1½
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.
Tujuan Tertib administrasi dalam pelayanan pasien secara baik dan efisien
sehingga tepat sasaran
Prosedur Tugas
a. Mendata SDM laboratorium
b. Mendata Instrumen/inventaris alat medis dan non medis
Laboratorium
c. Membuat brosur-brosur untuk informasi ke customer
d. Membuat agenda pertemuan setiap bulan dengan semua bidang.
e. Menginformasikan kebijakan laboratorium kepada semua
karyawan
f. Menerima masukan permasalahan di laboratorium dan
Menginformasikan SK, SP, atas kebijaksanaan
perusahaan
g. Menginventarisasi semua Sumberdaya laboratorium yang terdiri
dari : data SDM, Data Alat Laboratorium, data Reagen
Laboratorium, dan barang-barang umum Laboratorium.
h. Kerapian surat-menyurat dan pencatatan segala aktifitas
administrasi laboratorium
i. Memasukkan data Kas masuk, Kas keluar.
ADMINITRASI
Prosedur
Jenis pemeriksaan dan informasi pengambilan hasil pemeriksaan
1. Untuk hasil pemeriksaan darah hematologi , kimia, urinalisis,
faeces, dan imunoserologi dengan hasil normal,
setelah diferifikasi oleh supervisor analis maka keesokan harinya
hasil dapat diambil oleh ruang rawat unit lain yang meminta
pemeriksaan mulai jam 07.00 di ruang pengambilan hasil unit
laboratorium klinik, dan lembar hasil pemeriksaan diambil oleh
petugas ruang rawat atau pasien ,keluarga pasien.
2. Untuk pemeriksaan Darah rutin dengan hasil abnormal rendah
atau tinggi yang tergolong "panic valuen , setelah diverifikasi
oleh dokter patologi klinik, petugas laboratorium segera
menginformasikan melalui telepon ke ruang rawat inap / unit
lain yang meminta pemeriksaan, segera setelah selesai
pemeriksaan dan lembar hasil pemeriksaan diambil oleh petugas
dari ruang rawat / keluarga pasien.
TUJUAN Tertib dalam tata laksana pengarsipan data pasien dengan baik dan
efisien sehingga dapat digunakan secara tepat.
PROSEDUR Blanko hasil dari poli / ruangan setelah di catat dibuku poli
dan ruangan :
1. Blanko langsung dipilah antara poli dan ruangan
sesuai status pasien.
2. Blanko di urutkan sesuai nomor pendaftaran.
3. Blanko di masukkan kedalam plastik kecil sesuai poli
dan ruangan serta status pasien.
4. Plastik kecil di bendel jadi satu dalam plastik besar
sesuai dengan tanggal pemeriksaan.
5. Plastik kecil di bendel jadi satu dalam plastik besar
sesuai dengan tanggal pemeriksaan.
6. Kemudian bendel harian tersebut di masukkan ke
dalam almari arsip sesuai dengan urutan tanggal
pemeriksaan / pendaftaran.
7. Lama penyimpanan arsip :
a. Kimia Klinik
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
b. Mikrobiologi
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
c. Hematologi
- Laporan umum selama 1 tahun
8. Plastik kecil di bendel jadi satu dalam plastik besar
sesuai dengan tanggal pemeriksaan.
9. Kemudian bendel harian tersebut di masukkan ke
dalam almari arsip sesuai dengan urutan tanggal
pemeriksaan / pendaftaran.
10. Lama penyimpanan arsip :
d. Kimia Klinik
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
e. Mikrobiologi
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
f. Hematologi
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
g. Semua arsip disimpan dalam file komputer
04/LAB/VI/2011
Hematologi
1. Darah Lengkap 2,5 jam
2. Hemoglobin 15 menit
3. Hitung Lekosit 15 menit
4. Laju Endap Darah 2,5 jam
5. Diffcount 1 jam
6. Hitung Eritrosit 15 menit
7. PCV 15 menit
8. Golongan Darah 10 menit
9. Rhesus Faktor 10 menit
10. Retikulosit 30 menit
11. MCV, MCH, MCHC 15 menit
12. Trombosit 30 menit
13. Waktu Perdarahan 15 menit
14. Waktu Pembekuan 30 menit
15. Faal Hemostasis 1 jam
16. PPT 1 jam
17. APTT 1 jam
18. Rumple Leede 15 menit
19. Retraksi Bekuan 1 jam
20. Jumlah eosinofil 15 menit
21. LE Sel 3 jam
22. Malaria 1 jam
23. Microfilaria 1 jam
PROSEDUR
1.Buatkan surat penghapusan / pembakaran dokumen
ditujukan kepada Kabag Rekam Medik dan tembusan
kepada Direktur RSU Prima Husada
2. Catat dokumen laboratorium tersebut dalam buku
penghapusan dokumen sebelum dikirim ke Rekam
Medik
3. Kirim dan awasi dokumen tersebut sampai di Rekam
Medik.
4. Pembakaran dokumen tersebut di sesuaikan dengan
aturan yang ada pada Rekam Medik.
Tujuan Tertib administrasi dalam pelayanan pasien secara baik dan efesien
sehingga tepat sasaran
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan, UGD
PENCATATAN IDENTITAS PASIEN DI BUKU
REGISTER LABORATORIUM
a. Nomor Laboratorium
b. Nomor Nota
c. Tanggal
d. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin,
alamat.
e. Dokter pengirim
f. Diagnosa klinis
g. Jenis spesimen yang diambil.
h. Kwalitas spesimen.
i. Jam pengambilan / penerimaan sampel
k Petugas yang mengambil.
l. Jenis pemeriksaan yang diminta
m. Biaya pemeriksan.
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan,
UGD
REKAPITULASI
TUJUAN
Mengetahui jumlah pasien, jenis specimen dan jumlah pendapatan
yang dilaporkan secara harian, bulanan, dan tahunan
UNIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan, UGD
TERKAIT
PEMBUATAN LAPORAN HASIL
TUJUAN Pelaporan akan berjalan tepat waktu dan Tertib dalam tata
laksana pelaporan data pasien dengan baik dan efisien sehingga
dapat digunakan secara tepat
Unit Terkait Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan
TUJUAN
Terselenggaranya tertib administrasi di bagian
laboratorium
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan
TUJUAN
Menghindari kesalahan pra analitik pada saat pengambilan sample
dan penampungannya.
Pemeriksaan Kehamilan
a. Sampel : Urin Pagi
Pemeriksaan Narkoba
a. Sampel : Urin Sewaktu
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIOANL
TUJUAN
Menghindari kesalahan pra analitik pada saat pengambilan sample
dan penampungannya.
2. Pemeriksaan Hemotasis
Penampung : Tabung Na Sitrat
1. Pemeriksaan Khusus
Disesuaikan dengan jenis pemeriksaan.
D. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemanpung : Tabung Steril
E. Pemeriksaan Elektrolit
Sampel : Serum atau Darah arteri dengan antikoagulan
heparin.
Pemeriksaan Kehamilan
Penampung : Tabung Urin yang steril / bersih
Pemeriksaan Narkoba
Penampung : Tabung urin steril / bersih
TUJUAN
Untuk melengkapi pemeriksaan yang tidak/belum dilakukan di
laboratorium RSU Prima Husada
KEBIJAKAN 1.Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis
laboratorium.
2.Sampat yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi
rujukan laboratorium RSU Prima Husada
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan
PERMINTAAN REAGENSIA LABORATORIUM
TUJUAN
Menjamin kecocokan reagensia laboratorium, sesuai dengan
permintaan baik jenis maupun jumlahnya
TUJUAN
1. Menjamin ketepatan pemakaian stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
1. Menjamin ketepatan pemakaian stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
1. Menjamin ketepatan kedatangan stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
1. Menjamin ketepatan kedatangan stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN Tertib dalam tata laksana pengambilan sampel dengan baik dan
efisien sehingga tepat guna dan tepat sasaran
Pengertian
Pemeriksaan rujukan dari luar baik dari permintaan
sendiri/dari instansi lain yang diberikan laboratorim RSAL
untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit.
Tujuan
Tujuan 1. Memberikan pelayanan lab diluar jam kerja secara baik dan
memuaskan kepada anggota dan keluarganya.
2. Meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Pengertian
Pengiriman pemeriksaan rujukan laboratorium patologi klinik
adalah pengiriman darah,urine,pus dll (sampel) dari pasien, yang
membutuhkan pemeriksaan patologi klinik yang lebih spesifik
yang tidak dapat / belum dapat dikenakan sendiri oleh
laboratorium RSAL. Dr.Ramelan sehingga membutuhkan
pemeriksaan ke laboratorium luar rumah sakit yang lebih
lengkap
TUJUAN
Untuk melengkapi pemeriksaan yang tidak/belum dilakukan di
laboratorium RSAL
KEBIJAKAN 1.Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis
laboratorium.
2.Sampat yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi
rujukan laboratorium RSAL.
12. Sampel yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi rujukan
laboratorium RSAL.
( TIDAK DI PAKAI)
PERMINTAAN PEMERIKSAAN RUJUKAN
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :
STANDAR
5 Januari 2009
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tujuan
Menyerahkan tugas dan tanggung jawab yang belum
terselesaikan kepada petugas jaga, sehingga pelayanan
laboratorium dapat terus berlangsung dengan baik
PIKET PAGI
1. Petugas Jaga Pagi datang pukul 07.00 WIB.
2. Menge~akan sampel dari ruangan rawat inap dan UGD.
Petugas keliling ruangan pukul 11.00 WIB.
PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS LABORATORIUM
PIKET SORE
1. Petugas jaga sore datang pukul 13.30 dan melakukan
peRSUpan dan serah terima jaga dengan petugas jaga pagi.
2. Pukul 14.00 WIB petugas jag a sore naik jaga.
3. Mengerjakan sampel ruangan rawat inap dan UGD.
4. Petugas keliling ruangan rawat inap bila ada telpon kesulitan
dalam pengambilan sampel.
5. Mengerjakan sampel yang bersifat cito dan dari UGD.
6. Pukul 20.30 petugas jaga sore melakukan serah terima
jaga dengan petugas jaga pagi.
7. Pukul 21.00 tugas jaga selesai.
PIKET MALAM
1. Petugas jag a sore datang pukul 20.30 dan
melakukan peRSUpan danserah terima jaga dengan
petugas jaga pagi.
2. Pukul 21.00 WIB petugas jag a sore naik jaga.
3. Menge~akan sampel ruangan rawat inap dan UGD.
4. Untuk admin Unit Pelayanan Darah untuk malam hari
bergabung dengan admin laboratorium
5. Petugas keliling ruangan rawat inap pukul 05.00 WIB untuk
pengambilan sampel.
6. Mengerjakan sampel yang bersifat cito dan dari UGD.
PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS LABORATORIUM
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 5. Kemudian mereka akan diperkenalkan dengan bagian
kelompok kerja laboratorium yaitu:
a. Bagian sampling
b. Bagian Kimia Klinik
b. Bagian Hematologi
c. Bagian Serologi Imunologi
d. Bagian Mikrobiologi f. Bagian Urinalisa
e. Bagian Gula Darah
6. Anggota baru rolling dilakukan setiap 2 minggu sekali ke
semua bagian.
7. Untuk anggota baru yang dinilai kurang pada satu bagian akan
dilakukan rolling ulang ke bagian yang dinilai kurang tersebut.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
II. Bulan l l
1. ORIENTASI URINALISA
a. Di lakukan pada minggu ke l
b. Belajar Centrifuge urine
c. Mengenal dan bias melihat sediment
d. Mengenal dan biasa meng analisa urine yang
lain.
e. Mengenal cara pengambilan sample urtine
f. Di lakukan pada minggu ke ll
g. Belajar membuat dan pengecatan preparat mikro.
h. Belajar pemeiksaan Serologi ( Widal, RA, ASTO dan
VDRL )
i. Di lakukan pada minggu ke lll
j. Mengenal bermacam macam bentukan bakteri.
k. Mengenal bentukan preparat malaria.
RSU PRIMA
HUSADA
Prosedur TRANSUDAT /
EKSUDAT
Rutin + +
Indikasi + +
Khusus + +
CAIRAN TUBUH
LAINNYA
HEMATOLOGI KLINIK
Rutin + +
Anemia + +
Leukemia + +
Hemostasis + +
Lain - lain + +
Bank Darah + +
IMUNOLOGI KLINIK
Konvensional + +
Petanda Infeksi + +
Virus
Petanda Tumor + +
Sistem + +
Kekebalan
MKIROBIOLOGI
KLINIK
Sediaan + +
Langsung
Kultur aerob + +
Kultur anaerob
Hitung Kuman + +
Tes resistensi + +
KIMIA KLINIK
Tes faal hati + +
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMAERIKSAAN KELAS
A B C -
Konsultatif + +
laboratorik
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN
2. FESES
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
Rutin + +
Indikasi :
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN
Prosedur Benzidin + +
Tes + +
konsentrasi
Sisa
pencernaan
Karbohidrat + +
Lemak + +
Protein + +
3. CAIRAN OTAK
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
CAIRAN OTAK
Jumlah sel + +
Nonne + +
Pandy + +
Hitung jenis + +
Pem kuantitatif :
Protein + +
Chlorida + +
Glukosa + +
Prosedur Protein + +
Glukosa + +
Chlorida + +
.5. HEMATOLOGI KLINIK
JENIS RUMAH SAKIT
PEMERIKSAAN KELAS KETE
A B C - RANGAN
HEMATOLOGI
RUTIN
Hemoglobin + +
Jml leukosit + +
Jml eritrosit + +
Jml trombosit + +
Hitung jenis + +
Hematokrit + +
Laju Endap + +
Darah (LED)
ANEMIA /
KELAINAN
ERITROSIT
MCV + +
MCH + +
MCHC + +
Morfologi Darah + +
Tepi
Jml retikulosit + +
HBO + -
Prussian Blue + +
Sumsum tulang
Morfologi Sumsum + +
Tulang
Tes DCIP + -
HbH Inclusion + -
Bodies
Erythocyte + -
porphyrin
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN
6. IMUNOLOGI KLINIK
7. KIMIA KLINIK
RUMAH
JENIS SAKIT
PEMERIKSAAN KELAS KETERANGAN
A B C D
KIMIA KLINIK
Tes Faal Hati
Protein total + +
Alb / glob + +
Bilirubin total + +
Bilirubin D / I + +
SGOT + +
SGPT + +
CHE + +
Gamma GT + +
Alkali Fosfatase + +
Tes Faal Ginjal
Ureum + +
Kreatinin + +
Klirens Urea + +
Klirens + +
Kreatinin
Asam Urat + +
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN
Prosedur Enzimologi + +
Karbohidrat / + +
Glukosa
Lemak + +
Metabolisme + +
intermediate &
Ion anorganic
Elektroforesa + +
Protein
Elektrolit + +
Analisa Gas + +
Darah
2. IMUNOLOGI KLINIK
Prosedur
IgM anti HBc + + Rujuk
Anti HBc Total + + Rujuk
HbeAg + + Rujuk
LgE + + Rujuk
PST + + Rujuk
Sub set limfosit + + Rujuk
Uji fungsi limfosit + + Rujuk
3. KIMIA KLINIK
RUMAH
JENIS SAKIT
PEMERIKSAAN KELAS KETERANGAN
A B C D
KIMIA KLINIK
CPK ( CK ) + + Rujuk
CKMB + + Rujuk
HBDH + + Rujuk
GLDH + + Rujuk
Hormon + + Rujuk
Protein khusus + + Rujuk
Toksikologi + + Rujuk
Monitoring obat + + Rujuk
Dari 181 standar pemeriksaan untuk Laboratorium Klinik Rumah Sakit Tipe A.
Laboratorium RSAL Surabaya dapat melakukan sekitar 165 pemeriksaan dengan di kerjakan di
fasilitas yang ada sekitar 91,2 %, sedangkan jika di bandingkan dengan seluruh pemeriksaan
yang diterima di RS, dengan kerja sama Laborat rujukan, jauh lebih besar dari standar
pemeriksaan yang ada di RS tipe A
PENGELOLAHAN LIMBAH UMUM / SAMPAH
NON MEDIS LABORATORIUM
Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya. Oleh karena itu
pengolahan limbah / sampah non medis harus sesuai dengan prosedur
yang ada.
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit
petugas laboratorium.
Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya. Oleh karena itu
penanganan limbah / sampah non medis harus sesuai dengan prosedur
yang ada.
plastik yang berwama hitam. Limbah ini berupa sisa makanan, sisa
Pengertian 1. Sampah medis padat adalah limbah / sampah yang berasal dari
peralatan habis pakai seperti alat suntik, kapas, tissue, kertas
saring, jaringan, kemasan reagen, botol spesimen.
2. Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di ruang
laboratorium dalam menampung sampah non medis untuk
selanjutnya dikelola secara khusus.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan limbah khusus padat / sampah medis
padat di lingkungan laboratorium agar tidak menimbulkan resiko yang
membahayakan petugas Laboratorium.
Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya.
Karena itu penanganan limbah padat harus sesuai dengan prosedur
yang telah dittapkan oleh Rumah Sakit
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri sesuai prosedur
yang ada.
petugas laboratorium.
Pembuangan I Pemusnahan
Seluruh sampah yang dihasilkan pada ahkirnya harus dilakukan
pembuangan I pemusnahan. Sistim pembuangan dilakukan secara
insenerasi, pembakaran dengan suhu tinggi akan membunuh
mikroorganisme dan mengurangi volume sampah sampai 90%.
Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya.
Karena itu penanganan limbah padat harus sesuai dengan prosedur
yang telah dittapkan oleh Rumah Sakit
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri sesuai prosedur
yang ada.
Tanggal Terbit
Kantong Plastik
limbah Kuning Limbah
Padat 1. Kimia Klinik Padat
2. Hematologi
Infeksius 3. Mikrobiologi Domestik
4. Serologi
Imunolo
gi
1. Kimia Klinik
SEPTIK Pusat
2. Hematologi
TANK Pengolahan
3. Mikrobiologi Limbah
4. Serologi Imunologi
PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS CAIR
Pengertian
Pencegahan bahan – bahan yang infeksius sehingga tidak
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Pengertian
Pencegahan bahan – bahan yang infeksius sehingga tidak
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/2
2. Pemantauan Kesehatan
a. Setiap petugas Laboratorium harus memiliki kartu berobat di
Rumah sakit sehingga dalam melakukan pengecekan
kesehatan setiap saat dapat terpenuhi.
b. Kartu kesehatan harus di bawa setiap saat dan diperlihatkan
kepada dokter bila petugas Laboratorium Sakit.
c Laboratorium memiliki buku laporan atau catatan mengenai
kesehatan dan kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/3
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 1/2
Pengertian
1.Merupakan langkah-langkah atau tindakan yang harus dilakukan
petugas Laboratorium atau Rumah Sakit untuk mencegah bahaya
atau kecelakaan fisik di lingkungan kerja Laboratorium.
2. Bahaya atau kecelakaan fisik adalah kejadian-kejadian yang
ditimbulkan karena keadaan fisik Laboratorium yang dapat
menimbulkan bahaya atau gangguan bagi petugas Laboratorium
dan orang disekitarnya, misalnya : kebakaran, sengatan listrik,
sanitasi lingkungan Laboratorium yang kurang terpelihara.
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 1/4
RSU PRIMA
HUSADA
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 1/4
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL
5 Januari 2010
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 2/4
Pengertian Contoh :
- Zat padat mudah terbakar : belerang, fosfor, hibrida logam,
logam alkali dan lain-lain.
- Zat cair mudah terbakar : eter, alkohol, aseton, benzena,
heksan.
- Gas mudah terbakar : gas alam, hidrogen, asetilen, etilen
oksida.
d. Bahan Kimia Yang Mudah Meledak.
Contoh :
- azida, asam perklorat, asam pikrat dan garamnya.
e. Bahan Kimia Oksidator
Merupakan bahan kimia yang tidak mudah terbakar, tapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan lainnya.
Contoh :
- perkolat, permanganat, peroksida organik.
f. Bahan Kimia yang reaktif terhadap air.
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air
dan menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar.
Contoh :
- natrium, hidrida, karbit, nitrida.
g. Bahan Kimia yang reaktif terhadap asam.
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan asam
dan menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar atau
gas yang beracun dan korosif.
Contoh : natrium, hidrida, sianida.
h. Gas Bertekanan
Merupakan gas yang disimpan di bawah tekanan, baik gas
yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan
dalam pelarut di bawah tekanan.
Contoh : Gas nitrogen,CO2, asetilen, hidrogen klor, yang
tersimpan dalam silinder.
i. Bahan Radioaktif
Merupakan bahan kimia yang mempunyai kemampuan
memancarkan sinar radioaktif.
RSU PRIMA
HUSADA
STANDAR No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
PROSEDUR SOP/ I / 2010 / 00 3/4
OPERASIONAL
RSU PRIMA
HUSADA
STANDAR No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
PROSEDUR SOP/ I / 2010 / 00 4/4
OPERASIONAL
e. Bahan Oksidator
Prosedur - Ruangan dingin dan berventilasi
- Jauh dari sumber api atau panas termasuk loncatat api dan bara
rokok.
- Jauh dari bahan cair mudah terbakar dan zat reduktor
f. Bahan reaktif terhadap air
- Ruangan dingin, kering dan berventilasi.
- Jauh dari sumber nyala api dan panas.
- Bangunan kedap air
- Tersedia alat pemadam kebakaran tanpa air misalnya CO2.
g. Bahan reaktif terhadap asam
- Ruangan dingin dan berventilasi.
- Jauh dari sumber api, panas dan asam.
- Ruang penyimpanan perlu dirancang agar tidak memungkinkan
terbentuknya kantong hidrogen.
- Tersedia alat pelindung diri.
h. Gas Bertekanan
- Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat
- Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
- Jauh dari sumber api dan panas
- Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup.
- Pisahkan gas mudah terbakar dari gas bersifat oksidator.
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2010 / 00 1/2
Tanggal Terbit:
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2010
OPERASIONAL
Prosedur
d. Antara meja kerja kursi, almari dan semua alat-alat
Laboratorium harus ada jarak sehingga dapat denga mudah di
bersihkan.
e. Ruang tunggu pasien dan ruang pemeriksaan Laboratorium
harus terpisah.
f. Tersediakannya penerangan yang cukup.
g. Tersedianya bak cuci tangan dengan kran yang air yang
mengalir.
h. Tersedianya denah Laboratorium yang lengkap.
i. Tempat sampah yang di lengkapi dengan kantong plastic
yang berbeda sesuai denganjenis sampah.
j. Tersedianya kamar kecil.
2 Koridor gang dan lantai :
a. Lantai Laboratorium harus bersih dan tidak licin.
b. Penerangan di koridor dan gang harus cukup.
3 Sistim Ventilasi
a. Ventilasi yang cukup.
b. Jendela Laboratorium yang sesuai denga ruangan sehingga
sirkulasi udara dapat terpenuhi.
4 Fasilitas air dan Listrik.
a. Tersedianya aliran listrik yang memadai.
b. Tersedianya fasilitas air PDAM yang memadai.
5 Peralatan keamanan kerja :
a. Pakaian pelindung Jas.
b. Masker.
c. Sarung tangan.
d. Sekop pengumpul debu.
e. Ember.
f. Alat pemadam kebakaran.
Dept.Terkait
Unit Terkait
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
22/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Suatu cara pengambilan darah pada ujung jari, cuping telinga atau
pada tumit bayi dengan menggunakan lancet
22/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
Dept.Terkait
Unit Terkait
PENGAMBILAN DARAH ARTERI
23/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIOANAL
24/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
24/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA HUSADA
Dept.Terkait
Unit Terkait
25/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur RSU PRIMA HUSADA
OPERASIONAL 14 Juni 2011
Cara kerja :
Prosedur
1. Darah kapiler atau darah EDTA, isap sampai tanda garis
1. Hapus darah yang melekat pad a ujung pipet.
2. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk, dilanjutkan
menghisap larutan Turk sampai tanda garis 11, hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung udara.
3. Angkat pipet dari larutan Turk, tutup kedua ujung pipet
dengan jari. Kocok selama 15 – 30 detik
4. Hitung dengan menggunakan kamar hitung dibawah
mikroskop dengan lensa pembesaran 10x.
5. Jumlah Eritrosit dihitung dalam keempat bidang besar
(kotak W).
25/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
6. Perhitungan:
W = 1 x 1 x 1/10 mm3
Prosedur
=1/10 mm3
4W = 4/10 x pengenceran 10 x
a. = 10/4 x 10 = 100/4 = 25
b. = N x 25.
26/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
Kebijakan
Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit
adalah 200x, tetapi bila keadaan anemia dapat disesuaikan
dengan keadaan
Prinsip
Prosedur
Darah vena / kapiler diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian
dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung
dalam volume tertentu dengan menggunakan factor konversi
jumJah eritrosit per ul darah.Cara kerja :
1. Darah kapiler atau darah EDTA, isap dengan pipet eritrosit
sampai tanda garis 1,
2. Hapus darah yang melekat pad a ujung pipet.
3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Gower, dilanjutkan
menghisap larutan Gower sampai tanda garis 101, hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung udara.
PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT SECARA MANUAL
= 20/1000 x pengenceran
100x
= 1000/20 x 100 = 5000
= N x 5000.
27/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tujuan
Untuk mengetahui jumlah trombosit per mikroliter darah
Kebijakan
Bilik hitung Improved Neubauer,mikroskop, Pipet Eritrosit
Prinsip Kerja :
1. Darah vena ditambah reagen Ammonium oksalat akan
menyebabkan sel darah yang lain akan lisis, sel trombosit
yang tampak dihitung dalam bilik hitung
2. Nilai normal trombosit : 150.000 - 450.000 per ul darah
28/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA HUSADA
RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/2
Kebijakan LCS merupakan tindakan diagnostic yang beresiko dan cairan yang
diperoleh relative sedikit maka harus ada kordinasi antara dokter
dengan laboratorium agar segera diperiksa mengingat LCS adalah
specimen yang sangat cepat berubah sejak diambil dari darah.
1. Alat – alat:
Prosedur a. Pipet lekosit
b. Kamar hitung Fuchs Rosenthal
c. Puss Ball
d. Mikroskop
2. Reagen:
Turk pekat
3. Cara kerja:
a. Kocok dulu cairan otak / sumsum tulang
b. Hisap larutan turk pekat sampai tanda garis 1 dalam
pipet leko
c. Isap cairan otak sampai tanda 11
d. Kocok pipet leko , buang 3 tetes pertama
e. Isi ke kamar hitung Fuchs Rosenthal biarkan selama 5
menit
PEMERIKSAAN CAIRAN SEREBROSPINAL
( LCS = Liquor Cerebro Spinalis )
29/LAB/VI/2011 00 1/3
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2014
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tujuan
Menginterprestasikan jenis sel dan jumlah sel leukosit yang terdapat
dalam darah per 100 jumlah leukosit
Cara-cara pemeriksaan manual dalam laboratorium dengan
Kebijakan menggunakan pipet dan kamar hitung tetap diupayakan penting dalam
laboratorium klinik.
Prosedur Tahapan :
A. Pembuatan Apus Darah
B. Pengecatan Apus Darah
C. Pembacaan Apus Darah
Nilai Normal :
- Bas 0 -1%
- Eos 1 - 3 %
- Stab 2 - 6%
- Sag 50 -70 %
- Lym20-40%
- Mono2-8%
30/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Pemeriksaan yang dilakukan dengan membaca hapusan darah pada
mikroskop dengan pembesaran 100x dengan menggunakan oil
Emirsion.
Tujuan
Menginterprestasikan hasil gambaran morfologi darah tepi penderita
serta sel-sel muda yang ada dalam apusan darah tersebut sehingga
mendukung diagnosa dan pengobatan dokter.
Tahapan :
Prosedur
A. Pembuatan Apus Darah Tepi
B. Pengecatan Apus Darah Tepi
C. Pembacaan Apus Darah Tepi
31/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Darah EDTA
PeRSUpan alat dan
2. Pipet Westergreen
reagen 3. Clinipette 200ul
4. Timer
5. Pipet tetes
6. Tabung Westergreen
7. Rak Westergreen
8. Na Citrate 3,8%
32/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prosedur
1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.
2. Siapkan reaction plate card untuk pemeriksaan golongan darah
dan tUlis identitas pasien yang diperiksa (nama, usia dan
alamat).
3. T eteskan kedalam Iingkaran golongan darah dan rhesus
masing masing satu tetes reagen golongan darah dan reagen
rhesus.
3.1 Anti A pada Iingkaran pertama.
3.2 Anti B pada Iingkaran kedua.
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
Unit Terkait Dep Terkait, Dep.Wat Dokter Pengirim, Unit Rawat Jalan
PEWARNAAN HAPUS DARAH TEPI
PeRSUpan
1. Pewarna giemsa
2. Mikroskop, Objek glass,
pipet pauster
33/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
1. Autoclik
PeRSUpan alat dan
2. Lancet
reagen 3. Kertas saring
4. Stopwatch
5. Kapas alkohol700/0
33/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
34/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan lamanya waktu
yang diperlukan darah untuk membeku
.
Tujuan
Untuk mengetahui ukuran aktivitas factor-faktor koagulasi,
terutama factor-faktor yang membentuk tromboplastin dan factor
–faktor lain dalam trombosit.
1. Autoclik
PeRSUpan alat dan
2. lancet
reagen
3. Kertas saring
4. Stopwatch
5. Kapas alkohol 70%
6. Tabung Kapiler
34/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
6. Bolak balik tabung setiap 30 detik dan catat waktu saat
Prosedur darah membeku.
7. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.
35/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
TUJUAN
Untuk mendapatkan sampel yang dimaksud untuk
pemeriksaan urine dengan tepat dan benar
KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan harus segera dikerjakan sebelum 2 jam.
2. Sampel yang digunakan sebaiknya urine pagi porsi
tengah bersih, urine sewaktu, volume minimal 10 cc.
3. Botol penampung harus bersih, kering dan bermulut
lebar, hindari kontaminasi detergent.
4. Kalau pemeriksaan tertunda lebih 2 jam, simpan sampel
urine pada suhu 2 – 80 C.
36/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL
36/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
Hasil prin out alan mengeluarkan nilai pH, Glukosa,
Prosedur Keton,Berat jenis, Bilirubin, Protein, Blood, Nitrit, dan
Urobilinogen.
Centifufe urin dalam tabung uring dengan kecepatan
4000RPM selama 3 menit, kemudian buang supernatan
dan sisakan sedimen.
Teteskan sedimen urin diatas objek glass dan tutup dengan
cover glass.
Baca sedimen dengan mikroskop pembesaran 40X.
Laporkan sedimen yang ditemukan dalam satuan LPB ( Lapang
Pandang Besar).
Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil..
37/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
TUJUAN
Untuk menganalisa kadar hormon Beta HCG yang terdapat dalam
urine penderita sebagai indikasi adanya kehamilan
KEBIJAKAN 1. Sebaiknya digunakan urine pertama pagi hari, karena
banyak terkandung hormon.
2. Sebelum diperiksa urine harus disentrifugasi.
3. Urine harus ditampung dalam wadah atau botol gelas /
plastik yang bersih dan kering.
4. Jika tidak dapat segera diperiksa simpan pada 2 - 8C
kemudian keluarkan dan biarkan pada suhu kamar, baru
dilakukan pemeriksaan.
5. Simpan selalu reagen pada 2 - 8C, sebelum dipakai reagen
harus dikocok terlebih dahulu dan disesuaikan suhunya
dengan suhu kamar.
6. Lakukan pemeriksaan kontrol positif dan kontrol negatif
setiap melakukan pemeriksaan sampel.
Gunakan slide yang bersih dengan warna dasar hitam.
37/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
1. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas laboratorium.
Prosedur 2. Buka plastik pembungkus pregnancy test.
3. Celupkan strip pregnany test kedalam urin sampai tanda batas.
4. Tunggu sampai ± 5 menit atau sampai urin naik penuh keatas
strip.
5. Baca hasil yang tertera pada strip pregnancy test.
6. Hasil Positive bila pada strip terdapat dua buah tanda strip
berwama biru tua.
7. Hasil Negative bila pada strip hanya terdapat satu buah tanda
strip yang berwama biru tua.
8. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.
38/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
TUJUAN
Untuk menganalisa adanya kadar gula didalam urine dengan
proses kimia
KEBIJAKAN 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2. Harus mnggunakan urine baru
1. Urine sewaktu/urine pagi hari
PERSUPAN 2. Tabung urine
3. Strip celup urine reduksi
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
dalam urine
TUJUAN
Untuk menganalisa ada tidaknya kadar obat yang terkandung
didalam tubuh penderita
KEBIJAKAN 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2. Harus mnggunakan urine baru
1. Urine sewaktu / urine pagi hari
PERSUPAN 2. Tabung urine
3. Reagen Kit
4. Yellow tip
1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
PROSEDUR 2. Pipet 150 ul urine dan masukkan kedalam Reaction Cup.
3. Inkubasi selama 10 men it daJam suhu kamar dan biarkan urin
mengaJir ke zona reaksi hingga meresap sempuma.
4. Saca hasiJ pada zona reaksi.
5. Hasil positif akan terlihat strip berwama biru pada zona test.
6. Hasil negatif bila hanya zona kontrol yang terlihat strip
berwama biru.
7. Hasil yang positif dilakukan pengulangan dengan reagen yang
lain.
8. Urine dengan hasiJ positif agar diJaporkan pad a supervisor
atau kepala lab dan urin disimpan dalam frezer selama 1
bulan.
9. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
Mengetahui adanya kelainan pada faal ginjal
KEBIJAKAN
Petunjuk pelaksanaan ini dibuat sebagai pegangan dalam
pelaksanaan pemeriksaan secara manual. Pembuatan petunjuk ini
dimaksudkan agar pemeriksaan masih dapat dilaksanakan
seandainya terjadi gangguanlkerusakan pada alat otomatis/semi
otomatis.
b. Kejemihan
Uji Kejemihan dinyatakan hasilnya dengan : Jemih, Agak
keruh, keruh atau sangat keruh. Kekeruhan urin ada yang dari
semula, dan juga yang timbul kemudian setelah urin
ditampung. Kekeruhan semula disebabkan oleh :
Fosfat dan Carbonat dalam jumlah besar.
Bakteri, Sel Darah, Sel Epitel dalam jumlah besar.
Chylus dan Lemak (urine seperti susu encer).
Benda-benda koloid.
RSU PRIMA
HUSADA
Cara Pemeriksaan :
5 ml Benedict masukkan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 8 tetes urin
Didihkan selma 5 menit
Tabung diangkat dan didinginkan
Baca perubahan warna yang terjadi.
Cara Kerja :
Masukkan 5 ml. Urin kedalam tabung reaksi.
Tambahkan seujung pisau (Iebih kurang 1 gr) bubuk
reagen Rothera, Kocak sampai larut, Pada posisi tabung
miring teteskan 1-2 tetes ammonium hidroxida sampai
membentuk lapisan penutup di atas urin.
Simpan tegak lurus selama 3 menit.
Hasil : Aceton positif bila terbentuk warna merah - ungu
diantara urin dengan reagen.
Cara Kerja :
2 ml urin dimasukkan ke dalam tabung serelogi.
Tambahkan BaCI2 sarna banyak,
Kocok dan saring, Kertas saring dibuka dan biarkan
resipitat agak kering, Teteskan reagen fouchet diatas
resipitat,
Bita timbul warna hijau sampai BILIRUBIN + (Positif).
B. Pemeriksaan Mikroskopis/Sediment
a. Masukkan 10 ml urine segar (bangun tidur pagi) ke
dalam tabung sentrifuge
b. Pusing dalam sentrifuge selama 5 menit dengan
kecepatan putaran 3000 rpm
c. Setelah putaran berhenti, angkat tabung, pindahkan
supernatant (cairan atas) ke dalam tabung reaksi untuk
pemeriksaan makroskopis
Endapan urin dari dasar sentrifuge dikocok,
kemudian teteskan ke atas kaca obyek
Tutup tetesan urin tadi dengan kaea penutup
(deckolass)
Baca dibawah Microskop dengan kaea pembesar 45x
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :
Pengertian
1. HIV atau Human Immunodeficiency Syndrome merupakan
virus yang berhasil diidentifikasi sebagai penyebab AIDS,
Virus ini adalah Virus RNA, merupakan retrovirus yang
terdiri dari kapsul dan inti. HIV ini menyerang sel Iimfosit
yang memproduksi sistim kekebalan tubuh. Virus ini terdiri
dari 2 sub type, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
2. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
merupakan kumpulan gejala - gejalapenyakit akibat
penurunan system kekebalan tubuh.
Mengidentffikasi ada tidaknya antigen HIV dalam darah
Tujuan penderita
RSU PRIMA
HUSADA
Interprestasi Hasil :
1. Munculnya sebuah pita atau garis yang berwarna pada sisi
kiri jendela hasil menunjukkan bahwa tes telah berlangsung
dengan baik. Garis ini disebut garis kontrol.
39/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR
14 Juni 2011
OPERASIONAL
Prosedur kerja :
PROSEDUR
Buka strip dari pembungkusnya. Tandai strip dengan
10 pasien .
Celupkan strip pada serum sampai bag ian yang
ditunjuk tanda panah.Jangan menyelupkan strip melebihi
garis tanda batas. Anda dapat membiarkan strip pad a
specimen atau angkat strip setelah minimal 10 detik
kemudian letakkan pad a tempat yang bersih dan kering .
Tunggu sampai warna pada garis muncul. Baca hasil
dalam 10 manit. Jangan mambaca hasil setelah 30 menit.
INTERPRETASI HASIL:
Positif :Ada dua(2) garis ungu merah yang muncul
pada bagian control(C) dan bag ian
PEMERIKSAAN HBsAg STRIP
40/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA HUSADA
Tujuan
Untuk mengetahui ada / tidaknya antigen atau antibodi
terhadap virus dengue pada darah pasien
Prosedur
1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.
2. Buka kartu test dan letakkan pada permukaan yang
datar dan tambahkan 2 tetes reagen Adi lubang sampel.
3. Tambahkan 30 ul darah / serum pasien kedalam lubang
sampel, dan biarkan sampel berdifusi diatas membran
kertas sampai garis batas.
PEMERIKSAAN DENGUE SECARA RAPID TEST
41/LAB/VI/2011 00 1/2
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
Menyiapkan specimen yang berkualitas baik yang akan digunakan
untuk pemeriksaan mikrobiologi
KEBIJAKAN
Petunjuk pelaksanaan ini dibuat sebagai pegangan dalam
pelaksanaan pengambilan specimen yang akan digunakan untuk
bahan pemeriksaan dibagian Mikrobiologi
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
Mendukung penegakan diagnose dokter dalam bidang pemeriksaan
mikrobiologi dari specimen pasien bila specimen diterima diluar
jam kerja
KEBIJAKAN
Penerimaan specimen untuk pemeriksaan mikrobiologi hanya
dilakukan pada keadaan cite, bila keadaan pasien memungkinkan
pengiriman I penerimaan specimen untuk pemeriksaan
mikrobiologi hanya dilakukan pada jam kerja.
PROSEDUR 1. Biakan darah.
a. Untuk biakan, 2 cc darah - 10 cc thioglycolat, simpan di
pengeraman 37°C, untuk dikerjakan keesokkan harinya.
b. Untuk Gal Kultur, 2 cc darah + 10 cc empedu, simpan di
pengeraman 37°C, untuk dikerjakan keesokkan harinya.
2. Biakan sputum.
a. Sputum dibagi 2 :
1) 1 bagian sputum + 10 cc thioglycolat (MO),
simpan dipengeraman 37°C, untuk dikerjakan
keesokkan harinya.
2) 1 bagian lagi simpan di kulkas, buat
sediaan Pewarnaan Gram.
b. Biakan BTA sputum (Lowenstein).
Material simpan di kulkas, untuk dikerjakakan
keesokkan harinya.
5. Biakan Liquor.
Biakan dibagi 2 :
b.Sebagian liquor + 10 cc thioglycoat, simpan
dipengeram-an 37°C, untuk dikerjakan keesokkan
harinya.
c. Sebagian lagi, buat sediaan untuk pewarnaan Gram.
6. Biakan Urin.
Simpan di kulkas, untuk dlkerjakan keesokkan harinya.
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep. Wat, Poli Rawat Jalan, Dokter Pengirim
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
PEWARNAAN GRAM
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit
TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Gram Positive atau bakteri
Gram Nagative dalam sample penderita
KEBIJAKAN 1. Obyek gelas yang digunakan harus bersih, kering dan bebas lemak.
2. Ose harus diperlakukan seaseptis mungkin.
3. Preparat harus difiksasi secara benar.
PEWARNAAN GRAM
RSU PRIMA
HUSADA
9. Keringkan sedian diudara terbuka, Kemudiaan baca sediaan
PROSEDUR dengan mikroskop pembesaran 100X.
PEWARNAAN BTA
KEBIJAKAN Setiap sediaan BTA yang dirujuk setelah dinilai secara mikroskopis.
diperlakukan restaining.
Pemeriksaan dilakukan oleh analis yang telah mengikuti pelatihan
tentang pemantapan mutu di Laboratorium Rujukan Cross Check
PEWARNAAN BTA
RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 7. Keringkan sadian diudara terbuka, Kemudiaan baca sediaan
dengan mikroskop pembesaran 100X.
8. Hasil dinyatakan Positive bila ditemukan bakteri yang berwama
merah dan berbentuk batang tipis / halus seperti hUruf cina atau
sekumpulan pohon bambu.
9. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasi
PEMERIKSAAN MALARIA
PEMERIKSAAN MALARIA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
7. Hasil:
Prosedur
7.1 Positif bila ditemukan Plasmodium Sp.
7.2 Negatif bila tidak ditemukan plasmodium Sp.
8. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan
dan pelaporan hasil.
Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya Parasit Mikrofilaria dalam
tubuh penderita
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TEHNIK PEMERIKSAAN :
a. Penerimaan sedian dari ruang pengambilan
b. specimen.
o Sediaan harus diterima bersama.
o Cocokkan nomer sediaan dengan nomer di cat
o Sediaan berisi satu hapusan.
c. Keringkan sediaan di udara.
d. Fiksasi dengan melewatkanny diatas api sebanyak 3 – 7 kali.
e. Genangi / tetesi sediaan dengan Methylen Blue 0,3 % - 1 %
selama 2 – 3 menit.
PEMERIKSAAN SEDIAAN METHYLEN BLUE
INTEPRETASI HASIL :
42/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
42/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
PeRSUpan Penderita :
1. Penderita puasa coitus selama 3 - 4 hari.
2. Semen dikeluarkan di rumah sakit dan catat waktu
dikeluarkannya.
3. Semua semen yang keluar ditampung seluruhnya dalam gelas
ukur.
4. Semen dalam gelas ukur tersebut diserahkan kepetugas
laboratorium tidak boleh lebih dari 10 menit.
42/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 6. Hitung jumlah sperma dengan cara :
6.1 Jumlah sperma motill bergerak ,
a. Pipet 400ul NaCI 0,9%, masukkan kedaJam
tabung serologi dan tambahkan 20ul semen aduk
hingga homogen.
b. Hisap dengan tabung kapiler dan masukkan
kedalam bilik hitung yang sudah disiapkan.
c. Hitung jumlah sperma yang bergerak dibawah
mikroskop pembesaran 40X pada 1 kotak besar
( Jeukosit)
6.2 Jumlah sperma total
a. Pipet 400ul larutan George masukkan kedalam
tabung serologi dan tambahkan 20ul semen aduk
hingga homogen.
b. Hisap dengan tabung kapiler dan masukkan
kedalam biJik hitung yang sudah disiapkan.
c. Hitung jumlah sperma yang bergerak dibawah
mikroskop pembesaran 40X pad a 1 kotak besar
( Jeukosit)
6.3 Dari jumlah yang ada diatas dilakukan perhitungan
persentasi sebagai berikut :
a. Jumlah sperma X 200.000 = ∑sperma/ml.
b. Jumlah sperma / ejakulasi = ∑sperma/ ml X vol.
Sperma
7. Pipet 20ul semen dan letakkan diatas objek glass lalu tutup
dengan deck glass.
8. Baca adanya sel lain seperti epitel, eritrosit, leukosit dan
laporkan daJam Lapang pandang besar ( LPB ).
9. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat,. Dokter Pengirim, Unit Rawat Jalan
PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK KEBUTUHAN
PEMERIKSAAN FAESES
43/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
dan mikroskopis
TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya parasit dalam faeses
44/LAB/VI/2011 00 1/5
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
TUJUAN
Terselenggaranya pemeriksaan Faeses Rutin/Lengkap yang
mendukung diagnose dokter
44/LAB/VI/2011 00 2/5
RSU PRIMA
HUSADA
44/LAB/VI/2011 00 3/5
RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 2. Bau.
a. Bau tinja khas disebabkan oleh indol, skatol dan
asam buturat.
b. Bau busuk, bila terjadi pemousukan didalam usus, yaitu
protein yang dicema oleh kuman, reaksi tinja
biasanya menjadi lindi.
c. Tinjau bau asam, karena adanya permentasi zat gula
yang tidak dicema, biasanya karena diare. Reaksi
tinja menjadi asam.
d. Bau tengik, karena perombakan zat lemah
dengan pelepasan asam lemah.
3. Konsistensi
Tinja normal, agak lunak dan berbentuk
a. Tinja sangat lunak atau cair biasanya pada
penderita diare.
b. Tinja keras pada pasien konstipasi.
c. Tinja keras atau agak lunak bercampur darah
dan lender, pad a penderita disentri amuba.
d. lunak bercampur gas (C02), ada peragian pada usus.
4. Lendir.
b. Adanya lender berarti rangsangan atau radang
pada dinding usus.
c. Lendir diluar tinja, kemungkinan iritasi pada usus
besar.
44/LAB/VI/2011 00 4/5
RSU PRIMA
HUSADA
5. Darah.
PROSEDUR
b. Darah dapat dilihat apakah darah segar (merah
muda). coklat atau hitam
c. Makin proximal terjadinya pendarahan, makin
bercampur darah dengan tinja, makin hitam
warnanya.
d. Jumlah darah yang banyak, mungkin disebabkan
oleh ulcus. varices dalam Oesophagus,
carcinoma atau hemoroid.
6. Parasit
Cacing ascaris, cacing keremi dan lain-lain yang
mungkin dapat terjadi.
7. Darah Samar.
a. Cara Benzidene basa.
- Buatlah emulsi tinja dengan aqua/NaCI 10 ml,
didihkan.
- Saring. biarkan filtrate dampai dingin.
- Masukkan benzidine basa sepucuk pisau
kedalam tabung reaksi lain.
- Larutkan dengan 3 ml asam acetat glacial
(dikocok).
- Masukkan 2 ml filtrate emulsi tinja _ campur.
- Tambahkan H202 3%
Baca sebelum 5 menit.
Hasil : Negatif ( - ) = Warna tidak
berubah Positif 1 (+) = Warna
hijau
Positif 2 (++) = Warna hijau
campur biru Positif 3 (+++) =
Warna biru
Positif 4 (++++) = Warna biru tua.
PEMERIKSAAN FAESES
SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS
44/LAB/VI/2011 00 5/5
RSU PRIMA
HUSADA
c. Cara Guayac
- 5 ml. Emulsi tinja ditambah 1 mi. Asam acetat
glacial kemudian dicampur.
- Sepucuk pisau serbuk Guayac dimasukkan
kedalam tabung reaksi.
- Tambahkan 2 mi. Alkohol 95% (kedalam
tabung guayac) campur.
- Tuangkan cairan Guayac ke dalam tabung
emulsi dengan perlahan-Iahan sehingga
membentuk lapisan.
- Hasil positif apabila terbentuk warna biru
pada batas antara kedua cairan tadi.
B. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Dalam pemeriksaan ini yang terpenting adalah mencari adanya
protozoa / Parasit dan telur cacing.
Cara kerja :
1. Teteskan 1 tetes Eosin 1% di atas kaca obyek.
2. Ambil seujung Iidi tinja dan aduk di atas eosin tadi.
3. Tutuplah sediaanya dengan kaca penutup (deck glass).
4. Periksa dibawah Mikroskop dengan kaca pembesar 10x.
5. Untuk mencari/mernperjelas kita gunakan pembesaran
45x.
Capilary Mode
PeRSUpan Sample
Encerkan darah dengan cell pack dengan perbandingan 1 : 7
(20 ul darah + 120 ul cell pack)
Pengerjaan :
a. Cek status alat dalam keadaan ready
b. Klik manual icon manual pada tool bar
c. Masukan nomor sample nama sample pilih whole blood
dan pilih Yes pada capillary mode - klik OK
d. Mix sample
e. Masukan ke dalam Aspiration Port tekan tombol START
–tunggu sampai probe naik keatas- tarik sample
f. Tunggu hasil pada layar monitor (explorer pada tool bar)
PENGOPERASIAN ALAT HEMATOLOGI AUTO
ANALYZER MINDRAY BC 3000 PLUS UNTUK
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
Membantu mendapatkan serum atau plasma dlm terlaksananya
Pemeriksanaan kimia klinik dan pemerisanaan urine.
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit
TUJUAN
1. Qualiti kontrol merupakan suatu proses rutin harian. Kontrol
dapat digunakan baik sebagai pengukuran kualitas atau
penanganan troubel shooting instrument. Sehingga
instrument yang digunakan mempunyai akurasi yang tinggi .
2. Menghindari kesalahan kerja pada proses pemeriksaan
laboratorium sehingga hasil yang keluar mempunyai akurasi
dan presisi yang baik.
3. Memantau presisi dan akurasi dari kinerja alat, metode
pemeriksaan atau metode analitik didalam laboratorium
sendiri.
KEBIJAKAN
1. Kalibrasi dilaksanakan pada kondisi berikut :
a. Ketika instalasi instrumen pertama di lab.
b. Ketika menganti reagen.
c. Setelah perbaikan besara atau penggantian salah satu
sparepart.
d. Setelah perbaikan besar instrumen.
e. Ketika hasil material kontrol menunjukkan trend yang tidak
lazim atau perubahan hasil alat, misalnya perubahan hasil
yang signifikan dari akurasi dasar.
f. Setiap 6 bulan sekali kalibrasi ulang dipertukan.
2. Kontrol dilakukan pada saat kondisi berikut :
b. Setiap hari, sebaiknya digunakan level tingi, normal dan
rendah.
c. Sampel dibertakukan diawal dan diakhir pekeriaan.
Frekuensi qualiti kontrol berhubungan dengan beban kerja dan
stabilitas alat. Jika beban keria di laboratorium sangat tinggi,
pemeriksaan yang hanya satu kali per hari tidak cukup.
PELAKSANAAN KALiBRASI, KONTROL DAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
SOP/ / 2009 / 00 23
RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR
Alur Pelaksanaan PMI
OK YA
Ulangi Pengujian pada
bahan pasien
Tidak
Pengertian
Pemeliharaan peralatan laboratorium adalah prosedur baku
yang dibuat oleh petugas laboratorium dan sudah ditetapkan
dengan surat keputusan Kepala Rumah Sakit yang memuat tata
cara melakukan pemeliharaan alat, yang dilaksanakan oleh
pihak distributor alat selaku penyedia alat, sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal
Laboratorium Kesehatan dan Permenkes RI tentang
Pemeliharaan. Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada
Sarana Pelayanan Kesehatan.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
PENGERTIAN
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan
kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan / bahan ukur
TUJUAN
Mendukung pemeriksaan hematology untuk pasien-pasien
yang membutuhkan pemeriksaan darah rutin/darah lengkap
B. Analisa QC :
1. Keluarkan specimen QC (LOW,NORM,HIGH) dari
kulkas,diamkan sampai suhu kamar.
2. Klik QC - pilih QC file yang akan dijalankan klik OK
3. Homogenisasikan control (low,norm,high) - check
4. Tempatkan pada Aspiration/probe - tekan start
5. Hasil ana lisa QC akan tampil
6. Bila nilai bertanda H/L maka nilai QC keluar dari batas.
Untuk mengulangnya letakkan sample QC pada probe
tekan start.
7. Bila nilai QC masuk tekan MAIN dan Kembali ke posisi
siap priksa pasien.
KALIBRASI ALAT HEMATOLOGI
AUTOANALYSER MINDRAY BC 3000
PLUS
Capilary Mode
PeRSUpan Sample
Encerkan darah dengan cell pack dengan perbandingan 1 : 7
(20 ul darah + 120 ul cell pack)
Pengerjaan :
a. Cek status alat dalam keadaan ready
b. Klik manual icon manual pada tool bar
c. Masukan nomor sample nama sample pilih whole
blood dan pilih Yes pada capillary mode - klik OK
d. Mix sample
e. Masukan ke dalam Aspiration Port tekan tombol
START –tunggu sampai probe naik keatas- tarik
sample
f. Tunggu hasil pada layar monitor (explorer pada tool
bar)
SOP/ / 2009 / 00 ½
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit
PENGERTIAN
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menjamin kinerja dan
ketepatan instrumen yang Digunakan di laboratorium
PERSUPAN
1. Serum kalibrasi dan serum control
2. Reagen - reagen yang dibutuhkan
PROSEDUR
1. Jika hasil kontrol diluar kisaran nilai target, prosedur yang
terdapat dibawah ini dilaksanakan.
2. Digunakan aturan yang ditetapkan oleh James 0 Westgard
untuk menilai hasil kontrol, seperti 138, 12s,22s,R4s,41s
dan 1Ox.
3. Aturan 138 berarti suatu proses tidak dapat dipakai
(Rejected) bila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol
melebihi batas nilai rerata ± 3 SD.
4. Aturan 126 berarti terdapat satu hasil pemeriksaan bahan
kontrol yang melebihi batas nilai rerata ± 2 SD, nilai
kontrol ini berarti masih bisa diterima dan pemeriksaan
dapat dilanjutkan.
5. Aturan 22s berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dipakai (rejected) bila dua pemeriksaan bahan kontrol
berturut - turut melebihl batas nilai rerata +2 SD atau - 2
SD
6. Aturan R48 berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dipakal (rejected) bila satu hasil pemeriksaan bahan
kontrol melebihi batas nilai rerata +2 SD dan satu lagi hasil
pemeriksaan bahan kontrol melebihi batas nilai rerata -2
SD secara berturut - turut atau sebaliknya.
7. Aturan 418 berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dipakai (rejected) bila empat hasil pemeriksaan bahan
kontrol berturut - turut melebihi batas nilai rerata +150
atau nilai rerata -1 SD.
8. Aturan 10x berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dlpakal (rejected) bila sepuluh hasil pemeriksaan bahan
kontrol berturut - turut terdapat pada sisi yang sarna dari
nilai rerata
PEMERIKSAAN BILA HASIL KONTROL DILUAR
NILAI TARGET
Tidak
Tidak
SOP/ / 2009 / 00 ½
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN Memantauan presisi dan akurasi dari kinerja alat kimia klinik
sebelum digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik dari sampel
penderita di laboratorium
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
PROSEDUR 1. Bahan kontrol Harus memiliki komposisi yang sarna atau mirip
dengan spesimen.
2. Komponen yang terdapat pada kontrol harus stabil, baik
selama penyimpanan dan pemeriksaan bahan kontrol tersebut
tidak boleh mengalami perubahan.
3. Bahan kontrol harus disertai dengan sertifikasi yang dikeluarkan
oleh pabrik.
4. Digunakan bahan kontrol yang memiliki nilai rujukan
(assayed), sehingga nilai target dapat diketahui dengan tepat.
5. Bahan kontrol yang belum digunakan disimpan dalam lemari es
suhu 2- 8°C.
6. Setelah bahan kontrol digunakan disimpan kembali dalam
lemari as suhu 2 - 8°C.
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009
TUJUAN
Pemantauan presisi dan akurasi dari kinerja alat urinalisis
sebelum digunakan untuk pemeriksaan urin rutin atau urin
lengkap dari sampel urin penderita di laboratorium
5 Januari 2009
PROSEDUR TETAP
PRESSURE ERROR
Kerusakan / Error
Pressure to Low
Kemungkinan Penyebabnya :
- Setelah beberapa saat, tekanan didalam pressure chamber
tidak dapat mencapai takanan yang diharapkan
Tindakan yang harus dilakukan :
- Tekan “MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM
TEST” . Pilih “CHAMBER PRESSURE” . Error
akan hilang apabila hasil test dari “CHAMBER
PRESSURE” ini normal.
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS
RSU PRIMA
HUSADA
REAGEN ERROR
Kerusakan / Error
Lyse Empty
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Lyse habis atau sensor reagen rusak
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah ragenLyse masih ada. Ganti bila perlu
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
Diluent Empty
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Diluent habis atau sensor reagen Diluent
habis
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah reagen Diluent masih ada. Ganti bila
perlu
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
Rinse Empty
Kemungkinan Penyebabnya :
- Periksa reagen Rinse masih ada. Ganti bila perlu
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS
Dep.Terkait
UNIT TERKAIT