Anda di halaman 1dari 2

Tugas Review Paper

Interpretation of Cone Penetration Testing in Silty Soils


Conducted under Partially Drained Conditions

Oleh :
Kiki Rizki Sakinah
25019082

Dosen :
Ir. Erza Rismantojo MSCE, Ph.D

PROGRAM STUDI MAGISTER GEOTEKNIK


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
REVIEW PAPER “Interpretation of Cone Penetration Testing in Silty Soils Conducted under Partially Drained Conditions”

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Dalam bidang Geoteknik, terdapat 3 jenis tanah yang umum dipelajari terkait perilaku tanah yaitu tanah pasir (sand), tanah
lempung (clay), dan tanah lanau (silt). Berdasarkan klasifikasi tanah, tanah pasir sering disebut fine sand dan tanah lempung
sering disebut coarse sand. Sedangkan tanah lanau berada diantara keduanya. Dalam perencanaan, tanah pasir dimodelkan pada
kondisi drained dimana perencanaan permodelan untuk jangka panjang selama masa layan. Berbeda hal dengan tanah lempung
yang dimodelkan pada kondisi undrained dimana perencanaan permodelan untuk jangka pendek selama masa konstruksi.
Sedangkan untuk tanah lanau dalam beberapa masalah perencanaan sulit untuk menentukan pada kondisi undrained, partial
drained, atau fully drained. Hal ini menyulitkan dalam perencanaan untuk menentukan parameter desain yang akan digunakan.

B. METODE YANG DIGUNAKAN


Terkait latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas, sehingga dilakukan pengujian Geoteknik yaitu pengujian CPT dengan
memvariasikan kecepatan penetrasi mulai dari 0.5 mm/s, 1 mm/s, 5 mm/s, 20 mm/s, and 60 mm/s. Pengujian CPT dilakukan pada
15 titik pengujian yang dibagi menjadi 3 titik CPT untuk masing-masing dari 5 variasi kecepatan penetrasi. Pengujian ini dilakukan
pada lokasi dekat kota Dronninglund, bagian utara dari Jutland, Denmark. Pengujian CPT dengan variasi kecepatan penetrasi
dilakukan oleh Poulsen et al untuk memprediksi bahwa tanah lanau nantinya akan berada pada kondisi undrained atau drained
berdasarkan kecepatan penetrasi tersebut. Selain itu juga dilakukan 2 pengujian Bor Dalam untuk memverifikasi nilai parameter
relative density dan friction angle untuk tanah silty sand dan sandy silt dari pengujian laboratorium (triaxial test) menggunakan
sampel UDS, dimana hasilnya akan dibandingkan dengan korelasi hasil cone resistance terhadap relative density dan friction angle
dari pengujian CPT dengan kecepatan penetrasi standar 20 mm/s. Dissipation test juga dilakukan sebanyak 27 titik titik pada 5
titik pengujian CPT. Berdasarkan hasil pengujian CPT didapatkan lapisan tanah lanau berada pada kedalaman 4.5-11.4 m dengan
kecepatan penetrasi standar 20 mm/s. Dari kelima variasi kecepatan penetrasi yang dilakukan, Poulsen et all melakukan analisis
dan perbandingan dari hasil pengujian CPT dengan kecepatan penetrasi 0.5 mm/s dan 20 mm/s. Untuk kecepatan penetrasi 0.5
mm/s menghasilkan nilai cone resistance lebih besar dibandingkan dengan kecepatan penetrasi 20 mm/s. Nilai cone resistance
pada kecepatan penetrasi 0.5 mm/s dihasilkan besar maka excess pore water pressure akan menurun sehingga tanah mendekati
pada kondisi fully drained. Ketika kecepatan penetrasinya semakin kecil (menurun) maka excess pore water pressure pun akan
menurun dan mendekati 0 kPa. Namun, variasi kecepatan penetrasi ini tidak akan berpengaruh pada nilai sleeve friction.
Berdasarkan hasil dissipation test didapatkan nilai parameter coefficient of consolidation (Ch) berkisar pada 1.7x10-5 sampai
6.4x10-4 m2/s yang dilakukan pada kondisi tanah partial drained, sedangkan metode yang diusulkan oleh Robertson et al itu
digunakan untuk tanah pada kondisi fully undrained. Hasil pengujian CPT yang dikorelasikan untuk mendapatkan nilai relative
density dan friction angle dengan persentase butiran halus tidak melebihi 20% untuk kecepatan penetrasi standar (20 mm/s),
yang diasumsikan partial drained sehingga nilai cone resistance dengan kecepatan penetrasi ≤ 20 mm/s perlu diperbaiki untuk
menjadikannya sebagai kondisi fully drained dengan mengalikannya terhadap faktor koreksi, ksilt,sand = 1.4 (tanah lanau
Dronninglund) dimana komposisi ukuran butiran tanahnya sekitar 41% pasir, 48% lanau, dan 10% lempung.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan review diatas diuraikan beberapa kesimpulan terkait isi Paper “Interpretation of Cone Penetration Testing in Silty
Soils Conducted under Partially Drained Conditions” sebagai berikut:
1- Semakin kecil kecepatan penetrasi maka semakin besar nilai cone resistance. Semakin besar nilai cone resistance maka
semakin kecil nilai excess pore water pressure.
2- Korelasi yang digunakan untuk mendapatkan nilai relative density dan friction angle dari pengujian CPT kurang akurat
dengan persentase butiran halus tidak melebihi 20%. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian triaxial didapatkan
persentase butiran halus sekitar 55-65%.
3- Nilai cone resistance dengan kecepatan penetrasi ≤ 20 mm/s yang diasumsikan partial drained perlu diperbaiki untuk
menjadikannya sebagai kondisi fully drained dengan mengalikan nilai cone penetration terhadap faktor koreksi, ksilt,sand
= 1.4 (tanah lanau Dronninglund).
4- Komposisi persentase ukuran butiran tanah lanau (silt) yang dapat dijadikan kondisi fully drained sekitar 41% pasir, 48%
lanau, dan 10% lempung.

D. KRITIK
Berdasarkan hasil review terkait paper diatas diuraikan beberapa kritik sebagai berikut:
1- Pengujian yang dilakukan mungkin pengujian CPTu bukan pengujian CPT karena berdasarkan data-data yang diuraikan
terdapat nilai pore water pressure dan terdapat pengujian dissipation test yang biasanya berhubungan dengan CPTu.
2- Faktor koreksi (ksilt,sand = 1.4) belum tentu dapat digunakan pada tanah lanau di lokasi yang berbeda dan komposisi
persentase ukuran butiran tanah belum tentu sama seperti tanah lanau Dronninglund pada penelitian.
3- Untuk perencanaan di lokasi yang berbeda dan akan mengacu pada paper ini, perlu memverifikasikan dahulu untuk
komposisi persentase ukuran butiran tanah dari data Grain Size dari pengambilan sampel UDS pengujian Bor Dalam.

Anda mungkin juga menyukai