Anda di halaman 1dari 13

27

BAB IV

METEDOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu desain atau strategi untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam pengujian hipotesis penelitian dan sebagai alat dalam

pengontrolan berbagai variabel yang berpengaruh terhadap penelitian (Nursalam,

2010). Desain penelitian yang digunakan berupa desain korelasi dengan tujuan

menunjukkan adanya korelasi atau hubungan korelatif antar variabel penelitian

(Nursalam, 2010). Penelitian ini meneliti tentang hubungan kebiasaan merokok

dengan pola tidur terhadap motivasi belajar pada Organisasi Daerah Forum

Mahasiswa Sumba Timur Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang.

27
Analisa data: Products momment
28

4.2 Kerangka Kerja

Populasi: mahasiswa Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba Timur


Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang sebanyak 130 orang

Sampel: mahasiswa Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba


Timur Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang sebanyak 95
Sampling: Simpleorang
Random Sampling
Desain penelitian: deskripsi korelasi

Variabel independen: Variabel dependen:


Kebiasaan merokok dan Motivasi belajar
Pola tidur
Pengumpulan data Pengumpulan data:
kuesioner kuesioner

Pengolahan
Gambar 4.1. Kerangka Kerja Hubungan data:
Kebiasaan Merokok dengan Pola
editing, coding, scoring dan
Tidur Terhadap Motivasi Belajar Kesimpulan tabulating
pada Organisasi Daerah Forum Mahasiswa
Sumba Timur Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang

28
29

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi

Malang pada mahasiswa Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba Timur

Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang pada bulan juni 2018.

4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


4.4.1 Populasi

Populasi merupakan sekumpulan subyek atau kelompok subyek yang

akan dikenai generaliasasi hasil penelitian (Azwar, 2015). Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba

Timur Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang sebanyak 30 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel merupakan suatu obyek yang akan diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Penentuan ukuran sampel

pada penelitian ini menggunakan tabel Issac dan Michael (Sugiyono, 2012),

maka sampel yang digunakan adalah 95 orang mahasiswa Organisasi Daerah

Forum Mahasiswa Sumba Timur Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi,

Malang. Tingkat kesalahan atau error pada table Issac dan Michael

(Sugiyono,2012) menggunakan 5% sesuai dengan kebutuhan untuk penelitian

sosial.

4.4.3 Teknik Sampling


Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling

yang merupakan teknik pengambilan sampel secara acak dengan syarat

memenuhi parameter subyek penelitian (Sugiyono, 2012) sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

29
30

Kriteria insklusi adalah kriteria di mana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2013).


1. Anggota Organisasi Daerah Sumba Timur Universitas Tribhuwana Tunggal

dewi Malang.
2. Mempunyai kebiasaan merokok.
3. Bersedia menjadi subyek penelitian
4. Tidak dalam keadaan sakit secara fisik dan mental
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian

(Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:


1. Anggota Organisasi Daerah Sumba Timur Universitas Tribhuwana Tunggal

dewi Malang yang tidak bersedia menjadi responden.


2. Memiliki kendala kesehatan seperti keadaan sakit.

4.4.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian merupakan sesuatu yang dapat digunakan sebagai

ukuran yang dimiliki atau didapatkan pada suatu satuan penelitian mengenai

konsep pengertian tertentu (Notoamodjo, 2010).


1. Variabel independent (variabel bebas)
Variabel independent merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lainnya atau variabel bebas (Arikunto, 2010). Variabel

independent dalam penelitian ini berupa kebiasaan merokok dan pola tidur

pada mahasiswa.
2. Variabel dependent (variabel terikat)
Variabel dependent merupakan suatu variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lainnya atau variabel terikat (Arikunto, 2010). Variabel dependent

dalam penelitian ini berupa motivasi belajar pada mahasiswa.


4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional dapat didefinisikan sebagai variabel yang secara

operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati. Hal ini memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi secara cermat terhadap objek atau fenomena

30
31

yang diamati. Definisi operasional dapat ditentukan dengan parameter yang

kemudian dijadikan ukuran dalam sebuah penelitian (Hidayat, 2012).

31
32

Tabel 4.1. Definisi Operasional Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Pola Tidur
Terhadap Motivasi Belajar pada Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba
Timur, Universitas Tribhuwana Tunggal Dewi, Malang

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Sangat Setuju
(SS) = 4
Skala Perilaku Setuju (S) = 3
- Frekuensi Merokok Tidak Setuju (TS)
Indepen
Perilaku Merokok adaptasi dari =2
den:
merokok yang - Lamanya Aritonang Sangat Tidak
Kebiasaa dapat diamati
Ordinal
Merokok (1997) dalam Setuju (STS) = 1
n secara langsung - Intensitas Dian dan Avin
merokok
Merokok (2000) dalam
kuisioner

A=4
B=3
C=2
D=1
Pola tidur E=0
- Durasi Tidur
Indepen adalah corak
- Meresa segar Pengukuran hasil
den: atau kebiasaan
ketika bangun Kuesioner Ordinal digunakan kriteria
Pola tidur yang
- Nyaman secara sebagai berikut:
tidur dialami
psikokologis 0-9 = Kurang
individu.
10-18 = Cukup
19-27 = Baik
28-36 = Sangat Baik

- Ketekunan dalam Sangat sesuai (SS)


belajar =5
- Ulet dalam Sesuai (S) = 4
menghadapi Kurang sesuai
kesulitan (KS) = 3
Motivasi
- Minat dan Tidak sesuai (TS)
belajar adalah
ketajaman =3
Depende dorongan dari
perhatian dalam Sangat tidak
n: proses belajar
belajar Kuesioner Interval sesuai (STS) =1
Motivasi untuk
- Berprestasi dalam
belajar mendapatkan
belajar Kriteria:
manfaat dari
- Mandiri dalam - Skor 68-100:
proses belajar
belajar motivasi tinggi
- Skor 34 67:
sedang
- Skor < 33:
rendah

32
33

4.6 Instrumen Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data


4.6.1 Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Hidayat, 2012). Instrumen yang digunakan berupa

kuesioner. Kuesioner merupakan sekumpulan pertanyaan tertulis untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang

perlu untuk diketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini berisi

pernyataan-pernyataan tentang kebiasaan merokok dan pola tidur pada

mahasiswa Organisasi Daerah Forum Mahasiswa Sumba Timur terhadap

motivasi belajar yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti berdasarkan teori-

teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, kemudian dilakukan uji

validitas dan reliabilitas.


4.6.2 Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut:

1. Peneliti mengurus surat permohonan ijin penelitian kepada pihak kampus

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.


2. Peneliti ke Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan (PSIK) UNITRI Malang
3. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang dianggap masuk

dalam penelitian ini dan bisa dijadikan sampel.


4. Peneliti mengumpulkan data dan mengolahnya sesuai dengan langkah-

langkah uji hipotesis, yang kemudian diberikan interpretasi data dan

pembahasn sesuai hasil analisa data yang didapatkan peneliti.

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas


4.7.1 Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen

33
34

pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2015).

Pengujian keselarasan fungsi aitem dengan fungsi tes menghendaki

dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap

aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor total tes itu

sendiri (Azwar, 2015).


Perhitungan content-validity coefficient untuk skala tersebut di atas

dilakukan menggunakan formula Aiken’s V sedangkan perhitungan validitas

butir aitem dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach dengan

bantuan program SPSS version 17.0 for Windows. Aitem yang mempunyai

korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi

menunjukan bahwa aitem tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,3. Jadi,

kalau korelasi antara butir aitem dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir

aitem dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Masrun, dalam

Sugiyono, 2012).
4.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan pada hasil alat ukur dari

waktu ke waktu. Koefisien reliabilitas berada dari rentang 0 sampai dengan

1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya atau mendekati 1,00 maka

semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2015). Suatu tes dikatakan memiliki

reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes itu berkorelasi tinggi dengan skor

murninya sendiri. Reliabilitas dapat pula ditaksirkan sebagai seberapa tinggi

korelasi antara skor-tampak pada dua tes yang pararel (Azwar, 2015). Uji

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan koefisien alpha (a) dengan

34
35

bantuan program SPSS version 17.0 for windows. Koefisien alpha (a)

merupakan formula dasar dalam pendekatan konsistensi internal dan

merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi

pengukuran (dalam Azwar 2015).


4.8 Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil jawaban kuesioner dari

responden lalu, diubah dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang diperoleh

diolah melalui program SPSS for windows. Pengolahan data dilakukan beberapa

tahap, yaitu :

1. Editing (Pengeditan data)


Meneliti kembali jawaban yang diberikan responden sudah cukup benar untuk

diproses lebih lanjut atau belum. Editing dilakukan untuk mengumpulkan data

di lapangan sehingga jika terjadi kesalahan maka dilakukan upaya pembetulan.


2. Coding (Pengkodean)
Pembuatan kode pada tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.

Kode merupakan isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang

memberikan pentunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan

dianalisis. Hal ini untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa

data.
3. Scoring
Scoring merupakan penentuan jumlah skor, dimana untuk variabel kebiasaan

merokok yaitu skor 1 jika jawaban “Benar” dan skor 0 jika jawaban “Salah”.

Variabel pola tidur dibagi menjadi 4 skor respon, yaitu SS = Sangat setuju

memiliki skor 4, S = Setuju memiliki skor 3, TS = Tidak Setuju memiliki skor

2, STS = Sangat Tidak Setuju memiliki skor 1. Sedangkan variabel terikat yaitu

motivasi belajar dibagi menjadi 5 skor respons, antara lain SS = Sangat Sesuai

memiliki poin 5, S = Sesuai memiliki poin 4, KS = Kurang Sesuai memiliki

35
36

poin 3, TS = Tidak Sesuai memiliki poin 2, dan STS = Sangat Tidak Sesuai

memiliki poin 1.
4. Tabulating
Penyusun tabel-tabel yang dimulai dari penyusunan tabel utama yang bersisi

seluruh data informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan

sampai tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan setelah berbentuk tabel

maka tabel tersebut siap dianalisa dan dinyatakan dalam bentuk tulisan
4.9 Analisa Data
4.9.1 Analisa Univariat
Penelitian analisis univariat merupakan analisa yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2010). Analisa

univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi

yang berguna, peringkasan tersebut dapat berupa ukuran tabel. Analisa

univariat dilakukan masing-masing variabel yang diteliti.


Analisis univariat variabel kebiasaan merokok pada mahasiswa

menggunakan rumus untuk menjumlahkan data yang telah didapat (Nursalam,

2011), sebagai berikut:

N= 100%
Keterangan :
N = Nilai yang ditetapkan
SP = Skor yang ditetapkan
SM = Skor maksimal
Berdasarkan rumus tersebut, maka untuk mengelompokkan kategori

variabel dapat dilakukan sebagai berikut:


1. Variabel Kebiasaan merokok
Variabel kebiasaan merokok menggunakan alat ukur skala perilaku

merokok yang diadaptasi dari Aritonang (1997), kemudian dikelompokkan

atau dikategorikan menjadi Benar dengan skor 1 dan Salah dengan skor 0.
2. Variabel Pola Tidur
Variabel pola tidur didapatkan melalui pernyataan-pernyataan responden

atau subyek penelitian dalam mengisi kuisioner yang kemudian

36
37

dikelompokkan atau dikategorikan menjadi SS = Sangat Setuju dengan

skor 4, S = Setuju dengan skor 3, TS = Tidak Setuju dengan skor 2, dan

STS = Sangat Tidak Setuju dengan skor 1. Pengukuran hasil digunakan

kriteria sebagai berikut (Riwidikdo, 2009) :

Tidak baik X > M + 1. SD


Kurang baik 1. SD ≤ X ≤ M + 1. SD
Cukup baik X < M – 1. SD

3. Variabel Motivasi Belajar


Variabel motivasi belajar didapatkan dari pernyataan-pernyataan subyek

dalam mengisi kuisioner yang kemudian dikelompokkan menjadi SS =

Sangat Sesuai dengan skor 5, S = Sesuai dengan skor 4, KS = Kurang

Sesuai dengan skor 3, TS = Tidak Sesuai dengan skor 2, dan STS = Sangat

Tidak Sesuai dengan skor 1. Adapun kriteria pengukuran hasil yang

digunakan sebagai berikut :


Tinggi : skor 68-100
Sedang : skor 34-67
Rendah: skor <33
4.9.2 Analisa Bivariat
Analisa yang digunakan peneliti adalah analisa bivariat digunakan

untuk mengetahui keeratan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian ini dilakukan uji statistik dengan metode analisa uji kolerasi

spearman rank untuk menentukan hubungan dua variabel yang keduanya

merupakan data ordinal dan interval dengan menggunakan bantuan software

SPSS dengan taraf signifikan (α = 0,05) dengan interpretasi p value < 0,05

berarti H0 ditolak dan menerima H1 yaitu ada hubungan kebiasaan merokok

dan pola tidur terhadap motivasi belajar pada mahasiswa, dan jika p value >

37
38

0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan kebiasaan

merokok dan pola tidur terhadap motivasi belajar pada mahasiswa.

4.10 Etika Penelitian


Menurut Nursalam (2013) secara umum prinsip etika dalam penelitian atau

pengumpulan data dapat di bedakan menjadi tiga bagian:


1. Prinsip Manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Peneliti harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek,

khususnya jika menggunakan tindakan khusus. Penelitian yang dilakukan

adalah berupa tindakan (eksperimen) maka responden dijamin bahwa tidak

akan mengalami efek yang merugikan.


b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam

penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam

hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun. Data responden

yang diperoleh tidak akan disebarluaskan untuk kepentingan pribadi.


c. Resiko
Peneliti harus hati-hati dalam mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan. Berkaitan dengan poin

pertama sebelumnya bahwa apabila penelitian yang dilakukan adalah berupa

tindakan (eksperimen) maka responden dijamin bahwa tidak akan mengalami

efek yang merugikan.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)


a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self determination), yang

artinya responden berhak untuk bersedia atau menolak untuk dijadikan sampel.
b. Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

disclosure), artinya semua responden dalam penelitian ini memiliki hak yang

sama sehingga tidak mengistimewakan satu atau sebagian responden dan

38
39

mengabaikan yang lain.


c. Informed consent Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak untuk menjadi responden. Pada Informed consent

juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya untuk

pengembangan ilmu. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan

penjelasan kepada responden mengenai penelitian tersebut dan hal-hal apa saja

yang dibutuhkan serta memberikan jaminan kepada responden bahwa data

yang diperoleh hanya untuk kepentingan penlitian.


3. Prinsip Keadilan (Right To Justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatmnt)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata

mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Artinya setiap sampel

baik yang bersedia menjadi sampel maupun yang tidak bersedia tetap

mendapatkan perlakuan yang adil, dalam hal ini tetap melakukan komunikasi

dengan sampel yang tidak bersedia mengambil bagian dalam proses

pengambilan data.
b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diminta harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia.

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden seperti untuk nama bisa

menggunakan inisial, selain itu mengingat penelitian ini berkaitan dengan

genitalia maka hasil jawaban responden juga dijaga kerahasiaannya

39

Anda mungkin juga menyukai