Anda di halaman 1dari 10

Artikel

“Internet Of Things(IOT)”

Dosen Mata Kuliah Ariatektur & Organisasi Komputer:

Ibu Rini Agustina, S.kom., M.Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Ariatektur & Organisasi Komputer

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Faustina Peni Lazar (180403020003)

Mohammad Rofiq Zain(18403020012)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PRODI SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS KANJURUHAN

MALANG

2019
Artikel Internet of Things (IoT)
Internet untuk Segala ( Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT)
merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan
seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di
dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja,
termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global
melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.
Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat
diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis
Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada
tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

“Hari ini komputer dan manusia, hampir sepenuhnya tergantung pada Internet
untuk segala informasi yang semua terdiri dari sekitar 50 petabyte (satu petabyte
adalah 1.024 terabyte) data yang tersedia pada Internet dan pertama kali
digagaskan dan diciptakan oleh manusia. Dari mulai mengetik, menekan tombol
rekam, mengambil gambar digital atau memindai kode bar.
Diagram konvensional dari Internet meninggalkan router menjadi bagian
terpenting dari semuanya. Masalahanya adalah orang memiliki waktu, perhatian
dan akurasi terbatas. Mereka semua berarti tidak sangat baik dalam menangkap
berbagai data tentang hal di dunia nyata. Dan itu adalah masalah besar.
Dari segi fisik dan begitu juga lingkungan kita. Gagasan dan informasi begitu
penting, tetapi banyak lagi hal yang penting. Namun teknologi informasi saat ini
sangat tergantung pada data yang berasal dari orang-orang sehingga komputer
kita tahu lebih banyak tentang semua ide dari hal-hal tersebut.
Jika kita memiliki komputer yang begitu banyak tahu tentang semua hal itu.
Menggunakan data yang berkumpul tanpa perlu bantuan dari kita. Kita dapat
melacak dan menghitung segala sesuatu dan sangat mengurangi pemborosan,
kerugian, dan biaya. Kita akan mengetahui kapan hal itu diperlukan untuk
mengganti, memperbaiki atau mengingat, dan apakah mereka menjadi terbarui
atau melewati yang terbaik disini sertan ya!.
Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah
dilakukan oleh Internet, bahkan mungkin lebih baik. (Ashton,2009)
Penelitian pada Internet of Things masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena
itu, tidak ada definisi standar dari Internet of Things. Terdapat juga berbagai
definisi yang dirumuskan oleh peneliti yang berbeda serta tercantum dalam
survei.”.
Satu contoh nyata yang dapat kita perhatikan produknya saat ini adalah Vendor
perangkat elektronik asal Italia , Candy, yaitu, mesin cuci interaktif Bianca
dan Watch & Touch oven 2. Fitur tersebut menggunakan teknologi Simply-Fi yang
dikombinasi dengan proximity technology yang dapat mengontrol perangkat dari
jarak jauh. Anda dapat mengatur perangkat mesin cuci dengan fitur Talking Bianca
untuk memilih program pencucian yang tepat, selain itu juga terdapat
layar touchscreen besar di pintu oven sehingga Anda dapat mengawasinya dengan
mudah. Beberapa furnitur smart home bahkan telah dibanderol dengan kisaran
harga tertentu di platform belanja online. Berikut ini adalah beberapa alat
elektronik yang sudah mulai dipasarkan; Washing machine Candy Bianca £ 349
(Rp. 6.645.065), Ring doorbell, alarm yang akan memberikan peringatan melalui
hp anda siapa pengunjung yang datang, $99,99 (Rp 1.395.671), Tado Smart
Thermostat, pengatur penghangat pintar £199 (3.786.840), Netatmo Welcome,
kamera keamanan indoor, £ 200 (3.808.060), Philips Hue, lampu pintar £ 60 (Rp
1.142.418), Google wifi review, router pemancar wifi £ 129 (2.456.199),
Google Home Mini, speaker pengendali musik dan suara £49 (932.975), dan
Amazon Echo Spot, jam alarm pintar, £ 120 ( Rp 2.280.000). Kemajuan Internet
of Things (IoT) lainnya adalah mobil tanpa kemudi (self-driving car) yang
dikendalikan melalui Wi-fi dan smartphone. Teknologi mobil pintar saat ini
setidaknya memiliki tiga domain utama: keselamatan & keamanan, irit bahan
bakar, dan infotainment & telematics. Funsi Global Positioning System (GPS)
memang diakui sebagai teknologi navigasi untuk kendaraan bermotor, namun
kelebihan dari fitur infotainment & telematics pada IoT Car adalah mampu
menerima sinyal dari beberapa sistem satelit (Glonass, Galileo, Beidou) untuk
mengumpulkan data dari berbagai sensor (akselerasi, kecepatan, sudut roda).
Aspek tersebut digunakan untuk meningkatkan waktu dan akurasi terhadap
navigasi mobil. Hal ini membuat waktu yang dulunya dihabiskan untuk mencari
lokasi parkir mobil dapat dihemat sekitar 50 menit tiap harinya. Itu berarti lebih
banyak waktu dialokasikan untuk bekerja, membaca, berbincang dengan keluarga,
atau hal lainnya dibanding harus berfrustasi karena kemacetan di jalan.
Di sisi lain setiap tahun 1,3 juta kematian terjadi disebabkan karena kecelakaan
lalu lintas. 90% jumlah kecelakaan ini disebabkan oleh human error, yang
seringkali disebabkan oleh stres, kelelahan, kesalahan mengemudi. Mobil pintar
akan mengambil alih hal ini dengan mengontrol dan mengoneksikan aplikasi dan
sensor yang memberi peringatan responsive terhadap perubahan kondisi jalan raya.
Dengan adanya fitur keselamatan & keamanan pada IoT Car yang dilengkapi
dengan sensor pintar dapat membantu mendeteksi lingkungan di sekitar mobil.
Terlebih lagi pada kestabilan pengendalian, sistem rem anti-lock, kantung udara,
penglihatan malam, sistem kamera dan sensor yang dikembangkan akan membuat
pendekatan terintegrasi kepada tingkat keamanan yang lebih tinggi. Banyaknya
fitur keunggulan yang ditawarkan tersebut membuat, Austrin Russell, CEO
dari Startup Luminar di Silicon Valey, memprediksi bahwa mobil pintar yang
terintegrasi dengan IoT akan berharga sekitar $300.000 sampai $400.000 atau
sekitar lima milyar rupiah, sungguh fantastis. Diluar dari kecanggihan tersebut, ada
hal menarik yang dapat kita simak ketika smart technology berfungsi di luar
kontrol. Salah satunya dapat kita temukan pada film Holywood action movie, The
Fate of Furious 8, dimana mobil pintar di jalan raya dapat dihack oleh seseorang di
belakang komputer.

Peluang Integrasi "Internet of Things" di Bidang Pendidikan :

Saat inovasi seperti IoT menjadi bagian kehidupan manusia. Tak ayal wacana ini
pun akan menjadi sebuah literasi. IoT sendiri menjadi bagian besar dari literasi
digital, kemungkinan integrasinya ke dalam pendidikan pun potensial. IoT dalam
pendidikan sendiri akan lebih kepada aplikasinya untuk menyokong pengajaran.
Sama serupa CMD atau Computer-Mediated Learning yang saat ini diaplikasikan
ke dalam kelas. IoT pun memiliki dinamika mendukung proses KBM. Lalu seperti
apa "bentuk" IoT nantinya ada di dalam kelas. IoT sendiri mengembangkan bentuk
fisik teknologi untuk kehidupan manusia. Benda-benda ini terkoneksi dengan
protokol wireless network sensor dalam satu infrastruktur yang rumit. Contoh
sederhananya saat ini adalah lampu LED di ruang tamu yang bisa kita kontrol
dengan HP kita. Atau sistem CCTV yang terkoneksi dengan gadget kita untuk rasa
aman yang lebih. Kembali, bentuk IoT apa yang bisa digunakan dalam kelas?
Rocha, et.al 2006 sendiri memperkenalkan VAC atau Virtual Academic
Communities. Ia menerapkan sistem dimana siswa berinteraksi dengan bentuk fisik
komponen komputer di lab, mereka uji dengan network, dan difasilitasi oleh guru.
Namun tentunya IoT sendiri akan datang dengan bentuk yang berbeda di tiap
subjek/kelas/ranah. Dan pastinya hal ini perlu pengembangan dan spesifikasi
targetnya sendiri. Saya sendiri membayangkan pengajaran bahasa Inggris dalam
konteks IoT akan lebih berwarna. Sederhanya, siswa akan berbicara dan
bekonsultasi dengan "robot". Guru sendiri akan menjadi admin dalam interaksi.
Saat ini pun "robot" itu bisa kita gunakan. Contohnya fitur voice search pada
Google/Siri/Cortana pada HP kita. Ucapkan kata saat Google/Siri/Cortana
dinyalakan dalam Bahasa Inggris. Jika pronunciation kita salah/kurang tepat maka
hasil pencarian kita akan amburadul. Fitur HP seperti di atas mungkin sangat
sederhana. Bagaimana jika IoT ini tidak sekedar voice recognition untuk English
pronunciation kita. Saat ini sudah ada face recognition, error spelling check, dll di
internet. Bisa jadi akan ada robot yang bisa menerjemahkan, mengkoreksi
ucapan/tulisan, atau bahkan "active conversation". Guru sebagai admin/manajer
dari kelas seperti memiliki beberapa tugas. Mengakumulasi learning analytic, yaitu
melihat kemajuan siswa dari interaksi belajar dengan IoT. Menjaga materi pada
bentuk synchronous (email/blog) dan asynchronous(chat/instant messaging). Dan
pada akhirnya, gurulah yang menilai dan mengevalasi kegiatan belajar-mengajar
dengan integrasi IoT. Pada intinya, peluang ini ada dan potensial untuk diterapkan.
Walau kendala infrastruktur, maintenance, security dan training untuk SDM-nya
tetap ada, apalagi di Indonesia. IoT akan menjadi bagian hidup, dan pendidikan, di
masa depan. Sebuah hal yang mungkin tidak bisa dihindari saat generasi milenial
akan lebih "akrab" dengan teknologi. Pendidik yang terlalu konservatif dan kuno
bisa jadi akan tetap ada. Namun akan lebih sulit mengenali teknologi yang ada
untuk mendukung pengajaran. IoT yang menjadi bagian literasi digital pun tak bisa
lagi dipungkiri. Saat kita lebih terobsesi dengan sosial media dan gadget.
Potensinya untuk mendukung pendidikan pun bukan tak mungkin. Walau paper-
and-chalkboard adalah fondasi pedagogis pendidik. Memahami, mengaplikasikan,
dan mengevaluasi teknologi dalam KBM pun menjadi peluang kemajuan. IoT pun
akan menjadi salah satu peluang guru untuk memandang teknologi menjadi bagian
pendidikan. Dan pada mindset kita, teknologi menjadi artefak kebudayaan generasi
milenial saat ini, (Referensi: owasp.org | Rocha et.al, 2006).

Internet of Things (IoT) untuk Meningkatkan Kualitas Akses Informasi:

Seiring perkembangan teknologi, bukan hanya smartphone atau komputer saja


yang bisa terkoneksi dengan internet. Namun, berbagai benda melalui pemasangan
perangkat keras bisa terkoneksi dengan internet. Dalam dunia Informasi Teknologi
(IT), konsep ini dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT). Untuk mengetahui
perkembangan IoT di Indonesia, Pusat Teknologi Elektronika
(PTE) BPPT menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema “Inovasi IoT
untuk Meningkatkan Kualitas Akses Informasi” di Gedung II BPPT, Jakarta,
Kamis (9/9/2016). Melalui Melalui FGD ini diharapkan dapat diketahui
perkembangan IoT dari sisi standar dan regulasi, implementasi dan tantangannya,
serta bagaimana merumuskan solusi dalam mengatasi keterbatasan askses
informasi di Indonesia. Achmad Wibisono, peneliti PTE-BPPT memaparkan,
menurut laporan yang dikeluarkan The International Telecommunication
Union(ITU)pada 2005, IoT merupakan ”ubiquitous network”, yang mencakup
semua jaringan dan perangkat-perangkat yang terhubung dalam jaringan.
“Ubiquitous computing dan network adalah saat kita sebagai manusia ingin
dilayani oleh banyak device/mesin atau sebaliknya mesin ingin melayani banyak
orang,” terangnya. Contohnya, ketika baju dilengkapi dengan sensor kesehatan,
maka alat itu bisa menginformasikan kondisi kesehatan seseorang dan terhubung
dengan mesin yang ada di rumah sakit. Di dunia olahraga, teknologi ini bisa
dipakaikan ke pemain, sehingga manager tim bisa tahu kebugaran pemain tersebut.
“Sepuluh tahun lagi, teknologi akan mengarah ke hal ini,” kata Achmad Wibisono.

BPPT telah melakukan kajian dan penerapan teknologi IoT dengan fokus
kajian Bluetooth Low Energy untuk Indoor Navigation System, yang merupakan
sistem untuk mengetahui lokasi suatu obyek atau manusia dengan menggunakan
gelombang radio, medan magnet, acoustics signal atau informasi lainnya dari
perangkat mobile. Indoor Navigation System bisa diaplikasikan untuk place
navigation, tracking monitor, maupun people monitoring. Menurut Achmad
Wibisono S.T., navigasi merupakan komponen yang harus dipenuhi untuk IoT.
Karena itu, seperti komputer, maka device juga harus dilengkapi Internet Protocol
(IP). Sebab, lokasi akan menjadikan satu komponen utama di saat penerapan IoT.
Indoor Navigation System ini bisa diterapkan di layanan publik dengan
konsep smart seperti di gedung perkantoran, bandara, stasiun, rumah sakit, pusat
perbelanjaan, tempat pertunjukan, dan lain-lain. “Di kantor pajak misalnya, orang
tidak perlu banyak bertanya, sudah dipandu harus kemana dan membawa berkas
apa. Di Rumah sakit, saat kita mau ketemu dokter, kita terpandu ke ruangan apa,”
tuturnya. Pada diskusi tersebut dipaparkan juga mengenai implementasi IoT untuk
alat kesehatan, salah satunya aplikasi Telemedicine. Menurut
WHO, telemedicine adalah pelayanan kesehatan dasar dan rujukan antara
fasyankes/tenaga kesehatan (pengampu dan diampu) yang dilaksanakan secara
jarak jauh melalui media teknologi telekomunikasi dan informasi. Tujuannya untuk
diagnostic, pengobatan dan pencegahan penyakit, maupun pelatihan dan
pendidikan tenaga kesehatan. Peneliti BPPT Dr. Yaya Suryana memaparkan,
melalui telemedicinediharapkan terjadi pemerataan akses layanan kesehatan
dengan mutu dan standar yang baik. Telemedice juga digunakan untuk mengatasi
kendala jarak dan waktu. “Tidak semua masyarakat Indonesia bisa mengakses
layanan kesehatan terutama di Daerah terpencil Perbatasan dan Kepulauan
(DTPK),” lanjutnya. Di Indonesia, implementasi telemedicine mengalami kendala
pada infrastruktur jaringan komunikasi di daerah terutama di DTPK, pemahaman
teknis telemedicine, serta ketersediaan tenaga medis yang berkualitas.
Tantangannya, belum semua RS Rujukan Regional siap menjadi pengampu
pelayanan, kurangnya awareness tenaga medis terhadap telemedicine serta aspek
legal dan standar keamanan system. Dan yang terpenting bagaimana membangun
kepercayaan masyarakat akan telemedicine. Menurut Aris Suwarjono B.Eng dari
BPPT, tantangan terbesar dalam implementasi IoT memang masalah keamanan.
Ada beberapa hal yang harus terpenuhi dalam keamanan satu sistem IoT, yaitu
masalah web base, authentifikasi, jaringan, keamanan personal,
penyedia cloud, mobile interface, keamanan perangkat, software, dan lain-lain.
Untuk mengatasi berbagai tantangan dan kendala penerapan IoT di Indonesia,
Rudy Hendarwin SH, MM, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
mengharapkan kontribusi dari peneliti, perekayasa, serta praktisi dalam perumusan
standar nasional dan internasional terkait IoT dan implementasinya.

Bagaimana IoT Berdampak pada Aplikasi Mobile Internet?:

Saat ini kita berada di dunia dimana aplikasi mobile mendominasi pasar. Bisa
dikatakan bahwa aplikasi mobile telah menciptakan fondasi untuk
bangkitnya internet things.mengembangkan aplikasi mobile bukan hanya pilihan
yang tepat bagi bisnis untuk mengikuti pesatnya persaingan, namun juga
memberikan kemudahan kepada orang orang dari semua lapisan masyarakat.
Mengembangkan aplikasi seluler sama dengan mengembangkan aplikasi web dan
berakar pada pengembangan perangkat lunak yang lebih tradisional. Meskipun
begitu, ada satu perbedaan penting dan aplikasi seluler sering kali ditulis secara
khusus untuk memanfaatkan fitur unik yang ditawarkan perangkat seluler. Di
lingkungan ini, perangkat mobile termasuk tablet,wearable dan tentu saja ponsel
pintar berfungsi sebagai antarmuka utama dimana kita bisa berinteraksi dengan
perangkat IoT yang berkemampuan. Perangkat mobile sudah diberdayakan dengan
sensor dan aplikasi yang bisa mengungkapkan detail informasi mengenai
pengguna. Selain informasi geo lokasi, ponsel pintar dan tablet dapat melacak
kondisi cahaya, orientasi perangkat dan banyak informasi lainnya. Perangkat
mobile hadir dengan banyak pilihan konektivitas, seperti Bluetooth, wifi, seluler,
dan NFC yang memungkinkan mereka berkomunikasi dengan sensor dan
perangkat lain. Ini adalah kualitas bawaan perangkat seluler yang menempatkan
mereka di inti ekosistem IoT. Teknologi terus memukau saat berkembang dengan
cepat. Saat ini ponsel pintar bisa berinteraksi dengan jam tangan cerdas sekaligus
band kebugaran untuk memudahkan dan meningkatkan pengalaman pengguna
lebih jauh lagi. IoT juga memungkinkan mengoperasikan system akses kantor dari
jarak jauh dan bahkan memungkinkan anda memantau pintu garasi dari mana saja.
Konektivitas mobile dan sensor built in memperkuat ekosistem IoT.

Manfaat Aplikasi Seluler:

 Aplikasi seluler menawarkan opsi yang jauh lebih cepat daripada web.
Penjelajahan web mengharuskan pengguna meluncurkan web browser,
memasukkan url dan menunggu situs web dimuat. Namun dalam aplikasi
seluler dibutuhkan beberapa detik sejak sebagian besar informasi tersimpan
di aplikasi itu sendiri sehingga memungkinkan untuk berfungsi secara
offline.
 Aplikasi meningkatkan keterlibatan pelanggan. Bisnis menggunakan
aplikasi untuk meningkatkan proses dan meningkatkan tingkat aksesbilitas.
Aplikasi seluler menghubungkan dan berinteraksi dengan pelanggan dan
menjadikannya alat yang berharga untuk bisnis.
 Aplikasi seluler memperkuat merek melalui peningkatan visibilitas. Sebuah
aplikasi memberikan lebih banyak kehadiran yang membantu membangun
loyalitas dengan pelanggan.
 Aplikasi menurunkan biaya. Aplikasi meminimalkan biaya pesan SMS dan
bulletin kertas. Mereka menyederhanakan komunikasi dengan aman dan
langsung mengirim pesan kepada pelanggan. Aplikasi meminimalkan beban
kerja staff melalui panggilan telepon dan permintaan informasi.

Sudah saatnya perusahaan pengembang aplikasi dan bisnis berkumpul untuk


membuat aplikasi seluler yang ramah dengan IoT. Aplikasi mobile bisa membantu
menciptakan mekanisme dimana informasi yang dikirimkan oleh objek melalui
sensor terintegrasi akan diterima oleh aplikasi secara real time. Aplikasi seluler
telah merevolusi lingkungan seluler dengan memperoleh lebih banyak kekuatan di
tangan pelanggan dan lebih banyak bisnis bagi pengusaha. Ada berbagai alasan
bagi bisnis untuk menerapkan aplikasi seluler, namun beberapa alasan umum
menunjukkan kepada kita relevansi logis pengembangan aplikasi seluler, sebagai
berikut :

 Dunia telah menjadi mobile. Konsumen menggunakan ponsel pintar mereka


untuk mencari hampir semua hal. Tidak seperti situs web, aplikasi seluler
berkembang sebagai penjelajahan intuitif dan alternative sehingga kehadiran
aplikasi seluler tidak dapat dihindari untuk pertumbuhan bisnis.
 Menjangkau pelanggan secara langsung dimungkinkan dengan aplikasi
seluler. Semua informasi, seperti promosi dan penjualan ada diujung jari
anda. Melalui notifikasi, anda bisa lebih dekat dan interaksi langsung dan
bisa mengingatkan pelanggan tentang layanan dan produk dengan mudah.
 Visibilitas pelanggan setiap saat. Anda pasti tahu bahwa rata rata orang
menghabiskan lebih dari dua jam untuk menjelajah aplikasi di aplikasi
seluler setiap hari. hanya beberapa aplikasi genggam yang memenuhi
sebagian besar keseluruhan penggunaan.
 Aplikasi seluler dapat sangat berkontribusi terhadap kesadaran akan merek.
Semakin sering anda melibatkan pelanggan dengan aplikasi, semakin cepat
mereka cenderung membeli.
 Dengan obsesi masyarakat terhadap media sosial yang berkembang,
mengintegrasikan fitur sosial, seperti suka, komentar, pesan dalam aplikasi
dan lebih banyak lagi aplikasi dapat membantu bisnis meningkatkan status
sosialnya.
 Penjualan dan layanan yang lebih baik. Aplikasi seluler mengubah cara
membeli dan menjual produk dan layanan. Dan juga telah mengubah cara
panda pelanggan dan menemukan cara untuk menganalisis produk sebelum
membeli.
 Aplikasi mobile memudahkan untuk mengumpulkan informasi tentang
preferensi pelanggan pada aplikasi. Informasi dapat digunakan untuk
menyampaikan konten hasil personalisasi yang relevan dengan konsumen
dan untuk membuat keputusan tentang cara meningkatkan aplikasi sesuai
dengan perilaku pelanggan.
 Aplikasi mobile sangat nyaman bagi pelanggan. Biasanya aplikasi dirancang
dengan fokus utama pada kegunaan. Aplikasi sebenarnya sebagian besar
dirancang untuk menawarkan kegunaan.
 Aksesbilitas. Aksesbilitas fleksibel aplikasi mobile adalah salah satu alasan
utama popularitasnya. Aplikasi seluler dapat diakses 24 jam dalam
seminggu di perangkat mana saja dimanapun di dunia ini.
 Pelanggan dapat tetap terlibat melalui aplikasi seluler melalui berbagai cara,
seperti perpesanan di dalam aplikasi yang dapat membuat perbedaan dalam
berkomunikasi dengan pelanggan.

Bila aplikasi seluler dan objek fisik interaktif disinkronkan dengan baik, IoT dapat
memberi nilai tambah bagi kita. Saat ini platform open source seperti Samsung dan
thread menawarkan alat yang berguna untuk mengembangkan aplikasi yang rama
dengan IoT yang berkontribusi pada ekosistem internet.

Tren hari ini akan terus berlanjut di hari hari yang akan datang meliputi :

 pengusaha wiraswasta dan usaha kecil menengah akan online untuk


meningkatkan penjualan. Alat pengembangan aplikasi dan komunitas
aplikasi yang hebat membuatnya terjangkau bagi uasaha kecil untuk mencari
kehadiran online dengan aplikasi web seluler yang efisien dan sederhana.
 keamanan adalah kunci. Jumlah besar mode pembayaran online membuat
keamanan menjadi tren yang relevan. SSL, enkripsi dan HTTPS yang
canggih memastikan bahwa e commerce tetap aman dan dapat dipercaya.
Komunitas pengembangan mengantisipasi pertumbuhan proyek perawatan
yang melibatkan penegakan privasi, keamanan penyimpanan dan
kerahasiaan informasi dan penerbangan yang aman.
 augmented reality dan smart apps. Aplikasi AR meemiliki beragam
kegunaan dan memastikan tampilan komposit melalui penyempurnaan
realitas pengguna dengan gambar virtual yang dihasilkan oleh komputer.
Keterlibatan pelanggan dan interaktivitas ditingkatkan sehingga
meningkatkan produktivitas penjualan dan brand bisnis.
 Penyebaran cepat untuk bisnis yang lebih besar. Proses bisnis bergantung
pada aplikasi mikro yang berbasis HTML, yang membantu operasi mono-
fungsional, sederhana dan tertarget. Aplikasi mobile enterprise multi fitur
telah efisien dalam kolaborasi dan manajemen proyek.
 Aplikasi mobile apple yang dikembangkan swift tekah menjadi mode baru
baru ini. Aplikasi asli memanfaatkan fitur pemograman lanjutan swift untuk
mengembangkan aplikasi berkinerja tinggi yang mengatasi persaingan ketat
dari javascript, perl dan objective c.
 Data dan data mining yang besar mengubah lanskap pengumpulan data dan
data analytics. Pakar informasi dan analis teknologi meramalkan bahwa
tahun ini merupakan tahun besar aplikasi mobile dan integrasi data yang
besar. Data jejaring sosial, sensor gerak dan arus pengguna memfasilitasi
penjelajahan penilaian kualitas dan keamanan yang inovatif untuk data besar
dalam konteks aplikasi seluler.
 Cloud dan internet. Aplikasi mobile yang powerful dengan interaksi
langsung cloud akan merevolusi lingkungan smartphone. Ponsel yang
membutuhkan lalu lintas berbasis aplikasi memori internal dan memori
ekksternal sedikit meningkat. Aturan UI/UX terikat untuk berubah dengan
integrasi perangkat cerdas, aplikasi instan dan penyimpanan cloud dengan
mudah.
 Pembayaran mobile yang inovatif. Pilihan pembayaran mobile baru untuk
mobile commerce dilepaskan melalui merek proprietary, seperti Microsoft,
apple, kartu kredit, Samsung, kartu debit, paypal diganti melalui Microsoft
wallets dan google dan apple pay dan Samsung pay juga.

Anda mungkin juga menyukai