derajat keberlangsungan reaksi pada
kesetimbangan. Untuk reaksi eksoterm, ΔH0 = –, maka (∂e/∂T)P = –, kenaikan
temperatur menurunkan derajat perlangsungan reaksi kesetimbangan.
88
Tanda (∂e/∂P)T bergantung pada . Jika V = -, volume produk lebih kecil
daripada volume reaktan, (∂e/∂P)T = +; kenaikan tekanan menaikkan derajat
keberlangsungan reaksi kesetimbangan.Sebaliknya, Jika V = +, volume
produk lebih besar daripada volume reaktan, (∂ e/∂P)T = -; kenaikan tekanan
menurunkan derajat keberlangsungan reaksi kesetimbangan.
Efek total dari hubungan ini adalah bahwa kenaikan tekanan menggeser
kesetimbangan ke arah yang volumenya rendah sedangkan penurunan tekanan
menggeser kesetimbangan ke arah yang volumenya tinggi. Kenaikan
temperatur menggeser kesetimbangan ke arah yang entalpinya tinggi
sedangkan penurunan temperatur menggeser kesetimbangan ke arah yang
entalpinya rendah.
dG - SdT VdP dn
i
i i
U = G – PV + TS
H = G + TS
A = G – PV
89
dA = dG – PdV – VdP
dU TdS PdV dn
i
i i (5.62)
dH TdS VdP dn
i
i i (5.63)
dA - SdT PdV dn i
i i (5.64)
dG - SdT VdP dn i
i i (5.65)
U H A G
i
(5.66)
n n n n
i S, V, n
j
i S, P, n j i T, V, n j i T, P, n j
90
Persamaan (5.62) menunjukkan bahwa besaran molar parsial berhubungan
satu sama lain dengan cara yang sama dengan besaran molar total.
dG (n
i
1 d i i dn i )
dG - SdT VdP dn
i
i i
n d
i
i i - SdT VdP (5.69)
Persamaan Gibbs-Duhem.
n d
i
i i 0 (T, P konstan) (5.70)
d 2 (n 1 / n 2 ) d1 (5.71)
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa variasi dengan komposisi
beberapa besaran molar parsial dihubungkan oleh persamaan :
n dJ
i
i i 0 (T, P konstan) (5.72)
91
dimana J i adalah besaran molar parsial
Berbagai molar parsial untuk gas ideal diperoleh dari i. Dari persamaan
(5.13),
i io (T) RT ln P RT ln x i i(murni) RT ln x i
Diferensiasi menghasilkan
o
i i
RT ln P RT ln x i
T
P, n i T
P, n i
o
Si Si R ln P - R ln x Si(murni) R ln x
i i
(5.73)
V i RT / P (5.74)
Untuk campuran gas ideal, V = NRT/P, dimana N adalah jumlah total mol
seluruh gas dalam campuran. Karena itu,
V i RT / P (5.75)
yang menunjukkan bahwa dalam campuran gas ideal, volume molar parsial
adalah volume molar rata-rata, dan bahwa volume molar parsial seluruh gas
dalam campuran mempunyai nilai sama. Konsep ”volume parsial” mempunyai
signifikansi fundamental yang kecil. Catatan bahwa volume molar parsial dan
92
”volume parsial” merupakan kesatuan yang sangat berbeda; volume molar
parsial mempunyai signifikansi fundamental, ”volume parsial” tidak.
Dari Persamaan (5.13), (5.68), (5.73), dan (5.74) untuk menunjukkan bahwa
o o
H i μ io TSi H i dan bahwa E i Hio RT E io
93
94