Anda di halaman 1dari 21

 Pengertian Wuchereria bancrofti

Wuchereria bancrofti adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan salah satu parasit
manusia yang menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah). Penyebaran cacing ini
kosmopolit terutama di daerah tropis dan sub tropis. Insidensi tinggi terjadi di daerah sekitar
pantai dan kota besar, karena hal ini berhubungan dengan kebiasaan intermediate host / hospes
perantara (nyamuk). Wuchereria bancrofti mempunyai nama lain Filaria bancrofti, Filaria
sanguinis hominis, Filaria sanguinis, Filaria nocturna, dan Filaria pasifica.

 Siklus Hidup Wuchereria bancrofti siklus hidup Wuchereria bancrofti

Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan melalui gigitan nyamuk (dari genus
Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles). Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan
menjadi dewasa → cacing jantan dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid mengeluarkan
larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di pembuluh darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria
masuk ke dalam tubuh nyamuk saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria
berkembang menjadi larva stadium 1 → larva stadium 2 → larva stadium 3 dan siap ditularkan.
 Morfologi Wuchereria bancrofti mikrofilaria Wuchereria bancrofti pada sediaan
darah tebal dengan pewarnaan giemsa.
 Ciri-ciri mikrofilaria Wuchereria bancrofti :
1. ukuran : panjang 230 – 300 μm dan lebar 7,5 – 10 μm
2. mempunyai sheath / bersarung pada tubuhnya mempunyai inti yang halus,
3. sama besar dan tersusun teratur tanpa inti tambahan (nukleus terminalis) pada
ujung posterior ujung anterior tumpul membulat,
4. ujung posterior meruncing cephalic space → panjang : lebar = 1 : 1 lekukan badan
halus

 Ciri-ciri filaria Wuchereria bancrofti :


1. berwarna putih kekuningan
2. bentuk seperti benang ujung anterior dan posterior tumpul
3. mempunyai lapisan kutikula yang halus
4. ukuran cacing betina : panjang ± 80 mm dan lebar ± 0,24 mm
5. ukuran cacing jantan : panjang ± 40 mm dan lebar ± 0,1 mm
6. ujung posterior cacing betina tumpul
7. ujung posterior cacing jantan runcing, melengkung ke arah ventral, dan
mempunyai 2 buah spicula

 Sifat Biologis Wuchereria bancrofti


1. Habitat cacing dewasa berada di dalam pembuluh limfa dan kelenjar limfa.
2. Mikrofilaria didapatkan dalam darah dan limfa.
3. Predileksi cacing ini adalah jaringan limfa abdomen ke bawah.
4. Dalam pembuluh / kelenjar limfa filaria dapat melingkarkan tubuhnya sehingga
menjadi suatu nodule (seperti tumor) sehinggnya menimbulkan varises yaitu
pelerbaran dari pembuluh yang abnormal. Mikrofilaria dikeluarkan dari nodule
langsung ke aliran limfa dan melalui ductus thoracicus masuk ke aliran darah.
Mikrofilaria mempunyai periodisitas nocturna, yaitu berada dalam pembuluh
darah pada waktu malam hari (jam 22.00 – 04.00). Hal ini perlu diingat untuk
mengambil sampel darah pada malam hari untuk diagnosis.

cacing dewasa Wuchereria bancrofti, kiri : jantan, kanan : betina

 Pengertian Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides


adalah nematoda usus atau cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted
helminth) yang dapat meyebabkan penyakit ascariasis, cacing ini disebut juga dengan
cacing gelang. Dalam periode hidupnya cacing ini memerlukan tanah untuk berkembang
dan penularan cacing ini melalui perantara tanah.
 Siklus Hidup Ascaris lumbricoides

Ascaris lumbricoides dewasa hidup di dalam usus, cacing betina mampu bertelur rata-rata
200.000 butir perhari, telur ini kemudian keluar dari tubuh hospes bersama tinja.Apabila
ditanah kondisinya menguntungkan dalam jangka waktu 3 minggu akan menjadi infektif.
Apabila telur infektif tertelan manusia telur akan menetas menjadi larva rhabditiform di usus,
kemudian larva akan menembus dinding usus dan masuk ke vena atau pembuluh limfe, ikut
dalam sirkulasi darah, ke jantung dan kemudian sampai paru-paru. Dalam kapiler alveoli
larva rhabditiform kemudian menembus dinding alveoli, masuk ke rongga alveoli, bergerak
ke atas menuju bronkhus dan sampai glottis. Kemudian dari glottis larva tertelan masuk
esofagus dan tumbuh menjadi dewasa di usus. Lama siklus hidup cacing ini dari terjadinya
infeksi sampai cacing dewasa bertelur memerlukan waktu sekitar 2 bulan, dan cacing dewasa
dapat hidup selama 12 – 18 bulan.

 Morfologi Ascaris lumbricoides Morfologi Telur


Terdapat 2 macam jenis telur yaitu telur yang mengalami pembuahan (fertil) dan yang
tidak mengalami pembuahan (infertil). Dari kedua jenis telur ini kadang dijumpai telur
yang tanpa dilapisi albumin (dekortikasi) dan telur yang utuh / dilapisi albumin
(kortikasi).
 Ciri-ciri telur Ascaris lumbricoides infertil :
1. bentuk oval memanjang (kedua ujungnya agak datar)
2. ukuran : panjang 88 – 94 μm dan lebar 40 – 45 μm
3. dinding 2 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok sangat kasar / tidak teratur
(lapisan albumin),
4. lapisan kedua relatif halus (lapisan hialin) telur berwarna granula refraktil
berwarna kuning kecoklatan

 Ciri-ciri telur Ascaris lumbricoides fertil :


1. berbentuk oval
2. ukuran : panjang 45 – 75 μm dan lebar 35 – 50 μm
3. dinding 3 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok (lapisan albumin),
4. lapisan kedua dan ketiga relatif halus (lapisan hialin dan vitelin) telur berisi
embrio berwarna kuning kecoklatan

 Morfologi Cacing Dewasa

Ciri-ciri cacing dewasa :


1. berbentuk silindris ujung anterior tumpul sedangkan ujung posterior runcing
2. pada ujung anterior terdapat 3 buah bibir yang tersusun dari : satu bibir terletak
dorso medial dan dua bibir terletak di sebelah ventro lateral, ditengahnya terdapat
cavum bucalis yang berbentuk segitiga pada tiap-tiap sisi terdapat garis-garis
longitudinal disebut lateral lines
3. mempunyai cuticula yang bergaris-garis melintang menyelubungi tubuhnya
(transversal lines)
4. ukuran cacing betina : panjang tubuh 20 – 40 cm dan diameter 0,3 – 0,6 cm
5. ukuran cacing jantan : panjang tubuh 15 – 30 cm dan diameter 0,2 – 0,5 cm
6. bagian posterior cacing betina lurus
7. sedangkan bagian posterior cacing jantan melengkung ke ventral dengan sepasang
spicula
 Epidemiologi Ascaris lumbricoides
Cacing ini mempunyai distribusi geografis kosmopolit, tetapi lebih banyak terdapat
didaerah tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk. Cacing ini bisa dijumpai pada semua
umur, tetapi lebih sering menginfeksi pada anak-anak. Telur infektif dapat menginfeksi
dari tanah ke mulut terutama melalui tangan, hal ini banyak terjadi pada anak-anak yang
banyak berhubungan dengan tanah yang tercemar. Tanah yang subur, lembab, dan teduh
merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan telur cacing ascaris. Telur ini tahan
terhadap desinfektan kimiawi, tahan pada suhu beku, tetapi tidak tahan terhadap
kekeringan. Telur ini dalam kondisi ideal dapat bertahan sampai 7 tahun.

1. Necator americanus

Gambar Necator americanus dewasa

 Bentuk langsing, silindris.

Ukurannya : - Jantan 7 mm sampai 9mm, diameter 0,3 mm

- Betina 9mm sampai 11mm,diameter 0,4 mm

 Pada waktu istirahat/relaxasi bagian anterior berlawanan arah dengan lengkungan tubuh
sehingga menyerupai huruf S
 Pada buccal cavity (rongga mulut) mempunyai gigi yang berbentuk semilunar,
 2 pasang “cutting plates”:

- Sepasang diventral agak besar

- Sepasang didorsal agak lebih kecil

 Betina tidak memiliki caudal spine


 Ujung posterior pada jantan mempunyai bursa copulatrix yang digunaka untuk memegang
cacing betina pada waktu copulasi. Didalamnya terdapat spiculae yang homolog dengan
penis.
 Cacing betina dapat memproduksi telur 5000 hingga 10.000 telur per hari
 Jangka hidup rata-rata Necator americanus adalah tiga sampai lima tahun
Gambar anterior end dari Necator americanus yang mempunyai cutting plates

Gambar bursa copulatory Necator americanus jantan

Telur :
 Telur Hookworm tidak bisa dibedakan antara spesies bahkan dengan telur Strongyloides
stercoralis sekalipun
 Bentuknya oval/lonjong
 Ukuran 40 x 65 mikron
 Dindingan tipis transparan
 Pada waktu keluar bersama feses biasanya masih berupa unsegment ovum atau berisis 2-8
blastomere yang akan berkembang lebih lanjut. Pada keadaan obstipasi kadang-kadang
didapatkan telur yg berisis morula atau bahkan larva

 Pengertian Brugia malayi Brugia malayi
adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan salah satu dari tiga parasit manusia yang
menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah). Cacing ini pertama kali ditemukan di
Sulawesi oleh Brug sehingga disebut Brugia. Brugia malayi disebut juga dengan Filaria malayi,
dan Wuchereria malayi.

 Siklus Hidup Brugia malayi

Siklus hidup parasit ini sama dengan siklus hidup Wuchereria bancrofti. Mikrofilaria masuk ke
dalam tubuh manusia dengan melalui gigitan nyamuk (dari genus Mansonia, Culex, Aedes, dan
Anopheles). Mikrofilaria masuk ke dalam saluran limfa dan menjadi dewasa → cacing jantan
dan betina melakukan kopulasi → cacing gravid mengeluarkan larva mikrofilaria → mikrofilaria
hidup di pembuluh darah dan pembuluh limfa → mikrofilaria masuk ke dalam tubuh nyamuk
saat nyamuk menghisap darah manusia → mikrofilaria berkembang menjadi larva stadium 1 →
larva stadium 2 → larva stadium 3 dan siap ditularkan.
 Morfologi Brugia malayi

Ciri-ciri mikrofilaria Brugia malayi :


1. ukuran : panjang 170 – 260 μm dan lebar ± 6 μm
2. mempunyai sarung / sheath ujung anterior membulat / tumpul dengan 2 buah
stylet (alat pengebor)
3. ujung posterior runcing cephalic space → panjang : lebar = 2 : 1 inti tubur kasar,
4. tersusun tidak teratur sampai ujung posterior dengan 2 buah nukleus terminalis

Ciri-ciri cacing dewasa / filaria Brugia malayi :


1. ukuran lebih kecil daripada Wuchereria bancrofti
2. ukuran cacing betina : ± 160 μm dan lebar ± 55 μm
3. ukuran cacing jantan : ± 90 μm dan lebar ± 25 μm
4. bentuk seperti benang halus berwarna putih kekuningan
5. cacing jantan mempunyai sepasang papila yang besar di sebelah anterior kloaka
dan sepasang lagi di belakangnya dengan ukuran yang lebih kecil,
6. spicula satu pasang dengan ukuran yang tidak sama panjang

mikrofilaria Brugia malayi

 Epidemiologi Brugia malayi

Penyebaran parasit ini meliputi daerah tropis dan sub tropis, menurut fakta hanya didapatkan di daerah
Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama di dataran rendah yang banyak air dan ditumbuhi tanaman air.
Hospes definitif parasit ini adalah manusia sedangkan hospes perantaranya adalah nyamuk
Mansonia uniformis, Mansonia annulata, Anopheles barbirostris. Nyamuk dari genus Mansonia banyak
ditemukan di rawa-rawa dimana larva dan pupanya menempel pada akar tumbuhan air, sehingga
kebanyakan filariasis limfatik ditemukan di daerah pedesaan (rural). Sedangkan jika hospes
perantaranya nyamuk dari genus Anopheles maka filariasis limfatik ditemukan di daerah perkotaan dan
 Pengertian Cacing Tambang
Cacing tambang adalah cacing yang berasal dari anggota famili Ancylostomatidae yang
mempunyai alat pemotong pada mulut berupa tonjolan seperti gigi pada genus
Ancylostoma dan lempeng pemotong pada genus Necator. Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus merupakan cacing tambang yang menginfeksi manusia sedangkan
Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum merupakan
cacing tambang yang menginfeksi binatang (anjing dan kucing).

 Siklus Hidup Cacing Tambang

Cacing dewasa hidup di dalam intestinum tenue (usus halus). Cacing betina dewasa
mengeluarkan telur dan telur akan keluar bersama dengan tinja. Apabila kondisi tanah
menguntungkan (lembab, basah, kaya oksigen, dan suhu optimal 26°C – 27°C) telur akan
menetas dalam waktu 24 jam menjadi larva rhabditiform. Setelah 5 – 8 hari larva
rhabditiform akan mengalami metamorfosa menjadi larva filariform yang merupakan stadium
infektif dari cacing tambang. Jika menemui hospes baru larva filariform akan menembus
bagian kulit yang lunak, kemudian masuk ke pembuluh darah dan ikut aliran darah ke
jantung, kemudian terjadi siklus paru-paru (bronchus → trachea → esopagus), kemudian
menjadi dewasa di usus halus. Seluruh siklus mulai dari penetrasi larva filariform ke dalam
kulit sampai menjadi cacaing tambang dewasa yang siap bertelur memakan waktu sekitar 5
– 6 minggu.

 Ciri-ciri larva rhabditiform ukuran :


1. panjang ± 250 μm dan lebar ± 17 μm
2. cavum bucalis panjang dan terbuka esophagus 1/3 dari panjang tubuhnya
3. mempunyai 2 bulbus esophagus
4. ujung posterior runcing

 Ciri-ciri larva filariform ukuran :


1. panjang ± 500 μm
2. cavum bucalis tertutup esophagus 1/4 dari panjang tubuhnya
3. tidak mempunyai bulbus esophagus
4. ujung posterior runcing

 Parasit Cacing (Hymenolepis nana)


Hymenolepis nana ditemukan oleh Theodor Bilharz pada tahun 1851 dalam usus halus seorang
anak di Kairo. Peneliti ini juga yang pertama kali memperkenalkan daur hidup langsung dari
Hymenolepis nana. Inang definitifnya meliputi manusia, primata, tikus, dan mencit.
Hymenolepis nana menyebabkan penyakit Hymenolepiasis. Hymenolepis nana juga pernah
dilaporkan pada tupai, monyet, dan simpanse
 distribusi geografis
Hymenolepis nana adalah cestoda yang tersebar di seluruh dunia baik (kosmopolit) di daerah
beriklim tropis maupun sedang. Seperti Mesir, Sudan, Thailand, India, Jepang, Amerika Selatan,
Eropa Selatan, dan juga ditemukan di Indonesia. Infeksi dari Hymenolepis nana ditemukan
banyak terdapat pada orang-orang dengan sanitasi yang buruk dan padat. Infeksi cestoda ini
pada manusia sering terjadi pada anak-anak, juga terdapat di tikus dan mencit. Survey yang
dilakukan di negara-negara menunjukkan frekuensi dari 0,2- 3,7% walaupun di daerah-daerah
tertentu 10% dari anak-anak menderita infeksi ini. Di Amerika Serikat bagian selatan
frekuensinya 0,3-2,9%. Infeksi ini kebanyakan terbatas pada anak-anak dibawah umur 15 tahun.
Frekuensinya agak lebih tinggi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan presentase
infeksi pada orang negro kira-kira setengahnya dari bangsa kulit putih.

 Siklus Hidup

Cacing dewasa hidup di usus halus beberapa minggu untuk mengalami perkembangbiakan dari proglotid
immature menjadi mature selanjutnya menjadi proglotid gravid yang mengandung banyak telur cacing
pada uterusnya. Proglotid gravid akan melepaskan diri dan bila pecah maka keluarlah telur cacing yang
bisa dikeluarkan bersama feses manusia1. Telur Cacing ini kemudian termakan oleh serangga.2 Cacing ini
tidak memerlukan hospes perantara. Bila telur tertelan kembali oleh manusia (Manusia dan hewan
lainnya (tikus) terinfeksi ketika mereka sengaja atau tidak sengaja makan bahan yang terkontaminasi
oleh serangga)3, maka di rongga usus halus telur menetas dan membentuk larva sistiserkoid, kemudian
keluar ke rongga usus dan menjadi dewasa dalam waktu 2 minggu atau lebih4,5. Apabila sistiserkoid
pecah maka keluarlah skolek yang selanjutnya akan melekat pada mukosa usus6. Skolek akan
berkembang lebih lanjut menghasilkan proglotid immature, dan seterusnya berulang siklus tersebut
(Proses pendewasaan kurang lebih 2 minggu)7.
Orang dewasa kurang rentan dibandingkan dengan anak. Kadang-kadang telur dapat menetas di rongga
usus halus menjadi sistiserkoid sebelum dilepaskan bersama tinja9. Keadaan ini disebut autoinfeksi
internal. Autoinfeksi dapat terjadi pada infeksi Hymenolepis nana, dimana telur mampu mengeluarkan
embrio hexacanth mereka yang kemudian menembus villus dan meneruskan siklus infektif tanpa melalui
lingkungan luar. Hal ini menyebabkan cacing dapat memperbanyak diri dalam tubuh hospes. Masa hidup
cacing dewasa adalah 4-6 minggu, tetapi autoinfeksi internal memungkinkan infeksi bertahan selama
bertahun-tahun. Cacing di dalam usus dapat mencapai jumlah 1.000 sampai 8.000 ekor pada seorang
penderita
 hospes
Hospes definitifnya meliputi manusia, primata, tikus, dan mencit. Hymenolepis nana
menyebabkan penyakit Hymenolepiasis. Hymenolepis nana juga pernah dilaporkan
padatupai, monyet, dan simpanse.

 Pengertian Trichuris trichiura


Trichuris trichiura adalah nematoda usus atau cacing usus yang ditularkan melalui tanah (soil
transmitted helminth) yang dapat meyebabkan penyakit trichuriasis, cacing ini disebut juga
Trichocephalus dispar, Whip worm, Trichocephalus hominis, dan cacing cambuk karena
bentuknya yang menyerupai cambuk.
 Siklus Trichuris trichiura

Cacing dewasa hidup di sekum (cecum) tapi pada infeksi yang berat dapat dijumpai dibagian bawah
ileum sampai rectum. Telur keluar bersama tinja, telur mengandung larva / menjadi infektif dalam
waktu 2 – 4 minggu. Apabila telur tertelan manusia, telur akan menetas menjadi larva di istestinum
tenue kemudian larva menembus villi-villi usus dan tinggal didalamnya selama 3 – 10 hari. Setelah
larva tumbuh , kemudian larva turun sampai sekum kemudian menjadi cacing dewasa. Waktu yang
diperlukan sejak tertelannya telur sampai menjadi cacing dewasa yang siap bertelur kira-kira 90 hari.

 Morfologi Trichuris trichiura


 Ciri-ciri telur :
1. berbentuk oval
2. ukuran : panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm
3. dinding 2 lapis : lapisan luar berwarna kekuningan dan lapisan dalam transparan
4. pada kedua ujung telur terdapat tonjolan yang disebut mucoid plug / polar plug /
clear knop
5. telur berisi embrio

 Ciri-ciri cacing dewasa :


1. cacing dewasa berbentuk seperti cambuk
2. dimana 3/5 dari panjang tubuhnya (sebelah anterior) tipis seperti benang sedangkan 2/5
bagian (sebelah posterior) terlihat lebih tebal
3. cacing jantan panjangnya ± 4 cm
4. cacing betina panjangnya ± 5 cm
5. ujung posterior cacing jantan melingkar / melengkung ke arah ventral dengan sebuah
spicula di ujungnya
6. ujung posterior cacing betina lurus dan tumpul membulat

 Epidemiologi Trichuris trichiura


Insidensi penyakit trichuriasis biasanya tinggi tetapi intensitas infeksinya ringan. Pada
negara tropis rata-rata insidensi 80% sedangkan di Amerika Serikat hanya 0,05 – 10%.
Anak-anak lebih sering terkena infeksi daripada orang dewasa.

 Pengertian Diphyllobothrium latum


Diphyllobothrium latum merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang dapat
menyebabkan penyakit Diphyllobothriasis. Hospes definitif cacing ini adalah manusia, anjing,
kucing, babi, beruang, anjing laut, ikan paus, singa laut. Hospes intermedier 1 yaitu
golongan copepoda antara lain genus cyclops dan diaptomus, sedangkan hospes
intermedier 2 yaitu ikan. Nama lain cacing ini adalah cacing pita ikan, the fish tape worm,
Taenia lata, broad tape worm, Dibothriocephalus latus.
 Siklus Hidup Diphyllobothrium latum

Telur yang belum berembrio keluar bersama tinja → jika telur berada di air akan mengalami
embrionisasi dalam waktu sekitar 18 – 20 hari → menghasilkan onkosfer yang berkembang
menjadi coracidia (onkosfer yang bersilia) → dimakan hospes intermedier 1 → coracidia
kehilangan silia, menembus dinding usus dan berkembang menjadi larva procercoid →
dimakan hospes intermedier 2 (ikan kecil) → larva procercoid bermigrasi ke dalam daging
ikan dan berkembang menjadi larva plerocercoid (sparganum) → larva plerocercoid
merupakan bentuk infektif bagi manusia, karena manusia umumnya tidak makan ikan kecil
ini tidak mewakili sumber infeksi → ikan kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar →
sparganum dapat bermigrasi ke otot-otot ikan besar → manusia dapat terinfeksi jika
memakan ikan mentah atau setengah matang → larva plerocercoid berkembang menjadi
dewasa dan tinggal di usus halus → cacing dewasa menempel pada mukosa usus dengan
menggunakan dua jalur bilateral (bothria) pada scolex.

Cacing dewasa Diphyllobothrium latum


Scolex Diphyllobothrium latum

 Ciri-ciri cacing dewasa Diphyllobothrium latum :


1. Cacing dewasa berukuran 3 – 13 meter
2. terdiri dari ± 3.000 proglotid
3. Scolex memanjang ± 2 mm,
4. mempunyai celah isap atau lekuk (bothria)
5. Proglotid berbentuk empat persegi panjang Porus genitalis terlentak ventro medial,
6. sehingga terlihat seperti kancing baju
7. Ovarium terdiri dari 2 lobus Pada proglotid gravid uterus berkelok-kelok seperti bentuk
roset

Telur Diphyllobothrium latum


 Ciri-ciri telur Diphyllobothrium latum :
1. Berbentuk lonjong
2. Ukuran panjang 55 – 76 μm dan lebar 41 – 56 μm
3. Dinding tipis,
4. terdapat tonjolan pada salah satu kutubnya Berwarna kuning kecoklatan Berisi sel ovum
 Pengertian Oxyuris vermicularis
Oxyuris vermicularis adalah nematoda usus yang tipis, putih yang habitatnya di usus besar
dan rectum. Cacing ini penyebarannya sangat luas hampir diseluruh dunia bisa dijumpai,
tetapi frekuensinya jarang pada orang kulit hitam. Nama lain Oxyuris vermicularis antara lain
Enterobius vermicularis, pin worm, dan cacing kremi. Cacing ini dapat menyebabkan
penyakit yang disebut oxyuriasis.

 Siklus Hidup Oxyuris vermicularis

Cacing dewasa hidup di dalam rongga cecum, colon ascenden, dan appendix. Pada malam hari
cacing betina mengembara ke daerah anus (perianal) untuk meletakkan telur-telurnya, setelah 4
– 6 jam telur menjadi infektif. Telur yang terdapat di perianal dengan perantaraan tangan / debu
tertelan dan menetas menjadi larva di usus halus, larva masuk ke cecum dan ileum bagian
bawah dan menjadi dewasa (auto infection). Selain secara peroral, Oxyuris vermicularis juga
bisa masuk kembali ke tubuh manusia melalui anus, dimana telur yang terdapat di perianal
menetas dan larvanya masuk kembali ke usus melalui anus (retro infection).
 Ciri-ciri telur :
1. berbentuk oval asimetris,
2. dengan salah satu sisinya datar
3. ukuran : panjang 50 – 60 μm dan lebar 20 – 32 μm
4. dinding 2 lapis tipis dan transparan : dinding luar merupakan lapisan albumin yang
bersifat mechanical protection, sedangkan dinding dalam merupakan lapisan lemak yang
bersifat chemical protection telur selalu berisi larva

atas : Oxyuris vermicularis betina ; bawah : Oxyuris vermicularis jantan

 Ciri-ciri cacing dewasa :


1. ukuran cacing jantan : panjang 2 – 5 mm dan lebar 0,1 – 0,2 mm
2. ukuran cacing betina : panjang 8 – 13 mm dan lebar 0,3 – 0,5 mm
3. ujung anterior lebih tumpul dibandingkan ujung posterior yang meruncing terdapat
penebalan cuticula (cephalic alae)
4. pada ujung anterior mulut simple dengan 3 buah bibir
5. ujung posterior cacing jantan melengkung dengan sebuah spicula
6. ujung posterior cacing betina lurus

 Epidemiologi Oxyuris vermicularis


Dalam penyebaran infeksi Oxyuris vermicularis tinja tidak penting dalam penyebaran infeksi,
tetapi yang penting dalam penyebaran infeksi adalah tangan, pakaian dan debu (udara). Infeksi
cacing kremi sering terjadi pada keluarga atau diantara anak-anak dalam satu sekolah atau
asrama. Orang yang paling sering terinfeksi cacing kremi adalah anak-anak dibawah usia 18
tahun dan orang dewasa yang merawat anak-anak yang terinfeksi. Dalam kelompok ini
prevalensi bisa mencapai 50%. Manusia merupakan satu-satunya hosper Oxyuris vermicularis,
hewan peliharaan seperti anjing dan kucing tidak dapat terinfeksi cacing ini.

 Pengertian Fasciola hepatica


Fasciola hepatica adalah salah satu trematoda hati yang bersifat hermaprodit yang dapat
menimbulkan penyakit fascioliasis. Parasit ini disebut juga dengan Sheep Liver Fluke. Hospes
definitif : manusia, binatang ternak (domba, kambing, sapi, kelinci) dan rusa Hospes intermedier
1 : keong air Hospes intermedier
2 : tumbuhan air
 Siklus Hidup Fasciola hepatica
Siklus Hidup Fasciola hepatica (sumber : www.cdc.gov) Telur keluar bersama tinja
→ menetas di air menjadi mirasidium → masuk ke hospes perantara 1 (keong air) →
berkembang menjadi sporokista → redia 1 → redia 2 → serkaria → keluar dari hospes
perantara 1 → menempel pada hospes perantara 2 (tumbuhan air) → berkembang menjadi
meteserkaria → jika tumbuhan air yang mengandung metaserkaria tertelan hospes
definitif → akan terjadi ekskistasi di dalam duodenum → menembus dinding usus → cavum
abdominalis → menembus kapsul hepar →parenkim hepar → saluran empedu → menetap
dan berkembang menjadi dewasa dalam waktu ± 12 minggu.

 Ciri-ciri cacing dewasa :


1. Berbentuk pipih seperti daun dengan bentuk bahu yang khas,
2. karena adanya cephalic cone (tonjolan konis),
3. sedangkan bagian posterior lebih besar
4. Ukuran : panjang 20 – 30 mm dan lebar 8 – 13 mm
5. Mempunyai 2 buah batil isap (sucker) yaitu oral sucker dan ventral sucker yang
sama besarnya (diameter ± 1 – 1,5 mm)
6. Tractus digestivus mulai pharynx dajnoesophagus yang pendek dan khas,
7. intestinal pecah menjadi dua coecum yang berbentuk seperti huruf Y yang terbalik
dan masing-masing coecum bercabang sampai ujung posterior
8. Testis sebanyak 2 buah dan bercabang-cabang kecil sehingga disebut Dendritic
Ovarium bercabang-cabang terletak dekat testis Kelenjar vitelaria bercabang-cabang
secara merata fi bagian lateral dan posterior
9. Uterus relatif pendek dan berkelok-kelok

 Ciri-ciri telur Fasciola hepatica :


1. Telur besar, berbentuk ocal dan beropeculum
2. Ukuran : panjang 130 -150 μm dan lebar 60 – 90 μm
3. Dinding satu lapis tipis Berwarna kuning kecoklatan

 Epidemiologi Fasciola hepatica


Fasciola hepatica mempunyai penyebaran di seluruh dunia (kosmopolit), terutama di daerah-
daerah pertenakan domba, kambing, dan sapi.

Anda mungkin juga menyukai