Anda di halaman 1dari 232

ADMINISTRASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Kegiatan untuk mencatat / mengarsip semua pekerjaan


Pengertian
agar tertib adminitrasi

Tujuan Tertib administrasi dalam pelayanan pasien secara baik dan efisien
sehingga tepat sasaran

Keputusan Direktur RSU Prima Husada Nomor : 010/SK/DIR-


Kebijakan RSUPH/V/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Laboratorium

Prosedur Tugas
a. Mendata SDM laboratorium
b. Mendata Instrumen/inventaris alat medis dan non medis
Laboratorium
c. Membuat brosur-brosur untuk informasi ke customer
d. Membuat agenda pertemuan setiap bulan dengan semua bidang.
e. Menginformasikan kebijakan laboratorium kepada semua
karyawan
f. Menerima masukan permasalahan di laboratorium dan
Menginformasikan SK, SP, atas kebijaksanaan
perusahaan
g. Menginventarisasi semua Sumberdaya laboratorium yang terdiri
dari : data SDM, Data Alat Laboratorium, data Reagen
Laboratorium, dan barang-barang umum Laboratorium.
h. Kerapian surat-menyurat dan pencatatan segala aktifitas
administrasi laboratorium
i. Memasukkan data Kas masuk, Kas keluar.
ADMINITRASI

No. Dokumen No. Revisi Halamam

01/LAB/VI/ 2011 00 2/2

Prosedur Tanggungjawab dan wewenang


a. Bertanggungjawab kebutuhan SDM di masing-masing bagian
b. Bertanggungjawab dalam mencatat semua kebutuhan SDM.
c. Melaksanakan sistem administrasi sumber daya manusia
d. Mengelola sistem administrasi laboratorium untuk
mengoptimalkan sumber daya laboratorium.
e. Bertanggungjawab atas pembukuan dan administrasi
laboratorium
f. Bertanggungjawab atas pembukuan dan administrasi
laboratorium
g. Bertanggungjawab atas administrasi pelayanan pasien dan staf
laboratorium dalam menjalankan tugasnya serta kelancaran
pengelolaan laboratorium.
h. Melaksanakan sistem administrasi laboratorium untuk
membangun kepercayaan pasien dan klinisi

Unit Terkait Instalasi Laboratorium


MENGINFORMASIKAN HASIL LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

02/LAB/VI/ 2011 00 1/2


Tanggal Terbit: Ditetapkan,
STANDAR Direktur RSU PRIMA HUSADA
PROSEDUR
OPERASIONAL
14 Juni 2011
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.
Pengertian Adalah suatu cara untuk menginformasikan hasil pemeriksaan
laboratorium dari unit laboratorium klinik kepada ruang rawat / unit
lain yang meminta pemeriksaan laboratorium tersebut.
Tujuan Mencegah kejadian nyaris celaka (KNC) dan kejadian tidak
diharapkan (KTD) oleh karena keterlambatan penginformasian hasil
pemeriksaan laboratorium.
Kebijakan
 Setiap pemeriksaan darah, urine, faeces, dll dengan hasil normal
diinformasikan paling lambat 12 - 24 jam setelah pengambilan
atau pengiriman bahan/spesimen.
 Setiap pemeriksaan darah , urine, faeces, dll dengan hasil
abnormal baik low rendah atau high tinggi dan atau dalam
kategori hasil "extremlpanic value" segera diinformasikan oleh
petugas laboratorium setelah hasil pemeriksaan diferifikasi oleh
dokter patologi klinik .

Prosedur
Jenis pemeriksaan dan informasi pengambilan hasil pemeriksaan
1. Untuk hasil pemeriksaan darah hematologi , kimia, urinalisis,
faeces, dan imunoserologi dengan hasil normal,
setelah diferifikasi oleh supervisor analis maka keesokan harinya
hasil dapat diambil oleh ruang rawat unit lain yang meminta
pemeriksaan mulai jam 07.00 di ruang pengambilan hasil unit
laboratorium klinik, dan lembar hasil pemeriksaan diambil oleh
petugas ruang rawat atau pasien ,keluarga pasien.
2. Untuk pemeriksaan Darah rutin dengan hasil abnormal rendah
atau tinggi yang tergolong "panic valuen , setelah diverifikasi
oleh dokter patologi klinik, petugas laboratorium segera
menginformasikan melalui telepon ke ruang rawat inap / unit
lain yang meminta pemeriksaan, segera setelah selesai
pemeriksaan dan lembar hasil pemeriksaan diambil oleh petugas
dari ruang rawat / keluarga pasien.

Unit Terkait Instalasi laboratorium


PENYIMPANAN ARSIP HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No Dokumen: No Revisi: Halaman:

03/LAB/VI / 201 00 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan,


PROSEDUR Direktur RSU PRIMA HUSADA
OPERASIONAL 14 Juni 2011

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


PENGERTIAN Pengarsipan adalah simpanan, catatan atau tembusan hasil
pemeriksaan laboratorium

TUJUAN Tertib dalam tata laksana pengarsipan data pasien dengan baik dan
efisien sehingga dapat digunakan secara tepat.

KEBIJAKAN 1 Bahwa harus ada penyimpanan arsip hasil pemeriksaan


laboratorium.
2 Agar penyimpanan arsip berjalan sesuai standar diperluka
prosedur pengarsipan.

PROSEDUR Blanko hasil dari poli / ruangan setelah di catat dibuku poli
dan ruangan :
1. Blanko langsung dipilah antara poli dan ruangan
sesuai status pasien.
2. Blanko di urutkan sesuai nomor pendaftaran.
3. Blanko di masukkan kedalam plastik kecil sesuai poli
dan ruangan serta status pasien.
4. Plastik kecil di bendel jadi satu dalam plastik besar
sesuai dengan tanggal pemeriksaan.
5. Plastik kecil di bendel jadi satu dalam plastik besar
sesuai dengan tanggal pemeriksaan.
6. Kemudian bendel harian tersebut di masukkan ke
dalam almari arsip sesuai dengan urutan tanggal
pemeriksaan / pendaftaran.
7. Lama penyimpanan arsip :
a. Kimia Klinik
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
b. Mikrobiologi
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
c. Hematologi
- Laporan umum selama 1 tahun
8. Plastik kecil di bendel jadi satu dalam plastik besar
sesuai dengan tanggal pemeriksaan.
9. Kemudian bendel harian tersebut di masukkan ke
dalam almari arsip sesuai dengan urutan tanggal
pemeriksaan / pendaftaran.
10. Lama penyimpanan arsip :
d. Kimia Klinik
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
e. Mikrobiologi
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
f. Hematologi
- Laporan umum selama 1 tahun
- Laporan khusus selamanya
g. Semua arsip disimpan dalam file komputer

Unit terkait Instalasi laboratorium


WAKTU PEMERIKSAAN LABORAT

No. Dokumen No. Revisi Halamam

04/LAB/VI/2011

PROSEDUR 1. Waktu pemeriksaan Laboratorium sampai pengeluaran /


pengiriman hasil.
a. Petugas Laboratorium mengetik data hasil pemeriksaan
laboratorium pada formulir hasil pemeriksaan laboratorium
sebagai berikut :
b. Pasien Rawat Jalan dibuat rangkap dua :
 Lembar pertama untuk pasien
 Lembar kedua untuk arsip laboratorium
b. Pasien Rawat Inap dibuat rangkap tiga :
 Lembar pertama untuk pasien.
 Lembar kedua untuk Rekam Medik
 Lembar ketiga untuk arsip laboratorium
2. Formulir hasil pemeriksaan memuat :
- Nomor lab
- Tanggal pemeriksaan
- Nama
- Jenis kelamin
- Umur
- Alamat / Ruangan
- Dokter pengirim
- No. Regester dan No RM ( Untuk pasien rawat inap )
- Jenis pemeriksaan yang diperiksa
- Hasil pemeriksaan
- Satuan
- Nilai Normal
- Metode pemeriksaan
- Tanda tangan pemeriksa
- Hasil pemeriksaan laboratorium yang telah diketik dicek
kembali, untuk selanjutnya :
a. Pasien rawat jalan :
Hasil pemeriksaan dimasukkan dalam amplop dan
diserahkan langsung kepada pasien.
- No. Regester dan No RM ( Untuk pasien rawat inap )
- Jenis pemeriksaan yang diperiksa
- Hasil pemeriksaan
- Satuan
- Nilai Normal
- Metode pemeriksaan
- Tanda tangan pemeriksa
Standart waktu pemeriksaan sampai dengan penyerahan hasil.
No. Nama Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan

Hematologi
1. Darah Lengkap 2,5 jam
2. Hemoglobin 15 menit
3. Hitung Lekosit 15 menit
4. Laju Endap Darah 2,5 jam
5. Diffcount 1 jam
6. Hitung Eritrosit 15 menit
7. PCV 15 menit
8. Golongan Darah 10 menit
9. Rhesus Faktor 10 menit
10. Retikulosit 30 menit
11. MCV, MCH, MCHC 15 menit
12. Trombosit 30 menit
13. Waktu Perdarahan 15 menit
14. Waktu Pembekuan 30 menit
15. Faal Hemostasis 1 jam
16. PPT 1 jam
17. APTT 1 jam
18. Rumple Leede 15 menit
19. Retraksi Bekuan 1 jam
20. Jumlah eosinofil 15 menit
21. LE Sel 3 jam
22. Malaria 1 jam
23. Microfilaria 1 jam

No. Nama Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan


Kimia Klinik
1. Gula Darah Stik 10 menit
2. Gula darah (Reagen) 15 menit
3. Bilirubin Total 15 menit
4. Bilirubin Direc / Indirec 20 menit
5. SGOT 30 menit
6. SGPT 30 menit
7. Cholesterol Total 35 menit
8. HDL Cholesterol 30 menit
9. LDL Cholesterol 30 menit
10. Trigliserida 30 menit

No. Nama Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan


Pengecatan
1. Gram 30 menit
2. Ziehl Neelsen 30 menit
3. Metyline Blue 30 menit
Semua jenis pemeriksaan dapat dilaksanakan setiap hari.

Unit terkait Instalasi laboratorium

PENGHAPUSAN DOKUMEN LABORATORIUM


No Dokumen: No Revisi: Halaman:

05/LAB /VI/ 2011 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan,


STANDAR Direktur RSU PRIMA HUSADA
PROSEDUR
OPERASIONAL

14 Juni 2011 dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

PENGERTIAN Pengertian penghapusan dokumen laboratorium adalah tata cara


penghapusan dokumen laboratorium setelah dokumen tersebut untuk
seterusnya dianggap sudah tidak dibutuhkan/diperlukan lagi.

TUJUAN 1.Untuk mengamankan dan atau menghilangkan dokumen tersebut


agar tidak disalah gunakan.
2. Agar tempat dokumen tersebut dapat digunakan
untuk menyimpan dokumen yang lain.

KEBIJAKAN 1.Setiap dokumen laboratorium dianggap tidak


dibutuhkan lagi untuk seterusnya setelah melewati
tenggang waktu 5 tahun.
2.Setiap dokumen laboratorium yang telah melewati tenggang
waktu 5 thn.harus dicatat dalam buku penghapusan dokumen
dan seterusnya dibakar sesuai prosedur.

PROSEDUR
1.Buatkan surat penghapusan / pembakaran dokumen
ditujukan kepada Kabag Rekam Medik dan tembusan
kepada Direktur RSU Prima Husada
2. Catat dokumen laboratorium tersebut dalam buku
penghapusan dokumen sebelum dikirim ke Rekam
Medik
3. Kirim dan awasi dokumen tersebut sampai di Rekam
Medik.
4. Pembakaran dokumen tersebut di sesuaikan dengan
aturan yang ada pada Rekam Medik.

Unit terkait 1. Petugas Instalasi Laboratorium Klinik.


2. Petugas Rekam Medik.

PENERIMAAN DAN PELAYANAN PASIEN


DI LABORATORIUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

06/LAB /VI/ 2011 00 1/2


Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR
14 Juni 2011
OPERASIONAL
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.
Pengertian Suatu aturan yang menetapkan cara penerimaan selanjutnya
melayani pasien yang dating di laboratorium

Tujuan Tertib administrasi dalam pelayanan pasien secara baik dan efesien
sehingga tepat sasaran

Kebijakan Di harap pasien dapat mengvetahui proses pelayanan laboratorium


dari awal hingga akhir sehingga dapat memperkirakan waktu sampai
keluar hasil.

Prosedur Untuk rawat jalan atau Poli klinik :


1. Pasien menyerahkan blangko pemeriksaan yang
terdapat Stempel poli dan tanda tangan dokter poli RSU
Prima Husada
2. Mendata pasien dan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
blangko pemeriksaan yang asli.
3. Input data pasien dan pemeriksaan laboratorium ke dalam
computer.
4. Menyertakan kartu pengambilan hasil dan kartu 2 jam PP
(bila diperlukan) di blangko pemeriksaan.
5. Pembayaran biaya pemeriksaan sesuai dengan nilai yang
tercetak di kwitansi oleh pasien di kasir laboratorium,
kwitansi diserahkan kepada pasien sebagai bukti pembayaran
yang sah.
6. Blanko pemeriksaan diserahkan kepada petugas sampling
untuk proses selanjutnya.

Unit Terkait Instalasi laboratorium


PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN DI FORMULIR
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman

07/LAB /VI/ 2011 00 1/1


Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIOANAL
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Aturan laboratorium mencatat data pasien yang ada ke dalam


PENGERTIAN formulir lab tersebut dan ditambahkan catatan jam pendaftaran
pada ujung kiri atas formulir lab.

TUJUAN 1. Terselenggaranya tertib administrasi diunit laboratorium.


2. Menghindari TERTUKARNYA sampel darah penderita.
3. Memastikan bahwa hasil pemeriksaan yang keluar adalah
milik penderita yang diambil spesimennya

KEBIJAKAN 1. Menganut Pedoman Praktek Laboratorium yang benar


2. Per Men Kes RI No. : 156b/Menkes/ Per/II/1998 tentang
RS Pelayanan Penunjang Medik
PROSEDUR 1. Penulisan dilakukan dilembar I formulir laboratorium yang
sudah disediakan.
2. Penulisan identitas pasien dengan huruf cetak dan dapat dibaca
dengan jelas.
3. Tulis Nama Pasien dengan lengkap, TIDAK HANYA nama
pangilan,
4. Tulis Usia Pasien,
5. Tulis Medical Record Pasein,
7. Tulis Status pasien dengan jelas, bila jaminan tulis nama
penjaminnya, bila askes tulis askes
8. Tulis Alamat Poli / Ruangan Pengirim,
9. Tulis Nama Dokter Pengirim,
7. Tulis / Tandai dengan cara menyilang jenis pemeriksaan yang
diminta oleh dokter dengan jelas.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan, UGD
PENCATATAN IDENTITAS PASIEN DI BUKU
REGISTER LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

08/LAB /VI/ 2011 00 1/1


Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.
TUJUAN 1. Terselenggaranya tertib administrasi diunit laboratorium.
2. Menghindari TERTUKARNYA sampel darah penderita.
3. Memastikan bahwa hasil pemeriksaan yang keluar adalah milik
penderita yang diambil spesimennya
KEBIJAKAN 1. Semua sampal pemeriksaan yang datang ke laboratorium harus
disartai identitas pasien yang jelas.
2. Samua petugas yang mengirimkan spesimen pemeriksaan ke
laboratorium harus disertai identitas yang benar dan dapat
terbaca dengan jelas.
PROSEDUR 1. Penulisan dilakukan dilembar I formulir laboratorium yang
sudah disediakan.
2. Penulisan identitas pasien dengan huruf cetak dan dapat dibaca
dengan jelas.
3. Tulis Nama Pasien dengan lengkap, TIDAK HANYA nama
pangilan,
4. Tulis Usia Pasien
5. Tulis Medical Record Pasein,
6. Tulis Status pasien dengan jelas, bila jaminan tulis nama
penjaminnya, bila askes tulis askes
7. Tulis Alamat Poli / Ruangan Pengirim,
8. Tulis Nama Dokter Pengirim,
9. Tulis / Tandai dengan cara menyilang jenis pemeriksaan yang
diminta oleh dokter dengan jelas.

Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan,


UNIT TERKAIT UGD
PENCATATAN SPESIMEN DAN REGISTER
No. Dokumen No. Revisi Halaman

09/LAB/VI/ 2011 00 1/3


Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR
14 Juni 2011
OPERASIOANAL
dr.ZAIFUL AMRI S, MM.
1. Pencatatan spesimen adalah catatan terhadap setiap
PENGERTIAN
spesimen yang diterima setiap hari. Pencatatan
spesimen ada dua yaitu yang diterima oleh Unit Rawat
Inap dan Unit Kamar Operasi (urine, faeses, SWAB,
sediaan patologi anatomi) dan pencatatan spesimen
yang diambil langsung oleh petugas laboratorium di
Ruang Rawat Inap (spesimen darah).
2. Data Komputer Peneriman adalah data catatan mengenai
spesimen yang diterima setiap hari.
3. Rekapitulasi adalah rekapitulasi bulanan, tribulan,tahunan
terhadap spesimen / pasien yang diterima setiap hari.

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pencatatan spesimen dan


rekapitulasi hasil pemeriksaan / pasien agar berjalan sesuai
standar.

KEBIJAKAN 1. Bahwa harus ada pencatatan kegiatan yang lengkap dalam


Data Komputer register terhadap setiap spesimen yang
diterima.
2. Agar pencatatan kegiatan dalam Data Komputer register
terhadap setiap spesimen berjalan sesuai standar,
diperlukan prosedur untuk ditaati.
PENCATATAN SPESIMEN DAN
REGISTER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

09/LAB /VI/ 2011 00 2/3


PROSEDUR
1. Spesimen diambil atau diterima petugas Laboratorium.
2. Petugas Laboratorium melakukan pencatatan spesimen
sesuai formulir permintaan pemeriksaan Laboratorium
dalam Data Komputer baik untuk rawat jalan maupun
rawat inap yang meliputi sebagai berikut :
Data Penerimaan Pasien Rawat Inap meliputi :
a. No. Lab
b. No. Nota
c. Tanggal
d. Identitas pasien, meliputi : nama, umur,
alamat, jenis kelamin pasien
e. Dokter pengirim
f. No. Regester
g. No. RM ( Rekam Medis )
h. Diagnosa klinis
i. Jenis spesimen yang diambil.
j. Kwalitas spesimen.
k. Petugas yang mengambil / menerima sampel
l. Jam spesimen diambil / diterima

PENCATATAN SPESIMEN DAN REGISTER

No. Dokumen No. Revisi Halaman

09/LAB /VI/ 2011 00 3/3


RSU PRIMA
HUSADA
m. Jenis pemeriksaan yang diminta
PROSEDUR n. . Biaya pemeriksaan
3. Melakukan pemeriksaan Laboratorium.
4. Menginput hasil pemeriksaan Laboratorium dalam
Komputer dan mencetak hasil pemeriksaan
Laboratorium
5. Data hasil pemeriksaan harian direkap dalam Data
Komputer Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Rawat Inap maupun Pemeriksaan Laboratorium Rawat
Jalan.
Untuk pasien rawat jalan, meliputi :

a. Nomor Laboratorium
b. Nomor Nota
c. Tanggal
d. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin,
alamat.
e. Dokter pengirim
f. Diagnosa klinis
g. Jenis spesimen yang diambil.
h. Kwalitas spesimen.
i. Jam pengambilan / penerimaan sampel
k Petugas yang mengambil.
l. Jenis pemeriksaan yang diminta
m. Biaya pemeriksan.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan,
UGD
REKAPITULASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

10/LAB/VI/ 2011 00 1/3


RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

TUJUAN
Mengetahui jumlah pasien, jenis specimen dan jumlah pendapatan
yang dilaporkan secara harian, bulanan, dan tahunan

1. Per Men Kes RI No. 156b/Menkes/Per/II 1998 tentang RS


KEBIJAKAN
Pelayanan Penunjang Medik.

PROSEDUR Data-data yang ada direkap dalam :


Laporan Harian, Bulanan dan Tahunan :
- Laporan jumlah pasien ekstern dan intern
- Laporan jenis dan jumlah pemeriksaan
- Laporan pendapatan ekstern dan intern
REKAPITULASI LAPORAN BULANAN
A. Akumulasi data arsip pemeriksaan pada masing – masing
bagian bidang pemeriksaan
 Data arsip Kimia Klinik ( dinas pagi )
 Data arsip Hematologi ( dinas pagi )
 Data arsip Urinalisa ( dinas pagi )
REKAPITULASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

10/LAB/VI/ 2011 00 2/3


RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

PROSEDUR  Data arsip Imunologi ( dinas pagi )


 Data arsip Mikrobiologi ( dinas pagi )
 Data arsip jaga
 Data arsip UGD ( dinas pagi )
 Data arsip UGD jaga
B. Kemudian dari data arsip pada masing – masing bagian
pemeriksaan tersebut dihitung dengan dua global yaitu
pertanggal 1 s/d 15 dan 16 s/d 31.

REKAPITULASI LAPORAN TRIWULAN


A. Akumulasi data arsip pemeriksaan pada masing – masing
bagian bidang pemeriksaan
 Data arsip Kimia Klinik ( dinas pagi )
 Data arsip Hematologi ( dinas pagi )
 Data arsip Urinalisa ( dinas pagi )
 Data arsip Imunologi ( dinas pagi )
 Data arsip Mikrobiologi ( dinas pagi )
REKAPITULASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

10/LAB/VI/ 2011 00 3/3


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR  Data arsip jaga


 Data arsip UGD ( dinas pagi )
 Data arsip UGD jaga
B. Kemudian dari data arsip pada masing – masing bagian
pemeriksaan tersebut dihitung per tiga bulan yaitu :
 Dimulai dengan pelaporan bulan januari s/d bulan maret,
data dilaporkan bulan april
 Pelaporan bulan april s/d bulan juni, data dilaporkan
bulan juli.
 Pelaporan bulan juli s/d bulan september, data
dilaporkan bulan oktober.
 Pelaporan bulan oktober s/d bulan desember, data.

REKAPITULASI LAPORAN TAHUNAN


A. Data yang sudah dihitung dalam ringkasan dirangkum secara
global sesuai dengan bulan yang ada dalam kurun waktu 1
tahun.
B. Kemudian data baku hasil ringkasan yang sudah diperoleh
tersebut dilaporkan pada tahun berikutnya..

UNIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan, UGD
TERKAIT
PEMBUATAN LAPORAN HASIL

No Dokumen: No Revisi: Halaman:

11/LAB/VI/ 2011 00 1/4

RSU PRIMA HUSADA


Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
14 Juni 2011

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

PENGERTIAN Pembuatan laporan yang dilaksanakan per triwulan atau tahunan

TUJUAN Pelaporan akan berjalan tepat waktu dan Tertib dalam tata
laksana pelaporan data pasien dengan baik dan efisien sehingga
dapat digunakan secara tepat

KEBIJAKAN Per Men Kes RI No : 156b/Menkes/Per/II/1998 tentang RS


Pelayanan Penunjang Medik

PROSEDUR REKAPITULASI LAPORAN BULANAN


A. Akumulasi data arsip pemeriksaan pada masing –
masing bagian bidang pemeriksaan
 Data arsip Kimia Klinik ( dinas pagi )
 Data arsip Hematologi ( dinas pagi )
 Data arsip Urinalisa ( dinas pagi )
PEMBUATAN LAPORAN HASIL

No Dokumen: No Revisi: Halaman:

11/LAB/VI/ 2011 00 2/4

RSU PRIMA HUSADA

PROSEDUR  Data arsip Imunologi ( dinas pagi )


 Data arsip Mikrobiologi ( dinas pagi )
 Data arsip jaga
 Data arsip UGD ( dinas pagi )
 Data arsip UGD jaga
B. Kemudian dari data arsip pada masing – masing bagian
pemeriksaan tersebut dihitung dengan dua global yaitu
pertanggal 1 s/d 15 dan 16 s/d 31.
REKAPITULASI LAPORAN TRIWULAN
A. Akumulasi data arsip pemeriksaan pada masing –
masing bagian bidang pemeriksaan
 Data arsip Kimia Klinik ( dinas pagi )
 Data arsip Hematologi ( dinas pagi )
 Data arsip Urinalisa ( dinas pagi )
 Data arsip Imunologi ( dinas pagi )
 Data arsip Mikrobiologi ( dinas pagi )

Unit terkait Dep. Terkait,Unit Askes, unit rawat jalan,Dr.Pengirim,Bag. Keu


PEMBUATAN LAPORAN HASIL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

12/LAB/VI/ 2011 00 3/4


RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

PROSEDUR A. Akumulasi data arsip pemeriksaan pada masing – masing


bagian bidang pemeriksaan
 Data arsip Kimia Klinik ( dinas pagi )
 Data arsip Hematologi ( dinas pagi )
 Data arsip Urinalisa ( dinas pagi )
 Data arsip Imunologi ( dinas pagi )
 Data arsip Mikrobiologi ( dinas pagi )
 Data arsip jaga
 Data arsip UGD ( dinas pagi )
 Data arsip UGD jaga
B. Kemudian dari data arsip pada masing – masing bagian
pemeriksaan tersebut dihitung per tiga bulan yaitu :
 Dimulai dengan pelaporan bulan januari s/d bulan
maret, data dilaporkan bulan april
 Pelaporan bulan april s/d bulan juni, data dilaporkan
bulan juli.
 Pelaporan bulan juli s/d bulan september, data
dilaporkan bulan oktober.
 Pelaporan bulan oktober s/d bulan desember, data.

PEMBUATAN LAPORAN HASIL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

12/LAB/VI/ 2011 00 4/4


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR REKAPITULASI LAPORAN TAHUNAN


A. Data yang sudah dihitung dalam ringkasan dirangkum secara
global sesuai dengan bulan yang ada dalam kurun waktu 1
PENGAMBILAN SAMPEL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

13/LAB/VI/ 2011 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu aturan yang menetapkan cara pengambilan sample
PENGERTIAN laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap
TUJUAN 1. Menghindari tertukarnya sample pemeriksaan yang di kirim ke
laboratorium.
2. Menghindari terulangnya input data yang sama sehingga
merugikan pasien.

KEBIJAKAN Semua sampel pemeriksaan yang datang ke laboratorium dicatat


dalam buku registrasi pasien dan diberi nomer register baik di
fonnulir maupun disampelnya

PROSEDUR 1. Sebelum pasien diambil darahnya, siapkan fonnulir


pennintaan laboratorium yang telah diisi identitas dan jenis
pemeriksaan dengan lengkap dan jelas.
2. Tanyakan ke pasien apakah benar bahwa pasein tersebut
bemama "X" sesuai dengan yang tertera di formulir, Bila
pasien tidak sadar tanyakan ke keluarganya atau perawat
yang bertugas.
3. Tuliskan nama. status pasien dan alamat ruangan rawat
pasien pada spuit yang akan digunakan untuk mengambil
darah, JANGAN ditulis pada kemasan spuit.
4. Ambil sampel darah sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan
yang diminta oleh dolder.
5. Setelah darah terambil, perlakukan sampel sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diinginkan, misalnya masukkan
darah ke botol EDTA serbuk bila akan digunakan
pemeriksaan darah rutin, dst
.

Unit Terkait Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan

PENGIRIMAN SAMPEL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSU PRIMA
14/LAB/VI/ 2011 00 1/1
HUSADA

Tanggal Terbit Ditetapkan,


Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu aturan yang menetapkan cara pengiriman sample
PENGERTIAN laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap
TUJUAN a. Menghindari tertukarnya sample pemeriksaan yang di kirim
ke laboratorium.
b. Menghindari terulangnya input data yang sama sehingga
merugikan pasien.

KEBIJAKAN Semua sampel pemeriksaan yang datang ke laboratorium dicatat


dalam buku registrasi pasien dan diberi nomer register baik di
formulir maupun disampelnya

PROSEDUR 1. Kirimkan segera darah ke laboratorium beserta


formulimya ke bagian administrasi laboratorium.
2. Catat nama pasien beserta data - data lain yang dibutuhkan
dibuku registrasi
3. Cantumkan nomer registrasi pada lembar formulir yang
dikirimkan beserta pengiriman sampelnya
Unit Terkait Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan

PENERIMAAN SAMPEL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

15/LAB/VI/ 2011 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu aturan yang menetapkan cara penerimaan
PENGERTIAN sample laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap

TUJUAN
Terselenggaranya tertib administrasi di bagian
laboratorium

KEBIJAKAN Semua formulir pemeriksaan yang masuk ke laboratorium harus


di-input terlebih dahulu ke komputer oleh bag ian administrasi
sebelum diserahkan ke ba ian emeriksaan
PROSEDUR 1. Petugas administrasi laboratorium menerima sampel dan
formulir pemeriksaan yang diminta,
2. Lakukan penomeran registrasi dan cantumkan pada lernbar
formulir, dan catat jenis spesimen yang diterima beserta jam
penerimaan spesimen.
3. Untuk pasien rawat jalan gunakan norner registrasi pasien
rawat jalan, untuk rawat inap gunakan registrasi pasien
rawat inap.
4. Buatkan formulir ulang sesuai dengan jenis perneriksaan
yang diminta sesuai dengan bagian-bagian yang ditujuh.
5. Masukkan data identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang
diminta,
6. Setelah data ter-input, serahkan spesimen beserta formulir
emeriksaann a ke ba ian mas in - masin

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan

PENGAMBILAN SPESIMEN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

16/LAB/VI/ 2011 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu aturan yang menetapkan cara penerimaan
PENGERTIAN sample laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap

TUJUAN
Menghindari kesalahan pra analitik pada saat pengambilan sample
dan penampungannya.

KEBIJAKAN Sebelum dilakukan pengambiJan sampel agar disiapkan terlebih


dahulu jenis sampel dan tabung penampung yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan tersebut
PROSEDUR A. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Darah rutinILengkap dan Gol Darah
a. Sampel : Darah vena 2 cc
b. Alat yang digunakan : Mindray OL 2100
2. Pemeriksaan Hemotasis
a. Sampel : Darah Vena 5 - 10cc t.
b. Alat yang digunakan: Manual

Pemeriksaan Kimia Klinik


1. Pemeriksaan Kimia Klinik rutin
a. Sampel : Darah vena beku 5 - 10 cc
b. Alat yang digunakan : Mikrolab 200
2. Pemeriksaan Khusus
Disesuaikan dengan jenis pemeriksaan.

PENGAMBILAN SPESIMEN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

16/LAB/VI/ 2011 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR C. Pemeriksaan Serologi -Imunologi


a. Sampel : Darah vena beku 5 cc
b. Reagen yang digunakan disesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang
diminta.

Pemeriksaan Kehamilan
a. Sampel : Urin Pagi

Pemeriksaan Narkoba
a. Sampel : Urin Sewaktu

Pemeriksaan Urin Rutin / Lengkap


a. Sampel : Urin Pagi ke dua (urin kemih dua yang
dikeluarkan setelah bang un tidur)
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan

PENAMPUNGAN SPESIMEN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

17/LAB/VI/ 2011 00 1/2

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIOANL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu aturan yang menetapkan cara penerimaan
PENGERTIAN sample laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap

TUJUAN
Menghindari kesalahan pra analitik pada saat pengambilan sample
dan penampungannya.

KEBIJAKAN Sebelum dilakukan pengambilan sampel agar disiapkan terlebih


dahulu jenis sampel dan tabung penampung yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan tersebut
PROSEDUR A. Pemeriksaan Hematologi
1. Pemeriksaan Darah rutin Lengkap dan Gol Darah
Penampung : Tabung EDTA serbuk.

2. Pemeriksaan Hemotasis
Penampung : Tabung Na Sitrat

B. Pemeriksaan Kimia Klinik

Penampung : Tabung tanpa anti koagulan.

1. Pemeriksaan Khusus
Disesuaikan dengan jenis pemeriksaan.

PENAMPUNGAN SPESIMEN PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

17/LAB/VI/ 2011 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR C. Pemeriksaan Serologi -Imunologi


Penampung : Tabung Steril tanpa koagulan.

D. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemanpung : Tabung Steril

E. Pemeriksaan Elektrolit
Sampel : Serum atau Darah arteri dengan antikoagulan
heparin.

Pemeriksaan Kehamilan
Penampung : Tabung Urin yang steril / bersih

Pemeriksaan Narkoba
Penampung : Tabung urin steril / bersih

Pemeriksaan Urin Rutin / Lengkap


Tabung : Tabung sterit / bersih
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan

PEYIMPANAN SAMPEL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

18/LAB/VI/ 2011 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu aturan yang menetapkan cara penyimpanan
PENGERTIAN sample laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap

TUJUAN Menyiapkan sampel pemeriksaan, bila dibutuhkan pemeriksaan


tambahan ataupun pemeriksaan ulangan

Sampel tidak boleh langsung dibuang, tetapi dikumpulkan dan


KEBIJAKAN
disimpan dalam lemari es sampai 1 minggu
PROSEDUR 1. Sampel yang akan diperiksan di urutkan sesuai dengan
nomomya dan diletakkan ke dalam rak yang telah disediakan
di masing - masing bagian
2. Perlakukan sampel sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan,
3. Sampel yang telah diperiksa di letakkan pada rak yang
berbeda dengan sampel yang akan diperiksa.
4. Sampel yang telah dilakukan pemeriksaan dimasukkan
kedalam rak dan diberi tanggal pemeriksaan pada rak
tersebut,
5. Simpan sampel dalam rak kedalam lemari es suhu 8 º C,
6. Sampel yang telah diperiksa dikumpulkan kedalam lemari es
sesuai dengan tanggal pemeriksaannya, dan sampel baru
akan dibuang setelah 3 hari penyimpanan dalam lemari es.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN RUJUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

19/LAB/VI/ 2011 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu kegitan untuk melengkapi pemeriksaan yang tidak dilakukan
PENGERTIAN di laboratorium RSU Prima Husada

TUJUAN
Untuk melengkapi pemeriksaan yang tidak/belum dilakukan di
laboratorium RSU Prima Husada
KEBIJAKAN 1.Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis
laboratorium.
2.Sampat yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi
rujukan laboratorium RSU Prima Husada

PERSUPAN Formulir rujukan dan Sampel yang akan dirujuk

1. Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis


PROSEDUR laboratorium.
2. Dibuatkan formulir rujukan ke laboratorium/rumah sakit
rujukan.
3. Petugas analis menyiapkan bahanIsampel pemeriksaan yang
akan dirujuk.
4. Jika status pasien umum, Petugas analis mengkoordinasikan
dengan petugas di bagian administrasi apakah pasien sudah
membayar atau belum.
5. Jika pasien sudah membayar pemeriksaan rujukan tersebut,
maka sampal dapat dikirim ke taboratorium / rumah sakit
rujukan.
6. Sampel yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi
rujukan laboratorium RSU Prima Husada
7. Yang dicatat dalam buku ekspedisi tersebut adalah :
7.1 Nama sampel pasien yang dirujuk.
7.2 Status sampel pasien yang dirujuk.
7.3 Alamat / asal sampel rujukan
7.4 Jenis pemeriksaan rujukan.
7.5 Dokter yang meminta pemeriksaan rujukan.
7.6 Tanggal pengiriman sampel rujukan.
7.7 Siapa nama kurir yang mengirim I mengambil sampel
untuk dirujuk.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN RUJUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

19/LAB/VI/ 2011 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 8. Pada pemeriksaan tertentu sampel rujukan dapat dikirim sendiri


oleh kurir laboratorium atau sampel dapat diambil oleh kurir dari
laboratorium rujukan.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Poli Rawat Jalan
PERMINTAAN REAGENSIA LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU PRIMA 20/LAB/VI/ 2011 00 1/1


HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

TUJUAN Menjamin tersedianya stok reagensia di laboratorium

PERSUPAN 1. Permintaan reagensia diajukan setiap satu bulan satu kali.


2. Permintaan reagensia diajukan ke Dep. Farmasi disertai
dengan permohonan kebutuhan reagen
PROSEDUR 1. Setiap bagian ( kimia klinik, hematologi, serologi,
mikrobiologi dan urinalisa ) mengajukan perencanaan
permintaan reagensia yang dibutuhkan dalam satu bulan
kedepan.
2. Perencanaan dibuat dalam bentuk Order Permintaan (PO)
untuk masing - masing distributor rekanan dan diajukan ke
Kasub Dep laboratorium.
3. Setelah Kasud Dep menyetujui rencana pengadaan reagensia
tersebut. PO di foto copy dan rangkap tiga, 1 rangkap
diserahkan keKarumkit dan tembusan Dep. Farmasi dan satu di
simpan sebagai arsip di laboratorium.
4. Penyerahan PO ke Dep. Farmasi paling lambat tanggal 26 di
bulan tersebut.
5. PO yang masuk ke Dep. Farmasi akan dibuatkan plafon
anggaran untuk pembayarannya.
6. PO dikirimkan ke masing - masing distributor dengan cara di
Fax ke nomor distributor tersebut.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep. Farmasi

PENERIMAAN REAGENSIA LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU PRIMA 21/LAB/VI/ 2011 00 1/1


HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

TUJUAN
Menjamin kecocokan reagensia laboratorium, sesuai dengan
permintaan baik jenis maupun jumlahnya

PERSUPAN 1. Setiap penerimaan reagensia, petugas laboratorium harus


mencocokan dengan Order Permintaan ( PO ).
2. Setiap penerimaan harus dicatat dalam kartu stok
PROSEDUR 1. Setelah menerima PO dari laboratorium, masing - masing
distributor segera mengirimkan reagensia yang diminta ke
Dep. Farmasi,
2. Dep. Farmasi akan melakukan pencatatan reagensia yang
masuk, dan sesuai dengan pengajuan laboratoirum atau tidak
baik jumlah maupun jenisnya,
3. Dep.Farmasi akan menginformasikan ke laboratorium bila
reagensia tersebut telah datang dan sesuai dengan permintaan,
4. Laboratorium selanjutnya mengambil reagen yang sudah siap
tersebut dan diperiksa apakah reagensia tersebut sesuai dan
masih panjang masa kadaluarsannya,
5. Setelah reagensia siap, reagen didistribusikan ke masing-
masing bagian untuk disimpan di lemari masing- masing
bagian, digunakan dan dicatat penggunaannya.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PENGGUNAAN REAGENSIA LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU PRIMA LAB / I / 2011 00 1/1


HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

TUJUAN
1. Menjamin ketepatan pemakaian stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.

PERSUPAN 1. Setiap pengambilan dan penggunaan reagensian dicatat


dalam kartu stock.
2. Penyetokan reagensia hanya untuk satu bulan kedepan
PROSEDUR 1. Masing - masing bagian mengatur
penyimpanan reagensia yang telah
diberikan ke bag ian tersebut.
2. Setiap anggota bagian yang membutuhkan reagen dan
mengambil di lemari reagensia harus mencatat di kartu stok
berapa banyak reagen yang diambil.
3. Pada kemasan reagen ditulis tanggal pengeluaran atau
penggunaan reagen.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PENCATATAN REAGENSIA LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

TUJUAN
1. Menjamin ketepatan pemakaian stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.

PERSUPAN Setiap pengambilan dan penggunaan reagensian dicatat dalam


kartu stock.
PROSEDUR 1. Masing - masing bagian mengatur penyimpanan reagensia
yang telah diberikan ke bag ian tersebut.
2. Setiap anggota bagian yang membutuhkan reagen dan
mengambil di lemari reagensia harus mencatat di kartu stok
berapa banyak reagen yang diambil.
3. Setiap akhir bulan masing - masing anggota yang telah diberi
tugas mencatat jumlah pemeriksaan yang telah dilakukan
melaksanakan tugasnya dan dikumpulkan di bag ian
rekapitulasi jumlah dukungan pemeriksaan laboratorium.
4. Setiap tanggal 20 di bulan berjalan, tertua dimasing masing
bagian melakukan rekapitulasi penggunaan reagensia dan
mencatat reagen - reagen apa saja yang telah kosong dan
dibutuhkan di bulan berjalan berikutnya.
5. Setiap tanggal 23 dibulan berjalan tersebut, tertua dimasing -
masing bagian mengajukan permohonan kebutuhan reagen
untuk bulan berikutnya.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PELAPORAN PENERIMAAN REAGENSIA


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 1/1


HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

TUJUAN
1. Menjamin ketepatan kedatangan stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.

PERSUPAN Reagen yang sudah datang harap dilaporkan kepada petugas


pengadaan reagen apakah jumlahnya sesuai dengan permintaan
apa tidak
PROSEDUR Petugas pengambil reagen setelah mengambil reagen harus
melaporkan kepada petugas pengadaan reagen apakah jumlah dan
jenis reagen yang diminta atau dipesan sesuai dengan permintaan
kebutuhan setiap bulannya

UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PELAPORAN PENGGUNAAN REAGENSIA


LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 1/1


HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

TUJUAN
1. Menjamin ketepatan kedatangan stok reagensia laboratorium
sesuai dengan ketentuan.
2. Terlaksananya tertib administrasi dalam penggunaan regensia.

PERSUPAN Reagen yang sudah digunakan harap dilaporkan kepada petugas


pengadaan reagen apakah jumlah pengeluaran sesuai dengan
laporan yang dikumpulkan dari masing – masing bagian atau
tidak.
PROSEDUR Masing – masing petugas laboratorium yang menggunakan reagen
harus melaporkan reagen mana saja yang digunakan dan sisa
reagen apakah cukup sampai akhir bulan.
Apabila reagen sudah habis atau expired segera konfirmasi ke
petugas pengadaan reagen agar segera diatasi.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PENGAMBILAN SAMPEL PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

Suatu aturan yang menetapkan cara penyimpanan


PENGERTIAN sample laboratorium baik dari rawat jalan/ rawat inap

TUJUAN Tertib dalam tata laksana pengambilan sampel dengan baik dan
efisien sehingga tepat guna dan tepat sasaran

KEBIJAKAN 1.Dilaksanakan oleh petugas ana lis laboratorium.


2.Petugas laboratorium mencatat data yang ada dalam formulir
lab tersebut dan ditambahkan catatan jam pendaftaran pada ujung
kiri atas formulir lab.
1. Spuit dan jarum suntik
2. Pot urin
PERSUPAN
3. Tabung darah EDTA, tabung NaF, dan tabung antikoagulan
lain sesuai dengan kebutuhan
1. Dilaksanakan oleh petugas ana lis laboratorium.
PROSEDUR 2. Pasien menyerahkan formulir pemeriksaan laboratorium ke
bagian administrasi untuk dicatat dan diberi nomor registrasi
I pendaftaran.
3. Petugas laboratorium mencatat data yang ada dalam formulir
lab tersebut dan ditambahkan catatan jam pendaftaran pada
ujung kiri atas formulir lab.
4. Pasien dipersilahkan untuk menunggu di ruang tunggu lab
untuk selanjutnya akan diambil darahnya oleh petugas
sampling.
5. Pasien dipanggil sesuai dengan nomor pendaftaran I
registrasi kunjungan, dan dipersilahkan masuk ke ruang
pengambilan sampel.
6. Lakukan pengambilan sampel sesuai dengan yang
dibutuhkan SELANJUTNYA catat jam selesai pengambilan
sampel tersebut di ujung kanan atas formulir pemeriksaan
laboratorium.
7. Selesai pengambilan sampel, pasien diberikan lembar bukti
pengambilan hasil dan pasien diarahkan untuk kembali ke
loket administrasi untuk mendapat penjelasan lebih lanjut.

PENGAMBILAN SAMPEL PASIEN RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 8. Di loket administrasi pasien diberikan penjelasan berapa


lama pemeriksaan tersebut dan bila ada pemeriksaan glukosa
post prondial pasien diarahkan untuk makan terfebih dahulu
dan puasa dilanjutkan kembali selama 2 jam.
9. Selanjutnya pasien diminta untuk kembali ke ruang
pengambilan sam pal untuk diambil darah yang kedua,
seJesai diambil catat kembali jam pengambilan darah kedua
diujung kanan atas formulir pemeriksaan laboratorium.
10. Pasien bisa menunggu di ruang tunggu, dan jika
permintaan pemeriksaan cito maka hasil bisa ditun9gu.
11. Waktu pengambilan hasil disesuaikan dengan perjanjian.

Dep.Terkait,Unit Askes, Unit R.Jalan, Dr.Pengirim, Bag.Keu


UNIT TERKAIT
Med
PENERIMAAN SAMPEL PASIEN YANG DATANG ATAS
PERMINTAAN SENDIRI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Pemeriksaan rujukan dari luar baik dari permintaan
sendiri/dari instansi lain yang diberikan laboratorim RSAL
untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit.

Tujuan

Tertib administrasi dalam pelayanan pasien secara baik dan


efisien sehingga tepat sasaran
Kebijakan
Petugas yang berpenampilan rapi dan ramah serta siap
bertugas
Perangkat dan peralatan lab yang siap pakai.
Prosedur 1. Dilaksanakan oleh petugas administrasi di unit laboratorium.
2. Terima dan layani pasien sebaik - baiknya, kemudian
tanyakan pemeriksaan apa yang diminta.
3. Pasien yang datang atas permintaan sendiri bila statusnya
pasien dinas atau askes dianggap pasien umum dan
diwajibkan baginya untuk membayar jenis pemeriksaan yang
diminta sesuai dengan tarip yang ada.

PENERIMAAN SAMPEL PASIEN YANG DATANG ATAS


PERMINTAAN SENDIRI

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA
4. Jika pasien tersebut telah mengetahui dengan pasti jenis
pemeriksaan yang diminta, maka isikan jenis permintaan yang
diminta ke dalam formulir pemeriksaan laboratorium dan isi data
pasien dengan Iengkap serta jenis pemeriksaan yang diminta.
5. Tulislah pada ujung atas formulir dengan tanda APS (atas
permintaan sendiri ).
6. Pasien diminta untuk tanda - tangan di formulir sebagai tanda
setuju dengan data yang ada di formulir tersebut.
7. Jika pasien tidak tahu pasti jenis pemeriksaan yang diinginkan,
anjurkan kepada pasien untuk ke dokter terlebih dahulu.
8. Bila pasien tetap memaksa dan tidak bekenan untuk ke dokter
terlebih dahulu maka bantulah pasien untuk memilih jenis
pemeriksaan yang kira - kira sesuai dengan keinginannya sebatas
wewenang sebagai petugas laboratorium (bukan dengan
wewenang sebagai dokter).

Unit Terkait Dep Terkait, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARI
LUAR RSU PRIMA HUSADA, DILUAR JAM
KERJA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Pemeriksaan rujukan dari luar baik dari permintaan sendiri/dari


instansi lain yang diberikan laboratorim RSAL untuk membantu
menegakkan diagnosis suatu penyakit

Tujuan 1. Memberikan pelayanan lab diluar jam kerja secara baik dan
memuaskan kepada anggota dan keluarganya.
2. Meningkatkan pendapatan rumah sakit.

Kebijakan 1. Petugas yang berpenampilan rapid an baik siap bertugas.


2. Perangkat dan peralatan lab yang siap pakai.
1. Dilaksanakan oleh petugas administrasi di unit laboratorium.
2. Penerimaan dan pelayanan pasien bertaku seperti pada jam
kerja biasa.
3. Lakukan prosedur penerimaan pasien laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan untuk pemeriksaan
yang bersifat darurat / emergency. Kecuali untuk pasien umum
didukung sesuai dengan kemampuan pemeriksaan di
laboratorium

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARI LUAR


RSU PRIMA HUSADA, DILUAR JAM KERJA

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

4. Jika pasien ingin mengetahui interprestasi hasil lab, maka yang


Prosedur
bersangkutan disarankan untuk kembali ke dokter yang meminta
pemeriksaan atau dirujuk ke dokter jaga emergency.
Perhatian:
1. Petugas laboratorium tidak berwenang memberi interprestasi
hasil laboratorium.
2. Untuk hal - hal diluar wewenang laboratorium, harus
dikoordinasikan dengan bagian terkait.

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PENGIRIMAN SAMPEL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RUJUKAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/3


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Pengiriman pemeriksaan rujukan laboratorium patologi klinik
adalah pengiriman darah,urine,pus dll (sampel) dari pasien, yang
membutuhkan pemeriksaan patologi klinik yang lebih spesifik
yang tidak dapat / belum dapat dikenakan sendiri oleh
laboratorium RSAL. Dr.Ramelan sehingga membutuhkan
pemeriksaan ke laboratorium luar rumah sakit yang lebih
lengkap

Tujuan Menunjang diagnosa yang ditetapkan oleh dokter dan untuk


melengkapi pemeriksaan yang tidak / belum dilakukan di
laboratorium RSAL.Dr.Ramelan.
Kebijakan 1. Semua pemeriksaan laboratorium patologi klinik rujukan hanya
dirujuk ke laboratorium rujukan yang telah ditunjuk.
2. Semua pemeriksaan laboratorium patologi klinik rujukan harus
melalui satu pintu rujukan patologi klinik yaitu Laboratorium
RSAL Dr. Ramelan.
3. Tidak diperkenankan petugas 1 kurir dari laboratorium rujukan
untuk mengambil darah/urine/pus, dll (sampel) pasien yang
dirawat inap maupun rawat jalan di RSAL. Dr.Ramelan
langsung ke ruang perawatan inap maupun poli rawat jalan.

PENGIRIMAN SAMPEL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PATOLOGI KLINIK RUJUKAN

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/3
RSU PRIMA
HUSADA

Kebijakan 4. Pengambilan bahan pemeriksaan laboratorium patologi klinik


rujukan oleh petugas laboratorium luar hanya melalui loket
laboratorium.
5. Semua pemeriksaan laboratorium rujukan patologi klinik
dikomunikasikan dengan petugas laboratorium.
6. Sampel pemeriksaan yang dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi
pengiriman.
7. Untuk pasien dinas, pemeriksaan rujukan dibuatkan nota dinas
terlebih dahulu yang ditujukan ke Karumkital Dr.Ramelan atas
permintaan dokter yang meminta pemeriksaan rujukan.
8. Pada nota dinas dicantumkan nama pasien yang akan dirujuk
sampelnya, umur, nomor register, ruangan yang meminta rujukan,
Nrp atau Nip dari pasien tersebut, Status pasien, dan satuan
kerjanya dan foto copy KTA/ no telp yg bisa di hubunggi.
Prosedur PeRSUpan:
 Formulir rujukan
 Sampel yang akan dirujuk
Pelaksanaan :
1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2. Dibuatkan formulir rujukan kepada laboratorium Patologi
Klinik yang akan dirujuk.
3. Sampel akan diambil oleh kurir dari laboratorium rujukan dan
dicatat dibuku ekspedisi rujukan laboratorium RSAL Dr. Ramelan.

PENGIRIMAN SAMPEL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PATOLOGI KLINIK RUJUKAN

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 3/3
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 4. Pada pemeriksaan rujukan tertentu, sampel diantarkan oleh


kurir RSAL Dr. Ramelan ke tempat rujukan, dan dicatac dibuku
rujukan laboratorium .

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep Wat, Laboratorium Rujukan.


PERMINTAAN PEMERIKSAAN RUJUKAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

PROSEDUR 5 Januari 2009


TETAP

Suatu kegiatan untuk melengkapi pemeriksaan yang tidak


PENGERTIAN dilakukan di laboratorium RSAL

TUJUAN
Untuk melengkapi pemeriksaan yang tidak/belum dilakukan di
laboratorium RSAL
KEBIJAKAN 1.Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis
laboratorium.
2.Sampat yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi
rujukan laboratorium RSAL.

PERSUPAN Formulir rujukan dan Sampel yang akan dirujuk

PROSEDUR 1. Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis


laboratorium.
2. Dibuatkan fonnulir rujukan ke laboratorium/rumah sakit
rujukan.

3. Petugas analis menyiapkan bahanIsampel pemeriksaan yang


akan dirujuk.

4. Jika status pasien umum, Petugas analis mengkoordinasikan


dengan petugas di bagian administrasi apakan pasien sudah
membayar atau belum.

5. Jika pasien sudah membayar pemeriksaan rujukan tersebut,


maka sampel dapat dikirim ke taboratorium / rumah sakit
rujukan.

6. Sampel yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi rujukan


laboratorium RSAL.
PROSEDUR 7. Dilaksanakan oleh petugas administrasi dan analis
laboratorium.

8. Dibuatkan fonnulir rujukan ke laboratorium/rumah sakit


rujukan.

9. Petugas analis menyiapkan bahanIsampel pemeriksaan yang


akan dirujuk.

10. Jika status pasien umum, Petugas analis mengkoordinasikan


dengan petugas di bagian administrasi apakan pasien sudah
membayar atau belum.

11. Jika pasien sudah membayar pemeriksaan rujukan tersebut,


maka sampel dapat dikirim ke taboratorium / rumah sakit
rujukan.

12. Sampel yang akan dirujuk dicatat dalam buku ekspedisi rujukan
laboratorium RSAL.
( TIDAK DI PAKAI)
PERMINTAAN PEMERIKSAAN RUJUKAN

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 13. Yang dicatat dalam buku ekspedisi tersebut adalah :


7.1 Nama sampel pasien yang dirujuk.
7.2 Status sampel pasien yang dirujuk.
7.3 Atamat / asal sampet rujukan
7.4 Jenis pemeriksaan rujukan.
7.5 Dokter yang meminta pemeriksaan rujukan.
7.6 Tanggal pengiriman sampel rujukan.
7.7 Siapa nama kurir yang mengirim I mengambil sampel
untuk dirujuk.

14. Pada pemeriksaan tertentu sampel rujukan dapat dikirim sendiri


oleh kurir laboratorium atau sampet dapat diambil oleh kurir dari
laboratorium rujukan.

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep Wat, Laboratorium Rujukan.


MENGINFORMASIKAN HASIL LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/2

STANDAR Tanggal Terbit:


PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Januari 2009

Pengertian Adalah suatu cara untuk menginformasikan hasil pemeriksaan


laboratorium dari unit laboratorium klinik kepada ruang rawat / unit
lain yang meminta pemeriksaan laboratorium tersebut.

Tujuan Mencegah kejadian nyaris celaka (KNC) dan kejadian tidak


diharapkan (KTD) oleh karena keterlambatan penginformasian hasil
pemeriksaan laboratorium.

 Setiap pemeriksaan darah, urine, faeces, dJl dengan hasil normal


diinformasikan paling lambat 12 - 24 jam setelah
pengambilanlpengiriman bahan/spesimen.
Kebijakan  Setiap pemeriksaan darah , urine, faeces,dll dengan hasil
abnormal baik low rendah atau high tinggi dan atau dalam
kategori hasil "extremlpanic value" segera diinformasikan oleh
petugas laboratorium setelah hasil pemeriksaan diferifikasi oleh
dokter patologi klinik .
MENGINFORMASIKAN HASIL LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Jenis pemeriksaan dan informasi pengambilan hasil pemeriksaan


1. Untuk hasil pemeriksaan darah hematologi , kimia, urinalisis,
faeces, dan imunoserologi dengan hasil normal,
setelah diferifikasi oleh supervisor analis maka keesokan
harinya hasil dapat diambil oleh ruang rawatl unit lain yang
meminta pemeriksaan mulai jam 07.00 di ruang pengambilan
hasil unit laboratorium klinik, dan lembar hasil pemeriksaan
diambil oleh petugas ruang rawat atau pasien ,keluarga pasien.
2. Untuk pemeriksaan Darah rutin dengan hasil abnormal rendah
atau tinggi yang tergolong "panic valuen ,setelah diverifikasi
oleh dokter patologi klinik, petugas laboratorium segera
menginformasikan melalui telephon ke ruang rawat inap / unit
lain yang meminta pemeriksaan, segera setelah selesai
pemeriksaan dan lembar hasil pemeriksaan diambil oleh
petugas dari ruang rawat / keluarga pasien.
3. Untuk pemeriksaan Analisa gas darah dan lektrolit, bila hasil
abnormal rendah atau tinggi yang tergolong "panic valuen
,maka setelah diverifikasi oleh dokter patologi klinik, petugas
laboratorium segera menginformasikan melalui telephon ke
ruang rawat inap / unit lain yang meminta pemeriksaan, segera
setelah selesai pemeriksaan dan lembar hasil pemeriksaan
diambil oleh petugas dari ruang rawat / keluarga pasien.

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan

Penindaklanjutan Hasil Laboratorium yang Ekstrem


No Dokumen No Revisi Hal

SOP/ /2009/ 00 1/1

RSU PRIMA HUSADA


Tanggal Terbit

PERSUPAN 1. Melaporkan dan konsultasi pada dokter SpPK


2. Mengambil specimen baru / sampling ulang pada pasien
yang menunjukkan hasil ekstrem

TUJUAN Tujuannya yaitu meningkatkan mutu pada hasil laboratorium yang


akan dikeluarkan

PROSEDUR PROSEDUR MENINDAK LANJUTI HASIL EKTREM


1. Melihat kondisi pasien atau chross check pada perawat
ruangan atau poli apakah hasil laboratorium sesuai dengan
tanda – tanda klinis pasien.
2. Memeriksa ulang sampel :
a. sample yang sama diperiksa kembali (duplo). Hal ini
diharapkan untuk mengetahui apakah hasil ekstrem
dikarenakan oleh kesalahan pada analisa atau tidak
b. Memeriksa sampel tetapi dengan mengambil
specimen yang baru pada pasien. Hal ini diharapkan
untuk mengetahui apakah hasil ekstrem dikarenakan
oleh kesalahan pada pra analisa atau tidak.
3. Apabila hasil analisa sudah diperoleh dengan pengulangan
di atas maka hasil tersebut dikonsultasikan pada dokter
Spesialis Pathologi Klinik apakah hasil tersebut layak atau
tidak untuk dikeluarkan, jika tidak layak ulangi
sebagaimana langkah nomor 1.

INSTANSI TERKAIT 1. DEPARTEMEN KEPRAWATAN

PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS


LABORATORIUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/5

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :
STANDAR
5 Januari 2009
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Aturan yang dibuat oleh rumah sakit untuk dilaksanakan


setiap pegawai dengan penuh disiplin dan tanggung
jawab.Sehingga tugas dan kewajiban setip pegawai dapat
berjalan dengan baik sesuai Visi dan Misi rumah sakit.

Tujuan
Menyerahkan tugas dan tanggung jawab yang belum
terselesaikan kepada petugas jaga, sehingga pelayanan
laboratorium dapat terus berlangsung dengan baik

Kebijakan Seluruh anggota agar mentaati dan melaksanakan peraturan


dinas dalam di Sub Dep. Patklin

PIKET JAGA HARI KERJA


Waktu : Jam 14.00 Wib sId 19.00 Wib
Prosedur
1. Petugas Dinas Sore ( jaga ) datang pukul 13.30 Wib, dan
melakukan peRSUpan serah terima jaga,
2. Dinas sore naik jaga pukul 14.00 Wib.
3. Petugas laboratorium keliling ruangan pukul 16.00 Wib
untuk pengambilan sampel.
PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS
LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/5
HUSADA

Prosedur 4. Petugas jag a rnenqeqakan sampel dari ruangan rawat inap


dan UGD.
5. Petugas laboratorium keliling kembali ke ruangan pukul
05.00 Wib untuk pengambilan sample.
6. Setelah tiba di laboratorium petugas lab mengerjakan
sampel yang bersifat "CITO" seperti pasien dari UGD dan
sampel Astrop / Elektrolit.
7. Petugas dinas pagi yang mendapat tug as dinas dalam
membantu petugas jaga malam untuk dan memasukkan
hasil ke buku jaga.
8. Serah terima jaga dilakukan dengan petugas dinas dalam
pukul 18.30 Wib.
9. Pukul 19.00 tugas jaga selesai

Waktu : Jam 19.00 Wib s/d 07.00


1. Petugas Dinas Sore ( jaga ) datang pukul 18.30 Wib, dan
melakukan peRSUpan serah terima jaga,
2. Dinas sore naik jaga pukul 19.00 Wib.
3. Petugas laboratorium keliling ruangan pukul 16.00 Wib
untuk pengambilan sampel.
4. Petugas jag a rnenqeqakan sampel dari ruangan rawat inap
dan UGD.
5. Petugas laboratorium keliling kembali ke ruangan pukul
05.00 Wib untuk pengambilan sample.
6. Setelah tiba di laboratorium petugas lab mengerjakan
sampel yang bersifat "CITO" seperti pasien dari UGD dan
sampel Astrop / Elektrolit.
7. Petugas dinas pagi yang mendapat tug as dinas dalam
membantu petugas jaga malam untuk dan memasukkan
hasil ke buku jaga.
PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS
LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 3/5
HUSADA
Waktu : Jam 19.00 Wib s/d 07.00
Prosedur
8. Petugas Dinas Sore ( jaga ) datang pukul 18.30 Wib, dan
melakukan peRSUpan serah terima jaga,
9. Dinas sore naik jaga pukul 19.00 Wib.
10. Petugas laboratorium keliling ruangan pukul 16.00 Wib
untuk pengambilan sampel.
11. Petugas jag a rnenqeqakan sampel dari ruangan rawat inap
dan UGD.
12. Untuk admin Unit Pelayanan Darah untuk malam hari
bergabung dengan admin laboratorium.
13. Petugas laboratorium keliling kembali ke ruangan pukul
05.00 Wib untuk pengambilan sample.
14. Setelah tiba di laboratorium petugas lab mengerjakan
sampel yang bersifat "CITO" seperti pasien dari UGD dan
sampel Astrop / Elektrolit.
15. Petugas dinas pagi yang mendapat tug as dinas dalam
membantu petugas jaga malam untuk dan memasukkan
hasil ke buku jaga.
16. Serah terima jaga dilakukan dengan petugas dinas dalam
pukul 06.00 Wib.
17. Pukul 07.00 tugas jaga selesai

PIKET JAGA HARI LIBUR


Pagi : jam 07.30 WIB sid 14.00 WIB
Sore : jam 14.00 WIB sId 07.00 WIB
Malam: jam 19.00 WIB s/d 07.30 WIB

PIKET PAGI
1. Petugas Jaga Pagi datang pukul 07.00 WIB.
2. Menge~akan sampel dari ruangan rawat inap dan UGD.
Petugas keliling ruangan pukul 11.00 WIB.
PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 4/5
HUSADA
3. Menge~akan sampel ruangan rawat inap dan UGD.
Prosedur 4. Petugas keliling ruangan kembali puku113.00 WIB.
5. Menge~akan sampel ruangan rawat inap dan UGD.
6. Petugas melakukan serah terima jaga dengan petugas jaga sore
puku114.00 WIB.
7. Pukul 14.00 tugas jaga selesai.

PIKET SORE
1. Petugas jaga sore datang pukul 13.30 dan melakukan
peRSUpan dan serah terima jaga dengan petugas jaga pagi.
2. Pukul 14.00 WIB petugas jag a sore naik jaga.
3. Mengerjakan sampel ruangan rawat inap dan UGD.
4. Petugas keliling ruangan rawat inap bila ada telpon kesulitan
dalam pengambilan sampel.
5. Mengerjakan sampel yang bersifat cito dan dari UGD.
6. Pukul 20.30 petugas jaga sore melakukan serah terima
jaga dengan petugas jaga pagi.
7. Pukul 21.00 tugas jaga selesai.
PIKET MALAM
1. Petugas jag a sore datang pukul 20.30 dan
melakukan peRSUpan danserah terima jaga dengan
petugas jaga pagi.
2. Pukul 21.00 WIB petugas jag a sore naik jaga.
3. Menge~akan sampel ruangan rawat inap dan UGD.
4. Untuk admin Unit Pelayanan Darah untuk malam hari
bergabung dengan admin laboratorium
5. Petugas keliling ruangan rawat inap pukul 05.00 WIB untuk
pengambilan sampel.
6. Mengerjakan sampel yang bersifat cito dan dari UGD.
PERATURAN DINAS DALAM PETUGAS LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 5/5
HUSADA
6. Pukul 07.00 petugas jaga sore melakukan serah terima jaga
Prosedur dengan petugas jaga pagi
7. Pukul 07.30 tugas jaga selesai

Unit Terkait Dep.Terkait,Unit Askes, Unit R.Jalan, Or.Pengirim, Bag.Keu


ALUR PENERIMAAN ANGGOTA BARU DI
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

TUJUAN 1. Anggota baru mengetahui dan memahami alur pemeriksaan,


administrasi dan jenis pemeriksaan yang ada di laboratorium,
2. Memberi penyegaran kepada anggota yang baru tentang
Iingkungan laboratorium yang mereka hadapi.
3. Memberi penjelasan kepada anggota baru tentang cara kerja di
laboratorium sehingga mereka lebih terampil ketika selesai
menjalani masa orientasi.

1. Semua anggota baru wajib mengikuti orientasi di dalam


KEBIJAKAN
Iingkungan laboratorium.
2. Bila dirasakan masih kurang terampil di bag ian salah satu
bagian, masa orientasi dapat diulang atau diperpanjang.

1. Setiap anggota baru dilaboratorium harus sudah


PROSEDUR
menyerahkan/membawa surat tugas/surat keterangan dengan
tembusan ke karumkit dan bangdiklat.
2. Anggota baru terlebih dahulu menghadap kepala pelaksa harian
laboratorium untuk mendapatkan arahan-arahan / petunjuk-
petunjuk tentang apa yang harus dilakukan dan kepada siapa
saja mereka harus menghadap dan minta ijin.
3. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghadap Kadep
Janglin, Kasubdep Jangklin, Penanggung-jawab laboratorium
serta Kepala Seksi Laboratorium.
4. Selanjutnya mereka memperkenalkan diri kepada seluruh
karyawan laboratorium.

ALUR PENERIMAAN ANGGOTA BARU DI


LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 2/2

RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 5. Kemudian mereka akan diperkenalkan dengan bagian
kelompok kerja laboratorium yaitu:
a. Bagian sampling
b. Bagian Kimia Klinik
b. Bagian Hematologi
c. Bagian Serologi Imunologi
d. Bagian Mikrobiologi f. Bagian Urinalisa
e. Bagian Gula Darah
6. Anggota baru rolling dilakukan setiap 2 minggu sekali ke
semua bagian.
7. Untuk anggota baru yang dinilai kurang pada satu bagian akan
dilakukan rolling ulang ke bagian yang dinilai kurang tersebut.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Bangdiklat


ALUR PENERIMAAN SISWA /MAHASISWA MAGANG DI
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

TUJUAN 1. Agar sernua siswa 1 mahasiswa mengetahui dan memahami


alur pemeriksaan, administrasi dan jenis pemeriksaan yang ada
di laboratorium,
2. Memberi penyegaran kepada siswa / mahasiswa tentang
Iingkungan laboratorium yang mereka hadapi.
3. Memberi penjelasan kepada siswa / mahasiswa tentang cara
kerja di laboratorium sehingga mereka lebih terampil ketika
selesai menjalani masa orientasi.

1. Semua siswa/mahasiswa wajib mengikuti orientasi di dalam


KEBIJAKAN
Iingkungan laboratorium.
2. Bila dirasakan masih kurang terampil di bag ian salah satu
bagian, masa orientasi dapat diulang atau diperpanjang.

1. Setiap siswa/Mahasiswa yang akan magang dilaboratorium


PROSEDUR
harus sudah menyerahkan/membawa surat tugas/surat
keterangan magang dari sekolah / kampusnya. Dengan
tembusan ke karumkit dan bangdiklat.
2. Siswalmahasiswa yang akan magang terlebih dahulu
menghadap kepala pelaksa harian laboratorium untuk
mendapatkan arahan-arahan / petunjuk-petunjuk tentang apa
yang harus dilakukan dan kepada siapa saja mereka harus
menghadap dan minta ijin.
3. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghadap Kadep
Janglin, Kasubdep Jangklin, Penanggung-jawab
laboratorium serta Kepala Seksi Laboratorium.
4. Selanjutnya mereka memperkenalkan diri kepada seluruh
karyawan laboratorium.
ALUR PENERIMAAN SISWA /MAHASISWA MAGANG DI
LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 5. Kemudian mereka akan diperkenalkan dengan bagian
kelompok kerja laboratorium yaitu:
a. Bagian sampling
b. Bagian Kimia Klinik
f. Bagian Hematologi
g. Bagian Serologi Imunologi
h. Bagian Mikrobiologi f. Bagian Urinalisa
i. Bagian Gula Darah
6. Siswa atau Mahasiswa yang magang akan di bagi menjadi
beberapa kelompok dan di rolling setiap 3 - 5 hari sekali
sesuai dengan jumlah siswa dan jadwal magang.
7. Untuk siswa/ mahasiswa yang dinilai kurang pad a satu
bagian akan dilakukan rolling ulang ke bagian yang dinilai
kurang tersebut.
8. Setiap akhir pekan, siswa/ mahasiswa diwajibkan
mengukuti bimbingan materi serta test yang diberikan oleh
kepala seksi setiap bagian.
9. Setiap satu bulan sekali dilakukan post test yang diberikan
oleh kepala seksi laboratorium untuk penilaian kemajuan
secara umum baik materi maupun tekhnis.
10. Siswa/ Mahasiswa yang mendapat nilai rendah akan
dilakukan tes pengulangan materi dan tekhnis.
11. Satu minggu sebelum selesai magang, siswa/ mahasiswa
wajib membuat laporan kegiatan yang telah dilakukan di
rumah sakit. Materi untuk siswa sekolah menengah analis
kesehatan diajukan laporan kegiatan secara umum, sedang
untuk mahasiswa materi laporan lebih terfokus pada salah
satu materi bidang.
12.Siswa/mahasiswa yang selesai magang mengadap Kasi,
KSD dan Dokter Penanggung jawab lab, untuk
mendapatkan arahan.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Bangdiklat


PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU TEKNIS
LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

SOP/ / 2009 / 00 1/4


STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit:
OPERASIONAL
5 Januari 2009

Pengertian Orientasi adalah suatu pengenalan pertama terhadap sesuatu yang


akan di lakukan dalam pekerjaan

Tujuan 1. Untuk membiasakan diri dalam situasi pekerjaan tersebut


2. Untuk mempercepat adaptasi sehingga dapat dengan mudah
melakukan pekerjaan yang telah di tetapkan.
3. Agar bias melakukan pekerjaan denga sebaik-baiknya dan
sesuai standart yang di tentukan.

Kebijakan Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia


khususnya pegawai dilingkungan Rumkital Dr. Ramelan dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya yang sesuai bidang tugas
masing – masing, berlandaskan pada misi Rumkital Dr. Ramelan,
yaitu sebagai :

Prosedur Waktu dan program materi yang di berikan :


A. Orentasi Analis Baru
I. Bulan l
1. ORIENTASI PERSONIL.
a. Di lakukan pada mingu pertama
b. Melakukan penandatanganan SPK.
c. Mengenal pemimpin Laboratorium
d. Mengenal rekan kerja.
e. Mengenal ruangan di Laboratorium.
f. Mengenal dan mempelajari tugas,wewenang dan
tanggung jawab
PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU TEKNIS
LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/4
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 2. ORIENTASI BIDANG SAMPLING


a. Di lakukan pada minggu ke ll dan lll
b. Belajar protap sampling yang benar Belajar sampling
ke pasien yang mudah terlebih dahulu
c. Belajar alur proses setelah sampling.
d. Belajar penanganan sample yang hendak di rujuk.
e. Pengendalian pemeriksaan Hematologi dan

3. ORIENTASI BIDANG HEMATOLOGI.


a. Di lakukan pada minggu ke lV
b. Belajar menangani pemeriksaan Hematologi secara
manual.
c. Menerti dan bias membuat hapusan
d. Menerti dan bias memeriksa HB secara Photometrik.
e. Mengenal pemeriksaan Hematologi secara Analyzer.

II. Bulan l l
1. ORIENTASI URINALISA
a. Di lakukan pada minggu ke l
b. Belajar Centrifuge urine
c. Mengenal dan bias melihat sediment
d. Mengenal dan biasa meng analisa urine yang
lain.
e. Mengenal cara pengambilan sample urtine
f. Di lakukan pada minggu ke ll
g. Belajar membuat dan pengecatan preparat mikro.
h. Belajar pemeiksaan Serologi ( Widal, RA, ASTO dan
VDRL )
i. Di lakukan pada minggu ke lll
j. Mengenal bermacam macam bentukan bakteri.
k. Mengenal bentukan preparat malaria.

PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU TEKNIS


LABORATORIUM
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 3/4

RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur l. Di lakukan pada minggu ke ll


m. Belajar membuat dan pengecatan preparat mikro.
n. Belajar pemeiksaan Serologi ( Widal, RA, ASTO dan
VDRL )
o. Di lakukan pada minggu ke lll
p. Mengenal bermacam macam bentukan bakteri.
q. Mengenal bentukan preparat malaria.

f. Di lakukan pada minggu ke lV


g. Bisa melakukan pemeriksaan Hematologi.
h. Bisamelakukan pemeriksaan Urinalisis.
i. Bisa melakukan pemeriksaa Serologi.

III. Bulan lll


1. ORIENTASI BIDANG KIMIA KLINIK DAN IMUNLOGI
a. Belajar eng operasian peralatan Kimia Klinik dan
bimbingan senior.
b. Mengerti dan mengenal sample/bahan pemeriksaan
Kimia Klinik.
c. Mengenal dan mengerti cara kerja Analyzer.
PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU TEKNIS
LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 4/4
RSU PRIMA
HUSADA
d. Mengikuti pembekalan sistim kerja di laboratorium.
Prosedur e. Mengerti dan mengenal pemeriksaan Imonologi.
f. Penandatangaznan SPK sebagai karyawan tetap atau.
g. Pemberitahuan bahwa yang bersangkutan belum
memenuhi standart penerimaan karyawan.

B. Orentasi Adminitrasi Baru

I. Bulan pertama sampai bulan ke dua

a. Administrasi pasien Askes


b. Administrasi pasien Anggota TNI AL,AD,AU
c. Administrasi pasien Keluarga Anggota TNI AL
d. Administrasi pasien Kerjasama/Jaminan
e. Perincian biaya pasien Kerjasama/Jaminan dan pasien
umumPengaturan hasil Laboratorium Rawat Jalan dan Rawat
Inap

II. Bulan ke tiga

a. Melakukan pencatatan specimen sesuai dengan SOP


b. Mencatat bahan baik /tidak untuk dipriksa
c. Melakukan pendistribusian sample kebagian –bagian
Melakukan laporan jumlah specimen maupun jumlah pasien
bulanan, triwulan, dan tahunan.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait


PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP / / 2009 / 00 1/10


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

PROSEDUR 5 JANUARI 2009


TETAP

Laboratorium di rumah sakit yang melaksanakan pelayanan medik


Pengertian
spesialitik dan sub spesialitik

Tujuan Untuk melaksanakan pelayanan laboratorium medik spesialitik dan


sub spesialitik

Kebijakan Menunjang gawat darurat, daerah rawan bencana, traffic accident (


kecelakaan lalu lintas ) dan endemic wabah, perlu ditetapkan jenis
– jenis pemeriksaan yang harus dapat dilaksanakan selama 24 jam
TABEL 1
JENIS - JENIS PEMERIKSAAN
Prosedur
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
URIN
 Rutin + +
 Indikasi + +
 Khusus
FESES
 Rutin + +
 Indikasi + +
CAIRAN OTAK
 Rutin + +
 Indikasi + +
 Khusus +
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK YANG
DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM RUMKITAL Dr.
RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ /2009/ 00 2/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur TRANSUDAT /
EKSUDAT
 Rutin + +
 Indikasi + +
 Khusus + +
CAIRAN TUBUH
LAINNYA
HEMATOLOGI KLINIK
 Rutin + +
 Anemia + +
 Leukemia + +
 Hemostasis + +
 Lain - lain + +
 Bank Darah + +
IMUNOLOGI KLINIK
 Konvensional + +
 Petanda Infeksi + +
Virus
 Petanda Tumor + +
 Sistem + +
Kekebalan
MKIROBIOLOGI
KLINIK
 Sediaan + +
Langsung
 Kultur aerob + +
 Kultur anaerob
 Hitung Kuman + +
 Tes resistensi + +
KIMIA KLINIK
 Tes faal hati + +

PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK


YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 3/10


RSU PRIMA
HUSADA
Prosedur  Tes faal ginjal + +
 Enzim + +
 Karbohidrat + +
 Lemak + +
 Metabolisme + +
intermediate &
Ion organik
 Elektroforesa + +
protein
 Elektrolit + +
 Analisa gas + +
darah
 Hormon + +
 Protein khusus + +
 Toksikologi + +
 Monitoring obat
FAAL KLINIK
 Intertilitas + +
 GTT + +
 EKG + +
BIOLOGI SEL / + -
BIOMOLEKULER

Pelayanan konsultatif Laboratorik

RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMAERIKSAAN KELAS
A B C -

Konsultatif + +
laboratorik
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 4/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Rincian kegiatan ( jenis – jenis pemeriksaan ) disesuiakan dengan


kompleksitas pelayanan rumah sakitb yang bersangkutan.

RINCIAN JENIS PELAYANAN


1. URIN
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
Kualitatif / Semi
kuantitatif
Carik celup + +
PH + +
Berat Jenis + +
Protein + +
Glukosa + +
Urobilinogen + +
Urobilin + +
Bilirubin + +
Darah samara + +
Benda keton + +
Nitrit + +
Sedimen + +
Tes kehamilan + +
Titrasi HCG + +
Kuantitatif + +

2. FESES
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
Rutin + +
Indikasi :
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 5/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  Benzidin + +
 Tes + +
konsentrasi
 Sisa
pencernaan
Karbohidrat + +
Lemak + +
Protein + +
3. CAIRAN OTAK
RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
CAIRAN OTAK
 Jumlah sel + +
 Nonne + +
 Pandy + +
 Hitung jenis + +
Pem kuantitatif :
 Protein + +
 Chlorida + +
 Glukosa + +

4. TRANSUDAT,EKSUDAT,DAN CAIRAN TUBUH LAINNYA


RUMAH
JENIS SAKIT KETERANGAN
PEMERIKSAAN KELAS
A B C -
 Jumlah sel + +
 Hitung sel + +
 Rivalta + +
Pem Kuantitatif
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 6/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  Protein + +
 Glukosa + +
 Chlorida + +
.5. HEMATOLOGI KLINIK
JENIS RUMAH SAKIT
PEMERIKSAAN KELAS KETE
A B C - RANGAN
HEMATOLOGI
RUTIN
 Hemoglobin + +
 Jml leukosit + +
 Jml eritrosit + +
 Jml trombosit + +
 Hitung jenis + +
 Hematokrit + +
 Laju Endap + +
Darah (LED)
ANEMIA /
KELAINAN
ERITROSIT
 MCV + +
 MCH + +
 MCHC + +
 Morfologi Darah + +
Tepi
 Jml retikulosit + +
 HBO + -
 Prussian Blue + +
Sumsum tulang
 Morfologi Sumsum + +
Tulang
 Tes DCIP + -
 HbH Inclusion + -
Bodies
 Erythocyte + -
porphyrin
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 7/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  Serum Cobalamin + -


Assay
 Methyl malonik Acid + -
 Homocystein + -
 Deoxyuridine + -
Supression Tes
 Serum / red cell + -
Folate
 FIGLU + -
LEUKEMIA /
KELAINAN
LEUKOSIT
 Mieloperoksida Se + -
(MPO)
 Sudan Black B + -
(SBB)
 Tartarate resistance + -
acid phosphatase
( TRAP )
 Pewarnaan Besi + -
PATOLOGI
MOLEKULER
 Immunophenotyping + -
 Kartotyping + -
HEMOSTASIS
 Masa perdarahan + +
 Masa pembekuan + +
 Fibrinogen + +
 PT + +
 APTT + +
 Assay Inhibitot F + -
VIII
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 8/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  Lupus antikoagulan + -


 Ristocetin cofact + -
 AT III + -
 a – 2 antiplasmin + -
 Complement C1 + -
Esterase Inhibitor
 Hirudia + -
LAIN – LAIN
 Jml eosinofil + +
 Malaria + +
 Mikrofilaria + +
 Ham Test + +
 Viskositas serum + +
 Sel LE + +

6. IMUNOLOGI KLINIK

JENIS RUMAH SAKIT KETE


PEMERIKSAAN KELAS RANGAN
A B C -
Konvensinal
 VDRL + +
 TPHA + +
 WR + +
 Widal + +
 RA + +
 CRP + +
 ASTO + +
Petanda infeksi virus + +
 Toxoplasma IgG + +
 Toxoplasma IgM + +
 HIV + +
 IgM anti HAV + +
 HbsAg + +
 Anti HbsAg + +
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 9/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  Anti HCV + +


Petanda Tumor + +
 CEA + +
 PSA + +
 AFP + +
 Umunoglobalis + -

7. KIMIA KLINIK
RUMAH
JENIS SAKIT
PEMERIKSAAN KELAS KETERANGAN
A B C D
KIMIA KLINIK
Tes Faal Hati
 Protein total + +
 Alb / glob + +
 Bilirubin total + +
 Bilirubin D / I + +
 SGOT + +
 SGPT + +
 CHE + +
 Gamma GT + +
 Alkali Fosfatase + +
Tes Faal Ginjal
 Ureum + +
 Kreatinin + +
 Klirens Urea + +
 Klirens + +
Kreatinin
 Asam Urat + +
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DAPAT DILAKUKAN DI LABORATORIUM
RUMKITAL Dr. RAMELAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 10/10


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Enzimologi + +
Karbohidrat / + +
Glukosa
Lemak + +
Metabolisme + +
intermediate &
Ion anorganic
Elektroforesa + +
Protein
Elektrolit + +
Analisa Gas + +
Darah

Dari data di atas menunjukkan untuk Laboratorium Rumkital dr


Ramelan selama ini melayani 204 jenis pemeriksaan Laboratorium
yang berasal dari pemeriksaan yang biasa di lakukan sebanyak 141
jenis pemeriksaan dan 63 jenis pemeriksaan yangdi rujuk keluar
Laboratorium. Berdasarkan standart jenis pemeriksaan rumah sakit
tipe A yang di saratkan depkes adalah 181 jenis pemeriksaan maka
Laboratorium Rumkital dr Ramelan telah memenuhi 112 % dari
persyaratan yang berasal dari penjumlahan 78 % pemeriksaan yang
biasa di Lakukan di Laboratorium dan 34 % yang di rujuk.

UNIT TERKAIT Dep.Terkait,


PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DI RUJUK

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 1/3


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 1. HEMATOLOGI KLINIK

JENIS RUMAH SAKIT


PEMERIKSAAN KELAS KETE
A B C - RANGAN
ANEMIA /
KELAINAN
ERITROSIT
 Tes Coomb + + Rujuk
 Elektroforesis Hb + + Rujuk
 Fe + + Rujuk
 Indeks Saturasi + + Rujuk
 Ferritin + + Rujuk
 Transferin + + Rujuk
 HbF + + Rujuk
 Fragilitas osmotic + + Rujuk
 Acid phosphatase + + Rujuk
 Non Spesific + + Rujuk
Esterase (NSE)
 Spesific Esterase + + Rujuk
 Periodic Acid Schiff + + Rujuk
(PAS)
 Neutrophil Alkaline + + Rujuk
Phosphatase ( NAP )
 Analisa DNA + + Rujuk
 PCR + + Rujuk
 Masa Trombin + + Rujuk
 Agregasi trombosit + + Rujuk
 Refraksi bekuan + + Rujuk
 Tes Substitusi + + Rujuk
 Trombelastografi + + Rujuk
 TGT + + Rujuk
 Assay factor + + Rujuk
pembekuan
 Penyaring F XIII + + Rujuk
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DI RUJUK

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 2/3


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  Penyaring Inhibitor + + Rujuk


Koagulasi
 ECLT + + Rujuk
 FDP + + Rujuk
 D Dimer + + Rujuk
 Thrombo Test + + Rujuk
 Protein C + + Rujuk
 Protein S + + Rujuk
 Plasminogen + + Rujuk
 Heparin + + Rujuk
 PAI + + Rujuk
 Fibrin monomer + + Rujuk
 Hemiglobin ( Hi ) + + Rujuk
 Sulfhemoglobin + + Rujuk
 Carboxyhemoglobin + + Rujuk
(HbCO)
 WR + + Rujuk

2. IMUNOLOGI KLINIK

JENIS RUMAH SAKIT KETE


PEMERIKSAAN KELAS RANGAN
A B C D
 Coomb Tes + + Rujuk
 Seramoeba + + Rujuk
Petanda infeksi virus
 Rubella IgG + + Rujuk
 Rubella IgM + + Rujuk
 Herpes IgG + + Rujuk
 Herpes IgM + + Rujuk
 Cytomegalo IgG + + Rujuk
 Cytomegalo IgM + + Rujuk
PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
YANG DI RUJUK

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP / / 2009 / 00 3/3


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur
 IgM anti HBc + + Rujuk
 Anti HBc Total + + Rujuk
 HbeAg + + Rujuk
 LgE + + Rujuk
 PST + + Rujuk
 Sub set limfosit + + Rujuk
 Uji fungsi limfosit + + Rujuk

3. KIMIA KLINIK
RUMAH
JENIS SAKIT
PEMERIKSAAN KELAS KETERANGAN
A B C D
KIMIA KLINIK
 CPK ( CK ) + + Rujuk
 CKMB + + Rujuk
 HBDH + + Rujuk
 GLDH + + Rujuk
Hormon + + Rujuk
Protein khusus + + Rujuk
Toksikologi + + Rujuk
Monitoring obat + + Rujuk

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Dan Laboratorium Luar

Dari 181 standar pemeriksaan untuk Laboratorium Klinik Rumah Sakit Tipe A.
Laboratorium RSAL Surabaya dapat melakukan sekitar 165 pemeriksaan dengan di kerjakan di
fasilitas yang ada sekitar 91,2 %, sedangkan jika di bandingkan dengan seluruh pemeriksaan
yang diterima di RS, dengan kerja sama Laborat rujukan, jauh lebih besar dari standar
pemeriksaan yang ada di RS tipe A
PENGELOLAHAN LIMBAH UMUM / SAMPAH
NON MEDIS LABORATORIUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian 1. Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di ruang


laboratorium dalam menampung sampah non medis untuk
selanjutnya dikelola secara khusus.
2. Sampah non medis adalah limbah / sampah yang berasal dari
sampah umum / domestik seperti : sisa makanan atau
minuman, kertas, plastik.

Tujuan Sebagai acuan dalam penngolahan sampah non medis di lingkungan


Laboratoium agar tidak menimbulkan resiko yang membahayakan
petugas laboratorium.

Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya. Oleh karena itu
pengolahan limbah / sampah non medis harus sesuai dengan prosedur
yang ada.

PENGELOLAHAN LIMBAH UMUM / SAMPAH NON MEDIS


LABORATORIUM
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

SOP/ / 2009 / 00 2/2

RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 1. Sampah non medis yang dihasilkan oleh Laboratorium


dimasukkan ke dalam kontainer sampah non medis dengan
plastik warna hitam.
2. Petugas kebersihan Laboratorium mengosongkan kontainer
sampah yang ada.
3. Kontainer sampah dibersihkan / dicuci segera setelah
dikosongkan.
4. Petugas pengangkut sampah Rumah Sakit mengambil
sampah dari Laboratorium untuk dibawa ke Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) Rumah Sakit tiap pagi

Jangan membuang sampah rumah tangga dalam kantong plastik yang


berwama kuning. Hal ini untuk menekan biaya pengelolahan limbah

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3

PENANGANAN LIMBAH UMUM / SAMPAH NON


MEDIS LABORATORIUM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2

Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian 1. Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di ruang


laboratorium dalam menampung sampah non medis untuk
selanjutnya dikelola secara khusus.
2. Sampah non medis adalah limbah / sampah yang berasal dari
sampah umum / domestik seperti : sisa makanan atau
minuman, kertas, plastik.

Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan sampah non medis di lingkungan

Laboratoium agar tidak menimbulkan resiko yang membahayakan

petugas laboratorium.

Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya. Oleh karena itu
penanganan limbah / sampah non medis harus sesuai dengan prosedur
yang ada.

PENANGANAN LIMBAH UMUM / SAMPAH NON MEDIS


LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA
Prosedur Pemisahan I Pemilahan

Pemilahan dilakukan dengan menyediakan wadah sesuai dengan jenis

sampah medis yang dihasilkan.

Limbah umum I sampah rumah tangga, ini dimasukkan dalam kantong

plastik yang berwama hitam. Limbah ini berupa sisa makanan, sisa

pembungkus makanan, plastik dan sisa pembungkus obat.

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3

PENGELOLAHAN LIMBAH KHUSUS / PADAT


LABORATORIUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian 1. Sampah medis padat adalah limbah / sampah yang berasal dari
peralatan habis pakai seperti alat suntik, kapas, tissue, kertas
saring, jaringan, kemasan reagen, botol spesimen.
2. Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di ruang
laboratorium dalam menampung sampah non medis untuk
selanjutnya dikelola secara khusus.

Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan limbah khusus padat / sampah medis
padat di lingkungan laboratorium agar tidak menimbulkan resiko yang
membahayakan petugas Laboratorium.

Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya.
Karena itu penanganan limbah padat harus sesuai dengan prosedur
yang telah dittapkan oleh Rumah Sakit
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri sesuai prosedur
yang ada.

PENGELOLAHAN LIMBAH KHUSUS / PADAT


LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

Prosedur 1. Sampah medis padat dipisahkan sesuai dengan jenisnya, yaitu


sampah medis tajam : jarum dan sampah medis tidak tajam : kapas,
kertas saring, spuit (penghisap), sarung tangan disposible, botol
spesimen plastik, kemasan reagen.
2. Sampah medis tajam (jarum) dibakar.
3. Sampah medis tidak tajam dibuang dalam kontainer tertutup
dengan plastik warna merah .
4. Untuk wadah spesimen urine dan feses yang terbuat dari plastik,
setelah spesimennya dibuang dalam spoel hok, wadah spesimennya
langsung dibuang dalam kontainer tertutup dengan plastik warna
merah bersama sampah medis lainnya.
5. Untuk kemasan reagen, setelah dicuci bersih, ditampung di tempat
tersendiri untuk selanjutnya dibuang dan dibakar dalam insenerator.

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3

PENANGANAN LIMBAH KHUSUS / PADAT


LABORATORIUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/3


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian 1. Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di ruang


laboratorium dalam menampung sampah non medis untuk
selanjutnya dikelola secara khusus.
2. Sampah non medis adalah limbah / sampah yang berasal dari
sampah umum / domestik seperti : sisa makanan atau
minuman, kertas, plastik.

Tujuan Sebagai acuan dalam pengolahan sampah non medis di lingkungan

Laboratoium agar tidak menimbulkan resiko yang membahayakan

petugas laboratorium.

Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil


limbah / sampah padat, cair dan gas yang berbahaya. Oleh karena itu
penanganan limbah / sampah non medis harus sesuai dengan prosedur
yang ada.

PENANGANAN LIMBAH KHUSUS / PADAT


LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/3
HUSADA

Prosedur Penanganan Limbah Padat


Penanganan sampah dari masing - masing sumber dilakukan
sebagai berikut:

1. Tempat sampah penampungan yang digunakan di ruang


perawatan Ilaboratorium harus tempat sampah yang tertutup
rapat.
2. Membuka tutup tempat sampah dengan menggunakan injakan
kaki tidak dengan tangan.
Sebelum sampah dimasukkan kedalam tempat sampah, tempat
sampah dilapisi terlebih dahulu dengan kantong plastik yang
berwama kuning
4. Wadah I kantong plastik tidak boleh terisi sampah sampai
penuh I luber, bila wadah sudah terisi % bagian ikat ujung
kantong plastik tersebut dengan kuatdan dibawa ketempat
penampungan sementara.
5. Sampah yang sudah ditampung dikantong sampah tidak boleh
dituang kedalam gerobak sampah, hal ini untuk menghindari
terjadinya kontaminasi di lingkungna sekitar dan mengurangi
risiko kecelakaan terhadap petugas, pasien dan pengunjung.
6. Limbah klinis yang sudah ditampung tersebut, sebelum
dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir, dibakar terlebih
dahulu dengan insenerator, dan sisa hasil pembakaran
dimasukkan kedalam wadah plasitk dan diikat kuat. Wadah
plasitk yang digunakan sebaiknya yang tahan air dan tidak
gam pang sobek.
7. Jangan memungut Iimbah klinis tanpa menggunakan sarung
tangan.
8. Petugas yang menangani harus selalu menggunakan sarung
tangan dan sepatu karet, serta harus selalu mencuci tangan
dengan sabun dan cairan antiseptik setiap selesai mengambil
sampah.

PENANGANAN LIMBAH KHUSUS / PADAT


LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

SOP/ / 2009 / 00 3/3

Prosedur Penampungan Sementara


Penampungan sementara sangat diperlukan sebelum sampah
dibawa ketempat pembuangan akhir.
Syarat yang harus dipenuhi wadah sementara adalah :

1. Ditempatkan ditempat - tempat yang sesuai dan mudah


dijangkau oleh petugas.
2. Harus tertutup rapat dan kedap air dan tidak mudah bocor agar
terhindar dari jangkauan tikus, serangga dan binatang lainnya.
3. Hanya bersifat sementara, Kosongkan wadah bila sampah
sudah terisi % bagian.
4. Cucilah wadah limbah tersebut dengan larutan desinfektan dan
bilas dengan air setiap hari.
5. Cuci sarung tangan dan tangan setiap selesai melakukan
penanganan Iimbah.

Syarat yang harus dipenuhi wadah penampung limbah banda tajam


adalah :
1. Wadah harus tahan bocor dan tahan tusukan.
2. Harus memiliki pegangan yang dapat dijunjung dengan satu
tangan.
3. Mempunyai penutup yang tidak mudah dibuka.
4. Ganti wadah penampungan tersebut bila sudah terisi %
bagian.

Pembuangan I Pemusnahan
Seluruh sampah yang dihasilkan pada ahkirnya harus dilakukan
pembuangan I pemusnahan. Sistim pembuangan dilakukan secara
insenerasi, pembakaran dengan suhu tinggi akan membunuh
mikroorganisme dan mengurangi volume sampah sampai 90%.

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3

PENGELOLAHAN LIMBAH KHUSUS / CAIR


LABORATORIUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian 1. Merupakan suatu kegiatan dalam pengolahanlimbah cair.


2. Limbah cair yaitu pelarut organik bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen (darah dan
cairan tubuh).

Tujuan Sebagai acuan dalam pengolahan limbah cair di lingkungan


Laboratorium agar sesuai dengan standar.
Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya.
Karena itu penanganan limbah padat harus sesuai dengan prosedur
yang telah dittapkan oleh Rumah Sakit
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri sesuai prosedur
yang ada.

PENGELOLAHAN LIMBAH KHUSUS / CAIR


LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

Prosedur Pengelolahan limbah cair:


1. Sebelum diolah Iimbah dikumpulkan dalam wadah khusus
yang terbuat dari plastik tertutup..
2. Tidak dibenarkan menggunakan wadah dari gelas karena
dapat pecah.
3. Jika Iimbah mengandung bahan pelarut organik, wadah hatus
terbuat dari bahan baja anti karat.
4. Limbah cair hanya boleh dibuang langsung ke saluran
pembuangan limbah yang telah disiapkan. (IPAL Rumah
Sakit).

Syarat - syarat dalam pengelolahan Iimbah cair antara lain:


1. Saluran pembuangan harus tertutup.
2. Kemiringan saluran saluran 2 - 4 derajat, hal ini untuk
menjaga endapan dalam saluran.
3. Belokan ( elbow) saluran harus lebih besar dari 90 derajat.
Bangunan septic tank harus kedap air, kuat dan dilengkapi den an
luban ventilasi

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3


PENANGANAN LIMBAH KHUSUS / CAIR
LABORATORIUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian 1. Merupakan suatu kegiatan dalam penanganan limbah cair.


2. Limbah cair yaitu pelarut organik bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen (darah dan
cairan tubuh).

Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan limbah cair di lingkungan


Laboratorium agar sesuai dengan standar.

Kebijakan Bahwa laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah
/ sampah padat, cair dan gas yang berbahaya.
Karena itu penanganan limbah padat harus sesuai dengan prosedur
yang telah dittapkan oleh Rumah Sakit
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri sesuai prosedur
yang ada.

PENANGANAN LIMBAH KHUSUS / CAIR LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

Prosedur Penanganan Limbah Cair


1. Limbah cair yang dihasilkan dilaboratorium harus dibuang
khusus ke dalam saluran pembuangan yang sudah disediakan,
tidak boleh dibuang ke dalam saluran pembuangan umum.
2. Saluran pembuangan harus dilengkapi dengan sa ring halus
dan tahan karat, agar sisa darah atau tabung kaca, karet
penutup tabung tidak terbawa masuk ke dalam saluran air, hal
ini untuk menghindari sumbatan.
3. Siram bak dengan air bersih untuk mendorong limbah cair
masuk ke dalam bak septic tank.
4. Bersihkan bak saluran pembuangan dengan larutan
desinfektan setelah digunakan untuk pembuangan limbah
cairo
5. Cuci tangan sampai siku dengan sabun dan larutan antiseptik
sampai bersih dengan air mengalir.

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3


ALUR PENANGANAN LIMBAH KHUSUS PADAT DAN
LIMBAH CAIR

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/1


RSU PRIMA HUSADA

Tanggal Terbit

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Prosedur ALUR PENANGANAN LIMBAH PADAT

Kantong Plastik
limbah Kuning Limbah
Padat 1. Kimia Klinik Padat
2. Hematologi
Infeksius 3. Mikrobiologi Domestik
4. Serologi
Imunolo
gi

Kantong Plastik Kuning Kantong Plastik Hitam

Insenerator Rumah Sa kit Llimbah


Domestik
Rumah Sakit
ALUR PENANGANAN LIMBAH CAIR

1. Kimia Klinik
SEPTIK Pusat
2. Hematologi
TANK Pengolahan
3. Mikrobiologi Limbah
4. Serologi Imunologi
PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS CAIR

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Pencegahan bahan – bahan yang infeksius sehingga tidak
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

Tujuan Mencegah para petugas laboratorium agar tidak terinfeksi atau


tertular bahan atau specimen infeksius yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan.

Kebijakan 1. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )


2. Per Men Kes RI No. 156b/Menkes/Per/II/1998 tentang RS
Pelayanan Penunjang Medik
PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS CAIR

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

Prosedur Bahan yang digunakan : Larutan Chlorin 70 %


Penanganan :
1. Bahan infeksius seperti darah ( serum ) urine, sputum, sperma
atau cairan tubuh lainnya sebelum di buang direndam dalam
larutan chlorin sebagai disinfektan awal kemudian dimasukkan
dalam saluran pembuangan khusus.
2. Siram bak dengan air bersih untuk mendorong limbah cair masuk
ke dalam bak septic tank
3. Bersihkan bak saluran pembuangan dengan larutan desinfektan
4. Cuci tangan sampai siku dengan sabun dan larutan antiseptik
sampai bersih dengan air mengalir.

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3


PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS PADAT

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Pencegahan bahan – bahan yang infeksius sehingga tidak
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.

Tujuan Mencegah para petugas laboratorium agar tidak terinfeksi atau


tertular bahan atau specimen infeksius yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan.

Kebijakan 1.Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )


2.Per Men Kes RI No. 156b/Menkes/Per/II/1998 tentang RS
Pelayanan Penunjang Medik
PENANGANAN BAHAN INFEKSIUS PADAT

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

Prosedur Bahan yang digunakan :


1. Keranjang sampah tertutup.
2. Kantong plastic warna merah.
Penanganan :
1. Bahan infeksius padat dipisahkan sesuai dengan jenisnya, yaitu
bahan infeksius tajam : jarum dan bahan infeksius tidak tajam :
kapas, kertas saring, spuit (penghisap), sarung tangan disposible,
botol spesimen plastik, kemasan reagen.
2. Bahan infeksius tajam (jarum) dibakar
3. Bahan infeksius tidak tajam dibuang dalam kontainer tertutup
dengan plastik warna merah
4. Untuk wadah bahan infeksius urine dan feses yang terbuat dari
plastik, setelah spesimennya dibuang dalam spoel hok, wadah
spesimennya langsung dibuang dalam kontainer tertutup dengan
plastik warna merah bersama sampah medis lainnya.

Unit Terkait Dep.Terkait, Unit Keslin dan K3


PEMELIHARAAN KESEHATAN PETUGAS
LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/2

STANDAR Tanggal Terbit:


PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Januari 2009

Pengertian Merupakan tindakan-tindakan / upaya yang harus dilakukan untuk


memelihara kesehatan petugas laboratorium.

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan


petugas Laboratorium agar sesuai dengan standar.

c Pedoman keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan


Kebijakan Biomedis. Depkes RI pusat laboratorium kesehatan 1997.
c Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium
kesehatan, Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik
2003

Prosedur 1. Persyaratan Kesehatan :


a. Melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap termasuk
pemeriksaan laboratorium, foto thorax, kesehatan gigi,
kesehatan jiwa kepada petugas Laboratorium yang menjadi
satu di Urikes yang di lakukan berkesinambungan setiap satu
tahun sekali
b. Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi
syarat yang telah di tentukan.
c. Petugas mempunyai trackrecord kesehatan yang terdapat
dalam Urikes yang sudah meliputi hasil tes kesehatan yaitu
Tes ECG, Foto Thoraks, Hasil Laboratorium , Treadmill,
Kesehatan gigi, morfologi tubuh, Kesehatan jiwa.
PEMELIHARAAN KESEHATAN PETUGAS LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur d. Petugas Laboratorium harus melakukan vaksinasi yang di


lakukan sesuai dengan jadwal yang di lakukan setiap 3 tahun
sekali atau di sesuai denagn adanya droping dari Mabesal.
d. sebelum di lakukan vaksinasi petugas laboratorium harus di
lakukan periksaksaan Laboratorium secara lengkap dan
menyeluruh sehingga dapat di ketahui ada tidaknya indikasi
suatu penyakit yang dapat membahayakan petugas
laboratorium sehingga dapat dengan cepat di tangani.

2. Pemantauan Kesehatan
a. Setiap petugas Laboratorium harus memiliki kartu berobat di
Rumah sakit sehingga dalam melakukan pengecekan
kesehatan setiap saat dapat terpenuhi.
b. Kartu kesehatan harus di bawa setiap saat dan diperlihatkan
kepada dokter bila petugas Laboratorium Sakit.
c Laboratorium memiliki buku laporan atau catatan mengenai
kesehatan dan kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan

Unit Terkait Dep.Wat, Unit Rawat Jalan


PENANGANAN KECELAKAAN
DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/3

STANDAR Tanggal Terbit:


PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Januari 2009

Pengertian 1. Merupakan suatu tindakan yang harus dilakukan oleh petugas


Laboratorium bila terjadi kecelakaan di Laboratorium.
2. Jenis Kecelakaan yang dapat terjadi di Laboratorium :
a. Kebakaran
b. Sengatan listrik
c. Ledakan
d. Tumpahan
e. Kecelakaan Laboratorium lainnya

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan yang dilakukan oleh


petugas Laboratorium bila terjadi kecelakaan di Laboratorium.

a. Pedoman keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan


Kebijakan Biomedis. Depkes RI pusat laboratorium kesehatan 1997.
b. Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium
kesehatan, Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik
2003
PENANGANAN KECELAKAAN
DI LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/3
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 1. Prosedur darurat umum untuk membatasi kerusakan akibat


kecelakaan :
a. Memberikan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
Orang tersebut dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman,
kecuali jika pemindahan dapat menyebabkan keadaan yang
lebih buruk.
b. Pemutusan aliran listrik bila diperlukan.
c. Memberi peringatan pada orang yang berada di sekitar lokasi
kejadian.
d. Pada kasus kebakaran segera padamkan api dengan alat
pemadam kebakaran. Bila diperkirakan tidak dapat diatasi
dengan pemadam kebakaran yang ada di Laboratorium,
hubungi segera pemadam kebakaran kota / wilayah.
e. Jika terdapat spesimen yang tumpah, maka tumpahan dan
wadahnya segera ditutup dengan kain yang dibasahi
disinfektan. Jika wadah terbuat dari logam, disinfektan jangan
bersifat korosif.
f. Pada ancaman bahaya besar karena aerosol, daerah yang
terkena harus segera dikosongkan.

2. Prosedur bila terjadi tumpahan bahan kimia :


a. Sebelum petugas menangani bahan kimia yang berbahaya yang
tumpah, harus memakai alat pelindung diri dan peralatan-
peralatan, yaitu :
- Pakaian pelindung diri, sarung tangan.
- Sepatu bot karet
- Sekop dan pengumpul debu
- Forcep untuk mengambil pecahan gelas
- Bulu ayam, kain lap dan kertas pembersih
- Ember
- Abu soda atau nitrium bikarbonat untuk menetralkan
asam
RSU PRIMA PENANGANAN KECELAKAAN
HUSADA DI LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 3/3

Prosedur b. Jika terjadi tumpahan asam dan bahan korosif, dinetralkan


dengan abu soda atau natrium bikarbonat.
c. Jika terjadi tumpahan zat alkalis, ditaburkan pasir di atasnya.
d. Mengupayakan pertolongan bagi petugas Laboratorium yang
cedera, segera bawa ke Unit Gawat Darurat untuk
mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
e. Bila bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar,
segera matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan
ruangan yang berdekatan.
f. Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga
api.
e. Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah

Unit terkait Depwat, unit rawat jalan.


PENCEGAHAN BAHAYA FISIK
DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 1/2

STANDAR Tanggal Terbit:


PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Januari 2010

Pengertian
1.Merupakan langkah-langkah atau tindakan yang harus dilakukan
petugas Laboratorium atau Rumah Sakit untuk mencegah bahaya
atau kecelakaan fisik di lingkungan kerja Laboratorium.
2. Bahaya atau kecelakaan fisik adalah kejadian-kejadian yang
ditimbulkan karena keadaan fisik Laboratorium yang dapat
menimbulkan bahaya atau gangguan bagi petugas Laboratorium
dan orang disekitarnya, misalnya : kebakaran, sengatan listrik,
sanitasi lingkungan Laboratorium yang kurang terpelihara.

Tujuan Sebagai acuan petugas Laboratorium dalam melakukan tindakan


pencegahan atau kecelakaan fisik di Laboratoriun.

Kebijakan 1. Pedoman keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis.


Depkes RI Pusat Laboratorium Kesehatan 1997.
2. Pedoman praktek Laboratorium yang benar Depkes RI 2004
PENCEGAHAN BAHAYA FISIK
DI LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ I / 2010 / 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 1. Pencegahan Kebakaran :


Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik
2. Pencegahan bahaya listrik.
a. Instalasi listrik dipasang sesuai dengan ketentuan untuk
laboratorium.
b. Sisten kabel interior mempunyai arde (konduktor yang
ditanam) dan kondisi kabel dalam keadaan baik.
c. Panel pemutus aliran listrik ditempatkan pada lokasi yang
mudah dijangkau dan tombolnya diberi tanda yang mudah
dikenali.
3. Pemeliharaan sanitasi lingkungan :
a. Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis.
b. Tersedia tempat sampah yang bagian dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik yang berbeda warnanya untuk tiap
jenis sampah.
c. Tersediatempat khusus untuk makan dan minum bagi
petugas Laboratorium.
4. Tersedia pakaian pelindung diri dan digunakan bila
diperlukan
5. Penyimpanan cairan mudah terbakar.
a. Wadah cairan terbuat dari bahan tahan api
b. Lemari atau rak penyimpanan terbuat dari bahan yang kuat
dan diberi label yang tidak mudah terbakar.
c. Ruang penyimpanan dilengkapi dengan ventilasi yang baik

Unit Terkait Dep.Wat, Unit Rawat Jalan


PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIS
DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 1/4

STANDAR Tanggal Terbit:


PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Januari 2010

Pengertian 1 Merupakan langkah atau tindakan yang harus dilakukan petugas


Laboratorium atau Rumah Sakit untuk mencegah bahaya atau
kecelakaan biologis di lingkungan kerja Laboratorium.
2. Bahaya atau kecelakaan biologis adalah
kejadian-kejadian yang ditimbulkan karena bahan infeksi di
Laboratorium yang dapat membahayakan petugas Laboratorium
maupun orang di sekitarnya.
3. Bahan infeksi adalah bahan yang mengandung mikroorganisme
hidup seperti bakteri, virus, ricketsia, jamur atau suatu
rekombinan, hibrid atau mutan yang dapat menimbulkan
penyakit pada manusia dan hewan. Toksin yang tidak
mengandung bahan infeksi tidak termasuk dalam batasan ini.

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencegahan bahaya /


kecelakaan biologis di Laboratorium.

Kebijakan a. Pedoman keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan


Biomedis. Depkes RI pusat laboratorium kesehatan 1997.
b. Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium
kesehatan, Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik
2003

PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIS


DI LABORATORIUM
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 2/4

RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 1. Terhadap petugas laboratorium :


a. Selalu menggunakan pakaian pelindung / jas Laboratorium.
b. Menggunakan masker dan sarung tangan.
c. Mencuci tangan setelah bekerja, termasuk setelah membuka
sarung tangan.
d. Menutup luka
2. Cara pencegahan penyebaran bahan infeksi
a. Lingkaran sengkelit harus penuh dan panjang tangkai
maksimum 6 cm.
b. Gunakan alat insinerasi mikro untuk membakar sengkelit. Hal
ini untuk mencegah timbulnya percikan bahan infeksi jika
membakar sengkelit di atas pembakar bunsen.
3. Cara mencegah tertusuk bahan infeksi :
a. Menggunakan jarum suntik secara berhati-hati saat bekerja.
b. Pilih pipet pasteur yang terbuat dari plastik.
4. Cara menggunakan pipet dengan alat bantu pipet
a. Hindarkan memipet dengan mulut, selalu menggunakan alat
bantu pipet.
b. Masukkan sumbat kapas ke dalam mulut pipet untuk
mengurangi kontaminasi terhadap pipet.
c. Jangan meniupkan udara maupun mencampur bahan terinfeksi
dengan cara menghisap dan meniup cairan lewat pipet.
d. Jangan keluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa.
e. Sedikit kapas yang dibasahi desinfektan pada meja kerja untuk
membersihkan meja jika terkena tetesan cairan atau bahan
infeksi dari pipet.
f. Gunakan pipet ukur karena cairan tidak perlu dikeluarkan
sampai tetes terakhir.

PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIS


DI LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ I / 2010 / 00 3/4
RSU PRIMA
HUSADA
Prosedur g. Rendam pipet sehabis dipakai dalam wadah berisi desinfektan
sebelum disterilkan.
5. Cara menggunakan sentrifus
a. Lakukan sentrifugasi sesuai dengan instruksi Pabrik.
b. Periksa rotor sentrifus dan selongsong (bucket) sebelum
dipakai atau secara berkala untuk melihat tanda korosi dan
keretakan.
c. Selongsong berisi tabung sentrifus harus seimbang.
d. Gunakan air untuk meyeimbangkan selongsong. Jangan
gunakan larutan NaCl atau hipoklorit karena bersifat korosif.
6. Cara menggunakan lemari pendingin dan lemari pembeku :
a. Lemari pendingin, harus dibersihkan secara teratur
b. Buang ampul, tabung, botol dan wadah lain yang pecah selama
disimpan. Gunakan sarung tangan karet tebal saat bekerja.
c. Setelah dibersihkan, permukaan dalam lemari pendingin dan
lemari pembeku harus didisinfeksi dengan desinfektan yang
tidak korosif.
d. Semua wadah yang disimpan harus diberi label yang jelas
berisi nama bahan, tanggal disimpan dan nama orang yang
menyimpan.
e. Cairan yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam
lemari pendingin.
7. Tindakan terhadap darah dan cairan tubuh :
Mengambil, melabel dan membawa spesimen
- Menggunakan sarung tangan
- Hanya petugas Laboratorium / perawat ruangan yang boleh
melakukan pengambilan darah.
- Setelah pengambilan darah.
- Pindahkan darah dalam tabung spesimen dengan hati-hati
dan tutup rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis
pakai dibakar dalam alat insinerasi.

PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIS


DI LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ I / 2010 / 00 4/4
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur - Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label.


- Masukkan tabung ke dalam wadah plastik untuk dibawa ke
Laboratorium, formulir permintaan dibawa secara terpisah.
b. Membuka tabung spesimen dan mengambil spesimen
- Buka tabung spesimen dengan menggunakan sarung tangan.
- Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung setelah
dibungkus kain kasa.
c. Kaca dan benda tajam.
- Gunakan alat terbuat dari plastik sebagai pengganti gelas/kaca.
Bahan kaca/gelas dapat dipakai jika terbuat dari borosilikat.
- Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat suntik selain untuk
mengambil darah.
d. Sediaan darah pada gelas obyek dengan forsep.
- Pegang gelas obyek dengan forsep

Unit terkait Depwat, Unit rawat jalan

PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA


DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 1/4
STANDAR
Tanggal Terbit:
PROSEDUR
OPERASIONAL
5 Januari 2010

Pengertian 1. Merupakan langkah-langkah atau tindakan yang harus dilakukan


petugas Laboratorium atau Rumah Sakit untuk mencegah bahaya
atau kecelakaan kimia di lingkungan kerja Laboratorium.
2. Bahaya atau kecelakaan kimia adalah kejadian-kejadian yang
ditimbulkan karena bahan-bahan kimia di Laboratorium yang
dapat menimbulkan bahaya atau gangguan bagi petugas
laboratorium dan orang disekitarnya.
3. Bahan Kimia yang berbahaya dibagi
menjadi 9 golongan, yaitu :
a. Bahan Kimia Beracun (toksik)
Merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian
bila terserap tubuh karena tertelan, terhirup atau terkena
kulit.
b. Bahan Kimia Korosif
Merupakan bahan yang karena reaksi kimia dapat
menyebabkan kerusakan bila kontak dengan jaringan
tubuh atau bahan lain. Contoh : Asam, Anhidrida asam,
Alkali.
c. Bahan Mudah Terbakar (Flamable Substances).
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan menimbulkan kebakaran.

PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA


DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ I / 2010 / 00 2/4

Pengertian Contoh :
- Zat padat mudah terbakar : belerang, fosfor, hibrida logam,
logam alkali dan lain-lain.
- Zat cair mudah terbakar : eter, alkohol, aseton, benzena,
heksan.
- Gas mudah terbakar : gas alam, hidrogen, asetilen, etilen
oksida.
d. Bahan Kimia Yang Mudah Meledak.
Contoh :
- azida, asam perklorat, asam pikrat dan garamnya.
e. Bahan Kimia Oksidator
Merupakan bahan kimia yang tidak mudah terbakar, tapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan lainnya.
Contoh :
- perkolat, permanganat, peroksida organik.
f. Bahan Kimia yang reaktif terhadap air.
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air
dan menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar.
Contoh :
- natrium, hidrida, karbit, nitrida.
g. Bahan Kimia yang reaktif terhadap asam.
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan asam
dan menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar atau
gas yang beracun dan korosif.
Contoh : natrium, hidrida, sianida.
h. Gas Bertekanan
Merupakan gas yang disimpan di bawah tekanan, baik gas
yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan
dalam pelarut di bawah tekanan.
Contoh : Gas nitrogen,CO2, asetilen, hidrogen klor, yang
tersimpan dalam silinder.
i. Bahan Radioaktif
Merupakan bahan kimia yang mempunyai kemampuan
memancarkan sinar radioaktif.

PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA


DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
STANDAR No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
PROSEDUR SOP/ I / 2010 / 00 3/4
OPERASIONAL

Tujuan Sebagai Acuan pagi petugas Laboratorium dalam melakukan tindakan


pencegahan bahaya / kecelakaan kimia di Laboratorium

c. Pedoman keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan


Kebijakan Biomedis. Depkes RI pusat laboratorium kesehatan 1997.
d. Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium
kesehatan, Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik
2003

1. Bahan-bahan kimia ditempatkan pada ruang atau tempat


Prosedur tersendiri.
2. Tersedia alat pemadam kebakaran.
3. Bahan kimia berbahaya disimpan dengan persyaratan sebagai
berikut :
a. Bahan beracun
- Ruangan dingin dan berventilasi
- Wadah tertutup dan berlabel.
- Jauh dari bahan yang mungkin
bereaksi.
b. Bahan korosif.
- Ruang dingin dan berventilasi
- Wadah tertutup dan berlabel.
- Jauh dari bahan beracun
c. Bahan mudah terbakar
- Ruang dingin dan berventilasi
- Jauh dari sumber api atau panas termasuk loncatat api dan
bara rokok.
- Jauh dari bahan oksidator.
d. Bahan mudah meledak
- Ruang dingin dan berventilasi
- Jauh dari panas dan api
- Jauh dari bahan yang mudah terbakar
- Hindari dari gesekan atau tumbukan mekanik

PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA


DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
STANDAR No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
PROSEDUR SOP/ I / 2010 / 00 4/4
OPERASIONAL
e. Bahan Oksidator
Prosedur - Ruangan dingin dan berventilasi
- Jauh dari sumber api atau panas termasuk loncatat api dan bara
rokok.
- Jauh dari bahan cair mudah terbakar dan zat reduktor
f. Bahan reaktif terhadap air
- Ruangan dingin, kering dan berventilasi.
- Jauh dari sumber nyala api dan panas.
- Bangunan kedap air
- Tersedia alat pemadam kebakaran tanpa air misalnya CO2.
g. Bahan reaktif terhadap asam
- Ruangan dingin dan berventilasi.
- Jauh dari sumber api, panas dan asam.
- Ruang penyimpanan perlu dirancang agar tidak memungkinkan
terbentuknya kantong hidrogen.
- Tersedia alat pelindung diri.
h. Gas Bertekanan
- Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat
- Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
- Jauh dari sumber api dan panas
- Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup.
- Pisahkan gas mudah terbakar dari gas bersifat oksidator.

Unit terkait Depwat, Unit rawat jalan


SARANA KEAMANAN KERJA
DI LABORATORIUM

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2010 / 00 1/2

Tanggal Terbit:
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2010
OPERASIONAL

Pengertian Merupakan tindakan-tindakan / upaya yang harus dilakukan untuk


memelihara kesehatan petugas laboratorium.

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan


petugas Laboratorium agar sesuai dengan standar.

a. Pedoman keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan


Biomedis. Depkes RI pusat laboratorium kesehatan 1997.
b. Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Laboratorium
Kebijakan kesehatan, Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik
2003.

Prosedur Sarana keamanan kerja di Laboratorium meliputi :


1. Keamanan Ruangan.
a. Seluruh ruangan dalam Laboratorium harus di jaga
kebersihannya.
b. Permukaan meja kerja tidak boleh tembus air, tahan asam,
Alkali, Larutan Organic dan larutan yang panas.
c. Semua perabotan harus terbuat dari bahan-bahan yang kuat.
SARANA KEAMANAN KERJA
DI LABORATORIUM

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ / 2009 / 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur
d. Antara meja kerja kursi, almari dan semua alat-alat
Laboratorium harus ada jarak sehingga dapat denga mudah di
bersihkan.
e. Ruang tunggu pasien dan ruang pemeriksaan Laboratorium
harus terpisah.
f. Tersediakannya penerangan yang cukup.
g. Tersedianya bak cuci tangan dengan kran yang air yang
mengalir.
h. Tersedianya denah Laboratorium yang lengkap.
i. Tempat sampah yang di lengkapi dengan kantong plastic
yang berbeda sesuai denganjenis sampah.
j. Tersedianya kamar kecil.
2 Koridor gang dan lantai :
a. Lantai Laboratorium harus bersih dan tidak licin.
b. Penerangan di koridor dan gang harus cukup.
3 Sistim Ventilasi
a. Ventilasi yang cukup.
b. Jendela Laboratorium yang sesuai denga ruangan sehingga
sirkulasi udara dapat terpenuhi.
4 Fasilitas air dan Listrik.
a. Tersedianya aliran listrik yang memadai.
b. Tersedianya fasilitas air PDAM yang memadai.
5 Peralatan keamanan kerja :
a. Pakaian pelindung Jas.
b. Masker.
c. Sarung tangan.
d. Sekop pengumpul debu.
e. Ember.
f. Alat pemadam kebakaran.

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan


PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

LAB / I / 2011 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Cara yang harus dikerjakan oleh petugas pengambil sampel


orofaring dan cara mewadahinya

Tujuan Menjadi acuan bagi petugas laboratorium yang mengambil,


mengepak dan mengirimkan sample dari pasien agar terjamin
keakuratan hasil pemeriksaan laboratorium dan keamanan bagi
petugas ybs dan pelaku lain yang terkait dengan kegiatan
pengiriman sample.

Kebijakan Petugas yang mengambil sama dengan yang mengirimkan sample


untuk pemeriksaan laboratorium AI
Sampel darah pertama diambil pada fase akut dan sample darah
kedua diambil pada fase konvalesen (7 – 14 hari setelah
pengambilan darah pertama)
Pengambilan darah memakai spuit biasa :
1. Lakukan pengambilan darah vena seperti prosedur
Prosedur
phlebotomy biasa, aspirasi 2 mL untuk pasien anak-2, dan
5 mL untuk pasien dewasa.
2. Masukkan darah ke dalam tabung darah steril, vakum,
bersumbat karet tanpa antikoagulan.
3. Diamkan pada suhu kamar selama 1 jam, sampai serum
terpisah dari bekuannya.
4. Setelah disentrifus, pisahkan serum secara aseptis dan
ekstra hati-2
5. Tabung dibungkus kertas tissue.
6. Masukkan remasan kertas koran ke dalam kotak
pengiriman primer, kemudian masukkan tabung berisi
serum di sela remasan koran.
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA
Pengambilan darah memakai tabung vakum
Prosedur 1. Untuk anak-2, gunakan tabung vakum plain (tanpa
antikoagulan) ukuran 2 mL, sedang untuk orang dewasa
gunakan tabung berukuran 5 mL.
2. Diamkan pada suhu kamar selama 1 jam, sampai serum
terpisah dari bekuannya.
3. Setelah disentrifus, pisahkan serum secara aseptis dan ekstra
hati-2
4. Tabung dibungkus kertas tissue.
5. Masukkan remasan kertas koran ke dalam kotak pengiriman
primer, kemudian masukkan tabung berisi serum di sela
remasan koran.
Pada setiap spesimen yang disimpan di dalam wadah khusus diberi
label yang memuat informasi : nama pasien, umur, jenis kelamin,
tanggal pengambilan, lokasi pengambilan, jenis specimen ( S =
darah / serum, N = Usap Oro dan Nasofaring )
Label ditulis memakai pensil 2B, ballpoin atau spidol yang tidak
luntur.

Jika disamping pemeriksaan rujukan diperlukan pemeriksaan


lainnya, maka volume darah yang diambil dilebihkan dari
kebutuhan darah tersebut di atas.

Dept.Terkait
Unit Terkait
PENGAMBILAN DARAH KAPILER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

22/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian
Suatu cara pengambilan darah pada ujung jari, cuping telinga atau
pada tumit bayi dengan menggunakan lancet

Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah guna dilakukan


pemeriksaan laboratorium yang hanya memerlukan darah
kurang dari 0,5 cc dan dikerjakan di tempat.
2. Untuk pemeriksaan laboratorium yang pengambilannya
menggunakan tabung kapiler.
3. Untuk pemeriksaan Bleeding Time.
4. Untuk menghemat sarana pemeriksaan.

Kebijakan 1. Penggunaan lancet yang steril atau disposable.


2. Pengambilan sampel darah pada orang dewasa dilakukan
pada jari tengah, tidak diperbolehkan pada jari jari kelingking
atau ibu jari.
3. Pengambilan sampel darah pada bayi dan anak-anak
dilakukan pada cuping telinga atau tumit.

Prosedur 1. PeRSUpkan semua sarana terlebih dahulu.


2. Lakukan tekanan pada jari / cuping telinga / tumit yang
ditusuk.
3. Lakukan desinfeksi dengan alkohol 70% dan biarkan sampai
kering.
4. Lakukan tusukan dengan lancet steril tegak lurus pada garis
dermatom.
5. Darah yang pertama keluar dihapus dengan kapas / kasa
steril.
PENGAMBILAN DARAH KAPILER

No. Dokumen No. Revisi Halamam

22/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur 6. Biarkan darah keluar dan dapat dibantu dengan memberi


tekanan yang arahnya diagonal ke arah distal dan periodik pada
sisi ventral jari.
7. Tampung darah pada wadahnya.
8. Bila pengambilan telah cukup, tutup luka dengan
kapas alkohol dengan sedikit tekanan dan suruh penderita
memegangnya sendiri.

Dept.Terkait
Unit Terkait
PENGAMBILAN DARAH ARTERI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

23/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIOANAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu cara pengambilan darah arteri dengan menggunakan spuit
Pengertian

Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah guna


pemeriksaan gas darah.
2. Untuk mengambil sampel darah bila mengalami
kesulitan dalam pengambilan darah vena.
1. Penggunaan darah untuk pemeriksaan BGA
menggunakan spuit biasa yang telah dibasahi
Kebijakan
dengan heparin.
2. Pengambilan darah untuk pemeriksaan yang lain
menggunakan spuit biasa tanpa antikoagulan.
1. Desinfeksi daerah arteri yang akan ditusuk dengan alkohol
70 % dan biarkan sampai kering.
Prosedur
2. Raba daerah arteri dan fiksasi dengan dua jari.
3. Lakukan penusukan tegak lurus pada daerah yang
denyutannya terasa paling menonjol ( A. Radialis,
A.Brachialis atau A.Inguinale )
4. Setelah selesai cabut jarum dan tekan daerah tersebut
dengan kapas alkohol 70% atau pembalut tekan (atau yang
berfungsi sebagai pembalut tekan) serta tahan 5 – 10 menit
agar tidak terjadi perdarahan lebih lanjut (bila penderita sadar
suruh penderita menekan dengan tangannya)
5. Untuk pemeriksaan BGA begitu jarum dicabut dari arteri,
jarum harus segera ditutup dengan jalan menusukkan ke karet
(penutup vial).

Unit Terkait Dept.Terkait


PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

24/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam
Pengertian
fossa Cubiti, vena saphena magna / vena superfisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
representatif.

Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan


memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan
pengambilan darah (phlebotomy)

Kebijakan 1. Sarana untuk pengambilan sample harus sudah tersedia


lengkap.
2. Pencahayaan dalam ruangan pengambilan sampel harus
memadai.
3. Harus dilakukan komunikasi dan informasi yang tepat dengan
pasien.
1. Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang
dilakukan terhadap penderita, kerja sama penderita, sensasi
Prosedur
yang akan dirasakan penderita dsb.)
2. Cari vena yang akan ditusuk (superficial, cukup besar,
lurus, tidak ada peradangan, tidak diinfus).
3. Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan
tangan kiri phlebotomist atau diganjal bantalan kecil dengan
telapak tangan menghadap keatas sambil megepal.
4. Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas steril yang telah dibasahi alkohol 70 % dan biarkan
sampel kering.
5. Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5
jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas.
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA

No. Dokumen No. Revisi Halamam

24/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA HUSADA

Prosedur 6. Bila tourniquet berupa ikatan simpul terbuka dan arahnya


keatas), pembendungan tidak boleh terlalu lama (maksimal 2
menit, terbaik 1 menit)
7. Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang
akan diambil, cek jarum dan karetnya.
8. Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya
dan dorong penghisap sampai ke ujung depan.
9. Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk dengan ibu
jari tangan kiri.
10. Tusukkan jarum dengan sisi menghadap keatas
membentuk sudut + 15–30 sampai ujung jarum masuk
kedalam vena dan terlihat darah pada pangkal jarum.
11. Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk
sudut.
12. Penghisap spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan
volume darah yang diinginkan.
13. Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan, letakkan
kapas alkohol 70 % diatas jarum, cabut jarum dengan
menekan kapas menggunakan tangan kanan pada bekas
tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan,
plester, tekan dengan telunjuk dan ibu jari penderita selama 
5 detik.
14. Lepaskan jarum, alirkan darah kedalam wadah dengan
volume seuai melalui dindingnya supaya tidak timbul
gelembung buih.
15. Jika menggunakan antikoagulan, goyang botol dengan
arah memutar 10 kali agar anti koagulan tercampur dengan
darah dan tidak terjadi bekuan.
Pasang label yang bertuliskan identitas pasien dan jenis
pemeriksaan yang diminta pada botol sampel.

Dept.Terkait
Unit Terkait

PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT SECARA


MANUAL
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

25/LAB/VI/2011 00 1/2

RSU PRIMA
HUSADA
STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur RSU PRIMA HUSADA
OPERASIONAL 14 Juni 2011

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian


dimasukkan ke dalam kamar hitung.

Tujuan Mengetahui jumlah leukosit per ul darah

Kebijakan Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung


leukosit ialah 20 x.

Cara kerja :
Prosedur
1. Darah kapiler atau darah EDTA, isap sampai tanda garis
1. Hapus darah yang melekat pad a ujung pipet.
2. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk, dilanjutkan
menghisap larutan Turk sampai tanda garis 11, hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung udara.
3. Angkat pipet dari larutan Turk, tutup kedua ujung pipet
dengan jari. Kocok selama 15 – 30 detik
4. Hitung dengan menggunakan kamar hitung dibawah
mikroskop dengan lensa pembesaran 10x.
5. Jumlah Eritrosit dihitung dalam keempat bidang besar
(kotak W).

PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT SECARA MANUAL


No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

25/LAB/VI/2011 00 2/2

RSU PRIMA
HUSADA
6. Perhitungan:
W = 1 x 1 x 1/10 mm3
Prosedur
=1/10 mm3
4W = 4/10 x pengenceran 10 x
a. = 10/4 x 10 = 100/4 = 25
b. = N x 25.

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT SECARA MANUAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

26/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Darah diencerkan dalam pipet eritrosit,kemudian dimasukkan


dalam kamar hitung.Jumlah eritrsit dihitung dalam volume
tertentu.

Tujuan Mengetahui jumlah eritrosit per ul darah

Kebijakan
Pengenceran yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit
adalah 200x, tetapi bila keadaan anemia dapat disesuaikan
dengan keadaan

1. Reagensia larutan Gower / Hayem ( Larutan Natrium Sulfat


PeRSUpan 12,5 gr + Larutan Asam Asetat Glasial 33.3 ml dalam 200
ml Aquadest ).
2. Mikroskop, Pipet Eritrosit, Cawan Petri

Prinsip
Prosedur
Darah vena / kapiler diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian
dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung
dalam volume tertentu dengan menggunakan factor konversi
jumJah eritrosit per ul darah.Cara kerja :
1. Darah kapiler atau darah EDTA, isap dengan pipet eritrosit
sampai tanda garis 1,
2. Hapus darah yang melekat pad a ujung pipet.
3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Gower, dilanjutkan
menghisap larutan Gower sampai tanda garis 101, hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung udara.
PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT SECARA MANUAL

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

RSU PRIMA 26/LAB/VI/2011 00 2/2


HUSADA

4. Angkat pipet dari larutan Gower, tutup kedua ujung pipet


dengan jari.
1) Kocok selama 15 - 30 detik.
2) Hitung dengan menggunakan kamar hitung Neubauer
dibawah mikroskop dengan Jensa pembesaran 40x.

Jumlah Eritrosit dihitung dalam 5 bidang keciJ (5 kotak R).


Perhitungan :
1R = 0,2
0,2 x 0,1
=
4/1000
5W = 5x4/1000

= 20/1000 x pengenceran
100x
= 1000/20 x 100 = 5000
= N x 5000.

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT SECARA
MANUAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

27/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Pengertian
Darah diencerkan dengan larutan Rees Ecker dan jumlah
trombosit dihitung dalam kamar hitung.

Tujuan
Untuk mengetahui jumlah trombosit per mikroliter darah

Kebijakan
Bilik hitung Improved Neubauer,mikroskop, Pipet Eritrosit
Prinsip Kerja :
1. Darah vena ditambah reagen Ammonium oksalat akan
menyebabkan sel darah yang lain akan lisis, sel trombosit
yang tampak dihitung dalam bilik hitung
2. Nilai normal trombosit : 150.000 - 450.000 per ul darah

Reagensia larutan Amonium Oxalat 1 % (1 gram Amonium


Prosedur
Oxalat dilarutkan dalam 100 ml Aquadest).
Cara kerja :
1. Darah kapiler atau dara EDT A, isap sampai tanda garis 1.
2. Hapus darah yang menempel pad a ujung pipet eritrosit.
3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Amonium Oxalat
dan dilanjutkan menghisap larutan Amonium Oxalat,
sampai tanda garis 101, hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung udara.
PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT SECARA MANUAL

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA 27/LAB/VI/2011 00 2/2
HUSADA

4. Angkat pipet dari larutan Amonium Oxalat, tutup kedua


ujung pipet dengan jari.
5. Kocok membentuk angka delapan selama 15 - 30 detik.
6. Buang tiga tetes pertama, dan tetesan selanjutnya
dimasukkan dalam bilik hitung improve Neubauer sampai
bilik tertutup rata larutan tersebut.

7. letakkan bilik hitung diatas cawan petri yang telah dibasahi


dengan air, tutup cawan petri dan Tunggu 10 menit agar
trombosit mengendap.
8. Hitung semua trobosit dalam seluruh bidang kamar hitung
Improved Neubauer di bawah mikroskop dengan lensa
pembesaran 40x.
9. Jumlah yang diperoleh di kali dengan2 000
menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

Unit Terkait Dep Terkait


PEMERIKSAAN HITUNG EOSINOFIL SECARA MANUAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

28/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA HUSADA

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan cairan eosien


dalam pipet leukosit kemudian memasukkan darah dalam pipet
leukosit tadi dan mencampurnya.

Tujuan Mengetahui jumlah sel eosinofil per ul darah

Kebijakan Perhitungan Eosinofil untuk mendapatkan ketelitian yang baik


harus menggunakan kamar hitung dengan volume yang besar
contoh : Fuchs-Rosenthal.

PeRSUpan 1. Reagensia Larutan eosin 2% 5 ml + Aceton 5 ml Larutan ad


100 aquadest
2. Bilik Hitung Fuchs Resenthal

Prosedur Cara kerja :


1. Isap darah (kapiler atau EDTA) sampai garis tanda 1.
2. Hapus darah yang melekat pada ujung pipet menggunakan
kertas tissue.
3. Masukkan ujung pipet dalam larutan campuran eosin,
lanjutkan mengisap larutan eosin, sampai tanda garis 11, hati-
hati jangan sampai terjadi gelembung udara.
.
PEMERIKSAAN HITUNG EOSINOFIL SECARA MANUAL

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA HUSADA 28/LAB/VI/2011 00 2/2

Prosedur 4. Angkat pipet, tutup kedua ujung pipet dengan jari.


5. Kocak selama 15 - 30 detik.
6. Buang 3 tetes pertama, tetesan selanjutnya di masukkan dalam
bilik hitung Fuchs Rosenthal,
7. Tunggu 15 menit dalam cawan petri tertutup yang berisi
sepotong kertas saring basah.

8. Hitung menggunakan kamar hitung di bawah mikroskop


dengan lensa pembesaran 100 x.
9. Perhitungan :
Jumlah Eosinofil = N x 3

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN CAIRAN SEREBROSPINAL
( LCS = Liquor Cerebro Spinalis )

RSU PRIMA
HUSADA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:
SOP/ / 2009 / 00 1/2

STANDAR Tanggal Terbit:


PROSEDUR
OPERASIONAL 5 Januari 2009

Pengertian Cairan serebrospinal ( LCS = Liquor Cerebro Spinalis ) diperoleh


dari pungsi celah antar vertebra lumbal dengan menggunakan jarum
khusus dilakukan oleh seorang dokter.

Tujuan Menegakkan diagnosa lewat pemeriksaan cairan serebrospinalis

Kebijakan LCS merupakan tindakan diagnostic yang beresiko dan cairan yang
diperoleh relative sedikit maka harus ada kordinasi antara dokter
dengan laboratorium agar segera diperiksa mengingat LCS adalah
specimen yang sangat cepat berubah sejak diambil dari darah.

1. Alat – alat:
Prosedur a. Pipet lekosit
b. Kamar hitung Fuchs Rosenthal
c. Puss Ball
d. Mikroskop
2. Reagen:
 Turk pekat
3. Cara kerja:
a. Kocok dulu cairan otak / sumsum tulang
b. Hisap larutan turk pekat sampai tanda garis 1 dalam
pipet leko
c. Isap cairan otak sampai tanda 11
d. Kocok pipet leko , buang 3 tetes pertama
e. Isi ke kamar hitung Fuchs Rosenthal biarkan selama 5
menit
PEMERIKSAAN CAIRAN SEREBROSPINAL
( LCS = Liquor Cerebro Spinalis )

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2
HUSADA

Prosedur f. Hitung semua sel yang terlihat dalam seluruh bidang


yang
dibagi dengan lensa obyek 10 X
h. Jumlah sel / UI cairan otak = n/3 n.(0 – 5/ UI)

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan


PEMERIKSAAN HITUNG JENIS SECARA MANUAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

29/LAB/VI/2011 00 1/3

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2014
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Pemeriksaan untuk mengetahui jenis sel darah dengan menghitung
Pengertian jumlahnya per satuan volume darah dengan terlebih dulu membuat
pengenceran dari darah yang akan diperiksa.

Tujuan
Menginterprestasikan jenis sel dan jumlah sel leukosit yang terdapat
dalam darah per 100 jumlah leukosit
Cara-cara pemeriksaan manual dalam laboratorium dengan
Kebijakan menggunakan pipet dan kamar hitung tetap diupayakan penting dalam
laboratorium klinik.

PeRSUpan 1. Sampel : Darah EDTA segar


2. Alat : Rak Pengecatan, Pipet, Timer, Objek glass
3. Reagen : Methanol, Buffer PH 6,4, Cat Giemsa
4. Mikroskop, Oil imersi
5. Pengenceran cat giemsa :
Campur cat giemsa dengan buffer PHA dengan perbandingan
1 : 9 yaitu 1 tetes giemsa ditambah 9 tetes buffer.
PEMERIKSAAN HITUNG JENIS SECARA MANUAL

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA 29/LAB/VI/2011 00 2/3
HUSADA

Prosedur Tahapan :
A. Pembuatan Apus Darah
B. Pengecatan Apus Darah
C. Pembacaan Apus Darah

A. Pembuatan Apus Darah


1. Teteskan 1 teles darah EDTA di obyek glass.
2. Letakkan cover glass disebelah kiri tetes darah dan gerakkan
kekanan hingga mengenai tetes darah.
3. Tetes darah biar menyebar ke sisi kaca penggeser (cover
glass) dan geser cover glass ke kiri sambi! memegangnya
miring.
4. Biarkan sediaan kering di udara.
5. Tulis identitas/nama pasien dibaliknya pada bagian apusan
yang tebal.
6. Setelah kering apus darah dicat dengan pengecatan giemsa.
B. Pengecatan Apus Darah
1. Apus darah yang sudah kering difksasi dengan methanol
diamkan selama 5' dan buang kelebihan metanol
2. Tuang cat giemsa yang telah diencerkan dan biarkan selama
20'. Bilas dengan air mengalir dari kran.
3. Letakkan sediaan dalam posisi vertikal biar kering dan baru
dibaca.
C. Pembacaan Apus Darah
1. Setelah apusan darah dicat dan kering dibaca di mikroskop
memakai okuler 10x dan dibaca di okuler 40x.
2. Dihitung jumlah sel lekosit sampai 100 di daerah eritrosit
yang penyebaran merata dan yang tidak bertumpukan.
PEMERIKSAAN HITUNG JENIS SECARA MANUAL

No.Dokumen No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA 29/LAB/VI/2011 00 3/3
HUSADA

Prosedur Interprestasi hasil :


Hitung Jenis lekosit yang'dilaporkan yaitu jumlah dan Basophil,
Eoshinophil, Stab, Segment, Limposit,
Monosit.

Nilai Normal :
- Bas 0 -1%
- Eos 1 - 3 %
- Stab 2 - 6%
- Sag 50 -70 %
- Lym20-40%
- Mono2-8%

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN HAPUS DARAH TEPI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

30/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian
Pemeriksaan yang dilakukan dengan membaca hapusan darah pada
mikroskop dengan pembesaran 100x dengan menggunakan oil
Emirsion.

Tujuan
Menginterprestasikan hasil gambaran morfologi darah tepi penderita
serta sel-sel muda yang ada dalam apusan darah tersebut sehingga
mendukung diagnosa dan pengobatan dokter.

Kebijakan Pemeriksaan hapusan darah tepi harus dilakukan dengan


menggunakan sample fress dan tidak kurang dari 2 jam.

PeRSUpan 1. Sampel : Sediaan Apus Darah


2. Alat : Rak pengecatan, Pipet, Timer, Objek Glass
3. Reagen : Pewama MDT terdiri dari : Metanol (R 1),
Lugol (R 2), Methylene blue (R 3)
4. Mikroskop, Oillmersi
PEMERIKSAAN HAPUS DARAH TEPI

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA 30/LAB/VI/2011 00 2/2
HUSADA

Tahapan :
Prosedur
A. Pembuatan Apus Darah Tepi
B. Pengecatan Apus Darah Tepi
C. Pembacaan Apus Darah Tepi

A. Pembuatan Apus Darah T epi


1. Teteskan 1 tetes darah EDTA di obyek glass.
2. Letakkan cover glass disebelah kiri tetes darah dan
gerakkan kekanan hingga mengenai tetes darah.
3. Tetes darah biar menyebar ke sisi kaca penggeser (cover
glass dan geser cover glass ke kiri sambil memegangnya
miring.
4. Biarkan sediaan kering di udara.
5. Tulis nama / identitas pasien dibaliknya pada bagian
apusan yang tebal. Setelah kering apus darah dicat
dengan pengecatan pewarna MDT.
B. Pengecatan Apus Darah Tepi
1. Apus darah yang sudah kering difrtasi dengan metanol dan
sisa metanol dibuang.
2. Teteskan reagen 2 (Iugol) ke apus darah dan biarkan
selama 30" dan buang.
3. Teteskan reagan 3 (methrylene blue) ke apus darah dan
biarkan salama 1'.
4. Bilas dengan air mengalir dari kran.
5. Letakkan sediaan dalam posisi vertikal biar mengering dan
baru dibaca.

C. Pembacaan Apus Darah Tepi dilakukan oleh Dokter Patologi


Klinik.

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH ( LED) SECARA
MANUAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

31/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Untuk memberikan gambaran tentang komposisi plasma,


dengan perbandingna antara eritrosit dan plasma yang akan
menunjukkan proses pengendapan eritrosit dengan kecepatan
yang ditentukan oleh rasio permukaan volume eritrosit.

Tujuan Untuk menegakkan suatu diagnosa perjalanan penyakit


awal/dikerjakan pada setiap penderita.

1. Darah EDTA
PeRSUpan alat dan
2. Pipet Westergreen
reagen 3. Clinipette 200ul
4. Timer
5. Pipet tetes
6. Tabung Westergreen
7. Rak Westergreen
8. Na Citrate 3,8%

1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.


2. lsi tabung Westergreen dengan O,2ml NaCitrate.
Prosedur 3. Tambahkan darah EDTA O.8ml dan campurkan.
4. Masukkan pipet westergreen kedalam tabung
westrengreen dan tekan pipet hingga tanda Omm,
kemudian jalankan timer 60 menit.
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH ( LED ) SECARA
MANUAL

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

RSU PRIMA 31/LAB/VI/2011 00 2/2


HUSADA
Prosedur
5. Baca hasil dari tinggi lapisan plasma dengan millimeter.
6. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Unit Rawat


Jalan
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

32/LAB/VI/2011 00 1/2

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Penetapan golongan darah menentukan jenis aglutinogen yang


ada dalam sel, disamping itu juga menentukan jenis agglutinin
yang ada dalam serum.

Tujuan Untuk mengetahui jenis golongan darah A,B,O, dan AB serta


rhesus darah pasien

PeRSUpan alat dan 1. Darah pasien


2. Reagen golongan darah
reagen
3. Reagen Rhesus
4. Clinipet SOul
5. Yellow tip
6. Batang pengaduk
7. Reaction plate card

Prosedur
1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.
2. Siapkan reaction plate card untuk pemeriksaan golongan darah
dan tUlis identitas pasien yang diperiksa (nama, usia dan
alamat).
3. T eteskan kedalam Iingkaran golongan darah dan rhesus
masing masing satu tetes reagen golongan darah dan reagen
rhesus.
3.1 Anti A pada Iingkaran pertama.
3.2 Anti B pada Iingkaran kedua.
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA 32/LAB/VI/2011 00 2/2
HUSADA
Prosedur
3.3 Anti AB pada Iingkaran ketiga.
3.4 Anti 0 (Rhesus) pad a Iingkaran keempat.
4. Tambahkan 50 ul darah / serum pasien kedalam lubang sampel,
dan aduk campuran reagen dengan darah tersebut sampai
homogen.
5. Baca hasil setelah digoyang beberapa sa at.
5.1 Gol darah A : Bila te~adi aglutinasi pada Anti A dan Anti
AB
5.2 Gol darah B : Bila te~adi aglutinasi pada Anti B dan Anti
AB.
5.3 Gol darah 0 : Bila tidak terjadi aglutinasi pada Anti At 8 dan
5.4 Gol Rh Positif (+) : Bila te~adi aglutinasi pada Anti D.
5.5 Gol Rh Negatif (- ) : Bila tidak terjadi aglutinasi pada Anti D.

Unit Terkait Dep Terkait, Dep.Wat Dokter Pengirim, Unit Rawat Jalan
PEWARNAAN HAPUS DARAH TEPI

No. Dokumen : No. Revisi: Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Hapusan darah yang telah di buat,siap dilakukan


pewarnaan dengan cat Wrght.

Tujuan Mengetahui gambaran morfologi sel leukosit penderita

PeRSUpan
1. Pewarna giemsa
2. Mikroskop, Objek glass,
pipet pauster

Kebijakan Sediaan yang digunakan untuk hapusan hendaknya


darah segar, sediaan yang disimpan tanpa fiksasi tidak
dapat dipulas sebaik sediaan segar

Prosedur 1. Darah kapiler atau darah vena, dibuat sediaan hapus.


2. Teteskan methanol diatas sediaan apus dan fixasi
selama 5 menit atau lebih lama.
3. Buang methanol dari atas sedian apus,
4. Kemudian teteskan giemsa yang telah diencerkan
dengan larutan penyanggah dlatas sediaan apus dan
biarkan 20 menit.
5. Cuei dengan tetesan air mengalir sampai bersih
kemudian keringkan.
6. T eteskan oil imersi dan baca dibawah mikroskop
dengan lensa pembesar 100 x.
PEWARNAAN HAPUS DARAH TEPI

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA HUSADA SOP/ / 2009 / 00 2/2

Prosedur 7. Gambaran sel leukosit yang terlihat dihitung


jumlah jenis leukosit yang diperolehnya dan
dicatat dalam formulir laboratorium.

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAAN BLEEDING TIME

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

33/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat masa pendarahan


normal antara 1 sampai 6 menit.

Tujuan Untuk memberikan gambaran tentang adanya defisiensi trobosit


serta meJihat berapa lama pembuluh kapiler yang tertusuk akan
mengeluarkan darah sampai luka tersumbat oleh trobosit yang
menggumpal.

1. Autoclik
PeRSUpan alat dan
2. Lancet
reagen 3. Kertas saring
4. Stopwatch
5. Kapas alkohol700/0

1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.


Prosedur
2. Bersihkan ujung jari tengah dengan kapas alkohol.
3. Tusuk ujung jari tengah dengan autoclik yang telah
dipasang lancet.
4. Kemudian jalankan stopwatch.
5. Hapus darah yang keluar dengan kertas saring setiap 30
detik.
PEMERIKSAAAN BLEEDING TIME

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

33/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

6. Hitung waktu hingga darah tersebut berhenti keluar.


Prosedur
7. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, UGD


PEMERIKSAAN CLOTTING TIME

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

34/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan lamanya waktu
yang diperlukan darah untuk membeku
.

Tujuan
Untuk mengetahui ukuran aktivitas factor-faktor koagulasi,
terutama factor-faktor yang membentuk tromboplastin dan factor
–faktor lain dalam trombosit.

1. Autoclik
PeRSUpan alat dan
2. lancet
reagen
3. Kertas saring
4. Stopwatch
5. Kapas alkohol 70%
6. Tabung Kapiler

1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.


Prosedur
2. Bersihkan ujung jari tengah dengan kapas alkohol.
3. Tusuk ujung jari tengah dengan autoclik yang telah
dipasang lancet.
4. Kemudian jalankan stopwatch.
5. Hapus darah yang keluar dengan kertas saring, dan hisap
tetesan darah berikutnya kedalam tabung kapiler. .
PEMERIKSAAN CLOTTING TIME

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

34/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
6. Bolak balik tabung setiap 30 detik dan catat waktu saat
Prosedur darah membeku.
7. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep. Terkait, Dep Wat, UGD


PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK
KEBUTUHAN PEMERIKSAAN URINE

No. Dokumen No. Revisi Halamam

35/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Pengambilan Sampel Urine yang dimaksud adalah prosedur yang
PENGERTIAN benar untuk mendapatkan sampel urine dari pasien pria untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium.

TUJUAN
Untuk mendapatkan sampel yang dimaksud untuk
pemeriksaan urine dengan tepat dan benar
KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan harus segera dikerjakan sebelum 2 jam.
2. Sampel yang digunakan sebaiknya urine pagi porsi
tengah bersih, urine sewaktu, volume minimal 10 cc.
3. Botol penampung harus bersih, kering dan bermulut
lebar, hindari kontaminasi detergent.
4. Kalau pemeriksaan tertunda lebih 2 jam, simpan sampel
urine pada suhu 2 – 80 C.

PERSUPAN Tabung Urine yang telah diberi label data pasien

PROSEDUR 1. Pasien diberikan tabung yang dibutuhkan untuk pemeriksaan


urine dan yang telah diberi label data pasien.
2. Sebelum pengambilan sampel, pasien diberi penjelasan dan
petunjuk tentang cara maupun jenis sampel yang akan
diambiJ.
3. Sampel yang ditampung adalah urin tengah kemih.
4. Setelah sampel didapat dan telah diterima oleh petugas
laboratorium, maka petugas laboratorium segera
membawanya ke bagian yang melakukan pemeriksaan urine.

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN URINE LENGKAP

No. Dokumen No. Revisi Halamam

36/LAB/VI/2011 00 1/1

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Pemeriksaan Urine Lengkap adalah pemeriksaan terhadap
PENGERTIAN sampel urine meliputi pemeriksaan makroskopik/kimia stick
(pH, Protein, Glukosa, Keton, Bilirubin, Urobilin, SG, Lekosit,
Darah) juga pemeriksaan mikroskopik ( sedimen urine ).

TUJUAN Untuk menganalisa unsur - unsur yang terdapat pada urine,


baik secara kimiawi, mikroskopis maupun makroskopis.

KEBIJAKAN 1. Pemeriksaan harus segera dikerjakan sebelum 2 jam.


2. Sampel yang digunakan sebaiknya urine pagi porsi
tengah bersih, urine sewaktu, volume minimal 10 cc.
3. Botol penampung harus bersih, kering dan bermulut
lebar, hindari kontaminasi detergent.
4. Kalau pemeriksaan tertunda lebih 2 jam, simpan sampel
urine pada suhu 2 – 80 C.

PERSUPAN 1. Urine sewaktu / urine pagi hari


2. Tabung urine yang telah diberi label data pasien
3. Objeck glass dan Cover glass
4. Centrifuge, Mikroskop
5. Reagen Rapid Carik Celup

PROSEDUR Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.


Celupkan reagen carik celup kedalam tabung urine yang telah
berisi urine yang akan diperiksa.
Letakkan reagen carik celup kedalam IUbang sampel pada
urinaliser.
Tunggu beberapa saat sampai alat menghitung mundur dan
keluar print hasil pemeriksaan urine.
PEMERIKSAAN URINE LENGKAP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

36/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
Hasil prin out alan mengeluarkan nilai pH, Glukosa,
Prosedur Keton,Berat jenis, Bilirubin, Protein, Blood, Nitrit, dan
Urobilinogen.
Centifufe urin dalam tabung uring dengan kecepatan
4000RPM selama 3 menit, kemudian buang supernatan
dan sisakan sedimen.
Teteskan sedimen urin diatas objek glass dan tutup dengan
cover glass.
Baca sedimen dengan mikroskop pembesaran 40X.
Laporkan sedimen yang ditemukan dalam satuan LPB ( Lapang
Pandang Besar).
Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil..

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

No. Dokumen No. Revisi Halamam

37/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Adalah suatu pemeriksaan uji kehamilan secara kualitatif terhadap
PENGERTIAN urine wanita hamil.

TUJUAN
Untuk menganalisa kadar hormon Beta HCG yang terdapat dalam
urine penderita sebagai indikasi adanya kehamilan
KEBIJAKAN 1. Sebaiknya digunakan urine pertama pagi hari, karena
banyak terkandung hormon.
2. Sebelum diperiksa urine harus disentrifugasi.
3. Urine harus ditampung dalam wadah atau botol gelas /
plastik yang bersih dan kering.
4. Jika tidak dapat segera diperiksa simpan pada 2 - 8C
kemudian keluarkan dan biarkan pada suhu kamar, baru
dilakukan pemeriksaan.
5. Simpan selalu reagen pada 2 - 8C, sebelum dipakai reagen
harus dikocok terlebih dahulu dan disesuaikan suhunya
dengan suhu kamar.
6. Lakukan pemeriksaan kontrol positif dan kontrol negatif
setiap melakukan pemeriksaan sampel.
Gunakan slide yang bersih dengan warna dasar hitam.

PERSUPAN 1. Urine sewaktu I Urine pagi hari


2. Pregnancy test
3. Pot Urine
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

37/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA
1. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas laboratorium.
Prosedur 2. Buka plastik pembungkus pregnancy test.
3. Celupkan strip pregnany test kedalam urin sampai tanda batas.
4. Tunggu sampai ± 5 menit atau sampai urin naik penuh keatas
strip.
5. Baca hasil yang tertera pada strip pregnancy test.
6. Hasil Positive bila pada strip terdapat dua buah tanda strip
berwama biru tua.
7. Hasil Negative bila pada strip hanya terdapat satu buah tanda
strip yang berwama biru tua.
8. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN URINE REDUKSI

No. Dokumen No. Revisi Halamam

38/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Adalah suatu pemeriksaan uji reduksi secara kualitatif terhadap
PENGERTIAN urine untuk menetahui kadar gula

TUJUAN
Untuk menganalisa adanya kadar gula didalam urine dengan
proses kimia
KEBIJAKAN 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2. Harus mnggunakan urine baru
1. Urine sewaktu/urine pagi hari
PERSUPAN 2. Tabung urine
3. Strip celup urine reduksi

PROSEDUR 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.


2. Celupkan strip celup urine reduksi kedalam tabung urin yang
berisi urine yang diperiksa, kemudian angkat strip celup
tersebut dan biarkan % - 1 menit di suhu kamar.
3. Baca hasil strip celup urine reduksi, dengan cara mem-
bandingkan warna yang terbentuk pada strip celup dengan
tabel warna pada standar.
4. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN DRUG ABUSE

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilkukan untuk mendeteksi kadar obat/narkoba

dalam urine

TUJUAN
Untuk menganalisa ada tidaknya kadar obat yang terkandung
didalam tubuh penderita
KEBIJAKAN 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
2. Harus mnggunakan urine baru
1. Urine sewaktu / urine pagi hari
PERSUPAN 2. Tabung urine
3. Reagen Kit
4. Yellow tip
1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.
PROSEDUR 2. Pipet 150 ul urine dan masukkan kedalam Reaction Cup.
3. Inkubasi selama 10 men it daJam suhu kamar dan biarkan urin
mengaJir ke zona reaksi hingga meresap sempuma.
4. Saca hasiJ pada zona reaksi.
5. Hasil positif akan terlihat strip berwama biru pada zona test.
6. Hasil negatif bila hanya zona kontrol yang terlihat strip
berwama biru.
7. Hasil yang positif dilakukan pengulangan dengan reagen yang
lain.
8. Urine dengan hasiJ positif agar diJaporkan pad a supervisor
atau kepala lab dan urin disimpan dalam frezer selama 1
bulan.
9. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP
SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 1/8


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Pemeriksaan Urine Lengkap adalah pemeriksaan terhadap sampel


urine meliputi pemeriksaan makroskopik/kimia stick (pH, Protein,
Glukosa, Keton, Bilirubin, Urobilin, SG, Lekosit, Darah) juga
pemeriksaan mikroskopik ( sedimen urine ).

TUJUAN
Mengetahui adanya kelainan pada faal ginjal

KEBIJAKAN
Petunjuk pelaksanaan ini dibuat sebagai pegangan dalam
pelaksanaan pemeriksaan secara manual. Pembuatan petunjuk ini
dimaksudkan agar pemeriksaan masih dapat dilaksanakan
seandainya terjadi gangguanlkerusakan pada alat otomatis/semi
otomatis.

PERSUPAN 1. Strip reagen urin


2. Tabung reaksi 15 - 20 ml
3. Sentrifus

PROSEDUR A. Pemeriksaan Makroskopis


1. Untuk pemeriksaan Makroskopis,
menggunakan cara test celup (Multistix).
 Celupkan stix (carik celup) kedalam Urin.
 Tiriskan, baca hasil sebelum dua men it.
 Cocokkan warna tes celup yang timbul dengan warna
standard yang ada pada botol Tes celup.
 Multistix terdiri dari beberapa parameter yaitu : pH,
Berat Jenis, Protein, Reduksi, Keton, Bilirubin,
Urobilinoen, Blood, Lekosit, Nitrit.
PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP
SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 2/8


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 2. Dengan Cara manual


a. Wama Urine.
 Kuning : Kuning normal disebabkan oleh Urobilin.
Kuning abnormal disebabkan Bilirubin Obat-obatan,
Makanan dan Minuman.
 Hijau : Disebabkan oleh indikan, obat-obatan dan
kuman.
 Merah : Disebabkan Urobilin, Bilirubin, Hematin.
 Coklat : Disebabkan Urobilin, Bilirubin, Hematin.
 Coklat tua/Hitam : Disebabkan oleh indikan, Darah dan
obat-obatan.
 Putih seperti susu Disebabkan oleh Urat, Fosfat, Pus,
Lemak, Protein yang membeku, dan Bakteri.

b. Kejemihan
Uji Kejemihan dinyatakan hasilnya dengan : Jemih, Agak
keruh, keruh atau sangat keruh. Kekeruhan urin ada yang dari
semula, dan juga yang timbul kemudian setelah urin
ditampung. Kekeruhan semula disebabkan oleh :
 Fosfat dan Carbonat dalam jumlah besar.
 Bakteri, Sel Darah, Sel Epitel dalam jumlah besar.
 Chylus dan Lemak (urine seperti susu encer).
 Benda-benda koloid.

Kekeruhan yang timbul setelah ditampung disebabkan oleh :


 Nubecula
 Amort urat pada urin asam, amort fosfat dan ca Carbonat
pada urin basa.
 Bakteri

PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP


SECARA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 3/8

RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR c. Berat Jenis


Alat : Tabung unnometer, Urinometer
Cara kerja :
 Masukkan urin ke dalam tabung urinometer ± 100 ml.
 Masukkan urinometer, sedikit diputar tangkainya agar
tidak menempel pad a dinding tabung.
 Baca miniskus bawah permukaan urin pada tangkai
urinometer, yang menunjukkan angka Berat Jenis urin.

d. Derajat Keasaman (pH).


• Alat : Kertas pH atau LAKMUS
Cara Kerja :
 Celupkan Kertas pH ke dalam urin.
 Baca perubahan warna pada kertas pH dan cocokkan
dengan warna standar yang terdapat pada kotak tempat
kertas pH, yang menunjukkan angka derajat keasaman.

e. Protein (Kwalitatif) Dengan Asam Sulfo Salisilat.


 Alat : Tabung Reaksi, Pipet Pasteur
 Reagen : Asam Sulfo Salisilat
20%
Cara Kerja :
 2 ml. Urin filtrate (jernih) masukkan ke dalam tabung
reaksi.
 Tetesi 8 tetes asam sulfo salisilat 20%. Kocok dan baca
hasil. Pembacaan
Hasil :
Negatif ( -) : Urin tetap jernih
Positif 1 (+) : Keruh sedikit
Positif 2 (++) : Keruh seperti kabut
Positif 3 (+++) : Keruh seperti susu terlihat ada
hablur
Positif 4 (++++) : Keruh kental seperti jelly.

PEMERIKSAAN URIN RUTINE I LENGKAP


SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 4/8


RSU PRIMA
HUSADA
f. Protein (Kwalitatif) dengan Asam Acetat
PROSEDUR
Alat : Tabung Reaksi, Pipet Pasteur, Pemanas 100° C
Reagen : Asam Acetat 6%
Cara Kerja :
 5 mi. Urin filtrat (jemih) masukkan ke dalam tabung
reaksi. Didihkan selama 5 menit.
 Tabung diangkat dari pemanas dan ditetesi dengan asam
acetat 6%, kocok. Didihkan kembali 5 manit.
 Tabung diangkat dan dibaca hasilnya. Pembacaan hasil
sama dengan pemeriksaan protein dengan cara asam
sulto salisilat 20%.

g. Protein (Kwantitatif) CARA ESBACH


Untuk pemeriksaan protein Kwantitatif harus menggunakan
urin yang ditampung selama 24 jam dengan menggunakan
pengawet urin tolluent, dan dicatat jumlah urin yang didapat.
Alat : Tabung ESBACH
Reagen : Reagen ESBACH (As. Pikrat 1 gr +
As.Citrate 2gr + Aguadest 100 ml).
Cara Kerja :
 Masukkan urin ke dalam tabung Esbach sampai dengan
tanda batas U. Masukkan reagen sampai tanda batas R.
 Kocok dengan cata tabung ditutup dan. dibulak-balik
dua belas kali. Tabung disimpan tegak lurus selama 1
jam.
 Baca endapan protein yang terjadi dengan mengukur
tingginya precipitat dan menunjukkan gram protein
perfiter urin.

PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP


SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 5/8


RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR h. Protein Bencejones/ Elwit Bencejones CARA OSGOOD
Alat: Tabung Reaksi, Alat pemanas, Thermometer
Cara Kerja :
 Siapkan pemanas dengan suhu 50°C. 5 mi. Urin dalam
tabung reaksi dimasukkan ke dalam pemanas. Tunggu
sampai suhu mencapai 60°C.
 Catat pada suhu berapa timbul kekeruhan.
 Angkat tabung dan bersihkan bagian luar tabung.
Kemudian didihkan selama 1 menit.
 Jika kekeruhan pada saat dididihkan tidak hilang,
tambah 1 ml asam acetat 50% sedikit demi sedikit
sambil dipanaskan.
 Jika tetap keruh kemungkinan karena albumin atau
globulin, saringlah urin dalam keadaan mendidih.
 Jika kekeruhan timbul ketika dididihkan dan hilang
kembali apabila dipanaskan, berarti Protein Bencejones
(+).
i. Reduksi
Reagen: Benedict (warna biru)
Alat : Tabung reaksi, Pemanas (100°C), Pipet Pasteur.

Cara Pemeriksaan :
 5 ml Benedict masukkan ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 8 tetes urin
 Didihkan selma 5 menit
 Tabung diangkat dan didinginkan
 Baca perubahan warna yang terjadi.

PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP


SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 6/8


RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR Pembacaan hasil :
Negatif (-) : Warna tetap biru
Positif 1 (+) : Hijau kekuning-kuningan
Positif 2 (++) : Hijau dengan endapan kuning
Positif 3 (+++) : Merah tengguli
Positif 4 (++++) : Coklat.

j. Aceton CARA ROTHERA


Reagen: Reagen Rothera (5 gr natrium nitroprosida ditambah
200 gr ammonium sulfat, campur dan gerus sampai halus),
Ammonium hidroxida pekat (28%)

Cara Kerja :
 Masukkan 5 ml. Urin kedalam tabung reaksi.
 Tambahkan seujung pisau (Iebih kurang 1 gr) bubuk
reagen Rothera, Kocak sampai larut, Pada posisi tabung
miring teteskan 1-2 tetes ammonium hidroxida sampai
membentuk lapisan penutup di atas urin.
 Simpan tegak lurus selama 3 menit.
 Hasil : Aceton positif bila terbentuk warna merah - ungu
diantara urin dengan reagen.

k. Bilirubin CARA HARRISON SEDIMEN


Reagen : Bariun chloride (BaCI2 10%) Fouchet
Alat : Sentrifuge, Tabung serologi
Cara Kerja :
 Masukkan 2 ml urin ke dalam tabung serologi,
 Tambahkan reagen BaCI2 sama banyak dengan urin,
 Kocak dan utar didalam sentrifuge 3 menit.

PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP


SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 7/8


RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR  Setelah sentrifuge berhenti angkat tabung dari sentrifuge.
 Buanglah supernatannya sampai sediment agak kering.
 Sedimen ditetesi 2 tetes reagen fuset. Tunggu 1-2 menit.
 Apabila terjadi warna Hijau sampai Biru pada pinggiran
sediment, maka bilirubin positif.

l. Bilirubin CARA HARRISON SARING


Reagen : BaCI2 10%, Fouchet
Alat : Tabung selerogi, Kertas saring, Corong

Cara Kerja :
 2 ml urin dimasukkan ke dalam tabung serelogi.
 Tambahkan BaCI2 sarna banyak,
 Kocok dan saring, Kertas saring dibuka dan biarkan
resipitat agak kering, Teteskan reagen fouchet diatas
resipitat,
 Bita timbul warna hijau sampai BILIRUBIN + (Positif).

m. Urobilin CARA SCHlISINGER.


Reagen : Reagen shlisinger (zink acetat jenuh dari
alcohol), lugol.
Catatan : Apabila Bilirubin urin positf, urin ditambah dengan
calcium hydroxide. Endapkan, filtrate dapat digunakan
untuk pemeriksaan.

Cara Kerja : 5 ml. Urin filtrate di + 2-4 tetes lugol Campur


dan tunggu 10 manit, + 5 ml. RISch lis inger, Campur dan
endapkan. Pembacaan hasil : apabila filtrate berwama
flueresensi. Urobilin positif (+)

PEMERIKSAAN URINE RUTIN I LENGKAP


SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ / 2009 / 00 8/8


RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR Pemeriksaan Urobilinogen CARA ERLICH :
a. 10 ml. Urin ditambah 1 ml reagen Erlich,
b. Biarkan 1 - 5 menit.
c. Pembacaan hasil : Urobilinogen (+) bila teriadl warna
ungu atau merah.

B. Pemeriksaan Mikroskopis/Sediment
a. Masukkan 10 ml urine segar (bangun tidur pagi) ke
dalam tabung sentrifuge
b. Pusing dalam sentrifuge selama 5 menit dengan
kecepatan putaran 3000 rpm
c. Setelah putaran berhenti, angkat tabung, pindahkan
supernatant (cairan atas) ke dalam tabung reaksi untuk
pemeriksaan makroskopis
 Endapan urin dari dasar sentrifuge dikocok,
kemudian teteskan ke atas kaca obyek
 Tutup tetesan urin tadi dengan kaea penutup
(deckolass)
 Baca dibawah Microskop dengan kaea pembesar 45x

 Organik, yaitu: Sel darah Merah, Sel darah Putih, Sel


Epitel, Sel Spennatozoa, Sel Ragi/Jamur,Parasit seperti
Trichomonas vaginalis, Silinder (Torax), Anorganik, Bakteri
 yaitu terdiri dari beberapa jenis kristat yang sangat
ipengaruhi oleh pH urine. Contoh: Kristat Ca, Oxalat pada
urine seaksi asam, Kristat Triple Fosfat pad a urin reaksi
basa

UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PEMERIKSAAN ANTI HIV SECARA RAPID TEST


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/4

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
1. HIV atau Human Immunodeficiency Syndrome merupakan
virus yang berhasil diidentifikasi sebagai penyebab AIDS,
Virus ini adalah Virus RNA, merupakan retrovirus yang
terdiri dari kapsul dan inti. HIV ini menyerang sel Iimfosit
yang memproduksi sistim kekebalan tubuh. Virus ini terdiri
dari 2 sub type, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
2. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
merupakan kumpulan gejala - gejalapenyakit akibat
penurunan system kekebalan tubuh.
Mengidentffikasi ada tidaknya antigen HIV dalam darah
Tujuan penderita

1. Sampel dapat berupa serum, plasma atau darah lengkap (whole


Kebijakan blood).
2. Sampel diberi identitas, seperti nama penderita, nomor register,
ruangan/poli/dokter pengirim dan permintaan pemeriksaan
yang dikehendaki.
3. Hindari sampel hemolisis, ikterik dan lipemik.
4. Menggunakan pemeriksaan yang memiliki spesifisitas ≥ 98 %.
Pemeriksaan anti HIV ada 3 macam yang umum digunakan,
Prinsip Yaitu :
1. Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay ( ELISA/EIA)
2. Aglutinasi Partikel
3. Rapid Test ( Uji cepat Khusus)
Prisip pemeriksaannya : Antigen dilekatkan pad a
membran pori I semi pori atau pada membran strip dan
merupakan tes tunggal.

PEMERIKSAAN ANTI HIV SECARA RAPID TEST


No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

SOP/ / 2009 / 00 2/4

RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Seringkali antigen yang terabsorb berupa Iingkaran kecil


(dot) dan umumnya merupakan antigen rekombinasi I
antigen peptid sintesis.
4. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan adalah
serum atau plasma.

A. Pemeriksaan Rapid Test dengan Reagen ACON


1. Keluarkan kit test dari kemasan almonium foilnya,
2. Letakkan pada tempat yang bersih, kering dan datar,
3. Teteskan 1 tetes serum Iplasma (setara dengan 25 ul) di
tempat specimen pada kit test tersebut,
4. Tambahkan 1 tetes Buffer ( setara dengan 40 ul) diatas
tempat specimen tersebut dan 'alankan stopwatch.
Tunggu adanya garis merah. Hasil dibaca setelah 10 menit dan
jangan membaca hasil lebih dari 20 menit
Interprestasi Hasil dengan reagen ACON :
a. Hasil Positive / Reaktif bila terbentuk 2 garis merah pada
tempat test dan control.
b. Hasil Negative / Non Reaktif bila terbentuk 1 garis merah
pada tempat control saja.
c. Hasil Invalid bila tidak ada garis merah baik di tempat test
ataupun di tempat kontrol, atau hanya ada garis merah
di tempat test.

Pemeriksaan Rapid Test dengan Reagen Advanced Quality One


Step Antl-HIV (1&2) Tn Line Test
1. Siapkan semua reagen dan specimen pada suhu kamar,
2. Buka kartu test dan kemasan almunium foilnya.
3. Teteskan 1 tetes (30ul) serum / plasma ditempat specimen,
4. Tambahkan 1 tetes buffer.
5. Baca hasil setelah 15 menit.
PEMERIKSAAN ANTI HIV SECARA RAPID TEST

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 3/4


HUSADA

Prosedur Interprestasi Hasil :


a. Positive / Reactive bila terbentuk 3 garis merah yaitu
garis kontrol(C), garis Test 1 (T1). dan garis Test 2
(T2), atau 2 garis merah yaitu di garis Kontrol (C)
dan di garis Test T1 atau Test T2.
b. Negatife l Non Reactive bila hanya terbentuk 1 garis di
gans control (C).
c. Invalid bila terbentuk satu atau tidak sarna sekali gans
merah baik di garis Kontrol, garis Test1 ataupun
garis Test 2.

Pemeriksaan Rapid Test dengan Reagen SD BIOLINE :


1. Keluarkan kit tes dari foil pembungkus, letakkan pada
permukaan yang datar dan kering.
2. Secara perlahan – lahan tambahkan sampel 10 µl serum /
plasma ( 20 µl ) darah segar kedalam, kemudian tambahkan
3 tetes reagen uji ( ± 120 µl ) dan mulai perhitungan waktu.
3. Pada saat reaksi dimulai akan muncul tampilan berupa garis
berwarna ungu yang bergerak menuju jendela hasil yang
berada dipusat tes kit.
4. Baca / intepretasikan hasil hasil dalam waktu 5 – 20 menit.
Jangan mengintepretasikan hasil setelah 20 menit.

Interprestasi Hasil :
1. Munculnya sebuah pita atau garis yang berwarna pada sisi
kiri jendela hasil menunjukkan bahwa tes telah berlangsung
dengan baik. Garis ini disebut garis kontrol.

2. Sisi kanan pada jendela hasil menunjukkan hasil tes. Garis /


pita yang muncul pada sisi kanan ini merupakan garis tes
dari HIV - 1 atau HIV – 2.
PEMERIKSAAN ANTI HIV SECARA RAPID TEST

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 4/4
HUSADA

3. Sisi kanan pada jendela hasil menunjukkan hasil tes. Garis /


Prosedur
pita yang muncul pada sisi kanan ini merupakan garis tes
dari HIV - 1 atau HIV – 2.

Unit Terkait Dep. Terkait, Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN HBsAg STRIP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

39/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR
14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Pemeriksaan untuk mengetahui Hepatitis B dengan cara
PENGERTIAN dicelup dengan melihat positif dan negative.

TUJUAN Untuk mengetahui adanya antigen surface hepatitis B dalam


serum penderita pada infeksi hepatitis B secara kualitatif.

KEBIJAKAN 1. Sampel berupa serum.


2. Serum tidak lisis, tidak lipemik.
3. Sampel diberi identitas, seperti nama penderita,
nomor register, ruangan/poli/dokter pengirim dan permintaan
pemeriksaan HBs Ag STRIP
4. . Tidak ada gelembung dalam sampel

Alat & Bahan :


PERSUPAN
 Sample serum atau plasma
 Reagen Rapid Test HBsAg strip

Prosedur kerja :
PROSEDUR
 Buka strip dari pembungkusnya. Tandai strip dengan
10 pasien .
 Celupkan strip pada serum sampai bag ian yang
ditunjuk tanda panah.Jangan menyelupkan strip melebihi
garis tanda batas. Anda dapat membiarkan strip pad a
specimen atau angkat strip setelah minimal 10 detik
kemudian letakkan pad a tempat yang bersih dan kering .
 Tunggu sampai warna pada garis muncul. Baca hasil
dalam 10 manit. Jangan mambaca hasil setelah 30 menit.
INTERPRETASI HASIL:
 Positif :Ada dua(2) garis ungu merah yang muncul
pada bagian control(C) dan bag ian
PEMERIKSAAN HBsAg STRIP

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

RSU PRIMA 39/LAB/VI/2011 00 2/2


HUSADA
Prosedur
 Negative :Hanya satu garis ungu merah yang muncul
pada bagian control(C) .
Invalid : Bila tidak muncul garis ungu merah pada bagian
control(C).

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN DENGUE SECARA RAPID TEST

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

40/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA HUSADA

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Pemeriksaan Dengue Rapid adalah pemeriksaan imunologi
Pengertian
secara kualitatif dgn. metode immunochromatographi,
menggunakan monoclonal antibodi terhadap manusia dalam
waktu cepat (15 menit)

Tujuan
Untuk mengetahui ada / tidaknya antigen atau antibodi
terhadap virus dengue pada darah pasien

1. Sampel adalah whole blood tanpa antikoagulan /


Kebijakan dengan antikoagulan (EDTA / heparin) sebanyak minimal
2 cc.
2. Sampel diberi identitas, yaitu nama pasien, register,
ruangan / poli / dokter pengirim dan permintaan
pemeriksaan.
Sampel bebas dari hemolisis, ikterik dan lipemik.

1. Darah / Serum pasien


PeRSUpan
2. Kit Dengue Rapid Test
3. Clinipet 30ul
4. Yellow tip

Prosedur
1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.
2. Buka kartu test dan letakkan pada permukaan yang
datar dan tambahkan 2 tetes reagen Adi lubang sampel.
3. Tambahkan 30 ul darah / serum pasien kedalam lubang
sampel, dan biarkan sampel berdifusi diatas membran
kertas sampai garis batas.
PEMERIKSAAN DENGUE SECARA RAPID TEST

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA 40/LAB/VI/2011 00 2/2
HUSADA

4. Baca hasil setelah 15 menit.


Prosedur
4.1 Hasil positive bila terlihat garis yang
berwama kontrol dan garis test.
4.2 Hasil negatif bila hanya terlihat garis
berwarna biru pada kontrol.
5. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara
pencatatan dan pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim, Unit Rawat


Jalan
PEMERIKSAAN WIDAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

41/LAB/VI/2011 00 1/2

RSU PRIMA HUSADA


Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR 14 Juni 2011
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

Pengertian Suatu pemeriksaan dari setetes serum kemudian di campur dgn


Antigen dlm suatu plate

Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya antibodi terhadap Salmonella


dalam tubuh penderita secara serolis.

Kebijakan Sebaiknya spesimen diambil pada saat penderita panas terus


menerus selama 3 – 5 hari.

1. Serum pasien, Reagen Widal, Plate Reaction


PeRSUpan
2. Tabung reaksi 3 ml, Centrifuge , Yellow tip

Prosedur 1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.


2. Letakkan 20ul serum pasien dalam lingkaran yang
terdapat pada Plate Reaction sebanyak 8 buah.
3. Masing - masing serum dalam Iingkaran plate
reaction tersebut ditambahkan satu tetes antigen widal
Typhi H, Paratyphi AH, Paratyphi BH, Paratyphi CH,
antigen Typhi 0, Paratyphi AO, Paratyphi BO,
Paratyphi CO.
4. Aduk dan homogenkan, kemudian digoyang dengan
rotator selama 1 menit.
5. Hasil:
5.1 Positif bila terjadi aglutinasi.
5.2 Negatif bila tidak terjadi aglutinasi
6. Hasil yang positif kemudian dititrasi dengan
menggunakan NaCI0,9%.
PEMERIKSAAN WIDAL

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSU PRIMA HUSADA 41/LAB/VI/2011 00 2/2

7. Perbandingan hasil positif:


Prosedur
7.1 20 ul serum + 1 tetes reagen widal = 1/80.
7.2 10 ul serum + 1 tetes reagen widal = 1/160.
7.3 5 ul serum + 1 tetes reagen widal = 1/320.
7.4 Bila pada titrasi 1/320 masih positive kuat, maka
serum diencerkan dengan Nac! 0,9% dan
seterusnya. Selanjutnya lihat prosedur pencatatan
dan pelaporan hasil.
.

Unit Terkait Dep. Terkait


PENGAMBILAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
MIKROBIOLOGI DALAM JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/3


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Untuk mendukung kelancaran penerimaan dan pengambilan

sample laboratorium mikrobiologi

TUJUAN
Menyiapkan specimen yang berkualitas baik yang akan digunakan
untuk pemeriksaan mikrobiologi

KEBIJAKAN
Petunjuk pelaksanaan ini dibuat sebagai pegangan dalam
pelaksanaan pengambilan specimen yang akan digunakan untuk
bahan pemeriksaan dibagian Mikrobiologi

PROSEDUR Pengambilan sampel.


1. Pengambilan darah untuk kultur MO.
 Media: BH 1 atau Thioglycolat.
 Syarat:
a. Pengambilan harus aceptik Gangan terkontaminasi
dengan kuman pathogen).
b. Pasien tidak boleh minum antibiotic selama 24 jam.
Pengambilan darah : kulit di gosok dulu dengan
yodium 6% Ialu dengan alcohol 70%, tunggu kering
jangan ditiup dan jangan dipegang.
c. Pasien diambil dalam waktu panas tinggi.
d. Harus 2-3 sampel dalam waktu yang berlainan pada
hari itu juga.
e. Perbandingan (1: 10),
1 ml darah + 10 ml
(thioglucolatlBHI)
2 ml darah + 20 ml
(thioglycolatlBHI)
f. Sampel tidak boleh disimpan di
ulkas.
g. Langsung dikirim ke
laboratorium.

PENGAMBILAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


MIKROBIOLOGI DALAM JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/3


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 2. Pengambilan specimen urine untuk urine MO.


a. Pengambilan harus aseptik.
b. Sebaiknya pasien sebelum pengambilan sampel tidak
minum antibiotic 2 hari sebelumnya.
c. Kalau sudah kencing tunggu 3 jam lagi.
d. Banyak urin kurang lebih 5 ml,
Cara pengambilan urin :Midstream, Katheter, S.P.P
e. Dalam waktu 1 jam harus sudah sampai di
laboratorium
f. Cara pengambilan urin porsi tengah ( lihat pada Bab
cara pengambilan sampel urin).

3. Pengambilan specimen liquor untuk MO.


a. Pengambilan harus aseptic.
b. Bahan untuk kultur kurang lebih 1 ml.
c. Tempat harus steril dan Jangan disimpan di kulkas.
d. Segera kirim ke laboratorium (1jam harus sudah
ada di laboratorium).

4. Pengambilan specimen sputum untuk MO.


a. Sebaiknya diambil sputum pagi (sputum waktu).
b. Pasien harus diambil betul dahak Gangan ludah).
c. Botol steril bertutup dan bermulut besar.
d. Jumlah sputum 3-5 ml, baik sputum pagi (sewaktu).
e. Kalau tidak ada dahak, ambil swab tenggorok, tidak
boleh kering, masukkan ke thiolgycolat kurang lebih
1 ml.
f. Dalam waktu 1 jam sudah sampai di laboratorium.

PENGAMBILAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


MIKROBIOLOGI DALAM JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 3/3


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 5. Pengambilan darah untuk Gal/Widal


a. Untuk Widal 3 ml darah beku
b. Gal Kuttur,
Bahan pemeriksaannya :
1) 1 ml darah + 10 ml empedu.
2) Simpan di suhu kamar 300 C.
3) Pasien belum makan antibiotic
4) Cepat dikirim ke laboratorium.
6. Pengambilan specimen Pus/nanah untuk MO.
Syarat :
a. Pus/nanah diambil dengan swab
b. Pus/nanah diambil bagian tengah, masukkan
ke perbenihan hioglycolat (transport medium).
Misalnya : Stuart, Cary Blair, Amies ± 2 ml /
(1 jam harus sudah sampai di laboratorium).
c. Pus dari rongga tubuh harus diambil dengan semprit
steril.
d. Pus dari drain.
Caranya, diambil dengan swab setelah ujung drain
dibersihkan dengan anti septic (missal: alcohol,
betadin).
e. Pus dari tonsil diambil dengan swab, cepat
kirim ke laboratorium.
7. Hapus Tekak.
Swab steril, celupkan dalam medium (NaCI steril,
thioglycolat, boillon). Ambil hapus tekak : elakang - kiri -
kanan, tidak boleh kena lidah, gigi, pipi. Cepat kirim ke
laboratorium.
UNIT TERKAIT Dep. Terkait

PENGAMBILAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


MIKROBIOLOGI DILUAR JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Untuk mendukung kelancaran penerimaan dan pengambilan

sample laboratorium mikrobiologi

TUJUAN
Mendukung penegakan diagnose dokter dalam bidang pemeriksaan
mikrobiologi dari specimen pasien bila specimen diterima diluar
jam kerja

KEBIJAKAN
Penerimaan specimen untuk pemeriksaan mikrobiologi hanya
dilakukan pada keadaan cite, bila keadaan pasien memungkinkan
pengiriman I penerimaan specimen untuk pemeriksaan
mikrobiologi hanya dilakukan pada jam kerja.
PROSEDUR 1. Biakan darah.
a. Untuk biakan, 2 cc darah - 10 cc thioglycolat, simpan di
pengeraman 37°C, untuk dikerjakan keesokkan harinya.
b. Untuk Gal Kultur, 2 cc darah + 10 cc empedu, simpan di
pengeraman 37°C, untuk dikerjakan keesokkan harinya.

2. Biakan sputum.
a. Sputum dibagi 2 :
1) 1 bagian sputum + 10 cc thioglycolat (MO),
simpan dipengeraman 37°C, untuk dikerjakan
keesokkan harinya.
2) 1 bagian lagi simpan di kulkas, buat
sediaan Pewarnaan Gram.
b. Biakan BTA sputum (Lowenstein).
Material simpan di kulkas, untuk dikerjakakan
keesokkan harinya.

PENGAMBILAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


MIKROBIOLOGI DILUAR JAM KERJA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 3. Blaken nanah


Nanah + 10 cc thioglycolat, simpan di pengeraman 37°C,
untuk dikerjakan keesokkan harinya.

4. Biakan hapus tekak.


a. Buat sediaan untuk pewamaan Gram (Loeffler metilen
biru). Sebelumnya kaca benda dipanaskan dahulu
b.Setelah dingin baru dioleskan, lalu hapus tekak + 10 cc
thioglycolat.
c. Simpan dipengeraman 37°C, untuk dikerjakan
keesokkan harinya.

5. Biakan Liquor.
Biakan dibagi 2 :
b.Sebagian liquor + 10 cc thioglycoat, simpan
dipengeram-an 37°C, untuk dikerjakan keesokkan
harinya.
c. Sebagian lagi, buat sediaan untuk pewarnaan Gram.

6. Biakan Urin.
Simpan di kulkas, untuk dlkerjakan keesokkan harinya.
UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep. Wat, Poli Rawat Jalan, Dokter Pengirim

PENGAMBILAN SAMPEL PEMERIKSAAN JAMUR /


KEROKAN KULIT ( KOH )

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Untuk mendukung kelancaran penerimaan dan pengambilan

sample laboratorium mikrobiologi

TUJUAN Mendapatkan sampel yang tepat untuk pemeriksaan jamur atau


kerokan kulit.

KEBIJAKAN Setelah sampel didapat segera dilakukan pemeriksaan terhadap


kerokan kulit yang didapat.

PERSUPAN 1. Aesculap ( pisau bedah )


2. Cover glass
3. Reagen KOH 10%
4. Mikroskop

PROSEDUR 1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.


2. Lakukan kerokan pad a bagian atau lokasi kulit yang akan
diperiksa dengan aesculap.
3. Letakkan sam pel pasien tersebut diatas objek glass yang telah
diberi label data pasien.
4. Setelah sampel didapat segera dilakukan pemeriksaan terhadap
kerokan kulit yang didapat.
5. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dolder Pengirim

UNIT Dep.Terkait, Dep.Wat, Unit Rawat Jalan, Dolder Pengirim


TERKAIT

PEWARNAAN GRAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

PROSEDUR 5 Januari 2009


TETAP
PENGERTIAN Suatu cara untuk mengetahui morfologi dan sifat mikroba serta dapat
membedakan kelompok kuman gram positif atau gram negatif dari
bahan yang diperiksa.

TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Gram Positive atau bakteri
Gram Nagative dalam sample penderita
KEBIJAKAN 1. Obyek gelas yang digunakan harus bersih, kering dan bebas lemak.
2. Ose harus diperlakukan seaseptis mungkin.
3. Preparat harus difiksasi secara benar.

PERSUPAN 1. Sampel pasien ( sputum, secret, swab luka, urien, dll )


2. Objeck glass, Bunsen, Korek api, Ose 10 ul, Mikroskop
3. Kit Reagen Pewama Gram ( Gentian Violet, Lugol, Alkohol,
Safranin
PROSEDUR 1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.
2. Hapuskan sampel yang akan diperiksa keatas objek glass dengan
menggunakan ose.
3. Keringkan diudara terbuka dan lanjutkan dengan difiksasi diatas
api kecil.
4. Teteskan pewama Gentian Violet diatas sediaan dan diamkan
salama 1 men it.
5. Kemudian buang Pewama Gentian violet tersebut dan cuci sediaan
dengan air mengalir lemah dari kran air.
6. Teteskan reagen Lugol diatas sediaan dan diamkan selama 1 men
it, kemudian buang reagen lugol tersebut dan cuei sediaan dengan
air mengalir.
7. Teteskan alkohol diatas sediaan dan diamkan salama 1 menit,
kemudian buang alkohol dan cuci sediaan dengan air mengalir.
8. Teteskan pewama safranin diatas sediaan dan diamkan selama 10
detik, kemudian buang pewama safranin tersebut dan cuci sediaan
dengan air mengalir.

PEWARNAAN GRAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2

RSU PRIMA
HUSADA
9. Keringkan sedian diudara terbuka, Kemudiaan baca sediaan
PROSEDUR dengan mikroskop pembesaran 100X.

10. Hasil dinyatakan dengan Gram Positive bila ditemukan bakteri


yang berwama biru dan dinyatakan Gram Negative bila
ditemukan bakteri yang berwama merah.
11. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim

PEWARNAAN BTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Pengecatan BTA adalah pengecatan menurut Ziehl Nielsen setelah


dilakukan pelunturan (elusi) terhadap sediaan cross check di
Laboratorium rujukan.

TUJUAN Untuk mengetahui ada tidaknya Bakteri Tahan Asam (BTA)


dalam sample penderita

KEBIJAKAN Setiap sediaan BTA yang dirujuk setelah dinilai secara mikroskopis.
diperlakukan restaining.
Pemeriksaan dilakukan oleh analis yang telah mengikuti pelatihan
tentang pemantapan mutu di Laboratorium Rujukan Cross Check

PERSUPAN 1. Sampel pasien (sputum, cairan pleura, dll )


2. Objeck glass,Bunsen, Korek api, Osa 10 ul
3. Kit Reagen Pewarna BTA (Pewarna Kinyoun dan Pewarna
Gabbet)
4. Mikroskop

PROSEDUR 1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.


2. Hapuskan sampel yang akan diperiksa keatas objek glass
dengan menggunakan ose.
3. Keringkan diudara terbuka dan lanjutkan dengan difiksasi diatas
api kecil.
4. Teteskan pewarna Kinyoun diatas sediaan dan diamkan salama
3 menit.
5. Kemudian buang Pewama Kinyoun tersebut dan cuci sediaan
dengan air mengallr lemah dari kran air.
6. Teteskan pewama Gabbet diatas sediaan dan diamkan salama 3 -
5 menit, kemudian buang pewama Gabbet tersebut dan cuci
sediaan dengan air mengalir.

PEWARNAAN BTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2

RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 7. Keringkan sadian diudara terbuka, Kemudiaan baca sediaan
dengan mikroskop pembesaran 100X.
8. Hasil dinyatakan Positive bila ditemukan bakteri yang berwama
merah dan berbentuk batang tipis / halus seperti hUruf cina atau
sekumpulan pohon bambu.
9. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasi

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat, Dokter Pengirim

PEMERIKSAAN MALARIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR PROSEDUR 5 Januari 2009


OPERASIONAL

Pengertian Suatu pemeriksaan dari setetes darah dibuat sediaan apus


tipis kemudian dicat dengan Giemsa dan diperiksa dibawah
mikroskop dengan obyektif 100x untuk mencari jenis
malaria.

Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya Parasit Malaria


( Plasmodium Sp ) dalam darah penderita
1. Sebaiknya spesimen diambil pada saat penderita
Kebijakan panas menggigil atau kambuh.
2. Lakukan pengamatan pada seluruh lapang pandang
dan catat semua jenis plasmadium yang ditemukan.

1. Sampel darah EDTA, Objek glass,Mikroskop


PeRSUpan
2. Giemsa, Metanol, Aquadest, Oillmersion

1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.


Prosedur
2. Buat sediaan apus darah tepi tetes tipis dan tetes
tebal kemudian dikeringkan diudara terbuka ( suhu
kamar ).
3. Fiksasi sediaan tipis dengan metanol selama ± 10
menit.
4. Teteskan pada sediaan darah tepi tetes tipis dan tebal
larutan giemsa dan buffer pH 7,2 dengan
perbandingan 1:9 dan tambahkan diatas sediaan
tersebut beberapa tetes aquadest dan diamkan
selama 25 menit.
5. Cuci dengan air mengalir, kemudian keringkan
diudara terbuka (suhu kamar ).
6. Teteskan oil imersi diatas sediaan tersebut dan
baca dibawah mikroskop pembesaran 100X.

PEMERIKSAAN MALARIA
No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

SOP/ I / 2009 / 00 2/2

RSU PRIMA HUSADA

7. Hasil:
Prosedur
7.1 Positif bila ditemukan Plasmodium Sp.
7.2 Negatif bila tidak ditemukan plasmodium Sp.
8. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan
dan pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN MIKRO FILARIA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA HUSADA
Tanggal Terbit :
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2009
OPERASIONAL

Suatu pemeriksaan dari setetes darah dibuat sediaan apus


Pengertian tipis kemudian dicat dengan Giemsa dan diperiksa dibawah
mikroskop dengan obyektif 100x untuk mencari jenis
malaria.

Tujuan
Untuk mengetahui ada tidaknya Parasit Mikrofilaria dalam
tubuh penderita

Kebijakan 1. Sebaiknya spesimen diambil pada saat penderita panas


menggigil atau kambuh.
2. Lakukan pengamatan pada seluruh lapang pandang
dan catat semua jenis plasmadium yang ditemukan.

1. Sampel darah EDTA


PeRSUpan 2. Aquadest
3. Tabung reaksi 3 ml
4. Centrifuge
5. Objek glass
6. Cover glass
7. Mikroskop

1. Dilaksanakan oleh petugas laboratorium.


Prosedur
2. Campur hingga homogen 5 tetes darah dengan 3 tetes
aquadest didalam tabung reaksi 3 ml.
3. Centrifuge selama 3 menit dengan kecepatan 1000 rpm.
4. Buang cairan filtrat dan teteskan 1 tetes sedimen keatas
objek glass dan tutup dengan cover glass.
5. Baca dibawah mikroskop pembesaran 40X.
6. Hasil :
a. Positif bila ditemukan mikrofilaria.
Negatif bila tidak ditemukan mikrofilaria.
PEMERIKSAAN MIKRO FILARIA

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:

RSU PRIMA SOP/ / 2009 / 00 2/2


HUSADA

7. Langkah selanjutnya Iihat prosedur cara pencatatan dan


Prosedur
pelaporan hasil.

Unit Terkait Dep. Terkait


PEMERIKSAAN SEDIAAN METHYLEN BLUE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Pemeriksaan dengan cara pengecatan sample pada objek glass

TUJUAN Untuk mendeteksi intraseluler Diplokokus Negatif Gram ( DNG ) /


diplococcus intraseluler & ada tidaknya Lekosit Polimorfo Nuklear (
PMN ) untuk mengetahui penyebab Servisitis / Uretritis

KEBIJAKAN o Sediaan harus diterima bersama.


o Cocokkan nomer sediaan dengan nomer di cat
o Sediaan berisi satu hapusan

PROSEDUR ALAT & BAHAN YANG DIGUNAKAN :


1. Mikroskop dengan pembesaran obyektif 100 X
2. Rak pewarnaan
3. Lampu spirtus
4. Pipet tes
5. Methylen blue 0,3 % - 1 %
6. Minyak imersi
7. Kertas imersi
8. Korek api

SPESIMEN YANG DIGUNAKAN :


o Swab Vagina

TEHNIK PEMERIKSAAN :
a. Penerimaan sedian dari ruang pengambilan
b. specimen.
o Sediaan harus diterima bersama.
o Cocokkan nomer sediaan dengan nomer di cat
o Sediaan berisi satu hapusan.
c. Keringkan sediaan di udara.
d. Fiksasi dengan melewatkanny diatas api sebanyak 3 – 7 kali.
e. Genangi / tetesi sediaan dengan Methylen Blue 0,3 % - 1 %
selama 2 – 3 menit.
PEMERIKSAAN SEDIAAN METHYLEN BLUE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR f. Cuci dengan aquadest, keringkan dan periksa dengan


obyekyif 100 X dengan minyak imersi

INTEPRETASI HASIL :

Trichomonas : berbentuk amoeboid ( oval ) lebih besar dari sel


PMN.
Candid : ditemukan adanya hypae dan yeast.

UNIT TERKAIT Dept terkait.


PEMERIKSAAN ANALISA SPERMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

42/LAB/VI/2011 00 1/2
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu pemeriksaan terhadap sperma yaitu ejakulat yang berasal dari
PENGERTIAN
seorang laki-laki berupa cairan kental dan keruh berisi spermatozoa
dan sekret dari kelenjar prostrat juga kelenjar-kelenjar lainnya
( epididimis, vesikaseminalis). Untuk mengetahui jumlah, morfologi
dan mortilitas dari sperma.

TUJUAN Untuk memberikan gambaran tentang kesuburan pada penderita


pria

1. Pengeluaran sperma dilakukan setelah abstinensia (tidak


KEBIJAKAN
melakukan inter course / hubungan badan) selama 3 (tiga) hari.
2. Spesimen harus segera dikerjakan beberapa menit setelah
dikeluarkan.
3. Spesimen harus disertai keterangan yang jelas mengenai
cara pengeluaran dan jam keluarnya sperma.
4. Pada pemeriksaan hitung jumlah sperma, bila pada
pemeriksaan sebelumnya atau pada pemeriksaan berikutnya
terdapat hasil yang berbeda jauh, sebaiknya mengulangi
pemeriksaan pada saat yang lain.
PEMERIKSAAN SEDIAAN METHYLEN BLUE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

42/LAB/VI/2011 00 2/2
RSU PRIMA
HUSADA

PERSUPAN PeRSUpan Alat:


1. Semen
2. NaCI0,9%
3. Gelas ukur 10 ml
4. Bilik Hitung Neubauwer
5. Kertas pH
6. Objek glass
7. Cover glass
8. Mikroskop

PeRSUpan Penderita :
1. Penderita puasa coitus selama 3 - 4 hari.
2. Semen dikeluarkan di rumah sakit dan catat waktu
dikeluarkannya.
3. Semua semen yang keluar ditampung seluruhnya dalam gelas
ukur.
4. Semen dalam gelas ukur tersebut diserahkan kepetugas
laboratorium tidak boleh lebih dari 10 menit.

PROSEDUR 1. Dilaksanakan oleh petugas analis laboratorium.


2. Semen yang telah dikeluarkan harus segera dilakukan
pemeriksaan.
3. Amati dan perhatikan warna dan baunya yang khas, kemudian
ukur pHnya dengan kertas pH.
4. Ukur viscositanya dengan pipetn 0,1 mi.
5. Ukur volume semen dengan menggunakan gelas ukur 10ml.
PEMERIKSAAN ANALISA SPERMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

42/LAB/VI/2011 00 2/2

RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 6. Hitung jumlah sperma dengan cara :
6.1 Jumlah sperma motill bergerak ,
a. Pipet 400ul NaCI 0,9%, masukkan kedaJam
tabung serologi dan tambahkan 20ul semen aduk
hingga homogen.
b. Hisap dengan tabung kapiler dan masukkan
kedalam bilik hitung yang sudah disiapkan.
c. Hitung jumlah sperma yang bergerak dibawah
mikroskop pembesaran 40X pada 1 kotak besar
( Jeukosit)
6.2 Jumlah sperma total
a. Pipet 400ul larutan George masukkan kedalam
tabung serologi dan tambahkan 20ul semen aduk
hingga homogen.
b. Hisap dengan tabung kapiler dan masukkan
kedalam biJik hitung yang sudah disiapkan.
c. Hitung jumlah sperma yang bergerak dibawah
mikroskop pembesaran 40X pad a 1 kotak besar
( Jeukosit)
6.3 Dari jumlah yang ada diatas dilakukan perhitungan
persentasi sebagai berikut :
a. Jumlah sperma X 200.000 = ∑sperma/ml.
b. Jumlah sperma / ejakulasi = ∑sperma/ ml X vol.
Sperma
7. Pipet 20ul semen dan letakkan diatas objek glass lalu tutup
dengan deck glass.
8. Baca adanya sel lain seperti epitel, eritrosit, leukosit dan
laporkan daJam Lapang pandang besar ( LPB ).
9. Langkah selanjutnya lihat prosedur cara pencatatan dan
pelaporan hasil.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Dep.Wat,. Dokter Pengirim, Unit Rawat Jalan
PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK KEBUTUHAN
PEMERIKSAAN FAESES

No. Dokumen No. Revisi Halaman

43/LAB/VI/2011 00 1/1
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.

PENGERTIAN Pemeriksaan terhadap kotoran manusia dengan cara makroskopis

dan mikroskopis

TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya parasit dalam faeses

KEBIJAKAN Pasien diberikan tabung yang dibutuhkan untuk pemeriksaan faeses


yang telah diberi label data pasien.

PERSUPAN Tabung faeses yang telah diberi label data pasien

PROSEDUR 1. Pasien diberikan tabung yang dibutuhkan untuk pemeriksaan


faeses yang telah diberi label data pasien.
2. SebeJurn pengambilan sampel, pasien diberi penjelasan dan
petunjuk tentang cara maupun jenis sam pel yang akan diambil.
3. Sampal diambil sedikit dengan batang korek api pad a bagian
yang berlendir, lembel atau berdarah.
4. Setelah sampel didapat dan telah diterima oleh petugas
laboratorium, maka petugas laboratorium segera rnembawanya
ke bagian yang melakukan pemeriksaan faeses.

UNIT TERKAIT Dep.Terkalt, Dep.Wat. Unit Rawat Jalan. Dokter Pengirim


PEMERIKSAAN FAESES
SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

44/LAB/VI/2011 00 1/5
RSU PRIMA
HUSADA
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur RSU PRIMA HUSADA
STANDAR
PROSEDUR 14 Juni 2011
OPERASIONAL

dr.ZAIFUL AMRI S, MM.


Suatu pemeriksaan terhadap sampel feces dengan cara dibuat
PENGERTIAN preparat + Eosin atau lugol / PZ pada slide kemudian diperiksa
dibawah mikroskop untuk mengetahui adanya parasit usus :
protozoa ( amoeba, giaroia ), cacing ( telur, larva ) dan sisa
makanan.

TUJUAN
Terselenggaranya pemeriksaan Faeses Rutin/Lengkap yang
mendukung diagnose dokter

KEBIJAKAN 1. Sebaiknya feces yang diperiksa dalam keadaan segar sebab


bila dibiarkan lama unsur unsur dalam feces menjadi rusak.
2. Wadah untuk mengirim feces sebaiknya kaca / plastik
bermulut lebar.
3. Pilih bagian dari feces yang memberi kemungkinan untuk
menemukan kelainan.
4. Faeces sebaiknya bebas dari bahan seperti barium / bismuth
atau satu minggu setelah pemakaian bahan tsb.

PERSUPAN 1. Tinja untuk pemeriksaan seba iknya adalah dan defikasi


spontan atau tinja segar, Jika menggunakan tinja yang sudah
lama, kemungkinan unsur - unsur yang terdapat didalamnya
akan rusak.
2. Tempat atau wadah penampungan tinja sebaiknya terbuat dari
beling atau plastic yang tidak tembus air (tidak Menyerap).
PEMERIKSAAN FAESES
SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

44/LAB/VI/2011 00 2/5
RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR A. Pemeriksaan Makroskopis.


1. Warna Tinja
a. Tinja normal berwarna coklat muda, warna
coklat tua kemungkinan disebabkan perubahan
urobilinogen menjadi urobilin apabila tinja
terlalu lama terbuka
b. Warna tinja yang dipengaruhi oleh obat-obatan
atau makanan dan minuman.
 Kuning, dipengaruhi oleh susu, jagung, obat
santonin atau bilirubin.
 Hijau, dipengaruh oleh sayur mayor.
 Abu-abu, karena kekurangan urobilin.
 Coklat kemerahan, pendarahan proximal atau
makan coklat.
 Coklat tualhitam, Carbomedicinalis atau obat
yang mengandung zat besi.
PEMERIKSAAN FAESES
SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

44/LAB/VI/2011 00 3/5
RSU PRIMA
HUSADA
PROSEDUR 2. Bau.
a. Bau tinja khas disebabkan oleh indol, skatol dan
asam buturat.
b. Bau busuk, bila terjadi pemousukan didalam usus, yaitu
protein yang dicema oleh kuman, reaksi tinja
biasanya menjadi lindi.
c. Tinjau bau asam, karena adanya permentasi zat gula
yang tidak dicema, biasanya karena diare. Reaksi
tinja menjadi asam.
d. Bau tengik, karena perombakan zat lemah
dengan pelepasan asam lemah.

3. Konsistensi
Tinja normal, agak lunak dan berbentuk
a. Tinja sangat lunak atau cair biasanya pada
penderita diare.
b. Tinja keras pada pasien konstipasi.
c. Tinja keras atau agak lunak bercampur darah
dan lender, pad a penderita disentri amuba.
d. lunak bercampur gas (C02), ada peragian pada usus.

4. Lendir.
b. Adanya lender berarti rangsangan atau radang
pada dinding usus.
c. Lendir diluar tinja, kemungkinan iritasi pada usus
besar.

d. Lendir bercampur tinja, kemungkinan dycentri dan


Ileocolitis.
e. Lendir berisi banyak lekosit, kemungkinan infeksi.
PEMERIKSAAN FAESES
SECARA MAKROKSOPIS DAN MIKROSKOPIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

44/LAB/VI/2011 00 4/5
RSU PRIMA
HUSADA

5. Darah.
PROSEDUR
b. Darah dapat dilihat apakah darah segar (merah
muda). coklat atau hitam
c. Makin proximal terjadinya pendarahan, makin
bercampur darah dengan tinja, makin hitam
warnanya.
d. Jumlah darah yang banyak, mungkin disebabkan
oleh ulcus. varices dalam Oesophagus,
carcinoma atau hemoroid.

6. Parasit
Cacing ascaris, cacing keremi dan lain-lain yang
mungkin dapat terjadi.

7. Darah Samar.
a. Cara Benzidene basa.
- Buatlah emulsi tinja dengan aqua/NaCI 10 ml,
didihkan.
- Saring. biarkan filtrate dampai dingin.
- Masukkan benzidine basa sepucuk pisau
kedalam tabung reaksi lain.
- Larutkan dengan 3 ml asam acetat glacial
(dikocok).
- Masukkan 2 ml filtrate emulsi tinja _ campur.
- Tambahkan H202 3%
Baca sebelum 5 menit.
Hasil : Negatif ( - ) = Warna tidak
berubah Positif 1 (+) = Warna
hijau
Positif 2 (++) = Warna hijau
campur biru Positif 3 (+++) =
Warna biru
Positif 4 (++++) = Warna biru tua.
PEMERIKSAAN FAESES
SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS

No. Dokumen No. Revisi Halamam

44/LAB/VI/2011 00 5/5
RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR b. Cara Benzidene Dihidroclorida, cara bekerja sama


dengan cara A

c. Cara Guayac
- 5 ml. Emulsi tinja ditambah 1 mi. Asam acetat
glacial kemudian dicampur.
- Sepucuk pisau serbuk Guayac dimasukkan
kedalam tabung reaksi.
- Tambahkan 2 mi. Alkohol 95% (kedalam
tabung guayac) campur.
- Tuangkan cairan Guayac ke dalam tabung
emulsi dengan perlahan-Iahan sehingga
membentuk lapisan.
- Hasil positif apabila terbentuk warna biru
pada batas antara kedua cairan tadi.

B. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Dalam pemeriksaan ini yang terpenting adalah mencari adanya
protozoa / Parasit dan telur cacing.
Cara kerja :
1. Teteskan 1 tetes Eosin 1% di atas kaca obyek.
2. Ambil seujung Iidi tinja dan aduk di atas eosin tadi.
3. Tutuplah sediaanya dengan kaca penutup (deck glass).
4. Periksa dibawah Mikroskop dengan kaca pembesar 10x.
5. Untuk mencari/mernperjelas kita gunakan pembesaran
45x.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait


PENGOPERASIAN ALAT HEMATOLOGI AUTO
ANALYZER OL 2100 UNTUK PEMERIKSAAN
DARAH LENGKAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 3/4


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR Manual Mode


a. Siapkan sample minimal 500 uL (diambil20 ul)
b. Cek alat dalam keadaan ready.
c. Klik manual ID.
d. Masukan nom or, nama sample
e. Pilih pemeriksaan mode WHOLE BLOOD/CAPILLARY
- klik OK
f. Masukan sample yang sudah homogeny, pada aspiration
port - tekan START
g. Tunggu sampai probe naik keatas - tarik sampel.
i. Tunggu hasil pada layar monitor (klik explorer pada tool
bar)

Capilary Mode
PeRSUpan Sample
Encerkan darah dengan cell pack dengan perbandingan 1 : 7
(20 ul darah + 120 ul cell pack)
Pengerjaan :
a. Cek status alat dalam keadaan ready
b. Klik manual icon manual pada tool bar
c. Masukan nomor sample nama sample pilih whole blood
dan pilih Yes pada capillary mode - klik OK
d. Mix sample
e. Masukan ke dalam Aspiration Port tekan tombol START
–tunggu sampai probe naik keatas- tarik sample
f. Tunggu hasil pada layar monitor (explorer pada tool bar)
PENGOPERASIAN ALAT HEMATOLOGI AUTO
ANALYZER MINDRAY BC 3000 PLUS UNTUK
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 4/4


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR Pemeliharaan MINDRAY


1. Pemeliharaan Harian :
Shutdown:
Shutdown yang dilakukan sehari sekali, dengan shutdown
semua jalur sample dan ditektor akan bersih.
Pelaksanaan :
a. Klik shutdown 2x pad a layar menu 7 Klik execute
b. Proses shutdown dimulai selama 2 menit
c. Setelah proses shutdown selesai, matikan alat (analyser)
dan monitor
2. Pemeliharaan Bulanan (atau setiap 1200 sample/analisa)
Monthly Rinse:
Dllakukan untuk mencuci kontaminan dari flow cell.
Pelaksanaan :
a. Menu  klik controller 2x  maintenance klik
monthly rinse 2x
b. Masukkan cell clean pada aspiration port dan tekan start
switch  tunggu + 15 menit
3. Pemeliharaan 2 mlngguan :
a. Rinse Waste Chamber :
Menu - controller (klik 2x) - maintenance (2x)
Rinse waste chamber - masukan cell clean
Tekan start switch - tunggu + (10 menit)
b. Rinse flow cell :
Menu - controller (2x) - maintenance (2x) - Rinse
Flowcell (2x) - masukan cell clean - tekan Start Switch -
tunggu (6 menit)

Unit Terkait Dept Terkait


PENGOPERASIAN ALAT HERA CHEMISTRY ANALYSER
UNTUK PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Tata cara kerja alat auto analyzer untuk membantu


terselenggaranya Pemeriksaan Kimia Klinik secara cepat

PROSEDUR CARA PENGOPERASIAN HERA CHEMISTRY ANALYSER


1. Sambungkan ke listrik.
2. Tekan ON.
3. Muncul screen.
4. Muncul perintah Sipper Distilled Water.
5. Letakkan aquadest pada probe tekan pada alat.
6. Muncul tulisan Testing.
7. Muncul Menu pilihan.
8. Tekan Test.
9. Muncul pilihan parameter.
10. Pilih parameter yang akan dikerjakan, klik OK
11. Muncul Menu End Point.
12. Muncul perintah Distilled, lalau masukkan air pada probe,
tekan klik
13. Muncul perintah Reagent Blank, masukkan reagen, tekan
klik.
14. Muncul perintah Standard, masukkan standard, tekan klik.
15. Munculperintah Sample, masukkan sampel, tekan klik.
16. Tunggu sampai hasil keluar.
PENGOPERASIAN ALAT HERA CHEMISTRY ANALYSER
UNTUK PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR CARA PENCUCIAN HERA CHEMISTRY ANALYSER


1. Jika telah selesai, tekan EXIT.
2. Muncul Menu pilihan.
3. Tekan tanda pencucian pada alat untuk menyedot air pada
probe.
4. Tekan tanda pencucian lagi untuk mematikan.
5. Tekan Power OFF.
6. Pilih YES.
7. Muncul tulisan Rinse With Floee Cell. Masukkan air pada
probe dan tekan. Untuk mematikan tekan lagi.
8. Muncul tulisan Please Switch Off The Instrumen.
9. Tekan OFF.

UNIT TERKAIT Dept terkait.


PENGOPERASIAN ALAT SENTRIFUGE WINA 505 UNTUK
PEMISAHAN SERUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/1


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

Tata cara kerja alat auto analyzer untuk membantu


PENGERTIAN terselenggaranya Pemeriksaan laboratorium Klinik secara cepat

TUJUAN
Membantu mendapatkan serum atau plasma dlm terlaksananya
Pemeriksanaan kimia klinik dan pemerisanaan urine.

PROSEDUR CARA PENGOPERASIAN SENTRIFUGE WINA 505


1. Pasang kabel pada listrik
2. Tekan tombol power posisi ON
3. Masukan sampel kedalam setrifuge dengan
Sampel harus seimbang dengan jumlah tabung
4. Atur kecepatan sentrifuge 1-4 rpm
5. Putar waktu 0-15 menit
6. biarkan sentrifuge berhenti sendiri sampai batas
waktu
7. Sampel bisa diambil dan dilanjutkan peneruman
8. Apabila sentrifuge tidak dipakai tekantombol
Power
Off,cabut kabel penghubung ke listrik
CARA PENCUCIAN SENTRIFUGE
1. Pastikan sentrifuge dalam posisi off,kabel tidak
Terhubung dengan listrik
2. Lepas satu persatu tabung dalam sentrifuge lalu
Dibersihkan
3. Bersihkan bagian luar sentrifuge
4. Pasang kembali tabung dalam sentrifuge
Sentrifuge dapat dipergunakan kembali.

UNIT TERKAIT Dept terkait, VCT

PELAKSANAAN KALiBRASI, KONTROL DAN


PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/3

RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

PROSEDUR 5 Januari 2009


TETAP

PENGERTIAN Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan oleh seluruh Laboratorium secara
terus menerus untuk mendeteksi secara dini kesalahan yang terjadi
pada tiap tahap pemeriksaan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat dan teliti

TUJUAN
1. Qualiti kontrol merupakan suatu proses rutin harian. Kontrol
dapat digunakan baik sebagai pengukuran kualitas atau
penanganan troubel shooting instrument. Sehingga
instrument yang digunakan mempunyai akurasi yang tinggi .
2. Menghindari kesalahan kerja pada proses pemeriksaan
laboratorium sehingga hasil yang keluar mempunyai akurasi
dan presisi yang baik.
3. Memantau presisi dan akurasi dari kinerja alat, metode
pemeriksaan atau metode analitik didalam laboratorium
sendiri.
KEBIJAKAN
1. Kalibrasi dilaksanakan pada kondisi berikut :
a. Ketika instalasi instrumen pertama di lab.
b. Ketika menganti reagen.
c. Setelah perbaikan besara atau penggantian salah satu
sparepart.
d. Setelah perbaikan besar instrumen.
e. Ketika hasil material kontrol menunjukkan trend yang tidak
lazim atau perubahan hasil alat, misalnya perubahan hasil
yang signifikan dari akurasi dasar.
f. Setiap 6 bulan sekali kalibrasi ulang dipertukan.
2. Kontrol dilakukan pada saat kondisi berikut :
b. Setiap hari, sebaiknya digunakan level tingi, normal dan
rendah.
c. Sampel dibertakukan diawal dan diakhir pekeriaan.
Frekuensi qualiti kontrol berhubungan dengan beban kerja dan
stabilitas alat. Jika beban keria di laboratorium sangat tinggi,
pemeriksaan yang hanya satu kali per hari tidak cukup.
PELAKSANAAN KALiBRASI, KONTROL DAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 23
RSU PRIMA
HUSADA

1. Serum Kalibrasi dan serum Kontrol.


PERSUPAN
2. Reagen - reagen yang dibutuhkan

d. Kontrol harus dijalankan, ketika dilakukan re-strat pada


PROSEDUR
instrument setelah mematikan alat secara menyeluruh.
Ketepatan dan pengaturan nilai harus dilakukan untuk
menjamin ka asitas anallsis tidak hilang .
e. Ketika mengganti reagen atar LOT atau dalam LOT
yang sarna, kontrol harus dijalankan.

1. Pelaksanaan PMI meliputi Praanalitik, analitik, dan pasca


analitik.
2. Oilaksanakan oleh petugas supervisi analis dibagian masing
-masing.
3. Menyiapkan bahan - bahan yang dibutuhkan untuk kalibrasi
dan atau kontrol.
4. Lakukan kalibrasi dan atau kontrol sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
5. Hasil yang keluar dicatat dalam buku kalibrasi atau kontrol.
6. Hasil pemeriksaan yang tidak masuk nilai range target diulang
kembali.
7. Hasit yang keluar tetap dicatat sebagai koreksi apakah nilai
kontrol masih masuk dalam 2 SD atau tidak. Dan untuk
mengetahui letak kisaran nitai pemeriksaan apakah dibawah
atau diatas nilai target.
8. Bita nilai yang didapat didalam kisaran 2 SD, maka alat dapat
digunakan untuk pemeriksaan, bita nilai yang diperoleh diluar
2 SD maka kontrol atau kalibrasi diu lang lagi, dan dicari tahu
apa yang menyebabkan hasil control atau kalibrasi tersebut
berada diluar 2 SD.
9. Kalibrasi dan control diulang sampai diperoleh nilai dalam
kisaran 2 SD.
PELAKSANAAN KALiBRASI, KONTROL DAN PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL (PMI)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 3/3


RSU PRIMA HUSADA

PROSEDUR
Alur Pelaksanaan PMI

Pemeriksaan Bahan Kontrol


Evaluasi
YA Kemungkinan adanya
OK
Trends, kemudian
Tidak

Periksa alat dan Reagensia, Ulangi Pemeriksaan Bahan Kontrol

OK YA Ulangi Pengujian pada


bahan pasien
Tidak

Kalibrasi ulang dan validasi hasil kalibrasi, UlangiPemeriksaan


Bahan Kontrol

OK YA
Ulangi Pengujian pada
bahan pasien
Tidak

Perlu investigasi teknik lebih lanjut

UNIT TERKAIT Dep. Terkait, Laboratorium Rujukan, Pemasok Reagen


PEMELIHARAAN HEMATOLOGI AUTOANALYSER
MINDRAY BC 3000 PLUS KE DISTRIBUTOR

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ I / 2009 / 00 - 1/2 -


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit :

STANDAR 5 Januari 2009


PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Pemeliharaan peralatan laboratorium adalah prosedur baku
yang dibuat oleh petugas laboratorium dan sudah ditetapkan
dengan surat keputusan Kepala Rumah Sakit yang memuat tata
cara melakukan pemeliharaan alat, yang dilaksanakan oleh
pihak distributor alat selaku penyedia alat, sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal
Laboratorium Kesehatan dan Permenkes RI tentang
Pemeliharaan. Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada
Sarana Pelayanan Kesehatan.

Tujuan Menunjang kesiapan alat dalam pengerjaan pemeriksaan kimia


klinik yang mana sangat berperan dalam membantu
menegakkan diagnosa yang telah ditetapkan oleh dokter.

Kebijakan Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang


Pemeliharaan, Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan pada
sarana pelayanan kesehatan.
PEMELIHARAAN HEMATOLOGI AUTOANALYSER
MINDRAY BC 3000 PLUS KE DISTRIBUTOR

No.Dokumen: No.Revisi: Halaman:


SOP/ I / 2009 / 00 -2/2-
RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Pemeliharaan MINDRAY


a. Pemeliharaan Harian :
Shutdown:
Shutdown yang dilakukan sehari sekali, dengan shutdown
semua jalur sample dan ditektor akan bersih.
Pelaksanaan :
a. Klik shutdown 2x pad a layar menu 7 Klik execute
b. Proses shutdown dimulai selama 2 menit
c. Setelah proses shutdown selesai, matikan alat
(analyser) dan monitor
b. Pemeliharaan Bulanan (atau setiap 1200 sample/analisa)
Monthly Rinse:
Dllakukan untuk mencuci kontaminan dari flow cell.
Pelaksanaan :
a. Menu  klik controller 2x  maintenance klik
monthly rinse 2x
b. Masukkan cell clean pada aspiration port dan tekan
start switch  tunggu + 15 menit
c. Pemeliharaan 2 mlngguan :
a. Rinse Waste Chamber :
Menu - controller (klik 2x) - maintenance (2x)
Rinse waste chamber - masukan cell clean
Tekan start switch - tunggu + (10 menit)
b. Rinse flow cell :
Menu - controller (2x) - maintenance (2x) - Rinse
Flowcell (2x) - masukan cell clean - tekan Start Switch -
tunggu (6 menit)

Unit Terkait Dep. Farmasi, Distributor Alat.


KALIBRASI ALAT HEMATOLOGI
AUTOANALYSER MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ I / 2009 / 00 …./…


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan
kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan / bahan ukur

TUJUAN
Mendukung pemeriksaan hematology untuk pasien-pasien
yang membutuhkan pemeriksaan darah rutin/darah lengkap

Permenkes RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian


KEBIJAKAN dan kalibrasi alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan.

PROSEDUR 1. URUTAN MENGHIDUPKAN ALAT :


Hidupkan terlebih dahulu tombol POWER di belakang alat
 kemudian di MONITOR akan muncul COUNT
SCREEN  INSTRMENT  kemudian akan muncul
bacaan LOG ON.

2. Ketika instrument dihidupkan, alat akan melakukan operasi


= self hasil, main unit control program download,
intilization bagian mekanik dan hidrolik, mencuci,
menunggu temperature stabil dan cek back ground. Nilai
batas cek background yang diperbolehkan :
KALIBRASI ALAT HEMATOLOGI
AUTOANALYSER MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halamam

RSU PRIMA SOP/ I / 2009 / 00 …./…


HUSADA

PROSEDUR RBC 0.02l (X 106 / ul )


HGB 0.1 (gr / dL)
PlT 10 ( X10 3/uL)
WBC-C 0.10 (X 10 3/uL)
uL
WBC-D 0.10 (X10 3/uL)

3. Jika nilai back ground keluar, nilai yang keluar akan


berwama biru hasil normal maka alat siap.

4. lakukan Quality Control

A. Cara melakukan Quality Control ( QC )


Sebelum melakukan analisa QC pastikan data target dan limit
QC telah didefinisikan tenebih dahulu.

B. Analisa QC :
1. Keluarkan specimen QC (LOW,NORM,HIGH) dari
kulkas,diamkan sampai suhu kamar.
2. Klik QC - pilih QC file yang akan dijalankan klik OK
3. Homogenisasikan control (low,norm,high) - check
4. Tempatkan pada Aspiration/probe - tekan start
5. Hasil ana lisa QC akan tampil
6. Bila nilai bertanda H/L maka nilai QC keluar dari batas.
Untuk mengulangnya letakkan sample QC pada probe
tekan start.
7. Bila nilai QC masuk tekan MAIN dan Kembali ke posisi
siap priksa pasien.
KALIBRASI ALAT HEMATOLOGI
AUTOANALYSER MINDRAY BC 3000
PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halamam

SOP/ I / 2009 / 00 …./…


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR Manual Mode


a. Siapkan sample minimal 500 uL (diambil20 ul)
b. Cek alat dalam keadaan ready.
c. Klik manual ID.
d. Masukan nom or, nama sample
e. Pilih pemeriksaan mode WHOLE
BLOOD/CAPILLARY - klik OK
f. Masukan sample yang sudah homogeny, pada
aspiration port - tekan START
g. Tunggu sampai probe naik keatas - tarik sampel.
h. Tunggu hasil pada layar monitor (klik explorer pada
tool bar)

Capilary Mode
PeRSUpan Sample
Encerkan darah dengan cell pack dengan perbandingan 1 : 7
(20 ul darah + 120 ul cell pack)
Pengerjaan :
a. Cek status alat dalam keadaan ready
b. Klik manual icon manual pada tool bar
c. Masukan nomor sample nama sample pilih whole
blood dan pilih Yes pada capillary mode - klik OK
d. Mix sample
e. Masukan ke dalam Aspiration Port tekan tombol
START –tunggu sampai probe naik keatas- tarik
sample
f. Tunggu hasil pada layar monitor (explorer pada tool
bar)

Unit Terkait Distributor Alat. Departemen Terkait


PEMERIKSAAN BILA HASIL KONTROL DILUAR
NILAI TARGET

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 ½
RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit

PROSEDUR 5 Januari 2009


TETAP

PENGERTIAN
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menjamin kinerja dan
ketepatan instrumen yang Digunakan di laboratorium
PERSUPAN
1. Serum kalibrasi dan serum control
2. Reagen - reagen yang dibutuhkan
PROSEDUR
1. Jika hasil kontrol diluar kisaran nilai target, prosedur yang
terdapat dibawah ini dilaksanakan.
2. Digunakan aturan yang ditetapkan oleh James 0 Westgard
untuk menilai hasil kontrol, seperti 138, 12s,22s,R4s,41s
dan 1Ox.
3. Aturan 138 berarti suatu proses tidak dapat dipakai
(Rejected) bila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol
melebihi batas nilai rerata ± 3 SD.
4. Aturan 126 berarti terdapat satu hasil pemeriksaan bahan
kontrol yang melebihi batas nilai rerata ± 2 SD, nilai
kontrol ini berarti masih bisa diterima dan pemeriksaan
dapat dilanjutkan.
5. Aturan 22s berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dipakai (rejected) bila dua pemeriksaan bahan kontrol
berturut - turut melebihl batas nilai rerata +2 SD atau - 2
SD
6. Aturan R48 berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dipakal (rejected) bila satu hasil pemeriksaan bahan
kontrol melebihi batas nilai rerata +2 SD dan satu lagi hasil
pemeriksaan bahan kontrol melebihi batas nilai rerata -2
SD secara berturut - turut atau sebaliknya.
7. Aturan 418 berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dipakai (rejected) bila empat hasil pemeriksaan bahan
kontrol berturut - turut melebihi batas nilai rerata +150
atau nilai rerata -1 SD.
8. Aturan 10x berarti suatu proses pemeriksaan tidak dapat
dlpakal (rejected) bila sepuluh hasil pemeriksaan bahan
kontrol berturut - turut terdapat pada sisi yang sarna dari
nilai rerata
PEMERIKSAAN BILA HASIL KONTROL DILUAR
NILAI TARGET

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

Jalankan control dan lihat variasi tetap muncul. (hal Lanjutkan


PROSEDUR ini diterima jika hanya satu dari 20 tes control diluar Ya
pekerjaan
target). Apakah pelaksanaan control yg kedua masih Harian
didalam kisaran nilai target?

Tidak

Periksa kemungkinan kesalahan penanganan termasuk


pencampuran yang tidak memadai, kesalahan Ya
Lanjutkan
penyimpangan/pengiriman, atau kontaminasi dari
pekerjaan
darah pada jarum pengisapan yang tidak dibersihkan
Harian
sebelum menjalankan control, dll. Atasi masalah
diatas dan jalankan kembali control Apakah
pemeriksaan control kembali dalam kisaran target?

Tidak

Periksa kemungkinan kesalahan penanganan termasuk


pencampuran yang tidak memadai, kesalahan
Ya Lanjutkan
penyimpanan/pengiriman, atau kontaminasi dari darah
pekerjaan
pada jarum pengisapan yang tidak dibersihkan
Harian
sebelum menjalankan control, dll. Atasi masalah
diatas dan jalankan kembali control. Apakah
pemeriksaan control kembali dalam kisaran target?

UNIT TERKAIT Dep. Terkait


PERSUPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KONTROL
UNTUK PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 ½
RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Kegiatan awal terhadap sample control sehingga

Diperoleh hasil yang akurat

TUJUAN Memantauan presisi dan akurasi dari kinerja alat hematologi


sebelum digunakan untuk pemeriksaan hematologi dari sampel
penderita di laboratorium
KEBIJAKAN
1. Bahan kontrol yang digunakan harus memiliki rentang
nilai normal atau patologis.
2. Bahan kontrol yang belum dibuka dari kemasan disimpan
pada suhu 2 - 8 °C akan stabil sampai batas waktu
kadaluarsa.

1. Reagen Pemeriksaan Hematologi.


PERSUPAN
2. Hematologi autoanalyser.
3. Bahan kontrol hematologi.
4. Bahan kontrol dikeluarkan dari lemari es dan diletakkan
dalam suhu ruangan selama 15 menit.
5. Pad a waktu penyesuaian suhu tersebut bahan kontrol tidak
boleh dikocok, tidak boleh terpapar sinar matahari, tidak
boleh terpapar api.
6. Penaikan suhu bahan kontrol tidak boleh dengan
menggunakan waterbath atau microwave.
7. Pengocokkan tabung kontrol tidak boleh menggunakan
pengocok mekanik seperti mixer atau rocker
PERSUPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KONTROL
UNTUK PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2

Agar bahan kontrol tersuspensi sempuma maka prosedur yang


PROSEDUR
dilakukan adalah :
1. Tabung bakan kontrol dipegang dengan posisi vertikal
diantara kedua telapak tangan.
2. Putar bahan kontrol tersebut maju mundur dengan kedua
telapak tangan selama 20 detik.
3. Bahan kontrol tersebut dibatik dan diputar maju mundur
dengan kedua telapak tangan selama 20 detik.
4. Bolak batik tabung kontrol tersebut sebanyak 10 kali.
5. Bila akan digunakan, bahan kontrol dibolak balik lagi
sebanyak 5 kall.
6. Setelah dilakukan pemeriksaan bahan kontrol tersebut
disimpan kembali didalam lemari es suhu 2 – 8 º C

UNIT TERKAIT Dep. Terkait


PERSUPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KONTROL
UNTUK PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Kegiatan awal terhadap sample control sehingga

Diperoleh hasil yang akurat

TUJUAN Memantauan presisi dan akurasi dari kinerja alat kimia klinik
sebelum digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik dari sampel
penderita di laboratorium

1. Bahan kontrol yang digunakan


KEBIJAKAN
dibagian kimia klinik berbentuk bubuk ( lyophilized ) yang
berasal dari serum dan bebas terhadap HbsAg, antibodi HCV,
antibodi HIV1 dan HIV2 dengan tes yang telah
direkomundasikan oleh FDA.
2. Bahan kontort yang digunakan harus
memiliki rentang nilai normal atau patologis.
3. Bahan kontrol serum lyophilized
yang belum dibuka dari kemasan disimpan pada suhu 2 - 8
°C akan stabil sampai batas waktu kadaluarsa.
4. Stabilitas komponen dalam bahan
kontrol yang telah dilarutkan adalah :
 Pada suhu 15 - 25°C stabil dalam 12 jam
 Pada suhu 2 - 8 °C stabil dalam 5 hari
 Pada suhu (-15) - (-25) stabil dalam 4 minggu

1. Reagen Pemeriksaan Kimia klinik.


PERSUPAN
2. Kimia klinik autoanalyser.
3. Bahan kontrol kimia klinik sebelum digunakan dilarutkan
terlebih dahulu.
PERSUPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KONTROL
UNTUK PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

1. Bahan kontrol serum Lyophilized dikeluarkan dari lemari es,


PROSEDUR
dan diletakkan dalam suhu ruangan selama 15 men it.
sementara itu bahan kontrol tidak boleh dikocok, tidak boleh
terpapar sinar matahari, tidak boleh terpapar api.
2. Penaikan suhu bahan kontrol tidak boleh dengan
menggunakan waterbath atau microwave.
3. Kemudian bahan kontrot dilarutkan dengan aquabidest, latu
dicampur dengan hati - hati sampai homagen dan tidak boleh
berbuih.
4. Setetah itu larutan bahan kontrot tersebut di bagi menjadi
beberapa aliquot keeil dan ditutup rapat.
5. Simpan aliquot tersebut kedalam freezer atau lemati es.
6. Selanjutnya bila akan melaksanakan kontrot atau PMI cukup
mengambil satu aliquot.

UNIT TERKAIT Dep. Terkait


PEMILIHAN BAHAN KONTROL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Kegiatan awal terhadap sample control sehingga

Diperoleh hasil yang akurat

Diperoleh hasil yang akurat


TUJUAN
Mendukung pemantauan presisi dan akurasi dari kinerja alat,
metode pemeriksaan atau metoda analitik di dalam laboratorium
KEBIJAKAN
1. Bahan kontrol berbentuk bubuk lophilized atau cairan yang
belum dibuka dari kemasan disimpan pada suhu 2 - 8 °C
akan stabil sampai batas waktu kadaluarsa.
2. Bahan kontrol berasal dari urin manusia, ditambah eritrosit
manusia, leukosit simulasi, unsur pokok mumi dari binatang,
bahan kimia tercampur dalam suspensi dan bahan pengawet.

PERSUPAN  Bahan kontrol adalah Bahan yang digunakan untuk memantau


ketetapan suatu pemeriksaan laboratorium.
 Sumber bahan kontrol dapat berasal dari darah, serum atau
plasma manusia, binatang, atau merupakan bahan kimia mumi
yang disebut spikes.
 Bahan kontrol dapat berbentuk cair, serbuk atau strip
PEMILIHAN BAHAN KONTROL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR 1. Bahan kontrol Harus memiliki komposisi yang sarna atau mirip
dengan spesimen.
2. Komponen yang terdapat pada kontrol harus stabil, baik
selama penyimpanan dan pemeriksaan bahan kontrol tersebut
tidak boleh mengalami perubahan.
3. Bahan kontrol harus disertai dengan sertifikasi yang dikeluarkan
oleh pabrik.
4. Digunakan bahan kontrol yang memiliki nilai rujukan
(assayed), sehingga nilai target dapat diketahui dengan tepat.
5. Bahan kontrol yang belum digunakan disimpan dalam lemari es
suhu 2- 8°C.
6. Setelah bahan kontrol digunakan disimpan kembali dalam
lemari as suhu 2 - 8°C.

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Gudang Dep.Farmasi


PERSUPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KONTROL
UNTUK PEMERIKSAAN URINALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 1/2


RSU PRIMA
HUSADA

Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP 5 Januari 2009

PENGERTIAN Kegiatan awal terhadap sample control sehingga

Diperoleh hasil yang akurat

TUJUAN
Pemantauan presisi dan akurasi dari kinerja alat urinalisis
sebelum digunakan untuk pemeriksaan urin rutin atau urin
lengkap dari sampel urin penderita di laboratorium

KEBIJAKAN 3. Bahan kontrol berbentuk bubuk lophilized atau cairan yang


belum dibuka dari kemasan disimpan pada suhu 2 - 8 °C
akan stabil sampai batas waktu kadaluarsa.
4. Bahan kontrol berasal dari urin manusia, ditambah eritrosit
manusia, leukosit simulasi, unsur pokok mumi dari binatang,
bahan kimia tercampur dalam suspensi dan bahan pengawet.

PERSUPAN 1. Reagen Pemeriksaan urinalisis.


2. Urinalisis autoanalyser.
3. Bahan kontrol urinalisis.
4. Bahan kontrol dikeluarkan dari lemari es dan diletakkan
dalam suhu ruangan selama 15 menit.
5. Pada waktu penyesuaian suhu tersebut bahan kontrol tidak
boleh dikocok, tidak boleh terpapar sinar matahari, tidak
boleh terpapar api.
6. Penaikan suhu bahan kontrol tidak boleh secara artifisial.
PERSUPAN DAN PENGGUNAAN BAHAN KONTROL
UNTUK PEMERIKSAAN URINALISIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/2


RSU PRIMA
HUSADA

PROSEDUR Penggunaan kontrol urin PMI harian sebagai berikut :


5. Minggu pertama digunakan 1 tabung bahan kontrol
a. Hari 1 : Diambil bahan kontrol ( tabung 1) diletakkan pada
suhu ruang 15 menit.
b. Campur bahan kontrol tersebut sampai homagen dan tidak
boleh sampai berbuih, kemudian dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan strip.
c. Setelah dilakukan kontrol, tabung ditutup rapat kembali
dan disimpan dalam lemari es.
d. Hari ke 2 : Ambit bahan kontrol (tabung 1), sama dengan
hari 1 dan diperlakukan sarna seperti hari ke 1.
e. Demikian seterusnya sampai 1 minggu diperlakukan
sama.

4. Minggu kedua digunakan bahan kontrol tabung lain (tabung


2), demikian minggu - minggu berikutnya

UNIT TERKAIT Dep.Terkait, Gudang Dep.Farmasi


TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000
PLUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SOP/ / 2009 / 00 1/11


RSU PRIMA
HUSADA
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:

5 Januari 2009
PROSEDUR TETAP

Prosedur KERUSAKAN TANPA ADANYA PESAN KERUSAKAN ( “


ERROR MESSAGE “ )
Kerusakan / Error
 Alat tidak dapat dihidupkan
Kemungkinan Penyebabnya :
- Kabel listrik tidak terpasang dengan baik
- Sekering putus
- Listrik padam
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa koneksi kabel listrik
- Periksa apakah sekering yang terletak didekat
tombol ON/OFF putus
- Periksa sambungan listtrik di dinding
 Ada cairan yang keluar dari dalam alat
Kemungkinan Penyebabnya :
Rumah pompa rusak atau filter tersumbat
Tindakan yang harus dilakukan :
Matikan alat, keringkan cairan yang ada
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 2/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Tindakan yang harus dilakukan :


- Matikan alat, keringkan cairan yang ada
- Hubungi/telepon distribusi atau teknisi terdekat
untuk mendapat bimbingan cara mengatasinya.
 Printer tidak dapat mencetak hasil
Kemungkinan Penyebabnya :
- Kertas printer terbalik
- Kertas printer menyangkut
- Printer rusak
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah kertas printer pada bagian yang akan
dicetak sudah terpasang dengan benar
- Periksa apakah kertas printer sudah terpasang dengan
baik, tidak miring dan tepat ditengah .
- Jika problem masih ada, matikan alat sekitar 5 menit,
kemudian nyalakan alat.

PRESSURE ERROR
Kerusakan / Error
 Pressure to Low
Kemungkinan Penyebabnya :
- Setelah beberapa saat, tekanan didalam pressure chamber
tidak dapat mencapai takanan yang diharapkan
Tindakan yang harus dilakukan :
- Tekan “MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM
TEST” . Pilih “CHAMBER PRESSURE” . Error
akan hilang apabila hasil test dari “CHAMBER
PRESSURE” ini normal.
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 3/11


RSU PRIMA
HUSADA
Prosedur  Vacuum Low
Kemungkinan Penyebabnya :
- Setelah beberapa saat, tingkat kevakuman tidak dapat
mencapai nilai kevakuman yang diharapkan
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa koneksi selang – selang pada bagian
belakang alat dan pastikan tidak ada alat yang terjepit
- Jika semua selangnya tidak terjepit. Jika problem
masih ada, hubungi/ telepon distr. Atau teknisi
terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya
 Pressure 1 Low
Kemungkinan Penyebabnya :
- Setelah beberapa saat, tekanan didalam pressure
chamber tidak dapat mencapai tekanan yang
diharapkan
Tindakan yang harus dilakukan :
- Tekan “MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM
TEST”. Pilih “PRESSURE 1”. Error akan hilang
apabila hasil tes dari “PRESSURE 1” ini normal
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 Vacuum Filter Error
Kemungkinan Penyebabnya :
- Udara didalam Vacuum Chamber tidak dapat
bertambah dalam kurun waktu yang telah ditetapkan
Tindakan yang harus dilakukan :
- Tekan “MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM
TEST”. Pilih “VACUUM”, Error akan hilang apabila
hasil test dari “VACUUM” ini normal.

TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS


No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 4/11

RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur - Jika prblem masih ada, ganti filter vacuum dengan


yang baru
- Jika semua selangnya tidak terjepit. Jika problem
masih ada, hubungi/ telepon distr. Atau teknisi
terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya

REAGEN ERROR
Kerusakan / Error
 Lyse Empty
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Lyse habis atau sensor reagen rusak
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah ragenLyse masih ada. Ganti bila perlu
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 Diluent Empty
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Diluent habis atau sensor reagen Diluent
habis
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah reagen Diluent masih ada. Ganti bila
perlu
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 Rinse Empty
Kemungkinan Penyebabnya :
- Periksa reagen Rinse masih ada. Ganti bila perlu
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 5/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Tindakan yang harus dilakukan :


- Periksa apakah reagen Rinse masih ada. Ganti bila
perlu
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 Rinse Expiry
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Rinse kadaluarsa atau salah memasukkan
tanggal kadaluarsa
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah reagen Rinse kadaluarsa. Jika perlu,
ganti dengan yang baru
- Jika tidak, reset tanggal kadaluarsanya
 Diluent Expiry
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Diluent kadaluarsa atau salah memasukkan
tanggal kadaluarsa
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah reagen Diluent kadaluarsa. Jika perlu,
ganti dengan yang baru
- Jika tidak, reset tanggal kadaluarsanya
 Lyse Expiry
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Lyse kadaluarsa atau salah memasukkan
tanggal kadaluarsa
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah reagen Lyse kadaluarsa. Jika perlu,
ganti dengan yang baru
- Jika tidak, reset tanggal kadaluarsanya
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 6/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur KERUSAKAN PADA PENGUKURAN


( MEASUREMENT ERROR )
Kerusakan / Error
 Background Abnormal
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Diluent, jalur cairan diluent atau tempat
pengukuran terkontaminasi
- Reagen diluent kadaluarsa
- Selang reagen Diluent pada bagian alat terjepit
Tindakan yang harus dilakukan :
- Periksa apakah raegen Diluent terkontaminasi atau
kadaluarsa
- Periksa apakah selang reagen Diluent bagian
belakang terjepit
- Pada status layar “COUNT”, tekan tombol
“STARTUP” atay tombol “(F3)” pada eksternal
keyboard untuk menjalankan prosedur startup.
Periksa apakah problem yang sama masih ada
- Jika problem yang sama masih ada, tekan “MENU”
lalu “SERVICE” lalu “MAINTENANCE” lakukan
prosedur Probe Clenser Cleaning. Setelah prosedur
itu selesai, kembali ke layar “CAOUNT”, tekan
tombol “STARTUP” atau tombol “(F3)” pada
eksternal keyboard
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 7/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur  HGB Error


Kemungkinan Penyebabnya :
- Tegangan “HGB Blank” lebih tinggi atau lebih
rendah dari tegangan yang diperbolehkan
Tindakan yang harus dilakukan :
- Lakukan prosedur “PROBE CLEANSER
CLAEANING”
- Jika problem masih ada, tekan “MENU” pilih
“SETUP” kemudian “GAIN”, rubah nilai gain untuk
HGB antara 3,4 – 4,8 V, pada umumnya nilai gain
HGB ini adalah 4,5 V
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 WBC Clog
Kemungkinan Penyebabnya :
- Aperture WBC tersumabat
- Pengaturan “WBC COUNT TIME” tidak tepat
- Kerusakan pada Solenoid Valve
Tindakan yang harus dilakukan :
- Tekan ”MENU” lalu “SERVICE” lalu
“MAINTENANCE” lakukan prosedur “ZAP
APERTURES” dan “FLUSH APERTURE”
- Tekan “MENU” plilh “SETUP” lalu “COUNT
TIME” dan catat “WBC COUNT TIME”. Setelah itu
tekan “MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM
TEST” lakukan “WBC COUNT TIME(S) dan catat
hasilnya.
- Jika perbedaan antara kedua nilai tersebut kurang
dari 2 detik, maka error dapat dihilangkan
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 9/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Tindakan yang harus dilakukan :


- Periksa apakah reagen Diluent atau Rinse masih
cukup, ganti bila perlu
- Periksa konektor selang reagen Diluent dan Rinse,
apakah terpasang dengan baik. Jika diperlukan, lepas
konektornya dan pasang kembali
- Jika problem yang sama masih terjadi, lakukan
langkah – langkah seperti cara penanganan apabila
terjadi “WBC Clog”
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 RBC Clog
Kemungkinan Penyebabnya :
- Aperture RBC tersumabat
- Pengaturan “RBC COUNT TIME” tidak tepat
- Kerusakan pada Solenoid Valve
Tindakan yang harus dilakukan :
- Tekan ”MENU” lalu “SERVICE” lalu
“MAINTENANCE” lakukan prosedur “ZAP
APERTURES” dan “FLUSH APERTURE”
- Tekan “MENU” plilh “SETUP” lalu “COUNT
TIME” dan catat “RBC COUNT TIME”. Setelah itu
tekan “MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM
TEST” lakukan “RBC COUNT TIME(S) dan catat
hasilnya.
- Jika perbedaan antara kedua nilai tersebut kurang
dari 2 detik, maka error dapat dihilangkan
TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 10/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur - Jika lebih dari 2 detik, tekan “MENU” lalu


“SERVICE” lalu “MAINTENANCE” dan lakukan
prosedur Probe Cleanser Cleaning
- Tekan “MENU” lalu “SETUP” lalu “COUNT TIME”
dan catat “RBC COUNT TIME”. Setelah itutekan
“MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM TEST”
lakukan “ RBC COUNT TIME(S)” dan catat
hasilnya
- Jika perbedaan antara kedua nilai tersebut kurang
dari 2 detik, maka error dapat dihilangkan
- Jika perbedaanya masih lebih besar dari 2 detik tetapi
konsisten dengn hasil sebelumnya, tekan “MENU”
lalu “SETUP” lalu “COUNT TIME” dan masukkan
nilai “WBC COUNT TIME” yang baru.
- Tekan “MENU” lalu “SETUP” lalu “COUNT TIME”
dan catat “RBC COUNT TIME”. Setelah itutekan
“MENU” lalu “SERVICE” lalu “SYSTEM TEST”
lakukan “ RBC COUNT TIME(S)” dan catat
hasilnya.
- Jika perbedaan antara kedua nilai tersebut kurang
dari 2 detik, maka error dapat dihilangkan.
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.
 RBC Bubbles
Kemungkinan Penyebabnya :
- Reagen Diluent atau Rinse tersiss sedikit
- Konektor selang dibelakang alat tidak terpasang
- Pengaturan “RBC COUNT TIME” tidak tepat

TROUBLE SHOOTING ALAT MINDRAY BC 3000 PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SOP/ / 2009 / 00 11/11


RSU PRIMA
HUSADA

Prosedur Tindakan yang harus dilakukan :


- Periksa apakah reagen Diluent atau Rinse masih
cukup, ganti bila perlu
- Periksa konektor selang reagen Diluent dan Rinse,
apakah terpasang dengan baik. Jika diperlukan, lepas
konektornya dan pasang kembali
- Jika problem yang sama masih terjadi, lakukan
langkah – langkah seperti cara penanganan apabila
terjadi “RBC Clog”
- Jika problem masih ada, hubungi/telepon distr. Atau
teknisi terdekat untuk mendapat bimbingan cara
mengatasinya.

Dep.Terkait
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai